Anda di halaman 1dari 6

PEMICU 3

Nama Pemicu : Kelompok Sehatkah Aku

Penyusun : Simson Damanik,drg.,M.Kes, Darmayanti Siregar, drg., M.KM

Rina adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran USU yang sedang melakukan penelitian di
Rumah Sakit Adam Malik mengenai”Hubungan antara kadar serumkolesterol dengan kejadian
sakit jantung(Myocard infarc/MCI) pada wanita”. Evaluasi dilaksanakan terhadap 600 wanita
dengan hyperkolesterolemia dan 600 wanita dengan kadar serum kolesterol yang normal.
Kelompok wanita ini diikuti selama 10 tahun. Selama studi ditemukan 60 wanita dari kelompok
yang hyperkolesterolemia menderita sakit jantung (MCI) dan 40 wanita juga menderita MCI dari
mereka yang tergolong kadar serumnya kolesterolnya normal.

Pertanyaan:

1. Apakah desain yang sesuai untuk penelitian di atas ? jelaskan alasannya.


2. Jelaskan secara skematis rancangan penelitian tersebut mencakup faktor resiko dan faktor
efeknya.
3. Jelaskan bagaimana anda menentukan besar sampel yang digunakan untuk penelitian ini.
4. Jelaskan tahapan kegiatan penelitian tersebut sesuai dengan desainnya.
5. Hitung sensitifitas dan spesifitas terhadap pemeriksaan kadar kolesterol pasien tersebut
berdasarkan hasil pemeriksaan skrining tes di bawah ini.

6. Berapakah resiko relatif MCI antar kelompok hyperkolesterolemia dibandingkan dengan


kelompok yang normal.
7. Berapa resiko atribut MCI antar kelompok hyperkolesterolemiadibandingkan dengan
kelompok yang normal.
8. Jelaskan keunggulan dan keterbatasan penelitian jenis ini.

Learning Issue:
- Jenis penelitian
- Penentuan masalah
- Kerangka konsep
- Penentuan hipotesis
- Ukuran asosiasi
- Jenis-jenis variable
- Besar sampel
- Skala pengukuran data

Jawaban:

1. Desain penelitian ini termasuk ke desain penelitian cohort. Pada penelitian cohort (cohort
study), peneliti menentukan satu kelompok yang terpapar faktor resiko (exposure group)
dan satu kelompok yang tidak terpapar (non exposure group) kemudian dilakukan follow
up terhadap kedua kelompok tersebut untuk membandingkan insiden penyakitnya. Lebih
lanjut, Gordis menyebutkan bahwa jika menghasilkan asosiasi positif antara risk factor
dan dengan effect maka kita dapat asumsikan bahwa proporsi kejadian penyakit (insiden
penyakit) lebih tinggi pada kelompok yang terpapar dbanadingkan dengan kelompok
yang tidak terpapar (Gordis,2009. Penelitian cohort termasuk dalam penelitian dengan
pendekatan yang diukur dari waktu atau bersifat longitudinal.

alasannya : Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan efek
atau penyakit antara kadar serum kolesterol dan kejadian sakit jantung pada wanita.
Selain itu penelitian dilakukan secara prospektif sesuai dengan urutan awal penelitian
dengan waktu timbulnya kejadian efek atau penyakit tersebut sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama misalnya 10 tahun.
Sumber : Sumber Swarjana I K. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. 2012.

2. Skema rancangan penelitian


Diamati secara( Efek
Outcome prospektif
)
Penelitian Dimulai
selama 10 tahun
90 wanita sakit
jantung (MCI)
600 wanita dengan
hyperkolesterolemia
510 wanita bukan
penderita sakit
jantung (MCI)
Subjek tanpa penyakit
jantung (MCI)
40 wanita sakit
jantung
600 wanita dengan kadar
serum kolesterol yang
normal 560 wanita bukan
penderita sakit
jantung (MCI)

Sumber: Carsel S. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan. 1st ed. Yogyakarta:
Penebar Media Pustaka, 2018.

3. Berdasarkan kasus:
1) Tujuan penelitiannya adalah Hubungan antara kadar serum kolesterol dengan kejadian sakit
jantung(Myocard infarc/MCI) pada wanita.
2) Rancangan penelitiannya adalah kohort studi maka pada rumus definisi P1 adalah estimasi
proporsi (insiden) penyakit yang diteliti pada kelompok terpajan dan P2 adalah estimasi
proporsi (insiden) penyakit yang diteliti pada kelompok tidak terpajan.
3) Pada penelitian ini terdapat hipotesis sehingga konsep perhitungan besar sampel itu sendiri
adalah menghitung jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk melakukan uji hipotesis.
Setelah melihat ketiga aspek tersebut, maka rumus untuk menentukan besar sampel pada
penelitian ini adalah menggunakan rumus “Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi”
Sumber:
- Putra WG. Bahan Ajar Pemilihan Rumus dan Perhitungan Besar Sampel. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
- Bahan Ajar “Ukuran Asosiasi” oleh Darmayanti, drg., M.KM

4. Tahapan kegiatan penelitian kohort:


- Identifikasi faktor risiko dan efek
- Menetapkan subjek penelitian (sampel dan populasi)
- Pengelompokan subjek faktor risiko positif dan faktor risiko negatif
- Memilih subjek yang akan dijadikan kelompok kontrol
- Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas yang ditentukan
- Mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
- Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif
dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok faktor risiko positif dan
kelompok kontrol

Sumber: Carsel S. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan. 1st ed. Yogyakarta:
Penebar Media Pustaka, 2018.

5. Hitung sensitifitas dan spesifitas terhadap pemeriksaan kadar kolesterol pasien tersebut
berdasarkan hasil pemeriksaan skrining tes di bawah ini.
Jawaban:

Diketahui: a=90 , b=510, c=40, d=560

a 90
Sensitifitas = = = = 69,23%
a+c 130

d 560 560
Spesifitas = = = = 52,34%
b+d 510+560 1070

Sumber: Bahan Ajar “Ukuran Asosiasi” oleh Darmayanti, drg., M.KM

6. Resiko relatif adalah rasio dari angka insidensi penyakit diantara mereka yang terpajan
suatu penyakit dibandingkan dengan angka (rate) mereka yang tidak terpajan penyakit
itu.
A 90
resiko MCI pada hyperkolesterolemia= = =0,15
A+ B 90+510
C 40
resiko MCI pada kolesterol normal= = =0,067
C+ D 40+560
Maka resiko relatif MCI antara hyperkolesterolemia dibandingkan kelompok normal :
A C 0,15
resiko relatif = : = =2,25
A + B C+ D 0,067
Kejadian sakit jantung (MCI) pada kelompok hyperkolesterolemia 2,25 kali lebih besar
dibandingkan kelompok dengan kadar kolesterol normal.
Sumber : Timmreck TC. Epidemiologi. Ed 2. Alih bahasa. Fauziah M et al. Jakarta: EGC,
2004: 134-8.

7. Resiko atribut adalah angka penyakit pada orang yang terpajan yang dapat secara
langsung dihubungkan dengan pajanan dari penyakit tersebut. Resiko atribut dihitung
dengan cara mengurangi angka insiden penyakit pada individu yang tidak terpajan dari
individu yang terpajan.
A C
resiko atribut ( AR )= − =0,15−0,067=0,083
A +B C + D

8. Keunggukan dan keterbatasan penelitian jenis ini.


Keunggulan penelitian cohort adalah sebagai berikut :
- Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan kelompok
kontrol) sejak awal penelitian.
- Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke waktu
yang lain.
- Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun faktor efek dari waktu
ke waktu.
Keterbatasan penelitian cohort adalah sebagai berikut :
- Memerlukan waktu yang cukup lama
- Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit
- Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis
hasil.
- Karena faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek (mungkin
penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.
Sumber : Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010:
46.

Anda mungkin juga menyukai