Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

ANALISIS BUTIR SOAL

Dosen Pengampu:
Dr. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si.
Ina Yuliana, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Heni Dwi Kurniawati [2113071037]

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGAJARA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul berjudul “Analisis Butir Soal”ini dapat
tersusun dengan selesai. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ida Bagus
Putu Mardana, M.Si. Dan Ibu Ina Yuliana, M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bidang studi Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan pikiran maupun materinya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Selain itu penulis juga berharap agar pembaca mendapatkan pengetahuan setelah membaca
makalah ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita bersama.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Singaraja, 29 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Butir Soal ..................................................... 3
2.2 Manfaat Butir Soal ........................................................................................... 4
2.3 Analisis Butir Soal Kualitatif dan Kuantitatif .................................................. 4
2.4 Analisis Kesukaran Soal dan Daya Pembeda .................................................. 9
2.5 Analisis Fungsi Distraktor .............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................... 13
BAB IV DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses sistematis, bersifat komprehensif
yang meliputi pengukuran, penilaian, analisis dan intrepretasi informasi atau data untuk
menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu program pendidikan,
pengajaran, ataupun pelatihan yang dilaksanakan. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi pembelajaran adalah dengan melakukan ujian atau
tes. Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintahm dan petunjuk yang
ditujukan kepada siswa untuk mendapatkan respon sesuai dengan intruksi guru. Tes
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran yang telah dicapai peserta didik,
oleh karena itu, seorang guru harus dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
merencakan, menyusun dan membuat alat penilaian. Namun, setelah membuat dan
memberikan tes kepada peserta didik jarang ada guru yang melakukan evaluasi terhadap
penilaian ataupun butir-butir soal tes tersebut.
Kebanyakan guru hanya terfokus untuk mengevaluasi peserta diidknya tanpa
mengidenitifikasi tingkat kesukaran, daya pembeda, dan fungsi distraktor pada soal-soal
tersebut. Identifikasi terhadap setiap butir soal dilakukan dengan harapan akan
menghasilkan berbagai informasi penting yakni kompetensi siswa selama proses
pembelajaran yang digunakan untuk melakukan perbaikan, pembenahan dan
penyempurnaan kembali terhadap butir-butir soal yang telah dibuat dan diujikan
sehingga pada masa yang akan datang tes hasil belajar yang disusun oleh guru memiliki
kualitas yang tinggi.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Soal yang
terlalu mudah tidak mendorong siswa untuk menyelesaikannya dan menganggap soal
tersebut tidak terlalu penting. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semngat untuk mencoba lagi, karena
diluar jangkauannya. Misalnya, guru A memberikan ulangan dengan soal yang mudah,
sedangkan guru B memberikan ulangan dengan soal yang sulit. Dengan kasus seperti ini,
siswa akan belajar dengan giat jika menghadapi ulangan dari guru B, tetapi siswa tidak
mau belajar giat bahkan mungkin tidak mau belajar sama sekali saat ulangan guru A.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah adalah sebagai berikut:
1) Apa definisi dan tujuan dari analisis butir soal?
2) Apa manfaat analisis butir soal?
3) Bagaimana analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif?
4) Apa defisini dari kesukaran soal dan daya pembeda?
5) Apakah fungsi distraktor?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui dan memahami definisi dari analisis butir soal dan tujuannya.
2) Mengetahui dan memahami manfaat analisis butir soal.
3) Mengetahui dan memahami analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif.
4) Mengetahui dan memahami definisi kesukaran soal dan daya pembeda.
5) Mengetahui dan memahami fungsi distraktor.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini terhadap penulis ataupun pembaca adalah sebagai
berikut:
1) Bagi Pembaca
Bagi pembaca diharapkan makalah yang telah di tulis mampu menambah wawasan
mengenai definisi dan tujuan dari analisis butir soal, manfaat analisis butir soal,
analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif. Selain itu pembaca juga diharapkan dapat
menambah wawasannya mengenai kesukaran soal, daya pembeda dan fungsi
distraktor pada analisis butir soal.
2) Bagi Penulis
Setelah menyusun makalah ini, penulis diharapkan mampu untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan materi mengenai definisi dan tujuan dari analisis butir
soal, manfaat analisis butir soal, analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif. Selain itu
penulis juga diharapkan mampu menjelaskan mengenai kesukaran soal, daya
pembeda dan fungsi distraktor pada analisis butir soal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Butir Soal


Perencanaan dalam pengujian sangat penting karena tes baru akan berarti bila terdiri
dari butir-butir soal yang menguji tujuan yang penting dan mewakili ranah pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan secara representatif. Analisis butir soal (item analysis)
merupakan suatu kegiatan dalam menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal suatu tes.
Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tes yaitu: pengambilan
sampel dan pemilihan butir soal, tipe tes yang akan digunakan, aspek yang akan diuji,
format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi tingkat kesukaran butir soal.
Informasi yang diperoleh dari kegiatan analisis butir soal dapat digunakan untuk
memperbaiki butir soal yang sudah dibuat. Butir soal obyektif dapat dianalisis secara
lebih akurat dan bertanggung jawab sehingga dapat diketahui kelemahannya secara tepat.
Butir soal tes obyektif dapat digunakan berulang-ulang, asalkan tidak dalam perangkat
tes yang sama. Oleh karena itu ada manfaat atau kegunaan analisis butir soal, kemudian
direvisi sehingga butir soal yang kurang baik konstruksinya dapat diperbaiki. Akhirnya
akan diperoleh butir soal yang telah teruji dan secara akurat mengukur hasil belajar yang
ingin diukur.
Menurut (Asmawi Zainul, 1997), ada beberapa alasan mengapa diperlukan analisis
butir soal. Alasan tersebut antara lain:
a) Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes, sehingga dapat dilakukan
seleksi dan revisi butir soal.
b) Untuk menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal secara lengkap,
sehingga akan lebih memudahkan bagi pembuat soal dalam menyusun perangkat
soal yang akan memenuhi kebutuhan ujian dalam bidang dan tingkat tertentu.
c) Untuk segera dapat mengetahui masalah yang terkandung dalam butir soal, seperti:
kemenduaan butir soal, kesalahan meletakkan kunci jawaban, soal yang terlalu
sukar dan terlalu mudah, atau soal yang mempunyai daya beda rendah. Masalah ini
bila diketahui dengan segera akan memungkinkan bagi pembuat soal untuk
mengambil keputusan apakah butir soal yang bermasalah itu akan digugurkan atau
direvisi guna menentukan nilai peserta didik.
d) Untuk dijadikan alat guna menilai butir soal yang akan disimpan dalam kumpulan
soal.

3
e) Untuk memperoleh informasi tentang butir soal sehingga memungkinkan untuk
menyusun beberapa perangkat soal yang paralel. Penyusunan perangkat seperti ini
sangat bermanfaat bila akan melakukan ujian ulang atau mengukur kemampuan
beberapa kelompok peserta tes dalam waktu yang berbeda.
Analisis butir soal merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan guru dalam
menyusun soal agar diperoleh soal dengan kualitas baik. Melalui kegiatan analisis butir
soal dapat mengkaji dan mengidentifikasi kualitas soal sebagai instrumen penilaian
pembelajaran, dan dengan kegiatan tersebut dapat digunaka untuk memperbaiki butir soal
yang sudah disusun. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi
setepat-tepatnya tentang penguasan materi peserta didik. Berikut ini adalah beberapa
tujuan dari kegiatan analisis butir soal antara lain:
a. Meningkatkan kualitas butir tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif
(tidak valid).
b. Mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu,
c. Mengetahui informasi diagnostik pada peserta didik tentang pemahaman materi yang
diajarkan.

2.2 Manfaat Analisis Butir Soal


Menganalisis butir soal tentunya memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaat dari
dilakukannya analisis butir soal adalah sebagai berikut:
a. Membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang digunakan.
b. Sesuai untuk penyusunan tes informal, seperti tes yang disiapkan guru untuk peserta
didik.
c. Mendukung penulisan soal yang efektif dan berkualitas.
d. Meningkatkan validitas dan reliabilitas soal sehingga tercipta soal yang berkualitas.

2.3 Analisis Butir Soal Kualitatif dan Kuantitatif


Dalam menganalisis butir soal, terdapat dua teknik. Yaitu teknik kualitatif dan teknik
kuantitatif.
A. Teknik Analisis Secara Kualitatif
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara
kualitatif, diantaranya yaitu:
 Teknik moderator
Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat
4
satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal
didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru yang
mengajarkan materi, ahli materi, penyusun atau pengembang kurikulum, ahli
penilaian, ahli bahasa, berlatar belakang psikologi. Teknik ini sangat baik
karena setiap butir soal dilihat secara bersamasama berdasarkan kaidah
penulisannya. Di samping itu, para penelaah dipersilakan mengomentari
berdasarkan kompetensinya masing-masing. Setiap komentar atau masukan
dari peserta diskusi dicatat. Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-
sama, perbaikannya seperti apa. Namun, kelemahan teknik ini memiliki
kelemahan karena memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu
butir soal.
 Teknik Panel
Teknik panel yakni suatu teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah
penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya materi, konstruksi, bahasa atau
budaya, kebenaran kunci jawaban atau pedoman penskoran. Caranya beberapa
penelaah diberikan butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan
pedoman penilaian atau penelaahan. Pada tahap awal, semua orang yang terlibat
dalam kegiatan penelaahan disamakan persepsinya, kemudian mereka berkerja
sendiri-sendiri di tempat berbeda. Para penelaah dipersilakan memperbaiki
langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai
pada setiap butir soal dengan kriteria: soal baik, perlu diperbaiki, atau diganti.
Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan. Aspek
yang diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal
ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban atau
pedoman penskorannya. Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif,
penggunaan format penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah
prosedur pelaksanaannya.
Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir
soal. Format penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal:
uraian, pilihan ganda, tes perbuatan dan instrumen non-tes. Berikut disajikan
keempat format penelaahan butir soal.
I. Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
5
Penelaah :
Nomor soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 …
A Materi
1 Soal sesuai dengan indikator (menurut tes
tertulis untuk bentuk uraian)
2 Balasan pertayaan dan jawaban yang
diharapkan sudah sesuai
3 Materi yang ditanyakan sesuai dengan
kompetensi (urgensi, relevansi, komunitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi)
4 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan
jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
B Kontruksi
1 Menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban uraian
2 Ada petunjuk yang jelas tentang cara
mengerjakan soal
3 Ada pedoman penskorannya
4 Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
C Bahasa/Budaya
1 Rumusan kalimat komunikatif
2 Butir soal menggunakan bahasa indonesia
yang baku
3 Tidak menggunakan kata/ungkapan yang
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
4 Tidak menggunakan bahasa yang belaku
setempat/tabu
keterangan: berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

6
II. Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
Penelaah :
Nomor soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 …
A Materi
Soal sesuai dengan indikator (menurut tes
1
tertulis untuk bentuk pilihan ganda)
Materi yang ditanyakan sesuai dengan
2 kompetensi (urgensi, relevansi, komunitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi)
3 Pilihan jawaban homogen dan logis
4 Hanya ada satu jawaban
B Kontruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas
1
dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
2
merupakan pernyataan yang diperlukan saja
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
3
jawaban
Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat
4
negatif ganda
Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
5
dari segi materi
Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
6
sejenisnya jelas dan berfungsi
7 Panjang pilihan jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan
8 pernyataan “semua jawaban diatas
salah/benar” dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angkat/waktu
9
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya

7
angka atau kronologisnya
10 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal
sebelumnya
C Bahasa/Budaya
1 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia
2 Menggunakan bahasa yang komunikatif
3 Tidak menggunakan bahasa yang belaku
setempat/tabu
4 Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
keterangan: berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

B. Teknik Analisis Secara Kuantitatif


Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada
data empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Dalam teknik
analisis secara kuantitatif terdapat pendekatan secara klasik dimana, analisis butir
soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban
peserta didik tes guna meningkatkan mutu utir soal yang bersangkutan dengan
menggunakan teori tes klasik. Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah
murah, sederhana, familiar, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat
menggunakan komputer, dan dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik
atau sampel kecil, Analisis jenis butir ini yang lazim digunakan dalam praktik di
lapangan, terutama oleh guru disekolah.
Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu:
- Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi dari jawaban peserta didik tes guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Aspek yang perlu
diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal
ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran
pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau fungsi pengecoh pada setiap
pilihan jawaban, reliabilitas dan validitas soal.

8
- Analisis butir secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan
menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori
ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk
menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu scal dengan kemampuan
siswa. Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT), atau characteristics curve
theory (ICC).

2.4 Analisis Kesukaran Soal dan Daya Pembeda


A. Kesukaran Soal (Difficulty Level)
Menurut Anastasi dan Susan Urbina (2007:128), tingkat kesukaran soal
berkaitan dengan persentase peserta yang menjawab soal dengan benar. Semakin
mudah butir soal, makin besarlah persentasenya. Jika tingkat kesukaran 70 %
(p=0,70), soal tersebut dianggap lebih mudah dibandingkan jika tingkat kesukaran
soalnya 15 % (p=0,15) yang paling baik adalah soal yang mempunyai tingkat
kesukaran 0,50.
Nana Sujana (2002:135) mengatakan bahwa terdapat tingkat kesukaran mudah,
sedang dan sukar. Tingkat kesukaran yang baik adalah 0,25 sampai 0,75. Soal yang
mempunyai tingkat kesukaran di bawah 0,25 berarti soal itu sukar, sebaliknya soal
yang mempunyai tingkat kesukaran di atas 0,75 adalah soal itu terlalu mudah.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, tingkat kesulitan soal adalah
seberapa mudah dan seberapa sulitnya suatu soal bagi siswa. Tingkat kesukaran soal
adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu
yang biasanya dinyatakan dalam bentuk presentase. Tingkat kesukaran dinyatakan
dengan persentase siswa yang menjawab soal dengan benar. Makin besar persentase
siswa yang menjawab soal dengan benar, makin mudah soal itu. Sebaliknya makin
kecil persentase siswa yang menjawab soal dengan benar, makin sukar soal itu.
Dengan demikian soal yang dijawab benar oleh 85 % siswa, dinyatakan mempunyai
tingkat kesukaran 0,85, tentunya soal ini lebih mudah dari soal yang mempunyai
tingkat kesukaran 20 % (0,20).
Tingkat Kesukaran (TK) =
jumlah siswa yang menjawab benar butir soal
jumlah siswa yang mengikuti tes

9
atau dapat menggunakan rumus:
B
P=
N
keterangan:
P = proporsi (indeks kesukaran)
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes

Tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya
untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki
tingkat kesukaran tinggi atau sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya
digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah atau mudah. Tingkat
kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan
bagi pengujian dan pengajaran.
a. Kegunaannya bagi guru adalah:
- Sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi
masukan kepada siswa tentang hasil belajar mereka.
- Memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai
terhadap butir soal yang bias.
b. Adapun kegunaannya bagi pengujian dan pengajaran adalah:
- Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
- Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah.
- Memberi masukan kepada siswa.
- Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias.
- Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
B. Daya Pembeda (Discrimination Power)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum
menguasai materi yang diujikan. Daya pembeda butir soal memiliki manfaat berikut.
Pertama untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.
Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal
itu baik, direvisi atau ditolak.

10
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan kelompok
peserta tes berkemampuan tinggi dan kelompok peserta tes yang berkemampuan
rendah. Nilai daya pembeda dinyatakan melalui indeks daya pembeda. Makin tinggi
atau makin besar indeks daya pembeda soal, makin besar soal tersebut dapat
membedakan antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Jika siswa kelompok
tinggi dapat menjawab soal dengan benar lebih besar dari siswa kelompok rendah
maka indeks daya pembeda positif. Jika siswa kelompok tinggi dan rendah sama-
sama dapat menjawab soal dengan benar maka soal tersebut mempunyai daya
pembeda nol. Jika siswa kelompok rendah dapat menjwab soal dengan benar lebih
besar dari kelompok tinggi maka soal tersebut mempunyai daya pembeda negatif.
Soal yang mempunyai indeks daya pembeda negatif dan nol, dibuang karena soal
tersebut tidak dapat membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan
rendah.
Kedua, untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing soal dapat mendeteksi
atau membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum
memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu soal tidak dapat membedakan
kedua kemampuan siswa itu maka butir soal itu dapat dicurigai kemungkinannya:
- Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
- Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar.
- Kompetensi yang diukur tidak jelas.
- Pengecoh tidak berfungsi.
- Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang menebak.
- Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang
salah informasi dalam butir soalnya.

2.5 Analisis Fungsi Pengecoh (Distracter Function)


Pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple choice item tersebut untuk
setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan
beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau
alternatif. Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah,
dan dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu,
salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan
sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa
dikenal dengan istilah distractor (pengecoh).

11
Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peserta yang tidak
memiliki kunci jawaban (option) pada bentuk soal pilihan ganda. Untuk soal pilihan
ganda, alternatif jawaban menurut kaidah harus homogen dan logis sehingga setiap
pilihan jawaban (opition) dapat berfungsi atau ada yang memilih. Setiap pengecoh
dapat dikatakan berfungsi apabila ada yang memilih. Setiap pengecoh dapat dikatakan
berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5% dari jumlah peserta untuk
menghitungnya dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu: menganalisis
pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban
item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan
jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada
setiap butir item. Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan
alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee.
Dengan kata lain, testee menyatakan blangko. Pernyataan blangko ini sering dikenal
dengan istilah omit dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Sebagai tindak lanjut atas
hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang,
sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau
diganti dengan distraktor yang lain.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis butir soal (item analysis) merupakan suatu kegiatan dalam menentukan
tingkat kebaikan butir-butir soal suatu tes. Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan tes yaitu: pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, tipe tes yang
akan digunakan, aspek yang akan diuji, format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi
tingkat kesukaran butir soal. Informasi yang diperoleh dari kegiatan analisis butir soal
dapat digunakan untuk memperbaiki butir soal yang sudah dibuat. Butir soal obyektif
dapat dianalisis secara lebih akurat dan bertanggung jawab sehingga dapat diketahui
kelemahannya secara tepat.
Analisis butir soal tentunya memiliki tujuan dan manfaat, adapun tujuan dari
analisis butir soal yaitu terdapat 3 tujuan dan manfaatnya terdapat 4 manfaat analisis butir
soal. Analisis butir soal terbagi menjadi 2 bagian yaitu analisis butir soal kualitatif
(Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan. Aspek yang
diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi
materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban atau pedoman penskorannya,
sedangkan analisis butir soal kuantitatif (Penelaahan soal secara kuantitatif adalah
penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik).
Tingkat kesulitan soal adalah seberapa mudah dan seberapa sulitnya suatu soal bagi
siswa. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk presentase. Daya
pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan kelompok peserta tes
berkemampuan tinggi dan kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Nilai daya
pembeda dinyatakan melalui indeks daya pembeda. Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar peserta yang tidak memiliki kunci jawaban (option) pada
bentuk soal pilihan ganda.

3.2 Saran
Kami menyadari dalam menulis makalah ini banyak terjadi kesalahan yang harus
diperbaiki baik dalam penulisan maupun penyampaian yang masih jauh dari kata
sempurna. Tentunya kami mengharapkan kritik dan saran dalam makalah ini agar dapat
lebih baik kedepannya sehingga bermanfaat untuk kita semua.

13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Pusat Antar Universitas,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Dan kebudayaan.

Anastasi, Anne dan Susan Urbina. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Prenhallindo.

Hanifah Nani. 2014. Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal dan

Realiabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa dan Pilihan Ganda Asosiasi Mata Pelajaran

Ekonomi. Jakarta.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Jakarta;

Graha Ilmu.

Sujana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar.2002. Bandung: Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai