Makalah Asesmen (Kelompok 10)
Makalah Asesmen (Kelompok 10)
Dosen Pengampu:
Dr. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si.
Ina Yuliana, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Heni Dwi Kurniawati [2113071037]
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul berjudul “Analisis Butir Soal”ini dapat
tersusun dengan selesai. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ida Bagus
Putu Mardana, M.Si. Dan Ibu Ina Yuliana, M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bidang studi Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan pikiran maupun materinya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Selain itu penulis juga berharap agar pembaca mendapatkan pengetahuan setelah membaca
makalah ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita bersama.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah adalah sebagai berikut:
1) Apa definisi dan tujuan dari analisis butir soal?
2) Apa manfaat analisis butir soal?
3) Bagaimana analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif?
4) Apa defisini dari kesukaran soal dan daya pembeda?
5) Apakah fungsi distraktor?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui dan memahami definisi dari analisis butir soal dan tujuannya.
2) Mengetahui dan memahami manfaat analisis butir soal.
3) Mengetahui dan memahami analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif.
4) Mengetahui dan memahami definisi kesukaran soal dan daya pembeda.
5) Mengetahui dan memahami fungsi distraktor.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini terhadap penulis ataupun pembaca adalah sebagai
berikut:
1) Bagi Pembaca
Bagi pembaca diharapkan makalah yang telah di tulis mampu menambah wawasan
mengenai definisi dan tujuan dari analisis butir soal, manfaat analisis butir soal,
analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif. Selain itu pembaca juga diharapkan dapat
menambah wawasannya mengenai kesukaran soal, daya pembeda dan fungsi
distraktor pada analisis butir soal.
2) Bagi Penulis
Setelah menyusun makalah ini, penulis diharapkan mampu untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan materi mengenai definisi dan tujuan dari analisis butir
soal, manfaat analisis butir soal, analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif. Selain itu
penulis juga diharapkan mampu menjelaskan mengenai kesukaran soal, daya
pembeda dan fungsi distraktor pada analisis butir soal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
e) Untuk memperoleh informasi tentang butir soal sehingga memungkinkan untuk
menyusun beberapa perangkat soal yang paralel. Penyusunan perangkat seperti ini
sangat bermanfaat bila akan melakukan ujian ulang atau mengukur kemampuan
beberapa kelompok peserta tes dalam waktu yang berbeda.
Analisis butir soal merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan guru dalam
menyusun soal agar diperoleh soal dengan kualitas baik. Melalui kegiatan analisis butir
soal dapat mengkaji dan mengidentifikasi kualitas soal sebagai instrumen penilaian
pembelajaran, dan dengan kegiatan tersebut dapat digunaka untuk memperbaiki butir soal
yang sudah disusun. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi
setepat-tepatnya tentang penguasan materi peserta didik. Berikut ini adalah beberapa
tujuan dari kegiatan analisis butir soal antara lain:
a. Meningkatkan kualitas butir tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif
(tidak valid).
b. Mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu,
c. Mengetahui informasi diagnostik pada peserta didik tentang pemahaman materi yang
diajarkan.
6
II. Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
Penelaah :
Nomor soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 …
A Materi
Soal sesuai dengan indikator (menurut tes
1
tertulis untuk bentuk pilihan ganda)
Materi yang ditanyakan sesuai dengan
2 kompetensi (urgensi, relevansi, komunitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi)
3 Pilihan jawaban homogen dan logis
4 Hanya ada satu jawaban
B Kontruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas
1
dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
2
merupakan pernyataan yang diperlukan saja
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
3
jawaban
Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat
4
negatif ganda
Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
5
dari segi materi
Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
6
sejenisnya jelas dan berfungsi
7 Panjang pilihan jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan
8 pernyataan “semua jawaban diatas
salah/benar” dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angkat/waktu
9
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
7
angka atau kronologisnya
10 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal
sebelumnya
C Bahasa/Budaya
1 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia
2 Menggunakan bahasa yang komunikatif
3 Tidak menggunakan bahasa yang belaku
setempat/tabu
4 Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
keterangan: berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!
8
- Analisis butir secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan
menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori
ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk
menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu scal dengan kemampuan
siswa. Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT), atau characteristics curve
theory (ICC).
9
atau dapat menggunakan rumus:
B
P=
N
keterangan:
P = proporsi (indeks kesukaran)
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes
Tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya
untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat
kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki
tingkat kesukaran tinggi atau sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya
digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah atau mudah. Tingkat
kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan
bagi pengujian dan pengajaran.
a. Kegunaannya bagi guru adalah:
- Sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi
masukan kepada siswa tentang hasil belajar mereka.
- Memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai
terhadap butir soal yang bias.
b. Adapun kegunaannya bagi pengujian dan pengajaran adalah:
- Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
- Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah.
- Memberi masukan kepada siswa.
- Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias.
- Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
B. Daya Pembeda (Discrimination Power)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum
menguasai materi yang diujikan. Daya pembeda butir soal memiliki manfaat berikut.
Pertama untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.
Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal
itu baik, direvisi atau ditolak.
10
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan kelompok
peserta tes berkemampuan tinggi dan kelompok peserta tes yang berkemampuan
rendah. Nilai daya pembeda dinyatakan melalui indeks daya pembeda. Makin tinggi
atau makin besar indeks daya pembeda soal, makin besar soal tersebut dapat
membedakan antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Jika siswa kelompok
tinggi dapat menjawab soal dengan benar lebih besar dari siswa kelompok rendah
maka indeks daya pembeda positif. Jika siswa kelompok tinggi dan rendah sama-
sama dapat menjawab soal dengan benar maka soal tersebut mempunyai daya
pembeda nol. Jika siswa kelompok rendah dapat menjwab soal dengan benar lebih
besar dari kelompok tinggi maka soal tersebut mempunyai daya pembeda negatif.
Soal yang mempunyai indeks daya pembeda negatif dan nol, dibuang karena soal
tersebut tidak dapat membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan
rendah.
Kedua, untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing soal dapat mendeteksi
atau membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum
memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu soal tidak dapat membedakan
kedua kemampuan siswa itu maka butir soal itu dapat dicurigai kemungkinannya:
- Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
- Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar.
- Kompetensi yang diukur tidak jelas.
- Pengecoh tidak berfungsi.
- Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang menebak.
- Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang
salah informasi dalam butir soalnya.
11
Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peserta yang tidak
memiliki kunci jawaban (option) pada bentuk soal pilihan ganda. Untuk soal pilihan
ganda, alternatif jawaban menurut kaidah harus homogen dan logis sehingga setiap
pilihan jawaban (opition) dapat berfungsi atau ada yang memilih. Setiap pengecoh
dapat dikatakan berfungsi apabila ada yang memilih. Setiap pengecoh dapat dikatakan
berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5% dari jumlah peserta untuk
menghitungnya dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu: menganalisis
pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban
item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan
jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada
setiap butir item. Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan
alternatif yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee.
Dengan kata lain, testee menyatakan blangko. Pernyataan blangko ini sering dikenal
dengan istilah omit dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Sebagai tindak lanjut atas
hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang,
sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau
diganti dengan distraktor yang lain.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis butir soal (item analysis) merupakan suatu kegiatan dalam menentukan
tingkat kebaikan butir-butir soal suatu tes. Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan tes yaitu: pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, tipe tes yang
akan digunakan, aspek yang akan diuji, format butir soal, jumlah butir soal dan distribusi
tingkat kesukaran butir soal. Informasi yang diperoleh dari kegiatan analisis butir soal
dapat digunakan untuk memperbaiki butir soal yang sudah dibuat. Butir soal obyektif
dapat dianalisis secara lebih akurat dan bertanggung jawab sehingga dapat diketahui
kelemahannya secara tepat.
Analisis butir soal tentunya memiliki tujuan dan manfaat, adapun tujuan dari
analisis butir soal yaitu terdapat 3 tujuan dan manfaatnya terdapat 4 manfaat analisis butir
soal. Analisis butir soal terbagi menjadi 2 bagian yaitu analisis butir soal kualitatif
(Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan. Aspek yang
diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi
materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban atau pedoman penskorannya,
sedangkan analisis butir soal kuantitatif (Penelaahan soal secara kuantitatif adalah
penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik).
Tingkat kesulitan soal adalah seberapa mudah dan seberapa sulitnya suatu soal bagi
siswa. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk presentase. Daya
pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan kelompok peserta tes
berkemampuan tinggi dan kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Nilai daya
pembeda dinyatakan melalui indeks daya pembeda. Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar peserta yang tidak memiliki kunci jawaban (option) pada
bentuk soal pilihan ganda.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam menulis makalah ini banyak terjadi kesalahan yang harus
diperbaiki baik dalam penulisan maupun penyampaian yang masih jauh dari kata
sempurna. Tentunya kami mengharapkan kritik dan saran dalam makalah ini agar dapat
lebih baik kedepannya sehingga bermanfaat untuk kita semua.
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Pusat Antar Universitas,
Anastasi, Anne dan Susan Urbina. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Prenhallindo.
Hanifah Nani. 2014. Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal dan
Realiabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa dan Pilihan Ganda Asosiasi Mata Pelajaran
Ekonomi. Jakarta.
Graha Ilmu.
14