Disusun oleh
Abdul Aziz Muji
04416020001
2020/2021
A.Definisi
Hematochezia adalah bab berdarah yang menyebabkan tinja menjadi berwarna merah
terang akibat darah. Perdarahan dari anus dengan warna merah segar dinamakan
hematochezia. Bab darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah
berwarna merah terang dari anus dapat berupa gumpalan atau telah bercampur dengan tinja
(Agustin, putri sella. 2019)
Hematochezia adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. Hematochezia adalah feses
yang berwarna hitam dan berbau busuk karena bercampur produk darah dari saluran cerna.
Perdarahan dari anus dengan warna merah segar dinamakan hematochezia penyebab dari
hematochezia ini adalah berasal dari saluran cerna bagian bawah. Nama penyakit yang
mendasarinya adalah hemoroid (wasir), infeksi kuman seperti amuba, tifus, disentri yang
berat, kanker usus besar, radang usus besar menahun oleh sebab penyakit autoimun
(inflammatory bowel disease) bab darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan
keluarnya darah berwarna merah terang dari anus dapat berbentuk gumpalan atau telah
bercampur dengan tinja sebagai bab darah berasal dari luka usus besar, rektum, atau anus.
Warna darah pada tinja tergantung dari lokasi perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber
perdarahan dengan anus, semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan
dianus, rektum dan kolon sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan
perdarahan dikolon transversa dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang berwarna merah
gelap atau merah tua(SULISTYOWATI, Sulistyowati,2019)
B.Etiologi
Penyebab dari hematochezia ini adalah berasal dari saluran cerna bagian bawah. Nama
penyakit yang mendasarinya adalah hemoroid (wasir), infeksi kuman seperti amuba, tifus,
disertai yang berat, kanker usus besar, radang usus besar menahun oleh penyakit autoimun
(inflammatory bowel disease).
Upper GI saluran (biasanya kotoran hitam)
- Perdarahan lambung atau ulkus duodenum
- Gastritis
- Varises esophageal
- Mallory weiss air mata (air mata di kerongkongan dari muntah kekerasan)
- Trauma atau asing tubuh
- Usus iskemia (kurangnya aliran darah yang tepat ke usus)
- Vascular malformasi
GI rendah saluran (biasanya merah atau bangku merah, berdarah) :
- Wasir
- Anal fissures
- Divertikular pendarahan
- Infeksi usus (seperti enterokolitis bakteri)
- Vascular malformasi
- Radang usus
- Tumor
- Colon polip atau kanker usus besar
- Trauma atau asing tubuh
- Usus iskemia (Kurangnya aliran darah yang tepat ke usus)
(SULISTYOWATI, sulistyowati. 2019)
C. Manifestasi Klinis
- Syok (denyut jantung, suhu tubuh)
- Penyakit hati kronis (Sirosis hepatis)
- Demam ringan 38-39ºC
- Nyeri di perut
- Hiperperistaltik
- Penurunan hb dan hmt yang terlihat setelah beberapa jam
- Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena pemecahan protein darah
-bakteri usus
D. Pathaway
F. Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium (pemeriksaan darah)
Hitung darah lengkap : penurunan hb,hmt, peningkatan leukosit
Elektrolit : penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa serum dan laktat
b. Radiologi
Barrium foloow through
Barrium enema
c. Colonoscopy
pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon
G. Penatalaksanaan Medis
a. pengaturan diet
Bila terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan tinggi serat
Dianjurkan untuk menghindari susu
b. Pengaturan obat-obatan
H. Komplikasi
a. Encelofati
b. Asites
c. Sirosis hepatis
4) Kulit
Apakah kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan dibawah
kulir
5)Mata
Apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi sclera, terdapat perdarahan
subkonjungtiv, keadaan pupil, patebra, dan reflex cahaya
6) Hidung
Apakah ada klainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung atau gangguan
fungsi penciuman
7) Telinga
Apakah ada klainan bentuk, fungsi pendengaran
8) Mulut
Apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-
pecah, atau perdarahan
9) Leher
Apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar, dan kondisi
distensivena jugularis
10) Thorax
Periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama nafas tidak teratur
11) Abdomen
Periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri bising usus, dan bisa dibawah normal ini
12) Genetalia
Pada laki-laki apakah ada testis sudah turun kedalam, scrotum, dan pada perempuan apakah
ada labia minora dan labia mayora
13) Ekstermitas
Apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang
J.Diagnosa Keperawatan (SDKI)
-Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan
-Ansietas b.d kurang terpapar informsai
-Nyeri akut b.d agen cidera fisik
-Risiko ketidak seimbangan cairan b.d trauma / perdarahan
Edukasi : Edukasi:
-Ajarkan diet yang -Agar dapat mengatur
diprogramkan pola makan klien
-Anjurkan posisi -Agar klien merasa lebih
duduk, jika mampu nyaman
Kolaborasi : Kolaborasi :
-Kolaborasi dengan -Membantu dalam proses
ahli gizi untuk penyembuhan
menentukan jumlah
kalori
Edukasi : Edukasi :
-Jelaskan strategi -Agar keluarga klien
meredakan nyeri dapat memahami jika
-Anjurkan klien merasa nyeri
memonitor nyeri -Agar klien lebih paham
secara mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi : -Untuk membantu
-Kolaborasi meredakan nyeri
pemberian
analgetik, jika perlu
Ko;aborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
bronkodilator
6. Gangguan Setelah dilakukan Obervasi Observasi
ferkusi jaringan tindakan keperawatan - Identifikasi faktor -Mengindentifikasi
selama 3 x 24 jam resiko jaringan adanya sirkulasi perifer
diharapkan ferkusi - Priksa sirkulasi
jaringan meningkat denga perifer Teraupetik
kriteria hasil; -Agar mengetahui adanya
- pasien tidak tergantung Teraupetik infeksi
total dengan kriteria hasil - Lakukan
- klien meningkat pada pencegaan infeksi Edukasi
resiko perfusi jaringan -Agar klien memahami
serebral Edukasi gangguan ferkusi jaringan
-mengerti tujuan dan - Edukasi proses
peningkatan perfusi penyakit Kolaborasi
-Membantu kerusakan
jaringan Kolaborasi ferkusi jaringan
- Kolaborasi
pemberian analgetik
jika perlu
Implementasi
Adalah ketika perawat tahap mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan kedalam
bentuk intervensi keperawatan guna membantu pasien mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Kemampuan komunikasi yang efektif. Kemampuan untuk menciptakan hubungan
saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan observasi sistemik,kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan, keamanan avokasi, dan kemampuan evaluasi (Heri,2026
dalam putri A,2018)
Evaluasi
Adalah tingkat intelektual, untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaan hasil dicapai.
Evaluasi bisa bersifat formatif yaitu dilakukan terus menerus untuk menentukan setiap hasil
yang telah di capai dan bersifat sumatif yaitu dilakukan sekaligus pada akhir dari semua
tindakan keperawatan yang telah dilakukan melalui siap kita akan mengevaluasi kembali .
(putri A,2018).
L. Daftar Pustaka
Agustin, putri sella. “Pengaruh kondisi lingkungan tidak sehat terhadap diare bagi anak
anak.” (2019)
MAHDIYAH, Durrotul. Universitas islam negri alauddin makassar.
SULISTYOWATI, sulistyowati.2019
SRI PUJI, A. S. T. U. T. I. APLIKASI PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK
MENURUNKAN DERAJAT DIAPERS DERMATITIS PADA ANAK DIARE USIA 0-36
BULAN DIRUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG. Diss.
Universitas muhammadiyah semarang, 2018
Agustin, P.S (2019). Pengaruh kondisi lingkungan tidak sehat terhadap diare bagi anak
anak
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar diagnosa keperawatan indonesia
Jakarta. Dewan pengurus pusat persatuan nasional indonesia
Tim pokja SIKI DPP PPNi. 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia
Jakarta. Dewan pengurus pusat persatuan nasional indonesia
Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar luar keperawatan indonesia
Jakarta. Dewan pengurus pusat persatuan nasional indonesia