Contoh:
Sebuah perusahaan mebel ingin memproduksi meja dengan tenaga kerja (L) sebagai input
variabel dan input lainnya berupa mesin dan bangunan pabrik adalah tetap. Hasil produksi meja
tersebut sebagai berikut:
L 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TP 0 6 24 54 72 85 96 98 98 90 80
a. Tentukan produk marginal dari tenaga kerja dan produk rata-rata dari tenaga kerja!
b. Pada unit tenaga kerja berapa produk marginal menurun dan menaik?
Penyelesaian:
a.
L 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TP 0 6 24 54 72 85 96 98 98 90 80
MP - 6−0 6 18 30 18 13 11 2 0 -8 -10
= =6
1−0 1
AP - 6 12 18 18 17 16 14 12,25 10 8
=6
1
b. Produk marginal menurun saat tenaga kerja 4-10 orang dan naik saat tenaga kerja 1-3 orang
KALKULUS DIFERENSIAL
A. Pendahuluan
Kalkulus adalah konsep matematika yang mempelajari mengenai analisis tingkat perubahan
dari suatu fungsi. Analisis tingkat perubahan ini sangatlah diperlukan dalam penerapan
ekonomi dan bisnis, karena nilai dari variabel -variabel ekonomi dan bisnis ini setiap saat
dapat diubah-ubah sesuai dengan situasi yang diperlukan. Kalkulus terdiri dari dua bidang
studi, yaitu kalkulus diferensial dan kalkulus integral.
a. Kalkulus diferensial mempelajari mengenai tingkat perubahan rata-rata atau tingkat
perubahan seketika dari suatu fungsi.
b. Kalkulus integral mempelajari mengenai pencarian nilai fungsi asal bila diketahui nilai
perubahannya dan juga penentuan luas bidang dibawah kurva yang dibatasi sumbu x.
Operasi matematika untuk kalkulus diferensial dan kalkulus integral saling terbalik satu
sama lain. Penerapan kalkulus diferensial dalam bidang ekonomi dan bisnis untuk
membandingkan perubahan dari suatu keseimbangan lama ke suatu keseimbangan baru.
Tingkat perubahan rata-rata dari suatu fungsi adalah perubahan pada variabel tingkat Y
yang diakibatkan oleh perubahan satu unit dalam variabel bebas X. Untuk mempelajari
tingkat perubahan rata-rata diawali dengan fungsi linier kemudian diikuti oleh fungsi non
linier.
B. Aturan-Aturan Diferensiasi
Aturan Fungsi Awal Fungsi Turunan
𝑦 = (𝑥 5 )(2𝑥 3 ) 𝑢 = 𝑥 5 → 𝑢′ = 5𝑥 4
𝑣 = 2𝑥 3 → 𝑣 ′ = 6𝑥 2
𝑦 ′ = (5𝑥 4 )(2𝑥 3 ) + (𝑥 5 )(6𝑥 2 )
= 10𝑥 7 + 6𝑥 7 = 16𝑥 7
Hasil Bagi Fungsi 𝑢 𝑢′ . 𝑣 − 𝑢. 𝑣 ′
𝑦= ′
𝑦 =
𝑣 𝑣2
𝑥5 𝑢 = 𝑥 5 → 𝑢′ = 5𝑥 4
𝑦= 3
2𝑥 𝑣 = 2𝑥 3 → 𝑣 ′ = 6𝑥 2
′
(5𝑥 4 ). (2𝑥 3 ) − (𝑥 5 ). (6𝑥 2 )
𝑦 =
(2𝑥 3 )2
10𝑥 7 −6𝑥 7 4𝑥 7
= = 4𝑥 6 = 𝑥
4𝑥 6
𝑦 = 2𝑥 3 𝑑𝑦
𝑦′ = = 6𝑥 2
𝑑𝑥
𝑑𝑥 1
= 2
𝑑𝑦 6𝑥
Fungsi Eksponen 𝑦 = 𝑒𝑥 𝑦′ = 𝑒 𝑥
dengan basis e (1)
Fungsi Eksponen 𝑦 = 𝑒 𝑓(𝑥) 𝑦 ′ = 𝑒 𝑓(𝑥) . 𝑓′(𝑥)
dengan basis e (2)
3 3
𝑦 = 𝑒 2𝑥 𝑦 ′ = 𝑒 2𝑥 . 6𝑥 2
Fungsi Eksponen 𝑦 = 𝑏𝑥 𝑦 ′ = 𝑏 𝑥 . 𝑙𝑛 𝑏
dengan basis b (1)
𝑦 = 2𝑥 𝑦 ′ = 2𝑥 . ln 2
Fungsi Eksponen 𝑦 = 𝑏 𝑓(𝑥) 𝑦 ′ = 𝑏 𝑓(𝑥) . 𝑙𝑛 𝑏 . 𝑓′(𝑥)
dengan basis b (2)
3 3
𝑦 = 3𝑥 𝑦 ′ = 3𝑥 . ln 3 . 3𝑥 2
3
= 3𝑥 +1 . 𝑥 2 . ln 3
Fungsi Logaritma (ln) 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑥 1
𝑦′ =
(1) 𝑥
Fungsi Logaritma (ln) 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑓(𝑥) 1
𝑦′ = . 𝑓′(𝑥)
(2) 𝑓(𝑥)
𝑦 = ln 2𝑥 3 1 3
𝑦′ = . 6𝑥 2
=
2𝑥 3 𝑥
C. Derifatif Kedua dan Tingkat Lebih Tinggi
𝑓′(𝑥) mula-mula disebut sebagai turunan (derifatif) pertama dari dari fungsi 𝑓(𝑥). Jika
turunan pertama memiliki turunan lagi terhadap x, maka turunan ini disebut sebagai turunan
kedua.
Contoh:
Tentukan titik kritis dan jesnisnya dari fungsi:
𝑦 = 𝑥 3 − 12𝑥 2 + 36𝑥 + 8
Langkah-langkah:
1. Mencari nilai 𝑥 dengan cara 𝑦 ′ = 0
𝑦 = 𝑥 3 − 12𝑥 2 + 36𝑥 + 8
𝑦 ′ = 3𝑥 2 − 24𝑥 + 36
3𝑥 2 − 24𝑥 + 36 = 0
3(𝑥 − 2)(𝑥 − 6) = 0
𝑥 = 2 atau 𝑥 = 6
2. Substitusikan nilai 𝑥 yang diperoleh ke dalam fungsi 𝑦 = 𝑥 3 − 12𝑥 2 + 36𝑥 + 8
Untuk 𝑥 = 2, 𝑦 = (2)3 − 12(2)2 + 36(2) + 8 = 40
Untuk 𝑥 = 6, 𝑦 = (6)3 − 12(6)2 + 36(6) + 8 = 8
Diperoleh titik stasioner (2,40) dan (6,8)
3. Subtitusikan nilai 𝑥 pada 𝑦 ′′
𝑦 ′ = 3𝑥 2 − 24𝑥 + 36
𝑦 ′′ = 6𝑥 − 24
Untuk 𝑥 = 2, 𝑦 ′′ = 6(2) − 24 = −12 (maksimum)
Untuk 𝑥 = 6, 𝑦 ′′ = 6(6) − 24 = 12 (minimum)
Jadi titik stasioner (2,40) adalah titik maksimum dan (6,8) adalah titik minimum.