Modul Praktikum FISIKA TS 2017
Modul Praktikum FISIKA TS 2017
PRAKTIKUM FISIKA
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
PERCOBAAN 1 1
1.1 TUJUAN 1
1.2 DASAR TEORI 1
1.3 BAHAN DAN PERALATAN 2
1.4 PROSEDUR PELAKSANAAN 3
1.5 HASIL PENGAMATAN 3
1.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3
1.7 KESIMPULAN 4
1.8 SARAN 4
PERCOBAAN 2 5
2.1 TUJUAN 5
2.2 DASAR TEORI 5
2.3 BAHAN DAN PERALATAN 9
2.4 PROSEDUR PELAKSANAAN 9
2.5 HASIL PENGAMATAN 10
2.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 11
2.7 KESIMPULAN 15
ii
2.8 SARAN 15
PERCOBAAN 3 16
3.1 TUJUAN 16
3.2 DASAR TEORI 16
3.3 BAHAN DAN PERALATAN 18
3.4 PROSEDUR PELAKSANAAN 19
3.5 HASIL PENGAMATAN 21
TABEL HUBUNGAN PERCEPATAN DENGAN MASSA JIKA GAYA TETAP (BERAT
BENDA KETIKA DITIMBANG = W, SEHINGGA M = W/G, JARAK S TENTUKAN
SENDIRI) 21
3.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 22
3.7 KESIMPULAN 22
3.8 SARAN 22
PERCOBAAN 4 23
4.1 TUJUAN 23
4.2 DASAR TEORI 23
4.3 BAHAN DAN PERALATAN 25
4.4 PROSEDUR PELAKSANAAN 25
4.5 HASIL PENGAMATAN 26
4.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 26
4.7 KESIMPULAN 26
4.8 SARAN 26
PERCOBAAN 5 28
5.1 TUJUAN 28
5.2 DASAR TEORI 28
iii
5.3 BAHAN DAN PERALATAN 30
5.4 PROSEDUR PELAKSANAAN 30
5.5 HASIL PENGAMATAN 31
5.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 32
5.7 KESIMPULAN 32
5.8 SARAN 32
PERCOBAAN 6 33
6.1 TUJUAN 33
6.2 DASAR TEORI 33
6.3 BAHAN DAN PERALATAN 39
6.4 PROSEDUR PELAKSANAAN 39
6.5 HASIL PENGAMATAN 39
6.6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40
6.7 KESIMPULAN 40
6.8 SARAN 40
iv
PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
v
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM
vi
1.5. Hasil Pengamatan
1.6. Analisis Perhitungan dan Pembahasan
1.8. Kesimpulan
1.9. Saran
PERCOBAAN 2: ……
2.1. Tujuan Praktikum
2.2. Dasar Teori
2.3. Bahan dan Peralatan
2.4. Prosedur Pelaksanaan
2.5. Hasil Pengamatan
2.6. Analisis Perhitungan dan Pembahasan
2.8. Kesimpulan
2.9. Saran
Dan seterusnya sampai dengan Percobaan 8
Daftar Pustaka
Lampiran
vii
PERCOBAAN 1
GERAK 1 DIMENSI
(GERAK LURUS BERATURAN)
1.1 Tujuan
s v .t
Keterangan:
s = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
1
Berdasarkan Hukum Newton I, jika tidak ada gaya
apapun yang beraksi untuk mengubah gerak benda, maka
kecepatan benda tersebut tidak akan berubah. Sehingga dapat
diketahui bahwa setiap benda yang terisolasi (yang tidak
berinteraksi dengan lingkungannya) akan berada dalam
kondisi diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (Serway
dan Jeweet, 2009: 173).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri gerak lurus beraturan (GLB) adalah:
1. Kecepatan tetap (setiap detik menempuh jarak yang
sama)
2. Percepatan nol (tidak ada pertambahan kecepatan tiap
satuan waktu)
- Mobil-mobilan (berbaterai)
- Papan halus/lantai rumah
- Kapur tulis warna
- Alat tulis
- Stopwatch
2
1.4 Prosedur Pelaksanaan
3
d) Grafik hubungan waktu (s) dan kecepatan (cm/s)
1.7 Kesimpulan
1.8 Saran
4
PERCOBAAN 2
GERAK 2 DIMENSI
(GERAK PELURU)
2.1 Tujuan
5
tersebut mulai terbang bebas. Pada titik pangkal tersebut
ditetapkan t = 0 dengan kecepatan awal yang digambarkan
dengan vektor v0 yang membentuk sudut elevasi θ0 terhadap
sumbu x.
6
Sementara itu, percepatan vertikal adalah –g sehingga
komponen kecepatan vertikal pada saat t adalah :
vty = voy – gt = vo sin θ – gt
y = voyt – ½gt2
v2ty =v20y – 2gy
t=
t=
7
Persamaan di atas menunjukkan waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai ketinggian maksimum. Kemudian
subtitusikan ke persamaan (y) sehingga diperoleh persamaan
ketinggian maksimum sebagai berikut :
8
t=
Dan posisi terjauh atau x maksimum adalah :
xm = =
- Pistol air
- Air berwarna
- Mistar/meteran
- Busur derajat
- Stopwatch
9
(kecepatan ditentukan sendiri berdasarkan tekanan pada
pistol air).
4. Ukurlah jarak maksimum yang dicapai oleh air.
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 dengan mengubah sudut
elevasi menjadi 45o dan 60o.
Percobaan kedua
6. lakukan langkah di atas namun posisi pistol terletak
dengan ketinggian tertentu (misal: 100 cm – ketinggian
ditentukan sendiri)
10
No. Sudut Xterjauh tterjauh Vo Hmaks
(o) (cm) (s) (m/s) (cm)
b) 30
c) 30
2 a) 45
b) 45
c) 45
3 a) 60
b) 60
c) 60
11
b) Hitung untuk ketiga kecepatan (a, b, dan c) penembakan
pada sudut 45o
12
Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan antara:
x – Vo
x–y
13
Xterjauh = … m
Tterjauh = … s
X = Vo . cos 45o . t
X
Vo = = … m/s
cos 45o .t
14
2.7 Kesimpulan
2.8 Saran
15
2.9
PERCOBAAN 3
HUKUM NEWTON
3.1 Tujuan
F 0
Kecenderungan benda untuk mempertahankan gerak (malas
untuk diam) dan kecenderungan benda untuk
mempertahankan diam (malas untuk bergerak) berhubungan
dengan sifat kelembaman (inersia) atau kemalasan suatu
16
benda. Oleh karena itu, hukum I Newton juga disebut dengan
hukum kelembaman.
Hukum II Newton menjelaskan bahwa benda bekerja sebuah
gaya saja atau beberapa gaya yang resultannya tidak nol.
Kecepatan benda selalu berubah dengan demikian benda
mengalami percepatan. Maka dari itu ada kaitan antara
resultan gaya dengan percepatan yang ditimbulkannya. Kaitan
ini diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil mencetuskan
hukum keduannya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum
II Newton. Bunyi Hukum II Newton sebagai berikut.
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya,
searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Secara matematis hukum II Newton dinyatakan sebagai
F ma
Hukum III Newton ini menjelaskan bahwa gaya tunggal
yang hanya melibatkan satu benda tak mungkin ada. Gaya
hanya hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi.
Pada interaksi ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika A
mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya
pada A. Gaya pertama dapat disebut sebagai aksi dan gaya
kedua sebagai reaksi. Ini tak berarti bahwa aksi bekerja lebih
17
dahulu baru timbul reaksi. Akan tetapi, kedua gaya ini terjadi
bersamaan. Dengan demikian, tidak jadi masalah, gaya mana
yang dianggap sebagai aksi dan gaya mana yang dianggap
sebagai reaksi. Maka dari itu hukum III Newton dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan
mengerjakan gaya pada A, yang besarnya sama tetapi
arahnya berlawanan.
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan sebagai berikut.
Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi
berlawanan arah.
Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai:
aksi = - reaksi
Kegiatan 2:
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Mobil-mobilan 1 buah
2 Beban 4 buah
3 Stopwatch 1 buah
18
4 Balok Kayu 1 buah
5 Benang 3 meter
6 Kertas Grafik 2 lembar
Kegiatan 3
- 2 buah neraca pegas dengan skala yang sama
Kegiatan 1:
1. Tumpuklah uang logam diatas meja.
2. Dengan cepat gerakkan penggaris besi sepanjang
permukaan meja dan pukulah uang logam terbawah
keluar dari tumpukannya.
3. Pukullah setiap uang logam terbawah keluar dari
tumpukannya, dengan menggunakan gerakan maju
mundur yang sangat cepat dan tepat.
4. Amati yang terjadi.
Kegiatan 2:
1. Menyusun alat seperti gambar di bawah ini
2. Menimbang beban mobil-mobilan dan beban
penggantung dengan menggunakan neraca
3. Mencatat beban mobil-mobilan dan beban penggantung
19
4. Menarik mobil-mobilan (berat tetap) dari A ke B,
sejarak s dengan beban penggantung yang berbeda
5. Mencatat hasil percobaan dalam tabel pengamatan
Balok
penghalang
s
Beban
penggantung
Kegiatan 3
20
3.5 Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Data hasil pengamatan percobaan Hukum 1 Newton
Keadaan uang logam yang di
Perlakuan atas setelah uang logam di
bawah di pukul
Uang logam dipukul dengan
cepat
Uang logam dipukul dengan
lambat
21
3.6 Analisis dan Pembahasan
Buatlah analisis berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan.
Percobaan 1
Bagaimana keadaan uang logam yang di atas setelah uang
logam di bawah di pukul?
Percobaan 2
Untuk pembahasan terhadap Hukum Newton II, buat grafik
hubungan antara gaya dan percepatan, dan grafik hubungan
antara massa dan percepatan.
Percobaan 3
a. Jika gaya oleh P disebut gaya aksi dan gaya oleh Q disebut
gaya reaksi, bagaimana besar dan arah kedua gaya tsb?
b. Dari poin no. 1, artinya FP = ….FQ
3.7 Kesimpulan
22
PERCOBAAN 4
USAHA DAN ENERGI
4.1 Tujuan
Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena
geraknya misalnya anak panah yang lepas dari busur
memiliki kecepatan dan massa tertentu maka anak panah
tersebut memiliki energi kinetik yang besarnya berbanding
lurus dengan massa serta kecepatan kuadrat. Dalam
persamaan :
1 2
Ek mv
2
s
v
t
23
Keterangan :
Ek = energi kinetik (Joule)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
kedudukannya. Energi ini tersembunyi pada benda tetapi bila
diberi kesempatan energi ini bisa dimanfaatkan, misalnya
energi potensial pada pegas yang ditarik terjadi juga pada
karet atau busur panah. Contoh yang kedua adalah energi
potensial gravitasi yaitu energi yang dimiliki benda yang
disebabkan oleh ketinggian terhadap suatu titik acuan
tertentu. Besar energi potensial gravitasi sebanding dengan
massa, percepatan gravitasi dan ketinggian.
Ep = m.g.h
Keterangan :
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
Energi Mekanik
Energi mekanik adalah jumlah total dari energi potensial dan
energi kinetik.
24
Em = Ep + Ek
Menurut hukum kekekalan energi mekanik, bahwa jumlah
energi mekanik selalu tetap dengan syarat tidak ada gaya luar
yang bekerja pada sistem.
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
- Bola bekel
- Bola tenis
- Bola pingpong
- Papan luncur
- Stopwatch
- Penggaris
25
5. Catat hasil pada tabel
6. Hitung Ep, Ek dan Em
7. Buatlah kesimpulan
Isikan hasil percobaan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel
4.3.
4.7 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai hasil percobaan tersebut serta
sampaikan faktor apa saja yang mempengaruhi energi
potensial, energi kinetik dan energi mekanik.
4.8 Saran
Tuliskan saran atau perbaikan yang harus dilakukan terkait
dengan pelaksanaan percobaan.
26
Tabel 4.1 Pengamatan bola pingpong (massa bola pingpong =............)
No. h (m) t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata-rata s1 s2 s3 s rata-rata V Ek Ep Em
Balok (s) (m) (m) (m) (s) (m/s) (J) (J) (J)
I
II
III
27
PERCOBAAN 5
TUMBUKAN
5.1 Tujuan
28
- Tumbukan lenting sebagian dengan nilai koefisien
restitusi lebih kecil dari satu dan lebih besar dari nol (0
< e < 1),
- Tumbukan tidak lenting sama sekali dengan nilai
koefisien restitusi sama dengan nol (e = 0).
E = √h2 / h1
29
5.3 Bahan dan Peralatan
- Meteran bangunan
- Kelereng
- Bola pingpong
- Bola bekel
- Bola kasti
a) Pengamatan Kelereng
- Menjatuhkan kelereng dari ketinggian 1,2 meter.
- Mengukur tinggi pantulan pertama kelereng.
- Mencatat hasil pengukuran pada tabel
pengamatan.
30
- Mengukur tinggi pantulan pertama bola
pingpong.
- Mencatat hasil pengukuran pada tabel
pengamatan.
31
5.6 Analisis dan Pembahasan
5.7 Kesimpulan
5.8 Saran
32
PERCOBAAN 6
HUKUM HOOKE DAN KEKAKUAN
6.1 Tujuan
33
elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada
pegas tersebut tidak diberikan gaya.
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik
dengan luas penampang benda.
F
A
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara
pertambahan panjang benda ketika diberi gaya dengan
panjang awal benda.
L
L0
Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk
gerak benda yang cukup banyak dijumpai gejalanya. Dalam
getaran, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik
menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan
bolak-balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T,
satuannya sekon (s). Simpangan maksimum getaran
dinamakan amplitudo.
Hukum Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas.
“Elastisitas benda hanya berlaku sampai suatu batas yaitu
batas elastisitas.” Grafik tegangan terhadap regangan untuk
menjelaskan hukum Hooke: Titik O ke titik B adalah masa
deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat
34
kembali ke bentuk semula. Titik A adalah batas hukum
Hooke yang grafiknya merupakan garis lurus. Titik B
adalah batas elastis, dan grafik selanjutnya merupakan
masa deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk yang tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Titik C adalah titik tekuk
(yield point), dimana hanya dibutuhkan gaya yang kecil
untuk memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah
tegangan maksimum (ultimate stress), dimana benda benar-
benar mengalami perubahan bentuk secara permanen. Titik
E adalah titik patah, dimana benda akan patah/putus bila
gaya yang diberikan sampai ke titik tersebut.
35
Gambar 6.2 Hukum Hooke
36
Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua
buah hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum
Hooke. Jika gaya pegas adalah satu-satunya gaya luar yang
bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II
Newton.
F = m.a, atau
–kx = m.a
Persamaan di atas merupakan persamaan gerak getaran
selaras (simple harmonic motion). Dalam getaran selaras,
benda berosilasi diantara dua posisi dalam waktu (periode)
tertentu dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga
mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan maksimum
(amplitudo) getaran tetap. Dapat ditulis menjadi
2 x k
x 0
dt 2 m
Persamaan di atas disebut persamaan diferensial, karena
mengandung suku yang berupa diferensial. Penyelesaian
dari Persamaan tersebut dapat berbentuk
x( t ) A sin(t )
Fungsi x periodik dan berulang pada simpangan yang sama
dengan keanikan sebesar 2. Periode getaran T adalah
waktu yang diperlukan benda untuk menjalani gerakan satu
37
putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat t sama dengan
nilai x pada saat t + T.
2
T
38
kecepatan awal (keduanya sering disebut sebagai syarat
awal).
- Pegas
- Mistar
- Statif dan Penjepitnya
- Stopwatch atau jam
- Beban
39
pengamatan dan perhitungan, dimana x0 = panjang mula-
mula pegas sebelum dibebani
6.7 Kesimpulan
6.8 Saran
40
Lampiran 1. Contoh Cover
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
Disusun Oleh:
Nama / NIM
Nama / NIM
Nama / NIM
Nama / NIM
Nama / NIM
Dosen Pembimbing:
Nama / NIP
41