Anda di halaman 1dari 29

PERATURAN

REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Nomor y'zZ,UN
: 27 /KU /20 1 I
Tentang
PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS SEBELAS MARf,T

REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Menimbang a bahwa dengan adanya perubahan satuan kerja biasa ke satuan kerja
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, dan untuk kelancaran,
ketertiban serta efektivitas maupun, efisiensi pengelolaan Keuangan,
dipandang perlu untuk meninjau kembali Surat Keputusan Rektor No.
2l8lJ27/KUl200l tanggal 26 Mei 2001 tentang pedoman pelaksanaan
Pengelolaan Dana Penerimaan Negara Bukan pajak (pNBp) dan
Pembiayaan Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK.S) Universitas
Sebelas Maret;

b bahwa untuk maksud tersebut butir a di atas perlu ditetapkan peraturan


Rektor Universitas Sebelas Maret.

Mengingat I Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1997, tentang


Penerimaan Negara Bukan Pajak (pNBp);

2 Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2003, tentang


Keuangan Negara;

3 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang Sistem


Pendidikan Nasional;

4 Undang-undang Republik Indonesia No. I tahun 2004, tentang


Perbendaharaan Negara;

5 Undang-undang Republik Indonesia No. 15 tahun 2004, tentang


Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negar
a;

6 Peraturan
_Pemerintah Republik Indonesia No. 22 tahun 1997, tentang
Jenis dan Penyetoran PNBp;

7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun 1999,


tentang
Tata cara penggunaan penerimaan Negara Bukan pajak (pNBp) yani
bersumber dari kegiatan tertentu;

-l-
8
I
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. tahun 2004, tentang
Tata cara penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi penerimaan
Negara Bukan Pajak (pNBp);

9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.23 tahun 2005, tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

t0. Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 jo No 66


lepturg
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan;

il. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1976, tentang


Pendirian Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66lpMK.O2l20O6 Tentang


Tata
Cara Penyusunan, Pengajuan, penetapan, dan perubahan Rencana Bisnis
dan Anggaran Serta Dokumen pelaksanaan Anggaran Badan Layanan
Umum;

13. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.


0201/011995, tentang Organisasi dan tata kerja Universitas Sebelas
Maret;

14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.


11210/2004, tentang Statuta Universitas Sebelas Maret;

l5 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


1I8A4PN.A4IIG/2011 tanggal 4 April 2011 tentang pengangkatan prof.
Dr. R. Karsidi, MS sebagai Rektor Universitas Sebelas MLet;

16. K^eputusan Menteri Keuangan No. 52/KMK .O5l2OOg tanggal2T


Februari
2009 tentang Penetapan Universitas Sebelas Maret l-urakarta pada
Departemen Pendidikan Nasional sebagai instansi pemerintah yang
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

l7 Peraturan Direktur Jenderal perbendaharaan No. pER_66/pB 12005


Jo
PER-11/PB/2011 tentang Mekanisme pelaksanaan pembayaran atas
Beban APBN;

18 Peraturan Direktur Jenderal perbendaharaan No. per_47lpB/2009,


tentang Petunjuk Pelaksanaan penatausahaan dan penyusunan
Laporan
Pertanggungiawaban Bendahara Kementerian
Negara./Lembaga/Kantor/Satuan Ke{a.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN: peraturan Rektor Universitas Sebelas
Maret tentang pedoman pengeroraan
Keuangan Badan Layanan Umum Universitas
Sebelas Marei.

-2-
BAB I
KETENTUAN UMI]M

Pasal I
Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan:
1. universitas sebelas Maret, dalam peraturan ini selanjutnya disebut uNS adalah perguruan
tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian pendidikan Nasional yang berada di bawah
dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional dan secara fungsional
dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian pendidikan Nasional.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat ApBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh Dewan perwakilan
Rakyat, yang masa berlakunya dari tanggal I Januari sampai dengan tanggal 3l Desember
tahun berkenaan.

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang selanjutnya disingkat pNBp adalah seluruh
penerimaan Pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

4. Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disingkat BLU, adalah pengelolaan instansi di
lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada piinsip efisiensi dan
produktivitas.

5. Pemimpin BLU uNs adalah Rektor sebagai penanggungiawab umum operasional dan
sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran dan lenggurra Barang yang mewakili
leuangan
Kementerian Pendidikan Nasional dalam kepemilikan kekayaan IINS.

6. Pejabat Keuangan BLU UNS sekaligus sebagai Bendahara Umum Universitas yang
selanjutnya disebut otorisator Perbendaharaan tNS adalah pembantu Rektor II yang
mewakili pemimpin BLU dalam pengelolaan keuangan dan aset.

7. Kuasa Bendahara Umum UNS yang selanjutnya disebut Kuasa BU-IrNS adalah Kepala
Biro Administrasi Umum dan Keuangan di Kuasa pengguna Anggaran yang diberi tugas
untuk melaksanakan fungsi Bendahara Umum Universitas.

8. Pejabat Keuangan Lainnya yang selanjutnya disebut Kuasa otorisator adalah pejabat
keuangan yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas dan fungsi perbendaharaan
di iingkat
kantor pusat, fakultas, dan unit oleh Bendahara Umum Universiias.

9' Pejabat Teknis BLU UNS adalah pejabat yang berfungsi sebagai penanggungjawab
teknis
di bidang masing-masing baik di kantor pusat, fakultas .n'uuprn ,rilt altu, .-gr.u
menjalankan Tri Dharma perguruan Tinggi.

10. Pengelolaan Keuangan BLU- yang selanjutnya disingkat PK-BLU,


adalah pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas beruia kereluasaan untuk
menerapkan iraktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarat uiiutu,i.*gr.u
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
u-gru, ..rugurn,*u aiutu,
-3-
dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya.

ll. Praktik bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-
kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan
berkesinambungan.

12. Rencana Bisnis dan Anggaran, yang selanjutnya disingkat RBA, adalah dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja
dan anggaran suatu BLU.

13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran BLU, yang selanjutnya disingkat DIpA BLU adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga./Satuan Kerja
(Satker) serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai
dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dari pencairan
dana BLU atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

14. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, yang selanjutnya


disingkat RKA-KL, adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang birisi program
dan kegiatan suatu kementerian negara,/lembaga yang merupakan penjabaran dari rencana
kerja pemerintah dan rencana strategis kementerian negara/lembaga yang bersangkutan
dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

15. surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SpM adalah dokumen yang
diterbitkan/digunakan oleh Pengguna Anggara Kuasa pingguna Anggaran atau pejabat lain
yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIpA aiiu aokumen iain yang
dipersamakan.

16. uang Persediaan, yang selanjutnya disingkat Up adalah sejumlah uang yang disediakan
untuk melaksanakan kegiatan operasional kantor sehari-hari pada unit rJtu, yLg
dikelola
menggunakan model dana tetap dan dapat dilakukan pengisian kembali jik; telah
igunakan
minimal tujuh puluh lima persen.

17. sPM Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat spM-up adalah SpM yang diterbitkan
oleh Pengguna Anggaran/Krrasa Anggaran, yang dananya dipergun;kan sebagai
uang persediaan untuk membiayai kegiatan operasional kantor setrari-trari. -
.pengguna

18. sPM Langsung yang selanjutnya disingkat spM-LS adalah SpM yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna Anggaran dengan membebani-
ol"pe kepada pihak
ketiga atas dasar perikatan atau surat keputusan dan iepada Bendahara pengeliaran
untuk
Belanja Pegawai/Perjalanan.

19 ql{ Prngganti Uang Persediaan yang seranjutnya disingkat spM-GUp adarah


spM yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna Anggaran dengan
membebani DIpA,
yang dananya dipergunakan untuk menggantikan Dang perieaiaan
yurig t"l*, aipuLui.

20 qIM Tambahan uang persediaan yang seranjutnya disingkat spM-TUp adalah SpM yang
diterbitkan oleh Pengguna Ang.garan/Kuasa rengguna Anggaran karena
melebihi dari pagu Uang persediaan yang telah aititapkan.
kebutuhan i*-yu

-4
21. Tahun Anggaran adalah batasan waktu pengelolaan keuangan yang dimulai I Januari
sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan (lnpres No. 16 Tahun 1999 tanggal 10
Nopember 1999).

22. Beban Bersama yang selanjutnya disingkat BB adalah perkiraan biaya yang menjadi
tanggung jawab semua Fakultasfunit Kerja./program pascasarjana, untuk iegiatan yang
dilaksanakan secara terpusat dan penyediaan dananya diambilkan dari perkiraan-penerimaan
sPP sebelum dialokasikan ke masing - masing unit Kerja se.tu pengilola-rryu dilukukun
oleh Universitas/Kantor Pusat.

23. unit Kerja yang selanjutnya disebut unit adalah unit tempat melaksanakan kegiatan
akademik/administrasi di lingkungan UNS, yang terdiri dari Kantor Pusat, Fakultas dan Unit
Kerja Lain yang pengelolaan dananya dilaksanakan oleh Bendahara atau Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP).

24' Kontrak Kerja sama adalah suatu perjanjian antara uNS (fakultas/jurusan/program
studi/lab. Fakultas/lab. Jurusan/lembaga,{-IPT/Pascasarjana,/unit kerja tain ai tingkungan
Universitas Sebelas Maret) dengan Perusahaan/B adanlLembaga/lnstansi lain baik pemerintah
maupun swasta, atas dasar kesepakatan bersama melaksanakan suatu kegiatan yang dibiayai
dengan sumber dana dari luar UNS.

25. Kontribusi adalah sejumlah uang tertentu yang harus disetor kepada gNS oleh pihak tain
yang mengadakan kontrak kerja sama dengan UNS (fakultas/jurusan/program studi/lab
fakultas/lab. Jurusan/lembaga./Upr/pascasarjana./unit ke{a lain di lingkungL universitas
Sebelas Maret) guna pengembangan Tri Dharma perguruan Tinggi.

26. Hasil penjualan produk/barang/jasa/fasilitas adalah kegiatan penyerahan produk/barang


atau penyediaan jasa/fasilitas kepada pihak lain untuk ditukar dengan uang.

27. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KppN, adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Kantor wilayah Direktorat Jenderar perbendaharaan.

BAB II
AZAS DAN RUANG LINGKUP
Bagian Pertama
Azas Pengelolaan Keuangan BLU-UNS

Pasal 2
Azas Pengelolaan Keuangan BLU-IINS adalah :

l' fe11ib' bahwa Keuangan BLU-UNS dikelora secara tepat waktu dan tepat guna yang
didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungia*uu[un.-._

2. Taat pada peraturan perundang-undangan, bahwa pK BLU-UNS harus


berpedoman pada peraturan perundang-undanganl

3' Efektif, merupakan pencapaian hasil program dengan target yang


telah ditetapkan, yaitu
dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. -
-r-
4. Efisien, merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau
penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

5' Ekonomis, merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
tingkat harga yang terendah.

6. Transparan, merupakan prinsip keterbuk&m yang memungkinkan civitas akademika


untuk
mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluasJuasnya tentang Keuangan
BLU uNS.
7. Bertanggung jawab,
merupakan perwuj udan
kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan_ pengeroraan dan pengendarian sumber daya dan pJaksanaan
\gbtjakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.

8. Keadilan, keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaann ya dan/arau keseimbangan


distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyittif.

9 . Kepatutan, tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.

10. Manfaat untuk civitas akademika dan masyarakat, bahwa Keuangan BLU-UNS
diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan civitas akademika dan masyarakat

Bagian Kedua
Ruang Lingkup pengelolaan Keuangan BLU

Pasal 3
(l) Pengelolaan Keuangan BLU UNS yang diatur dalam peraturan Rektor ini
meliputi
struktur pengelolaan keuangan, ilzas umum dan stnrktur keuangan, penyusunan
rancangan
RBA, penyusunan rancangan pendapatan, pelaksanaan DIPA,
_ revisi
pengelolaan kas, penatausahaan keuangan, akuntansi keuangan, pertanggungjawaban
DIPA,
pelaksanaan DIPA, pembinaan dan pengawasan pengeloi-aan
llNSArlegara, dan pengelolaan keuangan UniiUsaha.
i.r"G;;,'[G;"
(2) Rr3_rg
lilglrp Keuangan Badan Layanan Umum UNS meliputi:
a' Hak IINS untuk memungut spB BpI, LAB dan pendapatan dari jasa rayanan
lainnya
serta melakukan pinjaman;

b' Kewajiban UNS untuk menyerenggarakan Tri Dharma perguruan


Tinggi dan membavar
tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan IINS;
d. Pengeluaran LINS;
e' Kekayaan trNS yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang; dan
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
UNS dalam rangka penyelenggaraan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan/atau kepentingan
umum.
-6-
BAB III
PEJABAT DAN STRUKTUR PENGELOLA KEUANGAN BLU-UNS
Bagian pertama
Pejabat pengelola BLU

Pasal 4
(l) Pejabat pengelola
BLU UNS terdiri atas:
a. Pemimpin BLU UNS;
b. Pejabat Keuangan BLU IINS; dan

c. Pejabat Teknis BLU UNS.

(2) Pemimpin BLU UNS sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf a di atas
berfungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLU yang berkewajiban:
a. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
b. menyiapkan RBA tahunan;
c. mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan

d. menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.

(3) Pejabat keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b di atas berfungsi
sebagai penanggung jawab keuangan yang berkewajiban :
a. mengkoordinasikanpenyusunan RBA;
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
d. menyelenggarakanpengelolaankas;
e. melakukanpengelolaanutang-piutang;
f. menlusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU;
g. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
(4) Pejabat teknis BLU sebagaimana dimaksud pada
ayat(r) huruf c di atas berfungsi sebagai
penanggung jawab teknis di bidang masing-masing
yang berte*aiib;:
a. menlusun perencaniurn kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut
RBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional
di bidangnya.

7
Bagian Kedua
Struktur Pengetola BLU

Pasal 5
(1) Stnrktur Pengelola BLU UNS terdiri atas:
a. Struktur Pengelola Keuangan Universitas;
b. Struktur Pengelola Keuangan Fakultasfunit;
c. Struktur Pengelola Teknis (otorisator Kegiatan dan anggaran) Universitas; dan
d. Struktur Pengelola Teknis Fakultasfunit.

(2) Struktur pengelola Keuangan UNS sebagaimana dimaksud pada ayat (l) hurufa terdiri
atas:
a. Pemimpin Rektor
b. Pejabat Keuangan 1. Pembantu Rektor II (Otorisator
Perbendaharaan/Bu LrNS)
2. Kepala Biro Adm. Umum dan Keuangan
(Kuasa BU LINS)
3. Kepala Bagian Keuangan (Kuasa
Otorisator Perbendaharaan
Universitas/Kantor Pusat); dan

c Unsur Pengelola Keuangan Bendahara dan Unsur Bagian Keuangan


Lainnya.
(3) Struktur pengelola keuangan fakultas/unit sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf b
terdiri atas:
a. Pembantu Dekan II, Asisten Direktur II dan Koordinator Bidang Keuangan;
b. Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran pembantu; dan

c. Unsur Bagian Keuangan lainnya.

(4) Struktur pengelola teknis universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf c terdiri
atas:
a. Pembantu Rektor I, III, dan IV;
b. Kepala Biro;
c. Kepala Bagian; dan
d. Unsur lain yang diatur dengan SK Rektor.

(5) struktur pengelola teknis fakultas/unit sebagaimana dimaksud pada


ayat (l) huruf d terdiri
atas:
a. Kantor Pusat:
L pembantu Rektor I, III,
dan IV;

-8
2. Kepala Biro;
3. Unsur Perencanaan; dan
4. Unsur lain yang diatur dengan SK Rektor.
b. Fakultas:
1. Dekan;
2. Pembantu Dekan I;
3. Pembantu Dekan III;
4. Kepala Bagian Tata Usaha; dan
5. Ketua Jurusan{Program Studi.
c. Program Pascasarjana
1. Direktur;
2. Asisten Direktur I;
3. Koordinator Tata Usaha; dan
4. Ketua Program Studi.

BAB IV
RENCANA STRATEGIS BISNIS DAN
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) BLU-UNS
Bagian Pertama
Perencanaan dan Penganggaran

Pasal 6
(1) BLU UNS menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada
Rencana strategis Kementerian Negara,/Lembaga (Renstra-Kl) atiu Ren"ira Strategis
Bisnis UNS.

(2) BLU-UNS menlusun RBA tahunan dengan mengacu kepada rencana strategis
bisnis
sebagaimana dimaksud pada ayat (l ) di atas.

(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas disusun berdasarkan
basis kinerja dan
perhitungan akuntansi biaya/Cost Structure analysis (CS@ j.rir;r;;;.
menurut

(4) RBA BLU disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan


yang diperkirakan
akan diterima dari masyarakat, badan lain, dan ApBN.

Pasal 7
(1) BLU-IrNS
.mengajukan RBA kepada Kementerian pendidikan Nasional untuk dibahas
sebagai bagian dari RKA-KL Keminterian pendidikan Nasional.
-9-
(2) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas disertai dengan usulan standar pelayanan
minimum dan biaya dari keluaran yang akan dihasilkan.

(3) RBA BLU UNS yang telah disetujui oleh Menteri pendidikan Nasional diajukan kepada
Menteri Keuangan, sesuai dengan kewenangannya, sebagai bagian RKA-KI.

(4) Menteri Keuangan, sesuai dengan kewenangannya, mengkaj i kembali standar biaya dan
anggaran BLU-LINS dalam rangka pemrosesan RKA-KL, sebagai bagian dari mekanisme
pengajuan dan penetapan DIPA LrNS dalam ApBN.

(5) BLU-UNS menggunakan DIPA dalam ApBN yang relah ditetapkan menjadi RBA definitif.

(6) Apabila ada penyesuaian, BLU-UNS menggunakan DIpA dalam ApBN yang telah
ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.

Bagian Kedua
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIpA)

Pasal 8
(l) RBA BLU trNS sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (5) dan ayat (6) digunakan
sebagai acuan dalam menyusun DIPA BLU untuk diajukan kepada Menteri Keuangan sesuai
dengan kewenangannya.

(2) DIPA BLU I-JNS sebagaimana dimaksud pada ayat (l) di atas paling sedikit mencakup
selunrh pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah manasiJwa dan kualitas jasa
layanan yang akan dihasilkan oleh BLU [INS.

(3) Menteri Keuangan, sesuai dengan kewenangannya, mengesahkan DIPA BLU uNS paling
lambat tanggal 31 Desember menjelang awal tahun anggaran.

(4) Dalam hal DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum disahkan oleh Menteri
Keuangan, sesuai dengan kewenangannya, BLU UNS dapat melakukan pengeluaran paling
tinggi sebesar angka DIPA tahun lalu.

(5) DIPA yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
di
atas menjadi lampiran dari perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh 'uenteri
Pendidikan Nasional dengan pimpinan BLU-tINS.

(6) DIPA yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sesuai dengan kewenanganny4
sebagaimana dimaksud ququ_
bersumber
ry1! (3) di atas menjadi dasar bagi ienarikan dana yang
dari APBN oleh BLU UNS.

Pasal 9
lebih lanjut mengenai pen]'usunan, pengajuan, penetapan, perubahan RBA, dan DIpA
f:tentuan
BLU LINS diatur dengan Keputusan Rektor.
-10-
BAB V
REVISI RBA DAN DIPA BLU UNS
Bagian Pertama
Revisi dan Tata Cara Revisi RBA

Pasal l0
BLU hanya melakukan revisi RBA Definitif, tanpa diikuti dengan revisi DIPA BLU dalam hal
revisi RBA Definitif tidak mengubah DIpA BLU.

Pasal I I
Kewenangan pengesahan revisi RBA Definitif adalah sebagai berikut:
l. Disahkan oleh Pemimpin BLU turtuk belanja sampai dengan pagu DIpA BLU;

2. Disahkan oleh Pemimpin BLU dan diketahui oleh Dewan pengawas/pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri/Pimpinan Lembagq untuk belanja yang melebihi pugu DIpR 'BL-U namun
masih dalam ambang batas fleksibilitas;

3. Disahkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga, untuk belanja yang melebihi ambang


batas
fleksibilitas.

Pasal 12
Revisi RBA BLU IINS dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1' Fakultas/unit mengajukan draf revisi RBA kepada Kepala Biro Administrasi perencanaan
dan Sistem Informasi LINS.

2' Revisi RBA yang dilakukan oleh fakultas/unit hanya dilakukan apabila
akan merevisi DIpA.
3. Revisi RBA sebagaimana yang dimaksud pada nomor 2 di atas dilakukan paling
banyak 3
Juli dan oktoblr. "
(tiga) kali dalam satu tahun anggaran, yaitupada bulan April,

4' Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi


UNS melakukan kompilasi dan
penelaahan terhadap setiap usuran draf revisi RBA yang
diusulkan oleh fatultaslunil.

5' Hasil kompilasi dan penelaahan terhadap setiap usulan draft revisi
RBA fakultas/unit
dikoordinasikan oreh Biro Administrasi F"."n"ur* dan
Sistem trro..ari a"r*- si."
Administrasi Uumum dan Keuangan dalam rangka perg*dull;;;lJ;;;;;;;
6. Hasil penelaahan draft revisi RBA yang telah di kompilasi dan di
sebagaimana di maksud pada ayat
koordinasikan
1Sy di atasiijadikan dokumen Rga ,sut; ,eri;l''

-ll-
Bagian Kedua
Revisi dan Tata Cara Revisi DIpA BLU UNS

Pasal 13
Revisi DIPA BLU terdiri atas:
1. Perubahan anggaran masih dalam pagu DIpA BLU
UNS;
2. Perubahan anggaran akibat belanja melebihi pagu
DIpA BLU LrNs namun masih dalam
ambang batas fl eksibilitas;

3. Perubahan anggaran akibat belanja melebihi ambang


batas fleksibilitas; dan
4. Penggunaan saldo awal kas;

Pasal 14
Revisi DIPA BLU IINS dilakukan sebagai berikut:
l. Fakultas/unit mengajukan drafrevisi DIPA berdasarkan
usulan revisi RBA;
2' usulan revisi DIPA BLU UNS ke Kanwil perbendaharaan
Negara d akukan seterah ada
penetapan tentang revisi RBA; dan

3 Tata cara revisi DIPA


BLU trNS mengikuti tata cararevisi DIpA BLU yang ditetapkan
oleh
Kementerian Keuangan dan peraturan
lerundangan lain yang relevan.

BAB VI
PENGELOLAAN KAS BLU-UNS
Bagian Pertama
Pengelolaan Kas

Pasal 15
(l) Dalam rangka pengelolaan kas,-BLU-uNS menyelenggarakan
har-hal sebagai berikut:
a. merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
b. melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;
c. menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
d. melakukanpembayaran;
e. mendapatkan sumber dana untuk menutup defisitjangka pendek; dan
f. memanfaatkan saldo kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan
tambahan.

(2) Pengelolaan kas BLU-UNS dilaksanakan berdasarkan


praktek bisnis yang sehat.
(3) Penarikan dana DIpA BLU dilakukan dengan
menerbitkan Surat perintah Membayar
(SPM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang_undangan.

-t2-
(4) Rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
-b-ankpada bank umum.
pimpinan BLU
c di atas dibuka oleh

(5) Pemanfaatan surplus kas sebagaimana dimaksud pada


ayat (l) huruffdi atas dilakukan
sebagai investasi jangka pendek pada instrumen keuangan - ---''
dengan risiko .";;u}"

Bagian Kedua
Pemanfaatan Saldo

Pasal 16
(1) saldo kas BLU-[rNS dikerola oleh BU UNS dengan
meminta pertimbangan pemimpin
BLU LNs dan berkoordinasi dengan fakultas/unit rintuk memastil-
saldo kas tidak mengganggu pelayanan Tri Dharma.
t"r,*i p"i,Lr*t",
(2) Saldo kas BLU trNS yang akan digunakan untuk peraksanaan
program dan kegiatan tahun
anggaran berkenaan diajukan dalam revisi RBA dan revisi
DIPA BL:u uNS.

BAB VII
TATA CARA PERAIHAN DAN PEMANFAATAN DIPA BLU
Bagian pertama
Tata Cara peraihan Anggaran

Pasal 17
(1) Pada awal tahun anggay berjaran,.. pejabat Keuangan BLU tingkat fakurtavunit
mengajukan permohonan Uang persediaan (Up) kepadi pemimpin
ke{a
BiU.
(2) Pejabat Keuangan BLU tingkat fakultas/unit dapat penggantian
,mengajukan Uang
Persediaan (GUp) minimar, sebesar 75% dari dana ur dengai aitampi.i i}-ro'J* su.u,
Setoran Pajak (SSp).

(3) Apabila dana UP tidak mencukupi,.untuk pembiayaan


mengajukan tambahan Uang persediaan -niu dapat
kebutuhan yang mendesak
irur; ol"n rejabat reuan-gu,
fakultas/unit kerja dengan dilampiri perincian ."r.unu p.ngg*uun ,ingtut
dan copy rekening.

(4) Pengajuan permohonan anggaran menggunakan format


yang telah dibakukan.

Bagian Kedua
Tata Cara Pemanfaatan Anggaran

Pasal 18
(l) Untuk pembayaran upah, gaj.i. rembur dan sejenisnya
dengan penggunakan daftar tanda
bukti penerimaan beserta bukii pemotongan pajat< sesuai
p.ruirr* V*g U.n"tr.--'*

-13-
(2) untuk kegiatan Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat untuk jangka waktu minimal
I (satu) bulan dengan sistem kontrak, disertai dengan bukti pembelanj* yurg autentik dan
sah.

(3) untuk pengadaan barang dan jasa baik fisik maupun non fisik berpedoman pada ketentuan
yang berlaku tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa pemerintah dan p".uno--p"rut*-
lainnya yang relevan.

(4) Dalam pengelolaan keuangan, Bendahara pengeluaran dan Bpp memungut pajak sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan kemudian menyetorkannya ke reken'lng KL Negara
melalui Bank Persepsi/Bank yang ditunjuk.

BAB VIII
SISTEM AKUNTANSI BLU t,rNS
Bagian Pertama
Umum

Pasal 19
S.etiap transaksi keuangan BLU UNS harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya
dikelola secara tertib.

Pasal 20
Periode akuntansi BLU meliputi masa I (satu) tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.

Pasal 2l
(l) Sistem Akuntansi BLU UNS terdiri atas:
a. sistem akuntansi keuanga4 yang menghasilkan Laporan Keuangan pokok untuk
keperl u an akuntab i I itas, manajemen, dan transparansi ;

b. sistem akuntansi aset tetap, yang menghasilkan laporan aset tetap untuk keperluan
manajemen aset tetap; dan

c. sistem akuntansi biaya, yang menghasilkan informasi biaya satuan (unit cost/cost
structure analisys) per- unit layanan, pertanggungjawaban kinerja ataupun
informasi lain untuk kepentingan manajerial.
(2) BLU UNS mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi sebagaimana
dimaksud
pada ayat ( I ) di atas dan ditetapkan oleh Menteri/pimpln*
f..iugu.

-14-
Bagian Kedua
Sistem Akuntansi Keuangan

Pasal22
(l) Sistem akuntansi keuangan BLU IINS dirancang agar paling sedikit menyajikan:
a. informasi tentang posisi keuangan secara akurat dan tepat waktu;
b. informasi tentang kemampuan BLU UNS untuk memperoleh sumber daya
ekonomi berikut beban yang terjadi selama satu periode;

c. informasi mengenai sumber dan penggunaan dana selama satu periode;


d. informasi tentang pelaksanaan anggaran secara akurat dan tepat waktu; dan
e. informasi tentang ketaatan pada peraturan perundang-undangan.

(2) Sistem akuntansi keuangan BLU LNs menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan
SAK BLU LINS.

(3) sistem akuntansi keuangan BLU UNS memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. basis akuntansi yang digunakan pengelolaan keuangan BLU-uNS adalah bisis akrual;

b. sistem akuntansi dilaksanakan dengan sistem pembukuan berpasangan; dan

c. sistem akuntansi BLU IJNS disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian
intern sesuai praktek bisnis yang sehat.

(4) Dalam rangka pengintegrasian Laporan Keuangan BLU-[,NS dengan Laporan Keuangan
kementerian negara./lembaga, BLU-LrNS mengembangkan subsistem akuntansi keuanian
yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAp.

Pasal 23
(1) BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi keuangan sesuai dengan jenis
layanan BLU-UNS dengan mengacu kepada standar akuntansi sebagaimana iimaisud
dalam Pasal 22 ayat (l) dm (2).

(2) Sistem akuntansi keuangan BLU-UNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
di atas paling
sedikit mencakup kebijakan akuntansi, prosedur akuntansi, subsistem ul*ianri,
of Account (COA).
a^Vnirt

Bagian Ketiga
Sistem Akuntansi Aset Tetap

Pasal 24
(l) Sistem akuntansi aset tetap BLU-LINS paling sedikit
menghasilkan:
a. informasi tentang jenis, kuantitas, nitai, irutasi, aan
to'naisi aset tetap milik BLU-[rNS;
dan

-15-
b. informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap bukan milik
BLU-UNS namun berada dalam pengelolaan BLU-UNS.

(2) Dalam pelaksanaan sistem akuntansi aset tetap, BLU menggunakan sistem akuntansi
milik negara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
barang

Bagian Keempat
Sistem Akuntansi Biaya

Pasal 25
(1) Sistem akuntansi biaya BLU-LrNS paling sedikit mampu menghasilkan:
a. informasi tentang Perhitungan tarip layanan;
b. informasi tentang biaya sat:uur (unit cost) per unit layanan; dan
c. informasi tentang analisis varian (perbedaan antara biaya standar dan biaya
sesungguhnya).

(2) Sistem akuntansi biaya menghasilkan informasi yang berguna dalam:


a. perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional BLU_UNS;

b. pengambilan keputusan oleh Pimpinan BLU-UNS; dan


c. perhitungan tarip layanan BLU-LrNS.

BAB IX
PELAPORAN KEUANGAN BLU-UNS

Pasal 26
Dalam rangka pertanggungiawaban atas pengelolaan keuangan dan kegiatan perayanan,
Pejabat Keuangan BLU menyusun dan menyajikan:
a. Laporan Keuangan; dan
b. Laporan Kinerja.

Pasal2T
(l) Laqoran Keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26
huruf a di atas paling sedikit
terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran dan/atau Laporan Operasional;
b. Neraca;
c. Laporan Arus Kas; dan
d. Catatan atas Laporan Keuangan.

- l6-
(2) I 'aporan Keuangan unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU dikonsolidasikan
dalam
Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (l).
(3) Lembar muka Laporan Keuangan unit-unit usaha disajikan sebagai lampiran
Laporan Keuangan BLU.

(4) Lembar muka Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
lembar laporan realisasi anggaran/raporan operasional, lembar neraca, d* t..tu.
laporan arus kas.

Pasal 28
(1) BLU melakukan rekonsiliasi atas pendapatan dan belanja dengan KppN setiap bulan.
(2) Tata cara rekonsiliasi sgbagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal perbendaharaan.

Pasal 29
(1) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a di
atas
disampaikan sec ara berjenjang kepada menteri/pimpinan lembaga serta kepada
Menteri Keuangan c.q . Direktur Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan, semester,
dan tahun.

(2) Penyampaian Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) di atas dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. laporan triwulanan paling rambat tanggal 15 seterah triwulan berakhir;
b. laporan semesteran paling lambat tanggal l0 setelah semester berakhir; dan
c. laporan tahunan paling lambat tanggal 20 setelah tahun berakhir.

(3) Dalam hal.tanggal penyampaian Laporan Keuangan dimaksud pada


ayat (2) di atas jatuh
p"t.h*i. libur, penyampaian Laporan Keuangan paling lambat aihlsanakan il;i;
kerja berikutnya.

BAB X
PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PEMERIKSAAN
PK BLU UNS
Bagian Pertama
Pengawasan

Pasal 30
(1) Satuan Pengendalian Intem,(Spr). melakukan pengawasan
peraturan Rektor tentang pengelolaan keuangan
terhadap pelaksanaan
BLIi-UNS.
@ Pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (l) di atas bukan pemeriksaan tetapi
-17-
pengawasan yang lebih mengarah turtuk menjamin pencapaian sasarirn yang telah ditetapkan
dalam peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan BLU-UNS.

Pasal 31
Pengawasan PK BLU-LNS berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Pengendalian Intern

Pasal 32
(l) Dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan BLU-LINS, pemimpin BLU-LrNS mengatur dan menyelenggu.aka, sist"o,
pengendalian intem di lingkungan universitas yang dipimpinnya.

(2) Pengendalian intem sebagaimana dimaksud pada ayat (l) di atas merupakan proses yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai percupuian tujuan
pimpinan BLU-UNS yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinyu peralu.un perundang-
undangan.

(3) Pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas sekurang-kurangnya
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
b. terselenggaranyapenilaianrisiko;
c. terselenggaranyaaktivitaspengendalian;
d. terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
e. terselenggaranyakegiatanpemantauanpengendalian,

(4) Penyelenggaraan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayar (l) di atas
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Pemeriksaan

Pasal 33
Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggunglawaban pK BLU-uNs
atau Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
d akukan oleh BpK
perundang-undangan.

-18-
BAB XI
PENDAPATAN BLU

Pasal 34
Jenis-jenis Pendapatan yang Masuk dalam DIPA BLU terdiri atas :
l. Pendapatan Jasa Layanan
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (Spp);

b. Bantuan Pengembangan Institusi (BPI);


c. Biaya Praktikum/Laboratorium (LAB); dan
d. Pendapatan Jasa Layanan Pendidikan lainnya.

2. Hibah Terikat
a. Dalam Negeri Perorangan;
b. Dalam Negeri Badan Usaha,/Lembaga;

c. Dalam Negeri Pemerintah;


d. Luar Negeri Perorangan;
e. Luar Negeri Badan Usaha/Lembaga; dan
f. Luar Negeri Negara.

3. Hibah Tidak Terikat


a. Dalam Negeri Perorangan;
b. Dalam Negeri Badan Usaha/Lembaga;
c. Dalam Negeri Pemerintah;
d. Luar Negeri Perorangan;

e. Luar Negeri Badan Usaha/Lembaga; dan


f. Luar Negeri Negara.

4. Pendapatan APBN
a. Operasional (Belanja Pegawai & Bahan); dan
b. Investasi (Belanja Modal).

5. Pendapatan Usaha Lainnya


a. Hasil Kerjasamadengan pihak Lain; dan
b. Pendapatan Sewa;

c. Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan.

6. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar.

7. Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa.

-19-
BAB XII
KONTRIBUSI DAN SUMBANGAN/HIBAH
Bagian Pertama
Kontribusi Kontrak Kerja Sama

Pasal 35
(t) Kontrak ke{a sama yang dilaksanakan oleh UNS (fakultas/jurusan/program studi/lab
r^a\ultas{a! Jurusan/lembaga/upr/pascasarjana/unit kerja tainii tingtungi- Universiras
Sebelas Maret) dengan perusahaan/lembaga,/instansi lain baik pemeriitah -maupun
swasta
dikenakan kontribusi untuk Universitas sebesar dua persen (2 %) darl nilai kontrak atau
nilai kegiatan.

(2) Kontribusi Kontrak kerja sama atau kegiatan kerja sama di luar alokasi Universitas
ditetapkan masing-masing dua persen (2 %) kepada unit ke{a yang menjadi payung
kegiatan (lembaga, pusat studi, fakultas, jurusan, program studi).

(3) Bagi Pelaksana kegiatan sama dengan perusahaan/Badan/Lembaga./lnstansi


-.kerja
Pemerintah maupun swasta di luar UNS yang melalui LPPM dikenakan kontribisi sebesar
enzrm persen (6 %) dengan distribusi sebagai berikut:
a. Universitas : 2Vo
b. LPPM : 2%o

c. FaVpusat studi pengusul kegiatan : 2 %o

(4) Kontribusi yang diwajibkan untuk institusi harus dicantumkan secara jeras pada proposal
atau kontrak perjanjian sepanjang tidak ditentukan lain oleh pemberi pele{aan.

(5) jawab dan pengawas pelaksanaan kegiatan kontrak ke{a sama


l:ngseyng di tingkat
/program studi/lab
fakultas/jurusan fakultas/lab. Jurusan/Lembaga./p"usat
studifuPT/Pascasarjana oleh Dekan/pembantu Dekan/Seketaris/Asdir/pejabat laln yang
ditunjuk, sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. lengurusan kontribusi
kontrak kerja sama dilakukan oleh pembantu oetan tisetretaris/esdir ivpejabat
lain yang
ditunjuk diketahui oleh Dekan/Direktur/Ketua./Kep ala/yang bersangkutan aan disetorkan
ke rekening Rektor yang ditunjuk, dan bukti seior dikirimkan dJngan surat p"ngunt*
kepada Pembantu Rektor II, tembusan kepada Kepala Biro Administrasi
umuri dan
Kepala Bagian Keuangan sebagai dasar pengecekan dan pembukuan oleh Bendaharawan
penerima.

(6) Pelaksanaan Kontrak kerja wajib dilaporkan secara tertulis dan


secara periodik kepada
Rektor, baik yang berkaitan dengan materi kegiatan, maupun penggunaan
anggaran/dana.

(7) Pengelolaan dan pemanfaatan anggaran kontrak kerja sama berpedoman


pada peraturan
pengelolaan DIPA BLU.

20-
Bagian Kedua
Kontribusi Hasil Penjualan
Produk/Barang/Jasa/Fasilitas

Pasal 36
(l) Penjualan Produl:/Barang/Jasa./Fasilitas kontribusi ke Universitas diatur sebagai
berikut:
a. Di tingkat Fakultas kontribusi ke Universitas sepuluh persen ( 10 %) dari h-asil bersih;
b. Di tingkat Jurusan/program studi/Lab. Fakultas/lab. Jurusan kontribusi ke Universitas
sebesar lima belas persen (15 %) dari kontribusi yang diterima fakultas;

c. Di tingkat Lembaga./Pusat/Pascasa{ana,?impinan unit kerja lain kontribusi ke


Universitas sebesar lima belas persen (15 %) dari hasil bersih; dan
d. Di tingkat Pusat Studi/Pusat Kegiatan/Program Studi kontribusi ke Universitas sebesar
lima belas persen (15%) dari kontribusi yang diterima lembaga/pascasarjana.

(2) Mekanisme pembayaran kontribusi penjualan produk/Barang/Jasa atau fasilitas ke


Universitas disetor ke rekening Rektor yang ditunjuk. Bukti setor dikirim dengan surat
pengantar kepada Pembantu Rektor II, tembusan kepada Kepala Biro Administrasi
Umum
dan Keuangan sebagai dasar pengecekan dan pemb*uan oleh Bendaharawan penerima.

(3) Hasil penjualan produk/barang atau penyedia jasa/fasilitas di luar alokasi universitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) di atas, ditetapkan dan diatur oleh
fakultas/lembaga,/UPT/Program Pascasarjana/Unit kerja masing-masing.

(4) Dalam melaksanakan kegiatan penjualan produk/barang/jasa/fasilitas sebagaimana


dimaksud ayat (3) di atas wajib memperhitungkan pula biaya penggunaan fas itas
listrik,
air, dan fasilitas lainnya yang sekiranya perlu diperhilungkan.

(5) Hasil seluruh penjualan produk/barang/jasa./fasilitas beserta pemanfaatannya dilaporkan


secara tertulis kepada Rektor.

(6) Pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan penjualan produk/barang atau jasa./fasilitas


berpedoman pada peraturan pengelolaan DIpA BLU.

Bagian Ketiga
Bantuan Tenaga Dosen ke pTS
atau Instansi lain di luar UNS

Pasal 37
(l) Bantuan tenaga Dosen untuk mengajar/menjabat/bantuan tugas rainnya
di prS/rnstansi lain
di luar trNS wajib memberikan kontribusi sebesar 5 % diri pendipatan di prS/rnstansi
lain untuk Universitas, Fakultas, dan Jurusan.

-21-
(2) Kontribusi sebagaimana dimaksud ayat (l) di atas didistribusikan :
a. Universitas :
0,5 % dari pendapatan di pTS/lnstansi lain
b. Fakultas :
1 o/o dail pendapaian di pl.S/lnstansi lain
c. Jurusan :
3,5 oh dari peniapatan di pTS/lnstansi lain

(3) Kontribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) di atas di setor ke Rekening


Rektor.
(4) Bukti setortontribusi sebagaimana dimaksud ayat (3) dikirim
kepada pembantu Rektor II
tembusan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan sebagai
pembukuan oleh Bendaharawan penerima.
dasar p"ng"."t- a-

Bagian Keempat
Sumbangan/Hibah

Pasal 38
(l) Sumbangan/Hibah berupa uang dari perorangan/Lembaga,tsadan/rnstitusi/rnstasi pemerintah
maupun swasta untuk LrNS dibukukan oleh Bendahara penerima
dan dimasukkan ke
rekening Rektor yang ditunjuk.

(2) Sumbangan/Hibah berupa uang dari perorangan/Lembaga,/Badan/lnstitusi/lnstansi


pemerintah maupun swasta yang diterima fakultas/lJmbagaPas"casa{anafuriruri
lain disetorkan ke Rekening Rektor yang ditunjuk.
t.du

(3) Sumbangan/Hibah tersebut ayat (l) dan (2) diatas dimanfaatkan


untuk membantu biaya
penunjang kegiatan Tri Dharma perguruan Tinggi dan biaya
operasionar r"i*y".--^'
(+) sumujng3ntibah berupa barang yang diterima trNS dibukukan dan diberi
nomor inventaris
oleh.Bagian Perlengkapan dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan
aa, tegunuan a*i u*-g
tersebut.

(5) sumbangan/Hibah berupa barang yang diterima fakultas/lembaga,/pascasa{ana,/uprfunit


kerja lain dibukukan dan diinvetaris oleh unit kerja dan dilaporkanlepaau p"J-t, n"no.
II serta di daftarkan ke Bagian perlengkapan UNS.

Bagian Kelima
Penyusunan Anggaran pendapatan DIpA BLU

Pasal 39
Tim Pengelola DIPA BLU Universitas/Kantor Pusat/Fakultas/program pasca
Sarjana,{Jnit Keda
terkait menyusun anggaran/rancangan_DlpA BLU setiap
tahun anggaran dengan tahapan:
I' Menyusun rencana anggaran pendapatan berdasark'an ketentuan
alokasi DIpA BLU
2. Yang diperlukan/diperhatikan dalam penyusunan anggaran
pendapatan:
a. Input
l) Kegiatan yang sudah direncanakan dengan matang melalui Rapat Kerja dengan pihak
pihak terkait (Rakerda) meliputi jenis-jenis kegiatan, ranking prioritas kegiatan.
sarana,/prasarana yang diperlukan dan jadwal pelaksanaan kegiatan.
2) Sumber dana yang tersedia.

b. Proses
Proses penyusunan anggaran atau breakdown anggaran adalah menjabarkan perhitungan
biaya untuk semua kegiatan yang diprioritaskan dengan mendasarkan :
I) Rencana penerimaan anggaran sesuai dan rangking prioritas kegiatan
2) Peraturan/Kebij akan yang berlaku
3) Prinsip-prinsip pembiayaan/pengeluaran uang (hema! efisien, tidak mewah, sesuai
kebutuhan, terarah dan terkendali sesuai rencana program, ada standar tarip.
semaksimal mungkin untuk penggunaan produksi dalam negeri, dan ada bukti
pengeluaran yang sah).
4) Rencana pembiayaan kegiatan/penggunaan dana disusun dan dijabarkan ke dalam
jenis MAK terperinci dalam jenis -jenis kegiatan sampai dengan butir-butir
p€mbiayaan.
5) Pembiayaan kegiatan/penggunaan dana dilakukan berdasarkan jenis kegiatan dan
jenis mata anggaran keluaran (MAK) sebagai berikut:
a) Jenis kegiatan:
i. Pendidikan /Kemahasiswaan
ii. Penelitian
iii. PengaMian pada Masyarakat
iv. Pembinaan Kerumahtanggaan/Lingkungan kampus
b) Jenis Mata Anggaran Keluaran (MAK) sesuai ketentuan dan perundangan yang
berlaku.
6) Penggunaan dana/pembiayaan dalam pelaksanaan operasional kegiatan mengacu
pada tarip biaya satuan maksimum yang diatur dalam Surat Keputusan Rektor.

c Output
Output dari p€nyusunan anggaran adalah dokumen berupa usulan DIPA BLU dan
breakdown anggaran dari masing-masing Unit kerja. Untuk usulan DIPA BLU
Universitas setelah disahkan oleh Menteri Keuangan/DJA menjadi DIPA Universitas
Sebelas Maret

J Pengesahan usulan DIPA BLU


a. Rancangan DIPA BLU Fakultas diajukan ke Senat Fakultas untuk dibahas, dan kemudian
disahkan oleh Senat Fakultas yang bersangkutan. Rancangan DIPA BLU yang telah
disahkan oleh Senat Fakultas menjadi usulan DlpA BLU Fakultas dan selanjutnya
diajukan ke Universitas untuk diolah menjadi rancangan usulan DIpA BLU Univeriitasl

b. Rancangan usulan DIPA BLU Program Pasca Sarjana dibahas oleh rim pengelola BLU
dan Ketua Program Studi, setelah disetujui rancangan usulan DIpA BLU disahkan oleh
Direktur hogram Pasca sarjana menjadi usulan DIPA BLU hogram pasca Sarjana dan
selanjutnya diajukan ke Universitas untuk diolah menjadi rancangan usulan DIPA BLU
Universitas;

c. Rancangan usulan DIPA BLU Kantor pusat dibahas oleh rim penyusun DIPA BLU
Kantor Pusat, setelah disetujui dari masing-masing bidang disahkan oreh pembantu
Rektor II, menjadi usulan DIPA BLU Kantor puit dan ielanjutnya arorarr
mergaai
rancangan usulan DIPA BLU Universitas:
d Rancangan usulan DIPA BLU Universitas yang dihasilkan oleh rim penlusun
BLU
Universitas, oleh Rektor diajukan ke Senat Universitas untuk dibahas dan kemudian
llsahkan. Rancangan usulan DIpA BLU Universitas yang telah disahkan oleh Senat
Universitas menjadi usulan DIPA BLU uNS, yang seianjutnya diajukan ke SekretJs
Jenderal Kemendiknas melalui Dirjen Dikti. setelah irraru dibahas d ranwit
ditandatangani oleh Rektor dan baru diterbitkan DIpA; dan

e DIPA yang disahkan dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan melalui DJA merupakan
dokum.en yang berlaku sebagai Surat Keputusan Otorisasi
ISKO; y*g ."ngitai d;
menjadi pedoman bagi Universitas, Fakultas, dan Unit-unit kerja ierkaitl apru
diperlukan perubahan/penambahan/aengurangan atau penggeseran anggaran pada
harus diajukan melalui usulan Re-visi sesuai peraturan yan[ berlaku aai"tata,
blra"
*utto y*g
ditetapkan oleh Dirjen Dikti dan DJA.

4 Batas waktu pengajuan usulan DIpA


a. Usulan DIPA BLU masing-masing FakultasAjnit kerja harus sudah diajukan paring
lambat 12 (dua belas) bulan sebelum tahun anggaran dimulai; dan

b. Usulan DIPA BLU UNS harus sudah diajukan ke Dirjen Dikti, paling lambat
l0
(sepuluh) bulan sebelum tahun anggaran dimulai.

BAB XIII
PERTANGGUNGJAWABAN
PENGELOLAAN DANA DIPA BLU

Pasal 40
(l) Pemimpin BLU bertanggung_jawab secara umum atas operasional dan keuangan
BLU
den_gan menyampaikan permohonan pengesahan atas realisasi penerimaan a* p.ig.fr_*
BLU. ke KPPN setempat paling lambat 5 hari kerja sebelum akhir tanggar
be{alan.
ti ",r*
(2) Bukti pembayaran berupa kuitansi dinyatakan sah apabila memenuhi syarat
sebagaimana
tesebut pada lampiran Peraturan ini.

(3) Bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran BLU wajib diarsip sesuai ketentuan
.

BAB XIV
KERUGIAN BLU UNS/NEGARA

Pasal 41
(l) Setiap kerugian BLU-UNSA{egara yang disebabkan oreh
tindakan meranggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diielesaikan sesuai dengan
undangan yang berlaku.
k;;;; ;;il;-
24
(2) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat
lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau meralaikan kewajiban y-i
aiu"tur*ul, r,ipua*yu
secara langsung merugikan keuangan BLU-uNSNegara, - *ujib
tersebut.
-.rgganti tierugran

(3) Kuasa otorisator fakulta-s/unit dapat segera merakukan tuntutan ganti


rugi, setelah
mengetahui bahwa dalam fakultas/unit yang bersangkutan terjadl
t"-gi-
perbuatan dari pihak mana pun. "tiu"t

Pasal 42
(l)
5:rygi* BLU-UNSA',regara wajib d aporkan oreh atasan langsung atau Kuasa otorisator
fakultas/unit kepada pemimpin BI-U-IINS dan diberitahukan-k"pidu
BIK p"rirg i"-" z
(tujuh) hari kerja setelah kerugian BLU-UNSNegara itu diketahui.

(2) Segera setelah kerugian BLU-tINSNegara tersebut diketahui,


kepada bendahar4 pegawai
negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat rain yang nyata-nyati
melanggar huk'uni atau
melalaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dal-am pasai 4t segera
ifmintak* .*",
pemyataan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa kerugian
terseb]ut menjadi ilgg*g
jawabnya dan bersedia mengganti kergian BLU_UNSA{egara
dimaksud.\\
(3) Jika. surat keterangan tanggung jawab mutlak tidak mungkin
diperoleh atau tidak dapat
menjamin pengembalian kergian. BLU-UNSA,legara, pemimpin BLU-.NS
segera
mengel,arkan surat keputusan pembebanan p.nggu,ti- kerugian-
sementara r<epaaa yLg
bersangkutan.

Pasal 43
(t) Dalam hal bendahar4 pegawai negeri sipil bukan bendahara,
atau pejabat lain yang dikenai
tuntutan ganti kergian BLU-trNSNegara berada dalam pengampuan,
merarikan ii.i, utuu
meninggal dunia, penunturqn dan penagihan terhadapnya UJr"fi,
memperoleh haldahli waris, terbatas pad3 k3klraan y-g dik.lolu
rcp^a" f"rf".fjy-g
aip"-rEmi", itg
berasal bendahara, pegawai negeri sipil bukan b-endahara ",",
.dari
bersangkutan. "t", r,l.;"irt li"'i,*g
(2)
I*gq*g- ilyt pengampu/yang
kerugian BLU-uNSAiegara
memperoleh hak/ahli waris untuk membayar ganti
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) menjadi r,up*
dalam waktu 3 (tiga) tahun, sejak keputusan p"ngudil- yang
upitilu
menetapkan pengampuan
kepada.bendahara, pegawai negeri sipil lutari Unaairaral
i.:"U"i-i"]r"iJ.g
bersangkutan, atau sejak bendahara, pegawai negeri "*
bukan bendahara, utuu p"juuui rum
-;;;;;J;g
yang bersangkutan diketahui melarikan diri alau meninggal
drrd
memperoleh hak/ahli waris tidak diberitahu oleh pejabat y*glb-".*.nung,";;;;"i;'-y"
kerugian BLU-LrNSA.,legara.

Pasal 44
(l) *"r:n,y
.r:nr."lesaian kerugian BLU-UNSNegara sebagaimana diatur dalam peraturan
menteri ini
berlaku pula untuk uang. darlatau b"ar-g bu"ta, m,ik
daerah, y*; t;;1"
dalam penguasaan bendahara, p"gu*ui negeri
sipil buk"an cendahara, p"rl6" l?i, yr"g
digunakan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.
"",
(2) Ketentuan penyelesaian kerugian BLU-[INSNegara
dalam peraturan menteri ini berlaku
pula untuk pengelola perusahaan daerah dan
_25-
Ui'a*-U"a_ iain yang _.;;;l;;;g;[*
pengelolaan keuangan BLU-UNSNegar4 sepanjang tidak diatur dalam peraturan
perundang-undangan tersendiri.

Pasal 45
(l) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahar4 dan pejabat lain yang telah ditetapkan
untuk mengganti kerugian BLU-UNS/ Negara dapat dikenai sanksi administratif dan/atau
sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Putusan pidana atas kerugian BLU-UNSNegara terhadap bendahara" pegawai negeri sipil
bukan bendahara dan pejabat lain tidak membebaskan yang bersangkutan dari tuntutan
ganti rugi.

BAB XV
PENUTIJP

Pasal 46
(l) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari
temyata terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

(2) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur tersendiri dengan Surat
Keputusan Rektor.

(3) Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Surat Keputusan Rektor No. 2l8lJ27/KU/2001
tanggal 26 Mei 2001 tenlang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dan Pembiayaan Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK.S)
Universitas Sebelas Maret dan perubahannya, serta peraturan-p€raturan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ditetapkan di : Suralorta
Padaianggal , 06SEP 2011

Rektor
Universitas Sebelas Maret

6 Prof. Dr. R. Karsidi. MS u


--NtP. t9570707198t03 I 006
/"

-26-
LAMPIRAN : PERATUTTAN Rf,KTOR UNIYERSITAS SEBf,LAS MARET
No.112ftt2?/Kv/2.11 TANGGAL,
0 6 Stp 20ll
.I'ENTANG
: PEDOMAN PENGELOLAAI\. I(EUANGAI{ BADAN LAYANAN UMUM
UNTVERSITAS Sf, Bf, LAS MARET

SYARAT YANG IIARUS DIPEIruHI UNTUK BUKTI PENGELUARAN


ATAU KWITANSI YANG SAII

l. Atas namajabatan dan tidak diperkenankan atas nama pribadi.

2- Jumlah uang yang harus ditulis dengan angka dan huruf harus terang danjelas, demikian pula keterangan
yang menjadi dasar pembayarannya.

3. Jumlah yang ditulis dengan angka harus sama dengan yang tertulis dengan huruf.

4. Ditandatangani oleh yang berhak dan dibawah tanda tangan harus tertulis nama lengkap dan jelas.

5. Tidak terdapat coretarVpenghapus tip ex dan perubahan tulisan ( tulisan bertindih ) dalam kwitansi.

6. Memuat nomor wajib pajak ( NPWP ) dari yang menerima pembayaran.

7. Telah ada tanda tangan "Setuju Dibayar" oleh Atasan Langsung Bendahara Pengeluaran Pembantu
dan "Lunas Dibayar" oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu

8. Memuat keterangan tujuan /kegunaan pembelian barang.

9. Untuk pembelian barang yang mempunyai SPESIFIKASI ( Misalnya : Merek, nomor mesin, tipe dan
sebagainya ) dimuat dalam kwitansi yang berkenaan atau dalam faktur terlampir.

10. Pembayaran untuk pembelian barang ada keterangan barang yang telah diterima dengan baik dan
lengkap yang ditandatangani oleh Penanggung jawab/Kepala Gudang/Pengurus barang.

I l. Tanda bukti untuk pembelian pakaian pesuruh, tukang kebun, montir dan laboratorium harus
dilampiri daftar penerimaan pakaian ke{a dimaksud dan ditandatangani oleh yang berhak menerimanya.

12. Tanda bukti pembelian beberapa macam barang dari toko/rekanan harus ada faktur dan cap
toko/rekanan yang bersangkutan.

13. Pembayaran honorarium yang mempergunakan surat kuasa dilampirkan surat kuasanya pada SpJ.

14. Untuk pembayaran dengan tanda tangan cap jempol harus disaksikan oleh dua orang saksi yang
dikenal kedua belah pihak.

l5 Untuk pembayaran/pembelian yang memenuhi persyaratan dipungut pph, dan ppN diberi cap telah
dipungut PPh./PPN.

t6 Tidak diperkenankan meng-SPJ-kan kwitansi yang menggunakan stemp€l tanda tangan.

t7 Kwitansi senilai Rp. 250.000,- s/d < Rp 1.000.000,- dibubuhi meterai seharga Rp. 3.000,-, kwitansi
senilai Rp. 1.000.000,- keatas dibubuhi mererai Rp. 6.000,-

Rektor,
Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. R. Karsidi, MS 1


0 NtP. r 95707071 981 03 I 006
v
I

Anda mungkin juga menyukai