Wrapup Skenario 2 Kelompok Bsi-3-18
Wrapup Skenario 2 Kelompok Bsi-3-18
Kelompok : 3-BSI8
Ketua : Puja Khairunnisa (1102018355)
Sekretaris : Natasya Fadia Haya (1102018256)
Anggota : Yoga Ardiansyah (1102018003)
Muhammad Anas Muslim (1102018187)
Hilmi Fauzi Akmal (1102018154)
Muhammad Malik Fajar (1102018207)
Sri Damayanti (1102018216)
Femi Aldini (1102018026)
Amallia Puspita Annastasya Jusuf (1102018147)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2020/2021
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.424457
DAFTAR ISI
SKENARIO 2
TELINGA SAKIT
Perempuan 35 tahun berkonsultasi dengan dokter keluarga dengan keluhan
sakit Otitis media akut disebabkan Oleh virus, bakteri dan biasanya pada
anak usia di bawah 5 tahun disebabkan oleh hemofilius influenza.
Penyakit ini biasanya terjadi pada membran timpani. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan seperti otoskopi dan pewarnaan gram. Terapi yang
diberikan pada kasus tersebut dapat dilakukan pembersihan dengan
carian H2O2, diteteskan antibiotic, serta diberikan analgesic dan
pembedahan. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan memberikan
edukasi kepada orang tua serta pentingnya pemberian ASI minimal 3
bulan dapat memproteksi melawan OMA. Menurut pandangan Islam cara
menjaga kebersihan telinga dengan menjaga pendengaran dari hal-hal
buruk, membersihkan telinga ketika wudhu, dan berdoa agar diberi
kesehatan.
Kata Sulit
1. Gendang telinga : Selaput tipis yang memisahkan bagian luar telinga dan
bagian tengah telinga.
2. Batuk : Respon alami dari tubuh sebagai system pertahanan untuk
mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernafasan, serta
mencegah benda asing masuk kesaluran pernafasan bawah.
Otitis media akut disebabkan Oleh virus, bakteri dan biasanya pada anak
usia di bawah 5 tahun disebabkan oleh hemofilius influenza. Penyakit ini
biasanya terjadi pada membran timpani. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan seperti otoskopi dan pewarnaan gram. Terapi yang diberikan
pada kasus tersebut dapat dilakukan pembersihan dengan carian H2O2,
diteteskan antibiotic, serta diberikan analgesic dan pembedahan.
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi kepada
orang tua serta pentingnya pemberian ASI minimal 3 bulan dapat
memproteksi melawan OMA. Menurut pandangan Islam cara menjaga
kebersihan telinga dengan menjaga pendengaran dari hal-hal buruk,
membersihkan telinga ketika wudhu, dan berdoa agar diberi kesehatan.
Learning Objective
Telinga luar dan tengah mengubah gelombang suara dari hantaran udara
menjadi getaran cairan di telinga dalam.
Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang
berisi cairan. Dengan demikian, gelombang suara hantaran udara yang harus
disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga dalam, dan dalam prosesnya
melakuakan kompensai terhadap berkurangnya energi suara terjadi secara
alamiah sewaktu gelombang suara berpindah dari udara ke air. Fungsi ini
dilakukan oleh telinga liar dan telinga tengah.
Telinga luar terdiri dari pinna (bagian daun telinga, auricula), meatus
auditorius eksternus (saluran telinga), dan memebran timpani (gendnag
telinga). Pinna, suatu lempeng tulang rawan terbungkus kulit, mengumpulkan
gelombang suara dan menyalurkannya ke slauran telinga luar. Karena
bentuknya, daun telinga secra parsial menahan gelombang suara yang
mendekati telinga dari arah belakang, dan dengan demikian, membantu
seseorang membedakan apakah suara datang dari arah depan atau belakang.
3.1 Definisi
Otitis media akut adalah infeksi pada telinga tengah yang onsetnya
bersifat akut, terdapat tanda efusi pada telinga tengah dan inflamasi telinga
tengah. Otitis media adalah istilah umum untuk inflamasi pada telinga
bagian tengah, dan otitis media diklasifikasikan secara klinis menjadi otitis
media akut dan otitis media dengan efusi, otitis media dengan efusi kronis,
otitis media mukoid, dan otitis media supuratif kronis. Otitis media dapat
terjadi akibat terganggunya tuba eusthacius, dimana paling sering
disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernafasan atas dan diperparah
oleh infeksi sekunder oleh bakteri (Shaikh dan Hoberman, 2010;
Cunningham dkk., 2012)
Otitis media akut adalah salah satu penyakit tersering pada anak-anak,
terhitung sekitar satu dari empat dari semua peresepan obat untuk anak-
anak di bawah 10 tahun di US. Meski otitis media akut sering sembuh
dengan sendirinya dalam 4-7 hari tanpa memakai antibiotik (self limiting),
tapi kondisi ini dapat mempengaruhi intelektual anak & kemampuan
berbahasa, begitu juga dengan prestasinya di sekolah (Cheong dan
Hussain, 2012)
Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang gejalanya
berlangsung cepat seperti tanda-tanda dari efusi telinga tengah dan tanda
inflamasi pada telinga tengah. Otalgia dan demam adalah tanda paling
klasik dari otitis media akut yang telah terjadi pernanahan. Penemuan
spesifik dari pemeriksaan otoskop adalah hilangnya reflek cahaya,
hilangnya bentuk normal membran timpani, dan pembengkakan pada
membran timpani (Toll dan Nunez, 2012).
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut telinga tengah.
Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan khususnya pada anak-
anak. Diperkirakan 70% anak mengalami satu atau lebih episode otitis
media menjelang usia 3 tahun. Penyakit ini terjadi terutama pada anak dari
baru lahir sampai umur sekitar 7 tahun, dan setelah itu insidennya mulai
berkurang.
3.2 Etiologi
3.3 Epidemiologi
3.5 Patofisiologi
Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring
dan faring.Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya
mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim
dan antibodi.Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini
terganggu (Soepardi, 2007).Sebagai pelengkap mekanisme pertahanan di
permukaan, suatu anyaman kapiler subepitel yang penting menyediakan pula
faktor-faktor humoral, leukosit PMN dan sel fagosit lainnya (Boies, 1997).
Terdapat beberapa rute infeksi sehingga terjadi otitis media akut, antara
lain (Dhingra, 2014):
Untuk menjadi patogen di daerah seperti telinga atau sinus, bakteri harus
melekat pada lapisan mukosa.Infeksi virus yang menyerang dan merusak
permukaan mukosa traktus respiratorius mengakibatkan bakteri dapat tumbuh
patogen di daerah nasofaring, tuba eustachius, dan ruang telinga tengah
(Donaldson, 2015).
Diagnosis pasti dari otitis media akut sering susah dilakukan pada
anak-anak. Gejala sering tumpang tindih dengan gejala gangguan saluran
pernafasan atas. Sakit pada telinga yang merupakan gejala paling spesifik
sering tidak didapatkan pada pasien dengan otitis media akut (Shaikh dan
Hoberman, 2010).
Dalam The American Academy of Family Physicians and American
Academy of Pediatric terdapat beberapa kriteria untuk mendiagnosis otitis
media akut, yaitu:
1) Riwayat gejala yang mendadak dan bersifat akut.
2) Tanda dari efusi pada telinga bagian tengah, seperti
menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau
tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan cairan
di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari
telinga.
3) Tanda inflamasi pada telinga bagian tengah, seperti kemerahan
atau erythema pada membran timpani, nyeri telinga atau otalgia.
Gejala dengan nilai prediktif paling tinggi untuk mendiagnosis efusi
telinga tengah pada otitis media akut adalah mengembungnya membran
timpani (bulging). Nilai prediktif dari bulging ini bisa meningkat jika
berkombinasi dengan gangguan motilitas dan warna yang berubah pada
membran timpani (Toll dan Nunez, 2012).
Dalam Alberta Clinical Practice Guideline, dalam membedakan antara
miringitis dan otitis media akut, terdapat perbedaan yang paling dasar
adalah kurangnya mobilitas dari membran timpani. Berkurangnya
mobilitas membran timpani merupakan komponen utama untuk
mendiagnosis otitis media akut. Otalgia dan demam adalah tanda paling
khas dari otitis media supuratif. Penemuan spesifik pemeriksaan otoskop
adalah hilangnya reflek cahaya, hilangnya bentuk (contour) normal dan
mengembung (bulging) dari membran timpani (Toll dan Nunez, 2012).
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut:
1) Penyakitnya muncul mendadak (akut);
Pembedahan
1. Miringotomi
Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, supaya
terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Syaratnya
adalah harus dilakukan secara dapat dilihat langsung, anak harus tenang
sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik. Lokasi miringotomi
ialah di kuadran posterior-inferior. Bila terapi yang diberikan sudah adekuat,
miringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali jika terdapat pus di telinga tengah.
Indikasi miringostomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam,
komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan
infeksi sistem saraf pusat. Miringotomi merupakan terapi third-line pada
pasien yang mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu
episode OMA. Salah satu tindakan miringotomi atau timpanosintesis
dijalankan terhadap anak OMA yang respon kurang memuaskan terhadap
terapi second-line, untuk menidentifikasi mikroorganisme melalui kultur.
2. Timpanosintesis
Timpanosintesis merupakan pungsi pada membran timpani, dengan analgesia
lokal supaya mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan. Indikasi
timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi
supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang sistem imun tubuh rendah,
pipa timpanostomi dapat menurun morbiditas OMA seperti otalgia, efusi
telinga tengah, gangguan pendengaran secara signifikan dibanding dengan
plasebo dalam tiga penelitian prospertif, randomized trial yang telah
dijalankan.
3. Adenoidektomi
Adenoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan
efusi dan OMA rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan
insersi tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan. Pada anak
kecil dengan OMA rekuren yang tidak pernah didahului dengan insersi tuba,
tidak dianjurkan adenoidektomi, kecuali jika terjadi obstruksi jalan napas dan
rinosinusitis rekuren.
Edukasi Pasien
Edukasi bagi pasien otitis media, termasuk keluarga atau orangtua,
adalah penjelasan kondisi yang merupakan infeksi telinga dalam yang berbeda
dengan otitis eksterna. Etiologi, faktor risiko, rencana terapi, dan
kemungkinan komplikasi dari otitis media juga harus dijelaskan. Berikan
penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa otitis media ringan sedang dapat
sembuh sendiri tanpa antibiotik. Watchful waiting adalah menunggu 2‒3 hari
sebelum peresepan antibiotik, dan anak hanya diberikan analgesik untuk
meringankan gejala. Selama terapi anak dianjurkan untuk istirahat dan banyak
asupan cairan.
Otitis media lebih banyak terjadi saat musim pancaroba di mana anak
sering terserang flu. Karena itu, pastikan jadwal imunisasi anak lengkap
termasuk vaksinasi influenza yang dilakukan setiap tahun. Pada anak penderita
alergi, harus terkontrol faktor predisposisi otitis media, seperti kongesti dan
inflamasi nasal.
3.10 Komplikasi
3.11 Pencegahan
● Memastikan anak mendapatkan vaksinasi lengkap dan
rutin, termasuk PCV (pneumococcal vaccination) yang
memproteksi dari infeksi Streptococcus pneumoniae
● Pencegahan ISPA pada bayi dan anak – anak
● Pemberian ASI pada anak selama minimal 6 bulan, sebab
ASI juga sebagai imunitas pada anak
● Penghindaran pemberian susu di botol pada saat anak
berbaring untuk meminimalisir kejadian tersedak
● Hindarkan anak dari asap rokok
● Hindari pengeluaran mucus dengan paksaan/tekanan yang
berlebihan
● Jangan mengorek telinga anak dengan kasar
● Jauhkan telinga anak dari suara keras yang dapat merusak
gendang telinga
● Jauhkan anak – anak dari benda kecil – kecil yang bisa
masuk ketelinga hidung atau ditelan
● Jika ada benda asing didalam telinga segera datang
kedokter
● Jaga kebersihan telinga anak
● Lindungi telinga anak selama penerbangan.
3.12 Prognosis
Prognosis untuk sebagian besar pasien otitis media sangat baik.
Kematian akibat AOM merupakan kejadian langka di zaman
modern. Karena akses yang lebih baik keperawatan kesehatan di
negara maju, diagnosis dan pengobatan dini telah menghasilkan
prognosis yang lebih baik untuk penyakit ini. Terapi antibiotik yang
efektif adalah pengobatan andalan. Beberapa faktor prognostik
mempengaruhi perjalanan penyakit. Anak-anak yang mengalami
kurang dari tiga episode AOM tiga kali lebih mungkin mengalami
gejala mereka diselesaikan dengan antibiotik tunggal dibandingkan
dengan anak-anak yang mengembangkan kondisi ini di musim
selain musim dingin.
Pendengan hati terhadap kebenaran itu ada 3 macam, ketiganya ada dalam Al-
Quran :
Dengan kata lain,jika seandainya Allah mengetahui orang-orang kafir itu terdapat
penerimaan dan ketundukan,tentu Allah akan menjadikan mereka dapat
memahami.
Adapun mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan saja yang dapat
memberatkan timbangan amal kebaikan anda dan menunjukkan pada kehidupan
hati anda serta beredarnya denyutan didalamnya.
Mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan ini akan hadir ketika
perkataan yang didengar itu bertemu dengan sekejap kekhusyukan,atau ketika
dalam kondisi bertaubat, atau ketika merasa terpukul dengan dosanya,atau hanya
dengan pertolongan Allah yang tersembunyi, atau juga dengan kelembutan yang
jelas,dengan sebab ataupun tanpa sebab.
Dhingra PL, Dhingra S, Dhingra D. Disease of Ear Nose and Throat & Head and
Neck Surgery 6th ed. Haryana: Elsevier. 2014
Munilson, J., & Edward, Y. (2004). Penatalaksanaan Otitis Media Akut. 1–9.
Prof.Dr.Efiaty Arsyad Soepardi, A. T., Prod.Dr.Nurbaiti Islandar, S. T.,
Prof.DR.Dr.Jenny Bashiruddin, S. T., & DR.Dr.Ratna Dwi Restuti, S. T.
(2007). BUKU AJAR ILMU KESEHATAN TELINGA,HIDUNG,TENGGOROK,
KEPADA & LEHER.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2007