Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN IPAS MENGENAI PEMISAHAN CAMPURAN

(KROMATOGRAFI DAN FILTRASI)

Nama: Mariska Wahyu Wulandari


No: 18
Kelas: X AKL 1

SMK N 1 JOGONALAN
LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara pemisahan campuran dengan kromatografi
2. Untuk mengetahui warna noda pada tiap tinta
3. Untuk mengetahui jarak noda pada tinta

II. DASAR TEORI


Kromatografi kertas merupakan contoh kromatografi partisi dalam bentuk planar
yang sudah sangat konvensional. Teknik ini umumnya digunakan untuk menjelaskan
teknik kromatografi secara mudah, karena sistem kromatografinya yang sangat
sederhana. Hanya butuh sepotong kertas, tinta warna dan pelarut dalam suatu
bejana saja (Rubiyanto 2016). Pada kromatografi kertas di dalamnya menggunakan
fase diam berupa kertas serap yang sama serta menggunakan fase geraknya berupa
pelarut atau campuran pelarut yang cocok (Kristianingrum 2005).

Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan


kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing, pembentukan
komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga
kertas seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas
lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Fe3+,
Cu2+ (J Basset 1994),

Dalam kromatografi fasa gerak bergerak membawa komponen-komponen melewati


fasa diam. Komponen-komponen selanjutnya berinteraksi dengan fasa diam,
sementara fasa gerak terus berjalan melalui fasa diam. Dalam hal ini terjadi
perbedaan interaksi dari komponen dengan fasa gerak dan fasa diam (Rubiyanto
2016).

Eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan
umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Eluent yang banyak digunakan
adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. R merupakan nilai dari
Jarak relative pada pelarut. Harga Rƒ dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh
komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap senyawa
(Rohman 2009).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Botol
2. Spidol warna (hitam,hijau tua,orange,biru tua)
3. Gunting
4. Penggaris
5. Pensil
6. Lidi
7. Kertas buku tulis
8. Lem

IV. CARA KERJA


1. Botol yang diisi air kurang lebih 2 cm dari permukaan bawah.
2. Tandai berupa garis pada bagian bawah kertas. Kira-kira 1 cm dari permukaan
bawah.
3. Totolkan spidol pada garis dibagian bawah kertas.
4. Lem kertas dengan lidi libagian atas dan dimasukkan kedalam gelas.
5. Tunggu selama beberapa menit.
6. Angkat kertas dari botol dan hitung jarak tempu pelarut.
7. Diamkan beberapa menit.
8. Identifikasi warna apa saja yg terpisah dan hitung jarak pemisahnya.

V. HASIL PENGAMATAN
Pelarut Tinta Noda Jarak noda Jarak pelarut
Air Hitam Ungu 1,5 cm
Pink 0,5 mm 2 cm
Coklat muda 0,6 mm
Biru 0,2 mm
Air Hijau tua Hijau muda 0,7 mm
Kuning 0,1 mm 1,6 cm
Biru 0,4 mm
Air Orange Pink 0,7 mm 1,6 cm
Kuning 0,6 mm
Air Biru tua Ungu 0,5 mm 1,3 cm
Biru muda 1 cm

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan pemisahan campuran dengan kromatografi ini menggunakan kertas
buku tulis sebagai fase diam dan air sebagai fase geraknya. Percobaan yang
dilakukan mengunakan spidol warna hitam,hijau tua,orange dan biru tua.
Pada spidol berwarna hitam menghasilkan noda ungu, pink, coklat muda dan biru.
Untuk noda ungu dengan jarak 1,5 cm, noda pink dengan jarak 0,5 mm, noda coklat
muda dengan jarak 0,6 mm dan noda biru dengan jarak 0,2 mm dengan jarak pelarut
sekitar 2 cm.
Pada spidol berwarna hijau tua menghasilkan noda hijau muda, kuning dan biru.
Untuk noda hijau muda dengan jarak 0,7 mm, noda kuning dengan jarak 0,1 mm dan
noda biru dengan jarak 0,4 mm dengan jarak pelarut sekitar 1,6 cm
Pada spidol berwarna orange menghasilkan noda pink dan ungu. Untuk noda pink
dengan jarak 0,7 mm dan noda kuning dengan jarak 0,6 mm dengan jarak pelarut
sekitar 1,6 cm
Pada spidol berwarna biru tua menghasilkan noda ungu dan biru muda. Untuk noda
ungu dengan jarak 0,5 mm dan noda biru muda dengan jarak 1 dengan jarak pelarut
sekitar 1,3 cm.

VII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan pemisahan campuran dengan
kromatografi ini menggunakan kertas buku tulis sebagai fase diam. Kertas tersebut
dipotong hingga berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4,5×12,5 cm. Pada
masing-masing kertas yang sudah dipotong di beri batas bawah dan batas atas
sepanjang 1 cm menggunakan pensil. Tujuan mempersembahkan batas bawah
adalah agar antara totolan warna di sebuah pelarut memiliki jarak jadi totolan tidak
langsung berinteraksi dengan pelarut sedangkan jarak atas digunakan sebagai batas
penyerapan cluen. Jarak pun digambar menggunakan pensil, karena pensil tidak
berinteraksi dengan tidak seperti pen dan spidol.

Pada percobaan mengunakan spidol warna hitam,hijau tua,orange dan biru tua.
Pada spidol berwarna hitam menghasilkan noda ungu dengan jarak 1,5 cm, noda
pink dengan jarak 0,5 mm, noda coklat muda dengan jarak 0,6 mm, dan noda biru
dengan jarak 0,2 mm dengan jarak pelarut 2 cm.
Pada spidol berwarna hijau tua menghasilkan noda hijau muda dengan jarak 0,7 mm,
noda kuning dengan jarak 0,1 mm dan noda biru dengan jarak 0,4 mm dengan jarak
pelarut 1,6 cm.
Pada spidol berwarna orange menghasilkan noda pink dengan jarak 0,7 mm dan
noda kuning dengan jarak 0,6 mm dengan jarak pelarut 1,6 cm.
Pada spidol berwarna biru tua menghasilkan noda ungu dengan jarak 0,5 mm dan
noda biru muda dengan jarak 1 cm dengan jarak pelarut 1,3 cm.

Dari praktikum ini saya mengetahui jika campuran itu dapat dipisahkan dengan cara
yang sederhana seperti kromatografi kertas. Warna noda dan juga jarak noda serta
jarak pelarut yang dihasilkan dari masing-masing setiap warna spidol.

VIII. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM FILTRASI

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara pemisahan campuran dengan filtrasi
2. Untuk mengetahui jumlah pengotor dalam suatu campuran
3. Untuk mengetahui kejernihan air secara sederhana

II. DASAR TEORI


Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun gas) yang
membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk
menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid
(Modul Teknik Lingkungan ITB,2016). Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir
disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah
akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah
padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya (Operasi Teknik
Kimia 1 Unsyiah, 2013).

Filtrasi adalah proses penyaringan air melalui media pasir atau bahan sejenis untuk
memisahkan partikel flok atau gumpalan yang tidak dapat mengendap, agar
diperoleh air yang jernih. Penyaringan adalah pengurangan lumpur tercampur dan
partikel koloid dari air limbah dengan melewatkan pada media yang porous.
Kedalaman penyaringan menentukan derajat kebersihan air yang disaringnya pada
pengolahan air untuk minum. Mekanisme yang dilalui pada filtrasi: a. Air mengalir
melalui penyaring glanular. b. Partikel-partikel tertahan di media penyaring. c.
Terjadi reaksi-reaksi kimia dan biologis (Envist, 2009 dalam Operasi Teknik Kimia 1
Unsyiah,2013).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Botol aqua 1,5 liter
2. Cup pop ice
3. Air keruh (air lumut,air tanah dan air sumur)
4. Tisu
5. Batu
6. Ijuk
7. Kerikil
8. Pasir
IV. CARA KERJA
1. Siapkan air keruh yang akan difiltrasi.
2. Potong botol menjadi 2 bagian bawah, bagian bawah untuk menampung air dan
yang atas untuk proses filtrasi.
3. Cuci semua bahan yang diperlukan.
4. Masukkan tisu sebagai urutan ke-1
5. Masukkan batu sebagai urutan ke-2
6. Masukkan tisu sebagai urutan ke-3
7. Masukkan kerikil sebagai urutan ke-4
8. Masukkan tisu sebagai urutan ke-5
9. Masukkan pasir sebagai urutan ke-6
10. Masukkan tisu sebagai urutan ke-7
11. Masukkan ijuk sebagai urutan ke-8
12. Masukkan tisu sebagai urutan ke-9
13. Tuangkan air keruh yang sudah disiapkan secara bergantian

V. HASIL PENGAMATAN
Jenis Air Keadaan Keadaan Tinggi Tinggi Tinggi Waktu
awal akhir cairan cairan pengotor
awal akhir
Air Kotor Air tidak 5 cm 4,5 cm 0,5 mm 3 menit
lumut ada kotoran
tetapi tidak
jernih
Air Kotor Air tidak 5 cm 4,5 cm 1 cm 3 menit
tanah jernih/buket
Air Buket Airnya lebih 5 cm 4 cm Tidak ada 4 menit
sumur jernih
daripada
yang awal

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan pemisahan campuran dengan filrasi ini menggunakan botol dan
bahan sederhana. Menggunakan 3 jenis air keruh yaitu air lumut,air tanah dan juga
air sumur.
Pada air lumut keadaan awal sebelum difiltrasi kotor dan keadaan air setelah
difiltrasi yaitu air tidak ada kotoran tetapi tidak jernih. Ketinggian cairan awal mula-
mula 5 cm setelah difitrasi menjadi 4,5 cm dengan tinggi pengotor 0,5 mm dan juga
waktu yang diperlukan 3 menit.
Pada air tanah keadaan awal sebelum difiltrasi kotor dan keadaan air setelah
difiltrasi yaitu air tidak bisa jernih/buket airnya. Ketinggian cairan awal mula-mula 5
cm setelah difiltrasi menjadi 4,5 cm dengan tinggi pengotor 1 cm dan juga waktu
yang diperlukan 3 menit.
Pada air sumur keadaan awal sebelum difiltrasi buket dan keadaan air setelah
difiltrasi yaitu airnya jauh lebih jernih daripada yang awal sebelum difiltrasi.
Ketinggian cairan awal mula-mula 5 cm setelqh difiltrasi menjadi 4 cm dengan tinggi
pengotor tidak ada dan juga waktu yang diperlukan 4 menit.

VII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pemisahan campuran dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana yaitu filtrasi. Filtrasi ini cukup menggunakan botol dan juga bahan-bahan
yang sangat sederhana yang dapat dengan mudah dijumpai.
Pada percobaan ini menggunakan 3 jenis air yaitu air lumut,air tanah dan juga air
sumur.
Pada air lumut ketinggian pengotor yang dihasilkan yaitu 0,5 mm dan keadaan air
setelah difiltrasi yaitu air tidak ada kotoran tetapi tidak jernih.
Pada air tanah ketinggian pengotor yang dihasilkan yaitu 1 cm dan keadaan air
setelah difiltrasi yaitu air tidak bisa jernih/buket airnya.
Pada air sumur ketinggian pengotor yang dihasilkan tidak ada dan keadaan air
setelah difiltrasi yaitu airnya jauh lebih jernih daripada yang awal sebelum difiltrasi.

Dari praktikum ini saya mengetahui jika campuran itu dapat dipisahkan dengan cara
yang sederhana seperti filtrasi. Jumlah pengotor pada setiap campuran dan juga
kejernihan air yang dihasilkan dari proses filtrasi masing-masing campuran.

VIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai