net/publication/332671521
CITATIONS READS
0 289
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Firda Aulya Syamani on 26 April 2019.
Abstrak
PENDAHULUAN
37
kertas (Yang, CQ. et al. 1996) dan pati (Reddy, N. et al. 2010). Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa asam sitrat dapat meningkatkan sifat mekanis kertas dan produk
tekstil tanpa menggunakan formaldehida (Morrell, T. et al. 1991; Yang et al. 1998).
Dalam penelitian ini, papan sisal dibuat pada berbagai suhu pengempaan dan
hanya menggunakan asam sitrat pada berbagai kadar sebagai perekat. Sifat fisis dan
mekanis papan sisal dianalisa untuk mengetahui pengaruh parameter di atas.
Kerapatan papan
Target kerapatan papan sisal yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebesar
0,6 g/cm3. Berdasarkan hasil pengujian, nilai kerapatan papan berkisar antara 0,33
g/cm3 sampai 0,69 g/cm3 dengan rata-rata sebesar 0,49 g/cm3. Uji Anova menunjukkan
bahwa perbedaan suhu pengempaan berpengaruh pada kerapatan papan namun
perbedaan kadar perekat tidak berpengaruh pada kerapatan papan. Dengan uji lanjut
perbandingan Tukey, diketahui bahwa suhu pengempaan 200 ºC menghasilkan papan
38
dengan kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu pengempaan 160 ºC
dan 180 ºC.
Distribusi kerapatan pada bidang tebal panel komposit seperti papan serat dan
OSB, secara khas ditunjukkan oleh kerapatan permukaan papan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian tengah papan. Gradien kerapatan dipengaruhi oleh
kombinasi antara tekanan pengempaan, kandungan air, suhu pengempaan,
pematangan perekat dan factor lain selama proses pengempaan yang berpengaruh
pda sifat fisis dan mekanis panel komposit (Wang and Winistorfer 2000; Strickler 1959;
Kamke dan Casey 1988). Dikarenakan adanya perbedaan sifat dari bahan dan kondisi
pengempaan pada produksi maka panel komposit menunjukkan profil kerapatan yang
berbeda. Candar (2007) mempelajari pengaruh parameter proses pada profil
kerapatan MDF dan melaporkan bahwa tekanan pengempaan mempengaruhi profil
kerapatan secara vertikal.
3,0
2,5
MOR (N/mm2)
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
10% 15% 20%
Kadar Asam Sitrat
Gambar 1. Histogram nilai MOR papan sisal dengan perekat asam sitrat
Nilai keteguhan lentur papan sisal ditampilkan pada Gambar 2. Nilai MOE
papan sisal dengan perekat asam sitrat berkisar 64,91 MPa sampai 308,96 MPa,
belum memenuhi standar JIS yang menetapkan nilai MOE minimal 2000 MPa untuk
based particleboard type 8. Uji Anova menunjukkan bahwa perbedaan suhu
pengempaan berpengaruh pada nilai MOE papan namun perbedaan kadar perekat
tidak berpengaruh pada MOE papan. Dengan uji lanjut perbandingan Tukey, diketahui
bahwa suhu pengempaan 200 ºC menghasilkan papan dengan MOE yang lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu pengempaan 160 ºC dan 180 ºC.
Rasio pemadatan (compaction ratio) menjadi parameter penting dalam
menginterpretasi nilai mekanis papan sisal ini. Rasio pemadatan adalah perbandingan
antara kerapatan papan dengan kerapatan materialnya. Rasio pemadatan papan sisal
dalam penelitian ini sebesar 0.79. Rendahnya nilai mekanis papan sisal (dibandingkan
dengan standar) berhubungan erat dengan belum optimumnya rasio pemadatan.
Upaya meningkatkan rasio pemadatan adalah dengan meningkatkan kerapatan target
39
dari papan. Dengan kerapatan serat sisal sebesar 0.76 g/cm3, maka kerapatan
minimum papan untuk mencapai nilai mekanis tinggi diperkirakan mulai 0.8 g/cm3.
Rasio pemadatan yang tinggi akan berpengaruh terhadap tingginya kontak antar serat
sehingga ikatan antar serat dan perekat menjadi tinggi (Li et al. 2004).
350
300
250
MOE (N/mm2)
200
150
100
50
0
10% 15% 20%
Kadar Asam Sitrat
Gambar 2. Histogram nilai MOE papan sisal dengan perekat asam sitrat
0,10
Kuat Rekat Internal (N/mm2)
0,05
0,00
10% 15% 20%
Kadar Asam Sitrat
Perbedaan kadar asam sitrat dalam papan sisal tidak menunjukkan perbedaan
signifikan untuk kekuatan internalnya. Faktor penting yang membedakan kekuatan
internal papan sisal dalam penelitian ini adalah dari perbedaan suhu kempa. Dari
Gambar 3 terlihat bahwa papan sisal yang dikempa pada suhu 160 ºC menghasilkan
nilai kekuatan internal yang lebih besar dibanding papan sisal yang dikempa pada
suhu lainnya. Hal ini disebabkan oleh karakteristik asam sitrat yang mulai mengalami
40
pelelehan mulai suhu 157 ºC dan berubah menjadi bentuk gas pada suhu 175 ºC
(Munawar, SS. et al. 2009). Pada fase tersebut gugus karboksil asam sitrat akan mulai
mengikat gugus hidroksil serat sisal melalui proses esterifikasi (Umemura, K. et al.
2010). Proses esterifikasi pada fase ini yang menyebabkan ikatan antar asam sitrat
dan serat menjadi lebih kuat dibanding pada suhu lainnya.
Adapun rendahnya nilai kekuatan internal papan sisal dengan perekat asam
sitrat dikarenakan ikatan antara serat dengan asam sitrat tidak optimal. Optimasi ikatan
antara gugus karboksil asam sitrat dan hidroksil serat terjadi pada komponen
hemiselulosa serat (Umemura, K. et al. 2010). Seperti halnya jenis serat alam lainnya,
serat sisal mengandung sedikit hemiselulosa, berkisar 10-24% (Mishra, S. et al. 2004).
Berbeda dengan serbuk kulit akasia mangium yang memiliki kadar hemiselulosa tinggi,
nilai kekuatan produk kompositnya menjadi tinggi sebagai akibat optimalnya ikatan
ester antar gugus karboksil asam sitrat dengan gugus hidroksil serbuk kulit kayu akasia
(Umemura, K. et al. 2010).
Upaya untuk meningkatkan kekuatan internal papan yang berasal dari material
dengan kandungan selulosa tinggi menggunakan asam sitrat sebagai perekat telah
dilakukan Sugihara, T. et al. (2010). Hasil penelitianya menunjukkan bahwa dengan
penambahan sukrosa ke dalam asam sitrat mulai 25%-50% telah meningkatkan
kekuatan internal papan partikel kayu sebesar 150%-300%.
KESIMPULAN
Asam sitrat telah digunakan untuk membuat papan serat sisal sebagai perekat.
Nilai terbesar modulus patah dan modulus elastisitas papan sisal paling tinggi berturut-
turut sebesar 2.43 MPa dan 308.96 MPa, dan masih sangat rendah dibanding standar
JIS A 5908-2003. Sedangkan kekuatan terbesar keteguhan rekat internal papannya
sebesar 0.08 MPa. Rendahnya kualitas papan sisal menggunakan perekat asam sitrat,
dikarenakan rendahnya ikatan antara gugus karboksil asam sitrat dengan gugus
hidroksil serat sisal sebagai akibat rendahnya kandungan hemiselulosa pada serat
sisal. Untuk meningkatkan kekuatan papan akan dilakukan dengan menambah
sukrosa ke dalam larutan asam sitrat sebelum dipergunakan. Oleh karena itu, teknik
ini dimungkinkan dapat diterapkan dalam pembuatan produk komposit dengan bahan
lignoselulosa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
41
Munawar, Sasa S., Kenji Umemura and Shuichi Kawai. 2007. Characterization of the
morphological, physical and mechanical properties of seven non-wood plant fiber
bundles, Journal of wood science 53:108-113.
Munawar, Sasa S., Kenji Umemura, and Shuichi Kawai. 2009. Development of
molded products made from bio-based renewable resources. The 27th Annual
Conference of Wood Technological Association in Japan. Kumamoto-Japan,
October 8-10, 2009.
N.Reddy, Y. Yang. 2010. Citric acid cross-linking of starch films, Food Chemi. 118 :
702-711.
P. Ghosh, D. Das, A.K. Samanta. 1995. Modification of jute with citric acid, J Polym
Mater, 12 : 297-305.
S. B. Vukusic, D. Katovic, C. Schramm, J. Trajkovic, and B. Sefc. 2006. Polycarboxylic
acids as non-formaldehyde anti-swelling agents for wood, Holzforschung. 60 :
439-444.
Strickler, M.D. 1959. Effect of press cycle and moisture content on properties of
Douglas fir flakeboard, Forest Products Journal, 9 (7): 203 – 215.
Sugihara, T, Kenji Umemura, Shuichi Kawai. 2010. Development of particleboard
using citric acid as adhesives and sucrose. The 60th Annual Meeting of Japan
Wood Research Society. Miyazaki-Japan, March 17-19, 2010.
Syamani, FA; MY Massijaya, B Subiyanto. 2008a. Sifat Fisis Mekanis Papan Komposit
Sisal (Agave sisalana Perr.). Prosiding Seminar Nasional MAPEKI XI,
Palangkaraya, 8 Agustus 2008.
Syamani, FA; KW Prasetiyo, I Budiman, Subyakto dan B Subiyanto. 2008b. Sifat Fisis
Mekanis Papan Partikel dari Serat Sisal atau Serat Abaka setelah Perlakuan Uap.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. Vol.6 No.2 Juli 2008, halaman 56-62.
Syamani, FA; Subyakto, B Subiyanto, MY Massijaya. 2009. Pengaruh Dimensi Serat
Sisal setelah Diproses dengan Ring Flaker terhadap Sifat Papan Komposit Sisal.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional MAPEKI XII, Bandung, 23 Juli 2009.
Trask-Morrel, BJ; BA Kottes-Andrews and EE Graves. 1991. Catalyst Effects Found in
Thermal and Mass Spectrometric Analyses of Polycarboxylic Acids Used as
Durable Press Reactants for Cotton. Journal of Applied Polymer Science 43:1717-
1726.
Umemura, K, Tomohide U., Sasa Sofyan Munawar, Shuichi Kawai. 2010. New Wood-
based Molding by using Citric Acid as an Adhesive. J. of Adhesion (Submitted).
Vick CB 1999. Adhesive Bonding of Wood Material. In: Wood Handbook. Wood as
an Engineering Material. Forest Product Technology. USDA Forest Service.
Wang, S.; Winistorfer, P.M. 2000. Fundamentals of vertical density profile formation in
wood composites, Part 2, Methodology of vertical density formation under dynamic
condition, Wood and Fiber Science, 32(3): 220 – 238.
Yang, CQ and Y Xu. 1998. Paper Wet Performance and Ester Crosslinking of Wood
Pulp Cellulose by Poly(carboxylic acid)s. Journal of Applied Polymer Science
67:649-658.
42
View publication stats