Anda di halaman 1dari 22

FOCUS GROUF DISCUSSION :

PENYEMPURNAAN KURIKULUM PRODI MKN GUNA MELAHIRKAN LULUSAN


PRODI MKN YANG PROFESIONAL SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN KEBUTUHAN
LAYANAN JASA NOTARIS/PPAT

PARADIGMA NOTARIS SEBAGAI PEJABAT UMUM


- H. Ikhsan Lubis, SH,SpN, Ketua Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia

A. POLEMIK KEBERADAAN PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN

1. Polemik keberadaan Program Magister Kenotariatan berlangsung cukup lama, yaitu sejak
lahirnya UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disingkat UUJN) dan
menurut UUJN salah satu syarat diangkat menjadi Notaris adalah harus lulusan Sarjana
Hukum dan lulus jenjang Pendidikan Strata Dua atau setidaknya lulus Sarjana Pendidikan
Spesialis Notaris. Ketentuan ini menyebabkan banyak sekali Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta yang membuka Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan (MKn). Namun sayang
ketentuan ini tidak diikuti dengan standarisasi kurikulum antara kampus-kampus sebagai
penyelenggara Program Studi Magister Kenotariatan (MKn). Sementara itu produk lulusannya
setiap tahunnya melebihi daya tampung kebutuhan formasi pengangkatan Notaris. Akibatnya
jumlah lulusan calon notaris membludak..

2. Meskipun demikian penyelenggara Program Pasca Sarjana MKn berpendapat lulusannya tidak
hanya ditujukan untuk menjadi Pejabat Umum Notaris, dan akan tetapi juga dipersiapkan
menjadi Doktor Ilmu Hukum dan juga bekerja dalam profesi-profesi hukum lainnya yang
memerlukan spesialisasi di bidang Ilmu Kenotariatan seperti Pejabat Lelang, Advokad, In
House Lawyer pada berbagai perusahaan dan Perbankan. Di sisi lain masyarakat yang
melaporkan kinerja notaris yang kurang baik kepada pengawas maupun aparat hukum juga
tidak kurang-kurangnya di belahan negeri ini.

3. Pada tanggal 3 Maret 2004 Menteri Kehakiman dan HAM RI yang dijabat oleh Prof. Dr.
Yusril Ihza Mahendra, SH dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR menyatakan tidak ada
kewajiban bagi Depkeh HAM untuk mengangkat Notaris baru mengingat formasi Notaris
sudah penuh, dan hal ini disebabkan antara lulusan sekolah Notaris dengan formasi yang
tersedia jumlahnya tidak sebanding. Dan akan tetapi pada waktu itu, Abdul Bari Azed yang
merupakan Sekretaris Badan Kerja sama Pengelola Penyelenggara Kenotariatan berharap
lulusan notariat harus segera diangkat karena merupakan konsekuensi logis dari perubahan
Program Pendidikan Kenotariatan yang sudah menjadi Pasca Sarjana (Magister Kenotariatan).
Kemudian sekitar akhir tahun 2014 Kemenristekdikti telah berwacana untuk ‘mengeluarkan’
program M.Kn. dari pendidikan Universitas agar kembali menjadi pendidikan profesi dengan
dasar pertimbangan Pendidikan Kenotariatan seharusnya adalah pendidikan profesi dengan
fokus pendalaman keahlian khusus membuat akta.

4. Melalui suratnya Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, meminta agar Kementerian
Ristek Dikti menghentikan pembukaan izin baru Prodi Kenotariatan. Surat Kementerian
Hukum dan HAM RI No. AHU UM.01.01-777 tanggal 31 Juli 2017 yang ditujukan kepada
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tentang permohonan penghentian sementara
pembukaan Program Studi Kenotariatan Program Magister dan dengan adanya surat
permohonan dimaksud Kementerian Ristek menghentikan izin pembukaan Prodi tersebut.

5. Sebelumnya, dalam rangka peningkatan kualitas Jabatan Notaris,KemenkumHAM menetapkan


adanya mekanisme baru bagi Calon Notaris untuk diangkat menjadi Notaris wajib memenuhi
kelengkapan persyaratan yang antara lain diatur dalam ketentuan Pasal 2 Ayat (2) huruf j
Permenkumham No. 62 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenkumham No. 25 Tahun
2014 dan terakhir sekali diatur dalam Permenkumham No. 25 Tahun 2017 tentang Ujian
Pengangkatan Notaris (UPN). Saat itu calon yang berminat untuk bekerja sebagai notaris
keberatan dengan persyaratan ujian untuk diangkat menjadi notaris yang ditetapkan
Kementerian. Selanjutnya berdasarkan Putusan Nomor : 50 P/HUM/2018 pada 20 September
2018 Mahkamah Agungmembatalkan kebijakan dimaksud karena ketentuan persyaratan UU
No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang
termuat dalam Pasal 3 tidak disebutkan tentang adanya kelengkapan persyaratan Ujian
Pengangkatan Notaris (UPN). Dengan adanya putusan Mahkamah Agung itu Kemenkumham
menata kembali melalui kebijakan baru dengan mengeluarkan Permenkumham No. 19 Tahun
2019 yang pada pokoknya meniadakan kewajiban Calon Notaris untuk mengikuti Ujian
Pengangkatan Notaris (UPN). Untuk diangkat jadi Notaris cukup hanya mengikuti kegiatan
Pelatihan Peningkatan Kualitas Jabatan Notaris (P2KJN) yang diadakan Kemenkumham
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2 Ayat (3) huruf a.

6. Berbagai langkah kebijakan Kemenkumham diatas ditujukan untuk meningkatkan kualitas


Calon Notaris yang dituntut mempunyai integritas pribadi moral yang teruji dan , berbudi
pekerti luhur.Selain Notaris juga berkewajiban dalam menjalankan tugas jabatannya bersifat
mandiri, tidak memihak, jujur dan adil. Kemenkumham juga menilai akar pokok masalahnya
ada pada Program Pendidikan Kenotariatan saat ini sehingga menjadi salah satu penyebab
banyaknya notaris kurang siap bekerja. Akibatnya masyarakat melaporkan notaris ke majelis
pengawas atau aparat hukum., Untuk diperlukanlangkah kebijakan untuk meminta moratorium
penerimaan Mahasiswa Pendidikan Magister Kenotariatan (MKn).

7. Pada akhirnya Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI melalui Surat Edaran No.
3/M/SE/VIII/2019 tertanggal 16 September 2019 Tentang Moratorium Pembukaan Program
Studi Kenotariatan Program Magister, dan yang pada pokoknya Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi memandang perlu untuk sementara waktu menghentikan semua proses
izin pembukaan Program Studi Kenotariatan Program Magister baru. Namun Menteri
mengecualikan kebijakan ini untuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dandaerah
tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus. Sehubungan hal tersebut, selanjutnya terhitung
sejak diterbitkannya surat ini Kemristekdikti tidak lagi memproses usul pembukaan Program
Studi Kenotariatan Program Magister baru.

8. Pertimbangan hukum dikeluarkannya Surat Edaran tersebut adalah dalam rangka pembinaan
dan peningkatan mutu pendidikan akademik Program Studi Kenotariatan yang sudah berjalan.
Selain itu SE ini diterbitkan dengan melihat jumlah lulusan Program Studi Kenotariatan
Program Magister saat ini sudah melebihi daya tampung formasi jabatan Notaris. Namun
secara khusus SE ini mengakomodasi permohonan penghentian sementara pembukaan
Program Studi Kenotariatan Program Magister yang disampaikan Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan HAM RI No. AHU UM.01.01-777
tanggal 31 Juli 2017di atas. Dengan demikian Moratorium yang dikeluarkan Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi patut diapresiasi sebagai langkah maju untuk
menjawab kebutuhan masyarakat yang menghendaki peningkatan kualitas jabatan Notaris
kearah yang lebih baik .

9. Dengan adanya penghentian izin pendirian prodi MKn baru tersebut sekarang tidak ada lagi
izin baru yang dikeluarkan untuk membuka Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan bagi
PTN maupun PTS, dan meskipun demikian Moratorium tersebut juga masih memberikan
kemungkinan untuk daerah tertentu membuka program MKn. Sudah barang tentu Pemerintah
diharapkan terus melakukan evaluasi bagi sekitar 45 Program Magister Kenotariatan yang
sudah ada. Evaluasi ini terkait dengan kualitas hasil peserta didiknya dan juga perbaikan
kurikulum standar yang berlaku diseluruh Indonesia. Program Pasca Sarjana MKN yang yang
sekarang sudah waktunya ditingkatkan kualitasnya lebih dari pengetahuan teori semata dan
akan tetapi juga kemampuan teknis terkait pelaksanaan tugas jabatan Notaris. Dengan
demikian Pemerintah sangatlah berkepentingan agar dilaksanakan evaluasi menyeluruh
melalui badan akreditasi perguruan tinggi. Sehingga nantinya akan diperoleh data mana Prodi
MKn yang layak untuk dipertahankan dan berkualitas, atau sebaliknya.

B. SINERGITAS PENGWIL SUMUT I.N.I DAN PRODI MKN USU


Dalam kesempatan mempererat silaturrahmi antara Pengurus Wilayah Sumatera Utara Ikatan
Notaris Indonesia (selanjutnya disingkat Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia atau Pengwil Sumut
I.N.I) dengan Program Pendidikan Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara (selanjutnya
disingkat Prodi Magister Kenotariatan USU atau Prodi MKN USU) yang berlangsung pada tanggal 10
November 2021 diperoleh beberapa pokok pikiran sebagai aktualisasi agar proses belajar mengajar
yang sekarang sudah waktunya ditingkatkan kualitasnya dengan tidak hanya mengandalkan
pendalaman pengetahuan teori semata dan akan tetapi juga kemampuan teknis terkait pelaksanaan
tugas jabatan Notaris sebagaimana dirangkum dari keinginan kuat dari Prof. Dr. Hasim
Purba,S.H.MHum dan Prof. Dr. Rosnidar, S.H.,MHum masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris
Prodi MKN USU yang untuk ringkasan rangkumannya sebagai sebagai berikut :

I. PRODI MAGISTER KENOTARIATAN USU

I.1. Prodi Magister Kenotariatan USU mempunyai target akan melahirkan lulusan Tingkat Magister
Terapan yang nantinya dapat menjadi pengemban tugas dan profesi Notaris/PPAT yang profesional
dan menegakan kode etik dalam memberikan layanan jasa Notaris/PPAT kepada masyarakat guna
mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

I.2. Prodi Magister Kenotariatan USU mempunyai kurikulum yang bersifat baharu dengan sistem
pengajaran pemberian materi kuliah yang meliputi aspek teorotis maupun aspek praktis dan
kurikulum akan terus dilakukan penyempurnaan sesuai perkembangan peraturan dan dinamika
kebutuhan pasar yang tentunya tetap mengacu kepada delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
telah ditetapkan oleh Universitas.

I.3. Prodi Magister Kenotariatan USU menjalin komunikasi aktif melalui hubungan sinergitas dengan
Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia yang ditandai kehadiran dan penugasan para Dosen Praktisi
Notaris/PPAT sebagai tenaga pengajar yang sangat dibutuhkan dalam berbagi ilmu praktek
Kenotariatan/Keppat untuk mencapai Indikator Kinerja Utama Prodi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum USU secara optimal.

I.4. Prodi Magister Kenotariatan USU senantiasa akan tetap melakukan penyempurnaan kurikulum,
peningkatan SDM tenaga pendidik, mejalin kerjasama dengan stakeholder baik regional, nasional
maupun internasional serta penyediaan sarana dan prasarana belajar mengajar baik secara daring
maupun luring guna menghasilkan lulusan yang semakin berkualitas menjadi fokus untuk mencapai
target IKU dimaksud.

I.5. Prodi Magister Kenotariatan USU senantiasa akan berjasama dengan Pengwil Sumut Ikatan
Notaris Indonesia yang sudah terjalin selama ini harus lebih ditingkatkan terutama untuk membantu
Mahasiswa dalam kegiatan praktek magang atau riset tesis yang tujuannya sebagai tambahan
penguasaan ilmu praktis, keahlian dan keterampilan dari pengalaman para Notaris/PPAT yang
ditunjuk oleh Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia.

I.6. Prodi Magister Kenotariatan USU juga mengharapkan peningkatan kerjasama Pengwil Sumut
Ikatan Notaris Indonesia dalam rangka melakukakan kegiatan bersama/kolaborasi berbagi ilmu,
terutama dengan alumni Prodi Magister Kenotariatan USU yang telah diangkat dan tersebar di
berbagai wilayah, dan berbagi pengalaman praktek dalam melaksanakan tugas jabatan Notaris
maupun dalam memahami peraturan perundang-undangan serta teori-teori hukum yang berkenaan
dan/atau terkait dengan pelaksanaan tugas jabatan notaris kepada calon notaris, agar pada saat
diangkat dapat menjadi Notaris yang mumpuni dan siap untuk melayani kepentingan masyarakat.

I.7. Prodi Magister Kenotariatan USU tujuannya untuk melakukan penyempurnaan/perubahan


kurikulum yang tepat sasaran dengan menghasilkan notaris yang profesional, terampil,
berkepribadian baik dan berakhlak mulia, dan dalam muatan materi kurikulumnnya tetap memberikan
prioritas pendidikan praktek yang memberikan pemahaman bagaimana cara jabatan Notaris secara
baik dan benar dalam menjalankan jabatan notaris sebagaimana yang diharapkan dengan
pembentukan sikap dan karakter yang jujur, dapat dipercaya, amanah dan mandiri.
I.8. Prodi Magister Kenotariatan USU mengharapkan agar Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia
saling memahami Nota Kesepahaman yang ada antara Universitas Sumatera Utara dengan Ikatan
Notaris Indonesia dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terutama pola kerja sama penyediaan tenaga pengajar,
melaksanakan pelatihan, kuliah umum, lokakarya, seminar, dan kegiatan bernuansa akademik lainnya
yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM dalam bidang kenotariatan yang telah diperbuat
untuk itu melalui MoU antara Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Pengurus Pusat Ikatan
Notaris Indonesia (PP-INI) dapat ditindaklanjut kerjasama melalui MoA antara Prodi Magister
Kenotariatan USU mengharapkan agar Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia

II. PENGWIL SUMUT IKATAN NOTARIS INDONESIA

II.1. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar Prodi Magister Kenotariatan USU
dalam menetapkan dan menugaskan dosen-dosen praktisi harus benar-benar mendasarkan pada aspek
kualitas dari dosen yang bersangkutan dan diharapkan nantinya akan berpengaruh pada kualitas
lulusan, terutama dengan memperhatikan Peraturan Perkumpulan Nomor : 16/PERKUM/INI/2018
Tentang Kriteria Untuk Menjadi Tenaga Pengajar pada Program Studi Magister Kenotariatan) dan
berdasarkan Pasal 1 Ketentuan Umum ditegaskan pengertian Tenaga Pengajar Kenotariatan dari INI
adalah seseorang yang ditunjuk oleh Ikatan Notaris Indonesia (INI) yang memiliki pengetahuan dan
keahlian dalam bidang hukum kenotariatan untuk mengajar atau memberi materi untuk mata kuliah
hukum kenotariatan atau mata kuliah hukum terkait lainnya pada Program Studi Kenotariatan yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Selain itu, untuk mendukung
kegiatan tersebut berdasarkan Pasal 3 Peraturan Perkumpulan Nomor : 16/PERKUM/INI/2018 telah
ditentukan Tata cara permintaan dan penunjukan Tenaga Pengajar dari Organisasi INI, yaitu :

1. Permohonan Tenaga Pengajar hanya dapat dilakukan oleh Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan Program Studi Kenotariatan yang telah mengadakan Kerjasama (MoU)
dengan PP INI dan telah menandatangani Kerjasama dengan Pengurus Wilayah setempat
dimana tempat kedudukan Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
2. Tata cara permohonan : Diajukan kepada Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia; atau
a. Diajukan kepada Pengurus Wilayah dengan tembusan ke Pengurus Pusat Ikatan Notaris
Indonesia;
b. Jika Tenaga Pengajar yang dimohonkan berasal dari Pengurus Pusat, maka Pengurus
Wilayah meneruskan permohonan tersebut kepada Pengurus Pusat.
c. Penugasan sebagai tenaga pengajar tersebut paling sedikit selama 2 (Dua) tahun atau paling
lama selama 4 (empat) tahun yang dapat diperpanjang kembali.
d. Selama penugasan tersebut tidak menutup kemungkinan Pengurus Pusat INI/Pengurus
Wilayah INI dapat menarik tenaga pengajar dari program studi tersebut jika melakukan
pelanggaran berdasarkan laporan dari Pengurus Tinggi atau pertimbangan internal Pengurus
Pusat INI/Pengurus Wilayah INI.

II.2. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar Prodi Magister Kenotariatan USU
melahirkan lulusan terbaiknya dari Magister Kenotariatan yang memiliki kompetensi akademik,
keahlian dan keterampilan khusus untuk memangku jabatan notaris yang profesional, terampil,
berkepribadian baik dan berakhlak mulia, dan karenanya untuk mendukung kegiatan tersebut
berdasarkan Pasal 2 Peraturan Perkumpulan Nomor : 16/PERKUM/INI/2018 telah ditentukan Kriteria
Tenaga Pengajar dari Organisasi INI, yaitu :

1. Tenaga Pengajar yang ditunjuk/direkomendasikan oleh Ikatan Notaris Indonesia (INI) adalah
sebagaimana dimaksud pada pasal 1 yang harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.1. Pengurus atau anggota INI yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA)
Perkumpulan dan ditunjuk oleh Pengurus Wilayah atau Pengurus Pusat;
1.2. Yang memiliki pengetahuan dan keahlian dibidang Kenotariatan sesuai kebutuhan Program
Studi Kenotariatan;
1.3. Telah menjabat sebagai notaris sekurang-kurangnya 7 (Tujuh) tahun;
1.4. Tidak pernah melanggar UUJN dan Kode Etik Notaris yang dibuktikan dengan Surat
keterangan dari Dewan Kehormatan Wilayah (DKW) INI.
1.5. Telah mengikuti Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris
Indonesia (PP-INI)
1.6. Ketentuan butir 1.2, 1.3, dan 1.5 tidak berlaku bagi tenaga pengajar yang mempunyai gelar
Profesor atau Doktor Ilmu Hukum atau yang telah berpengalaman mengajar minimal 5
(Lima) tahun atau lebih diprogram studi kenotariatan.
2. Notaris yang menjadi Tenaga Pengajar pada Program Studi Kenotariatan yang tidak mendapat
rekomendasi atau tidak ditunjuk oleh INI, bertindak atas nama Pribadi dan tidak dapat
mengatasnamakan INI.

II.3. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar kurikulum yang diajarkan oleh
Prodi Magister Kenotariatan USU lebih terbuka dengan melakukan penyesuaian situasi, kondisi dan
perkembangan kebutuhan masyarakat modern agar tujuan pola pengajaran dapat lebih tepat sasaran,
terutama dalam penguasaan tingkat dasar dibidang kenotariatan berupa administrasi Kantor Notaris
yang meliputi antara lain manajemen kantor, alat perlengkapan Kantor, karyawan dan keuangan dan
juga termasuk lingkup Protokol Notaris yang meliputi ketersediaan buku-buku pendaftaran, laporan-
laporan, stempel dan dokumen-dokumen lain yang harus dimiliki dan disimpan serta dijaga oleh
Notaris.

II.4. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar Prodi Magister Kenotariatan USU
menjadi mitra stragis dan saling mendukung untuk saling membesarkan dengan melahirkan lulusan
magister kenotariatan yang terampil dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, dan
Pengwil Sumut tetap mendukung dan membantu memfasilitasi kelancaran riset-riset untuk penulisan
tesis mahasiswa dan termasuk turut membantu kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran
praktis dari pengetahuan administrasi perkantoran notaris yang tujuannya untuk mendukung materi 
Kuliah Teknik Pembuatan Akta sehingga nantinya mahasiswa mahir dalam pembuatan akta.

II.5. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar menjadi Prodi Magister
Kenotariatan USU yang mampu mengembangkan ilmu hukum yang memiliki keunggulan kompetitif
dalam mengembangkan ilmu hukum dan penciptaan konsep baru peran penting perguruan tinggi
melalui program Magister Kenotariatan, berperan aktif sebagai lembaga yang dipercaya untuk dapat
mempersiapkan dan membekali calon notaris dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang harus
dikuasai seorang calon notaris.

II.6. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar Prodi Magister Kenotariatan USU
dalam kurikulum dan bahan ajarnya juga perlu meningkatkan pemahaman atas Kode Etik Notaris
maupun aplikasinya, baik dalam rangka menjalankan jabatan Notaris maupun dalam kehidupan sehari-
hari, dan keluhuran harkat dan martabat notaris sebagai mahkota jabatan yang harus melekat pada jati
diri notaris sebagai Pejabat Umum sebagaimanan dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 5 Jo.
Pasal 4, Pasal 16 dan Pasal 82 Jo. Pasal 83 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 mengenai kedudukan Ikatan Notaris
Indonesia sebagai satu-satunya organisasi perkumpulan bagi Notaris di Indonesia yang menetapkan
kode etik notaris yang akan dilaksanakan dan diterapkan oleh Dewan Kehormatan Notaris, dan oleh
karena itu sangatlah penting proses pembelajaran kode etik bagi calon Notaris yang apabila nantinya
diangkat sebagai notaris akan menjalankan tugas jabatannya secara profesional, terampil,
berkepribadian baik dan berakhlak mulia, amanah, jujur, tidak berpihak dan mandiri.

II.7. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan penyesuaian kurikulum akademik Prodi
Magister Kenotariatan USU juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang ditandai dengan adanya transformasi digital dengan dukungan sarana dan prasarana
elektronik atau teknologi digital yang memadai dan kemampuan SDM yang terampil
mempergunakannya untuk memberikan kemudahan pelayanan hukum masyarakat dengan sebaik-
baiknya.

II.8. Pengwil Sumut Ikatan Notaris Indonesia mengharapkan agar kurikulum akademik Prodi Magister
Kenotariatan USU mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa mengenali dan menganalisis
serta memecahkan masalah hukum secara bijaksana dan tetap bersandar pada prinsip-prinsip dasar
yang berkenaan dengan bentuk dan tata cara atau Teknik Pembuatan Akta Penerapan dari ketentuan
tentang bentuk dan sifat akta yang tercantum dalam pasal 38 s/d pasal 65 Undang-Undang Jabatan
Notaris, dan karenanya untuk mendukung kegiatan tersebut berdasarkan Pasal 4 Peraturan
Perkumpulan Nomor : 16/PERKUM/INI/2018 telah ditentukan Kriteria Tenaga Pengajar dari
Organisasi INI, yaitu : Materi dan Mata Kuliah atas Permintaan Tenaga Pengajar yang diajukan
kepada Perkumpulan hanya untuk mata kuliah yang terkait dengan hukum kenotariatan atau mata
kuliah hukum lainnya sesuai kebutuhan dari Program Studi Kenotariatan tersebut antara lain sebagai
berikut :

2.1. Dasar-dasar Teknik Pembuatan Akta (TPA)


2.2. Teknik Pembuatan Akta (TPA) I
2.3. Teknik Pembuatan Akta (TPA) II
2.4. Teknik Pembuatan Akta (TPA) III
2.5. Undang-undang Jabatan Notaris dan Peraturan PPAT
2.6. Hukum Perbankan
2.7. Hukum Lelang
2.8. Kode Etik Notaris
2.9. Persoalan Hukum Perjanjian dan Jaminan
2.10. Badan Hukum
2.11. Hukum Agraria

C. TAHAPAN PENGANGKATAN NOTARIS.

I. SELEKSI DAN PENDAFTARAN CALON ALB


I.1. Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP- INI) telah mengeluarkan Peraturan Perkumpulan
Nomor : 22/PERKUM/INI/2021 Tentang Pendaftaran Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia
(untuk selanjutnya disingkat Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021) yang tujuannya sebagai pedoman
bagi Pengurus Daerah, Pengurus Wilayah dan calon Anggota Luar Biasa mengenai aturan dan
mekanisme pelaksanaan pendaftaran Anggota Luar Biasa INI. Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021
adalah merupakan penyempurnaan/perubahan seiring dengan perkembangan dan untuk menjawab
beberapa permasalahan yang timbul dalam penerapan beberapa ketentuan dalam Peraturan
Perkumpulan Nomor 14/PERKUM/INI/2018 tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anggota,
agar tujuan pengaturan tentang Anggota Luar Biasa dapat lebih tepat sasaran dan pada akhirnya
menghasilkan notaris yang profesional, terampil, berkepribadian baik dan berakhlak mulia;
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan pengertian
teknis yuridis dari Anggota Luar Biasa (selanjutnya cukup disingkat dengan ALB) Ikatan Notaris
Indonesia (INI) adalah setiap orang yang memiliki Ijazah S1 Program Studi Ilmu Hukum, Ijazah
Magister Kenotariatan/Pendidikan Spesialis Notariat dan terdaftar sebagai anggota Perkumpulan
Ikatan Notaris Indonesiasia. Selain itu, berdasarkan ketentuan Pasal 2 dari Perkum No.
22/PERKUM/INI/2021 menegaskan persyaratan untuk menjadi anggota luar biasa adalah sebagai
berikut :

1. Untuk menjadi ALB INI harus memiliki Ijazah S1 Program Studi Ilmu Hukum dan Ijazah
Pendidikan Kenotariatan/Pendidikan Spesialis Notariat dan sudah lulus Seleksi ALB yang
diselenggarakan oleh Perkumpulan dengan materi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan Peraturan Perkumpulan melalui test tertulis dan wawancara yang
dilaksanakan oleh Pengurus Daerah INI.
2. Kerangka materi untuk tes tertulis dan wawancara ditetapkan oleh Pengurus Pusat INI.
I.2. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan pelaksana
seleksi anggota luar biasa sebagai berikut :
1. Seleksi ALB dilaksanakan oleh Pengurus Daerah INI sesuai dengan jadwal pelaksanaan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Perkumpulan ini.
2. Dalam hal Pengurus Daerah tidak dapat melaksanakan Seleksi ALB tersebut atau atas
keinginan satu atau lebih Pengurus Daerah, maka Pengurus Daerah atau gabungan
Pengurus Daerah yang bersangkutan harus bekerja sama dengan Pengurus Wilayah INI
dalam pelaksanaannya.
3. Pelaksanaan Seleksi ALB sebagaimana dimaksud pada ayat 2 di atas dengan membentuk
Panitia Gabungan Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah atau Gabungan Pengurus
Daerah yang bersangkutan.
4. Jika penyelenggara Seleksi ALB merupakan kerja sama Pengurus Wilayah dan Pengurus
Daerah, maka di dalam Surat Keterangan Lulus Seleksi ALB harus mencantumkan
kalimat “Pengurus Wilayah …. bekerja sama dengan Pengurus Daerah ….” dan
ditandatangani oleh Pengurus Wilayah.

I.3. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan


penyelenggaraan Seleksi ALB diadakan secara Periode sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan Seleksi ALB diadakan secara Periode, yaitu pada bulan Pebruari, Mei,
Agustus, dan Nopember.
2. Penyelenggaraan Seleksi ALB di luar periode sebagaimana yang ditentukan pada ayat
1 di atas, dapat dilaksanakan karena alasan/pertimbangan tertentu dan harus mendapat
persetujuan dari Pengurus Pusat.
3. Alasan/pertimbangan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 2, antara lain bertepatan
dengan hari besar keagamaan, bencana alam, kondisi force majeur lainnya yang terjadi di
daerah bersangkutan.

I.4. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan Pendaftaran
Seleksi ALB :
Permohonan untuk mengikuti Seleksi ALB diajukan ke Pengurus Daerah yang menyelenggarakan
Seleksi ALB sesuai pilihan dari calon peserta.
1. Menyelenggarakan Seleksi ALB sesuai pilihan dari calon peserta.
2. Calon peserta Seleksi ALB wajib mengisi formulir pendaftaran dengan melampirkan
dokumen sebagai berikut :
a. Fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Fotocopi Ijazah Sarjana Hukum (S1) yang telah dilegalisir oleh Perguruan Tinggi;
c. Fotocopi Ijazah Magister Kenotariatan/Pendidikan Spesialis Notariat yang telah
dilegalisir oleh Perguruan Tinggi;
d. Paspoto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4X6.
3. Dokumen asli sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a, b dan, c di atas wajib
diperlihatkan pada saat pendaftaran sebagai peserta Seleksi ALB di Pengurus Daerah.
4. Pengurus Daerah yang menerima berkas pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat 2
di atas, setelah mencocokkan dengan aslinya, satu rangkap disimpan oleh Pengurus
Daerah dan satu rangkap lainnya setelah dibubuhi cap/stempel Pengurus Daerah
diserahkan kembali kepada calon peserta untuk nantinya akan diunggah sebagai
persyaratan pendaftaran keanggotaan ALB melalui situs resmi Ikatan Notaris Indonesia
dan kepada calon peserta diberikan tanda terima penerimaan berkas.

I.6. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan Pengurus
Daerah dapat mengenakan biaya kepada peserta seleksi ALB tidak lebih dari Rp250.000,- (dua ratus
lima puluh ribu rupiah). Selain itu, berdasarkan ketentuan Pasal 7 dari Perkum No.
22/PERKUM/INI/2021 menegaskan Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah dapat memberikan
pembekalan kepada peserta seleksi ALB, akan tetapi pembekalan tersebut tidak menjadi syarat dan
tidak terkait dengan pelaksanaan seleksi ALB bagi peserta yang bersangkutan. Berdasarkan
ketentuan Pasal 8 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan Pelaksanaan Seleksi
Anggota Luar Biasa

1. Waktu dan tempat:


a. Waktu dan tempat pelaksanaan Seleksi ALB ditentukan oleh Pengurus Daerah
masing- masing atau dapat dikoordinir atau diregionalisasi di Pengurus Wilayah,
dengan periode penyelenggaraan sebagaimana tersebut pada Pasal 4;
b. Dalam hal penyelenggaraan Seleksi ALB dikoordinir oleh Pengurus Wilayah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat 2, maka penentuan tempat dan waktu dapat
ditetapkan oleh Pengurus Wilayah.
2. Seleksi ALB dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu test tertulis dan wawancara. Model soal
untuk test tertulis terdiri dari pilihan ganda dan essay.
3. Komposisi penilaian adalah 60% untuk test tertulis dan 40% untuk wawancara.
4. Penilaian kelulusan seleksi dilakukan oleh Pengurus Daerah/Gabungan Pengurus Daerah
dan Pengurus Wilayah dengan pedoman sebagaimana tersebut pada ayat 3 di atas.
5. Pengumuman seleksi dilakukan selambat-lambatnya pada minggu ke-2 bulan berikutnya.
6. Bagi peserta seleksi yang dinyatakan lulus akan mendapatkan Surat Keterangan Lulus
Seleksi ALB dari Pengurus Daerah atau dari Pengurus Wilayah penyelengara seleksi sesuai
contoh terlampir.

I.7. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan


Pendaftaran Anggota Luar Biasa
Calon ALB yang telah lulus Seleksi ALB mendaftarkan diri sebagai ALB INI setelah mendapatkan
Surat Keterangan Lulus Seleksi ALB dari Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah penyelenggara
seleksi.
1. Pendaftaran ALB dilakukan melalui situs resmi INI dengan mengunggah persyaratan
sebagai berikut:
- Kartu Tanda Penduduk;
- Ijazah Sarjana Hukum;
- Ijazah Magister Kenotariatan/Pendidikan Spesialis Notariat;
- Surat Keterangan Lulus Seleksi ALB;
- Paspoto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4X6.
2. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dipindai (scan) dari asli atau fotocopi yang
telah dilegalisir oleh Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah penyelenggara Seleksi
ALB.
3. Setelah dilakukan verifikasi terhadap berkas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, calon
ALB akan menerima email yang berisi nomor Registrasi ALB.
4. Calon ALB akan menerima Virtual Account dari Bank yang ditunjuk oleh INI setelah
semua dokumen diverifikasi oleh Pengurus Pusat.
5. Calon ALB melakukan pembayaran uang pangkal sebesar Rp2.500.000,00 (dua juta lima
ratus ribu rupiah) dengan menggunakan nomor Virtual Account dari Bank yang ditunjuk
oleh INI.

I.8. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan


Kewajiban Mengumpulkan Poin, ALB disamping wajib mengikuti Magang di kantor notaris dan
Magang Bersama yang diadakan oleh Pengurus Wilayah, juga diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
yang diadakan oleh Perkumpulan, dengan pengumpulan sekurang-kurangnya 18 (delapan belas)
poin, yang meliputi kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan
Pengurus Daerah, sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kode Etik Notaris. Selain itu, berdasarkan
ketentuan Pasal 11 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan dalam ketentuan lainnya
sebagai berikut :
1. Bagi ALB yang telah terdaftar sebelum berlakunya Peraturan Perkumpulan ini wajib
memperbaharui data dengan mengunggah dokumen sebagai berikut :
- Kartu Tanda Penduduk;
- Ijazah Sarjana Hukum;
- Ijazah Magister Kenotariatan/Pendidikan Spesialis Notariat;
- Surat Keterangan Keanggotaan ALB dari Pengurus Daerah/Pengurus Wilayah
- Paspoto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4X6.
Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipindai (scan) dari asli atau fotocopi yang telah
dilegalisir oleh Pengurus Daerah atau Pengurus Wilayah yang bersangkutan
I.9. Berdasarkan ketentuan Pasal 12 dari Perkum No. 22/PERKUM/INI/2021 menegaskan dalam
ketentuan penutup sebagai berikut :
1. Dengan berlakunya Peraturan Perkumpulan ini maka Peraturan Perkumpulan Nomor
14/PERKUM/INI/2018 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Peraturan Perkumpulan ini mulai berlaku terhitung sejak diputuskan dalam Rapat Pleno
Pengurus Pusat INI di Jakarta pada tanggal 24 Maret 2021.

II. MAGANG DAN MAGANG BERSAMA


II.1. Dalam rangka menjalankan tugas dan kewajiban Perkumpulan, selain berpedoman pada
ketentuan dan aturan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, Kode Etik Notaris dan Anggaran
Rumah Tangga, maka Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP- INI) telah mengeluarkan
Peraturan Perkumpulan Nomor : 24/PERKUM/INI/2021 Tentang Magang (selanjutnya disingkat
Perkum No. : 24/PERKUM/INI/2021) yang tujuannya sebagai penyempurnaan/perubahan seiring
dengan perkembangan dan timbulnya beberapa permasalahan dalam penerapan Peraturan
Perkumpulan Nomor 19/PERKUM/INI/2019 sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anggota, agar
tujuan pengaturan tentang Magang dapat lebih tepat sasaran dan pada akhirnya menghasilkan notaris
yang profesional, terampil, berkepribadian baik dan berakhlak mulia.
II.2 Perkum No. : 24/PERKUM/INI/2021 pada angka I terdapat Beberapa ketentuan dalam Pasal 7
tentang Persyaratan Notaris Penerima Magang diubah, ditambah dan disesuaikan, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Notaris Penerima Magang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Telah aktif menjalankan jabatan notaris selama 5 (lima) tahun atau lebih dengan
jumlah akta paling sedikit 100 (seratus) akta;
2. Tidak pernah mendapat sanksi dari Perkumpulan karena pelanggaran AD, ART,
Peraturan Perkumpulan dan Kode Etik Notaris;
3. Aktif dalam Perkumpulan atau ada kepedulian terhadap Perkumpulan sesuai penilaian
dari Pengurus Daerah setempat, antara lain: memiliki KTA, memenuhi kewajiban
membayar iuran anggota dan mengikuti kegiatan penyegaran ilmu pengetahuan dan
sosialisasi yang diselenggarakan oleh Pengurus Perkumpulan;
4. Kapasitas daya tampung dan fasilitas Kantor Notaris Penerima Magang memungkinkan
untuk menerima peserta Magang;
5. Telah ditetapkan oleh Pengurus Wilayah atas usulan Pengurus Daerah sebagai Notaris
Penerima Magang;
6. Memberikan laporan kepada Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia di tempat
kedudukan yang bersangkutan tentang saat mulai maupun berakhirnya Magang;
7. Memberi kesempatan kepada peserta Magang untuk mengikuti kegiatan Magang
Bersama;
8. Selalu memperhatikan dan mentaati peraturan perundang-undangan tentang Jabatan
Notaris dan Program Magang yang disusun dan ditetapkan Perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia;
II.3. Perkum No. : 24/PERKUM/INI/2021 pada angka II di antara Pasal 7 dan Pasal 8 ditambah
ketentuan Pasal 7A baru tentang Perubahan Daftar Notaris Penerima Magang yang berbunyi sebagai
berikut:

1. Daftar Notaris Penerima Magang ditetapkan oleh Pengurus Wilayah berdasarkan usulan dari
Pengurus Daerah dengan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan
Perkumpulan ini.
2. Dalam hal terdapat Notaris yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
namun belum tercantum dalam daftar notaris penerima magang yang dikeluarkan oleh
Pengurus Wilayah, maka Notaris yang bersangkutan dapat mengajukan diri ke Pengurus
Daerah untuk diusulkan ke Pengurus Wilayah sebagai Notaris Penerima Magang setelah
dilakukan penilaian oleh Pengurus Daerah.
3. Ketetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diubah dalam hal:
a. Notaris Penerima Magang meninggal dunia;
b. Notaris Penerima Magang pindah tempat kedudukan;
c. Notaris Penerima Magang menjalani cuti lebih dari 6 (enam) bulan;
d. Notaris Penerima Magang diberi sanksi oleh Perkumpulan karena melanggar AD,
ART dan Peraturan Perkumpulan, serta Keputusan Perkumpulan lainnya.
II.4. Perubahan Daftar Notaris Penerima Magang oleh Pengurus Daerah diusulkan kepada
Pengurus Wilayah.
a. Pengurus Daerah harus menyampaikan mengenai perubahan tersebut kepada Notaris
Penerima Magang yang bersangkutan dan kepada Peserta Magang yang sedang
menjalani magang pada Notaris yang tidak terdaftar lagi sebagai Notaris Penerima
Magang karena sebab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 di atas.
b. Dalam hal terjadi perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, maka Peserta Magang
yang sedang menjalani magang pada Notaris Penerima Magang dimaksud dapat
meneruskan masa magangnya pada:
i. Notaris Penerima Magang yang menjadi Pemegang Protokol dari Notaris
sebagaimana dimaksud pada ayat 3; atau
ii. Notaris Penerima Magang yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah setempat.

II.5. Perkum No. : 24/PERKUM/INI/2021 pada angka III menegaskan, bahwa dengan adanya
perubahan Pasal 7 dan tambahan Pasal 7A, maka Pasal 14 tentang Ketentuan Penutup menjadi
berubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
1. Ketentuan dalam Peraturan Perkumpulan Nomor 19/PERKUM/INI/2019 tentang Magang yang
tidak diubah, dinyatakan tetap berlaku.
2. Peraturan Perkumpulan ini mulai berlaku terhitung sejak diputuskan dalam Rapat Pleno
Pengurus Pusat INI di Jakarta pada tanggal 24 Maret 2021.

II.6. Dalam rangka menjalankan tugas dan kewajiban organisasi, selain berpedoman kepada
ketentuan dan aturan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, Kode Etik Notaris, dan Rumah Tangga,
maka Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP-INI) telah mengeluarkan Peraturan Perkumpulan
Nomor 19/PERKUM/INI/2019 tentang Magang (untuk selanjutnya disingkat Perkum No.
19/PERKUM/INI/2019) yang tujuannya agar Anggota dapat mengetahui kewajibannya, khususnya
dalam pelaksanaan Magang di kantor notaris dan magang Bersama yang diselenggarakan oleh
Perkumpulan. Selain itu, berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 5 dan Pasa l 82 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
mengenai kedudukan Ikatan Notaris Indonesia, membawa dampak yang sedemikian penting dalam
penyelenggaraan magang dan penyuluhan kode etik bagi calon Notaris sehingga diharapkan menjadi
lebih baik dan tepat sasaran. Oleh karena itu Peraturan Perkumpulan tentang Magang dimaksudkan
untuk mengatur dan mempersiapkan secara matang tentang hal-hal yang akan dijadikan sebagai
pedoman mengenai materi maupun teknik penyelenggaraan magang dan penyuluhan kode etik bagi
calon notaris, agar menghasilkan notaris yang profesional, terampil, berkepribadian baik dan
berakhlak mulia.
II.7. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan beberapa
pengertian teknis yuridis sebagai berikut :
1. Anggota Luar Biasa adalah setiap orang yang telah lulus dari Pendidikan Kenotariatan yang
dibuktikan dengan Ijazah dan telah terdaftar di Ikatan Notaris Indonesia (INI).
2. Magang adalah Magang di Kantor Notaris dan Magang Bersama yang diselenggarakan
oleh Perkumpulan.
3. Magang di Kantor Notaris adalah praktek pelaksanaan jabatan bagi calon notaris di
kantor Notaris Penerima Magang.
4. Magang Bersama adalah praktek dan evaluasi pelaksanaan magang yang diselenggarakan
oleh Perkumpulan terhadap calon notaris.
5. Calon Notaris adalah Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris yang mempunyai tujuan untuk
menjadi notaris.
6. Notaris Penerima Magang adalah Notaris yang telah memenuhi syarat dan ditunjuk oleh
Perkumpulan untuk melaksanakan kegiatan Magang bagi calon notaris yang telah
memperoleh rekomendasi Perkumpulan.
7. Buku Laporan Kegiatan Magang adalah buku yang berisi laporan harian kegiatan
magang di kantor notaris yang diisi oleh calon notaris dan diparaf oleh notaris penerima
Magang.
8. Surat Keterangan Magang adalah Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Notaris
Penerima Magang yang menerangkan telah dilaksanakan Magang oleh calon notaris.
9. Sertifikat Magang adalah Sertifikat yang dikeluarkan oleh Ikatan Notaris Indonesia
kepada peserta Magang yang telah menyelesaikan program Magang 24 bulan dan telah
mengikuti program Magang Bersama yang diselenggarakan oleh Perkumpulan.
10. Tanda Telah Mengikuti Magang Bersama adalah hasil penilaian/evaluasi yang diberikan
oleh Pengurus Wilayah pelaksana Magang Bersama kepada peserta Magang Bersama
yang telah memenuhi standar minimun kelulusan.
II.8. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan tujuan magang
sebagai berikut :

1. Meningkatkan penguasaan, keahlian dan keterampilan dalam melaksanakan tugas jabatan


Notaris maupun dalam memahami peraturan perundang-undangan serta teori-teori hukum
yang berkenaan dan/atau terkait dengan pelaksanaan tugas jabatan notaris kepada calon
notaris, agar pada saat diangkat dapat menjadi Notaris yang mumpuni dan siap untuk
melayani kepentingan masyarakat.
2. Meningkatkan pemahaman atas Kode Etik Notaris maupun aplikasinya, baik dalam
rangka menjalankan jabatan Notaris maupun dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menyadarkan calon Notaris mengenai pentingnya pelaksanaan magang yang merupakan
suatu pendidikan praktek dalam rangka menjalankan jabatan Notaris secara baik dan
benar.
4. Memberikan rasa percaya diri kepada calon Notaris agar siap untuk menjalankan jabatan
sebagaimana mestinya.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa calon notaris siap untuk menjalankan
jabatan notaris sebagaimana yang diharapkan.

II.9. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan materi magang
sebagai berikut : Materi Magang di kantor notaris mencakup pelatihan keterampilan mengenai
praktek pelaksanaan Jabatan Notaris sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama
terkait dengan Undang-Undang Jabatan Notaris, Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum
Pertanahan dan Kode Etik Notaris sesuai kurikulum dan silabus Magang sebagaimana diuraikan
pada pasal 9.

II.10. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan teknis


pelaksanaan Notaris penerima magang sebagai berikut :

1. Materi Magang sebagaimana yang dimaksud pada pasal 3 dilaksanakan oleh Notaris
Penerima Magang kepada peserta Magang di kantornya dan Pengurus Wilayah pada saat
pelaksanaan Magang Bersama.
2. Pelaksanaan Magang Bersama oleh Pengurus Wilayah dilaksanakan sesuai periode yang
telah ditetapkan dalam pasal 5 angka 2 Peraturan Perkumpulan ini.
3. Pengurus Wilayah dilarang melaksanakan kegiatan Magang Bersama di luar periode
yang telah ditetapkan pada ayat 2 tersebut kecuali dengan persetujuan dari Pengurus
Pusat.
4. Magang Bersama dilaksanakan secara berjenjang dan bertahap sesuai masa Magang
yang telah dijalankan di kantor Notaris sebagai berikut:
a. Telah menjalani Magang 6 (enam) bulan dapat mengikuti Magang Bersama untuk
materi semester pertama;
b. Telah menjalani Magang 12 (dua belas) bulan dapat mengikuti Magang Bersama
untuk materi semester kedua;
c. Telah menjalani Magang 18 (delapan belas) bulan dapat mengikuti Magang Bersama
untuk materi semester ketiga;
d. Telah menjalani Magang 24 (dua puluh empat) bulan dapat mengikuti Magang
Bersama untuk materi semester keempat.
5. Apabila peserta Magang yang telah memenuhi ketentuan berhalangan mengikuti Magang
Bersama pada periode sesuai masa Magang yang telah dijalani sebagaimana ditentukan
pada angka 4 di atas maka peserta Magang yang bersangkutan dapat mengikuti Magang
Bersama untuk materi tersebut pada periode pelaksanaan 3 (tiga)
bulan berikutnya.
6. Magang Bersama dilaksanakan dalam kelas-kelas yang terpisah sesuai materi semester
yang diikuti oleh peserta Magang Bersama.
7. Peserta Magang Bersama tidak dapat mengikuti materi Magang Bersama untuk materi 2
(dua) semester atau lebih dalam satu periode pelaksanaan, baik pada Pengurus Wilayah
yang sama atau pada Pengurus Wilayah yang berbeda.
8. Evaluasi atas penerapan materi Magang sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
dilakukan oleh Pengurus Wilayah saat pelaksanaan Magang Bersama.

II.11. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan tujuan


magang sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Magang di kantor notaris sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) bulan
berturut-turut setelah lulus Pendidikan Kenotariatan yang dibuktikan dengan ijazah dan
telah terdaftar sebagai Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia.
2. Pelaksanaan Magang Bersama dilakukan oleh Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam waktu 6 (enam) bulan dan dilaksanakan pada periode bulan Februari, Mei,
Agustus dan November.

II.12. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan Peserta
Magang di kantor notaris harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Lulusan sarjana hukum dari fakultas hukum;
2. Lulusan Pendidikan kenotariatan dari Pendidikan specialis notariat atau magister
kenotariatan;
3. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia;
4. Mengajukan permohonan rekomendasi secara tertulis kepada Pengurus Daerah di
tempat kedudukan Notaris Penerima Magang yang hendak ditempati magang, untuk:
- Meminta penunjukkan Notaris tertentu yang telah memenuhi syarat untuk
menerima magang; atau
- menyetujui pilihan calon peserta Magang untuk magang di Kantor Notaris tertentu
atas keinginan dan prakarsa sendiri;
5. Menandatangani Pernyataan Kesanggupan untuk mentaati peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang Jabatan Notaris, Kode Etik Notaris dan Peraturan
Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia;
6. Memiliki Buku Laporan Kegiatan Magang sesuai format yang dikeluarkan oleh Ikatan
Notaris Indonesia untuk mencatat kegiatan magang setiap hari, yang harus diisi oleh
peserta Magang yang bersangkutan dan diparaf oleh Notaris Penerima Magang;
7. Mentaati peraturan perundang-undangan tentang Jabatan Notaris, antara lain namun
tidak terbatas pada kewajiban untuk merahasiakan isi akta dan keterangan serta
dokumen lainnya yang terkait dengan pembuatan akta.

II.13. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan Notaris
Penerima Magang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah aktif menjalankan jabatan notaris selama 5 (lima) tahun atau lebih dengan jumlah
akta paling sedikit 100 (seratus) akta;
2. Aktif dalam Perkumpulan atau ada kepedulian terhadap Perkumpulan;
3. Kapasitas daya tampung dan fasilitas Kantor Notaris Penerima Magang memungkinkan
untuk menerima peserta Magang;
4. Telah ditetapkan oleh Pengurus Wilayah atas usulan Pengurus Daerah sebagai Notaris
Penerima Magang;
5. Memberikan laporan kepada Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia di tempat
kedudukan yang bersangkutan tentang saat mulai maupun berakhirnya Magang;
6. Memberi kesempatan kepada peserta Magang untuk mengikuti kegiatan Magang
Bersama;
7. Selalu memperhatikan dan mentaati peraturan perundang-undangan tentang Jabatan
Notaris dan Program Magang yang disusun dan ditetapkan Perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia;

II.14. Berdasarkan Perkum No. : 24/PERKUM/INI/2021 pada angka I terdapat Beberapa ketentuan
dalam Pasal 7 tentang Persyaratan Notaris Penerima Magang diubah, ditambah dan disesuaikan,
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Notaris Penerima Magang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Telah aktif menjalankan jabatan notaris selama 5 (lima) tahun atau lebih dengan
jumlah akta paling sedikit 100 (seratus) akta;
2. Tidak pernah mendapat sanksi dari Perkumpulan karena pelanggaran AD, ART,
Peraturan Perkumpulan dan Kode Etik Notaris;
3. Aktif dalam Perkumpulan atau ada kepedulian terhadap Perkumpulan sesuai penilaian
dari Pengurus Daerah setempat, antara lain: memiliki KTA, memenuhi kewajiban
membayar iuran anggota dan mengikuti kegiatan penyegaran ilmu pengetahuan dan
sosialisasi yang diselenggarakan oleh Pengurus Perkumpulan;
4. Kapasitas daya tampung dan fasilitas Kantor Notaris Penerima Magang memungkinkan
untuk menerima peserta Magang;
5. Telah ditetapkan oleh Pengurus Wilayah atas usulan Pengurus Daerah sebagai Notaris
Penerima Magang;
6. Memberikan laporan kepada Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia di tempat
kedudukan yang bersangkutan tentang saat mulai maupun berakhirnya Magang;
7. Memberi kesempatan kepada peserta Magang untuk mengikuti kegiatan Magang
Bersama;
8. Selalu memperhatikan dan mentaati peraturan perundang-undangan tentang Jabatan
Notaris dan Program Magang yang disusun dan ditetapkan Perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia;
II.15. Perkum No. : 24/PERKUM/INI/2021 pada angka II di antara Pasal 7 dan Pasal 8 ditambah
ketentuan Pasal 7A baru tentang Perubahan Daftar Notaris Penerima Magang yang berbunyi sebagai
berikut:

4. Daftar Notaris Penerima Magang ditetapkan oleh Pengurus Wilayah berdasarkan usulan dari
Pengurus Daerah dengan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan
Perkumpulan ini.
5. Dalam hal terdapat Notaris yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
namun belum tercantum dalam daftar notaris penerima magang yang dikeluarkan oleh
Pengurus Wilayah, maka Notaris yang bersangkutan dapat mengajukan diri ke Pengurus
Daerah untuk diusulkan ke Pengurus Wilayah sebagai Notaris Penerima Magang setelah
dilakukan penilaian oleh Pengurus Daerah.
6. Ketetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diubah dalam hal:
e. Notaris Penerima Magang meninggal dunia;
f. Notaris Penerima Magang pindah tempat kedudukan;
g. Notaris Penerima Magang menjalani cuti lebih dari 6 (enam) bulan;
h. Notaris Penerima Magang diberi sanksi oleh Perkumpulan karena melanggar AD,
ART dan Peraturan Perkumpulan, serta Keputusan Perkumpulan lainnya.
7. Perubahan Daftar Notaris Penerima Magang oleh Pengurus Daerah diusulkan kepada
Pengurus Wilayah.
a. Pengurus Daerah harus menyampaikan mengenai perubahan tersebut kepada Notaris
Penerima Magang yang bersangkutan dan kepada Peserta Magang yang sedang
menjalani magang pada Notaris yang tidak terdaftar lagi sebagai Notaris Penerima
Magang karena sebab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 di atas.
b. Dalam hal terjadi perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, maka Peserta Magang
yang sedang menjalani magang pada Notaris Penerima Magang dimaksud dapat
meneruskan masa magangnya pada:
i. Notaris Penerima Magang yang menjadi Pemegang Protokol dari Notaris
sebagaimana dimaksud pada ayat 3; atau
ii. Notaris Penerima Magang yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah setempat.

II.16. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan


Pelaksanaan Magang sebagai berikut :
1. Magang di Kantor Notaris :

1. Magang Bersama:
1.1 Pelaksana dan penanggung jawab adalah Pengurus Wilayah;
1.2 Magang Bersama dilaksanakan di Sekretariat Pengurus Wilayah atau di tempat
lain yang ditetapkan oleh Pengurus Wilayah;
1.3 Waktu pelaksanaan Magang Bersama sebagaimana ditentukan pada pasal 5
angka 2 di atas;
1.4 Peserta Magang Bersama adalah peserta Magang di kantor notaris atau Calon
Notaris yang telah melaksanakan Magang di kantor notaris sekurang- kurangnya
6 (enam) bulan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Magang dari Notaris
Penerima Magang dan menyertakan surat pengantar untuk Magang Bersama dari
Notaris Penerima Magang;
1.5 Peserta Magang Bersama hanya dapat mengikuti Magang Bersama untuk materi
satu semester pada satu periode pelaksanaan Magang Bersama.
1.6 Tenaga Pengajar Magang Bersama :
Notaris, Werda Notaris dan/atau Tenaga Ahli selain Notaris yang dianggap
berkompeten di bidangnya, yang diberitahukan kepada Pengurus Pusat
berdasarkan usulan dari Pengurus Wilayah di tempat penyelenggaraan Magang
Bersama.
1.7 Materi Magang Bersama sesuai dengan kurikulum yang diatur dalam Peraturan
Perkumpulan ini.
1.8 Pengurus Wilayah dapat memberikan Tanda Telah Mengikuti Magang Bersama
kepada peserta Magang Bersama jika peserta Magang Bersama yang
bersangkutan dalam evaluasi telah memenuhi standar minimum kelulusan.
1.9 Pengurus Wilayah wajib memberitahukan pelaksanaan Magang Bersama kepada
Pengurus Pusat dan melaporkan hasil pelaksanaan Magang Bersama tersebut
paling lambat 30 hari setelah tanggal pelaksanaan.

II.17. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan Kurikulum
dan Silabus Magang yang harus diberikan kepada peserta Magang di kantor Notaris dan peserta
Magang Bersama yang dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah adalah sebagai berikut:
A. Kurikulum Magang dan Magang Bersama
1. Semester Pertama
a. Administrasi Kantor Notaris;
b. Kode Etik Notaris ;
c. Dasar-dasar Teknik Pembuatan Akta ;
d. Pembuatan akta-akta terkait dengan Hukum Orang dan Kekeluargaan.

2. Semester Kedua
a. Teknik Pembuatan Akta Perikatan 1 (Perjanjian-perjanjian Bernama);
b. Teknik Pembuatan Akta Perikatan 2 (Perjanjian-perjanjian Tak Bernama).
3. Semester Ketiga
a. Teknik Pembuatan Akta Perbankan dan akta jaminan;
b. Teknik Pembuatan Akta Pertanahan.
4. Semester Keempat
a. Teknik Pembuatan Akta terkait dengan Perseroan Terbatas;
b. Teknik Pembuatan Akta terkait badan atau lembaga lainnya
c. Teknik Pembuatan Akta terkait dengan Pewarisan.

B. Silabus Magang dan Magang Bersama


1. Semester Pertama
1.1. Administrasi Perkantoran dan Kode Etik Notaris
a. Administrasi Kantor Notaris, meliputi antara lain:
manajemen kantor; alat perlengkapan Kantor; karyawan; dan keuangan.
b. Protokol Notaris, meliputi: buku-buku pendaftaran; laporan-laporan;
stempel; dan dokumen-dokumen lain yang harus dimiliki dan disimpan serta
dijaga oleh Notaris.
1.2. Kode Etik Notaris
a. Kewenangan, Kewajiban dan Larangan.
b. Tempat Kedudukan dan Wilayah Jabatan Notaris.
c. Hak-hak Notaris, antara lain untuk cuti.
1.3. Dasar-dasar Teknik Pembuatan Akta
Penerapan dari ketentuan tentang bentuk dan sifat akta yang tercantum dalam
pasal 38 s/d pasal 65 Undang-Undang Jabatan Notaris.
1.4. Teknik Pembuatan Akta terkait dengan Hukum Orang dan Kekeluargaan,
Pembuatan Akta Wasiat, akta Penyimpanan dan akta Perjanjian Perkawinan.

2. Semester Kedua
2.1. Teknik Pembuatan Akta Perikatan I (perjanjian bernama), meliputi:
jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, hibah, dan lain-lain sebagaimana
diatur dalam Bab V s/d XVIII K.U.H. Perdata.
2.2. Teknik Pembuatan Akta Perikatan II (perjanjian tak bernama), meliputi:
Perjanjian-perjanjian selain yang diatur dalam Bab V s/d XVIII K.U.H. Perdata,
misalnya Perjanjian Kerja Sama, Perjanjian Pengikatan Jaul Beli, pemberian
kuasa dan perjanjian-perjanjian lainnya yang biasa dibuat di dalam praktek.

3. Semester Ketiga
3.1. Teknik Pembuatan Akta perbankan dan akta jaminan: antara lain akta Perjanjian
Kredit, Pengakuan Utang, Cessie, Novasi, Subrogasi serta akta- akta jaminan.
3.2. Teknik Pembuatan Akta Pertanahan, meliputi akta-akta:
a. Peralihan hak, misalnya: jual beli, tukar menukar, hibah, pembagian hak
bersama, akta pemasukan dalam perusahaan (inbreng) dan pemberian
HGB/Hak Pakai di atas Hak Milik;
b. Pembebanan jaminan : Akta Pemberian Hak Tanggungan, termasuk
pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan.

4. Semester Keempat
4.1. Teknik Pembuatan Akta terkait dengan Perseroan Terbatas:
Akta pendirian PT, akta Berita Acara Rapat, akta Pernyataan Keputusan Rapat,
akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham di luar Rapat, dengan berbagai
macam variasi keputusan rapat, antara lain perubahan susunan Direksi dan
Dewan Komisaris, peningkatan modal dasar/modal ditempatkan, penurunan
modal ditempatkan dan disetor dan akta peralihan hak atas saham.
4.2. Teknik Pembuatan Akta terkait badan atau lembaga, antara lain: Perusahaan
Perorangan, Persekutuan Perdata, Firma, Perseroan Komanditer (CV), Koperasi,
Perkumpulan dan Yayasan.
4.3. Teknik Pembuatan akta terkait dengan Pewarisan:
Akta/Surat Keterangan Waris, Akta Pembagian Waris dan akta Wasiat.

II.18. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan tentang
Penilaian terhadap peserta Magang sebagai berikut :
1. Penilaian terhadap peserta Magang diadakan pada setiap semester oleh Notaris
Penerima Magang dan Pengurus Wilayah saat pelaksanaan Magang Bersama.
2. Hasil Penilaian oleh Notaris Penerima Magang dicantum dalam Surat Keterangan
Magang.
3. Hasil Penilaian oleh Pengurus Wilayah dicantum dalam Tanda Telah Mengikuti
Magang Bersama.
4. Apabila terdapat peserta Magang yang masih belum memenuhi standard minimum
kelulusan, maka peserta Magang yang bersangkutan tidak boleh diberikan Surat
Keterangan Magang oleh Notaris Penerima Magang atau Tanda Telah Mengikuti
Magang Bersama oleh Pengurus Wilayah.
5. Peserta Magang sebagaimana tersebut pada angka 4 di atas wajib mengulang kembali
Magang di kantor Notaris sesuai pertimbangan Notaris Penerima Magang dan
mengikuti kembali Magang Bersama sesuai materi yang belum memenuhi standar
minimum kelulusan tersebut.
6. Peserta Magang yang telah menyelesaikan Magang di kantor Notaris sesuai standar
minimum kelulusan yang ditetapkan, diberikan Surat Keterangan Magang oleh Notaris
Penerima Magang.
7. Peserta Magang yang telah menyelesaikan Magang di kantor Notaris selama 24 (dua
puluh empat) bulan dan telah mengikuti kegiatan Magang Bersama yang mencakup
materi 4 (empat) semester serta telah memenuhi standar minimum kelulusan yang
ditentukan diberikan Sertifikat Magang oleh Pengurus Wilayah.

II.19. Berdasarkan ketentuan Pasal 11 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan tentang
Ketentuan Peralihan sebagai berikut :
1. Peserta Magang yang telah menyelesaikan masa Magang 24 (dua puluh empat) bulan di kantor
Notaris tetapi belum mengikuti Magang Bersama, wajib mengikuti program Magang Bersama
untuk memperoleh Sertifikat Magang sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kode Etik Notaris.
2. Peserta Magang Bersama sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas, tidak perlu
melampirkan Surat Pengantar Magang Bersama dari Notaris Penerima Magang, tetapi cukup
melampirkan Surat Keterangan Magang yang dikeluarkan oleh Notaris Penerima Magang yang
sudah ditetapkan oleh Pengurus Wilayah dan Surat
3. Untuk Anggota Luar Biasa yang nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan di kantor Notaris,
yang masa kerjanya telah melewati 2 (dua) tahun dan bermaksud untuk menjadi Notaris, maka:
a. Notaris di tempat kerja yang bersangkutan wajib memberitahukan kepada Pengurus
Daerah di tempat kedudukannya mengenai tanggal mulai kerja Anggota Luar Biasa
yang bersangkutan.
b. Anggota Luar Biasa yang bekerja di kantor Notaris tersebut yang belum mengikuti
Ujian Kode Etik Notaris, wajib mengikuti program Magang Bersama untuk
memperoleh Sertifikat Magang sebagai syarat mengikuti Ujian Kode Etik Notaris.

II.20. Berdasarkan ketentuan Pasal 12 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan tentang
Ketentuan Sanksi sebagai berikut :

Pelaksanaan Magang di kantor notaris dan Magang Bersama oleh Pengurus Wilayah yang tidak sesuai
dengan ketentuan sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Perkumpulan ini, dapat
mengakibatkan :
1. Bagi Notaris Penerima Magang, dapat dicabut statusnya sebagai Notaris Penerima Magang
dan Surat Keterangan Magang yang dikeluarkan tidak dapat diakui oleh Perkumpulan,
berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Daerah INI yang bersangkutan.
2. Bagi Pengurus Wilayah, dapat dicabut kewenangannya untuk melaksanakan Magang
Bersama. Tanda Telah Mengikuti Magang Bersama dan Sertifikat Magang yang
dikeluarkan oleh Pengurus Wilayah yang bersangkutan tidak diakui dan tidak dapat
digunakan untuk mengikuti Ujian Kode Etik Notaris, berdasarkan Keputusan Rapat
Harian Pengurus Pusat INI.
3. Bagi Peserta Magang yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Perkumpulan ini maka:
a. Masa Magang yang telah dijalani tidak dapat diakui dan harus mengulang kembali
sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Surat Keterangan Magang yang telah diperoleh tidak dapat diregistrasi oleh
Pengurus Daerah;
berdasarkan Keputusan Rapat Pengurus Daerah INI yang bersangkutan.
4. Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud pada angka 3 diatas, maka
Tanda Telah Mengikuti Magang Bersama dan Sertifikat Magang yang telah
diperoleh tidak dapat digunakan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kode Etik
Notaris.

II.21. Berdasarkan ketentuan Pasal 13 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan


tentang Ketentuan Lainnya sebagai berikut :
1. Kurikulum dan Silabus Magang dan Magang Bersama dapat disesuaikan sewaktu-
waktu oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia.
2. Dalam kondisi tertentu dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta Magang,
Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia dapat melaksanakan sendiri kegiatan
Magang Bersama.

II.23. Berdasarkan ketentuan Pasal 14 dari Perkum No. 19/PERKUM/INI/2019 disebutkan


tentang Ketantuan Penutup sebagai berikut :
1. Dengan berlakunya Peraturan Perkumpulan ini maka Peraturan Perkumpulan Nomor
6/PERKUM/INI/2017 dan Peraturan Perkumpulan Nomor 10/PERKUM/INI/2018,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Peraturan Perkumpulan ini mulai berlaku terhitung 6 (enam) bulan sejak
diputuskan dalam Rapat Pleno Pengurus Pusat INI di Jakarta pada tanggal 31
Agustus 2019.

III. KODE ETIK NOTARIS

III.1.Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP- INI) telah mengeluarkan Peraturan
Perkumpulan Nomor : 23/PERKUM/INI/2021 Tentang Penyelenggaraan Ujian Kode Etik
Notaris (untuk selanjutnya disingkat Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021) yang tujuannya
sebagai pedoman bagi seluruh Pengurus, Dewan Kehormatan dan Anggota Ikatan Notaris
Indonesia agar mengetahui, menjalankan dan mematuhi tata cara dan mekanisme
penyelenggaraan serta ketentuan lainnya yang berkaitan dengan Ujian Kode Etik Notaris.
Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 adalah merupakan penyempurnaan/perubahan seiring
dengan perkembangan dan untuk menjawab beberapa permasalahan yang timbul dalam
penerapan beberapa ketentuan dalam Peraturan Perkumpulan Nomor 15/PERKUM/INI/2019
tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anggota, agar tujuan penyelenggaraan Ujian Kode
Etik Notaris dapat lebih tepat sasaran dan pada akhirnya menghasilkan notaris yang
profesional, terampil, berkepribadian baik dan berakhlak mulia.
Kode Etik Notaris adalah kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia yang selanjutnya akan disebut “Perkumpulan” berdasarkan Keputusan Kongres
Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua
Anggota Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris,
termasuk di dalamnya para pejabat sementara notaris, notaris pengganti pada saat
menjalankan jabatan. (Kode Etik Notaris Pasal 1 Ayat 2)
Ujian Kode Etik Notaris dan selanjutnya disebut dengan UKEN adalah ujian yang wajib diikuti
oleh setiap calon Notaris yang telah selesai melaksanakan program magang yang dibuktikan
dengan Sertifikat Magang yang dikeluarkan oleh Ikatan Notaris Indonesia sebelum calon notaris
yang bersangkutan diangkat sebagai Notaris (Pasal 1 Ayat 4 dari Perkum No.
23/PERKUM/INI/2021).

III.2. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 dari Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 menegaskan


persyaratan dan ketentuan untuk dapat mengikuti UKEN, yang bersangkutan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1. telah terdaftar sebagai Anggota Luar Biasa INI;
2. sudah menjalani magang di kantor Notaris minimal selama 24 bulan yang dibuktikan
dengan Surat Keterangan Magang dari Notaris yang menerima magang;
3. telah mengikuti Magang Bersama sebanyak 4 kali yang memuat materi 4 Semester dari
Kurikulum Magang yang dibuktikan dengan Sertifikat Magang dari INI; dan
4. telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) poin dari kegiatan yang
diselenggarakan oleh Ikatan Notaris Indonesia.

III.3. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 dari Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 menegaskan


pelimpahan tugas dan kewajiban penyelenggaran UKEN sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan UKEN merupakan tugas dan kewajiban Pengurus Pusat INI dengan
menyertakan Dewan Kehormatan Pusat.
2. Pengurus Pusat INI dapat menunjuk pelaksanaan UKEN kepada Pengurus Wilayah
tertentu dengan menyertakan Dewan Kehormatan Wilayah, dengan minimal jumlah
peserta 50 orang.
3. Pengurus Pusat INI sebagai penanggung jawab atas pelaksanaan UKEN yang
diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah yang ditunjuk PP-INI.Pelaksanaan UKEN
dapat juga diselenggarakan oleh Pengurus Pusat INI bersama-sama dengan Pengurus
Wilayah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat INI berdasarkan pertimbangan dari
Pengurus Pusat INI.
4. Pengurus Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas dapat mengajukan
permohonan menjadi tempat pelaksanaan UKEN kepada Pengurus Pusat, dengan
persyaratan:
4.1. di wilayahnya mempunyai Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program
Studi Magister Kenotariatan;
4.2. memenuhi penilaian kelayakan sebagai pelaksana UKEN oleh Pengurus Pusat.
4.3.
5. Pengurus Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas dapat mengajukan
permohonan menjadi tempat pelaksanaan UKEN kepada Pengurus Pusat, dengan
persyaratan:
5.1. di wilayahnya mempunyai Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program
Studi Magister Kenotariatan;
5.2. memenuhi penilaian kelayakan sebagai pelaksana UKEN oleh Pengurus Pusat.

III.4.Berdasarkan ketentuan Pasal 4 dari Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 menyebutkan Tata


cara Pendaftaran UKEN sebagai berikut :
1. Pendaftaran untuk mengikuti UKEN disampaikan kepada Pengurus Pusat melalui
Panitia Pelaksana UKEN secara online.
2. Calon peserta UKEN wajib mengisi formulir pendaftaran secara online melalui
website PP-INI dengan mengunggah dokumen sebagai berikut :
a. Scan asli identitas diri/Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Scan asli Surat Keterangan Magang dari Notaris Penerima Magang yang telah
diregistrasi oleh Pengda/Pengwil setempat;
c. Scan asli Tanda Telah Mengikuti Magang Bersama (TTMB) Semester I
sampai dengan Semester IV;
d. Scan asli Sertifikat Magang dari INI;
e. Scan asli Sertipikat kegiatan dari INI; dan
f. Paspoto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4X6.
3. Panitia Pelaksana UKEN dari Pengurus Pusat melakukan verifikasi dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, untuk menentukan lulus seleksi
administrasi pendaftaran UKEN.
4. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a, dan e, di atas wajib
diperlihatkan aslinya pada saat mendaftar ulang di Pengwil Pelaksana UKEN.

III.5. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 dari Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 menyebutkan


biaya dan waktu penyelenggaraan UKEN sebagai berikut :
1. Pengurus Pusat atau Pengurus Wilayah yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat sebagai
penyelenggara UKEN dapat mengenakan biaya kepada peserta UKEN tidak lebih dari
Rp1.750.000,00 (satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dengan memperhatikan
kebutuhan untuk pelaksanaan UKEN yang bersangkutan.
2. Penyelenggaraan UKEN diadakan pada bulan Maret dan/atau Oktober sesuai kebutuhan
berdasarkan pertimbangan dari Pengurus Pusat INI.

III.6. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 dari Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 menegaskan


metode pelaksanaan UKEN sebagai berikut :
1. Pelaksanaan UKEN didahului dengan pemberian pembekalan kepada peserta UKEN
dengan materi Kode Etik Notaris dan UUJN yang terkait dengan Etika Notaris dalam
pelaksanaan jabatan Notaris.
2. Peserta UKEN wajib mengikuti materi pembekalan secara penuh dan lengkap sebagai
syarat untuk dapat mengikuti UKEN.
3. Materi UKEN terdiri dari Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris
Ikatan Notaris Indonesia.

III.7. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 dari Perkum No. 23/PERKUM/INI/2021 menegaskan tata
cara pelaksanaan UKEN sebagai berikut :
1. Waktu dan tempat:
a. Waktu dan tempat pelaksanaan UKEN ditentukan oleh Pengurus Pusat dan dapat
diregionalisasi di Pengurus Wilayah yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat, dengan
waktu pelaksanaan sebagaimana tersebut pada Pasal 5, agar pelaksanaan UJIAN
KODE ETIK NOTARIS dapat dilakukan secara serentak;
b. Dalam hal penyelenggaraan UKEN diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, maka penentuan tempat dapat ditetapkan
oleh Pengurus Wilayah
2. UKEN dilakukan dengan 3 (tiga) tahap, yaitu pembekalan, test tertulis dan wawancara.
3. Komposisi penilaian adalah 70% untuk test tertulis dan 30% untuk wawancara.
4. Pemeriksaan lembar jawaban dan penilaian kelulusan UKEN dilakukan oleh
Pengurus Pusat INI dengan pedoman sebagaimana tersebut pada ayat 3 di atas.
5. Hasil UKEN yang diumumkan oleh Pengurus Pusat INI bersifat final dan mengikat.
6. Pengumuman UKEN dilakukan selambat-lambatnya pada minggu ke-8 setelah
pelaksanaan UKEN.
7. Bagi peserta UKEN yang dinyatakan lulus UKEN akan mendapatkan Sertifikat yang
menerangkan telah lulus UKEN dari Pengurus Pusat INI.
8. Fotocopi sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat dilegalisir (fotokopi
sesuai aslinya) oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, atau Pengurus Daerah, dengan
sebelumnya melakukan konfirmasi kepada Pengurus Pusat melalui Sekretariat PP-INI.
Dalam hal dilegalisir oleh Pengurus Wilayah atau Pengurus Daerah, yang
menandatangani adalah Ketua dan Sekretaris Pengurus Wilayah atau Pengurus Daerah.

Anda mungkin juga menyukai