Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2)

KEMAHIRAN HUKUM TAHUN 2023

KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN BOJONEGORO

Oleh:
Yudha Afiatama 05020220080

LABORATORIUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, tak lupa juga shalawat serta salam kita curahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga kami selaku tim penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan Praktek Kemahiran Magang Mandiri (KM2) ini.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Andreas Rochyadi, S.Sos selaku
kepala Kantor Pertahan Kabupaten Bojonegoro, dan Bapak Agus Susanto, A.Ptnh.
selaku kepala seksi pengendalian dan penanganan sengketa, Bapak Sudarwanto
S.St, selaku mentor, serta para anggota staff kantor pertanahan Bojonegoro yang
saya hormati. Banyak pengalaman berharga dan ilmu baru yang kami dapatkan di
Kantor Pertanahan Bojonegoro, hal ini tidak terlepas oleh bimbingan dan
keramahan para staff tersebut.
Laporan ini merupakan laporan wajib sebagai syarat lulusnya mata kuliah
kemahiran hukum oleh kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Kegiatan KM2 ini
dilaksanakan selama 3 minggu, yang dimulai sejak tanggal 13 Februari hingga 4
Maret 2023 di Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro. Kemahiran Hukum
berupa KM2 ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pengalaman nyata untuk
para mahasiswa agar lebih mengenal dunia kerja baik negeri maupun swasta.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa laporan yang kami buat masih
jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami menerima setiap kritik dan saran yang membangun untuk
menjadi lebih baik kedepannya. Kami berhaap laporan ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca terutama para Mahasiswa UIN Sunan Ampel
Surabaya.

Bojonegoro, 14 Februari 2023

Tim Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ II


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. III
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1

B. DASAR HUKUM ................................................................................................. 2

C. MAKSUD & TUJUAN ......................................................................................... 3

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................................................................5
A. PROFIL TEMPAT KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2) ................ 5

B. PELAKSAAAN KEGIATAN............................................................................... 6

C. BIOGRAFI SINGKAT MENTOR ATAU PIMPINAN .................................... 7

D. BIOGRAFI SINGKAT MAHASISWA .............................................................. 7

BAB III
HASIL YANG DICAPAI.............................................................................................................8
A. ISU HUKUM ........................................................................................................ 8

B. TELAAH TERHADAP ISU HUKUM ............................................................. 15

BAB IV
KESAN KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2) ........................................................ 17
A. KESAN DI TEMPAT KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2) .......... 17

B. KESAN PELAKSANAAN KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2) ... 18

BAB V
PENUTUP ................................................................................................................................ 19
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 19

B. SARAN ................................................................................................................ 20

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................................... 21

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dan informasi secara cepat dalam peradaban
dunia mengharuskan setiap orang harus mampu beradaptasi, sehingga tidak
tertinggal dalam keterbelakangan. Termasuk dalam hal ini ialah mahasiswa
sebagai salah satu generasi tonggak penggerak perkembangan bangsa. Dalam
dunia pekerjaan sangatlah dibutuhkan lulusan yang siap terjun untuk merespon
permasalahan di masyarakat. Sehingga output dari lulusan Perguruan Tinggi
Hukum diharapkan tidak hanya berfokus pada kemampuan mahasiswa dalam
teori berbasis hukum saja, tetapi membutuhkan keterampilan khusus baik
dalam berpikir kritis maupun kemampuan praktik dalam menyelesaikan
permasalahan hukum.
Sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi Perguruan Tinggi untuk
menyiapkan kurikulum yang aplikatif dalam merespon permasalahan di
masyarakat. Salah satu keterampilan khusus yang wajib dimiliki oleh masiswa
Fakultas Syariah dan Hukum adalah kemampuan dalam melakukan analisis
hukum (juridical analytical skills) serta penemuan hukum (legal reasoning).
Selain itu, terdapat juga keterampilan lain yang menunjang dalam dunia
profesional hukum yaitu penulisan hukum, membuat legal opinion, legal
drafting, legal contract hingga kemampuan praktik beracara litigasi maupun
nonlitigasi.
Laboratorium Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel sebagai “penyelenggaran pembelajaran keterampilan hukum”
mencoba merespon kebutuhan tersebut dengan turut serta menyiapkan Sumber
Daya Manusia yang dibutuhkan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan
profesional bagi peningkatan Sumber Daya Manusia yang profesional pada
bidang hukum di Indonesia. Melalui program Kemahiran Hukum dalam bentuk
Kemahiran Magang Mandiri (KM2). Dengan demikian muatan kurikulum
Fakultas Syariah dan Hukum tidak hanya berkutat pada konsep dan teori hukum

1
yang bersifat normatif semata, melainkan juga bersentuhan secara langsung
dengan praktik di lapangan yang bersifat aplikatif.
Dalam struktur kurikulum Fakultas Syariah dan Hukum, program
magang kemahiran hukum dalam bentuk Kemahiran Magang Mandiri (KM2)
merupakan kegiatan kurikuler yang termasuk kompetensi tambahan. Untuk itu
kerjasama dengan Lembaga baik pemerintahan ataupun non pemerintahan
menjadi sangat penting dan menjadi suatu kebutuhan dalam penyelenggaraan
pendidikan di Fakultas Syariah dan Hukum. Berdasarkan latar belakang di atas,
maka kami berharap Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bojonegoro
dapat menerima mahasiswa kami untuk belajar secara baik dalam lembaga yang
Bapak/Ibu pimpin.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 24);
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 47);
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 578);
6. Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Nomor
882 Tahun 2020 tentang Pedoman Akademik Program Sarjana, Magister dan
Doktor Tahun 2020.

2
C. MAKSUD & TUJUAN
1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program Kemahiran
Magang Mandiri (KM2) ialah sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
- Meningkatkan kepedulian dan professionalisme dalam memberikan
konstribusi pada sistem pendidikan hukum di Indonesia.
- Menciptakan hubungan yang sinergis dan terarah antara dunia
pendidikan atau perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna
outputnya.
- Membuka wawasan yang luas kepada mahasiswa agar dapat mengetahui
dan memahami aplikasi ilmu yang telah di peroleh ke dalam dunia
informasi serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja
secara utuh.
b. Tujuan Khusus
- Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
mempelajari secara langsung penerapan pengetahuan hukum di Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bojonegoro.
- Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan
profesi melalui penerapan ilmu, latihan kerja dan pengamatan teknik
yang diterapkan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Bojonegoro.
- Menjalin hubungan sinergitas yang baik antara Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bojonegoro.
- Memberikan pengalaman kerja sehingga selesai menempuh pendidikan
di perguruan tinggi dan masuk di dalam lingkungan kerja tidak canggung
dan cakap dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.
2. Maksud dan Manfaat
a. Mahasiswa

3
- Mengukur kemampuan penalaran Mahasiswa dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan sesuai dengan bidang yang diminati
dilapangan.
- Menambah pengalaman, informasi dan pengetahuan mahasiswa serta
dapat mengimplementasikan ilmu yang telah di dapatkan dalam dunia
kerja untuk memenuhi kebutuhan entitas.
- Memperdalam dan meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam
- lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
b. Fakultas Syariah dan Hukum-Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
- Memperoleh informasi mengenai kondisi nyata di dunia kerja yang
berguna bagi peningkatan kualitas lulusan Fakultas Syariah dan Hukum
dan penyerapan informasi dunia professional hukum dalam rangkan
rekonstruksi kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri kerja.
- Melalui program praktikum kemahiran hukum dalam bentuk Kemahiran
Magang Mandiri ini dapat membuktikan bahwa Mahasiswa Fakultas
Syariah dan Hukum mempunyai semangat kerja dengan yang baik.
- Menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan lembaga tempat
- Mahasiswa praktik Kemahiran Magang Mandiri.
c. Lembaga Penerima Praktik Kemahiran Magang Mandiri (KM2)
- Lembaga penerima praktik Kemahiran Magang Mandiri dapat
memanfaatkan dengan baik dan professional tenaga dan keilmuan
mahasiswa kuliah sesuai dengan kebutuhan pada unit kerja.
- Lembaga penerima praktik Kemahiran Magang Mandiri dapat memotret
dan mendapatkan alternatif calon pegawai yang telah dikenal dengan
mutu, dedikasi dan kredibilitas yang tinggi.

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PROFIL TEMPAT KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2)
Kantor pertanahan Kabupatenn Bojonegoro adalah instansi
pemerintahan vertikal dan Kementrian Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang berkedudukan di kabupaten, dan
memiliki tanggungjawab atas Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional pasal 2 yang berbunyi BPN mempunyai tugas melakukan
tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan perundang
undangan" Dengan ini maka untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan
Pertanahan di daerah, maka dibentuklah Kantor Wilayah yang menaungi dan
memiliki tanggungjawab atas kantor pertanahan yang berada di wilayah
Kabupaten atau Kota, salah satunya yaitu Kantor Pertanahan Kabupaten
Bojonegoro.
Mengenal lebih dalam Kantor pertanahan Bojonegoro, Kantor
pertanahan Bojonegoro Berletak di Jl Dr. cipto, Mojokampung, Kecamatan
Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, 62119, kantor pertanahan ini
juga merupakan Gedung baru yang merupakan hibah dan pemerintah
Kabupaten Bojonegoro, dan diresmikan oleh Bupati Bojonegoro Ibu Anna
Muawanah pada tahun 2020.
Kantor Pertanahan Bojonegoro ini memiliki tugas yaitu
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang.
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum
keagrariaan/pertanahan, pengadaan tanag, pengendalian pemanfaatan
ruang dan pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, serta penanganan
permasalahan agrarian/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah:
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementrian
agrarian dan tata ruang.

5
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementrian agrarian dan tata ruang
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan kementrian agrarian dan
tata ruang.
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan super visi atas pelaksanaan urusan
kementrian agrarian dan tata ruang di daerah;
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan kementrian agrarian dan tata ruang.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro memiliki Visi dan Misi,
berikut ialah isi dari Visi "Terwujudnya Pengelolaan Ruang Dan Pertanahan
Yang Terpercaya Dan Berstandar Dunia Dalam Melayani Masyarakat Untuk
Mendukung Tercapainya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri Dan
Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong Serta memiliki Misi diantaranya
a. Menyelenggarakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang
Produktif, berkelanjutan dan Berkeadilan.
b. Menyelenggarakan Pelayanan Pertanahan dan Ruang yang Berstandar
Dunia.
B. PELAKSAAAN KEGIATAN
Kegiatan kemahiran hukum dalam bentuk kemahiran magang mandiri
(KM2) dilaksanakan setelah surat permohonan dan proposal ini di ajukan pada
tanggal 13 Februari - 04 Maret 2023, Adapun waktu dan tempat pelaksanaan
adalah sebagai berikut.
- Tanggal = 13 Februari s.d 04 Maret 2023
- Tempat = Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro
- Alamat = JI Dr. cipto, Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, 62119
Pelaksanaan magang Mandiri KM2 di kantor pertanahan Kabupaten
Bojonegoro dilaksanakan untuk mengetahui tata cara dalam mengurus dan
berproses terhadap sengketa tanah yang terjadi, oleh karenanya dari pihak
kantor pertanahan mengusulkan untuk menempatkan saya di seksi penanganan
dan penyelesaian sengketa. Oleh karenanya program magang saya lebih berfokus

6
pada hal-hal terkait sengketa tanah. Adapun tugas sehari-hari yang dilakukan
adalah membukukan surat keterangan pengambilan sertifikat tanah. Karena
jumlahnya yang sangat banyak dengan tenaga kerja yang sedikit, waktu yang saya
habiskan lebih banyak di kegiatan ini daripada kegiatan yang lain. Walaupun
demikian, terdapat juga kesempatan untuk ikut menyaksikan persidangan
sebagai pengamat dari pihak turut tergugat dalam sengketa tanah yang terjadi.
Hal ini merupakan ilmu baru karena dapat menyaksikan dan menjadi bagian
langsung atas kegiatan pengadilan.
C. BIOGRAFI SINGKAT MENTOR ATAU PIMPINAN
Nama : Sudarwanto, S.ST.
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 13 Maret 1969
NIP : 19690313 199203 1 002
Pangkat : Penata Tk. I (iii/d)
Jabatan Lama : Penata Pertanahan Pertama pada Pertanahan
Kabupaten Tuban
Jabatan Baru : Penata Pertanahan Pertama pada Pertanahan
Kabupaten Bojonegoro
Alamat : Jl. Barat perumda Ledok kulon No. 18 rt 05 rw 06.
No Telp : 081230195004
D. BIOGRAFI SINGKAT MAHASISWA
YUDHA AFIATAMA, biasa dipanggil Yudha. Lahir di Tuban pada tanggal
16 Juni 2022. Saat ini menempuh Pendidikan S1 di Universitas Sunan Ampel
Surabaya dengan mengambil Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah
dan Hukum. Alamat rumah berada di Desa dan Kecamatan Bangilan Kabupaten
Tuban. Keinginan yang hendak dicapai adalah setelah lulus kuliah menjadi
sukses di dunia dan akhirat.

7
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
A. ISU HUKUM
Telah terjadi sengketa tanah gugatan perbuatan melawan hukum antara
S. Marman sebagai penggugat dengan Bupati Bojonegoro sebagai tergugat 1 dan
Kepala Desa Banjarsari Trucuk Kabupaten Bojonegoro sebagai tergugat 2, serta
pihak turut tergugat ialah kantor pertanahan kabupaten Bojonegoro.
1. Bahwa pada tanggal 16 April 2011 Penggugat telah membeli sebidang tanah
dari DARUS seharga Rp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah),
dimana tanah tersebut tercatat dalam Buku C Desa No. 537, Persil No. 122,
Klas D.IV, Luas 6.750 M2, atas nama SALAM PRAWIROSOEDARMO, terletak
di Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro, Dimana
DARUS dahulunya juga mendapatkan sebidang tanah tersebut dengan cara
membeli dari SALAM PRAWIROSOEDARMO seharga Rp. 50.000,- (lima puluh
ribu rupiah) sebagaimana yang tertuang dalam Surat Jual Beli Tanah Tanggal
15 Juli 1977, dan sejak tanah tersebut menjadi milik DARUS yang kemudian
beralih hak menjadi milik Penggugat tidak pernah terjadi pelepasan hak atau
pemberian hak atas tanah tersebut kepada Tergugat I atau Negara:
2. Bahwa SALAM PRAWIROSOEDARMO telah meninggal dunia pada Tanggal 31
Oktober 1985 di Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro
dan DARUS telah meninggal dunia pada Tanggal 15 April 2019 di Desa
Guyangan Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro.
3. Bahwa pasca Penggugat membeli sebidang tanah tersebut diatas, Penggugat
praktis telah menguasai secara fisik tanah tersebut secara terus menerus dan
bahkan Penggugat telah membangun bangunan gudang diatas tanah tersebut
(pada bagian sisi timur) untuk tempat garasi kendaraan dan alat-alat berat,
yang mana Penggugat menyuruh CHOBUL ROCHMAN untuk mengelolanya,
kemudian pada tahun 2019 Penggugat telah mengajukan permohonan
pendaftaran tanah program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
kepada Turut Tergugat melalul Tergugat II, akan tetapi permohonan

8
pendaftaran tanah tersebut ditolak oleh Turut Tergugat dengan alasan tanah
tersebut telah terbit Sertifikat Hak Milik No. 033, Tanggal 8 Mei 1972, atas
nama SALAM PRAWIROSOEDARMO;
4. Bahwa pada bulan Agustus 2022 terdapat upaya melawan hukum dari
Tergugat I untuk menguasal sebagian dari tanah milik Penggugat
sebagaimana dimaksud pada point 1 diatas dan telah membangun Rumah
Potong Hewan diatas tanah tersebut, sehingga praktis Tergugat I telah
menguasal tanah seluas 3.679 M2 dari sebagian luas tanah Penggugat yang
tercatat dalam Buku C Desa No. 537, Persil 122, klas D.IV Luas 6.750 M2 atas
nama SALAM PRAWIROSOEDARMO dan tertuang dalam Sertifikat Hak Milik
No. 033, Luas 6.750 M2, Tanggal 8 Mei 1972, atas nama SALAM
PRAWIROSOEDARMO, terletak di Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk
Kabupaten Bojonegoro.
5. Bahwa perbuatan Tergugat I untuk menguasai obyek sengketa secara
melawan hukum sebagaimana dimaksud pada point 4 diatas, sebelumnya
telah didahului dengan cara Tergugat I mengajukan permohonan peta bidang
obyek sengketa kepada Turut Tergugat, sehingga pada tahun 2019 saat
obyek sengketa dilakukan pengukuran oleh Turut Tergugat yang didampingi
Tergugat II, Penggugat telah keberatan dan menolaknya, dengan alasan
karena permohonan pendaftaran Hak Pakal oleh Tergugat I tidak berdasar
hukum dan melanggar hak-hak keperdataan Penggugat, apalagi menurut
Turut Tergugat sendiri menyatakan jika tanah Penggugat sebagaimana
dimaksud pada point 1 diatas termasuk tanah obyek sengketa pada point 4
sudah berstatus Sertifikat Hak Milik No. 033 atas nama SALAM
PRAWIROSOEDARMO, sehingga tidak mungkin secara hukum tanah Hak
Milik menjadi Tanah Negara kecuali ada peristiwa hukum pelepasan hak atas
tanah dengan uang ganti rugi sebagaimana mestinya, sedangkan Penggugat
selaku pemilik atas tanah tersebut tidak pernah melepaskan haknya kepada
Negara untuk merubah status menjadi Tanah Negara:
6. Bahwa pada tanggal 27 Juni 2019 Penggugat diundang oleh Tergugat I
melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro ke Kantor Desa Banjarsari
Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro untuk rapat penyelesaian tanah

9
Banjarsari (tanah obyek sengketa) akan tetapi dalam rapat tersebut tidak
ada penyelesaian apapun karena pihak Tergugat I tidak dapat menunjukan
bukti adanya pelepasan hak dengan uang ganti rugi atas tanah obyek
sengketa;
7. Bahwa pada tanggal 15 September 2022, Turut Tergugat didampingi
Tergugat II kembali melakukan pengukuran atas obyek sengketa, dan pada
saat itu juga Penggugat melakukan protes dan keberatan pada Turut
Tergugat dan Tergugat I, setelah pengukuran ulang tersebut CHOBUL
ROCHMAN diberikan foto copy Sertifikat Hak Pakai No. 00016 Luas 3.679 M2
Tanggal 22 Agustus 2022, Surat Ukur No. 02997/Banjarsari/2022 Tanggal
18 Agustus 2022 atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro oleh
Tergugat I melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya
Kabupaten Bojonegoro dan mempersilahkan Penggugat mengajukan
gugatan ke Pengadilan jika tidak menerimanya dan merasa haknya dirugikan
oleh Tergugat I;
8. Bahwa penguasaan fisik obyek sengketa oleh Tergugat I secara melawan
hukum, yang sebelumnya didahului dengan perbuatan Tergugat I
mengajukan peta bidang tanah dan permohonan pendaftaran tanah Hak
Pakai kepada Turut Tergugat atas obyek sengketa yang diketahui oleh
Tergugat II yang akhirnya oleh Turut Tergugat diterbitkan Sertifikat Hak
Pakai No. 00016 Luas 3.679 M2 Tanggal 22 Agustus 2022 atas nama
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dimana artinya obyek sengketa oleh
Para Tergugat dianggap sebagal Tanah Negara yang kemudian dimohonkan
pemegang haknya, yaitu Hak Pakal atas nama Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro, dengan demikian secara nyata ada bentuk permufakatan
melanggar hukum antara Tergugat I dan Tergugat II yang membuat Surat
Pernyataan atau Keterangan yang tidak benar, sebab diketahui ternyata
untuk mendukung proses terbitnya Sertifikat Hak Pakal tersebut didahului
adanya Surat Pernyataan Tergugat I Tanggal 07 Oktober 2019 dan Tanggal
02 Desember 2020 yang mengaku obyek sengketa telah dikuasai secara fisik
oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sejak tahun 1979, padahal
senyatanya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro (Tergugat 1) tidak pernah

10
menguasal secara fisik atas obyek sengketa tersebut sebelum terbitnya
Sertifikat Hak Pakai yang dimaksud, begitu juga dengan Kepala Desa
Banjarsari (Tergugat II) yang telah mengeluarkan Surat Keterangan
No.470/1266/412.411.2001/2022 Tanggal 10 Agustus 2022, yang pada
intinya mengklaim tanah obyek sengketa adalah tanah milik Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro, yang menyatakan "Tanah tersebut berstatus tanah
milik Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dan sejak tahun 1970 tanah
tersebut telah dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk
Rumah Potong Hewan, padahal faktanya tanah tersebut telah terbit Sertifikat
Hak Milik No. 033, Tanggal 8 Mei 1972, atas nama SALAM
PRAWIROSOEDARMO sedangkan proyek pembangunan Rumah Potong
Hewan tersebut baru dibangun pada tanggal 10 Agustus 2022;
9. Bahwa berdasarkan data yuridis tanah yang ada di Pemerintah Desa
Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro, tanah obyek sengketa
tersebut tercatat dalam Buku C Desa dan Buku B 1 Desa Banjarsari
merupakan tanah hak milik perorangan dan bukan Tanah Negara,
sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 ayat (2) Jo. Pasal 2 ayat (1)
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
10. Bahwa penerbitan Sertifikat Hak Pakal No. 00016 Luas 3.679 M2 Tanggal 22
Agustus 2022 atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berdasarkan
penunjuk dalam Sertifikat Hak Pakai tersebut adalah Tanah Negara, padahal
senyatanya tanah obyek sengketa adalah Tanah Hak Milik, sebagaimana
tertuang dalam SHM No. 033 Luas 6.750 M2 atas nama SALAM
PRAWIROSOEDARMO yang berasal dari Buku C Desa No. 537, Persil 122,
Klas D.IV, Luas 6.750 M2, atas nama SALAM PRAWIROSOEDARMO dan
tercatat dalam Buku B 1 Desa Banjarsari Persil No. 122, Klas D.TV, Luas 6.750
M2, atas nama SALAM PRAWIROSOEDARMO, sehingga sangatlah jelas tanah
obyek sengketa bukan berasal dari Tanah Negara;
11. Bahwa pada tanggal 26 September 2022 Tergugat I melalui Dinas
perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya mengundang Penggugat
ke Kantor Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro untuk

11
rapat koordinasi terkait lokasi / lahan pembangunan Rumah Potong Hewan
(RPH) diatas tanah obyek sengketa, yang saat itu Tergugat I melalui Dinas
perumahan, Kawasan Permukiman Dan Cipta Karya menyampaikan bahwa
diatas tanah obyek sengketa akan dibangun Rumah Potong Hewan (RPH)
dan telah terbit Sertifikat Hak Pakal No. 00016 Luas 3.679 M2 Tanggal 22
Agustus 2022 atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro;
12. Bahwa pada saat rapat koordinasi di Kantor Desa Banjarsari Kecamatan
Trucuk Kabupaten Bojonegoro tersebut Tergugat I menyampaikan bahwa
penerbitan Sertifikat Hak Pakai tersebut berdasarkan data dari Buku B 1
Desa Banjarsari tercatat dalam Persil No. 60, Klas D.IV, Luas 24.800 M2,
dimana tanah dalam Persil tersebut yang seluas 2.400 M2 atas nama
MOENASIT SAKIRAN dan yang seluas 22.400 M2 atas nama SARIMIN
KARTOPAWIRO, padahal sebenarnya Tergugat I dan Tergugat II telah
mengetahui tanah obyek sengketa tercatat dalam Buku B 1 Desa Banjarsari
dalam Persil No. 122, Klas D.IV, Luas 6.750 M2 atas nama SALAM
PRAWIROSOEDARMO dengan kode / tanda "M.033" yang artinya tanah
tersebut telah terbit SHM No. 033 dan bukan berasal dari Tanah Negara
sehingga sangatlah jelas dasar penerbitan Serifikat Hak Pakai No. 00016 Luas
3.679 M2 tersebut telah salah obyek lokasi tanahnya dan tidak berdasarkan
data yuridis tanah yang benar, oleh karenanya Penggugat menyampaikan
keberatan akan dibangun Rumah Potong Hewan oleh Tergugat I diatas tanah
obyek sengketa karena tanah obyek sengketa adalah tanah hak milik
Penggugat akan tetapi pembangunan Rumah Potong Hewan tetap berjalan
hingga sekarang:
13. Bahwa terhadap Sertifikat Hak Pakai No. 00016, Luas 3.679 M2 Tanggal 22
Agustus 2022, Surat Ukur No. 02997/Banjarsari/2022 Tanggal 18 Agustus
2022 atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang telah diterbitkan
oleh Turut Tergugat atas permohonan dari Tergugat I tanpa adanya alas hak
yang sah dan telah menyalahi prosedur / persyaratan permohonan
penerbitan Sertifikat Hak Pakai sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan
Pasal 49 ayat (3) huruf (b) Jo. Pasal 53 ayat (1) dan (3) Peraturan Pemerintah
No. 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah

12
Susun, dan Pendaftaran Tanah, maka beralasan hukum Sertifikat Hak Pakai
No. 00016, Luas 3.679 M2 atas obyek sengketa dengan pemegang hak adalah
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk dinyatakan tidak mempunyai
kekuatan hukum ;
14. Bahwa pembangunan Rumah Potong Hewan diatas tanah obyek sengketa
yang dilakukan oleh Tergugat I telah mengurung atau menutup akses pada
bidang tanah yang dijadikan gudang untuk garasi kendaraan dan alat-alat
berat Penggugat yang mengakibatkan Penggugat terhalang untuk melakukan
aktivitas pekerjaan sehingga Tergugat I telah melanggar larangan yang
diatur dalam Pasal 58 huruf (a) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021
Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah;
15. Bahwa perbuatan Tergugat I yang mengajukan permohonan Sertifikat Hak
Pakai atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kepada Turut Tergugat
dan Turut Tergugat telah menerbitkan Sertifikat Hak Pakai tersebut, yang
kemudian Tergugat I menguasai dan membangun Rumah Potong Hewan
(RPH) diatas tanah obyek sengketa tanpa alas hak yang sah dan secara
melawan hak merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad)
yang mengakibatkan kerugian pada diri Penggugat
16. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I
dan Tergugat II tersebut Penggugat telah mengalami kerugian, sehingga
sangat patut dan wajar menurut hukum Penggugat untuk mendapatkan ganti
rugi secara Materiil maupun Immateriil dari Para Tergugat yang harus
dibayar secara tanggung renteng, yaitu: Kerugian Materiil, diatas tanah
obyek sengketa sebagian telah dibangun Rumah Potong Hewan (RPH) oleh
Tergugat I sehingga Penggugat tidak dapat menguasal dan menikmati tanah
obyek sengketa yang jika disewakan pertahunnya sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah); Kerugian Immateriil, rasa malu kepada warga sekitar
dan beban psikis Penggugat yang luar biasa terhadap perkara ini, yang
meskipun tidak dapat dinilai dengan materi adalah patut kiranya Para
Tergugat membayar kerugian sebesar Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar
rupiah) secara kontan dan tunai;

13
Berdasarkan kronologi diatas, Penggugat menuntut tergugat melalui
jalur litigasi di Pengadilan Negeri Bojonegoro dengan pokok gugatan berupa:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan menurut hukum tanah obyek sengketa adalah tanah hak milik
Penggugat;
3. Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum
(onrechtmatige daad);
4. Menyatakan menurut hukum Sertifikat Hak Pakai No. 00016 Luas 3.679 M2
Tanggal 22 Agustus 2022, Surat Ukur No. 02997/Banjarsari/2022 Tanggal
18 Agustus 2022 atas nama Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tidak
mempunyai kekuatan hukum ;
5. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang ganti kerugian Materiil
sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan kerugian Immaterill
sebesar Rp. 6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) yang harus dibayar oleh
Para Tergugat secara tunai dan sekaligus sejak perkara ini mempunyai
kekuatan hukum tetap;
6. Menghukum Tergugat I dan atau siapapun yang mendapatkan hak dari
padanya untuk menyerahkan bidang tanah obyek sengketa dalam keadaan
baik dan kosong, bebas dari segala pembebanan dalam bentuk apapun
kepada Penggugat, kalau perlu melalui upaya paksa dengan bantuan alat
negara;
7. Menghukum Para Tergugat secara bersama-sama untuk membayar uang
paksa (dwangsom) sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap
keterlambatan memenuhi isi Putusan terhitung sejak perkara ini mempunyai
kekuatan yang tetap untuk dilaksanakan (inkracht van gewijsde);
8. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (coservatoir beslag) yang
diletakkan oleh Pengadilan Negeri Bojonegoro terhadap bidang tanah obyek
sengketa;
9. Menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh terhadap Putusan
dalam perkara ini;
10. Menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu
(uitvoerbaar bijvoorraad) walaupun ada Verzet, Banding maupun Kasasi; 11.

14
Menghukum Para Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam
perkara ini; Atau: Apabila Pengadilan Negeri Bojonegoro berpendapat lain
mohon Putusan yang adil dan benar menurut hukum (ex aequo et bono).
B. TELAAH TERHADAP ISU HUKUM
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Tentang Penanganan dan Penyelesaian
Kasus Pertanahan Nomor 21 Tahun 2020.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan,
Hak Alas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah
c. UU pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960
2. Analisa dan Pendapat Hukum
Pada kasus sengketa tanah antara S.Marman dengan Bupati Bojonegoro
sebagai tergugat dapat diselesaikan dengan jalur non-litigasi dan jalur
litigasi. Akan tetapi, berdasarkan fakta pihak penggugat memilih jalur litigasi
karena musyawarah dirasa tidak membuahkan hasil. Dengan diangkatnya
kasus tersebut menuju Pengadilan Negeri, pihak kantor pertanahan terlibat
sebagai turut tergugat sebagai penerbit setifikat tanah.
Sebelumnya, terdapat opsi lain selain melalui pengadilan, yakni melalui
kantor pertanahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tentang Penanganan
dan Penyelesaian Kasus Pertanahan Nomor 21 Tahun 2020. Bahwa
penanganan dan penyelesaian kasus perorangan dapat melalui pengaduan
yang diselenggarakan oleh Kementrian, Kantor Wilayah, dan kantor
pertanahan. Apabila pihak penggugat telah mendaftarkan gugatan di
Pengadilan Negeri, maka kemudian pihak kantor pertanahan akan mendapat
surat panggilan atas kasus tersebut sebagai turut tergugat.
Secara lebih lanjut, Pasal 34 ayat 2 dan 3 Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tentang
Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan Nomor 21 Tahun 2020,
menyatakan bahwa dalam hal terdapat satu atau beberapa sertikat tumpang
tindih dalam satu bidang tanah baik seluruhnya maupun sebagian maka

15
terhadap sertifikat dimaksud dilakukan penanganan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat 1.
Terdapat hal menarik dalam penyelesaian sengketa gugatan tanah, yakni
adanya proses peninjauan setempat setelah agenda replik-duplik. Agenda
peninjauan setempat hanya ada dalam kasus sengketa tanah. Peninjauan
setempat dilakukan oleh pihak peradilan untuk mengetahui apakah obyek
sengketa benar sesuai fakta. Setelah proses peninjauan setempat, baru
dilanjutkan dengan sesi pembuktian hingga putusan.
Dalam proses pembuktian dibidang perdata atas masalah tersebut, sesuai
pasal 164 HIR/284 RGb bahwa alat bukti yang digunakan antara lain surat-
surat, saksi, pengakuan, persangkaan, dan sumpah. Akan tetapi pada kasus
ini alat bukti surat adalah alat bukti yang sangat kuat dalam perkara sengketa
tanah. Adapun alat bukti surat yang digunakan selama proses pembuktian
diantaranya adalah Buku tanah, surat ukur, gambar ukur, warkah, dll.
Berdasarkan fakta yang terjadi, telah terbit dua sertifikat atau biasa
disebut sengkean sertifikat ganda. Sertifikat tanah merupakan tanda bukti
terukurunya tanah yang memuat data fisik dan data yuridis. Sedangkan
kasus sertifikat ganda dapat terjadi karena tidak dipetakan dalam peta
pendaftaran tanah atas daerah tersebut. Dengan terjadinya sertikat ganda
maka harus ditentukan sertifikat mana yang berlaku. Akan tetapi, perlu
diketahui dahulu penyebabnya, apakah digandakan dari pihak luar atau
karena sudah terbit tetapi diterbitkan lagi.
Sertifikat ganda membawa akibat ketidakpastian hukum pemegang hak-
hak atas tanah. Pihak pengadilan harus menentukan, menilai, dan memutus
pihak manakah yang berhak atas tanah tersebut. Oleh karenanya, peran
majelis hakim harus cermat selama sesi pembuktian dan dalam menentukan
putusan. Putusan yang akan dikeluarkan harus mempertimbangakan
kesesuaian bukti yang ada. Produk putusan yang dapat dikeluarkan
pengadilan yakni berupa dikabulkan, dikabulkan sebagian, atau ditolak.

16
BAB IV
KESAN KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2)
A. KESAN DI TEMPAT KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2)
Kantor Pertanahan adalah lembaga yang mempunyai tugas di dalam
lingkup pertanahan. Alasan saya memilih kantor pertanahan adalah karena saya
memiliki ketertarikan dibidang hukum agraria. Saya mendapat kesempatan
untuk melakukan magang mandiri di Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro.
dan hal itu cukup membuat saya senang. Di kantor Pertanahan Bojonegoro ini
saya ditempatkan di seksi pengendalian dan penanganan sengketa, seluruh
anggota staff di kantor merupakan seseorang yang ramah dan mudah diajak
bicara. Oleh karenanya dapat tercipta rasa nyaman semasa melakukan proragm
KM2 ini. Staff yang bertugas sebagai mentor saya selalu memberikan saya
pemahaman dan pandangan baru mengenai dunia kerja. Tak hanya itu,
penjelasan terkait penanganan sengketa dan tahapan proses penyelesaian
perkara juga diajarkan. Ilmu yang saya dapat di Kantor Pertanahan ini bukan
hanya sekedar teori tetapi juga praktik langsung. Ketika terdapat kasus
sengketa, maka saya diberikan kesempatan untuk turut serta di Pengadilan
Negeri sebagai pengamat persidangan mengenai sengketa tanah. Kantor
Pertanahan Bojonegoro merupakan kantor baru oleh karenanya lingkungan
yang ada di tempat tersebut menimbulkan rasa betah untuk bekerja. Walaupun
semuanya tergolong baik, terdapat beberapa masalah selama saya magang di
tempat tersebut, masalahnya yakni berkas yang terdapat di ruangan cukup
banyak dan tidak memiliki tempat penyimpanan khusus. Mentor saya
menjekaskan bahwa masih terdapat berkas yang masih dalam proses
pengerjaan untuk dibukukan. Atas terjadinya masalah tersebut, saya dibantu
dengan staff menyelesaiakan masalah ini dengan mengurutkan berkas sesuai
waktu dan memsiahkan antara berkas yang telah beres dikerjakan dengan yang
belum. Walaupun penyelesaian masalah ini bukan merupakan penyelesaian
yang sempurna, menurut saya itu cukup untuk sementara waktu hingga
disediakannya tempat penyimpanan khusus berkas.

17
B. KESAN PELAKSANAAN KEMAHIRAN MAGANG MANDIRI (KM2)
Kemahiran Magang Mandiri (KM2) yang berlangsung selama 3 minggu,
mulai tanggal 13 Februai s.d 04 Maret telah saya tuntaskan. Saya berteimakasih
kepada pihak fakultas Hukum Ekonomi Syariah UINSA karena telah memberikan
kesempatan kepada saya. Progam KM2 merupakan program yang diadakan oleh
kampus untuk beberapa mahasiswa saja demi memberikan kesempatan kepada
mahasisswa untuk merasakan dunia kerja. Dengan adanya kegiatan KM2, saya
dapat menambah wawasan yangmana hal tersebut hanya bisa didapatkan jika
melakukan magang mandiri. Selain mahasiswa mendapat pengalaman nyata
tentang dunia kerja, mahasiswa juga dapat melatih skill sosial untuk dapat
berinteraksi dan bekerja sama dengan staff kantor. Harapan saya terhadap
program KM2 nantinya, akan terus berlanjut hingga kedepannya.

18
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan Kemahiran Magang Mandiri (KM2) merupakan sebuah
kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari
bangku perkuliahan, selain itu dalam kegiatan ini mahasiswa akan memperoleh
sebuah pengalaman kerja sesungguhnya disektor lembaga negeri maupun
swasta. Setelah praktikan melaksanakan kegiatan Kemandirian Magang Mandiri
(KM2) di Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro, praktikan memperoleh
pembelajaran dan ilmu baru dibidang pengendalian dan penanganan sengketa.
Hasil yang didapat oleh praktikan ialah mendapat pengalaman dalam melakukan
kegiatan litigasi atas suatu sengketa tanah yang tidak dapat diperoleh di bangku
perkuliahan, Adapun kegiatan yang dilakukan praktikan selama KM2 di Kantor
Pertanahan adalah sebagai berikut:
1. Praktikan ditempatkan pada bagian Pengendalian dan Penanganan
Sengketa, Kantor Pertanahan kabupaten Bojonegoro. Pada bagian ini
praktikan diberikan arahan dalam menyelesaikan suatu sengketa atas
tanah.
2. Bidang kerja yang praktikan dapatkan selama melaksanakan KM2 pada
bagian Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Pertanahan
Bojonegoro yaitu menangani arsip berkas penerimaan sertikat tanah dan
perkara.
3. Pada pelaksanaan bidang kerja, praktikan mendapatkan kendala seperti
kurangnya ruang untuk meletakkan berkas. Hal tersebut mengambat
praktikan karena terlalu banyak berkas akan tetapi, tidak tersedianya
tempat yang memadai.
4. Kendala tersebut dapat praktikan atasi dengan memisahkan berkas yang
sudah lama dengan berkas yang baru berdasarkan waktu, dan kemudian
diletakkan secara urut. Masalah-masalah tersebut dibantu oleh staff
pembimbing sehingga dapat cepat teratasi.

19
B. SARAN
Berdasarkan Kegiatan Kemahiran Magang Mandiri (KM2) yang telah
dilaksanakan oleh prkatikan mulai tanggal 13 Februari-04 Maret 2023 di Kantor
Pertanahan Kabupaten Bojonegoro, Adapun saran yang dapat praktikan
sampaikan adalah sebagai beriikut:
1. Saran bagi Fakultas Hukum Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya
a. Pemberlakuan Kemahiran Magang Mandiri dapat ditempuh oleh
semester berapapun selama waktu libur semester. Bagi yang telah
mengikuti nantinya tidak perlu untuk melakukan lagi disemester akhir.
Singkatnya mahasiswa harus setidaknya sekali telah melakukan kegiatan
magang mandiri.
b. Memperbaharui waktu pelaksanaan KM2 yang terlalu singkat yakni
selama 3 untuk ditambah beberapa minggu lagi. Hal ini bertujuan agar
pemahaman yang didapat mahasisiswa dalam kegiatan ini dapat
mencakup keseluruhan dan tidak setengah-setengah yang djsebabkan
waktu KM2 yang singkat.
2. Saran bagi Mahasiswa
a. Dalam melakukan pencarian tempat PKL, sebaiknya mahasiswa
melakukan survey terlebih dahulu dan disesuaikan dengan prodi yang
ditempuh.
b. Mahasiswa hendaknya lebih mempersiapkan atas kemapuan sosialisasi
yang bertujuan untuk mengenal dan mempererat hubungan dengan para
pegawai/staff di tempat magang.

20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1-Foto Bersama Seluruh Staff Pengendalian dan Penanganan Sengketa

Gambar 2-Foto Bersama Mentor

21

Anda mungkin juga menyukai