Oleh :
Yudha Pramudya Sakti
19.02.51.0077
Pelaksanaan Magang
1 Agustus s/d 1 September 2022
Dosen Pembimbing,
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
Pelaksanaan Magang
1 Agustus s/d 1 September 2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Kerja Magang ini untuk
melaporkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan dunia kerja di PT BPR Artha
Mukti Santosa.
Dalam penyusunan laporan Kerja Magang ini, tentunya tak lepas dari arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, praktikan mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait tersebut
diantaranya sebagai berikut:
1. Dr. Edy Winarno, S.T., M.Eng selaku Rektor Universitas Stikubank
Semarang beserta jajarannya.
2. Dr. Agnes Widyaningrum, S.E., S.Pd., M.Pd selaku DekanFakultas Hukum
dan Bahasa Universitas StikubankSemarang beserta Jajarannya.
3. Bapak Arikha Saputra S.H., M.H selaku ketua program studi ilmu hukum
Fakultas Hukum dan Bahasa Universitas Stikubank Semarang
4. Bapak Arikha Saputra,S.H., M.H Selaku Dosen Pembimbing Magang.
5. Bapak Andri Eko Harseno, S.Kom.selaku Komisaris BPR Artha Mukti
Santosa
6. Bapak Toto Wijatmiko, S.E. selaku Direktur Utama BPR Artha Mukti
Santosa
7. Ibu Yuni Mardiati, S.E.,M.M. selaku Direktur BPR Artha Mukti Santosa
8. Dan Pihak lain yang tidak dapat saya sebut satu persatu.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan Magang ini masih
jauh dari kata sempurna.Sehingga kritikan dan masukan yang membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya laporan ini untuk kedepannya.Dan semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
Semarang. 21 Desember 2022
iii
Praktikan.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG............................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
v
4.1 Pelaksanaan Kerja Magang di BPR Artha Mukti Santosa.........................19
BAB V PENUTUP....................................................................................................24
5.1 Kesimpulan...............................................................................................24
5.2 Saran.........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Magang merupakan kegiatan pelatihan kerja yang biasanya di lakukan
oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
proses pendidikan. UNISBANK merupakan salah satu perguruan tinggi yang
menerapkan program magang untuk mahasiswa semester akhir guna salah satu
syarat untuk menyelesaikan proses pendidikan. Program magang merupakan
kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah didapat selama
perkuliahan serta dapat mengasah kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa.
Program magang sendiri telah diaturdalam Undang - Undang No. 13 tahun 2003
tentang, Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 -30. Dan lebih spesifiknya diatur
dalam-Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.22/Men/1X/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
Dalam Peraturan Menteri tersebut, pemagangan diartikan sebagai bagian
dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan
di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman.
Pengetahuan yang kita dapat harus berjalan linier dengan keterampilan
yang kita miliki, artinya pengetahuan yang ada harus dipraktekkan agar kita dapat
mengetahui secara langsung tentang sesuatu yang telah kita pelajari di bangku
kuliah. Magang Kerja ini adalah untuk memberi bekal tambahan keterampilan
bekerja, memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan bidang keilmuan,
serta melatih kemampuan bekerja dengan orang lain dalam satu tim.Hal ini juga
bertujuan untuk mempersiapkan kita dalam menghadapi tantangan dunia global
yang semakin kompetitif.
Dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin ketat, disamping kita
harus mempunyai pengetahuan yang luas, kita juga harus mempunyai
7
kemampuan keterampilan yang kreatif sesuai dengan bidang masing-
masing.Fakta yang terjadi masa kini, dalam menghadapi persaingan dunia kerja
tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan saja. Akan tetapi, harus diimbangi
dengan kemampuan keterampilan yang kita miliki.
Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang
bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah
diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk melanjutkan
kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Karena untuk dapat terjun langsung di
masyarakat tidak hanya membutuhkan ilmu yang telah di peroleh selama di
bangku pendidikan namun juga memerlukan skill atau ketrampilan yang dapat
mendukung kualitas kerja dari SDM.
Melalui partisipasi dalam program mata kuliah magang, diharapkan
mahasiswa memiliki gambaran yang jelas mengenai situasi dan dunia kerja
secara nyata. Mahasiswa akan mengetahui kualitas dan kapabilitas fresh graduate
seperti apa yang menjadi daya tarik institusi-institusi pemerintahan dan swasta
sehingga mahasiswa dapat mengukur kemampuan yang dimiliki dengan
persyaratan dunia kerja. Hal ini sangat penting terlebih dalam era kontemporer
tempat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sangat ketat. Dengan
pengukuran terhadap kemampuan mereka, mahasiswa dapat memperbaiki diri
agar menjadi lebih kompetitif dan potensial. Selain itu, mahasiswa juga
diharapkan tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam beradaptasi dengan
lingkungan dunia kerja yang sangat berbeda dengan kehidupan kuliah.
Instansi yang dapat dijadikan tempat magang praktikan adalah BPR Artha
Mukti Santosa yang berkantor pada di Jl Jendral Sudirman No.167 Semarang,
yang meruapakan salah satu perusahaan perkreditan milik Restu Group.
Praktikan disini berkesempatan untuk melihat bagaimana proses penanganan
kredit macet nasabah dan juga ikut melakukan survey kepada calon nasabah,
kemudian juga ikut melakukan proses penagihan hutang kepada para nasabah.
8
1.2 Tujuan Magang
Adapun tujuan magang antara lain :
1) Untuk mencapai tujuan Program Studi S1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan
Bahasa Universitas Stikubank Semarang, yaitu menghasilkan lulusan Sarjana
yang memiliki kemampuan dan keahlian utama khususnya dalam bidang
hukum perbankan.
2) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah
diperoleh dalam perkuliahan.
3) Memberikan pengetahuan dan pengalaman dunia kerja bagi mahasiwa untuk
lebih siap dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
4) Menumbuhkan Menumbuhkan dan memantapkan memantapkan sikap
profesional profesional yang diperlukan diperlukan mahasiswa mahasiswa
untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya
5) Meningkatkan pengenalan mahasiswa pada aspek-aspek usaha yang potensial
dalam Praktik Magang antara lain : struktur organisasi,asosiasi usaha,jenjang
karier dan managemen usaha serta kemampuan praktik didalam hukum
perbankan.
1.3 Manfaat Magang
Adapun manfaat magang bagi mahasiswa, bagi program studi, bagi
instansi pemerintah ,antara lain :
1. Bagi mahasiswa :
a. Mengembangkan wawasan dan keterampilan mahasiswa dari teori
perkuliahan yang diperoleh.
b. Memiliki pengalaman bersosialisasi dengan dunia kerja.
c. Mengetahui kebutuhan lapangan kerja sehingga mahasiswa dapat
mempersiapkan diri sedini mungkin untuk memasuki dunia kerja.
d. Melatih mahasiswa untuk menjadi lebih mandiri serta dapat
mempersiapkan diri agar dapat bekerja sama dalam satu team.
9
2. bagi program Studi S1 Ilmu Hukum
a. terjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara program
studi akuntansi FEB Unisbank dengan BPR. Artha Mukti Santosa
b. menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
dengan stakeholder.
c. menyempurnakan umpan balik untuk menyempurnakan materi
perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan di lingkungan instansi
pemerintah,BUMN,maupun swasta.
3. Bagi instansi pemerintahan.
a. menjalin hubunngan yang teratur, sehat dan dinamis antara instansi
pemerintah dengan lembaga perguruan tinggi.
b. menumbuhkan kerjasama yang daling menguntungkakn dan bermanfaat
antara instansi pemerintahan dengan lembaga
c. Pemerintahan dengan lembaga perguruan tinggi. perguruan tinggi.
d. instansi pemerintahan yang bersangkutan memperoleh kesempatan untuk
memperkerjakan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan magang setelah
lulus nantinya, karena telah mengenal dengan baik selama proses magang.
10
BAB II
KAJIAN ILMU
2.1. Kajian Penggolongan Kredit Bank sebagai Sumber Pendanaan
Masyarakat
Istilah kredit berasal dari kata “credere”, “credo”, dan “creditium”
dalam bahasa Latin yang ketiganya berarti kepercayaan, atau “faith” dan
“trust” dalam bahasa Inggris. Dengan kata lain, bank sebagai pihak kreditur
dalam kaitannya dengan perkreditan mempunyai keyakinan bahwa nasabah
bank sebagai pihak debitur atau penerima kredit dapat mengembalikan kredit
yang diterima sesuai dengan waktu dan persyaratan yang sudah disepakati
kedua belah pihak1.
Pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur didasarkan atas
unsur kepercayaan yang berarti bank memberikan kepercayaan kepada
nasabah. Namun, berhubung pemberian kredit oleh bank tetap merupakan
usaha bank untuk menghasilkan keuntungan, bank hanya dapat memberikan
kredit apabila sudah yakin akan kemampuan nasabah debitur untuk
mengembalikan pinjamannya sesuai dengan jangka waktu dan persyaratan
yang telah disetujui di antara pihak bank dan nasabah tersebut 2. Oleh karena
itu faktor kemauan dan kemampuan sangat penting untuk diperhatikan dalam
pemberian kredit, melalui kehati-hatian untuk menjaga unsur-unsur keamanan
dan keuntungan kredit, dan berujung kepada kelancaran pengembalian kredit3.
Selain unsur kepercayaan, terdapat juga unsur-unsur waktu, prestasi,
dan risiko yang mendasari pemberian kredit oleh bank kepada nasabah
debitur. Unsur waktu berarti harus tertera keterangan waktu yang jelas antara
pemberi kredit dan pelunasannya, yang harus disetujui di awal oleh kreditur
1
Ibid, hlm. 236.
2
Iswi Hariyani, S.H., M.H., Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010, hlm. 10.
3
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Cetakan Ketiga, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2000, hlm. 299.
11
maupun debitur. Unsur prestasi berarti terdapat suatu objek sebagai
pemenuhan prestasi dan kontra prestasi saat perjanjian telah disetujui. Prestasi
yang harus diberikan oleh kreditur atau bank adalah dana sesuai kebutuhan
debitur, sedangkan prestasi yang diberikan oleh nasabah debitur berupa
pengembalian uang yang dipinjam beserta bunganya. Terakhir, unsur risiko
berarti terdapat kemungkinan terjadinya cedera janji dari nasabah debitur
dalam berjalannya perjanjian kredit. Untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya cedera janji tersebut, diperlukan jaminan atau agunan4.
Kredit dapat digolongkan menjadi tiga jenis ketika ditinjau dari
tujuannya, sebagai berikut:
a. Kredit investasi, yakni kredit dengan waktu menengah atau panjang
dibiayai tersebut.
b. Kredit Modal Kerja, yakni kredit yang diberikan dalam bentuk rupiah
atau mata uang asing untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam
satu siklus usaha dengan jangka waktu tertentu dan dapat diperpanjang
4
Rachmadi Usman, op. cit, hlm. 53
12
kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya berdasarkan penghasilan
dan telah menyetujui perjanjian itu satu sama lain tanpa adanya suatu
b. Cakap untuk membuat suatu perikatan, yang berarti semua orang yang
dengan suatu benda atau jasa (objek) yang sedang diperjanjikan yang
13
telah dibuat karena suatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak
Situasi paksaan terjadi apabila pihak yang dipaksa tidak memiliki opsi
untuk mengelabuhi pihak lain dalam suatu kontrak agar setuju untuk
7
Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995, hlm. 135.
8
Subekti, op. cit., 1995, hlm. 135.
14
Perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan. Perikatan
melahirkan perjanjian yang menciptakan kewajiban pada salah satu atau lebih
pihak dalam perjanjian. Kewajiban yang dibebankan pada pihak debitur dalam
perjanjian memberikan hak pada pihak kreditur dalam perjanjian untuk
menuntut pelaksanaan prestasi dalam perjanjajian tersebut. Pelaksanaan
prestasi dalam perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak dalam
perjanjian adalah pelaksanaan dari perikatan yang terbit dari perjanjian9.
Pemberian kredit dari bank selaku pihak kreditur kepada nasabah
selaku pihak debitur harus dilakukan berdasarkan perjanjian kredit di antara
kedua belah pihak. Perjanjian kredit tersebut harus dibuat sesuai dengan
aspek-aspek hukum perjanjian/perikatan dan dengan fokus utama kepada asas-
asas hukum dan syarat sahnya suatu perjanjian/perikatan, karena perjanjian
kredit yang tidak memenuhi syarat sah perjanjian/perikatan dapat dibatalkan
dan/atau dinyatakan batal demi hukum10.
Di dalam pemberian kredit oleh bank terdapat unsur kredit yang
tercamtum dalam perjanjian kredit tersebut, yaitu:
1. Adanya para pihak, yaitu Kreditur dan Debitur;
kepada Kreditur;
4. Adanya tenggang waktu, pada saat penyerahan yang oleh kreditur pada
9
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta: Rajawali Pers,
2002, hlm. 91.
10
Iswi Hariyani, S.H., M.H., op. cit., 2010, hlm. 14.
15
5. Adanya resiko sebagai adanya tenggang waktu, karena terbayang
bank dan (calon) debitur, ataupun diperoleh dari pihak lain yang
kehidupan kesehariannya.
merasa yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-
orang yang tepat, dan calon debiturnya akan mampu melunasi atau
11
Hasanuddin Rahman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya
Bhakti, 1998, hlm. 140.
12
Penjelasan Pasal 8 Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang -
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
16
mengembalikan pinjamannya dalam jangka waktu yang disepakati.
tidak layak diberikan kredit dalam skala besar. Demikian juga debitur
membaik.
keuangan di masa lalu dan keadaan yang akan datang untuk mengetahui
jumlah pokoknya.
17
jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya. Untuk itu,
yang tersisa.
mana bank menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar negeri pada
masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran
dari hasil proyek atau usaha calon debitur yang dibiayai bank dapat
Selain prinsip 5C’s, bank juga menerapkan prinsip 5P yang terdiri dari:
a. Party atau para pihak. Para pihak merupakan titik sentral yang
13
Rachmadi Usman, op. cit., hlm. 246-248.
18
b. Purpose atau tujuan. Tujuan dari pemberian kredit sangat penting untuk
diketahui bank sebagai pihak kreditur. Bank harus melihat apakah kredit
tersedia dan cukup aman, sehingga dapat diharapkan bahwa kredit yang
Oleh karena itu, bank harus menganalisis dan mencari tahu apakah
kreditnya.
akan lebih besar daripada jumlah bunga pinjaman, dan juga apakah
itu, bank juga harus memeriksa cash flow debitur dan sebagainya.
19
e. Protection atau perlindungan. Bank memerlukan perlindungan dari pihak
dari kelompok perusahaan atau jaminan dari holding, atau dapat berupa
14
Ibid, hlm. 248-250.
20
2.4. Kajian Penyeleamatan Kredit Macet
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:
1) Rescheduling
a) Memperpanjang jangka waktu kredit Dalam hal ini si debitur
memberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya
perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga
si debitur mempuyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikan.
b) Memperpanjang jangka waktu angsuran Memperpanjang angsuran
hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu
angsuran kreditnya di perpanjang pembayaranya pun misalnya dari 36
kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi
mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2) Resconditioning Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada
seperti :
a) Kapasitas bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.
b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Dalam hal ini
penundanaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya
hanya bunga yang dapat ditunda pembayaranya, sedangkan pokok
pinjamanya tetap harus dibayar seperti biasa.
c) Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksud agar lebih
meringankan beban nasabah. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi
jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat
membantu meringankan nasabah.
d) Pembebasan bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada
nasabah dengan pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi
membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai
kewajiban membayar pokok pinjamanya sampai lunas.
3) Restructuring
21
Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara
menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang
membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak.
Tindakan ini dengan menambah jumlah kredit, dengan menambah equity.
4) Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas.
5) Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya etikad baik ataupun sudah tidak
mampu lagi untuk membayar semua hutanghutangnya
22
BAB III
GAMBARAN UMUM BPR ARTHA MUKTI SANTOSA
3.1 Sejarah BPR Artha Mukti Santosa
BPR Artha Mukti Santosa adalah salah satu BPR milik Restu Group
yang beroperasi sejak tanggal 23 September 2004 berlokasi di Puri Anjasmoro
F-5 Semarang. Pada tanggal 2 Oktober 2006 BPR Artha Mukti Santosa
berpindah kantor di Jl Jendral Sudirman No.167 Semarang hingga sekarang.
BPR Artha Mukti Santosa tidak hanya mengembangkan jaringannya di area
kota Semarang sehingga pada tanggal 7 April 2009 BPR Artha Mukti Santosa
membuka Kantor Cabang di Weleri yang berlokasi di Ruko Griya Weleri
Makmur Asri A1. Kantor Cabang Weleri melayani nasabah area Kendal,
Batang, Pekalongan dan sekitarnya. Guna memudahkan nasabah yang berada
di wilayah Semarang Barat bagian atas BPR Artha Mukti Santosa membuka
Kantor Kas Mijen pada tanggal 20 Juli 2013 yang berlokasi di Ruko Jatisari
Permai Blok B No. 1 Semarang. Kantor Kas Mijen melayani nasabah yang
berada di wilayah kecamatan Mijen, Gunung Pati, Boja dan sekitarnya.
3.2 Visi,Misi dan Values BPR Artha Mukti Santosa
a) Visi
Menjadi penyedia jasa yang terkemuka dan profesional yang
memberikan nilai lebih kepada nasabah/konsumen, karyawan dan para
pemegang saham.
b) Misi
Menyediakan jasa yang berkualitas dengan menjunjung tinggi
terwujudnya :
1) Kepuasan nasabah/konsumen
2) Proses yang cost effective
3) Sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen
23
c) Values
1) Responsible Bertanggung jawab dalam mengemban amanah
2) Excellent Cerdas dalam bekerja dan beraktivitas untuk menghasilkan
yang terbaik
3) Sincere Ikhlas dalam segala hal
4) Truthful Jujur dalam perkataan dan perbuatan
5) Understandable Mampu berkomunikasi dengan santun, tepat, dan
bijaksana.
24
25
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Kerja Magang di BPR Artha Mukti Santosa
Sistem kerja perusahaan yang ada di PT. BPR Artha Mukti Santosa
ditentukan sesuai dengan struktur organisasi yang ada, masing-masing individu
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda agar tercipta sistem kerja yang
efektif dan efisien. Jadwal kerja pegawai yang terdapat di PT. BPR Artha Mukti
Santosa dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan hari jum’at dimulai pukul
07.30 – 16.30 WIB.
Praktikan ditugaskan dibagian yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu
pada Bagian Marketing yang bertugas untuk pengamatan kredit macet dan
penagihan terhadap kredit macet. Selain pada bagian marketing praktikan juga
membantu Accounting Officer dalam memasarkan produk tabungan. Proses
menabung, penarikan dana, pencatatan angsuran nasabah serta pemberian dan
pencairan kredit dilakukan sesuai dengan sistem yang ditetapkan.
BPR menggunakan sistem aplikasi yang terdapat beberapa modul yang
dapat digunakan yaitu : modul tabungan, deposito, kredit, akuntansi dan laporan
yang tentunya memudahkan kinerja pegawai. Semua transaksi yang dilakukan
didalam sistem tersebut akan terintegrasi secara otomatis sehingga akan
membentuk jurnal akuntansi sehingga laporan keuangan perusahaan dapat
diakses setiap waktu.
26
kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi
sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan. Dapat pula
terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga
dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.
a. Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah. Tidak
memeriksa karakteristik nasabah latarbelakangnya, jejaknya dalam hal
pinjam meminjam dansebagainya.
b. Kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat. Banyak persyaratan yang
dilewati seperti penghasilan tetap, jaminan usahanya.
c. Keyakinan yang berlebihan. Pihak bank terlalu yakin akan kemampuan
nasabah tanpa melakukan surve mendalam.
d. Kurang mengadakan kontak dengan nasabah. Pihak Bank tidak melakukan
komunikasi yang baik dengan nasabah
e. Pengitkatan jaminan kurang sempurna. Pengikatan jaminan tidak
disertakan dengan kuasa jual dan sita.
2. Karena kesalahan nasabah :
a. Nasabah tidak kompeten. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
membayar kewajibanya kepada bank sehingga kredit yang diberikan
macet. Dapat diakatan adanya unsur kemauan untuk membayar.
b. Nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya. Nasabah tidak jujur.
Pada saat pengajuan nasabah beralasan untuk usaha namun kenyataan
pinjaman tersebut tidak dimanfaatkan untuk usaha.
3. Faktor eksternal, Artinya si Nasabah mau membayar akan tetapi tidak mampu.
Contohnya kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, hama,
kebanjiran dan sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit
tidak ada.
27
B. Hasil Pengamatan Penggolongan Pembiayaan Kredit Macet
Hasil pengamatan praktikan di BPR Artha Mukti Santosa terhadap
Pembiayaan Kredit Macet dapat digolongkan menjadi kurang lancar, diragukan,
macet ;
1) Kurang Lancar Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan kurang
lancar apabila memenuhi kriteria berikut ini :
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga telah melampaui 90
hari
b) Sering terjadi cerukan
c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari
e) Tedapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
f) Dokumentasi pinjaman yang lemah.
2) Diragukan Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 180 hari.
b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d) Terjadi kapitalisasi bunga
e) Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan
maupun pengikatan jaminan
3) Macet Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Prospek Usaha
1) Kelangsungan usaha sangat diragukan, industri mengalami
penurunan dan sulit untuk pulih kembali.
28
2) Kemungkinan besar kegiatan usaha akan berhenti.
3) Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang
menurun.
4) Manajemen sangat lemah
5) Perusahaan afiliasi sangat merugikan debitur.
6) Terjadi pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi.
b) Kondisi Keuangan
1) Mengalami kerugian yang besar
2) Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan
usaha
3) Usaha debitur tidak dapat dipertahankan
4) Rasio utang terhadp modal sangat tinggi
5) Kesulitan likuiditas
6) Analisa arus kas menunjukan bahwa kreditur tidak mampu menutup
biaya produksi
7) Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar valuta asing dan
suku bunga.
8) Pinjaman baru digunakan untuk menutup kerugian operasional.
c) Kemampuan Membayar
1) Terdapat tunggakan pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270
hari.
2) Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak ada.
C. Hasil Pengamatan Penanganan Kredit Macet
Mengenai Penanganan kredit macet pada Kantor BPR Artha Mukti Santosa
dengan menggunakan beberapa cara.adapun cara yang pertama yaitu
menggunakan cara pendekatan secara tertulis seperti pemberian surat tagihan
kepada nasabah yang tidak membayar angsuran selama 90 hari dan belum
melunasi kewajiban nya.pemberian surat tagih dalam bentuk laporan.laporan ini
berisi tentang data-data mengenai kewajiban yang harus diselesaikan nasabah
29
dan hasil negoisasi antara nasabah dengan bank mengenai kapan pelunasan
kewajiban nya.langkah selanjutnya pendekatan secara lisan ini dengan cara
berkunjung kerumah nasabah serta memberi peringatan kepada nasabah untuk
segera melunasi kewajiban nya sebelum di berikan surat peringatan. apabila
nasabah tetap tidak membayar angsuran nya maka pihak Bank Artha Mukti
Santosa membuat surat peringatan I untuk nasabah yang macet dan di beri waktu
selama 1 bulan apabila nasabah tetap tidak membayar angsuran maka pihak Bank
Artha Mukti Santosa membuat surat peringatan II dan di beri waktu selama 1
bulan apabila nasabah tetap tidak mau membayar maka pihak Bank Jombang
membuat surat peringatan III dan masih di beri waktu selama 1 bulan.Apabila
langkah tersebut nasabah belum juga membayar angsuran maka langkah
selanjutnya yang dilakukan oleh Bank Artha Mukti Santosa yaitu dengan
menempel objek agunan dengan tulisan bahwa agunan tersebut sedang dalam
pengawasan bank.apabila langkah-langkah tersebut tidak bisa membuat nasabah
untuk membayar angsuran maka langkah terakhir yaitu penyitan jaminan.
Penyelesaian kredit apabila barang agunan telah diikat secara sempurna oleh
pihak yang berwenang dalam hal ini notaris, dapat dilakukan dengan cara
penjualan agunan dengan kekuasaan sendiri ke kantor pusat.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil KKM (Kuliah Kerja Magang) yang dilaksanakan di BPR Artha
Mukti Santosa dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisa dan
wawancara yang telah dilakukan terdapat suatu masalah kredit macet pada
nasabah BPR Artha Mukti Santosa. Dalam proses penanganan kredit macet ada
prosedur-prosedur dan ketentuan dari Kantor Kas Perak yaitu melakukan
pendekatan secara tertulis, pendekatan secara lisan, pihak bank melakukan
pembinaan pada debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikat baik,
melakukan penyelesaian kredit bermasalah yaitu secara damai atau secara
hukum. Apabila dari ke empat prosedur yang dijalankan di BPR Artha Mutki
Santosanasabah tetap tidak mau membayar atau tidak ada niat untuk membayar
maka dari pihak Bank Artha Mukti Santosa langsung menyita jaminan dengan
cara yang sudah di tentukan.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan layak atau tidaknya nasabah
mendapatkan kredit maka pihak bank wajib bersikap hati-hati dan menganalisis
nasabah terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan kemacetan dalam
pelunasan kredit. Penanganan kredit bermasalah harus di tindak tegas supaya
nasabah tidak semena-mena mempermainkan bank.
31
DAFTAR PUSTAKA
BUKU – BUKU
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta:
Rajawali Pers, 2002,
WEBSITE
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4042/3/BAB%20II.pdf diakses pada 21 Desember
2022
Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang -Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
32