Anda di halaman 1dari 3

Inspirasi di Thursina: Wifi Sedikit Semangat Melejit

Azka Tsabitah Nurdin, Reina Aqila Shafika, Adisty Nada (29/11/2022)

Ilu
st ra
si

Foto: Thursina IIBS Kampus Putri, Gedung Andalusia

Keberadaan internet saat ini memiliki berbagai dampak positif untuk pendidikan. internet
sudah menjadi sebuah kebutuhan baik untuk sekolah, guru dan siswa, contohnya di kampus
Thursina IIBS. Thursina IIBS adalah salah satu sekolah yang menyediakan akses wifi bagi para
santrinya. Guna meminimalisir penyalahgunaan akses internet, wifi hanya diberikan oleh para
asatidz/ah untuk keperluan kegiatan belajar mengajar (KBM) santri ataupun hal-hal yang penting
seperti lomba.
Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) terletak di jalan Tirto Sentono 15
A, Landungsari, Dau, Malang. Pesantren ini memberikan sistem pembelajaran yang
menggunakan wifi dengan limit kepada para santrinya. Santri mendapatkan akses wifi dengan
cara masuk link yang sudah disediakan oleh Thursina kemudian asatidz/ah yang sedang
mengajar di kelas akan memberikan username dan password wifi lalu login dan akhirnya
tersambung ke jaringan Thursina Hostpot. Wifi di thursina ini memiliki batasan waktu
tergantung dari jenis username yang diberikan sesuai dengan jam kbm yang berlangsung,
contohnya username kbm 3 yang hanya dapat digunakan dari mulainya proses kbm hingga pukul
09.40 am saja.
Limitnya akses wifi sekolah dapat membawa banyak dampak positif dan manfaat bagi
para santrinya. Limitnya akses mampu meminimalisir penyalahgunaan wifi yang pada dasarnya
berguna untuk menunjang kegiatan kbm santri. Selain itu limitnya akses wifi juga mampu
mendongkrak semangat santri dalam mengikuti kegiatan belajar malam dan kegiatan belajar
sehari-harinya. Wifi yang terbatas juga menuntut setiap santri untuk fokus memanfaatkan dan
memaksimalkan akses wifi yang diberikan hanya untuk mencari sumber belajar terpercaya,
sebelum waktu wifi limit. Santri pun belajar untuk menghargai dan tidak meremehkan setiap
akses wifi limit yang diberikan. Tak jarang akses wifi yang limit dan terbatas juga akan menjadi
istimewa bagi para santrinya sehingga akan lebih berkesan dan dihargai.
“Wifi bisa buat saya semangat karena dengan adanya wifi membuat saya dapat melihat
dunia baru. Dengan mengakses info-info terkini tentang peristiwa yang hangat atau baru saja
terjadi” ungkap Adisty. Seperti penuturan Adisty (santriwati Thursina), wifi sekolah yang
diberikan sangat mempengaruhi semangat santri dalam mengikuti setiap kegiatan belajar santri
sehari-harinya, terbukti dengan respon santri yang sumringah apabila mengikuti mata pelajaran
yang senantiasa mendapat akses wifi disetiap jam pelajarannya, serta santri juga merasa tak sabar
dan selalu menanti-nantikan mata pelajaran tersebut.
Keberadaan internet saat ini memiliki dampak yang positif untuk sektor pendidikan.
Pemanfaatan internet sepanjang proses KBM berlangsung diantaranya adalah untuk mendorong
minat belajar siswa di sekolah dan penunjang dalam proses belajar mengajar, serta sebagai
ladang inspirasi bagi siswa. Internet merupakan perpustakaan dan sumber inspirasi terbesar di

dunia.
Ilustrasi Foto: Proses KBM di Thursina, Gedung Alexandria

Namun seringkali wifi yang tak terbatas dapat disalahgunakan dalam pemanfaatannya,
seperti yang dikatakan oleh Vania (santriwati Thursina) dalam sebuah wawancara. “Ya kalau
wifinya nonstop pastinya bakal dibuat nonton film, CO shopee, dan dengerin musiklah, yakali
gak dimanfaatin. Kayaknya bakal buka laptop tiap saat deh”. Nah dari sini juga dapat
disumpulkan, bila akses wifi tak terbatas mampu mengundang sikap konsumtif dan kecanduan
bagi para santrinya. Sehingga dapat menimbulkan kelalaian terutama dalam proses pembelajaran
santri.
Adanya akses wifi Thursina memudahkan pengajar untuk mengontrol santri. Santri yang
terhubung ke wifi lebih mudah dilacak menggunakan net-support (aplikasi pengontrol laptop)
dibanding santri yang tidak terhubung ke wifi.
Limitnya wifi membuat santri tidak kecanduan untuk membuka laptop dan membuka hal
yang dilarang. “Iya, kalo wifinya nonstop bakal nonton mv terus dibanding belajar” ungkap
Karina (santriwati Thursina) yang dibenarkan Reina Aqila. Hal ini membuat pengajar lebih
mudah dalam memastikan santri tidak membuka hal yang dilarang dalam peraturan Thursina
IIBS.

Anda mungkin juga menyukai