Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran membutuhkan rasa minat belajar yang tumbuh di dalam diri
siswa . Minat belajar itu apenting, karena apabila siswa tersebut belajar menggunakan minat
terhadap objek yang dipelajari, maka siswa tersebut akan tekun & hasil yang diperoleh akan
lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi & Juhaya S Praja bahwa “ minat
yang ditumbukan pada proses pembelajaran akan lebih baik daripada tidak adanya minat
pada prses pembelajaran. (Zaki Al Fuad & Zuraini, 2016) Selain itu, berdasarkan Naeklan
Simbolon, siswa yang menaruh minat dalam suatu mata pelajaran perhatiannya akan tinggi
dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif pada aktivitas
belajar mengajar. (Simbolon, 2014).
Tentunya dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar diharapkan adanya pendorong
untuk menumbuhkan minat yang dilakukan oleh guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siti Nurhasanah, dkk memperlihatkan bahwa hasil minat belajar mempengaruhi hasil belajar
sebanyak 21,77% sisanya 78,23% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada
penelitian tersebut. (Nurhasanah & Sobandi, 2016) Dari penelitian tersebut bisa dikatakan
minat belajar mempunyai determinan terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar secara
tatap muka saja membutuhkan minat, apalagi pembelajaran yang dilakukan secara daring,
diharapkan minat belajar yang ekstra dari siswa.
Pembelajaran yg terjadi waktu ini memaksakan guru & siswa wajib melakukan aktivitas
pembelajaran secara daring. Sesuai dengan surat edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020
mengenai Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).
Didalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah
melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa..(Aji et al., 2020)
Disamping itu dunia pendidikan selalu mengalami kemajuan seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, maupun tuntutan dan ekspektasi
masyarakat. Kualitas seseorang pengajar akan berimbas pada kualitas siswa. Guru harus
mengupdate skill atau kemampuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru harus
mempunyai bekal pengetahuan berbagai hal mengenai konsep pembaharuan pada
pendidikan agar bisa menjadi agent of change ketika menjadi pengajar, pendidik atau
pengelola yang inovatif dan motivatif pada era Revolusi Industri 4.0. Era Revolusi Industri
4.0 membutuhkan energi kerja termasuk guru yang mempunyai keterampilan dalam literasi
digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. (Christian, 2020)
Permasalahan pembelajaran daring saat ini banyak ditemukan realita proses
pembelajaran yang sulit dilaksananakan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk
pembelajaran daring mengakibatkan pengaruh pada siswa, guru dan juga orangtua itu
sendiri. Diantaranya siswa dalam pembelajaran jarak jauh merasa dipaksa menggunakan
sarana dan prasarana yang seadanya. Sementara itu hambatan yang dialami sang pengajar
yaitu tidak semua mahir memakai teknologi internet atau media sosial sebagai sarana
pembelajaran. Sedangkan hambatan yang dialami orangtua yaitu adanya penambahan biaya
pembelian kuota internet dan juga perlu mendampingi siswa ketika pembelajaran
berlangsung. (Purwanto et al., 2020)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Carona Elianur terdapat faktor-faktor yang
mengakibatkan minat pembelajaran PAI menjadi rendah. Faktor-faktor tersebut merupakan
kurangnya penjelasan pembelajaran sang guru pada siswa, guru sudah terbiasa dengan
pertemuan tatap muka, dan juga anak didik tidak fokus belajar karena sambil memegang
handphone.(Carona Elianur, 2020)
Hal serupa juga dikatakan didalam penelitian Masruroh dkk, bahwa pada
pembelajaran daring guru lebih bersifat pasif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan tidak
dapatnya guru dalam menjangkau keberadaan siswa, sehingga peran guru pada pembelajaran
lebih bersifat pasif. Guru kerap menghendaki siswa untuk mengerjakan tugas-tugas.
Keadaan yang misalnya ini mengakibatkan murid cepat sekali merasa bosan pada belajar,
karena wajib berjumpa setiap hari menggunakan tugas yang diberikan. Dengan istilah lain
siswa akan menjadi turun minat belajarnya.(Lubis, Masruroh; Yusri, Dairina; Gusman,
2020) Dari hasil penelitian tersebut salah satu faktor yang menjadi sorotan yaitu kurangnya
penjelasan materi pembelajaran yang dilakukan guru terhadap siswa. Maka salah satu
penyebab rendahnya minat belajar siswa yaitu kurangnya kemampuan guru dalam
memanfaatkan media pembelajaran daring yang ada, & hal ini dianggap menjadi stimulus
utnuk meningkatkan minat belajar siswa.
Konsentrasi belajar merupakan kondisi serta kemampuan seseorang untuk
memusatkan perhatian atau pikiran dalam proses perubahan tingkat laku ketika
pembelajaran. Konsentrasi adalah usaha masing-masing individu untuk memfokuskan
perhatian terhadap suatu objek, sehingga dapat dimengerti, dipahami, serta meminimalisir
perhatian yang terpecah. Menurut (Juita, 2020) konsentrasi belajar ialah salah satu aspek
psikologis yang tidak mudah dipahami oleh orang lain kecuali peserta didik.
Pentingnya konsentrasi dapat membuat siswa lebih menguasai materi yang diberikan
dan menambah semangat serta motivasi untuk lebih aktif pada saat proses belajar dan
mengajar berlangsung. Konsentrasi berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses belajar
mengajar, apabila seseorang mengalami kesulitan konsentrasi maka proses belajar mengajar
menjadi tidak maksimal. Ini akan membuang waktu, tenaga dan uang. Ciriciri seseorang
yang tidak konsentrasi antara lain sering bosan terhadap suatu hal, selalu berpindah tempat,
tidak mendengarkan ketika diajak berbicara, mengalihkan pembicaraan, sering mengobrol,
dan mengganggu teman lainnya.
Kurang konsentrasi dapat menyebabkan kualitas kegiatan yang rendah,
menyebabkan pembelajaran kurang perhatian, dan mempengaruhi kemampuan memahami
materi. Konsentrasi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor, antara lain faktor internal
serta faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor internal yang menentukan derajat
konsentrasi seseorang, meliputi kondisi fisik yang sehat, pola makan yang sehat dan bergizi,
tidak ada masalah yang serius serta tidak mudah putus asa belajar. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor eksternal antara lain lingkungan belajar yang relatif tenang,
penerangan yang cukup, yang dapat memberikan suhu lingkungan yang nyaman dan
dukungan dari masyarakat sekitar selama pembelajaran.

berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berkeinginan melakukan penelitian untuk


mengetahui lebih detail terkait pengaruh pembelajaran daring terhadap konsentrasi
mahasiswa uin suska Angkatan 2020.

Anda mungkin juga menyukai