ANALISIS
PERILAKU KELOMPOK
MAKAN SIANG
“TANPA MARTINI”
Pertama
Tidak yakin, ada baiknya menjelaskan kebijakan baru
tentang masalah minum-minuman keras pada saat
acara makan siang, atau mengkuliahi rekan kerjanya
tentang bahaya acara makan siang dengan minuman
keras. Hal itu hanya akan dapat menimbulkan kebencian
dan perlawanan serta konflikinternal.
Kedua
Jamal beranggapan bahwa atasan merupakan memegang
peranan dan panutan bagi bawahannya. Rencana yang akan
diterapkan mungkin akan dapat diterima oleh anggota
kelompoknya namun bisa saja akan menimbulkan tekanan
atau konflik dengan anggota kelompok lain.
Langkah yang akan ditempuh jamal
• Saat makan siang dengan manajer lain ia tidak akan ikut minum minuman
keras.
• Jamal akan menunjukkan keteladanan baru bagi anggota kelompoknya.
• Paling tidak seminggu sekali, mereka akan bekerja terus melewati waktu
makan siang.
• Jamal bermaksud mengadakan acara makan siang bisnis dengan jamuan
gudeg dan minuman ringan yang diantarkan ke tempat kerja (menyediakan
menu makanan yang lebih sehat dan tidak mengandung alcohol)
• Jamal akan menerapkan kebiasaan tersebut sebagai suatu praktek rutin
dengan mengajak anggota kelompok lain yang berbeda ke acara makan
siang di restoran tanpa jamuan minuman berakohol”.
• Jamal ingin memberitahu kepada anggotanya dan anggota kelompok lain
bahwa alkohol bukan merupakan bagian yang perlu ada pada hari kerja dan
hal tersebut tidak dibenarkan bila dilakukan di tempat kerja.
• Jamal ingin manajer lain memahami tujuannya melalui perilaku yang dia
tampilkan sehari-hari. Tidak harus dengan kata-kata kecaman atau ancaman
lainnya.
Menurut Thamrin
• Thamrin Lancip menganggap ide Jamal merupakan ide
gila, ia tidak setuju.
• Menurut Thamrin, apa yang akan Jamal lakukan tidak akan
menghasilkan apa-apa dan hanya akan menimbulkan
banyak kesulitan di dalam anggota kelompok Jamal dan
juga antar kelompok lain
• Thamrin pesimis terhadap apa yang akan Jamal lakukan. Ia
menyadari hal tersebut merupakan “masalah” bagi mereka
namun ia tidak mau ada konflik/kesulitan lain yang timbul
akibat rencana Jamal tersebut. Menurut Thamrin,
penyembuhan mungkin akan membunuh pasien. Thamrin
tidak menyukai konflik, bagi Thamrin konflik tidak akan
membawa manfaat apapun
Pendapat Jamal Terhadap Pendapat
Thamrin
Jamal tetap optimis bahwa apa yang akan dia
terapkan akan berdampak positif bagi
perusahaan dalam jangka panjang.
Pada beberapa pemikiran, kelompok 1 sependapat
dengan Jamal maupun Thamrin. Namun pada prinsipnya
kelompok 1 sependapat dengan rencana dan tujuan Jamal
yang ingin mengubah kebiasaan “buruk” rekan kerjanya di
lingkungan kantor.
Menurut Thamrin Lancip