Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3


B. Visi dan Misi.............................................................................................................. 5
C. Prototype Bisnis ......................................................................................................... 6
D. Bussiness Model Canvas............................................................................................ 7

BAB II ASPEK PERENCANAAN ....................................................................................... 15

A. Rencana Operasional Usaha ...................................................................................... 15


B. Rencana dan Strategi Pemasaran Produk................................................................... 16
C. Justifikasi Asumsi yang digunakan dalam Rencana .................................................. 18

BAB III ASPEK FINANCIAL .............................................................................................. 19

A. Perhitungan Kebutuhan Investasi dan Modal Kerja Awal Usaha.............................. 19


B. Proyeksi Kenangan Selama 1-3 Tahun kedepan........................................................ 19
C. Perhitungan dan Proyeksi Laba Rugi Usaha.............................................................. 20
D. Perhitungan Kelayakan Usaha dengan Pendekatan Ekonomi dengan Indikator IRR,
NPV, dan Payback Periode ........................................................................................ 20

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 23

A. Road Map Bisnis........................................................................................................ 23


B. Saran .......................................................................................................................... 27
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah konsep di era ekonomi digital ini yang menjadi penopang utamanya
adalah tekhnologi, informasi dan komunikasi dimana ide dan stock of knowledge dari
sumberdaya manusia merupakan sumber produksi yang utama dalam kegiatan
perekonomian. Peluang pengembangan ekonomi digital di Indonesia, antara lain
adanya bonus demografi. Pada 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di
atas 60 persen, dengan kontribusi sebesar 27 persen di nataranya adalah generasi
muda yang berpotensi menjadi wirausaha industri baru. Indonesia kini sudah
memasuki era ekonomi digital. Oleh karena itu, Menteri Perindustrian Airlaangga
Hartanto menyampaikan beberapa peluang Indonesia untuk menghadapi era ekonomi
digital, diantaranya adalah Indonesia memiliki usaha rintisan unggulan. data yang
diperoleh Kementerian Perindustrian, selanjutnya terjadi peningkatan jumlah kelas
menengah, dimana sebanyak 135 juta penduduk diproyeksi akan memiliki
penghasilan bersih di atas kisaran 3.600 dolar AS pada 2030 dan menjadi konsumen
dominan e Commerce. Bahkan, terdapat pula peningkatan permintaan di pasar global,
terutama produk berbasis media dan informasi teknologi.
Makna ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
salah satu aktifitas manusia yang berhubungan erat dengan masalah produksi,
distribusi serta konsumsi terhadap sebuah produk. Kemiskinan yang terjadi di
Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah rendahnya
pelaku kewirausahaan di Indonesia (Utomo, 2014).
Pada siaran pers yang disampaikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah, Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menuturkan bahwa
rasio wirausaha di Indonesia ialah sebesar 3,1% atau setara dengan 7.800.000 orang
(Kemen KUKM, 2017). Jika dianalisis lebih mendalam, perolehan angka sebesar
3,1% tersebut masih dibawah ratio wirausaha negara Malaysia (5%), China (10%),
Singapura (7%), dan Amerika Serikat (12%) (Global Enterpreneurship, 2016). Hal ini
mengindikasikan bahwa, dibutuhkan upaya-upaya strategis dan taktis dari pemerintah
guna meningktkan rasio wirausaha di Indonesia, dukungan permodalan baik material
maupun inmaterial merupakan salah satu strategi efektif yang dapat di
implementasikan oleh pemerintah.
Kewirausahaan sosial ialah salah satu model bisnis yang efektif dalam
mewujudkan maqhashid al-syariah. Hal ini dikarenakan kewirausaan sosial
merupakan perilaku kewirausahaan yang berorientasi terhadap laba yang
dimanfaatkan untuk kepentingan sosial seperti contohnya pengentasan kemiskinan,
peningkatan kesehatan masyarakat dan lain sebagainya (Hibbert dalam Utomo, 2014).
Dalam pengimplementasian kewirausahaan sosial di Indonesia, maka di butuhkan
sebuah produk bisnis yang memiliki prospek dan profit yang tinggi, baik di masa
sekarang maupun di masa yang akan datang. Produk yang dimaksud telah termaktub
dalam Al-Qur’an Surah Al-Mukminuun ayat 21-22.
[٢٣:٢١] َ‫ﻭَﺇِﻥَّ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻷَْﻧْﻌَﺎﻡِ ﻟَﻌِﺒْﺮَﺓً ﻧُّﺴْﻘِﻴﻜُﻢ ﻣِّﻤَّﺎ ﻓِﻲ ﺑُﻄُﻮﻧِﻬَﺎ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻨَﺎﻓِﻊُ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓٌ ﻭَﻣِﻨْﻬَﺎ ﺗَﺄْﻛُﻠُﻮﻥ‬

Artinya: Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat


pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang
ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah
yang banyak untuk kamu, dan sebagian darinya kamu makan.

Dalam tafsir Jalalain karangan Jalaluddin al-Mahalli menerangkan bahwa,


padabinatang unta, sapi dan kambing terdapat banyak kebaikan yang dapat
dimanfaatkan umat manusia untuk keberlangsungan hidup mereka, kebaikan tersebut
ialah terletak pada air susu, bulu, daging dan lain sebagainya ()zikr, 2016).

Sapi merupakan salah satu jenis hewan ternak yang telah diterangkan Al-
Qur’an memiliki manfaat yang sangat besar, disamping itu jika ditinjau dari peluang
pasar, sapi merupakan jenis hewan yang memiliki prospek dan profit yang tinggi serta
jangkauan pasar yang luas. Hal ini ditunjukkan oleh laporan data Badan Pusat
Statistik yang menginformasikan bahwa, produksi daging sapi di dalam negeri pada
tahun 2017 ialah sebesar 354.770 ton, sedangkan untuk kebutuhan daging sapi ialah
604.968 ton (Aditiasari, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan
daging sapi sebesar 250.198 ton yang tidak dapat dipenuhi oleh pasar (impor daging).
Kemudian, jika ditinjau dari kebutuhan susu sapi, Deputi Pembangunan Manusia,
Masyarakat dan Kebudayaan Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS)
menjekaskan bahwa, kebutuhan susu sapi nasional pada tahun 2016 ialah sebesar 4,45
juta ton (Aditiasari, 2107). Dari angka 4,45 juta ton tersebut, hanya 20% atau setara
dengan yang 890.000 yang dapat diproduksi oleh pelaku usaha lokal (Aditisari, 2017).
Sehingga terdapat 80% atau 3.560.000 ton susu sapi yang belum dapat di produksi di
dalam negeri. Berdasarkan data-data tersebut dapat diketahui bahwa, terjadi
ketimpangan kapasitas produksi dengan kapasitas kebutuhan daging dan susu sapi di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa, bisnis daging dan susu sapi di Indonesia
memiliki peluang pasar yang tinggi.

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan diatas, maka penulis


menggagas “3D Cage Syariah”. 3D Kandang Syariah sebagai solusi untuk memberi
wadah pada masyarakat agar lebih produktif dan berinovasi berdasarkan syariat Islam
dalam hal pengelolaannya. 3D Cage Syariah adalah proyek pembangunan dan
pengembangan peternakan sapi atau kambing yang berjenis perah dan pedaging
melalui pembiayaan yang berasal dari tabungan masyarakat sekitar serta biaya
perawatan dari hewan yang dititipkan. Adapun pembangunan proyek 3D Cage
Syariah ialah berfokus untuk mempermudah masyarakat dalam melaksanakan kurban,
menanggulangi proses penyembelihan hewan yang tidak sesuai dengan syariat dan
mengurangi beban negara dalam memenuhi kebutuhan daging, disamping itu proyek
ini diharapkan dapat menjadi salah satu program andalan dalam pengelolaan hewan
yang produktif serta dapat di implementasikan di Indonesia. 3D Cage Syariah terbagi
menjadi tiga konsep ialah Cage Syariah for Saved, Cage Syariah of Deposited, dan
Cage Syariah for Invested. Tahapan strategi pelaksanaan 3D Cage Syariah terdiri
atas planning, socializing, implementating dan sustainabling. Sehingga pada
akhirnya, 3D Cage Syariah merupakan salah satu cara efektif dalam mewadahi
masyarakat yang ingin berkurban dengan cara menabung dan untuk mengembangkan
potensi pemeliharaan mereka yang kurang produktif. Dan tentunya 3D Cage Syariah
ini juga dapat meminimalisasi penduduk miskin di Indonesia dengan nantinya
membuka peluang pekerjaan untuk mereka yang pengangguran.

B. VISI DAN MISI


VISI
1. Memberdayakan sumber daya manusia yang ada disekitar kita.
2. Untuk memberi wadah pada masyarakat agar lebih produktif dan berinovasi
berdasarkan syariat Islam dalam hal pengelolaan.
3. Menjadikan usaha 3D yang mampu bersaing baik dalam negeri maupun luar negeri.

MISI
1. Meningkatkan promosi online melalui media online dan juga media yang berbasis
milenial
2. Mewujudkan dan membumikan pengaplikasian yang bersifat syariah
3. Menjaga pengaplikasian agar tetap dikalangan penjuru dunia
4. Mengupayakan segenap kemampuan dan pengetahuan agar senantiasa membawa
perubahan yang lebih baik dan membawa dampak positif ke depannya.

C. Prototype Bisnis
1. Di Investasikan (Akad Mudharabah)

2. Di Tabung

3. Di Titipkan (Akad Wadiah)


D. Bussiness Model Canvas
1. Customer Segment :
a. Siapa orang yang ingin coba kita bantu
b. Apa masalah atau kesulitan yang coba kita pecahkan
Keyword : PAIN (Rasa sakit yang dialami yang dituju atau target custemer)
Dalam sebuah bisnis tujuan utama kita tidak luput dari yang namanya
ingin mendapatkan untung lebih, salah satu caranya yaitu dengan kita lebih
berinovasi dan juga memiliki strategi yang dapat memancing agar yang dituju bisa
loyal terhadap bisnis yang akan kita buat. Dalam hal ini salah satu strategi yang
kita pakai yaitu dengan memahami betul apa yang dimaksud bisnis model kanvas.
Dalam bisnis model kanvas ini kita diajari bagaimana bisnis kita
mendapatkan untung lebih dan juga dapat menarik minat dari pelanggan atau
sasaran dari bisnis yang akan kita garap, salah satu caranya yaitu dengan
menggunakan bisnis kanvas. Sebelum beranjak kepada apa itu bisnis kanvaskita
haru ketahui terlebih dahulu apa yang disebut “ Business Model (Model Bisnis)” .
Bussiness Model atau Model Bisnis adalah penjelasan mengenai
bagaimana sebuah organisasi membuat, menyalurkan serta mendapat keuntungan
dari nilai tambah atau value yang diberikan. Lalu setelah kita ketahui apa itu
bisnis model kita dapat melangkah ke yang namanya bisnis model kanvas.
Sebenarnya apa sih bisnis model kanvas itu ? Bisnis model kanvas adalah
alat bantu untuk membuat dan menganalisis model bisnis. Sehingga kalau kita
sudah mengetahui model yang ingin kita buat seperti apa kita bisa mengganti nya,
kita bisa merevisinya dan kita bisa menganalisisnya, apakah bisnis model kita itu
sudah baik atau butuh peningkatan lagi sehingga akan tercipta akan yang namanya
peningkatan berkelanjutan.
Dengan bisnis model yang sudah biasa kita liat dengan menggunakan
model kanvas inilah kita dapat lebih dapat menarik sasaran agar lebih antusias
dalam berkecipung dalam bisnis kita.
Dalam bisnis model kanvas inilah yang pertama yang harus kita jawab
yaitu Customer Segment, dalam Customer Segment keywordnya yaitu PAIN,
PAIN adalah rasa sakit yang dialami yang dituju atau target custemer. Dari bisnis
yang akan kita buat yang menjadi sasaran nya itu masyarakat. Karena seperti yang
kita liatpada waktu hari raya qurban kebanyakan dari masyarakat terutama dikota-
kota, mereka lebih memilih untuk mengimpor daging dari luar negeri oleh sebab
itu maka kita yang ada didalam negeri harus pinter – pinter dalam hal
memproduksi agar kita tidak dijajah dinegara sendiri.
Pelanggan merupakan inti dari aktivitas suatu bisnis berjalan. Segemen
pelanggan atau yang sering kita kenal dengan sebutan custemor Segment adalah
pengelompokkan pelanggan menjadi beberapa kelompok pelanggan tertentu.
Segmen pelanggan menggambarkan kelompok pelanggan yang ingin dijangkau
dan dilayani oleh perusahaan.
Untuk segmen pelanggan atau custumor segment di 3D Cage Syariah ini
menjangkau dan melayani segmen pelanggan terutama dari kalangan ekonomi
menengah ke atas. 3 D Cage Syariah melayani beberapa kelompok pelanggan
yang berasal dari sekolah, komunitas dan organisasi serta pelanggan umum yaitu
keluarga dan perorangan. Pada pengembangan bisnis, segmen pelanggan yang
dilayani bertambah, yaitu instansi pemerintahan, instansi pendidikan serta
kelompok atau komunitas yang tertarik dan ingin bergabung.
2. Value Proposition
Apa yang anda tawarkan untuk membantu custemer segment mengurangi
masalah-masalah mereka ?
Keyword : CURE (Obat)
Selanjutnya dalam bisnis model kanvas ini yaitu kita harus menganlisis apa itu
yang disebut “ Value Proposition “. Value Proposition atau yang biasa disebut
dengan prosisi nilai. Dalam hal ini kita perlu menjawab apa yang ditawarkan
untuk membantu custemor segment mengurangi masalah-masalah mereka.
Keyword nya yaitu Cure (Obat).
Dalam bisnis kita ini di 3D Cage Syariah proposisi nilai atau value prosition
atau obat yang kita tawarkan untuk membantu mengurangi masalah yang telah
disebutkan dalam custemor Segment di atas yaitu dalam bisnis yang kita buat ini
kita tidak hanya memproritaskan dalam hal perawatan hewan dan lain-lain, akan
tetapi disini kami akan mendesain kandangnya tersebut seunik dan semenarik
mungkin, karena kenapa kita membuat dekor yang menarik tersebut yaitu tidak
lain agar konsumen betah dan juga buat daya saing agar bernilai kreatif karena tak
semua nya dalam perusahaan hewan ternak kebanyakan yang tidak memikirkan
masalah tempat.
Padahal yang kita inginkan yaitu sebuah kepuasan dan juga kenyamanan dari
custumor kita. Kalau custemor udah merasa puas dan nyaman untuk bergabung
dan berkecipung dalam bisnis kita, maka akan lebih banyak peluang yang kita
dapatkan.
Selanjutnya proposisai nilai akan tambah yaitu terdapat pelatihan dalam segi
pengelolaan hewan yang baik untuk masyarakat yang tertarik dengan hal tersebut.
Pelatihan yang diberikan berlangsung selama beberapa hari, terdapat juga
pengembangan materi pada wisata edukasi pengeloaan desain kandang yaitu
materi wisata edukasi pengeloaan kandang disesuaikan dengan jenjang dari
kurikulum sekolah.
Terdapat juga peningkatan dalam pelayanan jasa yaitu pengembangan
pelayanan sehingga terdapat standar dalam melayani pengunjung, dimana
pengunjung akan dilayani lebih baik, dimulai dari pelayanan sebelum kunjungan
dengan melayani proses resevasi melalui cara yang menyenangkan , kemudian
ketika pengunjung berkunjung dengan memberikan pelayanan yang dibutuhkan
oleh pengunjung, dan pelayanan setelah berkunjung yaitu dengan tetap melakukan
follow up serta membuat data mengenai track record pengunjung yang berkunjung
ke 3D Cage Syariah.
3. Channel
Bagaimana obat atau solusi yang anda ciptakan (value proposition) bisa sampai
ke customer ?
Keyword : DISTRIBUTION/ DELIVERY
Selanjutnya yaitu tahap Channel atau yang kita sering sebut dengan kata
Saluran. Saluran atau Channel disini yaitu Bagaimna obat atau solusi yang akan
kami ciptakan agar bisa sampai ke custemor. Solusi yang dibuat oleh 3Dcaege
Syariah disini yaitu dengan cara memiliki beberapa saluran yang dimiliki agar
perusahaan tetap terhubung dengan pelanggannya sehingga perusahaan dapat
menyampaikan produk dan jasa yang dimilikinya.
Saluran yang dimiliki yaitu seluruh karyawan 3D Cage Syariah, website 3D
Cage Syariah dan media sosial 3D Cage Syariah. Dengan adanya rancangan
model bisnis baru, maka saluran akan ditambah yaitu melalui instansi pemerintah,
instansi pendidikan serta komunitas yang bekerjasama dengan 3D Cage Syariah.
4. Customer Relationship
Bagaimana caranya agar customer loyal dan membeli solusi dari anda berkali-
kali ?
Keyword : LOYALTHY, FANATICS, REPEATABLE
Pembahasan selanjutnya yaitu tentang Custemor Relationship atau yang
disebut dengan Hubungan pelanggan. Dalam custemor relationship atau hubungan
pelanggan pertanyaan yang harus kita jawab yaitu bagaimana caranya agar
custemor loyal dan membeli solusi dari bisnis kita berkali-kali. Hubungan
pelanggan yang dilakukan 3D Cage Syariah yaitu hubungan secara personal untuk
semua pelanggan.
Hubungan personal yaitu tenaga pemasaran melakukan follow up dan
offering kepada pengunjung yang akan dan sudah mengunjungi 3D Cage Syariah.
Tenaga pemasaran akan melayani berbagai kebutuhan dan membantu pengunjung
untuk menentukan produk dan layanan jasa yang akan digunakan sesuai dengan
kebutuhan pengunjung. Pada rancangan model bisnis baru terdapat tambahan
yaitu hubungan komunitas dimana perusahaan menjalin hubungan dengan
komunitas untuk menyampaikan produk dan jasanya.
5. Reveneu Stream
Bagaimana produk atau perusahaan menghasilkan uang ?
Keyword : GET MONEY
Tahapan kelima ini yaitu kita membahas tentang apa itu Reveneu Stream atau
yang disebut dengan aliran pendapatan. Pertanyaan yang muncul yaitu Bagaimana
produk atau perusahaan menghasilkankan uang ?. keyword nya yaitu GET
MONEY.
Dalam 3D Cage Syariah ini memiliki aliran pendapatan dari berbagai
sumber pos pemasukan. Pos pemasukan 3D Cage Syariah berasal dari wisat, food
and beverage, peternakan, produk olahan susu dan event, dari tabungan dan
investasi dari masyarakat yang bekerja sama. Untuk menambah pendapatan, maka
pada rancangan model bisnis akan terdapat aliran pendapatan yang bersal dari
pelatihan pengelolaan hewan.
Karena pelatihannya dilakukan selama beberapa hari, maka 3D Cage
Syariah dapat membuat tempat penginapan agar peserta pelatihan tidak perlu
keluar masuk 3D Cage Syariah selama pelatihan.
6. Key Resources
Sumber daya apa saja yang diperlukan agar perusahaan bisa berjalan ?
Keyword : SDM dan Sumber Daya Alat
Tahapan berikutnya yaitu Key Resources atau yang disebut juga dengan
sumber daya kuci. Disini kita perlu menjawab pertanyaan yaitu sumber daya apa
saja yang diperlukan agar perusahaan bisa berjalan ? keywordnya adalah SDM
dan Sumber Daya Alat. Sumberdaya kunci yang dimiliki oleh 3D Cage Syariah
yaitu sumber daya alam , SDM serta sumber daya finansial.
Sumber daya alam merupakan salah satu modal terpenting dalam aktivitas
bisnis ini, karena bisnis yang dijalankan merupakan bisnis berbasis hewan yang
mengacu pada kondisi alam, 3D Cage Syariah memiliki tanah seluas 6.5 hektar,
selain itu, kondisi geografis lokasi 3D Cage Syariah beragam, terdapat area yang
menanjak seperti bukit, kemudian terdapat juga area yang datar dan menurun
seperti lembah. Terdapat banyak pepohonan dan berbagai macam tanaman yang
ditanam, serta 3D Cage Syariah juga dilalui oleh kali persanggrahan.
Keragaman geografis ini membuat 3D Cage Syariah dapat menjalankan
berbagai kegiatan pertanian seperti peternakan dan pertanian. Aktivitas bisnis
tidak akan dapat berjalan jika tidak ada manusia, maka sumber daya manusia juga
sangat penting dalam aktivitas bisnis 3D Cage Syariah 3D Cage Syariah memiliki
89 orang pekerja baik pekerja tetap dan pekerja tidak tetap, pekerja ini terbagi-
bagi menjadi beberapa macam posisi diantaranya posisi kepala divisi, staf,
karyawan dan tour guide.
Selanjutnya adalaah sumber daya finansial yang menjadi bagian dari sumber
daya yang digunakan 3D Cage Syariah. Modal yang digunakan oleh 3D Cage
Syariah adalah modal sendiri dari pemilik dan sampai saat ini 3D Cage Syariah
belum menggunakan modal yang bersal dari pihak lain. Suumberdaya finansial
juga didapatkan dari perputaran uang yang masuk yaitu melalui tabungan dan juga
investasi 3D Cage Syariah.
Karena terdapat pelatihan pada rancangan model bisnis maka dibutuhkan
tambahan sumberdaya manusia seperti pelatih, bagian pemasaran untuk pelatihan,
bagian teknis pelatihan, bagian untuk membuat konten yang akan didapatkan oleh
peserta pelatihan dan lain sebagainya untuk menunjang kegiatan pelatihan. Selain
itu terdapat sumberdaya manusia baru yaitu untuk memberikan pelatihan
mengenai pelayanan jasa untuk karyawan 3D Cage Syariah.
7. Key Activities
Aktivitas kunci apa saja yang dilakukan key resources ?
Keyword : Operation Procedure
Aktivitas Kuci atau disebut juga Key Aktivities. Dalam aktivitas uatama
3D Cage Syariah adalah pelayanan jasa tabungan dan investasi yaitu memberikan
pelayanan berupa wisata edukasi kepada pengunjung.
Aktivitas kunci selanjutnya adalah produksi produk olahan daging dan
susu yaitu susu pasteurisasi dan yougurth yang dijadikan welcome drink dan
suvenir untuk pengunjung serta untuk dijual 3D Cage Syariah. Aktivitas utama
akan ditambah yaitu aktivitas pelatihan pengelolahan hewan serta pelayanan untuk
karyawan 3D Cage Syariah.
8. Key Partners
Siapa rekanan yang dapat mendongkrak kinerja perusahaan ?
keyword : COLLABORATION & PARTNERSHIP
3D Cage Syariah memiliki beberapa rekanan kunci atau yang disebuit dengan
key partners. Rekanan kunci 3D Cage Syariah dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Beberapa rekanan 3D Cage Syariah yaitu :
1) Pemasok sarana aktivitas wisata
a) Boneka Potty
Bekerja sama dengan usaha pembuatan boneka potty, karena boneka potty
sendiri digunakan didalam salah satu paket wisata yaitu paket kreatif dengan
boneka potty. Selain itu, boneka potty juga dijadikan sebagai salah satu
merchandise 3D Cage Syariah.
b) Clay
Clay merupakan salah satu bahan yang dibuat dari tanah liat dan
digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan. Bagian wisata yaitu 3D
Cage Syariah memiliki paket yaitu paket kreatif dengan clay dan membutuhkan
pemasokk tetap untuk terus mengirimkan clay agar aktivitas kreasi menggunakan
clay terus berjalan.
2) Pemasok bahan untuk food and beverage
a) Cocacola Amatil
Cocacola Amatil merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
F & B. 3D Cage Syariah yaitu direstoran dan di cafe. Produk yang dijual antara
lain Cocacola, fanta, sprite, frestea, ades dan minute maid.
b) Aice Ice Cream
Aice Ice Cream bekerjasama dengan 3D Cage Syariah melalui sistem titip
jual direstoran atau yang disebut wadiah. Pihak Aice Ice Cream menaruh freezer
untuk menyimpan es krim di restoran dan akan mengirimkan es krim pada periode
waktutertentu.
c) Diamond
Diamond merupakan mitra yang memasok es krim ke 3D Cage Syariah
yaitu untuk cafe. Es krim digunakan untuk membuat minuman di cafe yaitu milks
hake.
3) Pemasok bahan untuk produk olahan susu
a) Mahesa Perkasa Farm (MP Farm)
Ketika kebutuhan susu sapi perah sedang meningkat dan produksi susu
sapi perah 3D Cage Syariah tidak mencukupi maka 3D Cage Syariah akan
membeli susu sapi perah dari MP Farm.
Susu sapi perah yang berasal dari MP Farm akan diolah menjadi yuogurth
drink yang dijadiakn dijual di outlet, suvenir dan produk yang etrmasuk di dalam
tiket masuk 3D Cage Syariah.
b) Kemasan
Terdapat beberpa pemasok yang memasok kemasan untuk 3D Cage
Syariah. Kemasan yang dipasok adalah botol untuk susu pasteurisasi dan yougurth
dan kotak untyuk kemasan makanan yang didesain sesuai kebutuhan.
4) Instansi pemerintahan, instansi pendidikan dan komunitas
3D Cage Syariah akan menjalin hubungan kemitraan dengan instansi pemerintah
untuk melakukan pelatihan di 3D Cage Syariah. Pelatihan pengeloaan hewan juga
dapat dilakukan oleh instansi pendidikan.
9. Cost Strcture
a. Biaya apa saja yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis ?
Keyword : SPEENDING MONEY (apa aja yang kita habiskan )
Pada 3D Cage Syariah memiliki struktur biaya atau yang dikenal dengan Cost
Strukture dalam menjalankan usahanya terdapat beberapa biaya yang digunakan
oleh 3D Cage Syariah yaitu biaya tetap dimana biaya yang dikeluarkan tidak
tergantung output dan biaya variabel yang besarnya dipengaruhi julah output.
Biaya paling besar adalah biaya variabel terutama untuk kegiatan operasional
sehari-hari yaitu belanja bahan baku untuk food and beverage, bahan baku produk
olahan susu, kebutuhan wisata dan untuk belanja peternakan seperti pakan.
Sedangkan dalam biaya tetap, biaya palinh besar adalah untuk membayar gaji
karyawan. Pada rancangan model bisnis yang baru akan terdapat biaya baru yaitu
biaya untuk membayar SDM tambahan untuk melakukan pelatihan serta trainer
untuk memberikan pelatihan pelayanan kepada karyawan 3D Cage Syariah.
Kemudian terdapat biaya investasi untuk bangunan yaitu penginapan yang
digunakan katering konsumsi pelatihan.
BAB II
ASPEK PERENCANAAN
A. Rencana Operasional Usaha

STRUKTUR ORGANISASI

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur Direktur Ad.


Pemasaran Keuangan Produksi Pers

Dalam kebutuhan tenaga kerja disini kami membutuhkan sedikit banyak


tenaga kerja, yang pertama dalam hal pengelolaan hewan dan pangan,dalam
pengelolaan hewan disini kita bekerja sama dengan peternak lokal dan dalam
pengelolaan pangan kami bekerja sama dengan petani lokal, yang kedua dalam hal
keuangan kita bekerja sama dengan Bank Syariah karena dalam bank syariah kita
dapat menggunakan E-Banking, selanjutnya dalam hal penyembelihan kita bekerja
sama dengan Remaja Masjid sekitar. Jadi yang bergabung dalam tim kami yaitu
peternak lokal, petani, remaja masjid dan Bank Syariah.

Dalam hal pengelolaannya, Laporan minimal berisi hal-hal berikut:


1). Struktur populasi sapi menurut jenis kelamin dan umur
2). Data perkawinan ternak
3). Data kelahiran ternak
4). Data kematian ternak
5). Kesehatan ternak
6). Sapi yang dijual
7). Keuangan.
Mekanisme alur pelaporan dapat dilakukan sebagai berikut:

PETERNAK

PEMBANTU
PENDAMPING

DINAS PETERNAKAN
PENDAMPING KABUPATEN

DINAS PETERNAKAN
MANAJER DAN KESWAN
PROVINSI

DITJEN
PETERNAKAN DAN
KESWAN RI

Pembantu pendamping yang dikoordinir oleh pendamping harus aktif


mencacat data individual ternak , terutama ternak induk, secara berkala. Data
semaksimal mungkin diperoleh dari observasi dilengkapi dengan informasi dari
peternak.

B. Rencana dan Strategi Pemasaran Produk


1. Berapa besar calon pengguna produk?
2. Bagaimana strategipricing, penjualan dan pemasaran ?
Dalam strategi pitching disini kami akan menentukan antara jenis hewan yang
akan dijual dengan modal yang dimiliki. Disini kami akan menyesuaikan modal
terlebih dahulu, apabila persediaan modalnya banyak atau besar kami disini akan
menjual lebih banyak hewan ternak tersebut. Disini untuk sistem pemasaran kita yaitu
dimulai dari teknik pendekatan efektif secara langsung, misalnya menawarkan
langsung kepada orang terdekat seperti sanak saudara dan pihak lainnya yang
berpotensi untuk membeli hewan ternak kami, tahap selanjutnya kami akan
memperkenalkan lewat media sosial. Nah, disini kami akan memanfaatkan media
promosi online karena yang telah kita ketahui bahwa sekarang ini merupakan zaman
dimana semua orang membutuhkan dan ingin mendapatkan suatu hal secara instan,
sekarang zamannya bukan lagi me;akukan promosi hanya dengan metode
konvensional. Selain offline kini promosi bisa dilakukan secara online. Dan untuk
pemasaran yang terakhir kami akan memasarkan lewat situs jual beli online yang kini
sudah banyak. Nah, disini kami akan membuat sistem pemasaran online maupun
offline semenarik mungkin.
3. Siapa yang menjadi competior?
Dalam berbisnis kita tidak akan pernah asing dengan yang namanya pesaing
atau yang sering disebut dengan “competior”. Competior bisnis memang hampir
dipastikan akan selalu ada disetiap aspek dan jenis sebuah usaha. Seunik apapun jenis
bisnis harus selalu siap dengan adanya persaingan. Sebagai pebisnis yang
profesional, disini kami meresponnya dengan tidak terlalu takut karena tanpa adanya
pesaing kita sulit untuk berinovasi dalam hal pengelolaan usaha dengan adanya
pesaing inilah kita dituntut untuk mempunyai berbagai macam strategi agar usaha
berjalan sebagaimana kita harapkan. Dalam bisnis kami disini yang menjadi
competior atau pesaingnya adalah peternak-peternak lokal maupun non lokal. Akan
tetapi untuk mengunggulkan bisnis kami disini ada beberapa strategi yang akan kami
lakukan seperti halnya dengan cara membedakan baik cara pemsaran maupun dalam
teknik mempromosikan.
4. Apa kelebihan bisnis yang anda tawarkan dibanding mereka?
Untuk menyikapi dan merespon daya saing yang semakin hari semaqkin ketat.
Disini kami akan memasang berbagai ide supaya memili daya tarik masyarakat. Ghal
yang paling utama dan pertama saya akan memproduksi bisnis kami yang tentunya
berbasis syariah, selanjutnya dalam segi tempat atau kandangnya tersebut kita akan
membuatnya semenarik mungkin, seperti yang kita liat di zaman sekarang ketika ada
tempat yang diangap unik maka orang-orang akan biasanya berfoto selfi ditempat
tersebut. Nah, disini tentunya akan diupload entah itu diunggah diakun facebook,
instagram, line, twiter maupun whatsapp.
Dari situlah orang-orang akan penasaran akan timbul rasa penasaran untuk
mengunjung tempat tersebut. Seperti yang telah kita liat sangat sulit dirtemukan
kandang ternak yang unik dan bervariasi. Untuk selanjutnya kami akan membedakan
dalam hal pengunjungan sebelum menuju ke tempat akan ada karcis bacaan “
Basmalah” sebelum masuk ke lokasi disini kenpa kita membuat hal demikian ?
supaya bisnis kita barokah dan bermanfaat bagi masyarakat. Untuk investor dan
penabung disini kami akan membuat promosi kepada investor atau penabung yang
istiqomah menabung dan menginvestasikan uang. Selanjutnya dsalam hal transaksi
kami akan menggunakan dua akad yaitu “ mudharabah dan wadiah.

C. Alasan/Justifikasi Asumsi-Asumsi yang digunakan dalam Rencana


Untuk menciptakan model bisnis yang baik dan sebagai bahan pengambilan
keputusan yang efektif, kami akan menyusun prediksi bisnis yang baik. Trik kami
disini adalah mendefinisikan dan fokus pada data informasi yang benar-benar
dibutuhkan.
Pada buku yang berjudul “Be The Elephent” karya Steve Kaplan. Disini kami
menggunakan strateginya tersebut yaitu membagi asumsi tersebut menjadi dua,
asumsi pendapatan dan asumsi biaya. Yang pertama dalam asumsi pendapatan disini
kami akan mengembangkan proyeksi bisnis yang akan kita kelola dengan memberi
target dalam janga pendek dan juga jangka panjangnya. Berikut penjelasannya : “yang
pertama : disini kami akan mencatat semua alternatif sumber pendapatan, baik itu dari
segi pemasukan termasuk yang tidak berpengaruh contohnya layanan pesan antar
dst.”langkah kedua :untuk setiap sumber pendapatan kami akan buatkan poin-point
agar mudah.
BAB III
ASPEK FINANSIAL
A. Perhitungan dan penjelasan mengenai kebutuhan investasi dan modal kerja awal
usaha
MODAL AWAL

NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Komputer 3 2.500.000 7.500.000
2 Printer 1 1.000.000 1.000.000
3 Alat Tulis 1 100.000 100.000
4 Kertas 2 70.000 140.000
5 Meja 3 400.000 1.200.000
6 Kursi 5 200.000 1.000.000
7 Pembuatan Aplikasi 1 8.000.000 8.000.000
8 Pembuatan Kandang 1 10.000.000 10.000.000
9 Pembuatan CV dan surat-surat 1 1.500.000 1.500.000
10 Pemasangan WIFI 1 500.000 500.000
TOTAL MODAL 30.940.000

B. Proyeksi keuangan selama 1-3 tahun kedepan


BIAYA TETAP (FIXED COST) TAHUN 1

NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Gaji Menejemen 3 2.500.000 75.000.000
2 Gaji Karyawan 3 1.000.000 3.000.000
3 Listrik dan Air 12 250.000 3.000.000
4 Telepon 12 250.000 3.000.000
5 Wifi 12 350.000 4.200.000
6 Transportasi 500 7.000 3.500.000
7 Sewa Bangunan 1 10.000 10.000.000
TOTAL BIAYA TETAP 101.700.000

BIAYA TIDAK TETAP () TAHUN 1


NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Pakan Ternak 12 1.000.000 12.000.000
2 Perawatan Kesehatan Ternak 12 200.000 2.400.000
TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 14.400.000

BIAYA OVER HEAD(MPH COST) TAHUN 1

NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Poster 200 1.000 200.000
2 Kajian dan Pelatihan 6 500.000 3.000.000
3 Banner 4 100.000 400.000
TOTAL 3.600.000
C. Perhitungan dan proyeksi laba rugi usaha

PROYEKSI LABA RUGI (INCOME STATEMENT) TAHUN 1

RINCIAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3


Pendapatan:
Jasa Qurban 120.000.000 160.000.000 220.000.000
Penjualan Anak Sapi 20.000.000 40.000.000 80.000.000
Penjualan Pupuk Organik 5.000.000 10.000.000 20.000.000
Total Kas Masuk 145.000.000 210.000.000 320.000..000
Pengeluaran
Biaya Tetap 101.700.000 105.200.000 110.200.000
Biaya Tidak Tetap 14.400.000 21.600.000 28.800.000
Biaya Over Head 3.600.000 3.600.000 6.600.000
Total Pengeluaran Kas 119.700.000 129.400.000 145.600.000
LABA BERSIH 25.300.000 80.600.000 174.400.000

D. Perhitungan kelayakan usaha dengan pendekatan ekonomi dengan indikator IRR,


NPV, dan Payback periode.
PROYEKSI ARUS KAS (CASH FLOW)

RINCIAN TAHUN 0 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3


Arus Kas Masuk
Jasan Qurban 120.000.000 160.000.000 220.000.000
Penjualan Anak Sapi 20.000.000 40.000.000 80.000.000
Penjualan Pupuk 5.000.000 10.000.000 20.000.000
Organik
Total Arus kas masuk 145.000.000 210.000.000 320.000..000
Arus Kas Keluar
Modal Awal 30.940.000
Biaya Tetap 101.700.000 105.200.000 110.200.000
Biaya Tidak Tetap 14.400.000 40.000.000 28.800.000
Biaya Over Head 3.600.000 10.000.000 20.000.000
Total Arus kas Keluar 30.940.000 119.700.000 129.400.000 145.600.000
TOTAL ARUS KAS (30.940.000) 25.300.000 80.600.000 174.400.000

NET PRESENT VALEU (NPV)

Asumsi

Discount

Rate (i)=12%

YEAR CASH FLOW PRESENT VALEU (PV)


0 (30.940.000) (30.940.000)
1 25.300.000 22.589.285
2 80.600.000 64.253.826
3 174.400.000 124.134.475
NET PRESENT VALEU 180.037.586

PAYBACK PERIODE

YEAR CASH FLOW ACCUMULATED CASH FLOW


0 (30.940.000) (30.940.000)
1 25.300.000 (5.640.000)
2 80.600.000 74.960.000
3 174.400.000 250.360.000
Beb time on beb year = year before bep + (saldo negatif/cash flow on bep year
=1+ ( 5.640.000 / 80.600,000
=1,07
Payback periode = 1,07 tahun = 1 tahun 1 bulan

DISCOUNTED PAYBACK PERIODE


Asumsi
Discount
Rate (i) = 12%

YEAR CASH FLOW PRESENT VALEU ACCUMULATED (PV)


0 (30.940.000) (30.940.000) (30.940.000)
1 25.300.000 22.589.285 (8.350.715)
2 80.600.000 64.253.826 55.903.111
3 174.400.000 124.134.475 180.037.586

Beb time on year= year before bep + (saldo negatif/ presen valeu on bep year)
= 1 + (8.350.715/64.253.826)
=1.129
Payback periode = 1,129 tahun = 1 tahun 2 bulan

PROFITABILITY INDEX (PI)

PI= 1 + (NPV/ Intial Investasi)

= 1 + (180.037.586/ 30.940.000)

= 6,8189265

Setiap Rp 1 yang di investasikan akan menghasilkan Rp.6,8189265

INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

YEAR CASH FLOW DF 161% PV CASH FLOW DF 162 % PV CASH


FLOW
O (30.940.000) (30.940.000) (30.940.000)
1 25.300.000 0,383 9.689.900 0,381 9.639.300
2 80.600.000 0,146 11.767.600 0,145 11.848.200
3 174.400.000 0,056 9.766.400 0,055 9.592.000
NPV C1 283.900 C2 -139.500
IRR= P1 – C1 x ((P2-P1) : (C2-C1))

=161 + 283.900: 429.400

=161,6611551 %

CONCLUSION

DECISION CRITERIA CONCLUSIONS


Net Present Valeu Proyek diterima, NPV 3 tahun positif Rp. 180.037.586
Payback Period Proyek diterima, Proyek akan break even pada 1 tahun 1
bulan
Discounted Payback Perioode Proyek diterima, proyek akan break even pada 1 tahun2
bulan
Profitability Index Proyek diterima,setiap Rp. 1 yang di investasikan akan
menghasilakan Rp. 6,8189265
Internal Rate Of Return Proyek diterima,IRR (161,6611551 %) lebih besar dari pada
cost of capital (12%)
BAB IV

PENUTUP

A. Road Map Pengembangan Usaha


Rincian Roadmap dari produk dan keymetric yang digunakan
(KeyPerformanceIndicator/Objective Key Result yang digunakan pengukuran kinerja
bisnis). Roadmap bisnis digambarkan sesuai dengan proyeksi keuangan selama 1-3
tahun adalah sebagai berikut :
1. Logical Frame Pengembangan Kawasan Peternakan
Road Pengembangan kawasan peternakan dikembangkan berdasarkan
Pendekatan Potensi Wilayah di masing-masing Kabupaten/Kota dengan memanfatkan
bahan baku lokal dan kondisi sosial yang ada. Logical Frame Pengembangan kawasan
peternakan dikembangkan melalui pola pendekatan yang saling terkait terdiri dari: a)
pendekatan pengembangan komoditas strategis dan b) Pendekatan model
pemeliharaan ternak.
a) pendekatan pengembangan komoditas strategis

Secara umum peternakan semua komoditas ternak yang memungkinkan untuk


dikembangkan merupakan program kerja dari Dinas Pertanian dan Peternakan
Provinsi Jawa Timur. Namun untuk beberapa pertimbangan maka ditetapkan beberapa
komoditas yang menjadi strategis untuk dikembangkan dalam suatu kawasan
pengembangan.
Adapaun beberapa faktor yang menentukan dalam penetapan komoditas
strategis untuk dikembangkan dalam suatu kawasan peternakan antara lain:
 Potensi lokal pendukung pengembangan ternak meliputi ketersediaan lahan dan
pakan.

 Kondisi iklim yang mendukung ternak secara dapat berkembang secara optimal.

 Populasi ternak dalam suatu kawasan (desa atau kecamatan) sehingga sehingga secara
teknis penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan komoditas
menjadi lebih efektif dan efisien.

 Keberadaan kelompok/lembaga usaha peternakan dengan pengalaman yang memadai


dalam mengembangkan komoditas ternak tertentu.
Berdasarkan kriteria tersebut maka komoditas ternak yang menjadi pilihan
untuk ditetapkan sebagai komoditas strategis adalah ternak sapi potong dan kambing.
Pengembangan komoditas unggulan (Sapi Potong) tidak sama pada masing-
masing Kabupaten/Kota. Namun secara umum pada masyarakat sekitar memiliki
potensi yang mendukung untuk pengembangan sapi potong. Hal ini tidak terlepas dari
potensi dari masing-masing wilayah yang terdiri dari:
- Luas wilayah yang dapat dikembangkan untuk lahan pengembangan ternak sapi
secara ekstensif maupun semi intensif maupun intensif.
- Ketersediaan padang pengembalaan yang menyediakan rumput alam yang cukup
untuk ternak sapi.
- Ketersediaan lahan HPT untuk pengembangan rumput unggul.
- Keberadaan perkebunan sawit yang luas yang sangat cocok untuk pengembangan
sistem integrasi sai-sawit.
- Keberadaan kelompok-kelompok peternak sapi baik yang telah kelompok eksis
maupun kelompok pemula.
- Pola pengembangan ternak sapi sebagai sumber pendapatan sampingan petani yang
mengelola usaha tani baik berupa padi, hortikultura dan perkebunan sangat potensi
untuk pengembangan integrasi ternak sapi-tanaman.

b) Pendekatan model pemeliharaan ternak.

Tindak lanjut dari penetapan komoditas strategis adalah penentuan model


pemeliharaan komoditas. Pendekatan ini juga berdasarkan kondisi wilayah
pengembangan kawasan yang meliputi: 1) kondisi eksisting yang meliputi keberadaan
perkebunan sawit dan dan padang penggembalaan dan kelembagaan peternakan, 2)
budaya pemeliharaan ternak (ekstensif dan semi intensif) dan 3) Sistem sosial, budaya
dan perekonomian masyarakat.

Berdasarkan kondisi tersebut maka konsep model pemeliharaan ternak dalam


kawasan peternakan disusun dalam tiga (tiga model) meliputi: 1) Model
pengembangan integrasi ternak-pohon jagung, 2) Model pengembangan ternak semi
intensif di padang pengembalaan dan 3) Model pengembangan ternak secara intensif.

Model pengembangan integrasi sapi-pohon jagung dikembangkan dalam


sistem kandang koloni di sekitar perkebunan jagung yang dikelola oleh kelompok
peternak. Ternak diberi pakan yang terdiri dari hijauan baik yang terdapat disekitar
perkebunan jagung maupun yang dikembangkan di lahan HPT.

Model pengembangan ternak semi intensif di padang pengembalaan sebagian


besar masyarakat terbiasa mengembangkan sapi potong dengan sistem pemeliharaan
di padang penggembalaan, yang didukung dengan tersedianya hijauan pakan
sepanjang tahun. Keunggulan pengembangan ternak sapi di padang penggembalaan
adalah tingginya produktifitas reproduksi sapi hal ini yang menunjang pertumbuhan
populasi ternak di wilayah tersebut.

Yang menjadi kendala dalam pengembangan peternakan sapi di padang


penggembalaan ini adalah produktifitas ternak (daging) yang rendah. Hal ini
disebabkan pola pemeliharaan yang masih tradisional yang mana peternak hanya
mengandalkan sapi mencari pakan sendiri di padang penggembalaan dengan kualitas
yang kurang baik. Selain itu, peternak juga kesulitan mengontrol sistem kesehatan dan
perkawinan ternak sehingga banyak terjadi inbreeding yang menyebabkan penurunan
kualitas genetika ternak.

Melalui penetapan kawasan peternakan pada padang penggembalaan maka


sistem pemeliharaan ternak dapat diperbaiki. Perbaikan yang dilakukan melalui model
semi intensif (silvo pastura) yang mana ternak tetap dikembangkan dalam padang
penggembalaan namun disediakan kandang untuk ternak beristirahat dan
mendapatkan pakan tambahan yang berupa rumput unggul (dikembangkan dilahan
HPT) maupun konsentrat.

Sistem pemeliharaan secara intensif merupakan pola pemeliharaan ternak


dalam kandang koloni yang dikelola oleh kelompok peternak binaan. Pengembangan
pola ini telah menjadi salah satu prioritas pengembangan ternak yang mana bantuan
ternak diberikan kepada kelompok peternak dan di pelihara dalam satu kandang
koloni (kandang bersama). Keuntungan dari sistem kandang koloni ini antara lain: 1)
memudahkan dalam manajemen pemeliharaan karena ada kontrol dari pengurus
kelompok terhadap kerja anggota dalam memelihara ternak, 2) memudahkan bagi
petugas dalam melakukan monitoring dan pembinaan, 3) memudahan dalam
pemberian pelayanan teknis seperti IB dan pengobatan dan 4) meningkatkan tanggung
jawab peternak karena ada kontrol sosial dari sesama anggota.
2. Matriks Road Map Pengembangan Kawasan Peternakan
Berdasarkan analisa logical frame yang ada maka dapat disusun matrik road
map kawasan peternakan sebagai berikut.
No. Komoditas Strategis Model Pengembangan Faktor Pendukung
1. Komoditas Sapi - Integrasi Sapi-Sawit - Potensi limbah sawit sebagai pakan
Potong - Padang - Eksistensi keberadaan kelompok
Penggembalaan peternak sapi – pohon jagung
- Intensif - Dukungan Pemerintah Daerah
untuk pengembangan integrasi
sapi-pohon jagung.
- Ketersediaan padang
penggembalaan/ ranch mini
- Eksistensi keberadaan usaha
pengebangan sapi potong di padang
penggembalaan/silvo pastura
- Rekam jejak kelompok ternak sapi
potong dalam mengembangkan
usaha peternakan sapi potong
melalui model intensif dalam
kandang koloni.
- Ketersediaan lahan untuk
pengembangan HMT

2. Komoditas Kerbau Padang Penggembalaan - Keberadaan padang


Rawa penggembalaan kerbau rawa yang
telah beradaptasi baik dengan alam.
- Kultur peternak yang telah terbiasa
mengembangkan kerbau rawa
B. Saran
Produk kami mengutamakan kepada unsur sosial, dimana perekonomian
masyarakat yang pada saat ini sangat minim dan sebenarnya mereka memiliki banyak
produk atau sesuatu yang dapat diproduksi dengan cara-cara produktif, tetapi mereka
malah mengabaikannya dan memilih cara instan dalam mengelolanya. Padahal
sesuatu yang diproduksi secara produktif maka nantinya akan menghasilkan sesuatu
yang dapat semakin mendukung pada perekonomiannya. Dari pengelolaanya juga
kami menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syariat, seperti akad Mudharabah
dan Wadiah yang mana hewan tersebut dikelola dengan konsep diinvestasikan,
dititipkan dan ditambah lagi dengan sistem tabungan dalam menuai keuangannya.
Sehingga membedakan usaha ternak hewan yang sudah ada diluaran dengan usaha
kami.
Pengembangan usaha dapat dilakukan dalam proses prooduksi dengan
caramenambah sarana dan prasarana serta tenaga produksi untuk meningkatkan
kapasitas produksi. Atau dengan cara meningktkan sumber daya manusia/tenaga kerja
yang merupakan pengelola. Sehingga nantinya akan membuat peluang kerja utuk
masyarakat yang pengangguran atau yang butuh pekerjaan utnuk memperbaiki
perekonomiannya.

Anda mungkin juga menyukai