DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah konsep di era ekonomi digital ini yang menjadi penopang utamanya
adalah tekhnologi, informasi dan komunikasi dimana ide dan stock of knowledge dari
sumberdaya manusia merupakan sumber produksi yang utama dalam kegiatan
perekonomian. Peluang pengembangan ekonomi digital di Indonesia, antara lain
adanya bonus demografi. Pada 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di
atas 60 persen, dengan kontribusi sebesar 27 persen di nataranya adalah generasi
muda yang berpotensi menjadi wirausaha industri baru. Indonesia kini sudah
memasuki era ekonomi digital. Oleh karena itu, Menteri Perindustrian Airlaangga
Hartanto menyampaikan beberapa peluang Indonesia untuk menghadapi era ekonomi
digital, diantaranya adalah Indonesia memiliki usaha rintisan unggulan. data yang
diperoleh Kementerian Perindustrian, selanjutnya terjadi peningkatan jumlah kelas
menengah, dimana sebanyak 135 juta penduduk diproyeksi akan memiliki
penghasilan bersih di atas kisaran 3.600 dolar AS pada 2030 dan menjadi konsumen
dominan e Commerce. Bahkan, terdapat pula peningkatan permintaan di pasar global,
terutama produk berbasis media dan informasi teknologi.
Makna ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
salah satu aktifitas manusia yang berhubungan erat dengan masalah produksi,
distribusi serta konsumsi terhadap sebuah produk. Kemiskinan yang terjadi di
Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah rendahnya
pelaku kewirausahaan di Indonesia (Utomo, 2014).
Pada siaran pers yang disampaikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah, Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menuturkan bahwa
rasio wirausaha di Indonesia ialah sebesar 3,1% atau setara dengan 7.800.000 orang
(Kemen KUKM, 2017). Jika dianalisis lebih mendalam, perolehan angka sebesar
3,1% tersebut masih dibawah ratio wirausaha negara Malaysia (5%), China (10%),
Singapura (7%), dan Amerika Serikat (12%) (Global Enterpreneurship, 2016). Hal ini
mengindikasikan bahwa, dibutuhkan upaya-upaya strategis dan taktis dari pemerintah
guna meningktkan rasio wirausaha di Indonesia, dukungan permodalan baik material
maupun inmaterial merupakan salah satu strategi efektif yang dapat di
implementasikan oleh pemerintah.
Kewirausahaan sosial ialah salah satu model bisnis yang efektif dalam
mewujudkan maqhashid al-syariah. Hal ini dikarenakan kewirausaan sosial
merupakan perilaku kewirausahaan yang berorientasi terhadap laba yang
dimanfaatkan untuk kepentingan sosial seperti contohnya pengentasan kemiskinan,
peningkatan kesehatan masyarakat dan lain sebagainya (Hibbert dalam Utomo, 2014).
Dalam pengimplementasian kewirausahaan sosial di Indonesia, maka di butuhkan
sebuah produk bisnis yang memiliki prospek dan profit yang tinggi, baik di masa
sekarang maupun di masa yang akan datang. Produk yang dimaksud telah termaktub
dalam Al-Qur’an Surah Al-Mukminuun ayat 21-22.
[٢٣:٢١] َﻭَﺇِﻥَّ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻷَْﻧْﻌَﺎﻡِ ﻟَﻌِﺒْﺮَﺓً ﻧُّﺴْﻘِﻴﻜُﻢ ﻣِّﻤَّﺎ ﻓِﻲ ﺑُﻄُﻮﻧِﻬَﺎ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻨَﺎﻓِﻊُ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓٌ ﻭَﻣِﻨْﻬَﺎ ﺗَﺄْﻛُﻠُﻮﻥ
Sapi merupakan salah satu jenis hewan ternak yang telah diterangkan Al-
Qur’an memiliki manfaat yang sangat besar, disamping itu jika ditinjau dari peluang
pasar, sapi merupakan jenis hewan yang memiliki prospek dan profit yang tinggi serta
jangkauan pasar yang luas. Hal ini ditunjukkan oleh laporan data Badan Pusat
Statistik yang menginformasikan bahwa, produksi daging sapi di dalam negeri pada
tahun 2017 ialah sebesar 354.770 ton, sedangkan untuk kebutuhan daging sapi ialah
604.968 ton (Aditiasari, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan
daging sapi sebesar 250.198 ton yang tidak dapat dipenuhi oleh pasar (impor daging).
Kemudian, jika ditinjau dari kebutuhan susu sapi, Deputi Pembangunan Manusia,
Masyarakat dan Kebudayaan Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS)
menjekaskan bahwa, kebutuhan susu sapi nasional pada tahun 2016 ialah sebesar 4,45
juta ton (Aditiasari, 2107). Dari angka 4,45 juta ton tersebut, hanya 20% atau setara
dengan yang 890.000 yang dapat diproduksi oleh pelaku usaha lokal (Aditisari, 2017).
Sehingga terdapat 80% atau 3.560.000 ton susu sapi yang belum dapat di produksi di
dalam negeri. Berdasarkan data-data tersebut dapat diketahui bahwa, terjadi
ketimpangan kapasitas produksi dengan kapasitas kebutuhan daging dan susu sapi di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa, bisnis daging dan susu sapi di Indonesia
memiliki peluang pasar yang tinggi.
MISI
1. Meningkatkan promosi online melalui media online dan juga media yang berbasis
milenial
2. Mewujudkan dan membumikan pengaplikasian yang bersifat syariah
3. Menjaga pengaplikasian agar tetap dikalangan penjuru dunia
4. Mengupayakan segenap kemampuan dan pengetahuan agar senantiasa membawa
perubahan yang lebih baik dan membawa dampak positif ke depannya.
C. Prototype Bisnis
1. Di Investasikan (Akad Mudharabah)
2. Di Tabung
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Utama
PETERNAK
PEMBANTU
PENDAMPING
DINAS PETERNAKAN
PENDAMPING KABUPATEN
DINAS PETERNAKAN
MANAJER DAN KESWAN
PROVINSI
DITJEN
PETERNAKAN DAN
KESWAN RI
NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Komputer 3 2.500.000 7.500.000
2 Printer 1 1.000.000 1.000.000
3 Alat Tulis 1 100.000 100.000
4 Kertas 2 70.000 140.000
5 Meja 3 400.000 1.200.000
6 Kursi 5 200.000 1.000.000
7 Pembuatan Aplikasi 1 8.000.000 8.000.000
8 Pembuatan Kandang 1 10.000.000 10.000.000
9 Pembuatan CV dan surat-surat 1 1.500.000 1.500.000
10 Pemasangan WIFI 1 500.000 500.000
TOTAL MODAL 30.940.000
NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Gaji Menejemen 3 2.500.000 75.000.000
2 Gaji Karyawan 3 1.000.000 3.000.000
3 Listrik dan Air 12 250.000 3.000.000
4 Telepon 12 250.000 3.000.000
5 Wifi 12 350.000 4.200.000
6 Transportasi 500 7.000 3.500.000
7 Sewa Bangunan 1 10.000 10.000.000
TOTAL BIAYA TETAP 101.700.000
NO RINCIAN Q P JUMLAH
1 Poster 200 1.000 200.000
2 Kajian dan Pelatihan 6 500.000 3.000.000
3 Banner 4 100.000 400.000
TOTAL 3.600.000
C. Perhitungan dan proyeksi laba rugi usaha
Asumsi
Discount
Rate (i)=12%
PAYBACK PERIODE
Beb time on year= year before bep + (saldo negatif/ presen valeu on bep year)
= 1 + (8.350.715/64.253.826)
=1.129
Payback periode = 1,129 tahun = 1 tahun 2 bulan
= 1 + (180.037.586/ 30.940.000)
= 6,8189265
=161,6611551 %
CONCLUSION
PENUTUP
Kondisi iklim yang mendukung ternak secara dapat berkembang secara optimal.
Populasi ternak dalam suatu kawasan (desa atau kecamatan) sehingga sehingga secara
teknis penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan komoditas
menjadi lebih efektif dan efisien.