Anda di halaman 1dari 11

CYBERNETICS, Vol.5, No.01, Mei 2021, pp.

1~11
P-ISSN 2579-9835
E-ISSN 2580-1465

◼ 1

Sistem Keamanan Cerdas pada Kunci Pintu Otomatis


menggunakan Kode QR
Abyanuddin Salam(1), Susetyo Bagas Bhaskoro(2)
Politeknik Manufaktur Bandung
Jl. Kanayakan No.21 Dago Bandung, (022) 2500241
e-mail: abyan@polman-bandung.ac.id(1), bagas@polman-bandung.ac.id(2)

Abstrak
Penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dalam sistem penguncian ruangan yang
berisikan data - data penting sudah sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan saat ini sistem
keamanan yang ada seperti keamanan biometric sidik jari, wajah, PIN, RFID masih rentan
terhadap peretasan kunci. Untuk menurunkan resiko peretasan tersebut maka dibuatlah sistem
pembukaan kunci ruangan dengan menggunakan teknologi Quick Response (QR) code yang
dapat mengupdate dan menghasilkan kodenya sendiri secara otomatis. Penelitian ini
menggunakan teknologi Mikrokontroller berbasis wifi (Wemos) yang diintegrasi dengan
Firebase Database Online dan juga Bluetooth dengan daya rendah dan tersedia di hampir
semua gadget. Dengan adanya intergrasi antara mikrokontroler dan basis data online
mneungkinkan penggunaan sistem keamanan ruangan yang lebih fleksibel tapi aman. Fleksibel
karena kode QR yang dihasilkan berbeda setiap saatnya, dan lebih aman karena dengan
menggunakan sistem QR yang bisa menghasilkan sendiri kodenya dapat meminimalisir
peretasan atau pembobolan sebuah ruangan dikarenakan adanya kode keamanan QR yang
berubah setiap saat. Hasil dari penelitian aplikasi penggunaan kode QR yang dihasilkan dan
berubah secara otomatis ini adalah bahwa dengan jarak maksimal 10 meter dan tidak adanya
penghalang antara alat penghasil kode QR dan ponsel pengguna, alat penelitian ini dapat
membuka kunci pintu dengan presentasi keberhasilan hingga 100%. Dengan demikian
penelitian ini sudah dapat meminimalisir resiko peretasan atau pembobolan terhadap sebuah
ruangan.

Kata kunci: QR Code, Wemos, Keamanan

Abstract
The use of Internet of Things (IoT) technology in a room locking system that contains
important data is urgently needed. This is because currently existing security systems such as
biometric security, fingerprints, faces, PINs, and RFID are still vulnerable to key hacking. To
reduce the risk of hacking, a room lock opening system was created using Quick Response
(QR) code technology that can update and generate its own code automatically. This study uses
a wifi-based microcontroller (Wemos) technology which is integrated with the Firebase Online
Database and also low-power Bluetooth and is available in almost all gadgets. With the
integration between the microcontroller and online database, it is possible to use a room
security system that is more flexible but safer. Flexible because the QR code is generated
differently every time, and it is safer because using a QR system that can generate its own code
can minimize hacking or breaking into a room due to a QR security code that changes every
time. The results of the research on the application of using QR codes that are generated and
changed automatically are that with a maximum distance of 10 meters and there is no barrier
between the QR code generator and the user's cellphone, this research tool can unlock doors
with a presentation of up to 100% success. Thus this research has been able to minimize the
receipt of hacking or breaking into a room.
Keywords: QR Code, Wemos, Safety

Received August 30, 2020; Revised Nov 21, 2020; Accepted Dec 09, 2020
2 ◼ E- ISSN 2580-1465

1. Pendahuluan
Keamanan adalah hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan memberikan
kenyamanan dan ketenangan bagi setiap orang sehingga dapat menjalankan rutinitas sehari
hari dengan baik. Keamanan dapat dimulai dari hal kecil yaitu keamanan rumah dan keluarga.
Rumah menjadi tempat berlindung bagi setiap anggota keluarga yang ada. Kunci rumah
memegang peranan penting dalam sistem keamanan rumah. Sistem keamanan rumah yang
kurang baik mengakibatkan rumah menjadi sasaran pencurian atau tindak kejahatan lain
sejenisnya (Prakasa, 2017). Oleh karena itu, kebutuhan keamanan dalam sebuah rumah
adalah kebutuhan pokok yang bersifat mutlak. Sistem keamanan pada kunci rumah saat ini
kebanyakan merupakan sistem keamanan manual berupa gembok atau kunci konvensional.
Pemilik rumah terutama lansia sering lalai mengunci pintu (Ateev el al, 2016). Beberapa pemilik
rumah meletakkan kunci di sekitar rumah, seperti di bawah pot bunga atau rak sepatu.
Akibatnya pencurian semakin kerap terjadi pada rumah dengan kunci keamanan konvensional.
Selanjutnya keamanan sebuah ruangan terkunci yang berisikan data – data fisik dan
penting biasanya memiliki sistem pengamanan yang berbeda. Namun terdapat kesamaan dari
setiap ruangan yang ada yaitu ruangan tersebut dikunci dengan menggunakan pintu sebagai
tempat keluar masuknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pintu merupakan tempat
untuk masuk dan keluar. Maka dari itu untuk melindungi dan membatasi akses yang dapat
masuk ke ruangan tertentu dibuatlah berbagai macam teknologi penguncian dan pengamanan
ruangan. Teknologi yang berkembang tentunya dibuat dengan tujuan untuk memudahkan atau
menggantikan pekerjaan manusia dalam membuka pintu. Teknologi yang berkembang pada
sistem keamanan juga saat ini adalah sistem penguncian cerdas dan otomatis. Hal ini
dikarenakan dengan adanya sistem keamanan penguncian pintu yang cerdas, pengguna
ruangan tidak perlu repot – repot lagi berpikir untuk mengganti sistem keamanan atau
mengupdate sistem keamanan, karena sistem dapat mengupdate sendiri syarat keamanan
untuk masuk ruangan.
Saat ini sudah terdapat banyak metoda yang digunakan untuk melakukan sebuah
pekerjaan kunci keamanan secara otomatis, diantaranya adalah dengan cara PIN (Personal
identifiaction Number), pengolahan citra digital, RFID (Radio Frequency Identification), dan
barcode. Penggunaan pengolahan citra digital merupakan bagian dari computer vision untuk
menganalisa suatu citra hingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh manusia
(Siregar, 2020). Metode ini dapat digunakan sebagai salah satu solusi pembukaan kunci
keamanan. Namun karena setiap objek memiliki karakteristik berbeda sehingga untuk citra yang
berbeda maka perlu metode yang berbeda juga membuat metoda ini terlalu sulit untuk
diaplikasikan. Kunci keamanan biometrik yang didasarkan pada karakteristik fisiologis berupa
iris mata, wajah, sidik jari, dan yang sejenis lainnya merupakan jenis kunci keamanan yang
paling aman karena data fisiologis sulit diambil atau ditiru oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab. Namun penggunaan biometrik ini menghabiskan dana yang cukup besar.
Sementara itu penggunaan PIN sebagai kunci keamanan yang lebih terjangkau dibandingkan
dengan metode biometric, namun penggunaan PIN dinilai menyulitkan para lansia atau orang
tua yang mudah lupa (Ateev el al, 2016). Selain itu terapat juga RFID yang digunakan sebagai
sistem keamanan kunci pintu yang mudah untuk digunakan, namun penggunaan RFID
membutuhka tag RFID dan RFID reader sehingga dalam membangun sistemnya diperlukan
peralatan tambahan (Wicaksana el al, 2014). Untuk menggantikan RFID dapat juga digunakan
barcode yang berguna sebagai kartu untuk membuka kunci keamanan pintu, namun barcode
memiliki kelemahan dimana ukuran barcode semakin panjang jika data yang disimpan semakin
banyak (Prakasa, 2017). Solusi yang lebih praktis dan aman lagi adalah dengan menggunakan
QR Code, dimana QR Code ini dapat menyimpan informasi dalam bentuk angka, huruf, URL,
telelpon, dan lainnya.
Penelitian – penelitian terdahulu yang pernah membahas hal serupa antara lain
dilakukan oleh Atikah Hazarah dari Politeknik Negeri Jakarta (Hazarah, 2017), dimana dalam
penelitiannya QR Code statis digunakan untuk mengaktifkan solenoid. Selanjutnya penelitian
yang dilakukan oleh Ilkyu Ha dari Kyungil University Korea (Ilkyu, 2015), dimana authentification
membuka pintu menggunakan pengenalan biometric wajah dengan batuan kamera. Selain itu
authentication dalam bentuk lain seperti finger print yang dikontrol android pun pernah diteliti
oleh Aashat Gaikwad dari MIT College Engineering (Aashay, 2016). Lebih lanjut lagi terdapat

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 1 – 11


CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼ 3

penelitian sejenis yang berfokus pada media transmisi antara android dan arduino yaitu
menggunakan media wifi yang dilakukan oleh N. Hashim dari Universiti Teknikal Malaysia
Merdeka (Hasim et al, 2017). Ateev Agarwal dari Univeristas Petroleum dan Studi Energi,
Dehradun India juga pernah melakukan penelitian mengenai Smart Door Lock dengan
menggunkan teknologi RFID sebagai media transmisi data dari arduino ke perangkat lain
(Ateev et al, 2016). Penelitian serupa lainnya juga dilakukan oleh Abbas M. Al. Bakry yang
menggunakan algoritma RC4 untuk keamanan kata sandi pada smartphone yang terhubung
dengan Arduino dengan komunikasi menggunakan Bluetooth (Abbas, 2016). Transmisi
menggunakan wireless untuk menghubungkan antara smartphone dan arduino juga pernah
diteliti oleh Anuradha R.S, dkk (Anuradha, 2016).
Dalam penelitian ini metoda yang dikembangkan yaitu menggunakan autogenerated
QR Code yang digunakan untuk membuka pintu dengan komunikasi menggunakan wireless
dan Bluetooth. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatakan sebuah sistem keamanan
dinamis bagi sebuah ruangan terkunci yang berisi data penting sehingga tidak mudah diretas.
Dalam penelitian ini kode QR yang dihasilkan secara acak ditampilkan pada smartphone
pengguna setiap beberapa detik. Dengan menggunakan QR code yang dinamis tentunya
membuat sistem tersebut dapat meminimalisir resiko peretasan keamanan dan penguncian
pintu dikarenakan kode yang menjadi syarat untuk membuka kunci selalu berubah – ubah. Dan
hanya pengguna yang telah terdaftar yang dapat mengakses untuk membuka kunci tersebut.
Selain itu dengan menggunakan QR code yang dinamis juga memberikan kesulitan bagi yang
ingin meretas atau membobol kunci ruangan yang ada karena walaupun kode QR didapatkan di
satu waktu tetapi tetap tidak dapat digunakan untuk membobol pintu karena QR code berganti
setiap saat. Adapun metoda pengamanan yang lain ketika kode berhasil didapat atau data
biometric sudah didapat maka pengamanan dapat dibuka atau dibobol, berbeda dengan yang
menggunakan sistem QR code dinamis.

2. Metode Penelitian

2.1 Alat dan Bahan

Pada dasarnya perangkat yang digunakan dan dipilih merupakan perangkat yang mampu
melakukan koneksi antara satu dan lainnya melalui komunikasi data lewat internet, baik
pengendalinya, antar mukanya, maupun aktuatornya. Gambaran perangkat yang digunakan
terlihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Perangkat dalam penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Perangkat Keras yang digunakan ditunjukkan pada tabel 1 berikut.

Sistem Keamanan Cerdas Pada Kunci Pintu Otomatis Menggunakan Kode QR (Abyanuddin
Salam & Susetyo Bagas Bhaskoro)
4 ◼ E- ISSN 2580-1465

Tabel 1. Perangkat Keras


No Nama Komponen Fungsi
1 Wemos D1 Mini Kontroler + Modul Komunikasi Nirkabel wifi
2 Arduino Pro mini Kontroler
3 Bluetoot HC-5 Modul komunikasi Nirkabel
4 Solenoid Aktuator untuk mengunci dan membuka pintu
5 Relay Modul Modul Relay yang digunakan sebagai saklar
elektronik untuk mengalirkan arus listrik
6 Battery Management Pengatur penggunaan baterai agar baterai hanya
System (BMS) digunakan ketika melakukan operasi
7 LCD Display Menampilkan Karakter status pintu
8 Step Down Regulator Regulator tegangan untuk menyesuaikan dengan
tegangan yang dibutuhkan Wemos

Dari tabel 1 diketahui bahwa kontroler pada penelitian ini ada dua, yaitu Wemos dan
Arduino Pro mini. Perbedaanya terletak pada fungsi masing2 masing kontroler dimana wemos
berfungsi untuk melakukan komunikasi nirkabel menggunakan wifi antara smartphone dan
arduino dan sebaliknay. Sementara Arduino berfungsi langsung sebagai penegndali aktuator
(solenoid) yang akan diaktifkan melaui perantara modul relay. Layar LCD juga akan
menunjukkan status dari proses scanning QR code supaya bisa terlihat oleh pengguna. Selain
menggunakan komunikasi wifi, penelitian ini juga mengakomodasi kimunikasi nirkabel lainnya
tanpa perlu jaringan internet dengan menggunakan modul Bluetooth hc-5.

2. Perangkat Lunak yang digunakan ditunjukkan dari tabel 2 berikut.

Tabel 2. Perangkat Lunak


No Nama Perangkat Lunak Fungsi
1 MIT App Inventor Membuat Interface pada Andorid
2 Arduino IDE Melakukan Programming mikrokontroller

Perangkat lunak yang digunakan ada dua yaitu Arduino IDE dan App Inventor. Arduino
IDE berfungi sebagai platform yang digunakan untuk melakukan pemrograman mikrokontroler
baik Wemos D1 mini maupun Arduino Pro mini. Sedangkan App inventor digunakan untuk
membuat aplikasi antar muka di handphone sekaligus sebagai perantara QR code yang akan
ditampilkan. App inventor tergolong mudah digunakan karena pemrogramannya berbasis visual
dan tampilan yang cukup interaktif, pengguna hanya perlu melakukan drag and drop kode
program tanpa harus menulis setiap baris kode program.

2.2. Gambaran Umum Sistem


Gambar 2 menunjukkan skema sistem yang dibuat dalam penelitian ini.

Gambar 2. Skema sistem

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 1 – 11


CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼ 5

Gambar 2 menunjukkan bahwa smartphone akan langsung terhubung dengan sistem


database online menggunakan firebase yang juga terhubung dengan Wemos D1 mini.
Selanjutnya terdapat QR code yang di generate secara otomatis pada TFT LCD secara teratur
berdasarkan database online yang ada melalui perantara perangkat kontrol wemos. Proses
scanning dilakukan oleh pengguna menggunakan smartphone. Ketika proses scanning berhasil
maka wemos D1 mini akan akan mengaktifkan relay yang akan mengalirkan arus supaya lampu
indikator dan solenoid pintu aktif dan membuka kunci. Kemudaian terdapat juga modul
Bluetooth yang memiliki fungsi sebagai backup jika sinyal internet atau wifi sedang tidak ada
atau tiba – tiba terputus.
Diagram alir bagaimana sistem bekerja dijelaskan melalui gambar 3 sebagai berikut.

Gambar 3. Diagram Alir sistem

Dari diagram alir gambar 3 terlihat bahwa ketika alat aktif maka proses inisialisasi akan
berjalan secara otomatis. Selanjutnya pengguna diharuskan melakukan login untuk masuk
aplikasi untuk meyakinkan bahwa yang menggunakan alat ini merupakan pengguna yang
sudah diberikan izin. Jika login berhasil maka pengguna dapat langusng melakukan scanning
QR Code melalui smartphone masing–masing. Sementara itu TFT LCD akan melakukan
refresh secara berkala kepada QR code yang ada, sehingga QR Code yang dihasilkan akan
berbeda-beda dan hanya bisa diakses oleh pemilik smarphone atau pengguna yang sudah
terdaftar. Jika scan QR code berhasil maka solenoid pengunci pintu akan aktif dan membuka
kunci. Apabila scanning QR code tidak berhasil dapat disimpulkan bahwa pengguna tidak
terdaftar dan tidak memiliki akses untuk membuka kunci pintu.

Sistem Keamanan Cerdas Pada Kunci Pintu Otomatis Menggunakan Kode QR (Abyanuddin
Salam & Susetyo Bagas Bhaskoro)
6 ◼ E- ISSN 2580-1465

3. Hasil Percobaan dan Analisis


Pada pengujian penelitian ini dilakukan pembuatan sebuah bagian dari teknologi Smart
Lock yang dapat memudahkan manusia dalam membuka pintu menggunakan teknologi Internet
dan system emergency menggunakan Bluetooth, sehingga manusia tidak perlu menggunakan
kunci manual seperti gembok untuk membuka pintu. Teknologi ini hanya memerlukan one-touch
untuk pengaplikasiannya pada aplikasi smartphone, pintu rumah dapat terbuka secara
otomatis.

3.1 Prosedur pengujian yang dilakukan


Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pengujian yaitu;
▪ Menyalakan Module Arduino Wemos dan Modul Arduino Pro mini dengan
menyambungkan keluaran positif Step Down Module yang bernilai 5V ke pin 5V pada
modul arduino dan menyambungkan ground dari keluaran negatif module Step Down
ke pin G pada modul Arduino.
▪ Memasang module Bluetooth HC 05 pada tempat yang sudah di sediakan
▪ Sambungkan catu daya
▪ Buka aplikasi dan lakukan login menggunakan nama pengguna dan password
▪ Pilih koneksi menggunakan internet dan lakukan scan barcode
▪ Setelah melakukan scanning, jika QR code yang telah di scan benar maka Arduino
akan menyalakan relay sehingga membuat solenoid aktif dan terbuka dan lampu
indikator menyala selama beberapa detik
Gambar 4 menunjukkan perangkat penelitian yang diujikan.

Gambar 4. Pengujian sistem

Tampilan antarmuka pada smartphone ketika pertama kali mebuka aplikasi smart security lock
door adalah seperti ditunjukkan pada gambar 5.

(a) (b) (c)


Gambar 5.a. Tampilan antarmuka awal, b. tampilan ketika melakukan registrasi
pengguna, c. tampilan status koneksi wi-fi dan bluetooth

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 1 – 11


CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼ 7

Untuk menggunakan aplikasi android ini maka pengguna harus melakukan registrasi
terlebih dahulu seperti pada gambar 5.b. Setelah pengguna terdaftar maka pengguna dapat
melakukan login kedalam aplikasi seperti terlihat pada gambar 5.a. Selanjutnya pengguna akan
melihat konektivitas yang dapat dilakukan pada aplikasi andoird, baik dengan menggunakan
wifi maupun Bluetooth seperti terlihat pada gambar 5.c.
Kemudain gambar 6 menunjukkan antarmuka yang dibuat menggunakan app inventor
ketika melakukan proses scanning.

(a) (b)

Gambar 6.a. Tampilan pengecekan koneksi, b. tampilan ketika koneksi dicek

Gambar 6.a. menunjukkan bahwa sebelum melakukan scanning barcode maka pengguna
harus melakukan pengecekan koneksi internet atau wi-fi. Jika tidak terhubung maka akan tampil
seperti gambar 6.b. Jika koneksi berhasil maka proses scanning barcode baru dapat bisa
dilakukan.

3.2 Data hasil pengujian

Ketika QR Code melakukan proses scanning menggunakan aplikasi android Barcode


Scanner dengan koneksi internet, lalu Arduino akan memantau database firebase. Jika Arduino
menerima perintah dari firebase, maka solenoid door lock akan otomatis terbuka. Kondisi ketika
proses scanning QR Code ditunjukkan seperti gambar 7 berikut.

Gambar 7. Proses scan random QR Code

Sistem Keamanan Cerdas Pada Kunci Pintu Otomatis Menggunakan Kode QR (Abyanuddin
Salam & Susetyo Bagas Bhaskoro)
8 ◼ E- ISSN 2580-1465

Sedangkan gambar 8 menunjukkan kodisi pintu ketika terbuka dan tertutup.

(a) (b)
Gambar 8.a solenoid pintu terbuka, b. solenoid pintu tertutup

Pintu akan terbuka jika proses scanning yang dilakukan berhasil dan firebase akan
mengirimkan perintah untuk arduino supaya membuka pinti atau solenoid dan hasilnya seperti
gambar 8.a. Setelah itu jika proses scanning telah dilakukan maka akan terjaid penundaan
waktu sebelum pintu menjadi terkunci kembali seperti terlihat pada gambatr 8.b.
Dari beberapa kali pengujian melakukan scanning barcode ditemukan bahwa jika scan berhasil
maka sebanyak pintu pasti akan selalu terbuka. Berikut data hasil pengujian membuka kunci
solenoid.

Tabel 3. Pengujian pembukaan kunci


Percobaan No Status QR Code Kondisi Kunci
1 Berhasil Terbuka
2 Berhasil Terbuka
3 Berhasil Tidak Terbuka
4 Berhasil Terbuka
5 Berhasil Terbuka
6 Berhasil Terbuka
7 Berhasil Tidak terbuka
8 Berhasil Terbuka
9 Berhasil Terbuka
10 Berhasil Terbuka

Pada tabel 3 dari sepuluh percobaan terdapat dua kejadian, percobaan 3 dan 7 dimana
status QR Code berhasil ditemukan namun tidak menyebabkan kunci terbuka. Hal ini
dikarenakan jangkauan maksimal dari sinyal wifi yang digunakan tidak bisa lebih dari 10 meter
dalam kondisi terhalang dang tidak bisa lebih dari 15 meter dalam kondisi tidak terhalang
(Isnianto, 2019). Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan lagi uji coba pengujian jarak wifi
ESP8266 dalam Wemos D1 mini dalam kondisi terhalang tembok dan dalam kondisi tidak
terhalang. Tabel 4 menunjukkan hasil percobaan tersebut.

Tabel 4. Pengujian sinyal wi-fi


Percobaan No Jarak (m) Kondisi
Terhalang Tdk terhalang
1 1 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
2 3 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
3 5 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
4 7 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
5 9 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
6 10 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
7 11 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
8 13 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
9 15 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
10 17 Solenoid tidak Aktif Solenoid tidak Aktif
11 19 Solenoid tidak Aktif Solenoid tidak Aktif

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 1 – 11


CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼ 9

Dari tabel 4 terlihat bahwa dalam kondisi terhalang sinyal wifi yang digunakan untuk
mengirim sinyal mengaktifkan solenoid hanya aktif sampai dengan jarak 9 meter, sedangkan
dengan kondisi todak terhalang solenoid dapat menerima sinyal hingga jarak 15 meter.
Kemudian selain menggunakan sinyal wi-fi sebagai perantara, dilakukan juga pengujian sinyal
ketika bluetotth dijadikan perantara komunikasi. Tabel 5 menunjukkan hasil percobaan tersebut.

Tabel 5. Pengujian sinyal bluetooth


Percobaan No Jarak (m) Kondisi
Terhalang Tdk terhalang
1 1 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
2 2 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
3 3 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
4 4 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
5 5 Solenoid Aktif Solenoid Aktif
6 6 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
7 7 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
8 8 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
9 9 Solenoid tidak Aktif Solenoid Aktif
10 10 Solenoid tidak Aktif Solenoid tidak Aktif
11 11 Solenoid tidak Aktif Solenoid tidak Aktif

Tabel 5 menunjukkan bahwa ketika komunikasi menggunakan Bluetooth solenoid hanya bisa
diaktifkan hingga jarak 5 meter dalam kondisi terhalang tembok, sedangkan dalam kondisi tidak
terhalang tembok solenoid masih bisa aktif hingga jarak 9 meter.
Selanjutnya dalam penelitian ini juga menggunakan sistem dimana QR code yang
dihasilkan oleh arduino akan dihasilkan secara otomatis setiap satu detik. Sehingga QR code
yang dihasilkan tidak bisa digunakan setiap waktu namun tergantung dari pengguna yang
sudah didaftarkan yang sudah memiliki akses terhadap basis data QR code yang ada. Gambar
9.a. menunjukkan QR code yang di hasilkan pada TFT LCD dan gambar 9.b. merupakan
algoritma yang dibuat untuk melakukan pengambilan dan penghasilan data QR code secara
otomatis.

(a) (b)
Gambar 9.a QR Code yang dihasilkan, b. algoritma penghasil QR code otomatis

4. Kesimpulan
Rancang bangun smart lock menggunakan solenoid dan android diharapkan dapat
meningkatkan keamanan rumah dengan mudah. Hasil yang diperoleh dari rancang bangun alat
tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sistem Keamanan Cerdas Pada Kunci Pintu Otomatis Menggunakan Kode QR (Abyanuddin
Salam & Susetyo Bagas Bhaskoro)
10 ◼ E- ISSN 2580-1465

1) Firebase Database Online dan Bluetooth dapat diimplementasikan sebagai media smart
home yaitu dengan mengintegrasikan beberapa modul seperti Mikrokontroler Arduino,
Wemos, selenoid, dan Lampu.
2) Setelah dilakukan pengujian pada alat tersebut dapat disimpulkan bahwa relay berfungsi
sebagai pengontrol alat atau dapat diibaratkan sebagai stop contact electric yang apabila
diberi tegangan, maka stop contact tersebut akan aktif atau dalam posisi menyala secara
otomatis. Aktifnya solenoid memiliki tingkat keberhasilan 100% untuk range jarak 9 meter
dengan kondisi terhalang tembok antara wemos dan solenoid. Dan tingkat keberhasilan
100% juga untuk kondisi tidak terhalang tembok untuk range jarak 15 meter.
3) QR code akan dihasilkan secara otomatis setiap satu detik sehingga membuat sistem
menjadi lebih aman karena hanya pengguna terdaftar saja yang bisa mengakses QR code
tersebut.
4) Aplikasi Barcode Scanner pada android MIT App Inventordapat digunakan sebagai media
untuk scanning QR Code yang dapat dihubungkan melalui Bluetooth dan Internet. Dengan
menggunakan Wi-fi dalam kondisi terhalang jarak sinyal dapat diterima hingga 9 meter dan
15 meter ketika tidak terhalang. Sedangkan ketika menggunakan Bluetooth jarak sinyal
dapat diterima hingga 5 meter dalam kondisi terhalang dan 9 meter dalam kondisi tak
terhalang.

Daftar Pustaka

Aashay Gaikwad, et al. “Smart Door Locking System”. International Journal of Research in
Engineering and Technology (IJRET) Volume (5) issue (11). 2016.

Anuradha.R.S, et al. “Optimized Door Locking and Unlocking Using IoT for Physically
Challenged People”. International Journal of Innovative Research in Computer and
Communication Engineering, Volume (4) Issue (3). 2016.

Ateev Agarwal, et al. “Smart Door Lock System for Ederly, Handicapped People Living
Alone”. International Journal of Smart Home Volume (10) No (6). 2016.

Ateev Agarwal.et.al. “Smart Door Lock System for Ederly, Handicapped People Living
Alone”. International Journal of Smart Home, Volume (10) No (6). 2016.

Dr Abbas M.Al.Bakry, Rajaa D.Resan; “Smart Phone Arduino based of Smart Door
Lock/unlock using RC4 stream Cipher Implemented in Smart Home”. International
Journal of Advanced Computer Technology. Volume (5) No (5). 2016.

Hasim N, et al. “Smartphone Activated Door Lock Using Wifi”. ARPN Journal of
Engineering and Applied Sciences, Volume (11) No (5). 2016.

Hazarah A. “Rancang Bangun Smart Door Lock Menggunakan QR Code dan Solenoid”.
Jurnal Teknologi Informatika dan Terapan Vol.04, No.01. 2017.

Ilkyu Ha. “Security and Usability Improvement on a Digital Door Lock System based on
Internet of Things”; International Journal of Security and Its Applications (IJSIA), Volume
(9) No (8). 2015.

Isnianto H.N. “Sistem Telemonitoring KWH Meter menggunakan modul Wi-fi ESP 8266 berbasis
Arduino Prakasa Gifari A, Rakhmadi Aris. Prototipe Sistem Kunci Pintu Berbasis QR Code dan
Arduino. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2017.

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 1 – 11


CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼ 11

Siregar Alda C. “Perbandingan Metode Jaringan Saraf Tiruan pada Klasifikasi Motif Kain
Tenun Sambas”. Cybernetics Vol.4, No. 02. 2020.

Wicaksana A, et al. “Membangun Sistem Keamanan Menggunakan RFID dan Arduino


Severino”. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. 2014.

Uno”. Jurnal Rekayasa Elektrika, Volume 15 No 1. 2019

Sistem Keamanan Cerdas Pada Kunci Pintu Otomatis Menggunakan Kode QR (Abyanuddin
Salam & Susetyo Bagas Bhaskoro)

Anda mungkin juga menyukai