Anda di halaman 1dari 16

Isnaini Nurisusilawati

Merupakan program dinamis dimana stage berikutnya


tidak dapat seluruhnya ditentukan oleh state dan
keputusan pada stage saat ini. Terdapat peluang
mengenai apa yang akan terjadi.
S = banyaknya state yang mungkin pada stage (n+1)
pi = probabilitas dari terjadinya suatu state berdasarkan state (sn) dan keputusan (xn) pada stage n
ci = kontribusi dari stage n terhadap fungsi tujuan, jika state berubah menjadi state i
Dengan i = 1, 2, …, S
Sebuah perusahaan mendapat order untuk menyuplai suatu item tipe tertentu. Karena
langganan menginginkan kualitas yang tinggi, maka perusahaan tersebut harus memproduksi
lebih dari satu item untuk memperoleh item yang dapat diterima.
Perusahaan ini memperkirakan bahwa setiap item yang diproduksi itu akan diterima dengan
probabilitas ½ dan akan rusak (tanpa kemungkinan untuk diperbaiki) dengan probabilitas ½.
Dengan demikian, maka banyaknya item yang dapat diterima dari suatu lot yang berukuran L
akan mempunyai distribusi binomial, artinya probabilitas bahwa tidak ada item yang diterima
dari lot tersebut adalah (1/2)x.
Ongkos produksi marginal untuk produk ini ditaksir sebesar $100 per item (walaupun rusak)
dan kelebihan item dianggap tidak berharga. Sebagai tambahan, jika proses produksi untuk
produk ini di-set up, maka harus disediakan ongkos set-up sebesar $300. Jika pemeriksaan
menyatakan bahwa seluruh lot yang dihasilkan tidak ada yang dapat diterima, maka proses
produksinya harus di-set up dengan tambahan ongkos sebesar $300.
Perusahaan ini hanya mempunyai waktu untuk membuat tidak lebih dari 3 siklus produksi. Jika
suatu item yang dapat diterima belum dihasilkan pada akhir siklus produksi yang ketiga, maka
kerugian karena hilangnya penerimaan dari penjualan ini ditambah dengan denda yang harus
dibayar adalah $1600.
Tujuan persoalan ini adalah untuk menentukan ukuran lot pada siklus produksi yang diperlukan
sehingga diperoleh ekspektasi ongkos pembiayan yang minimum.
Identifikasi masalah
 Biaya produksi satuan: $100
 Kelebihan item = tak bernilai
 Biaya set-up = $300 per siklus produksi
 Siklus produksi berikutnya dilakukan apabila belum dapat diperoleh item yang
diterima
 Perusahaan mempunyai kesempatan untuk membuat item hingga 3 kali siklus
produksi
 Jika pada akhir siklus produksi belum diperoleh item yang dapat diterima maka
perusahaan akan kehilangan pendapatan dan dikenakan biaya penalty sebesar
$1600
Tujuan
Menentukan kebijakan perusahaan optimal perusahaan terhadap ukuran lot dalam
siklus produksi yang diperlukan untuk dapat meminimasi ekspektasi biaya total
perusahaan.

Perumusan pemograman dinamis


 Stage n = siklus produksi (n=1,2,3)
 State sn = jumlah item acceptable yang masih dibutuhkan (0 atau 1) dari mulai tahap n
 Variabel keputusan xn = ukuran lot pada setiap tahap n
Tahap 1
 Status s1 = 1 (produksi awal)
 Jika sedikitnya ada satu item yang dapat diterima sudah dapat dihasilkan, maka
status berubah menjadi sn = 0, dan tidak ada lagi biaya tambahan yang
dikeluarkan.
 fn(sn, xn) = ekspektasi biaya total untuk tahap n, …, 3 jika sistem dimulai dari status
n pada keputusan n.
 fn*(sn) = min fn(sn, xn) , xn = 0, 1, …
dengan fn*(0) = 0
 Dengan menggunakan $100 sebagai satuan uang, maka kontribusi biaya dari tahap
n = K(xn) + 100, dengan:
 Untuk sn = 1, maka

 Dengan f4*(1) = 16 (biaya akhir jika tidak ada item yang dapat diterima yang
diperoleh setelah tahap ke-3)
 Hubungan timbal baliknya
 Tahap 3
f3(s, x3) = K(x3) + x3 + (½)x3 f4*

Butuh 1 produksi 0 maka denda yang ditanggung 16


Butuh 1 produksi 1 maka 3 (set-up) + 1*1 (biaya/unit) + 1/2 ^1*16 =12
Butuh 1 produksi 2 maka 3 (set-up) + 2*1 (biaya/unit) + 1/2 ^2*16 =9
Butuh 1 produksi 3 maka 3 (set-up) + 3*1 (biaya/unit) + 1/2 ^3*16 =8
Butuh 1 produksi 4 maka 3 (set-up) + 4*1 (biaya/unit) + 1/2 ^4*16 =8
 Tahap 2
f2(s, x2) = K(x2) + x2 + (½)x2 f3*

Butuh 1 produksi 0 maka denda yang ditanggung 8


Butuh 1 produksi 1 maka 3 (set-up) + 1*1 (biaya/unit) + 1/2 ^1*8 =8
Butuh 1 produksi 2 maka 3 (set-up) + 2*1 (biaya/unit) + 1/2 ^2*8 =7
Butuh 1 produksi 3 maka 3 (set-up) + 3*1 (biaya/unit) + 1/2 ^3*8 =7
Butuh 1 produksi 4 maka 3 (set-up) + 4*1 (biaya/unit) + 1/2 ^4*8 =7
 Tahap 1
f1(s, x1) = K(x1) + x1 + (½)x1 f2*

Butuh 1 produksi 0 maka denda yang ditanggung 7


Butuh 1 produksi 1 maka 3 (set-up) + 1*1 (biaya/unit) + 1/2 ^1*7 =7,5
Butuh 1 produksi 2 maka 3 (set-up) + 2*1 (biaya/unit) + 1/2 ^2*7 =6,75
Butuh 1 produksi 3 maka 3 (set-up) + 3*1 (biaya/unit) + 1/2 ^3*7 =6,875
Butuh 1 produksi 4 maka 3 (set-up) + 4*1 (biaya/unit) + 1/2 ^4*7 =7,4375
Kebijakan optimum
 Memproduksi 2 item pada siklus produksi pertama
 Jika tidak ada yang dapat diterima maka membuat 2 atau 3 item pada siklus
produksi kedua
 Jika tidak ada yang dapat diterima maka membuat 3 atau 4 item pada siklus
produksi ketiga.
 Ekspektasi ongkos total untuk kebijakan adalah 6,75*100 = $675
Sebuah perusahaan mendapat order untuk menyuplai suatu item tipe tertentu. Karena langganan
menginginkan kualitas yang tinggi, maka perusahaan tersebut harus memproduksi lebih dari satu
item untuk memperoleh item yang dapat diterima.
Perusahaan ini memperkirakan bahwa setiap item yang diproduksi itu akan diterima dengan
probabilitas ½ dan akan rusak (tanpa kemungkinan untuk diperbaiki) dengan probabilitas ½.
Dengan demikian, maka banyaknya item yang dapat diterima dari suatu lot yang berukuran L akan
mempunyai distribusi binomial, artinya probabilitas bahwa tidak ada item yang diterima dari lot
tersebut adalah (1/2)x.
Ongkos produksi marginal untuk produk ini ditaksir sebesar $150 per item (walaupun rusak) dan
kelebihan item dianggap tidak berharga. Sebagai tambahan, jika proses produksi untuk produk ini
di-set up, maka harus disediakan ongkos set-up sebesar $300. Jika pemeriksaan menyatakan bahwa
seluruh lot yang dihasilkan tidak ada yang dapat diterima, maka proses produksinya harus di-set up
dengan tambahan ongkos sebesar $300.
Perusahaan ini hanya mempunyai waktu untuk membuat tidak lebih dari 3 siklus produksi. Jika suatu
item yang dapat diterima belum dihasilkan pada akhir siklus produksi yang ketiga, maka kerugian
karena hilangnya penerimaan dari penjualan ini ditambah dengan denda yang harus dibayar adalah
$1200.
Tujuan persoalan ini adalah untuk menentukan ukuran lot pada siklus produksi yang diperlukan
sehingga diperoleh ekspektasi ongkos pembiayan yang minimum.
 Bagian produksi menginginkan keandalan mesin yang tinggi. Salah satu cara yang
ditempuh dengan menambah jumlah montir yang memahami mesin-mesin
tersebut. Dengan adanya penambahan montir, diharapkan kemungkinan mesin-
mesin tersebut berada dalam kondisi baik akan lebih besar. Jumlah mesin yang
ada 3 buah, sedangkan montir yang akan ditambahkan 2 orang. Kemungkinan
mesin tersebut beroperasi baik akibat adanya penambahan montir dapat dilihat
pada tabel berikut:

Jumlah Kemungkinan Kondisi Mesin Baik


Montir Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3
0 0,3 0,6 0,7
1 0,5 0,7 0,8
2 0,6 0,8 0,9

 Bagaimana alokasi montir yang terbaik sehingga memaksimumkan kemungkinan


seluruh mesin beroperasi dengan baik?

Anda mungkin juga menyukai