Anda di halaman 1dari 26

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Berdoalah sebelum belajar


2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS), memakai masker dan jaga jarak saat melaksanakan aktivitas
pembelajaran di rumah maupun di tempat lain
3. Bacalah modul dengan seksama
4. Minta bantuan orang tua taupun teman yang lain jika mengalami kesulitan dalam memahami materi
dalam modul ini
5. Bila hal tersebut tidak membantumu, berkonsultasilah dengan gurumu
6. Modul pembelajaran ini terdiri atas modul “KARAKTERISTIK GELOMBANG”
7. Jangan lupa berdoa setelah belajar

KARAKTERISTIK GELOMBANG
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis karakterisitik gelombang  Mengidentifikasi gejala gelombang (pemantulan,
mekanik pembiasan, difraksi dan interferensi, dan polarisasi) dalam
kehidupan sehari-hari
 Menganalisis gelombang transversal, gelombang,
longitudinal, hukum pemantulan, pembiasan, difraksi,
interferensi
 Mengeksplorasi penerapan gejala pemantulan, pembiasan,
difraksi dan interferensi dalam kehidupan sehari-hari
 Membuat kesimpulan tentang karakteristik gelombang
4.8 Melakukan percobaan tentang salah  Melakukan percobaan tentang salah satu karakteristik
satu karakteristik gelombang mekanik gelombang mekanik
berikut presentasi hasilnya  Mempresentasikan hasil percobaan tentang gelombang
 Pengertian Gelombang
Gelombang merupakan getaran yang merambat dengan membawa energi tanpa membawa partikel medium
perambatan. Berbeda dengan getaran yang hanya bergetar bolak balik tanpa merambat.
Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang
menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang.
 Karakteristik Gelombang Mekanik
Ciri-ciri atau karakteristik gelombang mekanik diantaranya yaitu gelombang mekanik memerlukan alat atau
perantara untuk berpindah. Gelombang ini memiliki panjang gelombang, periode gelombang, frekuensi
gelombang, dan cepat rambat gelombang.
Panjang gelombang yang dihasilkan gelombang transversal dan gelombang terpolarisasi sangat berbeda.
Panjang gelombang transversal dapat diukur dari bukit, puncak dan dasar gelombang. Periode gelombang
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah
gelombang yang dihasilkan tiap detik. Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang
penuh tiap detik.
 Jenis-Jenis Gelombang Mekanik
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan menjadi 2 yaitu :
Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah jenis gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya.
Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang permukaan air,
gelombang geser dan lain sebagainya.
Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah jenis gelombang yang memiliki arah rambat sejajar dengan arah getarnya.
Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinky, gelombang bunyi di udara, gelombang pada
pegas dan lain sebagainya.

 Rumus Gelombang Mekanik


Persamaan yang digunakan dalam gelombang diantaranya yaitu
T = t/n
f = n/t
dan
T = 1/f
f = 1/T
Keterangan:
T = periode (s), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang.
t = waktu (s)
n = banyaknya gelombang (kali)
f = frekuensi (Hz), yaitu jumlah gelombang yang dihasilkan tiap detik.
Untuk menentukan cepat rambat gelombang digunakan persamaan berikut ini
v = λ.f atau v = λ/T
Keterangan:
λ = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
 Sifat=Sifat Gelombang
1. Gelombang Dapat Memantul
Gelombang dapat memantul ketika gelombang tersebut terkena halangan. Contohnya adalah ketika
gelombang bunyi yang kita hasilkan terhalang oleh tebing atau gedung-gedung yang banyak maka akan
memantul. Dan pemantukan tersebut di namakan gema. Pantulan itu dapat di amati dengan staboskop.
2. Gelombang Dapat Membias
Pembiasan yang di lakukan gembang adalah pembelokan yang di lalui oleh batas kedua medium yang
berbeda. Pembiasa ini akan mengakibatkan perubahan cepat rambat gelombang, panjang gelombang, dan
arah gelombang. Sedangkan frekuensinya tetap.
3. Gelombang Dapat Interferansi
Interferensi adalah merupakan perpaduan antara dua gelombang atau lebih yang jika kedua gelombang di
padukan akan terjadi suatu kemungkinan khusus. Kemungkinan khusus tersebut dapat melemahkan dan
dapat juga menguatkan. Interferensi yang menguatkan di sebut dengan interferensi konduktif dan yang
melemahkan di sebut interferensi distruktif.
4. Gelombang Dapat Melentur
Difraksi atau pelenturan gelombang adalah peristiwa di mana pembelokan atau penyebaran gelombang
melalui celah. Pelenturan gelombang akan terasa besar jika celah yang di lalui besar dan sebaliknya akan
kecil jika celah yang di lalui kecil. Maka jika kita berteriak keras di dalam kamar yang di tutup pintunya
akan terasa lebih kecil suara yang di hasilkan di luar kamar ketimbang ketika kita berteriak ketika kamar
tidak tertutup pintu.
 Contoh Soal

Perhatikan gelombang transfersal di bawah ini!

Tentukan:
 Periode gelombang
 Frekuensi gelombang
 Cepat rambat gelombang
Jawab:
Diketahui
t = 8s
n = 2 kali
λ = 4 cm
Penyelesaian
T = t/n
T = 8/2
T = 4s
Jadi periode gelombang tersebut adalah 4s
f = 1/T
f=¼
f = 0.25 Hz
Jadi frekuensi gelombang tersebut adalah 0.25Hz
V = λf = λ/T
V = 4 0.25
V = 1 cm/s SOAL
V = 0.01 m/s
Jadi cepat rambat gelombang tersebut adalah 0.01 m/s atau 1cm/s
1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika frekuensi gelombang 5Hz, maka cepat rambat gelombangnya adalah ….


a. 0,010m/s
b. 1,0m/s
c. 1,5m/s
d. 0,10m/s
e. 15m/s
2. Contoh getaran adalah ….
a. batu yang dilempar ke atas
b. batu yang dilempar ke samping
c. udara yang dipanaskan
d. aliran air di sungai
e. selaput bedug setelah dipukul
3. Di bawah ini yang merupakan karakteristik gelombang adalah, kecuali….
a. frekuensi
b. panjang gelombang
c. amplitudo
d. energi gelombang
e. periode
4. Waktu yang diperlukan untuk terjadi satu getaran disebut….
a. periode
b. frekuensi
c. amplitudo
d. panjang gelombang
e. simpangan
5. Frekuensi suatu gelombang 440Hz dan panjang gelombang 75cm. Kecepatan gelombang itu….
a. 330,0 m/s
b. 515 m/s
c. 365 m/s
d. 586 m/s
e. 385 m/s
6. Sebuah gelombang transversal terdiri dari 2 bukit dan 1 lembah panjangnya 3m. Jika kecepatan gelombang
tersebut 6m/s, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah….
a. amplitudo gelombang = 1 m
b. panjang satu gelombang = 3m
c. frekuensi gelombang = 2Hz
d. waktu untuk menempuh satu gelombang adalah 0,33 sekon
e. jawaban b dan c benar
7. Taraf intensitas sebuah motor 40dB. Apabila 100 motor identik dinyalakan bersamaan, taraf intensitasnya
menjadi….
a. 100dB
b. 60dB
c. 40dB
d. 30dB
e. 20dB
8. Taraf intensitas suatu bunyi pada jarak 30m dari sumber bunyi adalah 20dB. Taraf intensitas bunyi pada
jarak3m dari sumber bunyi adalah….
a. 50dB
b. 40dB
c. 30dB
d. 20dB
e. 10dB
9. Sebuah sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 80m/s menjauhi seorang pendengar yang bergerak
mendekati sumber dengan kecepatan 20m/s. Jika frekuensi sumber 700Hz dan cepat rambat bunyi di udara
340m/s maka frekuensi bunyi yang terdengar adalah….
a. 533Hz
b. 566Hz
c. 600Hz
d. 915Hz
e. 970Hz
10. Kanaya melemparkan sebuah batu ke dalam air tenang. Gelombang yang dapat Kanaya amati di permukaan
air adalah gelombang….
a. longitudinal
b. transversal
c. bunyi
d. sonar
e. radar
11. Satu bukit gelombang sama dengan….
a. 1𝜆
b. ½ 𝜆
c. ¼ 𝜆
d. 2𝜆
e. 3𝜆
12. Contoh dari gelombang mekanik adalah ….
a. gelombang radio dan gelombang TV
b. gelombang radio dan gelombang tali
c. gelombang TV dan gelombang bunyi
d. gelombang tali dan gelombang bunyi
e. gelombang radio dan gelombang bunyi
13. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar yang dimaksud dengan satu getaran penuh adalah jarak tempuh ….
a. P – Q – R
b. P – Q – R – P
c. Q – R – Q – P
d. P – Q – R – Q – P
e. R – P – Q – R – Q
14. Contoh gelombang longitudinal adalah ….
a. gelombang TV
b. gelombang radio
c. gelombang bunyi
d. gelombang tali
e. gelombang sinar-X
15. Sebuah sumber bunyi bergerak dengan kecepatan menjauhi seorang pendengar yang diam. Jika frekuensi
sumber bunyi 800 Hz sedangkan frekuensi yang terdengar Salim 680 Hz. Cepat rambat bunyi di udara 340
m/s maka kecepatan sumber bunyi adalah….
a. 30 m/s
b. 40 m/s
c. 50 m/s
d. 60 m/s
e. 70 m/s
16. Andi mengetarkan tali sehingga berbentuk gelombang. Frekuensinya adalah 5 Hz, gelombang merambat
dengan kecepatan 20 cm/s ke arah kanan dan mempunyai amplitudo 6 cm. Persamaan gelombang yang
merambat pada tali adalah ….
a. y=0,06 cos(40 πt +50 πx )
b. y=0,06 cos 2 π (5 t −25 x)
c. y=6 cos π (10 t−25 x )
d. y=6 sin 2 π ( 10t +25 x )
e. y=0,06 sin π (10 t +25 x)
17. Salah satu manfaat gelombang ultrasonik di bidang metalurgi adalah ….
a. mendeteksi adanya kebocoran pipa
b. permeriksaan USG (ultrasonografi)
c. mendeteksi kedalaman laut
d. membawa informasi ke tempat-tempat terjauh di permukaan bumi
e. menjadi sarana dari binatang-binatang untuk berkomunikasi
18. Sebuah pegas berosilasi 32 kali selama 16 sekon. Frekuensi pada pegas adalah….
a. 0,5 Hz
b. 1 Hz
c. 2 Hz
d. 3 Hz
e. 4 Hz
19. Hubungan yang benar antara frekuensi dan periode adalah ….
1
a. T =
2f
f
b. T =
2
1
c. f =
2T
T
d. f =
2
1
e. f =
T
20. Satu rapatan gelombang sama dengan ….
a. 0,5𝜆
b. 0,75𝜆
c. 𝜆
d. 1,5𝜆
e. 2𝜆
GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STASIONER
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis besaran-besaran  Memahami gelombang berjalan melalui pengamatan demonstrasi
fisis gelombang berjalan dan menggunakan slinki/ tayangan video/animasi
gelombang stasioner pada  Menganalisis persamaan-persamaan gelombang berjalan
berbagai kasus nyata  Menganalisis persamaan-persamaan gelombang stasioner
4.9 Melakukan percobaan  Melakukan percobaan Melde untuk menemukan hubungan cepat
gelombang berjalan dan rambat gelombang dan tegangan tali secara berkelompok
gelombang stasioner, beserta  Menganalisis hasil percobaan Melde untuk menemukan hubungan
presentasi hasil percobaan dan cepat rambat gelombang dan tegangan tali.
makna fisisnya  Membuat laporan tertulis hasil praktikum dan
mempresentasikannya

 Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya tetap pada setiap titik yang
dilewatinya. Simpangan pada gelombang berjalan adalah sebagai berikut:

 Di mana

Keterangan:
Y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
ω = frekuensi sudut
k = bilangan gelombang
x = jarak titik ke sumber (m)
t = waktu (s)

Tanda ± berlaku:
+ Jika gelombang merambat ke kanan dan titik asal 0 bergetar ke atas
- Jika gelombang merambat ke kiri dan titik asal 0 bergetar ke bawah

Gelombang berjalan (Sumber: fisikazone.com)

 Gelombang Berdiri/Stasioner

 Gelombang stasioner merupakan perpaduan dua gelombang yang mempunyai frekuensi, cepat rambat,
dan amplitudo yang sama  besar namun merambat dalam arah yang berlawanan.
 Gelombang berdiri atau gelombang stasioner merupakan gelombang yang amplitudonya berubah-
ubah, nilainya mulai dari nol hingga mencapai nilai maksimum tertentu.
 Contoh peristiwa gelombang berjalan dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada seutas tali yang salah satu
ujungnya diikatkan ke suatu tiang dan ujung lainnya digerakkan ke atas dan ke bawah. Gelombang tali
akan merambat dari ujung tali yang digetarkan ke ujung tali yang terikat, kemudian akan dipantulkan
kembali ke arah semula. Gelombang datang dan gelombang pantul saling berinterferensi sehingga
disebut sebagai gelombang berdiri.
 Gelombang berdiri terdiri dari simpul dan perut.
 Simpul adalah tempat kedudukan titik yang amplitudonya minimum, sedangkan perut adalah tempat
kedudukan titik yang amplitudonya maksimum pada suatu gelombang.
  Gelombang berdiri dibagi menjadi dua yaitu:
1. Ujung bebas

Gelombang berdiri pada ujung bebas memiliki fase gelombang datang sama dengan gelombang pantul.
Ujung pemantul dapat bergerak bebas naik atau turun mengikuti arah getar gelombang datang. Besar

simpangannya adalah

Gelombang berdiri ujung bebas (sumber: instafisika.com)

2. Ujung terikat

Gelombang berdiri dengan ujung terikat memiliki sudut fase gelombang datang dan gelombang pantul
yang berbeda besar radiannya. Ujung pemantul tidak dapat bergerak bebas mengikuti arah getar gelombang

datang. Besar simpangan pada gelombang berdiri ujung terikat adalah

 
Gelombang berdiri ujung terikat (sumber: fisikon.com)

Seutas tali panjangnya 3 m dengan ujung ikatannya dapat bergerak dan ujung lainnya digetarkan dengan
frekuensi 8 Hz sehingga gelombang merambat dengan kelajuan 3 m/s. Jika diketahui amplitudo gelombang
adalah 20 cm, tentukanlah persamaan simpangan superposisi gelombang di titik P yang berjarak 1 meter dari
ujung pemantulan!

Diketahui:

l=3m

f = 8 Hz

v = 3 m/s

A = 20 cm = 0,2 m

x=1m

Ditanya: y?

Jawab:

 Cara menentukan letak simpul dan perut :


      Perhatikan gambar gelombang di atas dengan seksama.
1. Simpul pertama merupakan titik awal berarti jarak dari titik pantul = 0. Simpul kedua merupakan ½
λ, simpul ketiga  merupakan λ, keempat 1 ½ λ dst.
2. Perut pertama merupakan ¼ λ, perut kedua ¾ λ, perut ketiga 1¼ λ dst.
 Gelombang Stasioner pada ujung bebas
 
Berbeda dengan ujung terikat, pada ujung bebas mempunyai persamaan (fungsi cosinus) :
ys = y1 + y2 = 2A cos kx sin ωt
Amplitudo gabungan (Ap) sebesar Ap = 2A cos kx
 Cara menentukan letak simpul dan perut :
Perhatikan gambar gelombang di atas dengan seksama.
1. Simpul pertama merupakan ¼ λ, simpul kedua =  ¾ λ, simpul ketiga = 1¼ λ dst.
2. Perut pertama merupakan titik awal berarti jarak dari titik pantul = 0. perut kedua merupakan ½ λ,
perut ketiga  merupakan λ, keempat 1 ½ λ dst.
3. Besaran-Besaran Fisis Pada Gelombang
1. Panjang Gelombang
Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh oleh satu gelombang.
1. Frekuensi
Frekuensi (f) adalah jumlah gelombang yang melewati suatu titik (baik dalam medium maupun dalam ruang
hampa) per detik.
 
1. Periode
Periode Gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan untuk melewatkan 1 gelombang melalui satu titik di
dalam ruang
 
1. Simpangan
Simpangan gelombang adalah posisi getaran partikel media atau gelombang pada suatu saat tertentu.
k=1/λ
1. Laju Gelombang
Laju gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang per satuan waktu, sehingga satuan laju gelombang
dalam SI  adalah meter per detik atau m/s.
 
1. Hukum melde
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal
pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan
tali dan berbanding terbalik  dengan akar massa persatuan panjang dawai. Bunyi hokum melde yaitu:
“cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan
akar massa  persatuan panjang dawai.”
GELOMBANG BUNYI
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menerapkan konsep dan  Memahami penggunaan gelombang sonar di laut, bunyi dan
prinsip gelombang bunyi dan permasalahannya, karakteristik cahaya, difraksi, dan
cahaya dalam teknologi interferensi.
 Menjelaskan tentang cepat rambat bunyi, azas Doppler
 Menjelaskan tentang intensitas bunyi, difraksi kisi, interferensi
4.10 Melakukan percobaan tentang  Melaksanakan percobaan untuk menyelidiki fenomena dawai
gelombang bunyi dan/atau dan pipa organa, menyelidiki pola difraksi, dan interferensi
cahaya, berikut presentasi hasil  Presentasi hasil diskusi tentang cepat rambat bunyi, azas
percobaan dan makna fisisnya Doppler, intensitas bunyi, dawai, pipa organa, difraksi kisi dan
misalnya sonometer, dan kisi interferensi
difraksi

 Pengertian Gelombang Bunyi


Bunyi merupakan suatu rangsangan yang di-rasakan alat pendengaran. Sedangkan Gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan dan renggangan medium baik gas, cair, maupun
padat .
 Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
sifat- sifat bunyi yaitu:
1. Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras, seperti
permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh : Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi yang
mengenai dinding gua.
2. Dapat dibiaskan (refraksi)
Refraksi adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua
medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari karena pembiasan
gelombang bunyi
3. Dapat dipadukan (interferensi)
Interferensi adalah sampainya dua buah sumber bunyi yang koheren ke telinga kita.
Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat pembangkit
frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi yang koheren.
4. Dapat dilenturkan (difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah sempit.
Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena bunyi
melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.
 Syarat-Syarat Terdengarnya Bunyi
Bunyi terdengar, jika terpenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Sumber bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui
medium atau zat perantara sampai ketelinga.
Contohnya berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum, terompet, dan seruling.
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Hal-hal yang membuktikan bahwa bunyi dihasilkan
oleh benda yang bergetar adalah : Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.
Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa bergetar.Dawaigitar yang dipetik akan
bergetar dan menimbulkan bunyi.Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.
2. Medium
Medium adalah zat perantara tempat merambatnya bunyi. Contohnya udara, air, dan kayu. Tanpa
medium perantara bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan terdengar. Berdasarkan penelitian,
zat padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik dibandingkan zat cair dan gas.
3. Pendengar
Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gelombang infrasonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hz.
 Binatang yang bisa mendengar bunyi infrasonik diantaranya: anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
b. Gelombang audiosonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20 Hz sampai
20.000 Hz. Yang bisa mendengar bunyi audiosonik diantaranya adalah manusia.
c. Gelombang ultrasonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi diatas 20.000 Hz. Binatang
yang bisa mendengar bunyi ultrasonik diantaranya adalah kelelawar dan lumba-lumba.
 Efek Doppler
 Istilah Efek Doppler diambil dari nama seorang fisikawan Austria, Christian Johanm Doppler. Efek
Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar karena adanya
perubahan jarak (gerak relatif) antara sumber bunyi dan pendengar. Misalnya ketika Anda naik bis dan
berpapasan dengan bis lain yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih
tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson
terdengar lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang didengar berkurang.

Frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih besar dari pada frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber
dan pendengar semakin dekat. Sebaliknya, frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih kecil dari pada
frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber dan pendengar semakin jauh.
Secara matematis, frekuensi yang diterima pendengar memenuhi persamaan:
Keterangan:
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)
fs = frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber (Hz)
V = cepat rambat bunyi (m/s)
Vp= kecepatan pendengar (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Dari persamaan tadi, Vp dan Vs dapat bernilai positif atau negatif dengan ketentuan sebagai berikut:
a.Jika sumber bunyi atau pendengar tidak bergerak (diam) nilai dan selalu sama dengan nol.
b.Nilai positif jika pengamat mendekati sumber. Sebaliknya, bernilai negatif jika pengamat menjauhi sumber.
c.Nilai positif jika sumber menjauhi pengamat. Sebaliknya, bernilai negatif jika sumber mendekati pengamat.
G. Fenomena Dawai dan Pipa Organa
a. Dawai
Seutas dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat jika digetarkan akan membentuk gelombang stasioner.
Getaran ini akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, bergantung pada jumlah gelombang yang terbentuk
pada dawai tersebut. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama
( harmonik kedua), dan nada atas kedua (harmonik ketiga) adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini:

Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang yang terbentuk pada dawai. Berdasarkan
gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua berturut- turut 2L, L,
dan 2/3L. Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan:
λn= 2L/(n+1)
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan:

keterangan :
fn = frekuensi nada ke- n (Hz)
v = cepat rambat gelombang dalam dawai,
L = panjang dawai
Nilai n = 0, 1, 2, …, yaitu bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan
seterusnya.
Kecepatan rambat gelombang pada tali (dawai) memenuhi persamaan:
Menurut Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Panjang dawai, semakin pendek dawai semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
b. Tegangan dawai, semakin tegang dawai, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
c. Massa jenis bahan dawai, semakin besar massa jenis bahan dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
d. Penampang dawai, semakin besar luas penampang dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
Contoh Soal:
Dawai sepanjang 20 cm memiliki massa 20 gr. Jika ujung- ujung dawai diikat sehingga memiliki tegangan 30
N, maka tentukan: Panjang gelombang pada nada atas keduanya.
Penyelesaian:
l = 60 cm = 0,6 m
m = 20 gr = 2 x 10-2 kg
F = 30 N
n = 2,
λ2=⋯?
λ2= 2L/(n+1)= (2 .0,6 m)/(2+1)= (1,2 m)/3 = 0,4 m
b. Pipa organa
Resonansi adalah bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar. Contohnya peristiwa pada saat gitar
dipetik, udara yang ada dalam ruangan pada bagian gitar tersebut turut bergetar dengan frekuensi uang sama
dengan frekuensi getaran dawai. Resonansi menghasilkan pola gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan
simpul gelombang dengan panjang gelombang tertentu.
Contoh lain peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Ada dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka
dan pipa organa tertutup.
1) Pipa organa terbuka
Apabila pipa organa ditiup maka udara- udara dalam pipa akan bergetar sehingga
menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal.
Pola gelombang stasioner yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan
nada atas kedua adalah seperti pada gambar dibawah ini. (Prinsip)

Pola nada berikutnya merupakan penambahan setengah gelombang dari pola sebelumnya dengan panjang pipa
tetap.
Dari gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas kedua berturut- turut 2 L,
L , dan 2/3 L. Sama dengan pada adawai, ketiga panjang gelombang ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
λn= 2L /(n+1)
2) Pipa organa tertutup
Pola gelombang pada pipa organa tertutup adalah :
Dari gambar diatas. Panjang gelombang nada dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua berturut- turut 4L,
4/3 L, dan 4/5 L. Secara umum diperoleh :
λn= 4L/(2n+1)
H. Intensitas dan Taraf Intensitas
a.Intensitas bunyi
Intensitas bunyi adalah daya rata- rata per satuan luas yang datang tegak lurus arah rambatan. Gelombang
merupakan rambatan energi getaran. Jika ada gelombang tali berarti energinya dirambatkan melalui tali
tersebut. Bunyi di rambatkan dari sumber ke pendengar melalui udara. Yang menarik bahwa bunyi disebarkan
dari sumber ke segala arah.
Jika seseorang berdiri berjarak R dari sumber akan mendengar bunyi maka bunyi itu telah tersebar membentuk
luasan bola dengan jari- jari R. Berarti energi yang diterima pendengar itu tidak lagi sebesar sumbernya.
Sehingga dapatlah dihitung besarnya intensitas bunyi tersebut. Secara matematis dapat dituliskan :

keterangan :
I = intensitas bunyi (W/ m2)
P = daya sumber bunyi 
A = luas (m2)
Jika sumber bunyi memancarkan bunyi secara isotropik (menyebar ke segala arah sama rata), luas yang
dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu:

b.Taraf intesitas bunyi


Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritmik antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang
pendengaran.
Taraf intensitas bunyi dinyatakan dalam desibel (dB), secara matematis ditulis :

keterangan :
TI = taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengar (10-12 watt/m2)
Titik P dan Q berturut-turut berjarak 4 m dan 6 m dari sebuah sumber bunyi yang sedang bekerja. Jika bunyi
yang dihasilkan sumber bunyi tersebut sampai di P dan Q dengan intensitas berturut-turut sebesar I P dan IQ,
perbandingan IP dan IQ adalah ….
A. 2 : 1
B. 2 : 3
C. 3 : 2
D. 4 : 9
E. 9 : 4
JAWAB
Intensitas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.

Jadi jawaban yang benar adalah

E. 9 : 4
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran intensitas bunyi dari jarak tertentu terhadap sumber bunyi.
Jarak (m) Intensitas (W/m2)

1 128,0

2 32,0

3 14,2

4 …..
Dari data tersebut di atas, intensitas bunyi pada jarak 4 m dari sumber bunyi adalah ….
A. 8,0 W/m2
B. 7,1 W/m2
C. 3,6 W/m2
D. 1,6 W/m2
E. 0,9 W/m 2

JAWAB
Intensitas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, sehingga..

Jadi jawaban yang benar adalah

A. 8,0 W/m2
Suatu mesin menghasilkan bunyi dengan taraf intensitas bunyi sebesar 30 dB. Dua mesin identik yang sedang
bekerja bersama menghasilkan intensitas bunyi sebesar ….
A. 2 x 10-9 W/m2
B. 4 x 10-9 W/m2
C. 6 x 10–9 W/m2
D. 8 x 10-9 W/m2
E. 9 x 10-9 W/m-2
JAWAB
Intensitas berbanding lurus dengan jumlah sumber bunyi.
30 dB  => 10  W/m
-9 2

TRIK CERDAS
Jumlah sumber bunyi 2 kali lebih banyak berarti intensitasnya di kali 2 sehingga hasilnya
adalah.. 2 x 10-9 W/m2
Jadi jawaban yang benar adalah

A. 2 x 10-9 W/m2

CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG


Dispersi
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen- komponennya karena
pembiasan. Komponen- komponen warna yang terbentuk yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Dispersi terjadi akibat adanya perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh
perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium pembias. Gambar berikut
menunjukkan dispersi sinar putih yang melalui sebuah prisma.
Dispersi sinar putih oleh prisma
Jika n1 = udara, maka n1 = 1, sehingga persamaan di atas menjadi:
δm = (n2 - 1 )β
dengan:
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
β = sudut pembias (puncak) prisma
δm = sudut deviasi minimum
2. Sudut Dispersi
Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu dengan sinar lain pada peristiwa
dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan.
Jika sinar-sinar polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi penguraian warna (sinar monokromatik)
yang masing- masing sinar mempunyai deviasi tertentu.

Dispersi sinar merah terhadap sinar ungu.

interferensi cahaya
nterferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi terjadi jika
terpenuhi dua syarat berikut ini.
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama.
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi terjadi jika
terpenuhi dua syarat berikut ini.
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama.
1. Interferensi Celah Ganda
Fenomena interferensi cahaya ditunjukkan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas cahaya
yang melalui celah S1 dan S2 berasal dari celah sempit S0, tampak pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1 : Diagram percobaan celah ganda Young.
Jika berkas cahaya melalui S1 dan S2 , maka celah tersebut ( S1 dan S2 ) akan berfungsi sebagai sumber cahaya
baru dan menyebarkan sinarnya ke segala arah. Apabila cahaya dari celah S1 dan S2berinterferensi , maka akan
terbentuk suatu pola interferensi. Pola interferensi tersebut dapat ditangkap pada layar berupa pola garis terang
dan gelap. Interferensi dapat terjadi karena adanya beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2 . Jika jarak antara
kedua celah (d), jauh lebih kecil daripada jarak celah terhadap layar, l (d << l ), maka beda lintasan pada titik
sembarang P adalah S2 P – S1 P = d sin θ .
a) Interferensi Maksimum
Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi maksimum dan
terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda, interferensi ini akan terjadi apabila kedua gelombang memiliki
fase yang sama (sefase), yaitu apabila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada
tempat yang sama selama osilasi pada saat yang sama.
Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan persamaan:
n . λ = d . sin θ
Karena l >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan

jadi persamaan ( 1 ) dapat dituliska menjadi :


n . λ = pd/l
Dengan :
p = jarak garis terang dari pusat terang
d = jarak kedua sumber
l = jarak layar ke sumber cahaya
λ = panjang gelombang
n = orde atau nomor terang (n = 0, 1, 2, ... .)
b) Interferensi Minimum
Interferensi maksimum terjadi jika dua gelombang bertemu dan saling menguatkan. Namun, jika dua
gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan maka terjadi interferensi minimum, sehingga terbentuk
pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua gelombang yang tidak sefase. Jarak garis gelap ke-n dari pusat
terang adalah:
Bilangan n menyatakan orde atau nomor gelap, yang besarnya n = 1, 2, 3, ... . Untuk n = 1 disebut minimum
orde ke-1.
Mengingat sin θ = , maka persamaan ( 3 ) menjadi:
dengan p adalah jarak gelap ke-n dari pusat terang.
Pada interferensi celah ganda, jarak dua garis terang yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap yang
berurutan. Dengan mengunakan persamaan ( 2 ) diperoleh:

Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap berurutan dapat dikatakan nilai Δn = 1 , sehingga jarak antara dua
garis terang maupun jarak antara dua garis gelap berurutan dapat diperoleh dengan persamaan:

2. Interferensi pada Lapisan Tipis


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena yang ditimbulkan oleh interferensi cahaya. Sebagai
contoh timbulnya garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan tipis minyak tanah yang tumpah di permukaan
air, warna-warni yang terlihat pada gelembung sabun yang mendapat sinar matahari, serta timbulnya warna-
warni pada cakram padat (compact disc). Pola interferensi pada lapisan tipis dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
panjang lintasan optik dan perubahan fase sinar pantul.

Timbulnya warna-warni pada compact disc menunjukkan adanya interferensi.

a) Syarat terjadinya interferensi maksimum (terang)

2n.d.cos r = (m – 1/2 ) λ ; m = 1, 2, 3, ...

b) Syarat terjadinya interferensi minimum (gelap)

2n.d.cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, ....

3. Cincin Newton
Cincin Newton adalah pola interferensi yang terbentuk oleh sebuah lensa yang sedikit cembung yang diletakkan
di atas sebuah keping gelas datar. Bila cahaya monokromatik dipantulkan oleh kedua permukaan yang
berdekatan ke mata pengamat dengan sudut tertentu, titik singgung lensa akan terlihat sebagai sebuah lingkaran
gelap dikelilingi sederet cincin terang dan gelap.

Pola interferensi cincin Newton ini terjadi jika cahaya dengan panjang gelombang λ , datang dari atas dengan
arah tegak lurus. Jika R adalah jari-jari kelengkungan lensa dan r adalah jari-jari kelengkungan gelap dan terang
hasil interferensi, maka akan terjadi hal-hal berikut ini.

1. Interferensi maksimum (lingkaran terang), jika:

rt2 = ( n – 1/2 )λ .R; n = 1, 2, 3, ....

dengan rt adalah jari-jari lingkaran terang ke-n.

2. Interferensi minimum (lingkaran gelap), jika:

rg2 = n. λ .R; n = 0, 1, 2, ...

dengan rg adalah jari-jari lingkaran gelap ke-n.


Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang oleh celah sempit sebagai
penghalang. Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga menghasilkan daerah
penguatan dan pelemahan.
1. Difraksi Celah Tunggal
Dalam topik ini akan dibahas difraksi Fraunhofer yang dihasilkan oleh celah tunggal. Salah satu jenis difraksi
Fraunhofer, yaitu difraksi dengan sumber cahaya dan layar penerima berada pada jarak tak terhingga dari benda
penyebab difraksi, sehingga muka gelombang tidak lagi diperlakukan sebagai bidang sferis, melainkan sebagai
bidang datar. Dengan kata lain, difraksi ini melibatkan berkas cahaya sejajar.
Gambar 1 : Difraksi celah tunggal.
Pada Gambar 1 menunjukkan gelombang cahaya dengan panjang gelombang λ didifraksikan oleh celah sempit
dengan lebar d. Pola gelap dan terang terbentuk ketika gelombang cahaya mengalami interferensi.
Beda lintasan ke titik P adalah ( d/2 ) sin θ, dengan θ adalah sudut antara garis tegak lurus terhadap celah dan
garis dari pusat celah ke P. Apabila beda lintasan yang terjadi adalah 1/2 λ, maka kedua cahaya (Gambar 1)
akan saling memperlemah dan menyebabkan terjadinya interferensi minimum sehingga pada layar terbentuk
pola gelap.
Jadi, pola gelap (difraksi minimum) terjadi jika:
d.sin θ = n. λ ; n = 1, 2, 3 .....
2. Difraksi Celah Majemuk (Kisi Difraksi)
Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan menggunakan difraksi dan interferensi,
yang tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya dalam
orde 1.000 per mm).

Gambar 2 : Kisi difraksi.


Dengan menggunakan banyak celah, garis-garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih
tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang, misalnya cm adalah N, maka tetapan kisi d adalah:
Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada layar akan terjadi hal-hal berikut ini.
1. Garis terang (maksimum), bila:
d.sin θ = n. λ ; n = 0, 1, 2 .....
2. Garis gelap (minimum), bila:
Kemampuan lensa untuk membebaskan bayangan dari dua titik benda yang sangat dekat disebut resolusi lensa.
Jika dua titik benda sangat dekat, maka pola difraksi bayangan yang terbentuk akan tumpang tindih.
Kriteria Rayleigh menyatakan bahwa :
“Dua bayangan dapat diuraikan jika pusat piringan difraksi salah satunya persis di atas minimum pertama
pola difraksi yang lainnya”.
Ukuran kemampuan alat optik untuk membentuk bayangan terpisahkan dari benda-benda rapat atau untuk
memisahkan panjang gelombang radiasi yang rapat disebut daya urai.
Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang vektor yang membentuk suatu gelombang transversal sehingga
menjadi satu arah. Tidak seperti interferensi dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang transversal dan
longitudinal, efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang transversal. Cahaya dapat
mengalami polarisasimenunjukkan bahwa cahaya termasuk gelombang transversal. Pada cahaya tidak
terpolarisasi, medan listrik bergetar ke segala arah, tegak lurus arah rambat gelombang. Setelah mengalami
pemantulan atau diteruskan melalui bahan tertentu, medan listrik terbatasi pada satu arah. Polarisasi dapat
terjadi karena pemantulan pada cermin datar, absorpsi selektif dari bahan polaroid, dan bias kembar oleh kristal.
Cahaya termasuk gelombang transversal yang dapat mengalami polarisasi.
1. Polarisasi karena Pembiasan dan Pemantulan
Polarisasi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan transparan akan maksimum bila sinar pantul tegak lurus
terhadap sinar bias. Sudut datang dan sudut pantul pada saat polarisasi maksimum disebut sudut Brewster atau
sudut polarisasi ( ip ).

Polarisasi
Arah sinar pantul ( ip ) tegak lurus dengan sinar bias ( r ' ), maka berlaku:
n = tan ip
dengan:
n = indeks bias relatif bahan polarisator terhadap udara
ip = sudut pantul
2. Polarisasi karena Pembiasan Ganda (Bias Kembar)
Bias ganda merupakan sifat yang dimiliki beberapa kristal tertentu (terutama kalsit) untuk membentuk dua sinar
bias dari suatu sinar datang tunggal. Sinar bias (ordinary ray) mengikuti hukum-hukum pembiasan normal.
Sinar bias lain, yang dinamakan sinar luar biasa (extraordinary ray), mengikuti hukum yang berbeda. Kedua
sinar tersebut bergerak dengan kelajuan yang sama, di mana cahaya sinar biasa terpolarisasi tegak lurus
terhadap cahaya sinar luar biasa.
3. Polarisasi karena Absorpsi Selektif
Cahaya yang terpolarisasi bidang bisa diperoleh dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan menggunakan
bahan bias ganda yang disebut polaroid. intensitas terpolarisasi bidang yang ditransmisikan oleh alat polarisasi
adalah:I = I0 cos2 θ
dengan I 0 adalah intensitas datang.

Perubahan intensitas cahaya dari cahaya tidak terpolarisasi menjadi cahaya terpolarisasi
Alat polarisasi menganalisis untuk menentukan apakah cahaya terpolarisasi dan untuk menentukan bidang
polarisasi adalah polaroid. Cahaya yang tidak terpolarisasi terdiri atas cahaya dengan arah polarisasi (vektor
medan listrik) yang acak, yang masing-masing arah polarisasinya diuraikan menjadi komponen yang saling
tegak lurus. I = 1/2 I0

4. Polarisasi karena Hamburan


Hamburan didefinisikan sebagai suatu peristiwa penyerapan dan pemancaran kembali suatu gelombang cahaya
oleh partikel. Fenomena yang menerapkan prinsip ini antara lain warna biru pada langit dan warna merah yang
terlihat ketika Matahari terbenam.
Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi bergantung pada panjang gelombang ( λ ). Untuk partikel- artikel
dengan panjang gelombang yang jauh dari panjang gelombang cahaya, misalnya molekul udara, hal itu tidak
menjadi rintangan yang terlalu besar bagi λ yang panjang dibandingkan dengan λ yang pendek. Penghamburan
yang terjadi berkurang menurut .

Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi.


Matahari memberikan sinar putih yang dihamburkan oleh molekul udara ketika memasuki atmosfer bumi. Sinar
biru dihamburkan lebih banyak daripada warna lain, sehingga langit tampak berwarna biru. Ketika Matahari
terbenam, berada di kerendahan langit, cahaya dari akhir spektrum biru dihamburkan. Matahari terlihat
berwarna kemerahan karena warna dari akhir spektrum lewat ke mata kita, tetapi warna biru lolos. Proses
penghamburan yang terjadi menjelaskan polarisasi cahaya langit.
1. Seberkas sinar monokromatis dengan panjang gelombang 5.000 Ǻ tiba tegak lurus pada kisi. Jika spektrum
orde kedua membentuk sudut 300, jumlah garis per cm kisi adalah...

A. 2000 goresan

B. 4000 goresan
C. 5000 goresan
D. 20.000 goresan
E. 50.000 goresan

Pembahasan

1/N sin θ = n . λ

1/N . 0,5 = 2 . 5 . 10-7 m


1/N = 20 . 10-7 m
N = (107 / 20) garis/m = 5 . 105 garis /m = 5000 garis / cm

2. Dua keping polarisator disusun sejajar dengan sumbu transmisi yang sejajar pula. Cahaya alami (tak
terpolarisasi) yang masuk ke susunan polarisator itu akan mengalami penurunan intensitas sebanyak 75% bila
polarisator yang kedua diputar … derajat. 
A. 30
B. 37
C. 45
D. 53
E. 60

Pembahasan 
Ada cahaya alami yang belum terpolarisasi dilewatkan melalui polarisator, maka bidang getar yang keluar dari
bidang polarisator tersebut akan sejajar dengan sumbu transmisi polarisator dan Intensitasnya berkurang
menjadi 1/2 dari Intensitas awal.

Polarisator berikutnya diputar sehingga membentuk sudut tertentu sehingga..

2. Seberkas sinar monokromatis dengan panjang gelombang 5.000 Å tiba tegak lurus pada kisi. Jika
spektrum orde kedua membentuk sudut deviasi 30°, jumlah garis per cm kisi yaitu …. 

A. 2.000 goresan

B. 4.000 goresan
C. 5.000 goresan
D. 20.000 goresan
E. 50.000 goresan

Pembahasan

Orde kedua, m = 2
sebab d = 1/n maka

Anda mungkin juga menyukai