KARAKTERISTIK GELOMBANG
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menganalisis karakterisitik gelombang Mengidentifikasi gejala gelombang (pemantulan,
mekanik pembiasan, difraksi dan interferensi, dan polarisasi) dalam
kehidupan sehari-hari
Menganalisis gelombang transversal, gelombang,
longitudinal, hukum pemantulan, pembiasan, difraksi,
interferensi
Mengeksplorasi penerapan gejala pemantulan, pembiasan,
difraksi dan interferensi dalam kehidupan sehari-hari
Membuat kesimpulan tentang karakteristik gelombang
4.8 Melakukan percobaan tentang salah Melakukan percobaan tentang salah satu karakteristik
satu karakteristik gelombang mekanik gelombang mekanik
berikut presentasi hasilnya Mempresentasikan hasil percobaan tentang gelombang
Pengertian Gelombang
Gelombang merupakan getaran yang merambat dengan membawa energi tanpa membawa partikel medium
perambatan. Berbeda dengan getaran yang hanya bergetar bolak balik tanpa merambat.
Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang
menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang.
Karakteristik Gelombang Mekanik
Ciri-ciri atau karakteristik gelombang mekanik diantaranya yaitu gelombang mekanik memerlukan alat atau
perantara untuk berpindah. Gelombang ini memiliki panjang gelombang, periode gelombang, frekuensi
gelombang, dan cepat rambat gelombang.
Panjang gelombang yang dihasilkan gelombang transversal dan gelombang terpolarisasi sangat berbeda.
Panjang gelombang transversal dapat diukur dari bukit, puncak dan dasar gelombang. Periode gelombang
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah
gelombang yang dihasilkan tiap detik. Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang
penuh tiap detik.
Jenis-Jenis Gelombang Mekanik
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan menjadi 2 yaitu :
Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah jenis gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya.
Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang permukaan air,
gelombang geser dan lain sebagainya.
Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah jenis gelombang yang memiliki arah rambat sejajar dengan arah getarnya.
Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinky, gelombang bunyi di udara, gelombang pada
pegas dan lain sebagainya.
Tentukan:
Periode gelombang
Frekuensi gelombang
Cepat rambat gelombang
Jawab:
Diketahui
t = 8s
n = 2 kali
λ = 4 cm
Penyelesaian
T = t/n
T = 8/2
T = 4s
Jadi periode gelombang tersebut adalah 4s
f = 1/T
f=¼
f = 0.25 Hz
Jadi frekuensi gelombang tersebut adalah 0.25Hz
V = λf = λ/T
V = 4 0.25
V = 1 cm/s SOAL
V = 0.01 m/s
Jadi cepat rambat gelombang tersebut adalah 0.01 m/s atau 1cm/s
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan gambar yang dimaksud dengan satu getaran penuh adalah jarak tempuh ….
a. P – Q – R
b. P – Q – R – P
c. Q – R – Q – P
d. P – Q – R – Q – P
e. R – P – Q – R – Q
14. Contoh gelombang longitudinal adalah ….
a. gelombang TV
b. gelombang radio
c. gelombang bunyi
d. gelombang tali
e. gelombang sinar-X
15. Sebuah sumber bunyi bergerak dengan kecepatan menjauhi seorang pendengar yang diam. Jika frekuensi
sumber bunyi 800 Hz sedangkan frekuensi yang terdengar Salim 680 Hz. Cepat rambat bunyi di udara 340
m/s maka kecepatan sumber bunyi adalah….
a. 30 m/s
b. 40 m/s
c. 50 m/s
d. 60 m/s
e. 70 m/s
16. Andi mengetarkan tali sehingga berbentuk gelombang. Frekuensinya adalah 5 Hz, gelombang merambat
dengan kecepatan 20 cm/s ke arah kanan dan mempunyai amplitudo 6 cm. Persamaan gelombang yang
merambat pada tali adalah ….
a. y=0,06 cos(40 πt +50 πx )
b. y=0,06 cos 2 π (5 t −25 x)
c. y=6 cos π (10 t−25 x )
d. y=6 sin 2 π ( 10t +25 x )
e. y=0,06 sin π (10 t +25 x)
17. Salah satu manfaat gelombang ultrasonik di bidang metalurgi adalah ….
a. mendeteksi adanya kebocoran pipa
b. permeriksaan USG (ultrasonografi)
c. mendeteksi kedalaman laut
d. membawa informasi ke tempat-tempat terjauh di permukaan bumi
e. menjadi sarana dari binatang-binatang untuk berkomunikasi
18. Sebuah pegas berosilasi 32 kali selama 16 sekon. Frekuensi pada pegas adalah….
a. 0,5 Hz
b. 1 Hz
c. 2 Hz
d. 3 Hz
e. 4 Hz
19. Hubungan yang benar antara frekuensi dan periode adalah ….
1
a. T =
2f
f
b. T =
2
1
c. f =
2T
T
d. f =
2
1
e. f =
T
20. Satu rapatan gelombang sama dengan ….
a. 0,5𝜆
b. 0,75𝜆
c. 𝜆
d. 1,5𝜆
e. 2𝜆
GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STASIONER
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis besaran-besaran Memahami gelombang berjalan melalui pengamatan demonstrasi
fisis gelombang berjalan dan menggunakan slinki/ tayangan video/animasi
gelombang stasioner pada Menganalisis persamaan-persamaan gelombang berjalan
berbagai kasus nyata Menganalisis persamaan-persamaan gelombang stasioner
4.9 Melakukan percobaan Melakukan percobaan Melde untuk menemukan hubungan cepat
gelombang berjalan dan rambat gelombang dan tegangan tali secara berkelompok
gelombang stasioner, beserta Menganalisis hasil percobaan Melde untuk menemukan hubungan
presentasi hasil percobaan dan cepat rambat gelombang dan tegangan tali.
makna fisisnya Membuat laporan tertulis hasil praktikum dan
mempresentasikannya
Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya tetap pada setiap titik yang
dilewatinya. Simpangan pada gelombang berjalan adalah sebagai berikut:
Di mana
Keterangan:
Y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
ω = frekuensi sudut
k = bilangan gelombang
x = jarak titik ke sumber (m)
t = waktu (s)
Tanda ± berlaku:
+ Jika gelombang merambat ke kanan dan titik asal 0 bergetar ke atas
- Jika gelombang merambat ke kiri dan titik asal 0 bergetar ke bawah
Gelombang Berdiri/Stasioner
Gelombang stasioner merupakan perpaduan dua gelombang yang mempunyai frekuensi, cepat rambat,
dan amplitudo yang sama besar namun merambat dalam arah yang berlawanan.
Gelombang berdiri atau gelombang stasioner merupakan gelombang yang amplitudonya berubah-
ubah, nilainya mulai dari nol hingga mencapai nilai maksimum tertentu.
Contoh peristiwa gelombang berjalan dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada seutas tali yang salah satu
ujungnya diikatkan ke suatu tiang dan ujung lainnya digerakkan ke atas dan ke bawah. Gelombang tali
akan merambat dari ujung tali yang digetarkan ke ujung tali yang terikat, kemudian akan dipantulkan
kembali ke arah semula. Gelombang datang dan gelombang pantul saling berinterferensi sehingga
disebut sebagai gelombang berdiri.
Gelombang berdiri terdiri dari simpul dan perut.
Simpul adalah tempat kedudukan titik yang amplitudonya minimum, sedangkan perut adalah tempat
kedudukan titik yang amplitudonya maksimum pada suatu gelombang.
Gelombang berdiri dibagi menjadi dua yaitu:
1. Ujung bebas
Gelombang berdiri pada ujung bebas memiliki fase gelombang datang sama dengan gelombang pantul.
Ujung pemantul dapat bergerak bebas naik atau turun mengikuti arah getar gelombang datang. Besar
simpangannya adalah
2. Ujung terikat
Gelombang berdiri dengan ujung terikat memiliki sudut fase gelombang datang dan gelombang pantul
yang berbeda besar radiannya. Ujung pemantul tidak dapat bergerak bebas mengikuti arah getar gelombang
Gelombang berdiri ujung terikat (sumber: fisikon.com)
Seutas tali panjangnya 3 m dengan ujung ikatannya dapat bergerak dan ujung lainnya digetarkan dengan
frekuensi 8 Hz sehingga gelombang merambat dengan kelajuan 3 m/s. Jika diketahui amplitudo gelombang
adalah 20 cm, tentukanlah persamaan simpangan superposisi gelombang di titik P yang berjarak 1 meter dari
ujung pemantulan!
Diketahui:
l=3m
f = 8 Hz
v = 3 m/s
A = 20 cm = 0,2 m
x=1m
Ditanya: y?
Jawab:
Frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih besar dari pada frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber
dan pendengar semakin dekat. Sebaliknya, frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih kecil dari pada
frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber dan pendengar semakin jauh.
Secara matematis, frekuensi yang diterima pendengar memenuhi persamaan:
Keterangan:
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)
fs = frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber (Hz)
V = cepat rambat bunyi (m/s)
Vp= kecepatan pendengar (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Dari persamaan tadi, Vp dan Vs dapat bernilai positif atau negatif dengan ketentuan sebagai berikut:
a.Jika sumber bunyi atau pendengar tidak bergerak (diam) nilai dan selalu sama dengan nol.
b.Nilai positif jika pengamat mendekati sumber. Sebaliknya, bernilai negatif jika pengamat menjauhi sumber.
c.Nilai positif jika sumber menjauhi pengamat. Sebaliknya, bernilai negatif jika sumber mendekati pengamat.
G. Fenomena Dawai dan Pipa Organa
a. Dawai
Seutas dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat jika digetarkan akan membentuk gelombang stasioner.
Getaran ini akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, bergantung pada jumlah gelombang yang terbentuk
pada dawai tersebut. Pola gelombang stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama
( harmonik kedua), dan nada atas kedua (harmonik ketiga) adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini:
Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang yang terbentuk pada dawai. Berdasarkan
gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua berturut- turut 2L, L,
dan 2/3L. Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan:
λn= 2L/(n+1)
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan:
keterangan :
fn = frekuensi nada ke- n (Hz)
v = cepat rambat gelombang dalam dawai,
L = panjang dawai
Nilai n = 0, 1, 2, …, yaitu bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan
seterusnya.
Kecepatan rambat gelombang pada tali (dawai) memenuhi persamaan:
Menurut Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Panjang dawai, semakin pendek dawai semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
b. Tegangan dawai, semakin tegang dawai, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
c. Massa jenis bahan dawai, semakin besar massa jenis bahan dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
d. Penampang dawai, semakin besar luas penampang dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
Contoh Soal:
Dawai sepanjang 20 cm memiliki massa 20 gr. Jika ujung- ujung dawai diikat sehingga memiliki tegangan 30
N, maka tentukan: Panjang gelombang pada nada atas keduanya.
Penyelesaian:
l = 60 cm = 0,6 m
m = 20 gr = 2 x 10-2 kg
F = 30 N
n = 2,
λ2=⋯?
λ2= 2L/(n+1)= (2 .0,6 m)/(2+1)= (1,2 m)/3 = 0,4 m
b. Pipa organa
Resonansi adalah bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar. Contohnya peristiwa pada saat gitar
dipetik, udara yang ada dalam ruangan pada bagian gitar tersebut turut bergetar dengan frekuensi uang sama
dengan frekuensi getaran dawai. Resonansi menghasilkan pola gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan
simpul gelombang dengan panjang gelombang tertentu.
Contoh lain peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Ada dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka
dan pipa organa tertutup.
1) Pipa organa terbuka
Apabila pipa organa ditiup maka udara- udara dalam pipa akan bergetar sehingga
menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal.
Pola gelombang stasioner yang terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan
nada atas kedua adalah seperti pada gambar dibawah ini. (Prinsip)
Pola nada berikutnya merupakan penambahan setengah gelombang dari pola sebelumnya dengan panjang pipa
tetap.
Dari gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas kedua berturut- turut 2 L,
L , dan 2/3 L. Sama dengan pada adawai, ketiga panjang gelombang ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
λn= 2L /(n+1)
2) Pipa organa tertutup
Pola gelombang pada pipa organa tertutup adalah :
Dari gambar diatas. Panjang gelombang nada dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua berturut- turut 4L,
4/3 L, dan 4/5 L. Secara umum diperoleh :
λn= 4L/(2n+1)
H. Intensitas dan Taraf Intensitas
a.Intensitas bunyi
Intensitas bunyi adalah daya rata- rata per satuan luas yang datang tegak lurus arah rambatan. Gelombang
merupakan rambatan energi getaran. Jika ada gelombang tali berarti energinya dirambatkan melalui tali
tersebut. Bunyi di rambatkan dari sumber ke pendengar melalui udara. Yang menarik bahwa bunyi disebarkan
dari sumber ke segala arah.
Jika seseorang berdiri berjarak R dari sumber akan mendengar bunyi maka bunyi itu telah tersebar membentuk
luasan bola dengan jari- jari R. Berarti energi yang diterima pendengar itu tidak lagi sebesar sumbernya.
Sehingga dapatlah dihitung besarnya intensitas bunyi tersebut. Secara matematis dapat dituliskan :
keterangan :
I = intensitas bunyi (W/ m2)
P = daya sumber bunyi
A = luas (m2)
Jika sumber bunyi memancarkan bunyi secara isotropik (menyebar ke segala arah sama rata), luas yang
dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu:
keterangan :
TI = taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengar (10-12 watt/m2)
Titik P dan Q berturut-turut berjarak 4 m dan 6 m dari sebuah sumber bunyi yang sedang bekerja. Jika bunyi
yang dihasilkan sumber bunyi tersebut sampai di P dan Q dengan intensitas berturut-turut sebesar I P dan IQ,
perbandingan IP dan IQ adalah ….
A. 2 : 1
B. 2 : 3
C. 3 : 2
D. 4 : 9
E. 9 : 4
JAWAB
Intensitas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
E. 9 : 4
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran intensitas bunyi dari jarak tertentu terhadap sumber bunyi.
Jarak (m) Intensitas (W/m2)
1 128,0
2 32,0
3 14,2
4 …..
Dari data tersebut di atas, intensitas bunyi pada jarak 4 m dari sumber bunyi adalah ….
A. 8,0 W/m2
B. 7,1 W/m2
C. 3,6 W/m2
D. 1,6 W/m2
E. 0,9 W/m 2
JAWAB
Intensitas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, sehingga..
A. 8,0 W/m2
Suatu mesin menghasilkan bunyi dengan taraf intensitas bunyi sebesar 30 dB. Dua mesin identik yang sedang
bekerja bersama menghasilkan intensitas bunyi sebesar ….
A. 2 x 10-9 W/m2
B. 4 x 10-9 W/m2
C. 6 x 10–9 W/m2
D. 8 x 10-9 W/m2
E. 9 x 10-9 W/m-2
JAWAB
Intensitas berbanding lurus dengan jumlah sumber bunyi.
30 dB => 10 W/m
-9 2
TRIK CERDAS
Jumlah sumber bunyi 2 kali lebih banyak berarti intensitasnya di kali 2 sehingga hasilnya
adalah.. 2 x 10-9 W/m2
Jadi jawaban yang benar adalah
A. 2 x 10-9 W/m2
interferensi cahaya
nterferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi terjadi jika
terpenuhi dua syarat berikut ini.
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama.
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi terjadi jika
terpenuhi dua syarat berikut ini.
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama.
1. Interferensi Celah Ganda
Fenomena interferensi cahaya ditunjukkan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas cahaya
yang melalui celah S1 dan S2 berasal dari celah sempit S0, tampak pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1 : Diagram percobaan celah ganda Young.
Jika berkas cahaya melalui S1 dan S2 , maka celah tersebut ( S1 dan S2 ) akan berfungsi sebagai sumber cahaya
baru dan menyebarkan sinarnya ke segala arah. Apabila cahaya dari celah S1 dan S2berinterferensi , maka akan
terbentuk suatu pola interferensi. Pola interferensi tersebut dapat ditangkap pada layar berupa pola garis terang
dan gelap. Interferensi dapat terjadi karena adanya beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2 . Jika jarak antara
kedua celah (d), jauh lebih kecil daripada jarak celah terhadap layar, l (d << l ), maka beda lintasan pada titik
sembarang P adalah S2 P – S1 P = d sin θ .
a) Interferensi Maksimum
Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi maksimum dan
terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda, interferensi ini akan terjadi apabila kedua gelombang memiliki
fase yang sama (sefase), yaitu apabila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada
tempat yang sama selama osilasi pada saat yang sama.
Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan persamaan:
n . λ = d . sin θ
Karena l >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan
Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap berurutan dapat dikatakan nilai Δn = 1 , sehingga jarak antara dua
garis terang maupun jarak antara dua garis gelap berurutan dapat diperoleh dengan persamaan:
3. Cincin Newton
Cincin Newton adalah pola interferensi yang terbentuk oleh sebuah lensa yang sedikit cembung yang diletakkan
di atas sebuah keping gelas datar. Bila cahaya monokromatik dipantulkan oleh kedua permukaan yang
berdekatan ke mata pengamat dengan sudut tertentu, titik singgung lensa akan terlihat sebagai sebuah lingkaran
gelap dikelilingi sederet cincin terang dan gelap.
Pola interferensi cincin Newton ini terjadi jika cahaya dengan panjang gelombang λ , datang dari atas dengan
arah tegak lurus. Jika R adalah jari-jari kelengkungan lensa dan r adalah jari-jari kelengkungan gelap dan terang
hasil interferensi, maka akan terjadi hal-hal berikut ini.
Polarisasi
Arah sinar pantul ( ip ) tegak lurus dengan sinar bias ( r ' ), maka berlaku:
n = tan ip
dengan:
n = indeks bias relatif bahan polarisator terhadap udara
ip = sudut pantul
2. Polarisasi karena Pembiasan Ganda (Bias Kembar)
Bias ganda merupakan sifat yang dimiliki beberapa kristal tertentu (terutama kalsit) untuk membentuk dua sinar
bias dari suatu sinar datang tunggal. Sinar bias (ordinary ray) mengikuti hukum-hukum pembiasan normal.
Sinar bias lain, yang dinamakan sinar luar biasa (extraordinary ray), mengikuti hukum yang berbeda. Kedua
sinar tersebut bergerak dengan kelajuan yang sama, di mana cahaya sinar biasa terpolarisasi tegak lurus
terhadap cahaya sinar luar biasa.
3. Polarisasi karena Absorpsi Selektif
Cahaya yang terpolarisasi bidang bisa diperoleh dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan menggunakan
bahan bias ganda yang disebut polaroid. intensitas terpolarisasi bidang yang ditransmisikan oleh alat polarisasi
adalah:I = I0 cos2 θ
dengan I 0 adalah intensitas datang.
Perubahan intensitas cahaya dari cahaya tidak terpolarisasi menjadi cahaya terpolarisasi
Alat polarisasi menganalisis untuk menentukan apakah cahaya terpolarisasi dan untuk menentukan bidang
polarisasi adalah polaroid. Cahaya yang tidak terpolarisasi terdiri atas cahaya dengan arah polarisasi (vektor
medan listrik) yang acak, yang masing-masing arah polarisasinya diuraikan menjadi komponen yang saling
tegak lurus. I = 1/2 I0
A. 2000 goresan
B. 4000 goresan
C. 5000 goresan
D. 20.000 goresan
E. 50.000 goresan
Pembahasan
1/N sin θ = n . λ
2. Dua keping polarisator disusun sejajar dengan sumbu transmisi yang sejajar pula. Cahaya alami (tak
terpolarisasi) yang masuk ke susunan polarisator itu akan mengalami penurunan intensitas sebanyak 75% bila
polarisator yang kedua diputar … derajat.
A. 30
B. 37
C. 45
D. 53
E. 60
Pembahasan
Ada cahaya alami yang belum terpolarisasi dilewatkan melalui polarisator, maka bidang getar yang keluar dari
bidang polarisator tersebut akan sejajar dengan sumbu transmisi polarisator dan Intensitasnya berkurang
menjadi 1/2 dari Intensitas awal.
2. Seberkas sinar monokromatis dengan panjang gelombang 5.000 Å tiba tegak lurus pada kisi. Jika
spektrum orde kedua membentuk sudut deviasi 30°, jumlah garis per cm kisi yaitu ….
A. 2.000 goresan
B. 4.000 goresan
C. 5.000 goresan
D. 20.000 goresan
E. 50.000 goresan
Pembahasan
Orde kedua, m = 2
sebab d = 1/n maka