DUSUN CIDAHON
DESA KERTAMUKTI
KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Untuk selanjutnya Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu dapat
diproses, terlampir sebagai bahan pertimbangan
Mengetahui/Menyetujui :
KEPALA DINAS KEHUTANAN
PROVINSI JAWA BARAT
ii
KATA PENGANTAR
Dwi Hermawan
Direktur
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II. RENCANA USAHA........................................................................................5
BAB III. PENUTUP.....................................................................................................8
iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan sumberdaya alam yang memberikan manfaat besar bagi
kesejahteraan manusia, baik manfaat tangible yang dirasakan secara langsung,
maupun intangible yang dirasakan secara tidak langsung. Manfaat langsung
seperti penyediaan kayu, satwa dan hasil tambang. Sedangkan, manfaat tidak
langsung seperti manfaat rekreasi, perlindungan, pengaturan tata air, dan
pencegahan erosi. Dalam mengiringi dinamika pembangunan Indonesia, peran
kawasan hutan menjadi penting dalam mendukung peningkatan ekonomi bangsa.
Kayu merupakan hasil hutan komersial paling dominan yang digunakan di
berbagai industri. Sehingga, industri berbasis kayu merupakan bagian penting
dalam sektor kehutanan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian
Indonesia. Perkembangan pembangunan kehutanan menuntut untuk
memperhatikan dan memperhitungkan keberadaan kayu rakyat yang berasal dari
lahan hutan rakyat. Dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari hutan
dan kawasan hutan bagi kesejahteraan rakyat, maka pada prinsipnya semua hutan
dan kawasan hutan dapat dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan sifat,
karakteristik dan kerentanannya, serta tidak dibolehkan mengubah fungsi
utamanya.
Industri Primer Hasil Hutan Kayu merupakan pengolahan kayu bulat dan/atau
kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam
upaya pembangunan industri primer hasil hutan kayu, sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.1/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/1/2019 harus mendapatkan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu
(IUIPHHK) yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan/Gubernur. Izin tersebut yakni digunakan untuk mengolah kayu bulat
dan atau kayu bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis produk (kayu gergajian)
pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat
yang berwenang. Untuk membangun sebuah Usaha Industri Primer Hasil Hutan
Kayu harus sesuai dengan kebijakan atau dasar hukum dalam mekanisme
perizinannya. Khusus perizinan di bidang industri kehutanan, pedoman yang harus
dilakukan dalam keseluruhan proses perizinan (persyaratan dan mekanisme)
IUIPHH sebagaimana diatur dalam Permen LHK Nomor
P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2019.
B. Dasar Hukum
2
SETJEN/2015 tentang Hutan Hak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1025);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.85/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2016 tentang Pengangkutan Hasil Hutan
Kayu Hasil Budidaya yang Berasal dari Hutan Hak (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1765) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.48/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.85/MENLHK/SETJEN/KUM-1/11/2016 tentang Pengangkutan Hasil Hutan
Kayu Hasil Budidaya yang Berasal dari Hutan Hak (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1130);
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.48/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.85/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2016 tentang Pengangkutan Hasil Hutan
Kayu Budidaya Yang Berasal Dari Hutan Hak;
11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/MIND/PER/7/2017 tentang
Besaran Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Investasi untuk Klasifikasi Usaha
Industri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1089);
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi secara Elektronik Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 927);
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2019 tentang Izin Usaha Industri
Primer Hasil Hutan;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu (Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 7 Seri E);
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4
Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lambaga
Lain Provinsi Jawa Barat (Lembaga Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Nomor 4 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
164).
3
Maksud :
Memiliki izin operasional untuk melakukan kegiatan usaha bidang industri primer
hasil hutan kayu.
Tujuan :
1. Meningkatkan nilai tambah hasil hutan,
2. Mewujudkan industri yang efisien, produktif dan berdaya saing tinggi,
3. Menggunakan bahan baku secara efisien,
4. Mencipatakan lapangan kerja,
5. Perbaikan tata kelola kehutanan,
6. Mengamankan sumber bahan baku dalam rangka pengelolaan hutan lestari.
4
Nama Perusahaan : PK. WANJAYA ABADI
NIK untuk perorangan : 3603282403800002
Akta Pendirian : -
Penanggungjawab Usaha : Dwi Hermawan
NIK Penanggungjawab Usaha : 3603282403800002
Alamat Kantor Badan Usaha : CIDAHON. RT/RW 02/06 Desa.
Kertamukti Jln Raya Keusik Luhur
Kabupaten Pangandaran
NPWP : 25.760.897.6-426.000
B. Rencana Kegiatan/Usaha
1. Jenis Industri, Ragam Produk, dan Kapasitas Izin Produksi
Kapasitas Produksi per
No. Jenis Industri Ragam Produk Satuan
Tahun
Penggergajian
1. Kayu Gergajian M3
Kayu
2. Rencana Investasi
(rencana investasi dalam rupiah diperinci tanah; bangunan, alat dan mesin;
modal kerja dapat terdiri dari bahan baku, upah dan lainnya; dan modal yang
dapat terdiri dari modal sendiri dan pinjaman. Untuk IPHH penggergajian kayu
kapasitas produksi sampai dengan 2.000 meter kubik per tahun dan arang kayu
kapasitas produksi sampai dengan 2.000 meter kubik per tahun diluar tanah
dan bangunan).
Rencana Investasi Keterangan
a. Modal tetap :
Tanah Rp. 0 Sewa
Bangunan Rp. 50.000.000
Mesin/Peralatan Rp. 50.000.000
Dan Lain-lain Rp.
b. Modal Kerja :
Bahan Baku untuk 510
Rp. 260.000.000
m3 per bulan
Upah Rp. 40.000.000
Dan lain-lain Rp.
c. Sumber Pembiayaan :
Modal sendiri Rp. 200.000.000
Pinjaman Rp. 200.000.000
TOTAL NILAI
Rp. 400.000.000
INVESTASI
5
3. Rencana Penggunaan Mesin Utama Produksi
Waktu Hari
Spesifikasi Frekuensi
Jenis Kapasitas Kerja
Teknis dan Shif Kerja
No. Mesin Produksi/Jam Efektif
Tahun Dalam
Utama ( m3 per jam) Dalam
Pembuatan Satu Hari
Satu Bulan
Bandsaw 36 /
1. Dongfang 0,75/Jam 1 25
2010
Bandsaw 36 /
2. Dongfang 0,75/Jam 1 25
2010
Bandsaw 36 /
3. Dongfang 0,75/Jam 1 25
2010
# Spesifikasi teknis misalnya : untuk jenis bandsaw spesifikasinya ukuran
diameter roda pemutar pita gergaji 36 inch, untuk jenis rotary dengan
spesifikasi 9 feet, dll .
6
#dalam hal menggunakan bahan baku hutan hak/hutan rakyat/perkebunan
rakyat, kolom pemilik sumber bahan baku dapat diisi dengan nama
lokasi/kabupaten asal sumber bahan baku.
7
(Izin Lingkungan/Perubahan izin Lingkungan/SPPL)*
Dwi Hermawan
Direktur