1
alami, Tuhan Allah hadir menyatakan kasih dan pertolongan-Nya kepada
kita, umat-Nya.
Disamping tema masa Adven dan masa Natal, pada tanggal 11 Desember
2022, kita juga memperingati HUT GKJW ke-91 dengan tema:
“Allah Berkarya dan Menyatakan Kasih Karunia-Nya melalui GKJW.”
Sepanjang perjalanan GKJW hingga usia 91 tahun, Tuhan Allah senantiasa
menyertai dan menyatakan kasih karunia-Nya kepada GKJW. GKJW dipimpin,
diterangi, dan diperlengkapi menjadi gereja yang tangguh, gereja yang
terus bertumbuh dan berbuah di tengah dunia. Sekalipun GKJW harus
menghadapi berbagai tantangan, percobaan, dan pergumulan sampai saat
ini, namun GKJW tetap diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Tuhan
untuk menghadapi dan menemukan jalan keluarnya. Kesemuanya itu
menunjukkan bahwa Tuhan Allah turut berkarya dan menyatakan kasih
2
karunia-Nya kepada GKJW tercinta. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk
ikut ambil bagian mewujudkan karya Tuhan Allah dan menyatakan kasih
karunia-Nya dalam berbagai bidang kehidupan, dimanapun kita berada agar
hidup kita senantiasa menjadi berkat bagi semua ciptaan-Nya.
Kini marilah kita merayakan Natal 2022 ini dengan penuh sukacita, seperti
orang-orang majus yang datang kepada Tuhan Yesus. “Ketika mereka
melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka
ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud
menyembah Dia.” (Matius 2:10-11). Mari kita datang kepada Tuhan,
menyambut kedatangan-Nya dengan sukacita dan penuh pengharapan
bahwa kasih karunia Allah senantiasa tercurah bagi kita. Selamat merayakan
Natal 2022. Tuhan Yesus memberkati kita.
3
II. DASAR KEGIATAN
4
III. ARAHAN KEGIATAN
1. IBADAH – IBADAH
Nama Kegiatan : Ibadah Perjamuan Kudus Masa Natal (Adven)
(Stola Putih)
Substansi : • Menghayati kasih dan karya Allah melalui
kelahiran Yesus Kristus ke dunia.
• Bersyukur dan bersukacita menyambut
kedatangan Tuhan Yesus dalam hidup manusia.
Waktu : Minggu, 04 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Sesuai dengan kalender MA, Perjamuan Kudus
Masa Natal (Adven) dilaksanakan setiap minggu
pertama bulan Desember.
• Tata Ibadah Perjamuan Kudus Masa Natal
(Adven) disediakan pada buku panduan ini.
Disediakan juga Tata Panembah Bujono Suci
Natal (Adven).
• Materi bacaan Alkitab dan khotbah
menggunakan Rancangan Khotbah GKJW, 04
Desember 2022.
5
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Bacaan Alkitab dan materi khotbah selama
Minggu Adven I - IV menggunakan Rancangan
Khotbah GKJW.
• Bilamana pada Minggu Adven I, Jemaat
melaksanakan Perjamuan Kudus warna stola yang
digunakan adalah warna putih.
• Demikian juga pada Minggu Adven III, bilamana
Jemaat melaksanakan Ibadah Syukur HUT GKJW,
warna stola yang digunakan adalah warna putih.
6
Nama Kegiatan : Ibadah Malam Natal (Stola Putih)
Substansi : • Mengenang dan menghayati peristiwa kelahiran
Yesus Kristus ke dunia.
• Menyambut kedatangan Tuhan Yesus di tengah-
tengah persekutuan umat Tuhan.
Waktu : Sabtu, 24 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Malam Natal disediakan pada buku
panduan ini.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab Ibadah Malam
Natal menggunakan Rancangan Khotbah GKJW.
7
Nama Kegiatan : Ibadah Tutup Tahun (Stola Putih)
Substansi : • Menutup rangkaian kegiatan tahun 2022.
• Mensyukuri hidup dan waktu pemberian Tuhan di
sepanjang tahun 2022.
Waktu : Sabtu, 31 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Tutup Tahun disediakan pada buku
panduan ini.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab pada Ibadah
Tutup Tahun menggunakan Rancangan Khotbah
GKJW
2. AKSI NATAL
Nama Kegiatan : Aksi Natal
Substansi : Kepedulian kepada saudara yang membutuhkan/
kekurangan di sekitar kita.
Waktu : Selama Masa Natal
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Yang dimaksudkan Aksi Natal adalah kegiatan
kepedulian warga jemaat dan majelis jemaat
untuk berbagi dengan saudara yang
membutuhkan/ kekurangan.
• Misalnya: selama masa Adven dan Natal,
sebagian uang yang biasanya dipergunakan
untuk membeli makanan kesukaan atau barang
yang diinginkan, disisihkan dan ditabung untuk
kemudian dikumpulkan pada saat Natal.
• Uang/ barang tersebut dikelola oleh Panitia Natal
Jemaat dan dipergunakan untuk mendukung Aksi
Natal bagi saudara yang membutuhkan/
kekurangan.
8
3. PERAYAAN NATAL
Nama Kegiatan : Perayaan Natal
Substansi : • Merayakan kelahiran Tuhan Yesus.
• Menghayati kasih dan karya keselamatan Allah
di dalam Tuhan Yesus.
Waktu : Menyesuaikan Jemaat Masing-masing
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Perayaan Natal di Jemaat atau wilayah atau
kelompok dapat dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan.
9
IV. MATERI PEMBINAAN WARGA JEMAAT
1. PENGANTAR
Natal berasal kata Natalis, Natus dari bahasa Latin, yang berarti kelahiran.
Pada hari Natal, seluruh umat Kristen di dunia merayakan Kelahiran Yesus
Kristus. Dalam kalender gerejawi, Masa Raya Natal dilangsungkan sekitar
masa yang ditetapkan sebagai waktu kelahiran Kristus, yaitu pada Bulan
Desember. Masa Raya Natal berlangsung selama tujuh minggu, yang terdiri
dari:
a. Empat minggu Adven
b. Natal, meliputi Malam Natal (24 Desember) dan Perayaan Natal
(25 Desember)
c. Minggu setelah Natal (Minggu Natal I), di dalamnya terdapat
Perayaan Tahun Baru atau nama Kudus Yesus (oktaf Natal)
d. Minggu II Natal, di dalam Minggu itu terdapat perayaan Epifani
(6 Januari)
e. Minggu Pembaptisan Tuhan.
10
Para penulis perjanjian baru awal seperti Markus dan Paulus sama sekali
tidak menuliskan tentang kelahiran Kristus. Tidak ada catatan sejarah bahwa
komunitas Kristen mula-mula merayakan perayaan kelahiran Kristus
tersebut. Kelahiran Kristus tidak menjadi perhatian utama bagi gereja mula-
mula. Karya, Kematian, dan Kebangkitan Kristus menjadi pusat kehidupan
beriman gereja Perdana.
Namun, bukan berarti komunitas orang percaya pada waktu itu sama sekali
menutup diskusi mengenai kelahiran Yesus. Dalam Injil, ditemukan kisah
kelahiran Yesus di dalam dua Injil, yaitu Lukas dan Matius, walaupun
keduanya menuliskannya tetapi dalam versi yang berbeda. Sebuah teks
Protevangelion of James (tahun 150-an), berbicara tentang hal tersebut.
Infancy Gospel of Thomas (yang sudah dikenal dan dikutip oleh Irenius dari
Lyon dalam salah satu tulisannya pada tahun 180-an, artinya sudah ditulis
sebelumnya) juga menceritakan tentang spekulasi tentang kelahiran Kristus
dan masa kecilnya.
Terlepas dari semua keberatan tersebut, ketika tahun 380-an, ketika Kaisar
Konstantin merayakan Natal pertama kali di Konstantinopel (Istambul), yang
ketika itu menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Baru, maka perayaan Natal
dirayakan di seluruh wilayah kekaisaran Romawi. Sejak itu Natal dirayakan
oleh seluruh umat Kristen pada tanggal 25 Desember. Pada pertengahan
abad ke-4 tersebut, tradisi Natal juga dilengkapi dengan tradisi Adven,
sebagai persiapan Masa Natal. Perayaan ini erat kaitannya dengan tradisi
sacred space (ruang sakral) tempat umat Kristen beribadah dan sacred
activities (aktivitas sakral) yang dihayati dan dilakukan sebagai tradisi di
ruang sakral tersebut.
13
Kaum puritan/ pietis pada tahun 1600-an menyatakan penentangan mereka
pada Natal (disebut sebagai War on Christmas). Mereka tetap menganggap
bahwa Natal berakar dari tradisi pagan (penyembah berhala). Sebagai
bentuk pertentangan tersebut. Beberapa pertentangan tersebut meliputi,
tetap bekerja ketika Natal, tidak datang ke gereja ketika Natal, kecuali jatuh
pada hari Minggu, dan mereka berkhotbah menentang perayaan Natal.
Namun seiring melemahkan gerakan pietisme pada tahun 1800-an, lebih
banyak komunitas Kristen yang merayakan Natal, hingga pada tahun 1870-
an, di Eropa dan Amerika, hari natal ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Tradisi tersebut ikut berkembang ke negara-negara kolonial Eropa,
termasuk di Indonesia. Berbagai tradisi dari budaya Eropa seperti Santo
Nicholas (Santa Claus), kado Natal, pohon terang, salju, berkumpul bersama
keluarga pada waktu Natal, turut mewarnai perayaan natal di berbagai
belahan dunia.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa perayaan Natal yang hari ini
dirayakan oleh seluruh umat Kristen di dunia mengalami dinamika,
percampuran budaya, pemaknaan, yang terus menerus terjadi. Umat Kristen
tidak lagi merayakan Natal dalam kaitannya dengan Sol Invictus, tetapi
semata-mata sebagai perayaan kelahiran Kristus. Walaupun demikian, jejak-
jejak pembauran beragam budaya tersebut masih bisa dilihat hingga saat
ini.
14
Kata Adven berasal dari kata Latin ad-venio atau adventus, yang
mengacu pada bahasa Yunani "parousia", yang berarti ‘kedatangan’
(arrival) atau ‘sedang datang’ (coming). Dalam kalender gerejawi, masa
Adven digunakan sebagai waktu penantian atas kedatangan Tuhan,
yaitu Yesus Kristus.
Walau Adven dan Paraosia memiliki arti yang sama, tetapi konotasinya
berbeda. Adven menekankan pada kedatangan Yesus yang pertama
sebagai Mesias penebus manusia, dengan kedatangan-Nya ke dunia,
dengan penderitaan-Nya, wafat dan kematian-Nya, sehingga kita layak
menjadi anak-anak Allah (Gal. 4:5). Parousia lebih menekankan pada
kedatangan-Nya yang kedua, dengan kebangkitan-Nya dan kenaikan-
Nya ke Sorga, duduk di sisi kanan Allah Bapa, dari situ Dia akan datang
kembali untuk mengadili semua orang, yang hidup dan yang mati (1 Ptr.
3:22, Kis.10:42).
Terkait ruang sakral ini, gereja awalnya merupakan gereja rumah, ketika
rumah digunakan sebagai tempat ibadah. Dalam tulisan Tertulianis
(Apol. 39.15), orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus awalnya
hidup dalam perburuan dan persekusi, mereka bertemu di ruang makan
sebuah keluarga. Gedung gereja belum ada hingga paling tidak tahun
165 (dari sumber Kristen The Martyrdom of Justin). Gedung gereja awal
ini disebut sebagai Domus Ecclesiae, sebuah rumah pertemuan bersama
untuk komunitas yang lebih besar. Salah satu alasan memperbesar
ruang pertemuan ini – selain untuk menampung lebih banyak orang –
adalah baptisan. Makan bersama bisa dilakukan di ruang makan, tetapi
baptisan membutuhkan ruangan yang lebih luas. Domus Ecclesiae
tersebut lantas berkembang lebih luas menjadi aula ecclesiae, ketika
ibadah tidak lagi diadakan di sebuah rumah, tetapi tempat yang
memang disediakan khusus sebagai tempat ibadah. Sebuah aula
ecclesiae memiliki dua bagian utama, tempat berkumpul yang berada di
depan dan tempat beribadah di bagian dalam. Dari sanalah pada abad
ke-4 mulai berkembang Basilika yang memiliki fungsi yang sama.
Bacaan Alkitab yang menuntun umat dalam masa Adven berpusat pada
tiga hal:
a. Yesaya, yang dipercayai sebagai nabi penghiburan dan harapan,
yang mewartakan kabar sukacita (bdk. Injil: kabar sukacita) untuk
orang-orang Israel yang menjadi budak di Babel dan menghimbau
mereka untuk terus berjaga-jaga (vigilant) dalam doa, sehingga bisa
mengenali tanda kedatangan Sang Mesias.
b. Yohanes Pembaptis, yang mendahului kedatangan Sang Mesias, nabi
yang hadir sebagai suara yang berseru di padang gurun, memanggil
orang untuk menerima baptisan pertobatan bagi pengampunan
dosanya (lih. Mikha 1).
c. Maria, yang mempersiapkan kelahiran Yesus, membimbing menuju
Betlehem. Maria adalah perempuan yang selalu berkata “Iya” kepada
Tuhan, berkebalikan dengan perempuan pertama, Hawa. Maria
adalah simbol perempuan yang mempercayakan dirinya pada
rencana Tuhan tanpa syarat. Karena itu, Maria menjadi model dan
17
inspirasi. Dari sanalah, Gereja Katolik, misalnya, memberikan
penghargaan besar pada sosok Maria.
18
Simbol-simbol Masa Adven
1. Warna Ungu
Simbol Adven paling utama adalah warna ungu yang digunakan baik
di stola, hiasan ruangan, dan lilin Adven. Warna ini sama dengan
warna yang digunakan pada masa pra paskah, karena Pra Paskah
dan Adven saling bercermin sebagai masa antisipasi. Warna ungu
adalah warna yang dipakai oleh Kristus dalam jubah-Nya ketika
disalibkan, sebagai simbol dari penebusan dosa (penance). Beberapa
gereja pada masa ini bahkan menghayati masa penebusan dengan
hanya memasang sedikit sekali ornamen dan hiasan gereja, bahkan
musik instrument tidak digunakan, kecuali untuk menjaga nada umat
dalam bernyanyi.
2. Lilin Adven
Lilin Adven berjumlah 4 buah, melambangkan minggu-minggu
Adven tersebut.
a. Minggu I melambangkan Harapan (tokoh yang diangkat adalah
Bapa Gereja). Lilin pertama pada minggu ini disebut sebagai Lilin
Nabi yang mengingatkan bahwa kedatangan Yesus sebagai
Mesias sudah diwartakan para nabi terdahulu.
b. Minggu II melambangkan Kesetiaan dan Cinta. Lilin kedua
disebut Lilin Betlehem yang memiliki arti bahwa Yesus Kritus
Sang Juru Selamat kita akan lahir di dalam hati kita.
c. Minggu III melambangkan Sukacita. Lilin ketiga disebut Lilin
Gembala karena kabar sukacita tentang kelahiran Yesus Kristus
pertama kali diberitahukan kepada orang-orang yang rendah hati
dan tulus. Beberapa gereja menggunakan lilin berwarna merah
muda atau ungu muda (mawar) pada minggu ini, karena minggu
ini disebut sebagai Gaudete Sunday (Gaudete berarti
kegembiraan, sukacita, rejoice), karena umat percaya berada di
tengah-tengah masa Adven yang berarti kedatangan Kristus
sudah dekat.
d. Minggu IV melambangkan Damai Sejahtera. Lilin keempat
disebut Lilin Para Malaikat yang melambangkan kebahagiaan dan
sukacita menyambut kedatangan Sang Juru Selamat.
19
Pada malam Natal, lilin ungu tersebut digantikan dengan lilin putih,
yang melambangkan Kristus, yang dinantikan telah datang.
3. Lingkaran Adven
Pada masa Adven beberapa gereja juga dapat membuat sebuah
lingkaran dari tumbuhan yang tidak termakan musim (misalnya
cemara). Dari sinilah sebenarnya asal usul tradisi pohon Natal atau
lingkaran tanaman yang dipasang di pintu pada waktu Natal dengan
cahaya berkelipan. Tradisi ini diduga bermula dari tradisi Jerman dan
negara-negara Skandinavia selama musim dingin sebelum
Kekristenan. Mereka membuat sebuah lingkaran dari tumbuhan pada
musim dingin di Bulan Desember yang gelap, sebagai simbol dari
harapan dan masa depan pada musim semi dengan cahaya matahari
yang hangat. Lingkaran tersebut diletakkan di sebuah permukaan
dengan cahaya lilin yang diletakkan di tengah, sebagai harapan
bahwa Tuhan sang terang, akan memutar roda dunia, sehingga
mereka kembali merasakan kehangatan. Pada abad-abad
pertengahan komunitas Kristen mengadopsi ini dengan memaknai
kehadiran Kristus sebagai terang yang datang ke dunia,
menyingkirkan kegelapan dosa, memancarkan kebenaran dan cinta
Tuhan (Yoh. 3:19-21).
4. Pujian Maranatha
Pujian sahutan jemaat pada masa Adven berbeda dengan masa-
masa liturgi yang lain (bukan Haleluya atau Hosiana/Hosana) tetapi
Maranatha (Bahasa Aram) yang berarti ‘Tuhan kami, datanglah!’
20
B. NATAL
Natal bukanlah perayaan Hari Kelahiran Yesus, tetapi perayaan Kelahiran
Yesus. Tanggal kelahiran Yesus secara persis, seperti penjelasan historis
di atas, tidak benar-benar diketahui. Karena itu Natal bukanlah
Perayaaan Hari Ulang Tahun Yesus, tetapi perayaan kedatangan Dia
yang telah dinantikan. Dia yang telah dinantikan tersebut
menggenapkan apa yang dipersiapkan dalam masa Adven: Harapan,
Kesetiaan, Cinta, Sukacita, dan Damai Sejahtera.
Kisah yang diceritakan pada Minggu Natal ini umumnya adalah kisah
para gembala (Luk. 2:13-14) yang bersukacita setelah menemukan
bayi Yesus di palungan. Mereka pulang dengan memuji dan
memuliakan Tuhan, menggambarkan para jemaat yang dipanggil
untuk menghayati sikap yang sama setelah berjumpa dengan Dia
yang telah dinantikan kedatangannya.
Selain beberapa perayaan dan simbol di atas, ketika Masa Natal, gereja-
gereja juga bisa menggunakan simbol Malaikat Natal. Malaikat ini adalah
Gabriel (Ibrani: Tuhan adalah kekuatanku). Gabriel yang terdapat dalam
kisah Natal diyakini adalah malaikat yang mengumumkan setelah tujuh
puluh kali tujuh masa, maka Israel dan Yerusalem akan dipulihkan dan
dibangun kembali. Kejahatan dan dosa akan berakhir, sampai kedatangan
seorang yang diurapi, seorang raja. Hal ini membunyikan tema yang
disampaikan dalam Lukas 1, ketika Gabriel juga datang kepada Zakharia
dan Maria untuk menubuatkan kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus.
Kegenapan janji Tuhan pada Daniel dan bangsanya di tengah pembuangan
karena kejahatan mereka, terwujud oleh kehadiran sang nabi dan Mesias
yang menyelamatkan mereka dari penderitaan.
22
V. TATA IBADAH
I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin
oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 85 : 1
Kusongsong Bagaimana
23
Kini marilah kita datang menghadap kepada Tuhan dengan hati yang
bersih, kita memenuhi undangan Tuhan, datang ke meja perjamuan-
Nya dengan penuh sukacita, karena Tuhan Allah berkenan menjadi
sama dengan kita, manusia.”
c. Majelis Pembuka Ibadah mengajak umat berdiri dan
menyanyikan KJ. 85 : 1, 2 Kusongsong Bagaimana
(Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah)
h. Pengutusan
“Saudara-saudara, marilah kita undur dari meja Perjamuan Tuhan
ini dengan sukacita, sambil mengingat firman Tuhan yang
demikian: “Akhirnya, saudara-saudara bersukacitalah, usahakanlah
dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati
sepikirlah kamu dan hiduplah dalam damai sejahtera, maka Allah,
27
sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” (2 Kor.
13:11).
7. Persembahan Syukur
a. Pemandu Persembahan membacakan nats pengantar
persembahan dari 1 Tawarikh 16:29
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan
PKJ. 148 : 1, 2 T’rima Kasih Ya Tuhanku
28
10. Berkat
P : “Allah Bapa Sang Pencipta senantiasa memberkati dan menyertai
engkau,
Tuhan Yesus Sang Juru Selamat senantiasa menyatakan kasih
dan karunia-Nya kepada engkau,
Roh Kudus Sang Terang Hidup senantiasa menguatkan,
memampukan, dan memberikan damai sejahtera kepada engkau,
kini dan selama-lamanya. Amin.”
U : Menyanyikan KJ. 474 : 1 Kepada-Mu Puji-pujian
29
TATA PANEMBAH BUJONO SUCI MANGSA NATAL (ADVEN)
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 04 DESEMBER 2022
I. PACAWISAN
1. Palados Pangabekti, Pinisepuh, lan Diaken Pasamuwan andum ayahan
kapimpin dening Koordinator Pangabekti.
2. Koordinator Pangabekti mimpin pandonga pacawisan lelados ing
pangabekti.
3. Ing wanci Koordinator Pangabekti mimpin pandonga, sadaya anggota
Majelis sami ngasta stola, sanes ngagem stola. Bakda ndedonga,
Koordinator Pangabekti ngandika, “Sumangga kita ngagem busana
panembah (stola) lan kita ladosi umatipun Gusti kanthi manah ingkang
tulus lan andhap asor! Sugeng lelados, Gusti mberkahi lan
kamulyakna!”
4. Koordinator Pangabekti ngajak Majelis Pasamuwan sami memuji
KPJ. 225:1 Haleluya! Yesus Kristus
32
6. Peladosan Bujono Suci (Umat Lenggah)
a. Panetepan Bujono Suci
P :“Para sederek, boten dangu malih, kita badhe sesarengan
ngriyadinaken dinten rawuhipun Gusti ing Dinten Riyadi
Natal. Sampun sakmesthenipun kita sami cecawis kanthi
estu-estu, inggih punika kanthi ngengeti pakaryanipun Allah
milujengaken jagad dalah saisinipun wonten ing sangsara,
seda, lan wungunipun Gusti Yesus. Karana natal boten
badhe wonten guna paedahipun tanpa wontenipun Paskah,
Rasul Paulus ngengetaken dhateng kita: “Lan menawa Sang
Kristus ora kawungokake, pracayamu iku dadi tanpa guna
…” (1 Kor. 15:17). Pramila saking punika sumangga kita
methukaken rawuhipun Gusti Yesus punika ing salebeting
swasana ingkang kebak kabingahan kanthi ngawontenaken
Bujono Suci.
U : Memuji KPJ. 301 : 1, 2 Bujana Suci
(Pelados mandhap saking mimbar tumuju dhateng meja
Bujono, kinantenan anggota Majelis Pasamuwan kalih
minangka pangapit ingkang paring pambiyantu bikak taplak
roti lan anggur).
e. Ngedum Roti
(sesampunipun roti kaedum lan katampi dening warga
pasamuwan, pelados ngendika)
P : “Iki SariraningSun kang kacuwil-cuwil kanggo kowe,
saiki panganen!”
g. Ngedum Anggur
(sesampunipun anggur kaedum lan katampi dening warga
pasamuwan, pelados ngandika)
P : “Iki rahingSun kang wus kawutahake kanggo kowe,
saiki ombenen!”
h. Pangutusan
P : “Para sederek, Bujono Suci samangke sampun rampung,
sumangga samangke kita sami nglampahi gesang cundhuk
kaliyan sabdaniPun ingkang makaten: “Wasana, para
sadulurku, padha bungaha, udinen supaya awakmu
sampurna. Tampanana sakehing pituturku. Padha disarujuk
lan padha olaha atut rukun, temahan Gusti Allah etuking
sih katresnan lan tentrem rahayu bakal nunggil karo kowe!”
(2 Kor. 13:11).
35
e. Donga kangge warga pasamuwan ingkang ngadepi karibetaning
gesang.
f. Donga sanesipun lan dipun pungkasi KK. 143 Donga Rama
Kawula.
10. Berkah
Pelados : Nglantaraken berkah
Umat : Memuji KPJ. 460 Tentrem Raharja (2x)
36
TATA IBADAH SYUKUR HARI ULANG TAHUN KE-91
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 11 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)
37
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 10 : 1
Pujilah Tuhan, Sang Raja
38
4. Madah Syukur
Pelayan : “Karya kasih-Mu sungguh agung, ya Tuhan.”
Umat : “Engkau memanggil dan mempersatukan kami dalam
persukutuan kudus-Mu, menjadi Patunggilan Kang
Nyawiji.”
Pelayan : “Kebijaksanaan pengasuhan-Mu sungguh tak terselami.”
Umat : “Engkau mengajarkan keselamatan dan iman yang agung
kepada kami dengan karya Roh Kudus dan hamba-hamba-
Mu.”
Pelayan : “Tuhan, tangan-Mu sungguh perkasa.”
Umat : “Engkau menuntun dan menguatkan kami menghadapi
tantangan, hambatan dan tragedi, hingga kami dapat
bertahan dan berjalan terus.”
Pelayan : “Kemurahan-Mu sungguh tak terhitung, ya Allah.”
Pria : “Kami bersyukur atas segala karunia dan berkat yang
Engkau berikan.”
Wanita : “Kami juga bersyukur atas tantangan dan kesulitan yang
kami hadapi.”
Semua : “Dengan semuanya itu kami Kau jadikan kuat dan
bijaksana.”
Umat : Menyanyi KK. 90 GKJW
5. Panggilan Pertobatan
Pelayan : “Saudara-saudara, Tuhan Sang Kepala Gereja kita, yang
sudah menyelamatkan kita dari maut, menghendaki kita
setia kepada-Nya, kepada Gereja yang adalah tubuh-Nya
yang kudus.
Mari kita menyadari diri dan mengakui segala kesalahan dan
kekurangan kita serta mohon pengampunan kepada Tuhan.”
Saat Teduh
(Musik “Tuhan, kasihani!”)
Pelayan : “Tuhan, Engkau mempersekutukan kami menjadi
Patunggilan Kang Nyawiji, tetapi kami sering hanya
memperhatikan diri kami sendiri, jemaat kami sendiri.”
39
Saat Teduh
“Tuhan, ampunilah kami.”
Umat : “Tuhan, ampunilah kami.”
Pelayan : “Tuhan, Engkau menempatkan kami sebagai Gereja-Mu di
dunia, tetapi kami sering lalai melakukan misi-Mu bagi
kesejahteraan seluruh ciptaan-Mu.”
Saat Teduh
“Tuhan, ampunilah kami.”
Umat : “Tuhan, ampunilah kami.”
Pelayan : “Tuhan, Engkau memberkati kami dengan segala ciptaan-
Mu, tetapi kami sering tidak mengelolanya dengan takut
akan Tuhan.”
Saat Teduh
Umat : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
40
Tanggapan Umat : menyanyi Maranatha”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Mara - na - - - tha!
Bacaan III : Matius 11:2-11 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ungkapan Bahagia
P : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
U : Amin… Amin…
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)
e. Saat Teduh
f. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)
1 3 | 5 . 5 5 6 5 3 2 1 |2 . .
Se - la - mat u-lang tahun, G’re - ja - ku!
2 3 | 4 . 4 4 5 2 1 5 |3 . .
Tuhan yang memberkat - i G’reja - ku.
3 4 | 5 . 5 5 6 5 i 5 |6 . .
Se - la-mat u-lang ta-hun, G’reja- ku!
41
6 i | 5 . 5 5 4 3 2 1 7 |1 . . ||
Se- la- mat mela-yan - i, G’re-ja- ku!
42
Pelayan : “Sebagai para saksi Kristus kami bertekat:”
Umat : “mewujudkan cinta kasih Tuhan kepada semua orang,
menjadi rahmat bagi kesejahteraan semua ciptaan.”
Pelayan : “Sebagai para utusan Tuhan kami bertekat:”
Umat : “menegakkan dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan
dalam cinta kasih Kristus.”
Pelayan : ”Sebagai yang dikasihkaruniai Tuhan, kami bertekat:”
Umat : “menggali dan mengelola segala anugerah dan talenta
untuk karya dan kemuliaan Tuhan.”
Semua : “Tuhan, kuduskanlah dan berkatilah tekat kami untuk
kemashyuran-Mu.”
13. Pengutusan
Pelayan : Menyampaikan pengutusan
Umat : Menyanyi KK. 95 Gerejaku Mandiri
14. Berkat
Pelayan : Menyampaikan berkat
Umat : Menyanyi KJ. 474 Kepada-Mu Puji-pujian
43
LAMPIRAN :
Jumlah orang Kristen Jawi yang pindah ke daerah Timur makin banyak,
mereka juga giat mengabarkan Injil. Dari itu kemudian lahirlah Pasamuwan-
pasamuwan Kristen di wilayah timur Jawa Timur antara lain, Tunjungrejâ,
Rejâagung, Sidârenâ, dst.
45
Pada tahun 1918 Pasamuwan Mâjâwarnâ telah memiliki Majelis
Pasamuwan dan kemudian pada bulan Juni tahun 1923 menjadi sebuah
gereja atau Pasamuwan mandiri dengan bentuk presbiterial. Itu diharapkan
bisa menjadi contoh bagi pasamuwan Kristen Jawi yang lainnya.
Oleh karena Panitia Penyusunan Tata Gereja belum berhasil, kemudian NZG
meminta bantuan DR. Hendrik Kraemer seorang ahli bahasa dan budaya
Jawa dari Lembaga Alkitab Belanda/NBG untuk meneliti keadaan sosial
budaya Pasamuwan-pasamuwan Kristen Jawi Wetan. Penelitian dilakukan
sejak bulan Agustus 1930.
Pada Februari 1931 Hasil Penelitian dibahas bersama dengan para tokoh
orang Kristen Jawi untuk selanjutnya dibuatkan konsep Tata Gereja.
Pembahasan dilakukan di Konsistori gedung gereja Pasamuwan Talun-
Malang. Konsep Tata gereja bersifat sementara dengan usul mengenai
institusi Sinode.
47
TATA IBADAH MALAM NATAL
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
SABTU, 24 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)
I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas
dipimpin oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 109 : 1
Hai Mari Berhimpun
49
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
P : “Saudara-saudara, dalam Kisah Para Rasul 8:22, Tuhan Allah
berfirman, “Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah
kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu …”
Menanggapi firman dari Tuhan, mari kita melihat diri kita masing-
masing. Apakah hidup kita sehari-hari sudah seturut dengan
kehendak Allah? Apakah yang sudah kita perbuat untuk sesama,
khususnya mereka yang menderita dan kesusahan?”
Saat Teduh
P : (Pelayan Ibadah memimpin umat untuk berdoa: mengakui dosa
dan mohon pengampunan dosa.)
c. Tanggapan Umat
U : Menyanyi KJ. 122 : 1, 2 Anak Yang Dijanji
50
Bacaan I : Yesaya 9:1-6 oleh Lektor I
Pendarasan Mazmur : Mazmur 96
Bacaan II : Titus 2:11-14 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil :“Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Hale - lu - - - ya!
Bacaan III : Lukas 2:1-14 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ucapan Bahagia
d. Khotbah Malam Natal
e. Saat Teduh
6. Kidung Kemuliaan/Magnificat
P : Mari kita mengungkapkan kidung kemuliaan sebagaimana Maria
juga mengungkapkan nyanyian pujiannya kepada Allah :
Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku.
U : Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
P : Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan
Menyebut aku berbahagia, karena yang Mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya
adalah kudus.
U : Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia
memperlihatkan kuasa-Nya dan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
P : Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;
U : Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
51
P : Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada
Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.
P+U : Kemuliaan bagi Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti pada
permulaan, sekarang dan selama-lamanya. Amin
U : Menyanyi KJ. 100 : 1 Muliakanlah
52
8. Ungkapan Syukur
a. Pemandu Persembahan membacakan nats persembahan:
1 Tesalonika 5:18 : “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
b. Umat menyanyikan KJ. 119 : 1, 2 Hai Dunia, Gembiralah
(persembahan dibawa ke dalam ruang ibadah dan diletakkan di
meja altar)
11. Berkat
P : Menyampaikan berkat Tuhan
U : Menyanyi KJ. 474 : 1 KepadaMu Puji-pujian
53
TATA IBADAH NATAL
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 25 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)
I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin
oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 101 : 1
Alam Raya Berkumandang
4. Pengakuan Dosa
P : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Marilah saat ini, kita menyesali segala dosa dan pelanggaran kita
di hadapan Tuhan. Kita sadari bahwa kita seringkali mengabaikan
dan melupakan firman dan kehendak-Nya. Mari kita ungkapkan
pengakuan dosa kita dengan berdoa secara litani.”
P : “Ya Allah, Engkaulah Sang Firman yang telah menjadi manusia, yang
telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kami manusia dari
kuasa dosa.”
Saat Teduh
“Ya Allah, kasihanilah kami,”
U : “Ya Allah, kasihanilah kami,”
P : “Ya Tuhan Yesus, Engkaulah Sang Terang yang sejati, yang datang
dari Allah untuk menerangi hati kami manusia yang ada dalam
kegelapan.”
Saat Teduh
“Ya Tuhan Yesus, ampunilah kami,”
U : “Ya Tuhan Yesus, ampunilah kami,”
P : “Engkaulah kebenaran yang sejati, yang telah datang untuk
menyatakan keselamatan yang sejati.”
Saat Teduh
“Ya Tuhan, kasihanilah kami,”
U : “Ya Tuhan, kasihanilah kami.”
P+U : “Kepada-Mu ya Tuhan kami mengakui dosa dan kesalahan kami.
Ampunilah dan kasihanilah kami. Amin.”
57
7. Kidung Kemuliaan / Magnificat (Umat Duduk)
P : “Umat yang dikasihi Tuhan, sebagaimana Maria mengungkapkan
pujian kemuliaan bagi Allah, karena sukacita besar yang Tuhan
berikan kepadanya, kini marilah kita ungkapkan kidung kemuliaan
bagi Allah karena cinta kasih-Nya yang besar kepada kita.
Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku.
U : Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
P : Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan
Menyebut aku berbahagia,
U : karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
P : Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
U : Ia memperlihatkan kuasa-Nya dan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
P : Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;
U : Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
P : Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada
Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.
P+U: Kemuliaan bagi Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti pada
permulaan, sekarang, dan selama-lamanya. Amin
U : Menyanyikan KJ. 100 Muliakanlah
8. Doa Syafaat :
a. Berdoa untuk perayaan Natal.
b. Berdoa untuk kehidupan GKJW (warga jemaat dan para pelayannya)
c. Berdoa untuk jemaat yang dalam pergumulan ekonomi, sakit, undur
d. Berdoa untuk keluarga, pekerjaan, sekolah.
e. Berdoa untuk bangsa dan negara memasuki tahun politik.
f. Pokok Doa yang lain diakhiri “Doa Bapa Kami” (K.Kontekstual 143).
58
9. Persembahan Natal
P : “Sukacita Natal telah dikumandangkan kepada dunia, maka
berbahagialah setiap orang yang mendengar dan menerima Yesus
Kristus sebagai Juru Selamat. Sebagai ungkapan rasa syukur kita
atas berkat dan anugerah Allah kepada kita, marilah kita wujudkan
melalui persembahan khusus hari ini sebagaimana para Majus yang
juga turut bersukacita saat mendengar berita Natal yang demikian:
“Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”
(Matius 2:10-11)
U : Menyanyikan KJ. 99 : 1, 2 Gita Sorga Bergema
P : Memimpin Doa Persembahan (Umat Berdiri)
11. Berkat
P : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Kini arahkan hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya
melalui hamba-Nya:
Allah Bapa Sang Pengasih menyertai dan memberkati kehidupan
saudara-saudara,
59
Tuhan Yesus Kristus Sang Penyelamat memimpin dan menuntun
langkah hidup saudara-saudara,
Roh Kudus Sang Penerang memberikan kekuatan, sukacita, dan
damai sejahtera kepada saudara-saudara, saat ini sampai kekal
selamanya. Amin.”
U : Menyanyikan lagu “Selamat Hari Natal”
---ooo0ooo---
60
TATA IBADAH TUTUP TAHUN
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
SABTU, 31 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)
I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas
dipimpin oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 18 : 1
Allah Hadir Bagi Kita
61
2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)
P : (mengajak umat bersaat teduh sejenak, menenangkan pikiran dan
menyadari keberadaan Tuhan di dalam ibadah, kemudian
mengucapkan Votum dan Salam)
“Ibadah Tutup Tahun saat ini, kita lakukan dalam nama Allah Bapa,
Sang Pengatur Waktu dan Kehidupan, yang tidak pernah
meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-
Nya.
Anugerah dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
P : “Sebagai umat Allah, kita penuh dengan kelemahan dan
kekurangan. Kita sering kurang menghargai Tuhan dan karya-
Nya, juga sering kurang menghargai sesama dalam kehidupan
sehari-hari. Waktu pemberian Tuhan sering kita pergunakan
untuk hal-hal yang sia-sia, yang sebenarnya tidak bermanfaat
bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu marilah di penghujung
tahun 2022 ini kita bersama-sama memohon pengampunan
kepada Tuhan.”
b. Pengakuan Dosa
(Pelayan Ibadah mengajak umat mengungkapkan pengakuan dosa
dengan berdoa secara litani)
62
P : “Ya Allah, pandanglah kami, umat-Mu yang pada malam ini
menghadap kepada-Mu di akhir tahun 2022 ini. Jika kami
mengingat segala perbuatan kami di tahun 2022, kami merasa
menyesal. Jika mengingat segala pelanggaran kami, hati kami
merasa sedih. Berulangkali kami mengabaikan panggilan-Mu
baik dalam perbuatan sehari-hari maupun dalam ibadah kami.
Berulang kali kami merendahkan sesama kami dan tidak
menghargainya.”
Saat Teduh
Tuhan, kasihanilah kami,
U : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
P : Tuhan, kami sering menempuh jalan kehidupan yang menurut
kehendak dan kepentingan pribadi. Pada saat bekerja kami
sering tidak jujur dan tidak bertanggungjawab.
Saat Teduh
Tuhan, kasihanilah kami,
U : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
P : Tuhan, kami sering tidak bijaksana dalam mengurus keluarga.
Kami sering tidak bijaksana dalam membimbing dan mendidik
anak-anak kami.
Saat Teduh
Tuhan, kasihanilah kami,
U : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
.
c. Berita Anugerah (Umat Berdiri)
P : Tuhan Maha Pengasih dan Pengampun. Dalam kasih-Nya Ia
mengampuni setiap orang yang mengakui kesalahannya dengan
hati yang tulus, sebagaimana Firman-Nya yang demikian:
“Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya, baiklah ia kembali kepada TUHAN,
maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia
memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yes. 55:7).
63
d. Tanggapan Atas Berita Anugerah
Pelayan Ibadah mengajak umat menanggapi berita anugerah dengan
menyanyikan PKJ. 14 : 1 Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan
7. Doa Syafaat
a. Berdoa mohon kekuatan untuk melakukan ajaran dan kehendak
Tuhan.
b. Berdoa untuk kehidupan bangsa dan negara.
c. Berdoa untuk kehidupan gereja dan jemaat di GKJW, kegiatan
pelayanan di MJ, MD, dan MA
d. Berdoa untuk harapan di tahun baru 2023 yang lebih baik.
e. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami yang
dipujikan.
64
9. Pengutusan (Umat Berdiri)
a. Pelayan Ibadah mengajak Umat undur dari hadapan Tuhan, kembali
menjalani kehidupan di tengah-tengah keluarga dengan penuh
pengharapan, tenang dan menjaga kebersihan jasmani dan rohani.
b. Pelayan menyampaikan kalimat pengutusan.
c. Pelayan Ibadah mengajak Umat menyanyikan KJ. 329 : 1 Tinggal
Sertaku
10. Berkat
a. Pelayan Ibadah menyampaikan berkat Tuhan
b. Umat menyanyikan KJ. 472 : 1, 2 Haleluya, Haleluya
c. Pelayan Ibadah turun dari mimbar
---ooo0ooo---
VI. PENUTUP
Demikian uraian Panduan Masa Natal 2022. Kiranya Panduan Masa Natal
ini dapat digunakan jemaat-jemaat se-GKJW dalam melaksanakan kegiatan
Masa Natal. Selamat Natal dan selamat bersukacita di dalam Tuhan. Tuhan
Yesus memberkati.
65