Anda di halaman 1dari 66

0

PANDUAN MASA NATAL


GREJA KRISTEN JAWI WETAN
24 November – 31 Desember 2022
-----------------------------------------------------------------------------------------------
I. PENGANTAR
Salam sejahtera di dalam Kristus,
Puji dan syukur kepada Tuhan Allah yang senantiasa menyertai dan
memberkati kita. Kita bersyukur masih diberikan kekuatan dan kesempatan
untuk melayani Tuhan hingga di ujung tahun 2022 ini. Ini menunjukkan
bahwa kasih setia dan karya Tuhan Allah sungguh nyata di tengah-tengah
kehidupan kita, umat-Nya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Tanggal 24 November – 31 Desember 2022 ini, sesuai dengan Kalender
Gerejawi GKJW, kita berada pada Masa Natal. Bersama itu DPT telah
menyiapkan buku Panduan Masa Natal 2022 bagi jemaat-jemaat se-GKJW.
Dengan harapan buku ini dapat dipergunakan sebagai panduan kegiatan
jemaat-jemaat di GKJW dalam melaksanakan kegiatan pada Masa Natal
2022 ini.

Ada 2 tema pada Masa Natal 2022 ini, yaitu:


1. Tema Masa Adven (24 November – 23 Desember) :
“Kewaspadaan di Tengah Pergumulan Membuahkan Kebaikan.”
Di masa penantian ini, umat Tuhan harus waspada terhadap hal-hal yang
melemahkan iman. Pergumulan hidup yang berat dapat menyebabkan umat
putus asa dan menyerah. Tetapi bagi kita umat percaya, pergumulan hidup
itu harus kita hadapi dengan doa, upaya, dan pengharapan bahwa Tuhan
akan menolong dan menyelamatkan kita dari marabahaya dan ancaman di
sekitar kita. Kewaspadaan kita di tengah pergumulan sekaligus merupakan
kewaspadaan kita dalam menyambut kedatangan Kristus yang kedua. Oleh
karena itu, kita meyakini kedukaan akan berganti sukacita, kesedihan akan
membuahkan kebahagiaan, sebab di setiap pergumulan hidup yang kita

1
alami, Tuhan Allah hadir menyatakan kasih dan pertolongan-Nya kepada
kita, umat-Nya.

2. Tema Natal (24 – 31 Desember) :


“… maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.” (Matius 2:12).
Tema Natal GKJW tahun 2022 ini mengacu kepada Tema Natal PGI dan KWI.
Melalui tema natal ini, kita sebagai umat Tuhan diajak untuk melihat kisah
perjumpaan orang-orang majus dengan bayi Yesus. Allah berkenan
menunjukkan jalan untuk bertemu bayi Yesus kepada mereka melalui
bintang di Timur. Allah menyertai mereka dalam perjalanan dan saat mereka
berhadapan dengan Herodes. Perjumpaan mereka dengan bayi Yesus
adalah perjumpaan yang menyukacitakan. Sukacita inilah yang dirasakan
oleh orang-orang majus. Demikian saat mereka pulang kembali ke negeri
mereka, Allah menolong mereka melalui jalan lain, sehingga mereka selamat
dari ancaman Herodes.

Gambaran perjalanan orang-orang majus ini juga menjadi gambaran


perjalanan umat Allah untuk datang dan bertemu dengan Tuhan Yesus.
Sekalipun ada ancaman, kesulitan hidup dan pergumulan yang harus kita
hadapi dalam perjalanan hidup kita, percayalah bahwa Tuhan senantiasa
menyertai dan menolong kita. Mari kita meyakini bahwa perjumpaan
dengan Tuhan Yesus mendatangkan sukacita dan keselamatan.

Disamping tema masa Adven dan masa Natal, pada tanggal 11 Desember
2022, kita juga memperingati HUT GKJW ke-91 dengan tema:
“Allah Berkarya dan Menyatakan Kasih Karunia-Nya melalui GKJW.”
Sepanjang perjalanan GKJW hingga usia 91 tahun, Tuhan Allah senantiasa
menyertai dan menyatakan kasih karunia-Nya kepada GKJW. GKJW dipimpin,
diterangi, dan diperlengkapi menjadi gereja yang tangguh, gereja yang
terus bertumbuh dan berbuah di tengah dunia. Sekalipun GKJW harus
menghadapi berbagai tantangan, percobaan, dan pergumulan sampai saat
ini, namun GKJW tetap diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Tuhan
untuk menghadapi dan menemukan jalan keluarnya. Kesemuanya itu
menunjukkan bahwa Tuhan Allah turut berkarya dan menyatakan kasih
2
karunia-Nya kepada GKJW tercinta. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk
ikut ambil bagian mewujudkan karya Tuhan Allah dan menyatakan kasih
karunia-Nya dalam berbagai bidang kehidupan, dimanapun kita berada agar
hidup kita senantiasa menjadi berkat bagi semua ciptaan-Nya.

Kini marilah kita merayakan Natal 2022 ini dengan penuh sukacita, seperti
orang-orang majus yang datang kepada Tuhan Yesus. “Ketika mereka
melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka
ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud
menyembah Dia.” (Matius 2:10-11). Mari kita datang kepada Tuhan,
menyambut kedatangan-Nya dengan sukacita dan penuh pengharapan
bahwa kasih karunia Allah senantiasa tercurah bagi kita. Selamat merayakan
Natal 2022. Tuhan Yesus memberkati kita.

Malang, 01 November 2022


Mengetahui
Sekretaris Bidang Teologi

Pdt. Ardi Rahardiyanto, S.Si

3
II. DASAR KEGIATAN

NO. URAIAN PENJELASAN


1. Nama Kegiatan : Pelaksanaan Masa Natal 2022
2. Acuan Kegiatan : PKT MA 2022 No. P.A1.08.22 tentang
Penyusunan Buku Panduan Bulan-bulan di
GKJW
3. Tujuan : 1. Terlaksananya Kegiatan Masa Natal.
2. Umat menghayati peristiwa kelahiran
dan kedatangan Yesus Kristus ke dunia.
3. Umat meyakini akan kasih karunia dan
pertolongan Tuhan nyata dalam hidup
umat.
4. Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat di GKJW
5. Bentuk Kegiatan : Lihat Arahan Kegiatan Masa Natal
6. Waktu : 24 November – 31 Desember 2022
7. Tempat : Seluruh Jemaat di GKJW
8. Indikator : 1. Warga Jemaat dapat mengikuti
Ketercapaian rangkaian kegiatan Masa Natal dengan
baik dan sukacita.
2. Warga Jemaat dapat menghayati
peristiwa kelahiran dan kedatangan
Yesus Kristus ke dunia.
3. Warga Jemaat memiliki iman dan
pengharapan yang kuat, yakin bahwa
Tuhan senantiasa menuntun
dan menolong hidup mereka.

4
III. ARAHAN KEGIATAN

1. IBADAH – IBADAH
Nama Kegiatan : Ibadah Perjamuan Kudus Masa Natal (Adven)
(Stola Putih)
Substansi : • Menghayati kasih dan karya Allah melalui
kelahiran Yesus Kristus ke dunia.
• Bersyukur dan bersukacita menyambut
kedatangan Tuhan Yesus dalam hidup manusia.
Waktu : Minggu, 04 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Sesuai dengan kalender MA, Perjamuan Kudus
Masa Natal (Adven) dilaksanakan setiap minggu
pertama bulan Desember.
• Tata Ibadah Perjamuan Kudus Masa Natal
(Adven) disediakan pada buku panduan ini.
Disediakan juga Tata Panembah Bujono Suci
Natal (Adven).
• Materi bacaan Alkitab dan khotbah
menggunakan Rancangan Khotbah GKJW, 04
Desember 2022.

Nama Kegiatan : Ibadah Minggu Adven (Stola Ungu)


Substansi : • Mengingat dan menghayati peristiwa menjelang
kelahiran Yesus Kristus.
• Mempersiapkan diri dalam menyambut
kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia.
Waktu : • Minggu Adven I : Minggu, 27 November 2022
• Minggu Adven II : Minggu, 04 Desember 2022
• Minggu Adven III : Minggu, 11 Desember 2022
• Minggu Adven IV : Minggu, 18 Desember 2022

5
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Bacaan Alkitab dan materi khotbah selama
Minggu Adven I - IV menggunakan Rancangan
Khotbah GKJW.
• Bilamana pada Minggu Adven I, Jemaat
melaksanakan Perjamuan Kudus warna stola yang
digunakan adalah warna putih.
• Demikian juga pada Minggu Adven III, bilamana
Jemaat melaksanakan Ibadah Syukur HUT GKJW,
warna stola yang digunakan adalah warna putih.

Nama Kegiatan : Ibadah Syukur HUT GKJW ke-91 (Stola Putih)


Substansi : • Mensyukuri karya kasih Allah kepada GKJW
hingga genap berusia 91 tahun
• Merayakan hidup sebagai GKJW.
Waktu : Minggu, 11 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Ibadah Syukur HUT GKJW ke-91 dilaksanakan
bersama Ibadah Minggu Kedua bulan Desember.
• Tata Ibadah HUT GKJW ke -91 disediakan pada
buku panduan ini.
• Materi bacaan Alkitab dan khotbah
menggunakan Rancangan Khotbah GKJW, 11
Desember 2022.
• Ada 1 kali persembahan syukur HUT GKJW yang
dihimpun oleh Majelis Jemaat untuk selanjutnya
diserahkan ke Majelis Agung untuk mendukung
pelayanan di Majelis Agung.

6
Nama Kegiatan : Ibadah Malam Natal (Stola Putih)
Substansi : • Mengenang dan menghayati peristiwa kelahiran
Yesus Kristus ke dunia.
• Menyambut kedatangan Tuhan Yesus di tengah-
tengah persekutuan umat Tuhan.
Waktu : Sabtu, 24 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Malam Natal disediakan pada buku
panduan ini.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab Ibadah Malam
Natal menggunakan Rancangan Khotbah GKJW.

Nama Kegiatan : Ibadah Natal (Stola Putih)


Substansi : • Mengenang dan menghayati peristiwa kelahiran
Yesus Kristus.
• Bersyukur dan bersukacita atas kasih karunia
Allah kepada kita.
Waktu : Minggu, 25 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Natal disediakan pada buku panduan
ini.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab Ibadah Natal
menggunakan Rancangan Khotbah GKJW.

7
Nama Kegiatan : Ibadah Tutup Tahun (Stola Putih)
Substansi : • Menutup rangkaian kegiatan tahun 2022.
• Mensyukuri hidup dan waktu pemberian Tuhan di
sepanjang tahun 2022.
Waktu : Sabtu, 31 Desember 2022
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Tutup Tahun disediakan pada buku
panduan ini.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab pada Ibadah
Tutup Tahun menggunakan Rancangan Khotbah
GKJW

2. AKSI NATAL
Nama Kegiatan : Aksi Natal
Substansi : Kepedulian kepada saudara yang membutuhkan/
kekurangan di sekitar kita.
Waktu : Selama Masa Natal
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Yang dimaksudkan Aksi Natal adalah kegiatan
kepedulian warga jemaat dan majelis jemaat
untuk berbagi dengan saudara yang
membutuhkan/ kekurangan.
• Misalnya: selama masa Adven dan Natal,
sebagian uang yang biasanya dipergunakan
untuk membeli makanan kesukaan atau barang
yang diinginkan, disisihkan dan ditabung untuk
kemudian dikumpulkan pada saat Natal.
• Uang/ barang tersebut dikelola oleh Panitia Natal
Jemaat dan dipergunakan untuk mendukung Aksi
Natal bagi saudara yang membutuhkan/
kekurangan.

8
3. PERAYAAN NATAL
Nama Kegiatan : Perayaan Natal
Substansi : • Merayakan kelahiran Tuhan Yesus.
• Menghayati kasih dan karya keselamatan Allah
di dalam Tuhan Yesus.
Waktu : Menyesuaikan Jemaat Masing-masing
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Perayaan Natal di Jemaat atau wilayah atau
kelompok dapat dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan.

9
IV. MATERI PEMBINAAN WARGA JEMAAT

HARI-HARI DALAM MASA RAYA NATAL


Oleh : Pdt. Gideon Hendro Buono

1. PENGANTAR
Natal berasal kata Natalis, Natus dari bahasa Latin, yang berarti kelahiran.
Pada hari Natal, seluruh umat Kristen di dunia merayakan Kelahiran Yesus
Kristus. Dalam kalender gerejawi, Masa Raya Natal dilangsungkan sekitar
masa yang ditetapkan sebagai waktu kelahiran Kristus, yaitu pada Bulan
Desember. Masa Raya Natal berlangsung selama tujuh minggu, yang terdiri
dari:
a. Empat minggu Adven
b. Natal, meliputi Malam Natal (24 Desember) dan Perayaan Natal
(25 Desember)
c. Minggu setelah Natal (Minggu Natal I), di dalamnya terdapat
Perayaan Tahun Baru atau nama Kudus Yesus (oktaf Natal)
d. Minggu II Natal, di dalam Minggu itu terdapat perayaan Epifani
(6 Januari)
e. Minggu Pembaptisan Tuhan.

2. SEJARAH PERAYAAN NATAL


Dalam gereja perdana, perayaan Natal tidak menjadi perayaan utama dalam
tradisi gereja. Catatan tertua tentang perayaan Natal diadakan di Antiokhia
pada pertengahan abad ke-2. Namun perayaan tersebut banyak ditolak oleh
bapa-bapa gereja masa itu. Origenes dari Alexandria (pertengahan abad ke-
3) menuliskan, “Tidak seorang pun dari para orang kudus yang merayakan
hari kelahiran-Nya. Tidak ada seorang pun yang merayakan sukacita atas
kelahiran, baik anak laki-laki atau perempuan. Hanya orang-orang berdosa
yang bergembira atas hari kelahiran… Para orang kudus bukan hanya tidak
merayakan kelahiran-Nya, tetapi – dengan dipenuhi oleh Roh Kudus –
mereka mengutuk hari itu.” (Origenes, Homilies on Leviticus, Lev 8).

10
Para penulis perjanjian baru awal seperti Markus dan Paulus sama sekali
tidak menuliskan tentang kelahiran Kristus. Tidak ada catatan sejarah bahwa
komunitas Kristen mula-mula merayakan perayaan kelahiran Kristus
tersebut. Kelahiran Kristus tidak menjadi perhatian utama bagi gereja mula-
mula. Karya, Kematian, dan Kebangkitan Kristus menjadi pusat kehidupan
beriman gereja Perdana.

Namun, bukan berarti komunitas orang percaya pada waktu itu sama sekali
menutup diskusi mengenai kelahiran Yesus. Dalam Injil, ditemukan kisah
kelahiran Yesus di dalam dua Injil, yaitu Lukas dan Matius, walaupun
keduanya menuliskannya tetapi dalam versi yang berbeda. Sebuah teks
Protevangelion of James (tahun 150-an), berbicara tentang hal tersebut.
Infancy Gospel of Thomas (yang sudah dikenal dan dikutip oleh Irenius dari
Lyon dalam salah satu tulisannya pada tahun 180-an, artinya sudah ditulis
sebelumnya) juga menceritakan tentang spekulasi tentang kelahiran Kristus
dan masa kecilnya.

Pada awal tahun 300-an, ketika Kaisar Romawi, Konstantin, memeluk


Kekristenan, maka diskusi mengenai perayaan kelahiran Kristus menjadi
semakin kuat. Karena sebelumnya Kaisar Romawi mengikuti agama Romawi,
maka tradisi keberagamaan tersebut ikut mempengaruhi cara pandangnya
pada Kekristenan yang dianutnya. Salah satunya adalah terkait pentingnya
hari kelahiran Yesus Kristus. Karena pada waktu itu tidak ada yang
mengetahui jejak waktu persisnya kelahiran Yesus, maka Konstantin
mengubah perayaan Saturnalia (perayaan untuk menghormati Dewa
Saturnus) pada 17 Desember dan perayaan kelahiran Dewa Matahari (Sol/
Mithra/ Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember menjadi Hari Kelahiran
Yesus. Tanggal tersebut dipilih karena pada hari tersebut terjadi winter
solstice, masa ketika siang hari paling pendek dalam setahun.

Perayaan winter solstice tersebut, oleh Kaisar Konstantin diubah menjadi


perayaan Kristen ‘dalam nama Yesus’. Akhirnya sejak tahun 336, tanggal
25 Desember diidentikkan dengan Kelahiran Yesus Kristus. Berdasarkan
11
Kronograf (almanak, penanggalan) Romawi pada tahun 354, tanggal 25
Desember sebagai kelahiran Kristus dianggap tidak bertentangan, karena
Kristus dimaknai sebagai Surya Kebenaran (Maleakhi 4:2).

Tidak semua komunitas Kristen menerima tanggal 25 Desember tersebut


sebagai perayaan Kelahiran Yesus. Kelompok Kristen yang berasal dari
masyarakat Romawi keberatan karena Kaisar Romawi sebelumnya,
Aurelianus, menetapkan perayaan Sol Invictus pada tanggal 8, 9, 28
Agustus; 19, 22 Oktober; dan 11 Desember; bukan pada tanggal 25
Desember. Kelompok Kristen Yahudi yang menentang hal tersebut
keberatan karena perayaan Sabat digantikan dari Hari Sabtu menjadi Hari
Minggu (Sunday). Beberapa kelompok juga merasa keberatan karena upaya
menyamakan Kristus dengan Sol terjadi dalam berbagai lapisan hingga
muncul lukisan Yesus yang mengendarai kereta matahari (Sun Chariot) pada
tahun 300-an, lukisan tersebut mengikuti lukisan Sol Invictus di kuil Dewa
Sol. Keberatan lain dari periode kemudian, diungkapkan oleh Paus Leo,
yang menyatakan bahwa banyak orang Kristen yang masih menghormat
kepada matahari sebelum mereka memasuki Basilika Santo Petrus, pada
pertengahan tahun 400-an.

Terlepas dari semua keberatan tersebut, ketika tahun 380-an, ketika Kaisar
Konstantin merayakan Natal pertama kali di Konstantinopel (Istambul), yang
ketika itu menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Baru, maka perayaan Natal
dirayakan di seluruh wilayah kekaisaran Romawi. Sejak itu Natal dirayakan
oleh seluruh umat Kristen pada tanggal 25 Desember. Pada pertengahan
abad ke-4 tersebut, tradisi Natal juga dilengkapi dengan tradisi Adven,
sebagai persiapan Masa Natal. Perayaan ini erat kaitannya dengan tradisi
sacred space (ruang sakral) tempat umat Kristen beribadah dan sacred
activities (aktivitas sakral) yang dihayati dan dilakukan sebagai tradisi di
ruang sakral tersebut.

Tradisi ini semakin diperkuat dengan perhitungan tradisional tentang


kronologi perayaan Paskah pada tahun 1 SM (8 April) dibandingkan dengan
kematian Herodes Agung pada tahun tersebut. Kelahiran Kristus –
12
kehadirannya di Bait Allah – kembali ke Nazaret kurang lebih memakan
waktu 43 hari. Kedatangan orang Majus – Perjalanan Herodes – Kematian
Herodes – Perayaan Paskah memakan waktu kurang lebih 62 hari. Sehingga
ditotal 105 hari. Jika 8 April 1 SM dikurangi 105 hari maka akan ditemukan
25 Desember 2 SM.

Namun demikian sampai dengan abad-abad pertengahan, Natal bukan


perayaan besar di gereja. Gereja masih lebih kuat menghayati Masa Raya
Paskah, karena perayaan tersebut, baik secara teologis (pemaknaan pada
Salib dan Kebangkitan Yesus) dan penanggalan (berdasarkan
penyeragaman masa perayaan Paskah dalam Konsili Nicea, 325 M) lebih
kuat dihidupi gereja. Baru pada masa Paus Gregorius XIII, perayaan Natal
mendapatkan perhatian lebih besar.

Pada masa awal abad-abad pertengahan, beberapa gereja menggunakan


sistem Kalender Julian. Berdasarkan kalender tersebut, perayaan Natal
dirayakan oleh gereja-gereja tersebut tidak tepat pada tanggal 25
Desember, tetapi pada tanggal 6 atau 7 Januari. Pada tahun 1582, Paus
Gregorius XIII menyatakan berdasarkan penelitian astronominya, Kalender
Julian memiliki perbedaan 11 menit dibandingkan satu putaran bumi
mengelilingi matahari. Karena itu, Paus Paus Gregorius XIII mengoreksi
sistem penanggalan Julian yang diikuti gereja-gereja selama 400 tahun
sejak kelahiran Yesus hingga perayaan Natal nasional Romawi pada abad
ke-4 tersebut. Berdasarkan penghitungan kalendernya, tanggal 6 atau 7
Januari tersebut tidak tepat, karena ada perbedaan 13 hari, dia kemudian
mengurangi 13 hari tersebut, dan dalam sistem kalendernya (Kalender
Gregorian, kalender yang kita pakai saat ini), pengurangan 13 hari tersebut
kembali menempatkan Natal pada tanggal 25 Desember. Sejak itu gereja-
gereja Barat menetapkan sistem Kalender Gregorian, merayakan Natal pada
25 Desember. Beberapa Gereja Timur (ortodoks) tetap mempertahankan
penggunaan Kalender Julian, sehingga mereka merayakan Natal pada
tanggal 6 atau 7 Januari. Namun sampai dengan masa itu, Natal bukanlah
hari raya utama dalam kalender gerejawi.

13
Kaum puritan/ pietis pada tahun 1600-an menyatakan penentangan mereka
pada Natal (disebut sebagai War on Christmas). Mereka tetap menganggap
bahwa Natal berakar dari tradisi pagan (penyembah berhala). Sebagai
bentuk pertentangan tersebut. Beberapa pertentangan tersebut meliputi,
tetap bekerja ketika Natal, tidak datang ke gereja ketika Natal, kecuali jatuh
pada hari Minggu, dan mereka berkhotbah menentang perayaan Natal.
Namun seiring melemahkan gerakan pietisme pada tahun 1800-an, lebih
banyak komunitas Kristen yang merayakan Natal, hingga pada tahun 1870-
an, di Eropa dan Amerika, hari natal ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Tradisi tersebut ikut berkembang ke negara-negara kolonial Eropa,
termasuk di Indonesia. Berbagai tradisi dari budaya Eropa seperti Santo
Nicholas (Santa Claus), kado Natal, pohon terang, salju, berkumpul bersama
keluarga pada waktu Natal, turut mewarnai perayaan natal di berbagai
belahan dunia.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa perayaan Natal yang hari ini
dirayakan oleh seluruh umat Kristen di dunia mengalami dinamika,
percampuran budaya, pemaknaan, yang terus menerus terjadi. Umat Kristen
tidak lagi merayakan Natal dalam kaitannya dengan Sol Invictus, tetapi
semata-mata sebagai perayaan kelahiran Kristus. Walaupun demikian, jejak-
jejak pembauran beragam budaya tersebut masih bisa dilihat hingga saat
ini.

3. RANGKAIAN MASA RAYA NATAL


A. MASA ADVEN
Dalam tradisi gereja, Masa Adven menjadi pembuka bagi seluruh tahun
liturgi. Tahun liturgi Kristen tidak dimulai dari perayaan tahun baru,
tetapi ketika gereja masuk dalam masa Adven. Masa Adven mulai
dilaksanakan di tengah komunitas Kristen pada abad ke-4 seiring
bangkitnya pemahaman akan pentingnya kelahiran Yesus sebagai wujud
dari kedatangan-Nya, kehadiran Allah di tengah-tengah manusia.

14
Kata Adven berasal dari kata Latin ad-venio atau adventus, yang
mengacu pada bahasa Yunani "parousia", yang berarti ‘kedatangan’
(arrival) atau ‘sedang datang’ (coming). Dalam kalender gerejawi, masa
Adven digunakan sebagai waktu penantian atas kedatangan Tuhan,
yaitu Yesus Kristus.

Walau Adven dan Paraosia memiliki arti yang sama, tetapi konotasinya
berbeda. Adven menekankan pada kedatangan Yesus yang pertama
sebagai Mesias penebus manusia, dengan kedatangan-Nya ke dunia,
dengan penderitaan-Nya, wafat dan kematian-Nya, sehingga kita layak
menjadi anak-anak Allah (Gal. 4:5). Parousia lebih menekankan pada
kedatangan-Nya yang kedua, dengan kebangkitan-Nya dan kenaikan-
Nya ke Sorga, duduk di sisi kanan Allah Bapa, dari situ Dia akan datang
kembali untuk mengadili semua orang, yang hidup dan yang mati (1 Ptr.
3:22, Kis.10:42).

Namun, dalam liturgi Masa Adven, kedua makna tersebut sama-sama


muncul. Liturgi Adven adalah upaya mengenang, bersukacita, sekaligus
berharap akan hadirnya Sang Mesias membawa kasih dan damai
sejahtera bagi dunia. Karena itu, masa Adven kerap disebut sebagai
masa pemurnian dan pencerahan/ pembaruan (purification and
enlightenment) yang menuntun kita secara terus menerus kepada Dia
yang telah datang dan kembali akan datang, dan seterusnya akan
datang. Melalui perayaan ini, umat beriman diajak untuk mengambil
bagian dalam persiapan tersebut. Penantian ini mungkin lama, tetapi
penantian panjang itu akan dibayar oleh persatuan umat dengan Dia
yang memulai keberadaan gereja dan yang terus memelihara gereja-
Nya, Yesus Kristus sendiri.

Melalui masa Adven, umat percaya diarahkan untuk mempersiapkan diri


dengan pertobatan, sehingga ketika Kristus yang dinantikan datang,
umat tersebut bisa layak dan ikut serta dalam sukacita-Nya. Demikianlah
maka di GKJW, tradisi Adven ditandai dengan Perjamuan Kudus.
Perjamuan Kudus menjadi penanda kesiapan seseorang melepaskan diri
15
dari dosa-dosanya, masuk dalam karya keselamatan Allah. Perjamuan
Kudus masa Adven juga menjadi simbol pengikat seorang percaya
dengan komunitas berimannya, karena Adven selalu memiliki dimensi
ruang sakral (sacred space) dan aktivitas sakral (sacred activity).

Terkait ruang sakral ini, gereja awalnya merupakan gereja rumah, ketika
rumah digunakan sebagai tempat ibadah. Dalam tulisan Tertulianis
(Apol. 39.15), orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus awalnya
hidup dalam perburuan dan persekusi, mereka bertemu di ruang makan
sebuah keluarga. Gedung gereja belum ada hingga paling tidak tahun
165 (dari sumber Kristen The Martyrdom of Justin). Gedung gereja awal
ini disebut sebagai Domus Ecclesiae, sebuah rumah pertemuan bersama
untuk komunitas yang lebih besar. Salah satu alasan memperbesar
ruang pertemuan ini – selain untuk menampung lebih banyak orang –
adalah baptisan. Makan bersama bisa dilakukan di ruang makan, tetapi
baptisan membutuhkan ruangan yang lebih luas. Domus Ecclesiae
tersebut lantas berkembang lebih luas menjadi aula ecclesiae, ketika
ibadah tidak lagi diadakan di sebuah rumah, tetapi tempat yang
memang disediakan khusus sebagai tempat ibadah. Sebuah aula
ecclesiae memiliki dua bagian utama, tempat berkumpul yang berada di
depan dan tempat beribadah di bagian dalam. Dari sanalah pada abad
ke-4 mulai berkembang Basilika yang memiliki fungsi yang sama.

Ruang pertemuan sebuah Basilika tidak sekadar menjadi tempat


berkumpul, tetapi menjadi tempat mereka mempersiapkan diri berjumpa
dengan Tuhan dalam sebuah ibadah. Dari sanalah tradisi Adven
didapatkan. Sebelum seseorang berjumpa dengan Tuhannya, maka dia
mempersiapkan diri terlebih dahulu (sacred space).

Momen perjumpaan dengan Tuhan dalam sebuah ibadah dirasakan


sebagai puncak perjumpaan, tetapi sejak di ruang pertemuan itu mereka
sudah harus menjaga sikap (sacred activity). Ruang pertemuan itu bukan
sekadar ruang berkumpul sebagaimana ruang publik pada umumnya.
Origenes mencatatkan bahwa ruang pertemuan itu menjadi ruang doa,
16
nyanyian, pertobatan, baptisan, dan sakramen, sehingga memiliki daya
tertentu (has a certain charm), karena begitu umat percaya berkumpul,
mereka juga bersatu dengan para malaikat dan orang-orang kudus (Or.
31.5) menggemakan firman Tuhan dalam Mat. 18:20 dan Ibr. 12:1.
Karena itu, dalam bangunan ruang pertemuan sebuah Basilika terdapat
simbol-simbol malaikat dan orang-orang kudus. Demikianlah Adven
dirayakan oleh komunitas Kristen.

Tradisi ini diteruskan, walaupun orang-orang Kristen tidak lagi


beribadah di sebuah Basilika. Semangat Adven adalah semangat
berkumpul bersama komunitas orang percaya, mempersiapkan diri
menyambut kedatangan Tuhan bersama segenap ciptaan. Tradisi ini
sempat dilupakan oleh sejarah Protestan, karena perkembangan
reformasi, menolak segala sesuatu yang berkaitan dengan Katolik.
Padahal Adven sudah menjadi tradisi di gereja bahkan sebelum gereja
terbagi-bagi. Oleh karena itu, GKJW saat ini kembali merayakan Adven
sebelum masa Natal, karena pentingnya masa ini dalam sebuah
perjalanan iman orang percaya.

Bacaan Alkitab yang menuntun umat dalam masa Adven berpusat pada
tiga hal:
a. Yesaya, yang dipercayai sebagai nabi penghiburan dan harapan,
yang mewartakan kabar sukacita (bdk. Injil: kabar sukacita) untuk
orang-orang Israel yang menjadi budak di Babel dan menghimbau
mereka untuk terus berjaga-jaga (vigilant) dalam doa, sehingga bisa
mengenali tanda kedatangan Sang Mesias.
b. Yohanes Pembaptis, yang mendahului kedatangan Sang Mesias, nabi
yang hadir sebagai suara yang berseru di padang gurun, memanggil
orang untuk menerima baptisan pertobatan bagi pengampunan
dosanya (lih. Mikha 1).
c. Maria, yang mempersiapkan kelahiran Yesus, membimbing menuju
Betlehem. Maria adalah perempuan yang selalu berkata “Iya” kepada
Tuhan, berkebalikan dengan perempuan pertama, Hawa. Maria
adalah simbol perempuan yang mempercayakan dirinya pada
rencana Tuhan tanpa syarat. Karena itu, Maria menjadi model dan
17
inspirasi. Dari sanalah, Gereja Katolik, misalnya, memberikan
penghargaan besar pada sosok Maria.

Masa Adven diyakini sebagai masa pertama kali Allah Tritunggal


dinyatakan (Luk. 1:31-32), ketika Roh Kudus berkarya di tengah
seorang manusia (perempuan, Maria), Dia adalah Yesus, Anak Allah yang
Maha Tinggi.

Tema-tema yang dilayankan dalam liturgi Adven adalah:


a. Seruan sang nabi Israel memanggil umat untuk bertobat dan
mempersiapkan diri bagi kehadiran Sang Mesias, pembebas yang
telah lama dinantikan kedatangan-Nya.
b. Tuhan mendengarkan seruan umat-Nya dan memenuhi janji
keselamatan-Nya setelah kejatuhan manusia sejak masa Adam dan
Hawa dengan mengirimkan putera-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus
ke dunia, melalui seorang Maria.
c. Umat diajak untuk tidak takut (Yes. 35:4, Luk. 2) karena Tuhan yang
Maha Tinggi memberikan damai sejatera di bumi bagi orang-orang
yang dikasihi-Nya.
d. Penebusan itu sudah dekat, karena itu umat diajak untuk memiliki
harapan (Luk. 21:28). Kehidupan di dunia kerap penuh penderitaan
dan ketakutan, Injil mengajak umat percaya untuk terus
menghidupkan sukacita, karena Dia yang datang berkuasa dan
penuh kemuliaan (Luk. 21:27).
e. Berjaga-jaga (Luk. 21:36). Hal ini mengingatkan bahwa Yesus tidak
hanya datang dulu kala, tetapi juga akan datang untuk kedua kalinya.
f. Intervensi Roh Kudus (Luk. 1:35). Roh Kudus turut berperan dalam
proses inkarnasi (kedatangan Kristus ke dalam dunia). Umat diajak
untuk terbuka menerima karya Roh Kudus tersebut, seperti Maria.
g. Inkarnasi (kedatangan Kristus, Tuhan yang menjadi manusia),
Emmanuel (Yoh. 1:14; 3:16; 1 Yoh. 4:9, Gal. 4:4-7; Rm. 8:15-17).
Dia yang datang tidak menganggap kita sebagai hamba tetapi
sahabat.

18
Simbol-simbol Masa Adven
1. Warna Ungu
Simbol Adven paling utama adalah warna ungu yang digunakan baik
di stola, hiasan ruangan, dan lilin Adven. Warna ini sama dengan
warna yang digunakan pada masa pra paskah, karena Pra Paskah
dan Adven saling bercermin sebagai masa antisipasi. Warna ungu
adalah warna yang dipakai oleh Kristus dalam jubah-Nya ketika
disalibkan, sebagai simbol dari penebusan dosa (penance). Beberapa
gereja pada masa ini bahkan menghayati masa penebusan dengan
hanya memasang sedikit sekali ornamen dan hiasan gereja, bahkan
musik instrument tidak digunakan, kecuali untuk menjaga nada umat
dalam bernyanyi.

2. Lilin Adven
Lilin Adven berjumlah 4 buah, melambangkan minggu-minggu
Adven tersebut.
a. Minggu I melambangkan Harapan (tokoh yang diangkat adalah
Bapa Gereja). Lilin pertama pada minggu ini disebut sebagai Lilin
Nabi yang mengingatkan bahwa kedatangan Yesus sebagai
Mesias sudah diwartakan para nabi terdahulu.
b. Minggu II melambangkan Kesetiaan dan Cinta. Lilin kedua
disebut Lilin Betlehem yang memiliki arti bahwa Yesus Kritus
Sang Juru Selamat kita akan lahir di dalam hati kita.
c. Minggu III melambangkan Sukacita. Lilin ketiga disebut Lilin
Gembala karena kabar sukacita tentang kelahiran Yesus Kristus
pertama kali diberitahukan kepada orang-orang yang rendah hati
dan tulus. Beberapa gereja menggunakan lilin berwarna merah
muda atau ungu muda (mawar) pada minggu ini, karena minggu
ini disebut sebagai Gaudete Sunday (Gaudete berarti
kegembiraan, sukacita, rejoice), karena umat percaya berada di
tengah-tengah masa Adven yang berarti kedatangan Kristus
sudah dekat.
d. Minggu IV melambangkan Damai Sejahtera. Lilin keempat
disebut Lilin Para Malaikat yang melambangkan kebahagiaan dan
sukacita menyambut kedatangan Sang Juru Selamat.

19
Pada malam Natal, lilin ungu tersebut digantikan dengan lilin putih,
yang melambangkan Kristus, yang dinantikan telah datang.

3. Lingkaran Adven
Pada masa Adven beberapa gereja juga dapat membuat sebuah
lingkaran dari tumbuhan yang tidak termakan musim (misalnya
cemara). Dari sinilah sebenarnya asal usul tradisi pohon Natal atau
lingkaran tanaman yang dipasang di pintu pada waktu Natal dengan
cahaya berkelipan. Tradisi ini diduga bermula dari tradisi Jerman dan
negara-negara Skandinavia selama musim dingin sebelum
Kekristenan. Mereka membuat sebuah lingkaran dari tumbuhan pada
musim dingin di Bulan Desember yang gelap, sebagai simbol dari
harapan dan masa depan pada musim semi dengan cahaya matahari
yang hangat. Lingkaran tersebut diletakkan di sebuah permukaan
dengan cahaya lilin yang diletakkan di tengah, sebagai harapan
bahwa Tuhan sang terang, akan memutar roda dunia, sehingga
mereka kembali merasakan kehangatan. Pada abad-abad
pertengahan komunitas Kristen mengadopsi ini dengan memaknai
kehadiran Kristus sebagai terang yang datang ke dunia,
menyingkirkan kegelapan dosa, memancarkan kebenaran dan cinta
Tuhan (Yoh. 3:19-21).

Sejak tahun 1500-an, tanaman yang tidak termakan musim itu


dimaknai sebagai keberlanjutan kehidupan, lingkaran dimaknai
sebagai keabadian Tuhan, tanpa awal dan tanpa akhir, Alfa dan
Omega yang juga menyelamatkan jika-jiwa yang percaya kepada
Kristus dan memberikan hidup abadi. Beberapa buah pinus dan biji-
biji sebagai hiasan melambangkan kehidupan dan kebangkitan –
simbol ini diadopsi dalam pohon Natal menjadi hiasan Natal.

4. Pujian Maranatha
Pujian sahutan jemaat pada masa Adven berbeda dengan masa-
masa liturgi yang lain (bukan Haleluya atau Hosiana/Hosana) tetapi
Maranatha (Bahasa Aram) yang berarti ‘Tuhan kami, datanglah!’
20
B. NATAL
Natal bukanlah perayaan Hari Kelahiran Yesus, tetapi perayaan Kelahiran
Yesus. Tanggal kelahiran Yesus secara persis, seperti penjelasan historis
di atas, tidak benar-benar diketahui. Karena itu Natal bukanlah
Perayaaan Hari Ulang Tahun Yesus, tetapi perayaan kedatangan Dia
yang telah dinantikan. Dia yang telah dinantikan tersebut
menggenapkan apa yang dipersiapkan dalam masa Adven: Harapan,
Kesetiaan, Cinta, Sukacita, dan Damai Sejahtera.

Dalam tradisi gereja, Ibadah Natal dilaksanakan sebanyak tiga kali:


a. Ibadah Natal Pertama. Pada tanggal 24 Desember (malam Natal,
Christmas Eve). Kisah kelahiran Kristus ini terdapat dalam Lukas 2:
11. Dia lahir di Betlehem pada waktu malam hari. Pemahaman
Malam Natal berbeda dengan pemahaman orang Jawa tentang
Malam Senin (yang berarti belum Senin) dan seterusnya, tetapi
malam ketika Kristus lahir. Beberapa jemaat di GKJW menggunakan
kesempatan ini sebagai perayaan Natal, karena jemat-jemaat
merasakan sukacita atas kelahiran Kristus tersebut.

b. Ibadah Natal Kedua. Ibadah Natal kedua biasa dilaksanakan pada


pagi hari, 25 Desember. Dalam ibadah ini beberapa gereja
menarasikan kembali kisah Kelahiran Kristus di Betlehem. Betlehem
(bahasa Ibrani) yang secara etimologis berarti ‘rumah roti’
menggemakan misteri perjamuan Kudus. Sehingga Betlehem
menjadi simbol bahwa perjamuan kudus tersebut sudah diisyaratkan
sejak kelahiran Kristus ke tengah dunia.

Pada ibadah yang kedua ini beberapa gereja kembali menayangkan


kisah di palungan. Hadirnya palungan pertama kali dalam ibadah
natal diinisiasi oleh Fransiskus dari Asisi. Dia bercerita kepada
kawannya John da Vellita bahwa dia akan membuat sebuah tanda
pengenangan bagi Yesus yang telah lahir di Betlehem, dalam susah
payah dan kesederhanaan seorang bayi, tidur di atas jerami di
palungan dengan lembu dan keledai yang berdiri di sekitarnya. Pada
tahun 1223 dia membuat sebuah palungan di pertapaannya di
21
Frecchio, Otalia. Dan sejak saat itu tradisi meletakkan palungan di
gereja sebagai bagian simbol Natal menjadi terkenal di seluruh
dunia.

Kisah yang diceritakan pada Minggu Natal ini umumnya adalah kisah
para gembala (Luk. 2:13-14) yang bersukacita setelah menemukan
bayi Yesus di palungan. Mereka pulang dengan memuji dan
memuliakan Tuhan, menggambarkan para jemaat yang dipanggil
untuk menghayati sikap yang sama setelah berjumpa dengan Dia
yang telah dinantikan kedatangannya.

c. Ibadah Natal Ketiga. Dalam tradisi gereja, ibadah ini dilaksanakan


pada siang hari 25 Desember. Ibadah ketiga ini, pada mulanya
bukan sekadar pembagian waktu ibadah, tetapi ibadah Natal yang
lain dengan bacaan yang berbeda. Ibadah Natal ketiga ini
menperkuat kesaksian para gembala dengan mengambil bacaan dari
Yoh. 1:1-14 atau Yes. 52:7-10, yang menunjukkan bahwa kelahiran
Kristus di dunia adalah penggenapan dari kesaksian para nabi,
menghubungkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jemaat diajak
bersorak-sorak melihat bahwa karya Allah tersebut nyata dalam
kehidupan mereka. Ketika Allah berjanji, maka Allah pasti akan
menggenapi janji-Nya.

Selain beberapa perayaan dan simbol di atas, ketika Masa Natal, gereja-
gereja juga bisa menggunakan simbol Malaikat Natal. Malaikat ini adalah
Gabriel (Ibrani: Tuhan adalah kekuatanku). Gabriel yang terdapat dalam
kisah Natal diyakini adalah malaikat yang mengumumkan setelah tujuh
puluh kali tujuh masa, maka Israel dan Yerusalem akan dipulihkan dan
dibangun kembali. Kejahatan dan dosa akan berakhir, sampai kedatangan
seorang yang diurapi, seorang raja. Hal ini membunyikan tema yang
disampaikan dalam Lukas 1, ketika Gabriel juga datang kepada Zakharia
dan Maria untuk menubuatkan kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus.
Kegenapan janji Tuhan pada Daniel dan bangsanya di tengah pembuangan
karena kejahatan mereka, terwujud oleh kehadiran sang nabi dan Mesias
yang menyelamatkan mereka dari penderitaan.
22
V. TATA IBADAH

TATA IBADAH PERJAMUAN KUDUS MASA NATAL (ADVEN)


GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 04 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)

I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin
oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 85 : 1
Kusongsong Bagaimana

II. TATA LAKSANA IBADAH


1. Panggilan Ibadah
a. Majelis Pembuka Ibadah menyampaikan selamat datang dan warta
jemaat yang penting kepada warga dan tamu.
b. Majelis Pembuka Ibadah mengucapkan Panggilan Ibadah:
“Umat yang dikasihi Tuhan,
Segala puji syukur kepada Tuhan, karena kasih dan kebaikan-Nya
senantiasa kita rasakan dalam hidup kita. Ibadah Minggu Adven II
saat ini kita lakukan bersama dengan Perjamuan Kudus Masa Natal.
Masa Adven adalah waktu yang tepat bagi kita untuk melihat kembali
keberadaan diri kita dihadapan Tuhan, “Apakah kita sungguh setia
kepada Tuhan? Apakah hidup kita sudah seturut dengan kehendak-
Nya? Apakah kita sudah hidup damai dengan sesama kita?”

23
Kini marilah kita datang menghadap kepada Tuhan dengan hati yang
bersih, kita memenuhi undangan Tuhan, datang ke meja perjamuan-
Nya dengan penuh sukacita, karena Tuhan Allah berkenan menjadi
sama dengan kita, manusia.”
c. Majelis Pembuka Ibadah mengajak umat berdiri dan
menyanyikan KJ. 85 : 1, 2 Kusongsong Bagaimana
(Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah)

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


P : (mengajak umat bersaat teduh sejenak, menenangkan pikiran dan
menyadari keberadaan Tuhan di dalam ibadah, kemudian
mengucapkan Votum dan Salam)
“Ibadah Perjamuan Kudus Masa Natal hari ini kita lakukan dengan
pengakuan:
Pertolongan kita ada di dalam nama TUHAN ALLAH, yang
menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah meninggalkan
pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus
Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Minggu dan Perjamuan Kudus Masa Natal (Adven)
saat ini adalah “Kewaspadaan di Tengah Pergumulan
Membuahkan Kebaikan.”
Di masa penantian ini, kita diajak untuk selalu waspada terhadap
hal-hal yang melemahkan iman. Pergumulan hidup yang berat
dapat menyebabkan kita menyerah dan putus asa. Namun sebagai
umat Tuhan, kita harus berani hadapi pergumulan itu. Melalui doa,
usaha, dan pengharapan, kita meyakini Tuhan akan menolong
kita. Oleh karena itu, kewaspadaan kita di tengah pergumulan
juga merupakan kewaspadaan kita menyambut kedatangan
Kristus yang kedua. Dan kita meyakini Tuhan Allah hadir
menyatakan kasih pertolongan-Nya kepada kita, umat-Nya.”
U : Menyanyikan KJ. 79 : 1, 3 Maha Terpuji Allahku
24
4. Pelayanan Firman
a. Doa Epiklise dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor 1
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yesaya 11:1-10 oleh Lektor I
Pendarasan Mazmur : Mazmur 72:1-7
Bacaan II : Roma 15:4-13 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi Maranatha”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Mara - na - - - tha!
Bacaan III : Matius 3:1-12 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ungkapan Bahagia
P : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
U : Amin… Amin…
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)
e. Saat Teduh

5. Pengakuan Iman Rasuli dipimpin seorang Majelis Jemaat (Umat Berdiri)

6. Pelayanan Perjamuan Kudus (Umat Duduk)


a. Kata-kata Penetapan Perjamuan Kudus
“Saudara-saudara, tidak lama lagi kita akan merayakan peristiwa
kedatangan Tuhan melalui Hari Raya Natal. Maka sudah
selanyaknyalah jika kita mempersiapkan diri dengan sungguh-
sungguh, yakni dengan cara mengenang karya penyelamatan Allah
melalui sengsara, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Sebab
peristiwa Natal tentu tidak akan mempunyai makna apa-apa tanpa
adanya peristiwa Paskah, sehingga Rasul Paulus menegaskan
kepada kita: “... jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
25
kepercayaan kamu ...” (1 Kor.15:17). Oleh sebab itu, marilah kita
sambut kedatangan Tuhan Yesus ini dalam suasana sukacita
dengan merayakannya dalam Perjamuan Kudus.

Umat menyanyikan KJ. 144 A: 1, 2 Suara Yesus Kudengar


(Pelayan Ibadah turun dari mimbar menuju meja perjamuan, kedua
pendamping membantu membuka penutup roti dan anggur)

b. Ajakan dan Peringatan


“Saudara-saudara, saat ini marilah kita datang menghampiri meja
perjamuan untuk menerima anugerah Allah yang telah dinyatakan
kepada kita melalui Perjamuan Kudus-Nya. Sekali lagi, marilah kita
menyesali dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan, agar kita
dilayakkan untuk menerima tubuh dan darah-Nya.”
(Pelayan Ibadah memimpin doa pengakuan dosa dan memohon
pengampunan dosa)

Umat menyanyikan PKJ. 157 : 1, 2 Perjamuan Yang Kudus


(Pelayan Ibadah mencuci tangan, warga jemaat diundang maju ke
meja perjamuan)

c. Doa Kesiapan Hati untuk Menerima Tubuh dan Darah Kristus


“Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kami datang
menghampiri hadirat-Mu. Layakkanlah kami untuk menerima
Tubuh dan Darah-Mu. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan. Amin”.

d. Konsekrasi dengan Elevasi


(Pelayan Ibadah sambil mengangkat roti dan memecah-
mecahkannya berkata:)
“Saudara-saudara, sekarang arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan
hendaknya engkau mengenang yang demikian:
Ketika merayakan Perjamuan Paskah bersama dengan para murid-
Nya, Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkannya dan memberikan kepada para murid-Nya,
26
sambil bersabda: “Terimalah dan makanlah. Inilah tubuhku yang
telah dipecah-pecahkan bagi kamu, demi pengampunan dosamu.
Perbuatlah ini menjadi peringatan akan kematian dan
kebangkitan-Ku, serta pengharapan akan kedatangan-Ku.”

e. Pembagian Roti (Komuni)


(Setelah roti dibagikan dan diterima oleh umat, Pelayan Ibadah
berkata:)
“Inilah Tubuh-Ku yang dipecah-pecahkan bagi kamu, sekarang
makanlah!”

f. Konsekrasi dengan Elevasi


(Pelayan Ibadah sambil mengangkat cawan dan menuangkan
anggur, berkata:)
“Setelah makan roti bersama dengan para murid-Nya, Tuhan Yesus
mengambil cawan, menuangkan anggur, lalu memberikannya
kepada para murid-Nya, sambil bersabda: “Terimalah dan
minumlah. Cawan ini adalah Perjanjian Baru yang telah
dimeteraikan oleh darah-Ku, yang telah tercurah demi
pengampunan dosamu. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan
kematian dan kebangkitan-Ku, serta pengharapan akan
kedatangan-Ku.”

g. Pembagian Anggur (Komuni)


(Setelah anggur dibagikan dan diterima oleh umat, Pelayan Ibadah
berkata:)
“Inilah Darah-Ku yang tercurah bagi kamu, sekarang minumlah!”

h. Pengutusan
“Saudara-saudara, marilah kita undur dari meja Perjamuan Tuhan
ini dengan sukacita, sambil mengingat firman Tuhan yang
demikian: “Akhirnya, saudara-saudara bersukacitalah, usahakanlah
dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati
sepikirlah kamu dan hiduplah dalam damai sejahtera, maka Allah,
27
sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” (2 Kor.
13:11).

i. Pelayan Ibadah Kembali Naik ke Mimbar


(Pendamping menutup roti dan anggur perjamuan)

7. Persembahan Syukur
a. Pemandu Persembahan membacakan nats pengantar
persembahan dari 1 Tawarikh 16:29
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan
PKJ. 148 : 1, 2 T’rima Kasih Ya Tuhanku

8. Doa Syafaat dan Persembahan


a. Berdoa untuk persembahan
b. Berdoa untuk Bangsa, Negara dan Pemerintah Indonesia
c. Berdoa untuk GKJW, para pelayan-Nya baik ditingkat MJ, MD, MA.
d. Berdoa untuk keluarga, pekerjaan, pendidikan
e. Berdoa untuk warga jemaat yang menghadapi pergumulan dan
persoalan hidup
f. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami.

9. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Pulanglah dalam damai sejahtera Tuhan. Saling layanilah antara
satu dengan yang lain dalam kasih, dan ingatlah selalu firman
Tuhan hari ini. Bersiaplah dan berjaga-jagalah menanti
kedatangan Kristus. Teruslah berdoa dan bertekunlah di dalam
Tuhan menjelang hari Tuhan yang semakin dekat. Percayalah
bahwa Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai dan memberkati
saudara-saudara.”
U : Menyanyikan KJ. 407 : 1 Tuhan, Kau Gembala Kami

28
10. Berkat
P : “Allah Bapa Sang Pencipta senantiasa memberkati dan menyertai
engkau,
Tuhan Yesus Sang Juru Selamat senantiasa menyatakan kasih
dan karunia-Nya kepada engkau,
Roh Kudus Sang Terang Hidup senantiasa menguatkan,
memampukan, dan memberikan damai sejahtera kepada engkau,
kini dan selama-lamanya. Amin.”
U : Menyanyikan KJ. 474 : 1 Kepada-Mu Puji-pujian

29
TATA PANEMBAH BUJONO SUCI MANGSA NATAL (ADVEN)
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 04 DESEMBER 2022

I. PACAWISAN
1. Palados Pangabekti, Pinisepuh, lan Diaken Pasamuwan andum ayahan
kapimpin dening Koordinator Pangabekti.
2. Koordinator Pangabekti mimpin pandonga pacawisan lelados ing
pangabekti.
3. Ing wanci Koordinator Pangabekti mimpin pandonga, sadaya anggota
Majelis sami ngasta stola, sanes ngagem stola. Bakda ndedonga,
Koordinator Pangabekti ngandika, “Sumangga kita ngagem busana
panembah (stola) lan kita ladosi umatipun Gusti kanthi manah ingkang
tulus lan andhap asor! Sugeng lelados, Gusti mberkahi lan
kamulyakna!”
4. Koordinator Pangabekti ngajak Majelis Pasamuwan sami memuji
KPJ. 225:1 Haleluya! Yesus Kristus

II. TUMINDAKING PANGABEKTI


1. Timbalan Mangabekti
a. Majelis Pambuka Pangabekti ngaturaken sugeng rawuh lan maos
pawartos pasamuwan ingkang wigati.
b. Majelis Pambuka Pangabekti ngucapaken Timbalan Mangabekti
ingkang mekaten:
P : “Umat ingkang dipun tresnani dening Gusti,
Puji sukor tansah kita aturaken dhumateng Gusti, awit sih
rahmatipun tansah kita raosaken ing gesang kita. Dinten
punika kita lumebet ing pangabekti Minggu Adven II
ingkang kita tindakaken sareng kaliyan Bujono Suci
mangsa Natal. Mangsa Adven punika minangka wekdal
kangge kita sami nliti priksa gesang kita wonten
ngarsanipun Gusti, ”Punapa kita sampun setyatuhu
dhumateng Gusti Allah? Punapa kita sampun gesang
30
miturut dhumateng karsanipun? Punapa kita sampun
gesang kanthi rukun kaliyan sesami kita? Mangga
sapunika, kita sami marek sowan wonten ngarsanipun Gusti
kanthi manah ingkang suci. Kita sambeti undanganipun
Gusti lumebet ing meja pambujanan kanthi suka bingah,
awit Gusti Allah kersa manjalma dados manungsa sami
kaliyan kita.”
c. Majelis Pambuka Pangabekti ngajak Umat jumeneng lan memuji
KPJ. 225 : 1 – 3 Haleluya! Yesus Kristus
(Pelados Pangabekti lan Majelis Pasamuwan mlebet ing papan
pangabekti)

2. Votum lan Salam (Umat Jumeneng)


(Pelados ngajak umat ening sawetawis, nentremaken batos lan
ngrumaosi bilih Gusti rawuh ing satengah-tengahing pangabekti,
tumunten ngucapaken Votum lan Salam).
P : “Pangabekti Minggu lan Bujono Suci Mangsa Natal dinten
punika kita tindakaken ing dalem Asmanipun Allah Sang
Rama, ingkang nitahaken langit lan bumi, ingkang boten nate
nilar pakaryaning astanipun, lan ingkang langgeng katresnan
tuwin kasetyanipun.
Sih rahmat lan tentrem rahayu saka Allah Sang Rama lan Gusti
kita Yesus Kristus tansah tumraha lan nunggila marang para
sedulur. Amin.”

3. Jejering Pangabekti (Umat Lenggah)


P : “Jejering pangabekti ing Minggu Adven II lan Bujono Suci
Mangsa Natal wekdal punika: “Kawaspadan ing Satengahing
Karibetan Nuwuhaken Kasaenan.”
Ing mangsa panganti-anti punika, para umatipun Gusti kedah
waspada tumrap perangan gesang ingkang ngrisak iman.
Karibetaning gesang ingkang awrat saged dadosaken umat
semplah lan nyerah. Ananging kangge kita para pitados,
karibetaning gesang punika kedah kita adepi lumantar donga,
31
upaya lan pengajeng-ajeng bilih Gusti Allah kersa nulungi lan
nylametaken kita saking bebaya lan ancaman ing sakiwa
tengen kita. Kawaspadan kita ing satengahing karibetan ugi
nedahaken kawaspadan kita anggenipun nyambeti rawuhipun
Sang Kristus ing kaping kalih. Kita sami pitados bilih Gusti Allah
tansah nunggil kita salebeting kaprihatosan kita.”
U : Memuji KPJ. 247 : 1, 2 Sugeng Rawuh, Gusti

4. Peladosan Sabda Mulya


a. Donga lan Pamaosing Kitab Suci dening Lektor 1
b. Pamaosing Kitab Suci :
Waosan I : Yesaya 11:1-10 dening Lektor I
Pendarasan Mazmur : Jabur 72:1-7
Waosan II : Roma 15:4-13 dening Lektor II
Pangatar Waosan Injil : “Lah punika wiwitaning Injil Kristus”
dening Palados Pangabekti
Tanggapaning Umat : Memuji “Maranatha”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Mara - na - - - tha!
Waosan III : Matius 3:1-12 dening Pelados Pangabekti
(Umat Jumeneng)
c. Pangucap Rahayu
P : “Kang rahayu iku wong-wong kang padha ngrungokake
pangandikaning Allah lan digatekake.” (Luk. 11:28)
U : Amin… Amin…
d. Khotbah Minggu (Umat Lenggah)
e. Wekdal Ening

5. Pangaken Pitados/Sahadat (Umat Jumeneng)


Satunggaling Majelis Pasamuwan ingkang kapatah mimpin umat
ngucapaken Sahadat Kalihwelas sesarengan lan kapungkasan mawi
tembung “Amin”.

32
6. Peladosan Bujono Suci (Umat Lenggah)
a. Panetepan Bujono Suci
P :“Para sederek, boten dangu malih, kita badhe sesarengan
ngriyadinaken dinten rawuhipun Gusti ing Dinten Riyadi
Natal. Sampun sakmesthenipun kita sami cecawis kanthi
estu-estu, inggih punika kanthi ngengeti pakaryanipun Allah
milujengaken jagad dalah saisinipun wonten ing sangsara,
seda, lan wungunipun Gusti Yesus. Karana natal boten
badhe wonten guna paedahipun tanpa wontenipun Paskah,
Rasul Paulus ngengetaken dhateng kita: “Lan menawa Sang
Kristus ora kawungokake, pracayamu iku dadi tanpa guna
…” (1 Kor. 15:17). Pramila saking punika sumangga kita
methukaken rawuhipun Gusti Yesus punika ing salebeting
swasana ingkang kebak kabingahan kanthi ngawontenaken
Bujono Suci.
U : Memuji KPJ. 301 : 1, 2 Bujana Suci
(Pelados mandhap saking mimbar tumuju dhateng meja
Bujono, kinantenan anggota Majelis Pasamuwan kalih
minangka pangapit ingkang paring pambiyantu bikak taplak
roti lan anggur).

b. Pangajak lan Pepenget


P : “Para sederek, sumangga samangke kita sami nyawisaken
manah kangge nampeni kanugrahanipun Allah tumrap kita,
ingkang sampun kebabar wonten ing Bujono Suci Mangsa
Natal punika. Sepisan malih, sumangga kita sami nelangsani
sadaya dosa lan kalepatan kita wonten ing ngarsaniun Gusti
Allah, supados kita sembada nampeni Sarira lan RahiPun.”
(Pelados Pangabekti mimpin donga pangaken dosa lan
nyuwun pangapuntening dosa dhumateng Gusti)
U : Memuji KPJ. 306 : 1 Kawula Kaparengna Sowan
(Pelados wijik asta, sawetawis warga pasamuwan kaaturan
majeng dhateng meja bujono)
33
c. Pandonga Cumawising Manah kangge Nampeni Sarira lan
Rahipun Gusti
P : “Dhuh Cempening Allah ingkang ngrembat lan mbirat
dosaning jagad. Mugi kawula Paduka damel sembada
nampeni Sarira lan Rah Paduka. Suci, suci, kasucekna Gusti.
Amin.”

d. Konsekrasi kanthi Elevasi


P : (kanthi ngangkat roti lan kacuwil cuwil)
“Para sederek, samangke sumangga kita sami ngeneraken
batos kita piyambak-piyambak dhateng Gusti lan sami
ngenget-enget ingkang makaten: Nalika ngriyadinaken
Bujono Suci Paskah kaliyan para sekabatipun, Gusti Yesus
mundhut roti, saos sokur, lajeng kacuwil-cuwil kaparingaken
dhateng para sekabatiPun kanthi dawuh: “Padha tampanana
lan panganen. Iki SariraningSun kang wus kacuwil-cuwil
kanggo kowe, murih apurane dosamu. Iki tindakna, gawenen
pangeling-eling marang seda lan wunguningSun, tuwin
panganti-anti marang rawuhingSun.”

e. Ngedum Roti
(sesampunipun roti kaedum lan katampi dening warga
pasamuwan, pelados ngendika)
P : “Iki SariraningSun kang kacuwil-cuwil kanggo kowe,
saiki panganen!”

f. Konsekrasi kanthi Elevasi


P : (kanthi ngangkat tuwung lan ngesokaken anggur)
“Sesampunipun dahar roti sesarengan kaliyan para
sekabatipun, Gusti Yesus lajeng mundhut tuwung,
ngesokaken anggur, kaparingaken dhateng para
sekabatipun kanthi dawuh: “Tampanana lan ombenen.
Tuwung iki Prajanjian Anyar kang kaecap kalawan getihKu,
34
kang wus kawutahake kanggo pangapurane dosamu. Iki
tindakna, kanggo pangeling-eling marang seda lan
wunguningSun, tuwin panganti-anti marang rawuhingSun.”

g. Ngedum Anggur
(sesampunipun anggur kaedum lan katampi dening warga
pasamuwan, pelados ngandika)
P : “Iki rahingSun kang wus kawutahake kanggo kowe,
saiki ombenen!”

h. Pangutusan
P : “Para sederek, Bujono Suci samangke sampun rampung,
sumangga samangke kita sami nglampahi gesang cundhuk
kaliyan sabdaniPun ingkang makaten: “Wasana, para
sadulurku, padha bungaha, udinen supaya awakmu
sampurna. Tampanana sakehing pituturku. Padha disarujuk
lan padha olaha atut rukun, temahan Gusti Allah etuking
sih katresnan lan tentrem rahayu bakal nunggil karo kowe!”
(2 Kor. 13:11).

i. Pelados Pangabekti Wangsul dhateng Mimbar

7. Sumaosing Pisungsung (Kapimpin dening Pinisepuh/Diaken)


a. Panuntun pisungsung maos 1 Babad 16:29 ingkang dados
landesan sumaosing pisungsung
b. Panuntun pisungsung ngajak umat memuji KPJ. 154 : 1, 2
Adrenging Tyas Kula

8. Pandonga Sapaat lan Pisungsung Sukur


a. Donga kangge pisungsung
b. Donga kangge Bangsa, Negara lan Pemerintah Indonesia
c. Donga kangge GKJW, para pelados ing MJ, MD, MA.
d. Donga kangge brayat, pandamelan, pendidikan

35
e. Donga kangge warga pasamuwan ingkang ngadepi karibetaning
gesang.
f. Donga sanesipun lan dipun pungkasi KK. 143 Donga Rama
Kawula.

9. Pangutusan (Umat Jumeneng)


P : “Swawi kita sami mengkeraken dalem pasujudan punika
kanthi tentrem rahayu ingkang saking Gusti. Swawi sami
lados linadosan setunggal lan setunggalipun kanthi
katresnan, lan manga kita tansah enget dawuhipun Gusti ing
dinten punika: padha tansah sumadya lan meleka ing
sajroning rumanti marang rawuhing Sang Kristus, tansah
dedongaa lan setya tuhu, ngadepaken dintening Gusti
ingkang sangsaya celak. Sami pitadosa bilih Gusti tansah
nunggil kaliyan kita.”
U : Memuji KPJ. 438 : 1 Gusti, Paduka Ngirid Lampah Kula

10. Berkah
Pelados : Nglantaraken berkah
Umat : Memuji KPJ. 460 Tentrem Raharja (2x)

36
TATA IBADAH SYUKUR HARI ULANG TAHUN KE-91
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 11 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)

I. PENJELASAN IBADAH SYUKUR HUT KE-91 GKJW


1. Dalam ibadah syukur HUT ke-91 GKJW ini, anak-anak dan remaja ikut
beribadah bersama warga dewasa, sebab mereka adalah bagian
integral dari Gereja.
2. Penggalan Sejarah GKJW adalah salah satu bagian penting dari sejarah
berdirinya GKJW. Penyampaian penggalan disampaikan melalui
pembacaan narasi sejarah GKJW.
3. Majelis Jemaat menunjuk salah seorang penatua atau diaken jemaat
sebagai pembaca narasi sejarah GKJW. Diharapkan pembaca narasi
sejarah mempelajari terlebih dulu penggalan sejarah GKJW yang
disiapkan dan membacakan penggalan sejarah tersebut dengan tepat,
jelas dan benar.
4. Pada saat khotbah disampaikan, Pelayan Firman diharapkan dapat
menceritakan atau menjelaskan sejarah berdirinya jemaat tempat ia
melayani.
5. Sebagai wujud syukur atas anugerah dan berkat Tuhan atas GKJW
yang genap berusia 91 tahun, ada 1 kali persembahan syukur yang
digunakan untuk pelayanan GKJW melalui Majelis Agung.

II. PERSIAPAN IBADAH


1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin
oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan

37
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 10 : 1
Pujilah Tuhan, Sang Raja

III. TATA LAKSANA IBADAH


1. Panggilan Ibadah (Umat Berdiri)
Pelayan : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Pada hari yang indah ini kita bersekutu dalam perayaan yang
penuh sukacita. Hari ini Greja Kristen Jawi Wetan genap
berusia 91 tahun. Sejak 11 Desember 1931, Greja Kristen
Jawi Wetan berdiri sebagai anggota tubuh Kristus di dunia.
Karena itu mari kita datang menghadap Tuhan dengan
penuh syukur dan pujian bagi Tuhan.”
Umat : Menyanyi PKJ. 13 : 1, 3 Kita Masuk Rumahnya
(Para Pelayan memasuki ruang ibadah)

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


Pelayan : “Ya Allah yang maha kuasa, Pencipta langit dan bumi, Pendiri
dan Pemelihara Greja Kristen Jawi Wetan.”
Umat : “Dengan penuh sukacita dan rasa syukur kami menghadap
hadirat-Mu, Sang Kepala Gereja kami.”
Pelayan : “Kami menghaturkan sembah bakti dan puji bagi Tuhan.”
Umat : “Terpujilah nama Tuhan.”
Pelayan : “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan
Yesus Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”
Umat : Menyanyi KJ. 252 : 1, 4 Batu Penjuru G’reja

3. Penyampaian Penggalan Sejarah GKJW (Umat Duduk)


Seorang Penatua/Diaken membacakan Penggalan Sejarah GKJW.
(Lihat pada Lampiran)

38
4. Madah Syukur
Pelayan : “Karya kasih-Mu sungguh agung, ya Tuhan.”
Umat : “Engkau memanggil dan mempersatukan kami dalam
persukutuan kudus-Mu, menjadi Patunggilan Kang
Nyawiji.”
Pelayan : “Kebijaksanaan pengasuhan-Mu sungguh tak terselami.”
Umat : “Engkau mengajarkan keselamatan dan iman yang agung
kepada kami dengan karya Roh Kudus dan hamba-hamba-
Mu.”
Pelayan : “Tuhan, tangan-Mu sungguh perkasa.”
Umat : “Engkau menuntun dan menguatkan kami menghadapi
tantangan, hambatan dan tragedi, hingga kami dapat
bertahan dan berjalan terus.”
Pelayan : “Kemurahan-Mu sungguh tak terhitung, ya Allah.”
Pria : “Kami bersyukur atas segala karunia dan berkat yang
Engkau berikan.”
Wanita : “Kami juga bersyukur atas tantangan dan kesulitan yang
kami hadapi.”
Semua : “Dengan semuanya itu kami Kau jadikan kuat dan
bijaksana.”
Umat : Menyanyi KK. 90 GKJW

5. Panggilan Pertobatan
Pelayan : “Saudara-saudara, Tuhan Sang Kepala Gereja kita, yang
sudah menyelamatkan kita dari maut, menghendaki kita
setia kepada-Nya, kepada Gereja yang adalah tubuh-Nya
yang kudus.
Mari kita menyadari diri dan mengakui segala kesalahan dan
kekurangan kita serta mohon pengampunan kepada Tuhan.”
Saat Teduh
(Musik “Tuhan, kasihani!”)
Pelayan : “Tuhan, Engkau mempersekutukan kami menjadi
Patunggilan Kang Nyawiji, tetapi kami sering hanya
memperhatikan diri kami sendiri, jemaat kami sendiri.”
39
Saat Teduh
“Tuhan, ampunilah kami.”
Umat : “Tuhan, ampunilah kami.”
Pelayan : “Tuhan, Engkau menempatkan kami sebagai Gereja-Mu di
dunia, tetapi kami sering lalai melakukan misi-Mu bagi
kesejahteraan seluruh ciptaan-Mu.”
Saat Teduh
“Tuhan, ampunilah kami.”
Umat : “Tuhan, ampunilah kami.”
Pelayan : “Tuhan, Engkau memberkati kami dengan segala ciptaan-
Mu, tetapi kami sering tidak mengelolanya dengan takut
akan Tuhan.”
Saat Teduh
Umat : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani

6. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


Pelayan : “Tuhan Allah Bapa kita itu sangat mengasihi dan
menyayangi orang yang jujur dan mau bertobat, sehingga
Dia mengampuni segala kesalahan kita seperti sabda-Nya
yang demikian, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh.1:9)
Umat : Menyanyi KJ. 58 : 1, 4 Mahakasih Yang Ilahi

7. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa Epiklise dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor 1
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yesaya 35:1-10 oleh Lektor I
Pendarasan Mazmur : Mazmur 146:5-10
Bacaan II : Yakobus 5:7-11 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah

40
Tanggapan Umat : menyanyi Maranatha”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Mara - na - - - tha!
Bacaan III : Matius 11:2-11 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ungkapan Bahagia
P : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
U : Amin… Amin…
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)
e. Saat Teduh
f. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)

8. Paduan Suara (Umat Duduk)


9. Tanda Ulang Tahun (Umat Berdiri)
a. Pelayan Ibadah turun dari mimbar berdiri di tengah meja altar.
b. Pelayan Ibadah didampingi oleh Penatua/Diaken menghadap warga
jemaat.
c. Pelayan Ibadah menyampaikan pengantar ulang tahun jemaat.
d. Pelayan Ibadah mengajak umat menyanyikan Lagu Ulang Tahun

Lagu Ulang Tahun

Do = D 4 ketuk Cipt. Suko Tiyarno

1 3 | 5 . 5 5 6 5 3 2 1 |2 . .
Se - la - mat u-lang tahun, G’re - ja - ku!

2 3 | 4 . 4 4 5 2 1 5 |3 . .
Tuhan yang memberkat - i G’reja - ku.

3 4 | 5 . 5 5 6 5 i 5 |6 . .
Se - la-mat u-lang ta-hun, G’reja- ku!
41
6 i | 5 . 5 5 4 3 2 1 7 |1 . . ||
Se- la- mat mela-yan - i, G’re-ja- ku!

e. Pelayan Ibadah memotong tumpeng atau kue ulang tahun.


f. Pelayan Ibadah menyerahkan potongan tumpeng atau kue ulang
tahun kepada perwakilan warga jemaat (Majelis, Sesepuh, Wanita,
Pemuda, Anak) sambil mengucapkan: “Selamat Ulang Tahun GKJW”
g. Pelayan Ibadah kembali ke mimbar.

10. Persembahan Syukur (Umat Duduk)


Petugas : “Puji syukur, Tuhan sudah menghimpun kita menjadi satu
persekutuan Patunggilan Kang Nyawiji. Mari kita terus
memperjuangkan terwujudnya Patunggilan Kang Nyawiji ini.
Kali ini kita mendukungnya dengan mengumpulkan
persembahan syukur ulang tahun Gereja kita.”
Umat : Menyanyi KPJ. 157 : 1 - Caosna Pisungsungmu

11. Doa Syafaat


a. Doa Syafaat sebaiknya dipimpin oleh beberapa orang petugas.
b. Pokok-pokok Doa Syafaat a.l.:
• Persembahan, Kegiatan, dan Program Gereja
• Para pejabat gereja (Pendeta, Guru Injil, Penatua, Diaken,
Pengurus Komisi, Pengurus Kelompok, Panitia),
• Para pegawai gereja (pegawai kantor, koster/ merbot, petugas
keamanan), lingkungan dan keamanan gereja.
• Keluarga dan pokok doa yang lain, diakhiri dengan Doa Bapa
Kami.

12. Tekat Bersama (Umat Berdiri)


Pelayan : “Sebagai Patunggilan Kang Nyawiji kami bertekat:”
Umat : “mempererat persekutuan dan persaudaraan kami antara
warga yang satu dengan yang lain.”

42
Pelayan : “Sebagai para saksi Kristus kami bertekat:”
Umat : “mewujudkan cinta kasih Tuhan kepada semua orang,
menjadi rahmat bagi kesejahteraan semua ciptaan.”
Pelayan : “Sebagai para utusan Tuhan kami bertekat:”
Umat : “menegakkan dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan
dalam cinta kasih Kristus.”
Pelayan : ”Sebagai yang dikasihkaruniai Tuhan, kami bertekat:”
Umat : “menggali dan mengelola segala anugerah dan talenta
untuk karya dan kemuliaan Tuhan.”
Semua : “Tuhan, kuduskanlah dan berkatilah tekat kami untuk
kemashyuran-Mu.”

13. Pengutusan
Pelayan : Menyampaikan pengutusan
Umat : Menyanyi KK. 95 Gerejaku Mandiri

14. Berkat
Pelayan : Menyampaikan berkat
Umat : Menyanyi KJ. 474 Kepada-Mu Puji-pujian

43
LAMPIRAN :

SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA GKJW

Historisitas Gereja selalu berakar kuat, jalin-menjalin dalam konteks di


mana Gereja itu lahir, tumbuh, dan berkembang. Demikian pula, salah satu
Gereja yang adalah milik Tuhan, Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Eksistensi
GKJW pada dasarnya ada sejak berdirinya Pasamuwan-pasamuwan Kristen
Jawi Wetan yang menyatakan diri berhimpun dan bersekutu sebagai satu
persekutuan melalui pernyataan tekad kebersamaan dalam persidangan
gerejawi pada 11 Desember 1931. Lahirnya Pasamuwan-pasamuwan
Kristen Jawi Wetan sendiri dimulai dari pengabaran Injil seorang Kristen
bangsa Jerman penganut paham pietis, bernama Johanes Emde dan
seorang Eurasia Jawa Kristen bernama C.L Coolen. Dengan cara masing-
masing, mereka mengabarkan Injil kepada orang Jawa. Oleh pengabaran
Injil mereka, pada tanggal 12 Desember 1843 di Gereja Protestan
Surabaya di Héren Straat dekat Jembatan Merah Surabaya, ada 35 orang
Jawa dibaptis. 34 orang dari Wiyung (Pak Dasimah, dkk) dan 1 orang dari
Ngârâ (Yakobus Singâtrunâ). Baptisan pertama ini diikuti oleh baptisan
kedua pada tahun 1844. Setelah itu kemudian berdiri 2 (dua) Pasamuwan
Kristen Jawi, yaitu di Wiyung dan Sidâkaré.

Tahun 1848, Badan Pengabaran Injil Belanda (NZG) berhasil menempatkan


seorang zendeling atau pengabar Injilnya, yaitu J.E. Jellesma di Surabaya.
Pada mulanya, ia “ditempatkan” dalam arti nunut di Gereja Protestan
Surabaya, sebab masa itu Pemerintah Hindia Belanda “melarang” adanya
Pengabaran Injil di Pulau Jawa. Oleh Gereja Protestan Surabaya zendeling
Jellesma ditugaskan menjadi juru tuai, yaitu membaptis orang Jawa yang
ingin masuk Kristen. Pertama-tama ia membaptis 56 jiwa di Mâjâwarnâ,
selanjutnya di Sidâkaré dan tempat-tempat lain di pedalaman Jawa Timur.
Dia memanfaatkan tugas sebagai juru tuai untuk adaptasi dengan dunia
Jawa sekaligus menjalin kerjasama dengan orang-orang Kristen Jawi di
Wiyung, Sidâkaré, Tôgôgan-Srengat-Kediri. Langkah yang ia ambil itu
merupakan bukti bergabungnya NZG ke dalam Pasamuwan Kristen Jawi.
44
Kemudian ia mendirikan Pamulangan/sekolah untuk membentuk Pamulang
Pasamuwan/Guru Injil. Lulusan pamulangan tersebut diutus mengajar dan
mengabarkan Injil ke berbagai tempat di pedalaman Jawa Timur maupun
ke Jawa Tengah. Oleh pekerjaan pengabaran Injil mereka, kemudian lahir
atau berdiri Pasamuwan-Pasamuwan Kristen Jawi. Sampai dengan tahun
1900 di Jawa Timur telah berdiri lebih dari 31 Pasamuwan Kristen Jawi
yang tersebar di Resort/daerah Penginjilan Mâjâwarnâ, Kediri, dan Swaru-
Malang.

Pada tahun 1878, Badan Pengabar Injil Java Comite mengutus


zendelingnya untuk mengabarkan Injil kepada orang Madura, tetapi di sana
dia mendapat banyak perlawanan atau ditentang. Orang Madura pertama
yang masuk Kristen adalah Pak Ebing..Kemudian Java Comite
menempatkan zendeling di Bôndôwôsô ia sering berkegiatan di
Sumberpakem. Dia tidak khusus PI kepada orang Madura, melainkan juga
melayani pemeliharaan rohani orang-orang Kristen Jawi yang bekerja di
perkebunan kopi di wilayah Situbôndô. Mereka adalah orang Kristen Jawi
pindahan dari wilayah PI NZG. Tahun 1900 di perkebunan kopi Kayumas
berdiri Pasamuwan Kristen Jawi. Dari perkembangan ini kemudian
terjalinlah hubungan antara Badan Pengabaran Injil NZG dan Java Comite.

Jumlah orang Kristen Jawi yang pindah ke daerah Timur makin banyak,
mereka juga giat mengabarkan Injil. Dari itu kemudian lahirlah Pasamuwan-
pasamuwan Kristen di wilayah timur Jawa Timur antara lain, Tunjungrejâ,
Rejâagung, Sidârenâ, dst.

Sejak tahun 1901-1926, setahun sekali zendeling NZG mengumpulkan


seluruh Pamulang Pasamuwan Jawi Wetan (Guru Injil) untuk pembinaan
perilaku, penguatan iman, koordinasi strategi Pengabaran Injil dan cara
membangun pasamuwan. Pertemuan bertempat di salah satu Pasamuwan
secara bergiliran.

45
Pada tahun 1918 Pasamuwan Mâjâwarnâ telah memiliki Majelis
Pasamuwan dan kemudian pada bulan Juni tahun 1923 menjadi sebuah
gereja atau Pasamuwan mandiri dengan bentuk presbiterial. Itu diharapkan
bisa menjadi contoh bagi pasamuwan Kristen Jawi yang lainnya.

Para Zendeling NZG secara rutin berkoordinasi melalui Konferensi


zendeling. Pada tahun 1928 Konferensi zendeling membentuk Panitia
Penyusunan Tata Gereja untuk Pasamuwan-pasamuwan Kristen Jawi Wetan.
Panitia dipimpin oleh zendeling B.M. Schuurman dosen Baléwiyâtâ. Tata
Gereja ini dimaksudkan sebagai alat untuk mendasari pembentukan
Pasamuwan mandiri/dewasa dan atau sebuah gereja.

Oleh karena Panitia Penyusunan Tata Gereja belum berhasil, kemudian NZG
meminta bantuan DR. Hendrik Kraemer seorang ahli bahasa dan budaya
Jawa dari Lembaga Alkitab Belanda/NBG untuk meneliti keadaan sosial
budaya Pasamuwan-pasamuwan Kristen Jawi Wetan. Penelitian dilakukan
sejak bulan Agustus 1930.

Pada Februari 1931 Hasil Penelitian dibahas bersama dengan para tokoh
orang Kristen Jawi untuk selanjutnya dibuatkan konsep Tata Gereja.
Pembahasan dilakukan di Konsistori gedung gereja Pasamuwan Talun-
Malang. Konsep Tata gereja bersifat sementara dengan usul mengenai
institusi Sinode.

Atas usul Konferensi zendeling, NZG menyetujui dan memutuskan untuk


mendirikan Sinode dan menetapkan Tata Gereja Sementara yang
diharapkan akan menjadi pedoman bagi Pasamuwan-pasamuwan Kristen
Jawi Wetan dalam melangkah ke arah kehidupan gereja yang mandiri.

Pada hari Jumat tanggal 11 Desember 1931, Zendings-Consul atas nama


NZG dan Java Comite melantik dan meresmikan berdirinya Majelis Agung
dan menyerahkan kekuasaan/kepemimpinan atas Pasamuwan-pasamuwan
Kristen Jawi Wetan dari NZG dan Java Comite kepada Ketua Majelis Agung,
yang saat itu sudah ditunjuk, yaitu C.W.Nortier. Hal itu diperlukan sebab
46
secara institusi/lembaga, Majelis Agung merupakan representasi
patunggilan atau persekutuan dari Pasamuwan-pasamuwan Kristen Jawi
Wetan, yang pada saat itu terdiri atas 55 Pasamuwan dengan 23.080 jiwa
warga.

Atas perkenan Tuhan, GKJW bertumbuh, berkembang menuju


kedewasaannya. Pada tahun 2022 ini GKJW memasuki usia 91 tahun
perjalanan. Perjalanan Gereja sebagai organisme sekaligus sebagai
organisasi dalam seluruh dinamika yang dialami.

Soli Deo Gloria.

47
TATA IBADAH MALAM NATAL
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
SABTU, 24 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)

I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas
dipimpin oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 109 : 1
Hai Mari Berhimpun

II. TATA LAKSANA IBADAH


1. Panggilan Ibadah
a. Majelis Pembuka Ibadah menyampaikan ucapan selamat datang
kepada warga Jemaat dan menyampaikan Warta Jemaat yang penting.
b. Majelis Pembuka Ibadah mengucapkan panggilan ibadah yang
demikian:
“Umat yang dikasihi Tuhan,
Malam hari ini adalah malam natal. Bersama, kita mempersiapkan
hati kita dalam menanti dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus
Kristus Sang Juru Selamat kita. Ia telah lahir dan mati demi menebus
dosa kita manusia. Ia telah bangkit dan naik ke sorga memberi
pengharapan dan Roh Kudus-Nya bagi kita. Ia juga berjanji akan
kembali ke dunia untuk mempersekutukan kita. Kini marilah kita
bersukacita dan bergembira, sebab Tuhan Allah ada di tengah-
tengah kita.”
c. Majelis Pembuka Ibadah mengajak umat berdiri dan menyanyikan
lagu KJ. 109 : 1, 2 Hai Mari Berhimpun
48
2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)
P : (mengajak umat bersaat teduh sejenak, menenangkan pikiran dan
menyadari keberadaan Tuhan di dalam ibadah, kemudian
mengucapkan Votum dan Salam):
“Marilah dengan keteduhan hati kita datang kepada Tuhan, dengan
mengungkapkan pengakuan:
Ibadah Malam Natal saat ini, kita lakukan dalam nama Tuhan Allah
yang telah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dan
yang kekal kasih setia-Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus
Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”
U : Menyanyi KJ. 123 : 1, 3 Slamat, Slamat Datang

3. Litani Syukur (Umat Duduk)


P : Umat yang dikasihi Tuhan, bersama kita ungkapkan litani syukur
kita bagi Tuhan :
Tuhan Allah yang Maha Kasih, sungguh kami ingin selalu memuji
dan memuliakan nama-Mu yang kudus.
U : Kami umat-Mu telah Kau persekutukan melalui Gereja Kristen Jawi
Wetan, kami datang dengan membawa pujian dan syukur kami,
karena kebaikan dan kemurahan-Mu, ya Allah.
P : Ya Allah yang hidup, Allah yang telah menyatakan diri dalam Yesus
Kristus, kami memuji Engkau yang sudah datang, yang dibaringkan
di palungan, dan yang terbungkus kain lampin.
U : Kami ingin mengenang kedatangan-Mu, ya Allah, dengan
mengagungkan dan menceritakan karya kasih-Mu pada dunia.
P : Kami bersyukur karena kami telah menjadi milik-Mu.
U : Kami bersyukur karena kasih-Mu abadi.
Semua : Terpujilah Engkau ya Tuhan, biarlah semua yang menyembah
Engkau bersukacita. Amin.
U : Menyanyi KJ. 118 : 1, 2 Sungguh Mulia

49
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
P : “Saudara-saudara, dalam Kisah Para Rasul 8:22, Tuhan Allah
berfirman, “Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah
kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu …”
Menanggapi firman dari Tuhan, mari kita melihat diri kita masing-
masing. Apakah hidup kita sehari-hari sudah seturut dengan
kehendak Allah? Apakah yang sudah kita perbuat untuk sesama,
khususnya mereka yang menderita dan kesusahan?”
Saat Teduh
P : (Pelayan Ibadah memimpin umat untuk berdoa: mengakui dosa
dan mohon pengampunan dosa.)

b. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


P : “Saudara-saudara, Tuhan Yesus telah mempersembahkan diri-Nya
sebagai korban penebusan yang sempurna. Darah-Nya telah
membasuh hidup dan hati kita yang tercemar oleh ambisi pribadi,
kesombongan, kebencian, ketidakjujuran, ketidakadilan, dan
perbuatan dosa yang lainnya. Maka berkat kasih karunia Kristus,
Allah yang Maha Kasih berkenan mengampuni kita dan
menyelamatkan kita. Sebagaimana Firmannya demikian: “Baiklah
orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan
rancangannya, baiklah ia Kembali kepada TUHAN, maka Dia akan
mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi
pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:7).

c. Tanggapan Umat
U : Menyanyi KJ. 122 : 1, 2 Anak Yang Dijanji

5. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa Epiklise oleh Lektor I
b. Pembacaan Alkitab

50
Bacaan I : Yesaya 9:1-6 oleh Lektor I
Pendarasan Mazmur : Mazmur 96
Bacaan II : Titus 2:11-14 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil :“Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Hale - lu - - - ya!
Bacaan III : Lukas 2:1-14 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ucapan Bahagia
d. Khotbah Malam Natal
e. Saat Teduh

6. Kidung Kemuliaan/Magnificat
P : Mari kita mengungkapkan kidung kemuliaan sebagaimana Maria
juga mengungkapkan nyanyian pujiannya kepada Allah :
Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku.
U : Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
P : Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan
Menyebut aku berbahagia, karena yang Mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya
adalah kudus.
U : Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia
memperlihatkan kuasa-Nya dan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
P : Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;
U : Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;

51
P : Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada
Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.
P+U : Kemuliaan bagi Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti pada
permulaan, sekarang dan selama-lamanya. Amin
U : Menyanyi KJ. 100 : 1 Muliakanlah

7. Menyambut Natal Tuhan


P : “Saudara-saudara, marilah saat ini kita mengenang kelahiran
Yesus, Juru Selamat kita yang sejati.
Marilah kita mempersiapkan hati kita menyambut kedatangan
Tuhan.”
(Lampu Dipadamkan)
P : “Saudara-saudara, kita berkumpul di tempat ini dengan satu
tujuan, yaitu menyambut kedatangan Yesus, Tuhan kita. Sejak
beberapa minggu yang lalu kita sudah disibukan dengan
membuat persiapan untuk hari yang istimewa ini. Kita ingin
menyambut dan memberi arti sebaik mungkin untuk hari yang
istimewa ini. Tetapi bagaimanakah dengan hati ini? Sudahkah
diperbaharui?
Saat Teduh
P : “Saudara-saudara ada nats Alkitab yang berbunyi demikian,
“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang
yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang
telah bersinar. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahu-Nya dan nama-Nya disebutkan orang: Penasehat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9: 1, 5)
Sekarang, bawalah terang dari Tuhan itu agar selalu menerangi
hidup dan hatimu.”
(Lilin-lilin dinyalakan)
U : Menyanyi KJ. 92 : 1, 2, 3 Malam Kudus
(Lampu dinyalakan kembali)

52
8. Ungkapan Syukur
a. Pemandu Persembahan membacakan nats persembahan:
1 Tesalonika 5:18 : “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
b. Umat menyanyikan KJ. 119 : 1, 2 Hai Dunia, Gembiralah
(persembahan dibawa ke dalam ruang ibadah dan diletakkan di
meja altar)

9. Doa Syafaat dan Persembahan


a. Berdoa mohon kekuatan untuk melakukan ajaran dan kehendak
Tuhan.
b. Berdoa untuk persembahan, kegiatan pelayanan dan para pelayan di
MJ, MD, dan MA
c. Berdoa untuk keluarga, anak, pemuda.
d. Berdoa untuk pergumulan hidup.
e. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami yang
dipujikan.

10. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Pulanglah ke rumahmu masing-masing dengan sukacita.
Bekerjalah dengan setia dan dengan sungguh-sungguh. Ingatlah
bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan langit selalu berwarna
biru, bunga-bunga selalu mekar tanpa layu, kesukaan tanpa air
mata. Tetapi Tuhan selalu menjanjikan kekuatan dan kemampuan
hari demi hari. Percayalah, bahwa Tuhan selalu menyertai dan
memberkati hidupmu sekalian.”
U : Menyanyi KJ. 120 : 1 Hai Siarkan di Gunung

11. Berkat
P : Menyampaikan berkat Tuhan
U : Menyanyi KJ. 474 : 1 KepadaMu Puji-pujian

53
TATA IBADAH NATAL
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
MINGGU, 25 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)

I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin
oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 101 : 1
Alam Raya Berkumandang

II. TATA LAKSANA IBADAH


1. Panggilan Ibadah
a. Majelis Pembuka Ibadah menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga Jemaat.
b. Majelis Pembuka Ibadah mengucapkan Panggilan Ibadah yang
demikian:
“Umat yang dikasihi Tuhan,
Hari ini adalah hari Natal, hari kelahiran Tuhan kita, Yesus Kristus. Mari
kita rayakan Natal saat ini dengan penuh sukacita. Kita sambut
lahirnya Sang Juru Selamat dunia dengan pujian dan sembah kepada-
Nya. Marilah bersama dengan umat Tuhan dari seluruh penjuru bumi,
kita menghadap Tuhan, memuji dan menyembah-Nya, sebab Ia telah
datang ke dunia menjadi sama dengan kita manusia.”
c. Majelis Pembuka Ibadah mengajak umat berdiri dan menyanyikan lagu
KJ. 101: 1, 3 Alam Raya Berkumandang
d. Prosesi Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki gedung gereja
dari pintu depan/ utama gereja.
54
2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)
P : Saat ini marilah kita meneduhkan hati kita, kita menghadap Tuhan
melalui ibadah Natal ini dan dalam hati kita mengungkapkan
demikian:
“Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan
untuk kita; dan namanya disebutkan orang Penasehat Ajaib, Allah
yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.”
U : “Besar kekuasaan-Nya dan damai sejahtera tidak akan
berkesudahan, karena Ia mendasarkan dengan keadilan dan
kebenaran.”
P : “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan Allah dan Tuhan
Yesus Kristus beserta saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Natal (Umat Duduk)


P : “Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Tema Natal GKJW bersama PGI – KWI tahun 2022 ini adalah “…
maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.” (Matius
2:12).
Melalui tema natal ini, kita sebagai umat Tuhan diajak untuk melihat
kisah perjumpaan orang-orang majus dengan bayi Yesus. Allah
berkenan menunjukkan jalan kepada mereka melalui bintang di
Timur. Allah menyertai mereka dalam perjalanan dan saat mereka
berhadapan dengan Herodes. Perjumpaan dengan bayi Yesus
adalah perjumpaan yang menyukacitakan. Itulah yang dirasakan
oleh orang-orang majus. Demikian saat mereka pulang kembali ke
negerinya, Allah menolong mereka melalui jalan lain, sehingga
mereka selamat dari ancaman Herodes.
Gambaran perjalanan orang-orang majus ini juga menjadi
gambaran perjalanan umat Allah untuk datang dan bertemu
dengan Tuhan Yesus. Sekalipun ada ancaman, kesulitan dan
pergumulan yang harus kita hadapi dalam perjalanan hidup kita,
percayalah bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan menolong kita.
Mari kita meyakini bahwa perjumpaan dengan Tuhan Yesus
mendatangkan sukacita dan berkat.”
55
U : Menyanyikan KJ. 122 :1, 2 Anak Yang Dijanji

4. Pengakuan Dosa
P : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Marilah saat ini, kita menyesali segala dosa dan pelanggaran kita
di hadapan Tuhan. Kita sadari bahwa kita seringkali mengabaikan
dan melupakan firman dan kehendak-Nya. Mari kita ungkapkan
pengakuan dosa kita dengan berdoa secara litani.”
P : “Ya Allah, Engkaulah Sang Firman yang telah menjadi manusia, yang
telah datang ke dunia untuk menyelamatkan kami manusia dari
kuasa dosa.”
Saat Teduh
“Ya Allah, kasihanilah kami,”
U : “Ya Allah, kasihanilah kami,”
P : “Ya Tuhan Yesus, Engkaulah Sang Terang yang sejati, yang datang
dari Allah untuk menerangi hati kami manusia yang ada dalam
kegelapan.”
Saat Teduh
“Ya Tuhan Yesus, ampunilah kami,”
U : “Ya Tuhan Yesus, ampunilah kami,”
P : “Engkaulah kebenaran yang sejati, yang telah datang untuk
menyatakan keselamatan yang sejati.”
Saat Teduh
“Ya Tuhan, kasihanilah kami,”
U : “Ya Tuhan, kasihanilah kami.”
P+U : “Kepada-Mu ya Tuhan kami mengakui dosa dan kesalahan kami.
Ampunilah dan kasihanilah kami. Amin.”

5. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


P : “Umat yang dikasihi Tuhan, Tuhan Allah telah menyatakan kasih-
Nya kepada kita melalui Tuhan Yesus Kristus. Natal menjadi wujud
cinta kasih Allah yang nyata bagi kita. Oleh karena itu, bagi kita
yang bersedia mengakui dosa dan pelanggaran kita dihadapan
Tuhan, bertobat, serta kembali hidup benar seturut dengan firman
56
dan kehendak-Nya, maka Allah berkenan mengampuni dan
memberikan anugerah-Nya, seperti difirmankan demikian:
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya
dan yang ditutupi dosa-dosanya, berbahagialah manusia yang
kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.”
(Roma 4:7-8).
Kiranya di hari Natal ini, keselamatan yang sejati dari Tuhan kita
Yesus Kristus ada pada kita.”
U: Menyanyikan KJ. 381 : 1, 2 Yang Mahakasih

6. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa Epiklise oleh Majelis Jemaat
b. Pembacaan Alkitab
Bacaan I : Yesaya 62 : 6 - 12 oleh Lektor I
Pendarasan Mazmur : Mazmur 97
Bacaan II : Titus 3 : 4 – 7 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Hale - lu - - - - ya!
Bacaan III : Lukas 2 : 8 – 20 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ucapan Bahagia
P : “Berbahagialah setiap orang yang mendengar, menyimpan
Firman Allah, serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.”
d. Khotbah Natal
e. Saat Teduh
f. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)

57
7. Kidung Kemuliaan / Magnificat (Umat Duduk)
P : “Umat yang dikasihi Tuhan, sebagaimana Maria mengungkapkan
pujian kemuliaan bagi Allah, karena sukacita besar yang Tuhan
berikan kepadanya, kini marilah kita ungkapkan kidung kemuliaan
bagi Allah karena cinta kasih-Nya yang besar kepada kita.
Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah,
Juruselamatku.
U : Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
P : Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan
Menyebut aku berbahagia,
U : karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
P : Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
U : Ia memperlihatkan kuasa-Nya dan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
P : Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;
U : Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan
menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
P : Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada
Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.
P+U: Kemuliaan bagi Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti pada
permulaan, sekarang, dan selama-lamanya. Amin
U : Menyanyikan KJ. 100 Muliakanlah

8. Doa Syafaat :
a. Berdoa untuk perayaan Natal.
b. Berdoa untuk kehidupan GKJW (warga jemaat dan para pelayannya)
c. Berdoa untuk jemaat yang dalam pergumulan ekonomi, sakit, undur
d. Berdoa untuk keluarga, pekerjaan, sekolah.
e. Berdoa untuk bangsa dan negara memasuki tahun politik.
f. Pokok Doa yang lain diakhiri “Doa Bapa Kami” (K.Kontekstual 143).
58
9. Persembahan Natal
P : “Sukacita Natal telah dikumandangkan kepada dunia, maka
berbahagialah setiap orang yang mendengar dan menerima Yesus
Kristus sebagai Juru Selamat. Sebagai ungkapan rasa syukur kita
atas berkat dan anugerah Allah kepada kita, marilah kita wujudkan
melalui persembahan khusus hari ini sebagaimana para Majus yang
juga turut bersukacita saat mendengar berita Natal yang demikian:
“Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”
(Matius 2:10-11)
U : Menyanyikan KJ. 99 : 1, 2 Gita Sorga Bergema
P : Memimpin Doa Persembahan (Umat Berdiri)

10. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Kini marilah kita kembali ke dalam kehidupan kita masing-masing.
Natal memberi sukacita dan damai sejahtera bagi kita, untuk itu
teruskan dan bagikanlah sukacita dan damai sejahtera itu kepada
semua orang. Natal juga membangkitkan semangat dan kasih kita
kepada sesama. Mari kita lanjutkan karya kasih Tuhan Yesus kepada
dunia melalui sikap, perkataan dan tindakan kita yang memuliakan
Allah.”
U : Menyanyi PKJ. 216 : 1, 2 Berlimpah Sukacita di Hatiku

11. Berkat
P : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Kini arahkan hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya
melalui hamba-Nya:
Allah Bapa Sang Pengasih menyertai dan memberkati kehidupan
saudara-saudara,
59
Tuhan Yesus Kristus Sang Penyelamat memimpin dan menuntun
langkah hidup saudara-saudara,
Roh Kudus Sang Penerang memberikan kekuatan, sukacita, dan
damai sejahtera kepada saudara-saudara, saat ini sampai kekal
selamanya. Amin.”
U : Menyanyikan lagu “Selamat Hari Natal”

---ooo0ooo---

60
TATA IBADAH TUTUP TAHUN
GREJA KRISTEN JAWI WETAN
SABTU, 31 DESEMBER 2022 (STOLA PUTIH)

I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas
dipimpin oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang
stola, bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator
Ibadah mengatakan: “Mari kita kenakan busana liturgi (stola) kita dan
kita layani umat Tuhan dengan hati yang tulus dan rendah hati!
Selamat melayani, kiranya Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Majelis Jemaat menyanyi KJ. 18 : 1
Allah Hadir Bagi Kita

II. TATA LAKSANA IBADAH


1. Panggilan Ibadah
a. Majelis Pembuka Ibadah menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga Jemaat.
b. Majelis Pembuka Ibadah menyampaikan panggilan ibadah :
“Malam ini merupakan ibadah terakhir kita di tahun 2022. Kita
percaya bahwa tahun ini merupakan pemberian Allah, Sang
Pengatur waktu yang abadi. Dalam menjalani hari-hari di tahun
2022, pasti banyak peristiwa yang terjadi, baik suka maupun duka,
keberhasilan maupun kegagalan, tertawa dan menangis, kehidupan
dan kematian. Mengingat waktu-waktu yang sudah berlalu itu
merupakan pemberian Allah, sudah selayaknya jika di akhir tahun
ini, kita serahkan kembali kepada Allah.
c. Majelis Pembuka Ibadah mengajak umat berdiri dan menyanyikan
lagu KJ. 18 : 1, 2 Allah Hadir Bagi Kita

61
2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)
P : (mengajak umat bersaat teduh sejenak, menenangkan pikiran dan
menyadari keberadaan Tuhan di dalam ibadah, kemudian
mengucapkan Votum dan Salam)
“Ibadah Tutup Tahun saat ini, kita lakukan dalam nama Allah Bapa,
Sang Pengatur Waktu dan Kehidupan, yang tidak pernah
meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-
Nya.
Anugerah dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : (Menyampaikan tema Ibadah Tutup Tahun ini sesuai dengan
Kalender gerejawi GKJW).
Tema Ibadah Tutup Tahun saat ini adalah “Mengenal dan
Menempatkan Diri di Bawah Karya Allah”
U : Menyanyikan PKJ. 242 : 1, 2 Seindah Siang Disinari Terang

4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
P : “Sebagai umat Allah, kita penuh dengan kelemahan dan
kekurangan. Kita sering kurang menghargai Tuhan dan karya-
Nya, juga sering kurang menghargai sesama dalam kehidupan
sehari-hari. Waktu pemberian Tuhan sering kita pergunakan
untuk hal-hal yang sia-sia, yang sebenarnya tidak bermanfaat
bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu marilah di penghujung
tahun 2022 ini kita bersama-sama memohon pengampunan
kepada Tuhan.”

b. Pengakuan Dosa
(Pelayan Ibadah mengajak umat mengungkapkan pengakuan dosa
dengan berdoa secara litani)

62
P : “Ya Allah, pandanglah kami, umat-Mu yang pada malam ini
menghadap kepada-Mu di akhir tahun 2022 ini. Jika kami
mengingat segala perbuatan kami di tahun 2022, kami merasa
menyesal. Jika mengingat segala pelanggaran kami, hati kami
merasa sedih. Berulangkali kami mengabaikan panggilan-Mu
baik dalam perbuatan sehari-hari maupun dalam ibadah kami.
Berulang kali kami merendahkan sesama kami dan tidak
menghargainya.”
Saat Teduh
Tuhan, kasihanilah kami,
U : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
P : Tuhan, kami sering menempuh jalan kehidupan yang menurut
kehendak dan kepentingan pribadi. Pada saat bekerja kami
sering tidak jujur dan tidak bertanggungjawab.
Saat Teduh
Tuhan, kasihanilah kami,
U : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
P : Tuhan, kami sering tidak bijaksana dalam mengurus keluarga.
Kami sering tidak bijaksana dalam membimbing dan mendidik
anak-anak kami.
Saat Teduh
Tuhan, kasihanilah kami,
U : Menyanyi KJ. 42 Tuhan, Kasihani
.
c. Berita Anugerah (Umat Berdiri)
P : Tuhan Maha Pengasih dan Pengampun. Dalam kasih-Nya Ia
mengampuni setiap orang yang mengakui kesalahannya dengan
hati yang tulus, sebagaimana Firman-Nya yang demikian:
“Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya, baiklah ia kembali kepada TUHAN,
maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia
memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yes. 55:7).

63
d. Tanggapan Atas Berita Anugerah
Pelayan Ibadah mengajak umat menanggapi berita anugerah dengan
menyanyikan PKJ. 14 : 1 Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan

5. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa dan Pembacaan Alkitab oleh Majelis Jemaat
b. Pembacaan Alkitab dari Yohanes 8:12-19
c. Ucapan Bahagia
d. Khotbah
e. Saat Teduh

6. Pengakuan Iman Rasuli dipimpin seorang Majelis Jemaat (Umat


Berdiri)

7. Doa Syafaat
a. Berdoa mohon kekuatan untuk melakukan ajaran dan kehendak
Tuhan.
b. Berdoa untuk kehidupan bangsa dan negara.
c. Berdoa untuk kehidupan gereja dan jemaat di GKJW, kegiatan
pelayanan di MJ, MD, dan MA
d. Berdoa untuk harapan di tahun baru 2023 yang lebih baik.
e. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami yang
dipujikan.

8. Ungkapan Syukur Jemaat


a. Pemandu persembahan membacakan nats persembahan dari
2 Kor. 8:12
b. Umat menyanyikan KJ. 450 : 1, 2 Hidup Kita yang Benar
(persembahan dibawa ke dalam ruang ibadah dan diletakkan di
meja altar)
c. Pemandu persembahan memimpin doa persembahan.

64
9. Pengutusan (Umat Berdiri)
a. Pelayan Ibadah mengajak Umat undur dari hadapan Tuhan, kembali
menjalani kehidupan di tengah-tengah keluarga dengan penuh
pengharapan, tenang dan menjaga kebersihan jasmani dan rohani.
b. Pelayan menyampaikan kalimat pengutusan.
c. Pelayan Ibadah mengajak Umat menyanyikan KJ. 329 : 1 Tinggal
Sertaku

10. Berkat
a. Pelayan Ibadah menyampaikan berkat Tuhan
b. Umat menyanyikan KJ. 472 : 1, 2 Haleluya, Haleluya
c. Pelayan Ibadah turun dari mimbar

---ooo0ooo---

VI. PENUTUP
Demikian uraian Panduan Masa Natal 2022. Kiranya Panduan Masa Natal
ini dapat digunakan jemaat-jemaat se-GKJW dalam melaksanakan kegiatan
Masa Natal. Selamat Natal dan selamat bersukacita di dalam Tuhan. Tuhan
Yesus memberkati.

Sekretaris Bidang Teologi


Greja Kristen Jawi Wetan

65

Anda mungkin juga menyukai