Anda di halaman 1dari 103

PANDUAN MASA RAYA PASKAH

GREJA KRISTEN JAWI WETAN


14 FEBRUARI – 1 MEI 2024
-----------------------------------------------------------------------------------------------
PENGANTAR

Salam sejahtera dalam kasih Kristus,


Paskah adalah peristiwa penting bagi umat Kristen, dimana umat
menghayati karya kasih Allah melalui kesengsaraan, kematian, dan kebangkitan
Yesus Kristus. Melalui peristiwa Paskah, Allah memulihkan relasi-Nya dengan
manusia yang rusak karena dosa. Karena itulah, kita senantiasa mengucap syukur
kepada Tuhan Allah yang telah memberikan keselamatan bagi kita yang percaya
kepada-Nya.
Masa Raya Paskah sesuai dengan Kalender Gerejawi GKJW ditetapkan
mulai tanggal 14 Februari – 1 Mei 2024. Untuk itu DPT telah menyiapkan buku
Panduan Masa Raya Paskah 2024. Buku panduan ini digunakan sebagai acuan
pelaksanaan kegiatan Masa Raya Paskah di jemaat-jemaat se-GKJW. Dengan
harapan setiap jemaat dapat menggunakan dan mengembangkan isi buku
panduan ini sesuai dengan konteks jemaat masing-masing dalam melaksanakan
kegiatan Masa Raya Paskah 2024.
Pelaksanaan Masa Raya Paskah 2024 ini terdiri dari Masa Pra Paskah,
Masa Pekan Suci, dan Masa Paskah, yang dimulai dari tanggal 14 Februari
– 1 Mei 2024. Terdapat 3 tema pada Masa Raya Paskah 2024, yaitu:
1. Tema Masa Pra Paskah (14 Februari – 23 Maret): “Ketaatan kepada
Allah Membuahkan Perdamaian dan Keadilan Sosial”
Masa Pra Paskah adalah masa bagi kita untuk melihat kembali
keberadaan diri kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Kita mengenang kembali
perjalanan dan pelayanan Yesus di dunia, untuk kemudian menemukan makna
dari teladan Yesus bagi diri kita. Yesus yang taat kepada kehendak Allah Bapa,
mengajarkan pada kita agar hidup taat pada kehendak Allah Bapa. Namun harus
kita sadari, sebagai manusia yang lemah, kita belum mampu mengasihi Allah
dan melakukan kehendak-Nya. Kita belum mampu mengasihi sesama sepenuh
hati dan masih seringkali berbuat dosa, maka masa Pra Paskah ini memberi
i
waktu dan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup dalam ketaatan kepada
Allah.
Ketaatan Yesus sampai mati kepada kehendak Bapa membuahkan
perdamaian dan keadilan sosial. Relasi Allah dengan manusia dipulihkan. Kita
yang percaya diampuni dan diperdamaikan dengan Allah. Masa Pra Paskah ini
adalah saat yang tepat bagi kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Dalam
ketaatan kita kepada Allah itu ada pertobatan, pengampunan, dan pemulihan dari
Allah, sehingga kita dimampukan untuk hidup damai dan berlaku adil kepada
sesama. Ketaatan kita kepada Allah membuahkan perdamaian dan keadilan
sosial dalam lingkup kehidupan kita.

2. Tema Pekan Suci (24 – 30 Maret): “GKJW Berkorban Bersama Yesus


Mewujudkan Perdamaian”
Yesus yang menderita dan mengorbankan diri-Nya di kayu salib adalah
bukti kasih-Nya kepada manusia. Relasi antara Allah dengan manusia yang
putus karena dosa, kini dipulihkan. Pengorbanan Yesus di kayu Salib
mendamaikan manusia dengan Allah.
Pada Pekan Suci ini, kita diajak untuk meneladani pengorbanan Yesus
melalui laku hidup kita. Kita dipanggil untuk mewujudkan perdamaian di tengah
keberadaan kita. Upaya mewujudkan perdamaian itu dapat kita lakukan melalui
kesediaan diri kita untuk saling melayani dan memberi. Kita rela menolong dan
berkorban bagi sesama yang membutuhkan. Kita mau berdamai dengan sesama
sebagai tanda relasi kita dengan Allah yang telah dipulihkan. Dengan demikian
pengorbanan Yesus semakin menyadarkan panggilan dan tugas kita
mewujudkan perdamaian dengan semua orang.

3. Tema Paskah (31 Maret – 1 Mei): “GKJW Bangkit Bersama Kristus


Mewujudkan Perdamaian dan Keadilan Sosial”
Paskah adalah hari kebangkitan Yesus Kristus. Maut telah dikalahkan
dan kita beroleh keselamatan, hidup bersama Kristus. Peristiwa Paskah mampu
mengubah sikap para murid. Mereka yang semula diliputi ketakutan menjadi
berani bersaksi dan berani mewartakan Injil. Mereka yang semula putus-asa,
penuh kekhawatiran menjadi penuh semangat dan sukacita.
ii
Yesus yang bangkit mendamaikan hidup kita. Ia menjadi sumber
kekuatan, pengharapan, dan sukacita bagi kita. Kebangkitan-Nya menghadirkan
damai sejahtera dalam hidup kita. Oleh karena itu, pada Masa Paskah ini, marilah
kita sebagai GKJW bangkit bersama Kristus mewujudkan perdamaian dan
keadilan sosial. Damai sejahtera dan sukacita yang kita terima, kita bagikan dan
wartakan kepada semua orang di sekitar kita, melalui kesaksian hidup kita.
Demikian kebangkitan Kristus memampukan kita mewujudkan perdamaian dan
keadilan sosial di tengah-tengah hidup kita.
Kini marilah kita menjalani Masa Raya Paskah 2024 ini dengan penuh
kerendahan hati untuk mengakui kelemahan dan keberdosaan diri. Kita mau
introspeksi diri, bertobat, dan berkomitmen untuk percaya dan setia kepada
Tuhan Yesus Kristus. Kita rayakan Masa Raya Paskah 2024 ini dengan
pengharapan dan semangat untuk terus melayani dan menjadi saksi-Nya.
Kiranya Masa Paskah 2024 ini semakin meneguhkan iman, pengharapan dan
kasih kita kepada Sang Kristus sebagaimana Rasul Paulus mengungkapkan,
“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman,
dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya.”
(Roma 3:25). Selamat melaksanakan Masa Raya Paskah 2024. Tuhan Yesus
memberkati kita.

Malang, 16 Januari 2024

Sekretaris Umum GKJW Sekretaris Bidang Teologi

Pdt. Dr. Agung Siswanto Pdt. Ardi Rahardiyanto

iii
DAFTAR ISI

Pengantar i
Daftar Isi iv
I. Dasar Kegiatan 1
II. Arahan Kegiatan 2
1. Ibadah – ibadah 2
2. Gerakan Berpantang dan Bersolidaritas 11
3. Aksi Paskah 12
4. Kunjungan Paskah 12
5. Kontekstualisasi Paskah 13
6. Lomba-lomba 15
III. Refleksi Paskah: Memaknai 7 Perkataan Yesus di Kayu Salib 16
dalam Laku Kehidupan Umat
IV. Tata Ibadah 28
1. Tata Ibadah Rabu Abu 28
2. Tata Ibadah Minggu Palmarum 37
3. Tata Ibadah Keluarga Harian pada Pekan Suci 43
4. Tata Ibadah Kamis Putih 44
5. Tata Ibadah Jumat Agung 49
6. Tata Ibadah Perjamuan Kudus Masa Paskah (Jumat Agung) 55
7. Tata Panembah Bujana Suci Mangsa Paskah (Jumat Agung) 63
8. Tata Ibadah Meditatif (Sabtu Sunyi) 71
9. Tata Ibadah Minggu Paskah 72
10. Tata Ibadah Perjamuan Kudus Minggu Paskah 78
11. Tata Panembah Bujana Suci Minggu Paskah 86
12. Tata Ibadah Pentakosta 93
V. Penutup 98

iv
I. DASAR KEGIATAN

No. URAIAN PENJELASAN


1. Nama Kegiatan : Masa Raya Paskah 2024
2. Acuan Kegiatan : 1. PKT MA 2024 No. P.A1.08.24 tentang
Penyusunan Buku Panduan Bulan-bulan di
GKJW
2. Pedoman Masa Raya Paskah dan
Kegiatannya di GKJW.
3. Tujuan : 1. Terlaksananya Kegiatan Masa Raya
Paskah 2024
2. Menghayati peristiwa kesengsaraan,
kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.
3. Memberikan pemahaman dan wawasan
tentang Paskah.
4. Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat di GKJW
5. Bentuk Kegiatan : Lihat Arahan Kegiatan Masa Raya Paskah
6. Waktu : 14 Februari – 1 Mei 2024
7. Tempat : Seluruh Jemaat di GKJW
8. Indikator : 1. Warga Jemaat dapat mengikuti rangkaian
Ketercapaian kegiatan Masa Raya Paskah dengan baik.
2. Warga Jemaat dapat menghayati imannya
melalui peristiwa kesengsaraan, kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus.
3. Warga Jemaat memiliki pemahaman yang
benar tentang Paskah dalam praktik hidup
sehari-hari.

1
II. ARAHAN KEGIATAN

1. IBADAH – IBADAH
Nama Kegiatan : Ibadah Rabu Abu (Stola Ungu)
Substansi : Ibadah Rabu Abu adalah ibadah yang menandai awal di
mulainya Masa Pra Paskah.
Ibadah ini menekankan pada pertobatan, perkabungan,
introspeksi diri, pendekatan diri pada Tuhan, dan
tindakan berpantang/berpuasa.
Waktu : Terkait dengan pelaksanaan Pemilu yang
dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024, maka
pelaksanaan Ibadah Rabu Abu dapat dilaksanakan
pada hari Kamis, 15 Februari 2024 atau
menyesuaikan dengan waktu yang disepakati oleh
Majelis Jemaat.
Tempat : Ruang Ibadah Gereja
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Rabu Abu disediakan pada buku
panduan ini.
• Materi khotbah dan bacaan menggunakan
Rancangan Khotbah GKJW, 14 Februari 2024.
• Sebelum Ibadah Rabu Abu dilaksanakan, Majelis
Jemaat memberikan informasi dan sosialisasi
pelaksanaan Ibadah Rabu Abu kepada warga
jemaat, terkait waktu dan teknis pelaksanaan.
• Ada baiknya dilakukan persiapan oleh Majelis
Jemaat sebelum pelayanan Ibadah Rabu Abu.

2
Nama Kegiatan : Ibadah Minggu Pra Paskah (Stola Ungu)
Substansi : Mengenang dan menghayati kisah-kisah perjalanan
pelayanan dan penderitaan Tuhan Yesus menuju
kesengsaraan dan penderitaan (Jalan Salib)
Waktu : Pra Paskah I : Minggu, 18 Februari 2024
Pra Paskah II : Minggu, 25 Februari 2024
Pra Paskah III : Minggu, 03 Maret 2024
Pra Paskah IV : Minggu, 10 Maret 2024
Pra Paskah V : Minggu, 17 Maret 2024
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Materi khotbah dan bacaan Alkitab selama Minggu
Pra Paskah I - V menggunakan Rancangan Khotbah
GKJW.

Nama Kegiatan : Ibadah Meditatif


Substansi : Ibadah Meditatif adalah ibadah yang dilakukan dalam
suasana hening. Ibadah ini menekankan introspeksi diri,
penyesalan, pertobatan, dan pendekatan diri kepada
Tuhan.
Waktu : Minggu-minggu Pra Paskah, Sabtu Sunyi
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Meditatif disediakan pada buku
panduan ini.
• Sebelum melaksanakan Ibadah Meditatif, Majelis
Jemaat perlu menginformasikan dan
mensosialisasikan kepada warga jemaat.
• Majelis Jemaat perlu mempersiapkan diri,
khususnya bagi para pelayan yang melayani.

3
Nama Kegiatan : Ibadah Minggu Palmarum (Stola Merah)
Substansi : Mengenang peristiwa Yesus memasuki kota Yerusalem
sebelum kematian dan kebangkitan-Nya.
Dalam peristiwa itu, kemuliaan Yesus Kristus sebagai
Raja dikaitkan dengan pewartaan penderitaan-Nya.
Waktu : Minggu, 24 Maret 2024
Sasaran : Warga Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Minggu Palmarum disediakan pada
buku panduan ini.
• Mimbar Gereja dapat dihiasi menggunakan dekorasi
daun Palem sebagai simbol Minggu Palmarum.
• Daun Palem yang dijadikan dekorasi cukup di
mimbar saja, demi menjaga dan melestarikan
lingkungan (tumbuhan Palem).
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab Minggu
Palmarum menggunakan Rancangan Khotbah
GKJW.

Nama Kegiatan : Ibadah Harian Keluarga pada Pekan Suci


Substansi : Mengenang peristiwa Yesus memasuki kota Yerusalem
sebelum kematian dan kebangkitan-Nya.
Dalam peristiwa itu, kemuliaan Yesus Kristus sebagai
Raja dikaitkan dengan pewartaan penderitaan-Nya.
Waktu : Senin - Rabu, 25 – 27 Maret 2024
Sasaran : Warga Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Harian Keluarga pada Pekan Suci
disediakan pada buku panduan ini. Majelis Jemaat
dapat mengembangan Tata Ibadah tersebut sesuai
dengan konteks jemaat masing-masing.

4
• Untuk renungan dapat diambil dari PAH atau
renungan yang disiapkan/dibuat oleh Majelis Jemaat
sendiri.
• Ibadah Harian Keluarga ini dilakukan di tengah
keluarga masing-masing atau diikuti antara 3 – 5 KK
yang saling berdekatan rumah/tempat tinggalnya.
• Waktu Ibadah Harian Keluarga disepakati bersama.
• Doa syafaat dilakukan dengan cara saling mendoakan
pergumulan antara keluarga yang satu dengan
keluarga yang lain secara bergantian.

Nama Kegiatan : Ibadah Kamis Putih (Stola Putih)


Substansi : • Mengenang hari terakhir Yesus Kristus sebelum
kematian-Nya.
• Mengingat kembali perintah Tuhan Yesus kepada
para murid-Nya untuk saling mengasihi (Mandatum
Novum).
• Menghayati makna pelayanan dan kasih Kristus
melalui teladan pembasuhan kaki dan memperingati
perjamuan malam terakhir.
Waktu : Kamis, 28 Maret 2024
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Kamis Putih disediakan pada buku
panduan ini.
• Pelayanan Pembasuhan Kaki bersifat fakultatif.
• Majelis Jemaat dapat mengadakan Pelayanan
Perjamuan Kudus pada Kamis Malam bila
diperlukan. Pelayan menggunakan Tata Ibadah
Perjamuan Kudus Jumat Agung.

5
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab pada Ibadah
Kamis Putih menggunakan Rancangan Khotbah
GKJW.

Nama Kegiatan : Ibadah Jumat Agung (Stola Merah)


Substansi : Mengenang dan menghayati penderitaan dan kematian
Yesus Kristus di kayu Salib.
Waktu : Jumat, 29 Maret 2024
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Majelis Jemaat dapat melaksanakan Ibadah Jumat
Agung dengan Perjamuan Kudus Paskah atau Ibadah
Jumat Agung saja.
• Tata Ibadah Jumat Agung dengan Perjamuan Kudus
Paskah atau Ibadah Jumat Agung disediakan pada
buku panduan ini.
• Pelaksanaan Perjamuan Kudus Paskah pada
Jumat Agung menggunakan stola berwarna Merah.
• Warna stola Merah pada Jumat Agung
melambangkan darah Tuhan Yesus Kristus yang
tercurah demi menebus dosa manusia.
• Perjamuan Kudus Paskah pada Jumat Agung
dimaknai sebagai ungkapan syukur, karena
pengorbanan dan kematian Yesus adalah wujud
kasih Allah kepada manusia. Ia rela memberikan
nyawa-Nya demi menebus dosa dan menyelamatkan
manusia. Kematian Yesus Kristus memulihkan
kembali hubungan antara manusia dan Allah. Inilah
yang patut kita syukuri dalam penghayatan
Perjamuan Kudus Masa Paskah (Jumat Agung).

6
Nama Kegiatan : Ibadah Sabtu Sunyi
Substansi : Mengenang dan menghayati kesendirian Yesus Kristus
di dalam makam-Nya.
Waktu : Sabtu, 30 Maret 2024
Tempat : Di Gereja atau di Rumah
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Sabtu Sunyi disediakan pada buku
panduan ini dengan menggunakan Tata Ibadah
Meditatif. Majelis Jemaat dapat mengembangkannya
sesuai dengan konteks Jemaat masing-masing.
• Ibadah Sabtu Sunyi dilaksanakan di gereja secara
bersama-sama atau rumah-rumah warga jemaat/
dalam keluarga masing-masing secara mandiri.
• Majelis Jemaat menyiapkan dan membagikan tata
ibadah yang dipergunakan oleh warga jemaatnya.
• Pada saat pelayanan Ibadah Sabtu Sunyi, Firman
Tuhan cukup dibacakan, untuk kemudian jemaat
merenungkannya secara pribadi.
• Pelayan dapat membantu jemaat merenungkan firman
Tuhan dengan memberikan beberapa kalimat reflektif
dalam bentuk kalimat tanya.

Nama Kegiatan : Ibadah Minggu Paskah (Stola Putih)


Substansi : • Merayakan kebangkitan Tuhan Yesus.
• Menghayati kemenangan Tuhan Yesus atas maut.
Waktu : Minggu, 31 Maret 2024
Tempat : Ruang Ibadah Gereja
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat

7
Keterangan : • Majelis Jemaat melaksanakan Ibadah Minggu
Paskah pada pagi hari sebelum fajar menyingsing
atau pkl. 05.00 wib.
• Ibadah dirayakan dengan penuh sukacita sebagai
wujud kemenangan Kristus atas maut.
• Majelis Jemaat juga dapat melakukan Ibadah
Minggu Paskah dengan Perjamuan Kudus Paskah
sebagai perayaan sukacita atas kebangkitan Tuhan
Yesus Kristus.
• Pelaksanaan Ibadah Paskah dan Perjamuan Kudus
Paskah menggunakan stola berwarna Putih.
• Warna stola Putih pada Minggu Paskah
melambangkan kesukacitaan atas kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, sekaligus
kesukacitaan atas karya keselamatan yang Tuhan
berikan bagi kita umat-Nya.
• Tata Ibadah Minggu Paskah tanpa Perjamuan Kudus
dan Tata Ibadah Minggu Paskah dengan Perjamuan
Kudus disediakan pada buku panduan ini.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab pada Ibadah
Minggu Paskah menggunakan Rancangan Khotbah
GKJW.

Nama Kegiatan : Ibadah Minggu-Minggu Paskah (Stola Putih)

Substansi : Mengenang dan menghayati kisah-kisah kebangkitan


dan penampakan Tuhan Yesus kepada para murid, serta
tugas pengutusan para murid sebagai saksi Kristus di
dunia.

8
Waktu : Paskah II : Minggu, 07 April 2024
Paskah III : Minggu, 14 April 2024
Paskah IV : Minggu, 21 April 2024
Paskah V : Minggu, 28 April 2024
Paskah VI : Minggu, 05 Mei 2024
Paskah VII : Minggu, 12 Mei 2024
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Pada Minggu Paskah VI, 05 Mei, Majelis Jemaat
melaksanakan Ibadah Minggu Syukur YBPK.
• Jemaat diajak untuk terlibat mendukung YBPK
dalam doa dan persembahan pada ibadah tersebut
• Tata Ibadah Syukur YBPK disiapkan oleh Pengurus
YBPK dan akan dikirimkan ke jemaat-jemaat.
• Pada Minggu Minggu Paskah VII, 12 Mei, Majelis
Jemaat dapat melaksanakan Ibadah Minggu Hari
Raya Persembahan (Unduh-unduh).
• Jemaat diajak untuk mengungkapkan rasa syukurnya
kepada Tuhan atas berkat dan pemeliharaan Tuhan
dalam hidup mereka.
• Materi khotbah dan bacaan Alkitab selama Minggu
Pra Paskah I – VII menggunakan Rancangan
Khotbah GKJW.

Nama Kegiatan : Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus (Stola Putih)


Substansi : • Mengenang kenaikan Tuhan sebagi masa yang
menjembatani misteri Paskah dari Kristus dan Roh
Kudus.
• Yesus kembali kepada Bapa untuk kemudian
mencurahkan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya.
Waktu : Kamis, 09 Mei 2024
9
Tempat : Ruang Ibadah Gereja
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus juga ditandai dengan
Pembukaan Bulan Kesaksian dan Pelayanan
(KESPEL) 2024.
• Tata Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus dan Pembukaan
Bulan Kespel disediakan pada Buku Panduan Bulan
Kespel 2024.

Nama Kegiatan : Ibadah Pentakosta (Stola Merah)


Substansi : • Mengenang pencurahan Roh Kudus kepada para
rasul pada hari Pentakosta di Yerusalem (Kis. 2:1-
21).
• Memahami peran Roh Kudus dalam membimbing
dan memelihara gereja mewujudkan tanda-tanda
Kerajaan Allah.
• Mengingat akan tugas pengutusan umat sebagai
saksi Kristus di tengah-tengah dunia.
Waktu : Minggu, 19 Mei 2024
Tempat : Ruang Ibadah Gereja
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Tata Ibadah Pentakosta disediakan pada buku
panduan ini.
• Warna Stola Merah melambangkan api, semangat
dan Roh Kudus.
• Pada Ibadah Pentakosta ini warga jemaat diajak
untuk bersukacita atas pencurahan Roh Kudus Allah
dalam kehidupan umat-Nya.

10
2. GERAKAN BERPANTANG DAN BERSOLIDARITAS
Nama Kegiatan : Gerakan Berpantang dan Bersolidaritas
Substansi : • Menekan keinginan dan hasrat diri sendiri serta
mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai wujud
penghayatan perjalanan sengsara Yesus Kristus.
• Mewujudkan kepedulian dan berbela rasa dengan
sesama yang kekurangan, yang menderita, dan
mengalami keprihatinan sebagai wujud menghayati
solidaritas Yesus Kristus dalam keseharian.
Waktu : Selama Masa Pra Paskah
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Yang dimaksudkan berpantang di sini adalah upaya
mengendalikan keinginan dan hasrat dirinya dengan
berpantang. Misalnya: berpantang makan makanan
kesukaan sehari-hari (daging, telur, gula, dll),
berpantang menggunakan media sosial/HP, dan
berpantang yang lain.
• Yang dimaksudkan bersolidaritas adalah
tekad/kemauan pada diri untuk ikut merasakan
kepedihan atau penderitaan yang dialami oleh orang
lain di sekitar kita. Dan berupaya untuk membantu/
menolong mereka. Misalnya: menghibur dan
menguatkan warga yang berduka, mendukung dan
berpartisipasi pada pelayanan diakonia, dll.
• Majelis Jemaat menginisiasi/menghimbau warga
jemaat untuk menjalani Masa Pra Paskah dengan
berpantang dan bersolidaritas.

11
3. AKSI PASKAH
Nama Kegiatan : Aksi Paskah
Substansi : Menumbuhkan semangat solidaritas warga jemaat
kepada saudara yang membutuhkan/kekurangan.
Waktu : Selama Masa Paskah
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Keterangan : • Yang dimaksudkan Aksi Paskah adalah kegiatan
solidaritas warga jemaat dan Majelis Jemaat untuk
berbagi dengan saudara yang membutuhkan/
kekurangan.
• Misalnya: selama masa Pra Paskah / masa
berpantang, sebagian uang yang biasanya
dipergunakan untuk membeli makanan kesukaan,
atau barang yang diinginkan, disisihkan dan
ditabung untuk kemudian dikumpulkan pada saat
Paskah.
• Uang/barang tersebut dikelola oleh Panitia Paskah
Jemaat dan dipergunakan mendukung Aksi Paskah
bagi saudara yang membutuhkan/kekurangan.

4. KUNJUNGAN PASKAH
Nama Kegiatan : Kunjungan Paskah
Substansi : Kunjungan Paskah dilakukan sebagai wujud solidaritas
umat Tuhan dan kepedulian terhadap sesamanya.
Waktu : Menyesuaikan Jemaat masing-masing
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Tempat : Tempat kunjungan dapat disepakati oleh MJ,
diantaranya:

12
a. Panti Asuhan
b. Lembaga Pemasyarakatan
c. Shelther (Rumah Singgah)
d. Antar Jemaat/ Warga Jemaat yang sakit atau
dalam pergumulan.
Keterangan : • Kunjungan direncanakan oleh MJ bersama dengan
panitia Paskah/BPMJ terkait.
• Rencana kunjungan dikoordinasikan dengan pihak-
pihak terkait agar kunjungan yang dilakukan dapat
bermanfaat dan menjadi berkat.

5. KONTEKSTUALISASI KETUPAT PASKAH


Nama Kegiatan : Kontekstualisasi Ketupat Paskah
Substansi : Perjumpaan Injil dan budaya memberi ruang
pemaknaan baru pada simbol yang ada dan berkembang
di masyarakat. Tujuannya supaya iman Kristen dapat
lebih mudah dihayati oleh warga jemaat dalam praktik
hidup sehari-hari.
Makna : 1. Ketupat dibuat dari Janur (Jatining Nur = Terang
yang Sejati) yaitu Tuhan Yesus Kristus.
2. Rumitnya anyaman ketupat melambangkan dosa dari
berbagai kejahatan manusia.
3. Ketupat yang dipotong-potong melambangkan tubuh
Kristus yang dipecah-pecahkan untuk menebus dosa
manusia.
4. Isi ketupat yang dipotong-potong berwarna putih
melambangkan kesucian. Umat menjalani sehari-hari
hidup dalam kesucian.

13
Bentuk : 1. Pemasangan tanda salib kecil yang dikalungi
Kegiatan ketupat kosong, sejak Rabu Abu sampai Pentakosta,
di samping atau di ambang pintu luar rumah.
Hal ini sebagai wujud kesaksian warga jemaat di
tengah-tengah lingkungan masyarakat dimana
mereka tinggal.
2. Makan ketupat bersama. Ketupat dinikmati
bersama-sama dan dibagi-bagikan pada hari Paskah
untuk memperingati dan merayakan kemenangan
Yesus Kristus atas maut.
Waktu : 1. Awal Masa Pra Paskah – Pentakosta
2. Minggu Paskah
Sasaran : Warga Jemaat dan Majelis Jemaat
Tempat : Gereja dan Rumah Warga Jemaat
Keterangan : • Pelaksanaan Kontekstualisasi Ketupat Paskah ditata
oleh Majelis Jemaat.
• Agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang makna
ketupat paskah, Majelis Jemaat perlu memberikan
penjelasan dan mensosialisasikan kepada warga
jemaat tentang makna Ketupat Paskah sebelum
melaksanakannya.

14
6. LOMBA – LOMBA
Nama Kegiatan : Lomba-lomba Paskah
Substansi : Memeriahkan Paskah
Waktu : Menyesuaikan Jemaat masing-masing
Sasaran : Anak – anak
Jenis Lomba : a. Lomba Mencari Telur Paskah (Pratama)
b. Lomba Menghias Telur Paskah (Madya)
c. Lomba Cerdas Cermat Alkitab (Remaja)
d. Lomba-lomba yang lainnya
Keterangan : • Pamong Anak dan Remaja merencanakan dan
mempersiapkan jenis lomba yang akan dilombakan.
• Pamong Anak dan Remaja menginformasikan
kepada anak-anak dan para orang tua.

15
III. REFLEKSI PASKAH:
MEMAKNAI TUJUH PERKATAAN YESUS DI KAYU SALIB
DALAM LAKU KEHIDUPAN UMAT
(Pdt. Ardi Rahardiyanto)

PENDAHULUAN
Tanpa salib tidak ada keselamatan. Itu sebabnya peristiwa penyaliban
Yesus sangat penting bagi umat Kristen dan selalu diperingati melalui perjamuan
kudus. Saat disalibkan, Yesus mengucapkan beberapa kalimat yang dikenal
dengan Tujuh Perkataan Salib. Tujuh Perkataan Salib adalah tujuh ucapan yang
dikatakan oleh Yesus ketika Dia disalibkan di atas Gunung Golgota. Tujuh
perkataan ini tertulis dalam empat Injil, mulai dari Lukas, Yohanes, Matius, dan
Markus. Tujuh perkataan Yesus di kayu salib ini juga berurutan, sehingga ketika
dibaca pada saat ibadah di gereja, peringatan hari besar, harus dibaca secara
berurutan pula. Tujuh perkataan yang diucapkan oleh Yesus ketika disalib,
sebagaimana tertulis dalam keempat Injil, adalah :
1. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.” (Lukas 23:34)
2. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada
bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:43)
3. “Ibu, inilah anakmu!” – “Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27)
4. “Eli, Eli, lama sabakhtani?” - “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Matius 27:46 & Markus 15:34)
5. “Aku haus!” (Yohanes 19:28)
6. “Sudah selesai.” (Yohanes 19:30)
7. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Lukas 23:46)
Dari ketujuh perkataan ini, perkataan 1, 4, dan 7 merupakan perkataan
pertama, tengah dan terakhir yang diucapkan Yesus kepada Bapa. Sedangkan
perkataan 2 diucapkan Yesus saat Dia berbicara kepada penjahat. Perkataan 3
diucapkan Yesus saat Dia berbicara kepada Maria, sedangkan perkataan 5 dan 6
tidak secara spesifik ditujukan pada siapa pun. Melalui tulisan ini kita akan
mencoba menemukan makna sekaligus merefleksikan makna tujuh perkataan
Yesus tersebut dalam realita kehidupan kita sebagai umat Allah.
16
1. AMPUNILAH MEREKA
“Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat.’ Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-
Nya.” (Lukas 23:34).

Perkataan ini merupakan doa Yesus yang memohon pengampunan bagi


mereka yang terlibat dalam penyaliban-Nya, baik itu para prajurit Romawi dan
semua orang yang terlibat dalam peristiwa penyaliban tersebut. Mereka yang
menyalibkan Yesus tidak menyadari sepenuhnya apa yang mereka lakukan,
karena mereka tidak mengakui Yesus sebagai Mesias. Dalam ketidakpedulian
mereka terhadap kebenaran Allah, Yesus memohonkan pengampunan kepada
Bapa atas kejahatan dan dosa mereka. Doa Yesus di tengah-tengah hinaan
mereka adalah ungkapan kasih yang tak terbatas dari Allah.

REFLEKSI:
Sekiranya Yesus bersedia mengampuni orang yang telah menghina,
menyiksa, dan menyalibkan-Nya, bagaimana dengan kita? Apakah kita bersedia
mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita? Yesus memberi teladan bagi
kita untuk mau mengampuni orang lain yang berbuat jahat atau menyakiti kita,
maka sebagai pengikut Kristus moment Paskah adalah saat bagi kita untuk
mengampuni orang lain. Di mulai dari keluarga kita: Ampunilah suami, istri,
anak, sanak saudara yang telah menyakiti saudara. Di lingkup Jemaat:
Ampunilah para pelayan, majelis jemaat, warga jemaat yang mungkin tidak
sependapat dengan kita, yang meremehkan kita, yang tidak peduli pada kita.
Demikian di lingkungan masyarakat sekitar: Ampunilah tetangga, rekan kerja,
bahkan musuh kita yang seringkali melukai dan menyakiti kita.
Pengampunan adalah cara untuk merasakan ketenangan hati, damai
sejahtera Allah dan terbebas dari amarah, benci, kecewa, dendam terhadap
saudara atau orang lain. Janganlah menyimpan amarah, benci, kecewa, dan
dendam, tetapi berilah pengampunan. Hanya dengan kesediaan mengampuni
sesamalah, maka Tuhan juga akan mengampuni dosa dan kesalahan kita.

17
2. ENGKAU BERSAMA DENGAN AKU

“Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas
23:43).

Menurut Injil Matius dan Lukas, Yesus disalib di antara dua penjahat lain
yang juga disalib. Yang seorang menantang Yesus untuk turun dari salib dan
menyelamatkan diri jika memang Dia adalah Anak Allah. Penjahat lainnya
memohon kepada Yesus untuk mengingatnya ketika Ia datang sebagai Raja.
Perubahan dalam diri penjahat tersebut karena ia mendengar ucapan Yesus yang
pertama, dimana Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya.
Yesus pun memberikan janji ini kepada penjahat yang percaya kepada-Nya itu.
Yesus meyakinkan bahwa ketika dia mati, dia akan bersama dengan Yesus di
Sorga. Jaminan ini diberikan Yesus menjelang kematiannya, si penjahat telah
menyatakan imannya kepada Yesus, mengakui Yesus sebagai Mesias (Lukas
23:42). Di saat menjelang kematian-Nya, Yesus masih mempedulikan orang
yang terhilang. Inilah janji dan pengharapan dari Yesus bagi kita umat-Nya.
Barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan mendapat
keselamatan dan hidup kekal.

18
REFLEKSI:
Ada janji keselamatan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita yang setia
dan sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Yang dibutuhkan adalah kita mau
mengakui Yesus sebagai Mesias Sang Juru Selamat Manusia dalam setia laku
hidup kita. Yesus adalah Raja bagi kita. Kita perlu merendahkan hati, menyadari
bahwa kekuatan, kemampuan, kesejahteraan dan keselamatan semua bersumber
dari Tuhan Yesus.
Masa Raya Paskah adalah masa pertobatan bagi kita. Seperti penjahat
yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, saat ini kita juga dipanggil
untuk bertobat, kembali kepada Tuhan. Kita mau berubah menjadi pribadi yang
berkenan di hadapan Tuhan. Tinggalkan cara hidup, pikiran, ucapan, tingkah
laku kita yang jahat. Tanggalkan semua dosa-dosa kita dengan memperbaharui
hati, pikiran, dan hidup kita. Jauhilah perbuatan-perbuatan dosa dan arahkan hati
kita kepada terang kebenaran Allah. Maka janji Allah akan keselamatan dan
hidup kekal, hidup bersama Sang Kristus akan menjadi nyata dalam hidup kita.

3. IBU, INILAH ANAKMU! – INILAH IBUMU!


“Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan
murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ‘Ibu,
inilah, anakmu!’ Kemudian kata-Nya
kepada murid-Nya: ‘Inilah ibumu!’
Dan sejak saat itu murid itu menerima
dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:
26-27).

Dalam ayat ini, sebelum kematian-Nya,


Yesus sebagai Anak yang mengasihi ibu
manusiawi-Nya, memastikan agar ibu-
Nya, Maria, ada yang merawatnya. Di
sini, Yesus menyerahkan Maria, ibu-Nya
untuk dirawat oleh murid yang Dia
kasihi.
19
Perkataan yang Yesus ucapkan ini ditujukan kepada murid yang dikasihi-
Nya. Penafsir biasa menafsirkan murid tersebut adalah Rasul Yohanes, yang
menuliskan Injil Yohanes. Sejauh yang dicatat di dalam Alkitab, hanya Yohanes
saja yang berada di lokasi penyaliban Yesus. Di sana selain Maria ada beberapa
perempuan-perempuan yang mengikuti sepanjang jalan salib. Perkataan itu
diucapkan agar Yohanes menerima, menjaga, dan merawat Maria sebagai
ibunya. Perkataan tersebut menunjukkan sisi kemanusiaan Yesus dan kasih
sayang kepada sang ibu, bagaimana cinta dan perhatian Yesus kepada ibunya.

REFLEKSI:
Kasih Yesus kepada Maria (Orang Tua) menggambarkan kedekatan
relasi yang dibangun antara Yesus dengan Maria. Dalam kesengsaraan-Nya,
Yesus tidak hanya memikirkan nasib-Nya sendiri, tetapi juga orang-orang yang
Ia kasihi. Hal ini menjelaskan kepada kita tentang pentingnya membangun relasi
yang baik dalam keluarga. Keluarga adalah orang yang terdekat dengan kita.
Mereka adalah orang yang kita kasihi. Melalui keluargalah kita mengenal
Kristus dan percaya kepada-Nya. Maka teladan Yesus yang dekat dengan
keluarga (Maria dan Yohanes) menuntun kita di masa Paskah ini untuk juga
membangun relasi yang baik dengan keluarga kita.
Hal yang sederhana yang dapat kita lakukan adalah doa bersama
keluarga. Melalui doa bersama, masing-masing anggota saling terbuka, berbagi
kisah pengalaman dan pergumulan yang dialami untuk kemudian didoakan.
Memohon pertolongan kepada Tuhan dan menyerahkan segala pergumulan
dalam keluarga ke dalam tangan Tuhan. Seperti Yesus yang berpesan kepada
Maria dan Yohanes, adalah baik masing-masing anggota keluarga saling
menjaga, memperhatikan, mengasihi dan mendoakan agar keberlangsungan
hidup keluarga ini senantiasa ada dalam rengkuhan kasih Allah dan senantiasa
ada dalam pertolongan kuasa Allah.

20
4. ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI
“Mulai dari jam dua belas
kegelapan meliputi seluruh daerah
itu sampai jam tiga. Kira-kira jam
tiga berserulah Yesus dengan
suara nyaring, “Eli, Eli, lama
sabakhtani?” Artinya: “Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Matius
27:45–46).

“Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung
sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
“Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: “Allahku, Allahku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:33–34).

Perkataan salib keempat ini adalah satu-satunya perkataan yang dicatat


di dua Injil, dan satu-satunya yang dicatat di dalam kisah penyaliban Yesus di
Injil Matius dan Markus. Perkataan salib keempat ini adalah gambaran teriakan
Yesus sebagai manusia yang terpisah dari Allah karena dosa. Di sini, Yesus
mengungkapkan perasaan-Nya ditinggalkan Allah Bapa ketika dosa dunia
ditimpakan kepada-Nya. Karena dosa-dosa manusia yang begitu najis dan
menjijikkan, Allah harus “berpaling” dari Yesus. Ketika Yesus dibuat berdosa
karena kita, Dia mengalami keterpisahan dari Allah Bapa untuk satu kali itu saja
dalam seluruh waktu keabadian/kekekalan. Seruan Yesus ini juga merupakan
pemenuhan dari pernyataan nubuat dalam kitab Mazmur 22:2, “Allahku, Allahku
mengapa Engkau meninggalkan aku?” Beberapa penafsir mempercayai bukan
Kristus yang mengutip Daud, tetapi Daud yang digerakkan Roh Kudus untuk
menuliskan nubuatan mengenai penderitaan dan sengsara yang akan dialami
oleh Yesus tersebut.
Kegelapan yang terjadi pada tengah hari tersebut bukanlah kegelapan
biasa, bukan karena awan tebal dan juga bukan karena gerhana matahari, karena
gerhana tidak pernah berlangsung selama 3 jam, dan Paskah Yahudi dirayakan
21
pada bulan purnama (gerhana tidak pernah terjadi pada waktu purnama). Selama
sekitar tiga jam Yesus tidak mengucapkan kalimat yang lain. Pada saat
kegelapan supranatural itulah Yesus mengucapkan kalimat keempat-Nya.
Pdt. Stephen Tong dalam 7 Perkataan Salib menyebutkan: “Pada saat
kelahiran-Nya, ada terang yang besar (bintang Betlehem) di tengah kegelapan
(pada malam hari), tetapi pada saat mati-Nya, ada kegelapan yang besar di
tengah matahari yang bersinar terang (pada tengah hari). Kelahiran Kristus ajaib,
kematian Kristus ajaib. Siapakah Yesus? Waktu lahir-Nya, Kristus membawa
terang kepada dunia yang gelap, tetapi waktu mati-Nya, kegelapan dosa dunia
menimpa Sang Terang Dunia, tetapi Yesus rela menerimanya.”

REFLEKSI:
Kehidupan umat Tuhan tidak lepas dari tantangan, cobaan, dan ujian
hidup. Ada masanya kita sebagai umat Tuhan mengalami tekanan, keterpurukan,
penindasan, sengsara, bahkan ancaman kematian seperti Yesus. Di puncak
persoalan atau pergumulan yang kita hadapi, bisa jadi kita merasa sendiri,
merasa tidak ada teman atau keluarga yang bisa menolong, bahkan merasa Tuhan
telah meninggalkan kita. Benarkah demikian? Apakah sudah tiada lagi
pengharapan di tengah situasi yang menekan hidup kita? Ucapan Yesus, “Eli,
Eli, lama sabakhtani” mengingatkan kita bahwa Yesus dalam rupa sebagai
manusia memiliki kelemahan dan keterbatasan. Begitu pun dengan diri kita.
Kelemahan dan keterbatasan diri kita sebagai manusia hendaknya
menyadarkan kita bahwa ada kuasa Allah yang mampu menolong dan
menguatkan kita. Oleh karena itu, di puncak persoalan dan pergumulan hidup
yang kita alami, hendaknya kita semakin berserah dan percaya pada Allah.
Tantangan, cobaan dan ujian yang kita alami saat ini adalah cara Allah untuk
semakin mendewasakan iman kita. Sehingga kita semakin merasakan kehadiran
dan kuasa-Nya di sepanjang hidup kita. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan
pernah meninggalkan kita dalam setiap jalan terjal yang kita lalui. Belajarlah
untuk selalu mempercayakan diri dan hidup kita sepenuhnya hanya kepada Allah
Sang Sumber Kehidupan.

22
5. AKU HAUS
“Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: “Aku haus!”
(Yohanes 19:28).

Yesus mengalami dehidrasi karena kehilangan banyak darah dan cairan


tubuh. Ia tidak makan atau minum sejak Perjamuan Terakhir pada malam
sebelumnya, dan dalam kondisi yang sangat haus. Penulis Injil Yohanes
menuliskan bahwa ada orang yang menawari Yesus anggur asam. (Yohanes
19:29). Yesus menolak minuman anggur bercampur empedu dan mur (Matius
27:34 dan Markus 15:23) yang ditawarkan untuk meringankan penderitaan-Nya.
Tepapi, beberapa jam kemudian, kita melihat Yesus memenuhi nubuatan
Mesianik dalam Mazmur 69:21,“Bahkan, mereka memberi aku makan racun,
dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.” Dengan
mengatakan Dia haus, Yesus meminta kepada tentara Romawi untuk memberi-
Nya anggur asam, yang merupakan minuman yang biasa disediakan untuk si
terhukum pada saat penyaliban. Dengan menyatakan Dia haus, Yesus telah
menggenapi nubuat ini. Perkataan ini menunjukkan sifat kemanusiaan Yesus,
sama seperti manusia pada umumnya.

REFLEKSI:
Haus adalah reaksi tubuh manusia ketika kekurangan cairan. Minum
menjadi kebutuhan hidup manusia. Dengan minum manusia mendapatkan
kesegaran dan dapat melakukan aktifitasnya. Apa yang diungkapkan Yesus saat
di kayu salib, ”Aku haus” menandakan sisi kemanusiaan-Nya. Dia ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh manusia seperti haus, lapar, sakit dan mati.
Hal ini terjadi agar karya keselamatan Allah menjadi nyata. Allah yang menjadi
manusia dalam diri Yesus, sungguh-sungguh merasakan apa yang dirasakan
manusia.
Pada masa Paskah ini, kita juga diajak untuk merasakan kesukaran dan
penderitaan yang dialami oleh sesama di sekitar kita. Ada banyak orang yang
kekurangan, tidak mendapatkan keadilan, teraniaya, dan terpinggirkan. Menjadi
panggilan kita untuk peduli dan mau berbagi kasih dengan mereka. Kita berbela
23
rasa dan memiliki empati terhadap mereka. Hidup kita bukan hanya untuk diri
sendiri tetapi kita juga mau peduli dan memperhatikan mereka yang lemah dan
tak berdaya.

6. SUDAH SELESAI
“Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.”
Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” (Yohanes
19:30).

Perkataan ini adalah sebuah seruan kemenangan dan bukan


keputusasaan. Yesus telah menyelesaikan tugas-Nya di dunia ini. Seluruh
pekerjaan yang ditugaskan Bapa-Nya, yaitu memberitakan Injil, melakukan
berbagai mukjizat, dan mengerjakan keselamatan kekal bagi umat-Nya telah
dilakukan-Nya dengan sempurna. Rencana Allah telah digenapi, kasih-Nya
dinyatakan dan penyelamatan manusia telah dilakukan. Yesus telah
menggantikan kita, Ia menyerahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
kurban penebus umat manusia. Yesus datang ke dunia untuk menyelesaikan
pekerjaan Bapa.

REFLEKSI:
Kehidupan manusia di dunia ada masanya. Hidup manusia terbatas, tidak
kekal. Kematian adalah hal yang pasti terjadi dan dialami oleh setiap manusia.
Hal yang menarik: Selama kita hidup, apakah yang telah kita lakukan? Apakah
hidup kita berguna dan menjadi berkat bagi orang lain? Yesus mengajarkan pada
kita tentang bagaimana menjalani hidup. Ya, hidup itu harus bermakna dan
menjadi berkat, bukan melakukan hal yang sia-sia tanpa guna. Ucapan Yesus,
“Sudah selesai” menandai bahwa karya pelayanan-Nya di dunia telah tuntas.
Yesus mampu mengerjakan tugas pelayanan-Nya dengan baik. Dia telah
menyelesaikan misi-Nya untuk mewartakan Injil, mengajarkan kebaikan dan
kasih, serta mengorbankan nyawa-Nya demi menyelamatkan umat manusia.
Pada saat ini kita diajak merenungkan kembali tentang makna hidup kita
hingga saat ini. Mari kita melakukan hal yang terbaik yang dapat kita lakukan.
Dimulai dari hal yang terkecil dan sederhana, dimulai dari kita setia melakukan
24
tugas dan tanggung jawab kita di lingkup keluarga, gereja dan lingkungan di
sekitar kita. Mari belajar dari Yesus yang mampu menyelesaikan segala tugas
dan karya-Nya. Kita pun bersedia melakukan kehendak Allah dalam setiap
langkah hidup kita. Jadilah berguna dan menjadi berkat bagi sesama, selama
Tuhan masih memberi kita kesempatan hidup. Teruslah berkarya dan melayani
Tuhan dan sesama hingga Tuhan memanggil kita, hingga didapatinya kita setia,
dan kita akan beroleh mahkota kehidupan bersama Kristus.

7. KUSERAHKAN NYAWA-KU

“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawaKu.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan
nyawa-Nya.” (Lukas 23:46).

Yesus menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa, hal ini


menunjukkan bahwa Dia akan mati – dan bahwa Allah telah menerima
pengorbanan-Nya. Yesus “mempersembahkan diri-Nya sebagai korban tebusan
yang tak bercacat kepada Allah” (Ibrani 9:14). Yesus Kristus tahu bahwa jiwa-
Nya ada di dalam tangan Allah. Dia menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan
Bapa. Dengan kata-kata ini, tokoh teragung yang pernah berjalan di muka bumi
ini, Allah dalam rupa manusia, menghembuskan nafas terakhirnya.

25
REFLEKSI:
Tuhanlah Allah Sang Empunya Kehidupan. Ia menciptakan manusia dari
tanah dan menghembuskan nafas hidup, sehingga manusia hidup (Kejadian 2:7).
Demikian, Tuhan pula yang memanggil manusia itu kembali pada-Nya.
Penyerahan diri kepada Tuhan Allah adalah wujud pengakuan bahwa segala
kuasa dan kekuatan ada di tangan Tuhan. Kita mengakui akan kelemahan dan
keterbatasan diri. Dengan berserah kepada Allah, kita mempercayakan dan
menyerahkan hidup kita sepenuhnya pada kehendak dan kuasa Allah. Demikian
dengan hidup, rencana, keluarga, pekerjaan dan masa depan kita. Kita dapat
berencana, melakukan rencana-rencana hidup kita, tetapi Tuhan yang mengatur
dan menata hidup kita untuk kebaikan kita.
Dalam penyerahan diri kita kepada Tuhan, kita belajar untuk semakin
mengenal rencana dan karya Allah atas hidup kita. Seperti Yesus semakin yakin
sepenuhnya bahwa hidup-Nya ada dalam kuasa Allah maka Ia berserah diri
sepenuhnya kepada Allah Bapa. Demikian kita umat-Nya, dalam segala hal yang
terjadi dan yang kita lalui dalam kehidupan ini, serahkanlah kepada Tuhan.
Yakin, percaya dan berjalanlah dengan iman, maka kita akan menyadari dan
merasakan penyertaan dan tuntunan Tuhan Allah di sepanjang hidup kita.

PENUTUP
Tidak ada Injil yang mencatat keseluruhan perkataan Yesus tersebut.
Urutan di atas berasal dari harmonisasi keempat Injil. Di dalam Injil
Matius dan Markus, Yesus mengucapkan perkataan dalam bahasa Aram.
Dalam Injil Lukas, ditemukan tiga ucapan Yesus, yaitu ucapan pertama, kedua
dan ketujuh. Sementara dalam Injil Yohanes ditemukan tiga ucapan Yesus, yaitu
ucapan ketiga, kelima, dan keenam.
Alkitab menuliskan bahwa Yesus tergantung di atas kayu salib sekitar
enam jam. Ketujuh perkataan salib inilah yang dicatat oleh murid-murid Yesus.
Masing-masing dari ucapan tersebut memiliki makna istimewa. Sejak abad ke-
16 ketujuh perkataan salib ini telah banyak dipakai untuk khotbah Jumat Agung.
Ini merupakan suatu perkataan yang sangat istimewa bagi kalangan umat
Kristiani. Sebab ketujuh perkataan ini mengandung banyak sekali pengajaran
yaitu, mengajarkan kita untuk mengampuni seseorang yang bersalah kepada kita,
26
mengasihi seseorang, menghormati orang tua, penyerahan diri kepada Tuhan,
dll. Tuhan Yesus ingin kita tahu arti sebenarnya kasih itu lewat pengorbanan-
Nya di kayu Salib untuk menebus dosa umat manusia. Pengorbanan Yesus
Kristus yang mati di salib demi menebus dosa manusia, kiranya menjadi
pengingat bagi kita umat Allah untuk menjauhi perbuatan dosa dan semakin
melekat erat dengan Allah. Selamat menghayati masa Paskah, kiranya kita
dimampukan untuk memikili sikap rela berkorban dan berjuang terus sebagai
saksi-saksi Kristus. [AR].

REFERENSI:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Perkataan_Salib
2. https://bersamakristus.org/7-perkataan-tuhan-yesus-di-kayu-salib/
3. https://www.jawaban.com/read/article/id/2022/04/19/518/220419095230/7_p
erkataan_yesus_di_kayu_salib_sebelum_kematian-nya//2
4. https://manado.tribunnews.com/2020/04/11/7-perkataan-yesus-diatas-kayu-
salib-dan-artinya-tertulis-dalam-kitab-
injil?lgn_method=google&_ga=2.11994545.408473342.1705033438-
698801480.1699414363.

27
IV. TATA IBADAH

TATA IBADAH RABU ABU


RABU, 14 FEBRUARI 2024 (STOLA UNGU)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 26 : 1 Mampirlah, Dengar Doaku
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksanan Ibadah


1. Panggilan Ibadah (Umat Berdiri)
MJ : “Umat yang dikasihi Tuhan,
Pada hari ini kita bersama memasuki permulaan masa Paskah, yang
ditandai dengan Ibadah Rabu Abu. Dalam pengakuan akan
kefanaan dan ketidakberdayaan kita sebagai manusia berdosa, mari
kita menyambut karya penyelamatan Allah di dalam Kristus Yesus
yang menguduskan dan memperbaharui umat-Nya sesuai dengan
gambar dan citra Allah. Umat Tuhan disilakan berdiri.”
U : Menyanyi KJ. 26 : 1, 2 Mampirlah, Dengar Doaku

28
2. Prosesi Memasuki Ruang Ibadah
a. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken memasuki ruang ibadah melalui pintu
utama.
b. Iring-iringan diawali oleh seorang Penatua/Diaken yang membawa wadah
abu untuk kemudian diserahkan pada Pelayan Ibadah.
c. Wadah abu ditempatkan di tempat yang disediakan di depan mimbar.
(Keterangan: abu yang dipergunakan dapat menggunakan abu dari
pembakaran yang layak atau pembakaran daun palem tahun lalu jika ada.)
d. Setelah itu pelayan menerima Alkitab dari Koordinator Ibadah lalu naik ke
mimbar.

3. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


P : “Umat Tuhan yang terkasih, marilah kita mengawali masa Pra Paskah
saat ini dengan melaksanakan Ibadah Rabu Abu. Kita lakukan ibadah
kita dengan pengakuan:
Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi yang tidak pernah meninggalkan
pekerjaaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan Allah dan Tuhan Yesus
kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

4. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Rabu Abu mengawali masa Pra Paskah saat ini
adalah “Ketaatan kepada Allah Membuahkan Perdamaian dan
Keadilan Sosial”
Masa Pra Paskah adalah masa bagi kita untuk melihat kembali
keberadaan diri kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Kita mengenang
kembali perjalanan dan pelayanan Yesus di dunia, untuk kemudian
menemukan makna dari teladan Yesus bagi diri kita. Yesus yang taat
kepada kehandak Bapa, mengajarkan pada kita agar hidup taat pada
kehendak Allah Bapa. Namun harus kita sadari, sebagai manusia
yang lemah, kita belum mampu mengasihi Allah dan melakukan
kehendak-Nya. Kita belum mampu mengasihi sesama sepenuh hati
29
dan masih seringkali berbuat dosa, maka masa Pra Paskah ini
memberi waktu dan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup
dalam ketaatan kepada Allah.
Ketaatan Yesus sampai mati kepada kehendak Bapa
membuahkan perdamaian dan keadilan sosial. Relasi Allah dengan
manusia dipulihkan. Kita yang percaya diampuni dan diperdamaikan
dengan Allah. Masa Pra Paskah ini adalah saat yang tepat bagi kita
untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah. Dalam ketaatan kita
kepada Allah ada pertobatan, pengampunan, dan pemulihan dari
Allah, sehingga kita dimampukan untuk hidup damai dan berlaku adil
kepada sesama. Ketaatan kita kepada Allah membuahkan perdamaian
dan keadilan sosial dalam lingkup kehidupan kita.
U : Menyanyi KJ. 37B : 1, 2 Batu Karang Yang Teguh

5. Mazmur Pengakuan Dosa (Mazmur 51 : 3 – 15)


P : Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
U : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah
aku dari dosaku!
P : Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul
dengan dosaku.
U : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan
melakukan apa yang Kau anggap jahat
P : supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam
penghukuman-Mu.
U : Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa
aku dikandung ibuku
P : Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan
dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku
U : Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku
menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari
salju!

30
P : Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah
segala kesalahanku!
U : Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku
dengan roh yang teguh!
P : Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari
pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
U : Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang
melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik
kepada-Mu.
U : Menyanyi KJ. 27 : 1, 2 Meski Tak Layak Diriku

6. Pelayanan Firman Tuhan


a. Doa Epiklise
b. Pembacaan Firman Tuhan:
Bacaan I : Yoel 2 : 1 – 2, 12 – 17 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 51 : 1 – 17
Bacaan II : 2 Korintus 5 : 20b – 6 :10 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil:
Pelayan : “Inilah Permulaan Injil Kristus”
Umat : menyanyi “Hosiana”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ho- si - a - - - na!
Bacaan III : Matius 6 : 1 – 6, 16 - 21 oleh Pelayan
(Umat Berdiri)

c. Khotbah
d. Saat Teduh

7. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)


MJ : memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

31
8. Pelayanan Penorehan Abu (Umat Duduk)
a. Pengantar
P : “Abu adalah simbol kefanaan kita sebagai manusia yang penuh
dengan kelemahan dan keterbatasan. Allah yang Maha Kuasa telah
menciptakan kita dari debu. Biarlah abu ini menjadi pengingat bahwa
kita adalah makhluk ciptaan Allah yang selalu bergantung kepada-
Nya. Tanpa Allah, kita tidak berarti apa-apa dan hanya Allahlah yang
menganugerahkan hidup kekal kepada kita.”
U : Menyanyi Lagu Bagaikan Abu (Cipt. Pdt. Suko Tiyarno)

32
b. Litani Abu
P : Daun Palem telah dibakar dan menjadi abu. Inilah kita, Abu.
Allah Maha Kasih, kami mengaku bahwa kami lemah.
U : Ampunilah kami, Tuhan
P : Allah Maha Kasih, kami mengaku masih tidak setia.
U : Ampunilah kami, Tuhan
P : Allah Maha Kasih, kami mengaku kami sering memfitnah sesama.
U : Ampunilah kami, Tuhan
P : Allah Maha Kasih, kami mengaku masih berpikiran negatif terhadap
sesama.
U : Ampunilah kami, Tuhan
P : Allah Maha Kasih, kami mengaku kami masih mendendam terhadap
sesama.
U : Ampunilah kami, Tuhan
P : Allah Maha Kasih, kami mengaku kami masih merendahkan sesama.
U : Ampunilah kami, Tuhan
P : Allah Maha Kasih, kami mengaku kami masih melecehkan sesama.
U : Ampunilah kami Tuhan
P : Engkau Maha kasih, Engkaulah yang paling mengerti dalam
kerapuhan dan keletihan kami. Inilah pengakuan kami ya Allah.
U : Menyanyi : Ampuni Aku dalam Cinta-Mu

33
P : Kini, bersama kita menjalani Masa Pra Paskah dengan
kesungguhan hati, kita lakukan perbuatan yang seturut kehendak
Tuhan. Dengan kerendahan hati, kita menjalani 40 hari ini dengan
menilik diri, membaca Alkitab, berdoa, berpuasa, berpantang dan
memberi sedekah. Mari kita datang pada Tuhan untuk diingatkan
bahwa kita ini hanyalah debu dan abu.

34
c. Prosesi Penorehan Abu (Umat Berdiri)
Keterangan :
1. Pelayan Ibadah menorehkan abu di dahinya.
2. Pelayan Ibadah menorehkan abu di dahi 2 orang majelis pendamping
sambil berkata,”Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus
Kristus!”
3. Jika warga yang mengikuti prosesi penorehan abu cukup banyak,
Pelayan Ibadah dapat dibantu 2 orang majelis pendamping untuk
menorehkan abu pada dahi warga jemaat sambil berkata,
“Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus!”
4. Setelah penorehan warga jemaat kembali duduk di tempatnya masing-
masing sambil berdoa secara pribadi kepada Tuhan.
5. Pada saat prosesi penorehan diiringi instrument lembut.
6. Setelah selesai pelayan kembali ke mimbar.

9. Doa Syafaat (Umat Duduk)


a. Berdoa memohon kekuatan dan penyertaan Tuhan Allah dalam laku
hidup sehari-hari
b. Berdoa untuk Bangsa Negara, pemerintah, tahun politik
c. Berdoa untuk Gereja dan para pelayan mulai dari MJ, MD, MA
d. Berdoa untuk keluarga, pendidikan anak, pekerjaan
e. Pokok doa yang lain diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami yang
dinyanyikan

10. Ungkapan Syukur


MJ : Membacakan dasar persembahan dari Mazmur 96:8
U : Menyanyi PKJ. 149 : 1 - Ucap Syukur Pada Tuhan
MJ : Memimpin doa untuk persembahan (Umat Berdiri)

35
11. Pengutusan (Umat Berdiri)
P : “Marilah kita jalani Masa Pra Paskah ini dengan menjaga hidup
kita, berkenan kepada Allah. Kita meneladani Yesus Kristus yang rela
mati bagi kita. Kita mau berbagi dengan sesama, terlebih marilah kita
saling mengasihi dan mendoakan sebagai umat Allah dalam hidup
sehari-hari. Roh Kudus senantiasa menguatkan dan menopang kita.”
U : Menyanyi KJ. 369A : 1 Ya Yesus, Ku Berjanji

12. Berkat
P : “Allah Bapa Sang Sumber Kehidupan memberkati dan menyertai
engkau. Tuhan Yesus Kristus Sang Jurus Selamat menerangi hidupmu
dan menuntun engkau. Roh Kudus Sumber Hikmat menganugerahkan
kekuatan, kasih dan damai sejahtera dalam hidup saudara-saudara
saat ini sampai selama-lamanya. Amin.”
U : Menyanyi KJ. 472 : 1, 2 Haleluya, Haleluya

36
TATA IBADAH MINGGU PALMARUM
MINGGU, 24 MARET 2024 (STOLA MERAH)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 162 : 1 Hosiana! Putra Daud
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah
a. Seorang majelis pembuka menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga Jemaat dan tamu, kemudian menyampaikan
Warta Jemaat yang penting.
b. Seorang majelis pembuka mengucapkan:
“Hari ini adalah Minggu Palmarum, bersama kita mengenang kembali
perjalanan Tuhan Yesus, yang telah tiba di Yerusalem. Saat Dia
memasuki kota Yerusalem, Dia disambut orang-orang di Yerusalem
yang berseru: Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan, Hosana di tempat yang maha tinggi!
Kini marilah kita menghayati peristiwa masuknya Tuhan Yesus ke kota
Yerusalem itu, kita ungkapkan rasa syukur kita melalui ibadah saat ini.”
c. Seorang majelis pembuka mengajak umat berdiri dan menyanyikan lagu
KJ. 162 : 1, 3 Hosiana! Putra Daud
37
(Majelis Jemaat dan Pelayan Ibadah memasuki ruang ibadah dari pintu
utama Gedung gereja)

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


Pelayan : “Ibadah Minggu Palmarum saat ini kita lakukan dalam nama
Allah Bapa, yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak
pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal
kasih setia-Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan
Yesus Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


Pelayan : “Tema Liturgis Ibadah Minggu Palmarum pada Pekan Suci ini
adalah “GKJW Berkorban Bersama Yesus Mewujudkan
Perdamaian”
Yesus yang menderita dan mengorbankan diri-Nya di kayu salib
adalah bukti kasih-Nya kepada manusia. Relasi antara Allah
dengan manusia yang putus karena dosa, kini dipulihkan.
Pengorbanan Yesus mendamaikan manusia dengan Allah.
Pada Pekan Suci ini, kita diajak untuk meneladani pengorbanan
Yesus melalui laku hidup kita. Kita dipanggil untuk mewujudkan
perdamaian di tengah keberadaan kita. Upaya mewujudkan
perdamaian itu dapat kita lakukan melalui kesediaan diri kita
untuk saling melayani dan memberi. Kita rela menolong dan
berkorban bagi sesama yang membutuhkan. Kita mau berdamai
dengan sesama sebagai tanda relasi kita dengan Allah yang telah
dipulihkan. Dengan demikian pengorbanan Yesus semakin
menyadarkan panggilan dan tugas kita mewujudkan perdamaian
dengan semua orang.
Umat : Menyanyi KK. 141 Memikul Salib

38
39
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
Pelayan Ibadah membaca Yeremia 25:5, mengingatkan umat untuk
menyadari akan dosa dan kesalahannya di hadapan Allah.

b. Pengakuan Dosa
Pelayan Ibadah mengajak umat mengungkapkan pengakuan dosa dengan
berdoa.

c. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


Pelayan Ibadah membaca Efesus 1:7 yang berisi tentang berita
Anugerah.

d. Tanggapan Atas Berita Anugerah


Pelayan Ibadah mengajak umat menanggapi berita anugerah dengan
menyanyikan KJ. 36 : 1, 2 Dihapuskan Dosaku

5. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa Epiklise dan Pembacaan Alkitab oleh Pelayan Ibadah
b. Pembacaan Alkitab: (Hanya 1 Bacaan)
Pengantar Bacaan Injil:
Pelayan : “Inilah Permulaan Injil Kristus”
Umat : menyanyi “Hosiana”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ho- si - a - - - na!
Bacaan III : Matius 11:1-11 oleh Pelayan (Umat Berdiri)
c. Ungkapan Bahagia
Pelayan : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Umat : Amin… Amin…
d. Khotbah (Umat Duduk)
e. Saat Teduh
40
6. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)
MJ : Memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

7. Doa Syafaat
a. Berdoa mohon kekuatan untuk melakukan ajaran dan kehendak Tuhan.
b. Berdoa untuk bangsa negara pemerintah dan tahun politik di Indonesia
c. Berdoa untuk GKJW, kegiatan pelayanan dan para pelayan di lingkup
MJ, MD, dan MA
d. Berdoa untuk keluarga, pekerjaan, pendidikan anak
e. Berdoa untuk jemaat yang menghadapi pergumulan dalam hidupnya dan
diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami yang dinyanyikan.

8. Ungkapan Syukur (Umat Duduk)


a. Pemandu Persembahan membacakan nats persembahan dari Mazmur
136:1
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan KJ. 302 : 1 - Ku
B’ri Persembahan
c. Persembahan dibawa ke dalam ruang ibadah dan diletakkan di meja
Altar
d. Pemandu Persembahan memimpin doa dari tengah meja altar menghadap
umat (Umat Berdiri)

9. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Marilah kita undur dari hadapan Tuhan, kita kembali ke dalam
kehidupan kita sehari-hari dengan senantiasa mengingat firman-Nya
yang demikian, “Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah
beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah
betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.” (1
Samuel 12:24)
U : Menyanyikan KJ. 446 : 1 Setialah

41
10. Berkat
P : “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau,
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau
kasih karunia,
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau
damai sejahtera. Amin”
U : Menyanyikan KJ. 474 : 1 Kepada-Mu Puji-pujian

42
TATA IBADAH KELUARGA PADA PEKAN SUCI
SENIN – RABU, 25 – 27 MARET 2024

1. Panggilan Ibadah
Pelayan : “Ibadah Keluarga pada Pekan Suci saat ini kita lakukan dalam
nama Allah Bapa yang mengasihi umat-Nya, yang rela menderita
dan mati disalibkan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Anugerah dan damai sejahtera yang bersumber dari Allah Bapa
dan Tuhan Yesus Kristus ada menyertai kita. Amin.”
Umat : Menyanyi (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)

2. Pelayanan Firman
a. Berdoa
b. Pembacaan Alkitab : (sesuai dengan bacaan PAH atau renungan yang
disiapkan oleh Majelis Jemaat)
c. Menyanyi : (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)
d. Renungan Singkat (sesuai dengan renungan PAH atau renungan yang
disiapkan oleh Majelis Jemaat)

3. Menyanyi : (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)


4. Doa Syafaat
a. Pokok doa pada ibadah keluarga kali ini adalah saling mendoakan dan
menguatkan antar keluarga yang satu dengan yang lain.
b. Sebelum doa dimulai, masing-masing keluarga dapat berbagi cerita atau
pokok doa yang akan didoakan / dapat menuliskan pokok permohonan
yang ingin dibawakan dalam doa.
c. Pelayan membagi siapa yang bertugas untuk berdoa.
d. Doa diakhiri oleh Pelayan Ibadah, dengan Doa Bapa Kami yang
diucapkan bersama-sama.

5. Penutup
Umat : Menyanyi (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)
Pelayan : Menyampaikan berkat
43
TATA IBADAH KAMIS PUTIH
KAMIS, 28 MARET 2024 (STOLA PUTIH)

I. Persiapan
a. Majelis Jemaat mempersiapkan ibadah, membagi tugas dan berdoa
bersama di Konsistori.
b. Nyanyian solois atau musik instrumental reflektif dimainkan 5 - 10 menit
sebelum ibadah dimulai
c. Lilin dinyalakan
d. Catatan :
1. Warga Jemaat yang memasuki ruangan gereja dengan menjaga suasana
hening (tidak diperkenankan bercakap-cakap).
2. Kotak persembahan diletakkan di pintu masuk gereja, karena selama
ibadah tidak diedarkan kantong persembahan.
3. Penerangan ruang ibadah dapat menggunakan lilin atau yang lain untuk
membangun suasana temaram, kecuali lampu untuk altar atau tempat
simbol salib diletakkan dan tempat pelayan ibadah melayani.
4. Dapat juga diatur peserta duduk melingkar jika jumlahnya tidak terlalu
besar, mengelilingi simbol salib yang diletakkan di tengah-tengah ruang
ibadah.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah (Umat Berdiri)
P : “Saudara-saudara, sekarang teduhkanlah hatimu di hadapan Tuhan,
arahkanlah hatimu kepada kemuliaan-Nya yang kudus. Rasakan
kehadiran-Nya dalam keheningan hatimu. Berdiam dirilah di hadapan
TUHAN dan nantikanlah Dia. Malam ini, kita berkumpul untuk
merasakan dan menghayati malam terakhir Yesus bersama murid-
murid-Nya. Pada malam itu, semua mata tertuju kepada Yesus.
Menanti-nantikan sabda-Nya dan cinta-Nya yang indah. Malam ini
mari kita arahkan hati dan pikiran kita kepada Yesus. Dialah yang
terindah dalam hidup ini. Umat Tuhan disilakan berdiri!”
U : Menyanyi KJ. 2 : 2, 4 Suci, Suci, Suci
44
(Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah, penyerahan
Alkitab, kemudian Pelayan Ibadah naik ke mimbar).

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


P : “Pertolongan kita adalah di dalam nama Tuhan Allah Pencipta langit
dan bumi, yang senantiasa berkarya dan menyertai umat-Nya kekal
selamanya.
Allah Bapa di dalam Tuhan Yesus Kristus memberikan kasih karunia
dan damai sejahtera kepada saudara - saudara.”
U : Sekarang dan selama-lamanya. Amin
U : Menyanyi PKJ. 83 : 1, 3 Pada Malam Sunyi di Getsemani

3. Panggilan Pertobatan (Umat Duduk)


P : “Ingatlah Sabda Yesus, “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita
sendirian dan beristirahat seketika!”(diulangi 2 kali)
Yesus sedang berbicara kepada saudara !
Yesus mengajak saudara meluangkan waktu sejenak berada bersama
Dia.”
Hening
P : “Katakanlah kepada-Nya seluruh yang saudara kerjakan, seluruh
kesibukan saudara, seluruh beban dan tanggung jawab yang anda
pikul, katakanlah kepada-Nya betapa sulitnya sesaat bersama-Nya,
untuk duduk, bersimpuh di kaki-Nya, seperti Maria yang telah memilih
bagian terbaik dalam hidupnya.”
Hening
P : Sabda Yesus, “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian,
dan beristirahat seketika”
U : Menyanyi PKJ. 163 : 1, 3 Bila Duka Menerpa
Hening

45
4. Pemberitaan Firman
P : “Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku
mengharapkan firman-Nya.” (Maz. 130 : 5)
U : “Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku;
seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak
yang disapih jiwaku dalam diriku”.
Hening
a. Pembacaan Firman Tuhan :
Bacaan I : Keluaran 12 : 1 - 4, 11 - 14 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 116 : 1 – 2, 12 – 19
Bacaan II : 1 Korintus 11 : 23 – 26 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil:
Pelayan : “Inilah Permulaan Injil Kristus”
Umat : menyanyi “Hosiana”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ho- si - a - - - na!
Bacaan III : Yohanes 13 : 1 – 17, 31b – 35 oleh Pelayan
(Umat Berdiri)
b. Nyanyian Sambutan : PKJ. 15 : 1 Kusiapkan Hatiku, Tuhan
c. Renungan (Dapat dilengkapi : Visualisasi Malam Getsemani, Puisi,
atau cuplikan Film Kesengsaraan Yesus)
d. Menyanyi KJ. 460 : 1, 3 Jika Jiwaku Berdoa
e. Hening

5. Mandatum Novum (Perintah untuk Saling Mengasihi)


P : “Sesaat setelah Tuhan Yesus membasuh kaki para murid dan
mengadakan perjamuan makan bersama dengan para murid-Nya,
Tuhan Yesus berkata, “Aku memberi perintah baru kepada kamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah
murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh. 13:34-
46
35). Mengingat perkataan Tuhan Yesus ini, marilah kita saling
mengasihi, baik sebagai suami istri, orang tua dan anak, sebagai
saudara, teman, sahabat bahkan lawan. Marilah kita rindu untuk saling
melayani dengan kasih sebab Tuhan Yesus telah lebih dulu melayani
dan mengasihi kita.”
U : Menyanyikan lagu Melayani Lebih Sungguh
Melayani, melayani lebih sungguh
Melayani, melayani lebih sungguh
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku
Melayani, melayani lebih sungguh

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh


Mengasihi, mengasihi lebih sungguh
Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku
Mengasihi, mengasihi lebih sungguh

6. Prosesi Pembasuhan Kaki (Fakultatif)


a. Majelis Jemaat dapat melakukan prosesi pembasuhan kaki yang dimulai
dari Pendeta membasuh kaki Penatua, Diaken dan GI.
b. Selanjutnya Pendeta bersama Penatua, Diaken dan GI membasuh kaki
warga Jemaat.
c. Pada saat prosesi pembasuhan kaki, diiringi dengan instrument atau lagu
setengah suara yang membawa jemaat pada suasana ketika Tuhan Yesus
membasuh kaki para murid-Nya.

7. Doa Syafaat
P : “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah
mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu
tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah
apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Marilah
kita berdoa …”
U : Menyanyi KK. 143 “Doa Bapa Kami”

47
8. Pengutusan (Umat Berdiri)
P : “Hari akan berlalu, namun cinta Allah pasti dekat selalu tidak akan
berpisah, cemas tidak perlu, tak usah gelisah. Hati harus tetap tabah.”
U : Pada malam ini kami menyerahkan diri penuh pasrah dan hormat
kepada-Mu Bapa kami sumber segala rahmat.
U : Menyanyi KJ. 364 : 1 Berserah kepada Yesus

9. Berkat
P : “Kiranya wajah-Mu bercahaya atas kami, menyinarkan kasih suci
dan memancarkan cinta murni
Kiranya tangan-Mu menuntun langkah kami untuk berjalan dalam
kebenaran
Kiranya Engkau memberikan kasih karunia dan damai sejahtera
kepada kami di dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Amin.”
U : Menyanyi Bapa T’rima Kasih

48
TATA IBADAH JUMAT AGUNG
JUMAT, 29 MARET 2024 (STOLA MERAH)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 2 : 1 Suci, Suci, Suci
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah
a. Seorang Majelis Pembuka menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga dan tamu.
b. Seorang Majelis Pembuka mengucapkan Panggilan Ibadah:
“Umat Tuhan yang terkasih,
Peristiwa Jumat Agung adalah peristiwa yang istimewa bagi kita,
pengikut Kristus. Pada Jumat Agung, kita mengenang Tuhan Yesus
yang menderita sengsara, yang mati disalibkan di Golgota demi
menebus dosa-dosa kita. Kematian-Nya adalah bukti ketaatan-Nya
kepada Allah dan kesediaan-Nya mengorbankan diri demi
keselamatan kita. Kini marilah kita mengenang kembali peristiwa
kesengsaraan dan kematian Tuhan Yesus melalui Ibadah Jumat Agung
saat ini. Kiranya pengorbanan-Nya di kayu salib senantiasa
memampukan kita untuk terus setia mengikut-Nya.
49
c. Seorang Majelis Pembuka mengajak umat berdiri dan menyanyikan
KJ. 2 : 1, 2 Suci, Suci, Suci
d. Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah melalui
pintu utama gedung gereja.

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


P : “Ibadah Jumat Agung saat ini kita lakukan dalam nama Allah
Bapa, yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah
meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-
Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus
Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Jumat Agung saat ini adalah “GKJW Berkorban
Bersama Yesus Mewujudkan Perdamaian.”
U : Menyanyikan KK. 70 Getih Wutah
(Dinyanyikan dalam bahasa Indonesia)

50
51
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
Pelayan Ibadah membaca Lukas 5:32, mengingatkan umat untuk
menyadari akan dosa dan kesalahannya dihadapan Allah.

b. Pengakuan Dosa
Pelayan Ibadah mengajak umat mengungkapkan pengakuan dosa
dengan berdoa.

c. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


Pelayan Ibadah membaca Roma 5:17 yang berisi tentang berita
anugerah.

d. Tanggapan Atas Berita Anugerah


Pelayan Ibadah mengajak umat menanggapi berita anugerah dengan
menyanyikan KJ. 40 : 1, 2 Ajaib Benar Anugerah

5. Pelayanan Firman (Umat Duduk)


a. Doa dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor I
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yesaya 52:13 – 53:12 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 22
Bacaan II : Ibrani 10 : 16 – 25 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil:
Pelayan : “Inilah Permulaan Injil Kristus”
Umat : menyanyi “Hosiana”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ho- si - a - - - na!
Bacaan III : Yohanes 18:1 – 19:42 oleh Pelayan (Umat Berdiri)
(Mengingat bacaan cukup panjang, pelayan dapat memilih 1
perikop tertentu sesuai bagian yang akan dikhotbahkan)

52
c. Ungkapan Bahagia
Pelayan : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Umat : Amin… Amin…
d. Khotbah (Umat Duduk)
e. Saat Teduh

6. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)


MJ : Memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

7. Doa Syafaat
Pelayan Ibadah memimpin doa syafaat dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa
Kami.

8. Persembahan Syukur (Umat Duduk)


a. Pemandu Persembahan membacakan pengantar persembahan dari
Yeremia 33:11
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan KJ. 291 : 1 -
Mari Bersyukur Semua
c. Pemandu Persembahan memimpin doa persembahan (Umat Berdiri).

9. Pengutusan (Umat Berdiri)


Pelayan : “Pulanglah dalam damai sejahtera Tuhan. Saling layanilah
antara satu dengan yang lain dalam kasih, dan ingatlah
selalu firman Tuhan hari ini : bahwa dengan mengenang dan
menghayati wajah Kristus yang tersalib, itu akan membuat
kita semakin tabah dalam menghadapi penderitaan hidup
yang sedang kita alami, dan memampukan kita menjadi lebih
bijaksana dalam menilai makna hidup pemberian Tuhan.
Percayalah bahwa Tuhan senantiasa menguatkan dan
menyertai saudara.”
Umat : Menyanyi KJ. 183 : 1 Menjulang Nyata Atas Bukit Kala
53
10. Berkat
Pelayan : Menyampaikan Berkat Tuhan
Umat : Menyanyi KJ. 474 : 1 KepadaMu Puji-pujian

54
TATA IBADAH PERJAMUAN KUDUS JUMAT AGUNG
JUMAT, 29 MARET 2024 (STOLA MERAH)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 2 : 1 Suci, Suci, Suci
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah
a. Seorang Majelis Pembuka menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga dan tamu.
b. Seorang Majelis Pembuka mengucapkan Panggilan Ibadah:
“Umat Tuhan yang terkasih,
Peristiwa Jumat Agung adalah peristiwa yang istimewa bagi kita,
pengikut Kristus. Pada Jumat Agung, kita mengenang Tuhan Yesus
yang menderita sengsara, yang mati disalibkan di Golgota demi
menebus dosa-dosa kita. Kematian-Nya adalah bukti ketaatan-Nya
kepada Allah dan kesediaan-Nya mengorbankan diri demi
keselamatan kita. Kini marilah kita mengenang kembali peristiwa
kesengsaraan dan kematian Tuhan Yesus melalui Ibadah Jumat Agung
dan Perjamuan Kudus saat ini. Kiranya pengorbanan-Nya di kayu
salib senantiasa memampukan kita untuk terus setia mengikut-Nya.
55
c. Seorang Majelis Pembuka mengajak umat berdiri dan menyanyikan
KJ. 2 : 1, 2 Suci, Suci, Suci
d. Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah.

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


P :“Ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus saat ini kita lakukan
dalam nama Allah Bapa, yang menciptakan langit dan bumi, yang
tidak pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal
kasih setia-Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus
Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus saat ini
adalah “GKJW Berkorban Bersama Yesus Mewujudkan
Perdamaian.”
U : Menyanyikan KK. 70 Getih Wutah
(Dinyanyikan dalam bahasa Indonesia)

56
57
4. Pelayanan Firman
a. Doa dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor I
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yesaya 52:13 – 53:12 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 22
Bacaan II : Ibrani 10 : 16 – 25 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil:
Pelayan : “Inilah Permulaan Injil Kristus”
Umat : menyanyi “Hosiana”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ho- si - a - - - na!
Bacaan III : Yohanes 18:1 – 19:42 oleh Pelayan (Umat Berdiri)
(Mengingat bacaan cukup panjang, pelayan dapat memilih 1
perikop tertentu sesuai bagian yang akan dikhotbahkan)

c. Ungkapan Bahagia
P : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
U : Amin… Amin…
d. Khotbah (Umat Duduk)
e. Saat Teduh

5. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)


MJ : Memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

6. Pelayanan Perjamuan Kudus (Umat Duduk)


a. Kata-kata Penetapan Perjamuan Kudus
P : “Jumat Agung merupakan perayaan yang sangat penting, sebab di
hari ini Kristus telah rela mati demi kehidupan Gereja-Nya. Dia
yang sedang disiksa, Dia yang sedang menderita, dan karena
kesengsaraan yang amat sangat itu, hingga Dia berseru: Allahku,
58
Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Markus 15:34).
Itu semua tak lain karena dosa kitalah yang sedang ditanggung-
Nya. Maka saat ini kita, sebagai Gereja-Nya, akan bersatu dengan
kesengsaraan dan kematian-Nya, bersatu dengan tubuh dan darah-
Nya. Agar nyatalah seperti yang diucapkan Rasul Paulus: “Jika
kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-
Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kebangkitan-Nya”. (Roma 6:5).
U : Menyanyikan PKJ. 157 : 1 Perjamuan Yang Kudus
(Pelayan Ibadah turun dari mimbar menuju meja perjamuan,
kedua pendamping membantu membuka penutup roti dan
anggur)

b. Ajakan dan Peringatan


P :“Saudara-saudara, saat ini marilah kita datang menghampiri
meja perjamuan untuk menerima anugerah Allah yang telah
dinyatakan kepada kita melalui Perjamuan Kudus Paskah.
Sekali lagi, marilah kita menyesali dosa dan kesalahan kita di
hadapan Tuhan, agar kita dilayakkan untuk menerima tubuh
dan darahNya.”
(Pelayan Ibadah memimpin umat berdoa mengakui dosa
dan memohon pengampunan kepada Tuhan)
U : Menyanyikan KJ. 35 : 1 Tercurah Darah Tuhanku
(Pelayan ibadah mencuci tangan, warga jemaat diundang
maju ke meja perjamuan)

c. Doa kesiapan hati untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus


P : “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kami datang
menghampiri hadirat-Mu. Layakkanlah kami untuk menerima
Tubuh dan Darah-Mu. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan. Amin”.

d. Konsekrasi dengan Elevasi


P : (sambil mengangkat roti dan memecah-mecahkannya)
59
“Saudara-saudara, sekarang arahkanlah hatimu kepada Tuhan,
dan hendaknya engkau mengenang yang demikian:
Ketika merayakan Perjamuan Paskah bersama dengan para
murid-Nya, Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkannya dan memberikan kepada para murid-
Nya, sambil bersabda: Terimalah dan makanlah. Inilah
tubuhku yang telah dipecah-pecahkan bagi kamu, demi
pengampunan dosamu. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan
kematian dan kebangkitan-Ku, serta pengharapan akan
kedatangan-Ku.

e. Pembagian Roti
P : (setelah roti dibagikan dan diterima oleh warga jemaat, Pelayan
mengucapkan)
“Inilah Tubuh-Ku yang dipecah-pecahkan bagi kamu, sekarang
makanlah!”

f. Konsekrasi dengan Elevasi


P : (sambil mengangkat cawan dan menuangkan anggur).
“Setelah makan roti bersama dengan para murid-Nya, Tuhan
Yesus mengambil cawan, menuangkan anggur, lalu
memberikannya kepada para murid-Nya, sambil bersabda:
Terimalah dan minumlah. Cawan ini adalah Perjanjian Baru
yang telah dimeteraikan oleh darahKu, yang telah tercurah demi
pengampunan dosamu. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan
kematian dan kebangkitan-Ku, serta pengharapan akan
kedatangan-Ku.

g. Pembagian Anggur
P : (setelah anggur dibagikan dan diterima oleh warga jemaat, Pelayan
mengucapkan)
“Inilah Darah-Ku yang tercurah bagi kamu, sekarang minumlah!”

60
h. Pengutusan
P : “Saudara-saudara, marilah kita undur dari meja Perjamuan
Tuhan ini dengan sukacita, sambil mengingat firman Tuhan
yang demikian: “... kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru.” (Roma 6:4).

i. Pelayan Ibadah kembali naik ke mimbar

7. Persembahan Syukur
a. Pemandu Persembahan membacakan nats pengantar persembahan dari
Yeremia 33:11
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan KJ. 291 : 1 -
Mari Bersyukur Semua

8. Doa Syafaat dan Persembahan


a. Berdoa untuk persembahan
b. Berdoa untuk Bangsa, Negara dan Pemerintah Indonesia
c. Berdoa untuk para pelayan Tuhan di GKJW baik di lingkup MJ, MD,
MA.
d. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami.

9. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Pergilah dalam damai sejahtera Tuhan. Saling layanilah antara satu
dengan yang lain dalam kasih, dan ingatlah selalu firman Tuhan hari
ini: bahwa dengan mengenang dan menghayati wajah Kristus yang
tersalib, itu akan membuat kita semakin tabah dalam menghadapi
penderitaan hidup yang sedang kita alami, dan memampukan kita
menjadi lebih bijaksana dalam menilai makna hidup pemberian
Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan Allah selalu menyertai saudara.”
U : Menyanyikan KJ. 183 : 1 Menjulang Nyata Atas Bukit Kala
61
10. Berkat
P : Menyampaikan Berkat Tuhan.
U : Menyanyikan KJ. 474 KepadaMu Puji-pujian

62
TATA PANEMBAH BUJANA SUCI
MANGSA PASKAH (JUMAT AGUNG)
JUMAT, 29 MARET 2024 (STOLA ABRIT)

I. PACAWISAN
1. Palados Pangabekti, Pinisepuh, lan Diaken Pasamuwan andum ayahan
kapimpin dening Koordinator Pangabekti.
2. Koordinator Pangabekti mimpin pandonga pacawisan lelados ing
pangabekti -sanes kangge mangabekti kagem Palados Pangabekti lan
sadaya ingkang badhe ndherek lelados.
3. Ing wanci Koordinator Pangabekti mimpin pandonga, sadaya anggota
Majelis sami ngasta stola, sanes ngagem stola. Bakda ndedonga,
Koordinator Ibadah ngandika, “Sumangga kita ngagem stola lan kita
ladosi umatipun Gusti kanthi manah ingkang tulus lan andhap asor!
Sugeng lelados, Gusti mberkahi lan kamulyakna!”
4. Koordinator Pangabekti ngajak Majelis Pasamuwan memuji
KPJ. 29 : 1 Sumangga Sowan Gusti

II. TUMINDAKING PANGABEKTI


1. Timbalan Mangabekti (Umat Jumeneng)
a. Majelis Pambuka ngaturaken sugeng rawuh lan sugeng mangabekti
dhumateng warga pasamuwan lan tamu.
b. Majelis Pambuka ngucapaken timbalan mangabekti:
MJ : “Dinten Jumat Agung punika dinten ingkang wigati kangge kita
para pandherekipun Sang Kristus. Ing dinten Jumat Agung
punika, kita sami mengeti Gusti Yesus ingkang nandhang
sangsara lan seda sinalib ing Golgota kagem nebus dosa-dosa
kita. Gusti Yesus ingkang seda nedahaken kasetyan-Ipun
dhumateng Gusti Allah. Panjenenganipun karsa ngorbanaken
Sarira-Nipun kangge kawilujengan kita. Pramila sumangga
kita ngengeti dinten kasangsaran lan seda-Nipun Gusti Yesus
punika lumantar pangabekti Bujana Suci Jumat Agung punika.
Mugi Rah-Ipun ingkang tumetes ing kajeng salib dadosaken
63
kita sansaya setya ndherek Panjenenganipun.” (Umat
Kaaturan Jumeneng)
U : Memuji KPJ. 29 : 1 – 3 Sumangga Sowan Gusti

2. Votum lan Salam


(Palados ngajak umat ening sawetawis, nentremaken batos lan ngrumaosi
bilih Gusti rawuh ing satengah-tengahing pangabekti, tumunten
ngucapaken Votum lan Salam).
P : “Pangabekti Jumat Agung lan Bujana Suci ing dinten punika kita
tindakaken ing dalem Asmanipun Allah Sang Rama, ingkang
nitahaken langit lan bumi, ingkang mboten nilar pakaryaning
AstaniPun lan ingkang langgeng katresnan lan kasetyaniPun.
Sih rahmat lan tentrem rahayu saka Allah Sang Rama lan Gusti
kita Yesus Kristus tansah tumraha lan nunggila marang para
sedulur. Amin.

3. Jejering Pangabekti (Umat Lenggah)


P : Jejering pangabekti ing dinten Jumat Agung punika:
“GKJW Berkorban Sinarengan Gusti Yesus Mujudaken
Karukunan.”
U : Memuji KK. 70 Getih Wutah
(Dipun nyanyiaken mawi basa Jawi)

64
65
4. Paladosan Sabda Mulya
a. Pandonga
b. Pamaosing Kitab Suci:
Waosan I : Yesaya 52:13 – 53:12 dening Lektor I
Waosan II : Ibrani 10 : 16 – 25 dening Lektor II
Pambuka Waosan Injil: “Lah punika wiwitaning Injil Kristus” dening
Palados Pangabekti (Markus 1:1)
Tanggapaning Umat : Memuji “Hosiana”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 .
Ho-si - a - - - na!
Waosan III : Yokanan 18 : 1 – 19 : 42 dening Palados
Pangabekti (Umat Jumeneng)
(Saged dipun piji 1 perikop ingkang dados materi khotbah)
c. Ukara Rahayu : “Kang rahayu iku wong-wong kang padha
ngrungokake pangandikaning Allah lan
digatekake.” (Luk. 11:28)
d. Tanggapaning Umat : Amin… Amin…
f. Khotbah : dening Palados Pangabekti (Umat Lenggah)
g. Waktu Sidhem : musik instrumentalia (Fakultatif)

5. Pangaken Pitados (Umat Jumeneng)


Satunggaling Majelis Pasamuwan ingkang kapatah mimpin umat
ngucapaken Sahadat Kalihwelas sesarengan lan kapungkasan mawi
tembung “Amin”.

6. Paladosan Bujana Suci (Umat Lenggah)


a. Panetepan Bujana Suci
P : “Jumat Agung mujudaken pahargyan ingkang wigatos
sanget, karena ing dinten punika Gusti Yesus Kristus sampun
kanthi rila legawa masrahaken Sariranipun seda sinalib amrih
gesanging greja-Nipun. Panjeneganipun ingkang saweg kasiksa,
Panjenenganipun ingkang saweg nandang sangsara lan karana
66
kasangsaran ingkang sanget punika, ngantos Panjenenganipun
nguwuh kanthi sora: “Dhuh, Allah Kawula, Allah Kawula,
punapaa Kawula Paduka tegakaken?” (Mrk. 15:34)

Punika sadaya karana nanggel dosa kita. Pramila ing wekdal


samangke kita minangka greja-Nipun, badhe manunggil kaliyan
sangsara lan seda-Nipun, manunggil kaliyan Sarira lan Rah-
Ipun. Supados kacihna kados ingkang dipun ngendikakaken
dening Rasul Paulus: “Sabab yen kita wus padha nunggal
kalawan apa kang padha karo sedane, kita iya bakal padha
nunggal kalawan apa kang padha karo wungune.” (Rum 6:5)
U : Memuji KPJ. 301 : 1, 3 Bujana Suci

(Palados mandhap saking mimbar tumuju dhateng meja Bujana,


kinantenan anggota Majelis Pasamuwan kalih minangka
pangapit, lajeng paring pambiyantu bikak taplak roti lan
anggur.)

b. Pangajak lan Pepenget


P :“Para sadherek, sumangga samangke kita sami nyawisaken manah
kangge nampeni kanugrahanipun Allah tumrap kita ingkang
sampun kebabar wonten ing Bujana Suci Paskah. Sepisan malih,
sumangga kita sami nelangsani sadaya dosa lan kalepatan kita
wonten ing ngarsanipun Gusti Allah, supados kita sembada
nampeni Sarira lan Rah-Ipun.”
(Pelados Pangabekti ndedonga ngakeni dosa lan nyuwun
pangapuntening dosa dhumateng Gusti Allah)
U : Memuji KPJ. 306 : 1 Kawula Kaparengna Sowan

(Palados wijik asta, sawetawis warga pasamuwan kaaturan


majeng dhateng meja bujana)

67
c. Pandonga Cumawising Manah kangge Nampeni Sarira lan
Rahipun Gusti
P : “Dhuh Cempening Allah ingkang ngrembat lan mbirat
dosaning jagad. Mugi kawula Paduka damel sembada nampeni
Sarira lan Rah Paduka. Suci, suci, kasucekna Gusti. Amin.”

d. Konsekrasi kanthi Elevasi


P : (kanthi ngangkat roti lan kacuwil-cuwil)
“Para sadherek, samangke sumangga kita sami ngeneraken batos
kita piyambak-piyambak dhateng Gusti lan sami ngenget-enget
ingkang makaten: Nalika ngriyadinaken Bujana Suci Paskah
kaliyan para sekabatipun, Gusti Yesus mundhut roti, saos sokur,
lajeng kacuwil-cuwil kaparingaken dhateng para sekabatiPun
kanthi dawuh: “Padha tampanana lan panganen. Iki
SariraningSun kang wus kacuwil-cuwil kanggo kowe, murih
apurane dosamu. Iki tindakna, gawenen pangeling-eling marang
seda lan wunguningSun, tuwin panganti-anti marang
rawuhingSun.”

e. Ngedum Roti
(sesampunipun roti kaedum lan katampi dening warga pasamuwan,
Palados ngendika)
P : “Iki SariraningSun kang kacuwil-cuwil kanggo kowe,
saiki panganen!”

f. Konsekrasi kanthi Elevasi


P : (kanthi ngangkat tuwung lan ngesokaken anggur)
“Sesampunipun dahar roti sesarengan kaliyan para sekabatipun,
Gusti Yesus lajeng mundhut tuwung, ngesokaken anggur, lan
kaparingaken dhateng para sakabatipun kanthi dawuh :
“Tampanana lan ombenen. Tuwung iki Prajanjian Anyar kang
kaecap kalawan getihKu, kang wus kawutahake kanggo
pangapurane dosamu. Iki tindakna, kanggo pangeling-eling
68
marang seda lan wunguningSun, tuwin panganti-anti marang
rawuhingSun.”

g. Ngedum Anggur
(sesampunipun anggur kaedum lan katampi dening warga
pasamuwan, Palados ngandika)
P : “Iki rahingSun kang wus kawutahake kanggo kowe,
saiki ombenen!”

h. Pangutusan
P : “Para sadherek, Bujana Suci samangke sampun rampung,
sumangga samangke kita sami nglampahi gesang cundhuk
kaliyan sabdaniPun ingkang makaten: “Dadi kita wus padha
ndherek kakubur kalawan Panjenengane, sarana baptis ing
pati mau, supaya padha kayadene Sang Kristus wus
kawungokake saka ing antarane wong mati dening
kamulyaning Sang Rama, mangkono uga kita bakal urup ana
ing sajroning urip kang anyar.” (Rum 6:4)

i. Palados Pangabekti Wangsul dhateng Mimbar

7. Sumaosing Pisungsung (Kapimpin dening Pinisepuh/Diaken)


a. Panuntun pisungsung maos Yeremia 33:11 ingkang dados landesan
sumaosing pisungsung.
b. Panuntun pisungsung ngajak umat memuji KPJ. 157 : 1 – Caosna
Pisungsungmu

8. Pandonga Sapaat lan Pisungsung Sukur


a. Pandonga kangge pisungsung
b. Pandonga kangge Bangsa, Negara lan Pamrintah Indonesia
c. Pandonga kangge para pelados ing GKJW wiwit MJ, MD, MA.
d. Pandonga sanesipun lan dipun pungkasi KK. 143 Donga Rama
Kawula.
69
9. Pangutusan (Umat Jumeneng)
P : “Swawi sami mengkeraken dalem pamujan punika kanthi
tentrem rahayu ingkang saking Gusti. Swawi sami lados- linadosan
setunggal lan setunggalipun kanthi katresnan, lan mangga kita
tansah enget dawuhipun Gusti ing dinten punika: bilih sarana
ngengeti lan mandeng wedananipun Gusti ingkang sinalib punika,
badhe damel kita sangsaya tatag aben ajeng kaliyan sadaya
panandanging gesang ingkang saweg kita alami, lan nyagedaken
kita sangsaya wicaksana ing salebeting mbiji guna paedahing
gesang peparingipun Gusti. Sami pitadosa bilih Gusti tansah
nunggil kaliyan kita.”
U : Memuji KPJ. 427 : 1 Begja Sejati

10. Berkah
P : Nglantaraken berkah
U : Memuji KPJ. 460 Tentrem Raharja

70
TATA IBADAH MEDITATIF (SABTU SUNYI)
SABTU, 30 MARET 2024

I. Penjelasan
a. Ibadah meditatif dilaksanakan dalam suasana hening. Ibadah meditatif ini
dilaksanakan pada Minggu-minggu Pra Paskah dan juga dapat dilakukan
pada saat Ibadah Sabtu Sunyi yang dilakukan bersama di gereja atau di
keluarga masing-masing.
b. Semua yang hadir harus menjaga keheningan, dilarang berbicara kecuali
ketika berdoa.
c. Semua bagian ibadah dilakukan tanpa komando (aba-aba), langsung
dilakukan sesuai dengan urut-urutannya.
d. Saat hening bisa diiringi dengan alunan musik lembut live atau dari CD/
laptop.
e. Firman Tuhan tidak perlu dikhotbahkan, tetapi direnungkan sendiri-
sendiri.
f. Pokok doa syafaat ditentukan bersama untuk kemudian diucapkan secara
bergantian, 1 orang 1 pokok doa.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Hening: Menyadari keberadaan Tuhan.
2. Menyanyi (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)
3. Hening: Doa pribadi menghadap Tuhan dan pertobatan.
4. Menyanyi (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)
5. Pembacaan Alkitab: Ayub 14:1-14; 1 Petrus 4:1-8; Matius 27:57-66
(Dapat dipilih 1 perikop sebagai bacaan)
6. Hening: Refleksi / Renungan Pribadi
7. Menyanyi (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)
8. Doa Syafaat (setiap ganti pemimpin atau pokok doa diselingi lagu
KK. 176 Tuhan Dengarkanlah Doa Kami dinyanyikan 1 kali).
9. Menyanyi (lagu pujian dipilih oleh Pelayan)
10. Hening: doa pribadi / penutup.

71
TATA IBADAH MINGGU PASKAH
MINGGU, 31 MARET 2024 (STOLA PUTIH)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 191 : 1 Hari Minggu, Hari Kebangkitan
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah
a. Seorang Majelis Pembuka menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga jemaat dan tamu.
b. Seorang Majelis Pembuka mengucapkan Panggilan Ibadah :
“Hari ini adalah Minggu Paskah. Hari kebangkitan Tuhan Yesus
Kristus. Maut telah dikalahkan dan kita yang percaya beroleh
keselamatan dan hidup. Kini marilah kita bersukacita merayakan
kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus dan kita meyakini di dalam
Yesus Kristus ada hidup.
c. Seorang Majelis Pembuka mengajak umat berdiri dan menyanyikan
KJ. 191 : 1, 2 Hari Minggu, Hari Kebangkitan
(Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah dari
pintu utama gereja)

72
2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)
P : “Ibadah Minggu Paskah saat ini kita lakukan dalam nama Allah
Bapa, yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah
meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-
Nya.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan
Yesus Kristus senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Minggu Paskah saat ini adalah GKJW Bangkit
Bersama Kristus Mewujudkan Perdamaian dan Keadilan
Sosial.”
“Paskah adalah hari kebangkitan Yesus Kristus. Maut telah
dikalahkan dan kita beroleh keselamatan, hidup bersama Kristus.
Peristiwa Paskah mampu mengubah sikap para murid. Mereka yang
semula diliputi ketakutan menjadi berani bersaksi dan mewartakan
Injil. Mereka yang semula berputus-asa, penuh kekhawatiran
menjadi penuh semangat dan sukacita. Yesus yang bangkit
mendamaikan hidup kita. Ia menjadi sumber kekuatan,
pengharapan, dan sukacita bagi kita. Kebangkitan-Nya
menghadirkan damai sejahtera dalam hidup kita. Oleh karena itu,
pada masa Paskah ini, kita sebagai GKJW bangkit bersama Kristus
mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial. Damai sejahtera dan
sukacita yang kita terima, kita bagikan dan wartakan kepada semua
orang di sekitar kita, melalui kesaksian hidup kita. Demikian
kebangkitan Kristus juga memampukan kita mewujudkan
perdamaian dan keadilan sosial di tengah-tengah hidup kita.”
U : Menyanyi KK. 75 Tuhan Yesus Bangkit

73
74
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
Pelayan Ibadah membaca Matius 22:37-40, mengingatkan umat untuk
menyadari akan dosa dan kesalahannya dihadapan Allah.

b. Pengakuan Dosa
Pelayan Ibadah mengajak umat mengungkapkan pengakuan dosa dengan
berdoa.

c. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


Pelayan Ibadah membaca Roma 5:21 yang berisi tentang berita
anugerah.

d. Tanggapan Atas Berita Anugerah


Pelayan Ibadah mengajak umat menanggapi berita anugerah dengan
menyanyikan PKJ. 91 : 1, 2 Tuhan T’lah Bangkit

5. Pelayanan Firman Pelayanan Firman


a. Doa dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor 1
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yesaya 25 : 6 – 9 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 118 : 1 – 2, 13 – 25
Bacaan II : 1 Korintus 15 : 1 – 11 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ha - le - lu - - - ya!
Bacaan III : Markus 16 : 1 – 8 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)

75
c. Ungkapan Bahagia :
Pelayan : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Umat : “Amin… Amin…”
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)
e. Saat Teduh(diiringi instrumen KJ. 454 )

6. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)


MJ : Memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

7. Doa Syafaat dengan Pokok-pokok Doa :


a. Bangsa, Negara dan Pemerintah Indonesia
b. GKJW, kegiatan dan program pelayanan, para pelayan baik di lingkup
MJ, MD, MA.
c. Keluarga, pekerjaan dan pendidikan anak
d. Pergumulan hidup jemaat
e. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami.

8. Persembahan Minggu dan Syukur (Umat Duduk)


a. Pemandu Persembahan membacakan nats pengantar: 1 Taw. 16:29
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan KJ. 450 : 1 -
Hidup Kita Yang Benar
c. Persembahan dibawa ke dalam ruang ibadah dan diletakkan di meja altar.
d. Pemandu Persembahan memimpin doa untuk persembahan dari tengah
meja altar menghadap umat. (Umat Berdiri)

9. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Pulanglah dalam damai sejahtera Kristus. Ingatlah bahwa Tuhan
Yesus Kristus telah bangkit, maut telah Ia kalahkan dan kita
dipanggil untuk menjadi saksi-saksi-Nya. Sebagai saksi Kristus,
mari kita wartakan berita sukacita, berita kebangkitan dan
kemenangan Kristus di tengah-tengah kehidupan kita. Yakinlah
76
bahwa Tuhan Yesus yang mengutus kita menjadi saksi-Nya akan
menolong, menguatkan, dan menyertai kita.”
U : Menyanyikan KJ. 340 : 1, 2 Hai Bangkit Bagi Yesus

10. Berkat
P : Menyampaikan berkat Tuhan kepada umat.
U : Menyanyikan KJ. 474 Kepada-Mu Puji-pujian

77
TATA IBADAH PERJAMUAN KUDUS PASKAH
MINGGU, 31 MARET 2024 (STOLA PUTIH)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 191 : 1 Hari Minggu, Hari Kebangkitan
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah
a. Seorang Majelis Pembuka menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga jemaat dan tamu.
b. Seorang Majelis Pembuka mengucapkan Panggilan Ibadah :
“Umat yang dikasihi Tuhan,
Hari ini adalah hari Paskah, hari kebangkitan Tuhan kita Yesus
Kristus. Inilah kemenangan kita sebagai umat Allah. Kuasa dosa telah
dikalahkan oleh Tuhan Yesus Kristus dan kita yang percaya kepada-
Nya beroleh pengampunan dosa dan keselamatan. Kini marilah kita
merayakan hari Paskah saat ini dengan penuh syukur dan sukacita.
Kita ungkapkan syukur dan sukacita kita itu dalam Ibadah Perjamuan
Kudus Paskah saat ini.
c. Seorang Majelis Pembuka mengajak umat berdiri dan menyanyikan
KJ. 191 : 1, 2 Hari Minggu, Hari Kebangkitan
78
(Pelayan Ibadah dan Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah dari pintu
utama/ pintu masuk gereja)

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


P : (mengajak umat bersaat teduh sejenak, menenangkan pikiran dan
menyadari keberadaan Tuhan di dalam ibadah, kemudian
mengucapkan Votum dan Salam).
“Ibadah Perjamuan Kudus Paskah saat ini, kita lakukan dalam nama
Allah Bapa, yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah
meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan yang kekal kasih setia-Nya.
Anugerah dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
senantiasa menyertai saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Minggu dan Perjamuan Kudus Paskah saat ini adalah
GKJW Bangkit Bersama Kristus Mewujudkan Perdamaian dan
Keadilan Sosial.”
“Paskah adalah hari kebangkitan Yesus Kristus. Maut telah
dikalahkan dan kita beroleh keselamatan, hidup bersama Kristus.
Peristiwa Paskah mampu mengubah sikap para murid. Mereka yang
semula diliputi ketakutan menjadi berani bersaksi dan mewartakan
Injil. Mereka yang semula berputus-asa, penuh kekhawatiran
menjadi penuh semangat dan sukacita. Yesus yang bangkit
mendamaikan hidup kita. Ia menjadi sumber kekuatan,
pengharapan, dan sukacita bagi kita. Kebangkitan-Nya
menghadirkan damai sejahtera dalam hidup kita. Oleh karena itu,
pada masa Paskah ini, kita sebagai GKJW bangkit bersama Kristus
mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial. Damai sejahtera dan
sukacita yang kita terima, kita bagikan dan wartakan kepada semua
orang di sekitar kita, melalui kesaksian hidup kita. Demikian
kebangkitan Kristus juga memampukan kita mewujudkan
perdamaian dan keadilan sosial di tengah-tengah hidup kita.”

79
U : Menyanyi KK. 75 Tuhan Yesus Bangkit

80
4. Pelayanan Firman Pelayanan Firman
a. Doa dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor 1
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yesaya 25 : 6 – 9 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 118 : 1 – 2, 13 – 25
Bacaan II : 1 Korintus 15 : 1 – 11 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
____
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Ha - le - lu - - - ya!
Bacaan III : Markus 16 : 1 – 8 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ungkapan Bahagia :
Pelayan : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Umat : “Amin… Amin…”
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)
e. Saat Teduh(diiringi instrumen KJ. 454 )

5. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)


MJ : Memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

6. Pelayanan Perjamuan Kudus Paskah (Umat Duduk)


a. Kata-kata Penetapan Perjamuan Kudus
P : “Umat Tuhan yang terkasih,
Paskah adalah perayaan kemenangan Kristus yang terwujud
melalui kebangkitan-Nya mengalahkan kematian, sekaligus
mengalahkan segala bentuk kesengsaraan dan belenggu dosa.
Oleh sebab itu, Paskah merupakan perayaan kemerdekaan
Kristen, yang diletakkan Allah sebagai dasar kehidupan Gereja-
81
Nya. “Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
pemberitaan Injil dan iman kristiani”, demikianlah kata Rasul
Paulus dalam 1 Korintus 15:14. Gereja di sepanjang abad
merayakan hari kemenangan ini dengan Sakramen Perjamuan
Kudus. Sebab Kristus senantiasa mengajak kita untuk bersatu
dalam kemenangan-Nya, sekaligus bersatu dengan tubuh dan
darah-Nya, seperti yang difirmankanNya: “Aku sangat rindu
makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu” (Luk. 22:15).
U: Menyanyikan PKJ. 91 : 1, 2 Tuhan T’lah Bangkit
(Pelayan Ibadah turun dari mimbar menuju meja perjamuan,
kedua pendamping membantu membuka penutup roti dan
anggur)

b. Ajakan dan Peringatan


P : “Saudara-saudara, saat ini marilah kita datang menghampiri
meja perjamuan untuk menerima anugerah Allah yang telah
dinyatakan kepada kita melalui Perjamuan Kudus Paskah.
Sekali lagi, marilah kita menyesali dosa dan kesalahan kita di
hadapan Tuhan, agar kita dilayakkan untuk menerima tubuh
dan darah-Nya.”
(Pelayan Ibadah memimpin umat berdoa mengakui dosa
dan memohon pengampunan kepada Tuhan)
U : Menyanyikan KJ. 35 : 1, 3 Tercurah Darah Tuhanku
(Pelayan Ibadah mencuci tangan, kedua pendamping
membantu membuka penutup roti dan anggur)

c. Doa kesiapan hati untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus


P : “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kami datang
menghampiri hadirat-Mu. Layakkanlah kami untuk menerima
Tubuh dan Darah-Mu. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan. Amin.”

82
d. Konsekrasi dengan Elevasi
P : (sambil mengangkat roti dan memecah-mecahkannya)
“Saudara-saudara, sekarang arahkanlah hatimu kepada Tuhan,
dan hendaknya engkau mengenang yang demikian:
Ketika merayakan Perjamuan Paskah bersama dengan para
murid-Nya, Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkannya dan memberikan kepada para murid-
Nya, sambil bersabda : Terimalah dan makanlah. Inilah
tubuhku yang telah dipecah-pecahkan bagi kamu, demi
pengampunan dosamu. Perbuatlah ini menjadi peringatan
akan kematian dan kebangkitan-Ku, serta pengharapan akan
kedatangan-Ku.

e. Pembagian Roti
P : (Setelah roti dibagikan dan diterima oleh warga jemaat,
Pelayan mengucapkan:)
“Inilah Tubuh-Ku yang dipecah-pecahkan bagi kamu,
sekarang makanlah!”.

f. Konsekrasi dengan Elevasi


P : (sambil mengangkat cawan dan menuangkan anggur)
“Setelah makan roti bersama dengan para murid-Nya, Tuhan
Yesus mengambil cawan, menuangkan anggur, lalu
memberikannya kepada para murid-Nya, sambil bersabda:
“Terimalah dan minumlah. Cawan ini adalah Perjanjian Baru
yang telah dimeteraikan oleh darahKu, yang telah tercurah
demi pengampunan dosamu. Perbuatlah ini menjadi
peringatan akan kematian dan kebangkitan-Ku, serta
pengharapan akan kedatangan-Ku.”

83
g. Pembagian Anggur
P : (Setelah anggur dibagikan dan diterima oleh warga jemaat,
Pelayan mengucapkan)
“Inilah Darah-Ku yang tercurah bagi kamu, sekarang
minumlah!”

h. Pengutusan
P : “Saudara-saudara, marilah kita undur dari meja Perjamuan
Tuhan ini dengan sukacita, sambil mengingat firman Tuhan
yang demikian: “aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”. (Galatia
2:20a)

i. Pelayan Ibadah kembali naik ke mimbar

7. Persembahan Minggu dan Syukur


a. Pemandu Persembahan membacakan nats pengantar persembahan dari
1 Taw. 16:29
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan KJ. 450 : 1 –
Hidup Kita Yang Benar

8. Doa Syafaat dengan Pokok -pokok Doa:


a. Persembahan
b. Bangsa, Negara dan Pemerintah Indonesia
c. GKJW, kegiatan dan program pelayanan, para pelayan baik di lingkup
MJ, MD, MA.
d. Keluarga, pekerjaan dan pendidikan anak
e. Pergumulan hidup jemaat
f. Pokok doa yang lain dan diakhiri KK. 143 Doa Bapa Kami.

84
9. Pengutusan (Umat Berdiri)
P : “Pulanglah dalam damai sejahtera Kristus. Ingatlah bahwa Tuhan
Yesus Kristus telah bangkit, maut telah Ia kalahkan dan kita
dipanggil untuk menjadi saksi-saksi-Nya. Sebagai saksi Kristus,
mari kita wartakan berita sukacita, berita kebangkitan dan
kemenangan Kristus ditengah-tengah kehidupan kita. Yakinlah
bahwa Tuhan Yesus yang mengutus kita menjadi saksi-Nya akan
menolong, menguatkan, dan menyertai kita.”
U : Menyanyikan KJ. 340 : 1, 2 Hai Bangkit Bagi Yesus

10. Berkat
Pelayan : Menyampaikan berkat Tuhan kepada umat
Umat : Menyanyikan KJ. 474 KepadaMu Puji-pujian

85
TATA PANEMBAH BUJANA SUCI MINGGU PASKAH
MINGGU, 31 MARET 2024 (STOLA PUTIH)

I. PACAWISAN
1. Palados Pangabekti, Pinisepuh, lan Diaken Pasamuwan andum ayahan
kapimpin dening Koordinator Pangabekti.
2. Koordinator Pangabekti mimpin pandonga pacawisan lelados ing
pangabekti -sanes kangge mangabekti kagem Palados Pangabekti lan
sadaya ingkang badhe ndherek lelados.
3. Ing wanci Koordinator Pangabekti mimpin pandonga, sadaya anggota
Majelis sami ngasta stola, sanes ngagem stola. Bakda ndedonga,
Koordinator Ibadah ngandika, “Sumangga kita ngagem stola lan kita
ladosi umatipun Gusti kanthi manah ingkang tulus lan andhap asor!
Sugeng lelados, Gusti mberkahi lan kamulyakna!”
4. Koordinator Pangabekti ngajak Majelis Pasamuwan memuji KPJ. 258 : 1
Gusti Yesus Wus Wungu

II. TUMINDAKING PANGABEKTI


1. Timbalan Mangabekti
MJ :“Dinten punika kita mahargya dinten Paskah ingkang dipun
tandhani srana wungunipun Gusti Yesus. Srana wungunipun
Gusti Yesus wonten pengajeng-ajeng enggal kangge gesang ing
mangsa ngajeng. Awit pati ingkang nguwaosi gesangipun
manungsa sampun dipun kawonaken. Ing salajengipun Gusti
Yesus ingkang sampun wungu punika dados Sang Pepadhang
sejati saking Gusti Allah ingkang gesang.”
U : Memuji KPJ. 258 : 1, 2 Gusti Yesus Wus Wungu

2. Votum lan Salam (Umat Jumeneng)


(Palados ngajak umat ening sawetawis, nentremaken batos lan ngrumaosi
bilih Gusti rawuh ing satengah-tengahing pangabekti, tumunten
ngucapaken Votum lan Salam).

86
P : “Pangabekti Minggu Paskah lan Bujana Suci Paskah dinten
punika kita tindakaken ing dalem Asmanipun Allah Sang Rama,
ingkang nitahaken langit lan bumi, ingkang boten nate nilar
pakaryaning AstaniPun, lan ingkang langgeng katresnan tuwin
kasetyaniPun.
Sih Rahmat lan tentrem rahayu saka Allah Sang Rama lan Gusti
kita Yesus Kristus tansah tumraha lan nunggila marang para
sedulur. Amin”

3. Jejering Pangabekti (Umat Lenggah)


P : “Jejering Pangabekti ing Minggu Paskah punika GKJW Wungu
Sinarengan Sang Kristus Nuwuhaken Katentreman lan
Kaadilan”
“Paskah punika dinten wungunipun Gusti Yesus. Pati sampun
kawon lan kita kaparingan kawilujengan , gesang sinarengan Sang
Kristus. Prastawa paskah punika saged ngowahi sikep para sakabat.
Para sakabat ingkang ajrih dados para sakabat ingkang wantun
nyekseni lan martosaken Injil Suci. Para sakabat ingkang waunipun
semplah lan kuatos sapunika kebak semangat lan kabingahan.
Gusti Yesus kersa ngrukunaken gesang kita. Panjenenganipun
ingkang dados kakiyatan, pangajeng-ajeng, lan kabingahan kita.
Wungunipun nuwuhaken tentrem rahayu wonten gesang kita. Awit
saking punika ing panghargyan Paskah punika, kita minangka
warga GKJW kedah wungu sinarengan Sang Kristus kangge
nuwuhaken katentreman lan kaadilan. Katentreman ingkang
sampun kita tampi, kita adhum lan wartosaken dhateng sedaya
tiyang ing sakiwa tengen kita lumantar paseksi gesang kita. Saestu
wungunipun Sang Kristus dadosaken kita nuwuhaken katentreman
lan kaadilan ing gesang punika.”
U : Memuji KPJ. 267 : 1, 2 Pamarta Kula Agesang

87
4. Paladosan Sabda Mulya
a. Pandonga
b. Pamaosing Kitab Suci:
Waosan I : Yesaya 25 : 6 – 9 dening Lektor I
Waosan II : 1 Korintus 15 : 1 – 11 dening Lektor II
Pambuka Waosan Injil: “Lah punika wiwitaning Injil Kristus” dening
Palados Pangabekti (Markus 1:1)
Tanggapaning Umat : Memuji “Haleluya”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 .
Ha-le- lu - - - ya!

Waosan III : Markus 16 : 1 – 8 dening Palados


Pangabekti (Umat Jumeneng)
c. Ukara Rahayu : “Kang rahayu iku wong-wong kang padha
ngrungokake pangandikaning Allah lan
digatekake.” (Luk. 11:28)
d. Tanggapaning Umat : Amin… Amin…
e. Khotbah : dening Palados Pangabekti (Umat Lenggah)
f. Waktu Sidhem : musik instrumentalia (Fakultatif)

5. Pangaken Pitados (Umat Jumeneng)


Satunggaling Majelis Pasamuwan ingkang kapatah mimpin umat
ngucapaken Sahadat Kalihwelas sesarengan lan kapungkasan mawi
tembung “Amin”.

6. Paladosan Bujana Suci (Umat Lenggah)


a. Panetepan Bujana Suci
P : “Paskah mujudaken pahargyan kaunggulanipun Sang Kristus
ingkang kababar lumantar wunguniPun ngawonaken
pangwasaning pejah, ingkang ugi ngawonaken sadaya
wujuding kasangsaran lan jireting dosa. Pramila saking punika
Paskah wujudaken pahargyan kamardikan Kristen, ingkang
88
kapapanaken dening Gusti Allah minangka tetalesing
GrejaniPun. “Mangka menawa Sang Kristus ora
kawungokake, dadi pawartaku iku kothong lan pracayamu iya
kothong” mekaten paseksinipun Rasul Paulus wonten ing
1 Korinta 15:14. Greja ing sauruting jaman mahargya dinten
Paskah punika srana sakramen Bujana Suci. Karana Sang
Kristus tansah ngajak dhateng kita supados manunggil ing
kaunggulaniPun, ugi manunggil kaliyan Sarira lan RahiPun,
kados kadawuhaken: “Aku wis kepengin banget mangan
Paskah iki bebarengan karo kowe” (Luk. 22:15)
U : Memuji KPJ. 301 : 1, 2 Bujana Suci
(Palados mandhap saking mimbar tumuju dhateng meja Bujana,
kinantenan anggota Majelis Pasamuwan kalih minangka pangapit,
lajeng paring pambiyantu bikak taplak roti lan anggur.)

b. Pangajak lan Pepenget


P : “Para sadherek, sumangga samangke kita sami nyawisaken
manah kangge nampeni kanugrahanipun Allah tumrap kita,
ingkang sampun kebabar wonten ing Bujana Suci Paskah.
Sepisan malih, sumangga kita sami nelangsani sadaya dosa lan
kalepatan kita wonten ing ngarsanipun Gusti Allah, supados
kita sembada nampeni Sarira lan RahiPun.”
(Pelados Pangabekti ndedonga ngakeni dosa lan nyuwun
pangapuntening dosa dhumateng Gusti Allah)
U : Memuji KPJ. 306 : 1 Kawula Kaparengna Sowan

(Palados wijik asta, sawetawis warga pasamuwan kaaturan


majeng dhateng meja bujana)

89
c. Pandonga Cumawising Manah kangge Nampeni Sarira lan
Rahipun Gusti
P : “Dhuh Cempening Allah ingkang ngrembat lan mbirat dosaning
jagad. Mugi kawula Paduka damel sembada nampeni Sarira lan
Rah Paduka. Suci, suci, kasucekna Gusti. Amin.”

d. Konsekrasi kanthi Elevasi


P : (kanthi ngangkat roti lan kacuwil cuwil)
“Para sadherek, samangke sumangga kita sami ngeneraken batos
kita piyambak-piyambak dhateng Gusti lan sami ngenget-enget
ingkang makaten: Nalika ngriyadinaken Bujana Suci Paskah
kaliyan para sekabatipun, Gusti Yesus mundhut roti, saos sokur,
lajeng kacuwil-cuwil kaparingaken dhateng para sekabatiPun
kanthi dawuh: “Padha tampanana lan panganen. Iki
SariraningSun kang wus kacuwil-cuwil kanggo kowe, murih
apurane dosamu. Iki tindakna, gawenen pangeling-eling marang
seda lan wunguningSun, tuwin panganti-anti marang
rawuhingSun.”

e. Ngedum Roti
(sesampunipun roti kaedum lan katampi dening warga pasamuwan,
Palados ngendika)
P : “Iki SariraningSun kang kacuwil-cuwil kanggo kowe,
saiki panganen!”

f. Konsekrasi kanthi Elevasi


P : (kanthi ngangkat tuwung lan ngesokaken anggur)
“Sesampunipun dahar roti sesarengan kaliyan para sekabatipun,
Gusti Yesus lajeng mundhut tuwung, ngesokaken anggur,
kaparingaken dhateng para sekabatipun kanthi dawuh:
“Tampanana lan ombenen. Tuwung iki Prajanjian Anyar kang
kaecap kalawan getihKu, kang wus kawutahake kanggo
pangapurane dosamu. Iki tindakna, kanggo pangeling-eling
90
marang seda lan wunguningSun, tuwin panganti-anti marang
rawuhingSun.”

g. Ngedum Anggur
(sesampunipun anggur kaedum lan katampi dening warga
pasamuwan, Palados ngandika)
P : “Iki rahingSun kang wus kawutahake kanggo kowe,
saiki ombenen!”

h. Pangutusan
P : “Para sadherek, Bujana Suci samangke sampun rampung,
sumangga samangke kita sami nglampahi gesang cundhuk
kaliyan sabdaniPun ingkang makaten: “nanging kula gesang,
namung kemawon sanes kula piyambak malih ingkang
gesang, namung Sang Kristus ingkang gesang wonten ing
kula.” (Galatia 2:20a)

i. Palados Pangabekti Wangsul dhateng Mimbar

7. Sumaosing Pisungsung (Kapimpin dening Pinisepuh/Diaken)


a. Panuntun pisungsung maos 1 Babad 16:29 ingkang dados landesan
sumaosing pisungsung
b. Panuntun pisungsung ngajak umat memuji KPJ. 161 : 1 - Jiwa
Raga Kawula

8. Pandonga Sapaat lan Pisungsung


a. Pandonga kangge pisungsung
b. Pandonga kangge Bangsa, Negara lan Pamrintah Indonesia
c. Pandonga kangge para pelados ing GKJW wiwit MJ, MD, MA.
d. Pandonga sanesipun lan dipun pungkasi KK. 143 Donga Rama
Kawula.

91
9. Pangutusan (Umat Jumeneng)
P : “Swawi kita sami mengkeraken dalem pamujan punika kanthi
tentrem rahayu ingkang saking Gusti. Swawi kita enget bilih Gusti
Yesus sampun wungu, Panjenenganipun sampun ngawonaken
pati, lan kita sadaya dipun timbali dados saksi-saksi-Nipun.
Minangka saksi Sang Kristus, mangga kita wartosaken kabar
kabingahan punika, kabar wungunipun Gusti Yesus ing satengah-
tengahing gesang kita. Kita sami pitados Gusti Yesus ingkang
ngutus kita dados saksi-Nipun, Panjenenganipun ingkang tansah
nulungi, ngiyataken, lan nganthi kita.”
U : Memuji KPJ. 434 : 1 Gusti Mugi Sampun Ngantos Nilar

10. Berkah
Palados : Nglantaraken berkah
Umat : Memuji KPJ. 460 Tentrem Raharja

92
TATA IBADAH PENTAKOSTA
MINGGU, 19 MEI 2024 (STOLA MERAH)

I. Persiapan
1. Pelayan Ibadah, Penatua dan Diaken Jemaat membagi tugas dipimpin oleh
Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua dan Diaken menyanyikan
KJ. 228 : 1 Datanglah, ya Roh Kudus
5. Pelayan, Penatua dan Diaken jemaat menuju pintu utama untuk prosesi
masuk.

II. Tata Laksana Ibadah


1. Panggilan Ibadah
a. Seorang Majelis Pembuka menyampaikan selamat datang dan selamat
beribadah kepada warga Jemaat dan tamu.
b. Seorang Majelis Pembuka mengucapkan Panggilan Ibadah:
“Umat Tuhan terkasih,
Pada hari ini kita merayakan hari Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus.
Kita mengingat kembali karya Tuhan Allah kepada para murid Yesus yang
berkumpul di Yerusalem menantikan turunnya Roh Kudus. Roh Kudus
adalah Roh Allah sendiri yang menolong, menguatkan dan menyertai
umat-Nya. Roh Kuduslah yang mengingatkan kita akan kebenaran dan
kehendak Allah di dalam hidup kita. Kini marilah kita menyiapkan hati
kita, kita rayakan hari Pentakosta saat ini dengan sukacita.”
c. Seorang Majelis Pembuka mengajak umat berdiri dan menyanyikan lagu
KJ. 228 : 1, 2 Datanglah, ya Roh Kudus
93
(Majelis Jemaat dan Pelayan Ibadah memasuki ruang ibadah dari pintu
utama gereja)

2. Votum dan Salam (Umat Berdiri)


Pelayan : “ Ibadah hari Pentakosta saat ini kita lakukan dengan pengakuan:
Pokok pertolongan kita adalah dari Allah Bapa Sang Pencipta,
Allah yang menyelamatkan, menolong dan menghibur umat-Nya,
Allah yang kekal kasih setia-Nya.
Keselamatan dan kesejahteraan dari Allah Bapa dan Tuhan
Yesus Kristus besertalah saudara-saudara. Amin.”

3. Tema Ibadah (Umat Duduk)


P : “Tema Ibadah Pentakosta di Bulan Kespel saat ini adalah GKJW
menjadi Saksi dan Pelayan Perdamaian dan Keadilan Sosial.”
Tema Khotbah:“Roh Kebenaran Yang membawa Pengharapan”
U : Menyanyi KK. 82 : 1, 2 Curahi Hati Kami

94
4. Pertobatan
a. Panggilan Pertobatan
Pelayan Ibadah membacakan hukum kasih dari Matius 22:37-40,
kemudian mengajak umat untuk menyadari bahwa kita belum mampu
sepenuhnya melakukan hukum kasih seperti yang Tuhan kehendaki.

b. Pengakuan Dosa
Pelayan Ibadah mengajak umat mengungkapkan pengakuan dosa dengan
berdoa.

c. Berita Anugerah (Umat Berdiri)


Pelayan Ibadah membaca 1 Tesalonika 5:9 yang berisi tentang berita
anugerah.

d. Tanggapan Atas Berita Anugerah


Pelayan Ibadah mengajak umat menanggapi berita anugerah dengan
menyanyikan KJ. 237 : 1, 2 Roh Kudus, Tetap Teguh

5. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa dan Pembacaan Alkitab oleh Lektor 1
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Yehezkiel 37:1-14 oleh Lektor I
Mazmur : Mazmur 104 : 24 – 34
Bacaan II : Roma 8:22-27 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh Pelayan
Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Hale - lu - - - ya!
Bacaan III : Yohanes 15:26-27; 16:4b-15 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)

95
c. Ungkapan Bahagia
Pelayan : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman
Allah dan yang memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Umat : Amin… Amin…
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)
e. Saat Teduh

6. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)


MJ : Memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli secara
bersama-sama diakhiri kata “Amin”.

7. Doa Syafaat dengan Pokok-pokok Doa: (Umat Duduk)


a. Mohon kekuatan untuk melakukan ajaran dan kehendak Tuhan
b. GKJW, kegiatan dan program, para Pelayan mulai dari lingkup MJ, MD
dan MA
c. Bangsa, Negara, Pemerintah dan tahun politik
d. Keluarga, Pekerjaan, Pendidikan Anak-anak
e. Warga sakit dan warga lanjut usia
f. Pergumulan hidup
g. Pokok doa yang lain dan diakhiri nyanyian KK. 143 Doa Bapa Kami

8. Ungkapan Syukur (Umat Duduk)


a. Pemandu Persembahan membacakan nats persembahan dari Kolose 3 : 17
b. Pemandu Persembahan mengajak umat menyanyikan KJ. 233 : 1 - Roh
Kudus, Turunlah
c. Persembahan dibawa ke dalam ruang ibadah dan diletakkan di meja altar.
d. Pemandu Persembahan memimpin doa untuk persembahan dari tengah
meja altar menghadap umat. (Umat Berdiri)

9. Pengutusan (Umat Berdiri)


P : “Marilah kita kembali ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Percayalah
Tuhan Allah di dalam Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan menolong
di dalam kehidupan kita. Roh Kudus senantiasa memampukan kita
96
menjalani hidup yang penuh tantangan ini. Dan marilah kita menjadi
saksi-saksi Kristus yang membawa damai sejahtera dan berkat bagi
sesama.
U: Menyanyi PKJ. 97 : 1, 3 Roh Kudus, Kuatkanlah Kami

10. Berkat
P : “Allah Bapa Sumber Kehidupan senantiasa memberkati dan menyertai
saudara – saudara,
Tuhan Yesus Kristus Sumber Keselamatan senantiasa menolong dan
menuntun kehidupan saudara-saudara,
Roh Kudus Sumber Kekuatan senantiasa memampukan, menguatkan
dan memberikan damai sejahtera kepada saudara-saudara kini
sampai kekal selamanya. Amin.”
U : Menyanyikan KJ. 474 : 1 Kepada-Mu Puji-pujian

---ooo0ooo---

97
V. PENUTUP

Demikian uraian Panduan Masa Raya Paskah 2024. Kami berharap Majelis
Jemaat dapat mengembangkan kegiatan maupun Tata Ibadah di buku panduan
ini sesuai dengan konteks jemaat masing-masing. Kiranya Panduan Masa
Raya Paskah ini dapat dipergunakan jemaat-jemaat se-GKJW dalam
melaksanakan kegiatan Masa Raya Paskah 2024. Selamat Paskah. Tuhan
Yesus memberkati kita.

DPT MA

98

Anda mungkin juga menyukai