15:1 “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 15:2 Setiap ranting pada-Ku yang
tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak
berbuah. 15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 15:4
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya
sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 15:7 Jikalau kamu tinggal di
dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya. 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan
demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, pada teks ini Yesus
memperkenalkan diri-Nya sebagai “pokok anggur yang benar” dan hanya mereka atau
ranting yang tinggal di dalam Dia yang dapat menghasilkan buah yang benar. Hal ini
menunjukkan bahwa Yesus adalah sumber kehidupan, di luar diri-Nya tidak ada
kehidupan. Sebaliknya, mereka (ranting) yang tidak menghasilkan buah (anggur yang
benar) akan dipotong, dibuang keluar hingga menjadi kering, dan pada akhirnya
dicampakkan ke dalam api untuk dibakar; sementara ranting yang berbuah selalu
dibersihkan supaya ia dapat berbuah lebih baik lagi.
Menurut tradisi yang berkembang pada zaman Irenius, seorang bapak gereja yang
hidup pada abad ke-2 (180 M), penulis injil ke-4 ini adalah Yohanes bin Zebedeus, murid
Yesus. Tradisi ini dianut oleh gereja hingga sekarang. Maksud penulisan injil ini, dalam
Yohanes 20:31 dengan jelas ingin menegaskan “Semua yang tercantum di sini telah
dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”. Injil Yohanes tampaknya ditulis
cukup lama setelah Yesus mati dan dibangkitkan, dan mungkin sekali setelah tentara
Marsel C. S. Laisbuke | “BERTUMBUH, BERBUAH DAN BERDAMPAK”
romawi menghancurkan bait Allah dan mengakhiri pemberontakan Yahudi tahun 70 M.
Setelah masa ini orang Yahudi yang telah menerima ajaran-ajaran Yesus mulai
dikucilkan dari tempat-tempat pertemuan Yahudi (Sinagoga-Sinagoga) untuk mencegah
mereka menyebarluaskan berita tentang Yesus disana.
Dalam PL bangsa Israel dianggap sebagai kebun anggur (Mzm. 80:8-16; Yes. 5:1-7;
Yer. 2:21; Yeh. 19:10; Hos. 10:1). Sayang sekali, bangsa Israel seringkali gagal
menghasilkan buah oleh karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan Allah sebagai
pemilik (pengusaha) kebun anggur. Jadi, perkataan Yesus yang menggambarkan diri-
Nya sebagai pokok anggur “yang benar” merupakan antithesis atau suatu pertentangan
dari bangsa Israel yang oleh karena ketidaktaatan mereka telah menjadi kebun anggur
“yang menghasilkan buah yang asam” (Yes. 5:4), berbau busuk dan liar (Yer. 2:21).
Mengapa mereka justru menghasilkan buah yang seperti itu? Karena mereka tidak lagi
tinggal di dalam pokok anggur yang benar itu, mereka tidak taat kepada Sang Pemilik
dan Pengusaha kebun anggur tersebut, yaitu Allah sendiri.
Dalam Teks, ini ada 2 point penting yang dapat kita reflaksikan saat ini:
1. Untuk menghasilkan buah yang baik adalah ranting-ranting itu harus tetap “melekat
langsung” dengan sumber kehidupan.
Dalam teks ini, Yesus memakai persamaan yang menarik untuk menggambarkan diri-
Nya sebagai pokok anggur yang benar dengan para pengikut-Nya sebagai ranting-
ranting pohon anggur. Persamaan ini menunjukkan “hubungan” yang tidak dapat
terpisahkan antara Yesus dan para pengikut-Nya. Kalau para pengikut-Nya (ranting-
ranting) terpisah dari Yesus (pokok anggur) maka ranting-ranting itu tidak akan
menghasilkan buah yang baik, bahkan akan menjadi kering dan mati, pada akhirnya
dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Jadi, satu-satunya jalan untuk menghasilkan
buah yang baik adalah ranting-ranting itu harus tetap “melekat langsung” dengan
sumber kehidupan, pokok anggur yang benar, yaitu Yesus Kristus. Itulah maksud dari
perkataan Yesus “tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (ay. 4, 5, 7).
Bapa Mama dan saudara/i sekalian, Melekat langsung dengan Yesus merupakan
prasyarat utama untuk dapat bertahan hidup dan menghasilkan buah yang baik. Hal
ini penting mengingat semakin banyaknya godaan pada zaman sekarang yang dapat
saja memisahkan kita dari Yesus, Sumber kehidupan yang sesungguhnya. Memang
ada banyak orang Kristen di dunia ini, tetapi sangat sedikit yang masih melekat
langsung dengan Yesus, akibatnya tidak dapat menghasilkan buah apa pun. Dan tidak
berdampak sama sekali. Dari waktu ke waktu semakin banyak orang Kristen yang
mengalami kekeringan spiritual dan menjalani kehidupan tanpa memberi manfaat
yang berarti bagi sekitarnya. Pada akhirnya, menurut Yesus, orang-orang seperti ini
akan dicampakkan ke dalam api, sebab tidak ada gunanya mempertahankan mereka.
Karmana dengan katong saat ini??? Apakah dalam bertumbuh dan berbuah
dalam kehidupan sebagai orang Kristen katong sudah melekat langsung dengan
pokok anggur tersebut? Ataukah katong melekat karena ada pasang lem??