Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Zat Aditif EP dan ER terhadap Efisiensi Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor Berdasarkan Specific Fuel Consumption (SFC)


Muchammad Chusnan Aprianto1; Kiki Yusuf Irawan1; Nurobiyanto1;
1Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Dr. KHEZ Muttaqien
email: mchusnanaprianto@gmail.com
Diterima 15 Desember 2019; Dipublikasikan 8 Februari 2021

Abstract
This study aims to determine the effect of adding EP and ER additives on the efficiency of
motor vehicles. The indicator used as fuel efficiency is the Specific Fuel Consumption (SFC).
The fuel used is RON 90, RON 92, RON 95 on a 4 stroke engine type. Each fuel is then added
with EP and ER additives and is run on a 4 stroke engine. After being tested, the torque,
revolutions per minute (rpm), and SFC were calculated. The results showed that the lowest
SFC value for the addition of ER additives at RON 92 was 0.093.
Keywords: RON, additives, specific, fuel, consumption, 4 steps.

A. Pendahuluan
Tingginya mobilitas masyarakat Indonesia membuat kebutuhan bahan bakar meningkat.
Dampaknya kebutuhan hidup juga semakin mahal. Oleh karena itu, bahan bakar harus
digunakan dengan hemat. Ada beberapa cara dalam menghemat konsumsi bahan bakar yaitu
selalu mengecek kondisi kendaraan bermotor seperti tekanan udara pada ban sepeda motor,
suhu awal mesin, beban motor, dan menaikkan nilai oktan (Akhbar, 2013).

Berbagai macam cara digunakan untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar. Karena nilai
oktan bahan bakar. Karena nilai oktan dari bahan bakar merupakan salah satu parameter untuk
mengetahui kesempurnaan pembakaran di dalam mesin. Konsumen sangat membutuhkan
kendaraan bermotor dengan kinerja mesin yang optimal dan irit bahan bakar. Kriteria tersebut
dapat dipenuhi apabila proses pembakaran bahan bakar salah satunya adalah dengan
menambahkan zat aditif pada bahan bakar yang akan digunakan (Endyani & Putra, 2011;
Matondang, 2017). Diharapkan dengan penambahan zat aditif ini, maka pembakaran akan
semakin sempurna dan dapat meningkatkan performa dan efisiensi mesin. Zat aditif dibedakan
menjadi dua yaitu zat aditif sinetik atau buatan dan zat aditif alami (Maridjo & Angga, 2019).

Akhbar (2013) menujukkan bahwa dengan penggunaan zat aditif TOP 1 octane booster,
sebanyak dua kali dari aturan pakai (0,05%) diperoleh penurunan konsumsi bahan bakar terbaik
sebesar 21,01% (9,67 ml) dibandingkan dengan bensin tanpa zat aditif (46 ml) pada putaran
3000 rpm selama 10 menit. Untuk akselerasi pada 0-80 km/jam dengan menggunakan zat aditif
STP octane booster dapat meningkatkan akselerasi sebesar 12,14 % (8,54 detik) dibandingkan
dengan bensin tanpa zat aditif (9,72 detik). Hasil ini sejalan dengan Saputra, dkk (2005) yang
menunjukkan bahwa melalui campuran bensin zat aditif (1:10) PEA (Polyether Amine) pada
pengujian TD 114 diketahui peningkatan daya engkol sebesar 4,28 % dan penurunan konsumsi
bahan bakar spesifik engkol sebesar 23,93 % dibandingkan dengan bahan bakar bensin tanpa
zat aditif tersebut.

Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains Terapan | Vol. 3, No. 1 Februari 2021 | 11
Untuk itu digunakan zat aditif sebagai campuran bahan bakar kendaraan bermotor. Zat aditif
merupakan bahan yang ditambahkan pada bahan bakar kendaraan bermotor, baik mesin bensin
maupun mesin diesel (Rosid, 2015; Sugiarta, 2004)). Zat aditif digunakan untuk memberikan
peningkatan sifat dasar tertentu yang telah dimilikinya seperti aditif anti knocking untuk bahan
bakar mesin bensin. Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambah zat aditif bensin. Juga
untuk meningkatkan kemampuan bertahan terhadap terjadinya oksidasi pelumas. Saat ini, telah
banyak beredar zat aditif yang baru di pasaran sebagai contoh EP dan ER. EP adalah produk
zat aditif alami berbentuk minyak dalam kemasan botol 20 ml. ER adalah zat aditif bahan bakar
yang befungsi meningkatkan kualitas bahan bakar dalam kemasan tablet. Produk ini diklaim
dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar 30 % serta menurunkan polusi 100 %. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penambahan zat aditif EP dan ER pada bahan bakar kendaraan bermotor 4 langkah.

B. Metode Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilakukan selama 3 bulan dengan pengujian kinerja di bengkel Dyno
Test, Bandung. Mesin yang digunakan sebagai alat uji adalah mesin 4 langkah dari Yamaha
Vixion tahun 2012. Mesin ini memiliki tipe silider tunggal dengan kapasitas 149,5 CC, daya
maksimum 11,1 kW (pada 8500 rpm) dan torsi maksimum 13,1 Nm (pada 7500 rpm). Alasan
menggunakan kendaraan sepeda motor dalam penelitian ini yaitu karena peneliti ingin
mengetahui bagaimana perbedaan peforma motor jika menggunakan zat aditif, disamping itu
menggunakan sepeda motor lebih efisien dibandingkan menggunakan mobil dan hemat biaya
penelitian.

(a) (b)
Gambar 1. Alat Pengukur Torsi dan Daya, Dynamometer. (a) Perangkat komputer
merekam data secara digital; (b) Dynamometer.

Torsi dan daya maksimum diukur menggunakan Dynamometer. Penelitian ini menggunakan
sembilan sampel dengan tiga sampel sebagai kontrol dan enam sampel sebagai sampel uji.
Sampel kontrol adalah bahan bakar dengan nilai Ron 90, Ron 92, dan Ron 95 masing-masing
100 ml. Sedangkan sampel uji adalah bahan bakar Ron 90, Ron 92, dan Ron 95 dengan ukuran

Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains Terapan | Vol. 3, No. 1 Februari 2021 | 12
100 ml yang telah diberi zat aditif EP dan ER. Perbandingan penambahan zat aditif yang
dipakai 9 : 1 yaitu 90 ml bahan bakar murni dengan 10 ml zat aditif ER atau EP.
Setelah sampel disiapkan, selanjutnya sampel bahan bakar dituangkan ke gelas ukur yang
terhubung ke karburator mesin. Mesin kemudian dihidupkan pada posisi gas diam. Setiap 1
menit posisi gas dinaikkan sehingga terukur perubahan daya dan torsi pada Dynamometer.
Langkah ini dilakukan sampai 16 kali perulangan dengan hasil daya dan torsi berbeda. Efisiensi
bahan bakar dengan penambahan zat aditif dihitung menggunakan Spesific Fuel Consumption
(SFC) melalui persamaan:
𝐹𝐶
𝑆𝐹𝐶 = (1)
𝐻𝑃
Dengan SFC adalah spesific fuel consumption (L/HP.h), FC adalah konsumsi bahan bakar
(L/h), dan HP adalah daya pada mesin (kW).

C. Hasil dan Pembahasan


1. Pengujian Daya
Data pengujian torsi dan daya didapatkan dari hasil pengujian yang dilakukan dengan cara full
speed motor di atas dynamometer untuk menghasilkan torsi dan daya dari bahan bakar minyak
yang berbeda dan memakai zat aditif yang berbeda.

(a)

(b)

Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains Terapan | Vol. 3, No. 1 Februari 2021 | 13
(c)
Gambar 2. Hasil Pengujian Revolusi Mesin (rpm) terhadap Daya (kW) untuk Bahan Bakar
RON 90 (a), RON 92 (b), dan RON 95 (c).

Berdasarkan Gambar 2, perbandingan daya pada 3 variasi bahan bakar minyak murni dan
bahan bakar minyak memakai zat aditif terhadap putaran, torsi maksimum yang dihasilkan
pada bahan bakar minyak yang memakai zat aditif ER adalah 13,6 kW. Sedangkan pada daya
maksimal yang dihasilkan pada bahan bakar minyak yang memakai zat aditif EP adalah 14,4
dan membutuhkan putaran 8148 rpm (Gambar 2.a). Pada bahan bakar kedua yaitu RON 92,
perbandingan daya pada 3 variasi bahan bakar minyak murni dan bahan bakar minyak memakai
zat aditif terhadap putaran, torsi maksimum yang dihasilkan pada bahan bakar minyak yang
memakai zat aditif ER adalah 13,8 kW. Sedangkan pada daya maksimal yang dihasilkan pada
bahan bakar minyak yang memakai zat aditif EP adalah 14,5 kW dan membutuhkan putaran
8073 rpm (Gambar 2.b). Pada bahan bakar ketiga yaitu RON 95, perbandingan daya pada 3
variasi bahan bakar minyak murni dan bahan bakar minyak memakai zat aditif terhadap
putaran, torsi maksimum yang dihasilkan pada bahan bakar minyak murni adalah 14,1 kW.
Sedangkan bahan bakar minyak dengan memaki zat aditif EP memiliki putaran 8113 rpm
menghasilkan 14,4 kW (Gambar 2.c).
2. Perbandingan Spesific Fuel Consumption (SFC)

SFC dihitung berdasarkan Persamaan 1. Dari Gambar 3(a) menunjukkan bahwa hubungan
pemakaian konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) terhadap putaran rpm, karena semakin kecil
SFC maka dapat dikatakan motor semakin hemat bahan bakar. Sehingga pada putaran 6000 –
6500 yang paling rendah yaitu RON 90+EnerPlus dengan nilai 0,102 L/HP.h dan pada putaran
9500 – 10000 yang paling rendah yaitu RON 90+EnerPlus dengan nilai 0,191 L/HP.h. Gambar
3(b) menunjukkan bahwa hubungan pemakaian konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) terhadap
putaran rpm, karena semakin kecil SFC maka dapat dikatakan motor semakin hemat bahan
bakar. Sehingga pada putaran 6000 – 7000 yang paling rendah yaitu RON 92+EcoRacing
dengan nilai 0,093 L/HP.h dan pada putaran 9500 – 10000 yang paling rendah yaitu RON
92+EcoRacing dengan nilai 0.181 L/HP.h.

Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains Terapan | Vol. 3, No. 1 Februari 2021 | 14
(a)

(b)

(c)
Gambar 3. Hasil Perhitungan SFC untuk Bahan Bakar RON 90 (a), RON 92 (b), dan RON
95 (c).

Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains Terapan | Vol. 3, No. 1 Februari 2021 | 15
Gambar 3(c) menunjukkan bahwa hubungan pemakaian konsumsi bahan bakar spesifik (SFC)
terhadap putaran rpm, karena semakin kecil SFC maka dapat dikatakan motor semakin hemat
bahan bakar. Sehingga pada putaran 6000 – 6500 yang paling rendah yaitu RON 95 murni
dengan nilai 0.097 L/HP.h dan pada putaran 9500 – 10000 yang paling rendah yaitu RON
95+EcoRacing dengan nilai 0.191 L/HP.h.
D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada variasi RON 90 nilai SFC
paling rendah yaitu RON 90 + EnerPlus dengan nilai 0,102 L/HP.h. Kedua, pada variasi RON
92 nilai SFC paling rendah yaitu RON 92 + EcoRacing dengan nilai 0,093 L/HP.h. Ketiga,
pada variasi RON 95 nilai SFC paling rendah yaitu RON 95 murni dengan nilai 0,097 L/HP.h.
Daftar Pustaka

Akhbar, T., 2013. Pengaruh Penambahan Zat Aditif Octane Boster pada Bahan Bakar Premium
Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Honda Vario Tecno 110
CC. Automotive Engineering Education Journals, 3(2).
Endyani, I. D., & Putra, T. D., 2011. Pengaruh Penambahan Zat Aditif Pada Bahan Bakar
Terhadap Emisi Gas Buang Mesin Sepeda Motor. Proton, 3(1).
Maridjo, I. Y., & Angga, R., 2019. Pengaruh Pemakaian Bahan Bakar Premium, Pertalite Dan
Pertamax Terhadap Kinerja Motor 4 Tak. Jurnal Teknik Energi, 9(1):73-78.
Matondang, I. S., 2017. Analisis Konsumsi Bahan Bakar Jenis Premium, Pertalite dan
Pertamax yang Terpasang pada Sepeda Motor 125cc. Disertasi Doktor, Universitas
Medan Area.
Mulyono, S., Gunawan, G., & Maryanti, B., 2014. Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan
Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar
Bensin., Jurnal Teknologi Terpadu. 2(1).
Saputra, W. E., Burhanuddin, H., & Susila, M. D., 2013. Pengaruh Penambahan Zat Aditif
Alami Pada Bensin Terhadap Prestasi Sepeda Motor 4-Langkah., Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin, 1(1).
Sugiarto, B., 2004. Sistem injeksi bahan bakar sepeda motor satu silinder empat
langkah. Makara Journal of Technology, 8(3).
Rosid, R., 2015. Analisis Proses Pembakaran Sistem Injection Pada Sepeda Motor Dengan
menggunakan Bahan Bakar Premium dan Pertamax. Jurnal Teknologi, 7(2):86-92.

Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains Terapan | Vol. 3, No. 1 Februari 2021 | 16

Anda mungkin juga menyukai