Anda di halaman 1dari 11

EEAJ 6 (1) (2017)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PERSEPSI SISWA KELAS X MIPA TENTANG PELAKSANAAN


PEMINATAN DAN LINTAS MINAT EKONOMI DI SMA NEGERI 1
BATANG

Yusuf Nugroho,Bambang Prishardoyo

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanakan program peminatan dan
Diterima November 2016 lintas minat di SMAN 1 Batang dengan aturan peminatan, kendala dalam pelaksanaan program
Disetujui November 2016 peminatan, dan kesesuaian antara keinginan siswa dengan penetapan lintas minat oleh sekolah.
Dipublikasikan Februari Metode dalam penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Fokus peneitian adalah
2017 pelaksanaan program peminatan dan lintas minat ekonomi. Teknik pengumpulan data yang
________________ digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
Keywords: program peminatan di SMAN 1 Batang sudah sesuai dengan aturan hanya saja guru BK
Economic; Interest; SMP/MTs sebagian besar tidak memberikan rujukan. Kendala dalam pelaksanaan program
Perception of Students peminatan adalah sarana dan prasarana belum menunjang dan koperasi sekolah belum
____________________ dioptimalkan sebagai pembelajaran ekonomi. Lintas minat ekonomi sudah sesuai dengan minat
siswa.Harapan siswa setelah mempelajari ekonomi adalah sebagai bekal untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi, dan merintis usaha. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan peminatan dan lintas minat sudah sesuai dengan aturan dan minat siswa,
sarana dan prasarana belum memadai, dan pelajaran ekonomi dapat dijadikan bekal siswa untuk
masa depan.

Abstract
___________________________________________________________________
The aim of this research is to find out the suitability of the interest dan cross interest program in
SMAN 1 Batang with interest program rules, to find outthe problems faced in the implementation
of interest program, to find out the suitability of the need for students to cross the interest set by the
school.The methods used in the research is qualitative desciptive. The focus of research is the
implementation of the interest and cross economic interest program. Data collection techniques
used were documentation and interviews. The results showed that the implementation of interest
program in SMAN 1 Batang have accordance with the rules only most of BK/MTs teachers do not
provide a referral. The problems faced in the implementation of the interest program are the
infrastructure which does not support thoroughly school cooperatives has not been optimized as a
economic learning. Cross economic interest program are taken have accordance with the interest of
students. Students’ hope after studying economics is can as prepare to go to college, and started
businesses. Based on these results it can be concluded that the interest and cross interest program
are taken have accordance with the rules and interests of students, the infrastructure are not yet
supporting, and economic subjects can be the foundation for future students.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L1 Lantai 1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: yusuf.indonesia@gmail.com

25
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

PENDAHULUAN harus sesuai dengan minat, bakat, dan


kemampuannya. Pemilihan peminatan
PADA SAAT INI PENDIDIKAN DI dilakukan atas dasar kebutuhan untuk
Indonesia telah terjadi perubahan penggunaan melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehingga
kurikulum dalam proses pembelajaran yaitu dari peserta didik diharapkan tepat dalam memilih
kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) kelompok peminatan karena merupakanrencana
menjadi kurikulum 2013. Hal ini didasari pada awal untuk menentukan fakultas atau jurusan
kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan pada jenjang pendidikan selanjutnya.
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, Berdasarkan Permendikbud No. 69 tahun
berbangsa, dan bernegara di indonesia tidak 2013 tentang kurikulum 2013 SMA-MA, untuk
terlepas dari pengaruh global, perkembangan mewadahi konsep kesamaan muatan antara
ilmu pengetahuan, serta seni dan budaya. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan
Baromater yang dijadikan alasan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
pentingnya perubahan kurikulum adalah survei Kejuruan, maka dikembangkan Struktur
Trends in International Math and Science yang Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas
dilakukan oleh Global Institute pada tahun 2007, Kelompok Mata Pelajaran Wajib dan Mata
survei tersebut menunjukkan bahwa hanya 5 Pelajaran Pilihan. Mata pelajaran pilihan ini
persen peserta didik Indonesia yang mampu memberi corak kepada fungsi satuan
mengerjakan soal berkategori tinggi yang pendidikan, dan di dalamnya terdapat pilihan
memerlukan penalaran. Sedangkan peserta didik sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini
Korea sanggup mengerjakannya mencapai 71 menerapkan prinsip bahwa peserta didik
persen. Indikator lain adalahProgamme for merupakan subjek dalam belajar yang memiliki
International Student Assessment (PISA) pada hak untuk memilih mata pelajaran sesuai
tahun 2009 menempatkan Indonesia di dengan minatnya.
peringkat 10 besar terakhir dari 65 negara PISA. Kelompok mata pelajaran peminatan
Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
kognitif dan keahlian membaca, matematika, peserta didik mengembangkan minatnya dalam
dan sains. Penguasaan peserta didik Indonesia kelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
hanya mencapai level 3 sementara negara lain keilmuannya di perguruan tinggi dan untuk
sampai level 4, 5, dan 6. Survei ini menunjukkan mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin
bahwa prestasi peserta didik Indonesia masih ilmu atau keterampilan tertentu (Direktorat
perlu ditingkatkan(Sumber: Badan Pembinaan SMAKemendikbud, 2013:7).
Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam sistem peminatan, selain siswa
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan belajar dalam kelompok peminatannya, siswa
Mutu Pendidikan, 2013).Maka dari itu, juga harus memilih dua mata pelajaran dari
pemerintah melalui Kemendikbud kelompok peminatan lainnya (lintas minat)
mengembangkan Kurikulum 2013 secara secara opsional. Lintas minat menurut
nasional yang didesain untuk menyiapkan dan Permendikbud No 64 tahun 2014 adalah
membangun generasi muda Indonesia yang program kurikuler yang disediakan untuk
beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, dan/atau kemampuan akademik peserta didik
berilmu, kreatif, mandiri, dan bertanggung dengan orientasi penguasaan kelompok mata
jawab dalam mengawal kehidupan bangsa dan pelajaran keilmuan di luar pilihan minat.
negara. Misalnya siswa kelas X memilih peminatan
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 MIPA, selain wajib mempelajari, Fisika,
sejak awal masuk SMA, peserta didik sudah Biologi, dan Kimia, mereka juga harus memilih
memilih jurusan atau dalam hal ini disebut dua mata pelajaran lintas minat dari kelompok
peminatan. Dalam pemilihan peminatan ini IPS seperti Ekonomi, Geografi, Sejarah, dan

26
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

Sosiologi atau Kelompok Bahasa dan Budaya Sehingga proses penjaringan peminatan telah
seperti Antropologi, Bahasa dan Sastra Inggris, dimulai sejak siswa awal masuk kelas X
Bahasa dan Sastra Jerman, dan Bahasa dan (sepuluh) dengan terdapat dua kelompok
Sastra Jepang. Begitu juga sebaliknya untuk peminatan yaitu kelompok peminatan MIPA
peminatan IPS serta Bahasa dan Budaya. dan IPS. Berdasarkan data yang diperoleh
Kemudian setelah naik kelas XI, siswa dapat peneliti ketika melakukan studi pendahuluan di
melanjutkan salah satu mata pelajaran kelas SMAN 1 Batang, bahwa siswa yang mengambil
minat atau mengambil mata pelajaran untuk kelompok mata pelajaran IPS mengalami
pendalaman peminatan. penurunan yang cukup signifikan. Mereka lebih
SMA Negeri 1 Batang merupakan sekolah banyak mengambil peminatan MIPA. Seperti
menengah tingkat atas di Kabupaten Batang yang tercantum di tabel berikut ini:
yang pertama kali menerapkan Kurikulum 2013.

Tabel 1. Jumlah Peminat MIPA dan IPS di SMA Negeri 1 Batang

Minat Siswa
Kelas Tahun 2013/2014 Tahun 2014/2015 Tahun 2015/2016
MIPA IPS MIPA IPS MIPA IPS
XA 32 33 34
XB 32 32 34
XC 33 32 34
XD 32 32 34
XE 32 33 32
XF 29 32 32
XG 29 33 34
XH 30 32 34
XI 28 33 32
Jumlah 161 116 227 65 234 66
Sumber : SMA Negeri 1 Batang, 2016

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok peminatan IPS juga mengalami


minat siswa untuk memilih kelompok penurunan.Kondisi ini berbanding terbalik
peminatan MIPA dari tahun ke tahun dengan peminatan MIPA, mereka justru banyak
mengalami peningkatan.Pada tahun ajaran yang mengambil mata pelajaran ekonomi
2015/2016, perbandingan antara peminat MIPA sebagai mata pelajaran lintas minat. Seperti yang
dan IPS adalah 7:2. Sehingga hal ini terdapat di tabel berikut ini:
mengakibatkan siswa yang belajar ekonomi dari

Tabel 2. Jumlah Peminat MIPA & Lintas Minat

Kelas Mapel Lintas Minat Jml Siswa


X MIPA A Sosiologi & Geografi 34
X MIPA B Sosiologi & Geografi 34
X MIPA C Sosiologi & Geografi 34
X MIPA D Ekonomi & B. Jerman 34
X MIPA E Ekonomi & B. Jerman 32
X MIPA F Ekonomi & B. Jerman 32
X MIPA G Sosiologi & Ekonomi 34
Jumlah 234
Sumber :SMA Negeri 1 Batang, 2016

27
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

Berdasarkan data tersebut menunjukkan ekonomi antara siswa kelompok peminatan


bahwa peminat MIPA yang mengambil mata MIPA dengan IPS.Siswa kelompok peminatan
pelajaran ekonomi sebagai lintas minat lebih MIPA mendapatkan rata-rata nilai UAS
banyak dibandingkan peminat MIPA yang tidak ekonomi lebih baik dibandingkan dengan
mengambil ekonomi sebagai lintas minat. kelompok peminatan IPS. Seperti yang terdapat
Bahkan terdapat perbedaan hasil belajar di tabel berikut ini:

Tabel 3. Nilai UAS Ekonomi Siswa MIPA &IPSSemester 1 Tahun Ajaran 2015/2016

Kelas Rata-rata Nilai Tuntas Tidak Tuntas Keterangan


X MIPA D 88,18 32 2
X MIPA E 87,44 30 2
KKM yang
X MIPA F 84,34 28 4
ditetapkan
X MIPA G 82,00 28 6
adalah 75
X IPS H 70,00 17 17
X IPS I 78,00 23 9
Sumber :SMA Negeri 1 Batang, 2016

Hasil wawancara yang dilakukan oleh partisipasi dalam suatu aktivitas atau kegiatan
peneliti dengan beberapa siswa MIPA yang Siswa yang memiliki minat terhadap objek
mengambil lintas minat ekonomi menemukan tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
bahwa mereka belajar ekonomi karena menarik yang lebih besar terhadap objek tersebut
untuk dipelajari, dapat mengetahui cara (Slameto, 2010:180). Minat yang besar terhadap
mengatasi permasalahan ekonomi baik mikro sesuatu merupakan modal yang besar untuk
maupun makro, dapat mengetahui cara memperoleh benda atau tujuan yang diamati itu.
mengatur keuangan, dan bermanfaat untuk di Sehingga siswa berminat terhadap pelajaran
masa yang akan datang. Hal ini seperti yang ekonomi memiliki tujuan yang akan dicapai
disampaikan oleh Reber dalam Syah (2013:133) setelah belajar ekonomi.
bahwa minat memiliki ketergantungan yang Ilmu ekonomi menurut Samuelson dalam
banyak pada faktor-faktor internal seperti Sukirno (2009:9) adalah suatu studi tentang
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi individu dan masyarakat dengan atau tanpa
dan kebutuhan. penggunaan uang dengan menggunakan sumber
Minat diartikan sebagai suatu kondisi daya yang terbatas untuk digunakan sebagai
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri kebutuhan konsumsi di masa sekarang dan masa
atau arti sementara situasi yang dihubungkan yang akan datang.
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan- Senada dengan Rahadja dan Manurung
kebutuhan sendiri. Oleh sebab itu, apa yang (2008:3) mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai
dilihat seseorang sudah tentu akan ilmu yang mempelajari perilaku individu dan
membangkitkan minatnya, sejauh yang dilihat masyarakat dalam menentukan pilihannya
itu mempunyai hubungan dengan kepentingan untuk menggunakan sumber daya yang langka
sendiri. Menurut Bernard, minat tidak timbul (dengan dan tanpa uang), dalam upaya
secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul meningkatkan kualitas hidup.
akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada Maka dari itu tujuan siswa mempelajari
waktu belajar atau bekerja (Sardiman, 2011:76). ekonomi menurut Depdiknas dalam Widiyanto
Suatu minat dapat diekspresikan melalui (2014:325-326) adalah mengenalkan siswa pada
suatu pernyataan yang menunjukan bahwa fakta peristiwa dan permasalahan ekonomi,
siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal sebagai pedoman dalam berperilaku ekonomi,
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui untuk mendalami pada jenjang berikutnya, dan

28
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

membekali nilai dan etika bisnis dalam Teknik pengumpulan data menggunakan
menumbuhkan jiwa wirausaha, serta membekali wawancara dan dokumentasi. Teknik
siswa untuk membuat pilihan dalam wawancara bertujuan untuk mendapatkan
kehidupannya. jawaban dari permasalahan yang diteliti yang
Berdasarkan penelitian Oktadiani diperoleh dari informasi para informan.
(2014:12), menunjukkan sebagian besar Sedangkan teknik dokumentasi sebagai
(80,55%) siswa MIPA di SMA Negeri 1 pelengkap wawancara yang dapat dijadikan
Pontianak dapat menghubungkan isi pelajaran bukti dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini
ekonomi dengan hal-hal yang dialami dalam berupa data-data yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari dan sebagian besar profil SMA Negeri 1 Batang, data siswa kelas X,
(61,11%) siswa dapat memahami pentingnya data nilai siswa kelas X, dan data peminatan.
etika dalam berwirausaha setelah mempelajari Selain itu, peneliti juga mengambil foto
ilmu ekonomi. dokumentasi.
Maka dalam penelitian ini, sebagai salah Salah satu keabsahan data dalam
satu bagian anggota sekolah, siswa dapat penelitian ini adalah dengan menggunakan
memberikan persepsinya tentang program ttriangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan
peminatan dan lintas minat yang telah adalah triangulasi sumber, teknik, dan waktu.
dilaksanakan di sekolah terutama kaitannya Model analisis data dalam penelitian ini yaitu
dengan kesesuaian minat siswa terhadap lintas dengan melakukan reduksi data, display data,
minat mata pelajaran ekonomi yang telah dan penarikan kesimpulan.
diambil serta tujuan mereka untuk mempelajari
ekonomi.Berdasarkanbeberapa uraian latar HASIL DAN PEMBAHASAN
belakang tersebut, penelitian ini bertujuan : (1)
untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan Kesesuaian Pelaksanaan Program Peminatan
proram peminatan dan lintas minat di SMA dan Lintas Minat di SMA Negeri 1 Batang
Negeri 1 Batang dengan aturan peminatan, (2) dengan Aturan Peminatan
untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan Program peminatan menurut
peminatan dan lintas minat, (3) untuk Permendikbud No 64 Tahun 2014 adalah
mengetahui kesesuaian keinginan siswa dengan program kurikuler yang disediakan untuk
lintas minat yang ditetapkan oleh sekolah. mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau
kemampuan peserta didik dengan orientasi
METODE pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman
mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
Dasar penelitian ini menggunakan Program peminatan diterapkan setelah
pendekatan kualitatif deskriptif dengan berlakunya kurikulum 2013. Hal ini berdasarkan
menggunakan paradigma fenomologi karena Permendikbud No 81 A tahun 2013 tentang
berusaha memahami fenomena yang terjadi implementasi kurikulum yang mengamanatkan
dalam subyek penelitian. Lokasi penelitian ini bahwa pendidikan merupakan proses sistematik
adalah di SMA Negeri 1 Batang yang terletak di untuk meningkatkan martabat manusia secara
Jl. Ki Mangunsarkoro No. 8 Proyonanggan holistik yang memungkinkan potensi diri
Selatan Batang. (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
Penelitian ini berfokus pada pelaksanaan secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
program peminatan dan lintas minat ekonomi di disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
SMA Negeri 1 Batang. Sumber data dalam perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
penelitian ini adalah wakil kepala sekolah sosial, dan spritiual peserta didik. Maka dari itu
bidang kurikulum, guru ekonomi, guru BK, dan peminatan pada SMA/MA memilki tujuan
siswa kelas X MIPA. untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik dalam mengembangkan kompetensi sesuai

29
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

dengan bakat dan minat dalam sekelompok minat yang dapat dijadikan acuan pilihan untuk
mata pelajaran tertentu. Sehingga pemilihan melanjutkan ke perguruan tinggi atau jenjang
peminatan dilakukan atas dasar untuk beriktnya.
melanjutkan ke perguruan tinggi. Selanjutnya dalam aturannya, siswa dapat
Pelaksanaan peminatan di SMA Negeri 1 pindah peminatan dalam satuan pendidikan
Batang secara keseluruhan sudah sesuai dengan paling lambat pada akhir semester satu.
Permendikbud No. 64 Tahun 2014. Pertama Perpindahan tersebut didasarkan pada hasil
yaitu pertimbangan yang telah ditetapkan, pembelajaran semester berjalan dengan
sebagian besar sudah sesuai dengan aturan mendapatkan rekomendasi dari guru BK dan
Kemendikbud meliputi nilai rapor SMPMTs, siswa yang akan pindah harus mengikuti proses
nilai UN SMP/MTs, rekomendasi dari guru BK matrikulasi atau penyetaraan pelajaran dalam
SMP/MTs setempat, dan tes penempatan kelompok peminatan yang bersangkutan.
peminatan serta tes IQ. Persyaratan-persyaratan Namun biasanya pihak SMA Negeri 1 Batang
tersebut dilakukan saat penerimaan siswa baru. memberi tenggat satu bulan untuk menghindari
Akan tetapi untuk rujukan guru BK SMP/MTs materi tidak terlalu banyak.
sebagian besar tidak diberikan. Padahal dengan Sehingga agar pelaksanaan peminatan
adanya rujukan dari guru BK SMP/MTs dan lintas minat berjalan sesuai yang
setidaknya siswa bisa memperoleh informasi dikehendaki maka perlu kerja sama antara
mengenai peminatan dan lintas minat yang akan panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB)
diambil, sehingga nantinya peminatan dan lintas dengan tim kurikulum dibawah koordinasi
minat yang diambil sesuai dengan minat siswa. kepala sekolah. Menurut Direktorat Pembinaan
Kemudian dalam aturan peminatan, SMA Kemendikbud (2013:12) unsur-unsur yang
SMA harus membuka tiga peminatan yaitu terlibat dalam peminatan dan lintas minat
MIPA, IPS, dan Bahasa. Akan tetapi untuk tersebut adalah sebagai berikut :
peminatan bahasa di SMA Negeri 1 Batang 1. Kepala sekolah sebagai penanggungjawab
tidak dapat dibuka karena jumlah peminatnya seluruh kegiatan.
hanya 10 siswa. Sedangkan dalam aturan 2. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
Kemendikbud disebutkan bahwa rombongan sebagai pelaksana PPDB dan koordinator
belajar dapat didirikan atau dibentuk apabila peminatan dan lintas minat.
siswa mencapai minimal 20 orang. 3. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Selain membuka peminatan, dalam sebagai pelaksana PPDB dan anggota tim
Permendikbud No. 64 Tahun 2014 sekolah juga peminatan dan lintas minat.
harus membuka lintas minat. Mata pelajaran 4. Wakil kepala sekolah bidang humas sebagai
pelaksana PPDB dan anggota tim peminatan
lintas minat adalah mata pelajaran yang harus
dan lintas minat.
diambil oleh peserta didik diluar mata pelajaran
5. Wakil kepala sekolah bidang sarana dan
peminatan. Lintas minat yang dibuka di kelas X
prasarana sebagai anggota tim peminatan
meliputi dua pelajaran dari kelompok peminatan
dan lintas minat yang bertugas selaku
lain. Misalnya siswa memilih peminatan MIPA,
koordinator anilisis SDM dan
selain mengikuti pelajaran Matematika, Fisika,
sarana/prasarana.
Biologi, dan sebagainya, juga harus memilih dua 6. Guru BK sebagai anggota tim peminatan
mata pelajaran dari kelompok Peminatan IPS dan lintas minat yang bertugas membuat
atau Bahasa begitu pula untuk peminatan IPS kuesioner peminatan dan lintas minat dan
dan Bahasa sesuai dengan opsi yang telah salah satu unsur penentu pemilihan
disediakan oleh pihak sekolah. Kemudian pada peminatan.
saat kelas XI, peserta didik dapat melanjutkan 7. Tim kurikulum sebagai anggota tim
satu pelajaran lintas minat atau pendalaman peminatan dan lintas minat yang bertugas
peminatan. Hal in bertujuan agar peserta didik menginput data peserta didik baru.
fokus dalam mendalami mata pelajaran lintas

30
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

Kendala dalam Pelaksanaan Program SDN Panggungrejo 04 Kepanjen melibatkan


Peminatan dan Lintas Minat siswa sebagai pelaku pembelajar yang siap
Dalam menjalankan program tentunya dilatih untuk mengasah kemampuan usahanya
tidak terlepas dari sebuah kendala atau sebagai entreprener untuk pengalaman di masa
permasalahan yang dapat menghambat jalannya depan. Dalam rangka tujuan tersebut maka
program tersebut.Karena ini menyangkut siswa diberi pengarahan tentang hakikat kantin
banyak pihak, sehingga tidak mungkin program jujur oleh guru wali kelas masing-masing
tersebut memberikan kepuasan bagi semua tingkatan khususnya kelas lima sebagai petugas
pihak.Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 1 piket. Harapannya jangka panjang setelah
Batang.Ada beberapa kendala seperti sarana dan mereka dilatih dalam kegiatan di kantin jujur,
prasarana yang kurang memadai, pemanfaatan itu sebagai pengalaman belajar yang berkesan
kantin kejujuran dan koperasi sekolah belum bagi siswa dan ada keinginan untuk melatih
optimal, dan kendala siswa belajar pelajaran kemandiriannya dalam berwirausaha.
peminatan dan lintas minat ekonomi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Sarana dan prasarana adalah hal yang oleh Damirsih (2016:6) menunjukkan bahwa
harus ada dalam menjalankan sebuah program setelah mengikuti kegiatan Koperasi sekolah
khususnya program peminatan. Namun seperti “Pangestu Pambudi” SMK Negeri 1 Surabaya,
yang kita ketahui bahwa sarana dan prasarana di siswa dapat mempraktikkan secara langsung
SMA Negeri 1 Batang belum secara keseluruhan materi pembukuan perusahaan dagang yang
mendukung dalam proses pelaksanaan diperoleh di kelas melalui pencatatan
peminatan dan lintas minat. Masih ditemui pembukuan di koperasi sekolah. Tidak hanya itu
beberapa alat pembelajaran yang rusak. siswa juga dapat mempraktikkan secara
Padahal menurut Wahjoedi (2014:242) langsung tentang cara mengelola usaha dengan
bahwa suasana sekolah yang kondusif dapat benar dan menerapkan sikap-sikap yang baik
dicerminkan dengan semakin lengkapnya dalam berwirausaha seperti memperaktikkan
fasilitas pendukung langsung maupun tidak pelajaran kewirausahaan yang mereka peroleh
langsung bagi proses pembelajaran. Sarana dan dikelasserta penelitian yang dilakukan Dea
prasarana pendukung langsung terlihat dari (2013:17) yang menyatakan bahwa koperasi
fasilitas ruang belajar, komputer, meja kursi, dan sekolah di SMP Negeri 1 Karanganyar
sebagainya.Sedangkan faktor pendukung tidak Kabupaten Pekalongan sangat efektif sebagai
langsung seperti kuantitas dan kualitas gedung unit pembelajaran kewirausahaan.
sekolah yang didukung dengan kebersihan dan Kemudian kendala berikutnya adalah
keindahan. terkait materi. Terkadang bagi siswa SMA
Koperasi sekolah dan kantin kejujuran Negeri 1 Batang pada awalnya berkeinginan
merupakan salah satu sarana yang dapat masuk MIPA, akan tetapi di tengah jalan lemah
digunakan sebagai pembelajaran dalam hal pelajaran peminatannya seperti
ekonomi.Kendala yang terjadi di SMA Negeri 1 Matematika. Dalam hal ini sekolah memberikan
Batang adalah kantin kejujuran dalam bimbingan. Bimbingan tersebut adalah Clinic
pengelolaannya sudah dilimpahkan ke guru PKn Teachingyaitu pemberian jam tambahan bagi
dan juga jarang buka.Sedangkan koperasi siswa-siswa yang dirasa kurang kemampuannya
sekolah belum melibatkan beberapa siswa untuk pada mata pelajaran tertentu ini di luar jam
praktek di koperasi karena aspek waktu.Padahal pembelajaran. Bimbingan tersebut dilakukan
kantin kejujuran dan koperasi sekolah dapat secara terus menerus sampai siswa dapat
digunakan sebagai pembelajaran yang melatih mengikuti pelajaran peminatan.Hal ini sesuai
kejujuran dan kemandirian terutama dalam dengan pendapat Mugiarso (2012:2) bahwa
berwirausaha. Seperti penelitian yang dilakukan setiap kegiatan bimbingan merupakan kegiatan
oleh Yulianti dan Hartatik (2014:286) yang berkelanjutan yang diikuti secara terus
menunjukkan bahwa pelaksanaan kantin jujur di menerus dan aktif sampai sejauh mana individu

31
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

telah berhasil mencapai tujuan dan penyesuaian Kesesuaian Keinginan Siswa dengan
diri. Penetapan Lintas Minat Oleh Sekolah
Selain bimbingan dari pihak sekolah, Secara keseluruhan lintas minat yang
pihak orang tua juga sebaiknya memberikan diambil oleh siswa MIPA di SMA Negeri 1
arahan dan motivasi kepada anak.Arahan Batang khususnya pada mata pelajaran ekonomi
tersebut berupa peminatan dan lintas minat yang sudah sesuai dengan minat siswa, meskipun
diambil oleh anak agar sesuai dengan penetapannya dilakukan oleh pihak sekolah.
minat.Sedangkan motivasi berguna untuk Hanya ada beberapa siswa yang kurang
menumbuhkan gairah anak dalam belajar. berminat pada lintas minat mata pelajaran lain
Sehingga anak merasa senang dan semangat seperti mata pelajaran Sosiologi. Padahal
dalam belajar. Anak yang memiliki motivasi menurut Slameto (2010:180), minat adalah
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
melakukan kegiatan belajar (Sadirman, suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
2007:75). menyuruh, sehingga tidak ada paksaan.
Kemudian kendala siswa MIPA Seharusnya siswa sendiri yang memilih mata
mempelajari ekonomi adalah dalammemahami pelajarannya, bukan sekolah yang menetapkan.
konsep dan teori dalam pelajaran Akan tetapi berhubung hal ini terkait dengan
ekonomi.Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan sekolah yaitu jumlah jam mengajar
pada dasarnya siswa MIPA adalah mempelajari guru, maka untuk itu pihak sekolah yang
mata pelajaran yang bersifat eksak yaitu seperti menetapkan mata pelajaran lintas minatnya dan
menghitung, menalar, berpikir logika, dan siswa tinggal memilihnya.
sebagainya.Sedangkan mata pelajaran ekonomi Terkait siswa MIPA memilih untuk
adalah salah satu bagian dari mata pelajaran belajar ekonomi, hal ini didasari pada harapan
sosial yang mempelajari perilaku individu siswa dalam menatap masa depan. Di antaranya
maupun masyarakat yang di dalamnya banyak sebagai jalan untuk melanjutkan ke perguruan
materi yang bersifat konsep, pengertian, dan tinggi, berwirausaha, dan bekerja. Besarnya
penerapan di dalam kehidupan sehari-hari, minat remaja terhadap pendidikan sangat
sehingga butuh pemahaman yan lebih dipengaruhi oleh minat mereka terhadap
mendalam. pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa Hurlock (2010:220-221) yaitu apabila remaja
mata pelajaran ekonomi menurut siswa MIPA mengharapkan pekerjaan yang menuntut
adalah mata pelajaran yang dapat dibilang pendidikan tinggi maka pendidikan akan
mudah dan juga dapat dibilang sulit. Mata dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya
pelajaran ekonomi mudah karena materinya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-
berhubungan yang ada di lapangan dan dapat pelajaran yang nantinya akan berguna dalam
diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari baik bidang pekerjaan yang dipilihnya. Sehingga
masa sekarang maupun masa depan. Seperti anak sekolah menengah atas mulai memilirkan
yang dijelaskan oleh Raharja dan Manurung masa depan secara bersungguh-sungguh.
(2008:3) yang menyatakan bahwa ilmu ekonomi Selanjutnya siswa MIPA juga telah
adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu menerapkan nilai-nilai ekonomi dalam
dan masyarakat dalam menentukan pilihannya kehidupan sehari-hari seperti hidup hemat dan
untuk menggunakan sumber daya yang langka menerapkan skala prioritas terutama bagi siswa
dalam upaya untuk meningkatkan kualtas yang berasal dari luar daerah Kecamatan
hidup.Sedangkan kesulitan tersendiri bagi siswa Batang. Lalu siswa juga terkadang
MIPA mempelajari ekonomi adalah banyak menghubungkan pelajaran ekonomi dengan
materi yang bersifat kosep dan pengertian, peristiwa atau permasalahan ekonomi yang ada
sehingga bagi siswa MIPA terkadang masih sulit di Indonesia maupun belahan dunia lainnya,
dalam memahaminya. dengan menanggapinya seperti berdiskusi

32
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

dengan teman, orang tua maupun guru atau ikut 2. Membekali beberapa konsep dasar ilmu
mengomentari di sosial. ekonomi sebagai pedoman dalam
Hal ini sesuai dengan penelitian yang berperilaku ekonomi dan untuk mendalami
dilakukan oleh Oktadiani (2014:12) dalam mata pelajaran ekonomi pada jenjang
jurnalnya yang berjudul “Persepsi Siswa Pada berikutnya.
Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus 3. Membekali nilai-nilai dan etika bisnis serta
Peminatan Di SMA Negeri 1 Pontianak)” menumbuhkan jiwa wirausaha.
menyebutkan bahwa Sebagian besar (80,55%) 4. Membekali siswa untuk membuat pilihan
siswa dapat menghubungkan isi pelajaran dalam kehidupannya.
Terkait dengan melanjutkan ke perguruan
ekonomi dengan hal-hal yang dialami dalam
tinggi, pihak SMA Negeri 1 Batang telah
kehidupan sehari-hari, sebagian besar siswa juga
mengadakan program bedah kampus. Program
bisa menjadi lebih selektif dalam memilih
ini bertujuan memberikan informasi kepada
barang atau jasa sesuai dengan tingkat
siswa kelas XII yang akan melanjutkan ke
kebutuhan setelah mempelajari ilmu ekonomi,
jenjang berikutnya. Siswa diarahkan oleh pihak
hal ini sangat bermanfaat dalam kehidupan
sekolah dan para alumni mengenai universitas,
sehari-hari agar siswa dapat menggunakan
fakultas, dan jurusan mana yang akan diambil.
uangnya lebih baik lagi. Sedangkan penelitin
Sehingga siswa tidak salah pilih dan jurusan
yang dilakukan oleh Afriska (2014:88) yang
yang diambil dapat sesuai dengan
berjudul dapat diketahui bahwa minat siswa
minatnya.Maka dari itu, program bedah kampus
terhadap keputusanmemilih program lintas
merupakan salah satu bentuk bagian dari
minat ekonomi memiliki kriteria tinggi, hal ini
bimbingan karir.Karena itu, bimbingan karir
dibuktikandengan nilai presentase yang
harus direncanakan dan dikelola dengan
diperoleh dari empat indikator variabel
maksud menunjang perkembangan karir siswa
minatmenunjukan, kesenangan dengan nilai
sesuai dengan tahap perkembangan di berbagai
presentase 69,85 kemauan dengan nilai 81,09
jenjang pendidikan sekolah (Winkel dan
kesadaran dengan nilai 68,35 perhatian dengan
Hastuti, 2012: 656).
nilai 77,85. Dari ke empat indikatorkesadaran
Selain bimbingan karir, perlu juga yang
mendapatkan nilai terendah yaitu 68,35. Hal ini
namanya konseling karir.Hal ini berlangsung
dikarenakan siswa yangmemilih program lintas
terjadinya pertemuan pribadi antara konselor
minat ekonomi tidak hanya berorientasi pada
dan konseli yaitu antara guru BK dengan siswa.
nilai akan tetapisiswa juga mempunyai
Hal ini agar lebih terfokuskan pada
keinginan untuk menerapkan ilmu ekonomi
permasalahan mengenai pilihan program studi
dalam kehidupansehari-hari.
dan/atau pilihan jabatan dan akan berlangsung
Kemudian untuk pembelajaran ekonomi
lebih lancar apabila siswa telah disiapkan
sendiri khususnya di SMA Negeri 1 Batang,
melalui bimbingan karir secara kelompok untuk
pernah dilakukannya pembelajaran di luar kelas
menghadapi kebingungan yang pada saat itu
seperti kunjungan ke Bank atau lembaga
pula dibuat suatu pilihan di antara beberapa
keuangan lainnya dengan siswa diminta untuk
alternatif.
membuat laporan dan dipresentasikan di depan
kelas. Sehingga pembelajaran semacam hal ini
SIMPULAN
dapat mengenalkan siswa pada fakta tentang
peristiwa dan permasalahan ekonomi. Maka
Berdasarkan hasil penelitian dan
berdasarkan beberapa uraian tersebut, hal ini
pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat
sesuai dengan tujuan pembelajaran ekonomi
ditarik simpulan bahwa Pelaksanaan program
menurut Depdiknas dalam Widiyanto
peminatan dan lintas minat di SMA Negeri 1
(2014:325-326) yaitu:
Batang secara keseluruhan sudah sesuai dengan
1. Mengenalkan siswa pada fakta tentang
aturan yang telah ditetapkan yaitu berdasarkan
peristiwa dan permasalahan ekonomi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

33
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

No. 64 Tahun 2014 yaitu yang pertama, sudah bagi siswa yang akan melanjutkan ke perguruan
mempertimbangkan nilai rapor SMP/MTs, nilai tinggi.
UN SMP/MTs, rujukan guru BK SMP/MTs,
dan tes penempatan peminatan. Hanya saja DAFTAR PUSTAKA
sebagian besar rujukan guru BK SMP/MTs
tidak diberikan kepada siswa. Kemudian Afriska, Adhes Esalya. 2015. “Pengaruh Minat dan
sekolah juga suah membuka tiga kelompok Motivasi Siswa Terhadap Keputusan Memilih
peminatan yaitu Peminatan Matematika dan Program Lintas Minat Ekonomi SMA N 1
Binangun Kabupaten Cilacap”.
Ilmu Pengetahuan Alam, Peminatan Ilmu
Skripsi.Semarang: UNNES.
Pengetahuan Sosial, Peminatan Bahasa dan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Budaya Namun berhubung Peminatan Bahasa Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
dan Budaya peminatnya kurang dari 20 orang, Mutu Pendidikan. 2013. Pedoman Peminatan
maka sesuai aturan tidak dapat dibuka yaitu Peserta Didik. Jakarta: Kementerian
hanya 10 orang. Kemudian SMA Negeri 1 Pendidikan dan Kebudayaan2013.
Batang juga sudah menetapkan dua pelajaran Darmisih. 2016. “Implementasi Koperasi Sekolah
lintas minat di kelas X serta satu pelajaran lintas Sebagai Sarana Melatih Sikap Wirausaha dan
minat di kelas XI yang sudah sesuai dengan Pembelajaran Organisasi Siswa SMK Negeri 1
Surabaya”. Artikel Jurnal. Surabaya:
aturan peminatan yang telah ditetapkan. Lalu
Universitas Negeri Surabaya.
sekolah juga telah memberikan kesempatan
Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Dikretorat
kepada siswa untuk pindah peminatan jika Pembinaan SMA. 2013. Model Pengembangan
peminatan yang diambil kurang sesuai dengan Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman
minatnya, maka harus mengikuti matrikulasi. Peminatan. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Kendala dalam program peminatan di dan Kebudayaan.
SMA Negeri 1Batang adalah sarana dan Hurlock, Elizabeth B. 2010. Psikologi Perlembangan.
prasarana belum memadai secara keseluruhan Jakarta: Erlangga.
dalam mendukung pelaksanaan program Mugiarso, Heru. 2012. Bimbingan Konseling.
Semarang: UNNES Press.
peminatan dan lintas minat, termasuk kantin
Oktadiani, Falcifera Silvia. 2014. “Persepsi Siswa
kejujuran dan koperasi sekolah belum
Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus
dioptimalkan sebagai pembelajaran ekonomi. Peminatan di SMA Negeri 1
Kemudian kendala lain adalah siswa MIPA Pontianak)”.Artikel Penelitian. Pontianak:
mengalami kendala dalam belajar ekonomi Universitas Tanjung Pura.
terutama pada materi yang membutuhkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64
pemahaman konsep. Tahun 2014 Tentang Peminatan Pada Pendidikan
Selanjutnya secara keseluruhan pemilihan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
lintas minat terutama mata pelajaran ekonomi
81A Tahun 2013 Tentang Implementasi
sudah sesuai dengan minat siswa. Meskipun
Kurikulum.
penetapannya dilakukan oleh sekolah.Hal ini
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008.
ditandai dengan harapan siswa setelah belajar Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
ekonomi yaitu sebagai wadah untuk Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit
melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja, dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
berwirausaha. Di sisi lain, siswa juga sudah Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
menerapkan nilai-nilai ekonomi dalam Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
kehidupan sehari-hari. Persada.
Kemudian perencanaan karir bagi siswa Sari, Dea Prillia. (2013). Efektivitas Peran Koperasi
Sekolah Sebagai Unit Pembelajaran
SMA sangat penting. Maka dalam hal ini SMA
Kewirausahaan di SMP Negeri 1 Karanganyar
Negeri 1 Batang menyelenggarakan program
Kabupaten Pekalongan. Economic Education
bedah kampus untuk memberikan kesempatan
Analysis Journal, 2(1). Hal 14-17.

34
Yusuf Nugroho / Economic Education Analysis Journal 6 (1) (2017)

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Kuswantoro (Ed.), Prosiding Seminar Nasional
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. & Call For Paper. Semarang: Fakultas Ekonomi
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. UNNES.
Bandung: Alfabeta. Widiyanto. 2014. “Pembelajaran Ekonomi Berlatar
Sukirno, Sadono. 2009. Mikroekonomi Teori Pengantar. Alamiah”. Dalam Prosiding Seminar Nasional &
Jakarta: Rajawali Pers. Call For Paper. Hal 322-328. Semarang:
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Fakultas Ekonomi UNNES.
Pendekatan Terbaru. Bandung: Remaja Winkel, W.S. dan M.M. Sri Hastuti. 2012. Bimbingan
Rosdakarya. dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Yogyakarta: Media Abadi.
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yulianti dan Hartatik. 2014. “Pentingnya Media
Wahjoedi. 2014. “Reformasi Pendidikan Ekonomi : Pembelajaran Berbasis Entrepreneurship”.
Mereview Keprofesionalan Guru Ekonomi Artikel Jurnal. Malang: Universitas Negeri
Menuju Penguatan Jati Diri Ekonomi Malang.
Indonesia”. Dalam Khasan Setiaji dan Agung

35

Anda mungkin juga menyukai