Konsep algoritma Instagram pertama kali diperkenalkan pada tahun 2016. Mudahnya,
algoritma Instagram adalah parameter yang melacak jenis dan tipe konten yang paling banyak
dilihat pengguna sehingga konten ini ditampilkan pertama ketika pengguna mengakses
Instagram. Inilah mengapa sebagian konten bisa mendapat reach yang sangat tinggi sedangkan
konten lainnya memiliki jumlah reach dibawah rata-rata.
Algoritma Instagram dibuat dan dioperasikan menggunakan AI atau Artificial Intelligence.
Seiring berjalannya waktu, algoritma Instagram akan terus berkembang dan mengalami
perubahan karena adanya data baru yang diterima dan diproses Instagram melalui teknologi
machine learning. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami cara kerja algoritma
Instagram.
1. Informasi terkait konten tersebut: Apakah konten tersebut berupa foto atau video?
Kapan konten itu diunggah? Berapa banyak likes yang didapat?
2. Informasi terkait isi konten: Seberapa menarik konten tersebut untuk Anda? Apakah
konten tersebut diunggah oleh teman Anda? Seberapa sering audiens engage dengan
konten tersebut?
3. Aktivitas Anda: Apakah Anda lebih senang menonton banyak video? Jenis konten apa
yang membuat Anda lebih engage?
4. Interaksi Anda sebelumnya: Apakah Anda sering berinteraksi dengan konten, seperti
menyukai postingan atau meninggalkan komentar?
Tidak hanya itu, seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, algoritma Instagram juga
memperhatikan 5 jenis interaksi yang menentukan ranking feed post. Interaksi ini
mencakup time spent, likes, comments, saves, dan taps on profile (seberapa mungkin Anda
meng-klik profil akun setelah melihat unggahan dari akun tersebut).
2. Algoritma Instagram Story
Cara kerja algoritma Instagram terhadap konten story mirip dengan cara kerja algoritma
terhadap konten feed. Umumnya, Instagram Stories yang muncul di halaman pertama adalah
konten story dari akun yang sering berinteraksi dengan Anda. jika konten story yang Anda
unggah berhasil menarik audiens untuk mengunjungi profil Anda, engagement rate akan
meningkat dan mendorong algoritma Instagram untuk meningkatkan visibilitas konten seperti
telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.
konten yang isinya entertaining, lucu, dan menarik akan lebih mudah direkomendasikan oleh
algoritma Instagram karena banyak audiens menyukai tipe konten tersebut. Melihat kedua
fakta ini, ada baiknya brand menghindari low-quality video dan memperbanyak konten yang
menghibur.
History aktivitas Anda, seperti postingan apa yang Anda sukai dan Anda simpan,
serta bagaimana interaksi Anda sebelumnya dengan postingan yang ditampilkan
di halaman explore.