0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan5 halaman
Teks tersebut menjelaskan tentang kecerdasan majemuk menurut pandangan Howard Gardner. Gardner mendefinisikan kecerdasan majemuk sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk bernilai dalam konteks budaya tertentu. Ada delapan jenis kecerdasan yang kemudian berkembang menjadi sepuluh jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu, yaitu kecerdasan linguistik, logika matematis, spasial, kin
Teks tersebut menjelaskan tentang kecerdasan majemuk menurut pandangan Howard Gardner. Gardner mendefinisikan kecerdasan majemuk sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk bernilai dalam konteks budaya tertentu. Ada delapan jenis kecerdasan yang kemudian berkembang menjadi sepuluh jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu, yaitu kecerdasan linguistik, logika matematis, spasial, kin
Teks tersebut menjelaskan tentang kecerdasan majemuk menurut pandangan Howard Gardner. Gardner mendefinisikan kecerdasan majemuk sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk bernilai dalam konteks budaya tertentu. Ada delapan jenis kecerdasan yang kemudian berkembang menjadi sepuluh jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu, yaitu kecerdasan linguistik, logika matematis, spasial, kin
A. Pengertian Kecerdasan Majemuk/ Multiple Intelligence
Howard Gardner (dalam ebrimulyant 2016) mendefinisikan mengenai kecerdasan majemuk/ganda. adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya. Kemampuan “memecahkan” masalah tidak hanya berkaitan dengan berhasil atau tidaknya menghitung perkalian, namun juga meliputi kemampuan membentuk suatu tim, kemampuan untuk mengatur anggota dalam kelompokguna bersama-sama memecahkan masalah yang sulit, dan lain-lain. Sementara itu “menciptakan suatu produk” meliputi kemampuan membentuk sesuatu dari lilin (tanah liat), menciptakan suatu bentuk tarian, dan sebagainya. Sedangkan “bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu” berkaitan dengan apa dampaknya bagi lingkungan, keuntungan yang dapat dipetik oleh orang lain. Misalnya, dapat dinikmati keindahannya, anggota tim dapat bekerja lebih sistematis. B. Jenis-jenis Kecerdasan Gardner menyebutkan ada delapan jenis kecerdasan yang kemudian berkembang menjadi 10 jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu, yaitu : 1. Kecerdasan Linguistik. Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya pendongeng, orator, atau politis) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur, fonologi, semantik dan pragmatik. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau e-mail, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak- atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya. 2. Kecerdasan Matematis-Logis Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya, ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan penalaran yang benar misalnya, sebagai ilmuwan, pemrogaman computer, atau ahli logika). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games. 3. Kecerdasan Spasial Kemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat (misalnya, sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentrasformasikan persepsi dunia spasial- visual tersebut (misalnya, decorator interior, arsitek, seniman, atau penemu). Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempersentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam atriks spasial. (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif. 4. Kecerdasan Kinetis-Jasmani Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya, sebagai aktor, pemain pantonim, atlet, atau penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya, sebagai perajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah). Kecerdasan ini meliputi kemampuan- kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan (proprioveptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile & haptic). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh cenderung suka bergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilan fisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang berakting, senang meniru gerak-gerik atau ekspresi teman-temannya, senang berolahraga atau berprestasi dalam bidang olahraga tertentu, terampil membuat kerajinan atau membangun model-model, luwes dalam menari, senang menggunakan gerakan-gerakan untuk membantunya mengingat berbagai hal. 5. Kecerdasan Musikal Kemampuan menangani bentuk-bentuk musical, dengan cara mempersepsi (misalnya pemikat music), membedakan (misalnya sebagai kritikus musik), menggubah (misalnya, sebagai composer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada, irama, pola titik nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu. (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam bermusik biasanya senang menyanyi, senang mendengarkan musik, mampu memainkan instrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingat melodi atau nada, mampu mendengar perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkan bersama- sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir atau mengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suara disekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya (bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari atau menghentakkan kaki), senang mengarang/menulis lagu-lagu atau rap-nya sendiri dan mudah mengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut. 6. Kecerdasan Interpersonal. Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Jika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama biasanya ia suka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketika seseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok serta percakapan yang hangat dan mengasyikkan, senang membantu sesamanya yang sedang bertikai agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orang baru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-temannya, mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya dengan mengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanya bersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau terlibat dalam hal- hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar bersama ketimbang sendirian, dan senang bersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya disukai teman-temannya karena ia mampu berinteraksi dengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya. 7. Kecerdasan Intrapersonal Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat. (kekuatan dan keterbatasan diri) ; kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan. Serta kemampuan berdisplin diri, memahami dan menghargai diri. (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami diri sendiri biasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, suka menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, mengetahui bagaimana perasaannya dan mengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untuk merenungkan dalam- dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadi kemahirannya dan bidang dimana dia tidak terlalu mahir. Anak seperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senang memikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti. 8. Kecerdasan Naturalis Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya formasi awan dan gunung-gunung) dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup, seperti karet dan sampul kaset CD. (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Seorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam biasanya suka binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau di lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan. Selain itu ia juga senang berkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alam dimanapun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yang berbeda-beda. 9. Kecerdasan Eksistensial Kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan (Gardner, 2003). (Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran. 2010). Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filsuf. 10. Spiritual Keyakinan dan mengaktualisasikan akan sesatu yang bersifat transenden atau penyadaran akan nilai-nilai akidah-keimanan, keyakinan akan kebesaran Tuhan. Kecerdasan ini meliputi kesadaran suara hati, internalisasi nilai, aktualisasi, dan keikhlasan. Misalnya menghayati batal dan haram dalam agama, toleransi, sabar, tawakal, dan keyakinan akan takdir baik dan buruk. Mengaktualisasikan hubungan dengan Tuhan berdasarkan keyakinannya.
C. Poin-poin kunci dalam teori kecerdasan majemuk
Disamping pembahasan kedelepan kecerdasan perlu diperhatikan beberapa poin tentang model kecerdasan majemuk berikut ini: 1. Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan. 2. Orang pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai. 3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. 4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori Kepustakaan http://febrimulyanti1010.blogspot.co.id/2016/05/makalah-multiple-intelligencekecerdasan.html
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita