Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI

RAWAS KECAMATAN MUARA KELINGI


DESA MARGA SAKTI

2023 PANTIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA MARGA SAKTI KECAMATAN MUARA KELINGI
KABUPATEN MUSI RAWAS
Sekretariat : Jln. Tapak Libok Desa Marga Sakti Kode Pos
31663
TATA TERTIB
PENCALONAN DAN PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA MARGA SAKTI KECAMATAN MUARA
KELINGI KABUPATEN MUSI RAWAS
TAHUN 2023

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Musi Rawas.
2. Bupati adalah Bupati Musi Rawas.
3. Kecamatan adalah Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas.
4. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Musi Rawas.
5. Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Peraturan Desa adalah peraturan perundang- undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas
dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
11. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa khusus pemilihan Kepala Desa
Antarwaktu.
12. Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Desa dalam rangka
memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
13. Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu adalah pemilihan Kepala Desa karena Kepala
Desa berhenti dan sisa masa jabatannya lebih dari 1 (satu) tahun yang dilaksanakan
melalui Musyawarah Desa.
14. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten yang selanjutnya disebut Panitia
Pemilihan Kabupaten adalah panitia yang dibentuk oleh Bupati pada tingkat kabupaten
dalam mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
15. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa yang selanjutnya disebut Panitia
Pemilihan adalah panitia yang dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala Desa.
16. Penanggung jawab pemilihan adalah Penanggung jawab pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa yaitu BPD.
17. Panitia pemilihan Kepala Desa, yang selanjutnya disebut Panitia Pemungutan Suara,
adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses Pemilihan
Kepala Desa. Panitia Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa, selanjutnya disingkat
PPS Pilkades, adalah Panitia yang dibentuk untuk menyelenggarakan pemilihan Kepala
desa.
18. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa, selanjutnya
disingkat KPPS Pilkades, adalah Kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk
menyelenggarakan pemungutan suara di TPS.
19. Bakal Calon Kepala Desa adalah penduduk Desa setempat yang berdasarkan hasil
penjaringan oleh Panitia Pemilihan telah ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.
20. Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih menjadi Kepala Desa.
21. Calon Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa yang memperoleh suara
terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
22. Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa terpilih yang telah disahkan
pengangkatannya dengan Keputusan Bupati sebagai Kepala Desa.
23. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban Kepala Desa
dalam kurun waktu tertentu.
24. Penjaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk mendapatkan
bakal calon Kepala Desa dari penduduk Desa setempat.
25. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk menetapkan
calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
26. Pemilih adalah penduduk Desa yang bersangkutan dan telah memenuhi persyaratan
untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan Kepala Desa.
27. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat DPS adalah daftar pemilih yang
disusun berdasarkan data daftar pemilih tetap pemilihan umum terakhir yang telah
diperbaharui dan dicek kembali atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru.
28. Daftar Pemilih Tambahan adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari
pemilih karena yang bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara.
29. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT adalah daftar pemilih yang telah
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jumlah
pemilih dalam pemilihan Kepala Desa.
30. Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa untuk
meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan sebesar- besarnya
secara lisan.
31. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara.
32. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS adalah
pelaksana pemungutan suara di Tempat Pemungutuan Suara.
33. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan
dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
BAB II
PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasa1 2
(1) Pemilihan Kepala Desa Marga Sakti dilaksanakan karena berakhir masa jabatan Kepala
Desa.
(2) Kepala Desa Marga Sakti dipilih langsung oleh penduduk Desa Marga Sakti yang telah
memenuhi persyaratan.
(3) Pemilihan Kepala Desa Marga Sakti bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil.
(4) Pemilihan Kepala Desa Marga Sakti dilaksanakan melalui tahapan pencalonan dan
pemilihan.BAB III
PANITIA PEMILIHAN

Pasal 3
(1) Panitia pemilihan Kepala Desa dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Desa Marga Sakti melalui musyawarah Desa yang dihadiri oleh anggota BPD,
perangkat desa, lembaga kemasyarakatan desa, wakil-wakil kelompok, dusun dan tokoh
masyarakat, serta unsur lain yang terkait Desa Pembentukan
(2) Sebelum ditetapkan oleh BPD, terhadap calon Panitia PPS dan KPPS harus dilakukan
verifikasi terlebih dahulu oleh Panitia Kecamatan. Badan
(3) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud oleh ayat (2) disahkan oleh Panitia
Kecamatan untuk ditetapkan oleh BPD.

Pasal 4
(1) Panitia Pemilihan tingkat Desa sebagaimana dimaksud Pasal 3 selanjutnya disebut
Panitia Pemungutan Suara (PPS) Pilkades berkedudukan ditingkat Desa.
(2) PPS Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya terdiri dari:
a. unsur Perangkat Desa;
b. unsur Lembaga Kemasyarakatan; dan
c. tokoh masyarakat.
(3) Guna kelancaran pelaksanaan tugas PPS membuat stempel Panitia dan mempergunakan
kop surat Panitia pemilihan Kepala Desa
(4) PPS Pilkades sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) berjumlah 5 (lima) orang
dengan susunan sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota; dan
c. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota;
d. 2 (dua) orang anggota..
(5) Dalam menjalankan tugasnya PPS Pilkades dibantu oleh Sekretariat PPS Pilkades.
(6) Sekretariat PPS Pilkades sebagaimana pada ayat (1) berjumlah 2 (dua) orang berasal
dari unsur Perangkat Desa yang ditugaskan oleh Kepala Desa.Susunan Kepanitiaan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan dalam Keputusan BPD
Desa Marga Sakti
(7) Panitia Pemilihan Kepala Desa (PPS) membentuk dan menetapkan KPPS sesuai dengan
jumlah TPS.
(8) KPPS Pilkades sebagaimana dimaksud ayat (7)berjumlah minimal 7 (tujuh) orang pada
tiap TPS dengan susunan sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. 1(satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota;
c. 1(satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan
d. 4(empat ) anggota
(9) Dalam menjalankan tugasnya KPPS dibantu oleh petugas Linmas (petugas
ketertiban) guna menjaga ketentraman, ketertiban dan keamanan di lokasi TPS
yang ditetapkan dengan keputusan BPD.
(10) Petugas Linmas (petugas ketertiban) sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
berjumlah 2 (dua) orang untuk setiap TPS Pilkades.
(11) Petugas Linmas (petugas ketertiban) sebagaimana dimaksud pada ayat (9) berasal
dari Linmas Desa.

Pasal 5
Panitia Pemilihan Kepala Desa mempunyai tugas:
a. mengumumkan lowongan jabatan Kepala Desa Marga Sakti;
b. mengajukan biaya pemilihan Kepala Desa Marga Sakti kepada BPD Desa Marga Sakti;
c. melaksanakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa Marga Sakti;
d. menerima dan meneliti pers`yaratan administrasi bakal calon Kepala Desa Marga Sakti:
e. Mengajukan bakal calon kepala desa Marga Sakti yang memenuhi syarat kepada BPD
desa Marga Sakti sebagai pemberitahuan terhadap Bakal Calon Kepala Desa Marga
Sakti yang akan ditetapkan sebagai calon kepala Desa Marga Sakti oleh panitia
pemilihan;
f. mengadakan pendaftaran pemilihan;
g. meneliti dan mengajukan daftar pemilih kepada BPD Desa Marga Sakti untuk disahkan;
h. menyiapkan kartu suara dan kartu undangan sesuai dengan daftar pemilih;
i. mengajukan bakal calon kepala desa Marga Sakti yang telah memenuhi syarat
administrasi dalam penyaringan kepada BPD desa Marga Sakti untuk ditetapkan sebagai
calon kepala Desa Marga Sakti oleh panitia pemilihan;
j. mengumumkan nama-nama bakal calon kepala desa Marga Sakti menjadi calon kepala
desa Marga Sakti
k. menetapkan Daftar Pemilih Sementara (DPS), Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar
Pemilih Tambahan yang telah disahkan BPD desa Marga Sakti ditempat-tempat
terbuka.
l. mengumumkan daftar pemilih;
m. menetapkan jumlah suara dan kotak suara;
n. mencetak surat undangan, surat suara dan pengadaan kotak suara serta perlengkapan
pemilihan lainnya;
o. mengadakan persiapan agar pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Marga Sakti berjalan
dengan tertib, aman dan lancar;
p. menyelenggarakan pemungutan suara;
q. mengajukan tata tertib kampanye kepada BPD Marga Sakti;
r. mengumumkan hasil perhitungan suara;
s. menetapkan Calon kepala Desa terpilih;
t. membuat berita acara Pelaksanaan Pemilihan dan Berita Acara hasil penghitungan suara
dan menyampaikan berita acara tersebut kepada BPD Desa Marga Sakti; dan
u. Membuat laporan pertanggungjawaban panitia pemilihan Kepala Desa kepada BPD
Desa Marga Sakti;

Pasal 6
Tugas-tugas panitia sebagaimana dimaksud pada pasal 5 adalah sebagai berikut:
a. ketua bertugas sebagai penanggungjawab dan koordinator seluruh panitia
b. wakil ketua bertugas membantu ketua dan melaksanakan tugas-tugas ketua apabila
ketua berhalangan dengan dibuktikan surat penunjukan;
c. sekretaris bertugas menjalankan tugas-tugas kesekretariatan dalam pelaksanaan
pemilihan;
d. Sekretariat bertugas sebagai penanggungjawab keuangan dalam pelaksanaan pemilihan
dan mengadministrasikan sirkulasi keuangan disertai bukti administrasi pendukung; dan
Pasal 7
(1) Anggota panitia pemilihan Kepala Desa yang berhalangan dapat digantikan oleh
perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan desa atau tokoh masyarakat dengan
unsur pengganti yang sama.
(2) Penggantian Anggota Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan/disyahkan oleh
BPD Desa Marga Sakti.

BAB IV
HAK PEMlLIH DAN DIPILIH

Pasal 8
(1) Yang berhak memilih Kepala Desa adalah penduduk Desa Marga Sakti yang memenuhi
persyaratan:
a. terdaftar sebagai penduduk Desa Marga Sakti yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (Kk), dan/atau dokumen resmi yang sah.
b. sudah mencapai umur 17 (tujuh belas) tahun pada saat tanggal pelaksanaan
pemungutan suara atau telah/pernah menikah.
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
d. terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
e. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya.
f. berdomisili di desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkannya
Daftar Pemilih Sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau
Kartu Keluarga.
(2) Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih, apabila seorang
pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat tinggal, pemilih tersebut harus
menentukan satu diantaranya yang alamatnya sesuai dengan alamat yang tertera dalam
tanda identitas kependudukan (KTP) atau surat keterangan bukti domisili, untuk
ditetapkan sebagai tempat tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih.
(3) Penduduk Desa Marga Sakti yang sudah terdaftar sebagai pemilih sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) huruf d tidak dapat hadir pada rapat pemilihan karena sedang
bekerja, belajar, atau sebagai TKI dan lainnya, maka tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain.
(4) Setiap pemilih yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat menggunakan hak
pilihnya.

Pasal 9
Calon Kepala Desa Marga Sakti yang berhak dipilih wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertaqwa kepada Tuhan YME;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat pertama atau sederajat;
e. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun pada saat pendaftaran;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa Marga Sakti;
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun
setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka
kepada
publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
j. tidak terdaftar sebagai calon kepala desa di desa lain;
k. berbadan sehat, jasmani dan rohani di buktikan dengan Surat Keterangan Sehat dari
Instansi Kesehatan;
l. tidak pernah menjabat sebagai kepala desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
m. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan panitia pemilihan kepala desa,dalam
tingkatan derajat pertama secara vertikal dan horisontal;
n. sudah membuat Laporan Akhir Masa Jabatan bagi Kepala Desa yang mencalonkan diri
kembali;
o. mengisi format tidak melakukan money politik pada waktu pemaparan visi dan misi.

Pasal l0
Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa selain harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal (9) mendapat persetujuan dari
atasan yang berwenang yang dibuktikan dengan surat keterangan persetujuan dari atasannya.

BAB V
TATA CARA PENDAFTARAN

Pasal 11
Waktu dan tempat pendaftaran:
a. Tanggal :
Tahap I : 14 Januari s/d 22 Januari 2023
Tahap II : 23 Januari s/d 11 Februari 2023;
b. Waktu : 08.00 WIB s/d 16.00 WIB;
c. Tempat : Sekretariat Panitia/Kantor Desa Marga Sakti;

BAB VI
SYARAT
PENDAFTARAN

Pasal l2
(1) Bakal Calon Kepala Desa/Pelamar datang sendiri dengan menyerahkan surat lamaran
yang ditulis tangan dengan tinta hitam dan dibubuhi materai 10.000 (sepuluh ribu) yang
ditujukan kepada Ketua Panitia pemilihan Kepala Desa Marga Sakti dengan dilampiri
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar Negara ,Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah yang dibuat oleh yang bersangkutan
diatas kertas bermatrai 10.000;
b. fotocopy ijazah dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang telah
dilegalisir terbaru oleh pejabat dari sekolah asal atau Surat Keterangan yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas bagi yang tidak dapat Kabupaten/Kota/Provinsi,
menunjukkan ijazah asli atau bagi yang ijazahnya rusak Pengesahan photocopy
ijazah/STTB yang dikeluarkan sekolah diluar Provinsi Sumatera Selatan dapat
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi;
c. Foto copy akte kelahiran,Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu
Keluarga (KK) yang dilegalisir yang terbaru oleh pejabat yang berwenang;
d. Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi kepala desa yang dibuat oleh yang
bersangkutan diatas bermaterai 10.000.
e. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri bahwa tidak pernah dijatuhi pidana
penjara berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yag diacam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun atau lebih;
f. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bagi seseorang yang pernah dijatuhi
pidana penjara sebagaimana dimaksud pada huruf (e) yang telah melampui jangka
waktu 5 (lima) tahun/lebih sejak terakhir menjalani hukuman sampai dengan
pendaftran sebagai Bakal calon Kepala Desa;
g. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak sedang dicabut hak
pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap;
h. surat keterangan berbadan sehat yang dikeluarkan oleh rumah sakit daerah
kabupaten Musi rawas.
i. Surat Keterangan Sehat Rohani Dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi;
j. surat pernyataan dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan surat keterangan dari
yang bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali
masa jabatan bermatrai Rp.10.000;
k. surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Panitia Pemilihan
yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas segel atau bermaterai 10.000;
l. surat keterangan telah membuat Laporan Akhir Masa Jabatan dari Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk bagi Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali;
m. Pas foto terbaru ukuran 4 x 6 berwarna jumlah 10 lembar dan Soft Copy File Dalam
Bentuk Kaset; (Background biru tahun genap dan merah tahun ganjil).
n. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Dari Wilayah Hukum Polres Tempat
Domisili Calon Kepala Desa.
o. Surat keterangan bebas Narkoba dan zat adiktif lainnya dari Badan Narkotika
Nasional Kabupaten Musi rawas
p. Daftar Riwayat Hidup (DRH);
q. Naskah visi dan misi yang dibuat oleh Calon Kepala Desa.
r. Surat izin dari atasan bagi Anggota Tentara Nasional Indonesia dan bagi Kepolisian
Republik Indonesia;
s. Surat Pernyataan Pengunduran Diri bagi Anggota BPD bermaterai 10.000;
t. Surat pengajuan cuti bagi perangkat Desa dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala
Desa;
u. Surat pernyataan sanggup tidak melakukan money politik bermaterai 10.000;
v. Surat pernyataan siap menerima hasil penyelesaian semua perselisihan yang
mungkin timbul akibat proses pemilihan Kepala Desa berdasarkan mekanisme
penyelesaian perselisihan yang diatur dalam peraturan Bupati Nomor 4 Tahun
2022, sebagai sebuah keputusan penyelesaian perselisihan yang bersifat final dan
mengikat bermaterai 10.000.
w. Surat pernyataan siap menerima serta mengakui proses dan hasil pemilihan Kepala
Desa dengan sadar dan penuh tanggung jawab diatas kertas bermatrai Rp.10.000
x. Surat pernyataan calon wajib membayar biaya untuk menutup kekurangan biaya
pelaksanaan Pilkades disertai matrai Rp.10.000.
y. Surat pernyataan bersedia mengganti seluruh biaya penyelenggaraan pemilihan,
apabila calon mengundurkan diri sehingga mengakibatkan batalnya pemilihan yang
dibuat diatas kertas bermatrai Rp. 10.000.
(2) berkas persyaratan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat rangkap 5 (tiga), 1 berkas Asli, dan 4 berkas foto copy masing-masing
Dimasukan Kedalam Map Snelhecter Plastik (warna hijau).
BAB VII
PENDAFTARAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

Pasal 13
(1) Pemilih adalah penduduk Desa Marga Sakti yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. pada tanggal pelaksanaan pemungutan suara (08 Maret 2023) telah mencapai umur
17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah;
b. bagi penduduk pendatang yang berdomisili di Desa Marga Sakti yang tidak
mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (KK) desa
marga sakti tidak mempunyai hak pilih;
c. terdaftar dalam daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tambahan dan/atau
daftar pemilih tetap;
d. setiap pemilih sebagai mana dimaksud pada huruf (c) tidak boleh mewakilkan
dalam menggunakan hak pilihnya;
e. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa dan atau ingatannya;
g. setiap pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada huruf (f) tidak dapat menggunakan
hak pilihnya.
h. Bukan anggota TNI dan POLRI aktif.
(2) Panitia pemilihan melakukan kegiatan pendaftaran pemilih dan dapat dibantu oleh
pengurus Kepala Dusun setempat.
(3) Panitia dapat menggunakan data base kependudukan yang dimiliki Pemerintah Desa
sebagai salah satu acuan untuk menyusun Daftar Pemilih Sementara.
(4) Hasil pengolahan data sebagaimana dimaksud angka 3 (tiga) disusun dengan format
Nomor Urut, Nama Lengkap, Nomor Induk Kependudukan dan Kartu Keluarga,
Tempat tanggal Lahir, Umur, Status Perkawinan, Jenis Kelamin, Alamat (RT/RW), dan
Keterangan masing- masing pemilih yang selanjutnya disebut Daftar Pemilih Sementara
(DPS).
(5) Selama waktu pengumuman tersebut, masyarakat terkait pemilihan Kepala Desa
mengontrol dan mengoreksi Daftar Pemilih Sementara dan melaporkan temuan-temuan
yang perlu pembetulan kepada Panitia Pemilihan.
(6) Panitia pemilihan menerima hasil kontrol dan koreksi sebagaimana dimaksud angka 5
(lima), termasuk melakukan perbaikan, pembetulan, perubahan, penambahan, dan
pengurangan data dan atau jumlah pemilih yang tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya serta tertulis dalam Daftar Pemilih Sementara.
(7) Hasil koreksi berupa penambahan pemilih yang tidak tercantum dalam Daftar Pemilih
Tambahan yang diumumkan tersendiri sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga) hari.
(8) Hasil pengolahan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tambahan
(DPTh) sebagaimana dimaksud angka 6 (enam) dan 7 (tujuh) ditetapkan menjadi Daftar
PemilihTetap (DPT) oleh Panitia Pemilihan.
(9) Penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTh)
menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebagaimana dimaksud dalam angka 8 (delapan)
dilakukan dalam forum rapat yang diselenggarakan khusus oleh Panitia Pemilihan dan
harus dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Penjabat Kepala Desa
kemudian dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang
ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dihadiri calon kepala desa.
(10) Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebagaimana dimaksud angka 9 (sembilan) bersifat statis
dan baku untuk dipedomani dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.
(11) Bagi penduduk yang telah berdomisili lebih dari 6 (enam) bulan dan tidak memiliki
dokumen kependudukan maka dapat ditetapkan sebagai pemilih dengan ketentuan telah
terdata sebagai warga Desa setempat yang yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk, Kartu Keluarga (KK) atau surat keterangan yang di keluarkan Instansi yang
membidangi sebelum disahkannya Daftar Pemilih tambahan (DPTam).
(12) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (11) wajib melaporkan ke Dinas Dukcapil
Kabupaten Musi Rawas melalui Pemerintah Desa.

BAB VIII
PENJARINGAN DAN PENYARINGAN
BAKAL CALON KEPALA DESA

Pasal 14
(1) Sekurang-kurangnya dalam waktu 15 (lima belas) hari sebelum waktu pemungutan
suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan mengumumkan Pemilihan Kepala Desa.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah pengumuman pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan melaksanakan penjaringan
Bakal Calon Kepala Desa sekaligus menentukan waktu pendaftaran.
(3) Kegiatan Penjaringan Bakal Calon Kepala Desa dan ketentuan waktu pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus diumumkan oleh Panitia Pemilihan kepada
masyarakat desa secara luas dan terbuka.
(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sekurang-kurangnya berisi:
a. waktu pembukaan, penutupan, serta tempat pendaftaran;
b. syarat-syarat administrasi pendaftaran; dan
c. prosedur dan tata cara pendaftaran.
(5) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat dilakukan melalui selebaran
dan atau bentuk-bentuk lain sekurang-kurangnya dalam waktu 6 (enam) hari sebelum
pembukaan pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa.
(6) Selambat-lambatnya 9 (sembilan) hari setelah penutupan pendaftaran Bakal Calon
Kepala Desa dan yang memenuhi persyaratan administrasi ditetapkan menjadi Calon
Kepala Desa.
(7) Penetapan Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud angka 6 (enam), dilakukan dalam
rapat yang diselenggarakan khusus untuk itu dan hasilnya dituangkan dalam berita acara
serta ditetapkan dengan Surat Keputusan Panitia Pemilihan.
(8) Apabila sampai dengan habisnya waktu penjaringan belum diperoleh Bakal Calon
Kepala Desa, Panitia Pemilihan harus melaporkan hal tersebut kepada Badan
Permusyawaratan Desa dengan tembusan Kepala Desa.
(9) Panitia Pemilihan Kepala Desa mengumumkan nama-nama Calon Kepala Desa yang
berhak mengikuti Pemilihan Kepala Desa secara luas dan terbuka dan dapat dilakukan
dengan cara- cara sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
(10) Bakal Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa wajib
mendaftarkan saksi sejumlah Wilayah/Daerah Pemilihan yang dibuktikan dengan surat
kuasa untuk menjadi saksi dari Calon Kepala Desa yang bersangkutan.
(11) Data saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (10), terdiri-dari Nama, tempat/tanggal
lahir, Agama, pekerjaan, dan tempat tinggal serta mencantumkan nomor pemilih saksi
bersangkutan yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap.
(12) Bakal Calon Kepala Desa dan Calon Kepala Desa harus mentaati semua ketentuan yang
telah dituangkan dalam Tata Tertib.Apabila terdapat calon kepala desa yang tidak
mentaati tatatertb maka akan dikenakan sanksi melalui musyawarah panitia dan BPD
sesuai point yang dilanggar.
BAB IX
PENETAPAN BAKAL CALON

Pasal 15
(1) Hasil penelitian terhadap berkas lamaran Bakal calon kepala Desa yang dinyatakan
memenuhi syarat sebagai Calon Kepala Desa dibuatkan berita acara yang ditanda
tangani oleh panitia pemilihan yang dalam hal ini adalah ketua, sekretaris dan seksi
pendaftaran dan penyaringan.
(2) Dalam penelitian berkas administrasi persyaratan yang mana dimaksud pada ayat (1)
Panitia dapat melakukan koordinasi, meminta keterangan dalam rangka membuktikan
keabsahan berkas- berkas bakal calon kepada pihak-pihak yang berwenang.
(3) Daftar pelamar yang memenuhi syarat sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan sebagai
Calon kepala desa yang berhak untuk mengikuti pemilihan dengan keputusan panitia
pemilihan.
(4) Panitia pemilihan mengumumkan daftar calon kepala desa yang berhak mengikuti
pemilihan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) kepada warga desa dengan
ditempel pada papan pengumuman di Balai Desa, dan tempat-tempat strategis lainnya.

BAB X
PENETAPAN CALON DAN
PENGUDIAN NOMOR URUT CALON KEPALA DESA

Pasal 16
(5) Penetapan calon Kepala Desa paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima)
orang calon.
(6) Apabila calon Kepala Desa tidak mencapai 2 (dua) orang dan telah melalui proses
perpanjangan pendaftaran, maka BPD menunda pelaksanaan lewat Musyawarah Desa
sampai dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD.
(7) Apabila bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang, maka panitia
mengadakan seleksi dalam bentuk ujian.
(8) Panitia menyiapkan soal ujian sebagaimana tersebut pada ayat (3), paling sedikit 50
(lima puluh) butir soal ujian setara Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau
sederajat untuk dikerjakan dan diselesaikan oleh bakal calon serta diumumkan hasilnya
oleh panitia pemilihan pada hari itu juga.
(9) Soal ujian sebagaimana dimaksud ayat (4) paling sedikit memuat: matematika,
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, bahasa Indonesia dan pengetahuan
umum/aktual berdasarkan pedoman dan standar yang ditetapkan oleh Bupati;
(10) Penetapan calon kepala desa ditetapkan berdasarkan perolehan nilai tertinggi nomor
urut 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), dalam perolehan nilai nomor 5 (lima) dan 6
(enam) mempunyai nilai yang sama, maka peringkat tersebut diadakan ujian ulang
sampai dengan adanya perolehan nilai tertinggi.

Pasal 17
(1) Sebelum pengundian nomor urut calon kepala desa, panitia menetapkan penggunaan
gambar atau foto yang akan digunakan pada surat suara dan kelengkapan pemilihan
lainnya.
(2) Penggunaan Foto yang dimaksud pada ayat (1), meliputi;
a. foto berwarna (sopan); dan
b. background sesuai keinginan calon Kepala Desa.
(3) Pengundian nomor urut calon kepala desa dilaksanakan 1 (satu) hari setelah penetapan
nama- nama calon kepala desa.
(4) Pengambilan nomor urut calon Kepala Desa, berdasarkan nomor urut pendaftaran.
(5) Surat suara dan kelengkapan pemilihan lainnya menggunakan foto calon kepala desa,
maka penggunaan nomor urut pada foto calon berdasarkan pengundian, nomor urut dan
nama calon yang telah ditetapkan dituangkan dalam berita acara desa oleh panitia;
(6) Panitia pemilihan mengumumkan melalui papan pengumuman dan tempat-tempat
strategis lainnya tentang nama calon dan nomor urut yang telah ditetapkan, Paling
lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal ditetapkan.

Pasal 18
(1) Pengundian nomor urut dihadiri oleh :
a. Calon Kepala Desa;
b. Kepala Desa / Pejabat Kepala Desa
c. Panitia pemilihan Kepala Desa
d. Anggota BPD
e. Unsur pemerintahan Desa
(2) Dalam hal terdapat unsur yang tidak hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam berita acara dan tidak membatalkan pengundian nomor urut.

BAB XI
KAMPANYE PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 19
(1) Kampanye Pilkades oleh calon Kepala Desa dilaksanakan tanggal 24 - 26 Februari 2023.
(2) Dalam kampanye calon kepala desa dilarang:
a. mempersoalkan dasar Negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau calon yang lain.
d. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat, mengganggu
keamanan, ketrentaman dan ketertiban umum.
e. mengancam untuk melalukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan
kepada seseorang, kelompok anggota masyarakat, dan/atau calon yang lain,
merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye calon.
f. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan,
menggunakan anggaran pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah daerah,
dan/atau pemerintah desa.
g. mengikutsertakan kepala desa, perangkat desa dan anggota badan permusyawaratan
desa.
h. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut calon lain selain gambar
dan/atau atribut calon yang bersangkutan.
i. melakukan pawai atau arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki atau
dengan kendaraan di jalan umum serta memberikan dan/atau menjanjikan akan
memberikan sesuatu, baik langsung maupun tidak langsung, dengan nama atau
dalih apapun dalam usaha untuk memenangkan dirinya dalam pilkades.

(3) PPS dapat menindak terhadap pelanggaran kampanye berdasarkan:


a. hasil pengamatan PPS selama para calon Kepala Desa melaksanakan kampanye
disertai bukti pelangaran; dan
b. hasil informasi dan atau pengaduan yang disertai bukti pelanggaran.
(4) Apabila calon yang sudah ditetapkan melanggar sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat 2
huruf a, b, c dan d maka diberi peringatan tertulis berupa surat teguran dari panitia
pemilihan ;
(5) Apabila calon yang sudah ditetapkan melanggar sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat 2
huruf e, f, g dan h maka akan diberikan sanksi dihentikan seluruh kegiatan kampanye;
dan atau
(6) Apabila calon yang sudah ditetapkan melanggar sebagaimana dimaksud pasal 19 ayat 2
huruf I akan dicabut/dihentikan/dibatalkan dari keikutsertaan calon Kepala Desa;
(7) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat visi dan misi bila terpilih
sebagai kepala desa yang dilakukan dengan cara:
a. pertemuan terbatas;
b. tatap muka;
c. dialog;
d. penyebaran alat peraga kampanye kepada umum;
e. memasang alat peraga di tempat kampanye dan ditempat lain yang ditentukan oleh
panitia pemilihan; dan/atau
f. kegiata lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(8) Visi sebagaiman dimaksud pada ayat (3) merupankan keinginan yang ingin diwujudkan
dalam jangka waktu masa jabatan kepala desa.
(9) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berisi program yang akan dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan visi.
(10) Dalam pelaksanaan kampanye, para calon kepala desa harus mengarah pada hal-hal
yang bersifat positif dan menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan
pelaksanaan pembangunan dengan cara membacakan program kerja calon kepala desa
ditempat yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan dan materi mengenai penanganan
Corona Virus Disease 2019 dan dampak sosial ekonomi di Desa

Pasal 20
(1) Calon Kepala Desa dapat melaksanakan perkenalan atau silaturahni kepada warga desa
selama masa pencalonan sepanjang tidak seperti kegiatan kampanye pemilihan.
(2) Perkenalan atau silaturahmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperbolehkan
memasang gambar Calon Kepala Desa, mengerahkan massa, orasi di tempat umum dan
kegiatan lain yang bersifat kampanye.
(3) Apabila Bakal Calon Kepala Desa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), diberikan peringatan dan atau pemberhentian kegiatan oleh Pejabat yang
berwenang.

Pasal 21
Masa tenang dalam pemilihan kepala desa adalah 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara.(Tanggal 5-7 Maret 2023).

BAB XII
PELAKSANAAN PEMILIHAN

Pasal 22
(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 08 Maret 2023.
(2) Panitia pemilihan memberitahukan Calon Tetap Kepala Desa Marga Sakti kepada
penduduk yang mempunyai hak pilih paling lambat H-1.
(3) Selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara panitia sudah
harus menyampaikan surat undangan kepada pemilih.
(4) Untuk menghindari kerumunan pada saat pemungutan suara jadwal pemungutan diatur
sesuai dengan wilayah pemilihan.
(5) Surat undangan yang dimaksud pada ayat (3) diberikan nomor urut pada daftar pemilih
yang sudah ditetapkan.
(6) Surat undangan wajib dibawa dan diserahkan oleh pemilih pada panitia pada saat akan
menggunakan hak pilihnya.
(7) Untuk membuktikan keabsahan pemilih pada saat akan menggunakan hak pilihnya
panitia mengadakan kroscek nama yang bersangkutan dengan nama di Daftar Pemilih
Tetap (DPT).
(8) Apabila surat undangan hilang, harus menunjukkan KTP/KK Asli dan menandatangani
berita acara.

Pasal 23
(1) Dalam kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 proses perhitungan suara
dilaksanakan secara bersamaan sesuai dengan masing-masing wilayah pemilihan dan
dihadiri oleh:
a. Calon Kepala Desa dan/atau saksi yang ditunjuk Calon Kepala Desa;
b. panitia pemilihan;
c. BPD yang terdiri dari ketua, wakil ketua dan anggota maksimal 3 (tiga) orang;
d. 1 (satu) orang perwakilan panitia pengawas tingkat kabupaten;
e. 1 (satu) orang perwakilan panitia pengawas tingkat kecamatan;
f. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau tim
dari satuan tugas penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa; dan
g. 1 (satu) orang perwakilan masing-masing dari Lembaga Kemasyarakatan Desa.
(2) Dalam hal terdapat unsur yang tidak hadir tidak membatalkan hasil penghitungan suara.
(3) Pada saat penghitungan suara, Calon Kepala Desa dapat meninggalkan tempat yang
telah disediakan oleh panitia pemilihan tanpa menggugurkan status yang bersangkutan
sebagai Calon Kepala Desa dan tetap bertanggungjawab terhadap proses pelaksanaan
Pilkades.

BAB XIII
PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA

Pasal 24
(1) Pemungutan suara dilaksanakan di Desa Marga Sakti Kecamatan Muara Kelingi
Kabupaten Musi Rawas.
(2) Jumlah bilik suara 6 (Enam) buah dengan 3 (Tiga) kotak suara.
(3) Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pada pukul 07.30 WlB (setelah situasi dan
kondisi memungkinkan) dan diakhiri pada pukul 13.00 WlB.
(4) Pelaksanaan perhitungan suara dimulai pada pukul 14.00 WIB sampai selesai
(5) Sebelum pemungutan suara dimulai Panitia Pemilihan membuka acara secara resmi, dan
membuka kotak suara, mengeluarkan dan meneliti isinya, selanjutnya memastikan
bahwa kotak suara dalam keadaan kosong, serta mengunci dan menyegelnya bersama
saksi-saksi calon.
(6) Setelah menerima kartu suara pemilih memeriksa/menelitinya, dan apabila terdapat
kerusakan, pemilih berhak meminta ganti surat suara kepada Panitia.
(7) Panitia Pemilihan hanya mengganti surat suara rusak sebanyak-banyaknya 1 (satu) kali.
(8) Pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya wajib membawa surat undangan untuk
ditukar dengan kartu suara.
(9) Pemberian suara untuk pemilihan dilakukan di dalam bilik suara yang disediakan
dengan mencoblos salah satu tanda gambar yang terdapat pada surat suara.
(10) Kartu suara yang telah dicoblos, dilipat kembali dan dimasukkan ke dalam kotak suara
oleh pemilih.
Pasal 25
(1) Suara dinyatakan sah apabila :

a. surat suara ditanda tangani oleh Ketua KPPS;


b. tanda coblos terdapat dalam satu kotak segi empat yang memuat gambar calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor urut,
foto dan nama calon yang telah ditentukan;
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat
yang memuat nomor urut, foto dan nama calon dan tidak mengenai kotak calon
lain;
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto,
dan nama calon;
f. menggunakan alat pencoblos surat suara yang telah disediakan;
g. lobang hasil pencoblosan lebih dari satu pada surat suara tapi tidak mengenai
pada kotak gambar calon lain; dan
h. pada surat suara tidak terdapat tulisan atau catatan lai

(2) Calon atau saksi calon Kepala Desa yang hadir dapat mengajukan keberatan
terhadap keputusan keabsahan tidaknya suara berdasarkan Peraturan Perundang
Undangan.
(3) Pengajuan keberatan terhadap keputusan sah tidaknya suara disertai alasan yang
diberitahukan kepada saksi calon Kepala Desa pada saat itu juga.
(4) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau tidak sahnya surat suara,
antara Panitia pemilihan dengan saksi calon, maka Ketua KPPS dan PPS
berkewajiban untuk menentukan keputusan dan keputusan tersebut bersifat mengikat
yang wajib dipatuhi semua calon.
Pasal 26
(1) Pemilih karena sakit, cacat badan, lanjut usia, jompo, tuna netra yang telah hadir namun
tidak mampu menggunakan hak pilihnya dapat dibantu Panitia yang ditunjuk oleh
pemilih.
(2) Panitia yang membantu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
merahasiakan pilihan pemilih.

Pasal 27
(1)Setiap pemilih yang datang ke TPS wajib membawa surat undangan dan bukti Indentitas
kependudukan yang di keluarkan oleh Dinas Dukcapil Kabupaten Musi Rawas.
(2)Dalam hal pemilih kehilangan surat undangan dan terdaftar dalam DPT, pemilih tetap
dapat menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan bukti Indentitas
kependudukan yang di keluarkan oleh Dinas Dukcapil Kabupaten Musi Rawas.
(3)Dalam hal pemilih yang belum terdaftar di DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) tetap dapat menggunakan hak pilihnya dengan menunjukan Indentitas
kependudukan yang di keluarkan oleh Dinas Dukcapil Kabupaten Musi Rawas dengan
syarat telah berdomisili di Desa tersebut minimal 6 (enam) bulan.
(4)Pemilih yang kehilangan surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus
melapor kepada Panitia pemilihan.
(5)Bukti indentitas kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu Kartu Tanda
Penduduk atau akta kelahiran atau kartu keluarga.

Pasal 28
(1) KPPS melaksanakan penghitungan suara disaksikan Calon Kepala Desa dan/atau
saksi Calon Kepala Desa setelah pemungutan suara berakhir.
(2) KPPS meneliti persiapan penghitungan suara.
(3) Sebelum penghitungan suara dimulai KPPS menyiapkan Berita Acara Penghitungan
Suara yang akan ditanda tangani KPPS TPS, Calon Kepala Desa dan/atau Saksi
Calon Kepala Desa.
(4) KPPS mencatat hasil penghitungan suara pada catatan penghitungan suara.
(5) Hasil penghitungan suara diumumkan oleh Ketua KPPS kepada Calon Kepala
Desa dan/atau Saksi Calon Kepala Desa dan pemilih;
(6) Hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dituangkan dalam Berita
Acara sekurang-kurangnya Penghitungan Suara yang ditandatangani Ketua KPPS 2
(dua) orang KPPS dan dapat ditandatangani oleh Calon Kepala Desa dan/atau Saksi
Calon Kepala Desa.
(7) Berita acara penghitungan suara disampaikan oleh KPPS kepada PPS guna
ditetapkan dan disampaikan kepada BPD.
(8) Keputusan BPD disampaikan kepada Camat untuk ditetapkan dan disahkan pada
tingkat Kecamatan.
(9) Camat menyampaikan hasil pemungutan pemilihan Kepala Desa kepada Bupati
untuk disahkan menjadi Kepala Desa.
(10) PPS/BPD/Camat yang tidak bersedia membuat penetapan pemenang dikenakan
sanksi administratif.
(11) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dapat berupa pemberhentian
dari jabatan dan/atau tidak dapat menjadi panitia/petugas dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintahan.

Pasal 29
Setelah acara pemungutan suara selesai Panitia berkewajiban untuk:
(1) Membuka kotak suara dan menghitung surat suara yang masuk.
(2) Melaksanakan penghitungan suara dan mengumumkan hasilnya.
(3) Menandatangani berita acara bersama calon dan saksi.

Pasal 30
(1) Calon yang mendapat suara terbanyak ditetapkan sebagai calon Kepala Desa terpilih.
(2) Dalam hal Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak/sama lebih dari 1
(satu) calon,maka akan dilakukan pemilihan ulang.
(3) Panitia wajib melaporkan hasil pemilihan pada BPD pada hari itu juga.
(4) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
keputusan BPD berdasarkan laporan dan berita acara hasil perhitungan suara.
(5) Calon Kepala Desa terpilih dilaporkan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat untuk
mendapatkan keputusan Bupati tentang pengesahan Kepala Desa terpilih.
BAB
XIV
SAKSI
Pasal 31

(1) Seseorang dapat menjadi saksi apabila:


a. berusia sekurang-kurangnya 20 tahun dan setinggi-tingginya 50 tahun dengan
dibuktikan KTP atau akta kelahiran;
b. menunjukkan surat mandat dari salah satu calon Kepala Desa yang dibubuhi
dengan meterai 10.000;
c. setiap calon menunjuk 1 (Satu) Saksi Di Tiap-tiap TPS;
(2) Saksi wajib mengikuti proses awal pemungutan sampai perhitungan suara selesai.
(3) Saksi wajib menjaga kelancaran dan ketertiban proses pemungutan suara dan
perhitungan suara.
(4) Apabila saksi tidak dapat memenuhi/melanggar peraturan sebagai mana pada ayat (1),
(2), (3) maka saksi dinyatakan gugur.
BAB XV
BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 32

(1) Biaya pemilihan kepala desa Marga Sakti dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja daerah Kabupaten Musi Rawas dan/atau Anggaran pendapatan dan belanja desa
Marga Sakti secara proposional.
(2) Kekurangan biaya anggaran yang di maksud dalam pasal (1) di bebankan kepada calon
Kepala Desa.
(3) Apabila terjadi pemilihan ulang maka biaya pemilihan akan dimusyawarahkan
panitia,BPD dan calon yang akan mengikuti pemilihan ulang ( hasil suara terbanyak
draw).

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33

(1) Apabila ada kekeliruan dalam Tata Tertib ini akan ditinjau kembali.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur lebih lanjut dengan
mengacu Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa
Sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali Terakhir Dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Musi Rawas Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas No 12 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa,
Perlu Dibuat Mekanisme Pemilihan Kepala Desa.
Pasal 34
Tata Tertib pemilihan Kepala desa Marga Sakti Kecamatan Muara Kelingi Kabupaten Musi
Rawas berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Marga Sakti


Pada tanggal, : 19 Desember 2022
Disetujui oleh, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA
Badan Permusyawaratan Desa KETUA,
KETUA

YAHYADI DWI AGUS SANTOSO. S.Pd

Anda mungkin juga menyukai