Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR PENGAJARAN REMEDIAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah Bimbingan dan Konseling

disusun oleh :
AI KAMILAH (2108200035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
BANDUNG
2021
1. Konsep Dasar Pengajaran Remedial (Remedial Teaching)
Makmun (2007:342-343) menjelaskan secara metodologis, dapat juga
dikatakan bahwa penanganan kasus kesulitan belajar – mengajar itu mungkin dapat
dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial (remedial teaching), bimbingan
dan konseling (guidance and counselling) psikoterapi (psychoterapy) dan/atau
pendekatan lainnya. Pendekatan yang seyogianya dikuasai atau setidak-tidaknya
dikenal oleh para guru pada umumnya dan guru bidang studi pada khususnya ialah
apa yang disebut pengajaran remedial. Sedangkan kalau guru tersebut bertugas
sebagai wali kelas atau petugas bimbingan, seyogianya minimal menguasai atau
setidak-tidaknya mengenal prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling.
Secara esensial, Proses Pengajaran Remedial (PPR) pada hakikatnya serupa
dengan Proses Belajar-Mengajar (PBM) biasa. Perbedaannya terutama terletak pada
dua masalah berikut ini.
a. Tujuannya lebih diarahkan kepada peningkatan (improvement) prestasi (baik
kualifikasi maupun kuantitatif) dari prestasi yang telah atau mungkin optimal
dapat dicapai kalau menggunakan PBM biasa sehingga sekurang-kurangya
dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang dapat diterima (minimun
acceptable performance); dan atau peningkatan kemampuan penyesuaian
kembali (readjustment), baik terhadap dirinya maupun lingkungannya.
b. Fungsi Remedial
1. Fungsi Korektif

Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui


pengajaran remedial dapat diadakan pembentukan atau perbaikan
terhadap sesuatu yang dianggap masih belum mencapai apa yang
diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Hal-hal yang
diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial antara lain :

 Perumusan tujuan
 Penggunaan metode mengajar
 Cara-cara belajar
 Evaluasi
 Segi-segi pribadi murid
Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi
belajar murid beserta faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.

2. Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid
untuk menyesuaian dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid
dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan pribadinya
sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi belajar
yang lebih baik. Tuntutan belajar yang diberikan murid telah
disesuaikan dengan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga
murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar
3. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan
guru, murid dan pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik terhadap pribadi murid. Demikian pula murid diharapkan
dapat lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru
dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi
murid
4. Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat
memperkaya proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak
disampaikan dalam pengajaran reguler, dapat diperoelh melalui
pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah dalam segi metode dan
alat yang dipergunakan adalam pengajaran remedial. Dengan demikian
diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih luas
dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.
5. Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat
meyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid
yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Penyembuhan
kondisi kepribadian dapat menunjang  pencapaian prestasi belajar,
demikian pada sebaliknya.
6. Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat
proses belajar baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid
yang tergolong lambat dalam belajar dapat dibantu lebih cepat proses
belajarnya melalui pengajaran remedial.
Kelompok siswa yang masuk dalam pembelajaran remedial, yaitu : (a)
kemampuan mengingat relatif kurang; (b) perhatian yang sangat
kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain disekitarnya
pada saat belajar; (c) secara relatif lemah kemampuan memahami
secara menyeluruh (d) kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar
(e) kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya; (f)
lemah dalam kemampuan pemecahan masalah; (g) sering gagal dalam
menyimak suatu gagasan dari suatu informasi; (h) mengalami kesulitan
dalam memahami suatu konsep yang abstrak; (i) gagal
menghubungkan suatu konsep lainnya yang relevan; (j) memerlukan
waktu relatif lama dari pada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-
tugas (Kunandar, 2008)

c. Strategi pendekatan (termasuk pula metode/teknik, materi/program,


bentuk/jenis tugas dan sebagainya) lebih menekankan penyesuaian terhadap
keragaman kondisi objektif (kapasitas umum/khusus, motivasi/minat/n-
Ach/aspirasi, penguasaan pengetahuan/keterampilan prasyarat,
sikap/kebiasaan, kematangan/kesiapan, dan sebagainya) yang dapat dipandang
sebagai remodulasi atau modifikasi (repitisi, akselerasi, pengayaan,
substitusi/alternatif) dari PBM yang biasa (konvensiaonal klasikal).

Dengan memperhatikan dua karakteristik esensial tersebut, pengajaran


remedial dapat kita definisikan sebagai upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/kerja
sama dengan ahli/pihak lain) untuk menciptakan suatu situasi (kembali/baru/berbeda
dari yang biasa) yang memungkinkan individu atau kelompok siswa (dengan
karakteristik) tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya (meningkatkan prestasi,
penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui proses interaksi yang
berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi dan terkontrol dengan lebih
memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan
atau kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan
lingkungannya.

2. Prosedur Pengajaran Remedial dengan Beberapa Asumsi yang Mendasarinya


a. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan utama
dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan
rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar. Secara skematik, prosedur remedial tersebut dapat di jelaskan oleh
langkah-langkah berikut.
1) Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya
Langkah ini merupakan tahapan paling fundamental dalam
pengajaran remedial karena merupakan landasan pangkal tolok ukur
langkah – langkah kegiatan berikutnya.
Sasaran pokok langkah ini ialah:
a) Diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai
karakteristik kasus berikut permasalahannya;
b) Diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai
fasibilitas alternatif tindakan remedial yang direkomendasikan.
2) Menentukan alternatif pilihan tindakan
Langkah ini merupakan lanjutan logis dari langkah pertama.
Dari hasil penelaahan yang kita lakukan pada langkah pertama itu akan
diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok, yaitu :
a) Karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum, dapat
dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan di bawah
ini:
(1) Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan hanya
memiliki kesulitan dalam menemukan dan
mengembangkan pola strategi/metode/teknik belajar
yang lebih sesuai, efektif, efisien; atau
(2) Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan di samping
memiliki kesulitan dalam menemukan dan
mengembangkan pola strategi/metode/teknik belajar
yang sesuai, efektif, efisien itu, juga dihadapkan pada
hambatan-hambatan ego-emo-sional, potensial-
fungsional, sosial-psikologis dalam penyesuaian dengan
dirinya dan lingkungannya; atau
(3) Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan telah
memiliki kecenderungan ke arah kemampuan
menemukan dan mengembangkan pola
strategi/metode/teknik belajar yang sesuai, efektif,
efisien, namun terhambat oleh kondisi ego-emosional,
sosial-psikologis dan faktor instrumental-environmental
lainnya.
b) Alternatif pemecahannya, mungkin lebih strategis kalau:
(1) Langsung kepada langkah ke empat (pelaksanaan
pengajaran remedial), misalnya kalau kasusnya
termasuk kategori yang pertama; atau
(2) Harus menempuh dahulu langkah ketiga (layanan
BK/psikoterapi) sebelum lanjut ke langkah ke-4, kalau
misalnya kasusnya termasuk kategori kedua atau ketiga.
Dengan demikian, sasaran pokok kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini ialah membuat keputusan pilihan alternatif mana yang
ditempuh berdasarkan pertimbangan rasional yang saksama.
Sebagai dasar pertimbangan yang fundamental dalam proses
pengambilan keputasn ini, antara lain beberapa prinsip berikut.
a) Efektivitas, dalam arti lebih ampuh untuk menjamin tercapainya
tujuan pengajaran remedial yang diharapkan.
b) Efisiensi, dalam arti memerlukan usaha dan pengorbanan serta
fasilitas seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan
seoptimal mungkin.
c) Keserasian, dalam arti kesesuaian dengan:
 Jenis karakteristik, intensitas, dan latar belakang
permasalahannya. Dll.
3) Layanan bimbingan dan konseling
Langkah ini pada dasarnya bersifat pilihan bersyarat (optional
and condition) ditinjau dari kerangka keseluruhan prosedur pengajaran
remedial. Dalam menghadapi kasus tipe kedua dan ketiga (lihat
paragraf pertama) kecil kemungkinannya langsung kepada langkah ke
ke-4, tanpa terlebih dahulu menempuh langkah ketiga yang merupakan
pra kondisinya.
Oleh karena itu, sasaran pokok yang hendak dituju oleh layanan
ini ialah terciptanya kesehatan mental kasus (mental health), dalam arti
ia terbatas dari hambatan dan ketegangan batinnya untuk kemudian
siap sedia kembali melakukan kegiatan belajar secara wajar dan
realistis.
4) Melaksanakan pengajaran remedial
Dengan terciptanya prakondisi seperti digambarkan dalam
paragraf diatas (bagi kasus tertentu), langkah keempat yaitu
pelaksanaan pengajaran remedial barulah dipandang tepat.
Seperti dijelaskan terdahulu, sasaran pokok dari setiap
pengajaran remedial ini ialah tercapainya peningkatan prestasi dan atau
kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
ditetapkan.
5) Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
Dengan selesainya dilakukan pengajaran remedial, seyogianya
dideteksi ada tidaknya perubahan pada diri kasus. Oleh karena itu perlu
diadakan pengukuran kembali.
Hasil pengukuran ini akan memberikan informasi seberapa jauh
atau seberapa besar perubahan telah terjadi, baik dalam arti kuantitatif
maupun kualitatif.
6) Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik
Pada akhirnya, hasil pengukuran (langkah ke-5) harus
ditafsirkan dan ditimbang kembali dengan mempergunakan cara dan
kriteria untuk PBM pertama.

7) Remedial pengayaan dan atau pengukuran (tambahan)


Seperti halnya langkah ketiga, langkah ini pun bersifat pilihan
(optional) yang kondisional. Sasaran pokok langkah ini ialah agar hasil
remedial itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan (enrich-ment)
dan pengukuhan (reinforcement) ini.
3. Beberapa Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
a. Strategi Dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat Kuratif
Tindakan pengajaran remedial dikatan bersifat kuratif kalau dilakukan
setelah program PBM utama selesai dilselenggarakan. Tindakan ini didasarkan
kenyataan empirik bahwa ada seseorang atau sejumlah orang atau bahkan
mungkin sebagian besar atau seluruh anggota kelas/kelompok belajar dapat
dipandang tidak mampu menyelesaikan program PBM secera sempurna,
sesuai kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
b. Strategi Dan Teknik Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan preventif ditujukan kepada siswa tertentu yang
berdasarkan data/informasi yang ada dapat diantisipasikan atau diprediksikan
atau setidak-tidaknya patut diduga akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya.
c. Strategi Dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat
Pengembangan (Development)
Poendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari during-
teaching diagnostic atau upaya diagnostik yang dilakukan guru selama
berlangsungnya program PBM. Sasaran pokok strategi pendekatan ini ialah
agar siswa dapat segera mengatasi hambatan – hambatan atau kesulitan –
kesulitan yang mungkin dialaminya selama melaksanakan kegiatan PBM.
4. Evaluasi Pengaran Remedial
a. Tujuan Evaluasi
Para guru seyogianya mempunyai kemampuan melakukan pilihan
model mana yang dipandang paling cocok baginnya.
Suatu pilihan rasional, mau tidak mau melibatkan suatu tindakan
penilaian (evaluasi). Setiap tindakan evaluasi sudah lazim memerlukan adanya
suatu perangkat kriteria atau tolok ukur sebagai pegangan, suatu cara atau
teknik pengumpulan dan pengolahan data informasi untuk menunjukan
gambaran seberapa sejauh objek yang dievaluasi itu memadai atau tidaknya
sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Perangkat Kriteria Kebaikan Suatu Model Strategi Dan/Atau Teknik
Pendekatan Pengajaran Remedial
Secara esensial kriteria pilihan alternatif model pendekatan ini sebenarnya
serupa dengan kriteria pilihan alternatif tindakan seperti dikemukakan dalam
paragram sebelumnya, yang berorientasi kepada tiga prinsip, yaitu: keserasian
(appropriate-ness), ke efektifan (effectiveness), dan kelancaran (efficiency).
5. Perangkat Kriteria Kebaikan Suatu Model Strategi
Secara tentatif dapat kita formulasikan bahwa sesuatu model strategi dan atau teknik
pendekatan pengajaran remedial dapat dipandang baik kalau terdapat indikator yang
didukung oleh data/informasi yang memadai bahwa model itu:
• Serasi dengan tujuan (pemecahan permasalahan)
• Efektif yang ditujukan oleh adanya peningkatan prestasi belajar dan/atau kemampuan
penyesuaian diri pada siswa sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan.
• Efisien yang didukung oleh minimalnya waktu yang digunakan untuk mencapai
peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian siswa tersebut.
Ada dua cara yang fisibel untuk mendeteksi seberapa jauh taraf keserasian model
yang kita evaluasi itu, yaitu kita kembangkan dalam :
1. Bentuk pertanyaan pada setiap aspek yang dinilai atau;
2. Kita kembangkan dalam bentuk atau format skala penilaian ataudaftar cek.

DAFTAR PUSTAKA
Makmun, Abin S. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai