ACUAN
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
PUSKESMAS BANDONGAN
TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Permenkes nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
ditujukan untuk seluruh fasilitas kesehatan baik FKTP maupun untuk
rumah sakit, tanpa kecuali milik pemerintah maupun swasta.
Pada Pasal 3 ayat (4) Permenkes 27 tahun 2017 tersebut,
menyebutkan bahwa Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mencakup
infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) dan infeksi yang bersumber
dari masyarakat. Penjelasan tentang PPI terkait HAIs cukup detail,
dengan asumsi penerapan PPI berlaku sama baik untuk FKTP maupun
rumah sakit. Sementara itu, PPI yang bersumber dari masyarakat
belum diatur secara jelas baik bentuk program maupun kegiatannya.
Meskipun penerapan PPI di fasiltas pelayanan kesehatan berlaku
sama, namun karena adanya perbedaan ketersediaan sumber daya
manusia, kompetensi dan kewenangan, ketersediaan alat kesehatan,
sarana, prasarana, pembiayaan, lingkungan, sasaran maupun
pelaksanaan kegiatan maka penatalaksanaannya perlu penyesuaian.
Kemkes kemudian mengeluarkan Pedoman Teknis Penerapan PPI di
FKTP tahun 2020, agar dapat menjadi acuan bagi FKTP, khususnya
Puskesmas dalam menyusun perencanaan dan pelayanan PPI.
Atas berbagai pertimbangan tersebut maka Puskesmas Bandongan
telah menyusun Kerangka Acuan PPI ini sebagai dasar dalam
memberikan pelayanan baik dalam fasilitas kesehatan maupun
pelayanan yang diluar faskes agar sesuai dengan standar PPI
dimaksud.
B. Analisis Masalah PPI di Puskesmas Bandongan
Pola penyakit dari kunjungan pasien yang datang di fasilitas
kesehatan Puskesmas Bandongan dapat dilihat dengan melihat
Penyakit terbesar yang ditemukan. Penyakit terbesar yang ditemukan
ini dapat dipergunakan untuk merencanaan usulan pengadaan obat
yang dibutuhkan Puskesmas Bandongan dalam memberikan pelayanan
pengobatan, serta perencanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat
promotif dan preventif terhadap penyakit-penyakit terbesar yang
ditemukan.
Data sepuluh penyakit terbesar yang ditemukan Puskesmas
Bandongan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Kasus KLB COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Bandongan pada tahun 2021
mengalami peningkatan kasus. Table 3.5 Kasus “Terkonfirmasi positif COVID-19”
tertinggi dari desa Bandongan sebanyak 129 kasus konfirmasi, selanjutnya dari desa
Trasan 85 kasus dan Sidorejo 69 kasus. Kasus “Terkonfirmasi positif COVID-19”
terendah dari Desa Sukosari dan Ngepanrejo.
Data kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Bandongan pada tahun 2021
mengalami peningkatan yang tadinya terdapat 1 kasus di tahun 2020 menjadi 2
kasus di tahun 2021.Langkah awal kami sebagai fasilitas kesehatan dalam
menindaklanjuti peningkatan kasus DBD yaitu dengan kegiatan promotif dengan
mengadakan penyuluhan ke desa desa agar masyarakat lebih gencar lagi dalam
cegah DBD dengan gerakan 3M Plus.
Untuk lingkungan dalam gedung, pelayanan atau tindakan yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi, antara lain:
1. Tindakan medis/invasif sederhana biasa dilakukan kepada pasien sebagai
salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang tentunya akan berisiko
terjadinya infeksi jika standar prosedur pelayanan kesehatan diabaikan
2. Beberapa kasus infeksi dapat ditularkan dari pasien ke pasien atau dari
petugas ke pasien atau sebaliknya pada saat pelayanan umum berjalan,
seperti pada antrian yang panjang karena menunggu pelayanan atau pada
saat tindakan pelayanan persalinan serta tindakan medis sederhana
lainnya.
C. Tujuan
Tersusunnya kerangka acuan PPI sebagai acuan bagi seluruh petugas baik
dalam menyusun kegiatan, memberikan pelayanan, melakukan monitoring dan
evaluasi agar pelayanan yang diberikan memenuhi standar mutu dan prinsif
pelayanan sesuai dengan standar PPI.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Kerangka Acuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTP
ini mencakup penerapannya di dalam fasilitas kesehatan maupun pelayanan diluar
fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring
Program PPI
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Program kerja merupakan sebuah rencana kerja yang disusun berdasarkan
kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai, di dalam program kerja ini PPI
mencanangkan beberapa kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah dijabarkan di atas. Adapun kegiatan PPI adalah sebagai berikut :
tubuh
d. Setelah kontak
dengan pasien
e. Setelah kontak
dengan area
sekitar pasien
4.2 Penggunaan alat 1. Penyediaan APD
pelindung diri (APD)
Sarung tangan
Masker
Penutup kepala
Apron
Kacamata
Sepatu tertutup
Sterilisasi / autoclave
Penyimpanan
Pemantauan
pengelolaan
dekontaminasi dan
sterilisasi
alat kesehatan
4.6 Infeksi nosokomial Identifikasi infeksi
nosokomial
yang terjadi di puskesmas
dan tindak lanjutnya
4.7 Kesehatan karyawan Investigasi dan menindak
lanjuti petugas yang
terpapar infeksi
Imunisasi karyawan
Kewaspadaan tranmisi : Pengunjung cuci tangan
5 5.1 Kewaspadaan transmisi Petugas cuci tangan
kontak
5.2 kewaspadaan transmisi Memakai masker
droplet
5.3 Kewaspadaan transmisi Pemisahan alur infeksius
udara (airbone)
6. Penerapan Bundle HAis Membuat bundle HAis
Sosialisasi bundle HAis
7. Penerapan PPI pada alat Membuat panduan PPI pada
kesehatan pemberian oxigenisasi,
inhalasi
Sosialisasi panduan PPI pada
pemberian oxigenisasi,
inhalasi
8. Survailans HAis Mencatat setiap kasus dugaan
HAis akibat tindakan bedah
minor di poli umum,
pencabutan gigi, implant, KIPI
pasca imunisasi , penjahitan
perineum.
9. Audit pencegahan infeksi Melakukan audit pencegahan
nosokomial infeksi nosokomial,
diantaranya :
1. Kepatuhan cuci tangan
2. Kepatuhan penggunaan
APD
Pendidikan dan pelatihan Pelatihan PPI tiap 3 bulan
10. tentang PPI sekali
Pelatihan cuci tangan Orientasi tentang PPI
setiap karyawan yang
Pelatihan pemakaian
baru di Puskesmas
APD
Ngadi
Pelatihan etika batuk
Pembuatan banner /
Pelatihan poster di lingkungan
dekontaminasi Puskesmas Ngadi
dan sterilisasi alat
kesehatan
2. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Rapat rutin Komite PPI setiap bulan di hari Kamis di minggu pertama
8. Monitoring rutin ( membuat laporan setiap bulan dan dievaluasi setiap 3 bulan )
F. SASARAN/TARGET YANG INGIN DICAPAI
1. Terpenuhinya sarana prasarana pelayanan untuk Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Bandongan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan dan patient safety
2. Terlaksananya kegiatan pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang
multidisiplin antar profesi dan bekerja secara interdisiplin.
G. JADWAL KEGIATAN
2023
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim PPI dan SK
Tim PPI
2. Rapat Tim PPI
3. Sosialisasi Pentalaksanaan
Linen
5. Sosialisasi Pengelolaan
Limbah/Sampah
6. Sosialisasi Etika Batuk
kepada petugas dan pasien
7. Penyuluhan Hand Hygiene
untuk petugas
8. Penyuluhan Hand Hygiene
untuk pengunjung
9. Sosalisasi Pemakaian Alat
Perlindungan Diri (APD)
10. Sosialisasi Dekontaminasi
perawatan peralatan pasien
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan kegiatan
4. Lampiran
I. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb:
1. Biaya peningkatan kualitas SDM PPI, Perawat dan tim yang terlibat
dalam pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
2. Biaya persiapan sarana prasarana lainnya.
3. Anggaran biaya tersebut diupayakan dapat diperoleh dari dana
operasional puskesmas melalui APBD dan dana JKN.
J. PENUTUP
Dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran dan biaya serta
manfaatnya bagi puskesmas maka kegiatan ini diharapkan dapat terlaksana
sesuai yang diharapkan.
JADWAL KEGATAN DAN PEMBAGIAN JOB DISK
2023
No Kegiatan Petugas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim Seluruh
PPI dan SK Tim anggota Tim
PPI PPI
2. Rapat Tim PPI Seluruh
anggota Tim
PPI
3. Sosialisasi
Pentalaksanaan
Linen
4.Penataan
penempatan
pasien
5. Sosialisasi
Pengelolaan
Limbah/Sampah
6. Sosialisasi Etika
Batuk kepada
petugas dan
pasien
7. Penyuluhan Hand
Hygiene untuk
petugas
8. Penyuluhan Hand
Hygiene untuk
pengunjung
9. Sosalisasi
Pemakaian Alat
Perlindungan Diri
(APD)
10. Sosialisasi
Dekontaminasi
perawatan
peralatan pasien
11.
Sosialisasi tentang
kebersihan
lingkungan
12.
Pelaksanaan
Perlindungan
Kesehatan Petugas
13.
Sosialisasi prosedur
penyuntikan yang
aman dengan no
recapping serta
menerapkan
aseptic technique
14. Laporan dan
Evaluasi Kegiatan