tinggal di Kerajaan Antah Berantah. Mereka seringkali dihina oleh penduduk desa. Lalu suatu hari Sang istri menginginkan buah mempelam kepada raja. Awalnya si suami enggan, tapi melihat istrinya, ia memberanikan diri menghadap raja. Tak disangka, Sang Maharaja Indra Dewa bermurah hati dan memberikan buah mempelam tersebut dan buah lainnya.
Selang waktu berjalan, istrinya pun melahirkan anak
laki-laki diberi nama Marakermah. Lalu ketika Si Miskin sedang menggali tanah, ia menemukan mahkota emas. Dengan kehendak Mahakuasa, terciptalah sebuah kerajaan lengkap dengan rakyat, pegawai, dan sebagainya di tempat itu. Si Miskin pun menjadi raja dengan nama Maharaja Indra Angkasa dan permaisurinya yaitu istrinya bernama Ratna Dewi. Begitulah kerajaan Puspa Sari berdiri. Mereka pun dikaruniai satu anak lagi bernama Nila Kesuma.
Kerajaan tersebut menjadi kerajaan yang makmur
dan sentosa. Namun, Maharaja Indra Dewa menjadi iri hati. Ia mengumpulkan seluruh ahli nujum untuk sepakat memberi tahu keberuntungan dua anak Maharaja Indra Angkasa, yaitu Marakermah dan Nila Kesuma.
Lalu, seluruh ahli nujum pun mengatakan bahwa
kedua anak raja tersebut tidak membawa keberuntungan. Maharaja Indra Angkasa pun ingin membunuh kedua anaknya, namun dilarang oleh permaisuri. Ia menangis tersedu-sedu agar anaknya tak dibunuh. Alhasil, kedua anaknya diasingkan dan diusir dari kerajaan demi kerajaan mereka tetap utuh dan makmur. Maharaja Indra Angkasa tidak sadar bahwa telah ditipu oleh ahli nujum yang bersepakat dengan Maharaja Indra Dewa. Kedua anaknya telah diusir dan mengembara. Lalu, Kerajaan Puspa Sari pun habis terbakar dan semuanya telah musnah. Maharaja Indra Angkasa pun menjadi miskin kembali dan menyesali perbuatannya.