Anda di halaman 1dari 2

yat Si misk

ika in
H

FANINDA AYU
DESTIANI
11
X.2
Si Miskin
Pada zaman dahulu, hiduplah Raja Keindraan beserta istrinya yang
jatuh miskin, melarat dan terlantar karena terkena kutukan dari Batara
Indra. Untuk bertahan hidup, suami-istri itu terpaksa makan makanan
dari sisa-sisa yang ada di tempat sampah, di suatu kampung yang
kejam, setiap hari. Penduduk setempat melempari mereka berdua
dengan hinaan, pukulan, dan tak sudi membiarkannya tinggal di
kampung itu. Perlakukan tersebut membuat si Miskin merasa sedih
sehingga tidak berani masuk kampung lagi lantaran takut dipukuli dan
dilempari batu. Suatu hari, tibalah masa kehamilan sang istri. Ketika
usia kandungan menginjak tiga bulan, dia mengidam buah mempelam
dan nangka, yang tumbuh di halaman istana raja yang jauh di sana.
Akan tetapi, ternyata Maharaja Indra Dewa sangat baik hati, ia
memberikan buah yang diminta. Rakyat di kerajaan tersebut juga
memberikan bantuan berupa makanan, pakaian, beras, dan perkakas
lainnya. Setelah beberapa bulan, istri si Miskin melahirkan seorang
putra yang sangat tampan. Anak itu diberi nama Markamah yang
artinya 'anak dalam kesukaran'. Bersamaan dengan kelahiran anaknya,
mereka mulai mencari tempat tinggal. Karena itu, sang suami menggali
tanah di suatu area demi membangun "rumah". Tak disangka, saat
menggali tanah untuk memancangkan tiang atap, si Miskin menemukan
segepok emas yang terpendam. Mereka pun memanfaatkan emas
tersebut untuk memperbaiki derajat kehidupannya. Dengan berkat
Allah, mereka membangun kerajaan mereka sendiri, Puspa Sari. Si
Miskin pun menjadi raja yang arif dan perkasa dengan nama Maharaja
Indra Angkasa. Istrinya bernama Ratna Dewi. Kerajaan itu pun semakin
terkenal, tetapi Maharaja Indra Dewa dari Antah Berantah merasa iri.
Pada saat itu, tersebar kabar bahwa Maharaja Indra Angkasa mencari
peramal untuk mengetahui keberuntungan kedua anaknya kelak, yakni
Markamah dan tuan putri Nila Kesuma. Kesempatan tersebut
digunakan Maharaja Indra Dewa. Semua peramal dikumpulkannya dan
dihasutnya supaya mengatakan kepada Indra Angkasa bahwa
Makramah dan Nila Kesuma akan mendatangkan malapetaka terhadap
kerajaan Puspa Sari. Semua peramal pun menyetujui perintah Maharaja
Indra Dewa untuk memfitnah kedua anak Maharaja Indra Angkasa.
Setelah mendengar kata-kata dari peramal, Maharaja Indra Angkasa
yang merasa murka memutuskan untuk membuang kedua anaknya.
Mereka pun pergi tanpa tujuan yang pasti. Setelah kepergian kedua
anaknya, Kerajaan Puspa Sari terbakar dan rakyatnya terpecah belah.
Akhirnya, si Miskin dan istrinya menyadari bahwa mereka telah menjadi
korban fitnah para peramal yang menyebabkan kehancuran Kerajaan
Puspa Sari.

Anda mungkin juga menyukai