SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Oleh :
Lala Liesmayanti Solihat
NIM. 031411031
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :
Gambaran Kesesuaian Penerapan Permit to Work System Pada Plant
Fibers PT.Asia Pacific Fibers, Tbk.
Adalah benar – benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
dari skripsi orang lain. Apabila pada kemudian hari pernyataan saya tidak
benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut
predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).
i
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
NIM : 031411031
Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dibuat di Jakarta
Pada Juni 2018
Yang menyatakan :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji II
Pembimbing
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2002 – 2008 : SD Negeri Pancakarya 1 Karawang
2. Tahun 2008 – 2011 : SMP Negeri 1 Tempuran Karawang
3. Tahun 2011 – 2014 : SMA Negeri 1 Tempuran Karawang
4. Tahun 2014 – 2018 : STIKes Binawan Jakarta
iv
KATA PENGANTAR
1. Kedua orangtuaku yang selalu saya sayangi dan saya cintai dan tak
pernah lelah selalu memberikan motivasi, semangat dan
dukungannya.
2. Bapak Dr. M. Toris., MPH., SpKL., selaku Kepala Program Studi K3
STIKes Binawan.
3. Ibu Yunita Sari Purba, SST.K3, MA selaku pembimbing akademik.
4. Bapak Thomas Silahoy, selaku pembimbing lapangan dan staff HSE
PT. Asia Pacific Fibers, Tbk.
5. Seluruh dosen, staff dan karyawan STIKes Binawan yang telah
memberikan ilmu, wawasan dan pengalaman kepada penulis
selama ini.
6. Dan seluruh rekan-rekan K3 STIKes Binawan angkatan 2014.
7. Untuk grup bimbingan Ibu Yunita Sari Purba, SST.K3, MA yang
sudah berjuang bersama untuk menyelesaikan penelitian ini.
v
penulisannya. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi penulisan selanjutnya yang lebih baik.Semoga skripsi ini
menjadi tulisan yang bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan siapapun yang membaca.
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRAC
viii
ix
DAFTAR ISI
ix
2.1.1 Manusia .............................................................................. 6
2.1.3 Material............................................................................... 6
2.2.4.1 Bising...................................................................... 9
x
2.4.2 Persyaratan Identifikasi Bahaya ......................................... 14
xi
3.4 Definisi Operasional ........................................................................... 25
xii
4.1.6.2 Tabel 3. Bahaya Yang Mungkin Timbul .................. 33
LAMPIRAN .............................................................................................. 50
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah cair merupakan air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil
dari berbagai kegiatan produksi. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan
air limbah industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara.
1.2. Tujuan
1
Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses
pengolahan air limbah dan mengembangkan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk mencegah terjadinya kerusakaan lingkunagn di PT
Asia Pacific Fibers, Tbk.
2
Perkasa telah berkomitmen untuk berdiri sendiri (terlepas dari texmaco
group) dan memutuskan untuk berganti nama menjadi PT. Asia
Pacific Fibers, Tbk efektif sejak November 2009. Nama perusahaan ini sesuai
dengan persetujuan dari BKPM dan Menteri Hukum dan HAM – RI dengan
tujuan untuk mencerminkan posisi perusahaan pada pasar global.
Produk yang dihasilkan PT. Asia Pacific Fibers, Tbk saat ini meliputi
purified Terephthalic Acid (PTA), polyester chips, staple fibers, filament yarn
dan performance fabrics. Hasil produk PT. Asia Pacific Fibers, Tbk
dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. PT. Asia Pacific
Fibers, Tbk terletak di Karawang dan Semarang dengan konsentrasi
pembuatan produk yang berbeda.
3
3) Filtrate Purge Acid Distillation
Selain itu, ada karyawan non shift (general shift) yaitu mereka yang
bekerja di office dan sebagai penunjang karyawan shift pada masing-
masing plant dengan jadwal kerja dimulai dari Senin – Jum’at mulai pukul
08.00 sampai dengan 17.00 WIB, sedangkan pada hari sabtu dan minggu
libur.
4
1.7.2. Misi
5
BAB II
PELAKSANAAN MAGANG
2.1.1. Komitmen K3
6
3) Menempatkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang
dan kewajiban yang jelas dalam penanganan K3.
4) Perencanaan K3 yang terkoordinasi
5) Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan
Dalam hal ini Chief officer PT. Asia Pacific Fibers, Tbk selaku
pimpinan tertinggi perusahaan telah mewujudkan komitmennya terlihat
dari adanya unit kerja yang bertanggung jawab dan mengkoordinir
serta menilai kinerja K3 yaitu departemen Health, Safety &
Environmental (HSE) dan dibantu oleh Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3), dimana P2K3 secara tidak langsung
berada dibawah pengawasan departemen HSE. Setiap unit kerja
harus melaksanakan K3 sesuai dengan keperluan masing-masing dan
penyediaan alat pelindung diri (APD).
2.2. Kebijakan K3
7
Kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
2.2.2. Program-Program K3
8
1) Pengukuran faktor fisik di tempat kerja secara rutin 3 bulan sekali.
2) Pelatihan P3K untuk perwakilan karyawan dari setiap unit kerja 1
(satu) kali dalam setahun oleh HSE
3) Pelatihan K3 untuk seluruh karyawan secara bergiliran rutin
dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun oleh bagaian HSE yang
meliputi pelatihan
a. Plant Safety Commite Meeting
b. Safety Inspection
c. Inspection & Testing Fire Fighting Equipment
d. Miscellanous Equipment
e. Training Program
4) Mengadakan inspeksi K3 dan audit K3 oleh bagian HSE dan
departemen terkait.
5) Memperingati bulan gerakan membudayakan K3 dengan
mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan K3 oleh semua
departemen.
6) Pemeriksaan peralatan dan fasilitas penanggulangan kebakaran
oleh bagian HSE, agar selalu siap digunakan.
7) Melakukan pagging setiap sebelum mulai bekerja, isi pagging
tersebut merupakan pesan safety yang ditujukan untuk seluruh
karyawan, unruk mengingatkan karyawan agar bekerja dengan
baik dan mencegah kecelakaan kerja. Isi pegging tersebut yaitu :
9
e. Ingatlah selalu keluarga menanti kepulangan anda dengan
selamat.
10
melakukan observasi bagaimana proses produksi di plant fibers, melakukan
observasi tentang bagaimana proses PTA Plant, observasi bagaimana
proses IPAL dan melakukan penelitian mengenai gambaran penerapan Alat
Pelindung Diri (APD) pada plant fibers di PT. Asia Pacific Fibers, Tbk.
1) Jangan panik
11
2) Kumpulkan keterangan kejadian
3) Perhatikan pernafasan korban dan berikan pertolongan bila perlu
4) Hentikan pendarahan bila ada
5) Tenangkan korban dan hindarkan shock
6) Pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak tergesa-gesa jika
memindahkan korban.
2.3.3. Proses Produksi Plant Fibers
4) Travesing
12
Subtow yang dihasilkan dari proses take up
selanjutnya dikirim ke dalam suatu can/box (kaleng
ukuran besar) selama satu jam dan hasilnya disebut
tow yang dikirim ke proses selanjutnya.
13
7) Cutting
Pemotongan crimp tow sesuai dengan panjang yang
diinginkan, misalnya untuk campuran cotton 38 cm
8) Balling
Proses packing serat pendek (staple packing) dengan
berat 350 kg per bagging agar lebih efisien dalam
proses penyimpanan dan transportasi.
2.3.3.3. Extruder
14
dalam extruder itu agar polymer tersebut lebih encer
sehingga dapat melalui filter CPF dengan spinneret yang
terdapat di dalam spinning block yang di panaskan
dengan Heat Media Liquid dengan temperatur 285◦C dan
polymer tersebut dapat diproses lanjut pada Fibers Plant
(Spinning Machine).
15
Gambar 1. Bulk Unloading
16
Gambar 3. Day Silo
17
2.3.5. Alat Pelindung Diri (APD)
18
Gambar 6. Ear Plug
19
Gambar 8. Sarung Tangan
Gambar 9. Masker
20
2.3.5.6. Kacamata Pelindung
21
tetapi dengan memakai sepatu safety pekerja akan
lebih leluasa bergerak hingga dapat meningkatkan
efektivitas dan hasil produksi yang diharapkan.
22
Gambar 13. Dump Tank
23
Gambar 17. Monitoring Box
24
BAB III
Proses pengolahan limbah cair di PT. Asia Pacific Fibers, Tbk Karawang
sudah menggunakan sistem terpadu yaitu sistem dimana limbah yang dihasilkan
dari proses produksi langsung disalurkan ke tempat pengolahan secara continue
dan termasuk bagian dari PTA Plant dengan nama Waste Water Treatment
Plant. Proses pengolahan yang dilakukan di IPAL PT. Asia Pacific Fibers, Tbk
Karawang ialah pengolahan kedua (secondary treatment) yaitu dengan
menggunakan proses aerasi dan lumpur aktif. IPAL PT. Asia Pacific Fibers, Tbk
Karawang telah memiliki izin dari pemerintah Kabupaten Karawang yaitu Surat
Keputusan Bupati Karawang nomor 658.31/Kep/66/Wasdal tentang Izin
Pembuangan Limbah Cair.
Baku mutu yang digunakan oleh PT. Asia Pacific Fibers, Tbk Karawang
ialah PermenLH No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, karena
PERUM JASA TIRTA II SUB UNIT LABORATORIUM sebagai pihak yang
menguji sampel air limbah mengacu pada Permen LH No. 5 tahun 2014 Lamp.
47 Gol 1.
25
Adalah jenis limbah padat B3 yang di hasilkan dari proses Fibers
Plant, limbah yang di hasilkan yaitu 390 drum/bln, penanggung jawab
limbah padat ini oleh Store, perlakuan terhadap limbah ini yaitu di jual.
Limbah padat dari PT. Asia Pacific Fibers, Tbk, Fibers Plant diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Waste Product Fibers &
Waste Product Spinning di olah di gedung Recycle Plant, dengan tujuan
bisa digunakan kembali sebagai bahan proses produksi. Sampah yang
akan di bakar disimpan di tempat penyimpanan sementara yang berada
diluar gedung Fibers Plant, yang selanjutnya di angkut untuk dibakar di
Incinerator.
Limbah dari Fibers Plant yang berbentuk oil yaitu spin finish oil kita
olah melalui alat yang bernama spin finish oil treatment. Peralatan spin
finish oil treatment terdiri dari :
26
Gambar 19. Finish Oil Tank
27
Gambar 21. Flash Mixing Tank & Lamella
28
BAB IV
4.1. Kesimpulan
29
30
31
32
BAB IV
30
4.1.3. Proses Produksi Plant Fibers
31
d. Terkena larutan NaOH
e. Terkena polymer panas
f. Terkena silicon spray
g. Terkena benda berputar
h. Terjatuh dari geeting
i. Mata terkena debu monomer
2) Take Up
a. Terkena benda berputar
b. Tergelincir
c. Terjepit sun flower
d. Terkena dripped
e. Terkena benda tajam
f. Kemasukan finish oil
3) Traversing
a. Terjepit pilar traversing
b. Tergelincir
c. Terkena benda berputar
d. Terlindas
e. Terjatuh dari cat wakl
f. Terjatuh dari tow can
g. Tertabrak tow can
h. Terjepit tow can
4) Waste Removal and Handling
a. Terkena gunting
b. Terjepit kereta dorong
c. Tergelincir
d. Terjatuh
32
5) Finish Oil
a. Tergelincir
b. Terjatuh dari greeting
c. Mata terknena finish oil
4.1.6. Hasil Penelitian Checklist
4.1.6.1. Tabel 2. No Izin
No. No izin Ya Tidak
1. Apakah no. izin selalu
diisi sesuai 35 0
department / area
masing – masing
2. Apakah uraian
pekerjaan selalu 35 0
diterangkan dengan
jelas terhadap
pekerjaan yang akan
dilakukan
33
Dari hasil tabel 3 tentang bahaya yang mungkin
timbul sebanyak 1 point dengan hasil 100% sesuai dan
pekerja selalu mengisi checklist pada kolom bahaya
yang mungkin timbul.
34
tandatangan
4. Apakah tindakan pencegahan
pada point D yaitu izin 35 0
penggunaan api / masuk
vessel / listrik / penggalian
selalu diisi oleh pihak process,
dan mencoret yang tidak perlu
serta memberi no. izin. (jika
point D diperlukan maka
diperlukannya izin kerja
terpisah)
5. Apakah selalu dilakukan
pencegahan terhadap point E 26 9
yaitu memakai alat pelindung
diri (APD) selama pekerjaan
berlangsung
35
4.1.6.4. Tabel 5. Serah Terima Izin Kerja
No. Serah terima izin kerja Ya Tidak
1. Apakah pihak yang 35 0
menyerahkan pekerjaan telah
memeriksa semua kondisi
pekerjaan / peralatan yang ada
dalam izin ini dan memastikan
bahwa pekerjaan sudah siap
dilaksanakan dengan aman
2. Apakah pihak yang menerima 35 0
pekerjaan telah memastikan
bahwa kondisi peralatan dan
area pekerjaan sudah aman
36
pencegahan dievaluasi
37
4.2. Pembahasan
4.2.1.1. Checklist 1
Tabel 8. Checklist 1
Uraian 4 Tidak Sesuai Fresentase
Apakah sudah Dari 35 orang 14,28%
mengetahui pekerja yang
tindakan menjawab
pencegahan pada “Tidak”
point A yaitu sebanyak 5
isolasi peralatan, orang pekerja.
dan memberi √
pada kolom □
untuk tindakan
yang dilakukan
38
Dari hasil pembahasan uraian 4 pada checklist izin
kerja ditemukan 5 orang pekerja yang menjawab “Tidak”
dengan fresentase 14,28% dari 35 orang pekerja yang
menjadi objek penelitian. Maka dari uraian 4 masih
terdapat 5 orang pekerja yang tidak sesuai dengan
Standart Opretaion Procedure (SOP) yang sudah
ditetapkan sebagai syarat standar perusahaan seblum
melakukan pekerjaan. Dengan keterangan sebagai berikut
:
1. Responden 1
“Tidak memperhatikan, karena tidak mau pusing”
2. Responden 2
“Tidak memperhatikan”
3. Responden 3
“Kurang memperhatikan”
4. Responden 4
“Tidak memperhatikan lebih jelas.”
5. Responden 5
“Kurang begitu memperhatikan.”
4.2.1.2. Checklist 2
Tabel 9. Checklist 2
Uraian 5 Tidak Sesuai Fresentase
Apakah tindakan Dari 35 orang 20%
pada point B yaitu pekerja yang
isolasi listrik / menjawab
system pemanas “Tidak” sebanyak
selalu diisi oleh 7 orang pekerja
pihak electric dan
39
mencoret yang
tidak perlu, mengisi
tag no, menulis
nama pelaksana
dan tandatangan
1. Responden 1
“ketika saya melihat lembaran izin kerja ada yang diisi
ada yang tidak.”
2. Responden 2
“diisi tapi tidak rutin, jadi saya tidak begitu ngerti.”
3. Responden 3
“Tidak memperhatikan kertas izin kerja dengan jelas”
4. Responden 4
“Tidak memperhatikan kertas izin kerja dengan jelas”
5. Responden 5
“Tidak memperhatikan ketika orang departemen
mengisi formulir.”
6. Responden 6
“Tidak mengerti”
40
7. Responden 7
“Tidak mengerti”
4.2.1.3. Checklist 3
Tabel 10. Checklist 3
Uraian 6 Tidak Sesuai Fresentase
Apakah tindakan Dari 35 orang 20%
pada point C yaitu pekerja yang
radio aktif diisolasi / menjawab
dimatikan selalu “Tidak”
dilakukan oleh sebanyak 7
instrument dan orang pekerja
mencoret yang
tidak perlu, mengisi
tag no, menulis
nama jelas dan
tandatangan,
1. Responden 1
“Tidak selalu diisi”
41
2. Responden 2
“Tidak selalu diisi”
3. Responden 3
“Tidak mengerti dengan jelas”
4. Responden 4
“Tidak memperhatikan jadi tidak tahu”
5. Responden 5
“Tidak memperhatikan dengan jelas”
6. Responden 6
“Kurang begitu paham”
7. Responden 7
“Kurang memperhatikan”
4.2.1.4. Checklist 4
Tabel 11. Checklist 4
Uraian 8 Tidak Sesuai Fresentase
Apakah selalu Dari 35 orang 25,71%
dilakukan pekerja yang
pencegahan menjawab
terhadap point E “Tidak” sebanyak
yaitu memakai Alat 9 orang pekerja
Pelindung Diri
(APD) selama
pekerjaan
berlangsung.
42
terdapat 9 orang pekerja yang tidak sesuai dengan
Standart Operation Procedure (SOP) yang sudah
ditetapkan sebagai syarat standar perusahaan sebelum
melakukan pekerjaan. Dengan keterangan sebagai
berikut :
1. Responden 1
“Tidak pakai jika sedang tidak ada pengawas”
2. Responden 2
“Tidak pakai jika sedang tidak ada pengawas”
3. Responden 3
“Tidak pakai jika sedang tidak ada pengawas”
4. Responden 4
“Tidak nyaman”
5. Responden 5
“Tidak nyaman”
6. Responden 6
“Lebih nyaman kalau tidak pakai alat pelindung
diri”
7. Responden 7
“Lebih nyaman kalau tidak pakai alat pelindung
diri”
8. Responden 8
“Lebih bebas bergerak ketika bekerja”
9. Responden 9
“Lebih bebas gerak ketika bekerja”
43
4.2.1.5. Checklist 5
Tabel 12. Checklist 5
Uraian 11 Tidak Sesuai Fresentase
Perpanjangan izin Dari 35 orang 14,28%
kerja : pekerja yang
(berlaku 2x shift) menjawab
Apakah jika ada “Tidak” sebanyak
perpanjangan izin 5 orang pekerja.
kerja selalu
dilakukan
pemeriksaan ulang
dan pencegahan
dievaluasi.
1. Responden 1
“Tidak selalu dilakukan”
2. Responden 2
“Tidak selalu dilakukan”
3. Responden 3
“Tidak memperhatikan dengan jelas”
44
4. Responden 4
“Kurang memperhatikan”
5. Responden 5
“Tidak memperhatikan”
4.2.1.6. Checklist 6
Tabel 13. Checklist 6
Uraian 12 Tidak Sesuai Fresentase
Penyelesaian dan Dari 35 orang 17,14%
penyerahan pekerja yang
pekerjaan : menjawab
Apakah “Tidak” sebanyak
maintenance / 6 orang pekerja.
yang melakukan
pekerjaan selalu
menandatangani
izin kerja jika
pekerjaan telah
diselesaikan dan
izin kerja
diserahkan kepada
pihak process
dengan
menandatangani
izin kerja.
45
masih terdapat 6 orang pekerja yang tidak sesuai
dengan Standart Operation Procedure (SOP) yang
sudah ditetapkan sebagai syarat standar perusahaan
sebelum melakukan pekerjaan. Dengan keterangan
sebagai berikut :
1. Responden 1
“Tidak memperhatikan dengan jelas”
2. Responden 2
“Tidak memperhatikan dengan jelas”
3. Responden 3
“Tidak memperhatikan dengan jelas”
4. Responden 4
“Tidak memperhatikan dengan jelas”
5. Responden 5
“Tidak tahu”
6. Responden 6
“Tidak tahu”
46
BAB V
5.1. Kesimpulan
47
5.2. Saran
1. Dari hasil kesesuaian permit to work dengan Standart Operation
Procedure (SOP) tentang pencegahan bahaya perlu dilakukannya
pemberian pelatihan yang dijadwalkan dengan rutin mengenai
permit to work (izin kerja), memberikan penjelasan dengan detail
terhadap pont – point yang ada pada formulir izin kerja serta
memberikan pemahaman tentang pentingnya menggunakan alat
pelindung diri atau pekerjaannya diberhentikan sementara waktu
dan dilakukannya pengawasan lebih maksimal dari departemen
masing – masing dan dari departemen safety.
2. Dari hasil checklist point 4 tentang perpanjangan pekerjaan. Perlu
dilakukan pelatihan yang diijadwalkan dengan rutin mengenai permit
to work (izin kerja) agar pekerja lebih mengerti isi dari formulir izin
kerja.
3. Dari hasil checklist point 5 perlu dilakukan pelatihan yang
dijadwalkan rutin tentang permit to work (izin kerja) agar pekerja
bisa lebih mengerti dengan jelas isi dari formulir izin kerja.
48
DAFTAR PUSTAKA
(1)
Drs.Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana.
(2)
Zamani, W. (2014). Identifikasi Bahaya Kecelakaan Unit Spinning 1 Menggunakan
Metode HIRARC di PT.SINAR PANTJA DJAJA. Unnes Journal of Public Health,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.
(3)
BPJS Ketenagakerjaan. (2016, januari). Retrieved from
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-
Indonesiamasih-tinggi.html.
(4)
Ramli, S. (2010). Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
(5)
Ada, Y. R. (2011). Tempat Kerja dan Potensi Bahaya.
http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/.
(6)
Djatmiko, R. D. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA.
(7)
Sudrajat, A. (2007). Analisa Bahaya dengan Metode Checklist dan What-If Analisys
Pada Saat Commissioning Plant N83 di PT. Gas Industri. Journal.ppns.ac.id.
(8)
Zamani, W. (2014). Identifikasi Bahaya Kecelakaan Unit Spinning 1 Menggunakan
Metode HIRARC di PT.SINAR PANTJA DJAJA. Unnes Journal of Public Health,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.
(9)
Sahab, S. (1997). Teknik Manajemen Keelamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Bina Sumber Daya Manusia.
(10)
7 Point Penting Tetang Izin Kerja (Work Permit) Yang Harus Di Ketahui Pekerja dan
Supervisor. (2017, Januari). Retrieved from https://www.safetysign.co.id/news/282/7-
Poin-Penting-Tentang-Izin-Kerja-Work-Permit-yang-Harus-Diketahui-Pekerja-dan-
Supervisor.
95
96