Anda di halaman 1dari 8

REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

STANDAR KAPAL NON-KONVENSI

BERBENDERA INDONESIA

BAB XIII

STANDAR KAPAL DENGAN PERSYARATAN KHUSUS


BAGIAN A Kapal Wisata

Seksi 1 Pendahuluan

1.1. Referensi

Bahwa dalam rangka menjamin keselamatan kapal wisata di wilayah perairan


Indonesia serta untuk memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal, perlu menetapkan
peraturan tentang Persyaratan Khusus Kapal Wisata.

1.2. Ruang lingkup

Memenuhi semua kaidah - kaidah yang terkait dalam kelaiklautan kapal seperti:

1.2.1. Keselamatan kapal;


1.2.2. Pencegahan pencemaran perairan dari kapal;
1.2.3. Pengawakan;
1.2.4. Garis muat dan pemuatan;
1.2.5. Kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang;
1.2.6. Status hukum kapal;
1.2.7. Manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal; dan
1.2.8. Manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.

Seksi 2 Tempat Pembangunan

2.1. Tempat pembangunan kapal wisata terdiri dari :

2.1.1. Galangan; atau


2.1.2. Suatu tempat lokasi pembuatan kapal secara tradisional.

Seksi 3 Rancang bangun kapal wisata

3.3. Pengesahan gambar rancang bangun

3.3.1. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan/atau perombakan kapal wisata,


pemilik kapal atau galangan harus membuat serta mengajukan pengesahan
gambar rancang bangun kapal kepada Administrator.

Seksi 4 Konstruksi

4.1. Konstruksi Kapal wisata harus memenuhi persyaratan keselamatan kapal.


4.2. Kapal wisata harus dilengkapi dengan:

4.2.1. Ruang akomodasi penumpang yang cukup dan layak;


4.2.2. Ruang akomodasi dan ruang penumpang harus dilengkapi dengan ventilasi
dan penerangan yang cukup;
4.2.3. Ruang akomodasi dan ruang penumpang harus terlindung dari hujan, angin
dan panas matahari;
4.2.4. Fasilitas toilet dan kamar mandi sesuai dengan ketentuan Bab II Konstruksi
dan Stabilitas.

Seksi 5 Permesinan dan Kelistrikan

5.1. Persyaratan permesinan sesuai dengan ketentuan ketentuan Bab IV Permesinan


dan Kelistrikan.
5.2. Persyaratan Kelistrikan sesuai dengan ketentuan ketentuan Bab IV Permesinan dan
Kelistrikan.
5.3. Instalasi perlistrikan harus memenuhi standar untuk kebutuhan pelayaran (Jenis
Marine Use).

Seksi 6 Pencegahan pencemaran dari kapal wisata

Pencegahan Pencemaran dari kapal wisata sesuai dengan ketentuan Bab X


Pencegahan Pencemaran Lingkungan.

Seksi 7 Pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal wisata

8.1. Persyaratan pengukuran kapal mengacu pada Bab VIII Pengukuran Kapal
8.2. Pendaftaran kapal wisata

8.2.1. Kapal wisata yang berlayar di perairan Indonesia harus menunjukkan


identitas kapalnya secara jelas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8.2.2. Daftar riwayat kapal wisata (Continuous Synopsis Record/CSR) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
8.2.3. Kapal wisata yang telah diukur dan mendapat surat ukur dapat didaftarkan
oleh pemilik kapal kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama
Kapal.
8.2.4. Kapal wisata yang dapat didaftarkan kepemilikannya di Indonesia yaitu
kapal ukuran tonase kotor GT 7 (tujuh Gross Tonnage) atau lebih;
8.2.5. Kapal wisata ukuran kurang dari GT 7 (tujuh Gross Tonnage) memperoleh
pas kecil.
8.3. Pendaftaran hak milik atas Kapal wisata sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8.4. Kebangsaan kapal wisata

8.4.1. Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia sebagai bukti kebangsaan kapal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Seksi 8 Peralatan dan Perlengkapan keselamatan kapal wisata

Setiap kapal wisata sesuai dengan ukuran dan daerah pelayaran serta daerah
operasinya harus memiliki peralatan dan perlengkapan keselamatan sesuai dengan
ketentuan Bab V Peralatan Navigasi, Radio dan Peralatan lainnya dan Bab VI
Perlengkapan Keselamatan.

Seksi 9 Pengawakan kapal

10.1. Pengawakan minimum kapal sesuai dengan Bab IX Pengawakan.


10.2. Kapal wajib memiliki buku catatan harian kapal dengan format dan pengisiannya
sesuai dengan ketentuan.

Seksi 10 Kapal wisata konstruksi lambung kaca (Bottom Glass)

10.3. Persyaratan Khusus

10.3.1. Kekuatan kaca mengacu pada perhitungan tekanan air.


10.3.2. Pemasangan kaca mengacu pada kekedapairan sesuai persyaratan yang
berlaku.
10.3.3. Posisi kaca harus lebih tinggi dari lunas kapal dan dapat dipastikan jika
kapal kandas tidak menyebabkan kerusakan pada kaca. Jika posisi kaca
menyatu dengan lunas kapal atau lunas kapal terbuat dari kaca, maka
kekuatan kaca tidak boleh kurang dari minimum kekuatan yang
dipersyaratkan untuk lunas kapal.

Catatan : Jenis kaca, ketebalan dan pemasangan dan persyaratan lainnya


lihat persyaratan tekanan konstruksi kaca di bawah air.
Seksi 11 Sertifikasi

11.1. Sertifikat Keselamatan kapal wisata diterbitkan oleh Syahbandar setempat


dengan masa berlaku maksimal 12 (dua belas) bulan, dengan penilaian dari
Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal (PPKK).
11.2. Kapal wisata wajib melaksanakan pengedokan/pelimbungan pada setiap 12 (dua
belas) bulan dari saat serah terima kapal atau tanggal turun dok terakhir.

Seksi 12 Ketentuan peralihan

12.1. Kapal wisata yang telah beroperasi wajib menyesuaikan dengan ketentuan
mengenai keselamatan yang meliputi pencegahan pencemaran dan status hukum
dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak standar ini ditetapkan.
12.2. Pengesahan gambar kapal wisata wajib menyesuaikan paling lama 1 (satu) tahun
sejak standar ini ditetapkan.
12.3. Pengawakan kapal wisata wajib menyesuaikan paling lama 1 (satu) tahun sejak
standar ini ditetapkan.

12.4.
BAGIAN B JET SKI

Seksi 1Pendahuluan

1.1. Ruang lingkup


1.1.1. Bagian ini menetapkan persyaratan untuk material, konstruksi, bangunan,
sistem permesinan dan perlistrikan serta perpipaan, stabilitas, tata
susunan peralatan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat
penolong, pemadam kebakaran dan radio komunikasi untuk Jet Ski.
1.1.2. Bagian ini harus dibaca bersama dengan Bab I Pendahuluan.
1.2. Definisi

Untuk keperluan Bagian ini, definisi pada Bab I Pendahuluan berlaku. Namun,
jika ada duplikasi dalam terminologi yang didefenisikan dalam bab ini dan
definisi dalam Bab I Pendahuluan, maka yang akan digunakan adalah definisi
dalam bab ini.

1) Administrasi
Adalah Direktur Jenderal Perhubungan laut yang memiliki wewenang untuk
menerbitkan peraturan, perintah atau instruksi lainnya yang memiliki
kekuatan hukum berkaitan dengan masalah keselamatan, keamanan kapal,
dan perlindungan lingkungan maritim di wilayah hukum Indonesia.
1) Jet Ski
Adalah perahu rekreasi kecil yang menggunakan mesin penggerak.
2) Instruktur jet ski adalah orang yang bertugas mengajarkan dan sekaligus
memberikan latihan mengendarai jet ski.
3) Penumpang jet ski adalah orang yang menumpang atau orang yang naik jet
ski.
4) Sertifikat tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak
dari Administrasi atau otoritas yang berwenang yang dapat digunakan
sebagai bukti pemilikan atau pengelolaan.
1.3.Pemberlakuan

Standar ini diberlakukan untuk Jet Ski dan berlayar di perairan Indonesia

1.4.Persyaratan Jet Ski


1.4.1. Persyaratan konstruksi.

1. Memiliki manual dokumen resmi dari pabrik pembuat.


2. Panjang Jet Ski tidak boleh lebih dari 6 meter.

1.4.2. Persyaratan permesinan.

1. Daya mesin Jet Ski tidak boleh lebih dari 200 hp.
2. Memiliki manual penggunaan dari pabrik pembuat.
1.4.3. Persyaratan operasional

1. Jarak minimal pengoperasian Jet Ski dengan Jet Ski lain, pelampung
penanda atau penanda navigasi lainnya 50 m.
2. Jarak operasional Jet Ski maksimum 300 m dari pantai dan menjaga
jarak aman dari zona berenang.
3. Kecepatan maksimal 5 knot di dalam zona yang ditentukan.
4. Helm dan jaket keselamatan serta tanda pengenal wajib digunakan
selama pengoperasian Jet Ski.
5. Waktu operasional 07:00 – 17:00, cuaca bagus dan jarak pandang
memadai kecuali dinyatakan lain oleh pengawas perairan atau
Otoritas yang berwenang.
6. Penggunaan Jet Ski dilarang keras di dekat rute penyeberangan,
dekat pangkalan militer, di muara sungai, kanal, dan di area dilarang
berenang, atau di cagar alam dan kawasan lindung lainnya.
7. Hindari penggunaan di alur, area jangkar atau area dengan
kepadatan kapal yang tinggi.
8. Jumlah penumpang tidak boleh melebihi jumlah maksimum yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuat.
9. Dilarang menyeret mainan air.
10.Berlayar di perairan yang telah di tentukan oleh Administrasi atau
Otoritas berwenang lainnya.

1.4.4. Persyaratan administrasi


1. Jet Ski harus terdaftar di Administrasi.
2. Instruktur atau pengendara harus memiliki sertifikat atau lisensi
dari Administrasi dan masih berlaku serta tercatat dalam daftar
pengguna.
3. Usia minimal pengendara 18 tahun, jika dibawah 18 tahun harus di
dampingi instruktur atau pengendara lain yang memiliki sertifikat
atau lisensi.
4. Untuk penggunaan komersil atau disewakan wajib diasuransikan.

Anda mungkin juga menyukai