KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BERBENDERA INDONESIA
BAB XII
1.1. Definisi................................................................................................................5
1.2. Penerapan...........................................................................................................9
3.1. Umum................................................................................................................10
3.2. Persyaratan fungsional....................................................................................11
3.3. Tanggung jawab perusahaan..........................................................................11
3.4. Keamanan kapal...............................................................................................11
3.5. Penilaian keamanan kapal...............................................................................12
3.6. Rencana keamanan kapal................................................................................13
3.7. Catatan..............................................................................................................13
3.8. Perwira keamanan perusahaan......................................................................14
3.9. Perwira Keamanan Kapal (Ship Security Officer).........................................14
3.10. Pelatihan dan latihan praktek (drill)..............................................................14
3.11. Verifikasi...........................................................................................................15
3.12. Penerbitan atau pengesahan sertifikat..........................................................15
3.13. Lamanya sertifikat dan masa berlakunya sertifikat......................................16
3.14. Sertifikat sementara.........................................................................................16
5.1. Umum................................................................................................................17
5.2. Persyaratan fungsional....................................................................................17
5.3. Tanggung jawab perusahaan..........................................................................18
5.4. Keamanan kapal...............................................................................................18
5.5. Penilaian keamanan kapal...............................................................................18
5.6. Rencana Keamanan Kapal...............................................................................19
5.7. Catatan..............................................................................................................20
5.8. Perwira keamanan perusahaan......................................................................20
5.9. Perwira Keamanan Kapal (Ship Security Officer).........................................20
5.10. Pelatihan dan praktek latihan.........................................................................21
5.11. Verifikasi...........................................................................................................21
5.12. Penerbitan atau pengesahan sertifikat..........................................................22
5.13. Lamanya sertifikat dan masa berlakunya sertifikat......................................22
5.14. Sertifikat sementara.........................................................................................22
7.1. Umum................................................................................................................23
7.2. Persyaratan fungsional....................................................................................24
7.3. Tanggung jawab perusahaan..........................................................................24
7.4. Keamanan kapal...............................................................................................25
7.5. Penilaian keamanan kapal...............................................................................25
7.6. Rencana Keamanan Kapal...............................................................................25
7.7. Catatan..............................................................................................................27
7.8. Perwira keamanan perusahaan......................................................................27
7.9. Perwira Keamanan Kapal (Ship Security Officer).........................................27
7.10. Pelatihan dan praktek latihan.........................................................................28
7.11. Verifikasi...........................................................................................................28
7.12. Penerbitan atau pengesahan sertifikat..........................................................29
7.13. Lamanya sertifikat dan masa berlakunya sertifikat......................................29
7.14. Sertifikat sementara.........................................................................................29
Seksi 8 STANDAR NASIONAL PENILAIAN KEAMANAN KAPAL KATEGORI D.....30
9.1. Umum
9.2. Penerapan
9.3. Persyaratan fungsional
9.4. Keamanan fasilitas pelabuhan
9.5. Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan32
9.6. Rencana keamanan fasilitas pelabuhan
9.7. Perwira keamanan asilitas pelabuhan
9.8. Pelatihan dan latihan praktek (drill)
9.9. Verifikasi
9.11. Penerbitan dan Pengesahan Sertifikat
9.12. Lamanya sertifikat dan masa berlakunya sertifikat
9.13. Sertifikat Sementara
Bab 12 Manajemen Operasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
5
1.1.25. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar
dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan,
tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat
bongkar muat barang.
1.1.26. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani
kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
1.1.27. Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang terletak di
dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan
untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
1.1.28. Perwira Keamanan Pelabuhan atau Port Security Officer selanjutnya
disingkat PSO adalah pejabat struktural satu tingkat dibawah Kepala
Kantor pada Kantor Kesyahbandaran Utama atau Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan atau Kantor Pelabuhan
Batam atau Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan yang bidang tugas
dan fungsinya terkait dengan penerapan Koda.
1.1.29. Perwira Keamanan Perusahaan atau Company Security Officer yang
selanjutnya disingkat CSO adalah orang yang ditunjuk oleh perusahan
untuk memastikan penilaian keamanan kapal dilaksanakan,
perencanaan keamanan kapal dikembangkan, diterapkan dan
dipelihara serta koordinasi dengan para Perwira Keamanan Fasilitas
Pelabuhan (Port Facility Security Officer) dan Perwira Keamanan
Kapal (Ship Security Officer).
1.1.30. Perwira Keamanan Kapal atau Ship Security Officer selanjutnya yang
disingkat SSO adalah perwira kapal yang bertanggung jawab kepada
nakhoda, dan ditunjuk oleh perusahan sebagai penanggungjawab
terhadap keamanan kapal, penerapan, pemeliharaan dan revisi dari
rencana keamanan kapal dan untuk berkoordinasi dengan perwira
keamanan perusahaan dan Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan
(Port Facility Security Officer).
1.1.31. Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan atau Port Facility Security
Officer yang selanjutnya disingkat PFSO adalah petugas yang ditunjuk
oleh manajemen perusahaan fasilitas pelabuhan yang bertanggung
jawab terhadap pengembangan, implementasi, revisi dan
pemeliharaan perencanaan keamanan fasilitas pelabuhan serta
untuk bekerjasama dengan para SSO, CSO dan Pengelola Fasilitas
Pelabuhan.
1.1.32. Penilaian Keamanan Kapal atau Ship Security Assessment yang
selanjutnya disingkat SSA adalah bagian yang penting dan integral
dari proses pengembangan dan pembaharuan perencanaan
keamanan kapal.
1.1.33. Penilaian Keamanan Fasilitas Pelabuhan atau Port Facility Security
Assessment yang selanjutnya disingkat PFSA adalah suatu bagian yang
penting dan integral dari proses pengembangan dan pembaharuan
perencanaan keamanan fasilitas pelabuhan.
1.1.34. Perencanaan Keamanan Kapal atau Ship Security Plan yang
selanjutnya disingkat SSP adalah suatu rencana yang dikembangkan
untuk memastikan bahwa penerapan dari langkah-langkah diatas
Bab 12 Manajemen Operasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
8
1.2. Penerapan
Danau, Waduk,
Kapal Selain Kapal Perairan
MODU Terbatas Pelabuhan dan
Penumpang penumpang Indonesia/Lokal
(Kategori C) Perairan
(Kategori B) Daratan
(Kategori D)
500 > Semua 7 Elemen 5 Elemen 3 Elemen
Semua
ukuran
ukuran kapal
kapal
175 < GT < 500 500 5 Elemen 3 Elemen 3 Elemen
3.1.2. Sasaran
1) Membangun suatu kerjasama antara pemerintah dan perusahaan
pelayaran untuk menemukan ancaman keamanan dan mengambil
tindakan pencegahan terhadap peristiwa keamanan yang
berakibat kepada kapal.
2) Memastikan secara dini dan keberhasilan mengumpulkan
informasi dan pertukaran informasi yang berhubungan dengan
keamanan.
3) Menyediakan suatu cara penilaian keamanan dan rencana
keamanan kapal sehingga menghasilkan rancangan beserta tata
kerja untuk tanggap terhadap perubahan tingkat keamanan.
1) Kejadian/ancaman keamanan
2) Kondisi keamanan pelabuhan/fasilitas pelabuhan yang disinggahi
3) Audit Internal
4) Pelatihan dan Latihan
3.7.3. Catatan harus dibuat dalam bahasa Indonesia;
Bab 12 Manajemen Operasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
14
3.7.4. Catatan boleh di simpan dalam format elektronik, dalam hal ini,
harus dilindungi oleh tatacara yang ditujukan pada pencegahan
penghapusan yang ilegal, penghancuran atau perubahan;
3.7.5. Catatan harus dilindungi dari penyusup atau penyingkapan pihak
yang tidak berwenang.
3.8. Perwira keamanan perusahaan
3.8.1. Perusahaan harus menunjuk seorang perwira keamanan perusahaan.
Seorang perwira keamanan perusahaan dapat ditunjuk sebagai
perwira keamanan perusahaan untuk satu kapal atau lebih, satu
orang untuk satu jenis kapal
3.9. Perwira Keamanan Kapal
3.9.1. Seorang Perwira Keamanan Kapal harus ditunjuk oleh perusahaan
untuk setiap kapal;
3.9.2. Tugas dan tanggung jawab Perwira Keamanan Kapal:
5.1. Umum
5.1.1. Pendahuluan
Standar Nasional Keamanan Kapal adalah standar keamanan kapal berisi
pedoman dan prosedur yang berhubungan dengan pemenuhan persyaratan
keamanan kapal. Pemenuhan persyaratan keamanan kapal standar nasional
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia untuk daerah pelayaran
terbatas.
5.1.2. Tujuan
5.2.1. Pencegahan pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke kapal dan
areal terbatas lingkungan kapal;
5.2.2. Pencegahan penitipan senjata illegal, bahan bahan bakar atau bahan
peledak ke kapal;
5.2.3. Mensyaratkan penilaian keamanan kapal dan rencana keamanan kapal;
5.2.4. Mensyaratkan pelatihan (Training) dan praktek latihan (Drill) untuk
menjamin pemahaman rencana keamanan dan mekanismenya.
5.3. Tanggung jawab perusahaan
5.3.1. Perusahaan harus menjamin bahwa rencana keamanan kapal berisi suatu
pernyataan jelas yang menekankan kekuasaan nakhoda. Perusahaan harus
menetapkan di dalam rencana keamanan kapal bahwa nakhoda mempunyai
otoritas mendominasi dan tanggung jawab membuat keputusan demi
keselamatan dan keamanan kapal dan jika diperlukan dapat meminta
bantuan Operator kapal atau Pemerintah.
5.3.2. Perusahaan harus memastikan bahwa perwira keamanan perusahaan,
nakhoda dan Perwira Keamanan Kapal (Ship Security Officer) diberi
dukungan yang memadai untuk melakukan tugas-tugas dan tanggung
jawabnya.
5.4. Keamanan kapal
5.4.1. Sebuah kapal harus bertindak sesuai dengan tingkat keamanan yang diatur
oleh Pemerintah.
5.4.2. Pada tingkat keamanan 1, kegiatan-kegiatan berikut ini harus dilaksanakan:
1) Kejadian/ancaman keamanan
2) Kondisi keamanan pelabuhan/fasilitas pelabuhan yang disinggahi
3) Audit internal
4) Pelatihan dan Latihan
5.7.3. Catatan harus dibuat dalam bahasa yang dipahami di kapal;
5.7.4. Catatan boleh di simpan dalam format elektronik, dalam hal ini, harus
dilindungi oleh tatacara yang ditujukan pada pencegahan penghapusan yang
ilegal, penghancuran atau perubahan;
5.7.5. Catatan harus dilindungi dari masuknya atau penyingkapan pihak yang
tidak berkepentingan.
5.8. Perwira keamanan perusahaan
Perusahaan harus menunjuk seorang perwira keamanan perusahaan. Seorang
perwira keamanan perusahaan dapat ditunjuk sebagai perwira keamanan
perusahaan untuk satu kapal atau lebih, satu orang untuk satu jenis kapal.
7.1.2. Tujuan
7.2.1. Pencegahan pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke kapal dan
areal terbatas lingkungan kapal;
7.2.2. Pencegahan penitipan senjata illegal, bahan bahan bakar atau bahan
peledak ke kapal;
7.2.3. Mensyaratkan penilaian keamanan kapal dan rencana keamanan kapal;
7.2.4. Mensyaratkan pelatihan (Training) dan praktek latihan (Drill) untuk
menjamin pemahaman rencana keamanan dan mekanismenya.
7.3. Tanggung jawab perusahaan
7.3.1. Perusahaan harus menjamin bahwa rencana keamanan kapal berisi suatu
pernyataan jelas yang menekankan kekuasaan nakhoda. Perusahaan harus
menetapkan di dalam rencana keamanan kapal bahwa nakhoda mempunyai
otoritas mendominasi dan tanggung jawab membuat keputusan demi
keselamatan dan keamanan kapal dan jika diperlukan dapat meminta
bantuan Operator kapal atau Pemerintah.
7.4. Perusahaan harus memastikan bahwa perwira keamanan perusahaan,
nakhoda dan Perwira Keamanan Kapal (Ship Security Officer) diberi
dukungan yang memadai untuk melakukan tugas-tugas dan tanggung
jawabnya.Keamanan kapal
7.4.1. Sebuah kapal harus bertindak sesuai dengan tingkat keamanan yang diatur
oleh Pemerintah.
7.4.2. Pada tingkat keamanan 1, kegiatan-kegiatan berikut ini harus dilaksanakan:
7.4.5. Pada saat penetapan keamanan tingkat 2 atau 3 yang ditentukan oleh pihak
yang berwenang, kapal harus menerima perintah pada perubahan tingkat
keamanan.
7.4.6. Sebelum memasuki suatu pelabuhan atau ketika ada di suatu pelabuhan di
dalam teritorial suatu pemerintah negara yang telah menentukan keamanan
tingkat 2 atau 3, kapal harus menerima perintah ini, dan harus
menegaskannya kepada petugas keamanan fasilitas pelabuhan.
7.5. Penilaian keamanan kapal
7.5.1. Penilaian keamanan kapal adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan
dan merupakan satu kesatuan dengan proses pembuatan rencana
keamanan kapal.
7.5.2. Perwira keamanan perusahaan harus memastikan bahwa penilaian
keamanan kapal dikembangkan oleh orang dengan keahlian yang tepat
untuk mengevaluasi keamanan suatu kapal.
7.5.3. Organisasi keamanan yang diakui bisa mengembangkan penilaian
keamanan untuk kapal-kapal tertentu.
7.5.4. Penilaian keamanan kapal harus termasuk survei lapangan keamanan
ditempat dan, sekurang-kurangnya mencakup elemen-elemen berikut:
1) Kejadian/ancaman keamanan
2) Kondisi keamanan pelabuhan/fasilitas pelabuhan yang disinggahi
3) Audit internal
4) Pelatihan dan Latihan
7.7.3. Catatan harus dibuat dalam bahasa yang dipahami di kapal;
7.7.4. Catatan boleh di simpan dalam format elektronik, dalam hal ini, harus
dilindungi oleh tatacara yang ditujukan pada pencegahan penghapusan yang
ilegal, penghancuran atau perubahan;
7.7.5. Catatan harus dilindungi dari masuknya atau penyingkapan pihak yang
tidak berkepentingan.
7.8. Perwira keamanan perusahaan
9.1.1.Pendahuluan
Standar Keamanan Fasilitas Pelabuhan adalah standar keamanan yang berisi pedoman
dan prosedur yang berhubungan dengan pemenuhan persyaratan keamanan fasilitas
pelabuhan. Pemenuhan persyaratan keamanan fasilitas pelabuhan standar nasional
mengacu kepada konvensi keamanan kapal yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di Indonesia
9.1.2.Sasaran
Untuk dapat mencapai sasarannya, Standar ini dilengkapi dengan sejumlah persyaratan fungsional
sebagai berikut, namun tidak terbatas hanya kepada:
Bab 12 Manajemen Operasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
32
9.3.1. Pencegahan pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke fasilitas
pelabuhan dan area terbatas lingkungan fasilitas pelabuhan;
9.3.2. Pencegahan penitipan senjata illegal, bahan bahan bakar atau bahan
peledak ke fasilitas pelabuhan;
9.3.3. Mensyaratkan penilaian keamanan kapal dan rencana keamanan fasilitas
pelabuhan;
9.3.4. Mensyaratkan pelatihan (training) dan latihan personil (drills)
9.4. Keamanan Fasilitas Pelabuhan
9.4.1. Fasilitas pelabuhan disyaratkan untuk bertindak berdasarkan tingkat
keamanan yang ditetapkan oleh Designated Authority di wilayahnya.
Tindakan dan prosedur keamanan harus diterapkan di fasilitas
pelabuhan sedemikian rupa hingga gangguan dapat dicegah seminimal
mungkin kepada penumpang, kapal, awak kapal dan pengunjung, barang
dan jasa-jasa.
9.6.5. Penilaian dan Rencana keamanan fasilitas pelabuhan harus disetujui oleh
Designated Authority
9.6.6. Rencana keamanan fasilitas pelabuhan harus ditinjau dan diperbarui
secara berkala, dengan mempertimbangkan perubahan kecil di fasilitas
pelabuhan dan harus selalu ditinjau dan diperbarui ketika terjadi
perubahan besar pada fasilitas pelabuhan.
9.6.7. Rencana dapat disimpan dalam format elektronik dan harus dilindungi
oleh prosedur yang bertujuan untuk mencegah penghapusan,
penghancuran atau perubahan yang tidak sah. Rencana harus dilindungi
dari akses atau pengungkapan yang tidak sah.
9.7. Perwira keamanan Fasilitas Pelabuhan