Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PEMERINTAH DESA ARJOWINANGUN KECAMATAN PACITAN
DENGAN
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK
CABANG PACITAN
TENTANG
FASILITASI PEMBAYARAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA DESA (BLT-DD)
MELALUI REKENING SIKLUS
Nomor : 140/ /408.64.06/2022
Nomor : 180/4/KB/422.012/2018
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pada hari ini, Senin , Tangga 3 Januari 2022 bertempat di Bank Jatim Cabang Pacitan, yang
bertanda tangan dibawah ini:

I. Rakhman Wijayanto, selaku Kepala Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan dalam hal ini
bertindak menjalankan jabatannya tersebut, untuk dan atas nama serta sah mewakili
Pemerintah Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan yang berkedudukan di Desa
Arjowinangun Kecamatan Pacitan, berdasarkan Keputusan Bupati Pacitan Nomor
188.45/1078/KPTS/408.12/2017 tanggal 19 Oktober 2017 tentang Pengesahan
Pengangkatan Kepala Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan untuk
selanjutnya disebut PIHAK KESATU;
II. Murjoko Teguh Hariyanto, selaku Pemimpin PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
Cabang Pacitan, dalam hal ini bertindak menjalankan jabatannya tersebut, untuk dan atas
nama serta sah mewakili PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk yang
berkedudukan di Surabaya, Jalan Basuki Rachmad Nomor 98-104, melalui Kantor Cabang
Pacitan di Pacitan, Jalan A. Yani 82 Pacitan, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Nomor 059/007/DIR/HCP/KEP Tanggal 13 Januari
2020Tentang Pengangkatan dalam Jabatan serta Surat Kuasa dari Direksi PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk Nomor 059/020/DIR/HKM/SKA Tanggal 20 Januari
2020, untuk selanjutnya disebut sebagaiPIHAK KEDUA;

PIHAK KESATUdan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan secara
sendiri-sendiri disebut “Pihak” dalam menjalankan kedudukan dan kewenangannya masing-masing
sebagaimana tersebut di atas menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut bahwa :
1. PIHAK KESATU adalah Pemerintah Desa Arjowinangun Kecamatan Pacitan sesuai
kewenangannya bertanggung jawab terkait penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
(BLT-DD);
2. PIHAK KEDUA adalah Badan Usaha yang bergerak dibidang jasa perbankan yang kegiatan
usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya, sekaligus sebagai Bank yang
memberikan layanan jasa perbankan melalui pemanfaatan teknologi informasi dengan
menyediakan Layanan Rekening SIKLUS untuk memudahkan Penyaluran Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT-DD) Kabupaten Pacitan melalui PIHAK KEDUA.

Berdasar kan hal-hal tersebut diatas PARA PIHAK telah bersepakat untuk mengadakan perjanjian
kerjasama tentang Fasilitasi Pembayaran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)melalui
rekening SIKLUS (untukselanjutnyadisebut “Perjanjian”) denganketentuandansyaratsebagaimana
diatur dalam pasal-pasal sebagaiberikut:

BAB I
DEFINISI
Pasal 1
(1) Pembayaran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (atau selanjutnya disebut BLT-DD)
adalah bantuan langsung tunai yang dananya berasal dari dana desa.
(2) Rekening SIKLUS PIHAK KEDUA adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan
mudah dan ringan yang diterbitkan bersamasama oleh bank-bank di indonesia guna
menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(3) Penerima Bantuan adalah Keluarga miskin (KK) yang terdapat dalam Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang tidak menerima bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari
APBN, Keluarga miskin akibat kehilangan mata pencaharian dan Keluarga miskin akibat
mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis.
(4) Rekening Kas Desa adalah Rekening tempat menyimpan uang Pemerintah Desa yang
menampung seluruh penerima Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
Desa dalam 1(satu) rekening pada Bank yang ditetapkan.
(5) Surat Perintah Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) adalah
Surat Perintah dari Pemerintah Desa pada Bank untuk melakukan pendebeten sejumlah dana
dari Rekening Kas Desa dan disalurkan kepada penerima bantuan langsung tunai dana desa
(BLT–DD) sesuai Peraturan Kepala Desa.
(6) Surat Keterangan adalah Surat konfirmasi yang diterbitkan Pemerintah Desa untuk penerima
bantuan yang tidak/belum memiliki e-KTP.
(7) Surat Pengantar Dari Desa adalah Surat yang diterbitkan Pemerintah Desa untuk penerima
bantuan BLT-DD yang tidak bisa hadir pada jadwal yang ditentukan.
(8) Hari Kerja adalah hari Senin sampai Jumat sesuai layanan operasional PIHAK KEDUA diluar
hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau Bank Indonesia.
(9) Hari Kalender adalah 7 (Tujuh) hari dalam setiap Minggu yang dimulai pada hari Senin
sampai dengan hari Minggu termasuk hari libut nasional ataupun hari libur lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau Bank Indonesia.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal2

(1) Maksud dari diadakannya Perjanjian ini adalah untuk menjalankan kerjasama antara PARA
PIHAK dalam hal penyaluran BLT-DD oleh PIHAK KESATUmelalui Rekening tabungan
kuyang dimiliki PIHAK KEDUA;
(2) Tujuan dari diadakannya Perjanjian ini adalah memenuhi kebutuhan PIHAK KESATU dalam
penyaluran BLT-DD melalui rekening SIKLUS PIHAK KEDUA agar dapat terlaksana dengan
tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran dan tepat administrasi.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal3

Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi Pelaksanaan Pembayaran Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa (BLT-DD) dari Rekening Kas Desa PIHAK KESATU kepada Penerima Bantuan Dana BLT-
DD yang telah ditetapkan oleh PIHAK KESATU melalui fasilitas Tabungan PIHAK KEDUA
baik secara tunai dan non tunai.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4

(1) Hak PIHAK KESATU:


a. Menerima bukti tanda terima penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) dari
PIHAK KEDUA;
b. Menerbitkan Standing Intruction Pencairan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan pendebetan sejumlah dana dari rekening Kas
Desa dan disalurkan kepada penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
sesuai Peraturan Kepala Desa.
c. Menerima dan memberikan persetujuan atas jadwal penyaluran Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT-DD) sesuai urutan penyerahan berkas;
d. Menerima daftar laporan terkait Penerima Bantuan yang tidak memiliki e-KTP disertai
dengan Surat Keterangan dari Pemerintah Desa.
e. Menerima kembali dana Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) dari PIHAK
KEDUA, apabila dalam proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
ada penerima bantuan yang meninggal dunia;
f. Mendapatkan kepastian bahwa PIHAK KEDUA akan melaksanakan pencairan Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) sesuai jadwal yang telah disepakati PARA PIHAK;
g. Mendapatkan kepastian bahwa PIHAK KEDUA akan melaksanakan pencairan Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) oleh PIHAK KEDUA di kantor PIHAK KEDUA,bagi
penerima bantuan yang tidak bisa hadir pada jadwal yang telah ditentukan, dengan
membawa surat pengantar dari desa.

(2) Kewajiban PIHAK KESATU :


a. Mengumpulkan data calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yang
sesuai dalam Peraturan Kepala Desa dengan menggunakan format excel dari PIHAK
KEDUA dan menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk softcopy dan hardcopy
dan selanjutnya di input pada form CIF pembukaan rekening SIKLUS oleh masing-masing
penerima bantuan BLT-DD.
b. PIHAK KESATU mengkoordinir Pembukaan Rekening SIKLUS untuk selanjutnya diberikan
kepada PIHAK KEDUA dengan Persyaratan Pembukaan Rekening Oleh masing-masing
penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yaitu menyertakan Foto Copy E-
KTP.
c. Apabila penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) belum / tidak memiliki
kartu identitas E-KTP maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan Surat Keterangan Domisili
penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD.
d. Memberikan surat perintah penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
berupa Standing Intruction kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan pendebetan
sejumlah dana dari rekening desa dan disalurkan kepada Penerima Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT-DD) sesuai Peraturan Kepala Desa;
e. Menginformasikan kepada penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) terkait
jadwal dan menentukan lokasi pembayaran;
f. Bertanggung jawab atas penerimaan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) sesuai
dengan yang berhak;
g. Menginformasikan kepada calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD),
apabila yang bersangkutan tidak bisa hadir, dapat dikuasakan pencairannya dibuktikan
dengan Surat Kuasa mengetahui PIHAK KESATU;

(3) Hak PIHAK KEDUA :


a. Menerima data CIF dari calon Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
yang sudah ditetapkan sesuai Peraturan Kepala Desa dengan menggunakan format excel
dari PIHAK KESATU dalam bentuk softcopy dan hardcopy.
b. Menerima surat perintah penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
berupa Standing Intruction dari PIHAK KESATU untuk melakukan pendebetan sejumlah
dana dari rekening desa dan disalurkan kepada penerima Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa (BLT-DD) sesuai Peraturan Kepala Desa;
c. Mendapatkan kepastian bahwa PIHAK KESATU memberikan informasi kepada peneriman
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) terkait jadwal dan menentukan lokasi
pembayaran;
d. Mendapatkan kepastian bahwa PIHAK KESATU bertanggung jawab atas penerimaan
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) sesuai dengan yang berhak;
e. Mendapatkan kepastian bahwa PIHAK KESATU memberikan informasi kepada calon
Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), apabila yang bersangkutan tidak
bisa hadir, dapat dikuasakan pencairannya dibuktikan dengan Surat Kuasa mengetahui
PIHAK KESATU;

(4) Kewajiban PIHAK KEDUA:


a. Membuatkan Rekening SIKLUS atas masing-masing Penerima Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT-DD) tanpa dibebankan Saldo Minimum dan dibebaskan dari Pajak
Tabungan.
b. Memberikan laporan pelimpahan dana Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
kepada PIHAK KESATU;
c. Menerima dan menindaklanjuti surat perintah penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa (BLT-DD) dariPIHAKKESATU untuk melakukan pendebetan sejumlah dana dari
rekening kas desa dan disalurkan kepada penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
(BLT-DD) sesuai Peraturan Kepala Desa;
d. Memberikan jadwal penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) sesuai
urutan penyerahan berkas untuk mendapatkan persetujuan dari PIHAK KESATU;
e. Memberikan daftar laporan terkait Penerima Bantuan yang tidak memiliki e-KTP disertai
dengan Surat Keterangan dari Pemerintah Desa yang diberikan oleh Penerima Bantuan
kepada PIHAK KEDUA;
f. Menyerahkan kembali dana Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) kepada PIHAK
KESATU, apabila dalam proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
ada penerima yang meninggal dunia;
g. Melaksanakan proses pencairan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) sesuai
jadwal yang telah disepakati PARA PIHAK;
h. Melayani pencairan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di kantor PIHAK
KEDUA dan bagi penerima bantuan yang tidak bisa hadir dalam proses pencairan Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) diwajibkan melampirkan surat kuasa penarikan dana
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) kepada yang dikuasakan atau yang
ditunjuk dengan mengetahui kepala desa serta menandatangani slip penarikan;

EVALUASI DAN REKONSILIASI


Pasal 5

(1) Selama jangka waktu Perjanjian ini berlaku,PARA PIHAK dapat melakukan evaluasi dan
rekonsiliasi atas hasil pelaksanaan Perjanjian ini setiap tahapan penyaluran atau dilakukan
sewaktu-waktu apabila diperlukan atas dasar kesepakatan PARA PIHAK;
(2) Apabila terjadi perbedaan data dan/atau hasil transaksi pembayaran, maka PARA PIHAK
wajib dan bersedia melaksanakan rekonsiliasi;
(3) Apabila terjadi perbedaan data dan/atau hasil transaksi pembayaran, maka masing-masing
Pihak wajib memberitahukan kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya 7 (Tujuh) hari
kalender agar PARA PIHAK bersama-sama melakukan penelitian lebih lanjut;
(4) Rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dan ditandatangani PARA PIHAK
untuk digunakan sebagai dasar koreksi dan pembetulan data dan/atau pencatatan;
(5) PARA PIHAK wajib menyimpan data hasil transaksi dan/atau bukti transaksi untuk jangka
waktu sesuai dengan ketentuan Perundang.

BAB IV
JANGKA WAKTU
Pasal6

(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 12 (Dua Belas )bulan terhitung sejak tanggal 29
Januari 2022 sampai dengan tanggal 31 Desember 2022;
(2) Jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat diperpanjang
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dengan cara salah satu Pihak yang menghendaki
perpanjangan mengajukan permohonan kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja sebelum tanggal berakhirnya Perjanjian.

BAB V
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 7

(1) Perjanjian ini dapat diakhiriataumenjadiberakhirsebelumJangkawaktuPerjanjianberakhir apabila


:
a. Dikehendaki oleh PARA PIHAK atau salah satu Pihak yang menginginkan pengakhiran
Perjanjian sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir dengan menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender
sebelum tanggal permintaan berakhirnya Perjanjian;
b. Salah satu Pihak tidak melakukan lagi kegiatan usahanya sehari-hari atau menjadi Pailit
atau mengadakan likuidasi sendiri atau membubarkan kegiatan usahanya.
(2) Apabila salah satu atau lebih dari klausul yang terdapat dalam Perjanjian ini menjadi tidak
berlaku yang dikarenakan adanya pertentangan dengan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah, maka Perjanjian ini tidak menjadi batal atau berakhir karenanya.
PARA PIHAK akan bermusyawarah untuk mengganti klausul yang tidak berlaku tersebut dan
dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum) yang disepakati oleh PARA PIHAK;
(3) Dalam hal Perjanjian ini tidak diperpanjang atau diputuskan oleh salah satu Pihak sehingga
Perjanjian ini menjadi berakhir, maka pengakhiran Perjanjian tidak mempengaruhi Hak dan
Kewajiban masing-masing Pihak yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebagai akibat dari
pelaksanaan sebelum tanggal berakhirnya Perjanjian ini;
(4) Jika terjadi pengakhiran Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk tidak
memberlakukan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

BAB VI
INFORMASI RAHASIA
Pasal8

(1) Kecuali diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak ada satu
pihakpun dalam Perjanjian ini yang dibenarkan untuk membeberkan isi dari Perjanjian ini
dan/atau data-data yang digunakan dalam pelaksanaan Perjanjian ini baik yang bersifat teknis
maupun komersial dalam bentuk apapun baik sejak dan setelah Perjanjian ini dilaksanakan.
(selanjutnya disebut “Informasi Rahasia);
(2) Masing-masing Pihak wajib menjaga kerahasiaan dan tidak diperbolehkan menyebarluaskan
kepada Pihak manapun Informasi Rahasia yang digunakan dalam pelaksanaan Perjanjian ini
maupun yang terkait dengan Perjanjian ini tanpa Persetujuan tertulis sebelumnya dari Pihak
lainnya, kecuali harus dibuka oleh Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
(3) Pihak yang harus membuka Informasi Rahasia dikarenakan melaksanakan suatu Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku wajib memenuhi ketentuan yang berlaku
(4) Informasi Rahasia harus tetap dijaga oleh PARA PIHAK meskipun Perjanjian ini berakhir.

BAB VII
FORCE MAJEURE
Pasal9

(1) Tidak dipenuhinya atau dilaksanakanya kewajiban salah satu Pihak menurut Perjanjian ini
tidak dianggap Wanprestasi atau pelanggaran atas Perjanjian ini apabila hal itu disebabkan
karena ForceMajeure;
(2) Untuk keperluan Perjanjian ini,“ForceMajeure”berarti peristiwa, keadaan/kondisi, atau kejadian
yang terjadi diluar kemampuan, kekuasaan, atau kendali wajar suatu Pihak dan tidak
disebabkan karena kesalahan Pihak tersebut, dan Peristiwa, keadaan/ kondisi, atau kejadian
tersebut menghambat, menghalangi, atau menunda, Pihak itu dalam menjalankan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini. Yang disebut atau dikategorikan sebagai
ForceMajeure meliputi namun tidak terbatas pada bencana alam, seperti banjir, tanah longsor,
letusan gunung berapi, angin topan, gempa bumi, kebakaran, sabotase, huru hara dan
pemberontakan;
(3) Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini, sehingga
mempengaruhi pelaksanaan kewajiban salah satu Pihak, maka Pihak yang mengalami Force
Majeure tersebut berkewajiban untuk memberitahukan Pihak lainnya dalam Perjanjian ini
disertai dengan bukti pendukung yang disahkan oleh Pejabat atau Instansi yang berwenang
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak terjadinya Force Majeure
tersebut untukdiselesaikan secara musyawarah;
(4) Pihak yang mengalami keadaan memaksa (ForceMajeure) harus melaksanakan kembali
kewajibannya sesuai dengan Perjanjian ini setelah keadaan memaksa berakhir.

BAB VIII
KORESPONDENSI
Pasal10

(1) Semua pemberitahuan yang harus diberikan oleh masing-masing Pihakwajib disampaikan
dengan mengirimkan pemberitahuan tersebut melalui media elektronik tercatat, poster catat,
atau dikirim langsung dengan disertai bukti tanda terima ke alamat masing-masing Pihak yang
tersebut di bawah ini atau alamat lain dengan memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu
dengan Pejabat yang ditunjuk oleh masing-masing Pihak, yaitu:

a. PIHAK KESATU
KEPALA DESA ARJOWINANGUN
Nama : Rakhman Wijayanto
Jabatan : Kepala Desa Arjowinangun
Telp. : 081335774440
Fax. :-
Email : pemdesarjowinangun2007@gmail.com

b. PIHAK KEDUA
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk.
Cabang Pacitan
Jalan A yani No 82 Pacitan
Nama : Murjoko Teguh Hariyanto
Jabatan : Pemimpin Cabang
Telp. : 0357-881320
Fax. : 0357-882889
Email : Cabang_pacitan@bankjatim.co.id

Atau ke alamat maupun nomor lain sesuai pemberitahuan dari masing-masing Pihak.

(2) Setiap korespondensi ke alamat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dianggap
telah diterima atau disampaikan:
a. Padahari dan tanggal yang sama apabila diserahkan langsung dan dibuktikan dengan
tandatangan penerimaan padabuku penganta rsurat (ekspedisi) atau tanda terima lain
yang diterbitkan oleh pengirim;
b. Pada hari yang sama, apabila dikirim melalui facsimile dan/atau email dengan hasil yang
baik.
(3) Masing-masing Pihak dapat mengubah alamat dengan pemberitahuan kepada Pihak lainnya
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum terjadi perubahan alamat.

BAB IX
ADDENDUM
Pasal 11

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini dan karenanya perlu
dilakukan perubahan atau penambahan, maka PARA PIHAK sepakat untuk yang bersifat teknis
dan berkaitan langsung dengan yang diperjanjikan ini akan dituangkan dalam suatu Perjanjian
Tambahan (Addendum), atau dokumen lain yang merupakan satu kesatuan serta bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

BAB X
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 12

(1) Perselisihan yang timbul akibat pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat oleh PARA PIHAK jika tidak tercapai kesepakatan
paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja maka PARA PIHAK sepakat
untuk menyelesaikannya melalui Pengadilan;
(2) Untuk perjanjian ini dan segala akibatnya PARA PIHAK sepakat untuk memilih domisili
hukum yang tetap dan tidak berubah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan NegeriPacitan.

BAB XI
LARANGAN PEMBERIAN HADIAH DAN KOMISI
Pasal 13

(1) Salah satu PIHAK tidak diperkenankan mengikatkan atau mencoba melakukan pemberian
hadiah atau komisi atau dalam bentuk apapun kepada PIHAK lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Salah satu PIHAK dapat mengakhiri Perjanjian, apabila berdasarkan alasan yang jelas
menemukan bahwa ada PIHAK yang telah bekerjasama atau mencoba untuk bekerjasama
dalam rangka pemberian hadiah atau komisi atau dalam bentuk apapun.
(3) Salah satu PIHAK atau pegawainya dilarang menawarkan, memberikan atau menyetujui
untuk memberi hadiah, komisi atau dalam bentuk apapun kepada PIHAK lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
(4) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1) dan ayat (3) oleh salah satu PIHAK atau pegawai
atau orang yang bekerja untuknya dapat mengakibatkan berakhirnya Perjanjian ini.
BAB XII
LAIN LAIN
Pasal 14

(1) Masing-masing Pihak dengan ini menyatakan bahwa yang menandatangani Perjanjian ini
dan/atau surat-surat lainnya/lampirannya, berhak dan berwenang mewakili masing-masing
Pihak sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar dan/atau keputusan/ketentuan yang berlaku
pada masing-masing Pihak;
(2) Hak dan Kewajiban serta tanggung jawab PARA PIHAK berdasarkan Perjanjian ini tidak
berakhir karena berhalangan tetapnya salah satu Pihak yang mewakili dan/atau berakhirnya
jabatan PARA PIHAK yang mewakili dalam Perjanjian, tetapi tetap wajib untuk dipenuhi dan
ditaati oleh pengganti Hak dan Kewajiban (rechtsopvolgers) dari masing-masing Pihak;
(3) Perincian teknis aplikasi dalam ketentuan Perjanjian ini akan diatur dan dituangkan lebih lanjut
ke dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disepakati PARA PIHAK dan menjadi
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini;
(4) Keabsahan penafsiran dan pelaksanaan dari Perjanjian ini diatur dan tunduk pada hukum
yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 15

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada tanggal dan tempat seperti tersebut di
atas oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua), masing-masingbermeterai cukup serta
mempunyai kekuatan pembuktian yang sama untuk kepentingan masing-masing PIHAK.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KEPALA DESA ARJOWINANGUN
JAWA TIMUR Tbk KECAMATAN PACITAN
CABANG PACITAN KABUPATEN PACITAN

Murjoko Teguh Hariyanto Rakhman Wijayanto


Pemimpin Cabang Kepala Desa

Anda mungkin juga menyukai