Anda di halaman 1dari 8

PPENGGARUH PENGGUNAAN SLAG NIKEL FENI 4 SEBAGAI

SUBTITUSI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS


HAMPAR DINGIN COLD PAVING HOT MIX ASBUTON (CPHMA)

Ichi Ayu Naga Mas1, Edward Ngii2, Nasrul3


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
2
Dosen dan Peneliti Jurusan Teknik Sipil, fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Koresponden *, Email : ichiayu28@gmail.com

ABSTRAK

Slag nikel merupakan salah satu jenis limbah yang diperoleh dari peleburan biji nikel PT. ANTAM Pomala
Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawasi Tenggara. Salah satu jenis peleburan biji nikel adalah slag nikel FeNI 4,
berbeda dengan jenis sebelumnya slag nikel FeNi 4 memiliki ukuran butiran yang lebih kecil dimana ukuran
butirannya lolos saringan No. 4 sehingga mendekati ukuran butiran agregat halus. Salah satu jenis campuran
perkerasan jalan adalah CPHMA atau Cold Paving Hot Mix Asbuton adalah asbuton yang dicampur panas dan
dihampar dalam keadan dingin, campuran perkerasan cphma membutuhkan bahan penyusun seperti agregat halus
untuk mendukung kinerja konstruksi lapis perkerasan agar mampu untuk menahan beban lalu lintas. Pada penelitian
ini memanfaatkan limbah nikel berupa slag nikel FeNi 4 yang memiliki ukuran butitan seperti agregat halus normal
sehingga berpotensi digunakan sebagai subtitusi agregar halus pada campuran perkerasan jalan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan slag nikel FeNi 4 terhadap karakteristik marshall pada campuran
cphma. Penetapan variasi kadar subtitusi agregat halus sebesar 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%, terhadap total
berat agregar halus. Hasil penelitian menunjukan bahwa seiring dengan penambahan kadar subtitusi slag nikel
FeNi 4 yaitu sebesar 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%, mengakibatkan karaktirsik marshall pada campuran semakin
menurun. Jika penggunaan kadar slag nikel sedikit maka akan mengakibatkan karakteristik marshall pada campuran
cphma akan semakin membaik begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan bentuk fisik slag nikel yang sedikit
berbeda dengan agregat halus dimana permukaan slag nikel lebih halus dan licin.

Kata Kunci : Bahan Subtitusi , Slag Nikel, CPHMA

ABSTRACT
Nickel slag is one type of waste obtained from the smelting of nickel ore PT. ANTAM Pomala, Kolaka,
Southeast Sulawesi. One type of nickel ore smelting is FeNI 4 nickel slag, in contrast to the previous type, FeNi 4
nickel slag has a smaller grain size where the grain size passes the No. sieve. 4 so that it is close to the grain size of
the fine aggregate. One type of road pavement mixture is CPHMA or Cold Paving Hot Mix Asbuton is asbuton
which is mixed hot and spread cold, the CPHMA pavement mixture requires constituent materials such as fine
aggregate to support the performance of the pavement layer construction to be able to withstand traffic loads. In
this study, nickel waste is used in the form of nickel slag FeNi 4 which has a grain size similar to normal fine
aggregate so that it has the potential to be used as a substitute for fine aggregate in road pavement mixtures. This
study aims to determine the effect of using FeNi 4 nickel slag on the marshall characteristics of the CPHMA
mixture. Determination of the variation of fine aggregate substitution content of 0%, 25%, 50%, 75% and 100%, to
the total weight of fine aggregate. The results showed that along with the addition of nickel slag substitution levels
of FeNi 4, namely 0%, 25%, 50%, 75% and 100%, the marshall characteristics of the mixture decreased. If the use
of a small amount of nickel slag will result in the Marshall characteristics of the CPHMA mixture getting better and
vice versa. This is because the physical form of nickel slag is slightly different from that of fine aggregate where the
surface of nickel slag is smoother and slicker.

Keywords: Substitution Material, Nickel Slag, CPHMA


1. PENDAHULUAN 18/PRT/M/2018 tanggal 13 Juli 2018, yang
berisi tentang Penggunaan aspal buton untuk
Infrastuktur merupakan salah satu hal pembangunan dan preservasi jalan.
yang paling penting dalam upaya pembangunan Salah satu teknologi penggunaan asbuton
suatu wilayah. Tersedianya infrastruktur yang yang baru berkembang adalah Cold Paving Hot
memadai akan sangat berpengaruh terhadap laju Mix Asbuton (CPHMA). Menurut Ditjen Bina
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Marga (2013) CPHMA adalah campuran
Pembangunan infrastruktur yang baik dapat asbuton yang terdiri dari agregat, asbuton butir,
mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam peremaja dan bahan tambah lain yang dicampur
sejarah pembangunan infrastruktur yang panas hampar dingin. CPHMA memiliki
semakin pesat sehingga mengahsilkan sarana keunggulan yaitu dalam penggunaan CPHMA
dan prasaranan yang dapat menunjang dapat dipadatkan dingin sehingga sangat cocok
kebutuhan manusia dalam segala bidang digunakan untuk daerah yang berada jauh dari
kehidupan. Salah satu jenis infrastruktur yaitu lokasi AMP. Tetapi pada aplikasinya dilapangan
jalan yang merupakan kebutuhan sekunder CPHMA juga memiliki kelamahan dalam
manusia yang perlu mendapat perhatian khusus. workability karena campuran yang sudah dingin
Jalan merupakan salah satu sarana lebih kaku sehingga lebih susah untuk
transportasi yang sering digunakan manusia. dipadatkan karenanya mempengaruhi kinerja
Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi campuran (Suroso, 2008).
nasional mempunyai peranan penting terutama Penggunaan material alam sebagai bahan
dalam bidang ekonomi sosial dan budaya serta baku perkerasan jalan saat ini mengakibatkan
lingkungan yang dikembangkan melalui ketersediaan material alam yang semakin
pendekatan pengembangan wilayah agar berkurang, biaya yang besar dan sangat
tercapai keseimbangan dan pemerataan berdampak pada eksploitasi sumber daya alam,
pembangunan antar daerah. Indonesia sebagai alternatif pemanfaatan limbah sebagai bahan
salah satu negara berkembang sangat baku perkerasan jalan pada saat ini sangat
membutuhkan kualitas dan kuantitas jalan dalam dimungkinkan, salah satu jenis limbah yang
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk dapat digunakan sebagai material perkerasan
melakukan berbagai jenis kegiatan, baik itu jalan adalah slag nikel. Slag nikel adalah salah
aksesibilitas maupun perpindahan barang dan satu jenis limbah yang dihasilkan dari proses
jasa. Pembangunan infrastuktur jalan pada saat peleburan biji nikel PT. ANTAM Kabupaten
ini difokuskan pada kualitas dan penghematan Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Salah satu
biaya pembangunan. Perkembangan penelitiaan jenis slag nikel yang diperolah dari hasil
mengenai bahan konstruksi perkerasana jalan peleburan biji nikel pada aktivitas penambangan
baik itu perkerasan kaku (rigid pavement) adalah Slag FeNi 4. Berbeda dengan jenis
ataupun perkerasan lentur (flexsibel pavement) sebelumnya distribusi ukuran material tipe FeNi
difokuskan pada pemanfaatan sumber daya alam 4 ini mencapai lebih dari 90% lolos saringan
dalam hal ini material yang disesuaikan dengan No. 8, sehingga mendekati ukuran bahan agregat
kondisi wilayah dimana konstruksi perkerasan halus. Kementrian Lingkungan Hidup dan
akan dilakukan. Kehutanan (KLHK) melalui Peraturan
Indonesia merupakan negara yang Pemerintah No 22/2021 telah mengecualikan
memiliki kekayaan berupa aspal alam di pulau slag nikel dari jenis limbah B3 bentuk fisik dari
Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang biasa slag nikel yang menyerupai batu alam,
disebut dengan asbuton. Jumlah asbuton yang menyebabkan potensi slag nikel digunakan
terdapat di Pulau Buton diperkirakan berjumlah sebagai bahan baku perkerasan jalan sanngat
677.247.000 ton (Balitbang PU, 2016). Melihat dimungkinkan. Disisi lain kebutuhan agregat
jumlah asbuton yang melimpah Kementerian PU halus untuk pembangunan infrastruktur jalan
mengeluarkan peraturan Menteri No. semakin sulit diperoleh karena agregat
campuran aspal didasarkan pada asumsi berasal pengaruh penggunaa slag nikel FeNi 4 sebagai
dari sumber yang sama, kualitas yang sama, subtitusi agregat halus pada campuran aspal
serta memilili berat jenis yang sama atau hampir panas hampar dingin terhadap karakteristik
marshall.
sama. Penumpukan slag nikel halus yang
semakin banyak setiap tahunnya dapat dikurangi
Dari gabungan agregat yang digunakan,
dengan cara memanfaatkan slag nikel halus diperoleh presentase agregat kasar = 41%,
(FeNi 4) sebagai agregat halus pada campuran presentase agregat halus = 34% dan filler
aspal. sebesar 6%. Dengan asbuton sebesar 19% .
Pada penelitian ini akan digunakan slag Parameter pengujian yang digunakan adalah
nikel FeNi 4 sebagai bahan penganti agregat stabilitas marshall, flow, Marsahll Quotient
halus pada campuran aspal panas hampar (MQ), VIM, VMA, VFB. Berdasarkan
komposisi agregat yang diperoleh dari
dinggin Cold Paving Hot Mix Asbuton perhitungan mix desing tersebut, selanjutnya
(CPHMA). dibuat campuran dengan menggunakan agregat
halus slag nikel dengan proporsi 0%, 25%, 50%,
2. METODE PENELITIAN 75% dan 100% terhadap berat total agregat
halus.
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen yang dilakukan di laboratorium 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan mengadakan percobaan secara langsung
guna memperoleh data atau hasil untuk Hasil pengujian marshall test yang terdiri dari
menghubungkan variabel yang terkait. stabilitas, flow, Marsahll Quotient (MQ), VMA,
Penelitian ini mengadakan suatu pengujian VIM, dan VFA.
terhadap beberapa sampel untuk mengetahui
Untuk modifier yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan aspal minyak dan bungker oil dengan
perbandingan 50:50
Tabel 1 Hasil Pengujian Karakteristik Modifier

Spesifikasi
No. Jenis Pengujian Unit Hasil Pengujian
Min Maks
1 Berat jenis Mm 1 - 1,001
(Sumber : Hasil analisa data)

Tabel 2 Hasil Pengujian Karakteristik Agregat Batu Moramo


Hasil Pengujian
No. Jenis Pengujian Spesifikasi Agregat Agregat
Filler
Kasar Halus
1 Berat Jenis (Bulk) > 2.5 2.63 2,66 2.56
Berat Jenis Kering
2 > 2.5 2.66 2.66
Permukaan Jenuh (SSD) -
3 Berat Jenis Semu (Apparent) > 2.5 2.72 2.67 -
4. Penyerapan Air <3 1.24 0,18 -
5. Keausan < 40 29 - -
6 Kadar Lumpur <1 - - -
(Sumber : Hasil analisa data)
Tabel 3 Hasil Pengujian Karakteristik Agregat Halus (Slag Nikel FeNi 4)
Hasil Pengujian
No. Jenis Pengujian Spesifikasi
Agregat Halus
1 Berat Jenis (Bulk) > 2.5 2,89
Berat Jenis Kering
2 > 2.5 2.86
Permukaan Jenuh (SSD)
3 Berat Jenis Semu (Apparent) > 2.5 2.87
4. Penyerapan Air <3 0,38
5. Keausan < 40 -
6 Kadar Lumpur <1 -
Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 diatas, oleh perubahan bentuk plastis atau deformasi
aspal dan agregat yang digunakan telah memnuhi permanen yang terjadi akibat pembebanan lalu
spesifikasi yang ditetapkan. Adapun hasil pengujian lintas. Seiring dengan peningkatan kadar aspal,
campuran dapat dilihat pada Tabel nilai flow mengalami kenaikan. Marshall
Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, dan quotient (MQ) merupakan pendekatan terhadap
Tabel 8 menunjukan hasil pengujian stabilitas, tingkat kekakuan dan fleksibilitas campuran
flow, Marsahll Quotient (MQ), VMA, VIM, dan yang diperoleh dari nilai perbandingan antara
VFA, pada masing-masing kadar variasi stabilitas dengan kelelehan (flow).berdasarkan
subtitusi slag nikel . Dapat dilihat pada kadar Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8
0% slag nikel menunjukan nilai stabilitas menunjukan bahwa seiring dengan penambahan
campuran pada semua kadar Modifier yang kadar subtitusi slag nikel yang digunaakan
disajikan memenuhi spesifikasi yang ditentukan makan kinerja campuran cphma akan semakin
yaitu menimal 500 kg. stabilitas adalah menurun.
kemampuan lapis perkerasan jalan untuk
menahan beban lalu lintas. Adapun flow
(kelelehan) suatu campuran aspal diakibatkan

Tabel 4 Hasil Pengujian marshall dan campuran 0% Slag Nikel FeNi 4


Kadar Parameter marshall
Modifier Stabilitas (Kg) Flow (Mm) MQ (kg/mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%)

2% 526,69 4,6 114,35 22,47 8,60 61,75

2,5 % 653,10 4.0 161,57 22,51 7,59 66,38

3 % 568,83 6,5 98,26 20,49 5,13 75,57

Spesifikasi > 500 2–5 - > 16 4-10 > 60

(Sumber : Hasil analisa data)

Tabel 5 Hasil Pengujian marshall dan campuran 25% Slag Nikel FeNi 4
Kadar Parameter marshall
Modifier Stabilitas (Kg) Flow (Mm) MQ (kg/mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%)

2% 500,36 6,55 76,40 28,93 17,07 42,59

2,5 % 531,96 6,3 76,40 28,93 11,36 54,32

3 % 504,47 6,5 77,63 25,08 11,09 55,84


Spesifikasi > 500 2–5 - > 16 4-10 > 60

(Sumber : Hasil analisa data)

Tabel 6 Hasil Pengujian marshall dan campuran 50% Slag Nikel FeNi 4
Kadar Parameter marshall
Modifier Stabilitas (Kg) Flow (Mm) MQ (kg/mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%)

2% 463,49 6,40 72,39 33.10 20,23 38,89

2,5 % 526,69 6,45 81,63 32,64 18,70 42,71

3 % 495,09 6,55 75,58 31,92 17,29 45,82

Spesifikasi > 500 2–5 - > 16 4-10 > 60

(Sumber : Hasil analisa data)

Tabel 7 Hasil Pengujian marshall dan campuran 75% Slag Nikel FeNi 4
Kadar Parameter marshall
Modifier Stabilitas (Kg) Flow (Mm) MQ (kg/mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%)

2% 452,96 6,5 114,35 32,54 18,89 41,94

2,5 % 463,49 6,4 161,57 32,25 17,94 44,43

3 % 431,89 6,4 98,26 31,43 16,39 47,83

Spesifikasi > 500 2–5 - > 16 4-10 > 60

(Sumber : Hasil analisa data)

Tabel 8 Hasil Pengujian marshall dan campuran 100% Slag Nikel FeNi 4
Kadar Parameter marshall
Modifier Stabilitas (Kg) Flow (Mm) MQ (kg/mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%)

2% 389,75 6,7 58,17 30,72 16,79 46,67

2,5 % 463,49 6,5 71,32 28,66 13,64 52,51

3 % 389,75 6,4 98,26 27,71 11,91 57,06

Spesifikasi > 500 2–5 - > 16 4-10 > 60

(Sumber : Hasil analisa data)


Gambar 1 Rekapituasi nila stabilitas Gambar 5 Rekapitulasi nilai VIM

Gambar 2 Rekapitulasi nilai flow


Gambar 6 Rekapitulasi nilai VFA

Pada Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa dari kelima


variasi kadar subtitusi agregat halus sangat
mempengaruhi nilai stabilitas campuran CPHMA,
semakin banyak penggunaan kadar subtitusi slag
nikel yang digunakan maka nilai stabilitas akan
semakin menurun. Selain itu penambahan kadar
modifier juga mempengaruhi nilai stabilitas,
penggunaan kadar modifier yang terlalu banyak dapat
mengakibatkan nilai stabilitas menurun. Berdasarkan
spesifikasi umum CPHMA nilai stabilitas untuk
campuran CPHMA minimum 500kg
Gambar 3 Rekapitulasi Nilai MQ
Pada Gambar 2 dapat dijelaskan dari kelima
kadar subtitusi agregat halus dapat mempengaruhi
nilai flow atau kelelehan, semakin banyak komposisi
kadar subtitusi slag nikel yang digunakan maka nilai
flow akan semakin meningkat, nilai flow yang
semakin tinggi akan membuat komposisi campuran
memiliki nilai plastis yang mengakibatkan campuran
mudah berubah bentuk apabila menerima beban, dari
kelima variaisi kadar subtitusi slag nikel nilai flow
yang didapatkan memenuhi spesifikasi umum
CPHMA terdapat pada variasi 0% slag nikel
sedangkan untuk variasi 25%, 50%, 75% dan 100%
Gambar 4 Rekapitulasi Nilai VMA nilai flow tidak memenuhi spesifikasi, berdasarkan
spesifikasi umum CPHMA nilai flow 2-5 mm.

Pada Gambar 3 didapatkan dari kelima variasi


kadar subtitusi agregat halus dapat mempengaruhi
nilai marshall quotient, semakin banyak kadar
subtitusi slag nikel yang digunakan makan nilai
marshal quotient semakin menurun, begitu juga
dengan penambahan kadar modifier yang semakin
banyak akan mengakibatkan nilai marshall quotient
semakin menurun. Tidak ada ketetapan spesifikasi (114,35 kg/mm, 161,57 kg/mm, 98,26 kg/mm),
untuk nilai marshall quotient sehingga dapat nilai VMA diperoleh nilai (22,47 %, 22,51%,
dikatakan dari kelima variasi kadar subtitusi yang 20,94%), nilai VIM diperoleh (8,6%, 7,59%,
digunakan semua memenuhi spesifikasi umum 5,13%), nilai VFA diperoleh (61,75%, 66,38%,
CPHMA. 75,57%), untuk variasi kadar subtitusi 0% slag
nikel semua memenuhi kinerja campuran
Pada Gambar 4 didapatkan dari kelima variasi kadar CPHMA berdasarkan karakteristik marshall
subtitusi agregat halus mempengaruhi nilai VMA yang diperoleh. Pada variasi 25%, 50%, 75% dan
atau rongga dalam agregat pada campuran CPHMA, 100% setelah dilakukan pengujian tidak ada yang
semakin banyak kadar subtitusi slag nikel yang memenuhi karakteristik marshall berdasarkan
digunakan makan nilai VMA pada campuran akan Spesifikasi Umum CPHMA (Hasil pengujian
semakin menurun. Penurunan nilai VMA dapat dapat dilihat pada lampiran 14, 15, 16, 17). Jika
mengurangi kinerja campuran, berdasarkan penggunaan kadar slag nikel sedikit maka akan
spesifikasi umum CPHMA nilai VMA minimum mengakibatkan karakteristik marshall pada
16%. campuran aspal panas hampar dingin semakin
membaik. Perubahan signifikan terjadi pada saat
Pada Gambar 5 untuk kelima variasi kadar penambahan kadar subtitusu slag nilai VIM
subtitusi agregat halus mempengaruhi nilai VIM atau (Rongga Terisi Udara) dan VFA ( Rongga terisi
rongga dalam campuran semakin banyak kadar Aspal) tidak memenuhi spesifikasi sehingga
subtitusi slag yang digunakan maka nilai VIM akan penambahan slag nikel dapat mengurangi kinerja
semakin meningkat dan tidak memenuhi spesifikasi pada campuran CPHMA.
umum CPHMA, berdasarkan spesifikasi umum b) Dengan Penelitian ini diperoleh kadar modifier
CPHMA nilai VIM maksimum 4% dan minimum optimum KMO 2,50% pada kadar 0% slag nikel.
10%. Penambahan kadar subtitusi slag nikel pada
campuran CPHMA dapat mengakibatkan kinerja
Pada Gambar 6 didapatkan dari kelima variasi campuran semakin menurun sehingga pada kadar
kadar subtitusi agregat halus mempengaruhi nilai subtitusi 25%, 50%, 75% dan 100% slag nikel
VFA atau rongga terisi aspal penambahan kadar nilai VIM dan VFA tidak memenuhi spesifikasi
subtitusi slag nikel dapat menurunkan nilai VFA CPHMA sehingga tidak didapatkan kadar
pada campuran CPHMA. Berdasarkan spesifikasi modifier optimum pada variasai tersebut. Hal ini
umum CPHMA nilai VFA minimum 60%. disebabkan karena bentuk fisik permukaan slag
nikel sedikit berbeda dengan agregat normal
dimana permukaan slag nikel lebih halus dan
4. KESIMPULAN licin.

Berdasarkan hasil Pengaruh Penggunaaan Slag


5. SARAN
Nikel FeNi 4 Sebagai Subtitusi Agregat Halus Pada
Campuran Aspal Panas Hampar Dinggin Cold Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
Paving Hot Mix Asbuton CPHMA maka peneliti untuk peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini
menarik kesimpulan sebagai berikut: terdapat beberapa saran yang dapat penulis berikan
agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Adapun
a) Hasil pengujian campuran CPHMA didapat
saran-sarannya adalah sebagai berikut.
bahwa seiring dengan penambahan slag nikel 0%,
25%, 50% ,75% dan 100% pada campuran 1. Proses pemadatan benda uji dengan
CPHMA mengakibatkan kinerja dari campuran menggunakan campuran cphma harus dilakukan
semakin menurun. Berdasrkan spesifikasi umum secara hati-hati karena komposisi campuran
CPHAM hasil pengujian marshall untuk nilai cphma berbeda dengan komposisi campuran hot
Stabilitas min 500 kg, flow 2-5 mm, VMA mix yang memiliki kelekatan yang baik dari
(Rongga Dalam Agregat) min 16 %, VIM ( pada campuran cphma apabila tidak dilakukan
Rongga Terisi Udara) 4-10 %, VFA ( Rongga secara hati-hati benda uji bisa dengan mudah
Terisi Aspal ) min 60%. Diperoleh pengaruh tidak rata sehingga berpengaruh pada
penambahan slag nikel pada campuran aspal penggujian marshall yang nantinya akan
panas hampar dingin dengan variasi penggunaan dilakukan.
slag nikel 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% sangat 2. Penyusun menyarakan agar adanya
mempengaruhi karakteristik marshall pada pengembangan mengenai penelitian ini dimana
campuran CPHMA, pada variasi kadar subtitusi pada penggunaan bahan peremaja paten yang
0% slag nikel dengan penggunaan modifier 2%, sering digunakan pada AMP yang memproduksi
2,5% dan 3% diperolah stabilitas (526 kg, 653,10 aspal CPHMA.
kg, 568,83 kg), nilai flow diperoleh nilai ( 4,6 3. Penyusun menyarankan untuk melakukan
mm, 4,5 mm dan 6,5 mm), nilai MQ dieperolehh penelitian dengan mengurangi kadar subtitusi
slag nikel dimana variasi subtitusi yang Prasetyo Agung (2012). Analisis Pengaruh Beban
digunakan dibawah 50%. berlebih (Overload) Terhadap Umur
4. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk mengkaji rencana perkerasan Jalan
variasi suhu pemadatan pada campuran aspal menggunakan Nottigham Desing
cphma terhadap karakteristik marshall. Method Jurnal media Teknik Sipil.
5. Ketersediaan alat pengujian dilabaratorium
Teknik Sipil Universitas Halu Oleo lebih Refiyanni, Meidia; Ikhsan, M. (2019). Pemanfaatan
ditingkatkan lagi, misalnya alat untuk menguji Limbah Cangkang Kemiri dan Terak
berat jenis mineral aspal buton , sehingga tidak Tanur sebagai Pengganti Agregat Halus
perlu lagi ada pengujian yang tidak terlaksana pada Campuran ACWC Pemanfaatan
karena tidak tersedianya alat. Limbah Cangkang Kemiri dan Terak
Tanur sebagai Pengganti‘, Konteks 13,
II(October), pp. 256–262.
DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia.2004. Undang-Undang No 2
Tahun 2022 tentang Jalan
Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum Bidang Jalan
dan Jembatan Divisi VI untuk Republik Indonesia. 2009. UU No 22 Tahun 2009
Pekerjaan Aspal. Departemen Pekerjaan tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Umum Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.
Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum Asbuton Republik Indonesia. 2018. Undang-Undang No
Campur Panas Hampar Dingin 18/PRT/2018 tentan penggunaan
CPHMA. Departemen Pekerjaan Umum. asbuton sebagai bahan pembangunan
dan preservas jalan. Jakarta : Kementrian
Chintya, U. and Azizah, N. (2021) . Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK
BESI SEBAGAI CAMPURAN Republik Indonesia. 2021. Undang-Undang No 22
AGREGAT HALUS PADA ASPHALT Tahun 2021 tentang pengecualian slag
CONCRETE-WEARING COURSE ( nikel dari limbah B3. Jakarta :
AC-WC )‘, 4(3), pp. 533–544. Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Djalante, S. (2010). Evaluasi Kondisi dan
Kerusakan Perkerasan Lentur di Sukirman, Silvia. 1999. Dasar-Dasar Perencanaan
Beberapa Ruas Jalan Kota Kendari‘, Geometrik Jalan. Bandung : Nova
Mektek. Available at:
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ Ressang, V., Ngii, E. and Nasrul, N. (2020) .
Mektek/article/view/558. Pengaruh Penggunaan Filler Slag Nikel
Feni Iii Pada Campuran Hot Rolled
Fannisa, H. and 2019, W. (2010). Perencanaan Sheet Wearing Course (HrsWc)‘,
Campuran Aspal Beton Dengan STABILITA|| Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,
Menggunakan Filler Tanah ( Silt )‘, pp. 8, pp. 79–86.
1–67. Availableat:http://ojs.uho.ac.id/index.php/
stabilita_jtsuho/article/view/13682.
Guslan Pangki et al. (2021) , Pemanfaatan bunker
oil dan aspal minyak sebagai modifer Zebua, Cove. (2015, 26 Juli). Aspal buton, harta
pada campuran cold paving hot mix karun terpendam di bumi Indonesia.
asbuton (cphma) terhadap karakteristik Diperoleh 1 Mei 2019,dari
marshall 1, pp. 1–11. https://www.kompasiana.com/cov
ezebua/55b496bf917a614f1d8ea6ce/aspal-
Gusty, S., Erniati and Yosis (2021) . The effect of but onharta-karun-terpendam di-bumi-
using asbuton with used waste diesel oil indonesia.
on the stability of the porus asphalt mix
with hot mix cold laid method‘, IOP
Conference Series: Materials Science and
Engineering, 1088(1), p. 012095. doi:
10.1088/1757-899x/1088/1/012095.
Hardiyatmo, H.C. (2015). Pemeliharaan Jalan
Raya, Cetakan ke-3. Gadjah Mada
University Press, Anggota IKAPI.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai