Anda di halaman 1dari 173

PERAN TAREKAT BAGI MASYARAKAT

MODERN

(STUDI KASUS: JAMA’AH TAREKAT


QADIRIYAH WA SYADZILIYAH DI ZAWIYAH
ARRAUDHAH TEBET BARAT JAKARTA
SELATAN)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Ahmad Fatwa Faizil (11170380000020)

PRODI ILMU TASAWUF

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/ 2022 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Peran Tarekat bagi Masyarakat
Modern (Studi Kasus: Jama’ah Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan)” telah
diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam ujian munaqasyah pada hari Selasa tanggal 1 Maret 2022
dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.Ag.) pada prodi Ilmu
Tasawuf.

Jakarta, 2 Maret 2022


Sidang Munaqasyah

Ketua Sekertaris

Ala’i Najib, M.A. Aktobi Ghozali, M.A.

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Hj. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag. Dr. H. Bambang Irawan, M.Ag.

Pembimbing

Prof. Dr. Hj. Sri Mulyati, M.A.


ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ahmad Fatwa Faizil
NIM : 11170380000020
Prodi : Ilmu Tasawuf
Fakultas : Ushuluddin

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul


“Peran Tarekat bagi Masyarakat Modern (Studi Kasus: Jama’ah
Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah Tebet
Barat Jakarta Selatan)” merupakan karya saya sendiri dan bukan
hasil dari plagiasi karya orang lain. Adapun sumber-sumber dalam
penyusunan skripsi ini, telah dicantumkan sebagaimana yang telah
diharuskan. Jika suatu saat nanti ditemukan bukti bahwa skripsi ini
merupakan hasil plagiasi karya orang lain, maka saya bersedia
untuk menerima sanksi dari pihak yang berwenang.

Jakarta, 6 Februari 2022

Ahmad Fatwa Faizil


NIM. 11170380000020

iii
PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB-
LATIN

Skripsi ini menggunakan "Pedoman Penulisan Skripsi" yang


terdapat dalam SK-Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor
507 Tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

A. Padanan Aksara

No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan


1 ‫ا‬ Tidak
dilambangkan
2 ‫ب‬ B Be
3 ‫ت‬ T Te
4 ‫ث‬ Ts te dan es
5 ‫ج‬ J Je
6 ‫ح‬ H h dengan garis
bawah
7 ‫خ‬ Kh ka dan ha
8 ‫د‬ D De
9 ‫ذ‬ Dz de dan zet
10 ‫ر‬ R Er
11 ‫ز‬ Z Zet
12 ‫س‬ S Es
13 ‫ش‬ Sy es dan ye
14 ‫ص‬ S es dengan garis
di bawah
15 ‫ض‬ D de dengan
garis di bawah
16 ‫ط‬ T te dengan garis
dibawah
17 ‫ظ‬ Z zet dengan
garis bawah
18 ‫ع‬ ‘ koma terbalik
di atas hadap
kanan

iv
19 ‫غ‬ Gh ge dan ha
20 ‫ف‬ F Ef
21 ‫ق‬ Q Ki
22 ‫ك‬ K Ka
23 ‫ل‬ L El
24 ‫م‬ M Em
25 ‫ن‬ N En
26 ‫و‬ W We
27 ‫ھـ‬ H Ha
28 ‫ء‬ ` Apostrof
29 ‫ي‬ Y Ye

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,


terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau
diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah
sebagai berikut:

No Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Keterangan


Latin
1 ‫ــَـ‬ A Fathah
2 ‫ــِـ‬ I Kasrah
3 ‫ــُـ‬ U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah


sebagai berikut:

No Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Keterangan


Latin

v
1 ‫ــَـ ي‬ ai a dan i
2 ‫ــَـ و‬ au a dan u

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam


bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

No Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Keterangan


Latin
1 ‫ـَـﺎ‬ â a dengan topi di
atas
2 ِ ‫ـي‬ î i dengan topi di
atas
3 ‫ـُـ ْﻮ‬ û u dengan topi di
atas

D. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan


dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti
huruf syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijâl bukan
ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

E. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab


dilambangkan dengan sebuah tanda (‫ )ــّـ‬dalam alih aksara ini

vi
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf
yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku
jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata
(‫ )اﻟﻀﺮورة‬tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian
seterusnya.

F. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah


terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal
yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata
sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut
diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan
menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara


1 ‫طﺮﯾﻘﺔ‬ Tarîqah
2 ‫اﻟﺠﺎﻣﻌﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ‬ al-jâmî’ah al-islâmiyyah
3 ‫وﺣﺪة اﻟﻮﺟﻮد‬ wahdat al-wujûd

G. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak


dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga

vii
digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan

Permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,


nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata
sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal
nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.
Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-
Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat


diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai
huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut
EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian
halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh


yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak
dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab.
Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al- Samad
al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

H. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun
huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh
alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

viii
Kata Arab Alih Aksara
ُ‫َب األ ُ ْست َاذ‬
َ ‫ذَھ‬ dzahaba al-ustâdzu
‫ث َ َبتَ األ َ ْج ُﺮ‬ tsabata al-ajru
‫ص ِﺮیَّة‬ َ َ‫اﻟ‬
ْ َ‫حﺮكَة اﻟع‬ al-harakah al-‘asriyyah
‫أ ْش َھدُ أ َ ْن لَ إِﻟ َھ إِلَّ هلل‬ asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh
َّ ‫َم ْولَنَا َملِك اﻟ‬
‫صاﻟِح‬ Maulânâ Malik al-Sâlih
‫یُ َؤث ُِﺮ ُك ُم هلل‬ yu’atstsirukum Allâh
‫ظاھِﺮ اﻟعَ ْق ِلیَّة‬
َ ‫اﻟم‬ al-mazâhir al-‘aqliyyah

ix
ABSTRAK

Ahmad Fatwa Faizil. Program Studi Ilmu Tasawuf. Fakultas


Ushuluddin. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi:
Peran Tarekat Bagi Masyarakat Modern (Studi Kasus:
Jama’ah Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah
Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan)
Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah merupakan salah satu tarekat
yang berkembang di Indonesia. Tarekat ini memiliki ciri khas yang
zikirnya dilakukan dengan jahr (suara jelas). Tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah, merupakan tarekat sebagai
tempat penelitian peneliti, yang berlokasi di Tebet Barat, Jakarta
Selatan. Hal tersebut, membuat masyarakat modern tertarik untuk
menghadiri tarekat tersebut, yang bertujuan untuk mempelajari
Tasawuf agar mendapatkan ketenangan batin dan membentuk
kepribadian akhlak yang baik. Hingga pada akhirnya, mereka
merasakan ketenangan batin dan terbentuk kepribadian yang lebih
baik, setelah mereka bergabung menjadi jama’ah Zawiyah
Arraudhah.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
jenis penelitian ini ialah studi kasus (case study) dengan jumlah
responden sebanyak 10 orang dari keseluruhan jama’ah sebanyak
50-60 orang. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa saja
ajaran-ajaran yang diterapkan, dan bagaimana dampak terhadap
jama’ah dalam mewujudkan ketenangan batin? Penulis
menganalisa peran tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Peneliti mewawancarai
pada responden tentang bagaimana peran tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah dalam kehidupan sehari-harinya.
Adapun hasil akhir dari peran tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
terhadap masyarakat modern adalah sangat berperan penting bagi
kehidupan kesehariannya. Seperti semakin meningkat kualitas
ibadah para jama’ah, mendapatkan ketenangan dalam hidup, dan
terhindar dari sifat yang kurang baik.

Kata kunci: Tarekat Qadiriyah, Syadziliyah, Masyarakat


Modern.

x
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha


Esa, sebagaimana kita telah dikaruniakan oleh-Nya
berbagai macam kenikmatan, yang tidak bisa kita
hitung, baik itu nikmat iman, Islam, dan sehat wa al-
‘Âfiyah.

Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan


kepada junjungan alam, yang namanya tak pernah
kelam, kemasyhurannya selalu terkenang walau
berkembangnya zaman, beliaulah Nabi Muhammad
SAW,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin


terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan dan
nasehat dari berbagai pihak dalam proses penyusunannya. Untuk
itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
turut berpartisipasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pihak-
pihak tersebut adalah:

1. Prof. Dr. Hj. Amani Lubis, MA beserta jajaran Rektorat UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yusuf Rahman, MA beserta jajaran Dekanat Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Hj. Ala’i Nadjib, MA dan H. Aktobi Ghozali, MA selaku Ketua
dan Sekretaris Prodi Ilmu Tasawuf Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

xi
4. Prof. Dr. Hj. Sri Mulyati, M.A., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis, serta mengarahkan demi
terselesaikannya skripsi ini. Penulis sangat berterima kasih
kepada beliau yang telah menyempatkan waktunya untuk
membimbing terus dalam kondisi apapun.
5. Kedua orang tua penulis, Bapak Kosasi Ahmad dan Ibu Evi
Fauziah yang selalu mendukung dan memberikan penulis
arahan dan bimbingan hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan segera.
6. Kepada para sahabat dan teman-teman lainnya yang telah men-
support dan memberikan masukan kepada penulis dalam
pembuatan skripsi ini, terkhusus kepada saudari Nurma
Widiyanti, Khairunnisa Fitria Permana, S.Ag., Elin Herlina,
Kartika Wulandari, saudara Aris Selamet Riswanto, dan Fikri
al-Ghani (wafat 11 Juni 2021), sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan segera.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari berbagai


kekurangan, namun penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi para pembaca maupun dapat
dijadikan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
yang mengacu pada satu tema yang sama.

Serta penulis berharap, agar pembaca dapat termotivasi untuk


mengamalkan pengetahuan Tasawuf lebih mendalam, dan
mengamalkan akan gerakan tarekatnya. Semoga skripsi ini dapat

xii
memberikan kontribusi positif serta memperluas khazanah
keilmuan.

Wassalam

Ahmad Fatwa Faizil

xiii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………… ii


LEMBAR PERNYATAAN ……………………………… iii
PEDOMAN TRANSLITERASI HURUF ARAB-LATIN
……………………………………………………………… iv
ABSTRAK ………………………………………………... x
KATA PENGANTAR ……………………………………. xi
DAFTAR ISI …………………………………………….... xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………… 16
A. Latar Belakang ……………………………............ 16
B. Identifikasi Masalah ………………………............ 21
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………... 22
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………….. 23
E. Review Kajian Terdahulu ………………………... 23
F. Metodologi Penelitian …………………………….. 30
G. Sistematika Pembahasan ………………………… 33
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………. 35
A. MASYARAKAT MODERN ……………………... 35
1. Pengertian Masyarakat …………………….. 35
2. Pengertian Modern …………………………. 43
3. Pengertian Masyarakat Modern …………… 46
4. Problematika Masyarakat Modern ………... 52
B. TAREKAT ………………………………………... 56
1. Pengertian Tarekat …………………………. 56
2. Sejarah Perkembangan Tarekat …………… 64
C. MURSYID ………………………………………… 66
1. Pengertian Mursyid ………………………… 66
2. Silsilah Mursyid …………………………….. 67
3. Ijazah Mursyid ……………………………… 68
4. Peran dan Pengaruh Mursyid ……………… 68
D. SALIK …………………………………………….. 70
1. Pengertian Salik …………………………….. 70
2. Maqamat Salikin ……………………………. 72
E. TAREKAT QADIRIYAH WA SYADZILIYAH .. 74
1. Tarekat Qadiriyah ………………………….. 74
2. Tarekat Syadziliyah ………………………… 78
BAB III GAMBARAN UMUM ZAWIYAH
ARRAUDHAH ……………………………………………. 82
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian......................... 82

xiv
1.
Letak Geografis Zawiyah Arraudhah ............. 82
2.
Sejarah Berdirinya Zawiyah Arraudhah ....... 82
3.
Sarana dan Prasarana .................................... 85
4.
Tujuan, Motto, Visi, dan Misi Zawiyah
Arraudhah …………………………………… 86
5. Struktur Organisasi Kepengurusan Zawiyah
Arraudhah …………………………………… 87
6. Pelayanan …………………………………… 89
7. Jadwal Pengajian Zawiyah Arraudhah …….. 93
B. Biografi Syaikh KH. Muhammad Danial Nafis,
S.E., M.Si. …………………………………………. 95
C. Biografi Syaikh Muhammad Fadhil al-Jilani …… 98
D. Biografi Syaikh Abdul Mun’im al-Ghumari ……. 101
E. Silsilah Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
Zawiyah Arraudhah ………………………………. 103
1. Silsilah Tarekat Qadiriyah …………………. 103
2. Silsilah Tarekat Syadziliyah ………………... 106
BAB IV ANALISIS PERAN TAREKAT QADIRIYAH
WA SYADZILIYAH TERHADAP MASYARAKAT
MODERN “JAMA’AH ZAWIYAH ARRAUDHAH” …. 110
A. Ajaran-Ajaran yang Diterapkan di Zawiyah
Arraudhah ………………………………………... 112
B. Peran Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
Terhadap Jama’ah Zawiyah Arraudhah dalam
Mewujudkan Ketenangan batin …………………. 146
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………….. 151
A. Kesimpulan ……………………………………….. 151
B. Saran ………………………………………………. 151
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 153
LAMPIRAN ………………………………………………. 159
PERTANYAAN-PERTANYAAN WAWANCARA …… 160
LAMPIRAN SURAT DAN LAIN-LAIN ………………... 161
LAMPIRAN FOTO ………………………………………. 167

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kedaulatan serta demokrasi yang


didalamnya memiliki berbagai macam suku, budaya, agama, serta
aliran. Diantara ajaran-ajaran Islam yang menyebar luas di
Indonesia ini, terdapat penyebaran yang dibawa sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. Islam datang ke negara Indonesia, dengan
berbagai macam cara, salah satunya dengan perdagangan yang
melalui transportasi laut. Transportasi tersebut harus melewati
pantai laut merah, negeri Yaman, Hadramaut, Gujarat, Pulau
Seylon, mungkin teluk Benggala, hingga akhirnya melalui pantai
Thailand selatan, dan sampai di Perlak. Dari Perlak menyusuri
Banten, Gersik timur melalui Mataram ke Maluku. Tempat-tempat
itu memiliki peranan dalam perkembangan Islam yang berbeda-
beda.1

Perkembangan agama Islam di Indonesia sangatlah pesat.


Akan tetapi dibalik perkembangannya, pada masa kontemporer ini,
banyak sekali masyarakat yang mengalami problematika
kehidupan atau masalah kehidupan yang ia hadapi yang
sebenarnya disebabkan oleh perkembangan dunia itu sendiri.
Problematika kehidupan yang muncul pun sebanarnya dapat

1
Prof. Dr. Sri Mulyati, M.A., Tarekat-tarekat Muktabarah di
Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011, hal. 5

16
dihilangkan dalam diri seseorang, akan tetapi hal ini tergantung
dengan dirinya, apakah ia mampu melewatinya atau tidak.2

Problematika kehidupan merupakan sesuatu yang mengandung


masalah. Permasalahan hadir sebagai sesuatu yang menghalangi
tercapainya suatu tujuan seseorang. Problematika kehidupan
membuat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang
diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperkirakan. Hal ini
datang melalui persoalan-persoalan yang sulit dihadapi dalam
proses pemberdayaan baik yang datang dari faktor internal maupun
eksternal.3

Problematika kehidupan selalu datang dan pergi tanpa ada


batas waktu. Hal inilah yang banyak menjadi penyebab yang
dialami oleh masyarakat modern, dalam dirinya banyak
menyimpan masalah yang dapat berdampak pendek atau bahkan
panjang. Masyarakat modern mengalami problematika yang
ditandai dengan keinginan yang berlebihan untuk berkuasa (the
will to power), mencari-cari kenikmatan hidup (the will to
pleasure), selalu menimbun harta (the will to money), serta tidak
mengenal waktu dalam bekerja sehingga tidak memiliki waktu
untuk bersosialisasi (the will to work). Akibat dari problematika ini
menyebabkan masyarakat modern merasakan kegersangan, hampa
dan kosong tanpa tujuan hidup yang jelas sehingga akan
memunculkan perilaku negatif dalam dirinya seperti kriminalitas,

2
Syukir, Dasar-dasar Strategi Islami, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
hal. 65
3
Syukir, Dasar-dasar Strategi Islami, hal. 66

17
kekerasan, kenakalan, bunuh diri, pembunuhan, penganiayaan,
kecanduan narkoba, perceraian dan berbagai macam krisis moral
lainnya.4 Untuk menghilangkan problematika tersebut, tasawuf
menjadi pintu salah satu jalan keluar agar seseorang dapat keluar
dari problematika kehidupan dan ia mampu menghadapi
problematika kehidupan yang ia alami.

Tasawuf sangat perlu diperkenalkan kepada masyarakat


modern dengan tujuan agar nilai-nilai tasawuf dapat terlibat dan
berperan dalam menyelamatkan kemanusiaan dari problematika
kehidupan yang menyebabkan kegersangan spiritual. Nilai-nilai
tasawuf dapat dilakukan dalam mencegah problematika kehidupan
agar dapat melahirkan ketahanan diri dan terhindar dari
kemungkinan degradasi moral yang akan dialami oleh masyarakat
modern.5

Tasawuf memiliki potensi untuk menawarkan kebebasan


spiritual, dapat memberikan jawaban-jawaban atas problematika
kehidupan, mempersenjatai diri manusia dengan nilai-nilai
rohaniah yang akan membentengi diri saat menghadapi
problematika kehidupan yang serba materialistik dan berusaha
merealisasikan keseimbangan jiwa sehingga timbul kemampuan
menghadapi problematika kehidupan yang ada. Ajaran-ajaran
tasawuf dapat diberikan kepada masyarakat modern agar dapat
terhindar dari problematika kehidupan, sehingga dalam dirinya

4
Huston Smith, Kebenaran yang Terlupakan: Kritik atas Sains dan
Modernitas, terj. Inyiak Ridwan Muzir, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2001), hal. 130
5
Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf dalam Masyarakat Modern,
Jurnal al-Munzir, IAIN Kediri, Vol. 8, No. 2 (Novemer 2015), hal. 242

18
terisi pengetahuan yang baik yang menuntunnya kepada jalan yang
lurus, salah satu amalan tersebut ialah tarekat.6

Tarekat-Tarekat al-mu’tabaroh yang telah menyebar luas di


Indonesia, terdapat beberapa gerakan tarekat yang berjalan di ibu
kota Indonesia, yaitu Jakarta. Jakarta merupakan kota metropolitan
yang sangat banyak penduduknya dari berbagai kalangan daerah.
Tentu, hal ini membuat banyaknya watak manusia yang berbeda
menyatu di kota ini. Dengan banyaknya masyarakat penduduk
pendatang, akhirnya tersebarluaslah watak, bahasa, budaya, hingga
attitude yang masing-masing memiliki ciri khasnya. Salah satu
contohnya ialah di wilayah Tebet Barat - Jakarta Selatan. Banyak
masyarakat awam yang sama sekali tidak mengenal akan Tasawuf,
bahkan mereka pun belum paham dalam hukum-hukum syari’at
Islam. Maka dari itu, banyaknya masyarakat sekitar yang mengira
dengan adanya dzikir yang keras, dan dalam keadaan berdiri itu
dikatakan sebagai metode zikir yang sesat, walaupun dilakukannya
di Yayasan terbuka (tidak tersembunyi) yang letaknya di pinggir
jalan. Sebagaimana Syaikh al-Akbar al-Imam al-Sya’roni
mengatakan:

‫إذا رأيتم قوما يتناجون بين الناس فاشهد على ّأنهم من الضاللة‬

Artinya: “Apabila kalian menemukan suatu kaum


berkumpul (belajar) dengan sembunyi-sembunyi, maka ketahuilah

6
Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf dalam Masyarakat Modern,
Jurnal al-Munzir, Vol. 8, No. 2, hal. 242

19
bahwa mereka merupakan golongan yang sesat.”7 Dalam
perkataan imam al-Sya’roni ini, membuktikan bahwa gerakan
apapun yang berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah tidak perlu
dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Hali ini, diamalkan oleh
gerakan TQS Zawiyah Arraudhah di Tebet Barat – Jakarta Selatan,
tidak dilakukannya dengan sembunyi-sembunyi.

Tarekat disebutkan oleh dalam al-Qur’an surat al-Jinn [72]


:15-16, yang berbunyi:
َ َ َ ْ َّ ْ َ َّ ۙ ً َ َ َ َّ َ َ ْ ُ َ َ ‫َ َ َّ ْ ٰ ُ ْ َن‬
‫استق ُام ْوا َعلى‬ ‫واما الق ِسطو فكانوا ِلجهنم حطبا وان ل ِو‬
ًۙ َ ۤ َ َ َ َ َّ
‫الط ِرْيق ِة َل ْسق ْي ٰن ُه ْم َّما ًء غ َدقا‬
Artinya: “Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran,
maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahanam. Dan
sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang
cukup.8” "‫ "طﺮﯾﻘﺔ‬yang dimaksud disini ialah “jalan yang ditempuh
dengan dasar syari’at dan aturan-aturan Allah” (tidak
menyeleweng).
Dalam menjalani tarekat, seorang salik sepatutnya
mengikuti arahan yang diarahkan oleh seorang Mursyid, karena
arahan seorang Mursyid merupakan gambaran atau sebuah arahan
dari guru-guru atau para wali Allah sebelumnya.
Terdapat penelitian sebelumnya yang membahas mengenai
“peran tarekat” yang telah meneliti dalam tarekat Syadziliyah

7
Ustadz Rozi, “pengajian kitab Ushul al-Fiqh”, Jakarta: Ma’had Ihya
Qalbun Salim, Februari 2019.
8
Al-Qur’an Kemenag, tap to access: https://quran.kemenag.go.id/

20
tersebut. Diantara banyaknya penelitian-penelitian terdahulu, salah
satunya ialah Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Juni
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2003), dengan judul “Sejarah Perkembangan dan Peranan
Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Bekasi”.9 Beliau sudah berhasil
untuk memaparkan akan peran tarekat Syadziliyah terhadap
jama’ah tarekat tersebut yang terletak di kabupaten Bekasi. Dalam
skripsi beliau, mengungkapkan bahwa tarekat sangat berperan bagi
jama’ah di Cikarang Barat – kabupaten Bekasi tersebut.
Maka dari itu, penulis mengangkat pembahasan ini,
bertujuan untuk memaparkan akan peran tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah pada masyarakat dan salik, di Zawiyah Arraudhah
Tebet Barat – Jakarta Selatan. Sehingga penulis tertarik melakukan
penelitian skripsi ini, dengan judul “Peran Tarekat Bagi
Masyarakat modern (Studi Kasus: Jama’ah Tarekat Qadiriyah
wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta
Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,


penulis mengindentifikasikan masalah-masalah yang ada dalam
penelitian ini sebagai berikut:

9
Muhammad Juni, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat
Syadziliyah di Kabupaten Bekasi, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2003.

21
1.) Sejarah berdirinya Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di
Zawiyah Arraudah Tebet Barat Jakarta Selatan.
2.) Pengaruh tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah bagi
masyarakat modern
3.) Macam-Macam problematika yang dialami masyarakat
modern

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas, peneliti membatasi sebagian


masalah yang penting untuk diteliti, yaitu hanya terfokus kepada
data jama’ah sejak tahun berdirinya Zawiyah Arraudhah Tebet
Barat Jakarta Selatan hingga tahun 2021, dan hanya meneliti
sebagian jama’ah yang mengikuti Jama’ah Tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan


membatasi dan memfokuskan pembahasan penelitian pada hal-hal
berikut:
1. Apa saja ajaran-ajaran yang diterapkan di tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah?
2. Bagaimana peran tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
terhadap masyarakat modern “jama’ah tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah”
dalam mewujudkan ketenangan batin?

22
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian


yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan ajaran-ajaran yang diterapkan oleh


tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah
2. Untuk mendeskripsikan dampak tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah terhadap masyarakat
modern

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat


penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti terbagi menjadi dua,
diantaranya ada manfaat praktis dan teoritis. Berikut pemaparan
manfaatnya:

1. Secara praktis: Menambah wawasan tentang ajaran-ajaran


tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah.

2. Secara teoritis: Menjadikan panduan untuk peneliti


selanjutnya, serta dapat memberikan sumbangan bagi
fakultas Ushuluddin.

E. Review Kajian Terdahulu

Untuk menghindari plagiarisme dan objek penelitian yang


sama, maka diperlukan studi review terdahulu. Penulis telah
berusaha untuk mencari beberapa materi atau penelitian yang
memiliki objek yang sama atau mendekati terkait dengan

23
permasalahan yang akan dibahas dalam proposal skripsi ini,
penulis telah membaca beberapa skripsi diantaranya adalah:

a.) Skripsi yang ditulis oleh Aisyah Mahasiswi Universitas


Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2010), dengan
judul “Pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah Terhadap Akhlak Santri di Pondok
Pesantren Suryalaya Tasikmalaya“ .10 dalam penelitiannya,
saudari Aisyah berusaha untuk meneliti persentasi akan
pengaruh zikir tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah bagi
kalangan santri di pondok pesantren Suryalaya Tasikmalaya.
Serta, hasil persentasinya masih secara universal, belum
menunjukkan persentase yang detail dan jumlah yang
signifikan. Persentasi akan hasil penelitian, merupakan
peranan penting dalam sebuah observasi kajian. Hasil itu
akan menjadi sebuah rujukan sebagai bahan untuk
meningkatkan kualitas akan penelitian tersebut.
b.) Tesis yang ditulis oleh Heri Fajrin Mahasiswa pascasarjana
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2019),
dengan judul “Dampak Pendidikan Rohani jamaah Tarekat
Qadiriyah wa Naqsyabandiyah”.11 Dalam penelitiannya ini
saudara Heri Fajrin berusaha mengungkapkan akan dampak
pendidikan rohani yang dididik di tarekat Qadiriyah wa

10
Aisyah, Skripsi “Pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah Terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya“, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.
11
Heri Fajrin. Tesis “Dampak Pendidikan Rohani jamaah Tarekat
Qadiriyah wa Naqsyabandiyah”, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019.

24
Naqsyabandiyah, metode yang digunakannya ialah secara
kualitatif, sedangkan observasi bersifat kuantitatif yang
nantinya membutuhkan laporan hasil akhir. Beliau meneliti
di Majelis Dzikir wa Ta’lim Mihrob al-Muhibbin.
c.) Skripsi yang ditulis oleh Fakhri Mubarok Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007),
dengan judul “Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dan
Peningkatan Kesalehan Sosial Ikhwan (studi analitis
terhadap Ikhwan TQN di Ciomas)”.12 Dalam penelitiannya
ini, saudara Fakhri Mubarok berusaha untuk menganalisa
akan peningkatan kesalehan pada kepribadian santri TQN di
Ciomas. Menurut hasil penelitian beliau, dampak tasawuf
yang diamalkan oleh santri TQN tersebut mendapatkan
peningkatan, namun tidak bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat sekitar masih mengedepankan koperasi baik
jenis usaha maupun Swamitra Syariah, hingga dampaknya
kurangnya pengamalan dan hasil yang tertinjau pada
masyarakat sekitar.
d.) Skripsi yang ditulis oleh Amar Habibi Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2020),
dengan judul “Model Pendidikan Tasawuf tarekat Qadiriyah
wa Naqsyabandiyah (studi kasus di majelis dzikir wa ta’lim
Mihrobul Muhibbin Ciputat-Tangerang Selatan)”.13 Dalam

12
Fakhri Mubarok, Skripsi “Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dan
Peningkatan Kesalehan Sosial Ikhwan (studi analitis terhadap Ikhwan TQN di
Ciomas)”, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2007.
13
Amar Habibi, Skripsi “Model Pendidikan Tasawuf tarekat Qadiriyah
wa Naqsyabandiyah (studi kasus di majelis dzikir wa ta’lim Mihrobul Muhibbin

25
penelitian ini, saudara Amar Habibi berusaha untuk meneliti
kualitas yang dihasilkan dari pengajian yang berbasis amalan
zikir tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di majelis ta’lim
Mihrobul Muhibbin Ciputat-Tangerang Selatan. Beliau pula
memberikan kalkulasi pada skripsinya bahwa, metode dari
majelis tersebut sudah lengkap dengan 3 metode yaitu
Mau’izhah, Ta’lim, dan Qudwah. Namun, beliau tidak
menyinggung mengenai dampak atau hasil akan zikir
tersebut kepada para salik yang menjalani tarekat tersebut.
e.) Skripsi yang ditulis oleh E. Ova Siti Sofwatul Ummah
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta (2017), dengan judul “Pengaruh Pengamalan
Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan Spiritual Santri
Pesantren Cidahu Pandeglang Banten”.14 Dalam penelitian
ini, saudari E. Ova Siti Sofwatul Ummah berusaha untuk
meneliti pengaruh akan pengamalan daripada tarekat
Syadziliyah di pondok pesantren Cidahu Pandeglang
Banten. Namun, beliau hanya meneliti dari santrinya saja
tidak dengan masyarakat yang mengikuti akan jama’ah
tersebut. Disamping itu, dalam penelitiannya, tidak saya
dapati akan pendapat atau pengaruh akan masyarakat sekitar
yang tidak memahami akan Tasawuf.

Ciputat-Tangerang Selatan)”, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif


Hidayatullah, 2020.
14
E. Ova Siti Sofwatul Ummah, Pengaruh Pengamalan Tarekat
Syadziliyah Terhadap Kesalehan Spiritual Santri Pesantren Cidahu
Pandeglang Banten, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
2017.

26
f.) Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Juni Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2003),
dengan judul “Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat
Syadziliyah di Kabupaten Bekasi”15 Dalam penelitian ini,
saudara Muhammad Juni berusaha untuk meneliti dan
mengupas akan sejarah perkembangan dan peranan tarekat
Syadziliyah di kabupaten Bekasi. Hasil wawancara yang
telah beliau lakukan sangat spesifik, detail, dan jelas akan
kebenarannya. Namun, beliau tidak menyinggung akan
biografi lengkap Mursyid daripada tarekatnya, beliau hanya
langsung menjelaskan perjalanan ijazahnya, kemudian
langsung masuk kepada ajaran dari tarekat Syadziliyah itu
sendiri.
g.) Jurnal yang ditulis oleh Marwan Salahudin Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (2016), dengan judul
“Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Sebagai
Proses Pendidikan Jiwa di Masjid Babul Muttaqin Desa
Kradenan Jetis Ponorogo”.16 Dalam jurnal ini, saudara
Marwan Salahudin berusaha untuk meneliti akan teori dari
zikir yang dilakukan pada tarekat Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah, diantaranya ialah banyaknya metode
pengamalan yang dilaksanakan dengan cara menyentuh 7

15
Muhammad Juni, Sejarah Perkembangan dan Peranan Tarekat
Syadziliyah di Kabupaten Bekasi, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2003.
16
Marwan Salahudin, Amalan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
Sebagai Proses Pendidikan Jiwa di Masjid Babul Muttaqin Desa Kradenan
Jetis Ponorogo, Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016.

27
titik daripada Lathifah. Diantara lathifah itu ialah lathifah
Qolab, lathifah Nafs, lathifah Khofi, lathifah Ruh, lathifah
Sirr, lathifah Qalb, dan lathifah Akhfa. Metode ini tidaklah
asing bagi salik yang menempuh perjalan tarekat Qadiriyah
wa Naqsyabandiyah diamanpun.
h.) Jurnal yang ditulis oleh Firdaus Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung (2017), dengan judul
“Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Implikasinya
Terhadap Kesalehan Sosial”.17 Dalam jurnal ini, saudara
Firdaus berusaha untuk meneliti serta mentelaah akan
dampak dari pengamalan zikir TQN. Dalam jurnal ini, beliau
mengungkapkan bahwa “apakah dengan berzikir TQN,
dapat merubah manusia/seorang salik menjadi lebih Shalih
dalam akhlak dan kepribadianna?”. Hingga dalam hal ini,
penelitian yang beliau teliti sangatlah memberikan ruang
lingkup yang sangat luas dan teori zikir yang begitu jelas.
i.) Jurnal yang ditulis oleh Syihabudin Mahasiswa Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa (2017), dengan judul “Tarekat
Syadziliyah Perkembangan dan Ajaran-Ajarannya Studi di
Pondok Pesantren Manbaul Ulum Kesuren Sumur Pecung
Serang”.18 Dalam jurnal ini, saudara Syihabudin berusaha
untuk meneliti dan memberikan sebuah teori yang

17
Firdaus, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Implikasinya
Terhadap Kesalehan Sosial, Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan,
2017.
18
Syihabudin, Tarekat Syadziliyah Perkembangan dan Ajaran-
Ajarannya Studi di Pondok Pesantren Manbaul Ulum Kesuren Sumur Pecung
Serang, Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2017.

28
mencangkup akan amalan tarekat Syadziliyah. Terkhusus
yang dilakukan di pondok pesantren Manbaul Ulum Serang.
Dalam penelitiannya yang beliau angkat kedalam jurnal ini,
diantaranya banyaknya perkembangan akan santri atau salik
yang mengamalkan pengamalan tarekat Syadziliyah
tersebut. Sehingga dalam penelitannya, beliau mengungkap
akan keadaan batin seorang salik dan santri, serta
membawanya kepada faqir (diri merasa kecil, yang besar
hanyalah Allah SWT).

Dari review kajian terdahulu diatas, penulis menemukan


perbedaan dengan penelitian yang akan penulis teliti. Penulis
memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu sama-
sama meneliti tarekat yang diamalkan di sebuah majelis, yayasan,
serta pondok pesantren, atau juga sebuah lembaga. Namun, penulis
mendapatkan perbedaan dari skripsi, tesis, dan jurnal yang telah
penulis baca sebelumnya. Diantaranya ialah penelitian terdahulu
belum menyinggung kepada dampak dari masyarakat sekitar yang
mengikuti tarekat dan yang tidak mengikutinya. Diantara lain juga,
penelitian sebelumnya juga hanya menyebutkan ijazah daripada
Syaikh Mursyid dengan tanpa menyebutkan biografi singkat atau
asal muasal berdirinya tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah serta
tarekat Syadziliyah.

Sedangkan, penelitian sekarang selain membahas akan


dampak dari gerakan pengamalan tarekat tersebut, juga membahas
biografi singkat pimpinan/Mursyid dari tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah dan sejarah berdirinya tarekat Qadiriyah wa

29
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat – Jakarta Selatan.
Hal ini sangatlah penting, karena memiliki transisi dari tarekat
Syadziliyah saja, menjadi tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah yang
dilaksanakan di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan.

F. Metodologi Penelitian

Dari judul yang penulis angkat, maka metode penelitian yang


digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang berfokus pada
pemahaman terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Peneleitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen
pokok yang dituntut mampu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan penelitian.19 Penelitian Kualitatif disebut juga
naturalistic inquiry, yang memandang relaitas sosial bersifat unik
antara satu dengan yang lainnya sehingga sulit untuk melakukan
generalisasi tentang keseluruhan, untuk mendapatkan pemahaman
keseluruhan diperlukan pendekatan holistik.20 Pada metode
penelitian ini, peneliti menggunakan presfektif dari partisipan
sebagai gambaran yang diutamakan dalam memperoleh hasil
penelitian. Oleh karena itu perlu langkah-langkah yang digunakan
untuk meneliti masalah tersebut, diantaranya:

1. Jenis Penelitian

19
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif,
(Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020), 237
20
Hardani, dkk, Metode Penelitian.. hal. 260

30
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yang
bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial
tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan
masyarakat. Jhon W. Best (1977), menyatakan bahwa studi kasus
berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah
atau perkembangan kasus yangbbertujuan untuk memahami siklus
kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu
(perorangan, keluarga, kelompok, pranata sosial suatu
masyarakat).21 Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus
memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mendalam tentang
permasalahan pada suatu objek penelitian. Penelitian studi kasus
dilaksanakan suatu kesatuan yang berupa kegiatan, pristiwa,
program, atau kelompok pada kondisi tertentu.

2. Sumber Data

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil dari wawancara


guru yang membimbing masyarakat modern jama’ah tarekat
Qadiryah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat
Jakarta Selatan, dan wawancara terhadap beberapa jam’ah yang
mengikuti majlis tersebut. Dan sumber sekundernya adalah dari
buku-buku atau jurnal yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

3. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer, dan teknik
pebgumpulan data lebih bsnyak pada observasi berperan serta

21
Hardani, dkk, Metode Penelitian.. hal. 62-63

31
(participant observation), wawancara mendalam (in depth
interview), dan dokumentasi. Bberapa teknik pengumpulan data
tersebut akan dipaparkan di bawah ini:

a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dengan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
diteliti. Observasi merupakan proses yang kompleks, yang
tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dalam
menggunakan teknik ini yang terpenting adalah
mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti.

a. Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih secara langsung atau percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut.
Nazir berpendapat bahwa wawancara merupakan
suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara penanya dengan penjawab dengan menggunakan
alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).22 Pada tahap ini wawancara dilakukan pada

22
Hardani, dkk, Metode Penelitian.. hal. 149

32
Syaikh Dr. KH. Muhammad Danial Nafis, S.E., M.Si.,
serta mengambil sempel dari 10-15% dari jumlah
keseluruhan jama’ah tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di
Zawiyah Arraudhah.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan


data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Teknik
pengumpulan data dnegan dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik ini
cenderung merupakan data sekunder, dan data-data yang
dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara
cenderung data primer data yang didapat dari pihak
pertama.23

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan para pembaca dalam mengikuti


pembahasan ini, maka penulis menguraikan sistematika penulisan
sebagai berikut:

BAB I memuat latar belakang masalah untuk menjalaskan


secara akademik mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan.
Kemudian ada identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan

23
Hardani, dkk, Metode Penelitian.. hal. 150

33
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka
teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II membahas tentang pengertian dan landasan teori
akan masyarakat modern dan tarekat
BAB III menguraikan pembahasan tentang latar belakang
lokasi tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah
Tebet Barat – Jakarta Selatan.
BAB IV fokus pada inti pembahasan peran tarekat bagi
masyarakat modern jama’ah tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di
Zawiyah Arraudhah.
BAB V merupakan penutup dari seluruh rangkaian
pembahasan yang penulis teliti, yang memuat sub bab,
kesimpulan, dan saran guna dilakukannya penelitian lebih lanjut.

34
BAB II

KAJIAN TEORI

A. MASYARAKAT MODERN

1. Pengertian Masyarakat

Secara etimologi “masyarakat” yang berarti sejumlah manusia


dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama atau satu frekuensi dengan
mereka.24Masyarakat merupakan penduduk yang terdiri dari
orang-orang yang berbeda-beda, baik secara suku, ras, dan agama.
Hal ini, merupakan sebuah cerminan bahwa manusia memang
diciptakan sebagai makhluk yang sosial, atau bisa kita debut
dengan makhluk yang berbaur sesama. Sifat kesosialan manusia
merupakan sufat yang tak bisa ditinggalkan oleh masing-
masingnya. Sebab, sifat ini merupakan anugerah Tuhan Yang
Maha Esa kepada makhluk-Nya. Maksud daripada itu, ialah
manusia itu harus memiliki jiwa kemasyarakatan yang menurut
istilah mereka ialah al-Madinah yang artinya
“kesipilan/kependudukan”. Hal ini, sama juga dengan makna lain
yaitu al-‘Umran yang artinya “peradaban”.25

Dalam hal ini, Ibn Khaldun mengungkapkan bahwa ikatan


bermasyarakat, bernegara, dan berperadaban pada umumnya
merupakan sesuatu yang tumbuh dan tenggelam dari perihal

24
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Kemendikbud.
25
Ibnu Khaldun, Mukaddimah Ibnu Khaldun, Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2011, hal. 69

35
apakah agama datang dalam pengertian nubuwwah atau tidak,
karena beliau mengakui bahwa banyak peradaban dan negara yang
tumbuh dan tenggelam tanpa datangnya ajaran-ajaran nabi. Beliau
juga mengungkap bahwa, adanya masyarakat, negara, juga
peradaban tidak bergantung/bersandar kepada akan adanya agama.
Ibn Khaldun merupakan seorang tokoh dalam pakar pengetahuan
Fiqih dan Tafsir, namun beliau juga merupakan seorang tokoh
yang berpengaruh dan mempengaruhi akan sikapnya terhadap
Tuhan, manusia, dan masyarakat.26 Maka dari itu bermasyarakat
merupakan perkara penting yang sudah menjadi fitrah manusia
yang dikaruniai oleh Allah SWT.
Masyarakat memiliki berbagai macam keahlian dalam bidang
masing-masing. Diantara keahlian inilah yang menjadi titik ciri-
ciri masing-masing pada setiap daerah. Seperti halnya, orang
Betawi yang merupakan suku yang masyarakatnya lebih dominan
memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi kehidupan, orang
Jawa merupakan suku yang masyarakatnya lebih dominan gemar
dalam bekerja keras, dan sebagainya. Maka dari itu, ada beberapa
contoh kecerdasan dalam masyarakat serta dalam setiap manusia
miliki sebagai potensi dalam dirinya, diantaranya ialah:
a.) Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan dalam hal ini, biasanya masyarakat yang
suka atau gemar dalam perihal “berbicara” atau
“berkomunikasi” dengan masyarakat lain. Dalam Bahasa
lain, yang merupakan pandai dalam mengurai kata, Bahasa,

26
Ibnu Khaldun, Mukaddimah..., hal. 9

36
dan sebagainya. Orang seperti ini, biasanya lebih pantas di
bidang public speaking.
b.) Kecerdasan Musik
Kecerdasan dalam hal ini, biasanya masyarakat yang
suka dalam menciptakan atau memainkan sebuah lagu, dan
sangat cepat dalam mengeluarkan bakat seninya dalam
musik.
c.) Kecerdasan Matematik – Logic
Kecerdasan dalam hal ini, biasanya masyarakat suka
pendidikan yang berkenaan dengan “kalkulasi/hitung-
hitungan” seperti pelajaran “Matematika, Fisika, dan
Akuntansi”.
d.) Kecerdasan Visual - Spasial27
Kecerdasan ini, lebih mendominasikan masyarakat
untuk menghafal sebuah jalan, atau tempat yang terrekam
atau tergambar dalam otaknya. Biasanya, masyarakat yang
berkemampuan ini, sangat mudah menghafal jalan, rute, atau
denah suatu lokasi.
e.) Kecerdasan Kinestetik – Fisik
Kecerdasan ini merupakan kecerdasan dalam
menggabungkan antara fisik dan fikiran, sehingga
menghasilkan gerakan yang sempurna. Contohnya seperti
anak kecil yang bermain manjat di taman, mereka
menggabungkan kinerja fikiran dengan gerakan, maka hal
ini juga merupakan sebuah kecerdasan.

27
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Spasial” artinya “berkenaan
dengan ruang atau tempat”

37
f.) Kecerdasan Sosial – Interpersonal
Kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi dengan antar perorangan, bukan dengan
kerumunan orang. Biasanya ini dilakukan dalam interaksi
telefon, berbincang dengan teman, dan sebagainya.
g.) Kecerdasan Intra – Personal
Kecerdasan ini merupakan kemampuan orang untuk
memiliki rasa empati dan simpati pada setiap orang.28
h.) Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang
dalam memberikan makna dan nilai atas apa yang
dialaminya. Kecerdasan inilah yang dibutuhkan dalam
seseorang untuk menjalani tarekat sebagai seorang salik,
seseorang dituntun oleh Mursyidnya dengan penuh
kesabaran dan kegigihan. Hal ini, hanya bisa dilakukan bagi
masyarakat yang memiliki kemampuan dalam spiritualnya.
i.) Kecerdasan Emosional
Kecerdasan ini ialah seseorang yang berkemampuan
menunjukkan sebuah peran. Tak lain, orang yang memiliki
kecerdasan ini juga dapat mengontrol emosinya, seperti
amarah, egois, sombong, iri hati, dan sebagainya.29

Pada penjelasan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa


dalam suatu daerah memiliki masyarakat yang memiliki
kemampuan dalam bidangnya masing-masing. Maka, tak dapat

28
Saifullah, Mencerdaskan Anak, Jombang: Lintas Media, 2004, hal.
15.
29
Saifullah, Mencerdaskan Anak, hal. 18-20.

38
dipaksakan setiap manusia harus memilih jalan yang kita inginkan.
Begitupun dalam perihal agama. Sebagaimana Allah berfirman
dalam al-Qur’an30:
ُ َّ ُْ َ َ ْ ْ ُّ َ َّ َ َّ ْ َ ِۗ ْ ّ َ ْ َٓ
‫الرش ُد ِم َن الغ ّ ِي ۚ ف َم ْن َّيكف ْر ِبالطاغ ْو ِت‬ ‫الدي ِن قد تبين‬ ِ ‫َل ِاك َراه ِفى‬
ُ ‫ام َل َها َِۗو ه‬
‫ّٰللا َس ِم ْي ٌع‬ َ ‫ص‬ ْ ‫اّٰلل َف َقد‬
َ ‫اس َت ْم َس َك ب ْال ُع ْر َوة ْال ُو ْث ٰقى ََل ْانف‬ ‫َ ُ ْ ْْۢ ه‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ويؤ ِمن ِب‬
‫َع ِل ْي ٌم‬

Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama


(Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang
benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut
dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang
(teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. (Q.s. al-Baqarah [2] : 256)

Pada ayat diatas, Allah telah memerintahkan kepada setiap


manusia untuk tidak memaksakan kehendak mereka dalam
beragama. Begitupun dalam hal tarekat, seorang Mursyid tidak
pernah memaksakan seseorang untuk mengikuti tarekat. Akan
tetapi, bila sudah dibai’at dengan penuh hati yang ikhlas, maka
seorang salik itu wajib mengikuti arahan dan perkataan Sang
Mursyid itu, karena seorang Mursyid merupakan Waliyullah.

a.) Nilai Yang Berlaku Dalam Masyarakat


Nilai merupakan sesuatu yang baik, yang banyak
menginginkannya, yang banyak diimpikan serta dicita-

30
Al-Qur’an Kemenag, tap to access: https://quran.kemenag.go.id/

39
citakan oleh kalangan manusia. Nilai dianggap penting oleh
masyarakat. Diantara banyaknya perumusan oleh para pakar
sosiolog mengenai nilai sosial, beberapa tokoh beranggapan
mengenai nilai sosial, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Young berpendapat bahwa nilai sosial merupakan
asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak
disadari tentang apa yang benar dan apa yang
penting.
b. Green berasumsi bahwa nilai sosial merupakan
sebuah ajang untuk memulai kesadaran yang secara
relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek,
ide, dan individual.
c. Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan
petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang
mengarah pada tingkah laku serta kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.31
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para
sosisolog tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai sosial
merupakan petunjuk yang tertuju kepada objek-objek, baik
itu bersifat material maupun nonmaterial. Dengan perihal ini,
maka muncullah akan nilai harga diri masing-masing yang
diukur dan ditempatkan dalam sebuah struktur berdasarkan
tingkatan (ranking) yang ada dalam masyarakat tertentu
yang hal demikian bersifat abstrak. Apabila sikap dan
perasaan demikian diikat atau digabungkan bersama dalam

31
Ruswanto, Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Pusat
perbukuan, Departemen Nasional, 2009, hal. 32

40
sebuah sistem yang sama, maka disebut sebagai “Sistem
Nilai Sosial“.
Wujud dalam kehidupan ini merupakan sesuatu yang
sangat berharga (valuable), sebab hal ini dapat membedakan
antara yang benar dan yang salah, inilah alasan mengapa
wujud dalam kehidupan merupakan ‘sesuatu yang sangat
berharga‘. Begitupun, wujud nilai dalam masyarakat berupa
penghargaan, hukuman, puian, dan sebagainya. Sumber dari
nilai tersebut ialah hal-hal yang berhubungan dalam
masyarakat itu sendiri.
Pada dasarnya, nilai akan seseorang dapat dipelajari dari
sejak dini, dengan metode pengamalan Sosiologi, dan juga
dapat dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.32 Karena
dalam kehidupan sehari-hari merupakan sesuatu yang selalu
berkembang dan terusnya muncul sesuatu yang baru, maka
kehidupan merupakan sebuah pondasi atau benteng yang
dapat dijadikan sebagai pelajaran. Pengalaman kehidupan
sehari-hari ini, ada yang bersifat sementara dan ada juga
yang bersifat kekal. Kekal yang dimaksudkan ialah yang
sudah tertanam dalam diri seorang masyarakat itu sendiri,
sehingga menjadi keteguhan dalam dirinya untuk
mengamalkan akan nilai-nilai itu sendiri.
Pengalaman ini sering bertukar, jika ada pengalaman
baru yang dapat memberikan seseorang itu kepuasan yang
lebih besar, maka mereka menyusun sebuah asumsi bahwa

32
Ruswanto, Sosiologi Untuk.., hal. 32-33

41
apa yang benar dan penting itu merupakan sesuatu yang
abstrak, dan sering tidak disadari. Hal demikian, dapat
ditularkan akan pengalaman tersebut kepada orang lain atau
suatu grup (kelompok) dalam masyarakat dengan tingkat
intensitas yang berbagai ragam. Penularan ini merupakan
faktor dalam pembentukkan kepribadian seorang masyarakat
dalam dirinya masing-masing.33

Maka dapat dikatakan bahwa nilai dalam bersosial


merupakan sesuatu yang sangat valuable atau sesuatu yang sangat
berharga tinggi. Dalam bermasyarakat, sepatutnya untuk seseorang
memberikan yang berharga kepada yang lainnya dengan segala
kemampuan yang ia milikinya.

b.) Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat


Norma merupakan aturan-aturan yang dilengkapi
dengan sanksi-sanki terhadap orang yang melanggar aturan
yang telah dibuatnya. Dapat dikatakan juga, bahwa
seperangkat tatanan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang
berlaku dan merupakan pedoman sehari-hari dalam
masyarakat sosial. Dalam pelaksanaan, norma berlaku di
segala bidang kehidupan, sebagai contoh kesenian,
keagamaan, adat-istiadat, dan pendidikan. Norma memiliki
fungsi dalam masyarakat, Selo Soemardjan berpendapat
bahwa:
a. Fungsi norma merupakan pedoman hidup yang
berlaku untuk seluruh warga masyarakat.

33
Ruswanto, Sosiologi Untuk.., hal. 33

42
b. Fungsi norma yang lainnya ialah untuk mengikat
setiap anggota masyarakat sehingga berakibat
memberikan sebuah sanksi kepada anggota
masyarakat yang melanggar aturannya.

Dalam masyarakat norma-norma yang ada, mempunyai


kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Terdapat norma yang
berdaya ikatnya lemah, ikatan sedang, dan ikatan kuat. Pada
umumnya, anggota masyarakat tidak berani melanggar norma
yang berdaya ikatan yang kuat ini.34 Dalam hal ini, maka perlunya
ikatan yang kuat dalam menjalankan sebuah gerakan tarekat, untuk
mengikat masyarakat modern menjadi tidak lalai dengan waktunya
yang sudah sangat menyibukkan diri mereka dengan kesibukkan
duniawinya, tanpa memikirkan urusan akhiratnya.

2. Pengertian Modern

Adapun “modern” secara bahasa ialah yang berarti “pada


masa kini”, artinya ialah masa sekarang atau masa modern.
Kehidupan di era kontemporer ini segala macam informasi bisa
didapatkan dengan sangat mudah, berbagai macam alat
komunikasi hadir di masa ini.35 Dengan berkembangnya teknologi
dan komunikasi pada masa kini, maka banyaknya masyarakat yang
sangat mudah mendapatkan informasi dengan cepat dan tanggap.
Pada hal demikian, akhirnya muncul tinjauan visual yang

34
Ruswanto, Sosiologi Untuk.., hal. 38-39
35
Rika Ristinawati, Identitas Manusia Postmodern: Tela’ah Kritis
Atas Hasrat Mengkonsumsi, Depok: Universitas Indonesia, 2009, hal. 8

43
menyebabkan aspek-aspek kelalaian pada masyarakat modern ini.
Diantaranya, ialah sebagai berikut:
1.) Semakin mudah memiliki gadget
Zaman kini sangatlah berbeda dengan zaman dahulu.
Zaman dahulu, hanya pejabat yang memiliki gadget, karena
harga jual yang sangat tinggi. Namun, saat ini bahkan banyak
pedagang, petani,36 serta masyarakat kalangan bawah
memiliki gadget dengan berbagai macam modelnya. Hal ini
dikarenakan, banyaknya teknologi yang berkembang dan
persaingan, sehingga banyak harga yang menurun dan
menaik dalam perdagangan dunia saat ini.

2.) Semakin mudah membuat Appointment37 dengan


siapapun dalam waktu yang sangat singkat
Perkembangan informasi yang semakin meluas,
membuat beberapa masyarakat menjadi tunduk dengan
dunia. Karena, ini merupakan fitrah manusia dalam membuat
perkembangan. Akan tetapi, alangkah baiknya jika manusia
merenungkan bahwa semua fitrah manusia, merupakan
titipan, dan akan dikembalikan kepada-Nya. Fitrah ini yang
menjadikan manusia semakin cepat melakukan koneksi
kepada siapapun, walaupun dalam jarak yang tidak dapat
ditempuh. Seperti halnya Facebook, Twitter, Instagram, E-

36
Dakwah Media Channel, “CERITA KOCAK ORANG INDONESIA
DI MESIR | KH. FAIZ SYUKRON MAKMUN”,
https://www.youtube.com/watch?v=76sbR_aBsAQ, 31 Januari 2022.
37
Appointment ialah perjanjian. Appointment ini dimaksud sebagai
acuan masyarakat untuk melakukan sebuah aktivitas tertentu.

44
Mail, dan media sosial yang lainnya. Dahulu, masyarakat
bila ingin melakukan sebuah pertemuan atau konferensi,
mereka membuat surat yang diketik dengan mesin ketik,
kemudian mereka kirimkan melalui pos surat dengan
menempelkan Perangko. Akan tetapi, saat ini masyarakat
sudah tidak dengan sesusah itu, karena sudah banyaknya
media-media yang membawakan kemudahan mereka.
Contoh, mengirimkan sebuah undangan sudah dengan E-
Mail, Whatsapp, dan Broadcast Instagram (feed & IG story).
Inilah beberapa faktor yang membuat beberapa
masyarakat menjadi melemah akan tingkat ketaqwaan
mereka, karena sudah disibukkan dengan kesibukkan
milenial saat ini.

3.) Waktu yang semakin cepat berlalu


Waktu yang terus berputar, dari hari ke hari, minggu
ke minggu, semakin tidak terasa berlalu. Hal ini disebabkan,
karena masyarakat sudah disibukkan dengan kegiatan
duniawiyah. Contoh, beberapa orang bermain Game Online
dengan menghabiskan waktu yang berjam-jam, namun
berzikir hanya 1 (satu) jam, mereka membungkam.
Faktor inilah yang menyebabkan beberapa orang tak
sadar, bahwa hari yang mereka lalui ini sudah lewat begitu
saja. Hal ini sangat terbukti dengan sabda Nabi Muhammad
SAW:
‫كاليوم‬
ِ ُ‫َّهر كالج ُمع ِة وتكونَ ال ُجمعة‬
ِ ‫كالشهر والش‬ ِ ُ‫سنة‬َّ ‫ال تقوم الساعة حتى تكونَ ال‬
‫ساعةُ كالضَّرم ِة بال َّن ِار‬َّ ‫ساع ِة وتكونَ ال‬
َّ ‫ويكونَ اليو ُم كال‬

45
Artinya: “Tidak akan datang hari Kiamat, sampai kita
merasakan satu tahun seperti satu bulan, satu bulan seperti
satu minggu, satu minggu seperti satu hari, satu hari seperti
satu jam, dan satu jam seperti kertas yang dibakar dengan
api (yang berlalu begitu cepat)”38

Berkembangnya akan teknologi informasi dan komunikasi


ini pula, menyebabkan banyaknya perkembangan da’wah Islam
yang menyebar dan dapat dilihat oleh kalangan Nusantara bahkan
dunia. Sebagai contoh akses informasi dan komunikasi diantaranya
ialah Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, dsb., masyarakat
Indonesia dapat melihat ceramah masyaikh di luar negeri, seperti
tokoh sufi Syaikh Hisyam Kabani, Muhammad Sa’id Ramadhan
al-Buthi, dan sebagainya. Namun, perjalanan seorang salik tidak
bisa dilalui melalui online, melainkan semua harus dilaksanakan
dengan akses offline. Karena, dengan demikian terbentuk akan
ikatan hubungan ruhani seorang Mursyid dan murid, hal demikian
biasa disebut dengan râbithah al-Mursyid.39

3. Pengertian Masyarakat Modern

Dari pembahasan sebelumnya, dapat kita lihat bahwa arti


dari masyarakat modern merupakan “masyarakat yang hidup di

38
Belajar Sunnah, “MENGAPA WAKTU BEGITU CEPAT
BERLALU??”, https://www.facebook.com/belajarSUNNAH01/photos/-
mengapa-waktu-begitu-cepat-berlalu/, Kamis, 3 Maret 2022.
39
Nasihat Syaikh Abdul Rahman al-Qashashi (pengasuh pondok
pesantren Zawiyah Khairiyah Miftah al-Shudur, sekaligus mursyid TQN
Bogor), pada tanggal 13 Januari 2019.

46
masa kini/masa milenial”. Dalam pembahasan kali ini, banyak
tokoh-tokoh pengemuka teori-teori yang mengemukakan teori
berkaitan dengan pambahasan kali ini. Diantaranya ialah sebagai
berikut: 40

1.) Karl Max


Nama lengkap beliau merupakan Maximilian Weber.
Beliau lahir di Erfrut, yang terletak di negara Jerman, pada tanggal
21 April 1864, sebagaimana keluarganya merupakan keluarga
kelas menengah. Pada usia beliau yang ke-5 tahun, beliau dan
keluarganya pindah dan menetap di Berlin yang terletak di Jerman.
Profesi ayahnya merupakan penasihat di pemerintahan kota dan
kemudian menjadi anggota Prussian House of Deputies dan
German Reichstag. Dalam hal ini, dapat kita ketahui bahwa ayah
dari Karl Max merupakan seorang yang gemar dan tekun dalam
bidang politik.41
Maximilian Weber mengungkapkan bahwa, ada dua
macam rasionalitas, yaitu Zweck- Rationalitat (tindakan yang
berorientasi instrument) dan Wert-Rationalitat (tindakan yang
beroreintasi nilai)
a.) Zweck- Rationalitat
Menurutnya, tingkatan rasional paling tinggi ialah
Zweck-Rationalitat, rasional ini merupakan tertuju kepada
kesadaran akan tindakan serta alat atau metode untuk

40
Muhammad Syukur, Dasar-Dasar Teori Sosiologi, Depok: Rajawali
Press, 2018, hal.71
41
Michael R. Kratke, Marx and World History, Journal of International
Review of Social History. Vol, 10 No, 1 (2018).1.

47
mencapainya.42 Hal ini, berkaitan dengan tasawuf,
seseorang yang ingin menempuh akan perjalanan menuju
Tuhannya, makai a harus memiliki kesadaran dan tekad
untuk menggapai kepada Ma’rifah. Karena tanpa adanya
kesadaran dan tekad yang tinggi, manusia tidak akan
sampai pada tujuannya. Seperti halnya, manusia yang
berkendara ke tempat tujuan yang ingin ditempuhnya,
seseorang itu harus memiliki motivasi/dorongan, kekuatan,
dan tekad untuk sampai ke tempat tujuan yang ingin ia tuju
tersebut.
Sebab itu, wajar bila Maximilian Weber menjadikan
tingkatan ini, menjadi tingkatan rasional tertinggi. Karena
pada tingkatan ini, lahirnya akan rasa kesadaran seseorang
untuk mencapai pada tujuan yang ingin dicapainya.

b.) Wert-Rationalitat
Pada pembahasan kali ini, Wert-Rationalitat
merupakan sifat rasionalitas yang bernilai penting, telah
dikemukakan oleh Weber, bahwa alat-alat hanya
merupakan objek pertimbangan dan perhitungan yang
sadar, tujuan-tujuannya adalah tertuju kepada individu
yang bersifat absolut (mutlaq) atau merupakan nilai akhir
baginya.43 Hal ini menunjukkan bahwa, Wert-Rationalitat
merupakan nilai akhir yang sangat penting untuk dilihat
akan kerealisasiannya. Seperti halnya, seorang salik dalam

42
Syukur, Dasar-Dasar Teori Sosiologi, hal. 83
43
Syukur, Dasar-Dasar Teori Sosiologi, hal. 84

48
melakukan jalan (tarekat) menuju kepada ma’rifah Allah.
Pada melakukan jalannya tersebut, ia dikategorikan masuk
kedalam kategori Zweck-Rationalitat. Namun, bila ia sudah
mencapai kepada ma’rifah Allah maka ia sudah tergolong
kepada Wert-Rationalitat, hal ini dilihat dari aspek nilai
akhirnya. Ketika pada tahapan ini, maka seorang yang
sudah mencapai ma’rifah ia akan mengetahui akan arti
sebenarnya (haqiqah) dari tasawuf itu sendiri.

2.) Goerge Simmel


George Simmel merupakan tokoh Sosiolog yang
berkelahiran di Berlin – Jerman pada tanggal 1 Maret 1858. Orang
tuanya memiliki 7 anak, dan beliau merupakan anak ke-7 dari 7
bersaudara (anak terakhir). Beliau beragama Yahudi kelas
menengah keatas. Ayahnya meninggal dunia saat Simmel masih
sangat muda. Pada status pendidikannya, beliau dijuluki atau
diberikan gelas sebagai Founding Father Sociology. Salah satu
karya-karya yang terkenela beliau ialah membahas mengenai
masalah-masalah skala kecil, terutama tindakan dan interaksi
individual. Simmel beranggapan bahwa tujuan akan ilmu Sosiologi
ialah untuk mengetahui akan keadaan individu.
Beliau mengungkapkan bahwa masyarakat pasti
mengalami akan proses individualisasi dan sosialisasi. Karena hal
demikian, tanpa menjadi masyarakat, maka tak akan mungkin
seseorang mengalami proses interaksi antara individu dengan
kelompok. Shimmel juga berperndapat bahwa, masyarakat
terbentuk karena adanya interaksi, bukan karena adanya kelompok

49
orang yang diam. Menurutnya, tidak penting bagi masyarakat
berinteraksi dengan seberapa banyak jumlahnya, akan tetapi
walaupun hanya face to face (berdua) mereka saling bercakap-
cakapan, maka itu sudah dinamakan berinteraksi.44

3.) Émile Durkheim

Diantara teori-teori dari berbagai tokoh-tokoh yang sudah


dipaparkan diatas, maka penulis mengambil sebuah tokoh untuk
dijadikan sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Maka penulis
berlandaskan teori yang dikemukakan oleh Émile Durkheim.
Dalam teori Emile Durkheim yang dipaparkan dalam karyanya
yang berjudul The Division of Labour in Society, bahwa
“Masyarakat modern tidak disatukan oleh kemiripan diantara
orang-orang yang melakukan hal-hal yang pada dasarnya sama.
Namun, pembagian kerja itu sendiri yang menarik orang-orang
bersama dengan memaksa mereka saling tergantung satu sama
lain”.

Emile Durkheim juga mengungkapkan bahwa solidaritas


merupakan “sebuah kesetiakawanan yang menunjuk pada suatu
keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut
bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama“.45

44
Syukur, Dasar-Dasar Teori Sosiologi, hal. 122
45
Syukur, Dasar-Dasar Teori Sosiologi, hal. 58

50
Beliau mengungkapkan sebuah teori yang berkenaan dengan
solidaritas hubungan masyarakat di kalangan daerah masing-
masing. Ungkapan beliau:
“Solidarity depends very greatly upon the functional
activity of specialized parts. The two terms vary with each other.
Where functions languish, they are not well specialized, they are
badly co-ordinated, and incompletely feel their mutual
dependence.”46
Artinya: “Solidaritas sangat bergantung pada aktivitas
fungsional bagian-bagian khusus. kedua istilah tersebut berbeda
satu sama lain. Fungsi perasaan mereka tidak terkhususkan dengan
baik, mereka tidak terkoordinasi dengan baik, dan tidak
sepenuhnya merasakan ketergantungan timbal balik mereka.”
Dalam ungkapannya tersebut, beliau mengatakan bahwa
“Solidaritas sangat bergantung pada aktivitas fungsional bagian-
bagian khusus”, kata “bagian-bagian khusus” terbsebut, bisa kita
ambil sebuah lembaga atau perkumpulan, perkumpulan tarekat
misalnya. Jadi, solidaritas masyarakat itu akan bergantung kepada
fungsi dan tujuan akan adanya tarekat tersebut.
Inilah alasan mengapa penulis mengambil teori Emile
Durkheim, ungkapan beliau merupakan tertuju pada pola
kehidupan masyarakat seharusnya tidak dapat dipaksakan untuk
mengikuti suatu kegiatan, akan tetapi biarkan kegiatan itu sendiri
yang menarik dan membawa masyarakat modern ini. Karena
dalam ungkapan beliau, beliau mengungkapkan “Masyarakat

46
Emile Durkheim, The Division of Labor, USA: The Macmillan
Company, 1960, pg. 390

51
modern tidak disatukan oleh kemiripan diantara orang-orang
yang melakukan hal-hal yang pada dasarnya sama”, hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat modern seperti saat ini, sudah
tidak bisa dipaksakan kehendaknya seperti zaman dahulu. Maka
dari itu, menurut Emile Durkheim, biarkan suatu pekerjaan itu
sendiri yang menarik mereka untuk diikutinya, pekerjaan inilah
yang bisa kita tafsirkan sebagai gerakan tarekat. Hal ini, sangat
singkron dengan judul penelitian penulis, yaitu “Peran Tarekat
Bagi Masyarakat modern: (Studi Kasus Jama’ah Tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Tebet Barat
Jakarta Selatan)”.

4. Problematika Masyarakat Modern

Masyarakat merupakan golongan manusia yang tinggal


dalam satu wilayah. Sebagaimana yang sudah dijelaskan
sebelumnya, bahwa masyarakat modern merupakan sekumpulan
orang yang hidup dalam era globalisasi modern, seperti saat ini. Hal
ini, menyababkan munculnya berbagai macam problems, masalah-
masalah ini dijadikan sebagai problematika pada masyarakat
modern. Diantara problematika itu ialah, sebagai berikut:

1. Mengalami Kegelisahan Eksistensial


Kegersangan spiritual merupakan salah satu problem
yang sangat fundamental yang dialami masyarakat modern,
perasaan hampa yang menyelimuti jiwa meskipun secara

52
fisikal-material memiliki materi yang melimpah.47 Danah
Zohar dan Ian Marshall, sepasang suami istri tokoh
penggagas kecerdasan spiritual yang terilhami oleh Victor
Frankl, mengatakan bahwa rata-rata orang modern telah
terkerangkeng dalam keegoisan, materialisme, tak adanya
moral, nilai-nilai, rasa kekeluargaan, dan akhirnya
kehilangan makna. Dalam pandangan psikologi Danah
Zohar dan Ian Marshell, mereka hidup dalam budaya yang
“bodoh secara spiritual”.
Martin Saligman, seorang psikolog pencetus Psikologi
Positif, menemukan problematika serupa. Masyarakat
modern yang menuju jalan pintas dalam meraih
kebahagiaan, kesenangan, kenikmatan dan kenyamanan,
ternyata menyebabkan munculnya kelompok orang-orang
yang berlimpah kekayaan, tetapi lapar secara spiritual.”
Kemudian Nurcholis Majid juga mengatakan bahwa orang-
orang modern mengalami alienasi, perasaan keterasingan
dari kesejatian dirinya sendiri , sehingga merasakan
kehampaan hidup.48

2. Mengalami Degradasi Moral


Kebanyakan manusia saat ini mengalami degradasi
moral akibat dari pada modernisasi dan industrialisasi yang
dapat mengakibatkan jatuhnya harkat dan martabat

47
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf Sebuah Kajian Tematik, Jakarta: Rajawali
Press, 2016, hal. 285
48
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf…, hal. 286-287

53
manusia. Realitas kehidupan di masa sekarang banyak yang
berprilaku dengan sifat-sifat yang kurang terpuji terutama
dalam menghadapi materi yang gemerlap. Bersama dengan
sifat al-hirs, yaitu keinginan yang berlebihan terhdap
materi, mengakibatkan banyak penimpangan, seperti
korupsi, kolusi, nepotisme, dan tidak peduli terhadap kaum
lemah. Mereka adalah orang-orang yang kehidupnnya
termotivasi oleh sebuah prinsip materialistic, pleasure
oriented yaitu orientasi kesenangan jasmaniah semata,
meskipun melanggar norma-norma agama dan masyarakat
demi memenuhi keinginan atau hawa nafsu jasmani
mereka.49
Kenyataannya bahwa untuk menciptakan kehidupan
yang bermoral itu tidak bisa dipisahkan dari keyakinan
beragama. Karena nilai-nilai moral yang tegas, pasti dan
tetap, tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu
adalah nilai yang bersumber kepada agama.50

3. Pluralisme Agama
Kemajemukan realitas dalam wajah kehiduapan
manusia merupakan fakta kehidupan yang tidak bisa
dipungkiri oleh siapa pun. Kemajemukan tersebut bukan
hanya meliputi kemajemukan budaya, etnis, adat, bahasa,
dan warna kulit, tapi juga mencakup doktrin keyakinan

49
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf…, hal. 289
50
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Bulan Bintang, hal.
152

54
seseorang, yakni agama yang dipeercayainya. Prulalitas
secara spesifik dalam keberagaman agama sering diwarnai
dengan benturan demi benturan antara berebagai penganut
agama yang berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti di
Bosnia umat-umat Ortodoks, Katolik, dan Islam saling
membunuh. Di Irlandia Utara umat Katolik dan umat
Protestan saling bermusuhan. Di Tmur Tengah ketiga cucu
Nabi Ibrahim umat Yahudi, Kristen dan Islam saling
menggunakan bahasa kekerasan. Dan masih banyak yang
lainnya.51
Wilferd Cnatwell Smith mengatakan tentang konsep
prulalisme ia mengklaim bahwa prulalisme agama
merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari lagi.
Semua agama harus bisa diaktualisasikan secara cerdas dan
secara spiritual dalam amsyarakat duniayang damai oleh
para pemeluknyamasing-masing demi kemajuan bersama
umat manusia.52

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Sains)


Metode yang digunakan dalam dunia sains berpijak
pada patokan-patokan yang dapat diukur secara emipirik,
bersifat objektif, serta tanpa keterlibatan asumsi, praduga,
atau prasangka si pengamat atau ilmuwan. Padahal di
samping objek empiris, terdapat juga objek-objek non

51
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf…, hal. 291
52
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf…, hal. 293

55
empiris yang bisa diketahui dengan metode demonstrative
dan intuitif.
Metode demonstratif adalah salah satu metode rasional
atau logis yang digunakan oleh para ilmuwan dan filsuf
muslim. Metode ini pada dasarnya metupakan metode
logika atau penalaran rasional yang digunakan untuk
menguji kebenaran dan kekeliruan dari sebuah pernyataan
atau teori-teori ilmiah dan filosofis dengan memperhatikan
keabsahan dan akurasi pengambilan sebuah sebuah
kesimpulan ilmiah.
Metode intuitif yang berhubungan dengan realitas
abstrak sura rasional. Metode ini tidak didasarkan pada
pengamatan indrawi atau intelektual , tetapi lebih
kepengamatan intuisi. Cara untuk memperoleh al-ilmu al-
huduri adalah dengan isti’dad, yaitu mempersiapkan diri
untuk menyongsong ilmuniasi langsung dari Tuhan. Untuk
bisa menangkap objek-objek pengenalan intuitif dengan
lebih sempurna maka lensa hati harus tetap dijaga
kebersihan dan kehalusannya.53

B. TAREKAT

1. Pengertian Tarekat

Tarekat memiliki arti secara etimologi dan terminologi.


Arti kata “tarekat” berasal dari bahasa Arab, yaitu “‫”طﺮﯾﻘﺔ‬. Dalam

53
Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf…, hal. 296-297

56
bahasa Arab, kata “thariqah” artinya “jalan”.54 Secara terminologi
yaitu suatu jalan yang ditempuh oleh seorang salik untuk
menempuh kemakrifatan Ilahi Rabbina. Dalam arti lain dari
“thariqah” ialah “cara/lintasan”, hal ini sangat spesifik bila
diartikan sebagai “cara/lintasan”, karena dalam bertarekat seorang
salik diberikan cara/metode dari seorang Mursyid yang akan
dituntun dengan melalui step atau langkah-langkah dalam arus
lintasan dari seorang Mursyid tersebut. Bila kita rubah sedikit
harakat kata “‫ ”طﺮﯾﻘﺔ‬menjadi “‫[ ”اﻹطﺮاق‬al-Itraqu], maka artinya
menjadi “diam dengan sediam-diamnya”. Kata “itraq” merupakan
bentuk mashdar dari fi’il “‫ ﯾطﺮق‬- ‫[ ”أطﺮق‬atraqa – yutriqu] yang
artinya “diam”.55 Sebagaimana seorang salik yang mengikuti
arahan dan didikan Mursyid, seperti mayat yang dibolak-balikan
badannya, ia tidak memberontak dan berkomentar apapun.

Tarekat merupakan jalan yang paling ampuh dalam


pencapaian kepada Rabb al-‘Âlamîn, karena dalam tarekat seorang
salik sepatutnya bahkan sewajibnya untuk senantiasa mengikuti
arahan serta nasihat dari seorang Mursyid (guru). Tarekat secara
bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu ‫ طﺮﯾﻘﺔ‬yang artinya “jalan“.
Adapaun secara istilah kata tarekat sendiri ialah, jalan yang
ditempuh oleh seorang salik, untuk mencapai kepada tujuan yang
hakikat, yaitu mengenal Allah SWT lebih dekat. Tarekat ini
merupakan gerakan yang sudah berkembang sejak lama. Gerakan

54
Kamus al-Ma’any
55
:‫ صفح‬،.‫ م‬١٧٠٨ ،‫ دار اﻟمﻌﺎرف‬:‫ اﻟﻘﺎھﺮة‬،‫ ﻟسﺎن اﻟﻌﺮب‬،‫عبﺪ هللا على اﻟكبﯿﺮ ھﺎشم اﻟشﺎذﻟي‬
.٢٦٦٤

57
ini yang mendorong tasawuf menjadi berkembang pesat sampai
zaman saat ini. Tarekat terdiri dari dua, yakni yang mu’tabarah dan
ghoiru mu’tabaroh. Tarekat mu’tabaroh ialah tarekat yang diakui
atau yang sanadnya jelas, dan disahkan serta masyhur di kalangan
dunia. Adapun, ghoiru mu’tabaroh ialah tarekat yang belum atau
masih samar akan sanad dan kurang begitu masyhur di kalangan
dunia. Ketika seorang salik mengikuti arahan serta nasihat dari
sang Mursyid tersebut, maka pantaslah seorang murid itu
dikatakan sebagai “murid”, dan memberikan sebuah perjanjian
kepada Mursyid untuk taat dan patuh akan arahan yang Allah SWT
perintahkan untuk hamba-Nya. Perjanjian ini dinamakan sebagai
“bai’at”, dan setelah melakukan perjanjian tersebut, maka seorang
murid mendapatkan ijazah serta pengamalan zikir yang dilakukan
setiap harinya.56
Tarekat merupakan simbol dari Tasawuf. Mursyid
merupakan peranan penting dalam tarekat. Lantas, dua hal ini
merupakan penggerak dalam pengamalan akhlak tasawuf. Karena,
tanpa tarekat manusia akan mengambang (tak tahu akan arah
tujuan dalam hidupnya), sedangkan salik yang melakukan
pengamalan tanpa bimbingan seorang Mursyid, maka ia akan
dibimbing oleh syaitan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu
Yazid al-Busthami57:
‫من ليس له شيخ فشيخه الشيطان‬

56
Dr. Zaprulkhan, S.Sos.I., M.S.I., Ilmu Tasawuf Sebuah Kajian
Semiotik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016, hal. 73.
57
،‫ دار اﻟكتب اﻟﻌلمﯿﺔ‬:‫ ﺟﺎكﺮتﺎ‬، ‫ شﺮح فصﻮص اﻟحكم‬،‫عفﯿف اﻟﺪﯾن ﺳلﯿمﺎن ابن علي اﻟتلمسﺎني‬
‫ ﻣﻘﺪﻣﺔ اﻟكتﺎب‬:‫ صفح‬،١٩٧٢

58
Artinya: “Barang siapa yang tidak memiliki seorang guru
(Mursyid), maka gurunya adalah syaitan”. Dalam perkataan Abu
Yazid al-Busthami bertujuan untuk memberikan peranan penting
seorang guru (Mursyid) bagi seorang murid. Karena seorang
Mursyid merupakan seorang yang sudah mencapai kepada
tingkatan Ma’rifah Allah atau yang bisa disebut Waliy Allah.
Tanpa bimbinganya, hati dan akal kita akan diisi oleh Syaitan,
yang selalu memberikan pengetahuan yang menyeleneh atau
menyeleweng dari ajaran Allah dan Rasul-Nya, sehingga muncul
berbagai Khatharat (bisikan-bisikan) yang menghantui dirinya.

Tentu, tarekat merupakan jalan yang diisi dengan hal-hal


yang didasari dari syari’at Islam. Seperti, shalat, dzikir, tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah, serta menghormati arahan guru
(mursyid). Allah berfirman dalam al-Qur’an58:
َ َ َ َ ْ ُّ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ُ ‫َ ْ َّ ْ ه‬
‫ض ِل ْل فل ْن ت ِج َد ل ٗه َو ِل ًّيا ُّم ْر ِش ًدا‬‫ من يه ِد ّٰللا فهو اْلهت ِد ومن ي‬...
Artinya: “Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka
dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa disesatkan-Nya,
maka engkau tidak akan mendapatkan seorang wali Mursyid.” (al-
Kahfi [18] : 17).

Tarekat yang merupakan salah satu gerakan jalan menuju


kepada Ma‘rifatullah memiliki arti. Tarekat secara bahasa yang
artinya ialah “jalan” atau “cara” (‫)كﯿفﯿﺔ‬, juga diartikan sebagai

58
Al-Qur’an Kemenag, tap to access: https://quran.kemenag.go.id/

59
“metode” atau “sistem” (‫)أﺳلﻮب‬. Prof. Dr. Mulyadhi berpendapat
bahwa, tarekat merupakan jalan kecil, serta jalan menuju wadi.
Namun, kadang jalan tersebut tertutupi oleh pasir yang terhembus
oleh angin yang sangat kencang. Oleh karena itu, untuk mengenali
jalan yang kecil itu, diperlukan untuk mentelaah atau mengkaji
pengetahuan tersebut, sehingga dapat mengenali jalan menuju oase
itu sekalipun jalan tersebut terkadang tertimpa oleh pasir yang
terhembus angin tadi.59

Syaikh Ahmad al-Kamsyakhanawi al-Naqsyabandi


mengungkapkan akan arti dari tarekat itu, beliau mengatakan:

‫الطريقة هي السيرة بالسالكين إلى هللا من قطع اْلنازل والترقى في اْلقامات‬

Artinya: “Tarekat adalah laku tertentu bagi orang-orang


yang menempuh jalan kepada Allah SWT., berupa
meninggalkan/melepas ikatan tempat-tempat hunian dan naik ke
maqam/tempat-tempat yang lebih tinggi.”60 Istilah tarekat
terkadang dipakai sebagai bimbingan dari Mursyid kepada
muridnya (salik), istilah inilah yang lebih banyak masyarakat
modern mengetahui apa itu arti sebenarnya dari “tarekat“. Pada hal
ini, dapat kita simpulkan bahwa tarekat memiliki dua arti, yang
pertama ialah tarekat merupakan metode pemberian bimbingan
spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya untuk
menuju kedekatan diri kepada Tuhan. Adapaun yang kedua ialah

59
Dr. Zaprulkhan, Ilmu Tasawuf: Sebuah Kajian Tematik, Jakarta:
Rajawali Persada, 2016, hal. 100
60
KH. A. Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf,
Surabaya: Imtiyaz, 2014, hal. 1-2

60
tarekat merupakan sebagai pusat persaudaraan kaum sufi (sufi
brotherhood) yang ditandai dengan berdirinya Zawiyah, Rubath,
dan Khanaqah.61

Dalam tarekat, seorang salik dituntut untuk menjalankan


segala arahan daripada Mursyidnya untuk mencapai kepada
Ma’rifatullah tersebut. Dalam hal ini, diperlukannya beberapa
sikap dan jalan yang perlu ditempuh, diantaranya sebagai berikut:

a.) Ikhlas
Ikhlas dalam arti yaitu suci atau murni. Bisa
diibaratkan seperti hal-nya emas yang murni tanpa bahan
campuran. Emas tersebut ialah emas yang murni, dan
semakin murni emas tersebut, maka emas itu akan semakin
mahal harganya. Begitupun dengan tingkat keikhlasan pada
seorang salik, semakin ia tinggi tingkat keikhlasannya, maka
semakin mahal pula derajatnya serta cepat mencapai kepada
Ma’rifatullah.

b.) Muraqabah
Muraqabah dalam arti yaitu senantiasa mengintip
sesuatu dari jarak yang dekat atau dekat dengan sesuatu itu.
Muraqabah juga berasal dari bahasa Arab yaitu ‫رقب – يرقب‬

yang artinya “mengawasi”.62 Yang dimaksud dalam hal ini


ialah, terus-menerus untuk mengawasi akan aturan-aturan
Allah.

61
Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, hal. 1-2
62
Kamus al-Ma’any

61
c.) Muhasabah
Muhasabah dalam arti yaitu memperhitungkan akan
keadaan diri sendiri, seraya mendengar kelayakan untuk
menjadi seorang salik atau murid dari seorang Mursyid
untuk menjalani jalan tarekat tersebut. Memperhitungkan
diri apa kelalaian dalam diri, serta apa kekurangan dalam diri
kita. Sehingga dengan demikian, banyaknya perubahan dan
bertambahnya dari tingkat satu ke tingkat selanjutnya.
Menempuh tingkat tersebut disebut sebagai Maqamat.

d.) Tajarrud
Tajarrud dalam arti yaitu melepaskan segala ikatan
yang merintangi atau mengikat dalam diri untuk menuju itu.
Misalnya akan ikatan kemegahan, hawa nafsu dunia,
pangkat, kedudukan, dan lain sebagainya. Menurut fatwa
sebagian mereka: “cintailah yang memberi nikmat, dan
janganlah dicintai nikmat yang diberikan.” atau
“letakkanlah hati sebagai tempat singgah”. 63

e.) ‘Isyq
‘Isyq dalam arti yaitu berasal dari bahasa Arab yaitu
‫ عشق‬yang artinya adalah rindu. Maka makhluk dinamai

dengan ‫ عاشق‬yaitu bentuk ism fa’il yang artinya “orang yang

63
Prof. Dr. Hamka, Perkembangan & Pemurnian Tasawuf, Jakarta:
Republika, 2016, hal. 135-136

62
rindu”, dan Khaliq dinamai ‫ معشوق‬yang artinya “dirindui”.

Sebagaimana fatwa yang pernah menyatakan sebuah


ungkapan, yang berbunyi: “rinduilah Tuhan melebihi
rindumu kepada segala kekasih. Sebab kekasih yang lain
akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita. Tetapi Tuhan
sebagai kekasih, Dia-lah yang akan kita tuju”.

f.) Hubb
Hubb yang artinya “cinta”. Bagaimana seorang hamba
ingin mencapai kepada Sang Pencipta bila tanpa adanya
tanda cinta dalam dirinya. Hal ini, harus memberikan bukti
pada seorang salik untuk Allah yang terus memberikan cinta-
Nya kepada hamba-Nya. 64

Syaikh Abu al-Fadhl abdullah al-Shiddiq al-Ghumari


mengungkapkan bahwa:
ّ ّ
‫ و بيان‬.‫محتم َل يكمل دين اْلرء إَل به‬ ‫و سلوك طريق التصوف واجب‬

:‫ذلك من وجوه‬

ّ ّ ّ
‫ و الوجه الثاني أن التصوف هو العلم‬،‫ أنه مقام اإلحسان‬:‫األول‬ ‫الوجه‬
ّ
.‫الذي تكفل بالبحث عن علل النفوس و أدوائها‬

Artinya: “dan adapaun jalan tarekat tasawuf itu merupakan


hukumnya wajib. Sebab tidaklah sempurna keagamaan seseorang

64
Prof. Dr. Hamka, Perkembangan & Pemurnian Tasawuf, hal. 136.

63
kecuali dengan bertasawuf. Adapun penjelasan akan perihal
demikian ialah: pandangan pertama, bahwa sesungguhnya tarekat
merupakan tingkatan ‘ihsan’, dan adapun pandangan kedua ialah
tasawuf merupakan ilmu yang berfungsi untuk mencari penyakit
hati dan kotorannya, maka dengan bertarekat-lah obatnya”.65
Maka dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya bertarekat itu
merupakan suatu perkara yang semestinya ditempuh orang seorang
salik yang ingin mencapai kepada ma’rifah Allah.

2. Sejarah Perkembangan Tarekat

Berkembangnya tarekat di Nusantara merupakan sebuah


tanda akan kasih sayang Allah SWT., kepada hamba-Nya.
Penyebaran sebuah metode dzikir yang tertuju untuk makhluk
senantiasa berzikir kepada-Nya di setiap waktu. Pada dasarnya,
tarekat merupakan dzikir yang bersumber dari praktik Nabi SAW.,
yang kemudian diamalkan oleh al-Khulafa al-Rasyidin, Tabi’i al-
Tabi’in, dan seterusnya hingga masa kita saat ini. Menurut J.
Spencer Trimingham, sejarah berkembangnya tarekat secara garis
melewati tiga tahap, diantaranya: khanaqah, thariqah, dan
thaifah.66

Pada tahap khanaqah terjadinya sektiar abad ke-X M. dapat


dilihat bahwa pada tahap ini tarekat merupakan jalan atau metode

65
Syaikh Abu al-Fadhl Abdullah al-Shiddiq al-Ghumari, Kenapa
Harus Berthariqah?, Jakarta: Dar al-Raudah al-Islamiyyah, 2019, hal. 38
66
KH. A. Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf,
Surabaya: Imtiyaz, 2014, hal. 3

64
yang ditempuh oleh seorang salik untuk sampai kepada
ma’rifatullah. Kontemplasi serta latihan-latihan spiritual yang
dilakukannya secara individual. Adapun tahap kedua, yaitu
thariqah. Tahapan ini terjadi sekitar abad VIII masehi, dan pada
masa ini sudah terbentuknya akan ajaran-ajaran tarekat
didalamnya, peraturan, serta metode dzikir tasawufnya. Tak lain
pula, muncul pula pusat-pusat yang mengajarkan silsilah tasawuf
dengan masing-masing. Pada akhirnya berkembanglah metode-
metode kolektif baru untuk mencapai akan seorang salik dekat
dengan Ilahi dan pada tahapan ini merupakan seorang sufi kelas
menengah. Adapun tahap yang ketiga, yaitu thaifah. Pada tahapan
ini terjadi sekitar abad ke-XV masehi, serta pada masa ini
terbentuknya transisi misi dan peraturan dari guru terdekat dari
guru tarekat yang bisa kita sebut, atau yang biasa disebut dengan
Syaikh. Tak kalah penting, pada masa ini terbentuknya organisasi-
organisasi tasawuf yang mempunyai di berbagai cabang. Pada
tahap thaifah ini bisa disebut sebagai masa perkembangan
organisasi tasawuf, karena banyaknya menyebar organisasi sufi ke
berbagai daerah dan negara, hingga dunia.67

Diantara banyaknya tokoh sufi yang memberikan bimbingan


kepada masyarakat sekitar dengan tujuan menmberikan
pendidikan mengenai Tasawuf, ialah imam al-Ghazali. Kemudian,
menurut tokoh sufi al-Taftazani, serta diikutinya oleh sufi
berikutnya yaitu Syaikh Sultan Abdul Qadir al-Jailani dan Syaikh
Ahmad bin Ali al-Rifa’i, kedua tokoh sufi ini dianggap sebagai

67
Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, hal. 4

65
pendiri tarekat Qadiriyah dan Rifa’iyah yang sampai saat ini
berkembang dengan menjalar ke berbagai negara dan sangat
dikenal di penjuru dunia. Kemudian, muncul pula tokoh sufi besar
yang bernama Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili, yang merupakan
pencetus daripada tarekat Syadziliyah, yang tarekatnya juga sudah
menyebar di dunia sampai di Nusantara ini. Sebagai bentuk
benarnya, bahwa munculnya tarekat tasawuf ini merupakan
berawal dari berbagai macam madzhab fiqh dalam ilmu kalam.
Dalam ilmu kalam tersebut muncullah akan perkembangan
madzhab-madzhab yang disebut dengan firqah, diantara firqah-
firqah tersebut ialah Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariyah,
Maturidiyah, dan lain sebagainya. Pada hal ini, perihal istilah yang
digunakan bukanlah madzha, melainkan firqah. Oleh demikian,
dapat kita simpulkan bahwa munculnya gerakan – organisasi
tarekat tasawuf merupakan berasal dari muncul banyaknya firqah
yang dilalui dalam berbagai madzhab ilmu fiqh.68

C. MURSYID
1. Pengertian Mursyid
Mursyid secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yang
asal-nya Arsyada – Yursyidu – Irsyadan – wa Mursyidan, artinya
ialah to lead the right way69 (memberikan petunjuk/arah/jalan yang
benar). Adapun secara terminologi ialah seseorang yang

68
Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, hal. 5
69
J. M. Cowan, “The Hans Wehr Dictionary of Modern Written
Arabic”, Spoken Language Services inc.: Edisi ke-3, 1976, hal. 341

66
membimbing murid-murid untuk sampai kepada tujuannya, yaitu
Ma’rifatullah.70

2. Silsilah Mursyid
Pada setiap keilmuan Islam, sangat diperlukan akan adanya
sanad atau silsilah keilmuan dari seorang guru (Mursyid) kepada
seorang murid/salik. Syaikh Hakki al-Nazili mengungkapkan
bahwa:
"Barang siapa mengamalkan amalan tarekat dan tidak
bersambung sanad (mata rantai) gurunya kepada Rasulullah Saw,
maka amalannya tidak akan mendapatkan anugerah dan berkah
dari Nabi Muhammad Saw dan rahasia cahaya Allah Swt. Ia juga
tidak mendapatkan warisan Nabi Saw, dan ia tidak berhak menjadi
guru mursyid, dan tidak berhak memberikan bai'at dan
memberikan ijazah kepada orang lain"71
Fungsi sanad dalam keilmuan Islam ialah utnuk menjaga
akurasi akan ajaran-ajaran yang telah disalurkan oleh sang
Mursyid kepada murid-muridnya sebagai bukti kebenaran akan
sumbernya, karena dapat dikatakan mu’tabaroh atau tidaknya
dapat disahkan melalui sanad keilmuannya yang sampai kepada
nabi Muhammad SAW. Keberadaan sanad merupakan bagian
daripada agama, jika seseorang tidak memiliki sanad keilmuan,
maka ia semata-mata berbicara atas dasar kehendak sendiri tanpa
adanya sebuah arahan dari sang Mursyid. Untuk itu, dapat

70
W. Jatman, “Kualifikasi Mursyid dalam Tarekat”, JATMAN: 2013,
hal. 27.
71
W. Jatman, “Kualifikasi Mursyid dalam Tarekat“, hal. 31-32.

67
dikatakan bahwa validitas akan identitas seorang Mursyid, bisa
dikatakan sah sebagai Mursyid bila sanadnya menyambung dari
gurunya.72

3. Ijazah Mursyid
Ijazah dari seorang Mursyid sangatlah penting, karena hal ini
merupakan suatu bentuk penghormatan kepada sang Mursyid
untuk mendapatkan perizinan dalam mengamalkan sebuah
pengamalan yang diamalkan oleh Mursyid. Izin dari seorang
Mursyid ini juga dapat membawakan keberkahan serta keridhoan
dari seorang Mursyid terhadap murid/salik, serta mendapatkan
bimbingan agar terhindar dari tipu daya Syaitan.73
Itulah mengapa seorang Mursyid merupakan orang-orang
yang sangat dekat dengan Allah dan Rasul, karena keabsahan garis
sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Mursyid juga
merupakan orang yang mukhtar (dipilih) oleh Allah SWT., sebagai
penyambung akan pengetahuannya dan amalan-amalan yang
membawakan kepada Sa’adah dan Sakinah.

4. Peran dan Pengaruh Mursyid


Peran-Peran dari seorang Mursyid ialah penting bagi sang
murid untuk dibimbing sampai kepada ma’rifatullah. Hal ini
dikarenakan, seorang Mursyid sudah sangat mengetahui akan

72
W. Jatman, “Kualifikasi Mursyid dalam Tarekat“, hal. 32.
73
Roslan TV Tarekat, "Ijazah Guru Mursyid", TV Tarekat:
https://www.tvtarekat.com/2020/09/ijazah-guru-mursyid.html

68
kondisi muridnya yang memiliki kemampuan berbeda-berbeda.
Diantara peran penting seorang Mursyid ialah :74
a) Tabib al-Arwah
Mursyid berperan sebagai pengobat arwah. Karena,
seorang Mursyid ialah pembimbing ruhani untuk sampai
kepada Allah SWT. Mursyid juga memiliki konsep
tersendiri dalam membimbing muridnya, diantaranya
dengan menalqin zikir, menuntun dalam beribadah
kepada Allah SWT., dan sebagainya.

b) Tabib al-Anfus
Tak kalah penting, seorang Mursyid juga berperan
sebagai pengobat jiwa. Sebagaimana, seorang Mursyid
senantiasa membimbing murid dalam berzikir dan hal
lainnya. Hal ini, dinyatakan oleh Allah SWT., dalam al-
Qur’an:
‫ﻮب‬ ْ ‫َّللا ت‬
ُ ُ‫َط َمئِ ُّن ْاﻟﻘُل‬ ِ ‫ أَ ََل بِ ِذ ْك ِﺮ ه‬....
Artinya: “Ketahuilah! Bahwa dengan berzikir dapat
menenangkan hati” (Q.s. al-Ra’d [13] : 28)75

c) Imam
Seorang Mursyid juga dikatakan sebagai ‘Imam‘,
yakni pemimpin. Karena Mursyid ialah pemimpin dari

74
Jurnal yang ditulis oleh: Moh. Isom Mudin, Suhbah: Relasi Mursyid
dan Murid dalam Pendidikan Spiritual Tarekat, Ponorogo: Universitas
Darussalam Gontor, vol. 11, no. 22, November 2015, hal. 406.
75
Al-Qur’an Kemenag, tap to access: https://quran.kemenag.go.id/

69
murid dalam sebuah perkumpulan tarekat, atau dalam
Ribath, Zawiyah, dan sebagainya.

d) Walid al-Sirr
Walid al-Sirr yang berarti "orang tua/pembina mata hati",
sebagaimana seorang Mursyid sangat memperhatikan betul
dalam menjalin hubungan dengan muridnya. Hal ini,
merupakan instrument bagi seorang murid untuk mencapai
kepada tujuan Hakikat bahkan sampai Ma’rifah.76

D. SALIK

1. Pengertian Salik

Salik berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk ism fa’il dari
fi’il ‫[ سلك – يسلك‬salaka-yasluku] yang artinya “jalan”, maka

salik ialah ‘yang melakukan perjalanan’. Perjalanan yang


dimaksudkan ialah ‘perjalanan tarekat’, pada setiap perjalanan
pasti memiliki pemimpin didalamnya, atau yang mengarahkan
jalanannya, dialah Mursyid yang mengarahkan seorang salik untuk
sampai pada tujuan Ma’rifatullah. Maka dari itu, sepatutnya
seorang salik untuk mengikuti segala arahan daripada seorang
Mursyid. Abu Bakar al-Kitani berkata :

ّ
‫التصوف‬ ‫ فمن زاد عليك في الخلق زاد عليك في‬،‫التصوف خلق‬

76
Jurnal yang ditulis oleh: Moh. Isom Mudin, Suhbah: Relasi Mursyid
dan Murid dalam Pendidikan Spiritual Tarekat, hal. 407.

70
Artinya: “Tasawuf merupakan Akhlaq, maka barang siapa
diantara kamu yang bertambah akhlaq-nya, maka bertambah pula
(kualitas) Tasawuf-nya”.77 Menurut Syaikh Abu Bakar al-Kitani,
beliau berpendapat bahwa Tasawuf merupakan Akhlaq, sepatutnya
seorang salikin untuk mengamalkan unsur-unsur dan nilai-nilai
dalam tasawufnya, bukan hanya menghafal seluruh teori-teorinya.
Dalam hal ini, tak kalah penting seorang salik untuk
mengutamakan akhlaq kepada seluruh alam, terkhusus untuk
seorang Mursyid, Nabi SAW., bersabda:

َ ‫"أَل أخب ر ر ر ر ر ررركم ب ر ر ر ر ر ر حبكم إل ر ر ر ر ر رري و أق ر ر ر ر ر ررر كم م ر ر ر ر ر ر مجلس ر ر ر ر ر ررا ي ر ر ر ر ر ر‬


‫روم‬

‫ اْلوط ر ر ر ر ر ر ررون‬،‫ "أحاس ر ر ر ر ر ر ررنكم أخالق ر ر ر ر ر ر ررا‬،"‫ "بل ر ر ر ر ر ر ررى‬:‫ ق ر ر ر ر ر ر ررالوا‬،" ‫القيام ر ر ر ر ر ر ررة‬

"‫أكنافا الذين ي لفون و يؤلفون‬

Artinya: “Maukah aku beritakan kepada kalian orang


yang lebih aku cinta, dan akan dekat dengaku di hari kiamat?”,
sahabat menjawab: “iya”, “(merekalah) yang bagus akhlaqnya,
dan mereka yang menginjakkan kakinya dimanapun untuk
bergaul dengan siapapun (tidak membeda-bedakan manusia)”.
Dalam hadits ini, Sahl bin Abdullah tentang akhlaq yang baik,
beliau menjawab salah satunya ialah “merasa diri sendiri rendah,
sengkan seluruh manusia ialah mulia”.78 Diantara tokoh ulama
lain mengatakan perihal ini, yaitu Imam Hasan al-Bashri. Beliau

77
:‫ صفح‬،١٩٧١ ،‫ دار اﻟكتب اﻟﻌلمﯿﺔ‬:‫ ﻟﯿبنﺎن‬،‫ آداب اﻟمﺮﯾﺪﯾن‬،‫اﻟشﯿخ أبي نﺠﯿب اﻟسهﺮوردي‬
.٢٢
78
٢٢ :‫ صفح‬،‫ آداب اﻟمﺮﯾﺪﯾن‬،‫اﻟسهﺮوردي‬

71
ditanya oleh seseorang tentang arti “tawadhu”, maka beliau
menjawab:

‫اﻟمتﻮاضــه ھــﻮ ﯾخــﺮج ﻣــن بﯿتــل فــﻼ ﯾلﻘــى ﻣســلمﺎ َل ظــن أنــل‬
‫خﯿﺮ ﻣنل‬

Artinya: “Orang yang tawadhu’ ialah dia yang keluar


rumahnya, lalu melihat orang lain lebih mulia daripada
dirinya”.79 Maka dari itu, sepatutnya seorang salikin untuk
bertawadhu’ karena tokoh sufi besar yang Bernama imam al-
Kalabadzi menyebutkan dalam kitabnya Kitab al-Ta’aruf li
Madzhab Ahl al-Tasawuf, bahwa Tawadhu’ tergolong dalam
maqamat tasawuf.80

2. Maqamat Sâlikîn

Dalam pelaksanaannya tarekat yang merujuk kepada sâlikîn,


ada beberapa golongan yang membedakan antara maqâmât al-
Sâlikîn itu sendiri. Diantara maqamat itu ialah sebagai berikut: 81

a.) Salik yang menjalankan ibadah

Salik yang menjalankan semata-mata hanya bertujuan


untuk ibadah saja, merupakan maqamat atau tingkatan

79
Twitter/‫اقﻮال اﻟحسن اﻟبصﺮي‬
80
Jurnal yang ditulis oleh: Miswar, Maqamat (Tahapan yang Harus
ditempuh dalam Proses Bertasawuf), Medan: Universitas Islam Negeri SU,
2017, hal. 3
81
:‫ صفح‬،١٩٧١ ،‫ دار اﻟكتب اﻟﻌلمﯿﺔ‬:‫ ﻟﯿبنﺎن‬،‫ آداب اﻟمﺮﯾﺪﯾن‬،‫اﻟشﯿخ أبي نﺠﯿب اﻟسهﺮوردي‬
٢٥ - ٢٤

72
awal pada seorang salik yang merupakan mubtadi
(pemula), jalan yang ditempuh pada salik seperti ini
merupakan “aslamutthuruqi” atau jalan yang selamat.

b.) Salik yang menjalankan riyadhah atau olahraga


ibadah (terjun ke tarekat)
Tahap selanjutnya, bagi seorang salik yang mulai
menjalani riyadhah dalam berzikir dan sebagainya, jalan
yang ditempuh pada salik seperti ini merupakan
“afdhalutthuruqi” atau jalan yang paling utama.

c.) Salik yang menjalankan khalwat dan ‘uzlah untuk


menggapai keselamatan
Salik yang mulai menjalani khalwat dan uzlah
merupakan maqamat salik selanjutnya, jalan yang
ditempuh pada salik seperti ini merupakan
“ashahhutturuqi” atau sebenar-benarnya jalan. 82

d.) Salik yang berpindah serta mengasingkan diri dari


negaranya – ke nagara lain
Salik yang berpindah disini ialah, salik yang berpindah
dari perihal keduniawiyan, mengasingkan diri menuju
kepada urusan akhirat, jalan yang ditempuh pada salik
seperti ini merupakan “awdhahutthuruqi” atau jalan
yang paling jelas.

82
٢٤ :‫ صفح‬،‫ آداب اﻟمﺮﯾﺪﯾن‬،‫اﻟشﯿخ أبي نﺠﯿب اﻟسهﺮوردي‬

73
e.) Salik yang berikram kepada Mursyid, dan
memberikan kebahagiaan kepada orang lain

f.) Salik yang bermujahadat (berjuang), memperbaiki


kesulitan, dan menghadirkan perubahan

g.) Salik yang menggapai kemuliaan disisi-Nya, serta


sedikit untuk berpaling dari dunia, dan
meninggalkan kesibukan yang menyibukkan
perihal keduniawiyan.

h.) Salik yang menjalani belajar di Majelis bersama


masyâikh83

E. Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah

Diantara banyaknya tarekat al-Mu’tabarah yang ada di dunia


ini, dan tersebarnya di Nusantara, peneliti mengambil penelitian
tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah. Keduanya merupakan tarekat al-
Mu’tabarah yang sudah diakui akan nasab dan amalan-amalannya
(sah).

1. Tarekat Qadiriyah

83
٢٥ :‫ صفح‬،‫ آداب اﻟمﺮﯾﺪﯾن‬،‫اﻟشﯿخ أبي نﺠﯿب اﻟسهﺮوردي‬

74
Tarekat Qadiriyah merupakan sebuah gerakan pengamalan
zikir yang dipelopori oleh seorang tokoh sufi besar, yang bernama
Syaikh Sulthan al- Awliya Qutb al-A’adzhom al-Sayyidi al-Syaikh
Muhyi al-Din Abd al-Qadir al-Jailani Q.S. (w.1166), yang awalnya
muncul dari sebuah tokoh sufi yang bernama Abu Najib al-
Suhrawardi yang meletakkan dasar-dasar organisasi tarekat awal,
dari kawasan laut Kaspia muncullah sufi besar yang menjadi poros
utama, dari sana-lah hampir semua guru sufi dan mursyid tarekat
generasi selanjutnya di seluruh dunia Islam. Syaikh Sultan Abd
Abd al-Qadir al-Jailani ini bukan hanya seorang tokoh pengemuka
tarekat, melainkan ia juga merupakan peradaban Islam pada
umumnya. Bahkan kemampuan spiritualnya banyak dimanfaatkan
oleh berbagai kalangan hingga ke wilayah yang masih rabun akan
syariat. Meskipun beliau tidak menonjolkan dirinya sebagai
seorang penyair, namun banyak penyair-penyair sufi yang
mengambil inspirasi dari ajaran-ajaran beliau. 84

Tarekat Qadiriyah merupakan tarekat yang besar dan banyak


dianut di dunia. Tak lain pula, tarekat ini banyak menciptakan
derivasi dan penggabungan dengan tarekat lain, seperti tarekat
Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) dan tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah (TQS).

Syaikh Muhyi al-Din Abd al-Qadir al-Jailani Q.S.,


merupakan seorang waliyullah al-Qutb yang terkenal di dunia
Islam, yang menempati kedudukan tinggi derajatnya, sebagai

84
Tri Wibowo BS, Akulah Debu di Jalan al-Musthofa: Jejak-Jejak
Awliya Allah, PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015, hal. 70

75
“Sulthan al- Awliya Qutb al-A’adzhom” (raja para wali dan
penolong agung), Qutb al-Rabbani, yang merupakan pendiri
tarekat Qadiriyah yang memiliki banyaknya pengikut pada tarekat
ini di kalangan seluruh dunia. Ajarannya mempengaruhi banyak
waliyullah besar lainnya. Manaqib-nya dibacakan secara rutin oleh
seluruh kalangan manusia yang mempelajari dan mendalami
Tasawuf setiap bulannya. Salah satu kata-kata yang sangat
masyhur dan sudah diketahui oleh banyak orang ialah: 85
ّ ‫قدمي‬
ّ ‫حددي على رقبة‬
‫كل ولي هلل‬

Artinya: “Kakiku berada di atas bahu semua wali Allah”.


Dalam sebuah riwayat yang diceritakan oleh Syaikh Abd al-
Rahman Jami’, saat beliau mengucapkan kalimat ini, para
waliyullah yang hadir itu serta-merta menyerahkan bahunya untuk
diinjak oleh beliau. Namun, perihal ini bertujuan bukan sebagai
perendahan, melainkan memberikan seluruh dirinya untuk
Waliyullah al-Qutb, penyerahan ini tertuju untuk mendapatkan
keridhoan daripada seorang Mursyid dan Wali Qutb yang nantinya
Allah SWT., akan meridhoi juga.

Syaikh Sultan Abd al-Qadir al-Jailani berakar dan berpegang


pada pemahaman dan pengalaman spiritualnya. Kehidupan rohani
tidak akan sampai pada tujuannya yang baik dan benar bila tanpa
adanya keinginan untuk melawan hawa nafsu dan menjalankan
syari’at dengan ikhlas dan tulus, semata-mata hanya karena Allah

85
Wibowo, Akulah Debu di Jalan al-Musthofa, hal. 71

76
SWT. Diantara cara-cara yang diketahui secara umum ialah
mengajak manusia lain untuk memurnikan akidah, bertaqwa, serta
mengerjakan sunnah baginda Nabi Muhammad SAW., dengan
segala kemampuannya. Menurut beliau tentang kehidupan ialah
kehidupan yang mulia adalah hidup dalam ketaqwaan. Beliau
mengajak manusia untuk senantiasa bertaubat, zuhud, jujur,
tawakkal, syukur, dan ridha atas keputusan dan ketentuan dari
Allah SWT. Murid harus selalu waspada atas apa-apa yang
terlintas dalam fikirannya (Khatarat) karena perihal itu akan
sangat mempengaruhi kemajuan rohaninya.

Tarekat Qadiriyah diorganisasikan oleh putranya, yang


bernama Syaikh Abdul Wahab (w. 1196) dan Syaikh Abdul Razaq
(w. 1206). Sebagaimana tarekat pada umumnya, amalan yang
paling menonjol dan diutamakan adalah zikir, dalam tarekat ini
metode yang digunakan ialah zikir jahr (jelas/keras), dengan
kalimat nafy – itsbat (laa ilaaha illa Allah), dan pengamalannya
memiliki kayfiyah tata cara. Tata cara tersebut nanti akan
dijelaskan pada pembahasan “Ajaran-Ajaran Tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah” nanti. 86

Kisah karamah daripada Syaikh Sultan Abd al-Qadir al-


Jailani sudah tak asing lagi. Ketika Syaikh Sultan Abd al-Qadir al-
Jailani mengucapkan kalimat khawariq “kakiku berada diatas
bahu para wali Allah”, para hadirin yang terdiri dari pada
masyaikh Irak dengan serta-merta mendekat kepada Syaikh Sultan
Abd al-Qadir al-Jailani untuk diinjak pundaknya oleh beliau.

86
Wibowo, Akulah Debu di Jalan al-Musthofa, hal. 71-72.

77
Diantara yang hadir juga terdapat, Syaikh Ali ibn al-Hiti, Syaikh
Baqa bin Batu, Syaikh Abu Sa’id al-Qilawi, Syaikh Musa ibn
Mahin, Syaikh Abu Najib Suhrawardi, Syaikh Abu al-Karam,
Syaikh Abu Umar wa Utsman al-Qurashi. Syaikh Mukarrim al-
Akbar, Syaikh Matir, Syaikh Jagir, Syaikh Khalifa, Syiakh Sadaqa,
Syaikh yahya al-Murta’ish, Syaikh al-Dziya Ibrahim al-Jawni,
Syaikh Abdullah Muhammad al-Qawzini, Syaikh Abu Umar wa
Utsman al-Bataihi, Syaikh Qadib al-Ban, Syaikh Abu al-Abbas
Ahmad al-Yamani, Syaikh Abu al-Abbas al-Syawqi (Waliyullah
yang terkenal bisa mengendarai kendaraan gaib), Syaikh Sultan al-
Muzayyin, Syaikh Abu Bakar al-Shaibani, Syaikh Abu Abbas
Ahmad ibn al-Ustadh, Syaikh Abu Muhammad al-Kawsaj, Syaikh
Mubarrak al-Humairi, Syaikh Abu al-Barakat, Syaikh Jamil Sahib
al-Khatwa wa al-Zaqa, Syaikh Abu Ya’la al-Farra.87 Dalam
keterangan diatas, setelah Syaikh Sultan Abd al-Qadir al-Jailani
mengucapkan perkataan itu, Syaikh Ali ibn al-Hiti langsung
berdiri dan naik ke mimbar tempat Syaikh Sultan Abd al-Qadir al-
Jailani duduk, lalu beliau memegang kaki Syaikh Sultan Abd al-
Qadir al-Jailani kemudian meletakkannya dipundaknya, dan
kepalanya tunduk dibawah kelim jubahnya. Seluruh masyaikh
yang melihat dan menyaksikan hal itu, tunduk dan mengikutinya.

2. Tarekat Sydziliyah

Tarekat Syadziliyah merupakan gerakan tarekat yang


dicetuskan oleh Imam Abu al-Hasan al-Sydzaili, beliau lahir di
Ghumaro - Tunisia, pada tahun 593H/1197M., dan wafat di padang

87
Wibowo, Akulah Debu di Jalan al-Musthofa…, hal. 73.

78
pasir Hotmaithira - Mesir pada tahun 656H/1258M. Pada kalangan
tarekat Syadziliyah, silsilah keturunan imam al-Syadzili
dihubungkan dengan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, yang
merupakan cucu daripada baginda Nabi Musthofa Muhammad
SAW., dapat kita simpulkan bahwa beliau juga memiliki hubungan
darah dengan baginda Nabi Muhammad SAW. Berikut merupakan
silsilah imam Abi Hasan al-Syadzili, imam Abi Hasan al-Syadzili
bin Ali bin Abdullah bin Tamim bin Hurmuz bin Hatim bin Qushay
bin Yusuf bin Yusya bin Ward bin Bathaal bin Ali bin Ahmad bin
Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Abi Muhammad bin Imam
Hasan bin Sayyidina Ali r.a. – Sayyidatu Fatimah binti Nami
Muhammad bin Abdullah.88
Sejak kecil beliau sangat tekun dalam belajar, hingga hampir
membutakan kedua matanya karena saking banyaknya buku yang
ia baca. Imam al-Syadzili belajar kepada seorang sufi besar pada
masanya, yaitu Abu Abbas al-Mursyi (w. 686H.), kemudian beliau
pindah ke Tunisia dan seterusnya mengembara ke negeri-negeri
penjuru muslim di Timur, termasuk juga beliau mengunjungi kota
Makkah untuk menunaikan ibadah haji beberapa kali. Dalam
perjalanannya tersebut, ia berguru kepada tokoh sufi lain,
diantaranya Abu Abdillah bin Harazim dan Abdul Salam bin
Masyisy, dari kedua guru ini imam al-Syadzili mendapatkan
khirqah dari beliau keduanya, sebagai tanda bahwa beliau sudah
mencapai kepada tahap taraf pengetahuan kesufian yang memadai.
Khirqah biasanya terbentuk sepotong kain atau pakaian dari guru

88
KH. A. Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf,
Surabaya: Imtiyaz, 2014, hal. 303

79
yang dianggap memiliki kandungan kesucian dan menjadi sebuah
hadiah untuk kenang-kenangan bagi sang murid tadi. Wasiat yang
didapatkan dari sang guru itu ialah: “Bersihkanlah dirimu dari
segala Syirik dan setiap kali engkau merasa diri kotor, maka
bersihkanlah dirimu dari segala kotoran karena kotoran karena
kecintaanmu terhadap dunia. Manakala engkau cenderung
mengikuti syahwatmu, maka perbaiki dirimu dengan melakukan
taubat kepada Allah SWT.”89
Dalam sejarah tarekat Syadziliyah itu sendiri, memiliki
prinsip-prinsip yang menjadi ciri akan warna sikap dan tingkah
laku pada setiap pengikut tarekat Syadziliyah, diantara prinsip-
prinsip itu ialah sebagai berikut:
a.) Ketaqwaan terhadap Allah secara lahir dan batin,
yang diwujudkan dengan jalan sikap wara’ dan istiqamah
dalam menjalankan perintah dan aturan dari Allah SWT.
b.) Konsisten untuk berkomitmen mengikuti ajaran
sunnah baginda Nabi SAW., baik dalam lisan maupun
‘amaliyah, yang diwujudkan dengan sikap yang waspada
dan bertingkah laku yang luhur.
c.) Memalingkan hatinya dari ikatan makhluk, tidak
mengejar akan duniawiyah yang berlebihan, lebih
mengedepankan urusan akhirat. Serta, menumbuhkan rasa
berserah diri kepada Allah SWT.

89
Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, hal. 304

80
d.) Ridha kepada Allah SWT., dalam menerima segala
segala ketentuan-Nya, baik dalam kecukupan maupun
penolakan.
e.) Kembali (ruju’) kepada Allah SWT., sebagaimana
sudah menjadi naluri akan suatu makhluq untuk terus
kembali kepada-Nya, baik dalam keadaan senang maupun
susah.90

90
Aziz Masyhuri, 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, hal. 305

81
BAB III

GAMBARAN UMUM ZAWIYAH ARRAUDHAH

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis Zawiyah Arraudhah

Zawiyah Arraudhah, berletak di jalan Tebet Barat VIII No. 50


di kota Jakarta Selatan. letaknya persis di depan “Bengkel Hati”.
Lokasi Zawiyah Arraudhah mudah untuk ditemui, karena letaknya
yang begitu strategis, dan persis dipinggir jalan. Untuk menjadi
patokan yang mudah dan sangat dikenal oleh masyarakat,
khususnya warga kota Jakarta Selatan, yaitu berpatok pada “Pasar
Tebet” yang terletak di jl. Tebet Barat Dalam Raya.91

2. Sejarah Berdirinya Zawiyah Arraudhah

Zawiyah Arraudhah berdiri pada hari Jum’at, tanggal 9 Rabi’ul


Awal 1438H./9 Desember 2016.92 Zawiyah ini didirikan oleh
sosok leluhur, aktif dalam berorganisasi, sosok pengusaha yang
ingin membangun sebuah lembaga atau perkumpulan sosial, yang
berisikan mengenai ajaran keislaman, khususnya tasawuf. Beliau
ialah Syaikh Dr. KH. Muhammad Danial Nafis, M.Si.93
Bangunan yang sekarang merupakan Zawiyah ini, awalnya
merupakan kantor, kantor tersebut bernama Aktual. Pada saat

91
Observasi di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan, pada
tanggal 3 Agustus 2021
92
‫ صفح اﻟثﺎني في اﻟمﻘﺪﻣﺔ اﻟكتﺎب‬،‫ دار اﻟﺮوضﺔ‬:‫ ﺟﺎكﺮتﺎ‬، ‫ بﺪع اﻟتفﺎﺳﯿﺮ‬،‫شﯿخ عبﺪ هللا اﻟغمﺎري‬
93
Sayyid Abdurrahman, Sayyid/Pembimbing Santri (wawancara
Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 16.08)

82
itulah, terbentuknya sebuah tempat (zawiyah) untuk para penuntut
pengetahuan Tasawuf, atau yang bisa disebut dengan
mutashawwifîn di Zawiyah Arraudhah ini.94
Pada awalnya, Zawiyah Arraudhah ini menerapkan tarekat
Darqawiyah dan Syadziliyah. Adapun tarekat Syadziliyah, KH.
Muhammad Nafis, mengambil sanad dari tokoh terkemuka di
Maroko, yaitu Syaikh Abdul Mun’im bin Abdul Aziz al-Ghumariy
al-Hasani. Kemudian beliau mengambil sanad tarekat Qadiriyah,
kepada Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani. Pada saat beliau
mengambil sanad tarekat Qadiriyah tersebut, disitulah beliau
menambahkan yang awalnya tarekat Darqawiyah dan Syadziliyah,
ditambahkan dengan tarekat Qadiriyah. Namun, akhirnya Zawiyah
Arraudhah ini hanya mengkhususkan kepada dua tarekat saja,
yaitu tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah, yang kedua tarekat ini
tidaklah seperti tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, melainkan
tarekat Qadiriyah melalui jalur Syaikh Muhammad Fadhil al-
Jilani, dan tarekat Syadziliyah melalui jalur Syaikh Abdul Mun’im
bin Abdul Aziz al-Ghumariy al-Hasani. Jadi, dapat disimpulkan di
Zawiyah Arraudhah ini, menerapkan dua tarekat, yaitu tarekat
Qadiriyah dan tarekat Syadziliyah, bukan seperti tarekat Qadiriyah
wa Naqsyabandiyah yang nasabnya satu jalur..95
Banyak kalangan rekan bahkan teman dari KH. Muhammad
Nafis dalam maupun luar negeri, yang sudah mengenal akan

94
Sayyid Abdurrahman, Sayyid/Pembimbing Santri (wawancara
Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 16.13)
95
‫ صفح اﻟثﺎني في اﻟمﻘﺪﻣﺔ اﻟكتﺎب‬،‫ دار اﻟﺮوضﺔ‬:‫ ﺟﺎكﺮتﺎ‬، ‫ بﺪع اﻟتفﺎﺳﯿﺮ‬،‫شﯿخ عبﺪ هللا اﻟغمﺎري‬

83
Zawiyah Arraudhah ini.96 Maka dari itu, suatu keagungan dan
keberkahan yang beliau dapatkan dari menjalaninya amanah yang
diarahkan langsung dari Syaikh Dr. dr. Yusri Rusydi, yang
merupakan Mursyid tarekat Syadziliyah di Mesir.
Zawiyah Arraudhah mengamalkan tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah, ialah karena beliau ditalqin oleh dua sosok ulama sufi
yang sangat masyhur, yang mereka dari tarekat Qadiriyah dan
tarekat Syadziliyah. Mereka adalah Syaikh Dr. Abdul Mun’iem
(Maroko) untuk tarekat Syadziliyah, dan Syaikh Prof. Dr.
Muhammad Fadhil al-Jailaniy (Turki) untuk tarekat Qadiriyah.
Serta, beliau diamanahkan untuk membangun sebuah "Zawiyah",
yang akhirnya beliau mendirikan "Zawiyah Arraudhah" yang
mengamalkan tarekat Qadiriyah dan tarekat Syadziliyah, karena
dari dua sanad yang berbeda. Lantas, alasan beliau menamakan
dengan "tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah" ialah, karena sesuai
dengan sanad tertua tarekat yaitu sanad daripada Syaikh Sulthan
al-Awliya Abdul Qadir al-Jailaniy Q.S., yaitu tarekat Qadiriyah.
Akhirnya Zawiyah ini berjalan hingga saat ini, dengan
mengamalkan zikir dan tarbiyah yang berdasarkan ajaran-ajaran
tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah.97
Pada tahun 2020-2021, jumlah jama’ah tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah ini, berjumlah kurang lebih
sekitar 400-500 jama’ah keseluruhan dari berbagai wilayah,
diantaranya Jakarta, Depok, Tangerang, Malang, Surabaya, dan

96
Sayyid Abdurrahman, Sayyid/Pembimbing Santri (wawancara
Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 16.00)
97
Sayyid HM. Izzul Mutho Hamid, Lc., SH., Imam Zawiyah
Arraudhah, (wawancara Kamis, 19 Agustus 2021, Pukul 05.30 WIB)

84
setiap wilayah yang pernah KH. Muhammad Danial Nafis
kunjungi dalam berda’wah. Namun, yang rutin mengikuti kajian
setiap minggunya di Zawiyah Arraudhah berkisar kurang dari 100
jama’ah98. Diantara banyaknya jama’ah tarekat Qadiriyah wa
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah, terdapat jama’ah yang sudah
melaksanakan bai’at dan talqin berjumlah 70 orang.99

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan aspek yang tak kalah


pentingnya untuk semua kegiatan yang diadakan dalam lembaga
tersebut. Untuk itu, Zawiyah Arraudhah menyediakan beberapa
saran dan prasarana yang dengan tujuan memberikan fasilitas
terhadap jama’ah tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah. Dalam hal ini,
berikut merupakan sarana apa saja yang disediakan di Zawiyah
Arraudhah:

1. Aula zikir dan kajian (ruangan ber-AC)


2. Musholla (laki-laki dan perempuan terpisah)
3. Kantor Administrasi
4. Kantor Yayasan
5. Tempat parkir di halaman dalam (khusus sepeda motor)
6. Kamar mandi/toilet

98
Kurangnya jama’ah tersebut, dikarenakan adanya peraturan PPKM
dari pemerintah dalam menghindari penyebaran virus Covid-19.
99
Sayyid Abdurrahman, Sayyid/Pembimbing Santri (wawancara
Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 16.03 WIB)

85
7. Tempat wudlu100

Sarana dan prasarana yang disediakan dari Zawiyah Arraudhah


ini, bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada jama’ah dalam
mengikuti kajian dan dzikir tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah. Hal
ini, merupakan motto utama dari tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
di Zawiyah Arraudhah, yaitu "Dzikir, Fikir, Khidmat"101, selepas
kita berzikir, kita juga berfikir akan semua kesalahan dan dosa kita
kepada Allah SWT., setelah itu kita berkhidmat kepada Mursyid,
dengan cara melakukan bai’at dan talqin dan mematuhi segala
arahan dan perintah Mursyid tersebut.

4. Tujuan, Motto, Visi, dan Misi Zawiyah Arraudhah

Pada setiap lembaga ataupun yayasan, pasti memiliki tujuan


dan motto dalam lembaga tersebut. Begitu halnya Zawiyah
Arraudhah yang terletak di Tebet Barat – Jakarta Selatan ini.
Yayasan ini memiliki tujuan, motto, visi, serta misi, diantaranya
ialah:
a.) Tujuan: Mengembangkan dan menjaga tradisi keilmuan
salaf al-Sholih dengan membina masyarakat dengan al-
Qur’an, al-Sunnah Nabawiyah, Fiqih para imam
madzhab dan Thoriqoh Aimah Salikiin, baik dengan
mendirikan lembaga formal maupun informal.

100
Observasi di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan, pada
tanggal 13 Maret 2021.
101
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.30)

86
b.) Motto: “Amal Ilmu, Suluk Thariqah dan Khidmah
Ijtimaiyah”
c.) Visi: Sebagai pusat pendidikan (majelis wa ma’had)
spiritualitas Islam dan pengabdian sosial yang dinamis
demi mewujudkan generasi dan masyarakat Insan Kamil.
d.) Misi: pertama, melakukan kaderisasi dan perkembangan
halaqah/komunitas/jama’ah dzikir yang istiqomah dalam
melaksanakan ilmu amal syariat, thoriqoh dan hakekat
menuju makrifah kepada Allah SWT. Berdasarkan
aqidah ahlu Sunnah wal Jama’ah.102
Kedua, Melakukan pengabdian masyarakat dalam
segala aspek kehidupan, yakni pemberdayaan ekonomi,
kesehatan, bantuan sosial dan solidaritas kemanusiaan
sebagai bentuk pelayanan dan amal sholeh kepada
seluruh lapisan manusia.

5. Struktur Organisasi Kepengurusan Zawiyah Arraudhah

Pada Zawiyah Arraudhah ini, terdapat struktur organisasi


yang bertujuan untuk menjalani akan program-program serta
penanggung jawab pada bagian-bagian yayasan ini. Berikut
merupakan struktur organisasi Zawiyah Arraudhah:
Penasehat : Syaikh Dr. Yusri Rusydi Jabr al-Hasani
Syaikh Dr. Abdul Mun’iem al-Hasani

102
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 06.17)

87
Syaikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil jailani
al-Hasani
KH. Ahmad Marwadzie al-Makki al-Batawi
Pembina Yayasan : Syaikh KH. Muhammad Danial Nafis, S.E.,
M.Si.
Pengawas : Hj. Ninda Nur Hamida
KH. Ahmad Marwazie

Ketua Yayasan : (Sayyid) Azka Fuady, Lc., MA.

Wakil Ketua : (Sayyid) Izzul Mutho’, Lc., SH.

Sekrertaris : Anisya Khairina, ST.

Bendahara : (Sayyid) Nurman Abdul Rohman

Imam Zawiyah Arraudhah: Ustadz Izzul Mutho’ Lc., SH.

Seksi Dakwah & Kethoriqohan: (Sayyid) As’ad Syamsul


Abidin

Seksi Keputrian : (Sayyidah) Hj. Nur Hamida

Seksi Sos. Kemasyarakatan: (Sayyidah) Dian Lutfiana

Seksi Publikasi & Dokumentasi: (Sayyid) Warnoto

Seksi Perlengkapan : (Sayyid) Bahtiar Salam

Pengajar : (Sayyid) Azka Fuadi Abdillah Akbar, Lc.

(Sayyid) Arif Rahman hakim, S.Ip.

(Sayyid) HM. Izzul Mutho Hamid, Lc.,


SH.

88
(Sayyid) Deden Sajidin, Lc.

(Sayyid) H.M. Syafiq Mahfudz

(Sayyidah) Zeina Assegaf, Lc.

(Sayyid) Ali Syahbana, Lc., MA.

(Sayyid) Arbie Marwan Putra, S.Si., M.Si.

(Han)

6. Pelayanan

Zawiyah Arraudhah merupakan bagian dari yayasan Ihsan


Foundation. Dalam yayasan Ar-Raudhah Ishan Foundation
tersebut, terdapat 4 lembaga, diantaranya ialah:
• Zawiyah Arraudhah
Zawiyah Arraudhah memberikan pelayanan kepada
masyarakat, diantaranya ialah:
a.) Pelatihan Tahsin & Tahfidz Qur’an
Zawiyah Arraudhah menyediakan pelayanan bagi
kalangan anak-anak maupun remaja, bahkan untuk orang
dewasa, untuk melakukan kegiatan tahsin & tahfidz
Qur’an.

b.) Kajian Kitab


Kajian kitab yang diadakan di Zawiyah Arraudhah ini,
membahas kitab Tafsir, Hadits, Tasawuf, Ushul Fiqh,
dan Sirrah Nabi.

89
c.) Halaqah Ruhaniyah
Halaqah Ruhaniyah yang diadakan di Zawiyah
Arraudhah ini, menyangkut akan kegiatan majelis dzikir
tarekat mingguan, haul, maulid, dan haflah shufiyah.

d.) Kelas Bahasa Arab dan Ilmu Hadis


Yayasan juga melayani akan pembelajaran bagi semua
kalangan, yang ingin mempelajari bahasa Arab dan ilmu
Hadits.

e.) Program Pelatihan Dakwah, Sosial, dan Ekonomi


Selain daripada pembelajaran agama yang diajarkan
sebelumnya, Zawiyah Arraudhah juga menyalurkan
akan pengetahuan mengenai da’wah, sosial, dan
ekonomi.

f.) Program Pelatihan Anak-Anak dan Remaja


Program ini diselenggarakan untuk anak-anak dan
remaja dengan melakukan kegiatan kajian yang
berkenaan dengan akhlak. Serta, diadakannya juga
pelatihan khusus untuk anak-anak dan remaja.

g.) Rihlah Ruhaniyah


Program rihlah dan ziarah bersama Zawiyah Arraudhah
terbagi menjadi dua, yaitu ziarah makam wali songo, dan
umroh beserta ziarah ke masjid Nabawi.

90
Zawiyah Arraudhah juga meemberikan pelayanan dengan
secara online atau dalam jaringan. Berikut merupakan kontak
Zawiyah Arraudhah:

No. Telfon: (021) 83794508

No. Whatsapp Pengurus: +6287788058845

Zawiyah Arraudhah juga memiliki jaringan media sosial berupa


Youtube, Twitter, Facebook, dan Instagram. Berikut alamat media
sosial Zawiyah Arraudhah:

Facebook: Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation103

Youtube: Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation104

Twitter: @Zawiyarraudhah

Instagram: Zawiyah.Arraudhah105

• Pondok Pesantren Tahfidz Raudhatul Ihsan


Pondok pesantren Raudhatul Ihsan didirikan oleh
Syaikh Dr. KH. Muhammad Danial Nafis, yang telah mendapatkan
izin operasional dari Kementerian Agama RI, dengan nomor B-
4881 KK.09.01/3/PP.00.7/6/2017. Pondok ini merupakan pondok
pesantren tahfidz al-Qur’an yang membuka program pendidikan
selama 5 tahun berupa madrasah tahfidz al-Qur’an dan Madrasah
Diniyah Islamiyah dengan muatan materi Aqidah, Fiqih, bahasa

103
https://www.facebook.com/zawiyah.arraudhah/
104

https://www.youtube.com/channel/UCZH5GiCL9lFFOiWhnfeswnA
105
https://www.instagram.com/zawiyah.arraudhah/?hl=id

91
Arab, Nahwu, Sharaf, Tafsir, dan Hadits, dan lain-lain. Selain itu,
para santri yang terdaftar dalam pondok pesantren ini juga terdaftar
dalam PKBM Arraudhah atau yang lebih dikenal dengan
Arraudhah Islamic School untuk menunjang pendidikan umum
mereka.
Target pendidikan yang diadakan di pondok pesantren
Raudhatul Ihsan ini, ialah sebagai berikut:
➢ Hafalan al-Qur’an, target minimal 10 juz selama 3
tahun, target menengah 20 juz selama 3 tahun, dan
target ideal 30 juz selama 3 tahun.
➢ Menguasai dan mengamalkan ilmu Syar’i
➢ Mampu berkomunikasi aktif bahasa Arab
➢ Mengembangkan kemandirian berfikir & bersikap
➢ Memiliki Akhlak al-Karimah yang menjadi teladan

• Arraudhah Islamic School


Arraudhah Islamic School merupakan lembaga
pendidikan yang telah terdaftar dalam Suku Dinas Pendidikan
Wilayah Jakarta Selatan, DKI Jakarta bernomor NPSN P9970146
dengan nama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Arraudhah dan telah terakreditasi “A”. AIS Adalah salah satu
lembaga pendidikan yang berdiri dibawah naungan yayasan Ar-
Raudhah Ihsan Foundation yang hadir dengan konsep pengelolaan
terintegrasi pendidikan pesantren dan kewirausahaan. Konsep ini
disusun dengan upaya untuk pelaksanaan penguatan pendidikan
karakter.

92
Lembaga pendidikan ini, selain mempelajari pendidikan
umum, juga mengajarkan pendidikan kewirausahaan dengan
materi yang diampu antara lain internet and digital marketing,
social media marketing, design graphic, journalistic, dan
entrepreneurship. Target outputnya adalah santri dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai perkembangan zaman serta
memiliki kemampuan berwirausaha, mandiri secara ekonomi,
hingga mampu membuka lapangan pekerjaan.

• Lembaga Amil Zakat (LAZ) Arraudhah

LAZ atau yang bisa dikenal sebagai LAZ-AR (lembaga


amil zakat ar-Raudhah), dibentuk sebagai salah satu upaya
optimalisasi jaringan dan potensi yang dimiliki oleh yayasan Ar-
Raudhah Ihsan Foundation sebagai lembaga sosial dan keagamaan.
Dengan visi “menjadi wadah pemberdayaan amil zakat yang
terpercaya, profesional, dan berkhidmat untuk kepentingan
umat”.106

7. Jadwal Pengajian Zawiyah Arraudhah

Pada Zawiyah Arraudhah ini, memiliki jadwal kajian dan zikir


untuk kalangan masyarakat umum. Zawiyah Arraudhah buka
setiap hari pada jam yang berbeda-beda. Diantara jadwal
pelaksaannya ialah sebagai berikut:

106
Sayyid As’ad, Sayyid/Pembimbing santri, (wawancara Jum’at, 06
Agustus 2021, pukul 10.53 WIB)

93
Hari Senin: pukul 20.00 – 21.30
Hari Selasa: pukul 20.00 – 00.10 (ditambah dengan zikir
Bersama KH. Muhammad Danial Nafis)
Hari Rabu – Jum’at: pukul 20.00 – 21.30
Hari Sabtu: pukul 16.00 – 18.00 (waktu Maghrib)
Hari Minggu: pukul 10.00 – 13.00

Hari senin pelaksaan kajian kitab Tafsir jalalain dan Bahrul Madid

Hari Selasa pengajian kitab Anwar al-Hadi dan Sirr al-Asrar

Hari Rabu pengajian kitab Tibyan atau Tuhfah al-Athfal

Hari Kamis pengajian kitab Riyadh al-Shalihin

Hari Jum’at pengajian kitab Kifayah al-Akhyar

Hari Sabtu membahas Kajian Tematik

Hari Minggu pengajian kitab Sunan al-Tirmidzi

Jadwal tersebut sewaktu-waktu bisa berubah, karena adanya


tanggal merah (hari libur), atau kedatangan tamu guru besar dari
KH. Muhammad Danial Nafis, yaitu Syaikh Yusri Rusydi, Syaikh
Abd al-Mun’im al-Ghumary, dan Syaikh Muhammad Fadhil al-
Jailani (keturunan Sulthan al-Awliya Syaikh Abd al-Qadir al-
Jailani), atau diadakannya acara haul akbar guru-guru KH. Danial
Nafis yang lain.107

107
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 15.00 WIB)

94
B. Biografi Syaikh KH. Muhammad Danial Nafis,
S.E., M.Si.

Syaikh KH. Muhammad Danial Nafis, S.E., M.Si., beliau lahir


pada tanggal 31 Januari 1980, di Sudimoro, kota Malang. Ayahnya
yang merupakan seorang tokoh ulama di kampunya, yaitu seorang
Kyai, yang bernama KH. Asy’ari Tafsir. Ayahnya yang merupakan
seorang Kyai, menganut tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
yang sanadnya tertuju kepada Abah KH. Muhammad Shohibul
Wafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom) di Suryalaya. Beliau
mengajarkan keluarganya untuk menganut tarekat, agar
mempelajari akan pentingnya pendidikan Tasawuf. Ibu KH.
Muhammad Danial Nafis bernama nyai Hj. Nadzifah Maurisia
Hamid.
Syaikh KH. Muhammad Danial Nafis, menjalani
pendidikannya dari kecil sampai saat ini. Ketika beliau kecil,
beliau menempuh pendidikan di salah satu Sekolah Dasar (SD) di
Malang. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan SMP di
pondok pesantren Assidiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat. Kemudian,
beliau pindah pondok pesantren ketika masuk ke jenjang SMA, ke
pondok pesantren Annur Balulawang di kota Malang dibawah
asuhan al-Mukarram KH. Baharuddin Anwar. Setelah selesai
beliau menempuh pendidikan SMA-nya, beliau langsung
melanjutkan perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Malik
Ibrahim, yang terletak di kota Malang. Pada saat itu, Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang, namanya masih Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Malang. Beliau mengambil kuliah di fakultas

95
Syari’ah, jurusan Ekonomi Syari’ah. Setelah kelulusannya, beliau
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (S.E.), beliau berguru ke
beberapa guru di Jawa Timur.108 Setelah beliau menempuh belajar
ke beberapa guru di Jawa Timur tersebut, beliau menempuh
pendidikan S2 di Universitas Indonesia di kota Depok. Setelah
selesai beliau menempuh pendidikan S2-nya, beliau merintis
usahanya satu persatu, diantara bidang usaha yang beliau jalani
ialah bidang media, travel, perkebunan, perladangan, pemetaan.
Akhirnya beliau sukses dalam bidang usahanya, kemudian beliau
melanjutkan pendidikan S3 di Sudan, yang saat ini beliau sedang
menempuh pendidikannya tersebut. Selang waktu pendidikan S3-
nya, beliau diberikan amanah ketika bertemu para masyaikh dari
negara timur, yaitu Maroko, Mesir, Turki, Saudi, dan al-Jazair.
Dengan banyaknya beliau bertemu para masyaikhi di berbagai
kalangan negara, akhirnya beliau terlihat akan segala
kemampuannya. Pada saat itulah, beliau diamanahkan untuk
membangun dan menyebarkan tarekat Shiddiqiyah, Darqowiyah,
dan Syadziliyah, yang sanad-nya dari ahl al-Ghumariy yang
berasal dari kota Tanger di negara Maghribi/Maroko. Seiring
beliau mengamalkan tarekat Shiddiqiyah, Darqowiyah, dan
Syadziliyah, pada tanggal 9 Desember 2016, akhirnya beliau
mendirikan sebuah Zawiyah, yang letaknya di Tebet Barat, Jakarta
Selatan, yang beliau namakan dengan “Zawiyah Arraudhah”.109
Kemudian, seiring berjalannya Zawiyah tersebut, beliau

108
Sayyid HM. Izzul Mutho Hamid, Lc., SH., Imam Zawiyah Arraudhah,
(wawancara Kamis, 19 Agustus 2021, Pukul 05.29 WIB)
109
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.12 WIB)

96
mendapatkan mandat yang langsung diberikan oleh Syaikh
Muhammad Fadhil al-Jailany (keturunan Syaikh Abd al-Qadir al-
Jailaniy) dari Turki. Beliau langsung yang meminta bai’at dan
talqin untuk tarekat Qadiriyah yang sanadnya muttashil kepada
kakeknya yaitu Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani. Saat itulah, beliau
menerapkan tarekat Qadiriyah Zawiyah Arraudhah yang terletak
di Tebet Barat, Jakarta Selatan. Dalam Zawiyah tersebut, beliau
menerapkan tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah. Yang sanad
Qadiriyah dari Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani, dan sanad
tarekat Syadziliyah dari Syaikh Dr. dr. Yusri Rusydi (Mesir) dan
Syaikh Abd al-Mun’im al-Ghumari (Maroko). Alasan beliau
mendahulukan “Qadiriyah” ialah karena sanad Qadiriyah
merupakan sanad yang lebih tua dari sanad tarekat “Syadziliyah”.
Oleh sebab itu, beliau menerapkan tarekat di Zawiyah Arraudhah
tersebut dengan nama “tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah”.
Tak lain itu, beliau membuat sebuah vila yang letaknya di
Bogor, yang vila tersebut dinamai dengan “vila Zawiyah”. Tujuan
diadakannya vila tersebut, dikhsuskan untuk para salik yang ingin
menempuh ke tahap bai’at dan talqin, sehingga disana
diadakannya agenda untuk pelatihan zikir, tarbiyah (pengajian
Tasawuf), dan sebagainya. Bisa dikatakan bahwa, tempat tersebut
seperti tempat daurah untuk menempuh jalan suluk, memasuki
dunia pertarekatan.110
Selain daripada beliau yang sudah mendirikan Zawiyah
Arraudhah, beliau juga merupakan Mudir Jami’iyyah Ahlith-

110
Sayyid Abdurrahman, Sayyid/Pembimbing Santri (wawancara
Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 16.00)

97
Thariqah Al Mu’tabarah An-Nahdliyyiah (JATMAN) Jakarta,
yang beliau memulai jabatannya tersebut sejak tahun 2019.111
Beliau sangat aktif dalam berbagai organisasi lain, seperti pada
masa perkuliahannya, beliau pernah menjadi ketua HMI dan ketua
organisasi lainnya. Beliau menghabiskan hidupnya dengan terus
belajar dan mengikuti segala arahan murysid-mursyid-nya. Karena
baginya, beliau tidak akan ada apa-apa bila tanpa mengikuti arahan
dan menjalin silaturahim kepada murysid-murysid beliau.112
Sampai saat ini, Alhamdulillah beliau masih aktif dalam
organisasi-organisasinya, terkhusus aktif dalam JATMAN Jakarta,
maupun Indonesia. Serta, beliau juga masih aktif berkunjung
kepada para masyaikh beliau, yang beliau tidak pernah
menginginkan untuk memutuskan tali silaturahim kepada para
masyaikh-nya.

C. Biografi Syaikh Muhammad Fadhil al-Jilani


Syaikh Muhammad Fadhil al-Jilani al-Hasani merupakan
Mursyid dari KH. Muhammad Danial Nafis dalam tarekat
Qadiriyah. Beliau lahir pada tanggal 1 April 1954 M., di desa
Jimzaraq, Kurtalan, yang verada disebelah Timur negara Turki,
yang memang sangat dikenal dengan kawasan para ulama. Beliau
merupakan cicit ke-25 dari Syaikh Abd al-Qadir al-Jilani, yang
merupakan pencetus utama gerakan tarekat Qadiriyah.

111
Sayyid HM. Izzul Mutho Hamid, Lc., SH., Imam Zawiyah
Arraudhah, (wawancara Kamis, 19 Agustus 2021, Pukul 05.29 WIB)
112
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.12 WIB)

98
Sejak beliau beranjak usia ke-2 tahun, kakek beliau yang
bernama al-Quthb al-‘Alim Syaikh Muhammad Shiddiq al-Jilani,
mengajaknya ke suatu wilayah yang didalamnya banyak
penduduk yang mulia, wilayah tersebut bernama Tilan. Beliau
banyak menghabiskan waktu bersama kakeknya, hingga usianya
13 tahun, kemudian beliau kembali kepada keluarganya di
Jimzaraq. Tidak sampai disitu, beliau juga dibawa oleh kakeknya
untuk menempuh pendidikan keagamaan di kota Madinah al-
Munawwarah selama beberapa tahun. Pada tahun 1978, terbesit
dalam diri beliau untuk meneliti karya-karya sesepuh beliau yaitu
Shulton al-Awliya Syaikh Abd al-Qadir al-Jilani, yang saat itu
masih banyak berbentuk manuskrip (tulisan tangan asli).113
Pada tahun 2000, Syaikh Muhammad Fadhil al-Jilani
memperoleh gelar Sarjana Syariah di University of Islamic
Studies, yang verada di Pakistan. Pada tahun 2003, Beliau
memperoleh Diploma Pasca Sarjana Studi Islam di tempat yang
sama dengan beliau memperoleh gelar Sarjana-nya, keduanya
beliau mendapatkan predikat baik sekali.
Sampai saat ini beliau masih aktif sebagai dosen di American
University for Human Sciences yang terletak di California.
Disamping itu, Beliau masih aktif menjadi pimpinan umum
Markaz al-Jilani di Istanbul saat ini.
Beliau sudah banyak menulis buku-buku, diantaranya ialah
sebagai berikut:

113
“Profil dan Karomah Maulana Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil
Al-Jilani Al-Hasani”, Aktual terhanganat terpercaya, 8 Februari 2022:
https://aktual.com/profil-dan-karomah-maulana-syeikh-prof-dr-muhammad-
fadhil-al-jilani-al-hasani/

99
1) Nahrul Qadiriyah (Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-
Hasani al-Husaini ra.).
2) Tahqiq wa Dirasah Tafsir Surat Al-Fatihah wa Al-Baqarah
(Studi Filologi Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatihah dan Al-
Baqarah).
3) Al-Futuwwah fi Kaifiyati Akhdzi al-Ahdi wa al-Bai’ah
(Konsep Pengambilan Bai’at Dalam Tarekat al-Qadiriyah).

Berikut merupakan buku-buku hasil penelitian beliau:114


1) Studi dan Penelitian Kitab Tafsir al-Jailani karya Syekh Abdul
Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.
2) Studi dan Penelitian Kitab Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq
karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.
3) Studi dan Penelitian Kitab Al-Fath Ar-Rabbani karya Syekh
Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.
4) Studi dan Penelitian Kitab Syarh Shalawat karya Syekh Abdul
Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.
5) Studi dan Penelitian Kitab Nashaih al-Jailani karya Syekh
Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.
6) Studi dan Penelitian Kitab Ushuluddin karya Syekh Abdul
Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.
7) Studi dan Penelitian Kitab Al-Mukhtashar fi Ulumiddin karya
Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.

114
“Profil dan Karomah Maulana Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil
Al-Jilani Al-Hasani”, Aktual terhanganat terpercaya, 8 Februari 2022:
https://aktual.com/profil-dan-karomah-maulana-syeikh-prof-dr-muhammad-
fadhil-al-jilani-al-hasani/

100
Sampai saat ini, beliau masih sangat aktif dalam pergerakan
tarekat Qadiriyah di Indonesia, diantara tempat yang sudah beliau
talqin-kan ialah Zawiyah Arraudhah yang berlokasi di Tebet Barat,
Jakarta Selatan.115

D. Biografi Syaikh Abdul Mun’im al-Ghumari


Syaikh Abdul Mun’im al-Ghumari al-Hasani merupakan
Mursyid dari KH. Muhammad Danial Nafis dalam tarekat
Syadziliyah, selain itu beliau juga merupakan Mursyid dari tarekat
Shiddiqiyah. Nama lengkap beliau ialah al-Syaikh al-Syarif al Jalil
al ‘Allamah al Fadhil al-Sayyid Abdul Mun’im bin Abdul Aziz bin
Muhammad Shiddiq al Hasani al Ghumari, beliau lahir di Tangier,
Maroko, pada tahun 1970 M.116 Beliau terlahir di rumah
kemuliaan, yang dapat disebut sebagai gudang ilmu Syari’at dan
Tasawuf, yang berkembang dibawah asuhan keluarga besar beliau.
Sebagai sosok yang terlahir di tengah keluarga besar para ulama
yang sangat kental dengan pengetahuan dan nuansa Tasawuf,
maka beliau sudah banyak istifadah117akan kesegaran Tasawuf
Sunni yang bersumber langsung dari ayahnya dan terus
mewarisinya dari masa ke masa.

115
“Profil dan Karomah Maulana Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil
Al-Jilani Al-Hasani”, Aktual terhanganat terpercaya, 8 Februari 2022:
https://aktual.com/profil-dan-karomah-maulana-syeikh-prof-dr-muhammad-
fadhil-al-jilani-al-hasani/
116
Peneliti belum menemukan tanggal lahir Syaikh Abdul Mun’im al-
Ghumari.
117
Istifadah yang artinya “mengambil
manfaat/mempelajari/mengambil hikmah”

101
Ayah beliau merupakan tokoh ulama terkemuka yang
bernama al ‘Allamah Abu al Yasr Sayidi Abdul Aziz bin al Arif
Billah Quthb Rabbani Sayidi Muhammad bin Shiddiq, sedangkan
kakek dari ibu beliau merupakan imam dan katib di Zawiyah
Shiddiqiyah yang melahirkan banyak penghafal Qur’an, beliau
bernama al-Syaikh al ‘Abid al-Nasik Sayidi al Mubarak bin Abdul
Syafi bin Abdul Mukmin.
Diantara ungkapan beliau yang sangat tersohor, beliau
mengungkapkan bahwa pengalaman belajar para Quthb dari
keluarga beliau telah membuahkan wawasan keilmuan yang sangat
agung dan mulia, ilmu yang beliau dapatkan dari Zawiyah tersebut
tidak akan bisa beliau temukan walaupun harus menghabiskan
waktu bertahun-tahun dalam bangku perkuliahan. Karena itu,
beliau dapat mengklaim bahwa Zawiyah Shiddiqiyah merupakan
sebaik-baik lembaga yang pernah beliau terima tarbiyah-nya,
karena dari Zawiyah, beliau dapat mengambil manfaat dan ilmu
pengetahuan Tasawuf dari ayahnya. Namun, beliau bukan berarti
tidak mendukung akan pendidikan formal seperti perkuliahan,
beliau juga memperoleh gelar Magister pada jurusan Syar’ah di
Universitas Qarawein di kota Fes, Maroko, serta memperoleh gelar
Doktoral dalam bidang Ilmu Hadits di Universitas Sulthan Hasan
II di kota Cassablanca, Maroko.118
Beliau melanjutkan warisan keilmuan tersebut ke beberapa
negara, diantaranya ialah Indonesia. Hingga sampai saat ini, beliau

118
“Syeikh Dr. Abdul Mun'im bin Abdul Aziz bin Shidiq Al-Ghumari
Al-Hasani”, Deden Sajidin, Facebook, 10 Oktober 2018:
https://www.facebook.com/permalink.php?id=321448388406953&story_fbid=
321458261739299

102
masih aktif berkunjung ke Indonesia, diantaranya ke Zawiyah
Arraudhah dan ke beberapa tempat lain.

E. Silsilah Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah


Zawiyah Arraudhah

Silsilah ijazah merupakan suatu perkara yang sangat amat


penting, bahkan guru penulis pernah berkata bila amalan zikir/ilmu
tanpa mendapatkan ijazah (sanad), maka diragukan keilmuannya,
serta mengambang amalan zikirnya.119 Oleh Sebab itu, tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah ini, yang
dipimpin oleh KH. Muhammad Danial Nafis, beliau mengambil ke
beberapa guru. Diantara guru-guru beliau, beliau mengambil sanad
dari tarekat Qadiriyah melalu Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani,
dan mengambil sanad jalur tarekat Syadziliyah melalui Syaikh Dr.
dr. Yusri Rusydi. Berikut merupakan garis silsilah sanad yang
didapatkan oleh KH. Muhammad Danial Nafis, di Zawiyah
Arraudhah120:

1. Silsilah Tarekat Qadiriyah

1) KH. Muhammad Danial Nafis, S.E., M.Si.

119
Mengutip nasihat guru penulis, Ustadz Khairul Alwan, di pondok
pesantren Darul Rahman 3 – Depok pada tahun 2016.
120
Dalam buku yang peneliti ambil, dengan judul “Kumpulan Dzikir
Sholawat & Hizib Thoriqoh Shidiqiyah Darqowiyah Syadziliyah”, peneliti
belum menemukan riwayat tahun lahir dan wafat dari setiap tokoh silsilah
tarekat Qadiriyah dan Syadziliyah.

103
2) Al-'Allâmah Bahr al'Ilm al-Shufi Muhyi al-'Ulûm
wa Anwâr Sulthan al-Awliya Muhammad Fadhil
al-Jailaniy
3) Wâliduhu al-Ârif billah al-Sayyid al-Syaikh
Muhammad Fâiq Jailaniy
4) Wâliduhu al-Ârif billah al-Sayyid al-Syaikh
Muhammad Shadiq Jailaniy
5) Syaikh al-Sayyid Ahmad al-Qadiriy
6) Wâliduhu Syaikh 'Abd al-Qahhar
7) Syaikh al-Ârif billah al-Sayyid al-Syaikh
Muhammad 'Ali al-Atrusyiy
8) Wâliduhu al-Syaikh 'Abd al-Hamid khan al-
Khalifah al-Akbar
9) Sayyidi al-Syaikh al-Nuri al-Nawshiliy
10) Al-Sayyid 'Ali al-Kalali al-Rumaniy
11) Al-Ârif billah al-Fâdhil wa al-Waliy al-Kâmil al-
Haj al-Haramain Muhammad Jalil al-Mushilliy
12) Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah Abi Bakr bin
Mushthafa al-Âlûsiy
13) Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah Mushthafa
bin Muhammad al-Âlûsiy
14) Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah al-Sayyid
'Utsman al-Qâdiriy
15) Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah Abi Bakr al-
Qâdiriy
16) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
al-Sayyid al-Yahya al-Qâdiriy

104
17) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
al-Sayyid Hassam al-Dîn
18) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
Nur al-Dîn
19) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
Waliy al-Dîn
20) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
Zain al-Dîn
21) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
Syaraf al-Dîn
22) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
Syams al-Dîn
23) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
Muhammad al-Hattak
24) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif billah
'Abd al-'Aziz
25) Wâliduhu wa Syaikhuhu al-Mursyid al-Ârif
billah Qutb al-'Âlamîn Ghauts al-A'adzham
Qutb al-Rabbâniy al-Syaikh 'Abd al-Qâdir al-
Jailaniy
26) Abi Sa'id al Makhzumiy
27) Abi al-Hasan al-Hakariy
28) Al-Syaikh Hasan bin 'Aliy
29) Al-Syaikh Abi al-Faraj al-Thurthûshiy
30) Al-Syaikh Abi al-Fadhil 'Abd al-Wâhid bin 'Abd
al-'Aziz al-Tamîmiy
31) Al-Syaikh Abi Bakr al-Syibliy

105
32) Al-Syaikh Abi al-Qâsim Junaydi al-Baghdâdiy
33) Al-Syaikh Dhiya al-Dîn al-Sirri al-Saqathiy
34) Al-Syaikh Ma'ruf al-Karkhiy
35) Al-Syaikh Daud al-Thâ-iy
36) Al-Syaikh al-'Ajamiy
37) Al-Syaikh Hasan al-Bashriy
38) Amir al-Mu'minîn 'Ali bin Abi Thalib
39) Sayyidina Muhammad SAW.121

2. Silsilah Tarekat Syadziliyah

1) KH. Muhammad Danial Nafis, S.E., M.Si.


2) Syaikh Dr. Yusri Rusydi al-Sayyid Jabbar al-Hasani dan
Syaikh al-Syarif ‘Abd al-Mun’im bin ‘Abd al-‘Aziz bin
Muhammad al-Shiddiq al-Ghumariy
3) Al-Sayyid Abi al-Fadhl ‘Abd Allah bin Muhammad al-
Shiddiq al-Ghumariy dan Sayyid Abu al-Yusri ‘Abd al-
Aziz bin Muhammad al-Shiddiq al-Ghumariy (w. 1413
H./1993 M.)
4) Al-Sayyid al-Qutb Muhammad al-Shiddiq al-Ghumariy
(w. 1354 H./1936 M.)
5) Al-Sayyid Muhammad bin Ibrahim al-Fasiy (w. 1326
H./1908 M.)

121
KH. Muhammad Danial Nafis, Kumpulan Dzikir Sholawat & Hizib
Thoriqoh Shidiqiyah Darqowiyah Syadziliyah, Jakarta: Daar Arraudhah Al-
Islamiyah, 2018, hal. 93-99

106
6) Al-Sayyid ’Abd al-Wahid Bunani al-Fasiy (w. 1326
H./1908 M.)
7) Al-Sayyid Muhammad Ayyub (w. 1273 H./1856 M.)
8) Al-Syarif Al-Sayyid al-Haj Ahmad bin ‘Abd al-Mu’min
al-Ghumari (w. 1262 H./1846 M.)
9) Imam al-Awliya Al-Sayyid al-Mawla al-‘Arabiy al-
Darqawiy (w. 1239 H./1823 M.)
10) Bahr al-Buhur Al-Sayyid Abi al-Hasan ‘Ali al-Jamal al-
‘Imraniy (w. 1194 H./1780 M.)
11) Al-‘Arif billah al-Sayyid al-Syarif Muhammad al-
‘Abrabiy bin Ahmad bin ‘Abd Allah Mu’niy (w. 1166
H./1753 M.)
12) Al-‘Arif billah al-Sayyid Ahmad bin ‘Abd Allah al-
Andalusi al-Fasiy (w. 1120 H./1708 M.)
13) Al-Sayyid Qasim al-Khasshâshiy (w. 1086 H./1673 M.)
14) Al-Sayyid Muhammad Fath bin 'Abd Allah al-Mukanna
(w. 1062 H./1652 M.)
15) Al-Sayyid 'Abd al-Rahman al-Fasiy (w. 1036 H./1626 M.)
16) Al-Quthb al-Sayyid Abi al-Mahasin Sayyidi Yusuf al-
Fasiy (w. 1013 H./1604 M.)
17) Al-Quthb al-Sayyid 'Abd al-Rahman al-Makhdzubiy (w.
976 H./1569 M.)
18) Al-Sayyid Abi al-Hasan 'Ala al-Syahir bi al-Dawâr (w.
940 H./1533 M.)
19) Al-Sayyid Abi Ishaq Ibrahim Afham al-Zarhuniy
20) Al-Quthb al-Jami' al-Sayyid Ahmad Zaruq (w. 879
H./1474 M.)

107
21) Al-Quthb al-Sayyid Ahmad bin 'Uqbah al-Hadhramiy (w.
895 H./1490 M.)
22) Al-Quthb al-Sayyid Abi Zakariya Yahya bin Ahmad bin
Muhammad bin Wafa al-Qadariy (w. 857 H./1453 M.)
23) Al-Quthb al-Sayyid 'Ali bin Muhammad Wafa (w. 807
H./1405 M.)
24) Al-Quthb al-Sayyid Daud al-Bakhiliy (w. 735 H./1309
M.)
25) Tâj al-Dîn al-Syaikh Ahmad bin 'Athaillah al-Sakandariy
(w. 709 H./1309 M.)
26) Al-Quthb al-Sayyid Abi al-'Abbas Ahmad bin 'Umar al-
Mursiy (w. 685 H./1287 M.)
27) Quthb al-Aqthâb al-Sayyid Abi al-Hasan al-Syadzili
al-Ghumariy (w. 656 H./1258 M.)
28) Quthb al-Aqthâb al-Sayyid al-Mawla 'Abd al-Salam bin
Masyisy
29) Quthb al-Aqthâb al-Sayyid 'Abd al-Rahman al-Madaniy
30) Al-Quthb Tuqâ al-Dîn al-Faqîr bi al-Thashghîr, 'Abd al-
Rahman al-Nahrawandi
31) Al-Quthb Fakhr al-Dîn
32) Al-Quthb Nûr al-Dîn Abi Hasan 'Aliy
33) Al-Quthb Tâj al-Dîn Muhammad bin al-Quthb Syams al-
Dîn al-Turkiy
34) Al-Quthb Zain al-Dîn al-Qazwin
35) Al-Quthb Abi Ishaq Ibrahim al-Bashariy
36) Al-Quthb Abi al-Qâsim Ahmad al-Mirwaniy
37) Al-Quthb Abi Muhammad Sa'id

108
38) Al-Quthb Sa'ad bin 'Abd Allah
39) Al-Quthb Abi Muhammad Fath al-Sa'ûd
40) Al-Quthb al-Sayyid Sa'id al-Ghazwaniy
41) Al-Quthb al-Sayyid Abi Muhammad Jabir bin 'Abd Allah
al-Shahabiy al-Anshariy
42) Awwal al-Aqthâb wa Ajal al-Shahâb al-Sayyid al-Hasan
bin al-Sayyidah Fatimah Zahra
43) Wâliduhu Bâbu Madinah al-'Ilm 'Aliy bin Abi Thalib
44) Sayyid al-Muraslîn wa Habîb Rabb al-'Âlamîn Sayyidina
Muhammad bin 'Abd Allah SAW.122

KH. Muhammad Danial Nafis, merupakan silsilah sanad ke-


39 dalam tarekat Qadiriyah dan silsilah sanad ke-44 dalam tarekat
Sadziliyah.

122
Kumpulan Dzikir…, hal. 85-92

109
BAB IV

ANALISIS PERAN TAREKAT QADIRIYAH WA


SYADZILIYAH TERHADAP MASYARAKAT
MODERN “JAMA’AH ZAWIYAH ARRAUDHAH”

Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara kepada


Muqaddam Zawiyah Arraudhah tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
yaitu KH. Muhammad Danial Nafis. Namun, karena kepadatan
jadwal da’wah beliau, akhirnya beliau mengarahkan untuk
melakukan wawancara terlebih dahulu ke Imam Zawiyah
Arraudhah yaitu Ustadz Izzul Mutho’ Lc., SH. Akan tetapi, bukan
berarti KH. Muhammad Danial Nafis, tidak mengizinkan peneliti
untuk mewawancarai dirinya, melainkan beliau mengarahkan
untuk mewawancarai asatidz terlebih dahulu, bila informasi yang
didapatkan seputar Zawiyah Arraudhah masih belum cukup, maka
beliau bersedia untuk diwawancarai, pada waktu yang beliau
tentukan.123

Pada mulanya, KH. Muhammad Danial Nafis, memberikan


metode pengamalan kepada kepada jama'ah tarekat Qadiryah wa
Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah dengan metode dzikir,
tarbiyah, dan khidmat. Dengan ini, KH. Muhammad Danial Nafis
bertujuan untuk meningkatkan kondisi spiritualitas para jam'ah

123
Syaikh Dr. KH. Muhammad Danial Nafis, S.E., M.Si., Pembina
Yayasan dan Muqaddam TQS Zawiyah Arraudhah, (menemui beliau, Selasa, 3
Agustus 2021, pukul 00.02 WIB (waktu selesai kajian dan dzikir tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah)

110
atau Salik tarekat syadziliyah di Zawiyah Arraudhah.124 Sehingga,
ketika para jama’ah sudah meningkat akan kondisi spiritualitas
rûhaniyah mereka, maka jama’ah akan dengan mudah
mendapatkan dzauq125 pengamalan dan tarbiyah dalam perjalanan
tarekatnya. Awalnya, KH. Muhammad Danial Nafis, tidak pernah
menganjurkan para jama’ah-nya untuk langsung melakukan
prosesi bai’at dan talqin, akan tetapi beliau lebih mengedepankan
untuk mengenal terlebih dahulu akan pengamalan tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah, ketika sudah
mulai masuk dengan ajaran-ajarannya, zikir-zikirnya, dan hal lain
sebagainya, baru para jama’ah diperbolehkan untuk melakukan
prosesi bai’at dan talqin. Adapun jika jama’ah tidak menginginkan
prosesi bai’at dan talqin pun tidak apa-apa.126

Diantara ajaran-ajaran yang diterapkan di Zawiyah Arraudhah,


ialah kembali kepada motto Zawiyah, yaitu “Zikir, Fikir, dan
Khidmat”. Adapun ajaran-ajaran yang diterapkan di Zawiyah
Arraudhah ini, ialah wirid, zikir, pembacaan hizb, dan tarbiyah.
Pada wirid serta zikir, dibagi menjadi dua, yaitu wirid – zikir
tarekat Qadiriyah, dan wirid – zikir tarekat Syadziliyah. Peneliti
akan membahas terlebih dahulu kedalam wirid – zikir yang
diamalkan, diantaranya ialah sebagai berikut:

124
Sayyid HM. Izzul Mutho Hamid, Lc., SH., Imam Zawiyah
Arraudhah, (wawancara Kamis, 19 Agustus 2021, Pukul 05.30 WIB)
125
Dzauq yang artinya "rasa"
126
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 06.17)

111
A. Ajaran-Ajaran yang Diterapkan di Zawiyah
Arraudhah

a.) Wirid – Zikir Tarekat Qadiriyah

Wirid dan zikir yang diamalkan dalam tarekat Qadiriyah di


Zawiyah Arraudhah ini, mengamalkan wird al-Asâs, yang
dibaca setiap selepas shalat fardhu’. Adapun lafadz yang dibaca
ialah sebagai berikut:

ّ ١٠٠( ‫( آل إله ّإَل هللا‬. ١


)‫مرة‬

“Lâ ilâha illallâh” (100 kali)

ّ ١٠٠( ‫( أستغفرهللا‬.٢
)‫مرة‬

“Astaghfirullâh” (100 kali)

ّ ‫محمد و على آل‬


ّ ‫سيدنا‬ ّ
ّ ‫سلم على سيدنا‬ ّ (.٣
ّ ‫اللهم‬
‫محمد‬ ‫صل و‬
ّ ١٠٠(
)‫مرة‬

“Allâhumma shalli wa sallim 'alâ sayyidinâ Muhammadin,


wa 'alâ âli sayyidinâ Muhammadin” (100 kali)

b.) Wirid – Zikir Tarekat Syadziliyah


Wirid dan zikir yang diamalkan dalam tarekat Syadziliyah
di Zawiyah Arraudhah ini, mengamalkan juga wird al-Asâs,
yang dibaca setelah shalat fardhu’ namun hanya dibaca setiap

112
setelah Shubuh dan Maghrib. Adapun pembacaan wirid-nya
ialah sama dengan tarekat Qadiriyah, namun penyusunannya
berbeda. Berikut susunan wirid tarekat Syadziliyah:

ّ ١٠٠( ‫( أستغفرهللا‬.١
)‫مرة‬

“Astaghfirullâh” (100 kali)

ّ ‫محمد و على آل‬


ّ ‫سيدنا‬ ّ
ّ ‫سلم على سيدنا‬ ّ (.٢
ّ ‫اللهم‬
‫محمد‬ ‫صل و‬
ّ ١٠٠(
)‫مرة‬

“Allâhumma shalli wa sallim 'alâ sayyidinâ Muhammadin,


wa 'alâ âli sayyidinâ Muhammadin” (100 kali)

ّ ١٠٠( ‫( آل إله ّإَل هللا‬.٣


)‫مرة‬

“Lâ ilâha illallâh” (100 kali)

“Kalau di Zawiyah Syadziliyah Qadiriyah ini, di Zawiyah


Arraudhah ini, ajarannya sama, kita karena disini ada
Qadiriyah, setiap ba’da shalat itu pasti baca wirid
Qadiriyah. Berupa yang pertama ‘tahlil, istighfar, sama
shalawat’ itu dawam setiap abis shalat. Terus kemudian
ditambah lagi syadziliyah-nya, itu ba’da shubuh sama
ba’da Maghrib, ini yang asas yang fardhu’-fardhu’ ya..
Itu juga sama.. Cuman susunannya dibalik, kalau
Syadziliyah itu ‘istighfar’ dulu, terus abis ‘istighfar’ –
‘shalawat’, abis ‘shalawat’ – ‘tahlil’.”127

127
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.12 WIB)

113
c.) Pembacaan Hizb dan Shalawat

Setelah peneliti mendapatkan informasi mengenai ajaran-


ajaran mengenai wirid, penulis mendapatkan tambahan sumber,
bahwa ternyata di tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah ini,
mengamalkan/membaca hizb. Berikut hizb dan shalawat yang
dibaca serta diamalkan dalam tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
di Zawiyah Arraudhah:

1.) Hizb al-Bahr


Hizb Bahr merupakan hizb yang dibuat atau dikarang
oleh seorang ulama besar, yang merupakan seorang imam al-
Qutb, dan merupakan pendiri tarekat Syadziliyah itu sendiri,
yaitu al-Imam al-Quthb Abu al-Hasan al-Syadzili. Al-Imam al-
Quthb Abu al-Hasan al-Syadzili lahir di Maroko pada tahun
1196 M., dan wafat di Mesir pada tahun 1258 M. Hizb ini,
dibaca selepas shalat Ashar. Lafdz hizb ini ialah sebagai
berikut:

‫اع ِل ْي ُم‬ َ ‫احل ْي ُم َي ر ر ر‬ َ ‫اع ْي ُم َي ر ر ر‬ ُ ‫الل ُه ر ر ر َّم َي ر ر ر َاأ‬


َ ‫هلل َي ر ر ر‬ ّ َّ
.‫ّٰللا الر ر ر َّرر ْح َم ِن الر ر ر َّرر ِح ِيم‬ ْ
ِ ِ ِ ‫ِبس ر ر ر ِم‬
َ ْ َ َْ
ِِْْ ‫أنر ر رى َرِّعر ر رىْ َو ِعل ُمر ر ر َك َح ْسر ر ر ِِْْ فر ر ر ِن ْع َم الر ر ر َّرر ُّ َرِّعر ر رىْ َو ِن ْعر ر ر َم ال َ ْسر ر ر ُب َح ْسر ر ر‬
َ ْ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َّ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ
‫صر ر ر ر ر َمة ِفر ر ر ر رى‬ ‫تنصر ر ر ر ررمر ر ر ر رن نشر ر ر ر راء و أنر ر ر ر رى الع َِير ر ر ر رَال ر ر ر رررحيمْ نسر ر ر ر ر لك ال ِع‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ ْ
‫اتْ ِم ر ر ر ر ر ر ر ر َن‬ِ ‫ات والخط ر ر ر ر ر ر ر ر َر‬ ِ ‫اإلراد‬ ِ ‫ات و‬ ِ ‫ات والك ِل َم ر ر ر ر ر ر ر ر‬ ِ ‫ات والس ر ر ر ر ر ر ر ركن‬ ِ ‫ال َركر ر ر ر ر ر ر ر‬
َ َ ُُْ َ ْ ُ ُّ ُ ُّ
‫وك َوال ن ر ر ر ر رو ِن َواأل ْو َه ر ر ر ر ر ِام ال َّس ر ر ر ر را ِت َر ِة ِللقل ر ر ر ر رو ِ َع ر ر ر ر ر ْن ُمطال َع ر ر ر ر ر ِة‬ ِ ‫الش ر ر ر ر رك‬
ُُ ْ
ِ ‫الغيو‬

114
‫َ‬ ‫ُْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ً َ‬ ‫ُ ُْ ْ ُ َ ْ ُ‬ ‫ََ‬
‫اَل ش ر ر ر ِد ًيدا‪َ .‬و ِ ذ َي ُق ر ر رو ُل اْل َن ر ر را ِف ُقون‬ ‫فق ر ر ر ِد ْابت ِل َي اْلؤ ِمن ر ر رون َو ُزل َِل ر ر روا ِزل ر ر رَ‬
‫ُ َّ ُ‬ ‫ض َما َو َع َد َنا َّ ُ‬ ‫ين في ُق ُلوبه ْم َم َر ٌ‬ ‫َ َّ َ‬
‫ّٰللا َو َر ُسول ُه ِإَل غ ُرو ًرا‬ ‫ِِ‬ ‫وال ِذ ِ‬
‫ُ‬ ‫َّ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ّ ََ َ ْ‬ ‫َََّْ َ ْ ُ َ‬
‫ص ر ر ْرنا َو ََ ر ر ِخ ْرلنا َه ر رذا ال َب ْح ر ر َرك َم ر را ََ ر رخ ْرت ال َب ْح ر ر َر ِْلو رَ ر ْ‬ ‫فث ِبتن ر را و ان‬
‫َّ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َعل ْي ر ر ر ر ِه ال َّس ر ر ر رال ُمْ و ََ ر ر ر رخ ْرت الن ر ر ر ر َار ِِإل ْب ر ر ر ر َر ِاه ْي َم َعل ْي ر ر ر ر ِه ال َّس ر ر ر رال ُمْ َو ََ ر ر ر رخ ْرت‬
‫َّ َ ُ َ َّ ْ َ ّ ْ َ َ َّ َ َ‬
‫اط ْين‬ ‫ْالج َبر ر ر َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ‬
‫ال وال ِدير ر رد ِلر ر رداود علير ر ر ِه السر ر رالمْ وَر ر رخرت الر ر ر ِرري والشر ر ري ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ّ ََ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ْ‬
‫ض‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫األ ْ‬ ‫َوال ِج ر ر َّن ِل ُس ر رل ْي َمان َعل ْي ر ر ِه ال َّس ر رال ُمْ َو ََ ر ر ِخ ْرلنا ك ر ر َّل َب ْح ر ر ِر ُه ر ر َو ل ر ر َرك ِف ر رى‬
‫ّ ََ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ ُْ َ ْ ََ ُ‬
‫وتْ َو َ ْحر ر ر ر ِرال ر ر ر ُّردن َياْ َو َ ْحر ر ر ر ِراآل ِخر ر ر ر َر ِةْ َو ََر ر ر ر ِخ ْرلنا‬ ‫وال َّسر ر ر ر َم ِاءْ واْللر ر ر ر ِك واْللكر ر ر ر ِ‬
‫َ‬
‫َُ ُ ُ َ‬ ‫ُ َ‬
‫ك َّل ش ْي ِئْ َي َام ْن ِب َي ِد ِه َملكوت ك ِ ّل ش ْيئ‬
‫ْ َ َ َ َ َّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ ْ ُ َ َ َّ‬
‫ص ر ر ْرنا ف ِرن ر ر َك خ ْي ر ر ُرالنا ِص ر ر ِرْي َنْ َو اف ر رت ْ لن ر را ف ِرن ر ر َك‬ ‫كه ر رريع) (ثالث ر ررا) ان‬
‫َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َّ‬ ‫َ َْ‬
‫خ ْي ر ر ر ُرالف ر ر را ِت ِح ْينْ َواغ ِف ْرلن ر ر را ف ِرن ر ر ر َك خ ْي ر ر ر ُرالغ ر ر را ِف ِرْي َنْ َو ْار َح ْمن ر ر را ف ِرن ر ر ر َك خ ْي ر ر ر ُر‬
‫َْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ ْ َ َ َّ‬ ‫َ‬
‫اح ِم ْينْ َو ْارزقن ر ر را ف ِرن ر ر ر َك خ ْي ر ر ر ُرال ر ر ر َّرر ِاز ِق ْينْ َوا ْه ر ر ر ِدنا َون ِ ّجن ر ر را ِم ر ر ر َن الق ر ر ر ْو ِم‬ ‫ال ر ر ر َّرر ِ‬
‫َ َ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ً َ‬ ‫ََ‬ ‫َّ َ‬
‫اْل ْينْ َو َه ر ر ْب لن ر را ِرْي ًح ر را ط ِّي َب ر رة ك َم ر را ِه ر ر َي ِف ر رى ِعل ِم ر ر َكْ َو انش ر ر ْر َها َعل ْين ر را‬ ‫ال ر ر ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ َْ‬ ‫َ‬
‫اح ِملن ر ر ر را ِب َه ر ر ر را َح ْم ر ر ر ر َل الك َرا َم ر ر ر ر ِة َم ر ر ر ر َع ال َّس ر ر ر رال َم ِة‬ ‫ِم ر ر ر ر ْن خ ر ر ر ر ََ ا ِْ ِن رحم ِت ر ر ر رك و‬
‫َ ُ َ َ‬ ‫َّ‬ ‫َو ْال َعاف َية فى ّ ْ َ ُّ ْ َ‬
‫واألخ َر ِةْ َِإن َك َعلى ك ِ ّل ش ْي ِئ ق ِد ْي ٌر‬ ‫الدي ِن والدنيا ِ‬ ‫ِ ِِ ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُُ َ َ‬ ‫ورَن ر ر را َم ر ر ر َع َّ‬ ‫الل ُه ر ر ر َّم َي ّس ر ر ر ْر َل َن ر ر را ُا ُم َ‬ ‫ّ‬
‫الرا َح ر ر ر ِة ِلقلو ِ ن ر ر را َو أ ْب ر ر ر َدا ِنناْ َوال َّس ر ر رال َمة‬ ‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬
‫اح ًبا ِفر ر ر رى َسر ر ر رف ِرنا َو َحضر ر ر ر ِرنا‬ ‫ْ َ َ َُْ َ َُ ْ ََ َ‬ ‫َ ْ َ َ َ‬
‫والعا ِفير ر ر رة ِفور ر ر ر ِردي ِكنا ودنيانر ر ر راْ وكر ر ر رن لنر ر ر را صر ر ر ر ِ‬

‫‪115‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫س َع َلر ر ر رى ُو ُ‬ ‫َْ َ َ ْ‬ ‫َ َ َ ً‬
‫وه أ ْعر ر ر ر َدا ِْناْ َو ْام َ ر ر ر رخ ُه ْم َعلر ر ر رى‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫م‬‫وخ ِليفر ر ر رة ِفر ر ر رى أه ِلنر ر ر راْ و ِ‬
‫اط‬
‫َ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ َ َ َ َ‬
‫َمكان ِت ِه ْم فال َي ْست ِط ْي ُعون اْل ِض َّ َوَل اْل ِج ْى َء ِإل ْينا‬
‫َ َ َ َّ‬ ‫َو َلر ر ر ر ر ْو َن َشر ر ر ر ر ُاء َل َط َم ْسر ر ر ر ر َنا َع َلر ر ر ر رى َأ ْع ُير ر ر ر رنه ْم َفا ْسر ر ر ر ر َت َب ُقوا ال ّ‬
‫صر ر ر ر ر َرا فر ر ر ر ر نى‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫اعوا ُم ِض ر ر ًّيا‬ ‫اه ْم َع َل ر رى َم َك ر ر َانته ْم َف َم ر را ا ْس ر ر َت َط ُ‬ ‫ون‪َ .‬و َل ر ر ْو َن َش ر ر ُاء َْلَ َ ر ر ْخ َن ُ‬
‫ُْ ُ َ‬
‫يب ِص ر رر‬
‫ِِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َوَل َي ْر ِج ُعون‬
‫َ ََ‬ ‫َّ َ َ َ ْ ُ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ُْ‬
‫ير ر ر ر ررس‪ .‬والق ر ر ر ر ر ْر َء ِان ال ِكر ر ر ر ر ِيم‪ِ .‬إن ر ر ر ر رك ِْلر ر ر ر رن اْل ْرس ر ر ر ر ر ِلين‪ .‬علر ر ر ر رى ِص ر ر ر ر ر َرا ِ‬
‫ُ َ‬ ‫ُْ‬ ‫ُْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬
‫ُم ْسر ر رت ِق ِيم‪ .‬تا ِْير ر ر َرل ال َع َِير ر ر ِرَالر ر ر َّرر ِح ِيم‪ِ .‬لتنر ر ر ِذ َرق ْو ًمر ر را َمر ر را أنر ر ر ِذ َر َءا َبر ر را ُه ْم ف ُهر ر ر ْم‬
‫َْ‬ ‫َ ْ ُ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ ََْ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ َ ََ‬
‫غ ر را ِفلون‪ .‬لق ر ر ْد َح ر ر َّق الق ر ر ْو ُل َعل ر رى أك ر ر ِر ِه ْم ف ُه ر ر ْم َل ُيؤ ِمن ر رون‪ِ .‬إن ر را َج َعلن ر را ِف ر ري‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َْ َ‬ ‫َ ْ َ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫أ ْعنر ر را ِق ِه ْم أغر ر رالَل ف ِْر ر ر َ ِإلر ر رى األذقر ر ر ِان ف ُهر ر ر ْم ُمق َم ُحر ر رون‪َ .‬و َج َعلنر ر را ِمر ر ر ْن َبر ر ر ْي ِن‬
‫َ‬ ‫َ ْ ْ َ ًّ َ ْ َ ْ ْ َ ًّ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ‬
‫اه ْم ف ُه ْم َل ُي ْب ِص ُرون‬ ‫أي ِد ِيهم سدا و ِمن خل ِف ِهم سدا ف غشين‬

‫وه (ثالثا)‬ ‫َ َ ُْ ُ‬
‫شاه ِى الوج ِ‬
‫ُْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ّ ْ َ ُّ‬
‫وم َوق ْد خا َ َم ْن َح َم َل ظل ًما‬ ‫وعن ِى الوجوه ِللح ِي القي ِ‬
‫ٌَ َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬
‫طر ر ر ررس – حر ر ر ررم – عسر ر ر ررق‪َ .‬م ر ر ر ر َر ََ ال َب ْح ر ر ر ر َرْي ِن َيلت ِق َي ر ر ر ر ِان‪َ .‬ب ْي َن ُه َم ر ر ر را َب ر ر ر ر ْرز َل‬

‫َي ْب ِغ َي ِان‬

‫‪116‬‬
‫ُ َّ ْ َ ْ ُ َ َ َ َّ ْ َ َ َ َ‬
‫ص ر ر ُرف َعل ْين ر را َل‬ ‫ح ر ررم ح ر ررم ح ر ررم ح ر ررم ح ر ررم ح ر ررم ح ر ررم‪ .‬ح ر رم األم ر رروج ر راء الن‬
‫َّ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ُْ َ َ‬
‫ّٰللا ال َع َِير ر ر ِرَال َع ِلر ر ر ِيم‪ .‬غر ر را ِف ِرالر ر ررذن ِب‬ ‫ينصر ر ر ُرون‪ .‬حر ر ررم‪ .‬تا ِْير ر ر ُرل ال ِكتر ر را ِ ِمر ر رن ِ‬
‫َ َ َّ َ ْ َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫َوق ِاب ِل الت ْو ِ ش ِد ِيد ال ِعقا ِ ِذي الط ْو ِل َل ِإل َه ِإَل ُه َو ِإل ْي ِه اْل ِص ُير‬
‫َ َُ‬ ‫َُْ‬ ‫َ َُ‬ ‫َّ َ َ‬
‫ّٰللا َب ُابن ر ر را‪ ،‬ت َبر ر ر َار َك َح ْيطانن ر ر راْ ير ر ررس َسر ر رقفناْ كهر ر رريع) ِكف َايتن ر ر راْ‬ ‫ْ‬
‫ِبسر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫(ف َس ر ر ر ر َي ْكف ْي َك ُه ُم ه ُ‬ ‫َُ‬
‫ّٰللا َۚو ُه ر ر ر ر َو ال َّس ر ر ر ر ِم ْي ُع ال َع ِل ر ر ر ر ْي ُم ِۗ)‬ ‫ِ‬ ‫ح ر ر ر ررم ‪ -‬عس ر ر ر ررق ِح َم َايتن ر ر ر را‪،‬‬

‫(ثالثا)‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ ََْ‬ ‫َ‬ ‫ُْ ْ َ ْ َ ْ ُ ٌ َََْ َ َ ْ ُ‬
‫اظ َرة ِإلينر ر راْ ِبح ر ر رو ِل ِ‬
‫هللا َل‬ ‫َ مس ر ر ربول علينر ر راْ وعر ر رين هللا ن ر ر ر ِ‬ ‫ِسر ر رترالعر ر رر ِ‬
‫َ ْ‬ ‫ٌ َ ْ ُ َ ُ َْ ٌ َ ٌ‬ ‫ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ ْ ُ‬
‫يق ر ردرعلين ر راْ وّٰللا ِم ر رن ور ِائ ِه ر رم م ِح ر ريي‪ .‬ب ر رل ه ر رو ق ر ررءان م ِجي ر ررد‪ِ .‬ف ر ري ل ر رو ِ‬
‫َ ُْ‬
‫وظ‪.‬‬ ‫م حف ِ‬
‫َ‬
‫اح ِمين (ثالثا)‬ ‫اّٰلل َخ ْي ٌر َحا ِف ً ا َو ُه َو َأ ْر َح ُم َّ‬
‫الر ِ‬
‫َف َّ ُ‬

‫َ‬ ‫ّٰللا َّالذي َن ََّ َل ْالك َتا َ َو ُه َو َي َت َو َّلى َّ‬


‫الص ِال ِ ين (ثالثا)‬ ‫إ َّن َول ّي َ َّ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫َ ْ َ َّ ُ َ َ َ َّ ُ َ َ َ ْ َ َ َّ ْ ُ َ ُ َ َ ُّ ْ َ ْ ْ‬
‫َ ال َع ِ ر ر ر ِيم‬ ‫حس ر ر ر ِِ ّٰللا َل ِإل ر ر ره ِإَل ه ر ر رو علي ر ر ر ِه توكل ر ر رى وه ر ر رو ر الع ر ر رر ِ‬
‫(ثالثا)‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ب ْس ر رم هللا ا ّل ر رذي ََل َي ُ‬
‫ض َوَل ِف ر رى ال َّس ر ر َم ِاء َو‬
‫ِ‬
‫األ ْ‬
‫ر‬ ‫ض ر ر ُّر َم ر ر َع ا ْس ر ر ِم ِه ش ر ر ْي ٌئ ِف ر ري‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫ُه َو َّ‬
‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم (ثالثا)‬
‫العل ّي َ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َّ‬
‫الع ِ ْي ِم (ثالثا)‬ ‫وَل حول وَل قوة ِإَل ِب ِ‬
‫اهلل ِ ِ‬

‫‪117‬‬
َّ َ ‫لى َس ّيد َنا ُم َح َّمد َو َع َلى آله َو‬
‫ص ْ ِب ِه َو َسلم‬
128 َ َ َ ‫َو‬
ِِ ِ ِ ِ َ ‫لى هللا ع‬
َّ ‫ص‬

Hizb Bahr ini dibaca setiap selepas shalat Ashar, yang


dikerjakannya mustahab (boleh dikerjakan/boleh tidak) bagi
jama’ah tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah. Namun, pembacaan
hizb ini diwajibkan bagi kalangan santri Zawiyah Arraudhah itu
sendiri, karena sebagaimana perkataan imam Abu Hasan al-
Syadziliy, beliau mengungkapkan “Hafalkan hizb Bahr,
sebagaimana kamu hafal al-Fatihah”.129 Artinya, imam Abu
Hasan al-Syadziliy, menyarankan seluruh penganut tarekat
Syadziliyah, untuk menghafalkan sampai lancar akan hizb ini.

2.) Shalawat Masyisyi


Shalawat Masyisyi dikarang oleh al-Imam al-Quthb Abd al-
Salam al-Masyisyi, beliau hidup pada masa pemerintahan dinasti
Muwahhidin. Beliau lahir di kampung Jbel La’lam, di kota Tanger
– Maroko, pada tahun 1140 M., atau setara dengan 559 H., dan
wafat pada tahun 1227 M., atau setara dengan 626 H. Dalam
karangnya, yaitu Shalawat Masyisyi ini, beliau mengarang
shalawat ini, karena kecintaannya beliau kepada Rasulullah SAW.
Berikut redaksi daripada shalawat Masyisyi:

128
KH. Muhammad Danial Nafis, Kumpulan Dzikir Sholawat & Hizib
Thoriqoh Shidiqiyah Darqowiyah Syadziliyah, Jakarta: Daar Arraudhah Al-
Islamiyah, 2018, hal. 166- 176.
129
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.13 WIB)

118
‫َََْ‬ ‫ْ َ َّ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َا َّلل ُهر ر ر ر ر ر َّم َ‬
‫صر ر ر ر ر ر ِ ّل َعلر ر ر ر ر رى َمر ر ر ر ر ر ْن ِمنر ر ر ر ر ر ُه انشر ر ر ر ر رق ِى اَل ْسر ر ر ر ر ر َر ُار َو انفلقر ر ر ر ر ر ِى‬
‫ُ ٰ َ َ‬ ‫ََ ََ ْ ُ‬ ‫ْ َ‬ ‫ََ‬ ‫ْ َْ‬
‫وم ا َد َم ف ر ر ر ر ر ر را ْ َج ََ‬ ‫اَلن ر ر ر ر ر ر ر َو ُار َو ِف ْي ر ر ر ر ر ر ر ِه ْارتق ر ر ر ر ر ر ر ِى ال َ ق ر ر ر ر ر ر را ِْ ُق َوتاْل ر ر ر ر ر ر رى ُعل ر ر ر ر ر ر ر‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ َ ُ ََ ُ َ َ ََ ُْ ُ ُ ََ‬
‫وم فل ر ر ر ر ر ر ْم ُي ْد ِرك ر ر ر ر ر ر ُه ِمن ر ر ر ر ر را َس ر ر ر ر ر ر ِاب ٌق َوَل‬ ‫الخال ِْ ر ر ر ر ر رق ول ر ر ر ر ر ره تض ر ر ر ر ر راءل ِى الفه ر ر ر ر ر ر‬

‫اض‬ ‫اض ْاْلَ َل ُك ر ر ر ر ر ر ر ر ْوت ب ََ ْه ر ر ر ر ر ر ر رر َج َمال ر ر ر ر ر ر ر ره ُم ْون َق ر ر ر ر ر ر ر ر ٌة َوح َي ر ر ر ر ر ر ر ر ُ‬ ‫ََلح ر ر ر ر ر ر ر ر ٌق َفرَي ر ر ر ر ر ر ر ر ُ‬


‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ َّ ٌ َ َ‬ ‫ْ ََ ُ ْ َ ْ َْ‬
‫َ ان ر ر ر ر ر َو ِار ِه ُمت َد ِفق ر ر ر ر رة َوَل ش ر ر ر ر ر ْي َئ ِاَل ُه ر ر ر ر ر َو ب ر ر ر ر رره َمن ر ر ر ر ر ْو‬ ‫الجب ر ر ر ر ررو ِت ِبف ر ر ر ر ري ِ‬
‫َ ًَ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ٌَ َ َ‬ ‫ْ َ َ ْ‬
‫ص ر ر ر رالة ت ِل ْي ر ر ر ر ُق ِب ر ر ر ر َك‬ ‫ِاذ ل ر ر ر ر ْوَل ال َوا ِس ر ر ر رطة ل ر ر ر رذ َه َب ك َم ر ر ر را ِق ْي ر ر ر ر َل اْل ْو ُس ر ر ر ر ْو‬

‫ال‬ ‫ِم ْن ر ر ر ر ر َك ِا َل ْي ر ر ر ر ر ِه َك َم ر ر ر ر را ُه ر ر ر ر ر َو َا ْه ُل ر ر ر ر ر ُه َا َّلل ُه ر ر ر ر ر َّم ِا َّن ر ر ر ر ر ُه ِس ر ر ر ر ر ُّر َك ْال َج ر ر ر ر ر ِام ُع ال ر ر ر ر ر َّرد ُّ‬
‫َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫َعل ْير ر ر ر ر ر ر َك َو ِ َجا ُبر ر ر ر ر ر ر َك اَل ْع ر ر ر ر ر ر ر ُم القر ر ر ر ر ر را ِْ ُم لر ر ر ر ر ر ر َك َبر ر ر ر ر ر ر ْين َير ر ر ر ر ر ر َد ْي َك الل ُهر ر ر ر ر ر ر َّم‬
‫َ ً َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ّْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬
‫أل ِ ق ِ ر ر ر ر رْ ِبك َس ر ر ر ر ر ِب ِه َو َح ِقق ِ ر ر ر ر ر ْْ ِب َح َس ر ر ر ر ر ِب ِه َو َع ّ ِرف ِ ر ر ر ر ر ْْ ِا َّي ر ر ر ر ر ُاه َم ْع ِرف ر ر ر ر رة ا ْس ر ر ر ر رل ُم‬
‫ْ َ َ َْ ْ َ ْ ْ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬
‫اح ِمل ِ ر ر ر ر ْْ‬ ‫ِب َه ر ر ر را ِم ر ر ر رن َم ر ر ر ر َو ِار ِد ال َج ْه ر ر ر ر ِل َو اك ر ر ر ر َر ُ ِب َه ر ر ر را ِم ر ر ر رن م ر ر ر رو ِار ِد الفض ر ر ر ر ِل و‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ص ر ر ر ر ر َرِت َك َو اق ر ر ر ر ر ِذف‬ ‫ض ر ر ر ر ر َرت َك َح ْم ر ر ر ر ر ًال َم ْح ُف ْو ًف ر ر ر ر را ب ُن ْ‬ ‫َع َل ر ر ر ر رى َس ر ر ر ر رال ْيله إ َل ر ر ر ر رى َح ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ ِ‬
‫عر ر ر ر ر ْى َع َلر ر ر ر رى ْال َبا ِطر ر ر ر رل َف َ ْد َم َغر ر ر ر ر ُه َو ُز ََّ عر ر ر ر ر ْى فر ر ر ر ر ْي ب َحر ر ر ر رار ْا ََل َح ِد َّير ر ر ر ر ِة َو ْان ُشر ر ر ر ر ْل ِ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ِم ر ر ر ر ر ْن ا ْو َح ر ر ر ر ر ِال الت ْو ِح ْي ر ر ر ر ر ِد َوأغ ِرق ِ ر ر ر ر ر ْ ِف ر ر ر ر ر ْي َع ر ر ر ر ر ْي ِن َب ْح ر ر ر ر ر ِرال َو ْح ر ر ر ر ر َد ِة َح َّ ر ر ر ر رْ‬
‫اج َع ر ر ر ر ر ر ر ْل َج ر ر ر ر ر ر را َ‬ ‫س ا ََّل ب َه ر ر ر ر ر ر را َو ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ َُ‬ ‫ََ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ج‬‫َلأرى وَل اس ر ر ر ر ر ر رمع وَل ِ‬
‫ا‬
‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ‬
‫اَل ْع ر ر ر ر ر َم َح َير ر ر ر ر راة ُر ْو ِْ ر ر ر ر ر ْى َو ُر ْو َحر ر ر ر ر ر ُه ِسر ر ر ر ر ر َّر َح ِق ْيق ِ ر ر ر ر ر ْْ َو َح ِق ْيقتر ر ر ر ر ر ُه َجر ر ر ر ر ر ِام َع‬
‫َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َ ّ ْ َ َّ َ َ َّ ُ َ‬ ‫َ ْ ْ‬
‫اه ُر َي ر ر ر ر را ب ر ر ر ر ررا ِط ُن‬ ‫اآخرياظ ر ر ر ر ر ِ‬ ‫ع ر ر ر ر رو ِ ِاْل ْي ِبتح ِقي ر ر ر ر ر ِق ال ر ر ر ر ر ِق اَلو ِل ي ر ر ر ر رااول ي ر ر ر ر ر ِ‬
‫َ َ‬

‫‪119‬‬
َ َ ََ َ
‫ِا ْسر ر ر ر َم ْع ِنر ر ر ر َدا ِِى ِب َم ر ر ر را َسر ر ر ر ِم ْعى ِب ر ر ر ر ِه ِنر ر ر ر َد َاء َع ْبر ر ر ر ِد َك زك ِرَّي ر ر ر را َعل ْير ر ر ر ِه ال ّس ر ر ر رال ُم‬
َ ْ ‫ص ر ر ر ر ْرن ْي ب ر ر ر ر َك َل ر ر ر ر َك َو َا ّي ر ر ر ر ْدني ب ر ر ر ر َك َل ر ر ر ر َك َو‬
‫اج َم ر ر ر ر ْع َب ْي ِ ر ر ر ر ْْ َو َ ْين ر ر ر ر َك َو ُح ر ر ر ر ْل‬ ُ ‫َو ْان‬
ِِ ِ ِ ِ ِ
َ َ
‫َب ْي ِ ْْ َو َ ْين غ ْي ِر َك‬

......‫ هللا‬......‫ هللا‬.....‫هللا‬


َ َ ََ ُْ َ َ َ َ َّ َّ
‫ض َعل ْي َك الق ْرآن ل َر ُّاد َك ِإلى َم َع ِاد‬ ‫ِإن ال ِذي فر‬
ً َ َ َ ََ ً ْ َ َ َ
‫َرَّ نا آ ِتنا ِم ْن ل ُدن َك َر ْح َمة َو َه ِ ّي ْئ لنا ِم ْن أ ْم ِرنا َرشدا‬
ُ َ َ َّ َ َّ َ َ ُّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َّ َّ
‫ين آ َمنر ر ر ر روا‬ ‫صر ر ر ر رلون َعلر ر ر ر رى الن ِِر ر ر ر ر ّ ِ َير ر ر ر را أ ُّي َهر ر ر ر را الر ر ر ر ر ِذ‬‫ِإن ّٰللا ومال ِْكتر ر ر ر ره ي‬
َ ّ َ ُّ َ
130 ً
.‫صلوا َعل ْي ِه َو َس ِل ُموا ن ْس ِليما‬
Shalawat Masyisyi ini dibaca setiap selepas shalat Isha. Sangat
dianjurkan kepada para jama’ah juga untuk menghafalkannya,
karena shalawat ini, tidak terlalu banyak seperti hizb Bahr.131

3.) Hizb Nawawi


Hizb Nawawi, dikarang oleh imam Abu Zakaria Muhyiddin al-
Nawawi. Beliau lahir pada Oktober 1233 dan wafat pada tanggal
10 Desember 1227 di Suriah.132 Berikut merupakan redaksi karya
beliau yaitu hizb Nawawi:

130
KH. Muhammad Danial Nafis, Kumpulan Dzikir Sholawat & Hizib
Thoriqoh Shidiqiyah Darqowiyah Syadziliyah, Jakarta: Daar Arraudhah Al-
Islamiyah, 2018, hal. 258-264.
131
Observasi di Zawiyah Arraudhah pada 03 Agustus 2021
132
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.15 WIB)

120
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫َّ َ َ ْ‬
‫ّٰللا اهلل أك َب ر ر ر ر ر ر ُرأق ر ر ر ر ر رو ُل َعل ر ر ر ر ر رى نف ر ر ر ر ِر ر ْ َو َعل ر ر ر ر ر رى ِد ْي ِ ر ر ر ر ر رْ َو َعل ر ر ر ر ر رى‬ ‫ِبس ر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬
‫َ َ‬ ‫َأ ْهل ر ر ر ر رى َو َع َل ر ر ر ر رى َأ ْو ََلدى َو َع َل ر ر ر ر رى َم ر ر ر ر رالى َو َع َل ر ر ر ر رى َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر ر َ ِاعى َو َعل ر ر ر ر رى أ ْد َي ر ر ر ر ر ِان ِه ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َل َ َ ُ َّ َ َّ‬
‫الع ِل ّ ِي ال َع ِ ْي ِم‪.‬‬ ‫اهلل‬
‫وعلى أمو ِال ِهم ألف َلحو وَل قوة ِإ ِ ِ‬
‫ب‬ ‫َل‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫َّ َ ُ َ ْ‬
‫هلل أك َب ر ر ر ر ر ر ُرأق ر ر ر ر ر ر ْو ُل َعل ر ر ر ر ر رى نف ر ر ر ر ِر ر ْ َو َعل ر ر ر ر ر رى ِد ْي ِ ر ر ر ر ر ر ْْ َو َعل ر ر ر ر ر رى‬ ‫ّٰللا ا‬
‫ِبس ر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬
‫َ َ‬ ‫َأ ْهل ر ر ر ر رى َو َع َل ر ر ر ر رى َأ ْو ََلد ْي َو َع َل ر ر ر ر رى َم ر ر ر ر رالى َو َع َل ر ر ر ر رى َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر ر َ ِاعى َو َعل ر ر ر ر رى أ ْد َي ر ر ر ر ر ِان ِه ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ْ َل َ َ ُ َّ َ َّ‬ ‫َْ‬ ‫َ ََ َْ َ ْ َْ َ َْ‬
‫اهلل ال َع ِل ر ر ر ر ّ ِي‬‫ِ ِ ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫َل‬‫إ‬ ‫ة‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫َل‬‫و‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫َل‬ ‫ف‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫أ‬ ‫ف‬ ‫وعل ر ر ر رى أم ر ر ر رو ِال ِهم أل ر ر ر رف أ ِ‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ل‬
‫ْ‬
‫ال َع ِ ْي ِم‪.‬‬
‫َّ‬ ‫ّٰللا َو َع َلر ر ر ر ر ر ر رى َّ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َّ َ َ‬ ‫َّ‬
‫ّٰللا َو‬ ‫ّٰللا و ِفر ر ر ر ر ر ر رى ِ‬ ‫ِ‬ ‫ّٰللا و لر ر ر ر ر ر ر رى ِ‬ ‫اهلل و ِمر ر ر ر ر ر ر رن ِ‬
‫ّٰللا َو ر ر ر ر ر ر ر ر َ‬
‫ِ‬ ‫ِبسر ر ر ر ر ر ر ر ِم ِ ِ‬
‫ْ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َّ‬
‫اهلل ال َع ِل ّ ِي ال َع ِ ْي ِم‪.‬‬ ‫َلحول وَل قوة ِإَل ِب ِ‬
‫َ‬ ‫َّ َ‬ ‫َ ََ َ ْ‬ ‫َّ َ َ‬
‫ّٰللا َعل ر ر ر رى َم ر ر ر را ِلى َو َعل ر ر ر رى‬ ‫ْ‬
‫ّٰللا عل ر ر ر رى ِدي ِ ر ر ر رْ وعل ر ر ر رى نف ر ر رِ ر ْْ ِبس ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬
‫ِبس ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬
‫َ‬ ‫َّ َ ُ‬
‫ّٰللا َعل ر ر ر ر رى ك ر ر ر ر ر ِ ّل ش ر ر ر ر ر ْي ِئ‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫س‬ ‫ص ر ر ر ر ر َ اعى‪ .‬ب ْ‬ ‫َأ ْهل ر ر ر ر رى َو َع َل ر ر ر ر رى َأ ْو ََلدى َو َع َل ر ر ر ر رى َأ ْ‬
‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ‬
‫أ ْعطا ِن ْي ِه َرِّعى‪.‬‬

‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َّ‬
‫ات ال َّسر ر ر ر ر ر ر ر ْب ِعْ َو َر ِ ّ األ َر ِض ر ر ر ر ر ر ر ر ْين ال َّس ر ر ر ر ر ر ر ر ْب ِعْ َو‬ ‫َ‬
‫ّٰللا َر ِ ّ ال َّس ر ر ر ر ر ر ر ر َمو ِ‬
‫ْ‬
‫ِبسر ر ر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫َ ّ ْ َْ ْ‬
‫َ ال َع ِ ْي ِمْ‬ ‫ر ِ العر ِ‬

‫‪121‬‬
‫َ‬
‫ض َوَل ِف ر ر ر ر رى‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ ٌْ‬ ‫َ َ ُ ُّ َ َ ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫هللا ال ر ر ر ر ر ِذي َل يض ر ر ر ر ررم ر ر ر ر رع اس ر ر ر ر ر ِم ِه ش ر ر ر ر ريئ ِف ر ر ر ر ري األ ر ِ‬ ‫ِبس ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬ ‫الس َم ِاء َو ُه َو َّ‬
‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم (‪.)×3‬‬ ‫َّ‬

‫الس َم ِاءْ‬ ‫ب ْسم هللا َخ ْير ْا َأل ْس َم ِاء في ْا َأل ْرض َوفى َّ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬
‫َُ ْ‬
‫ّٰللا َرِّعر ر ر ر ر رى َل أشر ر ر ر ر ر ِر َك ِبر ر ر ر ر ر ِه‬ ‫ّٰللا ّ َ‬
‫ّٰللا ّ َ‬ ‫ب ْسر ر ر ر ر رم هللا َأ ْف َتر ر ر ر ر رت ُ َو ر ر ر ر ر ره َأ ْخ َتر ر ر ر ر رت ُم ّ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ ُّ ُّ ُّ َ‬ ‫َّ‬ ‫ً ُّ ُّ ُّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ّٰللا أ َعر ر ر ر ر ر ر ر ر ر َُّ َوأ َجر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ُّل‬ ‫ّٰللا َل ِإلر ر ر ر ر ر ر ر ر ر َه ِإَل ُهر ر ر ر ر ر ر ر ر رو‪ّٰ .‬للا ّٰللا‬ ‫أ َحر ر ر ر ر ر ر ر ر رداْ ّٰللا ّٰللا‬
‫َ َ ُ َ َ‬ ‫َْ‬
‫َو أك َب ُر ِم َّما أخاف َوأ ْحذ ُر(‪.)×3‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ّ َ ُ‬ ‫ّ‬
‫الل ُه ر ر ر ر َّم ِإ ِن ر ر ر رى أ ُعوذ ِب ر ر ر ر َك ِم ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر ّ ِرنف ر ر رِ ر ْ َو ِم ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر ّ ِرغ ْي ر ر ر ر ِرىْ ِم ر ر ر ر ْن‬
‫َ ُ‬ ‫ّ‬ ‫َ َْ‬ ‫ّ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬
‫ش ر ر ر ر ّ ِر َم ر ر ر را خل ر ر ر ر َق َرِّع ر ر ر رىْ ِب ر ر ر ر َك الل ُه ر ر ر ر َّم أخت ر ر ر ر ِر ُز ِم ر ر ر ر ْن ُه ْمْ َو ِب ر ر ر ر َك الل ُه ر ر ر ر َّم أ ْد َرأ ِف ر ر ر رى‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ُ ُ‬
‫ور ِه ْمْ َو ِبر ر ر ر ر ر ر ر َك الل ُهر ر ر ر ر ر ر ر َّم َأ ُعر ر ر ر ر ر ر روذ ِمر ر ر ر ر ر ر ر ْن شر ر ر ر ر ر ر ر ُرو ِر ِه ْم َوأ ْسر ر ر ر ر ر ر رتك ِف ْي َك‬ ‫نحر ر ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َّ ُ ْ َ ُ َ ّ ُ َ ْ َ َ َ ّ َ‬
‫ي َو أ ْي ر ر ر ر ر ر ِد ْي ِه ْم َو أ ْي ر ر ر ر ر ر ِدي َم ر ر ر ر ر ر ْن أ َحاطت ر ر ر ر ر ر ُه‬ ‫إي ِِاهر ر ر ر ر رم و اق ر ر ر ر ر ر ِدم ب ر ر ر ر ر رين ي ر ر ر ر ر رد ِ‬
‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬
‫ِعن َاي ِ ْ َوش ِملت ُه ِإ َحاط ِ ْ‪.‬‬

‫ص ر ر ر ر ر َم ُد‪.‬‬ ‫ّٰللا ال َّ‬‫ّٰللا َأ َح ر ر ر ر ر ٌد‪ُ َّ .‬‬‫ّٰللا ال ر ر ر ر ر َّرر ْح َمن ال ر ر ر ر ر َّررحيم‪ُ .‬ق ر ر ر ر ر ْل ُه ر ر ر ر ر َو َّ ُ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِبس ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫َ َ َ ُ َ ُُ َ‬ ‫َ‬
‫ل ْم َي ِل ْد َول ْم ُيول ْد‪َ .‬ول ْم َيك ْن ل ُه كف ًوا أ َح ٌد‪.)×3( .‬‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬
‫َو ِمث ر ر ر ر ُل ذ ِلر ر ر ر ر َك َعر ر ر ر ر ْن َي ِم ْي ِ ر ر ر ر رْ َو أ ْي َمر ر ر ر را ِن ِه ْمْ َو ِمثر ر ر ر ر ُل ذ ِلر ر ر ر ر َك َعر ر ر ر ر ْن ِشر ر ر ر ر َما ِلى‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬
‫َو َع ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر َما ِْ ِل ِه ْمْ َو ِمث ر ر ر ر ُل ذ ِل ر ر ر ر َك أ َم ر ر ر ر ِامى َوأ َم ر ر ر ر َام ُه ْمْ َو ِمث ر ر ر ر ُل ذ ِل ر ر ر ر َك ِم ر ر ر ر ْن‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬
‫خل ِفر ر ر رى َو ِمر ر ر ر ْن خل ِف ِهر ر ر ر ْمْ َو ِمثر ر ر ر ُل ذ ِلر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ْن فر ر ر ر ْو ِقى َو ِمر ر ر ر ْن فر ر ر ر ْو ِق ِه ْمْ َو ِمثر ر ر ر ُل‬

‫‪122‬‬
‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ذ ِلر ر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ر ْن ت ْح ِ ر ر ر ر رْ َو ِمر ر ر ر ر ْن ت ْحر ر ر ر ر ِت ِه ْمْ َو ِمثر ر ر ر ر ُل ذ ِلر ر ر ر ر َك م ُحر ر ر ر ر ْيي ِعر ر ر ر رى َو ِب ِهر ر ر ر ر ْمْ‬
‫َ َْ‬
‫َو ِ َما أ َحطن ِاب ِه‪.‬‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ َ َُ‬ ‫ّ‬
‫الل ُه ر ر ر ر ر َّم ِإ ِن ر ر ر ر رى أ ْس ر ر ر ر ر ل َك ِل ر ر ر ر رى َول ُه ر ر ر ر ر ْم ِم ر ر ر ر ر ْن خ ْي ر ر ر ر ر ِر َك ِبخ ْي ر ر ر ر ر ِر َك ال ر ر ر ر ر ِذى َل‬
‫ْ‬
‫اه ْم ِفر ر ر ر ر رى ِحف ِ ر ر ر ر ر ر َك َو ِع َير ر ر ر ر ر ِاذ َك‬ ‫اج َع ْل ر ر ر ر ر رْ َو إ َّير ر ر ر ر ر ُ‬ ‫َ ْ ُ ُ َْ ُ َ ّ‬
‫الل ُهر ر ر ر ر ر َّم ْ‬ ‫يم ِلكر ر ر ر ر ره غير ر ر ر ر رركْ‬
‫ِ‬
‫ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫َو ِع َيا ِلر ر ر ر ر ر َك َو ِجر ر ر ر ر ر َو ِار َك َوأ ْم ِنر ر ر ر ر ر َك َوأ َمان ِتر ر ر ر ر ر َك َو ِح َِْ ر ر ر ر ر ر َك َو ِحر ر ر ر ر ر ْر ِز َك َوكن ِفر ر ر ر ر ر َك‬
‫ّ‬ ‫َ ْ َ َُ ْ َ َ ْ ُ ّ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ‬
‫س َو َج ر ر ر ر ر ِانْ‬ ‫و ِس ر ر ر ر رت ِرك ولط ِف ر ر ر ر رك و ِم ر ر ر ر رن ك ر ر ر ر ر ِل ش ر ر ر ر ريط ِان وس ر ر ر ر رلط ِانْ و ِ ن ر ر ر ر ر ِ‬
‫َْ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ْ‬
‫َو َ ر ر ر ر ِا‪َ ,‬و َحا ِس ر ر ر ر ِدْ َو َس ر ر ر ر ُب ِع َو َح َّي ر ر ر ر ِة َو َعق ر ر ر ر َر ِ ْ َو ِم ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر ّ ِرك ر ر ر ر ِ ّل َدا َّب ر ر ر ر ِة أن ر ر ر رى‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ َ‬
‫اص َي ِت َها ِإ َّن َر ِّعى َعلى ِص َرا ِ ُم ْست ِق ْي ِمْ‬ ‫آخذ ِبن ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫َح ْسر ر ر ر ر ر ر ر ر ِِ َ ال ر ر ر ر ر ر ر ر َّرر ُّ ِمر ر ر ر ر ر ر ر ر َن اْل ْرُ ر ر ر ر ر ر ر ر رو ِ ْينْ َح ْسر ر ر ر ر ر ر ر ر ِِ َ الخر ر ر ر ر ر ر ر ر ِال ُق ِمر ر ر ر ر ر ر ر ر َن‬
‫َْ ُ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ ُ‬
‫اْلخلر ر ر ر رو ِق ْينْ َح ْسر ر ر ر ر ِِ َ الر ر ر ر ر َّرر ِازق ِمر ر ر ر ر َن اْلر ر ر ر ر ْرزو ِق ْينْ َح ْس ر ر ر ر ر ِِ َ ال َّسر ر ر ر را ِت ُر ِم ر ر ر ر ر َن‬

‫اه ُر‬
‫َ‬ ‫صر ر ر ر ر ر ْ َ َ ْ‬ ‫ْاْلَ ْس ر ر ر ر ر ر ُتورْي َنْ َح ْس ر ر ر ر ر رِ َ الناص ر ر ر ر ر ر ُرم ر ر ر ر ر ر َن ْاْلَ ْن ُ‬
‫ورينْ حس ر ر ر ر ر ر ِِ َ الق ر ر ر ر ر ر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫ورْي َنْ َح ْسر ر ر ر ر ِِ َ الر ر ر ر ر ِذى ُه َو َح ْسر ر ر ر ر ِِ ْ َح ْسر ر ر ر ر ِِ َ َمر ر ر ر ر ْن لر ر ر ر ر ْم َير ر ر ر ر ََ ْل‬ ‫َ َْْ ُ‬
‫ِمر ر ر ر رن اْلقهر ر ر ر ر ِ‬
‫هللا ِمر ر ر ر ر ر ر ْن َج ِم ْير ر ر ر ر ر ر ِع‬ ‫هللا َون ْعر ر ر ر ر ر ر َم ْال َوك ْير ر ر ر ر ر ر ُلْ َح ْسر ر ر ر ر ر رِ َ ُ‬ ‫َح ْسر ر ر ر ر ر رِ ْ َح ْسر ر ر ر ر ر رِ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ‬
‫خل ِق ِه‪.‬‬
‫َ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر ِال ِ ين‪.‬‬ ‫ّٰللا ا َّل ر ر ر ر ر رذي َن ر ر ر ر ر ر ََّ َل ْالك َت ر ر ر ر ر را َ َو ُه ر ر ر ر ر ر َو َي َت ر ر ر ر ر ر َو َّلى ال َّ‬ ‫إ َّن َول ّي ر ر ر ر ر ر َ َّ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫َ‬
‫ين َل ُي ْؤ ِم ُنر ر ر ر ر ر رون‬
‫َ َ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ َ ْ َ ُْ‬
‫َو ِ ذا قر ر ر ر ر ر ر َرأت القر ر ر ر ر ر ر ْر َءان َج َعلنر ر ر ر ر ر را َب ْينر ر ر ر ر ر ر َك َو َ ر ر ر ر ر ر ر ْين الر ر ر ر ر ر ر ِذ‬

‫‪123‬‬
‫َ َّ ً َ ْ‬ ‫ُُ‬ ‫ََ‬ ‫َ ْ ُ ً َ َ ََْ‬ ‫ْ َ َ َ ً‬
‫وب ِه ْم أ ِكن ر ر ر ر ر ر رة أن‬ ‫ِب ر ر ر ر ر ر رالال ِخر ِة ِ جاب ر ر ر ر ر ر را مس ر ر ر ر ر ر رتورا‪ .‬وجعلن ر ر ر ر ر ر را عل ر ر ر ر ر ر رى قل ر ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫ُْ‬ ‫َ ََ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َي ْف َق ُه ر ر ر ر ُ‬
‫وه َو ِف ر ر ر ري َءاذ ِان ِه ر ر ر ر ْم َوق ر ر ر ر ًرا َو ِ ذا ذك ر ر ر ر ْرت َرَّ ر ر ر ر َك ِف ر ر ر ري الق ر ر ر ر ْر َء ِان َو ْح ر ر ر ر َد ُه‬
‫َو َّل ْوا َع َلى َأ ْد َباره ْم ُن ُف ً‬
‫ورا‪.‬‬ ‫ِِ‬
‫َ َّ ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ ْ َ َ َّ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َّ ُ َ َ‬
‫ّٰللا َل ِإلر ر ر ر ر ر َه ِإَل ُهر ر ر ر ر ر َو َعل ْير ر ر ر ر ر ِه ت َوكلر ر ر ر ر رى‬ ‫فر ر ر ر ر ر ِرن تولر ر ر ر ر روا فقر ر ر ر ر رل حسر ر ر ر ر ر ِِ‬
‫َ ُ َ َ ُّ ْ َ ْ ْ‬
‫َ ال َع ِ ِيم (‪.)×7‬‬ ‫وهو ر العر ِ‬
‫لى ُ‬
‫هللا َعل ر ر ر ر ر َرى‬ ‫العلر ر ر ر ر ر ّي ْال َع ر ر ر ر ر ر ْيم‪َ .‬و َ‬
‫صر ر ر ر ر ر َّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َّ‬
‫اهلل ِ ِ ِ ِ‬ ‫و َلحر ر ر ر ر رول وَل قر ر ر ر ر روة ِإَل ِبر ر ر ر ر ر ِ‬
‫َّ‬
‫ص ْ ِب ِه َو َسل َم‪.‬‬ ‫النِ ّ ْا َُل ّم ّي َو َع َلى آله َو َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ َّ َّ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫س ِي ِدنا محم ِد ِ‬
‫ِ‬
‫‪Selanjutnya,‬‬ ‫‪menghembuskan‬‬ ‫‪nafas‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪tanpa‬‬
‫‪mengeluarkan‬‬ ‫‪ludah,‬‬ ‫‪ke‬‬ ‫‪arah‬‬ ‫‪kanan‬‬ ‫‪3‬‬ ‫‪kali,‬‬ ‫‪ke‬‬ ‫‪arah‬‬
‫‪kiri 3 kali, ke arah depan 3 kali, dan ke belakang 3‬‬
‫‪kali.‬‬
‫َّ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ ْ ُ َْ‬
‫ّٰللا ال ر ر ر ر ر ر ر َّرر ْح َم ِن ال ر ر ر ر ر ر ر َّرر ِح ِيمْ‬ ‫ْ‬
‫خب ر ر ر ر ر ر ر ت نف ر ر ر ر ر رِ ر ْ ِف ر ر ر ر ر ر رى خ ر ر ر ر ر ر رَ ا ِْ ِن ِبس ر ر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َل َ َ ُ َّ َ َّ‬ ‫ََْ َُ َ‬
‫اهللْ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ب‬ ‫َل‬ ‫إ‬ ‫ة‬‫و‬ ‫ق‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫َل‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ي‬‫ت‬‫ِ‬ ‫ا‬‫ف‬ ‫م‬ ‫ْ‬ ‫اهلل‬
‫أقفالها ِث ِ ِ ِ‬
‫ب‬ ‫ْ‬ ‫ق‬
‫َُ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬
‫َل أ ِط ْي ر ر ر ُقْ‬ ‫أ ِط ْي ر ر ر ُق َو َم ر ر را‬ ‫أ َدا ِف ر ر ر ُع ِب ر ر ر َك الل ُه ر ر ر َّم َع ر ر ر ْن نف ر رِ ر ْ َم ر ر را‬
‫هللا َون ْعر ر ر ر ر َم َ‬
‫الو ِك ْي ر ر ر ر ر ُلْ‬ ‫ََل َطا َقر ر ر ر ر َة َْل ْخ ُلر ر ر ر روق َمر ر ر ر ر َع ُق ر ر ر ر ر ْد َ ة ْال َخر ر ر ر رالقْ َح ْسر ر ر ر رِ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫رِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫هللاْ ِب َج ِم ْير ر ر ر ر ر ر ر ر ِل ِسر ر ر ر ر ر ر ر رت ِرهللاْ‬
‫ُ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َ‬
‫ف صر ر ر ر ر ر ر ر رن ِع ِ‬ ‫هللاْ ِبل ِطير ر ر ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫ف ِ‬ ‫ِبخ ِفر ر ر ر ر ر ر ر ر ّ ِي لطر ر ر ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫َ َ َّ ْ ُ‬ ‫َ َ َّ ْ ُ َ ّ َ ُ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ ُ‬
‫صر ر ر ر ر ركى‬ ‫هللاْ تح‬ ‫هللاْ نشر ر ر ر ر رفعى ِبس ر ر ر ر ر ِي ِدنا َرس ر ر ر ر رو ِل ِ‬ ‫ف ِ‬ ‫دخل ر ر ر ر رى ِف ر ر ر ر رى كن ر ر ر ر ر ِ‬

‫‪124‬‬
‫َّ َ ْ ُ َ ُ‬
‫هللا ِلك ر ر ر ر ر ر ِ ّل‬ ‫هللاْ إدخر ر ر ر ر ررت‬ ‫ى‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ل‬
‫َ َ َّ ْ ُ َ َ‬
‫ع‬ ‫ى‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫ك‬‫و‬ ‫ت‬ ‫اهللْ‬‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ب‬ ‫ى‬
‫َْ ُ‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ن‬‫آم‬ ‫هللاْ‬ ‫اء‬ ‫َ‬
‫م‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫س‬‫بَ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِش َّد ِة‪.‬‬
‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫ّ‬
‫الل ُه ر ر ر ر ر َّم َي ر ر ر ر ر َام ْن ِإ ْس ر ر ر ر ر ُم ُه َم ْح ُب ر ر ر ر رو ٌ ْ َو َو ْج ُه ر ر ر ر ر ُه َمطل ر ر ر ر رو ٌ ْ ِإك ِف ِ ر ر ر ر رْ َم ر ر ر ر را‬

‫لى هللا َعلر ر ر ر ر َرى‬ ‫صر ر ر ر ر َّ‬ ‫َق ْلِر ر ر ر رْ م ْنر ر ر ر ر ُه َم ْر ُهر ر ر ر رو ٌ ْ َأ ْنر ر ر ر ر َى َغالر ر ر ر ر ٌب َغير ر ر ر ر ُرر َم ْغ ُلر ر ر ر رو ْ َو َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫صر ر ر ر ر ر ر ر ْ به َو َسر ر ر ر ر ر ر ر َّل َم‪َ .‬ح ْسر ر ر ر ر ر ر رِ َ َ‬
‫هللا َو ِن ْعر ر ر ر ر ر ر ر َم‬ ‫َسر ر ر ر ر ر ر ر ّيد َنا ُم َح َّمر ر ر ر ر ر ر رد َوآلر ر ر ر ر ر ر ره َو َ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ ْ ُ ‪133‬‬
‫الو ِكيل‪.‬‬
‫‪Pembacaan hizb Nawawi, dibaca hanya beberapa moment‬‬
‫‪tertentu saja, tidak setiap melakukan suatu kegiatan tarekat.‬‬
‫‪Contohnya, disaat kedatangan Syaikh ke Zawiyah Arraudhah,‬‬
‫‪disaat itu, terkadang mengamalkan Hizb Nawawi, namun‬‬
‫‪terkadang juga tidak.‬‬

‫‪4.) Wird al-Lathif‬‬


‫‪Wird al-Lathif, dikarang oleh imam al-Habib Abd Allah al-‬‬
‫‪Haddad. Redaksi teks daripada wird ini, ialah sebagai berikut:‬‬
‫الر ْحمن َّ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫هللا َّ‬ ‫ِبس ِم ِ‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫هلل َأ َح ر ر ر ر ر ٌد‪َ ،‬ا ُ‬
‫هلل ْال َّ‬
‫ص ر ر ر ر ر َم ُد‪ ،‬ل ر ر ر ر ر ْم َي ِل ر ر ر ر ر ْد َول ر ر ر ر ر ْم ٌي ْول ر ر ر ر ر ْد‪َ ،‬ول ر ر ر ر ر ْم‬ ‫ُق ر ر ر ر ر ْل ُه ر ر ر ر ر َو ْا ُ‬
‫ُ َ ُُ َ‬
‫َيك ْن ل ُه كف ًوا أ َح ٌد‪( .‬ثالثا)‬

‫‪133‬‬
‫‪KH. Muhammad Danial Nafis, Kumpulan Dzikir Sholawat & Hizib‬‬
‫‪Thoriqoh Shidiqiyah Darqowiyah Syadziliyah, Jakarta: Daar Arraudhah Al-‬‬
‫‪Islamiyah, 2018, hal. 221-232.‬‬

‫‪125‬‬
‫الر ْحمن َّ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫هللا َّ‬ ‫ِبس ِم ِ‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫ََْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َ‬
‫قر ر ر ر ْل أ ُعر ر ر ر ْوذ ِبر ر ر ر َر ِ ّ الفلر ر ر ر ِق‪ِ ،‬مر ر ر ر ْن شر ر ر ر ّ ِرم ر ر ررا خلر ر ر ر َق‪َ ،‬و ِمر ر ر ر ْن شر ر ر ر ّ ِررغا ِسر ر ر ر ِق‬
‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َّ َّ َ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫َ ََ‬
‫ات ِف ر ر ر ر ري ال ُعق ر ر ر ر ر ِد‪َ ،‬و ِم ر ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر ر ّ ِر َحا ِس ر ر ر ر ر ِد‬ ‫ِإذا وق ر ر ر ر ر َب‪ ،‬و ِم ر ر ر ر رن ش ر ر ر ر ر ّ ِررالن ر ر ر ر ررفاث ِ‬
‫َ‬
‫ِإذا َح َس َد‪( .‬ثالثا)‬
‫الر ْحمن َّ‬
‫الر ِح ْي ِم‬ ‫هللا َّ‬ ‫ِبس ِم ِ‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫اس‪ِ ،‬م ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر ّ ِر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬
‫َّ‬
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬
‫َ‬
‫ل‬ ‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫اس‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬
‫َّ‬
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ُق ر ر ر ر ْل َأ ُع ر ر ر ر ْو ُذ ب ر ر ر ر َر ّ ال َّن ر ر ر راس‪َ ،‬‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫اس‪ِ ،‬م ر ر ر ر ر َن‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ن‬
‫ُ ْ ُ ُ ْ ر َّ‬
‫ال‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ْال َو ْس ر ر ر ر ر َواس ْال َخ َّن ر ر ر ر راس َا َّل ر ر ر ر رذ ْي ُي َو ْ‬
‫س‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َّ َ َّ‬
‫اس‪( .‬ثالثا)‬ ‫ال ِجن ِة والن ِ‬
‫َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ ّ َ ُ ُ‬
‫راط ِين‪َ ،‬وأ ُع ر ر ر ر روذ ِب ر ر ر ر ر َك َر ِ ّ أن‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫الش َ‬ ‫ات‬
‫ِ‬ ‫رَ‬‫وذ ب ر ر ر ر ر َرك م ر ر ر ر ر ْن َه َم ر ر ر ر ر َ‬
‫ِ‬ ‫ر ِ أع ر ر ر ر ر ِ‬
‫ون‪( .‬ثالثا)‬ ‫َ ْ ُ ُ‬
‫يحضرر ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُ َ َ‬ ‫َ ََ ُ‬ ‫َ َ‬
‫أ ف َح ِس ْال ُت ْم أ َّن َما خل ْق َناك ْم َع َبثا َو أ َّنك ْم ِإل ْي َنا َل ُت ْر َج ُع ْرون‬

‫َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ُّ َ َ َ َّ ُ َ َ ُّ ْ َ ْ ْ َ‬
‫َ الك ر ر ر ر ر ر ِرْي ِم‪َ .‬و‬ ‫فتعر ر ر ر ر رالى هللا اْل ِلر ر ر ر ر رك ال ر ر ر ر ر رق َل ِإلر ر ر ر ر ره ِإَل هر ر ر ر ر رو ر العر ر ر ر ر رر ِ‬
‫َ َّ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ً َ‬
‫هللا ِإله ر ر ر ررا آخ ر ر ر ر َرَل ُب ْر َه ر ر ر ران ل ر ر ر ر ُه ِب ر ر ر ر ِره‪ ،‬ف ِرن َم ر ر ر را ِح َس ر ر ر ر ُراب ُه‪،‬‬ ‫َ ْ َ ْ ُ َ َ‬
‫م ر ر ر رن ي ر ر ر رد م ر ر ر رع ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ِعن ر ر ر ر ر ر َد َرّ ر ر ر ر ر ر ِر ِه‪ِ ،‬إن ر ر ر ر ر ر ُره َل ُيف ِ ر ر ر ر ر ر ُ الكا ِف ر ر ر ر ر ر ُرر ْون‪َ .‬وق ر ر ر ر ر ر ْل َر ِ ّ اغ ِف ر ر ر ر ر ر ْر َو ْار َح ر ر ر ر ر ر ْم‬
‫َ‬
‫اح ِم ْين‬ ‫َو َأ ْن َى َخ ْي ُر َّ‬
‫الر ِ‬

‫‪126‬‬
‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫ان هللا حر ر ر ر ر ْي َن ُت ْم ُسر ر ر ر ر ْو َن َوحر ر ر ر ر ْي َن ُت ْ‬ ‫َ ُ ْ َ َ‬
‫صر ر ر ر ر ِب ُح ْون‪َ .‬ولر ر ر ر ر ُه ال َ ْمر ر ر ر ر ُد ِفر ر ر ر ري‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫فسر ر ر ر ربح‬
‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َّ َ َ َ َ‬
‫ض َو َع ِشر ر ر ر ر ر ًّيا َو ِحر ر ر ر ر ر ْين ت ِهر ر ر ر ر ر ُر ْون‪ُ .‬يخر ر ر ر ر ر ِر َُ ال َحر ر ر ر ر ر َّي ِمر ر ر ر ر ر َن‬ ‫األ ْ‬
‫ات و ِ‬
‫ر‬ ‫السر ر ر ر ر رمو ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬
‫ض َب ْع ر ر ر ر ر ر َد َم ْو ِ َه ر ر ر ر ر را‬
‫األ ْر َ‬ ‫اْل ِّي ر ر ر ر ر ر ِى َو ُيخ ر ر ر ر ر ر ِر َُ اْل ِّي ر ر ر ر ر رى ِم ر ر ر ر ر ر َن ال َح ر ر ر ر ر ر ّ ِي‪َ ،‬و ُي ْح ر ر ر ر ر ر ِي‬
‫َ‬ ‫َ َ ُ ْ‬
‫َوكذ ِل َك تخ ِر ُج ْون‪.‬‬

‫الش ْي َطان َّ‬


‫َّ ْ ْ َ ْ َ َّ‬ ‫َ ُُْ‬
‫الر ِج ْيم‬ ‫ِ‬ ‫ن‬‫م‬‫ِ‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫ي‬‫ل‬‫ِ‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ع‬ ‫ي‬‫م‬
‫ِ ِ‬ ‫الس‬ ‫اهلل‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫أعو ِ‬
‫ذ‬

‫صر ر ر ر ر ِّد ًعا‬ ‫آن َع َلر ر ر ر رى َج َبر ر ر ر رل َل َر َأ ْي َتر ر ر ر ر ُه َخاش ًعر ر ر ر ررا ُم َت َ‬ ‫َ ْ َْ َْ َ َ َ ْ ُ ْ َ‬
‫لر ر ر ر رو أنَلنر ر ر ر ررا هر ر ر ر رذا القر ر ر ر رر‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّ‬ ‫ُ َ ْ ُ َ َّ‬ ‫َ ْ َ َْْ َ‬ ‫مر ر ر ر ر ر ر ر ْن َخ ْشر ر ر ر ر ر ر ر َ‬
‫اس ل َعل ُهر ر ر ر ر ر ر ر ْم‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ن‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ه‬‫ب‬‫ر‬‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ض‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ث‬ ‫م‬‫األ‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ل‬ ‫ت‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫هللا‬
‫ِ‬ ‫ة‬ ‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ َ َّ ُ ْ َ ُ َ ُ َّ‬
‫هللا ال ر ر ر ر ر ر ر ر ِذ ْي َل ِإل ر ر ر ر ر ر ر ر َه ِإَل ُه ر ر ر ر ر ر ر ر َو َع ر ر ر ر ر ر ر ر ِال ُم الغ ْي ر ر ر ر ر ر ر ر ِب‬ ‫يتفك ر ر ر ر ر ر ر ررون‪ .‬ه ر ر ر ر ر ر ر رو‬
‫َّ‬ ‫َ َ‬ ‫َّ ْ ُ ُ َ ُ َّ‬ ‫َّ َ‬
‫هللا ال ر ر ر ر ر ِذ ْي َل ِإل ر ر ر ر ر َه ِإَل ُه ر ر ر ر ر َو‬ ‫َوالش ر ر ر ر رها َد ِة ُه ر ر ر ر ر َو ال ر ر ر ر ر َّرر ْح َم ُن ال ر ر ر ر ررر ِحيم‪ .‬ه ر ر ر ر رو‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ ُْ ْ‬ ‫ْاْلَ ِل ر ر ر ر ر ر ر ُك ْال ُق ر ر ر ر ر ر ر ُّد ْو ُ‬
‫س ال َّس ر ر ر ر ر ر رال ُم اْلؤ ِم ر ر ر ر ر ر ر ُرن اْل َه ر ر ر ر ر ر ر ْي ِم ُن ال َع َِي ر ر ر ر ر ر ر ُرَال َج َّب ر ر ر ر ر ر ر ُار‬
‫هللا ْال َخر ر ر ر ر رال ُق ْال َبر ر ر ر ر رار ُ‬ ‫ان هللا َع َّمر ر ر ر ر را ُي ْشر ر ر ر ر رر ُك ْو َن‪ُ .‬هر ر ر ر ر ر َو ُ‬ ‫َُْ َ ّ ُ ُ ْ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اْلتك ِبر ر ر ر ر رر‪ ،‬سر ر ر ر ر ربح‬
‫َ‬ ‫ْ ُ ْ َ ُ َ ُّ َ ُ َ‬ ‫ُْ َ ّ ُ َ ُ َ ْ‬
‫ات‬ ‫اْلصر ر ر ر ر ِور‪ ،‬لر ر ر ر ره األسر ر ر ر ر َم ُاء ال سر ر ر ر ر ْ‪ ،‬يس ر ر ر ر ر ِب لر ر ر ر ره مر ر ر ر را ِفر ر ر ر ري ال َّس ر ر ر ر ر َمو ِ‬
‫األ ْرض‪َ ،‬و ُه َو ْال َعَْي َُ ْال َ ك ُ‬ ‫َ َ‬
‫يم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و ِ‬
‫َ َّ‬ ‫ُْ‬ ‫ْ َ َ َ َّ َ َ ُ‬ ‫َ َ ََ ُ ْ‬
‫اْل ْين‪ِ .‬إن ر ر ر را ك ر ر ر رذ ِل َك ن ْج ر ر ر ر َِي اْل ْ ِس ر ر ر ر ِن ْين‪ِ .‬إن ر ر ر ر ُه‬
‫س ر ر ر رال ٌم عل ر ر ر رى ن ر ر ر رو ِ ِف ر ر ر ري الع ر ر ر ر ِ‬
‫َ ُْ ْ َ‬
‫ِم ْن ِع َب ِادنا اْلؤ ِم ِن ْين‬
‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ ُ ُ‬
‫وذ ب َكل َ‬
‫ات ِم ْن ش ّ ِر َما خل َق‪( .‬ثالثا)‬
‫هللا الت َّام ِ‬
‫ِ‬ ‫ات‬
‫ِ‬ ‫م‬ ‫أع ِ ِ‬

‫‪127‬‬
‫َ‬
‫ض َوَل ِف ر ر ر ر ر ري‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ ٌْ‬ ‫ْ َ َ ُ ُّ َ َ ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫هللا ال ر ر ر ر ر ر ِذي َل يض ر ر ر ر ر ررم ر ر ر ر ر رع أس ر ر ر ر ر ر ِم ِه ر ر ر ر ر ر ء ِف ر ر ر ر ر ري األر ِ‬
‫ِبس ر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬ ‫الس َم ِاء َو ُه َو َّ‬
‫الس ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‪( .‬ثالثا)‬ ‫َّ‬

‫ْ َ َْ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َّالل ُه ر ر ر ر ر َّم إ ّن ر ر ر ر ري َأ ْ‬


‫ص ر ر ر ر ر َب ْحى ِمن ر ر ر ر ر َك ِف ر ر ر ر ري ِن ْع َم ر ر ر ر ر ِة َو َعا ِف َي ر ر ر ر ر ِة َو ِس ر ر ر ر رت ِر‪ ،‬ف ر ر ر ر ر ت ِم ْم‬ ‫ِِ‬
‫اآلخ َر ِة‪( .‬ثالثا)‬ ‫ُّ ْ َ َ‬ ‫ْ َ َ َ ََ َ َ ََ َ َ ْ َ‬
‫ِنعمتك عل َّي وعا ِفيتك و ِست َرك ِفي الدنيا و ِ‬
‫َ َ‬ ‫ُ ْ‬ ‫ُ ُ ْ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر ر ر َب ْحى أش ر ر ر ر ر ر ر ر ِه ُد َك َوأش ر ر ر ر ر ر ر ر ِه ُد َح َمل ر ر ر ر ر ر ر رة َع ْر ِش ر ر ر ر ر ر ر ر َك‬ ‫الل ُه ر ر ر ر ر ر ر ر َّم إ ّن ر ر ر ر ر ر ر ري َأ ْ‬
‫َّ‬
‫ِِ‬
‫َّ َ ْ َ‬ ‫َ َ َّ َ َ ْ َ ُ َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ََ‬
‫هللا َل ِإل ر ر ر ر ر ر ر َه ِإَل أن ر ر ر ر ر ر رى‬ ‫َو َمال ِْكت ر ر ر ر ر ر ر َك َو َج ِمي ر ر ر ر ر ر ر َرع خل ِق ر ر ر ر ر ر رك أن ر ر ر ر ر ر رك أن ر ر ر ر ر ر رى‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫َو ْح ر ر ر ر ر ر ر ر ر َد َك َل ش ر ر ر ر ر ر ر ر ر ِرْي َك ل ر ر ر ر ر ر ر ر ر َك َوأ َّن ُم َح َّم ر ر ر ر ر ر ر ر ر ًدا َع ْب ر ر ر ر ر ر ر ر ر ُد َك َو َر ُس ر ر ر ر ر ر ر ر رول َك‪.‬‬

‫(أرععا)‬

‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ ْ َ ْ ُ َّ َ ّ ْ َ َ َ‬
‫اْل ْين َح ْمر ر ر ر ر ر ردا ُير ر ر ر ر ر ر َو ِافي ِن َع َمر ر ر ر ر ر ر ُه َو ُيكر ر ر ر ر ر ر ِاف ُ َم َِْير ر ر ر ر ر ر َد ُه‪.‬‬
‫ّٰلل ر ِ العر ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫ال مر ر ر ر ر ر رد ِ ِ‬
‫(ثالثا)‬

‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ُ ْ‬ ‫ََ‬ ‫َآم ْن ر ر ر ر ر ر ر ر ر ُى ب ر ر ر ر ر ر ر ر راهلل َ‬


‫الع ِ ر ر ر ر ر ر ر ر ر ْي ِم‪َ ،‬وكف ر ر ر ر ر ر ر ر ر ْرت ِبال ِج ْب ر ر ر ر ر ر ر ر ر ِى َوالط ر ر ر ر ر ر ر ر راغ ْو ِت‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ام َله ر ر ر ر ر ر َرا‪َ ،‬و ُ‬
‫هللا َسر ر ر ر ر ر ر ِم ْي ٌع‬ ‫اس َت ْم َسر ر ر ر ر ر ر ْك ُى بر ر ر ر ر ر ر ْال ُع ْر َوة ا ْلر ر ر ر ر ر ر ُو ْث َقى‪ََ ،‬ل َا ْنف َ‬
‫صر ر ر ر ر ر ر َ‬ ‫َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يم‪( .‬ثالثا)‬ ‫َع ِل ٌ‬

‫َ َّ ُ َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫َرض ر ر ر ر ر ْي ُى ب ر ر ر ر ر َ ًّ َ‬


‫هللا َعل ْي ر ر ر ر ر ِه‬ ‫اإل ْس ر ر ر ر رال ِم ِد ْين ر ر ر ر را‪َ ،‬و ِ ُم َح َّم ر ر ر ر ر ِد ص ر ر ر ر رلى‬
‫اهلل ر ر ر ر ر را‪ ،‬و ِب ِ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫َّ َ‬
‫َو َسل َم ن ِال ًّيا َو َر ُسوَل‪( .‬ثالثا)‬

‫‪128‬‬
‫َ‬ ‫َ َ َّ ْ ُ َ ُ َ َ ُّ َ ْ‬ ‫َ ُ َ َ َ َ ُ َ ََْ‬ ‫َ ْ‬
‫حس ر ر ر ر ر ر ر ِرِ هللا َل ِإل ر ر ر ر ر ر ره ِإَل ه ر ر ر ر ر ر ررو علي ر ر ر ر ر ر ر ِره ت ر ر ر ر ر ر رروكلى وه ر ر ر ر ر ر ررو ر الع ر ر ر ر ر ر رر ِ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫الع ِ ْي ِرم‪( .‬سبعا)‬

‫ّ‬ ‫صر ر ر ر ر ر ر ّل َع َل ر ر ر ر ر ر رى َسر ر ر ر ر ر ر ّيد َنا ُم َح َّمر ر ر ر ر ر رد َوآل ر ر ر ر ر ر ره َو َ‬


‫صر ر ر ر ر ر ر ْ ِب ِه َو َس ر ر ر ر ر ر ر ِل ْم‪.‬‬ ‫َا َّلل ُهر ر ر ر ر ر ر َّم َ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫(ع ً‬
‫شرا)‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫ّ َ َُ‬ ‫َ َّ‬
‫الل ُه ر ر ر ر َّم ِإ ِن ر ر ر ري أ ْس ر ر ر ر ل َك ِم ر ر ر ر ْن ف َج ر ر ر ر َاء ِة الخ ْي ر ر ر ر ِر‪َ ،‬وأ ُع ر ر ر روذ ِب ر ر ر ر َك ِم ر ر ر ر ْن ف َج ر ر ر ر َاء ِة‬
‫َّ‬
‫الش ّ ِر‪.‬‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َّ َ ْ َ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ َّ‬
‫الل ُه ر ر ر ر ر َّم أن ر ر ر ر رى َرِّع ر ر ر ر ري َل ِإل ر ر ر ر ر َه ِإَل أن ر ر ر ر رى خلقت ِ ر ر ر ر ر ْ ‪َ ،‬و أنر ر ر ر ررا َع ْب ر ر ر ر ر ُد َك‪َ ،‬و أنر ر ر ر ررا‬
‫َ َ َ ْ َ َ َو ْ َ َ ْ َ َ ُ‬
‫استط ْعى‬ ‫على عه ِدك و ع ِدك ما‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ‬ ‫ْ َ ّ َ ََ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫صن ْع ر ر ر ر ررى‪ ،‬أ ُب ر ر ر ر ر ْو ُء ل ر ر ر ر ر َك ِب ِن ْع َم ِت ر ر ر ر ر َك َعل ر ر ر ر ر َّي‪،‬‬ ‫أ ُع ر ر ر ر ر ْوذ ِب ر ر ر ر ر َرك ِم ر ر ر ر رن ش ر ر ر ر ر ِرم ر ر ر ر را‬
‫َّ َ ْ َ‬ ‫ُّ ُ‬ ‫َ َّ َ ْ‬ ‫َْ َ ْ‬ ‫َ‬
‫َو أ ُب ْو ُء ِبذن ِِ ْ فاغ ِف ْر ِل ْي‪ ،‬ف ِان ُه َل َيغ ِف ُرالذن ْو َ ِإَل أنى‬

‫إَل َأ ْن ر ر ر ر ر َى‪َ ،‬ع َل ْي ر ر ر ر ر َك َت َو َّك ْل ر ر ر ر ر ُرى‪َ ،‬و َأ ْن ر ر ر ر ر َى َر ُّ‬


‫َ َّ ُ َّ َ ْ َ َ ّ ْ َ َ َ َّ‬
‫الله ر ر ر ر ررم أن ر ر ر ر رى رِع ر ر ر ر ري‪َ ،‬ل ِال ر ر ر ر ره‬
‫ْ َْ ْ‬
‫َ ال َع ِ ْي ِرم‬ ‫العرر ِ‬
‫َ ُ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ ُ َ َ‬
‫هللا كر ر ر رران‪َ ،‬و َمر ر ر را لر ر ر ر ْم َيشر ر ر ر لر ر ر ر ْرم َيكر ر ر ر ْن‪َ ،‬وَل َحر ر ر ر ْرو َل َوَل قر ر ر ر َّوة ِإَل‬ ‫مر ر ر را شر ر ر راء‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫اهلل ال َع ِل ّ ِي ال َع ِ ْي ِم‬
‫ِب ِ‬

‫‪129‬‬
‫َ ُ‬ ‫َ ْ َ ُ َ َّ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ ْ ٌ َ َ َّ َ َ َ‬
‫هللا ق ر ر ر ر ر ْد أ َح ر ر ر ر ررا ِبك ر ر ر ر ر ِ ّل‬ ‫اعل ر ر ر ر ررم أن هللا عل ر ر ر ر رى ك ر ر ر ر ر ِل ر ر ر ر ر ِء ق ِدي ر ر ر ر ررر‪ ،‬وان‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫ْ ِء ِعل ًمرا‬

‫َْ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َْ‬ ‫ُ‬ ‫ّ َ‬ ‫َ َّ‬


‫الل ُه ر ر ر َّم ِإ ِن ر ر ري أ ُع ر ر ر ْوذ ِب ر ر ر َرك ِم ر ر ر ْن ش ر ر ر ّ ِرنف ر ِر ر ْ ‪َ ،‬و ِم ر ر ر ْن ش ر ر ر ّ ِرك ر ر ر ِ ّرل َدا َّب ر ر ر ِرة أن ر ر رى‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ َ‬
‫آخرذ ِبنا ِص َي ِتها‪ِ ،‬إ َّن َرِع ّ ِي َعلى ِص َرا ِ ُم ْست ِق ْي ِم‬ ‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُ‬ ‫َ‬
‫َيا َْ ُّي َيا ق ُّي ْو ُم‪ِ ،‬ب َر ْح َم ِت َك ا ْست ِغ ْيث‪َ ،‬و ِم ْن َعذ ِاب َك أ ْست ِج ْي ُر‬
‫َ َ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ََ ْ‬ ‫َ ْ ُ َّ‬ ‫َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر ِ ْ ِلر ر ر ر ر ْي شر ر ر ر ر ِن ْي كل ر ر ر ر ُه‪َ ،‬وَل ت ِكل ِ ر ر ر ر ر ْ ِإلر ر ر ر ري نف ر ر رِ ر ْ َوَل ِإلر ر ر ر رى أ َحر ر ر ر ر ِد ِمر ر ر ر ر ْن‬
‫َ ََ‬ ‫َْ‬
‫خل ِق َك ط ْرفة َع ْي ِن‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ّ َ‬ ‫َ َّ‬
‫الل ُه ر ر ر َّم ِإ ِن ر ر ر ْي أ ُع ر ر ر ْوذ ِب ر ر ر َك ِم ر ر ر َن ال َه ر ر ر ِ ّم َوال َ ر ر ر ََ ِن‪َ ،‬وأ ُع ر ر ر ْوذ ِب ر ر ر َك ِم ر ر ر َن ال َ ْج ر ر ر َِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫َوالك َس ر ر ر ر ر ِل‪َ ،‬و أ ُع ر ر ر ر ر ْوذ ِب ر ر ر ر ر َك ِم ر ر ر ر ر َن ال ُج ر ر ر ر ر ْب ِن َوال ُبخ ر ر ر ر ر ِل‪َ ،‬وأ ُع ر ر ر ر ر ْوذ ِب ر ر ر ر ر َك ِم ر ر ر ر ر ْن‬

‫الر َج ِال‬ ‫الد ْين َو َق ْهر ّ‬ ‫َغ َل َبة َّ‬


‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫اآلخ َر ِة‬‫و‬ ‫َا َّلل ُه َّم إ ّني َأ ْس َ ُل َك ْال َعاف َي َة‪ ،‬في ُّ‬
‫الد ْن َيا َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ‬ ‫َا َّلل ُه ر ر ر ر ر َّم إ ّن ر ر ر ر ري َأ ْس ر ر ر ر ر َ ُل َك ْال َع ْف ر ر ر ر ر َو َو ْال َع ر ر ر ر رراف َي َة‪َ ،‬و ْاْلَ َعاف ر ر ر ر ر َرا َة َّ‬
‫الدا ِْ َم ر ر ر ر رة‪ِ ،‬ف ر ر ر ر ري‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ‬ ‫ْ َ َ‬
‫ِد ْي ِ ْ َو ُدنيا َي َوأ ْه ِل ْي َوما ِل ْي‬

‫َ َّ ُ َّ ْ ُ‬
‫است ْر َع ْو َرا ِن ْي َو ِآم ْن َر ْو َعا ِن ْي‬ ‫اللهم‬

‫‪130‬‬
‫َْ‬ ‫َ َّ ُ َّ ْ َ ْ‬
‫احف ِ ر ر ر ر ْ ِم ر ر ر ر ْن َب ر ر ر ر ْي ِن َي ر ر ر ر َد َّي َو ِم ر ر ر ر ْن خل ِف ر ر ر ر ْي َو َع ر ر ر ر ْن َي ِم ْي ِ ر ر ر ر ْ َو َع ر ر ر ر ْن‬ ‫الله ر ر ر رم‬
‫مال ْي َو ِم ْن َف ْوق ْي‪َ ،‬و َأ ُع ْو ُذ ب َع َ َم ِت َك َأ ْن ُأ ْغ َتا َل ِم ْن َت ْح ِ ْ‬ ‫َ‬
‫ِش‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ َ‬ ‫َْ َ ُ ْ‬ ‫َْ َ َ‬ ‫َْ َ َ َ ْ َ‬ ‫َ َّ‬
‫الل ُهر ر ر ر ر َّرم أنر ر ر ر رى خلقت ِنر ر ر ر ر ْري‪َ ،‬و أنر ر ر ر رى ْه ِد ْي ِنر ر ر ر ر ْري‪َ ،‬و أنر ر ر ر رى تط ِع ُم ِنر ر ر ر ر ْري َو أن ر ر ر ر رى‬
‫َْ َ ُ‬ ‫َْ َ ُ ُ‬ ‫َ‬
‫ن ْس ِق ْي ِن ْري‪َ ،‬و أنى ت ِم ْيت ِنري‪َ ،‬و أنى ت ْح ِي ْي ِن ْري‬
‫َ‬ ‫ْ ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫ص ر ر ر ر ر َب ْحنا َعل ر ر ر ر رى ِفط ر ر ر ر ر َر ِة ا ِإل ْس ر ر ر ر رال ِم‪َ ،‬و َعل ر ر ر ر رى ك ِل َم ر ر ر ر ر ِة ا ِإلخ ر ر ر ر رال ِ ‪َ ،‬و َعل ر ر ر ر رى‬ ‫َأ ْ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َّ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫هللا َعل ْي ر ر ر ر ر ِه َوآ ِل ر ر ر ر ر ِه َو َس ر ر ر ر رل َم‪َ ،‬و َعل ر ر ر ر رى ِمل ر ر ر ر ر ِة‬ ‫ِد ْي ر ر ر ر ر ِن ن ِب ِّين ر ر ر ر ررا ُم َح َّم ر ر ر ر ر ِد ص ر ر ر ر رلى‬
‫ُْ ْ َ‬ ‫ً َ ََ‬ ‫ً‬ ‫َ َ َ‬
‫أ ِب ْينا ِإ ْبرا ِه ْي َم َح ِن ْيفا ُم ْس ِلما‪َ ،‬وما كان ِم َن اْلش ِر ِك ْين‬

‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َا َّلل ُه ر ر ر ر َّم ب ر ر ر ر َك َأ ْ‬


‫ص ر ر ر ر َب ْحنا‪َ ،‬و ِ ر ر ر ر َك أ ْم َس ر ر ر ر ْينا‪َ ،‬و ِ ر ر ر ر َك ن ْح َي ر ر ر را‪َ ،‬و ِ ر ر ر ر َك ن ُم ر ر ر ر ْوت‪،‬‬ ‫ِ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر َب ْح َنا َو َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر َب َ ْاْلُ ْل ر ر ر ر ر ر ُك َّّٰلل‪َ ،‬و ْال َ ْم ر ر ر ر ر ر ُد هلل َر ّ‬ ‫الك ُش ر ر ر ر ر ر ْو ُر‪َ ،‬أ ْ‬
‫َ َ ْ َ ُّ‬
‫و ِ لي ر ر ر ر ر رك‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْ ََ َ‬
‫العا ِْل ْين‬

‫ُ‬ ‫َا َّلل ُّهر ر ر ر ر ر َم إ ّنر ر ر ر ر ري َأ ْسر ر ر ر ر ر َ ُل َك َخ ْير ر ر ر ر ر َر َهر ر ر ر ر ر َذا ْال ُير ر ر ر ر ر ْوم َف ْت َحر ر ر ر ر ر ُه َو َن ْ‬
‫صر ر ر ر ر ر َر ُه َونر ر ر ر ر ر ْو َر ُه‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ‬ ‫ََ‬
‫َو َ َركت ُه َو ُهدا ُه‬

‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َّ َ َ ُ َ‬ ‫َ َّ‬


‫الل ُه ر ر ر ر َّم ِإنر ر ر ر ري أ ْسر ر ر ر ر ل َك خ ْي ر ر ر ر َر َهر ر ر ر رذا ال ُير ر ر ر ر ْو ِم‪َ ،‬وخ ْي ر ر ر ر َرم ر ر ر ررا ِف ْير ر ر ر ر ِه‪َ ،‬وأ ُعر ر ر ر ر ْوذ‬
‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِب َك ِم ْن ش ّ ِر َهذا ال ُي ْو ِم َوش ّ ِر َما ِف ْي ِه‬

‫‪131‬‬
‫َ ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َا َّلل ُه ر ر ر ر َّم م ر ر ر ر َرا َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر َب َ ِع ر ر ر ر ْي ِمر ر ر ر ر ْن ِن ْع َم ر ر ر ر ِة أ ْو ِب َح ر ر ر ر ِرد ِم ر ر ر ر ْن خل ِق ر ر ر ر َك‪ ،‬ف ِمنر ر ر ر ر َك‬
‫ُّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ ْ‬ ‫َ َ‬
‫َو ْح َد َك َل ش ِرْي َك ل َك‪ ،‬فل َك ال َ ْم ُد َول َك الشك ُر َعلى ذ ِل َك‬

‫َ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َْ‬ ‫ُ ْ َ َ‬
‫هللا َو ِ َح ْمر ر ر ر ر ِد ِه َعر ر ر ر ر َد َد خل ِقر ر ر ر ر ِره َو ِرضر ر ر ر ررى نف ِسر ر ر ر ر ِه َو ِزنر ر ر ر رة َع ْر ِشر ر ر ر ر ِه‬
‫سر ر ر ر ربحان ِ‬
‫َ َ‬
‫َو ِمدا َد ك ِل َما ِت ِه‪( .‬ثالثا)‬

‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ْ َ َ‬


‫هللا ال َع ِ ر ر ر ر ر ر ْي ِم َو ِ َح ْم ر ر ر ر ر ر ِد ِه َع ر ر ر ر ر ر َد َد خل ِق ر ر ر ر ر ر ِره َو ِرض ر ر ر ر ر ررى نف ِس ر ر ر ر ر ر ِره‬
‫س ر ر ر ر ر ربحان ِ‬
‫َ َ‬ ‫ََ‬
‫َو ِزنة َع ْر ِش ِه َو ِمدا َد ك ِل َما ِت ِه‪( .‬ثالثا)‬

‫هللا َع ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر را‬
‫ُ ْ َ َ‬ ‫َّ َ‬ ‫َ َ َ َ ََ َ‬ ‫ُ ْ َ َ‬
‫هللا ع ر ر ر ردد م ر ر ر را خل ر ر ر رق ِف ر ر ر ري السم ر ر ر ر ِراء‪ ،‬سبح ر ر ر رران ِ‬ ‫سبح ر ر ر رران ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫هللا َعر ر ر ر ر ر َد َد َمر ر ر ر ر را َب ر ر ر ر ر ْين ذ ِلر ر ر ر ر ر َك‪ُ ،‬س ْب َحر ر ر ر ر رران‬
‫ِ‬ ‫ران‬‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ب‬‫س‬ ‫‪،‬‬ ‫ض‬
‫ِ‬
‫ْ‬
‫ر‬ ‫األ‬ ‫خل ر ر ر ر ر َرق ِفر ر ر ر ر ري‬
‫َ‬
‫هللا َع َد َد َما ُه َو خ ِرال ٌق‪( .‬ثالثا)‬ ‫ِ‬

‫هلل َع ر ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ر ررا‬ ‫َْ َ ْ ُ‬ ‫َّ َ‬ ‫ََ َ‬ ‫َا ْل َ ْم ر ر ر ر ر ُد َ َ َ َ‬


‫هلل ع ر ر ر ر ردد م ر ر ر ر ررا خل ر ر ر ر ررق ِف ر ر ر ر ري السم ر ر ر ر ر ِراء‪ ،‬ال م ر ر ر ر رد ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫األ ْ ض‪َ ،‬ا ْل َ ْم ر ر ر ر ر ُد هلل َع ر ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ر ررا َب ْي ر ر ر ر ر َرن َذل ر ر ر ر ر َك‪َ ،‬ا ْل َ ْم ر ر ر ر ر ُ‬ ‫ََ‬
‫هلل‬
‫ِ‬ ‫د‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫خل ر ر ر ر ر َرق ِف ر ر ر ر ري‬
‫َ‬
‫َع َد َد َمرا ُه َو خ ِرال ٌق‪( .‬ثالثا)‬

‫الس َم ر ر ر ر رراء‪ََ ،‬ل إ َل ر ر ر ر ر َه إ ََّل ُ‬


‫هللا َع ر ر ر ر ر َد َد‬ ‫هللا َع ر ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ر ررا َخ َل ر ر ر ر ر َرق ف ر ر ر ر ري َّ‬‫ََل إ َل ر ر ر ر ر َه إ ََّل ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫األ ْ ض‪ََ ،‬ل إ َلر ر ر ر ر َره إ ََّل ُ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫هللا َعر ر ر ر ر َد َد َمر ر ر ر ررا َب ْير ر ر ر ر َرن ذ ِلر ر ر ر ر َرك‪َ ،‬ل ِإلر ر ر ر ر َه‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ر‬ ‫َمر ر ر ر ررا خلر ر ر ر ر َرق ِفر ر ر ر ري‬
‫َ‬ ‫إ ََّل ُ‬
‫هللا َع َد َد َمرا ُه َو خ ِرال ٌق‪( .‬ثالثا)‬ ‫ِ‬

‫‪132‬‬
‫ََ‬ ‫ُ َْ‬ ‫هلل َأ ْك َبر ر ر ر ُر َعر ر ر ر َد َد َمر ر ر ررا َخ َلر ر ر ر َرق فر ر ر ري َّ‬
‫هللا أك َبر ر ر ر ُر َعر ر ر ر َد َد َمر ر ر ررا خلر ر ر ر َرق ِفر ر ر ري‬ ‫الس َمر ر ر ر ِراء‪،‬‬ ‫ِ‬
‫ُ‬

‫ُ َْ‬ ‫َ‬ ‫ُ َْ‬ ‫َ‬


‫هللا أك َبر ر ر ر ر ُر َعر ر ر ر ر َد َد َمر ر ر ر ررا ُهر ر ر ر ر َو‬ ‫هللا أك َبر ر ر ر ر ُر َعر ر ر ر ر َد َد َمر ر ر ر ررا َب ْير ر ر ر ر َرن ذ ِلر ر ر ر ر َك‪،‬‬ ‫ض‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ر‬‫األ ْ‬
‫َ‬
‫خ ِرال ٌق‪( .‬ثالثا)‬
‫ََ‬ ‫ْ‬ ‫َحر ر ر ر ر ر ْو َل َو ََل ُقر ر ر ر ر ر َّو َة إ ََّل بر ر ر ر ر راهلل َ‬
‫الع ِلر ر ر ر ر ر ّ ِي ال َع ِ ْير ر ر ر ر ر ِرم َعر ر ر ر ر ر َد َد َمر ر ر ر ر ررا خلر ر ر ر ر ر َق ِفر ر ر ر ر ري‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الس َم ِاء‬ ‫َّ‬

‫ََ‬ ‫ْ‬ ‫ََل َح ر ر ر ر ْو َل َو ََل ُق ر ر ر ر َّو َة إ ََّل ب ر ر ر راهلل َ‬


‫الع ِل ر ر ر ر ّ ِي ال َع ِ ْي ر ر ر ر ِرم َع ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ررا خل ر ر ر ر َق ِف ر ر ر ري‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َ‬
‫األ ْ‬
‫ض‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫ْ‬ ‫ََل َح ر ر ر ر ر ْو َل َو ََل ُق ر ر ر ر ر َّو َة إ ََّل ب ر ر ر ر راهلل َ‬
‫الع ِل ر ر ر ر ر ّ ِي ال َع ِ ْي ر ر ر ر ر ِرم َع ر ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ر ررا َب ْي ر ر ر ر ر َرن‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َ‬
‫ذ ِل َرك‬

‫ْ‬ ‫ََل َح ر ر ر ر ر ر ْو َل َو ََل ُق ر ر ر ر ر ر َّو َة إ ََّل ب ر ر ر ر ر راهلل َ‬


‫الع ِل ر ر ر ر ر ر ّ ِي ال َع ِ ْي ر ر ر ر ر ر ِرم َع ر ر ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ر ر را ُه ر ر ر ر ر ر َو‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬
‫خ ِال ٌق‪( .‬ثالثا)‬
‫ُ‬
‫األ ّم ر ر ر ري َو َع َل ر ر ر ررى َال ر ر ر ره َو َ‬ ‫َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ‬ ‫َ َّ َّ َ‬
‫ص ر ر ر ر ْ ِب ِه‬ ‫ِ ِ‬ ‫الل ُه ر ر ر رم ص ر ر ر ر ِ ّل عل ر ر ر رى س ر ر ر ر ِي ِدنا محم ر ر ر ر ِد ن ِِ ر ر ر ر ّ ِ ِ‬
‫َو َس ّل َم َع َد َد َما َخ َل َق في َّ‬
‫الس َم ِاء‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫‪133‬‬
‫ُ‬
‫األ ّم ر ر ر ري َو َع َل ر ر ر ررى َال ر ر ر ره َو َ‬ ‫َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ‬ ‫َ َّ َّ َ‬
‫ص ر ر ر ر ْ ِب ِه‬ ‫ِ ِ‬ ‫الل ُه ر ر ر رم ص ر ر ر ر ِ ّل عل ر ر ر رى س ر ر ر ر ِي ِدنا محم ر ر ر ر ِد ن ِِ ر ر ر ر ّ ِ ِ‬
‫َ‬
‫األ ْ‬ ‫َو َس ّل َم َع َد َد َما َخ َل َ‬
‫ض‬‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ف‬‫ِ‬ ‫ق‬ ‫ِ‬
‫َ َّ ُ َّ َ ّ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ ّ ُ‬
‫األ ّم ر ر ر ري َو َع َل ر ر ر ررى َال ر ر ر ره َو َ‬
‫ص ر ر ر ر ْ ِب ِه‬ ‫ِ ِ‬ ‫الله ر ر ر رم ص ر ر ر ر ِل عل ر ر ر رى س ر ر ر ر ِي ِدنا محم ر ر ر ر ِد ن ِِ ر ر ر ر ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ّ‬
‫َو َس ِل َم َع َد َد َما َب ْي َرن ذ ِل َرك‪،‬‬
‫ُ‬
‫األ ّم ر ر ر ري َو َع َل ر ر ر ررى َال ر ر ر ره َو َ‬ ‫َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ‬ ‫َ َّ َّ َ‬
‫ص ر ر ر ر ْ ِب ِه‬ ‫ِ ِ‬ ‫الل ُه ر ر ر رم ص ر ر ر ر ِ ّل عل ر ر ر رى س ر ر ر ر ِي ِدنا محم ر ر ر ر ِد ن ِِ ر ر ر ر ّ ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ّ‬
‫َو َس ِل َم َع َد َد َما ُه َو خ ِال ٌق‪.‬‬
‫َ ْ‬ ‫َ ْ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََل إ َل ر ر ر ر َه إ ََّل ُ‬
‫هللا َو ْح ر ر ر ر َد ُه َل ش ر ر ر ر ِرْي َك ل ر ر ر ر ُه‪ ،‬ل ر ر ر ر ُه اْلل ر ر ر ر ُك َول ر ر ر ر ُه ال َ ْم ر ر ر ر ُد َو ُه ر ر ر ر َو‬ ‫ِ ِ‬
‫ُ َ َْ َ‬ ‫َ ُ َ َ‬
‫(ثالثا)‬ ‫َعلرى ك ِ ّل ْ ِء ق ِد ْي ٌر َع َد َد ك ِ ّل ذ َّر ِة ألف َم َّر ِة‪.‬‬

‫َ ْ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََل إ َل ر ر ر ر َه إ ََّل ُ‬


‫هللا َو ْح ر ر ر ر َد ُه َل ش ر ر ر ر ِرْي َك ل ر ر ر ر ُه‪ ،‬ل ر ر ر ر ُه اْلل ر ر ر ر ُك َول ر ر ر ر ُه ال َ ْم ر ر ر ر ُد َو ُهر ر ر ر ر َو‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ َ‬
‫َعلرى ك ِ ّل ْ ِء ق ِد ْي ٌر َع َد َد ما ُه َو خ ِال ٌق‬

‫ْ‬ ‫ُ ْ َ َ‬ ‫ان َ َ ْ‬ ‫ُ ْ َ َ‬
‫هللا ال َع ِ ر ر ر ر ر ر ر ْي ِم‬
‫هللا و ِ حم ر ر ر ر ر ر ر ِد ِه (ماْ ر ر ر ر ر ر ررة م ر ر ر ر ر ر رررة)‪ ،‬س ر ر ر ر ر ر ربحان ِ‬
‫ِ‬ ‫س ر ر ر ر ر ر ربح‬

‫َو ِ َح ْم ِد ِه (ماْة مرة)‬

‫َ َ ُ َ ُ َْ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ َ‬
‫هللا أك َبر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ُر‪.‬‬ ‫هلل‪َ ،‬وَل ِإلر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ره ِإَل هللا‪ ،‬و‬
‫هللا‪ ،‬وال مر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر رد ِ‬
‫ُ‬
‫سر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ر ربحان ِ‬
‫(ماْة مرة)‬

‫‪134‬‬
‫ْ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫احا) ََل إ َلر ر ر ر ر َه إ ََّل ُ‬
‫هللا َو ْح ر ر ر ر ر َرد ُه َل ش ِرْي ر ر ر ر ر َرك لر ر ر ر ر ُه‪ ،‬ل ر ر ر ر ر ُه اْلل ر ر ر ر ر ُرك‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ(و َيَير ر ر ر ر ُرد َ‬
‫ص ر ر ر ر ر َب ً‬
‫ِ‬
‫َ ُ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫‪134‬‬
‫َول ُه ال َ ْم ُرد َو ُه َو َعلى ك ِ ّل ْ ِء ق ِد ْي ٌر‪( .‬ماْة مرة)‬

‫‪Untuk‬‬ ‫‪pengamalan‬‬ ‫‪wird‬‬ ‫‪al-Lathif,‬‬ ‫‪saat‬‬ ‫‪peneliti‬‬


‫‪mewawancarai‬‬ ‫‪narasumber,‬‬ ‫‪beliau‬‬ ‫‪tidak‬‬
‫‪memberitahukan‬‬ ‫‪akan‬‬ ‫‪waktu‬‬
‫‪pengamalan/pembacaan‬‬ ‫‪wird‬‬ ‫‪ini.‬‬ ‫‪Melainkan,‬‬
‫‪peneliti‬‬ ‫‪hanya‬‬ ‫‪diberikan‬‬ ‫‪bacaan‬‬ ‫‪akan‬‬ ‫‪wird‬‬ ‫‪ini‬‬
‫‪sendiri.‬‬

‫‪5.) Wazhifah Zarrûqiyah‬‬

‫الر ْح َمن َّ‬


‫الر ِح ِيم)‬ ‫هللا َّ‬ ‫ْ‬
‫ِ(بس ِم ِ‬
‫ِ‬
‫الرح ُ‬ ‫﴿و َل ُه ُك ْم إ َل ٌه َواح ٌد ََل إ َل َه إ ََّل ُه َو َّ ْ َ ُ‬‫َ‬
‫يم﴾‬ ‫الرحمن َّ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫﴿هللا ََل إ َل َه إ ََّل ُه َو ْال َح ُّي ْال َق ُّي ُ‬
‫وم﴾‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ‬
‫َّ‬ ‫َُ َ‬ ‫َ‬
‫هللا َل ِإل ر ر ر ر ر ر ر َه ِإَل ُه ر ر ر ر ر ر ر َو‬ ‫َّ‬
‫ّٰللا ال ر ر ر ر ر ر ر َّرر ْح َم ِن ال ر ر ر ر ر ر ر َّرر ِح ِيم ﴿ أل ر ر ر ر ر ر ر َرم (‪)١‬‬ ‫ْ‬
‫ِبس ر ر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫وم﴾‬ ‫ْال َح ُّي ْال َق ُّي ُ‬

‫وم ﴾‬ ‫َ َ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ّ ْ َ ُّ‬
‫﴿ وعن ِى الوجوه ِللح ِي القي ِ‬

‫‪134‬‬
‫‪Irsyâd al-Thâlabah, Depok: Pondok Pesantren Darul Rahman III,‬‬
‫‪hal. 119-127.‬‬

‫‪135‬‬
‫(‪)١‬‬ ‫آية الكر‬

‫ْ َ‬ ‫ْ‬
‫هللا الر ر ر ر ر ر َّرر ْح َم ِن الر ر ر ر ر ر َّرر ِح ِيم ﴿ َحر ر ر ر ر ر ِم (‪ )١‬ت ِاْير ر ر ر ر ر ُرل ال ِكتر ر ر ر ر را ِ ِمر ر ر ر ر ر َن‬
‫ِبسر ر ر ر ر ر ِم ِ‬
‫ْ‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫هللا ال َع َِي ر ر ر ر ر ر ِرَال َع ِل ر ر ر ر ر ر ِيم (‪ )٢‬غ ر ر ر ر ر را ِف ِرال ر ر ر ر ر ررذن ِب و قا ِب ر ر ر ر ر ر ِل الت ر ر ر ر ر ر ْو ِ ش ر ر ر ر ر ر ِد ِيد‬
‫ِ‬
‫َ َْ‬ ‫َّ َ َ َّ‬ ‫ْ َ‬
‫ال ِعقا ِ ِذي الط ْو ِل َل ِإل َه ِإَل ُه َو ِإل ْي ِه اْل ِص ُير ﴾‬

‫ْ ُ‬ ‫َْ‬
‫ض َو ِ ن ت ْبر ر ر ر ر ر ُدوا َمر ر ر ر ر را ِفر ر ر ر ر ري‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫األ ْ‬ ‫ات َو َمر ر ر ر ر را ِفر ر ر ر ر ري‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫﴿ ِّٰلل مر ر ر ر ر را ِفر ر ر ر ر ري ال َّسر ر ر ر ر ر َماو ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ‬
‫وه ُي َحا ِس ر ر ر ر ر ر ر ْبك ْم ِب ر ر ر ر ر ر ر ِه هللا ف َيغ ِف ر ر ر ر ر ر ر ُر ِْل ر ر ر ر ر ر ر ْن َيش ر ر ر ر ر ر ر ُاء‬ ‫َأ ْن ُفس ر ر ر ر ر ر ر ُك ْم َأ ْو ُت ْخ ُف ر ر ر ر ر ر ر ُ‬
‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َُ َ ّ ُ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ‬
‫هللا َعل ر ر ر ر ر رى ك ر ر ر ر ر ر ِ ّل ر ر ر ر ر ر ْ ِء ق ر ر ر ر ر ر ِد ٌير(‪ )٢٨٤‬آ َم ر ر ر ر ر ر َن‬ ‫ويع ر ر ر ر ر ر ِذ م ر ر ر ر ر رن يش ر ر ر ر ر راء و‬

‫اهلل‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫الر ُسر ر ر ر رو ُل ب َم ر ر ر ر را ُأ ْن ر ر ر ر رَ َل إ َل ْير ر ر ر ره م ر ر ر ر ر ْن َرّ ر ر ر ر ره َو ْاْلُ ْؤم ُنر ر ر ر رو َن ُك ر ر ر ر رل آ َم ر ر ر ر ر َ‬‫َّ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َُ ُ‬ ‫ُُ‬ ‫َ َ‬
‫َو َمال ِْك ِتر ر ر ر ر ِه َوكت ِبر ر ر ر ر ِه َو ُر ُسر ر ر ر ر ِل ِه َل نفر ر ر ر ر ّ ِرق َبر ر ر ر ر ْين أ َحر ر ر ر ر ِد ِمر ر ر ر ر ْن ُر ُسر ر ر ر ر ِل ِه َوقر ر ر ر رالوا‬
‫َ َّ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َ ُْ َ‬
‫َس ر ر ر ر ر ِم ْعنا َوأط ْعن ر ر ر ر را غف َر ان ر ر ر ر ر َك َرَّ ن ر ر ر ر را َو ِ ل ْي ر ر ر ر ر َك اْل ِص ر ر ر ر ر ُير(‪َ)٢٨٥‬ل ُيك ِل ر ر ر ر رف‬
‫ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َّ ُ َ ْ‬
‫ّٰللا نف ًس ر ر ر را ِإَل ُو ْس ر ر ر ر َع َها ل َه ر ر ر را َم ر ر ر را ك َس ر ر ر ر َالى َو َعل ْ َه ر ر ر را َم ر ر ر را اكت َس ر ر ر ر َالى َرَّ ن ر ر ر را‬

‫صر ر ر ر ر ر ًرا‬ ‫ََل ُت َؤاخر ر ر ر ر ر ْذ َنا إ ْن َنسر ر ر ر ر ر َينا َأو َأ ْخ َط ْ َنر ر ر ر ر را َرَّ َنر ر ر ر ر را َوََل َت ْحمر ر ر ر ر ر ْل َع َل ْي َنر ر ر ر ر را إ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ َ‬ ‫َ َ ُ َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َك َمر ر ر را َح َم ْل َتر ر ر ر ُه َع َلر ر ر رى ا َّلر ر ر رذ َ‬
‫ين ِمر ر ر ر ْن ق ْب ِلنر ر ر را َرَّ نر ر ر را َوَل ت َح ِّملنر ر ر را َمر ر ر را َل طاق ر ر ر رة‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ُ َ َّ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ‬ ‫ََ‬
‫ص ر ر ر ر ْرنا‬ ‫لن ر ر ر را ِب ر ر ر ر ِه واع ر ر ر رف عن ر ر ر را واغ ِف ر ر ر ررلن ر ر ر را وارحمن ر ر ر را أن ر ر ر رى موَلن ر ر ر را فان‬

‫ين﴾‬ ‫َع َلى ْال َق ْوم ْال َكافر َ‬


‫ِِ‬ ‫ِ‬

‫ثم تقرأ سورة الكافرون (‪)١‬‬

‫‪136‬‬
‫وسورة النصر(‪)١‬‬

‫واْلعوذتين (‪)٣‬‬ ‫و سورة اإلخال‬


‫َ ََ َ‬ ‫َْ ُ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َّ‬
‫الل ُه ر ر ر ر ر ر ر ر َّم إ ِن ر ر ر ر ر ر ر ري أ ُع ر ر ر ر ر ر ر روذ ِب ر ر ر ر ر ر ر ر َك أن أش ر ر ر ر ر ر ر ر ِر َك ِب ر ر ر ر ر ر ر ر َك َو أن ر ر ر ر ر ر ر ررا أ ْعل ر ر ر ر ر ر ر ر ُم‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ َ ْ‬
‫َوأ ْستغ ِف ُر َك ِْلا َل أ ْعل ُم (‪)٣‬‬

‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ّ َ‬ ‫َّ‬


‫الل ُهر ر ر ر ر َّم إ ِنر ر ر ر ري أ ُعر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ر َن ال َهر ر ر ر ر ِ ّم َوال َ ر ر ر ر ر ََ ِن َوأ ُعر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ر َن‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬
‫ال َ ْجر ر ر ر ر َِ َوالك َسر ر ر ر ر ِل َوأ ُعر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ر َن ال ُبخر ر ر ر ر ِل َوال ُجر ر ر ر ر ْب ِن َوأ ُعر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك‬

‫الر َج ِال (‪)٣‬‬ ‫الد ْين َو َق ْهر ّ‬ ‫م ْن َغ َل َبة َّ‬


‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َْْ‬ ‫ُْْ‬ ‫ُ‬ ‫ّ َ‬ ‫َّ‬
‫الل ُهر ر ر ر ر َّم إ ِنر ر ر ر ري أ ُعر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ر َن الكفر ر ر ر ر ِر َوالفقر ر ر ر ر ِر َوأ ُعر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك ِمر ر ر ر ر ْن‬
‫ْ َ َ َ َّ َ ْ َ‬ ‫َ‬
‫َعذا ِ الق ْب ِرَل ِإل َه ِإَل أنى (‪)٣‬‬

‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬


‫الل ُهر ر ر ر ر ر َّم َعر ر ر ر ر را ِف ِ ِفر ر ر ر ر ري َبر ر ر ر ر ر َد ِني الل ُهر ر ر ر ر ر َّم َعر ر ر ر ر را ِف ِ ِفر ر ر ر ر ري َسر ر ر ر ر ر ْم ِ ي الل ُهر ر ر ر ر ر َّم‬
‫َ َ َّ َ ْ َ‬
‫ص ِري َل ِإل َه ِإَل أنى (‪)٣‬‬ ‫َعاف في َب َ‬
‫ِِ ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َّ َ ْ َ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َّ‬
‫الل ُهر ر ر ر ر َّم أنر ر ر ر رى َرِّعر ر ر ر ري َل ِإلر ر ر ر ر َه ِإَل أنر ر ر ر رى خلقت ِ ر ر ر ر ر َو أنر ر ر ر ررا َع ْبر ر ر ر ر ُد َك َو أنر ر ر ر ررا‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ ُ َ‬ ‫َ‬
‫َعلر ر ر ر رى َع ْه ر ر ر ر ر ِد َك َو َو ْع ر ر ر ر ر ِد َك َمر ر ر ر را ا ْس ر ر ر ر رتط ْعى أ ُع ر ر ر ر روذ ِبر ر ر ر ر َك ِم ر ر ر ر ر ْن ش ر ر ر ر ر ّ ِر َم ر ر ر ر را‬
‫َ َّ‬ ‫َ َ ْ ُ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ُ ُ َ ْ َ ْ‬
‫وء ِب ر ر ر رذن ِِ ف ر ر ر راغ ِف ْر ِل ر ر ر ري ف ِرن ر ر ر ر ُه‬ ‫ص ر ر ر رنعى أب ر ر ر روء ل ر ر ر رك ِب ِنعم ِت ر ر ر رك عل ر ر ر ري و أب ر ر ر ر‬
‫َّ َ ْ َ‬ ‫ُّ ُ‬ ‫َ ْ‬
‫َل َيغ ِف ُرالذنو َ ِإَل أنى (‪)٣‬‬

‫‪137‬‬
‫ُ ْ‬ ‫ُ َ‬ ‫الل ُهر ر ر ر ر ر َّم إ ّنر ر ر ر ر ري َأ ْ‬
‫َّ‬
‫صر ر ر ر ر ر َب ْحى (أ ْم َسر ر ر ر ر ر ْيى) ِمنر ر ر ر ر ر َك ِفر ر ر ر ر ري ِن ْع َمر ر ر ر ر ر ِة َو َعا ِف َير ر ر ر ر ر ِة‬ ‫ِِ‬
‫ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َْ‬
‫َو ِسر ر ر ر ر ر رت ِرفر ر ر ر ر ر ر ت ِم ْم ِن ْع َمتر ر ر ر ر ر ر َك َعلر ر ر ر ر ر ر َّي َو َعا ِف َي ِتر ر ر ر ر ر ر َك َو ِسر ر ر ر ر ر رت ِر َك ِفر ر ر ر ر ر ري الر ر ر ر ر ر ر ُّردنيا‬

‫اآلخ َر ِة (‪)٣‬‬ ‫َ‬


‫و ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫الل ُه ر ر ر ر َّم َم ر ر ر را َأ ْ‬
‫َّ‬
‫ص ر ر ر ر َب َ ِع ر ر ر ري ِم ر ر ر ر ْن ِن ْع َم ر ر ر ر ِة أ ْو ِب َح ر ر ر ر ِد ِم ر ر ر ر ْن خل ِق ر ر ر ر َك ف ِمن ر ر ر ر َك‬
‫ُّ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ َ َ ََ ْ‬
‫يك ل َك فل َك ال َ ْم ُد َول َك الشك ُر(‪)٣‬‬ ‫وحدك َل ش ِر‬

‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬


‫ي ر ر ر ر ر ررا َر ِ ّ ل ر ر ر ر ر ر َك ال َ ْم ر ر ر ر ر ر ُد ك َم ر ر ر ر ر را َيك َب ِغ ر ر ر ر ر ري ِل َج ر ر ر ر ر رال ِل َو ْج ِه ر ر ر ر ر ر ِك َو َع ِ ر ر ر ر ر ر ِيم‬
‫ْ َ‬
‫ُسلطا ِن َك (‪)٣‬‬

‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫يى ب ر ر ر ر ر ر َ ً َ‬ ‫ُ‬


‫اإل ْس ر ر ر ر ر رال ِم ِدينر ر ر ر ر ررا َو ِع َس ر ر ر ر ر ر ِّي ِدنا ُم َح َّم ر ر ر ر ر ر ِد ن ِالير ر ر ر ر ررا‬
‫اهلل ر ر ر ر ر ر ررا و ِ ِ‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ر ِض ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫ً‬
‫َو َر ُسوَل (‪)٣‬‬
‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ُ ْ َ َ‬
‫هللا َو ِ َح ْمر ر ر ر ر ر ر ِد ِه َعر ر ر ر ر ر ر َد َد خل ِقر ر ر ر ر ر ر ِه َو ِرضر ر ر ر ر ر ر َاء نف ِسر ر ر ر ر ر ر ِه َو ِزنر ر ر ر ر ر رة‬
‫سر ر ر ر ر ر ربحان ِ‬
‫َ‬
‫َع ْر ِش ِه َو ِم َد َاد ك ِل َما ِت ِه (‪)٣‬‬
‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ ُ ُ َ‬
‫ات ِم ْن ش ّ ِر َما خل َق (‪)٣‬‬
‫هللا الت َّام ِ‬
‫ات ِ‬ ‫أعوذ ِبك ِل َم ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ض ر ر ر ر ر ُّر َم ر ر ر ر ر َع ا ْس ر ر ر ر رم ِه ر ر ر َر ر ْ ٌ‬
‫ب ْس ر ر ر ر رم هللا ا َّل ر ر ر ر رذي ََل َي ُ‬
‫ض َوَل ِف ر ر ر ر ري‬
‫ِ‬
‫األ ْ‬
‫ر‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ف‬‫ِ‬ ‫ء‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫يم (‪)٣‬‬ ‫السم ُيع ْال َعل ُ‬ ‫َّ َ َ ْ َ َّ‬
‫ِ‬ ‫السم ِاء وهو ِ‬
‫َ َّ ْ َ‬
‫ي َِان َّ‬ ‫السميع ْال َ‬ ‫َ ُ ُ‬
‫وذ ِباهلل َّ‬
‫الر ِج ِيم (‪)٣‬‬ ‫ِ‬ ‫ي‬‫الش‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫يم‬
‫ِ‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ع‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫أع‬

‫‪138‬‬
‫َّ‬ ‫ْ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ َ ُ َّ‬
‫هللا ال ر ر ر ر ر ِذي َل ِإل ر ر ر ر ر َه ِإَل ُه ر ر ر ر ر َو َع ر ر ر ر ر ِال ُم الغ ْي ر ر ر ر ر ِب َوالش ر ر ر ر ر َه َاد ِة ُه ر ر ر ر ر َو‬ ‫﴿ه ر ر ر ر رو‬
‫َْ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ َ ُ َّ‬
‫هللا الر ر ر ر ر ر ر ِذي َل ِإلر ر ر ر ر ر ر َه ِإَل ُهر ر ر ر ر ر ر َو اْل ِلر ر ر ر ر ر ر ُك‬ ‫يم (‪ )٢٢‬هر ر ر ر ر ر رو‬ ‫الر ر ر ر ر ر ر َّرر ْح َم ُن الر ر ر ر ر ر ر َّررح ُ‬
‫ِ‬
‫َُْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ ُْ ْ‬ ‫ْال ُق ر ر ر ر ر ر ر ُّد ُ‬
‫وس ال َّس ر ر ر ر ر ر رال ُم اْل ر ر ر ر ر ر رؤ ِم ُن اْل َه ر ر ر ر ر ر ر ْي ِم ُن ال َع َِي ر ر ر ر ر ر ر ُرَال َج َّب ر ر ر ر ر ر ر ُاراْلتك ِّب ر ر ر ر ر ر ر ُر‬
‫هللا ْال َخر ر ر ر ر ر ر رال ُق ْال َبر ر ر ر ر ر ر رار ُ‬ ‫ّٰللا َع َّمر ر ر ر ر ر ر را ُي ْشر ر ر ر ر ر ر رر ُكو َن (‪ُ )٢٣‬هر ر ر ر ر ر ر ر َو ُ‬ ‫ُ ْ َ َ‬
‫ان َّ‬ ‫سر ر ر ر ر ر ر ربح‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ ُ ْ َ ُ َ ُّ َ ُ َ‬ ‫ُْ َ ّ ُ َ ُ ْ َ ْ‬
‫ات‬ ‫اْلص ر ر ر ر ر ِورل ر ر ر ر ره األس ر ر ر ر ر َم ُاء ال س ر ر ر ر ر ْ يس ر ر ر ر ر ِب ل ر ر ر ر ره م ر ر ر ر را ِف ر ر ر ر ري ال َّس ر ر ر ر ر َماو ِ‬
‫األ ْرض َو ُه َو ْال َعَ ُيَ ْال َ ك ُ‬ ‫َ َْ‬
‫يم﴾‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ْ ُ ْ َ َ‬ ‫ُ ْ َ َ‬
‫هللا ال َع ِ ِيم (‪)٣‬‬
‫هللا و ِ حم ِد ِه سبحان ِ‬
‫سبحان ِ‬

‫صر ر ر ر ر ر ر ر ر ْك ُى ب ر ر ر ر ر ر ر ر رذي ْالع ر ر ر ر ر ر ر ر ر ََّة َو ْال َج َبر ر ر ر ر ر ر ر ر ُروت َو ْ‬


‫اع َت َ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر ر ر ر ْم ُى ب ر ر ر ر ر ر ر ر ر َر ّ‬ ‫َت َح َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْ َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ ْ ُ َ‬ ‫ْ ََ ُ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر ِرف َعن ر ر ر ر ر را‬ ‫وت ا ْ‬ ‫وت َوت َوكل ر ر ر ر ر رى َعل ر ر ر ر ر رى ال َح ر ر ر ر ر ر ّ ِي ال ر ر ر ر ر ر ِذي َل َي ُم ر ر ر ر ر ر‬ ‫اْللك ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫ْ َّ‬ ‫األ َذى إ َّن ر ر ر ر ر ر َك َع َل ر ر ر ر ر رى ُك ر ر ر ر ر ر ّل ر ر ر ر َر ر ْ ء َق ر ر ر ر ر رد ٌير(‪َ )٣‬و ُي َك ر ر ر ر ر ر ّر ُر(ا ْ‬ ‫َ‬
‫ص ر ر ر ر ر ر ِرف َعن ر ر ر ر ر را‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َّ َ ُ َ َ‬
‫األذى ِإن َك َعلى ك ِ ّل ْ ِء ق ِدير) (‪)٣‬‬

‫ثم تقرأ سورة قريش (‪)١‬‬

‫َ َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬


‫الل ُهر ر ر ر ر ر ر ر َّم ك َمر ر ر ر ر ر ر را أط َع ْمر ر ر ر ر ر ر ر َت ُه ْم ف ط ِع ْمنر ر ر ر ر ر ر ررا َوك َمر ر ر ر ر ر ر را َآمنر ر ر ر ر ر ر ر َت ُه ْم ف ِمنر ر ر ر ر ر ر را‬
‫الشاكر َ‬ ‫َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ‬
‫ين ‪.‬‬ ‫ِ ِ‬ ‫واجعلنا لك ِمن‬

‫‪139‬‬
‫َ‬ ‫َّ َ ْ‬ ‫َ ْ َّ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ُس ر ر ر ر ر ر ر ر ْب َحان َك الل ُه ر ر ر ر ر ر ر ر َّم َو ِ َح ْم ر ر ر ر ر ر ر ر ِد َك أش ر ر ر ر ر ر ر ر َه ُد أن َل ِإل ر ر ر ر ر ر ر ر َه ِإَل أن ر ر ر ر ر ر ر رى‬
‫َ‬ ‫َُ‬ ‫َ َ ْ‬
‫أ ْستغ ِف ُر َك َو أتو ُ ِإل ْي َك (‪)٣‬‬

‫يم ا َّل ر ر ر ر ر رذي ََل إ َل ر ر ر ر ر ر َه إ ََّل ُه ر ر ر ر ر ر َو ْال َح ر ر ر ر ر ر َّي ْال َق ُّي ر ر ر ر ر ر َ‬


‫وم‬ ‫َأ ْس ر ر ر ر ر ر َت ْغ ُف ُر َ‬
‫هللا ْال َع ر ر ر ر ر ر َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َُ‬
‫َو أتو ُ ِإل ْي ِه (‪)٣‬‬

‫ول َك‬ ‫َ ََ ّ َ ََ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ ّ َ ُ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬


‫الل ُه ر ر ر ر ر َّم ص ر ر ر ر ر ِ ّل عل ر ر ر ر رى س ر ر ر ر ر ِي ِدنا مح َّم ر ر ر ر ر ِد عب ر ر ر ر ر ِدك ون ِال ِي ر ر ر ر رك ورس ر ر ر ر ر ِ‬
‫ّ‬ ‫األ ّم ّي َو َع َلى آله َو َ‬ ‫َّ ّ ُ‬
‫ص ْ ِب ِه َو َس ِل ْم (‪)٣‬‬ ‫ِِ‬ ‫الن ِِ ِ ِ ِ‬
‫ََ‬ ‫َ َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫ن ْس ر ر ر ر ر ر ِليما َع ر ر ر ر ر ر َد َد َم ر ر ر ر ر را أ َح ر ر ر ر ر را ِب ر ر ر ر ر ر ِه ِعل ُم ر ر ر ر ر ر َك َوخ ر ر ر ر ر ري ِب ر ر ر ر ر ر ِه قل ُم ر ر ر ر ر ر َك‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ ْ َ ُ َ ُ َ َ ّ َ‬
‫الرض ر ر ر را َع ر ر ر ر ْن َس ر ر ر ر َاد ِتنا أ ِع ر ر ر ري َبك ر ر ر ر ِر َو ُع َم ر ر ر ر َر َو ُعث َم ر ر ر ران‬ ‫وأحص ر ر ر راه ِكتاب ر ر ر رك و ِ‬
‫َ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫تر ر ر ر ر ر ر ر َ َاب ِة أ ْج َم ِعر ر ر ر ر ر ر رين َو َعر ر ر ر ر ر ر ر ِن التر ر ر ر ر ر ر ر ِاب ِعين َوتر ر ر ر ر ر ر ر ِاب ِ ي‬
‫َو َعلر ر ر ر ر ر ر ر ّي َو َعر ر ر ر ر ر ر رن ال َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الد ِين ‪.‬‬ ‫التابع َين َل ُه ْم بر ْح َسان إ َلى َي ْوم ّ‬ ‫َّ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ َ‬ ‫ُ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫﴿ ُس ر ر ر ر ر ر ر ْب َحان َرِّ ر ر ر ر ر ر ر َك َر ِ ّ ال ِع ر ر ر ر ر ر ر ََّ ِة َع َّم ر ر ر ر ر ر را َي ِص ر ر ر ر ر ر رفون َو َس ر ر ر ر ر ر رال ٌم َعل ر ر ر ر ر ر رى‬
‫ُْْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ّ ْ َ َ َ‬
‫اْلين﴾‬ ‫هلل ر ِ الع ِ‬ ‫اْلرس ِلين وال مد ِ‬

‫ٌ ُ ُ‬ ‫َ َ َ َّ‬
‫َل ِإله ِإَل هللا (من ‪ ١٠٠‬إلى ‪ )١٠٠٠‬محمد َرسول ِ‬
‫هللا ‪.‬‬

‫هللا ‪.‬‬ ‫هللا َو َأ ْش َه ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َر ُسو ُ‬


‫ل‬ ‫َأ ْش َه ُد َأ ْن ََّل إ َل َه إ ََّل ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬

‫‪140‬‬
‫َث ّب ْتن ر ر ر ر ر ر ر ر َرا ي ر ر ر ر ر ر ر ر َرا َ ّ ب َق ْول َه ر ر ر ر ر ر ر را (‪ْ َ )٣‬ان َف ْعن ر ر ر ر ر ر ر ر َرا َي ر ر ر ر ر ر ر را َ ّ ب َف ْ‬
‫ض ر ر ر ر ر ر ر ر ِل َها (‪)٣‬‬ ‫رِ ِ‬ ‫و‬ ‫رِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫اج َع ْل َن ر ر ر ر ر را مر ر ر ر ر ر ر ْن ِخ َير ر ر ر ر ر رار َأ ْه ِل َهر ر ر ر ر ر را (‪ )٣‬آم ر ر ر ر ر ر ُين آمر ر ر ر ر ر ر ُين آمر ر ر ر ر ر ر ُين آمر ر ر ر ر ر ر ُن َر َّ‬ ‫َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ َ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬ ‫الع ِ‬
‫َ َ‬
‫اك َي ر ر ر را َم ْوَلن ر ر ر ررا‬
‫َ‬
‫ضرررر َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر َب ْحنا ِف ر ر ر ري ِح َم ر ر ر راك َي ر ر ر را َم ْوَلن ر ر ر را َم ِ ّس ر ر ر رنا ِف ر ر ر ري ِر‬

‫(‪( )٣‬في الصبا ) أما (في اْلساء) فيقال‪:‬‬


‫َ َ‬ ‫َ‬
‫ضرررر َ‬ ‫َ‬ ‫َأ ْم َس ر ر ر ر ْي َنا ف ر ر ر ري ح َم ر ر ر ر َ‬
‫اك ي ر ر ر ر َرا َم ْو ََل َن ر ر ر را َ‬
‫اك َي ر ر ر را َم ْوَلن ر ر ر ررا‬ ‫ص ر ر ر ر ِّب ْحنا ِف ر ر ر ري ِر‬ ‫ِ ِ‬
‫(‪)٣‬‬

‫ُ ُ ُ ُ َ َّ ْ َ َ َ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬
‫ِآمين ِآمين ِآمين ِآمن ر الع ِ‬
‫ُ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ َ ْ َ‬ ‫َ َ‬
‫َل ِإل ر ر ر ر َه ِإَل أن ر ر ر رى َوا ِح ر ر ر ر ٌد َرُّ ن ر ر ر را َي ر ر ر را ُم َج ِّم ْعن ر ر ر ررا اغ ِف ر ر ر ر ْرذن َالن ر ر ر را (‪ )٣‬آ ِم ر ر ر رين‬
‫ُ ُ ُ َ َّ ْ َ َ َ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬ ‫ِآمين ِآمين ِآمن ر الع ِ‬
‫َ‬ ‫ََ‬ ‫اغف ر ر ر ر ْر َل َن ر ر ر را َم ر ر ر را َمض ر ر َر ر ْ َو َأ ْ‬
‫ص ر ر ر ر ِ ْ لن ر ر ر را َم ر ر ر را َب ِق ر ر ر ر َي ِب ُح ْر َم ر ر ر ر ِة األ ْب ر ر ر ر َر ِار َي ر ر ر را‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫ُ ُ ُ ُ َ َّ ْ َ َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬ ‫ع ِال َم األس َر ِار (‪ِ )٣‬آمين ِآمين ِآمين ِآمن ر الع ِ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ َّ‬ ‫َّ َ َ ْ‬
‫ف ال ِ ّس ر ر ر ر رت َر َعنر ر ر ر را (‪ )٣‬آ ِم ر ر ر ر رين آ ِم ر ر ر ر رين‬ ‫َ َ َ ّ‬
‫ير ر ر ر را ع ر ر ر ر ر ِالم ال ِس ر ر ر ر ر ّ ِر ِمنر ر ر ر را َل تك ِش ر ر ر ر ر ِ‬
‫ُ ُ َ َّ ْ َ َ َ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬ ‫ِآمين ِآمن ر الع ِ‬

‫‪141‬‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ‬
‫وك َل َي ِخير ر ر ر ر ر ر ُرب ت َو َّس ر ر ر ر ر ر رلنا‬ ‫َي ر ر ر ر ر ر را َم ْوَلن ر ر ر ر ر ر را َي ر ر ر ر ر ر را ُم ِجير ر ر ر ر ر ر ُرب َم ر ر ر ر ر ر ر ْن َي ْر ُج ر ر ر ر ر ر ر‬
‫َ َ َْ ُ ْ َ َ‬ ‫َ َََ َ‬ ‫ْ‬ ‫ب ْال َ‬
‫ات َي ر ر ر ر ر را‬
‫َ حاجتن ر ر ر ر ر را ق ِري ر ر ر ر ر ر ُرب ه ر ر ر ر ر رذا وق ر ر ر ر ر رى ال اج ر ر ر ر ر ر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫رب‬‫ر‬ ‫ر‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫ب‬
‫ُ ُ ُ ُ َ َّ ْ َ َ َ‬ ‫َحاض ًرا ََل َيغ ُ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬ ‫يب (‪ِ )٣‬آمين ِآمين ِآمين ِآمن ر الع ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ َ‬ ‫َّ‬
‫ص ر ر ر ر ِ ّل َو َس ر ر ر ر ِل ْم َعل ر ر ر رى َس ر ر ر ر ِّي ْدنا ُم َح َّم ر ر ر ر ْد َو َ ر ر ر ر ِار ْك َعل ر ر ر رى َس ر ر ر ريدنا‬
‫الل ُه ر ر ر ر َّم َ‬

‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬


‫ُم َح َّم ر ر ر ر ر ْد َو َعل ر ر ر ر رى ِآل س ر ر ر ر رريدنا ُم َح َّم ر ر ر ر ر ْد (‪ )١٠‬آ ِم ر ر ر ر رين آ ِم ر ر ر ر رين آ ِم ر ر ر ر رين آ ِم ر ر ر ر ر ُن‬
‫َ َّ ْ َ َ َ‬
‫اْلين (‪)٣‬‬ ‫ر الع ِ‬
‫َ َ َ ََ ُْْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ّ ْ َ َ َ‬
‫اْلين﴾‬
‫هلل ر ِ الع ِ‬
‫﴿وسالم ٌعلى اْلرس ِلين وال مد ِ‬

‫الفاتحة زيادة في شرف النِ ﷺ‬

‫لس ر ر رريدي عب ر ر ررد الس ر ر ررالم اب ر ر ررن مش ر ر رريش وس ر ر رريدي أع ر ر رري‬ ‫الفاتح ر ر ررة‬

‫ال س ر ر ر ر ر ر ر ررن الش ر ر ر ر ر ر ر رراذلي وس ر ر ر ر ر ر ر رريدي أحم ر ر ر ر ر ر ر ررد زروق وجمي ر ر ر ر ر ر ر ررع الس ر ر ر ر ر ر ر ررادة‬

‫اْلشيشية والشاذلية رض هللا عنهم ‪.‬‬

‫ألسر ر ر ر ررتاذنا وأسر ر ر ر ررتاذ أسر ر ر ر ررتاذنا و خواننر ر ر ر ررا فر ر ر ر رري هللا‬ ‫الفاتحر ر ر ر ررة‬

‫وجمير ر ر ر ر ر ررع اْلر ر ر ر ر ر ررؤمنين واْلؤمنر ر ر ر ر ر ررات واْلسر ر ر ر ر ر ررلمين واْلسر ر ر ر ر ر ررلمات األحير ر ر ر ر ر رراء‬

‫منهم واألموات‪.‬‬

‫‪142‬‬
‫النِر ر ر ر ر ر ر ّ ير ر ر ر ر ر ررا َأ ُّي َهر ر ر ر ر ر را ا َّلر ر ر ر ر ر رذ َ‬
‫ين‬
‫َّ‬
‫ى‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬‫ل‬
‫َّ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ‬
‫﴿ ِإن هللا ومال ِْكتر ر ر ر ر ر ره يصر ر ر ر ر ر رلون ع‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ُ َ ُّ َ َ ْ َ َ ّ ُ َ ْ َ ً‬
‫يما ﴾‬ ‫آمنوا صلوا علي ِه وس ِلموا نس ِل‬

‫ُ‬
‫رالمه وتحيات ر ر ر ر ر ر رره ورحمت ر ر ر ر ر ر ر ُره و ركات ر ر ر ر ر ر ر ُره‬ ‫رلوات هللا نع ر ر ر ر ر ر ررالى وس ر ر ر ر ر ر ر ُ‬
‫ِ‬ ‫صررررررر‬
‫ُ‬
‫رول َك النِ ر ر ر ر ر ر ّ ِ األم ر ر ر ر ر ر ّري‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ّ ُ‬
‫عل ر ر ر ر ر ررى س ر ر ر ر ر ر ِريدنا محم ر ر ر ر ر ر ِرد عب ر ر ر ر ر رردك ونالي ر ر ر ر ر ررك ورس ر ر ر ر ر ر ِ‬
‫رات ر ن ر ر ر ر ررا‬ ‫َ‬
‫رفع وال ر ر ر ر رروتروع ر ر ر ر رردد كلم ر ر ر ر ر ِ‬ ‫وعل ر ر ر ر ررى آل ر ر ر ر رره وص ر ر ر ر ر ِبه ع ر ر ر ر رردد الش ر ر ر ر ر ِ‬
‫ُ‬
‫التامات اْلباركات (‪)٣‬‬

‫َ ُ َ‬
‫الع ر ر ر ر ر ر رريم وهر ر ر ر ر ر ر َرو َحسر ر ر ر ر ر ر ُرالنا‬
‫وة إَل بر ر ر ر ر ر رراهلل العلر ر ر ر ر ر ر ّري َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وَلحر ر ر ر ر ر ررول وَل قر ر ر ر ر ر ر‬

‫ونعم النصير ‪.‬‬ ‫فنعم اْلولى َ‬ ‫ونعم الوكيل َ‬ ‫َ‬

‫يا موَلنا يا كريم ارحمنا يا رحيم (‪)١٠‬‬

‫نحرن باهلل عرَنا * وال بيب اْلقر‬

‫بهمرا عَنصرنا * َل بجاه ومنصب‬

‫والذي أراد ذلنا * من قريب وأجنِ‬

‫سيفنا فيه قرولنا * حسالنا هللا والنِ (‪)٣‬‬

‫سبحان اْلولى الدايم (‪)٣‬‬

‫‪143‬‬
َ َ َ ُ ْ َ
‫﴿ ُس ر ر ر ر ر ر ر ْب َحان َرِّ ر ر ر ر ر ر ر َك َر ِ ّ ال ِع ر ر ر ر ر ر ر ََّ ِة َع َّم ر ر ر ر ر ر را َي ِص ر ر ر ر ر ر رفون َو َس ر ر ر ر ر ر رال ٌم َعل ر ر ر ر ر ر رى‬
135 َ
َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُْ
﴾‫اْلين‬ ِ ‫هلل َر ِ ّ الع‬ ِ ‫اْل ْرس ِلين وال مد‬

6.) Shalawat Burdah

Shalawat yang satu ini, sudah sangat masyhur di kalangan


dunia, dan sudah pasti setiap santri pondok pesantren manapun,
mengamalkan dan membaca akan shalawat ini. Zawiyah
Arraudhah membaca shalawat Burdah, pada setiap hari Selasa
malam Rabu, yaitu zikir dan pengajian mingguan bersama KH.
Muhammad Danial Nafis, yang merupakan pendiri Zawiyah
Arraudhah dan muqoddam tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah
Zawiyah Arraudhah. 136

“kalau perminggu kita hadroh usbu’iyah itu.. yang hari


Selasa, nah itu kan disitu kita baca Burdah. Suplement yang
hampir tiap hari kita.. itu ya hizb Bahr, Shalawat Masyisyi,
sama Wazhifah Zarruqiyah.”137
Dalam ungkapan beliau, dapat disimpulkan bahwa pengamalan
hizb dan shalawat yang rutin dibaca di Zawiyah Arraudhah ialah
hizb Bahr, shalawat Masyisyi, dan Wazhifah Zarruqiyah. Adapaun
amalan wird, hizb, dan shalawat lainnya, itu diamalkan sesuai
dengan intruksi atau moment yang diadakan di Zawiyah Arraudhah
itu sendiri.

135
،‫ اﻟﺪرر اﻟنﻘﯿّﺔ في أوراد اﻟطﺮﯾﻘﺔ اﻟﯿسﺮﯾﺔ اﻟصﺪﯾﻘﯿﺔ‬،‫اﻟشﯿخ ﯾسﺮي رشﺪي اﻟسﯿّﺪ ﺟبﺮ اﻟحسني‬
٧١ ‫ صحﯿفﺔ‬،٢٠٢١ ،‫طبﻌﺔ ﻣزﯾﺪة و ﻣنﻘحﺔ‬
136
Observasi di Zawiyah Arraudhah Tebet Barat Jakarta Selatan, pada
tanggal 16 Maret 2021.
137
Sayyid Mohammad Misbachul Munir, Sayyid/Pembimbing Santri,
(wawancara Jum’at, 13 Agustus 2021, pukul 14.14 WIB)

144
d.) Tarbiyah

Berdasarkan pengamalan Terekat Qadiriyah wa Syadziliyah


yang dilakukan oleh Masyarakat modern di Zawiyah Arraudhah
Tebet Barat Jakarta Selatan. Adapun dari hasil observasi yang telah
dilakukan oleh peneliti bahwa Terekat Qadiriyah wa Syadziliyah
di Zawiyah Arraudhah memberikan peran penting terhadap
masyarakat modern, dilihat berdasarkan data yang telah
didapatkan di lapangan bahwa Terekat Qadiriyah wa Syadziliyah
di Zawiyah Arraudhah terhadap masyarakat modern adanya
pengaruh terhadap spiritulitas yang dirasakan oleh para
masyarakat. Dilihat dari tarbiyah atau dari segi pendidikannya
yang telah diajarkan bahwa beliau mengajarkan kitab-kitab,
mengadakan ziarah, dan mengajak para jam’ah untuk mengikuti
umrah setiap tahunnya dan melanjutkan untuk pergi ke Turki yaitu
ke kediman Syaikh Muhammad Fadil Al-Jilani untuk berziah ke
makam Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang merupakan sesepuh
dari Syaikh Muhammad Fadhil al-Jilani. Adapun dari segi sosial,
tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah ini
mempunyai LAZ atau dikenal sebagai LAZ-AR (Lembaga Amil
Zakat ar-Raudhah), yang dibentuk sebagai salah satu upaya
optimalisasi jaringan dan potensi yang dimiliki oleh yayasan Ar-
Raudhah Ihsan Foundation sebagai lembaga sosial dan
keagamaan, di mana LAZ ini memberikan partisipasi yaitu
memberikan zakat kepada masyarakat dan daging qurban setiap
kali bulan dzulhijjah, juga memberikan fasilitas kepada para murid

145
dan masyarakat yang mengikuti setiap pengajian yang
dilaksankan, yaitu berupa makanan kepada jam’ah.

B. Peran Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah Terhadap


Jama’ah Zawiyah Arraudhah dalam Mewujudkan
Ketenangan batin

Sebagaimana dari banyaknya jama’ah yang tertarik dalam


mengikuti tarekat ini mengatakan bahwa

“dari sanad kelimuanya, mu’tabarnya sudah jelas, dan dari


metode dzikirnya sehingga mendapatkan rasanya, yaitu
ketenangan, banyak perubahan yang dirasakan, yaitu
merubah akhlak dari akhlak yang tercela menuju akhlak
terpuji, membangun rohani, sehingga hidup lebih terarah”
Selain itu juga diantaranya banyak saksi yang memperhatikan
tarbiyah KH. Muhammad Danial Nafis, beliau ialah sosok
pembina yang sangat toleransi terhadap sesama manusia. Sejak
inilah, hampir rata-rata jama’ah terpengaruh dengan akhlak dan
ajaran beliau. Adapun ajaran-ajaran di Zawiyah Arraudhah ialah
wirid, zikir, pembacaan hizb, dan tarbiyah. Ajaran tarekat
Qadariyah wa Syadzilyah di Zawiyah Arraudhah yang diterapkan
oleh masyarakat, memberikan perubahan yang dirasakan oleh para
jama’ah sehingga tarekat ini memberikan peran yaitu memberikan
ketenangan, rahmat serta kasih sayang sesama makhluk Allah Swt.
Sejak inilah, hampir rata-rata jama’ah terpengaruh dengan akhlak
dan ajaran beliau.

146
Adapun hasil wawancara para jama’ah yang telah mengikuti
tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah, dari
masing-masing jam’ah mempunyai jawaban yang berbeda-beda
terkait apa yang telah dirasakan sebelum dan sesudah mengikuti
tarekat ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ari Yuda
Darma, beliau berasal dari kota Depok Lama, yaitu salah satu
jam’aah di Zawiyah Arraudhah, beliau mengatakan bahwa:

“saya mengikuti tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah


Arraudhah dari tahun 2020, dan yang saya rasakan ketika
mengikuti tarekat ini adalah banyak perubahan yang telah
saya dapatakan yaitu merasa lebih taat kepada Allah, solat
lebih rajin dan karena seringnya dzkir yang telah lakukan
saya merasa adanya ketenangan”138
Lain halnya yang dirasakan oleh bapak Tirmidzi, beliau
merupakan angkatan pertama yang melakukan prosesi bai’at dan
talqin pada tahun 2017. Beliau mengatakan bahwa:

“dampak yang saya rasakan ketika mengikuti tarekat


Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah karena
ditekankan untuk selalu berdzikir, yang pada awalnya saya
merasakan biasa aja ketika menjalankanya, tetapi ketika terus
menerus dilakukan adanya perubahan, semakin mengerti arti
kehidupan”.139
Hal yang serupa yang diungkapkan oleh bapak Aga Faizal
Sadeli, beliau mengaratakan bahwa:

“waktu masa-masa saya dulu, saya adalah orang yang


mempunyai temprament, waktu ikut tarekat banyak perubahan,
dan pasti dalam keseharian pasti ada efek-efek yang dikatakan

138
Ari Yuda Drama, Jama’ah Zawiyah Arraudhah, (wawancara Selasa,
24 Agustus 2021, pukul 18.56 WIB)
139
Tirmidzi, Jama’ah Zawiyah Arraudhah, (wawancara Selasa, 24
Agustus 2021, pukul 00.13 WIB)

147
kemanfaatan yang kita dapatkan, satu, misalkan dalam kita
menghadapi segala permasalahan, kita bisa lebih tenang.. lebih
menyandarkan semuanya kepada Allah. Walaupun kita masih
goyang yah.. hehe tapi setidaknya kita dah punya landasan, ini
semua karena Allah SWT., tidak ada yang kita bisa tolak, ketika
itu udah terjadi.”140
Beliau mengungkapkan akan dampak dari tarekat itu ialah dapat
membuat beliau lebih menerima akan segala pemberian dari Allah
SWT., atau bisa dikatakan sebagai “qana’ah”. Beliau juga
mengungkapkan bahwa:

“Ya.. kalau mungkin dulu pas masa-masa muda punya tempra..


wah.. punya dulu.. tapi seiring berjalannya waktu, dengan
berthariqah, lebih semakin menyadari”141
Pada awalnya, beliau merupakan sosok jama’ah yang memiliki
temprament, namun seiring menjalani kegiatan tarekat, akhirnya
beliau tersadarkan sendiri untuk berubah. Pada akhirnya, beliau
berhasil menjadi orang yang sabar, qana’ah, dan ridho’ terhadap
makhluk dan Allah SWT.

Peneliti mendapatkan sumber yang unik, terdapat seseorang


yang profesinya merupakan security di Zawiyah Arraudhah
tersebut, beliau tidak mengikuti prosesi bai’at dan talqin. Akan
tetapi, terdapat dampak yang dirasakan beliau kita hanya
mendengarkan zikir tarekat tersebut. Beliau merasakan
ketenangan, ketentraman, serta kenyamanan dengan adanya zikir

140
Aga Faizal Sadeli, Jama’ah Zawiyah Arraudhah, (wawancara,
Selasa, 24 Agustus 2021, pukul 23.56 WIB)
141
Aga Faizal Sadeli, Jama’ah Zawiyah Arraudhah, (wawancara,
Selasa, 24 Agustus 2021, pukul 23.58 WIB)

148
tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah. Beliau
mengungkapkan bahwa:

“Saya sebelumnya sih kerja di kampung, di Indramayu. Nah..


kan ibu saya kan kerja sama pak Kyai (Nafis), jadi diajak
sama ibu saya kerja disini, kebetulan beliau lagi
membutuhkan security lah. ya.. saya kerja disini. Saya denger
zikirnya ada lah dampaknya.. merasa tenang, damai lah
istilahnya, jadi saya merasakan ketenangan kerja disini.”142
Dapat disimpulkan bahwa, beliau tidak mengikuti pengajian,
zikir, terlebih bai’at dan talqin, akan tetapi beliau sudah merasakan
dampak dari gerakan tarekat itu sendiri. Beliau merasakan
kenyamanan, ketenangan, dan merasa tenang ketika beliau kerja di
Zawiyah Arraudhah karena selalu mendengarkan lantunan zikir
yang dibacakan disana.

Adapun pendapat lain, yaitu pendapat yang dikemukakan oleh


bapak Nurduki, beliau melakukan prosesi bai’at dan talqin di
Sukabumi ketika acara daurah Zawiyah Arraudhah di vila Bogor
pada tahun 2021. Beliau mengungkapkan bahwa tarekat juga bisa
melancarkan pekerjaannya. Semua memang Allah yang
melancarkan, namun washilah-nya ialah melalui gerakan tarekat
ini. Beliau mengungkapkan bahwa:

“ee.. kalau itu sih masih belum saya mah.. masih.. cuman
banyak-banyak zikir aja gitu aja udah.. hehe.. makin banyak
zikir-nya aja iya.. hehe.. ngerasa tenang juga.. nggak kaya

142
Hadi, Security Zawiyah Arraudhah, (wawancara, Selasa, 24
Agustus 2021, pukul 18.34 WIB)

149
sebelumnya.. terus juga, kerjaan saya jadi lumayan
gampang, kaya Allah lancarin aja gitu semuanya.”143

143
Nurduki, Jama’ah Zawiyah Arraudhah, (wawancara, Selasa 24
Agustus 2021, pukul 20.03 WIB)

150
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah Arraudhah,


sangat berperan bagi masyarakat modern. Banyaknya jama’ah
yang mengikuti tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di Zawiyah
Arraudhah terbukti, bahwa setelah mereka bergabung di Zawiyah
Arraudhah ini, banyak mengalami perubahan dalam diri mereka.
Diantaranya ialah memberikan ketenangan batin, hati,
meningkatkan ibadah, merubah sikap yang kurang baik menjadi
lebih baik. Amalan-Amalan yang diberikan oleh Zawiyah
Arraudhah dintaranya ialah membaca wirid, hizb dan shalawat,
dan tarbiyah, sehingga inilah jalan yang ditempuh sâlikîn hingga
sampai kepada sa’âdah (kebahagiaan) dan sakînah (ketenangan).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti


memberikan masukan/saran atas beberapa kekurangan yang ada.
Diantaranya ialah:
1. Bagi pihak Zawiyah Arraudhah
Diharapkan untuk meningkatkan respon dalam
berkomunikasi, untuk mempermudah para peneliti selanjutnya.

151
2. Bagi jama’ah Zawiyah Arraudhah
Diharapkan untuk senantiasa istiqamah, untuk menjaga
akan kualitas spiritual dalam jiwa masing-masing, serta
mendapatkan ketenangan dan keberkahan Mursyid tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah Zawiyah Arraudhah.

3. Bagi masyarakat umum

Disarankan untuk kalangan masyarakat umum yang belum


terjun ke dalam tarekat, disarankan untuk segera mengikuti tarekat
yang ingin dianut, khususnya tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di
Zawiyah Arraudhah. Karena, sudah terbukti tarekat ini berperan
penting terhadap masyarakat modern.

152
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

A., Aziz, Masyhuri. 2014, 22 Aliran Tarekat Dalam


Tasawuf, Surabaya: Imtiyaz.

Badrudin. 2015, Pengantar Ilmu Tasawuf, Serang: Puri


Kartika Banjarsari.

Bagir, Haidar. 2005, Buku Saku Tasawuf, Bandung: PT.


Mizan Pustaka.

Buku amalan tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Bogor:


Ponpes Zawiyah al-Khairiyah Miftah al-Shudŭr.

BS, Tri, Wibowo. 2015, Akulah Debu di Jalan al-Musthofa:


Jejak-Jejak Awliya Allah, PT Fajar Interpratama Mandiri.

Cowan , J. M., 1976, “The Hans Wehr Dictionary of Modern


Written Arabic”, Spoken Language Services inc.

Creswell, John W. 2019, Research Design: Pendekatan


Metode Kualitatif, Kunatitatif, dan Campuran, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,.

Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Bulan


Bintang.

Dkk, Hardani. 2020, Metode Penelitian Kualitatif &


Kuantitatif, Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu.

153
Durkheim, Emile. 1960, The Division of Labor, USA: The
Macmillan Company.

Fattah, Abdul, Sayyid, Ahmad, Tasawuf Antara Al-Ghazali


dan Ibnu Taimiyah, Depok: Khalifa.

Danial Nafis, Muhammad. 2018, Kumpulan Dzikir Sholawat


& Hizib Thoriqoh Shidiqiyah Darqowiyah Syadziliyah, Jakarta:
Daar Arraudhah Al-Islamiyah.

Khaldun, Ibnu. 2011, Mukaddimah Ibnu Khaldun, Jakarta:


Pustaka al-Kautsar.

Prof. Dr. Mulyati, Sri. 2011, Tarekat-tarekat Muktabarah di


Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Group.

Prof. Dr. Mulyati, Sri. 2017, Tasawuf Nusantara, Jakarta:


PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Prof. Dr. Hamka. 2016, Perkembangan & Pemurnian


Tasawuf, Jakarta: Republika.

Rakhmat. 2000, Jalaluddin, Kuliah-Kuliah Tasawuf,


Bandung: Pustaka Hidayah.

Ruswanto. 2009, Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta:


Pusat perbukuan, Departemen Nasional.

Saifullah. 2004, Mencerdaskan Anak, Jombang: Lintas


Media.

Sugoyono, Metode Penelitian Kombinasi

154
Syaikh al-Ghumari al-Idrisi Abdullah bin Muhammad
Shiddiq al-Hasani. 2017, Menapak Jalan Suci Ketuhanan, Jakarta:
Daar Arraudhah Al-Islamiyah.

Syaikh Abdullah, Abu al-Fadhl, al-Shiddiq al-Ghumari.


2019, Kenapa Harus Berthariqah?, Jakarta: Daar Arraudhah Al-
Islamiyah.

Syukur, Muhammad. 2018, Dasar-Dasar Teori Sosiologi,


Depok: Rajawali Pers.

Yusuf. 2014, Muri Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif


dan Gabungan, Jakarta: kencana.

Zaprulkhan. 2016, Ilmu Tasawuf Sebuah Kajian Semiotik,


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

:‫ ليبنان‬،‫ آداب املريدين‬،.‫ م‬١٩٧١. ‫الشيخ أبي نجيب السهروردي‬

.‫دار الكتب العلمية‬

‫ دار‬:‫ جاكرتا‬،‫ سر األسرار‬،.‫ م‬٢٠١٣ .‫الشيخ عبد القادر الخيالني‬

.‫الكتب العلمية‬

ّ ‫ الدرر‬،٢٠٢١ .‫السيد جبر الحسني‬


‫النقية في‬ ّ ‫الشيخ يسري رشدي‬

.‫ طبعة مزيدة و منقحة‬،‫أوراد الطريقة اليسرية الصديقية‬

.‫ دار الروضة‬:‫ جاكرتا‬،‫ بدع التفاسير‬،‫شيخ عبد هللا الغماري‬

155
:‫ القاهرة‬،‫ لسان العرب‬،.‫ م‬١٧٠٨ .‫عبد هللا على الكبير هاشم الشاذلي‬

.‫دار املعارف‬

‫ شرح فصوص‬،.‫ م‬١٩٧٢ .‫عفيف الدين سليمان ابن علي التلمساني‬


.‫ دار الكتب العلمية‬:‫ جاكرتا‬،‫الحكم‬

SKRIPSI dan TESIS

Aisyah. 2010, Skripsi “Pengaruh Amalan Tarekat Qadiriyah


wa Naqsyabandiyah Terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren
Suryalaya Tasikmalaya“, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

“Kualifikasi Mursyid dalam Tarekat”, JATMAN: 2013

Amar, Habibi. 2020, Skripsi “Model Pendidikan Tasawuf


tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (studi kasus di majelis
dzikir wa ta’lim Mihrobul Muhibbin Ciputat-Tangerang Selatan)”,
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

E. Ova Siti Sofwatul Ummah. 2017, "Pengaruh Pengamalan


Tarekat Syadziliyah Terhadap Kesalehan Spiritual Santri
Pesantren Cidahu Pandeglang Banten", Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.

Fakhri Mubarok. 2007, Skripsi “Tarekat Qadiriyah


Naqsyabandiyah dan Peningkatan Kesalehan Sosial Ikhwan (studi
analitis terhadap Ikhwan TQN di Ciomas)”, Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

156
Firdaus. 2017, "Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah:
Implikasinya Terhadap Kesalehan Sosial", Lampung: Universitas
Islam Negeri Raden Intan.

Heri Fajrin. 2019, Tesis “Dampak Pendidikan Rohani


jamaah Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah”, Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kratke, R., Michael. 2018, jurnal “Marx and World History”,


Journal of International Review of Social History. Vol, 10 No, 1.

Marwan Salahudin. 2016, "Amalan Tarekat Qadiriyah wa


Naqsyabandiyah Sebagai Proses Pendidikan Jiwa di Masjid Babul
Muttaqin Desa Kradenan Jetis Ponorogo", Surabaya: Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel.

Mudin, Isom, Suhbah: Relasi Mursyid dan Murid dalam


Pendidikan Spiritual Tarekat, Ponorogo: Universitas Darussalam
Gontor, vol. 11, no. 22, November 2015

Muhammad Juni. 2003, "Sejarah Perkembangan dan


Peranan Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Bekasi", Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Nazir Moh. 2005, Metode Penelitian, Bogor Selatan: Ghalia


Indonesia.

Ristinawati, Rika. 2009, Identitas Manusia Postmodern:


Tela’ah Kritis Atas Hasrat Mengkonsumsi, Depok: Universitas
Indonesia.

157
Syihabudin. 2017, "Tarekat Syadziliyah Perkembangan dan
Ajaran-Ajarannya Studi di Pondok Pesantren Manbaul Ulum
Kesuren Sumur Pecung Serang", Serang: Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.

Miswar. 2017, Maqamat (Tahapan yang Harus ditempuh


dalam Proses Bertasawuf), Medan: Universitas Islam Negeri SU.

158
LAMPIRAN

159
PERTANYAAN-PERTANYAAN WAWANCARA

Pertanyaan untuk pembina Zawiyah Arraudhah sekaligus


muqaddam tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah

1. Bagaiman biografi lengkap Syaikh Dr. KH. Muhammad


Danial Nafis, S.E., M.Si.?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Zawiyah
Arraudhah? Dan bagaimana bisa terbentuknya “Tarekat
Qadiriyah wa Syadziliyah”?
3. Bagaimana proses KH. Muhammad Danial Nafis
membimbing dan membantu menaikkan kondisi spiritual para
sâlikîn?

Pertanyaan untuk jama’ah tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah


Zawiyah Arraudhah Tebet Barat, Jakarta Selatan.

1. Sejak kapan bapak/saudara mengikuti tarekat?


2. Apakah bapak/saudara mengamalkan zikir tarekat Qadiriyah
wa Syadziliyah di rumah/kantor/tempat kerja, selain di
Zawiyah?
3. Bagaimana dampak yang bapak/saudara rasakan setelah
melaksanakan kegiatan tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah di
Zawiyah Arraudhah?

160
LAMPIRAN SURAT DAN LAIN-LAIN

Gambar 5.1. Surat Permohonan Seminar Proposal

161
Gambar 5.2. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

162
Gambar 5.3. Surat Izin Penelitian

163
Gambar 5.4. Surat Keterangan Telah Wawancara

164
Gambar 5.5. Surat Keterangan Tanda Persetujuan Hasil
Wawancara (kepada Narasumber) yang bernama Ustadz Ari
Yudha Dharma

165
Gambar 5.6. Surat Keterangan Tanda Persetujuan Hasil
Wawancara (kepada Narasumber) yang bernama Ustadz Wartho’i

166
LAMPIRAN FOTO

Gambar 5.7. Zawiyah Arraudhah.

Gambar 5.8. Lobby Zawiyah Arraudhah.

Kiri: Sayyid Munir, kanan: Sayyid Warto’i (alumni UIN Jakarta


jurusan Perbandingan Agama fakultas Ushuluddin 2016) yang
membantu dalam penelitian.

167
Gambar 5.9. Ruang Aula Pelaksanaan Kegiatan.

Gambar 5.10. Ruang untuk Perempuan.

168
Gambar 5.11. Kegiatan Pengajian Rutin bersama KH.
Muhammad Danial Nafis pada malam Selasa.

Gambar 5.12. Kegiatan Zikir Tarekat Qadiriyah wa Syadziliyah


Zawiyah Arraudhah

169
Gambar 5.13. Pembacaan Hizb Bahr Setelah shalat ‘Ashr
Zawiyah Arraudhah.

Gambar 5.14. Pamflet Acara Haul Syaikh Yasin al-Fadani.

170
Gambar 5.15. Acara haul ke-32 Syaikh Syaikh Yasin al-Fadani,
yang diselenggarakan oleh JATMAN Jakarta, di Zawiyah
Arraudhah pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Gambar 5.16. Sambutan sekaligus pengijazahan Syaikh Zakaria


Ahmad pada acara haul ke-32 Syaikh Syaikh Yasin al-Fadani.

171
Gambar 5.17. Wawancara dengan Sayyid (pembimbing santri) di
Zawiyah Arraudhah

Kanan: Sayyid Mohammad Misbachul Munir, tengah: Ahmad


Fatwa Faizil (peneliti), kiri: Sayyid Abdurrahman.

Gambar 5.18. Wawancara dengan jama’ah


Dari paling kanan: Ahmad Fatwa Faizil (peneliti), bapak
Tirmidzi, bapak Nurduki, dan bapak Aga Faizal Sadeli.

172
Gambar 5.19. Screenshot Instagram Zawiyah Arraudhah.

173

Anda mungkin juga menyukai