H
NIM : 20210610159
Kelas : Akunc-2021-05
2. – Pembelian Tunai
Cara yang pertama untuk memperoleh aktiva tetap adalah dengan membelinya secara
tunai. Saat perusahaan membeli aktiva tetap secara tunai, maka nilai yang tercatat
dalam pembukuan keuangan adalah jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk
membeli aset tersebut.
3. 1. Segi Keuntungan
Jika pengeluaran itu memberikan untung selama lebih dari 1 tahun dalam
arti pengeluaran dapat menambah kegunaan aset itu maka dianggap
sebagai Capital Expenditure, sedangkan jika manfaatnya hanya dalam
tahun yang bersangkutan biasanya pengeluaran itu dianggap sebagai
Revenue Expenditure.
2. Kebiasaan
Jika pengeluaran itu merupakan pengeluaran yang sifatnya lazim dan rutin
dikeluarkan dalam periode tertentu maka dianggap sebagai Revenue
Expenditure sedangkan jika pengeluaran itu tidak lazim maka dianggap
sebagai Capital Expenditure.
3. Jumlah
Jika pengeluaran itu jumlahnya relatif besar dan sifatnya penting, biasanya
dianggap sebagai Capital Expenditur sedangkan jika pengeluaran itu
relatif kecil maka dianggap sebagai Revenue Expenditur.
4. Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva atau aset tak berwujud, yaitu adalah:
- Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan yang
diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
- Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya dari klaim untuk
menerima kas atau ekuivalen kas di masa mendatang.
- Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa dalam
kurun waktu bertahun-tahun.
Penggolongan Aset tak berwujud:
1. Paten
Salah satu contoh dari aset tidak berwujud yaitu paten. Paten merupakan hak yang
diberikan kepada perusahaan untuk melakukan produksi. Paten juga dapat
memberikan hak untuk menjual suatu penemuan dalam jangka waktu tertentu.
Lantas bagaimana sebenarnya cara untuk menentukan nilai dari paten?
Nilai dari peten ditentukan oleh biaya yang telah dikeluarkan hingga mendapatkan
paten tersebut. Usia atau umur dari paten dapat dihitung lebih dari satu tahun,
sehingga paten dapat digolongkan sebagai salah satu aset tidak berwujud.
2. Hak Cipta/Copyright
Salah satu contoh dan jenis aset tak berwujud yaitu hak cipta yang dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah copyright. Hak cipta merupakan hal yang diberikan
oleh pemerintah atas kepemilikan hak cipta untuk menghasilkan, memperbanyak
dan menjual karya seni atau publikasi.
Nilai dari hak cipta dapat ditentukan berdasarkan beberapa faktor, namun kurang
lebih sama dengan paten. Nilai dari hak cipta ditentukan oleh seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hak cipta itu sendiri.
4. Goodwill
Jenis aset tak berwujud selanjutnya yaitu goodwill. Goodwill dapat muncul karena
pembelian aset yang harganya lebih tinggi dari harga yang ada di pasaran. Nah,
selisih dari harga yang didapatkan antara pembelian aset dengan harga pasar dapat
dihitung sebagai goodwill. Pembelian aset yang terjadi merupakan pembelian dari
bisnis lain.
5. Perjanjian Waralaba/Franchise
Jenis terakhir dari aset tak berwujud adalah franchise. Franchise atau waralaba
merupakan perjanjian secara kontrak antara pihak yang mengambil franchise
dengan pihak yang memberikan franchise. Franchise dapat berupa hak menjual
produk, hak penyediaan jasa atau hak penggunaan merk dagang tertentu.
Contohnya kamu akan membuka franchise sebuah warung seblak, kamu harus
melakukan kerja sama dengan pemilik franchise warung seblak dan melakukan
kerjasama. Sementara itu, nilai dari franchise dapat ditentukan dari biaya yang
dikeluarkan untuk mengambil franchise itu sendiri.