Anda di halaman 1dari 86

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN

PERILAKU SEKSUAL
STUDI KASUS: SISWA ISLAM SEKOLAH MENENGAH ATAS TIGA
PANDEGLANG (SMAN 3 PANDEGLANG)
LABUAN – PANDEGLANG - BANTEN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ahmad Egits Giatsudint


1110111000023

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSRTAKSI

Skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Religiusitas Dengan Perilaku


Seksual Studi Kasus: Siswa Islam Sekolah Menengah Atas Tiga Pandeglang
(SMAN 3 Pandeglang)” ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara religiusitas dengan perilaku seksual. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan cara menyebar angket kepada 278 responden. Populasi yang
diambil dalam penelitian ini adalah SMAN 3 Pandeglang. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah cluster sampling dengan cara lotere atau mengundi
nama-nama siswa dengan acak. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan analisis korelasi sperman dan kendall. Temuan dari studi ini
menunjukan bahwa secara deskriptif perilaku seksual yang dilakukan oleh siswa
SMAN 3 Pandeglang meliputi: sebanyak 89.6% pernah berpegangan tangan,
78.8% pernah berpelukan, 75.5% pernah berciuman , 63.2% pernah necking,
57.6% pernah petting, 47.8% pernah oral , dan 15.2% pernah melakukan
hubungan seksual atau intercourse. Sementara itu analisis sperman dan Kendal
menunjukan r = -.335 dan -.413, yaitu terdapat hubungan negatif. Hal ini berarti
bahwa semakin religius seseorang maka akan semakin rendah seseorang
berperilaku seksual, begitu sebaliknya jika tingkat religiusitas seseorang rendah
maka akan semakin tinggi kemungkinan perilaku seksualnya dengan sig (p) =
0.000 < 0.01 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas
dengan perilaku seksual.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan atas

segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam Allah SWT. semoga selalu

terlimpahkan dan senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya’ wal

Mursalin Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan

para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti

sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata

hasil dari “jerih payah” penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu terwujud

berkat adanya usaha dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak lupa untuk

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Bapak Prof. Bachtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Iim Halimatusa’diyah selaku Pembimbing, terima kasih yang

sebanyak-banyaknya atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan

dengan sangat sabar, teliti, ikhlas dan tulus.

3. Kelompok Diskusi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), KASOGI (Kajian

Sosiologi), yang memberikan ruang untuk mendapatkan ilmu dan

pengetahuan luas.
4. Terima kasih banyak kepada Yunda Diana dan Kanda Haikal yang telah

bersedia meminjamkan laptopnya dalam proses penyusunan skripsi ini dan

memberikan semangat hebat yang tak henti-hentinya, dan kepada sahabati

Sufi Alfida yang telah mengajarkan sedikit banyaknya mengenai rumus

statistik.

5. Kepada Ayahanda saya yang tidak pernah saya lihat (Alm) Kurdi Jumroni

Firdaus dan Bunda saya Diah Saadiah yang selalu mendoakan saya untuk

menjadi anak yang sukses, jujur, cerdas dan religius serta kepada kaka

saya yang pertama Iiz Izmudian yang sedang menempuh program Doktor

di Pasca Sarjana UIN Jakarta yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan baik moril maupun materil. Dan untuk kaka-kaka saya yang

lainnya Nunu Aenudin, Aat Royhatudin, Inayah, Eri Qusaeri, Ucu

Kholisoh, Ihad Jihadul Umam.

6. Terima kasih kepada kepada Kepala Sekolah SMAN 3 Pandeglang yang

telah memberikan izin dalam pengambilan data. Kepada Bpk. Kamaludin

yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti. Tidak lupa terima kasih kepada Dede Rifti dan

Sefty yang membantu dalam proses pengambilan data, informasi dan

tentunya kepada adik-adik SMAN 3 Pandeglang yang ikut berpartisipasi

dalam penelitian ini terima kasih sebanyak-banyaknya tanpa kalian tidak

mungkin skripsi ini terselesaikan.

7. Semua teman – teman sosiologi angaktan 2010 yang akan saya sebutkan

satu persatu: Diana, Aisyah, Ali, Hilman, Haikal Bokir, Irzan, Laila, Lilo,
Mahfud, Maman, Mariam, May, Mega, Nuni, Nurhidayah, Ogie, Ratih,

Renggi, Riza, Robi, Rusdi, Rian, Saskya, Siti, Sufi, Tamy, Yusup

(pake“P”), Upi, Wira Johno dan Zizah.

Harapan dan do’a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua

pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini serta mendapatkan

balasan yang lebih baik dan berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis juga

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,

penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata

bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.


Nikmatilah prosesnya bukan hasilnya.
Berawal dari keyakinan, usaha dan sampailah kelak.
Tak akan sampai seseorang tanpa berlari, hanya 1 orang
yang tak pernah jatuh
Ialah …
Orang yang tidak pernah “berlari”

KUPERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUAKU:


AYAHANDA ALM. KURDI JUMRONI
BUNDA DIAH SAADIAH
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… ix
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………. x

BAB I: PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ……………………………………… 1


B. Pertanyaan Masalah ……………………………………… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………….. 5
D. Tinjauan Pustaka ………………………………………… 5
E. Kerangka Teori ………………………………………….. 18
F. Definisi Operasional ……………………………………… 11
G. Hipotesis ………………………………………………… 22
H. Metode Penelitian ……………………………………….. 23
I. Sistematika Penulisan …………………………………… 30
BAB II: GAMBARAN UMUM SMAN 3 PANDEGLANG
A. Sejarah SMAN 3 Pandeglang ………………………….. 32
B. Data-Data dan Kondisi ………………………………… 32
1. Tenaga Pengajar …………………………………… 33
2. Siswa ………………………………………………. 37
C. Ekstrakulikuler ………………………………………… 39
D. Tata tertib ……………………………………………… 40

BAB III: ANALISIS DESKRIPTIF


A. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………… 42
B. Analisis Deskriptif …………………………………….. 45
1. Profil Responden ………………………………….. 45
2. Religiusitas Responden …………………………… 46
3. Perilaku Seksual Responden ……………………… 50
BAB IV: ANALISIS INFERENSIAL

A. Uji Sperman dan Kendall …………………………… 56


B. Analisis Data ……………………………………….. 58

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran………………………………. 59

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel I.D.1 Perbedaan Tinjauan Pustaka…………………………… 11


Tabel I.H.1 Populasi Penelitian……………………………………… 23
Tabel I.H.2 Penarikan Sampel………………………………………. 25
Tabel I.H.3 Skala Pengukuran………………………………………. 27
Tabel I.H.4 Operasionalisasi Konsep Religiusitas………………….. 27
Tabel I.H.5 Operasionalisasi Konsep Perilaku Seksual…………….. 29
Tabel II.B.1 Data Tenaga Pengajar………………………………….. 33
Tabel II.B.4 Kondisi Kekurangan dan Kelebihan Tenaga Pengajar… 35
Tabel II.B.5 Data Karyawan………………………………………… 36
Tabel II.B.6 Data Keluar Masuk Siswa……………………………… 37
Tabel II.B.9 Ekstrakulikuler dan Pembimbingnya…………………… 40
Tabel III.A.1 Uji Validitas……………………………………………. 43
Tabel III.A.2 Uji Reliabilitas…………………………………………… 44
Tabel III.B.1 Profil Responden……………………………………….. 45
Tabel IV.A.1 Jenis Kelamin dan Religiusitas ………………………… 56
Tabel IV.A.2 Jenis Kelamin dan Perilaku Seksual …………………… 57
Tabel IV.B.1 Uji Normalitas …………………………………………. 57
Tabel IV.B.2 Test Sperman dan Kendall ……………………………… 58
Tabel IV.B.3 Tingkat Kategori Korelasi ……………………………… 58
DAFTAR GRAFIK

Grafik II.B.2 Jenis Kelamin Tenaga Pengajar……………………. 33


Grafik II.B.3 Lulusan Tenaga Pengajar………………………... 34
Grafik II.B.7 Siswa Yang Keluar Tiap Bulan……………………. 36
Grafik II.B.8 Kelas Ekonomi Orang Tua Murid…………………. 37
Grafik III.B.2 Jenis Kelamin Responden………………………… 45
Grafik III.B.3 Responden Tiap Kelas……………………………. 46
Grafik III.B.4 Umur Responden…………………………………. 46
Grafik III.B.5 Frekuensi Pacaran…………………………………. 47
Grafik III.B.6 Tempat Pacaran……………………………………. 47
Grafik III.B.7 Percaya Jin dan Setan ……………………………... 48
Grafik III.B.8 Percaya Surga dan Neraka ………………………… 48
Grafik III.B.9 Shalat Wajib ……………………………………….. 49
Grafik.III.B10 Puasa Ramadhan ……………………………………49
Grafik III.B.11 Diskusi Agama ……………………………………. 50
Grafik III.B.12 Berkata Jujur ……………………………………….50
Grafik III. B.13 Pegangan Tangan…………………………………....51
Grafik III.B.14 Perlukan…………………………………………… 51
Grafik III.B. 15 Berciuman…………………………………………. 52
Grafik III.B.16 Necking …………………………………………… 52
Grafik III. B.17 Petting ……………………………………………. 53
Grafik III.B.18 Oral ………………………………………………. 53
Grafik III.B.19 Intercourse ……………………………………….. 54
Grafik III.B.20 Pertama Melakukan Seks…………………………. 54
Grafik III.B.21 Pasangan Seks……………………………………. 55
Grafik III.B.22 Tempat Melakukan Seks………………………….. 55
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara

religiusitas para siswa SMAN 3 Pandelang dengan perilaku seksual dan mencoba

mengukur apakah ada dan seberapa besar hubungan tingkat religiusitas dengan

perilaku seksual dikalangan siswa Sekolah Menengah Atas.

Religiusitas merupakan sebuah konsep yang tidak terlepas dari agama atau

kepercayaan, dan agama adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan

manusia untuk mengatur kehidupan manusia baik secara pribadi maupun sosial.

Walaupun Marx menganggap bahwa agama sebagai “candu” (Giddens 1986:252),

namun agama juga merupakan hal terpenting untuk manusia melakukan

internalisasi doktrin dan nilai dalam dirinya dan memiliki fungsi vertikal maupun

horizontal yaitu hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. Dan

agama juga merupakan sarana untuk memperoleh legitimasi sosial yaitu

mendapatkan pengakuan identitas untuk menjadi bagian dari masyarakat dan

warga negara (Tumanggor 2004:39). Begitu juga Islam telah mengatur mengenai

hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama salah satunya perilaku seksual

pranikah seperti firman Allah SWT:

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Q-S Al Isro’ 32).
Dan sabda Rasul:

1
Tidak akan berzina seorang dalam keadaan beriman di waktu melakukan
perzinaan. Dan tidak akan mencuri seseorang dalam keadaan beriman di
waktu mencuri. Dan tidak akan minum khomer seseorang di waktu
beriman diwaktu meminumnya.

Firman dan Sabda di atas kurang lebih bermakna bahwa perilaku seksual

adalah hal yang dilarang oleh agama, bahkan mendekati zina saja menurut ajaran

Islam adalah perbuatan keji yang hanya akan memberikan jalan sesat.

Namun pada zaman sekarang ini pengertian Muslim semakin terkikis,

sehingga yang tinggal hanya peribadatan formal dan ritual keagamaan yang tidak

memiliki dampak positif di kehidupan sosial (Qhutb 1992:ix). Banyak yang

mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki

budaya budaya Timur, namun sekarang dianggap terjadinya pergeseran budaya

yang beralih ke budaya Barat. Menurut Sztompka terjadinya “westernisasi” atau

beralih kiblat ke Barat mengakibatkan pola budaya yang baru dan “kepuasan

baru” dari penetrasi kultur Barat modern (Sztompka 2010:108).

Jika dilihat Indonesia adalah negara yang mayoritas muslim dan salah satu

negara dengan jumlah penduduk terbesar dengan presentase umur 10 sampai 19

tahun (definisi WHO untuk remaja) sekitar 66 juta anak remaja atau 29.5% pada

tahun 2003 (Wuri 2013). Disamping semakin bertambahnya dari tahun ke tahun

jumlah penduduk Indonesia khususnya kategori anak remaja, budaya seks bebas

di kalangan remaja atau pelajar juga mulai mengancam masa depan bangsa

Indonesia.

Pendataan yang dilakukan oleh Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-

Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

2
mengatakan kasus tersebut menunjukkan peningkatan yang semakin miris. Di

tahun 2005 Yayasan DKT Indonesia melakukan penelitian tentang perilaku

seksual remaja. DKT memfokuskan penelitiannya di empat kota besar antara lain:

Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Medan. Hasilnya menunjukan bahwa di

Jabodetabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52% remaja telah

melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Selain itu Komnas Perlindungan

Anak (KPAI) di 33 Provinsi pada bulan Januari-Juni 2008 menyimpulkan empat

hal: Pertama, 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno. Kedua,

93.7% remaja SMP dan SMA pernah ciuman, genital stimulation (meraba alat

kelamin) dan oral seks. Ketiga, 62.7% remaja SMP tidak perawan dan yang

terakhir, 21.2% remaja mengaku pernah aborsi (Masri 2010).

Sementara itu perilaku seksual dikalangan remaja khususnya di daerah

Banten juga menunjukan angka yang memprihatinkan. Dari 2.408 Wanita Pekerja

Seks (WPS) di Banten sekitar lebih 40 persen di dominasi oleh WPS berusia

remaja yakni berusia antara 16-20 tahun (Kab. Tangerang, Lebak, Tangerang

Selatan, Kota Tangerang, Cilegon, Serang). Data tersebut minus kabupaten

Pandeglang karena Pandeglang belum dilakukan pendataan. Para WPS belia ini

masih duduk di bangku sekolah SMP dan SMA (Mulyawan 2012). Dari data

tersebut menunjukan bahwa maraknya para WPS terutama pada anak yang masih

sekolah akan sangat membahayakan generasi muda selanjutnya.

Data di atas menunjukan kenyataan yang sangat miris sekali karena

Indonesia adalah negara mayoritas Muslim yang sangat menentang sekali perilaku

seks bebas dan diluar nikah. Terutama untuk daerah Pandeglang-Banten yang

3
mayorias penduduknya Muslim. Hal ini juga nampaknya menunjukan adanya

kondisi kontradiktif mengenai perilaku-perilaku keagamaan dengan perilaku

seksual di kalangan remaja tepatnya di kecamatan Labuan kabupaten Pandeglang.

Banten khususnya Pandeglang adalah daerah yang masih kental dengan

masyarakat yang religius, masih banyak berdirinya pesantren, budaya-budaya

keagamaannya seperti ritual-ritual, masih banyaknya para pengguna ilmu-ilmu

gaib, budaya mengaji dikalangan anak-anak dan remaja yang masih kuat.

Informasi dari beberapa siswa dimana studi ini dilakukan juga menunjukan bahwa

sering terjadi kehamilan di luar pernikahan yang dialami beberapa murid SMP

atau SMA yang tidak kurang dari 1 sampai 3 anak tiap bulan melakukan

pernikahan yang didasarkan atas kehamilan yang tidak diinginkan (Sefty, Riki,

Diki : Kelas XII).

Dari beberapa alasan di atas, peneliti sangat tertarik untuk mengangkat

masalah bagaiamana hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual, karena

meskipun banyak sekali para anak sekolah yang “terlihat” religius, disatu sisi

beberapa perilakunya tidak mencerminkan religius. Memang ada perdebatan

penting di kalangan umat Islam mengenai sifat dan isi komitmen terhadap

religiusitas yang harus ditunjukan oleh seorang Muslim, dan salah satu klaim

penting dalam perdebatan ini adalah bagaiamana menjadi seorang muslim yang

harus memiliki bukti kesalehan pada tingkat etika, perilaku, dan sikap. (Riaz

2006:43-44).

4
B. Pertanyaan Penelitian

Dari permasalah yang diangkat, maka ada beberapa pertanyaan yang hendak

diuji sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual siswa

SMAN 3 Pandeglang?

2. Seberapa besar hubungan religiusitas terhadap perilaku seksual siswa

SMAN 3 Pandeglang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara religiusitas dengan perilaku seks dan seberapa besar hubungan antara

religiusitas dengan perilaku seksual. Dan semoga penelitian ini menghasilkan:

1. Manfaat akademik: Dalam penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangsih bagi kajian sosiologi agama khususnya dalam menganalisis

perilaku menyimpang yang secara teoritis, agama berperan sebagai

kontrol sosial.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: Sebagai wacana memberikan

informasi dan gambaran secara objektif tentang hubungan religiusitas

dengan perilaku seksual, dan dapat digunakan sebagai panduan dan

referensi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta khususnya

Jurusan Sosiologi.

D. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian tentang religiusitas dan perilaku seksual telah banyak

dilakukan. Pertama, J. Timothy Woodroif (1986) yang meneliti Reference

5
Groups, Religiosity, and Premarital Sexual Behavior (Referensi Group,

Religiusitas, dan Perilaku Seksual Pranikah). Penelitian ini fokus pada bagaimana

pengaruh teman dekat dan religiusitas berpengaruh terhadap perilaku seks remaja

pada mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan denga cara pengiriman ke

departemen Psikologi selama minggu. Secara keseluruhan, 603 subyek

berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari penelitian ini ditemukan hubungan

signifikan antara responden yang memiliki teman-teman yang jarang pergi ke

gereja cenderung lebih sering melakukan hubungan seksual dari pada mereka

yang memiliki teman yang sering ke gereja dan sebelas kali beresiko lebih sering

melakukan hubungan seksual. Selain pengaruh teman ternyata ditemukan juga

pengaruh orang tua yaitu pada orang tua responden yang termasuk anggota Gereja

Kristus, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat perilaku

seksual. Meskipun pengaruh orang tua dan teman sebaya sangat kuat namun

pengaruh yang paling besar terletak pada pengaruh teman sebaya terhadap

perilaku seksual.

Kedua, penelitian Ellen H. Zaleski dan Kathleen M. Schiaffino (2000)

dengan judul Religiosity and Sexual Risk-taking Behavior During TheTransition

to College (Religiusitas dan Perilaku Seksual Beresiko Pada Masa Transisi ke

Perguruan Tinggi). Penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh

religiusitas seseorang terhadap perilaku seksual beresiko sebelum menikah.

Sebanyak 231 responden berpartisipasi yang berasal dari Universitas Katolik. Dari

sisi usia, mereka merupakan remaja berusia 16-20 tahun. Sampel terdiri dari 93

(41%) laki-laki dan 136 (59%) perempuan. Penelitian ini menemukan efek yang

6
signifikan yaitu pada responden yang memiliki religiusitas intrinsik dan ekstrinsik

lebih rendah cenderung berperilaku seksual yang beresiko terlepas dari jenis

kelamin responden. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan siswa yang

aktif secara seksual memiliki tingkat religiusitas yang lebih rendah dibanding

dengan siswa yang kurang melakukan hubungan seksual. Berarti praktek

keagamaan melindungi seseorang dari perilaku seksual beresiko.

Selanjutnya yang ketiga, penelitian Sharon Scales Rostosky, Brian L.

Wilcox, Margaret Laurie Comer Wright dan Brandy A. Randall (2004) tentang

The Impact of Religiosity on Adolescent Sexual Behavior: A Review of the

Evidence (Dampak Religiusitas pada Perilaku Seksual Anak Remaja: Suatu

Tinjauan Bukti). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak religiusitas

pada perilaku seksual. Sebanyak 100 responden berpartisipasi dalam penelitian

ini. Penelitian ini tidak memilih dan memperhatikan sejauh mana efektifitas

pengajaran pendidikan perilaku seksual dan sekolah yang berbasis keagamaan,

melainkan semua sekolah memiliki kesempatan yang sama dalam pengambilan

sampel. Penelitian ini menemukan bahwa seseorang yang berafiliasi keagamaan

ternyata mampu menunda perilaku seksual dalam jangka waktu tertentu bahkan

sampai menikah.

Keempat, penelitian Melissa A. Farmer, Paul D. Trapnell dan Cindy M.

Meston (2008) dengan judul The Relation Between Sexual Behavior and

Religiosity Subtypes: A Test of the Secularization Hypothesis (Hubungan Antara

Perilaku Seksual dan Religiusitas: Menguji Hipotesis Sekularisasi). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan beberapa subtype religiusitas dengan

7
perilaku seksual. Penggunaan definisi ganda mengenai religiusitas dan dimensi

subtype seperti keyakinan paranormal, spiritual, religiusitas intrinsik dan

fundamentalisme digunakan dalam penelitian ini karena maraknya gerakan

keagamaan. Sebanyak 1.303 mahasiswa yang terdiri dari 975 perempuan dan 470

laki-laki berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner. Perbedaan

signifikan bahwa wanita cenderung lebih percaya dan yakin terhadap paranormal

dan wanita didukung dengan tingkat spiritualitas yang tinggi dari pada pria.

Namun tidak ada perbedaan untuk religiusitas intrinsik atau fundamentalis yang

ditemukan. Perbedaan ditemukan bahwa peserta non religius (agnostik, atheis)

memiliki frekuensi perilaku seksual yang lebih besar dibanding dengan orang-

orang Yahudi dan fundamentalis.

Kelima, penelitian Amy Adamczyk dan Brittany E. Hayes (2012) meneliti

Religion and Sexual Behaviors: Understanding The Influence of Islamic Cultures

and Religious Affiliation for Explaining Sex Outside of Marriage (Agama Dan

Perilaku Seksual: Memahami Pengaruh Kultur Islam dan Keanggotaan Religius

untuk Menjelaskan Seks Di luar Pernikahan). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana perbedaan agama seseorang dengan perilaku seksualnya.

Penelitian ini menggunakan data dari survey kesehatan dan demografi (DHS/

Demographic and Health Survey). Sebanyak 621.753 responden berpartisipasi

dari 31 negara yang terpilih. Penelitian ini menemukan orang yang beragama

Islam dan Hindu cenderung lebih rendah melakukan hubungan seksual pranikah

dibandingkan dengan orang yang beragama Kristen dan Yahudi, dengan

8
presentase 53% orang Muslim lebih rendah dan orang Hindu 40% lebih rendah

dibanding dengan orang Kristen dan Yahudi.

Keenam, tesis Sarma Eko Natalia Sinaga (2012) yang meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada mahasiswa

akademi kesehatan X di Kabupaten Lebak tahun 2012. Penelitiannya mencoba

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual. Metode yang

digunakan adalah kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner dengan populasi 216

mahasiswa tahun 2011/2012 dan sedikitnya 130 orang telah menjadi responden

dengan tekhnik sampling incidental. Dari hasil penelitian dapat dipresentasikan

bahwa beberapa sebab yang telah diuraikan yaitu: sikap sebanyak 61 %

perempuan menganggap perilaku seks hanya dilakukan dengan suami, dan 53%

laki-laki mengangaap bahwa perilaku seks pranikah tidak apa-apa untuk

dilakukan, pengaruh teman sebaya sebanyak 47%. Dan 75.5% taat beragama

mampu mencegah dari perilaku seks, sebanyak 77% tidak mampu mengontrol

diri, sebanyak 50.3% responden mengaku media porno berpengaruh, sebanyak

75.5% responden kurang mengetahui tentang pengetahuan seks, sebanyak 63%

responden mengaku menggunakan peluang atau kesempatan untuk perilaku seks,

dan sedikitnya 9.8% alkohol dan narkoba mendorong untuk berperilaku seks.

Terakhir, tesis Nova Yanti Harefa (2013) yang berjudul “Studi Kualitatif

Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri Di Kota Gunung Sitoli Tahun 2013”.

Penelitian ini mencoba untuk mencari penyebab paling dekat mengapa remaja

putri melakukan perilaku seks pranikah. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data

9
dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam serta percakapan

percakapan informal pada informan yang berumur 15-26 tahun. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab mereka dalam perilaku

reproduksi yang tidak sehat adalah membuktikan rasa cinta kepada pacarnya,

ketidakmampuan dalam menahan dorongan seksual dalam dirinya serta kontrol

sosial yang longgar.

Terkait dengan beberapa penelitian sebelumnya mengenai perilaku seksual

dan religiusitas terdapat perbedaan dengan penelitian ini. Selain perbedaan lokasi

penelitian. Pertama Untuk Timothy Woodroif memfokuskan pada pengaruh

teman dekat dan orang tua dalam relgiusitas seseorang dengan perilaku seksual.

Kedua untuk penelitian Ellen H. Zaleski dan Kathleen M. Schiaffino membagi

religiusitas kedalam dua dimensi yaitu religiusitas intrinsik dan ekstrinsik ,

sedangkan penelitian ini menggunakan lima dimensi religiusitas dan tingkatan

perilaku seksual. Ketiga oleh Sharon Scales Rostosky, Wilcox, Margaret dan

Randall hanya melihat religiusitas pada afiliasi keagamaan gereja saja. Keempat

Melissa, Paul D. Trapnell dan Cindy M. Meston mendefiniskan religiusitas

terbagi dalam dimensi kepercayaan paranormal, spiritual, intrinsik dan

fundamentalisme. Kelima Amy Adamczyk dan Brittany E. Hayes berfokus pada

perilaku seksual sebelum menikah dilihat dari perbandingan atau perbedaan

agama yaitu Islam, Hindu, Kristen dan Yahudi. Keenam dan ketujuh Eko Sinaga

dan Harefa sama-sama mencari faktor seseorang melakukan perilaku seksual

namun untuk Harefa menggunakan studi kualitatif. Penelitian yang dilakukan

peneliti juga memiliki perbedaan lain fokus penelitian ini pada anak yang masih

10
duduk di Sekolah Menengah Atas dan membagi diimensi religiusitas kedalam

lima dimensi.

Gambaran perbedaan dari beberapa literature riview di atas secara umum

dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Tabel I. D.1
Tabel Perbedaan Tinjauan Pustaka

Thimothy
- Religiusitas dan
Peer Group
- non SMA
- non Muslim
Ellen, Zaleski, Kathelen
Nofa
- non Muslim
- Faktor Perilaku - non SMA
Seksual
- Religiusitas intrinsik
-Kualitatif dan ekstrinsik

STUDI INI :
- Objek anak Sekolah Menengah Atas
- Fokus Orang yang beragama Islam
- Lokasi Penelitian yang berebeda
- Dimensi Religiusitas: Keyakinan, Sharon, Brian, Wright,
Natalia Randall
Ritual, Pengetahuan, Pengalaman,
- Faktor periaku Konsekuensi. - Afiliasi Keagamaan
seksual
- Level Prilaku Seksual I - VII - non Muslim

Amy, Hayes
Melisa, Paul, Meston
- Peerbandingan
- Subtype Religiusi:
Agama yang
Paranorman,
berbeda terhadap
Spiritual, Intrinsik,
perilaku seksual
Fundamentalis

11
E. KerangkaTeori

1. Agama Sebagai Kontrol Sosial

Kontrol sosial adalah suatu alat untuk mengatur kehidupan manusia yang

di dalamnya terdiri dari komponen-komponen seperti: aturan, otoritas, nilai,

norma, adat, asumsi masyarakat, hokum positif dan salah satunya adalah agama.

Konsep kontrol sosial muncul pada awal 1900-an oleh EA Ross yaitu salah satu

pendiri sosiologi Amerika. Kontrol sosial di konseptualisasikan sebagai teori yang

membentuk mekanisme untuk mengatur masyarakat yang memfokuskan pada

perilaku yang dianggap menyimpang, sesuatu yang dianggap benar dan salah, dan

apa yang dianggap melanggar hukum (Adler−Mueller−Laufer−Grekul 2009:164).

Donald Black seorang sosiolog hukum melihat bahwa untuk menjaga

manusia dari perilaku menyimpang dibutuhkannya kontrol sosial dan kontrol

sosial harus dibentuk. Maka terbentuknya kontrol sosial ketika sekelompok orang

atau masyarakat telah memegang standar nilai yang sama

(Adler−Mueller−Laufer−Grekul 2009:165).

Setelah terbentuknya kontrol sosial, Menurut pandangan Hirchi dengan

memberikan seperangkat nilai dan moral dari doktrin-doktrin agama dari

masyarakat adalah proses sosialisasi untuk belajar menjadi masyarakat yang baik.

Agama menjadi sangat penting sebagai agen sosialisasi yang bisa diinternalisasi

oleh individu untuk ketenangan, dan keselamatan, disamping itu pula agama

mengintegrasikan seseorang ke dalam jaringan masyarakat, sehingga secara sadar

maupun tidak sadar seseorang akan terikat dengan kekuatan sosial (Steven

2006:407). Hirshi juga mengemukakan bahwa kontrol sosial akan terbentuk jika

12
terjadinya sosialisasi yang di dalamnya meliputi komitmen, keterikatan,

keyakinan dan yang paling penting adalah keterlibatan. Dari keterlibatan ini

seseorang akan terbentuk identitas dan penilaian masyarakat

(Adler−Mueller−Laufer−Grekul 2009:169). Yakni ketika seseorang akan

melakukan perbuatan menyimpang dalam konteks ini adalah perilaku seksual

maka seseorang itu cenderung merasa bersalah kepada masyarakat, mengkhianati

masyarakat, merasa malu, dan merasa takut dihukum dan merasa dirinya tidak

pantas untuk menjadi bagian dari masyarakat (Adler−Mueller−Laufer−Grekul

2009:172).

Setelah agama berhasil disosialisasikan maka masyarakat telah

menginternalisasi secara langsung maupun tidak langsung yang akan memberikan

kontrol internal dan eksternal seperti yang dikemukan Cesare Beccaria dan

Jeremy Bentham, bahwa manusia yang dipengaruhi oleh doktrin agama akan

menjadi proses pengambilan keputusan dari apa yang akan dilakukan. Maka

seseorang akan takut melakukan perbuatan menyimpang karena akan merasa

mengecewakan masyarakat, mengkhianati masyarakat dari nilai yang telah

disepakati (Adler−Mueller−Laufer−Grekul 2009:166).

Menurut teori kontrol sosial pula jika seseorang memiliki ikatan yang

kuat terhadap masyarakat yang disosialisasikan dari nilai agama, maka seseorang

itu cenderung melindungi dirinya dari perilaku seksual karena perilaku seksual

sebelum menikah dianggap sebagai perilaku yang dilarang oleh nilai masyarakat

dan agama. Seseorang akan cenderung malu, takut terhadap penilaian dan

hukuman masyarakat yang ditujukan untuk dirinya.

13
Matriks I.E.1
Skema Agama Sebagai Kontrol Sosial

SOSIALISASI INTERAKSI

KONTROL
DIBENTUK DGN SOSIAL
STANDAR AGAMA INTERNALISASI
YANG SAMA
MASYARAKAT

IDENTITAS
DAN KONTROL
PENILAIAN EKSTERNAL
MASYARAKAT

Fungsi agama diatas telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa

penelitian. Sudah banyak penelitian yang menghubungkan antara religiusitas dan

perilaku seksual diantaranya adalah bahwa semakin religiusitas seseorang akan

mampu terhindar dan mampu menunda hubungan seksual bahkan sampai menikah

(Cradwell 1969) dan orang yang masuk dalam afiliasi keagamaan cenderung

menghindari perilaku seksual dibandingkan dengan orang yang tidak termasuk

dalam afiliasi keagaman (K. Jones , Jacqueline, Susheela 2004), (Rostosky,

Wilcox, Wright and Randall 2004). Maka dari itu, penelitian ini ingin menguji

kembali hubugan religiusitas dan perilaku seksual pada anak SMAN 3

Pandeglang.

F. Definisi Operasional

Untuk menguji teori diatas, peneliti terlebih dahulu harus

mendefinisikan religiusitas dan perilaku seksual agar tidak menimbulkan

kesalahpahaman dalam Penelitian. Yang pertama Religiusitas untuk mengukur

14
dan mengkategorikan dimensi seseorang yang bisa dikatakan religius, dan

tingkatan perilaku seksual mulai dari level I sampai level VII.

1. Religiusitas

a. Pengertian Religiusitas

Perlu kita bedakan antara religion dan religious. Dalam kamus besar

bahasa Inggris-Indonesia religion berarti agama, dan religious berarti iman

seseorang yang berhubungan dengan agama atau seseorang yang saleh yang taat

terhadap agamanya (Echols dan Shadily 2005:476). Agama itu sendiri berasal

dari bahasa sanksekerta yang berarti “a” ialah tidak dan “gama” yang berarti

kacau berarti agama memilik arti secara teks “tidak kacau” dan secara istilah bisa

diartikan seperangkat aturan, pedoman, dan ajaran untuk menuntun manusia pada

kehidupan yang teratur atau tidak kacau (Ismail 1997:28). Secara singkat

religiusitas dapat diartikan orang meyakini dan mengakui adanya Tuhan sang

pencipta dan kepada-Nya manusia berserah diri dengan melaksanakan perintah-

Nya dan menjauhi larangann-Nya.

Mengenai konsep dan batasan tentang keberagamaan atau tentang

religisuitas setiap orang memiliki definisi yang tidak sama. Maka dari itu kita

harus melihat dan memberi batasan “keberagamaan” seseorang (Robertson

1995:295).

b. Dimensi – Dimensi Religiusitas

Menurut Sark dan Glock dimensi religiusitas dapat dibedakan dalam lima

hal, dan lima hal ini dapat digolongkan dari berbagai agama di dunia khususnya

15
agama Islam. Lima dimensi itu ialah keyakinan, praktek keagamaan, pengalaman,

pengetahuan, dan konsekuensi (Robetson 1995: 295).

1). Dimensi keyakinan

Dimensi keyakinan adalah dimensi yang berisi harapan dimana orang

yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis dan kepercayaan

tertentu, mengikuti doktrin agama dan ajaran agama. Namun ruang lingkup

keyakinan ini bervariasi bukan hanya doktrin agama melainkan tradisi-tradisi

agama pula (Robertson 1995:295). Dalam Islam khususnya untuk penelitian ini

ada kepercayaan yang pokok dan mendasar yaitu percaya kepada Allah, para

malaikat, kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul, hari akhir (surga dan neraka), qadha

dan qadhar.

2). Dimensi Praktek Agama

Dimensi ini mencakup perilaku keagamaan, praktek keagamaan, untuk

menunjukan komitmen seseorang terhadap perintah agama yang dianutnya.

Komitmen terhadap keagamaan dalam dimensi ini terbagi kedalam dua kelas

penting yang pertama adalah ritual yang mengacu pada seperangkat ritus atau

tindakan keagamaan yang secara formal yang dianggap praktek suci yang

dimana semua umatnya diharapkan melaksanakan ritual ini. Dan yang kedua

adalah ketaatan. Selain ritual tadi yang bersifat publik maka ada pula tindakan

persembahan yang bersifat personal dan informal yang memiliki khas pribadi

(Robertson 1995:295). Dalam analisis sosiologis, dimensi ini memainkan peran

penting dalam mempertahankan identitas agama, komunitas dan insitutsi.

Partisipasi dalam ritual berperan sebagai proses sosialisasi individu untuk

16
menerima secara tidak sadar nilai-nilai kebersamaan (Hassan 2006:50). Dalam

Penelitian ini digunakan definisi praktek keagamaan yaitu shalat lima waktu,

shalat sunah, mengaji, puasa ramadhan, dan zakat. Praktek keagamaan ini

diambil berdasarkan pola keteraturan pelaksanaanya (Hassan 2006:51).

3). Dimensi pengalaman

Dimensi ini memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung

pengharapan tertentu walaupun tidak tepat jika kita katakan bahwa seseorang

yang taat beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pada kekuatan

yang supranatural dan mencapai pada pengetahuan tertentu. Dimensi ini

berkaitan dengan kekuatan supernatural, persepsi seseorang terhadap kekuatan

diluar dirinya, sensasi-sensasi yang menurutnya dirasakan terhadap ensensi

Tuhan (Robertson 1995:296). Dalam konteks Islam seperti merasakan kehadiran

Allah, merasa malaikat mengawasi, merasa setan selalu menggoda, dan takut

balasan Allah.

4). Dimensi Pengetahuan

Dimensi ini berhubungan dengan paling tidak sejauh mana seseorang

memiliki pengetahuan tentang agama yang mendasar seperti kitab suci, tradisi-

tradisi, juga pengetahuan tentang keyakinan dasar walaupun keyakinan itu tidak

perlu diikuti oleh pengetahuan, juga sebaliknya pengetahuan tidak selalu

bersandar pada keyakinan (Robertson 1995:297). Dalam konteks agama Islam

pengetahuan dasar seperti rukun iman, rukun Islam, nama-nama nabi-nabi dan

malaikat yang wajib diketahui. Pada penelitian ini digunakan pertanyaan seperti

17
seberapa sering orang mendengarkan ceramah tentang pengetahuan Islam,

membaca buku tentang Islam, dan memahami ayat Al-Quran.

5). Dimensi Konsekuensi

Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat dari keyakinan, praktek,

pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama

banyak yang menggariskan bahwa pemeluknya harus berfikir dan bertindak

dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi

agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal

dari agama itu sendiri (Robertson 1995:298). Namun ada beberapa aspek dari

dampak yang bisa diambil untuk penelitian ini seperti selalu menolong sesama

manusia, selalu berkata jujur, dan saling memaafkan adalah bagian dari dimensi

konsekuensi (Ancok dan Suroso 1995:80).

2. Perilaku Seksual

a. Pengertian Perilaku Seksual

Behavior atau perilaku bisa diartikan sebagai sebuah cara respon

seseorang untuk beraksi, bertindak, terhadap objek baik itu benda maupun

manusia yang memiliki sifat diferensial atau sifat yang berbeda. Perilaku harus

dilihat dalam konteks referensi sebuah fenomena dan hal ini dapat dilihat dari

referensi masyarakat atau benda yang bersifat baik dan buruk atau normal dan

abnormal menurut masyarakat (Winsom 2000:9).

Dalam kamus besar John M. Echols (2005) sex memliki arti jenis

kelamin yang berarti lebih bersifat biologis, sexual memilik arti nafsu

bersetubuh atau nafsu kelamin atau gairah sahwat, dan sexy memiliki arti

18
menggairahkan atau menggiurkan. Sedangkan Seksualitas merujuk pada

pembedaan aktivitas seksual yang merupakan suatu ekspresi untuk

mencerminkan kejantanan atau kewanitaannya yang merangkum aspek seperti

perasaan, pemikiran, sikap, dan tingkah lakunya (Pani 2007:2). Tidak jauh

berbeda, Masland Jr dan David Esrridge mengartikan seksualitas sebagai 1)

aktivitas , perasaan, dan sikap yang dihubungkan dengan kegiatan hubungan

seks dan 2) bagaiamana laki-laki dan perempuan berintearaksi dalam

berhubungan.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual adalah tingkah laku atau cara

bertindak yang dilakukan oleh seseorang sebagai respon atas dasar hasrat

seksual (nafsu sahwat) terhadap objek seksualnya yang bisa saja setiap orang

memiliki seksualitas (selera) yang berbeda-beda.

b. Tingkatan Perilaku Seks

Ada beberapa perilaku seksual yang bisa dikategorikan mulai dari yang

ringan sampai yang berat seperti disebutkan oleh Vernert dan Steward (Dalam

Huang dan Uba 1992:232) yang dirumuskan sebagai berikut: pada tingkat I

holding hand (memegang tangan, dan sekitar tangan ), tingkat II pelukan, tingkat

III kissing, tingkat IV Necking, tingkat V Petting, tingakat VI Oral Seks dan

tingakt VII intercourse.

1). Pegangan Tangan

Berpegangan tangan lumrah dilakukan oleh sepasang kekasih dan tahap

ini adalah tahap awal dimana dapat dikatakan sebagai bentuk hubungan seksual

yang ringan.

19
2). Berpelukan

Berepelukan adalah tahap selanjutnya setelah berpegangan tangan. Setiap

pasangan melakukan hal ini biasanya dengan alasan butuh kehangatan, ingin

merangkul badan pasangannya, ingin kenyamanan, dan berbagai alasan lainnya.

Pada tingkat aktivitas ini hanya dilakukan dengan berpelukan saja tanpa

melakukan aktivitas lainnya seperti mencium atau meraba.

3). Berciuman

Berciuman adalah aktivitas mempertemukan antara bibir satu dengan

bibir pasangannya namun pada tahap awal biasanya seseorang hanya akan

mencium bagian pipi saja sebelum melakukan dengan bibir. Seseorang

berciuman dengan bibir terbuka dan saling memasukan lidah ke dalam mulut

pasangannya disebut dengan Soul Kiss atau Frenc Kiss. (Masland dan Esrridge

2000:79).

4). Necking

Necking adalah aktifitas berpelukan namun sekaligus mencium bagian

wajah dan leher namun tidak disertai dengan meraba-raba bagian daerah sensitif

ketika aktifitas ini berlangsung (Masland dan Esrridge 2000:79).

5). Petting

Petting adalah aktivitas yang dilakukan oleh kedua pasangan dengan cara

memeluk namun disertai dengan aktivitas mencium leher, bibir meraba bagian

tubuh yang sensitif seperti payudara dan alat kelamin dan sekaligus

menempelkan alat kelamin kepada pasangannya baik dalam keadaan memakai

busana atau tidak (Masland dan Esrridge 2000:79).

20
6). Oral Seks

Oral seks adalah sebuah aktifitas untuk rangasangan dengan mulut pada

vagina atau penis pasangannya. Jika yang melakukan oral adalah laki-laki pada

perempuan maka disebut dengan cunnilingus, dan jika dilakukan oleh

perempuan kepada laki-laki disebut fellatio (Dianawati 2003:71). Istilah tekhnis

untuk oral seks dalam kehidupan sehari-hari yang biasa digunakan disebut

dengan tekhnik gaya enam sembilan (69) karena angka ini terlihat seperti orang

yang saling melakukan oral satu sama lain (Amy dan Charles 2006:162).

7). Hubungan Seksual / Intercouse

Definisi umum dari hubungan seksual atau intercourse adalah memasukan

penis (alat kelamin laki-laki) kedalam vagina (alat kelamin perempuan). Pada

aktifitas ini alat kelamin laki-laki akan menjadi keras atau tegang, dan untuk alat

kelamin perempuan akan menjadi lembap. Jika sperma yang telah masuk kedalam

vagina dalam jangka waktu tertentu maka akan terjadi pembuahan atau kehamilan

(Amy and Charles 2006:164).

G. Hipotesis

Dalam Penelitian ini, Peneliti menggunakan hipotesis:

Ha : Ada hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku seksual

yaitu semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin rendah

perilaku seksualnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah religiusitas

seseorang maka semakin tinggi tingkat perilaku seksualnya.

Ho : Tidak ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual

21
H. Metodologi dan Jenis Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari sampel yang akan diambil

dalam penelitian yang telah ditentukan (Zuriah 2006:119). Dalam Penelitian ini,

populasi yang diambil adalah Siswa SMAN 3 PANDEGLANG. Sebagaimana

dengan data yang telah diambil bahwa jumlah populasi terhitung mulai dari

tahun ajaran 2011 sampai dengan tahun 2013.

Tabel I.H.1
Populasi Penelitian
No KELAS JUMLAH

1 KELAS I 338
2 KELAS II 294
3 KELAS III 281
JUMLAH 913

Alasan peneliti mengapa mengambil populasi di SMAN 3 Pandeglang

karena sekolah ini memberlakukan ceramah tiap jumat pagi dan mencatat poin-

poin dari materi ceramah. Kemudian semua anak laki-laki yang beragama Islam

diwajibkan shalat berjamaah dzuhur sebelum jam sekolah selesai dan shalat

jumat bersama. Dari beberapa kegiatan diatas dan menurut pengamatan,

informasi dan observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya bahwa kegiatan

keagamaan tersebut tidak terjadi pada sekolah umum lainnya. Selain itu di

sekolah ini pula dari beberapa informan tiap pergantian semester tidak kurang

dari 2 murid baik laki-laki dan perempuan yang dikeluarkan dari sekolah karena

melakukan pernikahan atau hamil di luar nikah (Riki, Diki: Kelas XII). Selain

22
itu juga banyaknya para siswa dan siswi yang berpacaran di kebun sekolah

sehingga sangat menarik bagi peneliti untuk menjadikannya sebagai populasi.

Disamping itu pula lingkungan sekitar sekolah masih banyak pesantren-

pesantren yang masih berdiri, dan masih kentalnya kepercayaan masyarakat

terhadap hal yang bersifat magis.

2. Sampel

Sampel adalah responden yang diambil dari populasi berdasarkan cara

dan tekhnik tertentu yang telah ditentukan ( Zuriah 2006:118). Dalam Penelitian

ini, maka sampel yang digunakan adalah para siswa SMAN 3 Pandeglang

dengan rumus Solvin (Bambang dan Lina 2011:137) dengan menggunakan

margin error 5% :

a. Rumus Slovin

n= N

1 + Ne 2

n= 913

1 + 898 (0.05) 2

n= 278.18. Dibulatkan menjadi 278

b. Penarikan Sampel

Setelah mendapatkan jumlah responden yang telah dijadikan sampel yaitu

sebanyak 277 responden kemudian harus mencari sampel, karena populasi terdiri

dari tiga angkatan kelas untuk itu peneliti menggunakan Sampel Kelompok atau

Cluster Sample. Cluster Sample adalah sampel acak sederhana dimana setiap

sampel unit terdiri dari kumpulan atau kelompok seperti blok rumah, toko, pasar

23
dan salah satunya adalah Sekolah Pada penelitian ini populasinya adalah SMA,

maka terdiri dari tiga kelompok sampel yaitu kelas X, kelas XI, dan kelas XII

(Supranto 2007:226).

Keterangan :
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = fi x n ni= banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub
sampel

Kelas X = fi = 338 : 913 = 0.367

ni = 0.367 x 278 = 102.026, maka menjadi 102

Kelas XI = fi = 294 : 913 = 0.322

ni = 0.322 x 278 = 89.52 maka menjadi 90

Kelas XII = fi = 281 : 913 = 0.307

ni = 0.307 x 278 = 85.56, maka menjadi 86

Setelah mendapatkan jumlah sampel, maka sampel ini ditarik dengan cara

lotere atau undian (Supranto 2007:82). Dari data absensi yang telah diperoleh

yaitu dengan menggunting semua nama dari absensi yang telah disalin dan

dimasukan kedalam 3 toples yang berbeda berdasarkan pembagian kelompok

kelas I, II, dan III. Kemudian diambil satu persatu sesuai proporsi yang telah

ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari sampel antara laki-laki

dan perempuan dengan jumlah yang sama. Maka dari itu dalam pengundian

sampel jika sampel yang keluar berjenis kelamin tertentu namun telah melebihi

setengah jumlah dari sampel tiap kelasnya, maka undian dikocok kembali untuk

24
mencari sampel jenis kelamin yang berbeda. Oleh karena itu jumlah untuk kelas I

untuk laki-laki dan perempuan masing-masing 51 responden, untuk kelas untuk

laki-laki dan perempuan masing-masing 45 responden, dan untuk kelas III laki-

laki dan perempuan masing-masing 43 responden.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yakni metode penelitian

dengan menggunakan analisis data angka yang diolah dengan statistik yang

terukur dan menggunakan logika matematika untuk dijadikan generalisasi (Made

2006:140). Pengumpulan data penelitian ini menggunakan angket atau sering

disebut dengan kuesioner yaitu serangkaian pertanyaan yang disusun secara

sistematis yang kemudian diberikan kepada responden. Model angket yang

digunakan adalah model kuesioner tertutup (Burhan 2005:123).

Setelah data responden didapatkan, peneliti mendatangi tiap kelas yang

terdapat resonden terpilih. Kemudian peneliti akan memberikan kuesioner

beserta amplop kuesioner. Peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu tata cara

pengisian kuesioner dan peneliti menganjurkan kepada responden untuk 1 hari

dan paling lambat 2 hari setelah penerimaan kuesioner mereka mengembalikan

kuesioner dalam keadaan amplop tertutup dan dimasukan ke dalam kotak hitam

yang telah tersedia di pos satpam SMAN 3 Pandeglang. Setiap responden yang

tidak bersedia atau kuesioner tidak terisi maka peneliti akan mengocok kembali

untuk mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan.

Perlu diketahui, dalam tekhnik pengambilan jawaban kuesioner yang

dibagikan kepada responden dengan memberikan jangka waktu untuk

25
pengembalian kuesioner, selain memiliki beberapa kemudahan seperti:

memberikan ruang dan kebebasan responden untuk mengisi pertanyaan agar

tidak diketahui oleh siapapun, dan hanya memerlukan waktu yang relatif cepat.

Namun tekhnik pengambilan sampel ini pula memiliki beberapa kelemahan.

Pertama peneliti tidak bisa mengawasi secara pasti kuesioner yang diisi oleh

responden. Kedua, peneliti tidak mengetahui dan tidak bisa memastikan jika

kuesioner yang diberikan kepada responden terpilih benar-benar hasil jawaban

dari responden tersebut yang bisa saja diisi oleh orang lain.

4. Skala Pengukuran

Peneltian ini menggunakan skala ordinal untuk kedua variable yaitu (IV)

dan (DV). Skala ordinal adalah menggolongkan dan memberikan skor kepada

jawaban menurut jenjangnya tanpa memerhatikan jarak antara satu dengan yang

lainnya (Nisfiannoor 2009:11). Skor diberikan mulai dari 1 sampai dengan 5.

Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.

Tabel I.H.3
Skala Pengukuran
Kategori Poin
Tidak Pernah 1
Jarang Sekali 2
Kadang-Kadang 3
Sering 4
Selalu 5

Berikut tabel untuk menunjukan variabel, dimensi, indikator dan pertanyaan

penelitian:

26
Tabel I.H.4
Operasionalisasi Konsep Religiusitas
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
Keyakinan Percaya dan 1. Saya percaya pada Allah
yakin baik ketika senang, dan
kepada hati tentram.
Allah SWT, 2. Saya percaya kepada Allah
Malaikat, baik ketika sedih dan
nabi, Setan susah.
dan hari 3. Saya percaya dengan
Religiusitas kiamat mukjizat Al-Quran
4. Saya percaya adanya
malaikat
5. Saya percaya adanya Nabi
dan Rasul dan ajaran-Nya
dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allah
6. Saya percaya Adanya setan
dan jin ciptaan Allah
7. Saya percaya adanya hari
kiamat nanti
8. Saya percaya adanya surga
dan neraka
Praktek Shalat, ngaji 1. Saya shalat lima waktu
Agama Puasa,Zakat, 2. Saya shalat sunah
3. Saya mengaji setiap hari
4. Saya mengaji yasin tiap
malam jumat
5. Saya puasa ramadahan
6. Saya melakanakan zakat
Pengetahuan Memahami 1.Saya memahamai ayat Al-
ayat Quran, Quran dan artinya
mendengar 2. Saya mendengarkan
ceramah, ceramah tentang Islam untuk
membaca menambah pengetahuan
buku ilmu 3. Saya berdiskusi dengan
agama. orang tua dan teman tentang
Islam untuk menambah
pengetahuan
Pengalaman Merasa 1. Saya merasa Allah hadir
kehadiran dan mengawasi kehidupan
Allah, saya
Malaikat dan 2. Saya merasa malaikat
merasa mengawasi saya
selalu 3. Saya merasa takut balasan
digoda setan Allah didunia dan akhirat

27
4. Saya merasa di goda setan

Konsekuensi Memaafkan 1. saya memaafkan kepada


Menolong orang yang melakukan
Jujur kesalahan kepada saya
2. saya menolong orang yang
membutuhkan pertolongan
3. saya berkata jujur kepada
orang lain

Tabel I.H.5
Operasionalisasi Konsep Perilaku Seksual
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
Level I Pegang 1. Saya berpegangan tangan
Tangan dengan lawan jenis/pasangan
saya
Level II Memeluk 1. Saya memeluk/dipeluk
pasangan saya
Level III Mencium 1. Saya mencium/dicium
pasangan saya
Level IV Necking 1. Saya berpelukan sekaligus
mencium bagian wajah dan
leher
Level V Petting 1. Saya berpelukan sekaligus
Perilaku mencium dan meraba/diraba
Seksual bagian tubuh.
Level VI Oral 1. Saya menghisap/dihisap
alat kelamin dengan mulut.
Level VII Intercouse Memasukan penis kedalam
vagina

5. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, pengolahan dan analisis dilakukan dengan

menggunakan aplikasi komputer SPSS 18. Analisis yang akan dilakukan antara

lain:

Pertama peneliti akan menguji validitas. Karena Penelitian ini

menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data maka angket harus

28
memenuhi kriteria tertentu sehingga dapat memberikan informasi yang

terpercaya yaitu angket harus mempunyai validitas dan reabilitas yang baik yang

ditunjukan oleh tingginya validitas dan reabilitas hasil ukur suatu pengukuran.

Validitas berbicara mengenai bagaimana suatu alat ukur yang digunakan telah

mengukur apa yang diukur dan reabilitas membicarakan sejauhmana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang

yang sama diwaktu yang berbeda atau pada orang yang berbeda pada waktu

yang sama (Nisfiannoor 2009:211).

Kedua peneliti menggunakan statistik deskriptif atau disebut taxonomic

yaitu dimaksudkan untuk mengeskplorasi mengenai suatu fenomena yang tidak

mempersoalkan hubungan variabel dengan variabel lainnya (Faisal 2003:20).

Statistik deskriptif diantaranya frekuensi dan deskriptif dengan penyajian

berbentuk tabel atau diagram batang yang dimana berguna mengumpulkan dan

menyajikan data dan mendeskripsikannya (Nisfiannor 2009:50).

Ketiga analisis inferensial untuk melihat hubungan antara jenis kelamin

dengan religiusitas dan perilaku seksual, kelas dan perilaku seksual, dan menguji

hubungan variabel independent dengan variabel dependent maka peneliti

menggunakan sperman dan kendall.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi terdiri dari 5 bab yang terdiri dari:

Bab Pertama, Pendahuluan terdiri dari: Pernyataan Masalah, Pertanyaan

Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teoritis,

Definisi Konseptual, Hipoteisis, Metode Penelitian dan Sistematika penulisan.

29
Bab Kedua, Gambaran Umum SMAN 3 Pandeglang terdiri dari: Sejarah

Berdiri SMAN 3 Pandeglang. Kondisi Tenaga Pengajar dan Siswa.

Ekstrakulikuler dan Tata Tertib Sekolah.

Bab ketiga, Analisis Deskriptif yang terdiri dari: Uji Validitas dan

Reabilitas, Hasil Deskriptif dan Frekuensi.

Bab keempat Analisis Inferensial terdiri dari: Crosstabs, Sperman dan

Kendall.

Dan kelima yaitu Bab Penutup yang terdiri dari: Kesimpulan disertai
dengan Saran.

30
BAB II
GAMBARAN UMUM SMAN 3 PANDEGLANG

A. Latar Belakang Berdirinya SMAN 3 Pandeglang

Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah SMAN 3 Pandeglang.

Untuk mengetahui kondisi umum secara ringkas tentang situasi sekolah tersebut,

maka pada bab ini disajikan data tentang kondisi umum tentang SMAN 3

Pandeglang, adapun kondisi umum situasi sekolah yang dapat disajikan sebagai

berikut:

SMAN 3 Pandeglang berdiri pada tahun 1982 berdasarkan SK pendirian

sekolah dari DEPDIKBUD (Departemen Pendidikan dan Kebudayan) Nomor:

214/DA-PHT/HP.1982 / 14-12-1982. SMAN 3 Pandeglang telah terakreditasi

dengan Jenjang akreditasi A menurut SK 28.00 SMA/MA.014.9 pada 17 Oktober

2009. SMAN 3 Pandeglang membuka bidang jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan

Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk kelas XI dan XII.

SMAN 3 Pandeglang pada saat ini dipimpin oleh kepala sekolah Drs. H.

Engkos Kosasih M. M.Pd yang diangkat oleh Bupati Pandeglang berdasarkan

Nomor SK 821.1/KEP.104-BKD/2011 pada 06 September 2011. Dalam seleksi

penerimaan calon siswa baru sebelumnya menggunakan nilai standar NEM ( Nilai

Ebtanas Murni) namun sejak tahun 2010 SMAN 3 Pandeglang menggunakan

sistem tes calon siswa baru dengan 6 mata pelajaran yaiu IPA, IPS, Bahasa

Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Pendidikan Agama. Dari tiga tahun

terakhir yaitu pada 2011 sampai 2013 jumlah siswa terus mengalami peningkatan

31
mulai dari 281 siswa, lalu 294 siswa dan yang terakhir tahun 2013 siswa SMAN 3

Pandeglang mencapai 334 siswa pada catatan bulan April 2014.

B. Data dan Kondisi

1. Kondisi Tenaga Pengajar

Berdasarkan data yang diperoleh dari kordinator TU SMAN 3 Pandeglang,

keadaan guru di dalamnya cukup bervariasi, dari berbagai disiplin ilmu di Perguruan

Tinggi, dan berbagai jenjang lulusan. Untuk lebih jelasnya, lihat daftar dewan guru

berikut:

Tabel II.B.1
Data Tenaga Pengajar
NO NAMA JK JURUSAN PENDIDIKAN
1 Drs. Engkos Kosasih M.pd L Mnj. Pendidikan S.2/A.IV
2 Drs. M. Sopin Hadi, SH, Msi L B. Indonesia S.2/A.IV
3 Drs. H. Atmaja, SH L Pend. Olah Raga S.1/A.IV
4 Drs. Endang Supriatna L Pend. Sejarah S.1/A.IV
5 Lilis Suhardini, S.Pd P B. Indonesia S.1/A.IV
6 Inti Zamsolih, S.Pd, M.M.Pd L Manajemen Pend. S.2/A.IV
7 Udin Aminudin, S.Pd L Pend. Geografi S.1/A.IV
8 Syari Ibrahim, S.Pd L Biologi S.1/A.IV
9 Kamaludin, A.Md.Pd L Biologi D.3/A.IV
10 Dadang Hidayat, S.Pd, M.Pd L Adm. Pendidikan S.2/A.IV
11 Drs. Toto Purwanto L PKN S.1/A.IV
12 Uus Kusdana Ks, S.Pd L Pend. Bhs&Seni S.1/A.IV
13 Aksan, S.Pd L Pend. Olah Raga S.1/A.IV
14 Purwanto, S.Pd L Pendidikan Fisika S.1/A.IV
15 Samad Kertawijaya, A.Md, Pd L B. Inggris D.3/A.IV
16 Siti Maryam, A.Md, Pd P Psiologi Pend. D.3/A.IV
17 Sayuti Akhyar Ba. S.Pd.I L PAI S.1/A.IV
18 Siwi Astuti, S.Pd P Pend. Biologi S.1/A.IV
19 Asep Saepudin, S.Pd L Matematika S.1/A.IV
20 Sri Rahmawati, S.Pd P B. Inggris S.1/A.IV
21 Husen, S.Pd.I L PAI S.1/A.IV
22 Dase Rahmat, S.S, M.Pd L Pend. Tekhnologi S.2/A.IV
23 Agus Kusmana, SP L Agronomi S.1/A.IV
24 Yuliani, S,Pd P PLS/Ekonomi S.1/A.IV
25 Ai Daiyah Ilyas, S.Pd.I P PAI S.1/A.IV
26 Heni Suhartini, S.TP P Tekno. Pertanian S.1/A.IV

32
27 Suriah, S.Pd P Pend. Bhs&Seni S.1/A.IV
28 Imas Rohayati, S.Pd P Pendidikan Kimia S.1/A.IV
29 Lilis Heryani, S.Pd P Ekonomi S.1/A.IV
30 Sarwiah, S.Pd P B. Indonesia S.1/A.IV
31 Ali Ahmad, S.Pd.I L B.Ingrris S.1/A.IV
32 Yafid Muttaqin, S.Pd L Pend. PJKR S.1/A.IV
33 Deny Permana, S.Pd, M.Pd L PKN S.2/A.IV
34 Suryo Yuni Lestari, S.Pd P Pendidikan Seni S.1/A.IV
35 Dian Lestari, S.Pd P Matematika S.1/A.IV
36 Ine Yunaeni, S.S.Ing P B. Inggris S.1/A.IV
37 Irna Suherlina, SH P Hukum Perdata S.1/A.IV
38 Aip Saripudin, S.Pd L Matematika S.1/A.IV
39 Akhmad Pahrudin, S.Fil.I L Filsafat Islam S.1/A.IV
40 Hj. Leni Apriani, ST P Teknologi Kimia S.1/A.IV
41 Eliza Feriani, S.Pd P B. Inggris S.1/A.IV
42 Heni Puspitasari, S.Pd P Sejarah S.1/A.IV
43 Fitria Dian Anggraeni, S.Pd P Matematika S.1/A.IV
44 Widuri Wulan Pratiwi, S.Pd P Geografi S.1/A.IV
45 Mas Anni S. Syarifah, S.Pd P B. Jerman S.1/A.IV
46 Imas Roriah, S.Pd P Kimia S.1/A.IV
47 Asep Saepullah, S.Kom L Tek. Informatika S.1/A.IV
48 Ahmad Rifa'I, S.Pd.I L PAI/Bahasa Arab S.1/A.IV
49 Aska Andriawan, S.Pd L Bahasa Inggris S.1/A.IV

Data guru di atas merupakan data guru yang terdiri dari guru tetap, guru

tidak tetap atau honorer. Berdasarkan jenis kelamin, tenaga pengajar SMAN 3

Pandeglang memiliki 45% perempuan dan 55% laki-laki dari 49 tenaga pengajar.

Untuk lebih jelas lihat diagram di bawah.

Grafik II.B.2
Jenis Kelamin Tenaga Pengajar
45
40
35
30
25
Perempuan
20
22 (45%)
15 Laki Laki
10 27 (55%)
5
0
DIII S1

33
Berdasarkan jenjang pendidikan, tenaga pengajar SMAN 3 Pandeglang

didominasi oleh tenaga pengajar lulusan S1 sebanyak 85.71%, disusul dengan

jenjang S2 12,24% dan DIII sebanyak 2.04%. Untuk lebih jelas berikut diagram

tenaga pengajar berdasarkan jenjang pendidikan.

Grafik II.B.3
Lulusan Tenaga Pengajar

40
35
30
25
Axis Title

20
15
10
5
0
DIII S1 S2
Lulusan Tenaga Pengajar 3 40 6

Dari berbagai macam tenaga pengajar yang tersedia dan mata pelajaran

yang diajarkan, terdapat beberapa guru yang tidak tersedia khususnya untuk mata

pelajaran sosiologi dan TIK, sedangkan yang lain mengalami kekurangan,

kelebihan dan sesuai yang dibutuhkan. Untuk lebih jelas berikut daftar naman

mata pejaran dengan kondisi semester 2 tahun 2013/2014.

2. Siswa

Dari catatan Koordinator TU SMAN 3 Pandeglang, bahwa pada bulan

Februari dan Maret 2014 terdapat 2 orang siswa keluar dari sekolah dan pada

bulan April sebanyak 4 siswa yang keluar. Dari informasi yang didapatkan dari

koordinator TU SMAN 3 Pandeglang kebanyakan siswa yang dikeluarkan

34
disebabkan karena telah menikah atau untuk perempuan sedang mengalami

kehamilan. Namun ada beberapa siswa yang dengan terpaksa diberikan

keringanan dengan mengajukan surat pemindahan sekolah dengan beberapa alas

an tertentu. Berikut tabel siswa yang masuk dan keluar yang didapat dari catatan

Koordinator TU selama 4 bulan terakhir.

Tabel II.B.6
Daftar Keluar Masuk Siswa
Masuk Bulan Keluar Bulan Keadaan Akhir
No Bidang Kelas Februari Februari
Jurusan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 Umum X - - - 1 - - 156 184 340
2 IPA XI - - - - - - 51 113 164
3 IPS XI - - - - 1 - 61 72 133
4 IPA XII - - - - - - 40 102 142
5 IPS XII - - - - - - 94 46 140
Jumlah - - - - - - 402 517 919
Masuk Bulan Keluar Bulan Keadaan Akhir
No Bidang Kelas Maret Maret
Jurusan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 Umum X - - - - - - 155 185 340
2 IPA XI - - - - - - 51 113 164
3 IPS XI - - - - 1 - 61 71 132
4 IPA XII - - - - - - 40 102 142
5 IPS XII - - - 1 - - 93 46 139
Jumlah - - - - - - 401 516 917
Masuk Bulan Keluar Bulan Keadaan Akhir
No Bidang Kelas April April
Jurusan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 Umum X - - - 1 1 - 154 184 338
2 IPA XI - - - - - - 51 113 164
3 IPS XI - - - - 2 - 61 69 130

35
4 IPA XII - - - - - - 40 102 142
5 IPS XII - - - - - - 93 46 139
Jumlah - - - - - - 399 514 913

Terlihat pada tabel diatas pada bulan Februari dan Maret masing-masing

ada 2 orang siswa yang dikeuarkan terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan.

Sedangkan pada bulan April siswa yang dikeluarkan mengalami kenaikan

mencapai 4 orang siswa yakni 3 perempuan dan 1 laki-laki. Untuk lebih jelas lihat

grafik berikut:

Grafik II.B.7
Grafik Siswa yang Keluar

3,5

2,5
Axis Title

2
Laki Laki
1,5
Perempuan
1

0,5

0
Februari Maret April
Axis Title

Selain itu, menurut catatan Koordinator TU SMAN 3 Pandeglang, terdapat

kurang lebih 50% orang tua siswa yang termasuk pada kategori keluarga miskin.

Berikut daftar orang tua siswa berdasarkan kelas ekonomi. Orang tua siswa yang

dikategorikan pada orang tua miskin, menengah dan mampu berdasarkan pada

penghasilan orang tua tiap bulan. Adapun batasannya yaitu:

36
Kategori Miskin : - Rp. 1.500.000
Kategori Menengah : - Rp. 3.000.000
Kategori Mampu : > Rp. 3.000.000

Untuk lebih jelas, lihat digram dibawah ini.

Grafik II.B.8
Grafik Kelas Ekonomi Orang Tua Murid
Laki-laki Perempuan

235
215
172 168

64
53

Miskin <
1.500.000 Menengah - Rp.
3.000.000 Mampu >
Rp.3.000.000

C. EKSTRKULIKULER

Seluruh siswa SMAN 3 Pandeglang diwajibkan mengikuti salah satu dari

ekstrakulikuler yang telah tersedia di sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat

siswa yang diatur dalam tata tertib siswa SMAN 3 Pandeglang. Beberapa

ekstrakulikuler yang tersedia adalah KIR, ROHIS, Olimpiade, PMR, PIK-R,

Pramuka, Paskibra, Olahraga, Seni, ISC dan Boxer. Untuk lebih jelas berikut

nama ekstrakulikuler dan guru pembimbingnya.

37
Tabel II.C.1
Ekstrakulikuler dan Pembimbingnya
No Nama Jabatan
1 Deni Surya Permana, S.Pd Pembina KIR
2 Sayiti Akhyar, S.Pd.I Pembina ROHIS
3 Syari Ibrahim, S.pd Pembina Olimpiade
4 Siwi astuti, S.Pd Pembina PIK-R
5 Ai Daiyah Ilyas, S.Pd.I Pembina UKS/ PMR
6 Lilis Heryani, S.Pd Pembina Pramuka Putri
7 Akhmad Pahrudin, S.Fil.I Pembina Pramuka Putra
8 Dian Lestari, S.Pd Pembina Paskibra
9 Yafid Muttaqin, S.Pd pembina Olahraga
10 Suryo Yuni Lestari, S.Pd Pembina Keg. Seni
11 Ineu Yunaeni, S.S.Ing Pembina ISC
12 Sri Rahmawati, S.Pd Pembina Boxer

D. Tata Tertib

SMAN 3 Pandeglang memiliki beberapa aturan umum, khusus, ketentuan

kewajiban siswa dan hak siswa, juga larangan-larangan yang berlaku untuk siswa.

Setiap pelanggaran akan diberikan skor dari tiap-tiap aturan yang dilanggar dan

akan dikenakan sanksi.

Pentingnya sifat religiusitas yang harus dimiliki oleh setiap orang juga di

tuangkan pada tata tertib SMAN 3 Pandeglang, yakni setiap siswa harus memiliki

agama seperti yang tercantum pada aturan umum yang berbunyi “Setiap siswa

harus bertaqwa kepada Tuhan Y M E. Sebagai warga negara berpendidikan dan

berjiwa Pancasila”. Selain itu juga SMAN 3 Pandeglang menekankan setiap

siswa harus dan berhak mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan

agamanya dan diajarkan oleh guru yang memiliki agama yang sama. Selain itu

juga pentingnya praktek keagamaan yang dilakukan secara bersama-sama juga

diatur dalam tata tertib SMAN 3 Pandeglang sebagai tanda dan menumbuhkan

38
sifat religious siswa seperti tata tertibnya yang berbunyi: 1) Siswa yang beragama

Islam diwajibkan mengikuti sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah, 2) Siswa

yang beragama Islam diwajibkan mengikuti sholat jum’at di sekolah sesuai

jadwal. Selain itu juga untuk siswa putri yang beragama Islam diwajibkan

memakai kerudung sebagai seorang Muslimah.

Selain pentingnya menumbuhkan sifat religius kepada siswa-siswa yang

diatur dalam tata tertib sekolah, SMAN 3 Pandeglang juga telah mengatur

mengenai perilaku para siswa terhadap perilaku yang menyimpang salah satunya

adalah perilaku seksual. Seperti dalam tata tertib sekolah yang berbunyi: 1) Siswa

dilarang melakukan tindak asusila. 2) Siswa dilarang menikah selama mengikuti

pendidikan di sekolah.

39
BAB III
ANALISIS DESKRIPTIF

Pada bab ini, peneliti akan menyajikan gambaran profil responden

berdasarkan usia, kelas, jenis kelamin umur dan perilaku seksual. Namun sebelum

menyajikan gambaran tersebut, hendaknya peneliti akan menguji validitas dan

reabilitas pertanyaan kuesioner sebagai syarat bahwa data tersebut layak untuk

diolah.

A. Uji Validitas dan Reabilitas

Penelitian kuantitatif dengan menggunakan angket harus memiliki sifat

valid dan reliabel. Alat ukur yang tidak valid dan reliabel akan memberikan

informasi yang tidak akurat mengenai keadaan responden dan kesimpuan tidak

akan tepat. Jika suatu angket telah memenuhi persyaratan valid dan reliabel maka

angket tersebut telah layak untuk digunakan (Nisfiannor 2009:211).

Validitas ialah berbicara mengenai bahwa suatu alat ukur yang digunakan

memang telah mengukur apa yang ingin diukur, dan reabilitas adalah sejauhmana

hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran

kembali pada orang yang sama diwaktu yang berbeda atau pada orang yang

berbeda diwaktu yang sama ( Nisfiannoor 2009:211). Agar angket atau kuesioner

layak dan baik maka sifat valid dan reliabel harus dibutuhkan terlebih dahulu.

Peneliti telah melakukan try out angket terlebih dahulu kepada 20 orang

siswa sebelum memberikan angket yang sesungguhnya untuk menguji kelayakan

40
angket. Hasil try out yang diangggap layak akan digunakan kembali dan yang

tidak valid akan diperbaiki atau dihilangkan.

Setelah dilakukan try out dan semua butir pertanyaan valid dan reliabel,

tahap selanjutnya adalah penyebaran angket untuk pengambilan data penelitian.

Berikut adalah tabel hasil uji validitas yang digunakan pada angket penelitian.

Tabel III.A.1
Hasil Uji Validitas
Variabel Dimensi Pearson Sig. (2-tailed) N
Correlation (Jumlah)
Keyakinan .478** .000 278
**
Keyakinan .432 .000 278
**
Keyakinan .506 .000 278
**
Keyakinan .582 .000 278
**
Keyakinan .464 .000 278
Keyakinan .595** .000 278
Keyakinan .673** .000 278
Keyakinan .624** .000 278
Praktek .863** .000 278
Praktek .801** .000 278
Praktek .890** .000 278
Religiusitas Praktek .884 **
.000 278
**
Praktek .842 .000 278
**
Praktek .591 .000 278
**
Pengetahuan .782 .000 278
**
Pengetahuan .782 .000 278
Pengetahuan .806** .000 278
Pengetahuan .798** .000 278
Pengalaman .825** .000 278
Pengalaman .817** .000 278
Pengalaman .766** .000 278
Pengalaman .806** .000 278
**
Konsekuensi .814 .000 278
**
Konsekuensi .856 .000 278
**
Konsekuensi .749 .000 278

41
Pegangan .897** .000 278
Pelukan .966** .000 278
Perilaku Berciuman .970** .000 278
Seksual Necking .973** .000 278
Petting .969** .000 278
Oral .932** .000 278
Intercouse .666** .000 278

Butir pertanyaan bisa dikatakan valid apabila p = <0.05. dapat dilihat

semua pertanyaan memiliki p = 0.000 yang berarti < 0.05. Dapat disimpulkan

semua pertanyaan yang digunakan adalah valid.

Setelah menguji validitas maka diuji reliabilitas. Berikut tabel hasil uji

reabilitas pada angket yang digunakan pada penelitian.

Tabel III.A.2
Uji Reabilitas
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
KEYAKINAN 65.21 401.600 .461 .963
KEYAKINAN 65.23 401.674 .416 .963
KEYAKINAN 65.16 401.818 .485 .963
KEYAKINAN 65.24 398.617 .562 .963
KEYAKINAN 65.14 403.182 .443 .963
KEYAKINAN 65.82 385.799 .569 .963
KEYAKINAN 65.44 390.955 .657 .962
KEYAKINNAN 65.31 394.815 .606 .962
PRAKTEK 66.00 370.343 .846 .960
PRAKTEK 67.41 370.345 .775 .961
PRAKTEK 66.46 359.831 .872 .960
Religiusitas
PRAKTEK 66.21 360.652 .866 .960
PRAKTEK 65.90 372.409 .824 .960
PRAKTEK 65.45 390.747 .560 .963
PENGETAHUAN 67.50 372.937 .756 .961
PENGETAHUAN 67.73 376.826 .759 .961
PENGETAHUAN 66.71 371.962 .782 .961
PENGETAHUAN 67.35 372.292 .773 .961
PENGALAMAN 67.39 369.408 .802 .960
PENGALAMAN 67.34 367.136 .791 .961
PENGALAMAN 66.01 376.253 .740 .961
PENGALAMAN 66.89 367.695 .779 .961
KONSEKUENSI 66.17 375.773 .786 .961
KONSEKUENSI 66.17 371.169 .831 .960
KONSEKUENSI 65.88 382.889 .717 .961

42
PEGANGAN 8.81 63.442 .859 .964
PELUKAN 9.23 61.109 .953 .957
Perilaku
BERCIUMAN 9.29 60.830 .958 .957
Seksual NECKING 9.55 60.415 .962 .956
PETTING 9.63 60.139 .955 .957
ORAL 9.88 61.942 .905 .961
INTERCOUSE 10.50 71.442 .581 .982

Butir pertanyaan bisa dikatakan reliabel apabila memiliki nilai > 0.2.bisa

dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation semua butir pertanyaan

memiliki nilai > 0.2. Maka semua pertanyaan telah memenuhi standard kelayakan

dan valid.

B. Analisis Deskriptif

Tabel di bawah ini gambaran responden penelitian dari kategori jenis

kelamin, kelas, umur, pernah atau tidak pernah pacaran, frekuensi pacaran, tempat

berpacaran, status pacaran dan perilaku seksual, pertama melakukan seks, dengan

siapa melakukan seks, dimana melakukannya dan siapa yang mengajak terlebih

dahulu. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.

1. Profil Responden

Tabel III.B.1
Profil Responden
Frekuensi Percent (%)
Variabel
Jenis Kelamin
Laki – Laki 139 50%
Perempuan 139 50%
X 102 36.7%
Kelas
XI 90 32.4%
XII 86 30.9%
15 Tahun 37 13.3%
Umur
16 Tahun 83 30.6%
17 Tahun 76 27.3%
18 Tahun 74 26.6%
19 Tahun 6 2.2%
Pernah Pacaran 229 82.4%
Pacaran
Tidak Pernah 49 17.6%

43
1 – 5 Kali 141 50.7%
Kali Pacaran
6 – 10 Kali 43 15.5%
11 – 15 Kali 27 9.7%
>15 Kali 18 6.5%
Rumah 119 42.8%
Tempat Pacaran
Sekolah 26 9.4%
Pantai 47 16.9%
Mall/Jalan-Jalan 37 13.3%
Sedang Berpacaran 205 73.7%
Status Pacaran
Tidak Berpacaran 24 8.6%
Religiusitas dan Perilaku Seksual
Tidak Jarang Kadang Sering Selalu
Pernah Kadang
Percaya Jin 2 15 38 42 181
(0.7%) (5.4%) (13.7%) (15.1%) (65.1%)
Pcy Surga Neraka 2 15 23 40 198
(0.7%) (5.4%) (8.3%) (14.4%) 71.2%)
Shalat 4 64 37 35 138
(1.4%) (23%) (13.3%) (12.6%) (49.6%)
Puasa 7 48 54 19 150
(2.5%) (17.3%) (19.4%) (6.8%) (54%)

Diskusi agama 68 73 74 26 37
(24.5%) (26.3%) (26.6%) (9.4%) (13.3%)
Jujur 7 20 78 46 127
(2.5%) (7.2%) (28.1%) (16.5%) (45.7%)
Pegangan Tangan 29 72 43 43 91
(10.4%) (25.9%) (15.5%) (15.5%) (32.7%)
Berpelukan 59 75 29 60 55
(21.2%) (27.0%) (10.4%) (21.6%) (19.8%)
Berciuman 68 69 27 64 50
(24.5%) (24.8%) (9.7%) (23.0%) (18.0%)

Necking 105 36 37 65 35
(37.8%) (12.9%) (13.3%) (23.4%) (12.6%)
Petting 118 30 35 59 36
(42.4%) (10.8%) (12.6%) (21.2%) (12.9%)
Oral 145 13 45 50 25
(52.2%) (4.7%) (16.2%) (18.0%) (9.0%)
Intercouse 208 10 23 23 14
(74.8%) (3.6%) (8.3%) (8.3%) (5.0%)
Pertama Melakukan Seks Frekuensi Percent Valid Percent
SD 0 0 0
SMP 13 47% 18.6%
SMA 57 20.5% 81.4%

44
Pasangan
Pacar 62 22.3% 88.6%
Teman Sekolah 2 0.7% 2.9%
Teman Luar Sekolah 2 0.7% 2.9%
Lainnya ( PSK, PPSK) 4 1.4% 7%
Tempat Melakukan Seks
Rumah Saya/Pasangan 47 16.6% 67.1%
Penginapan/Hotel 9 3.2% 12.9%
Rumah Teman 7 2.5% 10.0%
Pantai 7 2.5% 10.0%
Yang Mengajak Total Yang Melakukan Saya Pasangan Saya
Laki-Laki 32 32 0
Perempuan 38 0 38
Pada table di atas terlihat laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang

sama masing-masing 139 orang. Seperti yang telah disebutkan pada bab I bahwa

peneliti mencoba menarik sampel dengan jumlah yang sama berdasarkan jenis

kelamin.

Grafik III.B.2
Jenis Kelamin

139 139
50% 50%

Laki Laki Perempuan

Dari 278 responden dapat terlihat masing-masing kelas mendapatkan

distribusi responden yang berbeda dan jumlah tersebut terdistribusi secara

proporsional dengan jumlah populasi tiap kelasnya yakni kelas X sebanyak 102

(36.7%), kelas XI sebanyak 90 responden ( 32.4%) dan kelas XII sebanyak 86

responden (30.9). untuk lebih jelas lihat diagram dibawah.

45
Grafik III.B.3
Responden Tiap Kelas

Kelas XII 86 / 30.9%

Kelas XI 90 / 32.4%

Kelas X 102 / 36.7%

Berdasarkan umur, terlihat bahwa sebanyak 37 orang (13.3%) berusia 15

tahun, disusul dengan usia 16 tahun sebanyak 30.6%, usia 17 tahun sebanyak 76

orang (27.3%), usia 19 tahun sebanyak 74 orang (26.6%), dan yang paling sedikit

responden pada usia 19 tahun dengan total 2.2%.

Grafik III.B.4
Umur Responden

100

80

60
85 76 74
40 30.6% 27.3% 26.6%
37
20 13.3% 6
2.2%
0
15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun

Berdasarkan tabel pacaran, sebanyak 229 responden SMAN 3 Pandeglang

atau sebanyak 82.4% mengaku pernah berpacaran dan sisanya yaitu 49 orang

(17.6%) mengaku bahwa mereka tidak pernah berpacaran sama sekali. Dari 229

responden (82.4%) yang pernah berpacaran tersebut mereka mengaku (61.57% )

46
pernah berpacaran mulai dari 1-5 kali, dan sebanyak 18.78% mengaku pernah

berpacaran 6 sampai 10 kali, dan sebanyak 11.79% pernah berpacaran 11-15 kali,

dan terakhir dengan jumlah yang paling sedikit yaitu 7.86% mengaku pernah

berpacaran lebih dari 15 kali. Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.

Grafik III.B.5
Frekuensi Pacaran

49 141 43
17.6% 50.7% 15.5% 27 18
9.7% 6.5%

Tidak 1 - 5 Kali 6 - 10 Kali 11 - 15 Kali > 15 Kali


Pernah Pacaran Pacaran Pacaran Pacaran

Berdasarkan tempat berpacaran, sebanyak 229 responden SMAN 3

Pandeglang atau sebanyak 82.4% yang pernah berpacaran mengaku berpacaran

dirumah yaitu sebanyak 119 (52%), 26 orang (11.%) mengaku biasanya

berpacaran disekolah, 47 orang ( 21%) mengaku berpacaran di pantai dan 37

orang (16%) mengaku biasa berpacaran di mall atau jalan-jalan.

Grafik III.B.6
Tempat Pacaran

Mall/ Jalan-
Jalan
Sekolah 16%
21% Rumah
52%

Pantai
11%

47
2. Religiusitas

Pada diagram percaya setan dan jin, sebanyak 0.7% mengaku tidak

percaya setan dan jin dan sisanya percaya dengan kategori mulai dari jarang,

kadang-kadang, sering dan selalu. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.

Grafik III.B.7
Percaya Jin dan Setan

Selalu 181 / 65.1%

Sering 42 / 15.1%

Kadang-Kadang 38 / 13.7%

Jarang 15 / 5.4%

Tidak Pernah 2 / 0.7%

0 50 100 150 200

Untuk tabel percaya surga dan neraka, terdapat 0.7% responden tidak

percaya kepada surga dan neraka dan sisanya 99.3% percaya dengan kategori

jarang, kadang-kadang, sering dan selalu. Untuk lebih jelas lihat grafik dibawah.

Grafik III.B.8
Percaya Surga dan Neraka

198 / 71.2%
2/0.7% 15/5.4% 23/ 8.3% 40 / 14.4%

48
Untuk tabel shalat, sedikitnya 1% responden sudah tidak pernah shalat,

dan sisanya sebesar 99% melakukan shalat wajib mulai dari jarang 23%, kadang-

kadang 13%, sering sebanyak 13%, dan selalu 50%. Untuk lebih jelas lihat grafik

di bawah.

Grafik III.B.9
Shalat Wajih 5 Waktu
Tidak Pernah
1%
Jarang
Selalu 23%
50%

Sering
13%
Kadang-
Kadang
13%

Berdasarkan pada tabel puasa, sebanyak 1.4% responden mengaku tidak

pernah puasa, dan sisanya sebanyak 98.6% berpuasa mulai dari jarang sampai

dengan selalu. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.

Grafik III.B.10
Puasa
160
150
140
120
100
80
60 54
40 48
20 19
0 7

49
Berdasarkan grafik diskusi mengenai agama, sebanyak 24.5% responden

mengaku tidak pernah berdiskusi tentang agama dengan teman dan orang tua, dan

sisanya mengaku pernah mulai dari kateogri jarang sampai selalu. Untuk lebih

jelas lihat grafik di bawah.

Grafik III.B.11
Diskusi

Selalu 37/ 13.3

Sering 26/9.4%

Kadang-Kadang 74/26.6%

Jarang 72/ 63%

Tidak Pernah 68/24.5%

Untuk grafik berkata jujur, sebanyak 2.5% responden mengaku tidak

pernah berkata jujur lagi, dan sisanya mengaku berkata jujur mulai dari jarang

2.5%, kadang-kadang 7.2%, sering sebanyak 28.1%, dan selalu 45.7%.

Grafik III.B.12
Jujur

140
120
100
80
127
60
40 78
46
20 20
7
0

50
3. Perilaku Seksual

Pada diagram pegangan tangan, sebanyak 10.4% responden mengaku tidak

pernah berpegangan tangan, dan sisanya adalah pernah dengan kategori mulai dari

jarang, kadang-kadang, sering dan selalu. Yang berarti bahwa 89.6% responden

pernah berpegangan tangan. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.

Grafik III.B.13
Pegangan Tangan
100
80 91
60 72
40
43 43
20 29
0

Pada grafik pelukan, terlihat sebanyak 21.2% responden melaporkan tidak

pernah berpelukan. Ini berarti bahwa sebanyak 78.8% responden pernah

berpelukan. Untuk lebih jelas lihat diagram di bawah.

Grafik III.B.14
Berpelukan

75
59
60
55
29

51
Pada grafik berciuman, sebanyak 24.5% responden mengaku tidak pernah

melakukan. Ini berarti bahwa 75.5% responden mengaku pernah berciuman mulai

dari jarang sebanyak 24.82%, responden yang kadang-kadang melakukan ciuman

9.71%, sering 23.02% dan responden yang selalu melakukan mencapai 17.99%.

untuk lebih jelas lihat grafik berikut.

Grafik III.B.15
Berciuman
69 64
24.82% 23.02%
68
75.5%
50
17.99
27
9.71%

Selanjutnya pada Necking, bisa dilihat sebanyak 37.8% responden

mengaku tidak pernah, yang berarti sebanyak 63.2% responden mengaku pernah

melakukan, Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.

Grafik III.B.16
Necking

Selalu
35 Tidak
12.6% Pernah, 105
Sering, 65 ( 37.8%)
23.4%
Kadang-
Jarang,
Kadang,
36
37
12.9%
13.3%

52
Selanjutnya pada grafik petting, sebanyak 42.4% responden mengaku

tidak pernah melakukan petting. Yang berarti bahwa 57.6% responden mengaku

pernah melakukan petting. Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.

Grafik III.B.17
Petting

Selalu 36 / 12.9%

Sering 59 / 21.2%

Kadang-Kadang 35 / 12.6%

Jarang 30 / 10.8%

Tidak Pernah 118 / 42.4%

Pada tabel oral, sebanyak 52.2% responden melaporkan tidak pernah

melakukan oral seks. Ini menunjukan bahwa sebanyak 47.8% responden pernah

melakukan oral seks. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.

Grafik III.B.18
Oral

145
160 52.2%
140
120 50
100 45
13 18% 25
80 16.2%
60 4.7% 9%
40
20
0

53
Dan pada grafik hubungan seksual atau intercourse sebanyak 74.8%

responden mengaku tidak pernah melakukan hubungan seksual. Ini berarti bahwa

25.2% responden mengaku pernah melakukan hubungan seksual. Yang berarti

sebanyak 70 (32 laki-laki dan 38 perempuan) siswa SMAN 3 Pandeglang sudah

tidak perawan dan tidak perjaka. Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.

Grafik III.B.19
Intercouse

Selalu 14 / 5%

Sering 23 / 8.3%

Kadang-Kadang 23 / 8.3%

Jarang 10 / 3.6%

Tidak Pernah 208 / 74.8%

0 50 100 150 200 250

Dari 25.2% responden yang pernah melakukan hubungan seksual,

sebanyak 18.57% mengaku pernah melakukan hubungan seksual sejak SMP, dan

81.43% pada waktu SMA seperti pada grafik berikut:

Grafik III.B.20
Pertama Melakukan Intercouse

60
50
40
30 57
81.43%
20
13
10
18.57%
0

Waktu SMP
Waktu SMA

54
Dari 25.2% responden yang pernah melakukan hubungan seksual, mereka

mengaku melakukan hubungan seksual dengan pacar sebesar 88.57%, yang

sisanya mereka melakukan hubungan seksual dengan teman sekolah 2.9%, teman

di luar sekolah 2.9%, dan lainnya 5.7% ( orang asing, pelanggan PSK, dan PSK).

Untuk lebih jelas lihat diagram di bawah ini.

Grafik III.B.21
Pasangan Hubungan Seks

62
88.57%
2 2 4
2.9% 2.9% 5.8%

Pacar Teman Teman Luar Lainnya (


Sekolah Sekolah PSK )

Dari 25.2% responden yang pernah melakukan hubungan seksual,

sebanyak 67.1% mengaku melakukannya di rumah sendiri atau di rumah

pasangannya. Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.

Grafik III.B.22
Tempat Melakukan Intercouse

Pantai 7 / 10%

Rumah Teman 7 / 10%

Penginapan/Hotel 9 / 12.9%

Rumah Saya/Pasangan Saya 47 67.1%

55
BAB IV
ANALISIS INFERENSIAL

A. Uji Sperman dan Kendall.

UJi spreman dan kendall adalah fasilitias untuk mengukur keeratan

hubungan antara satu variabel independent (IV) dengan variabel dependen (DV)

dengan skala pengukuran ordinal dan data tidak normal (Nisfiannoor 2009:184).

Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala ordinal dan tidak

berdistribusi normal.

Tabel IV.B.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RELIGIUSITAS PERILAKU SEKSUAL
N 278 278
Normal Parametersa,b Mean 66.5755 11.1475
Std. Deviation 23.03426 9.21758
Most Extreme Differences Absolute .149 .176
Positive .114 .176
Negative -.149 -.113
Kolmogorov-Smirnov Z 2.491 2.929
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

Data normal apabila sig (p) > 0.05. pada uji normalitas di atas bisa dilihat

bahwa nilai sig (p) = 0.000 < 0.05, berarti data tidak normal. Berarti syarat untuk

menggunakan sperman dan kendall terpenuhi.

Tabel IV.B.2
Correlations
PERILAKU
RELIGIUSITAS SEKSUAL
Kendall's RELIGIUSITAS Correlation 1.000 -.335**
tau_b Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 278 278
PERILAKU Correlation -.335** 1.000
SEKSUAL Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 278 278

56
Spearman's RELIGIUSITAS Correlation 1.000 -.413**
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 278 278
PERILAKU Correlation -.413** 1.000
SEKSUAL Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 278 278

Pada korelas Kendal bisa dilihat nilai r = -.335 dengan sig (p) 0.000 <

0.01, dan pada korelasi Sperman nilai r = -.413 dengan sig (p) 0.000 < 0.01. ini

menunjukan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara religiusitas dengan

perilaku seksual. Kategori korelasi antara religiusitas dengan perilaku seksual bisa

dilihat pada tabel berikut (Nisfiannoor 2009:154):

Tabel IV.B.3
Tingkat Korelasi
Korelasi Tingkat Hubungan
0.0 – 0.19 Sangat Rendah
0.2 – 0.39 Rendah
0.4 – 0.59 Sedang
0.6 – 0.79 Tinggi
0.8 – 1.00 Sangat Tinggi

Hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual pada kategori sedang, dan

hubungannya bersifat negatif dengan nilai r = -.335 dan -.413. Berarti jika

semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka akan semakin rendah perilaku

seksualnya, begitu juga sebaliknya jika religiusitas seseorang semakin rendah

maka akan semakin tinggi perilaku seksualnya, dengan sig (p) = 0.000 < 0.01,

yang berarti memiliki hubungan yang signifikan.

57
B. Analisis Data

Setelah melakukan uji sperman dan kendall ditemukan bahwa religiusitas

memiliki huubungan negatif dan pengaruh signifikan terhadap perilaku seksual

dengan r = -.335 dan -.413 dan sig (p) = 0.000 < 0.01, yaitu semakin religius

seseorang maka akan semakin rendah perilaku seksualnya, begitu juga sebaliknya.

Maka penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jerry D.

Cradwell mengenai The Relationship between Religious Commitment and

Premarital Sexual Permissiveness: A Five Dimensional Analysis (Hubungan

Antara Religiusitas dan Kebebasan Perilaku Seksual Pranikah: Sebuah Analisis

Lima Dimensi) yang ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara

religiusitas dengan perilaku seksual yaitu semakin orang memiliki tingkat

religiusitas tinggi maka akan semakin rendah perilaku seksualnya dan sebaliknya.

Temuan penelitian ini juga sesuai dengan toeri kontrol sosial bahwa

komponen-komponen kontrol sosial yang salah satunya adalah agama sebagai

kontrol sosial mampu mencegah manusia dari perilaku menyimpang salah satunya

adalah perilaku seksual sebelum menikah di kalangan anak remaja. Semakin erat

ikatan sosial seseorang yang disebabkan oleh agama maka akan semakin rendah

potensi perilaku menyimpangnya dan begitu pula sebaliknya semakin lemah

ikatan sosial seseorang terhadap masyarakat maka akan semakin besar

kemungkinan seseorang untuk melakukan perilaku menyimpang. Maka temuan ini

memperkuat beberapa penelitian sebelumnya dan menegaskan kembali teori

agama sebagai kontrol sosial.

58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: terdapat

hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual di SMAN 3 Pandeglang.

1. Hasil uji Sperman dan Kendall menunjukan bahwa dimana terdapat

hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku seksual yang berarti

semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin rendah perilaku

seksualnya, begitupun sebaliknya jika religiusitas seseorang rendah maka

tingkat perilaku seksual akan tinggi. Dengan hasil sig (p) 0.000 < 0.01. Maka

dalam penelitian ini berbunyi “Ho ditolak dan Ha diterima”, yang berarti

religiusitas memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap perilaku

seksual.

2. Pada uji crosstabs ditemukan bahwa tidak ada hubungan dan perbedaan

mengenai jenis kelamin dengan religiusitas seseorang, dan kedua tidak

ditemukan pula hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku seksual

seseorang.

B. Saran –Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Para remaja dan kaum muda khususnya anak-anak yang masih sekolah

agar meningkatkan religiusitas dari berbagai aspek seperti keyakinan,

59
praktek agama, pengetahuan dan dimensi konsekuensi untuk terhindar dari

perilaku seksual.

2. Perlunya pembinaan karakter dan spiritual bagi anak-anak remaja agar

mampu terhindar dari perilaku seksual.

3. Para orang tua harus lebih aktif memperhatikan dan memberikan contoh

yang baik untuk anaknya baik pada aspek keagamaan maupun dalam

kehidupan sehari-hari karena menurut penelitian ini ditemukan bahwa

pengaruh religiusitas tidak sepenuhnya mencegah perilaku seksual.

4. Dan untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel lain

dalam menganalisis tentang religiusitas dan perilaku seksual karena masih

ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi, juga diharapkan skala populasi

dan jumlah responden lebih banyak agar lebih representatif.

5. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih menarik, diharapkan

membandingkan antara siswa yang berada pada wilayah pedesaan dan

perkotaan.

6. Dan terakhir diharapakan untuk penelitian selanjutnya memakai tekhnik

pengambilan sampel yang memiliki resiko kecil dalam tingkat

kepercayaan jawaban responden.

60
DAFTAR PUSTAKA

Adler−Mueller−Laufer−Grekul. 2009. Criminology. Canada: The McGraw−Hill


Companies.

Adamczyk , Amy and Brittany E. Hayes. 2012. Religion and Sexual Behaviors:
Understanding the Influence of Islamic Cultures and Religious
Affiliation for Explaining Sex Outside of Marriage. On Behalf of ASA (
Asociation Sociology ). SAGE Publication.originally published online 30
August. Di akses : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=
&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCwQFjAA&url
=http%3A%2F%2Fnctsn.org%2Fnctsn_assets%2Fpdfs%2Fcaring%2Fse
xualbehaviorproblems.pdf&ei=R-pUU-m0FqSwiAfqk4GgAQ&usg=AF
QjCNHIPWs8NM nLTkZbhyiRAtFCfeDpnA&sig2=RKwi2Tr2WDXA
43jBHGJ6HA&bvm=bv.65058239,d.bmk. Pada Tanggal 21 April 2014.

Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. 1995. Psikologi Islami “Solusi
Islam Atas Problem Psiokologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Andisti, Miftah Aulia dan Ritandiyono. 2008. Religiusitas dan Perilaku seks
Pada Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma Volume 1,
no.2.Diakseshttps://www.google.com/search?q=pdf.era+globalisasi+
dan+ seks&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&
client=firefox&channel=sb#channel=sb&q=pdf.religiusitas+dan+seks&rl
s=org.mozilla:enUS:official.Pada tanggal 15 April 2014.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2011. Metode Penelitian


Kuantitatif. “ Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Bungin, M. Burhan. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Komunikasi, Ekonomi,


dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Dianawati, Ajen. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan


Pustaka.

Echols, M. John and Hassan Shadily. 2005. An English-Indonesian Dictionary.


Cornerll University Press, Ithaca and London. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Faisal, Sanapiah. 2003. Format – Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Farmer, A. Melisa, Paul D Trapnell and Cindy M. Meston. 2008. The Relation
Between Sexual Behavior and Religiosity Subtypes:A Test of the
Secularization Hypothesis. Received: 11 October 2006 / Revised: 1 May
2008 / Accepted: 9 May 2008_ Springer Science+Business Media, LLC
2008. Diakses : http://www.google.com/url?sa=t &rct=j&q =&es
rc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CC4QFjAA&url=htt
p%3A%2F%2Fhomepage.psy.utexas.edu%2FHomePage%2FGroup%2F
MestonLAB%2FPublications%2FFarmer%2520-%2520religios ity.pd
f&ei=Rc1UU7jUFpG6i AeCyICgDw&usg=AFQjCNFJWRRJci4S94
IJoIxJk5k6_KKb9g&sig2=xApCIo5hd_fbil0fylmxKg&bvm=bv.650582
39,d.aGc. Pada Tanggal 21 April 2014.

Giddens, Antony. 1985. Kapitalisme dan teori sosial modern, 1986, Jakarta: UI.

Gordon, Winsom. 2000. Behaviour Modification. Regional Training Seminar on


Guidance and Counselling Module 4..France : UNESCO. Diakses :
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.une
sco.org%2Feducation%2Fmebam%2Fmodule_4.pdf&ei=RehUUmEOIG
HrAes1ICQCQ&usg=AFQjCNFWibLuZtl96rpinoFdh8RbUoiOkg&sig2
=uwCP1YSHOIeXRUgfmMJ9Q&bvm=bv.65058239,d.bmk. Tanggal 21
April 2014

Harefa, Nova Yanti. 2013. Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri
Di Kota Gunungsitoli Tahun 2013. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diakses :
https://www.google.com/search?q=pdf.tesis+perilaku+seks&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox a&cha
nnel=sb#channel=sb&q=pdf.tesis+seks&rls=org.mozilla:en-US:official
pada tanggal 11 september 2013.

Hassan, Riaz. 2006. Keragaman Iman: Studi Komparatif Masyarakat Muslim.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Huang, Karen and Laura Uba. 1992. Premarital Sexual Behavior Among
Chinese, College Students in the United States. Archives of Sexual
Behavior, Vol. 21, No. 3, 1992.
Ismail, Faisal. 1997. Paradigma Kebudayan Islam: Studi Kritis dan Refleksi
Historis. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.

Jerry D. Cardwell. 2012. The Relationship between Religious Commitment and


Premarital Sexual Permissiveness: A FiveDimensional Analysis. Oxford
Journals : Oxford University Press. ASR. Source: Sociological Analysis,
Vol. 30, No. 2 (Summer, 1969), pp. 72-80 Published Oxford University
Press and Association for the Sociology of Religion, Inc. are
collaborating with JSTOR todigitize, preserve and extend access to
Sociological Analysis. Diakses : http://www.google.com/
url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ve=
0CDoQFjAB&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2
F20454064%2F731808052%2Fname%2FThe%2BRelationship%2Bbetw
een%2BReligious%2BCommitment%2Band%2BPremarital%2BSexua%
2BPermissiveness.pdf&ei=Rc1UU7jUFpG6iAeCyICgDw&usg=AFQjC
NGAK86rXKWFoGo8mpOHHW65FbBWA&sig2=nk5ef0cIuBaLUvKr
sK-MUQ&bvm=bv.65058239,d.aGc. Pada Tanggal 21 April 2014.

Jones, Rachel K, Jacqueline E. Darroch and Susheela Singh. 2004. Religious


differentials in the sexual and reproductive behaviors ofyoung women in
the United States. The Journal Of Adolescent Health.The Alan
Guttmacher Institute.New York. Manuscript received September 11.
Diakses:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=& esrc=s&source
=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CJoBEBYwCQ&url=http%3A%
2F%2Fshawmneehistory.tripod.com%2F10.pdf&ei=Rc1UU7jUFpG6iAe
CyICgDw&usg=AFQjCNEiVw1ah3UspPyspF1xpTFQdSQX4Q&sig2=
0R0ljRY82yxuiGAPDUayvw&bvm=bv.65058239,d.aGc Pada Tanggal
21 April 2014.

Masri, Muadz. 2010. Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi


Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Diakses:
http://news.okezone.com/read/2010/12/04/338/400182/tiap-tahun-remaja
-seks-pra-nikah-meningkat. Pada tanggal 23 Mei 2014.

M.D, Robert P. Masland Jr dan David Esrridge (ter) Mira T. Windy. 2000. Apa
Yang Ingin Diketahui Remaja Tentang Seks. Jakarta: Bumi Aksara.

M.S, Amy G. Miron dan Charles D. Miron. 2006. Bicara Soal Cinta, Pacaran,
dan S-E-K-S Kepada Remaja :Panduan Guru dan Orang Tua. Jakarta:
Esensi Erlangga Group.
Mulyawan, Arief. 2012. Program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi
Banten. Diakese: http://sentanaonline.com/detail_news/main/6353
/1/29/02/2012/-Pekerja-Seks-di-Banten-40-Persen-Berusia-Remaja--.
Pada tanggal 23 Mei 2014.

Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu


Sosial.Jakarta: Salemba Humanika.

Nugraha, Boyke Dian. 1995. Problem Seks Cinta Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Pani, Amir Hasan. 2007. Pendidikan Seks: Suatu Prespektif Sosial. Perak Darul
Ridzuan Malaysia: Universitas Pendidikan Sultan Idris.

Prihatin, Tut Wuri. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Sikap Siswa SMA Terhadap Hubungan Seksual (Intercouse) Di Kota
Sukoharjo Tahun 2007. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Diakses:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we
b&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fep
rints.undip.ac.id%2F18061%2F1%2FTUT_WURI_PRIHATIN.pdf&ei=
0HZCU9S4I8ySiQfuiYHwCQ&usg=AFQjCNE2gQiRG708fsgFukdiOxa
VzcWwww&sig2=8AW8wPPObdJ4dNRM1Mzkfg&bvm=bv.64367178,
bs.1,d.bmk. Pada tanggal 23 Desember 2013.
Quthb, Muhammad. 1992. Muslimkah Anda. Jakarta: Firdaus.

Robetson, Roland (ed). 1995. Penerjemah Ahmad Fedyani Saifuddin. Agama


Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: PT. Grafindo
Persada.

Rostosky, Sharon Scales. Brian L. Wilcox, Margaret Laurie Comer Wright and
Brandy A. Randall. 2004. The Impact of Religiosity on Adolescent
Sexual Behavior:: A Review of the Evidence. Journal of Adolescent
Research.2004Published by: SAGE Publication. Diakses :
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3
&cad=rja&uact=8&ved=0CEcQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.sage
pub.com%2Fhillhsstudy%2Farticles%2FChapter13_Article%252001.pdf
&ei=Rc1UU7jUFpG6iAeCyICgDw&usg=AFQjCNHtkLSL7IlUHP7cR2
1ieVYZfcGOeA&sig2=0weI97EUuUZC2oRGYz_WuA&bvm=bv.6505
8239,d.aGc. Pada tanggal 21 April 2014.
Saifudin, Ahmad Fedyani dan Irwan Martua Hidayat. 1999. Seksualitas Remaja.
Jakarta: Pustaka Sinar.

Siegel, J. Larry. 2010. Crominology, Theories, Patterns, And Typologies.


University Of Massachusetts. Wadsworth Cengage Learning.

Sinaga, Natalia Eko Sarma. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku seks


pranikah pada mahasiswa akademik kesehatan X di kabupaten lebak
tahun 2012. Universitas Indonesia Program Kesehatan Masyarakat.

Sunarto, Kamanto, ed. 2004. Pengantar Sosiologi 2nd. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat & Regresi, Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supranto, J. 2006. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Supranto, J. 2007. Tekhnik Sampling, Untuk Survey dan Eksperimen. Jakarta:


Bineka Cipta

Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Tolani, Tofan. 2004. Cinta, Seks dan Problematikanya. Jakarta: Restu Agung.

Tumanggor, Rusmin. 2004. Sosiologi Dalam Prespektif Islam. Jakarta: UIN


Jakarta Press.

Usman, Husaeni. Dan Purnomo Setiady Akbar, ed. 2009. Metode Penelitian
Sosial 2nd. Jakarta: Bumi Aksara.

Wirastha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi


Yogyakarta.

Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
TERIMA KASIH KEPADA TEMAN-TEMAN YANG MENJADI RESPONDEN DAN IKUT MEMBANTU,
SAYA :

NAMA : AHMAD EGITS GIATSUDINT


JURUSAN : SOSIOLOGI
KAMPUS : UIN JAKARTA

SEDANG MENEMPUH PROGRAM SKRIPSI DAN SEDANG MELAKUKAN PENELITIAN. DIHARAPKAN


KEPADA TEMAN-TEMAN RESPONDEN MENGISI SEMUA PERTANYAAN DENGAN SEBENAR-
BENARNYA. JIKA ADA KELUHAN, KEKELIRUAN, PERTANYAAN DAN RASA KEBERATAN BISA
HUBUNGI LANGSUNG NOMOR SAYA ( 089635702316). SAYA UCAPKAN BANYAK TERIMAN
KASIH

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama ( Gunakan Inisial dari Nama Lengkap ): ……………………..

2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan

3. Kelas : ……………………….
4. Umur : ………………………...

5. Apakah Anda pernah berpacaran


a. Pernah
b. Tidak Pernah ( Jika tidak pernah , langsung ke pertanyaan tabel )
6. Jika pernah, berapa kali anda pernah berpacaran
a. 1 - 5 kali
b. 6 – 10 kali
c. 11 – 15 kali
d. lebih dari 15 kali
7. Apakah sekarang anda sedang memiliki pacar
a. Ya
b. Tidak
8. Dimana anda biasanya berpacaran
a. Dirumah
b. Disekolah
c. Pantai
d. Mall / jalan-jalan diluar
e. Lainnnya ……………. ( sebutkan )
B. PERTANYAAN KUESIONER
Teman-Teman Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan memberikan ceklist pada kotak yang sudah tersedia.

Keterangan:
SEL : Selalu
SER : Sering
KK : Kadang-kadang
JS : Jarang
TP : Tidak Pernah

NO JAWABAN
PERNYATAAN
SEL SER KK J TP
DIMENSI KEYAKINAN

X1.1 Saya yakin dan percaya pada Allah SWT ketika


keadaan senang, bahagia, dan tentram
X1.2 Saya yakin dan percaya pada Allah SWT ketika
keadaan sedih dan susah
X1.3 Saya percaya dengan kemukjizatan dan kebenaran
Al-Quran
X1.4 Saya percaya adanya Malaikat

X1.5 Saya percaya adanya para nabi, rasul dan


ajarannya dan Muhammad adalah utusan Allah
X1.6 Saya percaya jika jin dan setan itu ada dan ciptaan
Allah
X1.7 Saya percaya bahwa ada hari kiamat nanti

X1.8 Saya percaya adanya surga dan neraka

DIMENSI PRAKTEK KEAGAMAAN

X2.1 Saya melaksanakan Shalat wajib Lima waktu

X2.2 Saya melaksanakan shalat Sunnah

X2.3 Saya mengaji setiap hari

X2.4 Saya mengaji Yasin tiap malam jumat

X2.5 Saya puasa di bulan Ramadhan

X2.6 Saya melaksanakan Zakat di bulan ramadhan


DIMENSI PENGETAHUAN

X3.1 Saya membaca dan memahami ayat-ayat Al-quran


dan artinya
X3.2 Saya membaca buku tentang pengetahuan Islam

X3.3 Saya mendengarkan ceramah, tentang Islam untuk


menambah pengetahuan saya
X3.4 Saya berdiskusi dengan orang tua dan teman
tentang agama untuk menambah pengetahuan saya
DIMENSI PENGALAMAN

X4.1 Saya merasa Allah Hadir dan mengawasi di


kehidupan saya
X4.2 Saya merasa malaikat mengawasi kehidupan saya

X4.3 Saya merasa takut balasan dan siksaan Allah baik


di dunia atau di akhirat
X4.4 Saya merasa setan menggoda saya

DIMENSI KONSEKUENSI

X5.1 Saya saling memaafkan pada orang yang sedang


memiliki masalah dengan saya
X5.2 Saya menolong orang yang sedang membutuhkan
pertolongan
X5.3 Saya berkata jujur kepada orang lain

PERILAKU SEKS

JAWABAN
PERNYATAAN
SEL SER KK J TP
1. Saya berpegangan tangan dengan lawan
jenis/pasangan

2. Saya Memeluk/dipeluk dengan lawan


jenis/pasangan

3. Saya mencium atau dicium bagian pipi dan


bibir ( Kissing )

4. Saya berpelukan sekaligus mencium/dicium


bagian wajah dan leher ( Necking )
5. Saya berpelukan sekaligus berciuman dan
meraba-raba seperti payudara, alat kelamin,
dan bokong ( Petting )

6. Saya mencium/dicuim, menghisap/dihisap


bagian alat kelamin pasangan dengan mulut
( Oral )

7. memasukan alat kelamin laki-laki ke alat


kelamin perempuan ( Intercouse )

Jika tidak pernah melakukan hubungan seksual ( intercourse ) , pertanyan selanjutnya tidak
usah diisi.

a. jika pernah berhubungan seksual ( intercouse ) , sejak kapan pertama kali anda
melakukannya ?
Jawab :

1. SD
2. SMP
3. SMA
b. jika pernah berhubungan seks , dengan siapa anda melakukannya ?
1. Pacar
2. Teman sekolah
3. Teman diluar sekolah
4. lainnya ...................................... ( tulis )
c. dimana biasanya anda melakukan hubungan seksual ?
1. rumah sendiri/pasangan anda
2. Penginapan
3. Rumah teman
4. Pantai
5. Lainnya ...................................... ( tuis )
d. siapa yang mengajak terlebih dahulu untuk berhubungan seksual
1. Anda
2. Pasangan anda
V I S I
Prioritas Pada Keunggulan,Bertumpu Pada
Iman,Amal yang Berlandaskan Akhlaq Mulia Serta
Berwawasan Iptek

M I S I
1. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran yang Kondusif ,Dalam
Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan .
2. Menumbuh Kembangkan Semangat Keunggulan Dalam
berkarya dan Bernalar Kepada seluruh Warga Sekolah.
3. Meningkatkan Komitmen Kepada seluruh Pendidik tenaga
Kependidikan dan Peserta didik Terhadap Tugas Pokok dan
Fungsinya
4. Meningkatkan Penghayatan dan pengamalan Agama, budaya
Lokal dan Budaya Bangsa.
5. Menumbuhkembangkan sikap mental Yang Santun terhadap
diri sendiri ,Masyarakat dan lingkungan Hidupnya.
6. Mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Proses Pembelajaran dan Administrasi Sekolah .
STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 3 PANDEGLANG
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM.02 TELP/FAX ( 0253 ) 801389 LABUAN-PANDEGLANG 42264

KETUA KOMITE KEPALA SEKOLAH

Eri Azhari Kusumah, S.Pd Drs. Engkos Kosasih, M.M.Pd

TEAM PENGEMBANG TATA USAHA

WAKASEK KURIKULUM WAKASEK KESISWAAN WAKASEK SARANA WAKASEK HUMAS

Asep Saepudin, S.Pd. Inti Zamsolih, S.Pd, M.M.Pd Dadang Hidayat, S.Pd, M.Pd HUSEN, S.Pd.I
Nip : 19670306 199101 1 001 Nip : 19641124 198902 1 002 Nip : 19651101 199002 1 004 Nip : 19580811 198103 1 0

TENAGA FUNGSIONAL
KETERANGAN :
: GARIS KOORDINASI
: GARIS KOMANDO
STRUKTUR ORGANISASI TATA USAHA
SMA NEGERI 3 PANDEGLANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH

ERI AZHARI KUSUMAH, S.Pd Drs. ENGKOS KOSASIH, MM.Pd


Nip : 196308241987031008

KEPALA URUSAN TATA USAHA

SUPARTAWIJAYA, S.Sos
Nip : 197101041998021004

PELAKSANA TEKNIS KEUANGAN PELAKSANA TEKNIS


RUTIN KEUANGAN KOMITE
SUKMAJA SARMAWAN, SE YATI NURHAYATI
Nip : 19750305 200003 1 005 Nip : 19650510 198603 2 002

PELKAKSANA TEKNIS KEPEG. PELAKSANA TEKNIS


DAN AGENDARIS KESISWAAN

SRI YANTI, S.Pd ZAENAL MA’MUN

PELAKSANA TEKNIS SARANA PELAKSANA TEKNIS


PRASARANA KESISWAAN

DADI MUHTADI FARAH DIBA

PEMB. PELK. TEKNIS KEUANGAN OPERATOR KOMPUTER


KOMITE

AHMAD HAERI BUDIMAN

PEMB. PELK. TEKNIS PEMB. PELK. KEBERSIHAN


PERPUSTAKAAN

CARSIDI SATIRI

SATPAM / KEAMANAN PARKIR PEMB. PELK. KEBERSIHAN

M. DANI SOPIAN

Anda mungkin juga menyukai