PERILAKU SEKSUAL
STUDI KASUS: SISWA ISLAM SEKOLAH MENENGAH ATAS TIGA
PANDEGLANG (SMAN 3 PANDEGLANG)
LABUAN – PANDEGLANG - BANTEN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam Allah SWT. semoga selalu
para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti
sekarang ini.
hasil dari “jerih payah” penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu terwujud
berkat adanya usaha dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak lupa untuk
1. Bapak Prof. Bachtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
pengetahuan luas.
4. Terima kasih banyak kepada Yunda Diana dan Kanda Haikal yang telah
statistik.
5. Kepada Ayahanda saya yang tidak pernah saya lihat (Alm) Kurdi Jumroni
Firdaus dan Bunda saya Diah Saadiah yang selalu mendoakan saya untuk
menjadi anak yang sukses, jujur, cerdas dan religius serta kepada kaka
saya yang pertama Iiz Izmudian yang sedang menempuh program Doktor
dukungan baik moril maupun materil. Dan untuk kaka-kaka saya yang
dibutuhkan oleh peneliti. Tidak lupa terima kasih kepada Dede Rifti dan
7. Semua teman – teman sosiologi angaktan 2010 yang akan saya sebutkan
satu persatu: Diana, Aisyah, Ali, Hilman, Haikal Bokir, Irzan, Laila, Lilo,
Mahfud, Maman, Mariam, May, Mega, Nuni, Nurhidayah, Ogie, Ratih,
Renggi, Riza, Robi, Rusdi, Rian, Saskya, Siti, Sufi, Tamy, Yusup
Harapan dan do’a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini serta mendapatkan
balasan yang lebih baik dan berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis juga
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,
penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata
BAB I: PENDAHULUAN
BAB V: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Pernyataan Masalah
religiusitas para siswa SMAN 3 Pandelang dengan perilaku seksual dan mencoba
mengukur apakah ada dan seberapa besar hubungan tingkat religiusitas dengan
Religiusitas merupakan sebuah konsep yang tidak terlepas dari agama atau
kepercayaan, dan agama adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan
manusia untuk mengatur kehidupan manusia baik secara pribadi maupun sosial.
internalisasi doktrin dan nilai dalam dirinya dan memiliki fungsi vertikal maupun
horizontal yaitu hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. Dan
warga negara (Tumanggor 2004:39). Begitu juga Islam telah mengatur mengenai
hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama salah satunya perilaku seksual
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Q-S Al Isro’ 32).
Dan sabda Rasul:
1
Tidak akan berzina seorang dalam keadaan beriman di waktu melakukan
perzinaan. Dan tidak akan mencuri seseorang dalam keadaan beriman di
waktu mencuri. Dan tidak akan minum khomer seseorang di waktu
beriman diwaktu meminumnya.
Firman dan Sabda di atas kurang lebih bermakna bahwa perilaku seksual
adalah hal yang dilarang oleh agama, bahkan mendekati zina saja menurut ajaran
Islam adalah perbuatan keji yang hanya akan memberikan jalan sesat.
sehingga yang tinggal hanya peribadatan formal dan ritual keagamaan yang tidak
beralih kiblat ke Barat mengakibatkan pola budaya yang baru dan “kepuasan
Jika dilihat Indonesia adalah negara yang mayoritas muslim dan salah satu
tahun (definisi WHO untuk remaja) sekitar 66 juta anak remaja atau 29.5% pada
tahun 2003 (Wuri 2013). Disamping semakin bertambahnya dari tahun ke tahun
jumlah penduduk Indonesia khususnya kategori anak remaja, budaya seks bebas
di kalangan remaja atau pelajar juga mulai mengancam masa depan bangsa
Indonesia.
2
mengatakan kasus tersebut menunjukkan peningkatan yang semakin miris. Di
seksual remaja. DKT memfokuskan penelitiannya di empat kota besar antara lain:
Jabodetabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52% remaja telah
hal: Pertama, 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno. Kedua,
93.7% remaja SMP dan SMA pernah ciuman, genital stimulation (meraba alat
kelamin) dan oral seks. Ketiga, 62.7% remaja SMP tidak perawan dan yang
Banten juga menunjukan angka yang memprihatinkan. Dari 2.408 Wanita Pekerja
Seks (WPS) di Banten sekitar lebih 40 persen di dominasi oleh WPS berusia
remaja yakni berusia antara 16-20 tahun (Kab. Tangerang, Lebak, Tangerang
Pandeglang karena Pandeglang belum dilakukan pendataan. Para WPS belia ini
masih duduk di bangku sekolah SMP dan SMA (Mulyawan 2012). Dari data
tersebut menunjukan bahwa maraknya para WPS terutama pada anak yang masih
Indonesia adalah negara mayoritas Muslim yang sangat menentang sekali perilaku
seks bebas dan diluar nikah. Terutama untuk daerah Pandeglang-Banten yang
3
mayorias penduduknya Muslim. Hal ini juga nampaknya menunjukan adanya
gaib, budaya mengaji dikalangan anak-anak dan remaja yang masih kuat.
Informasi dari beberapa siswa dimana studi ini dilakukan juga menunjukan bahwa
sering terjadi kehamilan di luar pernikahan yang dialami beberapa murid SMP
atau SMA yang tidak kurang dari 1 sampai 3 anak tiap bulan melakukan
pernikahan yang didasarkan atas kehamilan yang tidak diinginkan (Sefty, Riki,
meskipun banyak sekali para anak sekolah yang “terlihat” religius, disatu sisi
penting di kalangan umat Islam mengenai sifat dan isi komitmen terhadap
religiusitas yang harus ditunjukan oleh seorang Muslim, dan salah satu klaim
penting dalam perdebatan ini adalah bagaiamana menjadi seorang muslim yang
harus memiliki bukti kesalehan pada tingkat etika, perilaku, dan sikap. (Riaz
2006:43-44).
4
B. Pertanyaan Penelitian
Dari permasalah yang diangkat, maka ada beberapa pertanyaan yang hendak
SMAN 3 Pandeglang?
SMAN 3 Pandeglang?
antara religiusitas dengan perilaku seks dan seberapa besar hubungan antara
kontrol sosial.
referensi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta khususnya
Jurusan Sosiologi.
D. Tinjauan Pustaka
5
Groups, Religiosity, and Premarital Sexual Behavior (Referensi Group,
Religiusitas, dan Perilaku Seksual Pranikah). Penelitian ini fokus pada bagaimana
pengaruh teman dekat dan religiusitas berpengaruh terhadap perilaku seks remaja
gereja cenderung lebih sering melakukan hubungan seksual dari pada mereka
yang memiliki teman yang sering ke gereja dan sebelas kali beresiko lebih sering
pengaruh orang tua yaitu pada orang tua responden yang termasuk anggota Gereja
seksual. Meskipun pengaruh orang tua dan teman sebaya sangat kuat namun
pengaruh yang paling besar terletak pada pengaruh teman sebaya terhadap
perilaku seksual.
Sebanyak 231 responden berpartisipasi yang berasal dari Universitas Katolik. Dari
sisi usia, mereka merupakan remaja berusia 16-20 tahun. Sampel terdiri dari 93
(41%) laki-laki dan 136 (59%) perempuan. Penelitian ini menemukan efek yang
6
signifikan yaitu pada responden yang memiliki religiusitas intrinsik dan ekstrinsik
lebih rendah cenderung berperilaku seksual yang beresiko terlepas dari jenis
aktif secara seksual memiliki tingkat religiusitas yang lebih rendah dibanding
Wilcox, Margaret Laurie Comer Wright dan Brandy A. Randall (2004) tentang
ini. Penelitian ini tidak memilih dan memperhatikan sejauh mana efektifitas
ternyata mampu menunda perilaku seksual dalam jangka waktu tertentu bahkan
sampai menikah.
Meston (2008) dengan judul The Relation Between Sexual Behavior and
7
perilaku seksual. Penggunaan definisi ganda mengenai religiusitas dan dimensi
keagamaan. Sebanyak 1.303 mahasiswa yang terdiri dari 975 perempuan dan 470
signifikan bahwa wanita cenderung lebih percaya dan yakin terhadap paranormal
dan wanita didukung dengan tingkat spiritualitas yang tinggi dari pada pria.
Namun tidak ada perbedaan untuk religiusitas intrinsik atau fundamentalis yang
memiliki frekuensi perilaku seksual yang lebih besar dibanding dengan orang-
and Religious Affiliation for Explaining Sex Outside of Marriage (Agama Dan
Penelitian ini menggunakan data dari survey kesehatan dan demografi (DHS/
dari 31 negara yang terpilih. Penelitian ini menemukan orang yang beragama
Islam dan Hindu cenderung lebih rendah melakukan hubungan seksual pranikah
8
presentase 53% orang Muslim lebih rendah dan orang Hindu 40% lebih rendah
Keenam, tesis Sarma Eko Natalia Sinaga (2012) yang meneliti tentang
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual. Metode yang
mahasiswa tahun 2011/2012 dan sedikitnya 130 orang telah menjadi responden
perempuan menganggap perilaku seks hanya dilakukan dengan suami, dan 53%
dilakukan, pengaruh teman sebaya sebanyak 47%. Dan 75.5% taat beragama
mampu mencegah dari perilaku seks, sebanyak 77% tidak mampu mengontrol
dan sedikitnya 9.8% alkohol dan narkoba mendorong untuk berperilaku seks.
Terakhir, tesis Nova Yanti Harefa (2013) yang berjudul “Studi Kualitatif
Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri Di Kota Gunung Sitoli Tahun 2013”.
Penelitian ini mencoba untuk mencari penyebab paling dekat mengapa remaja
9
dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam serta percakapan
percakapan informal pada informan yang berumur 15-26 tahun. Hasil penelitian
reproduksi yang tidak sehat adalah membuktikan rasa cinta kepada pacarnya,
dan religiusitas terdapat perbedaan dengan penelitian ini. Selain perbedaan lokasi
teman dekat dan orang tua dalam relgiusitas seseorang dengan perilaku seksual.
perilaku seksual. Ketiga oleh Sharon Scales Rostosky, Wilcox, Margaret dan
Randall hanya melihat religiusitas pada afiliasi keagamaan gereja saja. Keempat
agama yaitu Islam, Hindu, Kristen dan Yahudi. Keenam dan ketujuh Eko Sinaga
peneliti juga memiliki perbedaan lain fokus penelitian ini pada anak yang masih
10
duduk di Sekolah Menengah Atas dan membagi diimensi religiusitas kedalam
lima dimensi.
Tabel I. D.1
Tabel Perbedaan Tinjauan Pustaka
Thimothy
- Religiusitas dan
Peer Group
- non SMA
- non Muslim
Ellen, Zaleski, Kathelen
Nofa
- non Muslim
- Faktor Perilaku - non SMA
Seksual
- Religiusitas intrinsik
-Kualitatif dan ekstrinsik
STUDI INI :
- Objek anak Sekolah Menengah Atas
- Fokus Orang yang beragama Islam
- Lokasi Penelitian yang berebeda
- Dimensi Religiusitas: Keyakinan, Sharon, Brian, Wright,
Natalia Randall
Ritual, Pengetahuan, Pengalaman,
- Faktor periaku Konsekuensi. - Afiliasi Keagamaan
seksual
- Level Prilaku Seksual I - VII - non Muslim
Amy, Hayes
Melisa, Paul, Meston
- Peerbandingan
- Subtype Religiusi:
Agama yang
Paranorman,
berbeda terhadap
Spiritual, Intrinsik,
perilaku seksual
Fundamentalis
11
E. KerangkaTeori
Kontrol sosial adalah suatu alat untuk mengatur kehidupan manusia yang
norma, adat, asumsi masyarakat, hokum positif dan salah satunya adalah agama.
Konsep kontrol sosial muncul pada awal 1900-an oleh EA Ross yaitu salah satu
perilaku yang dianggap menyimpang, sesuatu yang dianggap benar dan salah, dan
sosial harus dibentuk. Maka terbentuknya kontrol sosial ketika sekelompok orang
(Adler−Mueller−Laufer−Grekul 2009:165).
masyarakat adalah proses sosialisasi untuk belajar menjadi masyarakat yang baik.
Agama menjadi sangat penting sebagai agen sosialisasi yang bisa diinternalisasi
oleh individu untuk ketenangan, dan keselamatan, disamping itu pula agama
maupun tidak sadar seseorang akan terikat dengan kekuatan sosial (Steven
2006:407). Hirshi juga mengemukakan bahwa kontrol sosial akan terbentuk jika
12
terjadinya sosialisasi yang di dalamnya meliputi komitmen, keterikatan,
keyakinan dan yang paling penting adalah keterlibatan. Dari keterlibatan ini
masyarakat, merasa malu, dan merasa takut dihukum dan merasa dirinya tidak
2009:172).
kontrol internal dan eksternal seperti yang dikemukan Cesare Beccaria dan
Jeremy Bentham, bahwa manusia yang dipengaruhi oleh doktrin agama akan
menjadi proses pengambilan keputusan dari apa yang akan dilakukan. Maka
Menurut teori kontrol sosial pula jika seseorang memiliki ikatan yang
kuat terhadap masyarakat yang disosialisasikan dari nilai agama, maka seseorang
itu cenderung melindungi dirinya dari perilaku seksual karena perilaku seksual
sebelum menikah dianggap sebagai perilaku yang dilarang oleh nilai masyarakat
dan agama. Seseorang akan cenderung malu, takut terhadap penilaian dan
13
Matriks I.E.1
Skema Agama Sebagai Kontrol Sosial
SOSIALISASI INTERAKSI
KONTROL
DIBENTUK DGN SOSIAL
STANDAR AGAMA INTERNALISASI
YANG SAMA
MASYARAKAT
IDENTITAS
DAN KONTROL
PENILAIAN EKSTERNAL
MASYARAKAT
mampu terhindar dan mampu menunda hubungan seksual bahkan sampai menikah
(Cradwell 1969) dan orang yang masuk dalam afiliasi keagamaan cenderung
Wilcox, Wright and Randall 2004). Maka dari itu, penelitian ini ingin menguji
Pandeglang.
F. Definisi Operasional
14
dan mengkategorikan dimensi seseorang yang bisa dikatakan religius, dan
1. Religiusitas
a. Pengertian Religiusitas
Perlu kita bedakan antara religion dan religious. Dalam kamus besar
seseorang yang berhubungan dengan agama atau seseorang yang saleh yang taat
terhadap agamanya (Echols dan Shadily 2005:476). Agama itu sendiri berasal
dari bahasa sanksekerta yang berarti “a” ialah tidak dan “gama” yang berarti
kacau berarti agama memilik arti secara teks “tidak kacau” dan secara istilah bisa
diartikan seperangkat aturan, pedoman, dan ajaran untuk menuntun manusia pada
kehidupan yang teratur atau tidak kacau (Ismail 1997:28). Secara singkat
religiusitas dapat diartikan orang meyakini dan mengakui adanya Tuhan sang
religisuitas setiap orang memiliki definisi yang tidak sama. Maka dari itu kita
1995:295).
Menurut Sark dan Glock dimensi religiusitas dapat dibedakan dalam lima
hal, dan lima hal ini dapat digolongkan dari berbagai agama di dunia khususnya
15
agama Islam. Lima dimensi itu ialah keyakinan, praktek keagamaan, pengalaman,
tertentu, mengikuti doktrin agama dan ajaran agama. Namun ruang lingkup
agama pula (Robertson 1995:295). Dalam Islam khususnya untuk penelitian ini
ada kepercayaan yang pokok dan mendasar yaitu percaya kepada Allah, para
malaikat, kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul, hari akhir (surga dan neraka), qadha
dan qadhar.
Komitmen terhadap keagamaan dalam dimensi ini terbagi kedalam dua kelas
penting yang pertama adalah ritual yang mengacu pada seperangkat ritus atau
tindakan keagamaan yang secara formal yang dianggap praktek suci yang
dimana semua umatnya diharapkan melaksanakan ritual ini. Dan yang kedua
adalah ketaatan. Selain ritual tadi yang bersifat publik maka ada pula tindakan
persembahan yang bersifat personal dan informal yang memiliki khas pribadi
16
menerima secara tidak sadar nilai-nilai kebersamaan (Hassan 2006:50). Dalam
Penelitian ini digunakan definisi praktek keagamaan yaitu shalat lima waktu,
shalat sunah, mengaji, puasa ramadhan, dan zakat. Praktek keagamaan ini
pengharapan tertentu walaupun tidak tepat jika kita katakan bahwa seseorang
yang taat beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pada kekuatan
Allah, merasa malaikat mengawasi, merasa setan selalu menggoda, dan takut
balasan Allah.
memiliki pengetahuan tentang agama yang mendasar seperti kitab suci, tradisi-
tradisi, juga pengetahuan tentang keyakinan dasar walaupun keyakinan itu tidak
pengetahuan dasar seperti rukun iman, rukun Islam, nama-nama nabi-nabi dan
malaikat yang wajib diketahui. Pada penelitian ini digunakan pertanyaan seperti
17
seberapa sering orang mendengarkan ceramah tentang pengetahuan Islam,
dari agama itu sendiri (Robertson 1995:298). Namun ada beberapa aspek dari
dampak yang bisa diambil untuk penelitian ini seperti selalu menolong sesama
manusia, selalu berkata jujur, dan saling memaafkan adalah bagian dari dimensi
2. Perilaku Seksual
seseorang untuk beraksi, bertindak, terhadap objek baik itu benda maupun
manusia yang memiliki sifat diferensial atau sifat yang berbeda. Perilaku harus
dilihat dalam konteks referensi sebuah fenomena dan hal ini dapat dilihat dari
referensi masyarakat atau benda yang bersifat baik dan buruk atau normal dan
Dalam kamus besar John M. Echols (2005) sex memliki arti jenis
kelamin yang berarti lebih bersifat biologis, sexual memilik arti nafsu
bersetubuh atau nafsu kelamin atau gairah sahwat, dan sexy memiliki arti
18
menggairahkan atau menggiurkan. Sedangkan Seksualitas merujuk pada
perasaan, pemikiran, sikap, dan tingkah lakunya (Pani 2007:2). Tidak jauh
berhubungan.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual adalah tingkah laku atau cara
bertindak yang dilakukan oleh seseorang sebagai respon atas dasar hasrat
seksual (nafsu sahwat) terhadap objek seksualnya yang bisa saja setiap orang
Ada beberapa perilaku seksual yang bisa dikategorikan mulai dari yang
ringan sampai yang berat seperti disebutkan oleh Vernert dan Steward (Dalam
Huang dan Uba 1992:232) yang dirumuskan sebagai berikut: pada tingkat I
holding hand (memegang tangan, dan sekitar tangan ), tingkat II pelukan, tingkat
III kissing, tingkat IV Necking, tingkat V Petting, tingakat VI Oral Seks dan
ini adalah tahap awal dimana dapat dikatakan sebagai bentuk hubungan seksual
yang ringan.
19
2). Berpelukan
pasangan melakukan hal ini biasanya dengan alasan butuh kehangatan, ingin
Pada tingkat aktivitas ini hanya dilakukan dengan berpelukan saja tanpa
3). Berciuman
bibir pasangannya namun pada tahap awal biasanya seseorang hanya akan
berciuman dengan bibir terbuka dan saling memasukan lidah ke dalam mulut
pasangannya disebut dengan Soul Kiss atau Frenc Kiss. (Masland dan Esrridge
2000:79).
4). Necking
wajah dan leher namun tidak disertai dengan meraba-raba bagian daerah sensitif
5). Petting
Petting adalah aktivitas yang dilakukan oleh kedua pasangan dengan cara
memeluk namun disertai dengan aktivitas mencium leher, bibir meraba bagian
tubuh yang sensitif seperti payudara dan alat kelamin dan sekaligus
20
6). Oral Seks
Oral seks adalah sebuah aktifitas untuk rangasangan dengan mulut pada
vagina atau penis pasangannya. Jika yang melakukan oral adalah laki-laki pada
untuk oral seks dalam kehidupan sehari-hari yang biasa digunakan disebut
dengan tekhnik gaya enam sembilan (69) karena angka ini terlihat seperti orang
yang saling melakukan oral satu sama lain (Amy dan Charles 2006:162).
penis (alat kelamin laki-laki) kedalam vagina (alat kelamin perempuan). Pada
aktifitas ini alat kelamin laki-laki akan menjadi keras atau tegang, dan untuk alat
kelamin perempuan akan menjadi lembap. Jika sperma yang telah masuk kedalam
vagina dalam jangka waktu tertentu maka akan terjadi pembuahan atau kehamilan
G. Hipotesis
21
H. Metodologi dan Jenis Penelitian
1. Populasi
dalam penelitian yang telah ditentukan (Zuriah 2006:119). Dalam Penelitian ini,
dengan data yang telah diambil bahwa jumlah populasi terhitung mulai dari
Tabel I.H.1
Populasi Penelitian
No KELAS JUMLAH
1 KELAS I 338
2 KELAS II 294
3 KELAS III 281
JUMLAH 913
karena sekolah ini memberlakukan ceramah tiap jumat pagi dan mencatat poin-
poin dari materi ceramah. Kemudian semua anak laki-laki yang beragama Islam
diwajibkan shalat berjamaah dzuhur sebelum jam sekolah selesai dan shalat
keagamaan tersebut tidak terjadi pada sekolah umum lainnya. Selain itu di
sekolah ini pula dari beberapa informan tiap pergantian semester tidak kurang
dari 2 murid baik laki-laki dan perempuan yang dikeluarkan dari sekolah karena
melakukan pernikahan atau hamil di luar nikah (Riki, Diki: Kelas XII). Selain
22
itu juga banyaknya para siswa dan siswi yang berpacaran di kebun sekolah
2. Sampel
dan tekhnik tertentu yang telah ditentukan ( Zuriah 2006:118). Dalam Penelitian
ini, maka sampel yang digunakan adalah para siswa SMAN 3 Pandeglang
margin error 5% :
a. Rumus Slovin
n= N
1 + Ne 2
n= 913
1 + 898 (0.05) 2
b. Penarikan Sampel
sebanyak 277 responden kemudian harus mencari sampel, karena populasi terdiri
dari tiga angkatan kelas untuk itu peneliti menggunakan Sampel Kelompok atau
Cluster Sample. Cluster Sample adalah sampel acak sederhana dimana setiap
sampel unit terdiri dari kumpulan atau kelompok seperti blok rumah, toko, pasar
23
dan salah satunya adalah Sekolah Pada penelitian ini populasinya adalah SMA,
maka terdiri dari tiga kelompok sampel yaitu kelas X, kelas XI, dan kelas XII
(Supranto 2007:226).
Keterangan :
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = fi x n ni= banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub
sampel
Setelah mendapatkan jumlah sampel, maka sampel ini ditarik dengan cara
lotere atau undian (Supranto 2007:82). Dari data absensi yang telah diperoleh
yaitu dengan menggunting semua nama dari absensi yang telah disalin dan
kelas I, II, dan III. Kemudian diambil satu persatu sesuai proporsi yang telah
ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari sampel antara laki-laki
dan perempuan dengan jumlah yang sama. Maka dari itu dalam pengundian
sampel jika sampel yang keluar berjenis kelamin tertentu namun telah melebihi
setengah jumlah dari sampel tiap kelasnya, maka undian dikocok kembali untuk
24
mencari sampel jenis kelamin yang berbeda. Oleh karena itu jumlah untuk kelas I
laki-laki dan perempuan masing-masing 45 responden, dan untuk kelas III laki-
dengan menggunakan analisis data angka yang diolah dengan statistik yang
beserta amplop kuesioner. Peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu tata cara
kuesioner dalam keadaan amplop tertutup dan dimasukan ke dalam kotak hitam
yang telah tersedia di pos satpam SMAN 3 Pandeglang. Setiap responden yang
tidak bersedia atau kuesioner tidak terisi maka peneliti akan mengocok kembali
25
pengembalian kuesioner, selain memiliki beberapa kemudahan seperti:
tidak diketahui oleh siapapun, dan hanya memerlukan waktu yang relatif cepat.
Pertama peneliti tidak bisa mengawasi secara pasti kuesioner yang diisi oleh
responden. Kedua, peneliti tidak mengetahui dan tidak bisa memastikan jika
dari responden tersebut yang bisa saja diisi oleh orang lain.
4. Skala Pengukuran
Peneltian ini menggunakan skala ordinal untuk kedua variable yaitu (IV)
dan (DV). Skala ordinal adalah menggolongkan dan memberikan skor kepada
jawaban menurut jenjangnya tanpa memerhatikan jarak antara satu dengan yang
Tabel I.H.3
Skala Pengukuran
Kategori Poin
Tidak Pernah 1
Jarang Sekali 2
Kadang-Kadang 3
Sering 4
Selalu 5
penelitian:
26
Tabel I.H.4
Operasionalisasi Konsep Religiusitas
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
Keyakinan Percaya dan 1. Saya percaya pada Allah
yakin baik ketika senang, dan
kepada hati tentram.
Allah SWT, 2. Saya percaya kepada Allah
Malaikat, baik ketika sedih dan
nabi, Setan susah.
dan hari 3. Saya percaya dengan
Religiusitas kiamat mukjizat Al-Quran
4. Saya percaya adanya
malaikat
5. Saya percaya adanya Nabi
dan Rasul dan ajaran-Nya
dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allah
6. Saya percaya Adanya setan
dan jin ciptaan Allah
7. Saya percaya adanya hari
kiamat nanti
8. Saya percaya adanya surga
dan neraka
Praktek Shalat, ngaji 1. Saya shalat lima waktu
Agama Puasa,Zakat, 2. Saya shalat sunah
3. Saya mengaji setiap hari
4. Saya mengaji yasin tiap
malam jumat
5. Saya puasa ramadahan
6. Saya melakanakan zakat
Pengetahuan Memahami 1.Saya memahamai ayat Al-
ayat Quran, Quran dan artinya
mendengar 2. Saya mendengarkan
ceramah, ceramah tentang Islam untuk
membaca menambah pengetahuan
buku ilmu 3. Saya berdiskusi dengan
agama. orang tua dan teman tentang
Islam untuk menambah
pengetahuan
Pengalaman Merasa 1. Saya merasa Allah hadir
kehadiran dan mengawasi kehidupan
Allah, saya
Malaikat dan 2. Saya merasa malaikat
merasa mengawasi saya
selalu 3. Saya merasa takut balasan
digoda setan Allah didunia dan akhirat
27
4. Saya merasa di goda setan
Tabel I.H.5
Operasionalisasi Konsep Perilaku Seksual
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
Level I Pegang 1. Saya berpegangan tangan
Tangan dengan lawan jenis/pasangan
saya
Level II Memeluk 1. Saya memeluk/dipeluk
pasangan saya
Level III Mencium 1. Saya mencium/dicium
pasangan saya
Level IV Necking 1. Saya berpelukan sekaligus
mencium bagian wajah dan
leher
Level V Petting 1. Saya berpelukan sekaligus
Perilaku mencium dan meraba/diraba
Seksual bagian tubuh.
Level VI Oral 1. Saya menghisap/dihisap
alat kelamin dengan mulut.
Level VII Intercouse Memasukan penis kedalam
vagina
menggunakan aplikasi komputer SPSS 18. Analisis yang akan dilakukan antara
lain:
28
memenuhi kriteria tertentu sehingga dapat memberikan informasi yang
terpercaya yaitu angket harus mempunyai validitas dan reabilitas yang baik yang
ditunjukan oleh tingginya validitas dan reabilitas hasil ukur suatu pengukuran.
Validitas berbicara mengenai bagaimana suatu alat ukur yang digunakan telah
yang sama diwaktu yang berbeda atau pada orang yang berbeda pada waktu
berbentuk tabel atau diagram batang yang dimana berguna mengumpulkan dan
dengan religiusitas dan perilaku seksual, kelas dan perilaku seksual, dan menguji
I. Sistematika Penulisan
29
Bab Kedua, Gambaran Umum SMAN 3 Pandeglang terdiri dari: Sejarah
Bab ketiga, Analisis Deskriptif yang terdiri dari: Uji Validitas dan
Kendall.
Dan kelima yaitu Bab Penutup yang terdiri dari: Kesimpulan disertai
dengan Saran.
30
BAB II
GAMBARAN UMUM SMAN 3 PANDEGLANG
Untuk mengetahui kondisi umum secara ringkas tentang situasi sekolah tersebut,
maka pada bab ini disajikan data tentang kondisi umum tentang SMAN 3
Pandeglang, adapun kondisi umum situasi sekolah yang dapat disajikan sebagai
berikut:
Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk kelas XI dan XII.
SMAN 3 Pandeglang pada saat ini dipimpin oleh kepala sekolah Drs. H.
penerimaan calon siswa baru sebelumnya menggunakan nilai standar NEM ( Nilai
sistem tes calon siswa baru dengan 6 mata pelajaran yaiu IPA, IPS, Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Pendidikan Agama. Dari tiga tahun
terakhir yaitu pada 2011 sampai 2013 jumlah siswa terus mengalami peningkatan
31
mulai dari 281 siswa, lalu 294 siswa dan yang terakhir tahun 2013 siswa SMAN 3
keadaan guru di dalamnya cukup bervariasi, dari berbagai disiplin ilmu di Perguruan
Tinggi, dan berbagai jenjang lulusan. Untuk lebih jelasnya, lihat daftar dewan guru
berikut:
Tabel II.B.1
Data Tenaga Pengajar
NO NAMA JK JURUSAN PENDIDIKAN
1 Drs. Engkos Kosasih M.pd L Mnj. Pendidikan S.2/A.IV
2 Drs. M. Sopin Hadi, SH, Msi L B. Indonesia S.2/A.IV
3 Drs. H. Atmaja, SH L Pend. Olah Raga S.1/A.IV
4 Drs. Endang Supriatna L Pend. Sejarah S.1/A.IV
5 Lilis Suhardini, S.Pd P B. Indonesia S.1/A.IV
6 Inti Zamsolih, S.Pd, M.M.Pd L Manajemen Pend. S.2/A.IV
7 Udin Aminudin, S.Pd L Pend. Geografi S.1/A.IV
8 Syari Ibrahim, S.Pd L Biologi S.1/A.IV
9 Kamaludin, A.Md.Pd L Biologi D.3/A.IV
10 Dadang Hidayat, S.Pd, M.Pd L Adm. Pendidikan S.2/A.IV
11 Drs. Toto Purwanto L PKN S.1/A.IV
12 Uus Kusdana Ks, S.Pd L Pend. Bhs&Seni S.1/A.IV
13 Aksan, S.Pd L Pend. Olah Raga S.1/A.IV
14 Purwanto, S.Pd L Pendidikan Fisika S.1/A.IV
15 Samad Kertawijaya, A.Md, Pd L B. Inggris D.3/A.IV
16 Siti Maryam, A.Md, Pd P Psiologi Pend. D.3/A.IV
17 Sayuti Akhyar Ba. S.Pd.I L PAI S.1/A.IV
18 Siwi Astuti, S.Pd P Pend. Biologi S.1/A.IV
19 Asep Saepudin, S.Pd L Matematika S.1/A.IV
20 Sri Rahmawati, S.Pd P B. Inggris S.1/A.IV
21 Husen, S.Pd.I L PAI S.1/A.IV
22 Dase Rahmat, S.S, M.Pd L Pend. Tekhnologi S.2/A.IV
23 Agus Kusmana, SP L Agronomi S.1/A.IV
24 Yuliani, S,Pd P PLS/Ekonomi S.1/A.IV
25 Ai Daiyah Ilyas, S.Pd.I P PAI S.1/A.IV
26 Heni Suhartini, S.TP P Tekno. Pertanian S.1/A.IV
32
27 Suriah, S.Pd P Pend. Bhs&Seni S.1/A.IV
28 Imas Rohayati, S.Pd P Pendidikan Kimia S.1/A.IV
29 Lilis Heryani, S.Pd P Ekonomi S.1/A.IV
30 Sarwiah, S.Pd P B. Indonesia S.1/A.IV
31 Ali Ahmad, S.Pd.I L B.Ingrris S.1/A.IV
32 Yafid Muttaqin, S.Pd L Pend. PJKR S.1/A.IV
33 Deny Permana, S.Pd, M.Pd L PKN S.2/A.IV
34 Suryo Yuni Lestari, S.Pd P Pendidikan Seni S.1/A.IV
35 Dian Lestari, S.Pd P Matematika S.1/A.IV
36 Ine Yunaeni, S.S.Ing P B. Inggris S.1/A.IV
37 Irna Suherlina, SH P Hukum Perdata S.1/A.IV
38 Aip Saripudin, S.Pd L Matematika S.1/A.IV
39 Akhmad Pahrudin, S.Fil.I L Filsafat Islam S.1/A.IV
40 Hj. Leni Apriani, ST P Teknologi Kimia S.1/A.IV
41 Eliza Feriani, S.Pd P B. Inggris S.1/A.IV
42 Heni Puspitasari, S.Pd P Sejarah S.1/A.IV
43 Fitria Dian Anggraeni, S.Pd P Matematika S.1/A.IV
44 Widuri Wulan Pratiwi, S.Pd P Geografi S.1/A.IV
45 Mas Anni S. Syarifah, S.Pd P B. Jerman S.1/A.IV
46 Imas Roriah, S.Pd P Kimia S.1/A.IV
47 Asep Saepullah, S.Kom L Tek. Informatika S.1/A.IV
48 Ahmad Rifa'I, S.Pd.I L PAI/Bahasa Arab S.1/A.IV
49 Aska Andriawan, S.Pd L Bahasa Inggris S.1/A.IV
Data guru di atas merupakan data guru yang terdiri dari guru tetap, guru
tidak tetap atau honorer. Berdasarkan jenis kelamin, tenaga pengajar SMAN 3
Pandeglang memiliki 45% perempuan dan 55% laki-laki dari 49 tenaga pengajar.
Grafik II.B.2
Jenis Kelamin Tenaga Pengajar
45
40
35
30
25
Perempuan
20
22 (45%)
15 Laki Laki
10 27 (55%)
5
0
DIII S1
33
Berdasarkan jenjang pendidikan, tenaga pengajar SMAN 3 Pandeglang
jenjang S2 12,24% dan DIII sebanyak 2.04%. Untuk lebih jelas berikut diagram
Grafik II.B.3
Lulusan Tenaga Pengajar
40
35
30
25
Axis Title
20
15
10
5
0
DIII S1 S2
Lulusan Tenaga Pengajar 3 40 6
Dari berbagai macam tenaga pengajar yang tersedia dan mata pelajaran
yang diajarkan, terdapat beberapa guru yang tidak tersedia khususnya untuk mata
kelebihan dan sesuai yang dibutuhkan. Untuk lebih jelas berikut daftar naman
2. Siswa
Februari dan Maret 2014 terdapat 2 orang siswa keluar dari sekolah dan pada
bulan April sebanyak 4 siswa yang keluar. Dari informasi yang didapatkan dari
34
disebabkan karena telah menikah atau untuk perempuan sedang mengalami
an tertentu. Berikut tabel siswa yang masuk dan keluar yang didapat dari catatan
Tabel II.B.6
Daftar Keluar Masuk Siswa
Masuk Bulan Keluar Bulan Keadaan Akhir
No Bidang Kelas Februari Februari
Jurusan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 Umum X - - - 1 - - 156 184 340
2 IPA XI - - - - - - 51 113 164
3 IPS XI - - - - 1 - 61 72 133
4 IPA XII - - - - - - 40 102 142
5 IPS XII - - - - - - 94 46 140
Jumlah - - - - - - 402 517 919
Masuk Bulan Keluar Bulan Keadaan Akhir
No Bidang Kelas Maret Maret
Jurusan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 Umum X - - - - - - 155 185 340
2 IPA XI - - - - - - 51 113 164
3 IPS XI - - - - 1 - 61 71 132
4 IPA XII - - - - - - 40 102 142
5 IPS XII - - - 1 - - 93 46 139
Jumlah - - - - - - 401 516 917
Masuk Bulan Keluar Bulan Keadaan Akhir
No Bidang Kelas April April
Jurusan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 Umum X - - - 1 1 - 154 184 338
2 IPA XI - - - - - - 51 113 164
3 IPS XI - - - - 2 - 61 69 130
35
4 IPA XII - - - - - - 40 102 142
5 IPS XII - - - - - - 93 46 139
Jumlah - - - - - - 399 514 913
Terlihat pada tabel diatas pada bulan Februari dan Maret masing-masing
ada 2 orang siswa yang dikeuarkan terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan.
mencapai 4 orang siswa yakni 3 perempuan dan 1 laki-laki. Untuk lebih jelas lihat
grafik berikut:
Grafik II.B.7
Grafik Siswa yang Keluar
3,5
2,5
Axis Title
2
Laki Laki
1,5
Perempuan
1
0,5
0
Februari Maret April
Axis Title
kurang lebih 50% orang tua siswa yang termasuk pada kategori keluarga miskin.
Berikut daftar orang tua siswa berdasarkan kelas ekonomi. Orang tua siswa yang
dikategorikan pada orang tua miskin, menengah dan mampu berdasarkan pada
36
Kategori Miskin : - Rp. 1.500.000
Kategori Menengah : - Rp. 3.000.000
Kategori Mampu : > Rp. 3.000.000
Grafik II.B.8
Grafik Kelas Ekonomi Orang Tua Murid
Laki-laki Perempuan
235
215
172 168
64
53
Miskin <
1.500.000 Menengah - Rp.
3.000.000 Mampu >
Rp.3.000.000
C. EKSTRKULIKULER
ekstrakulikuler yang telah tersedia di sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat
siswa yang diatur dalam tata tertib siswa SMAN 3 Pandeglang. Beberapa
Pramuka, Paskibra, Olahraga, Seni, ISC dan Boxer. Untuk lebih jelas berikut
37
Tabel II.C.1
Ekstrakulikuler dan Pembimbingnya
No Nama Jabatan
1 Deni Surya Permana, S.Pd Pembina KIR
2 Sayiti Akhyar, S.Pd.I Pembina ROHIS
3 Syari Ibrahim, S.pd Pembina Olimpiade
4 Siwi astuti, S.Pd Pembina PIK-R
5 Ai Daiyah Ilyas, S.Pd.I Pembina UKS/ PMR
6 Lilis Heryani, S.Pd Pembina Pramuka Putri
7 Akhmad Pahrudin, S.Fil.I Pembina Pramuka Putra
8 Dian Lestari, S.Pd Pembina Paskibra
9 Yafid Muttaqin, S.Pd pembina Olahraga
10 Suryo Yuni Lestari, S.Pd Pembina Keg. Seni
11 Ineu Yunaeni, S.S.Ing Pembina ISC
12 Sri Rahmawati, S.Pd Pembina Boxer
D. Tata Tertib
kewajiban siswa dan hak siswa, juga larangan-larangan yang berlaku untuk siswa.
Setiap pelanggaran akan diberikan skor dari tiap-tiap aturan yang dilanggar dan
Pentingnya sifat religiusitas yang harus dimiliki oleh setiap orang juga di
tuangkan pada tata tertib SMAN 3 Pandeglang, yakni setiap siswa harus memiliki
agama seperti yang tercantum pada aturan umum yang berbunyi “Setiap siswa
siswa harus dan berhak mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan
agamanya dan diajarkan oleh guru yang memiliki agama yang sama. Selain itu
diatur dalam tata tertib SMAN 3 Pandeglang sebagai tanda dan menumbuhkan
38
sifat religious siswa seperti tata tertibnya yang berbunyi: 1) Siswa yang beragama
jadwal. Selain itu juga untuk siswa putri yang beragama Islam diwajibkan
diatur dalam tata tertib sekolah, SMAN 3 Pandeglang juga telah mengatur
mengenai perilaku para siswa terhadap perilaku yang menyimpang salah satunya
adalah perilaku seksual. Seperti dalam tata tertib sekolah yang berbunyi: 1) Siswa
pendidikan di sekolah.
39
BAB III
ANALISIS DESKRIPTIF
berdasarkan usia, kelas, jenis kelamin umur dan perilaku seksual. Namun sebelum
reabilitas pertanyaan kuesioner sebagai syarat bahwa data tersebut layak untuk
diolah.
valid dan reliabel. Alat ukur yang tidak valid dan reliabel akan memberikan
informasi yang tidak akurat mengenai keadaan responden dan kesimpuan tidak
akan tepat. Jika suatu angket telah memenuhi persyaratan valid dan reliabel maka
Validitas ialah berbicara mengenai bahwa suatu alat ukur yang digunakan
memang telah mengukur apa yang ingin diukur, dan reabilitas adalah sejauhmana
kembali pada orang yang sama diwaktu yang berbeda atau pada orang yang
berbeda diwaktu yang sama ( Nisfiannoor 2009:211). Agar angket atau kuesioner
layak dan baik maka sifat valid dan reliabel harus dibutuhkan terlebih dahulu.
Peneliti telah melakukan try out angket terlebih dahulu kepada 20 orang
40
angket. Hasil try out yang diangggap layak akan digunakan kembali dan yang
Setelah dilakukan try out dan semua butir pertanyaan valid dan reliabel,
Berikut adalah tabel hasil uji validitas yang digunakan pada angket penelitian.
Tabel III.A.1
Hasil Uji Validitas
Variabel Dimensi Pearson Sig. (2-tailed) N
Correlation (Jumlah)
Keyakinan .478** .000 278
**
Keyakinan .432 .000 278
**
Keyakinan .506 .000 278
**
Keyakinan .582 .000 278
**
Keyakinan .464 .000 278
Keyakinan .595** .000 278
Keyakinan .673** .000 278
Keyakinan .624** .000 278
Praktek .863** .000 278
Praktek .801** .000 278
Praktek .890** .000 278
Religiusitas Praktek .884 **
.000 278
**
Praktek .842 .000 278
**
Praktek .591 .000 278
**
Pengetahuan .782 .000 278
**
Pengetahuan .782 .000 278
Pengetahuan .806** .000 278
Pengetahuan .798** .000 278
Pengalaman .825** .000 278
Pengalaman .817** .000 278
Pengalaman .766** .000 278
Pengalaman .806** .000 278
**
Konsekuensi .814 .000 278
**
Konsekuensi .856 .000 278
**
Konsekuensi .749 .000 278
41
Pegangan .897** .000 278
Pelukan .966** .000 278
Perilaku Berciuman .970** .000 278
Seksual Necking .973** .000 278
Petting .969** .000 278
Oral .932** .000 278
Intercouse .666** .000 278
semua pertanyaan memiliki p = 0.000 yang berarti < 0.05. Dapat disimpulkan
Setelah menguji validitas maka diuji reliabilitas. Berikut tabel hasil uji
Tabel III.A.2
Uji Reabilitas
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
KEYAKINAN 65.21 401.600 .461 .963
KEYAKINAN 65.23 401.674 .416 .963
KEYAKINAN 65.16 401.818 .485 .963
KEYAKINAN 65.24 398.617 .562 .963
KEYAKINAN 65.14 403.182 .443 .963
KEYAKINAN 65.82 385.799 .569 .963
KEYAKINAN 65.44 390.955 .657 .962
KEYAKINNAN 65.31 394.815 .606 .962
PRAKTEK 66.00 370.343 .846 .960
PRAKTEK 67.41 370.345 .775 .961
PRAKTEK 66.46 359.831 .872 .960
Religiusitas
PRAKTEK 66.21 360.652 .866 .960
PRAKTEK 65.90 372.409 .824 .960
PRAKTEK 65.45 390.747 .560 .963
PENGETAHUAN 67.50 372.937 .756 .961
PENGETAHUAN 67.73 376.826 .759 .961
PENGETAHUAN 66.71 371.962 .782 .961
PENGETAHUAN 67.35 372.292 .773 .961
PENGALAMAN 67.39 369.408 .802 .960
PENGALAMAN 67.34 367.136 .791 .961
PENGALAMAN 66.01 376.253 .740 .961
PENGALAMAN 66.89 367.695 .779 .961
KONSEKUENSI 66.17 375.773 .786 .961
KONSEKUENSI 66.17 371.169 .831 .960
KONSEKUENSI 65.88 382.889 .717 .961
42
PEGANGAN 8.81 63.442 .859 .964
PELUKAN 9.23 61.109 .953 .957
Perilaku
BERCIUMAN 9.29 60.830 .958 .957
Seksual NECKING 9.55 60.415 .962 .956
PETTING 9.63 60.139 .955 .957
ORAL 9.88 61.942 .905 .961
INTERCOUSE 10.50 71.442 .581 .982
Butir pertanyaan bisa dikatakan reliabel apabila memiliki nilai > 0.2.bisa
memiliki nilai > 0.2. Maka semua pertanyaan telah memenuhi standard kelayakan
dan valid.
B. Analisis Deskriptif
kelamin, kelas, umur, pernah atau tidak pernah pacaran, frekuensi pacaran, tempat
berpacaran, status pacaran dan perilaku seksual, pertama melakukan seks, dengan
siapa melakukan seks, dimana melakukannya dan siapa yang mengajak terlebih
1. Profil Responden
Tabel III.B.1
Profil Responden
Frekuensi Percent (%)
Variabel
Jenis Kelamin
Laki – Laki 139 50%
Perempuan 139 50%
X 102 36.7%
Kelas
XI 90 32.4%
XII 86 30.9%
15 Tahun 37 13.3%
Umur
16 Tahun 83 30.6%
17 Tahun 76 27.3%
18 Tahun 74 26.6%
19 Tahun 6 2.2%
Pernah Pacaran 229 82.4%
Pacaran
Tidak Pernah 49 17.6%
43
1 – 5 Kali 141 50.7%
Kali Pacaran
6 – 10 Kali 43 15.5%
11 – 15 Kali 27 9.7%
>15 Kali 18 6.5%
Rumah 119 42.8%
Tempat Pacaran
Sekolah 26 9.4%
Pantai 47 16.9%
Mall/Jalan-Jalan 37 13.3%
Sedang Berpacaran 205 73.7%
Status Pacaran
Tidak Berpacaran 24 8.6%
Religiusitas dan Perilaku Seksual
Tidak Jarang Kadang Sering Selalu
Pernah Kadang
Percaya Jin 2 15 38 42 181
(0.7%) (5.4%) (13.7%) (15.1%) (65.1%)
Pcy Surga Neraka 2 15 23 40 198
(0.7%) (5.4%) (8.3%) (14.4%) 71.2%)
Shalat 4 64 37 35 138
(1.4%) (23%) (13.3%) (12.6%) (49.6%)
Puasa 7 48 54 19 150
(2.5%) (17.3%) (19.4%) (6.8%) (54%)
Diskusi agama 68 73 74 26 37
(24.5%) (26.3%) (26.6%) (9.4%) (13.3%)
Jujur 7 20 78 46 127
(2.5%) (7.2%) (28.1%) (16.5%) (45.7%)
Pegangan Tangan 29 72 43 43 91
(10.4%) (25.9%) (15.5%) (15.5%) (32.7%)
Berpelukan 59 75 29 60 55
(21.2%) (27.0%) (10.4%) (21.6%) (19.8%)
Berciuman 68 69 27 64 50
(24.5%) (24.8%) (9.7%) (23.0%) (18.0%)
Necking 105 36 37 65 35
(37.8%) (12.9%) (13.3%) (23.4%) (12.6%)
Petting 118 30 35 59 36
(42.4%) (10.8%) (12.6%) (21.2%) (12.9%)
Oral 145 13 45 50 25
(52.2%) (4.7%) (16.2%) (18.0%) (9.0%)
Intercouse 208 10 23 23 14
(74.8%) (3.6%) (8.3%) (8.3%) (5.0%)
Pertama Melakukan Seks Frekuensi Percent Valid Percent
SD 0 0 0
SMP 13 47% 18.6%
SMA 57 20.5% 81.4%
44
Pasangan
Pacar 62 22.3% 88.6%
Teman Sekolah 2 0.7% 2.9%
Teman Luar Sekolah 2 0.7% 2.9%
Lainnya ( PSK, PPSK) 4 1.4% 7%
Tempat Melakukan Seks
Rumah Saya/Pasangan 47 16.6% 67.1%
Penginapan/Hotel 9 3.2% 12.9%
Rumah Teman 7 2.5% 10.0%
Pantai 7 2.5% 10.0%
Yang Mengajak Total Yang Melakukan Saya Pasangan Saya
Laki-Laki 32 32 0
Perempuan 38 0 38
Pada table di atas terlihat laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang
sama masing-masing 139 orang. Seperti yang telah disebutkan pada bab I bahwa
peneliti mencoba menarik sampel dengan jumlah yang sama berdasarkan jenis
kelamin.
Grafik III.B.2
Jenis Kelamin
139 139
50% 50%
proporsional dengan jumlah populasi tiap kelasnya yakni kelas X sebanyak 102
45
Grafik III.B.3
Responden Tiap Kelas
Kelas XI 90 / 32.4%
tahun, disusul dengan usia 16 tahun sebanyak 30.6%, usia 17 tahun sebanyak 76
orang (27.3%), usia 19 tahun sebanyak 74 orang (26.6%), dan yang paling sedikit
Grafik III.B.4
Umur Responden
100
80
60
85 76 74
40 30.6% 27.3% 26.6%
37
20 13.3% 6
2.2%
0
15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun
atau sebanyak 82.4% mengaku pernah berpacaran dan sisanya yaitu 49 orang
(17.6%) mengaku bahwa mereka tidak pernah berpacaran sama sekali. Dari 229
46
pernah berpacaran mulai dari 1-5 kali, dan sebanyak 18.78% mengaku pernah
berpacaran 6 sampai 10 kali, dan sebanyak 11.79% pernah berpacaran 11-15 kali,
dan terakhir dengan jumlah yang paling sedikit yaitu 7.86% mengaku pernah
berpacaran lebih dari 15 kali. Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.
Grafik III.B.5
Frekuensi Pacaran
49 141 43
17.6% 50.7% 15.5% 27 18
9.7% 6.5%
Grafik III.B.6
Tempat Pacaran
Mall/ Jalan-
Jalan
Sekolah 16%
21% Rumah
52%
Pantai
11%
47
2. Religiusitas
Pada diagram percaya setan dan jin, sebanyak 0.7% mengaku tidak
percaya setan dan jin dan sisanya percaya dengan kategori mulai dari jarang,
kadang-kadang, sering dan selalu. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah.
Grafik III.B.7
Percaya Jin dan Setan
Sering 42 / 15.1%
Kadang-Kadang 38 / 13.7%
Jarang 15 / 5.4%
Untuk tabel percaya surga dan neraka, terdapat 0.7% responden tidak
percaya kepada surga dan neraka dan sisanya 99.3% percaya dengan kategori
jarang, kadang-kadang, sering dan selalu. Untuk lebih jelas lihat grafik dibawah.
Grafik III.B.8
Percaya Surga dan Neraka
198 / 71.2%
2/0.7% 15/5.4% 23/ 8.3% 40 / 14.4%
48
Untuk tabel shalat, sedikitnya 1% responden sudah tidak pernah shalat,
dan sisanya sebesar 99% melakukan shalat wajib mulai dari jarang 23%, kadang-
kadang 13%, sering sebanyak 13%, dan selalu 50%. Untuk lebih jelas lihat grafik
di bawah.
Grafik III.B.9
Shalat Wajih 5 Waktu
Tidak Pernah
1%
Jarang
Selalu 23%
50%
Sering
13%
Kadang-
Kadang
13%
pernah puasa, dan sisanya sebanyak 98.6% berpuasa mulai dari jarang sampai
Grafik III.B.10
Puasa
160
150
140
120
100
80
60 54
40 48
20 19
0 7
49
Berdasarkan grafik diskusi mengenai agama, sebanyak 24.5% responden
mengaku tidak pernah berdiskusi tentang agama dengan teman dan orang tua, dan
sisanya mengaku pernah mulai dari kateogri jarang sampai selalu. Untuk lebih
Grafik III.B.11
Diskusi
Sering 26/9.4%
Kadang-Kadang 74/26.6%
pernah berkata jujur lagi, dan sisanya mengaku berkata jujur mulai dari jarang
Grafik III.B.12
Jujur
140
120
100
80
127
60
40 78
46
20 20
7
0
50
3. Perilaku Seksual
pernah berpegangan tangan, dan sisanya adalah pernah dengan kategori mulai dari
jarang, kadang-kadang, sering dan selalu. Yang berarti bahwa 89.6% responden
Grafik III.B.13
Pegangan Tangan
100
80 91
60 72
40
43 43
20 29
0
Grafik III.B.14
Berpelukan
75
59
60
55
29
51
Pada grafik berciuman, sebanyak 24.5% responden mengaku tidak pernah
melakukan. Ini berarti bahwa 75.5% responden mengaku pernah berciuman mulai
9.71%, sering 23.02% dan responden yang selalu melakukan mencapai 17.99%.
Grafik III.B.15
Berciuman
69 64
24.82% 23.02%
68
75.5%
50
17.99
27
9.71%
mengaku tidak pernah, yang berarti sebanyak 63.2% responden mengaku pernah
Grafik III.B.16
Necking
Selalu
35 Tidak
12.6% Pernah, 105
Sering, 65 ( 37.8%)
23.4%
Kadang-
Jarang,
Kadang,
36
37
12.9%
13.3%
52
Selanjutnya pada grafik petting, sebanyak 42.4% responden mengaku
tidak pernah melakukan petting. Yang berarti bahwa 57.6% responden mengaku
Grafik III.B.17
Petting
Selalu 36 / 12.9%
Sering 59 / 21.2%
Kadang-Kadang 35 / 12.6%
Jarang 30 / 10.8%
melakukan oral seks. Ini menunjukan bahwa sebanyak 47.8% responden pernah
Grafik III.B.18
Oral
145
160 52.2%
140
120 50
100 45
13 18% 25
80 16.2%
60 4.7% 9%
40
20
0
53
Dan pada grafik hubungan seksual atau intercourse sebanyak 74.8%
responden mengaku tidak pernah melakukan hubungan seksual. Ini berarti bahwa
tidak perawan dan tidak perjaka. Untuk lebih jelas lihat grafik di bawah.
Grafik III.B.19
Intercouse
Selalu 14 / 5%
Sering 23 / 8.3%
Kadang-Kadang 23 / 8.3%
Jarang 10 / 3.6%
sebanyak 18.57% mengaku pernah melakukan hubungan seksual sejak SMP, dan
Grafik III.B.20
Pertama Melakukan Intercouse
60
50
40
30 57
81.43%
20
13
10
18.57%
0
Waktu SMP
Waktu SMA
54
Dari 25.2% responden yang pernah melakukan hubungan seksual, mereka
sisanya mereka melakukan hubungan seksual dengan teman sekolah 2.9%, teman
di luar sekolah 2.9%, dan lainnya 5.7% ( orang asing, pelanggan PSK, dan PSK).
Grafik III.B.21
Pasangan Hubungan Seks
62
88.57%
2 2 4
2.9% 2.9% 5.8%
Grafik III.B.22
Tempat Melakukan Intercouse
Pantai 7 / 10%
Penginapan/Hotel 9 / 12.9%
55
BAB IV
ANALISIS INFERENSIAL
hubungan antara satu variabel independent (IV) dengan variabel dependen (DV)
dengan skala pengukuran ordinal dan data tidak normal (Nisfiannoor 2009:184).
Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala ordinal dan tidak
berdistribusi normal.
Tabel IV.B.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RELIGIUSITAS PERILAKU SEKSUAL
N 278 278
Normal Parametersa,b Mean 66.5755 11.1475
Std. Deviation 23.03426 9.21758
Most Extreme Differences Absolute .149 .176
Positive .114 .176
Negative -.149 -.113
Kolmogorov-Smirnov Z 2.491 2.929
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
Data normal apabila sig (p) > 0.05. pada uji normalitas di atas bisa dilihat
bahwa nilai sig (p) = 0.000 < 0.05, berarti data tidak normal. Berarti syarat untuk
Tabel IV.B.2
Correlations
PERILAKU
RELIGIUSITAS SEKSUAL
Kendall's RELIGIUSITAS Correlation 1.000 -.335**
tau_b Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 278 278
PERILAKU Correlation -.335** 1.000
SEKSUAL Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 278 278
56
Spearman's RELIGIUSITAS Correlation 1.000 -.413**
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 278 278
PERILAKU Correlation -.413** 1.000
SEKSUAL Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 278 278
Pada korelas Kendal bisa dilihat nilai r = -.335 dengan sig (p) 0.000 <
0.01, dan pada korelasi Sperman nilai r = -.413 dengan sig (p) 0.000 < 0.01. ini
menunjukan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara religiusitas dengan
perilaku seksual. Kategori korelasi antara religiusitas dengan perilaku seksual bisa
Tabel IV.B.3
Tingkat Korelasi
Korelasi Tingkat Hubungan
0.0 – 0.19 Sangat Rendah
0.2 – 0.39 Rendah
0.4 – 0.59 Sedang
0.6 – 0.79 Tinggi
0.8 – 1.00 Sangat Tinggi
Hubungan antara religiusitas dengan perilaku seksual pada kategori sedang, dan
hubungannya bersifat negatif dengan nilai r = -.335 dan -.413. Berarti jika
semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka akan semakin rendah perilaku
maka akan semakin tinggi perilaku seksualnya, dengan sig (p) = 0.000 < 0.01,
57
B. Analisis Data
dengan r = -.335 dan -.413 dan sig (p) = 0.000 < 0.01, yaitu semakin religius
seseorang maka akan semakin rendah perilaku seksualnya, begitu juga sebaliknya.
Maka penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jerry D.
religiusitas tinggi maka akan semakin rendah perilaku seksualnya dan sebaliknya.
Temuan penelitian ini juga sesuai dengan toeri kontrol sosial bahwa
kontrol sosial mampu mencegah manusia dari perilaku menyimpang salah satunya
adalah perilaku seksual sebelum menikah di kalangan anak remaja. Semakin erat
ikatan sosial seseorang yang disebabkan oleh agama maka akan semakin rendah
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: terdapat
tingkat perilaku seksual akan tinggi. Dengan hasil sig (p) 0.000 < 0.01. Maka
dalam penelitian ini berbunyi “Ho ditolak dan Ha diterima”, yang berarti
seksual.
2. Pada uji crosstabs ditemukan bahwa tidak ada hubungan dan perbedaan
seseorang.
B. Saran –Saran
1. Para remaja dan kaum muda khususnya anak-anak yang masih sekolah
59
praktek agama, pengetahuan dan dimensi konsekuensi untuk terhindar dari
perilaku seksual.
3. Para orang tua harus lebih aktif memperhatikan dan memberikan contoh
yang baik untuk anaknya baik pada aspek keagamaan maupun dalam
perkotaan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Adamczyk , Amy and Brittany E. Hayes. 2012. Religion and Sexual Behaviors:
Understanding the Influence of Islamic Cultures and Religious
Affiliation for Explaining Sex Outside of Marriage. On Behalf of ASA (
Asociation Sociology ). SAGE Publication.originally published online 30
August. Di akses : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=
&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCwQFjAA&url
=http%3A%2F%2Fnctsn.org%2Fnctsn_assets%2Fpdfs%2Fcaring%2Fse
xualbehaviorproblems.pdf&ei=R-pUU-m0FqSwiAfqk4GgAQ&usg=AF
QjCNHIPWs8NM nLTkZbhyiRAtFCfeDpnA&sig2=RKwi2Tr2WDXA
43jBHGJ6HA&bvm=bv.65058239,d.bmk. Pada Tanggal 21 April 2014.
Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. 1995. Psikologi Islami “Solusi
Islam Atas Problem Psiokologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Andisti, Miftah Aulia dan Ritandiyono. 2008. Religiusitas dan Perilaku seks
Pada Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma Volume 1,
no.2.Diakseshttps://www.google.com/search?q=pdf.era+globalisasi+
dan+ seks&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&
client=firefox&channel=sb#channel=sb&q=pdf.religiusitas+dan+seks&rl
s=org.mozilla:enUS:official.Pada tanggal 15 April 2014.
Farmer, A. Melisa, Paul D Trapnell and Cindy M. Meston. 2008. The Relation
Between Sexual Behavior and Religiosity Subtypes:A Test of the
Secularization Hypothesis. Received: 11 October 2006 / Revised: 1 May
2008 / Accepted: 9 May 2008_ Springer Science+Business Media, LLC
2008. Diakses : http://www.google.com/url?sa=t &rct=j&q =&es
rc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CC4QFjAA&url=htt
p%3A%2F%2Fhomepage.psy.utexas.edu%2FHomePage%2FGroup%2F
MestonLAB%2FPublications%2FFarmer%2520-%2520religios ity.pd
f&ei=Rc1UU7jUFpG6i AeCyICgDw&usg=AFQjCNFJWRRJci4S94
IJoIxJk5k6_KKb9g&sig2=xApCIo5hd_fbil0fylmxKg&bvm=bv.650582
39,d.aGc. Pada Tanggal 21 April 2014.
Giddens, Antony. 1985. Kapitalisme dan teori sosial modern, 1986, Jakarta: UI.
Harefa, Nova Yanti. 2013. Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri
Di Kota Gunungsitoli Tahun 2013. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diakses :
https://www.google.com/search?q=pdf.tesis+perilaku+seks&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox a&cha
nnel=sb#channel=sb&q=pdf.tesis+seks&rls=org.mozilla:en-US:official
pada tanggal 11 september 2013.
Huang, Karen and Laura Uba. 1992. Premarital Sexual Behavior Among
Chinese, College Students in the United States. Archives of Sexual
Behavior, Vol. 21, No. 3, 1992.
Ismail, Faisal. 1997. Paradigma Kebudayan Islam: Studi Kritis dan Refleksi
Historis. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.
M.D, Robert P. Masland Jr dan David Esrridge (ter) Mira T. Windy. 2000. Apa
Yang Ingin Diketahui Remaja Tentang Seks. Jakarta: Bumi Aksara.
M.S, Amy G. Miron dan Charles D. Miron. 2006. Bicara Soal Cinta, Pacaran,
dan S-E-K-S Kepada Remaja :Panduan Guru dan Orang Tua. Jakarta:
Esensi Erlangga Group.
Mulyawan, Arief. 2012. Program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi
Banten. Diakese: http://sentanaonline.com/detail_news/main/6353
/1/29/02/2012/-Pekerja-Seks-di-Banten-40-Persen-Berusia-Remaja--.
Pada tanggal 23 Mei 2014.
Nugraha, Boyke Dian. 1995. Problem Seks Cinta Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Pani, Amir Hasan. 2007. Pendidikan Seks: Suatu Prespektif Sosial. Perak Darul
Ridzuan Malaysia: Universitas Pendidikan Sultan Idris.
Rostosky, Sharon Scales. Brian L. Wilcox, Margaret Laurie Comer Wright and
Brandy A. Randall. 2004. The Impact of Religiosity on Adolescent
Sexual Behavior:: A Review of the Evidence. Journal of Adolescent
Research.2004Published by: SAGE Publication. Diakses :
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3
&cad=rja&uact=8&ved=0CEcQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.sage
pub.com%2Fhillhsstudy%2Farticles%2FChapter13_Article%252001.pdf
&ei=Rc1UU7jUFpG6iAeCyICgDw&usg=AFQjCNHtkLSL7IlUHP7cR2
1ieVYZfcGOeA&sig2=0weI97EUuUZC2oRGYz_WuA&bvm=bv.6505
8239,d.aGc. Pada tanggal 21 April 2014.
Saifudin, Ahmad Fedyani dan Irwan Martua Hidayat. 1999. Seksualitas Remaja.
Jakarta: Pustaka Sinar.
Sunarto, Kamanto, ed. 2004. Pengantar Sosiologi 2nd. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat & Regresi, Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tolani, Tofan. 2004. Cinta, Seks dan Problematikanya. Jakarta: Restu Agung.
Usman, Husaeni. Dan Purnomo Setiady Akbar, ed. 2009. Metode Penelitian
Sosial 2nd. Jakarta: Bumi Aksara.
A. IDENTITAS RESPONDEN
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Kelas : ……………………….
4. Umur : ………………………...
Keterangan:
SEL : Selalu
SER : Sering
KK : Kadang-kadang
JS : Jarang
TP : Tidak Pernah
NO JAWABAN
PERNYATAAN
SEL SER KK J TP
DIMENSI KEYAKINAN
DIMENSI KONSEKUENSI
PERILAKU SEKS
JAWABAN
PERNYATAAN
SEL SER KK J TP
1. Saya berpegangan tangan dengan lawan
jenis/pasangan
Jika tidak pernah melakukan hubungan seksual ( intercourse ) , pertanyan selanjutnya tidak
usah diisi.
a. jika pernah berhubungan seksual ( intercouse ) , sejak kapan pertama kali anda
melakukannya ?
Jawab :
1. SD
2. SMP
3. SMA
b. jika pernah berhubungan seks , dengan siapa anda melakukannya ?
1. Pacar
2. Teman sekolah
3. Teman diluar sekolah
4. lainnya ...................................... ( tulis )
c. dimana biasanya anda melakukan hubungan seksual ?
1. rumah sendiri/pasangan anda
2. Penginapan
3. Rumah teman
4. Pantai
5. Lainnya ...................................... ( tuis )
d. siapa yang mengajak terlebih dahulu untuk berhubungan seksual
1. Anda
2. Pasangan anda
V I S I
Prioritas Pada Keunggulan,Bertumpu Pada
Iman,Amal yang Berlandaskan Akhlaq Mulia Serta
Berwawasan Iptek
M I S I
1. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran yang Kondusif ,Dalam
Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan .
2. Menumbuh Kembangkan Semangat Keunggulan Dalam
berkarya dan Bernalar Kepada seluruh Warga Sekolah.
3. Meningkatkan Komitmen Kepada seluruh Pendidik tenaga
Kependidikan dan Peserta didik Terhadap Tugas Pokok dan
Fungsinya
4. Meningkatkan Penghayatan dan pengamalan Agama, budaya
Lokal dan Budaya Bangsa.
5. Menumbuhkembangkan sikap mental Yang Santun terhadap
diri sendiri ,Masyarakat dan lingkungan Hidupnya.
6. Mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Proses Pembelajaran dan Administrasi Sekolah .
STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 3 PANDEGLANG
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM.02 TELP/FAX ( 0253 ) 801389 LABUAN-PANDEGLANG 42264
Asep Saepudin, S.Pd. Inti Zamsolih, S.Pd, M.M.Pd Dadang Hidayat, S.Pd, M.Pd HUSEN, S.Pd.I
Nip : 19670306 199101 1 001 Nip : 19641124 198902 1 002 Nip : 19651101 199002 1 004 Nip : 19580811 198103 1 0
TENAGA FUNGSIONAL
KETERANGAN :
: GARIS KOORDINASI
: GARIS KOMANDO
STRUKTUR ORGANISASI TATA USAHA
SMA NEGERI 3 PANDEGLANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SUPARTAWIJAYA, S.Sos
Nip : 197101041998021004
CARSIDI SATIRI
M. DANI SOPIAN