Tindakan Kriminal
(Studi Kasus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh:
Renggi Anggraini
1110111000003
JAKARTA
2015
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat karunianya penulis
dari perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut-Nya
pada Program Studi Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA.selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
ii
4. Ibu Dra. Ida Rosyidahselaku dosen pembimbing akademik yang telah
5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
6. Kedua orang tua penulis, Ayah dan Ibu yang selalu menyayangi penulis
7. Adek Rendi dan Dinda yang selalu memberi dukungan dan hadiah
10. Para responden yang terpilih yang mau meluangkan waktunya untuk
disebutkan satu-persatu.
iii
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Penulis pun berharap semoga skripsi ini dapat
Jakarta, 1 Oktober2015
Renggi Anggraini
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..vii
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………ix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah……………………………………… 1
B. Pertanyaan Penelitian…………………………….……… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………….. 4
D. Tinjauan Pustaka………………………………………… 5
E. Kerangka Teori………………………………………….. 8
F. Hipotesis………………………………………………… 10
G. Definisi Konseptual……………………………………...10
1. Gaya Berpakaian…………………………………….. 10
a. Jilbab…………………………………………….. 11
b. Khimar atau Kerudung………………………….. 13
2. Tindakan Kriminal………………………………….. 14
H. Operasionalisasi Konsep………………………………… 15
I. Metodologi Penelitian…………………………………… 17
J. Sistematika Penulisan…………………………………… 23
v
C. Analisis Deskriptif Variabel Gaya Berpakaian.............. 43
D. Analisis Deskriptif Variabel Tindakan Kriminal........... 46
E. Uji crosstab variabel gaya berpakaian mahasiswi......... 53
terhadap tindakan kriminal
A. Kesimpulan…………………………………………… 55
B. Saran…………………………………………………. 56
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. x
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel III.E.1 Crosstab variabel gaya berpakaian terhadap
tindakan kriminal………………………….…………...………. 53
Viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
saat ini sangat marak tindakan kriminal dan yang menjadi korbannya adalah
menggunakan jilbab dan berpakaian menutup aurat bisa menjadi korban tindakan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena kampus ini adalah kampus islam. Begitu
pula dalam hal etika UIN mewajibkan seluruh mahasiswinya untuk menggunakan
busana muslimah dan jilbab. Hal ini pun disesuaikan dengan visi UIN yakni
Jakarta ini sudah baligh dan menjalankan kewajibannya berjilbab dan menutup
aurat. Namun pada realitanya, masih ada mahasiswi yang hanya menggunakan
jilbab ketika kuliah saja, tetapi ketika diluar kampus mereka membuka jilbab.
1
Sebagai seorang muslimah menggunakan jilbab dan berpakaian menutup
aurat adalah wajib hukumnya. Islam bukan hanya mengajarkan tentang ibadah
kepada Allah akan tetapi Islam juga dapat menjadi pelindung dan penjaga bagi
tiap muslimah agar mengenakan pakaian yang menutup aurat dan jilbab sehingga
dapat menghindari dari yang namanya fitnah dan kejahatan (Aminah, 1997 : 108).
Karena tiap dari tubuh perempuan Allah memberikan kekhususan yang dapat
Dalam ajaran agama islam, busana yang menutup aurat bukan semata-mata
sebuah kultur, namun lebih dari itu merupakan tindakan ritual dan sakral yang
Namun, busana yang mereka pakai sangat beragam dan telah mengalami
perubahan dari zaman ke zaman.Beragam model busana muslimah saat ini, ada
yang berpakaian kasual atau santai dan jilbab pendek namun ketat membentuk
press body atau juga ada yang syar’i seperti menggunakan gamis longgar dan
kerudung lebar.
2
Adanya arus globalisasi ini tampaknya telah banyak mereduksi nilai-nilai moral
kemanusiaan.Perubahan dan pergeseran budaya terasa sangat cepat dan jauh dari
yang sering mereka lihat dari berbagai media bahkan juga pengaruh dari gerak-
sebagai kaum adam untuk melakukan tindak kejahatan perkosaan terhadap kaum
hawa (Legesan, 2012 : 10-11). Berdasarkan data dibawah dapat dilihat bahwa dari
fluktuatif.Namun pada tiga tahun terakhir yaitu 2012, 2013 dan 2014 mengalami
Grafik I.A.1
Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan tahun 2001-2014
Sumber: Komnas Perempuan 2014
3
Mahasiswi pada zaman modern ini tentunya juga mengikuti perkembangan
pakaian muslimah saat ini pun beragam dan sangat modis. Fenomena ini tercetus
aurat tersebut dapat melindungi perempuan dari hal-hal yang negatif. Oleh karena
dengan gaya berpakaian mahasiswi atau memang niat pelaku itu sendiri.
B. Pertanyaan Penelitian
kriminal?
1. Tujuan Penelitian
saat kuliah.
4
b. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya berpakaian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
lainnya.
b. Manfaat Praktis
mahasiswi-mahasiswi di kampus.
D. Tinjauan Pustaka
perdebatan; penafsiran klasik dan kotemporer. Ada dua pendapat mengenai batas
aurat dan kewajiban jibab yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut, yaitu
pendapat pertama bahwa ayat jilbab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
5
Pada waktu itu menunjukkan bahwa jilbab bukan sebuah kewajiban dan
persoalan aurat tidak ada nash secara paten menjelaskannya. Sedangkan pendapat
kedua bahwa jilbab adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perempuan
(studi tentang tarik menarik antara hukum adat dan hukum islam). Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) untuk menggambarkan bentuk dan proses penerapan
(2) untuk menjelaskan bagaimana bentuk perpaduan antara islam dan adat lokal
Indonesia dan juga tersimpan di museum negeri Jambi serta diperkaya dengan
buku-buku maupun karya-karya lain yang terkait dengan hukum islam dan adat
6
Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis)
yaitu menganalisa data tentang objek yang dipelajari menurut isi dengan
pendekatan kualitatif.
Ketiga, dalam tesis yang ditulis oleh Budiastuti (2012) mengenai Jilbab
Muhamadiyah Jakarta). Tesis ini ditujukan untuk menggali alasan, motif, ataupun
orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna jilbab di lingkungan
fakultas hukum UMJ, merupakan bagian dari cara berpakaian yang bernuansa
agama, yang direalisasikan dalam beragam bentuk model ataupun cara berjilbab.
Selain itu, jilbab juga melekatkan fungsi pakaian, yaitu sebagai penutup dan
pelindung tubuh, serta memiliki fungsi untuk mempercantik diri dan simbol
identitas muslim.
Arifin Hj Jainal (2012) yang berjudul hubungan antara pelecehan seksual dengan
kepuasan kerja dan tekanan kerja pada karyawan wanita di tiga universitas negeri
kawasan Lembah Klang, Malaysia. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui
7
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan partisipan sebanyak
1423 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan keseluruhan pelecehan seksual
terjadipada level sedang sebanyak 53%, ada hubungan negatif signifikan antara
pelecehan seksual dengan kepuasan kerja dan ada hubungan positif signifikan
antara pelecehan seksual dengan tekanan kerja. Hasil juga menunjukkan ketiadaan
interaksi antara pelecehan seksual dan umur terhadap kepuasan kerja dan tekanan
kerja.
yang pertama hanya menjelaskan mengenai jilbab dan perdebatanya, yang kedua
yang keempat hubungan antara pelecehan seksual dengan kepuasan kerja dan
tekanan kerja pada karyawan wanita di tiga universitas negeri kawasan Lembah
Klang, Malaysia dan peneliti sendiri meneliti pengaruh gaya berpakaian terhadap
peneliti adalah sama-sama membahas mengenai gaya berpakaian atau jilbab atau
tindakan kriminal.
E. Kerangka Teori
1. Teori Viktimisasi
8
Teori-teori tersebut berupa teori anomie, teori ketegangan (strain), teori
Victimology”. Secara etimologis, viktimologi berasal dari kata victim (latin) yang
berarti korban (dalam keagamaan) dan logos (yunani) yang berarti pengetahuan.
mempelajari korban dari berbagai aspek (Soesanto, 2011 : 201). Yang dimaksud
lagi mengenai pelaku atau aktornya melainkan sudah merambah studi mengenai
korban kejahatan. Hal ini dipengaruhi oleh tulisan dari Hans Von Hentig dan B.
Mendehlsohn dalam bukunya “The Criminal and His Victim” (1949). Von Hentig
peranan yang sangat penting dalam terjadinya kejahatan (Soesanto, 2011 : 36).
Teori viktimisasi lebih menekankan pada korbannya, karena korban itu sendirilah
9
F. Hipotesis
tindakan kriminal.
kriminal.
G. Definisi Konseptual
dibedakan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Dalam penelitian ini
1. Gaya Berpakaian
Gaya berpakaian atau fashion adalah cara berpakaian yang popular dalam
suatu budaya. Secara etimologi menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI),
mode merupakan ragam cara atau bentuk terbaru pada waktu tertentu (tata
10
Maksud gaya berpakaian dalam penelitian ini ialah busana muslimah yang
digunakan oleh mahasiswi untuk kekampus yaitu, berbagai jenis busana yang
dipakai oleh wanita muslimah sesuai dengan ketentuan syariat Islam, dimaksud
untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang tidak pantas untuk diperlihatkan pada
publik. Gaya berpakaian dimaksud disini adalah hijab yang terdiri dari jilbab dan
yaitu gaya berpakaian syar’i, gaya berpakaian hijaber dan gaya berpakaian
jilboob.
a. Jilbab
dapat menutup aurat wanita kecuali muka dan telapak tangan. Imam Al-Qurthuby
pun menyimpulkan jika jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh,
kecuali wajah dan telapak tangan (Zami, 2014 : 3). Peneliti membagi jilbab yang
pakaian yang longgar, tidak ketat dan tidak membentuk tubuh contohnya seperti
gamis atau dua potong (atasan dan rok); tidak berbahan tipis dan transparan;
menutupi tubuh kecuali tangan dan muka; menggunakan kaos kaki serta tidak
11
Aksesoris yang digunakan mahasiswi dengan gaya berpakaian syar’i ini
kenalkan sebagaihijabist style. Sehingga gaya ini juga dikenal oleh masyarakat
luas dengan sebutanhijabist style (Irama, 2013 : 6). Jilbab ini biasanya dipadankan
dengan pakaian muslimah berbagai model (long dress, outer atau gamis modern)
(Budiastuti, 2012 : 101). Beberapa aksesoris yang biasa ditambahkan oleh para
hijaber seperti bros, kalung, anting-anting, headband dll. Para hijaber ini biasanya
dari kalangan menengah keatas karena terlihat dari gaya berpakaiannya yang
cafe, dll.
Tren mengenakan jilbab dengan padanan busana yang serba sempit, ketat,
12
Jilbab dipadukan dengan pakaian yang “tanggung”, karena ada kalanya
menggunakan blus (berupa kemeja pendek atau kaus ketat) sehingga terlihat
bentuk buah dada, tidak berlengan panjang dan tanpa manset, ukuran panjang
lengan hanya sampai siku, dan menggunakan celana panjang ketat (seperti jeans
atau legging, yang terbuat dari bahan tipis, seperti stocking), sehingga
yang menutup kepala wanita sampai batas dada (Zami,2014 : 4). Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kerudung adalah tudung atau kain
dengan bahan tebal, menutupi dada, tidak berpunuk unta atau cepol dan diulur
bukan dililit (Zami, 2014 : 47) atau biasanya menggunakan kerudung segi empat
dibelakang leher akan tetapi ditarik hingga keatas kepala atau disamping telinga,
kemudian ditambah aksesoris seperti bros atau peniti hias. Ada pula yang
dibentuk seperti topi, bunga atau pita menggunakan dua bahan dan warna berbeda.
13
Jenis kerudung yang digunakan beragam bentuknya seperti scarf,
pashmina, segi empat, dll.dan juga dengan bahan-bahan seperti paris, sifon/ceruti,
tidak tertutupi atau rambut yang masih terlihat.Dan terkadang leher masih
kelihatan atau tampak karena bahannya yang tipis atau terlalu dinaikkan (Partic,
2014: 40). Memakai jilbab sekarang tidak hanya sekedar menggunakan kain besar
kepala kemudian memasukan sisa kain kedalam baju dan dipadu pakaian press
digunakan biasanya paris, satin, scarf sifon, ceruti, pasmina, kasmir dll.
2. Tindakan kriminal
berupa dua yaitu kejahatan yang melanggar undang-undang dan kejahatan yang
perkosaan, dll.
H. Operasionalisasi Konsep
1. Gaya Berpakaian Mahasiswi
Tabel I.H.1
Operasionalisasi Konsep Gaya Berpakaian Mahasiswi
Variabel Operasionalisasi Indikator
konsep Jilbab atau Khimar atau
pakaian Kerudung
Gaya Gaya Berpakaian -gamis atau dua - kain yang menutupi
berpakaian Syar’i potong (atasan kepala dengan bahan
dan rok) tebal
-menggunakan - atau kerudung segi
aksesoris pin/bros empat paris yang
sederhana didobel dua
- menutupi dada
-tidak berpunuk unta
atau cepol dan diulur
15
Gaya Berpakaian -pakaian yang -Kerudung dililit
hijaber digunakan long dengan gaya yang
dress dan outer, sedang tren.
atasan dan rok, -Jenis kerudung
atasan dan celana yang digunakan
atau minidress beragam bentuknya
dan outer. - seperti scarf,
menggunakan pashmina, segi
aksesoris yang empat
mencolok seperti -dengan bahan-
tas bermerek, bahan seperti paris,
bros/pin, kalung, sifon, kasmir, katun,
anting-anting, satin, hycon, ceruti,
headband, rajut.
headpiece dll. -Ada yang menutup
dada tetapi ada juga
yang tidak.
Gaya berpakaian -menggunakan - Kerudung yang
jilboob blus (berupa digunakan biasanya
kemeja atau paris, satin, scarf
kaus), berlengan sifon, ceruti,
panjang atau pasmina, kasmir dll.
panjang hanya -tidak menutup dada
sebatas siku.
- menggunakan
celana panjang
yaitu jeans,
legging atau
stocking
16
2. Tindakan Kriminal
Tabel I.H.2
Operasionalisasi Konsep Tindakan Kriminal
Variabel Operasionalisasi Konsep Indikator
Tindakan Kriminal Kejahatan Terhadap Orang -pembunuhan
-penganiayaan
Kejahatan Terhadap Harta -Pencurian
Benda -perampokan
-pencopetan
-penjambretan
Kejahatan Terhadap -pelecehan seksual ringan
Kesusilaan Umum (intimidasi nonfisik
seperti, kata -kata, bahasa,
gambar, dan intimidasi
gerakan fisik seperti
gerakan kasat mata dengan
memegang, menyentuh,
meraba, mencium,
menunjukkan alat
kelamin)
-pelecehan seksual berat
(pornografi, pornoaksi,
perkosaan)
I. Metodologi penelitian
1. Jenis penelitian
17
Tempat yang akan diteliti adalah Universitas Islam Negeri Syarif
tempatnya terjangkau dekat dari rumah dan peneliti pun kuliah disana.
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Pengertian lain dari populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan,
nilai, tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
di dalam suatu penelitian (Zuriah, 2007 : 116). Objek dalam penelitian ini adalah
Tabel I.I.1
Populasi Penelitian
Angkatan
No. Fakultas 2012 2013 Jumlah
1 Ilmu Tarbiyah & Keguruan 637 605 1242
2 Adab & Humaniora 205 255 460
3 Ushuluddin 94 126 220
4 Syariah & Hukum 218 191 410
5 Dakwah & Ilmu Komunikasi 211 264 475
6 Ekonomi & Bisnis 176 234 410
7 Dirasat Islamiyah 36 32 68
8 Psikologi 90 109 199
9 Sains & Teknologi 155 176 331
10 Kedokteran & Ilmu Kesehatan 259 230 489
11 Ilmu Sosial & Ilmu Politik 96 114 210
Jumlah 2178 2346 4524
18
Setelah keseluruhan angkatan dijumlah, dapat diketahui populasi
orang.Alasan peneliti adalah karena angkatan yang disebutkan diatas masih ada
dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.
Untuk membuat sebuah batasan populasi, terdapat tiga kriteria yaitu isi, cakupan
dan waktu (Prasetya dan Jannah, 2005 : 119). Sampel dalam penelitian ini
n=
n=
19
Sampel =
Tabel I.I.2
Sampel Populasi
4 Syariah & 33
Hukum
5 Dakwah & Ilmu 39
Komunikasi
6 Ekonomi & 33
Bisnis
7 Dirasat 6
Islamiyah
8 Psikologi 16
9 Sains & 27
Teknologi
10 Kedokteran & 40
Ilmu Kesehatan
11 Ilmu Sosial & 17
Ilmu Politik
Jumlah 367
dengan sampel diatas maka peneliti menggunakan teknik sampel sistematis yaitu
rancangan yang dilaksanakan dengan mengambil unit populasi dari atas kebawah
20
Teknik sistematis ini digunakan jika populasi relatif besar, daftar dari
elemen secara baik tersedia, populasi memiliki pola beraturan dan populasi
terpilih menjadi responden, namun sebelumnya peneliti mencari tau jadwal mata
Teknik pengambilan:
yang ada, atau juga pengalaman atau opini dari responden. Pertanyaan apa sajakah
yang dapat ditanyakan melalui kuesioner, yaitu perilaku, sikap atau opini,
karakteristik, harapan, identitas diri dan pengetahuan (Prasetya dan Jannah, 2005 :
143-144).
6. Skala Pengukuran
independent variable dan dependent variable. Skala nominal adalah skala yang
mengindikasikan bahwa hanya ada satu perbedaan antara kategori, data yang
diperoleh dari skala nominal adalah data categories atau classifiable (Silalahi,
2012 : 218).
21
Tabel I.I.3
Skala Pengukuran
Kategori Poin
Ya 1
Tidak 0
Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik analisis
memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena
(Prasetya dan Jannah, 2011: 42). Perhitungan data dengan distribusi frekuensi ini
dipresentasekan.
dilanjutkan dengan membuat grafik dalam bentuk histogram, polygon, ogive dan
serabi (Bungin, 2005 : 172). Untuk pengujian hipotesis atau menentukan ada atau
tidak adanya hubungan antar variabel peneliti menggunakan crosstab atau tabulasi
silang.
22
J. Sistematika Penulisan
Dalam kajian ini dapat dijelaskan pada pokok pikiran yang disusun secara
Bab II. Gambaran Umum dalam bab ini berisi gambaran umum tentang
Bab III. Analisis deskriptif dalam bab ini berisi tentang deskripsi profil
responden, variabel yang diolah dalam bentuk grafik dan uji analisa data.
Bab IV. Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
Kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, dan serta saran
23
BAB II
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Masa perintisan dimulai pada zaman penjajahan Belanda oleh Dr. Satiman
pesantren luhur sebagai lembaga pendidikan tertinggi islam. Namun usaha ini
digagalkan oleh pihak penjajah belanda. Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di
Padang pun mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) namun lagi-lagi mengalamai
Pada 8 Juli 1945, didirikan juga STI di Jakarta yang dipimpin oleh Abdul
Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh muslim pun turut andil dan berjasa dalam
pengembangan STI yaitu Muhammad Hatta, K.H. Kahar Mudzakkir, K.H. Wahid
Hasyim, K.H. Mas Mansur, K.H. Faturrahman Kafrawi dan Farid Ma’ruf. Setahun
24
Pada tanggal 22 Maret 1948 nama STI dirubah menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII) yang memiliki empat fakultas yaitu Fakultas Agama, Fakultas
berdiri sendiri dan menjadi sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
mempersiapkan para pegawai negeri yang akan diangkat menjadi tenaga ahli
dalam bidang pendidikan agama, baik pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah
Menengah Kejuruan maupun Sekolah Agama. Waktu belajar di ADIA adalah lima
tahun, terdiri atas tingkat semi akademi tiga tahun dan tingkat akademi dua tahun.
Mahasiswa yang mengikuti akademi ini hanya terbatas bagi mahasiswa yang
ADIA dipimpin oleh Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai Dekan dan Prof.
A. Gani sebagai Wakil Dekan.Pada awalnya ADIA memilliki dua jurusan yaitu
25
Selama kurang lebih sepuluh tahun berjalan, PTAIN mengalami kemajuan
pesat, baik dari segi jumlah mahasiswa maupun bidang studi Agama Islam yg
merasa perlu menambahkan mata kuliah yang mencakup berbagai aspek dalam
kehidupan umat Islam dan perkembangan Islam. Oleh karena itu, seiring dengan
ADIA yang di Jakarta. Sejak itu nama PTAIN berubah menjadi Institut Agama
1963 pada tanggal 25 februari 1963 yang berisikan tentang dibentuknya dua IAIN,
Jakarta (Thaha, 2006 : 13). Semasa rektor dijabat oleh Prof Dr. Harun Nasution
26
Setelah banyaknya perkembangan termasuk dengan adanya pembukaan
merupakan titik awal dari perubahan IAIN menjadi UIN. Peresmian perubahan
nama lembaga ini dilakukan oleh Wakil Presiden RI, Hamzah Haz, pada tanggal 8
yang paling banyak berada pada angka Rp. 1.000.001 –Rp. 3.600.000 dari tahun
2012 hingga 2015. Hal ini berarti kebanyakan mahasiswa UIN Syarif
Pada umumnya lapisan atas (upper class) memang tidak terlalu banyak
apabila dibandingkan dengan lapisan menengah (middle class) dan lapisan bawah
(lower class). Bila digambarkan lapisan kelas ini akan membentuk segitiga yang
Tabel II.B.1
Penghasilan Orangtua berdasarkan sumber PUSTIPANDA
Penghasilan Orangtua/Tahun Angkatan 2012 2013 2014 2015
Rp. 0 –Rp. 1.000.000 1224 1264 896 1056
Rp. 1.000.001 –Rp. 3.600.000 1891 1865 2246 2414
Rp. 3.600.001 –Rp. 7.600.000 595 785 1204 1295
Rp. 7.600.001 –Rp. 15.000.000 122 165 408 388
Rp. 15.000.001 –Rp. 25.000.000 41 61 114 99
Rp. 25.000.001 –Rp. 100.000.000 22 34 46 51
27
2. Berdasarkan Pendidikan Orangtua
Data dibawah ini menunjukkan bahwa pendidikan ayah yang paling besar
jumlahnya adalah tingkat SLTA/MA, begitupun dengan pendidikan ibu juga yang
masyarakat kedalam suatu lapisan adalah ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran
tersebut tidak terlalu menjamin karena nyatanya saat ini bukan ilmu pengetahuan
hingga ke jenjang perkuliahan, maka akan terjadi gerak sosial atau mobilitas
sosial vertikal naik (social climbing). Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan
Tabel II.B.2.1
Pendidikan Ayah
Sumber: PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Ayah/Tahun Angkatan 2012 2013 2014 2015
Tidak Tamat SD/MI 119 109 83 107
SD/MI 422 428 564 657
SLTP/MTS 325 360 419 519
SLTA/MA 1472 1520 1983 2154
Diploma/SM 248 276 329 313
S1 836 891 1226 1152
S2 239 295 396 363
S3 37 53 51 38
28
Tabel II.B.2.2
Pendidikan Ibu
Sumber: PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Ibu/Tahun Angkatan 2012 2013 2014 2015
Tidak Tamat SD/MI 172 147 110 132
SD/MI 602 658 858 918
SLTP/MTS 482 507 625 750
SLTA/MA 1435 1509 1965 2064
Diploma/SM 243 267 387 350
S1 682 754 988 958
S2 90 83 153 125
S3 12 16 12 6
Kampus I yang berada di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat. Lalu yang kedua, Kampus II
yang terletak di Jl. Kertamukti Ciputat.Ketiga, Kampus III yang terletak di Desa
Selain fasilitas dan sarana pendidikan yang ada di Kampus I dan II, UIN
(KPKM) di Desa Reni Jaya, Pamulang, dan Desa Buaran, Serpong, Kota
Tangerang Selatan yang dikelola oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
29
1. Fakultas dan Jurusan di UIN Syarif Hidayatullah
masing berada pada Kampus I dan Kampus II. Sedangkan untuk Jurusan atau
Islamiyah dan Fakultas Psikologi hanya memiliki satu jurusan saja yaitu sama
dengan Fakultasnya. Fakultas lainnya memiliki lebih dari satu jurusan didalamnya
dan fakultas paling terbanyak jurusannya yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Tabel II.D.1.1
Jumlah Jurusan pada tiap Fakultas UIN berdasarkan
PUSKOM (Pusat Komunikasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Nama Fakultas Jurusan
1 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 11
2 Adab dan Humaniora 5
3 Ushuluddin 3
4 Syariah dan Hukum 6
5 Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 5
6 Dirasat Islamiyah 1
7 Psikologi 1
8 Ekonomi dan Bisnis 7
9 Sains dan Teknologi 7
10 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 4
11 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3
12 Sumber Daya Alam dan Lingkungan 3
Total 56
30
Tabel II.D.1.2
Program Studi/Jurusan pada Fakultas UIN berdasarkan
PUSKOM (Pusat Komunikasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu No. Fakultas Psikologi
Keguruan
1 Pendidikan Agama Islam 1 Psikologi
2 Pendidikan Bahasa Arab No. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3 Pendidikan Bahasa Inggris 1 Manajemen
4 Pendidikan Matematika 2 Akuntansi
5 Pendidikan Biologi 3 Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan
6 Pendidikan Kimia 4 Ekonomi Syariah
7 Pendidikan Fisika 5 Perbankan Syariah
8 Manajemen Pendidikan No. Fakultas Sains dan Teknologi
9 Pendidikan Bahasa dan sastra 1 Agribisnis
Indonesia
10 Pendidikan Ilmu Pengetahuan 2 Teknik Informatika
Sosial
11 Pendidikan Guru MI 3 Sistem Informasi
No. Fakultas Adab dan 4 Matematika
Humaniora
1 Bahasa dan Sastra Arab 5 Biologi
2 Sejarah dan Kebudayaan Islam 6 Kimia
3 Tarjamah 7 Fisika
4 Ilmu Perpustakaan No. Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan
5 Bahasa dan sastra Inggris 1 Kesehatan Masyarakat
No. Fakultas Ushuluddin 2 Farmasi
31
5 Ilmu Hukum 2 Teknik Pertambangan
2
No. Fakultas Dakwah dan Ilmu 3 Teknik Perminyakan
Komunikasi 3
1 Komunikasi dan penyiaran
Islam
2 Bimbingan dan penyuluhan
Islam
3 Manajemen Dakwah
4 Pengembangan Masyarakat
Islam
5 Kesejahteraan Sosial
No. Fakultas Dirasat Islamiyah
1 Dirasat Islamiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 yaitu sebanyak 10845 laki-laki dan
pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan jumlah 5973 (1591 laki-laki
dan 4382 perempuan). Sedangkan jumlah mahasiswa paling sedikit yaitu fakultas
Sumber Daya Alam dan Lingkungan sebanyak 79 orang (57 laki-laki dan 22
perempuan).
Tabel II.D.2.1
Populasi Mahasiswa UIN Berdasarkan Jenis Kelaminoleh
PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NO. Fakultas Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Ilmu Tarbiyah & Keguruan 1591 4382 5973
2 Adab & Humaniora 1051 1240 2291
3 Ushuluddin 985 615 1600
4 Syariah & Hukum 1681 1181 2862
5 Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi 1193 1269 2462
6 Dirasat Islamiyah 275 171 446
32
7 Psikologi 274 638 912
8 Ekonomi & Bisnis 1110 1173 2283
9 Sains & Teknologi 1427 1200 2627
10 Kedokteran & Ilmu Kesehatan 435 1364 1799
11 Ilmu Sosial & Ilmu Politik 766 593 1359
12 Sumber Daya Alam &Lingkungan 57 22 79
Jumlah 10845 13848 24693
2178 orang untuk angkatan 2012 sedangkan angkatan 2013 berjumlah 2346
Tabel II.D.2.2
Jumlah Mahasiswi angkatan 2012-2013
Sumber: Pustipanda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan
No. Fakultas 2012 2013 Jumlah
1 Ilmu Tarbiyah & Keguruan 637 605 1242
2 Adab & Humaniora 205 255 460
3 Ushuluddin 94 126 220
4 Syariah & Hukum 218 191 410
5 Dakwah & Ilmu Komunikasi 211 264 475
6 Ekonomi & Bisnis 176 234 410
7 Dirasat Islamiyah 36 32 68
8 Psikologi 90 109 199
9 Sains & Teknologi 155 176 331
10 Kedokteran & Ilmu Kesehatan 259 230 489
11 Ilmu Sosial & Ilmu Politik 96 114 210
Jumlah 2178 2346 4524
beragam. Selain itu peneliti juga ingin mencari tahu apakah gaya berpakaian
33
BAB III
Analisis Deskriptif
memang telah mengukur apa yang ingin diukur, dan reabilitas adalah sejauhmana
kembali pada orang yang sama diwaktu yang berbeda atau pada orang yang
Peneliti telah melakukan try out kepada 20 orang untuk menguji kelayakan
kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah dilakukannya try out maka akan
didapatkan hasilnya apakah pertanyaan tersebut valid atau reliabel. Namun ada
juga yang tidak valid dan tidak reliabel. Pertanyaan yang akan diuji sesungguhnya
kepada responden hanyalah yang valid dan reliabel sedangkan yang tidak valid
dan tidak reliabel bisa dihilangkan atau diganti. Selanjutnya yaitu penyebaran
angket untuk pengambilan data penelitian. Berikut adalah tabel hasil uji validitas
34
Tabel III.A.1
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Variabel Item Corrected Ket. Alphacro Ket.
nbach’s
Item Total
Corelation
Gaya Berpakaian Syar’i1 .580 Valid .779
Mahasiswi Syar’i2 .668 Valid
Syar’i3 .676 Valid
Syar’i4 .601 Valid
Hijaber1 .940 Valid .
Hijaber2 .803 Valid 901
Hijaber3 .667 Valid
Hijaber4 .539 Valid
Hijaber5 .925 Valid
Hijaber6 .832 Valid
Hijaber7 .352 Valid
Reliabel
Hijaber8 .391 Valid
Jilboob1 .870 Valid .
Jilboob2 .609 Valid 865
Jilboob3 .698 Valid
Jilboob4 .852 Valid
Jilboob5 .291 Valid
Jilboob6 .625 Valid
Jilboob7 .474 Valid
Tindakan TK1 .297 Valid .
Kriminal TK2 .294 Valid 565
TK3 .321 Valid
TK4 .343 Valid
TK5 .314 Valid
TK6 .311 Valid
apabila memiliki nilai > 0,2. Bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation semua butir pertanyaan memiliki nilai > 0,2. Maka, semua pertanyaan
35
Pada variabel “Gaya Berpakaian” semua butir pertanyaannya adalah valid
berjumlah 10 butir pertanyaan namun terdapat 4 butir yang tidak valid sehingga
peneliti hanya menggunakan 6 butir pertanyaan saja. Setelah itu, butir-butir yang
valid dan reliabel pun kembali diuji dan didapatkah hasilnya semua valid dan
fakultas, uang saku, asal sekolah, alasan menggunakan jilbab, orang yang paling
yang melatarbelakangi perubahan gaya berpakaian dari yang terdahulu hingga saat
ini dll.
jumlahnya yaitu untuk mahasiswi angkatan 2012 berjumlah 183 orang (49,86%)
36
Grafik III.B.1
Jumlah Responden per-Angkatan
183 184
49,86% 50,14%
proporsional dengan jumlah tiap fakultasnya yaitu FITK sebanyak 101 (27,5%),
populasinya pun sangat besar bila dibandingkan dengan fakultas lain yang ada di
37
Grafik III.B.2
Responden tiap Fakultas
Fakultas
FITK FAH FEB FSH FISIP FUSH
FPSI FKIK FDI FIDKOM FST
FST 27
FIDKOM 33
FDI 6
FKIK 40
FPSI 16
FUSH 18
FISIP 17
FSH 33
FEB 39
FAH 37
FITK 101
Selain pihak keluarga, perlu adanya pihak lain yang secara khusus mengurus
38
Grafik III.B.3
Asal Sekolah Responden
Asal Sekolah
SMA/SMK MAN/MAS PESANTREN
53
14,4%
93 221
25,4% 60,2%
mempunyai uang saku sebanyak Rp. 500.100,- s/d Rp. 1.000.000 dengan jumlah
139 orang. Salah satu ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk
Tabel III.B.4
Uang Saku Responden
No Uang Saku Per-bulan Frekuensi Persentase
39
4 Rp. 1.500.100,-s/d Rp. 2.000.000 54 14,7%
kampus adalah alasan paling banyak dipilih oleh responden yaitu sebanyak 242
orang (65,9%). Peraturan kampus ini tercantum dalam kode etik mahasiswa pasal
Grafik III.B.5
Alasan Responden Berjilbab
Alasan Memakai Jilbab
- Dari Hati 1
- Kelepasan Ngomong 1
- Aturan Sekolah 4
- Aturan TK 1
- Malas Keramas Tiap Pagi 1
- Sesuai Mood 1
- Nyaman Berjilbab 5
- Pesantren 9
- Nazar 3
- Bersekolah di Madrasah 5
- Keinginan Sendiri 39
- Keluarga 6
- Lifestyle 39
Peraturan Kampus 242
40
6. Orang yang mempengaruhi keputusan berjilbab
Data selanjutnya yang ditunjukkan pada tabel diatas adalah orang yang
peraturan kampus 3 (0,8%), pihak sekolah 4 (1,1%), Allah 1 (0,3%) dan pacar 1
(0,3%).
menggunakan jilbab. Hal ini mungkin dikarenakan sudah ada kesadaran dalam
Grafik III.B.6
Orang yang Mempengaruhi Keputusan Berjilbab
41
7. Perubahan dalam gaya berpakaian
yang mengaku tidak ada perubahan sebanyak 117 orang (32%).Hal ini
dikarenakan adanya penyesuaian diri disuatu lingkungan yang baru yaitu kampus.
Hal ini dijelaskan oleh Gillin dan Gillin perubahan sosial adalah variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan oleh perubahan kondisi
Grafik III.B.7
Perubahan Gaya Berpakaian
Perubahan Gaya
Berpakaian
117 Ya Tidak
31,9% 250
68,1%
dimana masyarakat adalah salah satu agent of change yaitu pihak yang
mengadakan perubahan.
42
Perubahan sosial terbagi dalam empat golongan, seperti perubahan yang
Grafik III.B.8
Alasan Perubahan Gaya Berpakaian
sebanyak 118 orang (32%). Mahasiswi yang menggunakan gaya berpakaian syar’i
43
Serupa penelitian yang telah dilakukanoleh Astri yang dilakukan di
menggunakan jilbab tebal dan panjang, baju lengan panjang, manset, kaos kaki,
dan bros/pin (Astri, 2010 : 101). Begitupun di UIN Syarif Hidayatullah, gaya
Grafik III.C.1.1
Gaya Berpakaian Syar’i
sebanyak 105 orang (29%). Mahasiswi dengan gaya berpakaian hijaber ini lebih
sedikit jumlahnya dibandingkan dengan gaya berpakaian syar’i dan jilboob. Hal
44
Data diatas serupa dengan penelitian yang telah dilakukan di Solo
mengenai demam tren fashion ala hijabers yang telah mewabah dimana-mana, hal
mampu mengenakan jilbab yang modis dan mengikuti tren fashion kekinian dan
secara langsung menghapus stigma yang ada di masyarakat mengenai jilbab yang
Grafik III.C.1.2
Gaya Berpakaian Hijaber
ya sebanyak 144 orang (39%). Dari ketiga gaya berpakaian mahasiswi UIN, gaya
UIN memilih gaya berpakaian yang simpel dan praktis serta kemungkinan hanya
jilbab gaul/jilboob lebih disenangi oleh mahasiswi. Hal ini dikarenakan praktis
dan nyaman dikenakan serta tidak mengganggu aktivitas (Sopiah dkk, 2008 : 11).
45
Grafik III.C.1.3
Gaya Berpakaian Jilboob
Pada tabel tindakan kriminal pelecehan seksual non fisik, mahasiswi yang
menjawab ya sebanyak 182 orang (49,6%). Pelecehan seksual non fisik yang
dikarenakan pelecehan seksual non fisik adalah bentuk pelecehan yang paling
gampang dilakukan.
Lucia, bentuk pelecehan seksual non fisik lebih dominan. Namun bentuk
pelecehan seksual non fisik tersebut berupa bahasa tubuh yang memberi kesan
46
Grafik III.D.2.1
Pelecehan Seksual Non Fisik
Pelecehan Seksual Non Fisik
182 185
185 49,6% 50,4%
180
ya
tidak
berpakaian tertutup yang dikenakan oleh mahasiswi UIN membuat pelaku tindak
pakaian yang lebih terbuka. Sehingga didapati data bahwa mahasiswi UIN lebih
non fisik.
bentuk-bentuk pelecehan seksual fisik yang terjadi pada karyawati terbagi dua
menepuk pantat dengan kertas, senggolan pada pantat, senggolan pada payudara,
sedangkan kontak badan berupa menahan dan mengelitik tangan saat berjabat
47
bisik-bisik mulut dan pipi dekat seperti akan dicium, memegang rambut, mencubit
pipi, memegang jidat (Dharma, 2012 : 10). Adapun persamaan penelitian diatas
dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu berfokus pada korban perempuan,
Grafik III.D.2.2
Pelecehan Seksual Fisik
52 315
14,2% 85,8%
ya
tidak
hampir sama jumlahnya dengan pelecehan seksual fisik. Hal ini membuktikan
dandanan menor dan sering bepergian sendiri atau ke tempat sepi. Selain itu,
48
Peneliti menghubungkan penelitian ini dengan sebuah penelitian yang
dilakukan di kebumen oleh Tri Nur mengenai analisa hukum islam terhadap
Salah satu kasusnya adalah seorang terdakwa yang melakukan tindak pidana
dilakukan oleh Tri mengenai hukum bagi terdakwa yang melakukan tindak pidana
Grafik III.D.2.3
Pelecehan Seksual dengan Ditampakkan Alat Kelamin
ya tidak
pencurian.
49
Hasil crosstab data daya berpakaian dengan tindakan kriminal didapatkan
temuan bahwa yang paling sering mengalami kejahatan harta benda adalah
mahasiswi dengan gaya berpakaian hijaber. Pada bagian deskripsi kali ini akan
dikaitkan gaya berpakaian muslimah secara umum dengan kejahatan harta benda.
pencopetan sebanyak 70 orang (19,1). Hal ini biasanya dikarenakan adanya niat
dan keahlian pelaku pencopetan didukung juga oleh kurangnya kewaspadaan dan
halte dan 24 kasus kebanyakan terjadi di dalam bus itu sendiri (Abubakar, 2009 :
Grafik III.D.2.4
Pencopetan
Pencopetan
ya tidak 70
19,1%
297
80,9%
50
Pada tabel tindakan kriminal penjambretan, mahasiswi yang menjawab ya
kriminal lainnya, seperti pencopetan dan pencurian. Hal ini mungkin dikarenakan
termassuk menujukan perhiasan dan gadget yang melekat pada dirinya, seakan
penjambretan tersebut.
51
Grafik III.D.2.5
Penjambretan
Penjambretan
ya tidak
26
341
7,1%
92,9%
pencurian sepeda motor, telpon genggam dan laptop yang sasaran korbannya
adalah para mahasiswa dan mahasiswi yang mayoritas menjadi anak kos-kosan
(Asih, 2013 : 72). Terdapat kesamaan dari kedua penelitian ini, dengan
52
Grafik III.D.2.6
Pencurian
Pencurian
100
27,2% 267
72,8%
ya
tidak
Tindakan Kriminal
kriminal. Tampak pada tabel dibawah bahwa tindakan kriminal yang paling sering
terjadi adalah pelecehan seksual non fisik (Y1) sebanyak 105 orang dan mahasiswi
dengan gaya berpakaian jilbooblah yang paling banyak menjadi korban yaitu
sebanyak 50 orang.
Tabel III.E.1
Crosstab variabel gaya berpakaian terhadap tindakan kriminal
Variabel Tindakan Kriminal Total
Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
Gaya Syar’i 47 30 29 9 2 0 1 118
Berpakaian Hijaber 45 25 15 2 9 7 2 105
Jilboob 35 50 40 9 7 2 1 144
Total 127 105 84 20 18 9 4 367
53
Ket: Y0 = Tidak Pernah Mengalami Tindakan Kriminal
Y1 = Pelecehan Seksual Non Fisik
Y2 = Pelecehan Seksual Fisik
Y3 = Pelecehan Seksual dengan ditampakkan alat kelamin
Y4 = Pencopetan
Y5 = Penjambretan
Y6 = Pencurian
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan gambaran diatas ialah mayoritas
jilboob. Sedangkan tindakan kriminal yang paling sering dialami oleh mahasiswi
UIN Syarif Hidayatullah adalah pelecehan seksual non fisik atau verbal.
tak dapat dipungkiri bahwa mahasiswi dengan gaya berpakaian jilboob ini sering
mengalami pelecehan seksual. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dari mahasiswi dengan
gaya berpakaian jilboob yaitu menggunakan baju dan celana ketat sehingga
menampakkan lekuk tubuh serta kerudung yang pendek tidak menutup dada.
54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jakarta
pelecehan seksual secara verbal/non fisik telah menjadi hal biasa dan
55
B. Saran
ekonomi dll.
56
Daftar Pustaka
x
Budiati, Atik Catur. 2011. Jilbab: Gaya Hidup Baru Kaum Hawa. Surabaya:
IAIN Sunan Ampel. Diakses pada tanggal 13 september
2015(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCkQFjABahUKEwiZue36pvT
HAhXYj44KHdOnBtU&url=http%3A%2F%2Fjsi.uinsby.ac.id%2Fin
dex.php%2Fjsi%2Farticle%2Fview%2F5%2F3&usg=AFQjCNGNyI6
FWJtO9_1LKjpX_Uq8MHkaJg&bvm=bv.102537793,d.c2E)
xi
Kinasih, Sri Endah. 2007. Perlindungan dan Penegakan HAM Terhadap
Pelecehan Seksual. Surabaya: Universitas Airlangga. Diakses tanggal
10 September 2014
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Perlindungan%20dan%20Penegakan%20
HAM.pdf)
Partic, Li. 2014.Jilbab Bukan Jilboob (101 Cara Berhijab Sempurna). Jakarta.
Penerbit Kalil.
Prasetyo, Bambang & Jannah, Lina Miftahul. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
(Teori dan Aplikasi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Setiadi, Elly M & Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya).
Jakarta: Kencana
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
xii
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Thaha, Idris. 2006. Kampus Pembaharu Menuju Universitas Riset. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah
Validho, Tri Nur. 2014. Analisis Hukum Islam Terhadap Hukuman Bagi Pelaku
Tindak Pidana Pencabulan yang Disebabkan Oleh Penyakit
Eksibionisme (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kebumen Nomor:
86/Pid.Sus/2012/PN.Kbm). Semarang: UIN Walisongo. Diakses pada
tanggal 15 Oktober 2015
(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=11&cad=rja&uact=8&ved=0CB4QFjAAOApqFQoTCLGe8P7Vx
MgCFYNajgodRVoAvw&url=http%3A%2F%2Feprints.walisongo.ac
.id%2F3820%2F2%2F102211033_Bab1.pdf&usg=AFQjCNGr2-
1ZXKe0P838ab9CWdkdNCcFFw&bvm=bv.105039540,d.c2E)
Zami, Elzami. 2014. A-Z Hijab (Panduan Lengkap Hijab). Jakarta: Pustaka Oasis
xiii
Uji Validitas dan Realibilitas
1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Gaya Berpakaian (Syar’i,
Hijaber, Jilboob)
a. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.851 19
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.827 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
TK1 2.8000 3.116 .707 .775
TK2 3.0500 3.524 .424 .835
TK3 2.8000 3.432 .499 .819
TK4 2.6500 3.503 .589 .802
TK5 3.0000 3.263 .571 .804
TK6 2.9500 2.892 .814 .748