Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330002651

PENERAPAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) DALAM


MENGEMBANGKAN FRAMEWORK AUDIO FORENSIK

Conference Paper · December 2018


DOI: 10.5281/zenodo.2528444

CITATIONS READS
4 6,960

3 authors:

Rahmat Inggi Bambang Sugiantoro


STIMIK Bina Bangsa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
6 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    86 PUBLICATIONS   84 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Yudi Prayudi
Universitas Islam Indonesia
130 PUBLICATIONS   482 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Digital Evidence Cabinets View project

Web-Based Neighborhood Management Information System Using Laravel PHP Framework View project

All content following this page was uploaded by Rahmat Inggi on 30 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


semanTIK, Vol.4, No.2, Jul-Des 2018, pp. 193-200
ISSN: 2502-8928 (Online)
DOI : 10.5281/zenodo.2528444  193

PENERAPAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE


(SDLC) DALAM MENGEMBANGKAN
FRAMEWORK AUDIO FORENSIK
Rahmat Inggi*1, Bambang Sugiantoro2, Yudi Prayudi3
*1, 3
Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknik Industri, UII,
2
Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknlogi, UIN
*1, 3
Jl. Kaliurang KM 14,5 Sleman Yogyakarta, 2 Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta
e-mail : *1rahmatinggi35@gmail.com, 2bambang.sugiantoro@uin-suka.ac.id, 3prayudi@uii.ac.id

Abstrak
Perekam suara merupakan salah satu dari konten multimedia yang sering ditemukan di tempat
kejadian perkara dan dijadikan sebagai barang bukti dalam proses persidangan. Perekam suara yang
dapat di jadikan barang bukti yang sah di pengadilan harus mengikuti aturan dan standar audio
forensik yang berlaku dalam proses perolehan barang bukti tersebut, hal ini dikarenakan barang bukti
digital audio sangat mudah dimanipulasi. Proses investigasi audio forensik membutuhkan sebuah
framework yang dapat digunakan sebagai acuan dalam proses investigasi. Namun saat ini, framework
audio forensik yang berkembang lebih menekankan kepada teknik menganalisis audio forensik dan
tidak memberikan tahapan yang lebih spesifik tentan penanganan audio forensik dari tempat kejadian
perkara sampai di proses persidangan.
Penelitian ini mengembangakan framework audio forensik dengan menerapkan Systems
Development Life Cycle (SDLC) dalam melakukan proses pengembangan framework audio forensik.
Systems Development Life Cycle (SDLC) memiliki tahapan-tahapan planning, analysis, design,
implementation, dan maintenance yang sering dijadikan sebagai acuan dalam proses pembuatan dan
pengembangan sistem. Dengan kata lain, penerapan metode ini akan memungkinkan peneliti
mengembangkan framework audio forensik yang dapat digunakan sebagai standar dalam melakukan
proses investigasi audio forensik.
Kata kunci—Audio Recorder, Audio Forensik, Framework, SDLC

Abstract
An audio recorder is one of the multimedia content that is often found at the crime scene and is
used as evidence in the trial process. Audio recorders that can be made as legal evidence in court
must follow the rules and audio forensic standards that apply in the process of obtaining the evidence,
this is because audio digital evidence is very easy to manipulate. The forensic audio investigation
process requires a framework that can be used as a reference in the investigation process. However,
at present, the developing audio forensic focus more on analyzing audio forensic techniques and does
not provide more specific stages in handling forensic audio from the scene of the case to the trial
process.
This research focuses on developing the audio forensic framework by implementing the Systems
Development Life Cycle (SDLC) in the process of developing the forensic audio framework. Systems
Development Life Cycle (SDLC) has stages of planning, analysis, design, implementation, and
maintenance that are often used as references in the process of making and developing systems. In
other words, the implementation of this method will enable researchers to develop an audio forensic
framework that can be used as a standard in conducting the forensic audio investigation process.
Keywords—Audio Recorder, Audio Forensic, Framework, SDLC

Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
194  Penerapan System Development Life Cycle (SDLC) dalam Mengembangkan …
1978-1520
1. PENDAHULUAN bukti tentu saja membutuhkan proses forensik
terhadap barang bukti tersebut. Prosedur

P erkembangan teknologi informasi saat


ini semakin meningkat, seiring dengan
meningkatkan penggunaan teknologi
informasi maka dimungkinkan peluang
kejahatan yang memanfaatkan teknologi
forensik yang dilakukan harus melalui
tahapan-tahapan yang sesuai agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat menimbulkan
permasalahan baru dalam proses forensik
audio. Tahapan tersebut dikenal dengan istila
informasi akan terus meningkat baik secara framework. Menurut [3], penggunaan
langsung maupun tidak langsung, Berdasarkan framework dalam sebuah investigasi forensik
data dari Diektorat Tindak Pidana Kejahatan digital dapat menentukan proses pembuktian
siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri sepanjan yang procedural dan menjaga proses tersebut
2017, yakni Januari-Oktober jajaran Polri di dari keabsahan barang bukti.
Indonesia menangani 1.763 kasus kejahatan Terkait dengan bukti digital, maka
siber. Dari angka tersebut, polri setidaknya menurut [4], agar proses forensika digital
sudah menyelesaikan perkara cyber crime dapat mendukung penegak hukum dalam
sebanyak 835 kasus, Dalam data tersebut pengungkapan kasus, setidaknya harus
kejahatan siber yang paling tinggi adalah memenuhi tiga hal, yaitu bukti-bukti yang
penipuan. Untuk menanggulangi kasus siber cukup untuk dapat dilakukan proses
selain manajemen keamanan yang bertujuan penyidikan oleh pihak berwenang, bukti-bukti
untuk mencegah kasus siber, diperlukan pula tersebut benar-benar berkualitas untuk dapat
prosedur penanganan apabila peristiwa sudah dijadikan alat bukti di persidangan sesuai
terlanjur terjadi dan mengakibatkan dengan hukum dan perundang-undangan yang
pelanggaran hukum, dimana salah satu berlaku, dan bukti dapat dipresentasikan
prosedur yang dilakukan adalah digital dan/atau diperlihatkan keabsahannya sebagai
forensik. Digital forensik merupakan aplikasi alat bukti dalam proses persidangan.
ilmu pengetahuan dan teknologi komputer Dari permasalahan tersebut diperlukan
untuk melakukan pemeriksaan dan analisis adanya penelitian untuk membangun sebuah
terhadap barang bukti elektronik dan barang framework dengan mengembangan framework
bukti digital dalam melihat keterkaitannya yang sudah ada sebelumnya dan
dengan kejahatan [1]. menggabungkan beberapa teknik khusus yang
Penelitian yang dilakukan oleh [2] telah diidentifiksi menjadi sebuah framework
membagi dua bidang ilmu Digital Forensik yang dapat digunakan dalam proses
yang berbeda antara Komputer Forensik dan penanganan barang bukti audio recorder.
Multimedia Forensik. Komputer forensik Penelitian ini mengembangkan framework
dipahami dalam arti luas yang mencakup bukti menggunakan metode SDLC. Systems
fisik dan bukti digital, fokus dalam Development Life Cycle (SDLC) memiliki
pembuktian komputer forensik yaitu mencari tahapan-tahapan planning, analysis, design,
bukti bukti digital yang berhubungan dengan implementation, dan maintenance yang sering
kasus, beda halnya dengan multimedia dijadikan sebagai acuan dalam proses
forensik yang hanya bertujuan untuk menguji pembuatan dan pengembangan sistem. Dengan
keaslian dan sumber data digital baik itu file kata lain, penerapan metode ini akan
image, video, maupun audio. Data multimedia memungkinkan peneliti mengembangkan
hanya akan dapat digunakan jika data tersebut framework audio forensik yang dapat
terpercaya dan otentik. digunakan sebagai standar dalam melakukan
Salah satu barang bukti elektronik yang proses investigasi audio forensik.
ditemukan di TKP atau yang berkaitan dengan Adapun penelitian terkait
kasus pidana maupun perdata adalah barang pengembangan framework menggunakan
bukti alat rekam suara (audio reorder) yang metode Systems Development Life Cycle
berisi rekaman suara percakapan seseorang (SDLC) dilakukan [5] yang pada penelitiannya
dengan orang lain [1]. File rekaman suara ini L.M Saidi menggunkan metode Systems
(Audio) sangat mudah dimanipulasi dan untuk Development Life Cycle (SDLC) untuk
penangananya berbeda dengan komputer mengembangkan framework investigasi email
forensik secara umum [2], oleh karena itu forensik dengan mengkabungkan 1 framework
untuk memastikan keaslian sebuah barang dan 2 teknik investigasi email forensik.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Inggi, Sugiantoro, dan Prayudi : 1978-1520  195
2. METODE PENELITIAN yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem baru atau
Menurut [6] bahwa Systems memperbaharui sistem yang sudah ada.
Development Life Cycle (SDLC) merupakan Pada tahap ini dilakukan aktivitas studi
suatu proses pembuatan dan pengubahan literatur untuk menentukan suatu kasus
sistem serta model dan metodologi yang yang bisa ditangani oleh sistem, juga
digunakan untuk mengembangkan sebuah melakukan identifikasi terhadap sistem
sistem[6]. Sedangkan menurut [5] kaitan sebelumnya untuk dilakukan
antara framework dengan Systems pengembangan sistem.
Development Life Cycle (SDLC) adalah c) Design atau tahap perancangan sistem
keduanya memiliki karakteristik yang sama merupakan tahap untuk menetukan proses
yaitu memiliki elemen – elemen yang saling tahapan atau teknik untuk menerapkan
berhubungan antara satu dengan lainnya yaitu sistem baru atau sistem yang
pada framework memiliki tahapan–tahapan dikembangkan dari sistem sebelumnya.
antara tahapan satu dengan tahapan yang lain Proses perancangan juga memerlukan
memiliki hubungan, selain itu framework juga analisa terhadap fungsi dari tiap-tiap
memiliki batasan yakni hanya tertuju pada tahapan atau teknik yang dibangun.
kasus tertentu yatiu pada setiap framework d) Implementation atau tahap implentasi
hanya memiliki tahapan–tahapan untuk satu sistem merupakan tahap untuk
tujuan tertentu. Metode Systems Development mengimplementasikan rancangan dari
Life Cycle (SDLC) dapat digunakan untuk tahap-tahap sistem yang dibangun atau
proses pengembangan framework karena dikembangkan serta melakukan uji coba
memiliki tahapan – tahapan yang dibutuhkan terhadap sistem tersebut.
dalam pengembangannya. e) Maintenance atau tahap pemeliharaan
Dalam pengembangan framework sistem merupakan proses pemeliharaan
dibutuhkan beberapa tahapan yang ada pada sistem selama penggunaan agar tetap
SDLC yaitu planning, analysis, design, mampu beroperasi secara benar.
implementation, dan maintenance [5].
Sedangkan penelitian terkait audio
forensik yang peneliti menjadikan bahan
kajian adalah Penelitian yang dilakukan oleh
[1] bersama Digital Forensik Analyst Team
(DFAT) membuat sebuah standar prosedur
bagi audio forensik, yang mengacu pada
dokumen standar forensik yang dikeluarkan
oleh Federal Bereau of Investigation (FBI).
Standar prosedur ini berfokus pada 4 tahap
dalam proses penanganan barang bukti media
digital, yaitu aquisition, audio enhancement,
decoding, dan voice recognition. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh [7], dalam
penelitianya menghasilkan 4 teknik dalam
melakukan investigasi forensik terhadap audio
yaitu Pengumpulan, Pengujian, Analisis, dan
Gambar 1 Tahapan SDLC [5]
Laporan. Penelitian selanjutnya oleh [8]
melakukan investigasi audio forensik dengan
Tahapan pada Gambar 1 dapat
mengusulkan framework untuk proses akusisi
dijelaskan sebagai berikut :
audio forensik meliputi Pengecekan keaslian
a) Planning atau tahap perencanaan
rekaman bukti, Akusisi Bukti, Akusisi
bertujuan untuk mengidentifikasi dan
Pembanding, Perbaikan Bukti, Perbaikan
memprioritaskan sistem apa saja yang
Pembanding, Identifikasi, Hasil Identifikasi.
akan dikembangkan, dan sasaran-sasaran
Dari kajian pustaka terhadap beberapa
yang ingin dicapai.
referensi penelitian diatas tentang framewok
b) Analysis atau tahap analisis sistem
dan teknik audio forensik, peneliti menerapkan
merupakan tahap penelitian atas sistem
Systems Development Life Cycle (SDLC)
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
196  Penerapan System Development Life Cycle (SDLC) dalam Mengembangkan …
1978-1520
sebagai acuan untuk mengkolaborasikan dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengembangkan framework audio forensik
yang lebih lengkap. Adapun dalam melakukan Dalam proses perancangan framework
penelitian ini, peneliti menggunakan tahapan audio forensik, penelitian ini akan dilakukan
penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1. berdasarkan lima tahapan SDLC seperti pada
Gambar 2. Untuk lebih jeasnya, penerapan
metode SDLC dalam untuk
mengkolaborasikan dan membangun
Gambar 2 Tahapan Penelitian framework terkait audio forensik dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Penerapan SDLC dalam Pengembangan Framework
Tahapan Proses Definisi Proses UraianPenerapan Model Hasil/Output
Planning Mengidentifikasi Tahapan perencanaan awal yang mana tahapan ini Tabel identifikasi
Framework terkait akan melakukan identifikasi terhadap framework framework terkait audio
audio forensik sebelumnya yang berkaitan dengan audio forensik forensik
Analysis Mengidentifikasi Tahapan analisis dengan melakukan identifiaksi Tabelidentifikasitahapan
tahapan-tahapan terhadapt ahapan-tahapan framework yang akan investigasi audio
framework sebelumnya dikembangkan forensik
Design Melakukan proses Proses dilakukannya eliminasi terhadap tahapan Tabel eliminasi tahapan
eliminasi dan yang memiliki makna yang sama setelah itu akan investigasi dari
menambahkan tahapan dilakukan penambahan baru yang belum ada pada framework dan teknik
baru framework sebelumnya untuk mendukung proses investigasi dari
investigasi audio forensik penelitian sebelumnya.
Implementation Proses pengembangan Proses pengembangan framework berdasarkan Framework yang telah
framework dari hasil tahapan-tahapan dari framework dan teknik dikembangkan
design pada tahapan investigasi audio forensic sebelumnya. Proses
sebelumnya. pengembangan framework akan dibuat dalam
bentuk state chart diagram menggunakan
Microsoft visio
Maintenance Proses pemeliharaan Proses pemeliharaan framework yang telah Pemeliharaan/
dikembangakan selama penggunaan framework pengecekan kembali
framework yang telah
dikembangkan

3.1 Planning 3.2 Analysis


Adapun 4 jenis framework dan teknik Tabel 2 merupakan hasil analisis dan
investigasi audio forensiik yang telah identifikasi terhadap tahapan-tahapan
diidentifikasi adalah : framework dan teknik investigasi audio
1. Framework audio forensik, yang forensik sebelumnya.
dikembangkan oleh [8], yang
3.3 Design
menghasilkan 7 tahapan utama.
Proses design terdapat 2 tahapan yang
2. Teknik investigasi audio forensik yang
dilakukan yaitu proses eliminasi tahapan yang
dikembangkan oleh [7] yang
memiliki makna yang sama dan melakukan
menghasilkant 4 tahapan dalam
penambahan tahapan yang di anggap penting
melakukan investigasi forensik terhadap
dalam proses investigasi audio forensik.
audio.
3. Audio Forensiks Analysis yang 1) Proses Eliminasi
dikembangkan oleh [1] bersama dengan Proses eliminasi dilakukan untuk
Digital Forensiks Analys Team (DFAT) mengeliminasi tahapan-tahapan framework
bareskrim mabes POLRI yang merujuk sebelumnya yang memiliki makna sama dan
kepada dokumen Federal Bereau of akan di berikan ID setiap tahapanya. Tabel 3
Investigation (FBI), framework ini merupakan hasil eliminasi tahapan-tahapan
memiliki 4 tahapan utama dalam framework sebelumnya.
melakukan pemeriksaan terhadap file
audio forensik.

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page


Inggi, Sugiantoro, dan Prayudi : 1978-1520  197
Tabel 2 Hasil Identifikasi Tahapan Framework Tabel 4 Penambahan Tahapan Baru
dan Teknik Investigasi Audio Forensik
No Tahapan Framework ID
No Framework Teknik Audio 1 Pengumpulan/Evidence 1
Teknik Investigasi Firensik Collection
Akuisisi analysis 2 Akuisisi/Acquisition(Unknown 2
DFAT Samples & Known Samples)
1 Pengecekan Pengumpulan Acquisition
keaslian 3 Pengecekan 3
(Unknown keaslian/Authentication(Unknown
Samples & Samples & Known Samples)
Known 4 Audio Enhancement(Unknown 4
Samples)
2 Akuisisi Pengujian Audio Samples & Known Samples)
(Unknown Enhancement 5 Decoding 5
Samples & 6 Analysis 6
Known 7 Voice Recognition 6.1
Samples)
3 Perbaikan Analisis Decoding 8 Laporan/Reporting 7
rekaman Bukti 9 Pre-Process 1
(Unknown 10 Notification 1.1
Samples & 11 Autorization 1.2
Known
Samples) 12 Preparation 1.3
4 Identifikasi Laporan Voice 13 Proactive 2
Recognition 14 Identivication Evidence 2.2
5 Hasil 15 Reactive 3
Identifikasi/La
poran 16 Acquisiton Extraction 3.1
17 Transcrip Recognition 4
Tabel 3 Hasil Eliminasi Terhadap Tahapan - 18 Analysis Statistik Pitch 4.1
Tahapan yang Memiliki Makna yang Sama 19 Analysis Anova 4.2
dari Framework Sebelumnya. 20 Analysis Likelihood Ratio (LR) 4.3
21 Analysis Graphical Distribution 4.4
No Tahapan Framework ID 22 Analysis Spektogram 4.5
1 Pengumpulan/Evidence 1 23 Presentation 5
Collection
24 Visualitation 6
2 Akuisisi/Acquisition(Unknown 2
Samples & Known Samples)
Berdasarkan Tabel 4 terdapat beberapa
3 Pengecekan 3 tahapan dan sub tahapan baru dalam
keaslian/Authentication(Unknown framework yang akan dikembangkan, dari
Samples & Known Samples) tahapan dan sub tahapan yang baru terdapat
4 Enhancement 4 tahapan dan sub tahapan yang memiliki urutan
5 Decoding 5 teratas sehingga perlu dilakukannya berbaikan
6 Analysis 6 urutan berdasarkan tahapan dan sub tahapan
7 Voice Recognition 6.1 teratas. Tabel 5 menunjukkan Hasil Urutan
8 Laporan/Reporting 7 Tahapan dan Sub Tahapan yang Memiliki
Tahapan Baru.
2) Penambahan Tahapan Baru
Berdasarkan hasil pendefinisian dan Tabel 5 Hasil Urutan Tahapan dan Sub
proses eliminasi tahapan dan sub tahapan yang Tahapan yang Memiliki Tahapan Baru
memiliki makna yang sama, masi terdapat No Tahapan Framework ID
kekurangan dalam tahapan investigasi audio 1 Pre-Process 1
forensik, oleh karena itu selanjutnya akan 2 Notification 1.1
dilakukan proses penambahan tahapan baru 3 Autorization 1.2
untuk framework agar dapat mendukung 4 Preparation 1.3
proses investigasi audio forensik. Tabel 4 5 Proactive 2
menunjukkan Penambahan Tahapan Baru. 6 Evidence Collection 2.1

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
198  Penerapan System Development Life Cycle (SDLC) dalam Mengembangkan …
1978-1520
7 Identivication Evidence 2.2 Gambar 4 adalah detail tahapan dari
8 Reactive 3 framework audio forensik yang telah di
9 Acquisition(Unknown 3.1 kembangkan pada penelitian ini.
Samples & Known Samples)
10 Acquisiton 3.2
Extraction(Unknown
Samples & Known Samples)
11 Authentication(Unknown 3.3
Samples & Known Samples)
12 Enhancement(Unknown 3.4
Samples & Known Samples)
13 Decoding 5
14 Transcrip Recognition 5.1
15 Analysis 6
16 Voice Recognition 6.1
17 Analysis Statistik Pitch 6.2
18 Analysis Anova 6.3
19 Analysis Likelihood Ratio 6.4
(LR)
20 Analysis Graphical 6.5
Distribution
21 Analysis Spektogram 6.6
22 Reporting 7
23 Presentation 7.1
24 Visualitation 7.2

3.4 Implementation
Proses implementation merupakan
proses pengembangan framework berdasarkan
tahapan-tahapan dari framework dan teknik Gambar 4 Flow Diagram Framework Audio
investigasi audio forensik sebelumnya. Proses Forensik yang Telah Dikembangkan
pengembangan framework akan dibuat dalam
bentuk state chart diagram menggunakan Framework yang telah dikembangkan
program Microsoft visio yang akan terdiri dari 6 tahapan utama yaitu Pre-process,
menggambarkan tahapan kerja dari framework Proactive, Reactive, Decoding, Analysis dan
audio forensik yang telah di kembangkan dari Presentation, adapun penjelasan dari tahapan-
tahapan awal sampai tahapan akhir. tahapan tersebut, sebagai berikut :
Secara garis besar hasil dari a) Pre-Process, merupakan tahapan awal
pengembangan framework terbagi atas 5 dalam proses investigasi audio forensik di
tahapan utama, seperti yang ditunjukan pada mana tahapan ini terdri dari tiga sub
Gambar 3. tahapan yaitu notification yakni
pemberitahuan pelaksanaan investigasi
kepeda penegak hukum. Authorization
merupakan tahapan mendapatkan akses
atau hak terhadap barang bukti dan status
hukum proses penyelidikan terhadap
barang bukti, dan yang terakhir
preparation yakni tahapan persiapan untuk
melakukan investigasi terdiri dari team,
hardware maupun software yang akan
digunakan.
b) Proactive, merupakan tahapan yang
Gambar 3 Flow Diagram Tahapan Utama dilakukan di tempat kejadian perkara,
Framework
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Inggi, Sugiantoro, dan Prayudi : 1978-1520  199
tahapan ini terdiri dari dua sub tahapan tahapan dalam framework yang telah
yaitu Proactive Collection proses mencari dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan mengamankan bukti digital. proses investigasi audio forensik
Identivication evidence yaitu tahapan Gambar 5 merupakan ilustrasi tahapan
untuk mengidentifikasi barang bukti yang Maintenance.
ditemukan di tempat kejadian perkara.
c) Reactive, merupakan tahapan penyelidikan
dan identifikasi terhadap barang bukti
yang ditemukan. Tahapan ini terdiri dari
empat sub tahapan yaitu Acquisition
(Unknown Samples and Known Samples)
Gambar 5 Ilustrasi tahapan Maintenence
merupakan proses akuisisi terhadap barang
bukti digital dalam hal ini audio recorder.
Acquisition extraction (Unknown Samples 4. KESIMPULAN
and Known Samples) merupakan proses
ekstraksi bukti digital yang didapatkan Berdasarkan hasil penelitian yang
agar dapat dianalisa lebih lanjut. dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
Authentication (Unknown Samples and bahwa metode Systems Development Life
Known Samples) merupakan proses Cycle (SDLC) dapat diterapkan dalam
pengecekan adanya manipulasi atau membangun sebuah framework audio forensik
pengeditan terhadap barang bukti audio, dengan cara mengidentifikasi framework
dan yang terakhir adalah Enhancement sebelumnya, melakukan ekstraksi tahapan-
(Unknown Samples and Known Samples) tahapan dari framework hasil identifikasi,
merupakan proses perbaikan terhadap melakukan eliminasi tahapan yang memiliki
audio jika terdapat noise yang tinggi pada makna yang sama dan melakukan penambahan
rekaman audio yang akan dianalisis. tahapan-tahapan yang penting dalam
d) Decoding, tahapan ini terdiri dari tahapan investigasi audio forensik, melakukan
Transcrip Recognition yang merupakan implementasi dengan membuat framework
proses pembuatan transkrip percakapan hasil pengembangan dalam bentuk statechart
yang ada pada rekaman audio yang diagram menggunakan program
dianalisis. Microsoftvisio, dan terakhir melakukan
e) Analysis, merupakan proses untuk maintenance atau perawatan framework yang
mengidentifikasi rekaman suara telah dikembangan. Proses pengembangan
menggunakan teknik voice recognition framework menghasilkan 6 tahapan utama dan
dengan metode Analysis Pitch, Analisis 19 sub tahapan. Penggunaan metode Systems
Anova, Analysis Likelihood, Analysisi Development Life Cycle (SDLC) dapat
Graphical distribution, dan analysis membantu peneliti dalam mengembangkan
spectrogram. framework audio forensik.
f) Presentation merupakan tahapan akhir Framework yang dihasilkan memiliki
dari proses investigasi audio forensik, tahapan yang lebih lengkap dibandingkan
tahapan ini akan dibuat laporan hasil dengan framework sebelumnya hal ini dapat
analisis audio forensik yang dilakukan dan dilihat pada tahapan-tahapan utama yang
tahapan ini juga akan membuat dihasilkan, framework yang baru memiliki
visualitation untuk bahan presentasi jika tahapan-tahapan yang menjelaskan dari awal
dibutuhkan pada saat persidangan. proses investigasi sampai akhir.
Diharapkan framework hasil dari
3.5 Maintenance penelitian ini dapat digunakan seorang
Maintenance atau tahapan pemeliharaan investigator sebagai sebuah standar dalam
merupakan proses pemeliharaan framework proses investigasi audio forensik.
selama penggunaan. Tahapan ini juga
merupakan tahapan pengecekan terhadap 5. SARAN
framework untuk terus memberikan dukungan
terhadap penggunanya agar tetap mampu Mengingat keterbatasan yang dimiliki
beroperasi secara benar melalui tahapan- dalam melakukan penelitian, maka penelitian

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
200  Penerapan System Development Life Cycle (SDLC) dalam Mengembangkan …
1978-1520
berikutnya dapat dilakukan dalam sebuah Rekaman Suara di Audio Forensik,”
skema simulasi kasus untuk menguji Semnasteknomedia Online, Vol. 4, No.
framework yang telah dikembangkan sebagai 1, pp. 2-8–1, 2016.
kondisi pada kasus nyata dilapangan. Selain
itu penelitian selanjutnya juga lebih
difokuskan ke pembuatan rekaman sampling
sebagai bahan pembanding rekaman suara asli.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Nuh Al-Azhar, Digital Forensiks


Practical Guidelines for Computer
Investigation, Jakarta : Salemba Infotek,
2012.

[2] R. Böhme, F. C. Freiling, T. Gloe, and


M. Kirchner, “Multimedia Forensiks is
not Computer Forensiks,” Lect. Notes
Comput. Sci. (including Subser. Lect.
Notes Artif. Intell. Lect. Notes
Bioinformatics), Vol. 5718, pp. 90–103,
2009.

[3] Y. D. Rahayu and Y. Prayudi,


“Membangun Integrated Digital
Forensiks Investigation Frameworks
(IDFIF) Menggunakan Metode
Sequential Logic,” in Semin. Nas.
SENTIKA, 2014.

[4] B. Schatz, “Digital Evidence :


Representation and Assurance,”
Queensl. Univ. Technol. Aust., 2007.

[5] L. M. Saidi, “Pengembangan


Framework untuk Investigasi Email
Forensiks Menggunakan Metode
Systems Development Life Cycle
(SDLC),” Universitas Islam Indonesia,
2017.

[6] D. L. Rhodes, “The Systems


Development Life Cycle (SDLC) as a
Standard : Beyond the Documentation,”
SAS Glob. Forum 2012 Plan. Support,
No. 194–2012, pp. 1–5, 2012.

[7] G. Wicaksono and Y. Prayudi, “Teknik


Forensika Audio Untuk Analisa Suara
Pada Barang Bukti Digital,” in Seminar
Nasional Informatika dan Aplikasinya
(SNIA), 2013, pp.381-387.

[8] R. R. Huizen, N. K. D. A. Jayanti, and


D. P. Hostiadi, “Model Acquisisi
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai