Anda di halaman 1dari 7

e-J.

Agrotekbis 4 (5) : 530-536, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS BAWANG MERAH


(Allium Ascalonicum L.) PADA BERBAGAI JARAK TANAM
Growth and Yield of Two Varieties
of Onion (Allium ascalonicum L.) at Various Distances Planting

Neneng Gusti Ayu1), Abdul Rauf 2) , Sakka Samudin2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu,
Email: n.gustiayu@yahoo.co.id
2)
Staf Dosen program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
E-mail: rauf_ompo@yahoo.com dan Email:sakka01@yahoo.com

ABSTRACK

This research aims to determine growth and yield of two varieties of onion (Allium
ascalonicum L.) at various distances planting. In addition to determining the appropriate spacing
each variety this study used a randomized block design consisting of: (1) two onion varieties; (V1) =
Palu valley variety, (V2) Bima variety, (2) distances planting; (J1) 20 cm x 10 cm, (J2) 20 cm x 15
cm, (J3) 20 cm x 20 cm and (J4) 20 cm x 25 cm. The results showed that the onion varietas bima and
the valley of the Palu show the response of different growth and production of the spacing tested.
Milky red onion varieties produce the number of tubers, plant fresh weight and fresh weight of
tuber/clump heavier than valley Varieties Palu. Spacing tenuous (20 cm x 25 cm) increase crop
production individually on both varieties tested, but the cumulative spacing narrow (20 cm x 10 cm)
higher production. Bima varieties of onion production in the narrow spacing of 7,55 tonnes/ha
while the Palu valley varieties of 2,45 tonnes/ha.

Key Words : Varieties, distances planting.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil dua varietas bawang
merah (Allium ascalonicum L.) pada berbagai jarak tanam. Selain itu untuk menentukan jarak
tanam yang sesuai masing-masing varietas. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok yang terdiri dari : (1) dua varietas bawang merah yaitu; (V1) Varietas Lembah Palu (V2)
varietas Bima, (2) jarak tanam; (J1) 20 cm x 10 cm, (J2) 20 cm x 15 cm, (J3) 20 cm x 20 cm dan (J4)
20 cm x 25 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang merah varietas bima dan lembah palu
menunjukkan respon pertumbuhan dan produksi yang berbeda terhadap jarak tanam yang
dicobakan. Bawang merah varietas bima menghasilkan jumlah umbi, berat segar tanaman dan berat
segar umbi/rumpun lebih berat dibandingkan varietas lembah palu. Jarak tanam yang renggang
(20 cm x 25 cm) meningkatkan produksi tanaman secara individu pada kedua varietas yang diuji,
namun secara komulatif jarak tanam yang sempit (20 cm x 10 cm) produksinya lebih tinggi.
Produksi bawang merah varietas bima pada jarak tanam yang sempit 7,55 ton/ha sedangkan varietas
lembah palu 2,45 ton/ha.

Kata kunci : Jarak tanam, varietas.

PENDAHULUAN harganya maupun produksinya. Salah satu


sentra produksi bawang merah di Sulawesi
Bawang merah ( Allium ascalonicum Tengah adalah Lembah Palu. Di kawasan
L.) merupakan salah satu komoditas sayur ini bawang merah dibudidayakan secara
unggulan nasional yang sangat fluktuatif komersial dengan menggunakan varietas

530
lembah palu. Luas lahan potensial METODE PENELITIAN
pengembangan bawang merah di Lembah
Palu mencapai 25,59 ha (Diptera Sulteng Penelitian ini dilaksanakan pada
2005). Dilaporkan bahwa produksi bawang bulan Maret-Mei 2015, di Kampus Bumi
merah yang dicapai di Lembah Palu masih Tadulako Tondo.
tergolong rendah dibandingkan dengan Peralatan yang dipergunakan adalah
potensi produksi yang ada yakni hanya timbangan digital, gunting, cangkul, camera,
9,71 ton/ha (BPTP sulteng, 2004). alat ukur (mistar) dan alat tulis menulis.
Perbaikan teknis budidaya melalui Bahan yang dipergunakan adalah kertas
pemilihan varietas dan pengaturan jarak label, amplop, benih bawang merah varietas
tanam merupakan salah satu pilihan yang lembah palu, varietas bima, pupuk organik
dapat dilakukan untuk meningkatkan (kotoran kambing) dan anorganik (KCl).
produksi bawang merah di Lembah Palu. Penelitian ini menggunakan metode
Hasil penelitian Elli Afrida (2005) bahwa Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor
jarak tanam 20 x 20 cm memberikan hasil diulang 3 kali. Faktor pertama varietas yang
yang terbaik terhadap pertumbuhan dan terdiri varietas lembah palu (V ) dan Bima
produksi tanaman bawang merah, sedangkan (V ). Faktor kedua adalah jarak tanam
jarak tanam 20 x 10 cm memberikan hasil terdiri atas20 x 10 (J ) , 20 x 15 (J ), 20 x 20
yang kurang baik terhadap pertumbuhan (J ) dan 20 x 25 (J ).
dan produksibawang merah. Pelaksanaan penelitian diawali
Pengaturan jarak tanam berkaitan dengan pengolahan tanah dan dilanjutkan
dengan pemanfaatan ruang tumbuh dengan pembuatan petak percobaan yang
tanaman. Jarak tanam yang terlalu renggang berukuran 2 x 1,2 x 0,3 m. Sebelum
menyebabkan pemanfaatan ruang tumbuh penanaman dilakukan pemberian pupuk
tidak optimal, sebaliknya jarak tanam yang kandang sebanyak 2 kg/petak atau setara
terlalu sempit memungkinkan terjadinya dengan 10 ton/ha. Penanaman dilakukan
persaingan antara tanaman terhadap sesuai jarak tanam yang dicobakan dan
lingkungan tumbuh, Menurut Kartasapoetra setelah tanaman berumur dua minggu
(1985) bahwa jarak tanam yang terlalu diberikan pupuk KCl dengan dosis 48 g/
renggang mengakibatkan besarnya proses petak atau setara dengan 200 kg/ha. Kegiatan
penguapan air dari dalam tanah, sehingga lainnya adalah pemeliharaan meliputi
proses pertumbuhan dan perkembangan penyiraman, pengendalian organisme
tanaman terganggu. Sebaliknya jarak tanam pengganggu tanaman. Untuk mengetahui
yang terlalu sempit menyebabkan terjadinya pengaruh perlakuan maka dilakukan
persaingan antar tanaman terhadap lingkungan pengamatan berupa tinggi tanaman, jumlah
tumbuh. Selama ini budidaya bawang daun, jumlah anakan, jumlah dan berat
merah di Lembah Palu menggunakan jarak umbi per rumpun serta berat segar tanaman.
tanam 15 x 15 cm,karena itu dibutuhkan Pengamatan dilakukan terhadap tanaman
pengaturan jarak tanam yang sesuai untuk sampel yang telah ditentukan sebelumnya
pertumbuhan bawang merah. masing-masing sebanyak 25% dari populasi
Salah satu varietas bawang merah tanaman. Jarak tanam 20 x 10 cm (J1)
yang dinilai berpotensi dibudidayakan di jumlah populasi 99 tanaman/petak, yang
Lembah Palu adalah bawang merah varietas diamati 25 tanaman.20 x 15 cm (J2) jumlah
Bima. Berdasarkan uraian di atas maka populasi 63 tanaman/petak, yang diamati 16
dilakukan penelitian berkaitan dengan tanaman. 20 x 20 cm (J3) jumlah populasi
pemilihan varietas dan pengaturan jarak 45 tanaman/petak, yang diamati 11 tanaman.
tanam guna meningkatkan produksi bawang 20 x 25 cm (J4) jumlah populasi 36
merah di Lembah Palu. tanaman/petak, yang diamati 9 tanaman.

531
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Dua Varietas Bawang Merah dan Berbagai Jarak Tanam pada
Umur 45 dan 60 HST
Umur 20 x 10 20 x 15 20 x 20 20 x 25 BNJ
Perlakuan
Tanaman (J ) (J ) (J ) (J ) 5%
L. Palu (V ) 20,03>U 22,15>U 20,03>U 25,90=T
45 HST HASIL DAN PEMBAHASAN 2,58
= =
Bima (V ) 29,09T 28,94T 27,12=>
T 24,67>T
Tinggi TanamanBNJ 5 % > >
4,95
Hasil L. Palu (V ) 20,10U 22,25U 20,09>U 26,00=T varietas dan
60 HST sidik ragam menunjukkan pengaruh interaksi yang nyata antara 2,51
jarak tanam terhadap
Bima tinggi
(V ) tanaman =
29,19pada
T umur 45=T dan 60
29,04 HST.
26,88 T 23,02>Utinggi tanaman
= Rata-rata

disajikan pada Tabel


BNJ 1.
5% 4,81
Ket : Angka Rata-rata yang Diikuti Huruf Sama pada Baris yang Sama atau Huruf Sama pada Kolom yang
Sama Tidak Berbeda pada Uji BNJ Taraf 5%.

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Daun Umur 15 HST pada Dua Varietas Bawang Merah dan Berbagai
Jarak Tanam
20 x 10 20 x 15 20 x 20 20 x 25 BNJ
Perlakuan
(J ) (J ) (J ) (J ) 5%
Lembah Palu (V ) 7,80>U 6,50?U 8,55>U 11,03=T
1,03
Bima (V ) 11,44=T 12,00=T 10,40>T 11,67=T
BNJ 5 % 1,97
Ket : Angka Rata-Rata yang Diikuti Huruf Sama pada Baris Sama atau Huruf Sama pada Kolom yang Sama
Tidak Berbeda pada Uji BNJ taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 2


menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam
Tinggi Tanaman. Hasil sidik ragam yang lebih renggang pada bawang merah
menunjukkan pengaruh interaksi yang varietas Lembah Palu (V )menghasilkan
nyata antara varietas dan jarak tanam jumlah daun lebih banyak dan berbeda
terhadap tinggi tanaman pada umur 45 dan nyata dengan jarak tanam yang lebih
60 HST. Rata-rata tinggi tanaman disajikan sempit, sebaliknya pada varietas Bima (V2)
pada Tabel 1. perlakuan jarak tanam 20 x 15 cm (J1)
Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 1
menghasilkan jumlah daun lebih banyak
menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam
dan tidak berbeda dengan jarak tanam
yang renggang pada bawang merah varietas
lainnya.
Lembah Palu (V ) umur 45 dan 60 HST
menyebabkan tanamannya lebih tinggi dan Jumlah Anakan. Hasil sidik ragam
berbeda nyata dengan jarak tanam yang menunjukkan bahwa perlakuan varietas
lebih sempit, sebaliknya pada varietas Bima berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan
(V2) perlakuan jarak tanam yang renggang pada umur 15, 45 dan 60 HST dan sangat
menyebabkan tanaman lebih pendek dan nyata pengaruhnya pada umur 30 HST.
berbeda nyata dengan jarak tanam sempit. Adapun perlakuan jarak tanam serta
Jumlah Daun. Hasil sidik ragam interaksinya dengan varietas pengaruhnya
menunjukkan pengaruh interaksi yang nyata tidak nyata terhadap jumlah anakan yang
antara varietas dan jarak tanam terhadap terbentuk. Rata-rata jumlah anakan
jumlah daun pada umur 15 HST. Rata-rata disajikan pada Tabel 3.
jumlah daun disajikan pada Tabel 2.
532
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Anakan Umur 15, 30, 45 dan 60 HST pada Dua Varietas Bawang Merah
Jumlah Anakan
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST 60 HST
Lembah palu (VŒ) 3,44 b 3,95 b 4,23 b 4,23 b
Bima (V•) 4,03 a 4,67 a 4,88 a 4,88 a
BNJ 5 % 0,56 0,47 0,62 0,62
Ket : Angka Rata-Rata yang Diikuti Huruf Sama pada Kolom yang Sama Tidak Berbeda pada Uji BNJ Taraf 5%.

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Umbi Per Rumpun varietas Lembah Palu (VŒ) yakni 13,64 g.
Jarak tanam yang renggang menyebabkan
Perlakuan Jumlah Umbi/Rumpun berat segar tanaman lebih tinggi yakni 21,85
Lembah Palu (VŒ) 3,59 b gdan berbeda nyata dengan jarak tanam
Bima (V•) 4,52 a yang lebih sempit yakni 16,64 g.
BNJ 5 % 0,52 Berat Umbi Segar Per Rumpun. Hasil
Ket : Angka Rata-Rata yang Diikuti Huruf Sama sidik ragammenunjukkan perlakuan berbagai
pada Kolom yang Sama Tidak Berbeda pada varietas dan jarak tanam pengaruhnya
Uji BNJ Taraf 5%.
sangat nyata terhadap berat segar umbi,
sedangkan interaksi antara keduanya
Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 3 pengaruhnya tidak nyata. Rata-rata berat
menunjukkan bahwa bawang merah varietas segar umbi segar per rumpun disajikan pada
Bima (V•) menghasilkan jumlah anakan Tabel 6.
lebih banyak mulai pada umur 15-60 HST, Hasil uji BNJ 5%pada Tabel 6
dan berbeda nyata dengan jumlah anakan menunjukkan bahwa bawang merah varietas
yang terbentuk pada varietas Lembah Bima (V•) menghasilkan umbi segar per
Palu (VŒ). rumpun lebih berat dan berbeda sangat
Jumlah Umbi Per Rumpun. Hasil sidik nyata dengan varietas Lembah Palu (VŒ).
ragam menunjukkan perlakuan penggunaan Jarak tanam yang renggang menghasilkan
varietas berpengaruh sangat nyata sedangkan berat umbi segar per rumpun lebih berat dan
jarak tanam, dan interaksinya dengan varietas berbeda nyata dengan jarak tanam yang
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah lebih sempit.
umbi per rumpun. Rata-rata jumlah umbi
per rumpun menunjukan bahwa bawang Tabel 5. Rata-Rata Berat Segar Tanaman Per
merah varietas Bima (V•) menghasilkan Rumpun pada Dua Varietas dan
jumlah umbi lebih banyak yakni 4,52 dan Berbagai Jarak Tanam
berbeda nyata dengan varietas Lembah Palu Perlakuan Berat Segar Tanaman (g)
(VŒ), disajikan pada Tabel 4.
Lembah Palu (V1) 13,64 b
Berat Segar Tanaman per Rumpun. Bima (V2) 24,02 a
Hasil sidik ragam menunjukkan perlakuan BNJ 5% 1,35
varietas dan jarak tanam pengaruhnya
20 x 10 (J1) 16,64 b
sangat nyata terhadap berat segar tanaman.
Adapun interaksi antara varietas dan jarak 20 x15 (J2) 16,85 b
tanam pengaruhnya tidak nyata. Rata-rata 20 x 20 (J3) 19,98 a
berat segar tanaman disajikan pada Tabel 5. 20 x 25 (J4) 21,85 a
Hasil uji BNJ 5% pada Tabel 5 BNJ 5% 2,59
menunjukkan berat segar tanaman varietas Ket : Angka Rata-rata yang Diikuti Huruf Sama
bima (V•) lebih berat yakni 24,02 g dan pada Kolom yang Sama Tidak Berbeda pada
berbeda nyata dengan berat segar tanaman Uji BNJ Taraf 5%.

533
Tabel 6. Rata-Rata Berat Umbi Segar Per air dan unsur hara (Colum, 1975 dalam
Rumpun pada Dua Varietas dan Pontoh, 1991).
Berbagai Jarak Tanam Harjadi (1991) menyatakan perbedaan
Perlakuan Berat Segar Umbi (g) pertumbuhan tanaman merupakan daya
adaptasi morfologis, yang pada akhirnya
L. Palu (V1) 6,76 b
akan mempengaruhi daya tumbuh dan hasil
Bima ( V2) 20,42 a suatu tanaman. Selanjutnya Sukman dan
BNJ 5% 1,29 Yakup (1991) menyatakan bahwa potensi
20 x 10 (J1) 12,13 b genetik yang berbeda menyebabkan perbedaan
20 x15 (J2) 12,28 b kemampuan kompetisi dari setiap varietas.
20 x 20 (J3) 14,15 a Varietas yang berbeda tingkat pertumbuhannya
20 x 25 (J4) 15,78 a menyebabkan potensi pertumbuhan dan
BNJ 5% 2,47 produksinya juga berbeda. Harjadi (1991)
menyatakan bahwa varietas tanaman yang
Ket : Angka Rata-Rata yang Diikuti Huruf Sama
pada Kolom yang Sama Tidak Berbeda pada berbeda menunjukkan pertumbuhan dan
Uji BNJ Taraf 5%. hasil yang berbeda walaupun ditanam pada
kondisi lingkungan yang sama.
Pengaruh Varietas Hasil penelitian
Pengaruh Jarak Tanam Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan varietas
menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh
berpengaruh nyata terhadap semua
komponenbaik pertumbuhan maupun hasil sangat nyata terhadap berat segar tanaman
tanaman bawang merah. Bawang merah dan berat umbi per rumpun. Terdapat
varietas Bima (V2) tanamannya lebih tinggi kecenderungan jarak tanam yang renggang
dan daun yang lebih banyak. Hal ini sesuai memiliki berat segar tanaman dan berat
dengan deskripsi bawang merah varietas umbi segar per rumpun yang lebih berat
bima, memiliki tanaman lebih tinggi dan dibandingkan dengan jarak tanam yang
daun yang lebih banyak dibandingkan lebih sempit. Umbi tanaman yang berat
dengan bawang merah varietas lembah palu. pada jarak tanam 20 x 25 cm erat kaitannya
Pertumbuhan vegetatif yang optimal ini dengan jumlah populasi tanaman perpetak
memungkinkan jumlah anakan yang yang sedikit yaitu 36 tanaman dibandingkan
terbentuk lebih banyak sehingga jumlah dengan jarak tanam yang sempit populasi
umbi juga lebih banyak. Gambaran di atas tanamannya lebih banyak. Pada populasi
menunjukkan bahwa varietas bima memiliki yang sedikit, potensi terjadinya persaingan
daya adaptasi lebih baik dari varietas tanaman dalam pemanfaatan ruang dan
lembah palu sekalipun penelitian ini lingkungan tumbuh lebih rendah dibandingkan
dilaksanakan di Lembah Palu. populasi yang lebih banyak. Menurut
Menurut Simatupang (1997), Pambayon (2008) bahwa pada jarak tanam
meningkatnya produksi suatu varietas yang renggang persaingan antar tanaman
disebabkan varietas tersebut telah beradaptasi tidak terjadi hal ini dapat meningkatkan
dengan lingkungan tumbuhnya. Walaupun bobot panen pertanaman.
secara genotipe, varietas lain mempunyai Disamping itu produksi umbi pada
potensi pertumbuhan dan produksi serta jarak tanam 20 x 25 cm (J4) erat kaitannya
mutu yang lebih baik. Akan tetapi, karena dengan jumlah daun yang dihasilkan karena
masih dalam tahap beradaptasi maka pada jarak tanam tersebut jumlah daun yang
pertumbuhan dan produksinya lebih rendah lebih banyak. Jumlah daun yang banyak
dari pada yang seharusnya. Pertumbuhan akan meningkatkan proses fotosintesa dan
dan hasil suatu varietas akan berbeda pada akan menghasilkan fotosintat yang banyak
setiap kondisi lingkungan yang berbeda yang akan ditranslokasikan ke umbi. Hal ini
akibat perbedaan kemampuan beradaptasi sejalan dengan pendapat Limbongan dan
termasuk kemampuan untuk menyerap Maskar (2003) bahwa peningkatan jumlah

534
daun perumpun dan disertai dengan hasil tanaman. Perubahan jumlah tanaman
penampilan daun yang berwarna hijau atau populasi akibat perubahan jarak tanam
menandakan terjadi peningkatan kandungan antar barisan dari 10, 15, 20 dan 25 secara
klorofil yang menghasilkan fotosintat untuk kuantitatif mengurangi populasi tetapi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. pengaruhnya terhadap perubahan lingkungan
Selanjutnya Subhan (1989) menyatakan bahwa tumbuh belum nyata. Kondisi ini menyebabkan
pada populasi yang renggang persaingan pengaruh interaksi tidak nyata. Lingkungan
terhadap unsur hara, cahaya dan faktor lainnya tumbuh sangat berpengaruh terhadap
tidak terjadi, sehingga proses fotosintesa lebih pertumbuhan dan produksi tanaman
tinggi yang akan meningkatkan pembentukan (Salisbury dan Ross 1999). Terdapat petunjuk
fotosintat untuk memacu pertumbuhan, bahwa antara varietas Bima dan varietas
perkembagan dan hasil tanaman. Oleh Lembah palu memliki respon yang berbeda
karenanya jarak tanam harus diperhatikan terhadap jarak tanam. Varietas bima
untuk mendapat jumlah populasi yang optimum, umumnya menunjukkan pertumbuhan yang
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan lebih baik pada jarak tanam yang sempit
dan produksi tanaman (Rahayu dan Berlian, sedangkan varietas lembah palu merespon
2006). baik pada jarak tanam yang renggang.
Pengaruh Interaksi Varietas dan Jarak
KESIMPULAN DAN SARAN
Tanam. Hasil penelitian menunjukkan
interaksi perlakuan antara varietas (V) dan Kesimpulan
jarak tanam (J) hanya berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman pada umur 45 Bawang merah varieatas bima
sampai 60 HST dan jumlah daun umur dan lembah palu menunjukkan respon
15HST. Adapun pengaruh interaksi perlakuan pertumbuhan dan produksi yang berbeda
yang dicobakan tidak nyata terhadap hasil terhadap jarak tanam yang dicobakan.
tanaman. Varietas lembah palu (V1) pada Bawang merah varietas bima menghasilkan
jarak tanam yang renggang tanamannya jumlah umbi, berat segar tanaman dan berat
lebih tinggi dan daunnya lebih banyak, segar umbi/rumpun lebih berat dibandingkan
berbeda nyata dengan jarak tanam yang varietas lembah palu.
lebih sempit. Sebaliknya Varietas bima (V2) Jarak tanam yang renggang (20 cm x
pada jarak tanam yang sempit tanamannya 25 cm) meningkatkan produksi tanaman
lebih tinggi dan daunnya lebih banyak, secara individu pada kedua varietas yang
tidak berbeda nyata dengan jarak tanam diuji, namun secara komulatif jarak tanam
yang lebih renggang. Hal ini menunjukkan yang sempit (20 cm x 10 cm) produksinya
bahwa bawang merah varietas bima (V2) lebih tinggi.
cenderung memiliki daya adaptasi lebih baik Produksi bawang merah varietas bima
terhadap lingkungan tumbuhnya dibandingkan pada jarak tanam yang sempit 7,55 ton/ha
dengan varietas lembah palu (V1) meskipun sedangkan varietas lembah palu 2,45 ton/ha.
tanaman ini ditanam di Lembah Palu
dengan jarak tanam yang digunakan pada Saran
kedua varietas adalah sama. Berdasarkan hasil penelitian ini
Pengaruh interaksi yang tidak nyata disarankan perlu adanya penelitian lebih
terhadap hasil tanaman bawang merah lanjut untuk menentukan jarak tanam yang
disebabkan oleh jarak tanam yang digunakan optimal masing-masing varietas.
pada kedua varietas belum mampu
menciptakan perubahan lingkungan tumbuh DAFTAR PUSTAKA
yang optimal bagi kedua varietas tersebut.
Hal ini ditunjukkan oleh pengaruh tunggal BPTP Sulteng, 2004. Satu Dasawarsa Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
dari jarak tanam yang tidak nyata terhadap

535
Sulawesi Tengah. Pusat Penelitian dan Pambayon, 2008. Pengaruh Jarak Tanam terhadap
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Produksi Sayuran Indigeneos. Http//www
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. blogs.go.id.bogor. IPB. 05 Juli 2015.
Departemen Pertanian.
Pontoh, E., 1991. Pengaruh Penjarangan Buah pada
Dinas Pertanian Sulteng. 2005. Profil Bawang Dua Varietas terhadap Produksi Buah
Merah Lokal Palu. Subdin Bina Pengolahan Melon. Skripsi, Faperta Untad. Palu.
dan Pemasaran Hasil Dinas Pertanian
Perkebunan dan Peternakan Sulawesi Tengah. Rahayu, E dan Berliin, N. 2006. Bawang Merah.
Palu. Penebar Swadaya. 221 hal

Elli Afrida, 2005. Efektivitas Penggunaan Pupuk Salisbury, B and C. W Ross. 1999. Fisiologi
Organik A32 dan Jarak Tanam Terhadap Tumbuhan. ITB Bandung. Bandung.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Simatupang, S. 1997. Sifat dan Ciri-ciri Tanah.
Varietas Brebes. J. UNPAD. Vol. 3. No. 1. 5 hal. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 86 hlm.

Harjadi, S.S. 1991. Pengantar Agronomi. PT. Subhan. 1989. Pengaruh Jarak Tanam dan
Gramedia. Jakarta. Pemupukan Fospat terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Kacang Jogo (Phasealus
Kartasapoetra, G. 1985. Tehnik Konservasi Tanah Vulgaris. L). Bull. Penel. Horti. Vol. VIII.
dan Air. Bina Aksara. Jakarta. No. 2. Lembang. 12 hal.

Limbongan, J. dan Maskar, 2003. Potensi Sukman dan Yakup, 1991. Gulma dan Teknik
Pengembangan dan Ketersediaan Teknologi Pengendaliannya. Rajawali Press. Jakarta.
Bawang Merah Palu di Sulawesi Tengah.
J. Litbang Pertanian 22(3):103-108.

536

Anda mungkin juga menyukai