Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Meral berdiri sejak tahun 1979. SMPN 1
Meral terletak di Kelurahan Sungai Pasir, Kecamatan Meral Kabupaten Karimun. Awal
berdirinya SMPN 1 Meral sangat terbatas dari segi pendidik, tenaga kependidikan,
sarana prasarana, dan lingkungannya. Namun dari tahun ke tahun SMPN 1 Meral terus
berbenah diri agar menjadi sekolah yang lebih baik lagi dan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan. Sejak mulai berdirinya, SMPN 1 Meral telah dipimpin oleh
beberapa kepala sekolah. Berikut nama-nama kepala sekolah yang pernah bertugas di
SMPN 1 Meral:

NO. NAMA PERIODE


1. S. HASIBUAN September 1979 s.d. September 1985
2. FATIMAH September 1985 s.d. Januari 1996
3. H. ABDULLAH JAMAL Maret 1996 s.d. Oktober 2000
4. M.S. SUDARMADI Oktober 2000 s.d. Oktober 2003
5. AZWIR SOFIA Oktober 2003 s.d. Agustus 2010
6. Dra. RAHAYU KUSRIANTI, M.Pd. Juli 2010 s.d. Oktober 2014
7. HENDRI, S.Pd., M.MPd. Oktober 2014 s.d. Desember 2016
8. ROMANDA SIALLAGAN, S.Pd. Januari 2017 s.d. sekarang

SMPN 1 Meral berdiri di atas tanah seluas 5.200 m2 dengan luas bangunan 3.600
m2. Lokasi sekolah yang strategis, didukung dengan sarana dan prasarana serta prestasi
yang dicapai sekolah selama ini, membuat SMPN 1 Meral menjadi sekolah favorit di
Kecamatan Meral. Hal ini terbukti pada penerimaan siswa baru. Setiap tahunnya
jumlah pendaftar selalu melebihi daya tampung sekolah yang sudah ditentukan baik
yang berasal dari kecamatan Meral maupun dari kecamatan lain dan bahkan dari luar
Kabupaten Karimun.
Masyarakat di lingkungan sekolah memiliki wawasan yang luas dan memadai.
Letak geografis SMPN 1 Meral yang berdekatan dengan kota Batam dan Negara
Singapura serta Malaysia juga turut memberi pengaruh pada pola pikir masyarakatnya.
Kondisi tersebut membuat masyarakat menjadi lebih terbuka, pantang menyerah dan
memiliki semangat berkompetisi yang baik. Masyarakat semakin menyadari makna

1
pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka, dengan harapan pendidikan dapat
membentuk karakter anak-anak menjadi pribadi yang tangguh dalam kehidupan dengan
dilandasi iman dan ilmu.
Kondisi sosial ekonomi orang tua atau wali murid bervariasi mulai dari yang
rendah, menengah, dan tinggi. Walaupun tingkat sosial ekonomi masyarakat berbeda,
namun orang tua atau wali murid memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan anaknya. Orang tua atau wali murid melalui paguyuban kelas saling bahu
membahu, berperan aktif dalam membantu dan ikut serta dalam menyukseskan
program-program yang dibuat oleh sekolah.
Keadaan Siswa SMPN 1 Meral pada bulan Juli 2017 sebagai berikut:

BERDASAR
JENIS BERDASAR AGAMA
KELAMIN
NO. KELAS KRISTEN KRISTEN
ISLAM BUDHA
LK PR JLH PROTESTAN KHATOLIK
LK PR JLH LK PR JLH LK PR JLH LK PR JLH
1. 7.1 16 16 32 14 12 26 1 3 4 1 1 2
2. 7.2 15 17 32 12 13 25 3 4 7 - - 0
3. 7.3 15 17 32 9 12 21 6 5 11
4. 7.4 15 17 32 8 12 20 7 5 12
5. 7.5 15 17 32 10 11 21 5 6 11
6. 7.6 15 17 32 10 11 21 5 6 11
TOTAL
91 101 192 63 71 134 23 22 45 4 7 11 1 1 2
KELAS 7
7. 8.1 16 18 34 11 13 24 5 5 10
8. 8.2 16 17 33 11 12 23 5 5 10
9. 8.3 16 18 34 16 18 34
10. 8.4 15 17 32 15 17 32
11. 8.5 16 18 34 13 15 28 1 2 3 2 1 3
12. 8.6 16 18 34 14 14 28 2 4 6 - - 0
TOTAL
95 106 201 80 89 169 10 10 20 3 6 9 2 1 3
KELAS 8
13. 9.1 19 17 36 12 11 23 7 6 13
14. 9.2 21 16 37 14 10 24 7 6 13
15. 9.3 20 17 37 20 17 37
16. 9.4 19 17 36 15 15 30 - - 0 4 2 6
17. 9.5 19 17 36 15 14 29 4 3 7 - - 0
18. 9.6 20 16 36 16 13 29 4 3 7 - - 0
TOTAL
118 100 218 92 80 172 14 12 26 8 6 14 4 2 6
KELAS 9
TOTAL
KESELURUHAN
304 307 611 235 240 475 47 44 91 15 19 34 7 4 11

2
Daftar Nama Guru SMPN 1 Meral Tahun Pelajaran 2017/2018:

No. Nama Guru Jabatan Status


1. Romanda Siallagan, S.Pd. Kepala Sekolah PNS
2. Lidiyana, S.Pd. Waka. Bidang Kurikulum PNS
3. Hafnidah, S.E. Waka. Bidang Kesiswaan PNS
4. Arnis, S.Pd. Guru Penjaskes PNS
5. Kusroni Guru Keterampilan Elektronika PNS
6. Sriokta Ramadhani, S.Pd. Mat. Guru Matematika PNS
7. Reny Kuswanti, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia PNS
8. Sinarijah, S.Pd. Bio. Guru IPA PNS
9. Istiqomah Wardati, S.Pd. Guru IPA PNS
10. Fitri, S.Pd. Guru Seni Budaya PNS
11. Lilik Indarsih, S.Ag. Guru Pendidikan Agama Budha PNS
12. Midah Guru Bahasa Inggris PNS
13. Musmiaty, S.Pd. Guru Matematika PNS
14. Sitti Murni, S.Pd. Ing. Guru Bahasa Inggris PNS
15. Risda Marlina S, S.Pd. Guru IPS PNS
16. Bulkis, S.H. Guru PKn PNS
17. Dra. Wahyuni Guru PAI PNS
18. Siti Muawanah, S.Pd. Guru Bahasa Inggris PNS
19. Andriani, S. Kom. Guru TIK PNS
20. Umi Thoyyibah, S.Pd. Guru Matematika PNS
21. Ratna Sari, S.S. Guru Bahasa Indonesia PNS
22. Monnalisa, S.Pd. Ind. Guru Bahasa Indonesia PNS
23. Herniwati, S.Pd. Guru TIK PNS
24. Ernaidi Guru PKn PNS
25. Dra. Jumiati Guru BK PNS
26. Era Maulidya, S.Pd. Guru Bahasa Inggris Honor
27. Arinda Nelda, S.Pd. Guru Bahasa Inggris Honor
28. Rizka Putri Perjuwanda, S.Pd. Guru IPA Honor
29. R. Hayatul Fikri, S.Pd. Guru Penjaskes Honor

30. Jacqueline J. Parera Guru IPS Honor

Daftar Tenaga Kependidikan SMPN 1 Meral Tahun Pelajaran 2017/2018:


No. Nama Jabatan Status
1. Zuraidah Ka. TU dan Pengelolaan Keuangan PNS
2. Lanniarie, S.E. Operator Sekolah Honor
3. Desfira Yusmanelly Pelaksana Administrasi Kantor Honor
3
No. Nama Jabatan Status
4. R. Anna Lusiana, S.Sos. Pelaksana Administrasi Kantor Honor
5. Balqies, S.Ikom. Pelaksana Administrasi Kantor Honor
6. Nuratika, S.Pd. Pelaksana Administrasi Kantor Honor
7. Afifah Nur Ananda Pelaksana Administrasi Kantor Honor
8. Fransiskus Isi Penjaga Sekolah Honor
9. Anita Samik Petugas Kebersihan Honor

Ruang dan fasilitas yang dimiliki oleh SMPN 1 Meral sebagai berikut:
No. Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Waka. Bidang Kesiswaan 1 Baik
3. Ruang Waka Bidang Kurikulum 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Majelis Guru 1 Baik
6. Ruang Kelas 18 Baik
7. Ruang Perpustakaan 1 Baik
8. RuangUKS 1 Baik
9. Ruang Lab. IPA 1 Baik
10. Ruang Lab. Komputer 1 Baik
11. Ruang Pramuka 1 Baik
12. Ruang OSIS 1 Baik
13. Ruang PMR 1 Baik
14. Ruang BK 1 Baik
15. Ruang Olah raga 1 Baik
16. Mushalla 1 Baik
17. Pos Penjaga Sekolah 1 Baik
18. Gudang 1 Baik
19. Kantin Sekolah 1 Baik
20. WC 7 Baik
Guna meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan amanat Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional, perlu disusun seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang disebut
dengan kurikulum.

4
Pada tahun pelajaran 2017/2018 SMPN 1 Meral menerapkan dua jenis
kurikulum yaitu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII dan Kurikulum 2006 untuk
siswa kelas VIII dan IX.

Kurikulum SMPN 1 Meral adalah kurikulum operasional yang disusun oleh


Tim Pengembang Kurikulum SMPN 1 Meral dan dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan ini
meliputi tujuan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Pengembangan Kurikulum SMPN 1 Meral mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional
Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

B. Landasan Penyusunan
1. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial, dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum di SMPN 1 Meral.

2. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan:
 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

5
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan direvisi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum SMP.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Pedoman Kegiatan Ekstra Kurikuler.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Kepramukaan sebagai Ekstra Kurikuler Wajib.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Penyuluhan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan
Pengolahan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan
Menengah.

6
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Peraturan daerah yang relevan.

C. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan Kurikulum SMPN 1 Meral adalah sebagai pedoman bagi
warga sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.

D. Acuan Konseptual
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

7
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.

7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
8
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global


Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

10.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat


Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

11.Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.

12.Karakteristik satuan pendidikan


Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan.

9
E. Prinsip Pengembangan
Pengembangan Kurikulum ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,
bertanggung jawab serta peduli lingkungan. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan,
serta budaya dan karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Potensi yang dimiliki peserta didik di
SMPN 1 Meral sangat beragam antara lain potensi dalam bidang olah raga (atletik
dan badminton), seni (vokal grup dan paduan suara), beladiri (pencak silat). Untuk
mengembangkan potensi yang ada, dibutuhkan bimbingan secara menyeluruh
terhadap potensi yang dimiliki siswa baik dalam bidang olah raga, seni, dan
lainnya. Selain itu kecakapan yang dikembangkan di dalam lembaga pendidikan ini
sangat dibutuhkan oleh siswa dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi
kehidupan nyata di masyarakat.

2. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
10
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

11
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan
nasional (UU RI Nomor 20 Tahun 2003) yaitu:
1. Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2. Meletakkan dasar kecakapan hidup secara generik yang meliputi penajaman
kecakapan personal, kecakapan berpikir rasional, dan kecakapan sosial.
3. Pengenalan eksistensi diri sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang harus
bertauhid dan beribadah secara murni kepada-Nya, sebagai makhluk sosial yang
harus berakhlak mulia merupakan bagian dari penajaman kecakapan personal.
4. Pengenalan potensi diri yang merupakan bagian dari kecakapan personal yang
ditekankan pada pendidikan dasar.
5. Belajar mengenali diri secara proporsional, menghargai kelebihan orang lain,
tidak mudah sombong dengan pujian merupakan kecakapan personal yang
menjadi penekanan pada SMPN 1 Meral, melalui mata pelajaran Agama dan
PKn. Di SMPN 1 Meral selalu didorong untuk terjadinya proses pendidikan
agama, bukan sekadar pembelajaran agama. Agama sebagai nilai akan dilatihkan
untuk dikembangkan di samping agama sebagai pengetahuan dan
”keterampilan”. Sementara itu, kecakapan berpikir rasional juga dikembangkan
melalui mata pelajaran matematika, sains, dan bahasa. Yang perlu mendapatkan
tekanan dalam pengembangan berpikir rasional adalah kecakapan menggali dan
mengolah informasi, sehingga peserta didik terbiasa berpendapat atas dasar data,
bukan semata atas dasar asumsi, atau malah prasangka. Demikian pula
kecakapan sosial yang bermuara pada kesantunan dalam bersikap, berbicara,
menulis perlu mendapatkan pelatihan. Ini merupakan fokus tujuan pendidikan
dasar dengan semua mata pelajaran sebagai alat pencapaiannya.

12
B. Visi
Visi SMPN 1 Meral adalah ”Terwujudnya insan pendidikan berkarakter di bidang
IPTEK, seni, dan berwawasan lingkungan yang berlandaskan IMTAQ.”

C. Misi
 Menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan.
 Mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan.
 Menumbuhkembangkan jiwa kompetensi di bidang Iptek dan Seni.
 Menciptakan lingkungan sekolah bersih, indah, dan sehat.

D. Tujuan
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan
sekolah dalam mengembangkan pendidikan, sebagai berikut:
 Menerapkan peningkatan iman dan takwa melalui kegiatan pembelajaran.
 Mampu mengikuti berbagai kegiatan lomba keagamaan di tingkat kecamatan,
kabupaten, dan provinsi.
 Mengembangkan sikap profesional melalui peningkatan kinerja.
 Mampu memanfaatkan IPTEK sebagai sumber belajar.
 Menanamkan karakter baik dalam setiap perbuatan dalam kehidupan.
 Memiliki daya saing dan daya juang dalam kegiatan lomba olahraga dan seni.
 Mampu menciptakan sekolah bersih dan sehat.

13
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur dan Muatan Kurikulum


SMPN 1 Meral pada tahun pelajaran 2017/2018 melaksanakan dua jenis
kurikulum, yaitu Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Bagi kelas VII diberlakukan
Kurikulum 2013, sedangkan kelas VIII dan IX diberlakukan Kurikulum 2006.
Struktur Kurikulum 2013 bagi kelas VII sebagai berikut:

Kelas dan Alokasi


Mata Pelajaran Waktu
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3
3. Bahasa Indonesia 6
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7. Bahasa Inggris 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3
3. Prakarya 2
Jumlah 38

Mata pelajaran kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya


dikembangkan oleh pusat. Sedangkan mata pelajaran kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

14
Muatan lokal diajarkan terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Muatan lokal yang diintegrasikan tersebut menyangkut tentang budaya
Melayu sesuai dengan karakteristik daerah yang berada di daerah Melayu.
Struktur Kurikulum 2006 bagi kelas VIII dan IX sebagai berikut:

Kelas dan Alokasi


Komponen Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2+1 2+1
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4+1 4+1
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
8. Seni Budaya 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2
10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2+1 2+1
B. Muatan Lokal
1. Keterampilan Elektronika 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
Jumlah 35 35
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Muatan kurikulum meliputi lima kelompok mata pelajaran, yaitu:

Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
15
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.

2. Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


dan Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum,
ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


dan Teknologi teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri. Mata pelajaran yang termasuk Ilmu
Pengetahuan dan teknologi yaitu: Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS, serta Teknologi Informasi
dan Komunikasi ( TIK )

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan


untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup
apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

16
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
5. Jasmani, Olahraga Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
dan Kesehatan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang
bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah. Dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan kegiatan 10 K yaitu:
1. Keamanan 6. Kerindangan
2. Ketertiban 7. Kesehatan
3. Kebersihan 8. Keharmonisan
4. Keindahan 9. Kesejahteraan
5. Kekeluargaan 10. Keikhlasan

Dalam Kurikulum 2006, jumlah jam pelajaran perminggu bisa ditambah maksimal
4 jam pelajaran, sehingga maksimal jumlah jam pelajaran perminggu adalah 36 jam.
Untuk merealisasikan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah, SMPN 1 Meral melakukan
penambahan jumlah jam sebanyak 3 jam pelajaran, masing-masing untuk mata
pelajaran pendidikan agama, matematika, dan TIK, sehingga jumah jam pelajaran
perminggu adalah 35 jam.

B. Muatan Lokal
Muatan Lokal pada SMPN 1 Meral, diselenggarakan melalu dua strategi, yaitu:
1. Muatan Lokal sebagai materi terintegrasi dengan Mata Pelajaran.
Yaitu muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan secara
terintegrasi dengan muatan inti atau nasional, dalam mata pelajaran tertentu yang
termasuk dalam kelompok B pada struktur kurikulum, yaitu Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Prakarya. Muatan lokal dapat
diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran tersebut dengan menggunakan waktu
yang telah disediakan bagi mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian,
muatan lokal dipakai untuk menterjemahkan kompetensi dasar dan indikator
17
pencapaian kompetensi agar lebih relevan dengan minat belajar dan lebih efektif
dalam mencapai tujuan nasional.

2. Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Yaitu muatan lokal yang diselenggarakan tersendiri. Muatan lokal dalam
kurikulum dapat menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri jika tidak
memungkinkan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada. Muatan lokal
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri dapat diberi alokasi waktu 2 (dua) jam
pelajaran.
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SMPN 1 Meral pada kelas VII terintegrasi
dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Muatan lokal yang diintegrasikan
tersebut menyangkut tentang budaya Melayu sesuai dengan karakteristik daerah yang
berada di daerah Melayu. Sedangkan muatan lokal di kelas VIII dan IX merupakan mata
pelajaran yang berdiri sendiri, yaitu Keterampilan Elektronika. SMPN 1 Meral
menetapkan Keterampilan Elektronika sebagai mata pelajaran muatan lokal karena
menimbang letak geografis SMPN 1 Meral di Kabupaten Karimun yang merupakan
kawasan industri, perkembangan teknologi, dan elektronika. Dengan adanya mata
pelajaran Keterampilan Elektronika ini diharapkan peserta didik menjadi pribadi yang
mandiri, berdaya saing, dan mempunyai keahlian dasar elektronika yang mampu hidup
berdampingan dengan orang lain.
Penilaian muatan lokal yang terintegrasi dalam mata pelajaran, nilai peserta didik
tertuang dalam satu kesatuan dengan mata pelajaran yang memuatnya. Misalnya, jika
muatan lokal itu ada pada mata pelajaran Prakarya maka nilai dalam rapor hanya ada
pada mata pelajaran tersebut, tidak perlu dibuat secara terpisah. Sedangkan Penilaian
muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, penilaiannya perlu dituliskan
nama mata pelajaran dan nilainya dalam buku rapor.

C. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Meral mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli. Layanan bimbingan
18
dilaksanakan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat)
bidang layanan.
1. Bidang Pribadi
Proses pemberian bantuan dari Guru Bimbingan dan Konseling atau kepada
peserta didik SMPN 1 Meral untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan
keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik SMPN 1 Meral yang dikembangkan
meliputi;
a. memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik
kondisi fisik maupun psikis;
b. mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya;
c. menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik;
d. mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa;
e. mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam
kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur; dan
f. mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal
berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.

2. Bidang Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari Guru Bimbingan dan Konseling kepada
peserta didik SMPN 1 Meral untuk memahami lingkungannya dan dapat
melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu
mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan
memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik SMPN 1 Meral yang dikembangkan
meliputi;
a. berempati terhadap kondisi orang lain;
b. memahami keragaman latar sosial budaya;
19
c. menghormati dan menghargai orang lain;
d. menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku;
e. berinteraksi sosial yang efektif;
f. bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab; dan
g. mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.

3. Bidang Belajar
Proses pemberian bantuan Guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik SMPN 1 Meral dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap
dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar
secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya.

Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;


a. menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar;
b. memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
c. memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
d. memiliki keterampilan belajar yang efektif;
e. memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya;
dan
f. memiliki kesiapan menghadapi ujian.

4. Bidang Karir
Proses pemberian bantuan Guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik SMPN 1 Meral untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya.
20
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;
g. memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan;
h. memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir;
i. memiliki sikap positif terhadap dunia kerja;
j. memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan;
k. memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola
karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan
atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

D. Teknologi Informasi dan Komunikasi


Bimbingan Guru TIK kepada peserta didik di SMPN 1 Meral dilakukan dalam
bentuk klasikal/kelompok dan individual. Hal tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Klasikal/kelompok
Guru TIK memberikan bimbingan secara terjadwal dalam bentuk bimbingan
secara klasikal/kelompok dengan tatap muka yang dilaksanakan secara berkala
yang dilaksanakan 5 (lima) kali dalam 1 (satu) semester yang materinya tertuang di
program tahunan dan program semester. Materi pembimbingan terkait dengan
pemanfaatan TIK untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan,
menyebarkan data dan informasi dalam rangka mendukung kelancaran proses
pembelajaran.

21
2. Individual
Bimbingan Guru TIK kepada peserta didik secara individu dilakukan sesuai
dengan jam kerja guru dengan memberikan konsultasi di sekolah. Bimbingan
peserta didik dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi kesulitan dalam
mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data, dan informasi
dalam rangka untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek, masalah, dan
discovery learning.

E. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Pengembangan Diri


Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri di SMPN 1
Meral dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, dan
perlombaan antar kelas.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan
tidak terprogram:
1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan kegiatan, sebagai berikut:

Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan Melayani:
pendukung konseling a) Masalah kesulitan belajar siswa
b) Pengembangan karir siswa
c) Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
d) Masalah dalam kehidupan sosial siswa

Ekstrakurikuler  Pramuka
 Seni Suara
 Pencak Silat
 PMR
 PIKR

22
Kegiatan Pelaksanaan

Perlombaan antar kelas  Upacara Bendera


 Upacara Tradisi Penggalang
 One Day One Ayat
 Rohis (Kultum Jumat)
 Azan
 Nyanyian Solo Lagu Nasional dan Daerah
 Cipta dan Baca Puisi
 Pidato Bahasa Indonesia
 Pidato Bahasa Inggris
 Story Telling
 Olimpiade Sains
 Desain Poster
 Tari Kreasi
 Kelas Adiwiyata
 Literasi Kelas

2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dilaksanakan sebagai


berikut:

Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu kegiatan yang  Piket Kelas
dilakukan terjadwal  Apel Pagi
 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di
kelas
 Bakti Sosial
 Upacara Bendera
 Kegiatan Rohis
 Senam Kesegaran Jasmani
 Bersih lingkungan

Spontan, adalah kegiatan  Memberi dan menjawab salam


tidak terjadwal dalam  Meminta maaf
kejadian khusus  Berterima kasih
 Mengunjungi orang yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya

23
Kegiatan Contoh
 Menolong orang yang sedang dalam
kesusahan
 Melerai pertengkaran
 Saling mengingatkan ketika ada pelanggaran
tata tertib sekolah

Keteladanan, adalah kegiatan  Performa guru


dalam bentuk perilaku sehari-  Mengambil sampah yang berserakan
hari  Cara berbicara yang sopan
 Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat
pada peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang
yang berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan

24
Nilai-nilai yang ditanam dan strategi dari jenis pengembangan diri yang
ditetapkan SMPN 1 Meral, sebagai berikut:

Jenis Pengembangan Nilai-nilai yang


Strategi
Diri Ditanamkan
A. Bimbingan Konseling  Kemandirian  Pembentukan
(BK)  Percaya diri karakter atau
 Kerja sama kepribadian
 Demokratis  Pemberian
 Peduli sosial motivasi
 Komunikatif  Bimbingan karier
 Jujur

B. Kegiatan  Demokratis  Latihan


Ekstrakurikuler:  Disiplin terprogram
1. Pramuka  Kerja sama (kepemimpinan,
 Rasa Kebangsaan berorganisasi)
 Toleransi  Mengikuti
 Peduli sosial dan berbagai kegiatan
lingkungan kepramukaan
 Cinta damai tingkat gugus,
 Kerja keras kwaran, kwarcab,
maupun kwarda.

2. Seni Suara  Disiplin  Latihan rutin


 Jujur  Mengikuti vocal
 Peduli budaya grup dan paduan
 Peduli sosial suara
 Cinta tanah air  Berkompetisi
 Semangat kebangsaan internal dan
eksternal
 Pagelaran seni

3. Pencak Silat  Sportifitas  Latihan Rutin


 Menghargai prestasi  Perlombaan
 Kerja keras
 Cinta damai
 Disiplin
 Jujur

25
Jenis Pengembangan Nilai-nilai yang
Strategi
Diri Ditanamkan
4. PMR  Peduli Sosial  Latihan
 Toleransi terprogram
 Disiplin
 Komunikatif

5. PIKR  Kebersihan  Kegiatan rutin


 Kesehatan  Seminar atau
 Tanggung jawab workshop
 Rasa Ingin Tahu

C. Perlombaan antar kelas  Religius Perlombaan Setiap


 Sportifitas Hari Sepanjang
 Rasa kebangsaan Tahun Edisi 3
 Cinta tanah air
 Komunikatif
 Rasa ingin tahu
 Kerja keras
 Senang membaca
 Menghargai prestasi
 Jujur
 Pantang menyerah
 Kreatif
 Ulet
 Disiplin
 Tekun
 Toleransi
 Tanggung jawab
 Peduli Lingkungan
 Peduli social
 Cinta Damai

26
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif:

Kategori Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang

F. Ketuntasan Belajar
Penetapan ketuntasan belajar di SMPN 1 Meral dilakukan dengan cara berikut:
1. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas
dalam satu tahun pelajaran.
2. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata
pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan
(daya dukung) dengan memperhatikan komponen-komponen berikut:
 Karakteristik Peserta Didik (Intake)
Karakteristik Peserta Didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas VII)
memperhatikan hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi
peserta didik kelas VIII dan IX antara lain memperhatikan rata-rata nilai rapor
semester sebelumnya.
 Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan
dari masing-masing mata pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain melalui
expert judgment guru mata pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis
jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya pengetahuan
prasyarat.
 Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain (1)
kompetensi pendidik (nilai UKG); (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas;
(3) predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah.

27
SMPN 1 Meral secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal dengan cara:
1. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan IHT.
2. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana untuk kegiatan
pembelajaran.
Untuk kelas VII, SMPN 1 Meral menggunakan satu KKM artinya KKM seluruh
mata pelajaran sama. SMPN 1 Meral menggunakan satu KKM karena rata-rata KKM
dari seluruh mata pelajaran sama yaitu 70.
Penetapan KKM Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 untuk kelas VII
(Kurikulum 2013)

KKM
Mata Pelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan

Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti B 70 70
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan B 70 70
Bahasa Indonesia B 70 70
Matematika B 70 70
Ilmu Pengetahuan Alam B 70 70
Ilmu Pengetahuan Soaial B 70 70
Bahasa Inggris B 70 70
Kelompok B
Seni Budaya B 70 70
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan B 70 70
Prakarya B 70 70

Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan, interval nilai dan predikat untuk aspek
pengetahuan dan keterampilan (Kurikulum 2013) sebagai berikut:

Interval Predikat Predikat Keterangan


90 - 100 A Sangat Baik
80 – 89 B Baik
70 – 79 C Cukup

28
< 70 D Kurang

Untuk kelas VIII dan IX, sekolah menggunakan multi KKM artinya KKM mata
pelajaran tidak sama. KKM disusun oleh guru mata pelajaran masing-masing
menggunakan cara yang telah ditentukan.
Penetapan KKM Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 untuk
Kelas VIII dan IX (Kurikulum 2006)

Kriteria Ketuntasan Belajar


Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 72 74

2. Pendidikan Kewarganegaraan 72 75

3. Bahasa Indonesia 73 75

4. Bahasa Inggris 70 72

5. Matematika 71 72

6. Ilmu Pengetahuan Alam 71 73

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 72 74

8. Seni Budaya 72 74

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 73 74

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 71 74


B. Muatan Lokal
1. Keterampilan Elektronika 70 73

G. Remedial dan Pengayaan


SMPN 1 Meral menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada
perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan.
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial,
sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
 Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial harus diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
29
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Setelah mengikuti remedial, peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata
antara nilai capaian awal (sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir
(setelah mengikuti remedial).
f. Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat
kesulitan yang dapat dilakukan dengan cara:
1) pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada
beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga
memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan
disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
2) pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami
kesulitan sama.
3) pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami
kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas
yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.

 Program Pengayaan
a. Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui KKM.
b. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari.
c. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah
mencapai KKM berdasarkan hasil PH.
d. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali.
e. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
f. Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
30
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain
itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan
sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian
ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan
tersebut diminati secara individu.

H. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Bentuk Penilaian yang Dilakukan Sekolah
Penilaian hasil belajar oleh SMPN 1 Meral dilakukan dalam bentuk Penilaian
Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester, Penilaian Akhir Tahun, dan Ujian
Sekolah.
a. Penilaian Tengah Semester
o Penilaian Tengah Semester disusun oleh guru mata pelajaran pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana
pelaksanaan pembelajaran.
o Penilaian Tengah Semester dilaksanakan oleh sekolah secara bersama-
sama untuk seluruh mata pelajaran setelah 8 – 9 kegiatan pembelajaran.
o Cakupan Penilaian tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
o Penilaian tengah semester berupa tes tertulis.

b. Penilaian Akhir Semester


Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil.

31
Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan dianalisis untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat
dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan pengisian rapor.

c. Penilaian Akhir Tahun


Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik pada akhir semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester genap saja, atau dapat
merepresentasikan KD dalam kurun waktu satu tahun pelajaran (mencakup KD
pada semester 1 dan semester 2).
Hasil penilaian akhir tahun selanjutnya diolah dan dianalisis untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat
dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan pengisian rapor.

2. Pengolahan Nilai Rapor


 Pengolahan Nilai Rapor Kelas VIII dan IX (Kurikulum 2006) dijabarkan
sebagai berikut:
 Nilai adalah pencapaian hasil belajar siswa secara komulatif dalam satu
semester
 Nilai Rapor diperoleh dari:
o Rata-rata Nilai Tugas (RNT)
o Rata-rata Nilai Ulangan Harian (RNU)
o Nilai Ulangan Tengah Semester (N.UTS)
o Nilai Ulangan Akhir Semester (N.UAS)
o Nilai Ulangan Kenaikan Kelas (N.UKK)
 Rumus menentukan Nilai Rapor
𝐍𝐑 = 𝟐 × 𝐑𝐍𝐓 + 𝟐 × 𝐑𝐍𝐔 + 𝐍. 𝐔𝐓𝐒 + 𝐍. 𝐔𝐀𝐒(𝐍. 𝐔𝐊𝐊)

32
 Pengolahan Nilai Rapor Kelas VII (Kurikulum 2013) dijabarkan sebagai
berikut :
Pengolahan Nilai Rapor Aspek Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya
yang relevan. Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen
berupa lembar observasi, atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).
Teknik penilaian lain yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian
antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap
oleh pendidik.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam
pelajaran).

Pengolahan Nilai Rapor Aspek Pengetahuan:


 Nilai rapor diperoleh dari:
o NRTS = Nilai Rapor Tengah Semester
o Rt.NPH = Rata-rata Penilaian Harian
o NPH = Penilaian Harian
 Rumus menentukan nilai Rapor:
NRS = (2*Rt.NPH + NRTS)/3
dengan
NPH = 6*Tes Tertulis + 4*Penugasan
 Deskripsi capaian pengetahuan dalam rapor dilakukan dengan mengikuti
rambu-rambu berikut:
 Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....

33
 Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang SANGAT BAIK dan/atau
BAIK dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya MULAI
BERKEMBANG.
 Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada skor angka yang dicapai
oleh KD tertentu.

Pengolahan Nilai Rapor Aspek Keterampilan:


 Nilai rapor diperoleh dari:
o R.NPr = Rata-rata Nilai Praktik
o R.NPd = Rata-rata Nilai Produk
o R.Npy = Rata-rata Nilai Proyek
 Rumus menentukan nilai rapor:
NRS = (R.NPr+R.NPd+R.NPy)/3
 Rambu-rambu rumusan deskripsi capaian keterampilan:
 Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi
dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ...
atau ... namun masih perlu peningkatan dalam hal ....
 Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik
dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat.
 Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa
yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD
tertentu tidak memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio,
deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai.
Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam bentuk angka.
Hasil pengolahan nilai yang telah di lakukan guru mata pelajaran kemudian
diserahkan kepada wali kelas untuk selanjutnya ditulis dalam laporan kemajuan belajar
peserta didik (rapor). Laporan hasil belajar diberikan dua kali dalam satu semester, yaitu
pada pertengahan semester (Rapor Mid Semester) dan akhir semester (Rapor Semester).

34
3. Kenaikan Kelas
 Peserta didik kelas VIII dan IX (Kurikulum 2006) dinyatakan naik kelas
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu tahun
pelajaran.
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; Kewarganegaraan dan kepribadian.
3) Maksimal 4 mata pelajaran belum tuntas. Untuk menentukan ketuntasan
mata pelajaran dilakukan dengan mencari rata-rata nilai yang diperoleh
pada semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran berlangsung.
 Jika rata-rata nilai ≥ rata-rata KKM maka mata pelajaran tersebut
dinyatakan tuntas.
 Jika rata-rata nilai < rata-rata KKM maka mata pelajaran tersebut
dinyatakan tidak tuntas.
CONTOH PERHITUNGAN

SMT KKM Nilai Ket SMT KKM Nilai Ket


Ganjil 70 68 Ganjil 70 65
Genap 70 74 Genap 70 70
Rata- Rata- Tidak
70 + 70 68 + 74 Tuntas 70 + 70 65 + 71
rata rata Tuntas
2 2 2 2
akhir akhir
= 70 = 71 = 70 = 68
tahun tahun

4) Jumlah kehadiran minimal 85% dari total tatap muka pertahun.


5) Kegiatan pengembangan diri minimal baik.
6) Nilai Akhlak dan Kepribadian minimal baik.

 Peserta didik kelas VII (Kurikulum 2013) dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
35
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai de-
ngan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di
bawah KKM atau belum tuntas.

4. Kelulusan
Kelulusan peserta didik dari SMPN 1 Meral disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017
pasal 18 yang menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan setelah:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c) lulus Ujian Satuan Pendidikan/Program Pendidikan.
Setiap peserta didik di SMPN 1 Meral wajib paling sedikit 1 (satu) kali Ujian
Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US). UN merupakan bentuk penilaian yang
dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka pengendalian mutu pendidikan.
Penyelenggara UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan. Ketentuan
pelaksanaan UN diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP. Hasil UN
disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil UN. Hasil UN
disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan dalam perbaikan
proses pembelajaran.
Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar
dan penyelesaian dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah
semua mata pelajaran yang diajarkan pada satuan pendidikan tersebut. Untuk
beberapa mata pelajaran, Ujian Sekolah diselenggarakan dalam bentuk ujian tulis
dan ujian praktik, namun beberapa mata pelajaran lain dilaksanakan dengan ujian
tulis atau ujian praktik saja. Pengaturan tentang hal ini dan pelaksanaan secara
keseluruhan diatur dalam POS Ujian Sekolah yang disusun oleh SMPN 1 Meral.

36
SMPN 1 Meral menargetkan kelulusan untuk tahun pelajaran 2017/2018
sebagai berikut:
1. Kelulusan peserta didik SMPN 1 Meral mencapai angka 100%.
2. Rata-rata nilai ujian sekolah minimal 70.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan SMPN 1 Meral melakukan berbagai
program diantaranya:
1. Program terobosan dan try out untuk peserta didik kelas IX sebagai upaya
persiapan menghadapi Ujian Nasional.
2. Memfasilitasi minat dan bakat peserta didik melalui berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan perlombaan antar kelas di berbagai bidang.

I. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan di SMPN 1 Meral bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik agar berani menghadapi kehidupan dan problema
hidup dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara kreatif mampu menemukan
solusi serta mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup ini merupakan bagian
integral dari pendidikan semua mata pelajaran yang menyangkut kecakapan kesadaran
diri, berpikir rasional, sosial, akademik, dan/atau vokasional.
Kecakapan Kesadaran Diri, meliputi:
 Kesadaran sebagai makhluk Tuhan.
 Kesadaran akan eksistensi diri.
 Kesadaran akan potensi diri.

Kecakapan Berpikir Rasional, meliputi:


 Kecakapan menggali informasi.
 Kecakapan mengolah informasi.
 Kecakapan mengambil keputusan.
 Kecakapan memecahkan masalah.

Kecakapan Sosial, meliputi:


 Kecakapan komunikasi lisan.
 Kecakapan komunikasi tertulis.

37
 Kecakapan bekerja sama.

Kecakapan Akademik, meliputi:


 Kecakapan mengidentifikasi variabel.
 Kecakapan menghubung variabel.
 Kecakapan merumuskan hipotesis.
 Kecakapan melaksanakan penelitian.

Kecakapan Vokasional, meliputi:


 Sering disebut juga sebagai bidang kecakapan kejuruan.
 Terkait dengan bidang pekerjaan tertentu.

Untuk menerapkan kecakapan tersebut maka SMPN 1 Meral menerapkan stategi


pembelajaran menggunakan metode yang bervariatif, sehingga:
 peserta didik lebih aktif;
 iklim belajar menyenangkan;
 fungsi guru bergeser dari sebagai pemberi informasi menuju sebagai fasilitator;
 materi yang dipelajari terkait dengan lingkungan kehidupan peserta didik
sehingga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan;
 peserta didik terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber; dan
 menggeser teaching menjadi learning.

J. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain,
yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SMPN 1 Meral diterapkan
dalam mata pelajaran muatan lokal yaitu Keterampilan Elektronika. Hal ini
dilatarbelakangi karena SMPN 1 Meral berada di Kabupaten Karimun, yang merupakan
salah satu daerah tempat perkembangan teknologi elektronika. Dengan adanya mata
pelajaran Keterampilan Elektronika ini diharapkan peserta didik dapat menjadi pribadi
38
yang mandiri, berdaya saing, dan mempunyai keahlian dasar elektronika sehingga
mampu hidup berdampingan dengan orang lain.

39
BAB IV
BEBAN BELAJAR

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban mengajar di
SMPN 1 Meral untuk kelas VII adalah 38 jam pembelajaran, untuk kelas VIII dan IX
adalah 35 jam pembelajaran, dengan durasi setiap satu jam pelajaran 40 menit.
Pengaturan beban belajar di SMPN 1 Meral ini dengan sistem paket yang
didasarkan pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu, sebagai berikut:

Satu jam Waktu


Jumlah Minggu Jumlah jam
pembelajaran pembelajaran
Kelas jampel/ efektif per per tahun
tatap muka per tahun
minggu tahun (@ 60 menit)
(menit) (jampel)
VII 40 38 34 1.292 861
VIII 40 35 35 1.225 817
IX 40 35 32 1.120 747

Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik di SMPN 1
Meral adalah penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang
waktunya maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri
tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

40
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari
libur. Berikut adalah jam jadwal kegiatan belajara selama seminggu dan kalender
pendidikan secara rinci:

Hari Kegiatan Waktu


Senin Upacara 07.00 - 08.00
Kegiatan Belajar Mengajar 08.00 - 13.10
Selasa Apel Pagi 07.00 - 07.30
Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 - 13.20
Rabu Apel Pagi 07.00 - 07.30
Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 - 12.40
Kamis Apel Pagi 07.00 - 07.30
Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 - 13.20
Jumat Kerohanian 07.00 - 08.00
Kegiatan Belajar Mengajar 08.00 - 10.55
Sabtu Senam/Pembiasaan 07.00 - 08.20
KBM (untuk kelas VII) dan PD (untuk kelas VIII dan IX) 08.20 - 09.40
Kegiatan Belajar Mengajar 09.55 - 11.15

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender


pendidikan sebagai berikut:
 Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pemebelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk


setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya
minggu efektif belajar sesuai dengan kebutuhannya.

41
 Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

 Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota,
dan/atau organisasi penyelenggaraan pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.

 Libur jeda tengah semeter, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

 Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat


mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi minggu dan waktu
pembelajaran efektif

 Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota.

42

Anda mungkin juga menyukai