PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Meral berdiri sejak tahun 1979. SMPN 1
Meral terletak di Kelurahan Sungai Pasir, Kecamatan Meral Kabupaten Karimun. Awal
berdirinya SMPN 1 Meral sangat terbatas dari segi pendidik, tenaga kependidikan,
sarana prasarana, dan lingkungannya. Namun dari tahun ke tahun SMPN 1 Meral terus
berbenah diri agar menjadi sekolah yang lebih baik lagi dan memenuhi Standar
Nasional Pendidikan. Sejak mulai berdirinya, SMPN 1 Meral telah dipimpin oleh
beberapa kepala sekolah. Berikut nama-nama kepala sekolah yang pernah bertugas di
SMPN 1 Meral:
SMPN 1 Meral berdiri di atas tanah seluas 5.200 m2 dengan luas bangunan 3.600
m2. Lokasi sekolah yang strategis, didukung dengan sarana dan prasarana serta prestasi
yang dicapai sekolah selama ini, membuat SMPN 1 Meral menjadi sekolah favorit di
Kecamatan Meral. Hal ini terbukti pada penerimaan siswa baru. Setiap tahunnya
jumlah pendaftar selalu melebihi daya tampung sekolah yang sudah ditentukan baik
yang berasal dari kecamatan Meral maupun dari kecamatan lain dan bahkan dari luar
Kabupaten Karimun.
Masyarakat di lingkungan sekolah memiliki wawasan yang luas dan memadai.
Letak geografis SMPN 1 Meral yang berdekatan dengan kota Batam dan Negara
Singapura serta Malaysia juga turut memberi pengaruh pada pola pikir masyarakatnya.
Kondisi tersebut membuat masyarakat menjadi lebih terbuka, pantang menyerah dan
memiliki semangat berkompetisi yang baik. Masyarakat semakin menyadari makna
1
pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka, dengan harapan pendidikan dapat
membentuk karakter anak-anak menjadi pribadi yang tangguh dalam kehidupan dengan
dilandasi iman dan ilmu.
Kondisi sosial ekonomi orang tua atau wali murid bervariasi mulai dari yang
rendah, menengah, dan tinggi. Walaupun tingkat sosial ekonomi masyarakat berbeda,
namun orang tua atau wali murid memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan anaknya. Orang tua atau wali murid melalui paguyuban kelas saling bahu
membahu, berperan aktif dalam membantu dan ikut serta dalam menyukseskan
program-program yang dibuat oleh sekolah.
Keadaan Siswa SMPN 1 Meral pada bulan Juli 2017 sebagai berikut:
BERDASAR
JENIS BERDASAR AGAMA
KELAMIN
NO. KELAS KRISTEN KRISTEN
ISLAM BUDHA
LK PR JLH PROTESTAN KHATOLIK
LK PR JLH LK PR JLH LK PR JLH LK PR JLH
1. 7.1 16 16 32 14 12 26 1 3 4 1 1 2
2. 7.2 15 17 32 12 13 25 3 4 7 - - 0
3. 7.3 15 17 32 9 12 21 6 5 11
4. 7.4 15 17 32 8 12 20 7 5 12
5. 7.5 15 17 32 10 11 21 5 6 11
6. 7.6 15 17 32 10 11 21 5 6 11
TOTAL
91 101 192 63 71 134 23 22 45 4 7 11 1 1 2
KELAS 7
7. 8.1 16 18 34 11 13 24 5 5 10
8. 8.2 16 17 33 11 12 23 5 5 10
9. 8.3 16 18 34 16 18 34
10. 8.4 15 17 32 15 17 32
11. 8.5 16 18 34 13 15 28 1 2 3 2 1 3
12. 8.6 16 18 34 14 14 28 2 4 6 - - 0
TOTAL
95 106 201 80 89 169 10 10 20 3 6 9 2 1 3
KELAS 8
13. 9.1 19 17 36 12 11 23 7 6 13
14. 9.2 21 16 37 14 10 24 7 6 13
15. 9.3 20 17 37 20 17 37
16. 9.4 19 17 36 15 15 30 - - 0 4 2 6
17. 9.5 19 17 36 15 14 29 4 3 7 - - 0
18. 9.6 20 16 36 16 13 29 4 3 7 - - 0
TOTAL
118 100 218 92 80 172 14 12 26 8 6 14 4 2 6
KELAS 9
TOTAL
KESELURUHAN
304 307 611 235 240 475 47 44 91 15 19 34 7 4 11
2
Daftar Nama Guru SMPN 1 Meral Tahun Pelajaran 2017/2018:
Ruang dan fasilitas yang dimiliki oleh SMPN 1 Meral sebagai berikut:
No. Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Waka. Bidang Kesiswaan 1 Baik
3. Ruang Waka Bidang Kurikulum 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Majelis Guru 1 Baik
6. Ruang Kelas 18 Baik
7. Ruang Perpustakaan 1 Baik
8. RuangUKS 1 Baik
9. Ruang Lab. IPA 1 Baik
10. Ruang Lab. Komputer 1 Baik
11. Ruang Pramuka 1 Baik
12. Ruang OSIS 1 Baik
13. Ruang PMR 1 Baik
14. Ruang BK 1 Baik
15. Ruang Olah raga 1 Baik
16. Mushalla 1 Baik
17. Pos Penjaga Sekolah 1 Baik
18. Gudang 1 Baik
19. Kantin Sekolah 1 Baik
20. WC 7 Baik
Guna meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan amanat Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional, perlu disusun seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang disebut
dengan kurikulum.
4
Pada tahun pelajaran 2017/2018 SMPN 1 Meral menerapkan dua jenis
kurikulum yaitu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII dan Kurikulum 2006 untuk
siswa kelas VIII dan IX.
B. Landasan Penyusunan
1. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial, dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum di SMPN 1 Meral.
2. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan:
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan direvisi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum SMP.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Pedoman Kegiatan Ekstra Kurikuler.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Kepramukaan sebagai Ekstra Kurikuler Wajib.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Penyuluhan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan
Pengolahan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan daerah yang relevan.
C. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan Kurikulum SMPN 1 Meral adalah sebagai pedoman bagi
warga sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.
D. Acuan Konseptual
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
7
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan kebutuhan pengembangan daerah.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
8
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia.
11.Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.
9
E. Prinsip Pengembangan
Pengembangan Kurikulum ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,
bertanggung jawab serta peduli lingkungan. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan,
serta budaya dan karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Potensi yang dimiliki peserta didik di
SMPN 1 Meral sangat beragam antara lain potensi dalam bidang olah raga (atletik
dan badminton), seni (vokal grup dan paduan suara), beladiri (pencak silat). Untuk
mengembangkan potensi yang ada, dibutuhkan bimbingan secara menyeluruh
terhadap potensi yang dimiliki siswa baik dalam bidang olah raga, seni, dan
lainnya. Selain itu kecakapan yang dikembangkan di dalam lembaga pendidikan ini
sangat dibutuhkan oleh siswa dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi
kehidupan nyata di masyarakat.
11
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan
nasional (UU RI Nomor 20 Tahun 2003) yaitu:
1. Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2. Meletakkan dasar kecakapan hidup secara generik yang meliputi penajaman
kecakapan personal, kecakapan berpikir rasional, dan kecakapan sosial.
3. Pengenalan eksistensi diri sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang harus
bertauhid dan beribadah secara murni kepada-Nya, sebagai makhluk sosial yang
harus berakhlak mulia merupakan bagian dari penajaman kecakapan personal.
4. Pengenalan potensi diri yang merupakan bagian dari kecakapan personal yang
ditekankan pada pendidikan dasar.
5. Belajar mengenali diri secara proporsional, menghargai kelebihan orang lain,
tidak mudah sombong dengan pujian merupakan kecakapan personal yang
menjadi penekanan pada SMPN 1 Meral, melalui mata pelajaran Agama dan
PKn. Di SMPN 1 Meral selalu didorong untuk terjadinya proses pendidikan
agama, bukan sekadar pembelajaran agama. Agama sebagai nilai akan dilatihkan
untuk dikembangkan di samping agama sebagai pengetahuan dan
”keterampilan”. Sementara itu, kecakapan berpikir rasional juga dikembangkan
melalui mata pelajaran matematika, sains, dan bahasa. Yang perlu mendapatkan
tekanan dalam pengembangan berpikir rasional adalah kecakapan menggali dan
mengolah informasi, sehingga peserta didik terbiasa berpendapat atas dasar data,
bukan semata atas dasar asumsi, atau malah prasangka. Demikian pula
kecakapan sosial yang bermuara pada kesantunan dalam bersikap, berbicara,
menulis perlu mendapatkan pelatihan. Ini merupakan fokus tujuan pendidikan
dasar dengan semua mata pelajaran sebagai alat pencapaiannya.
12
B. Visi
Visi SMPN 1 Meral adalah ”Terwujudnya insan pendidikan berkarakter di bidang
IPTEK, seni, dan berwawasan lingkungan yang berlandaskan IMTAQ.”
C. Misi
Menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan.
Mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan.
Menumbuhkembangkan jiwa kompetensi di bidang Iptek dan Seni.
Menciptakan lingkungan sekolah bersih, indah, dan sehat.
D. Tujuan
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan
sekolah dalam mengembangkan pendidikan, sebagai berikut:
Menerapkan peningkatan iman dan takwa melalui kegiatan pembelajaran.
Mampu mengikuti berbagai kegiatan lomba keagamaan di tingkat kecamatan,
kabupaten, dan provinsi.
Mengembangkan sikap profesional melalui peningkatan kinerja.
Mampu memanfaatkan IPTEK sebagai sumber belajar.
Menanamkan karakter baik dalam setiap perbuatan dalam kehidupan.
Memiliki daya saing dan daya juang dalam kegiatan lomba olahraga dan seni.
Mampu menciptakan sekolah bersih dan sehat.
13
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
14
Muatan lokal diajarkan terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Muatan lokal yang diintegrasikan tersebut menyangkut tentang budaya
Melayu sesuai dengan karakteristik daerah yang berada di daerah Melayu.
Struktur Kurikulum 2006 bagi kelas VIII dan IX sebagai berikut:
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
15
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
16
Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
5. Jasmani, Olahraga Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
dan Kesehatan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang
bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah. Dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan kegiatan 10 K yaitu:
1. Keamanan 6. Kerindangan
2. Ketertiban 7. Kesehatan
3. Kebersihan 8. Keharmonisan
4. Keindahan 9. Kesejahteraan
5. Kekeluargaan 10. Keikhlasan
Dalam Kurikulum 2006, jumlah jam pelajaran perminggu bisa ditambah maksimal
4 jam pelajaran, sehingga maksimal jumlah jam pelajaran perminggu adalah 36 jam.
Untuk merealisasikan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah, SMPN 1 Meral melakukan
penambahan jumlah jam sebanyak 3 jam pelajaran, masing-masing untuk mata
pelajaran pendidikan agama, matematika, dan TIK, sehingga jumah jam pelajaran
perminggu adalah 35 jam.
B. Muatan Lokal
Muatan Lokal pada SMPN 1 Meral, diselenggarakan melalu dua strategi, yaitu:
1. Muatan Lokal sebagai materi terintegrasi dengan Mata Pelajaran.
Yaitu muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan secara
terintegrasi dengan muatan inti atau nasional, dalam mata pelajaran tertentu yang
termasuk dalam kelompok B pada struktur kurikulum, yaitu Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Prakarya. Muatan lokal dapat
diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran tersebut dengan menggunakan waktu
yang telah disediakan bagi mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian,
muatan lokal dipakai untuk menterjemahkan kompetensi dasar dan indikator
17
pencapaian kompetensi agar lebih relevan dengan minat belajar dan lebih efektif
dalam mencapai tujuan nasional.
C. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Meral mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli. Layanan bimbingan
18
dilaksanakan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat)
bidang layanan.
1. Bidang Pribadi
Proses pemberian bantuan dari Guru Bimbingan dan Konseling atau kepada
peserta didik SMPN 1 Meral untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan
keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik SMPN 1 Meral yang dikembangkan
meliputi;
a. memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik
kondisi fisik maupun psikis;
b. mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya;
c. menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik;
d. mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa;
e. mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam
kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur; dan
f. mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal
berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
2. Bidang Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari Guru Bimbingan dan Konseling kepada
peserta didik SMPN 1 Meral untuk memahami lingkungannya dan dapat
melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu
mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan
memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik SMPN 1 Meral yang dikembangkan
meliputi;
a. berempati terhadap kondisi orang lain;
b. memahami keragaman latar sosial budaya;
19
c. menghormati dan menghargai orang lain;
d. menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku;
e. berinteraksi sosial yang efektif;
f. bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab; dan
g. mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.
3. Bidang Belajar
Proses pemberian bantuan Guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik SMPN 1 Meral dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap
dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar
secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya.
4. Bidang Karir
Proses pemberian bantuan Guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik SMPN 1 Meral untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang
tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya.
20
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;
g. memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan;
h. memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir;
i. memiliki sikap positif terhadap dunia kerja;
j. memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan;
k. memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola
karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan
atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
21
2. Individual
Bimbingan Guru TIK kepada peserta didik secara individu dilakukan sesuai
dengan jam kerja guru dengan memberikan konsultasi di sekolah. Bimbingan
peserta didik dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi kesulitan dalam
mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data, dan informasi
dalam rangka untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek, masalah, dan
discovery learning.
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan Melayani:
pendukung konseling a) Masalah kesulitan belajar siswa
b) Pengembangan karir siswa
c) Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
d) Masalah dalam kehidupan sosial siswa
Ekstrakurikuler Pramuka
Seni Suara
Pencak Silat
PMR
PIKR
22
Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu kegiatan yang Piket Kelas
dilakukan terjadwal Apel Pagi
Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di
kelas
Bakti Sosial
Upacara Bendera
Kegiatan Rohis
Senam Kesegaran Jasmani
Bersih lingkungan
23
Kegiatan Contoh
Menolong orang yang sedang dalam
kesusahan
Melerai pertengkaran
Saling mengingatkan ketika ada pelanggaran
tata tertib sekolah
24
Nilai-nilai yang ditanam dan strategi dari jenis pengembangan diri yang
ditetapkan SMPN 1 Meral, sebagai berikut:
25
Jenis Pengembangan Nilai-nilai yang
Strategi
Diri Ditanamkan
4. PMR Peduli Sosial Latihan
Toleransi terprogram
Disiplin
Komunikatif
26
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif:
Kategori Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
F. Ketuntasan Belajar
Penetapan ketuntasan belajar di SMPN 1 Meral dilakukan dengan cara berikut:
1. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing tingkat kelas
dalam satu tahun pelajaran.
2. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata
pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan
(daya dukung) dengan memperhatikan komponen-komponen berikut:
Karakteristik Peserta Didik (Intake)
Karakteristik Peserta Didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas VII)
memperhatikan hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi
peserta didik kelas VIII dan IX antara lain memperhatikan rata-rata nilai rapor
semester sebelumnya.
Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan
dari masing-masing mata pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain melalui
expert judgment guru mata pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis
jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya pengetahuan
prasyarat.
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain (1)
kompetensi pendidik (nilai UKG); (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas;
(3) predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah.
27
SMPN 1 Meral secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal dengan cara:
1. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan IHT.
2. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana untuk kegiatan
pembelajaran.
Untuk kelas VII, SMPN 1 Meral menggunakan satu KKM artinya KKM seluruh
mata pelajaran sama. SMPN 1 Meral menggunakan satu KKM karena rata-rata KKM
dari seluruh mata pelajaran sama yaitu 70.
Penetapan KKM Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 untuk kelas VII
(Kurikulum 2013)
KKM
Mata Pelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti B 70 70
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan B 70 70
Bahasa Indonesia B 70 70
Matematika B 70 70
Ilmu Pengetahuan Alam B 70 70
Ilmu Pengetahuan Soaial B 70 70
Bahasa Inggris B 70 70
Kelompok B
Seni Budaya B 70 70
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan B 70 70
Prakarya B 70 70
Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan, interval nilai dan predikat untuk aspek
pengetahuan dan keterampilan (Kurikulum 2013) sebagai berikut:
28
< 70 D Kurang
Untuk kelas VIII dan IX, sekolah menggunakan multi KKM artinya KKM mata
pelajaran tidak sama. KKM disusun oleh guru mata pelajaran masing-masing
menggunakan cara yang telah ditentukan.
Penetapan KKM Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 untuk
Kelas VIII dan IX (Kurikulum 2006)
2. Pendidikan Kewarganegaraan 72 75
3. Bahasa Indonesia 73 75
4. Bahasa Inggris 70 72
5. Matematika 71 72
8. Seni Budaya 72 74
Program Pengayaan
a. Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui KKM.
b. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari.
c. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah
mencapai KKM berdasarkan hasil PH.
d. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali.
e. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
f. Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
30
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain
itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan
sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian
ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan
tersebut diminati secara individu.
31
Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan dianalisis untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat
dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan pengisian rapor.
32
Pengolahan Nilai Rapor Kelas VII (Kurikulum 2013) dijabarkan sebagai
berikut :
Pengolahan Nilai Rapor Aspek Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya
yang relevan. Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen
berupa lembar observasi, atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).
Teknik penilaian lain yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian
antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap
oleh pendidik.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam
pelajaran).
33
Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang SANGAT BAIK dan/atau
BAIK dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya MULAI
BERKEMBANG.
Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada skor angka yang dicapai
oleh KD tertentu.
34
3. Kenaikan Kelas
Peserta didik kelas VIII dan IX (Kurikulum 2006) dinyatakan naik kelas
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu tahun
pelajaran.
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; Kewarganegaraan dan kepribadian.
3) Maksimal 4 mata pelajaran belum tuntas. Untuk menentukan ketuntasan
mata pelajaran dilakukan dengan mencari rata-rata nilai yang diperoleh
pada semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran berlangsung.
Jika rata-rata nilai ≥ rata-rata KKM maka mata pelajaran tersebut
dinyatakan tuntas.
Jika rata-rata nilai < rata-rata KKM maka mata pelajaran tersebut
dinyatakan tidak tuntas.
CONTOH PERHITUNGAN
Peserta didik kelas VII (Kurikulum 2013) dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
35
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai de-
ngan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di
bawah KKM atau belum tuntas.
4. Kelulusan
Kelulusan peserta didik dari SMPN 1 Meral disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017
pasal 18 yang menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan setelah:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c) lulus Ujian Satuan Pendidikan/Program Pendidikan.
Setiap peserta didik di SMPN 1 Meral wajib paling sedikit 1 (satu) kali Ujian
Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US). UN merupakan bentuk penilaian yang
dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka pengendalian mutu pendidikan.
Penyelenggara UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan. Ketentuan
pelaksanaan UN diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP. Hasil UN
disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil UN. Hasil UN
disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan dalam perbaikan
proses pembelajaran.
Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar
dan penyelesaian dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah
semua mata pelajaran yang diajarkan pada satuan pendidikan tersebut. Untuk
beberapa mata pelajaran, Ujian Sekolah diselenggarakan dalam bentuk ujian tulis
dan ujian praktik, namun beberapa mata pelajaran lain dilaksanakan dengan ujian
tulis atau ujian praktik saja. Pengaturan tentang hal ini dan pelaksanaan secara
keseluruhan diatur dalam POS Ujian Sekolah yang disusun oleh SMPN 1 Meral.
36
SMPN 1 Meral menargetkan kelulusan untuk tahun pelajaran 2017/2018
sebagai berikut:
1. Kelulusan peserta didik SMPN 1 Meral mencapai angka 100%.
2. Rata-rata nilai ujian sekolah minimal 70.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan SMPN 1 Meral melakukan berbagai
program diantaranya:
1. Program terobosan dan try out untuk peserta didik kelas IX sebagai upaya
persiapan menghadapi Ujian Nasional.
2. Memfasilitasi minat dan bakat peserta didik melalui berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan perlombaan antar kelas di berbagai bidang.
37
Kecakapan bekerja sama.
39
BAB IV
BEBAN BELAJAR
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban mengajar di
SMPN 1 Meral untuk kelas VII adalah 38 jam pembelajaran, untuk kelas VIII dan IX
adalah 35 jam pembelajaran, dengan durasi setiap satu jam pelajaran 40 menit.
Pengaturan beban belajar di SMPN 1 Meral ini dengan sistem paket yang
didasarkan pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu, sebagai berikut:
Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik di SMPN 1
Meral adalah penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang
waktunya maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri
tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
40
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
41
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota,
dan/atau organisasi penyelenggaraan pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
Libur jeda tengah semeter, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota.
42