Anda di halaman 1dari 17

 

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PANDANGAN AGAMA TERHADAP BAYI BARU LAHIR DAN ASI

Disusun oleh

OKKY CINTYA PERMATA DEWI

RINA WAHYU ANGGRAENI

SELVI YATUL HASANAH

TITIN RAHAYU

STIKES PATRIA HUSADA BLITAR

TAHUN 2015 / 2016


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhaan Yang Maha Esa atas segala rahmat
nya sehungga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
 berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
 pikirannya.

Harapan semoga makalah ini dapat menambanh pengetahuan dan


 pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke
k e depannya dapat memperbaiki
 bentuk maupun menambah
menambah isi makalah agar
agar menjadi lebih bai
baik
k lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, Oktober 2015

Penyusun
 

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………
pengantar……………………………………………………………
…………………………………………………….
……………………. 
Daftar isi…………………………
isi……………………………………………………
………………………………………………………
…………………………………..
…….. 
Bab I pendahuluan
1.1 Latar belakang…………………………………
belakang…………………………………………………………………
……………………………………………
…………… 
1.2 Rumusan masalah …………………………
………………………………………………………
……………………………………………..…
………………..… 
1.3 Tujuan

Bab II pembahasan
2.1 Proses kelahiran menurut agama………………………
agama………………………………………………………
…………………………………
… 
2.2 hal pertama yang harus dilakukan pada bayi yang baru lahir menurut agama ………… 
2.3 pentingnya ASI bagi bayi dan ibu ……………………………………………………….
………………………………………………………. 
2.4 aturan penyapihan dan manfaat pada ibu dan bayi menurut agama …………………….  

Bab III Penutup


3.1 kesimpulan………………………
kesimpulan………………………………………………………
…………………………………………………………
………………………….. 
3.2 saran………………………
saran……………………………………………………
…………………………………………………………
……………………………………
……… 

Daftar pustaka ……………………………


…………………………………………………………
…………………………………………………….
………………………. 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang calon ibu dan ayah harus mengatahui hal  –   hal apa saja yang pertama
dilakukan saat bayi baru lahir yang sesuai dengan syariat islam. Jangan sampai saat bayi baru
lahir ibu dan ayah tidak mengerti harus melakukan apa. Apalagi melakukan hal  –   hal yang
tidak sesuai dengan syariat islam. Begitu pun dengan pemberian asi. Apabila seorang ibu bisa
memberikan asi kepada bayinya, lebih baik bayi tersebut diberikan asi jangan susu formula
dan penyapihannya pun harus sesuai dengan syariat islam. Agar bayi kelak tumbuh dengan
sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1.  Bagaimana Proses kelahiran menurut agama?
2.  Apa saja hal pertama yang harus dilakukan pada bayi yang baru lahir menurut agama?
3.  Apa saja pentingnya ASI bagi bayi dan ibu?
4.  Bagaimana aturan penyapihan dan manfaat pada ibu dan bayi menurut agama?
1.3 Tujuan
1.  Mengetahui Proses kelahiran menurut agama?
2.  Mengetahui apa saja hal pertama yang harus dilakukan pada bayi yang baru lahir menurut
agama?
3.  Mengetahui apa saja pentingnya ASI bagi bayi dan ibu?
4.  Mengetahui aturan penyapihan dan manfaat pada ibu dan bayi menurut agama?
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 proses kelahiran menurut agama

1.  Pengertian Persalinan Dan Kelahiran


Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya
selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya.
Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
 bersalin. Persalinan
P ersalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,
s erviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

2.  Tanda-Tanda Persalinan

Tanda-tanda persalinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu tanda kemungkinan


 persalinan, tanda awal persalinan, dan tanda positif persalinan. Ibu hamil dapat saja
mengalami semua tanda persalinan ini atau sebagian.

Tanda kemungkinan persalinan :

a.  Sakit Pinggang.


 b.   Nyeri yang samar, ringan, mengganggu, dan dapat hilang-timbul.
c.  Kram pada perut bagian bawah.
d.  Seperti kram menstruasi, dan dapat disertai dengan rasa tidak nyaman di paha.
e.  Tinja yang lunak
f.  Buang air beberapa kali dalam beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut
atau gangguan pencernaan.
g.  Desakan untuk berbenah
h.  Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan ibu hamil melakukan banyak
aktivitas dan keinginan untuk menuntaskan persiapan bagi bayi.

3.  Masa Melahirkan


1.  Bebas dari aktivitas ibadah fisik Setelah melahirkan seorang ibu akan mengalami
masa nifas (darah kotor) selama 40 hari. Pada masa itu seorang wanita

dibebaskan,
kekuatan fisikbahkan diharamkan
seperti shalat, darimembaca
puasa, dan kegiatan
memba ibadah yang membutuhkan
ca Al-Quran.
 

2.  Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Pasca melahirkan wanita memerlukan


 perhatian khusus dibidang kesehatan. Di samping banyaknya darah kotor yang
keluar pada masa nifas, kondisi wanita juga masih dalam keadaan luka (karena
melahirkan). Perawatan kesehatan diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit.
Diakui bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan Islam telah menjelaskan
dengan sangat jelas bahwa kebersihan merupakan anjuran yang dikaitkan dengan
keimanan. Rasulullah saw bersabda: Artinya:” Kebersihan merupakan bagian dari
iman. Jika jatuh sakit, Islam menganjurkan supaya manusia segera berobat.
Ikhtiar atau usaha merupakan kewajiban dalam agama. Seseorang tidak boleh
menyerah pada nasib dengan alasan taqdir, karena sesungguhnya Islam selalu
menyuruh kita berobat ketika sakit. Rasulullah saw bersabda: Artinya: “
Berobatlah kamu karena Allah tidak akan mengadakan penyakit melainkan
mengadakan pula obatnya, kecuali hanya satu penyakit yang tidak dapat diobati
yaitu ketuaan.
3.  Larangan Untuk Melakukan Hubungan Suami Istri Selama Masa Nifas Islam
melarang suami istri untuk melakukan hubungan intim pada masa nifas sampai
darah kotor tersebut berhenti. Kalau ditinjau dari segi kesehatan, larangan tersebut
mengandung cukup banyak hikmah, seperti, jalan lahir anak pada wanita masih
dalam penyembuhan dari luka yang diakibatkan dari kelahiran bayi.
Ayat allah SWT Artinya: dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad)
tentang haid. Katkanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor” karena itu jauhilah istri
 pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci…. (al-
Baqarah: 222) Dari ayat di atas, pengertian setelah mereka suci, baik itu setelah
haid maupun darah kotor pada saat nifas (setelah darah berhenti keluar).
4.  Mandi Setelah Berakhirnya Masa Nifas Setelah berkahirnya masa nifas, seorang
wanita diwajibkan untuk mandi. Dengan demikian maka ia kembali menjadi
 bersih dan suci. Artinya, segala aktivitas keagamaan mulai harus diaktifkan
kembali dan juga telah sah untuk berhubungan suami istri. Masa 40 hari
merupakan waktu yang cukup untuk memulihkan seoarang wanita baik kesehatan
fisik maupun mentalnya.
4.  Pandangan Islam Tentang Kelahirkan Dan Persalinan
Kelahiran Islam secara tersurat dan tersirat telah menjelaskan bahwa seorang

wanita boleh menjaga jarak dalam mengatur kehamilan. Menjaga jarak dengan tujuan
memberikan anak perhatian yang cukup demi kesehatan wanita itu sendiri.
Mengandung dan melahirkan merupakan sebuah perjuangan yang beresiko tinggi,
kelalaian dalam menjaga kesehatan dan keselamatan ibu hamil bisa berakibat fatal
 bahkan bisa menyebabkan seorang wanita meninggal dunia ketika hamil atau
melahirkan.
Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa seorang ibu harus menyusui anaknya secara
 baik dan mencukupi dengan batas waktu hingga 2 tahun, sebagaimana firman Allah
swt: Ayat Allah SWT Artinya: “Dan Ibu -ibu hendaklah menyusui anaknya dua tahun
 penuh, bagi yang ingin menyusui
men yusui secara sempurna……….(QS:al-Baqarah 233) Kalau
seorang wanita memberikan ASI secara sempurna hingga 2 tahun, artinya dia tidak
hamil selama dalam proses tersebut. Kehamilan itu sendiri membutuhkan sebuah
 perjuangan yang akan merepotkan seorang ibu dalam menyapih bayinya.
 

Setelah 2 tahun barulah seorang ibu boleh hamil kembali dan proses kehamilan itu
sendiri membutuhkan waktu hingga 9 bulan, berarti jarak yang ideal bagi seorang ibu
untuk mempunyai anak (melahirkan) adalah 2 tahun 9 bulan. Meskipun memiliki
anak merupakan hak kedua orang tua baik ibu maupun bapak, bukan berarti seorang
ayah sebagai pemimpin dalam rumah tangga boleh memaksakan kehendaknya dalam
menentukan jumlah anak dan mengatur jarak antar anak, karena Islam sangat
menekankan pentingya musyawarah dalam segala urusan, apalagi dalam hal yang
sangat penting dan beresiko bagi salah satu pihak.
Dalam hal ini Allah swt berfirman: Ayat Allah SWT: Artinya: “…………. Dan
 bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.(QS:Ali Imran:159.) 2.
Persalinan Dari rahim seorang ibu akan lahir generasi penerus yang akan menjaga
kelestarian manusia dalam membangun peradaban. Mengingat persalinan dan masa
nifas sangatlah penting, maka ketersediaan layanan berkualitas dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi.
Pelayanan dasar dan lanjutan merupakan cakupan dari pelayanan kehamilan,
 persalinan dan masa nifas. Pelayanan dasar ditujukan untuk menangani kasus-kasus
normal, sedangkan pelayanan lanjutan atau rujukan diberikan kepada mereka yang
mengalami kasus-kasus beresiko, gawat darurat, dan komplikasi yang memerlukan
sarana dan prasarana yang lebih lengkap seperti di Rumah Sakit. Kedua pelayanan
tersebut harus tersedia dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarkat, baik dari aspek
finansial maupun teknis terkait dengan jarak dan sarana transportasi. Di Indonesia
manajemen pelayanan kesehatan terkait persalinan masih sangat buruk dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini 228 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per 1000
kelahiran hidup.
Menurut survei Kesehatan dan Rumah Tangga 2001 penyebab langsung kematian
ibu diantaranya: 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu
endarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium (8%), partus
macet (5%), abortus (5%), trauma obstertik (5%), emboli (3%), dan lain-lain (11%).
Oleh karena itu pelayanan kesehatan ibu dan perjuangan ibu dalam proses kehamilan
dan persalinan sangatlah berharga. Dalam surat Lukman ayat 14 Al Qur’an
mengabadikan perjuangan ibu selama kehamilan, “Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan yang lemah dan bertambah-tambah…”. Allah memberikan kemuliaan
kepada ibu melahirkan melaui sabda Rasulullah saw yang artinya,”…wanita yang
meninggal karena melahirkan adalah syahid…” (HR. Ahmad) Wajar bila Islam
mewajibkan Negara untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan dapat
dijangkau oleh semua kaum ibu sejak masa kehamilan sampai persalinan bahkan
hingga masa nifas dan menyusui. Layanan tersebut adalah bagian integral dari sistem
kehidupan Islam.
Islam membebankan terpenuhinya kebutuhan tersebut pada Khalifah sebagai
 pemimpin umat. Negara wajib menyelenggarakan pelayanan bersalin (atenatal,
 bersalin, nifas) berkualitas bagi semua ibu bersalin secara gratis! Bila keuangan
 Negara tidak cukup, maka Khalifah akan menarik sejumlah uang dari orang-orang
kaya saja sesuai kebutuhan. Strategi penyelenggaraan layanan bersalin mengacu pada
3 prinsip dasar: 1). kesederhanaan aturan, 2). Kecepatan pelayanan, 3). Standar
layanan bersalin bersalin berkalitas sesuai syariat.
 

 Negara wajib menyediakan semua sarana dan prasarana yang berkualitas


termasuk tenaga medis baik dokter spesialis kebidanan dan kandungan maupun bidan
secara merata di seluruh wilayah Negara baik pada pelayanan dasar (puskesmas)
maupun lanjutan (Rumah Sakit). Dalam ranah fikih, menjadi tenaga medis (dokter
kadungan, bidan, perawat) adalah fardu kifayah. Sehingga harus ada sebagian kaum
muslimin yang memilih profesi tersebut. Karena itu Negara akan memudahkan
 penyediaan fasilitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga medis yang berkualitas
dan memiliki integritas yang kuat. Dalam sejarah Masa Keemasan Islam layanan
 bersalin yang memadai terlihat dari banyaknya Rumah Sakit. Hampir semua kota
 besar memiliki rumah sakit yang disertai dengan lembaga pendidikan dokter. Rumah
sakit tersebut memiliki ruang pemeriksaan kandungan dan ruang untuk layanan
 persalinan. Belum lagi adanya rumah sakit keliling yang
yan g disediakan oleh Negara yang
menelusuri pelosok negeri, sehingga layanan bersalin bagi semua ibu benar-benar
direalisasikan secara nyata. Pada zaman keemasan Islam, ilmu kedokteran kebidanan
termasyur ada di Harran, Baghdad, dan Jundi Syahpur. Lembaga pendidikan
menengah dan tinggi ilmu kedokteran merata ada di setiap kota besar seperti
Damsyiq, Isfahan, Rayy, Baghdad, Al Qahirah, Tunis, Marakisy (Maroko), dan
Qurtuba (Kordoba) Juga terdapat Al Jami’ah (univers itas) yang memiliki fakultas
kedokteran. Salah satu fakta di Baghdad, masa Khalifah Harun Al Rasyid (170-193
H), disamping didirikan Rumah Sakit terbesar di kota Baghad, dan beberapa Rumah
Sakit kecil, juga didirikan rumah sakit bersalin terbesar yang disampingnya didirikan
sekolah pendidikan kebidanan. Kedua sarana tersebut berdiri atas perintah Khalifah
Harun Al Rasyid kepada Al Musawaih yang menjabat menteri kesehatan dan dokter
kekhilafahan.
Begitulah cara Islam dalam masa keemasannya dulu untuk menjawab proses
(permasalahan) persalinan yang kurang memadai dewasa ini. Oleh karena itu, untuk
menyelesaikan problem ini dibutuhkan solusi yang komprehensif dari segala aspek
yang terkait, baik medis maupun non medis, termasuk ketersediaan SDM berkualitas
secara merata.

2.2 Hal Pertama Yang Dilakukan Saat Kelahiran Bayi

hal yang harus dilakukan dalam menyambut kelahiran bayi antara lain :
1.  Mendoakan bayi
Hendaknya orang tua mendoakan untuk kebaikan bayi yang baru lahir. Bukan hanya
orang tua bahkan orang lain turut mendoakan ketika mendengar kelahiran bayi. Ada
 beberapa tuntunan doa bagi bayi yang baru lahir.
Pertama, doa memohon keberkahan untuk si anak. Kedua, doa memohon perlindungan
dari godaan setan.
2.  Adzan dan iqamah
Sang ayah segera mengadzani di telinga kanan dan mengiqamahkan di telinga kiri pada
anaknya yang baru lahir. Pemberian adzan dan iqamah ini salah satu tujuannya agar
kalimat yang pertama kali di dengar sang bayi adalah kalimat thayyibah dan di jauhkan
dari segala gangguan setan yang terkutuk. Sebagian ulama menganggap sunnah
membacakan adzan dan iqamah untuk bayi yang baru lahir. Ulama yang berpendapat
 

seperti ini diantaranya adalah hasan al-bashri, umar bin abdul aziz, ulama madzhab
syafi’I dan hanbali. Namun sebagian ulama yang lain tidak menyunahkan adzan dan
iqamah bagi bayi yang baru lahir bahkan menganggapnya sebagai bid’ah. Ulama yang
 berpendapat seperti ini adalah imam malik bin anas. Para ulama yang menganggap
 perbuatan ini sebagai bid’ah karena dalil atai hadits yang memerintahkan un tuk bayi yang
 baru lahir tidak kuat alias hadist dhaif. Maka tidak bisa dipakai sebagai landasan untuk
menyunnahkan adzan untuk bayi yang baru lahir. Jadi aktivitas memperdengarkan adzan
dan iqomah untuk bayi yang baru lahir dari segi hukum fiqih termasuk amal yang di
 perdebatkan oleh para ulama. Walaupun dari segi manfaat dapat diterima, bahwa
memperdengarkan kalimat tauhid bagi bayi yang baru lahir merupakan bagian dari
 penddikan keimanan untuk anak.

3.  Tahnik
tahnik secara bahasa dan syr’i adalah mengunya h sesuatu dan meletakkanya di mulut
 bayi. Maka dikatakan engkau mentahnik bayi, jika engkau mengunyah kurma kemudian
menggosokkannya di langit-langit mulut bayi. Dianjurkan agar yang melakukan tahnik
adalah orang yang memiliki keutamaan, dikenal sebagai orang yang baik dan berilmu.
Dan hendaklah ia mendo’akan kebaikan (barakah) bagi bayi tersebut.  

Dalil tentang tahnik ini disebutkan dalam beberapa hadits di antaranya:

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata, “ Lahir seorang anakku maka aku
membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau memberinya
nama Ibrahim. Beliau mentahniknya dengan kurma dan mendo’akan barakah untuknya.
Kemudian beliau menyerahkan bayi itu kepadaku .”

Dari Asma binti Abi Bakar Ash-Shiddiq ketika ia sedang mengandung Abdullah bin Az-
Zubair di Makkah, ia berkata, “ Aku keluar dalam keadaan hamil menuju kota Madinah.
Dalam perjalanan aku singggah di Quba dan di sana aku melahirkan. Kemudian aku
mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mel etakkan anakku di pangkuan
 beliau. Beliau meminta kurma lalu mengunyahnya dan meludahkannya ke mulut bayi itu,
maka yang pertama kali masuk ke kerongkongannya adalah ludah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Setelah itu beliau mentahniknya dengan kurma dan mendo’akan
 barakah baginya. Lalu Allah memberikan barakah kepadanya (bayi tersebut) .”

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “ Aku pergi membawa Abdullah bin
Abi Thalhah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ia baru dila hirkan.
Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketika itu sedang mencat seekor
untanya dengan ter. Beliau bersabda kepadaku “Adakah kurma bersamamu?”. Aku
 jawab, “Ya (ada)”. Beliau lalu mengambil bebeberapa kurma dan memasukkannya ke
dalam mulut beliau, lalu mengunyahnya sampai lumat. Kemudian beliau mentahniknya,
maka bayi itu membuka mulutnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
memasukkan kurma yang masih tersisa di mulut beliau ke maulut bayi tersebut, maka
mulailah bayi itu menggerak-gerakan ujung lidahnya (merasakan kurma tersebut).
Melihat hal itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kesukaan orang
Anshar adalah kurma”. Lalu beliau menamakannya Abdullah.”
 

Hikmah Tahnik

hikmah tahnik adalah untuk pengharapan kebaikan bagi si anak dengan keimanan, karena
kurma adalah buah dari pohon yang disamakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan seorang mukmin dan juga karena manisnya. Lebih-lebih bila yang
mentahnik itu seorang yang memiliki keutamaan, ulama dan orang shalih, karena ia
memasukkan air ludahnya ke dalam kerongkongan bayi. Dan tujuan tahnik adalah
 persiapan agar bayi nantinya mudah untuk merasakan manisnya air susu ibu dan juga
agar mulut bayi kuat sehingga mampu menghisap air susu ibunya.

4.  Aqiqah
Menurut bahasa kata aqiqah berarti memotong. Dinamakan aqiqah karena dipotongnya
leher binatang. Ada yang mengatakan bahwa aqiqah itu asalnya ialah : rambut yang
terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut aqiqah
karena ia dicukur. Hukum aqiqah adalah sunnah (muakkad). Dalil aqiqah ini dari
samurah bin jundab dia berkata : “ semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang
 pada hari ketujuh disembelih hewan kambing di beri nama dan dicukur rambutnya “ (HR
abu dawud, tirmidzi, nasa’I, ibnu majah, ahmad.)  
5.  Member nama yang baik
Salah satu kewajiban orang tua adalah memberiksn nama yang baik untuk anaknya.
 Nama anak merupakan doa dan harapan dari orang tua. Memberi nama tidak boleh
sembarangan dengan nama yang sekedar indah atau unik, namun harus mengandung
makna yang baik.
6.  Mencukur rambut bayi
Pada hari ketujuh kelahiran bayi disunnahkan untuk memotong rambut si bayi. Hal ini
sebagimana dicontohkan oleh rasulullah SAW ketika cucunya hasan dan husai lahir.
Rasululloh saw memerintahkan untuk memotong rambut dan menimbangnya ukuran
 perak kemudian disedahkan kepada fakir miskin.

2.3 pentingnya ASI bagi ibu dan bayi

Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan anugrah Ilahi untuk pertumbuhan bayi kini semakin
tergeser oleh penggunaan susu formula. Penyebabnya adalah semakin meningkatnya angka
 partisipasi angkatan kerja perempuan, kuatnya penetrasi iklan susu formula beserta
distribusinya hingga ke desa-desa disertai budaya modern yang mempengaruhi ibu menyusui
sesegera mungkin menyapih anaknya.

Mengutip DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal (2011), beberapa pusat
 penelitian telah banyak mengadakan eksperimen untuk membuat ASI tiruan, melalui uji
coba bahan-bahan kimiawi yang disuntikkan ke dalam kelenjar susu pada beberapa binatang
menyusui. Maksud dari eksperimen ini, adalah untuk membuat susu buatan yang memiliki
kandungan kimiawi yang sama dengan susu murni (ASI). Dan hasilnya, seperti yang kita
dapatkan sekarang ini, di pasaran banyak terdapat susu buatan yang dijual di toko-toko, baik
untuk komsumsi bayi,
bayi, maupun anak-anak, bahkan untuk orang dewasa. Namun para
 

ilmuwan berdasarkan penelitian yang mereka lakukan menegaskan, bahwa susu buatan
mustahil dapat menggantikan fungsi susu murni, karena kandungan yang dimiliki keduanya
tidak bisa sama persis. Tentunya, pengakuan di atas, menunjukkan kegagalan susu buatan
dalam memainkan perannya sebagai pengganti susu murni (ASI).

Sebagai anugerah Ilahi, ASI merupakan bahan makanan terbaik untuk bayi karena
memiliki kandungan semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam masa enam bulan pertama
sejak lahir. Pemberian ASI juga lebih fleksibel karena ibu bayi dapat memberikannya walau
sedang dalam keadaan sakit, haid, bepergian atau tidur. Jadi ASI selalu siap untuk diberikan
 pada bayi
b ayi dan tidak memerlukan
memerluka n persiapan juga tidak membutuhkan biaya
bi aya alias tidak dibeli.
Bisa dibandingkan dengan susu formula yang harus memerlukan persiapan waktu untuk
menyajikannya dan mengeluarkan uang untuk mendapatkannya.

Kandungan zat gizi ASI seperti adanya protein dan lemak, mengandung laktosa dan
vitamin, ada zat besi, garam, kalsium dan fosfat serta memiliki kandungan air yang cukup
sekalipun berada pada iklim panas. ASI memiliki kandungan protein
protein dan lemak yang tepat
untuk kebutuhan bayi dalam jumlah yang pas. Kandungan laktosa (gula susu) ASI juga
sangat tepat untuk kebutuhan bayi disamping kandungan vitamin sehingga tidak perlu lagi
menyediakan vitamin tambahan selama enam bulan pertama.

Besarnya faedah ASI bagi bayi baru lahir menyebabkan potensi terkena penyakit diare
lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Demikian pula gangguan
kesehatan lainnya seperti gangguan saluran pernafasan dan telinga tengah serta penyakit
infeksi lainnya.

Imunitas bayi pengkonsumsi ASI terhadap penyakit infeksi disebabkan oleh ASI bebas
 bakteri sehingga terjamin kebersihannya. ASI juga mengandung antibodi (zat kekebalan)
imunoglobulin terhadap bakteri infeksi yang membantu bayi terlindungi dari ancaman
 penyakit infeksi hingga sang bayi bisa memproduksi sendiri antibodinya. Kandungan sel
darah putih (leukosit) dalam ASI juga turut membantu mencegah
mence gah penyakit infeksi pada bayi.
ba yi.

Didalam ASI juga terdapat zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria
khusus yaitu laktobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. Laktobacillus bitidus inilah
yang mencegah bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan diare. Kandungan laktoferin
dalam ASI juga turut membantu mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya.

Keuntungan bagi ibu yang menyusui bayinya dengan ASI dapat membantu menghentikan
 pendarahan setelah melahirkan serta membantu mencegah kehamilan berikutnya.
Keuntungan psikologis sangat baik bagi ibu dan bayi karena dapat terbangun hubungan
ikatan secara emosional.
emosional. Hubungan psikologis yang
yang baik antara ibu dan bayi kelak
membantu kecerdasan emosional sang anak ketika memasuki dunia pendidikan. Menyusui
 bagi ibu bayi tidaklah membuat payudara menjadi jelek dan kurang menarik lagi bagi suami.

Menurut Abd-Alda'em Al-Kheel, banyak studi yang dilakukan di tiga puluh negara
menunjukkan ibu yang menyusui bayinya kurang terkena kanker payudara. Rahim melebar
dua puluh kali selama kehamilan dan melahirkan. Penelitian menunjukkan menyusui
 

 bermanfaat untuk membantu rahim kembali ke ukuran normal. Sebaliknya ibu yang tidak
menyusui bayinya ukuran rahimnya tetap lebih dari batas normal. Selain itu, menyusui juga
melindungi dari kanker rahim. Penyusuan alami membantu ibu untuk mengurangi berat
 badannya dan melindungi dirinya dari kegemukan.
kegemukan . Bahkan ia juga bekerja sebagai analgesik
alami rasa sakit bagi ibu juga. Penyusuan alami juga membantu ibu dan anak untuk tidur
nyenyak.

Bagi bayi, ASI lebih mudah dicerna dan tidak pernah basi. Meski ibu bayi tidak
menyusui anak bayinya beberapa hari, ASI tetap hangat dan tidak mengenal basi.
Bandingkan dengan susu formula yang sudah pasti basi bila tidak segera dikonsumsi dalam
waktu tertentu. ASI juga mengandung enzim khusus (lipase)
(lipase) yang mencerna lemak dan
mempercepat pertumbuhan anak hingga tahun kedua sejak lahir.

Penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan bayi tumbuh lebih cepat ketika ia diberi
susu ibu. Hal ini disebabkan dalam air susu ibu mengandung unsur kekebalan yang disebut
"mucins" yang mengandung banyak protein dan karbohidrat. Mucins berfungsi
menghilangkan ancaman serangan kuman penyakit dari tubuh bayi tanpa efek samping.
Sedangkan imunoglobulin juga turut membantu bayi selama tiga bulan pertama untuk
melindungi tubuh dari serangan kuman.

Meski demikian, ditengah masyarakat masih tumbuh pemahaman yang keliru tentang
ASI. Misalnya pemahaman, apabila mengkonsumsi bumbu masakan yang keras mengandung
cabai, dapat mempengaruhi rasa ASI. Memang terkadang, kandungan ASI tidak selalu sama
karena terdapat keragaman jenis makanan yang dikonsumsi sang ibu bayi. Keragaman jenis
makanan adalah termasuk kategori keragaman yang normal dan jarang mengganggu
kesehatan bayi.

Pandangan Islam 

Manfaat ASI telah disebutkan dalam Al Quran, "Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS
Luqman: 14). 

Dengan demikian, sejak 14 abad yang lalu masyarakat Muslim telah mengenal
 pengetahuan akan manfaat ASI bagi kesehatan bayi. Perintah menyapih anak dalam dua
tahun relevan dengan temuan ilmiah tentang manfaat ASIASI.. Misalnya dalam tulisan
tulisan Rex D.
Russell, “Design in Infant Nutrition”. Russell mengatakan bahwa menyusui bayi selama dua
tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.

Para ilmuwan dibidang kesehatan awal Abad 20 sepakat bahwa makanan sempurna
untuk bayi adalah air susu ibu. Riset
Riset selama setengah abad, para ilmuwan menemukan
manfaat baru dari susu ibu bahwa ASI memberikan kekebalan tubuh terhadap berbagai
 bakteri dan virus. Para ilmuwan menemukan bahwa jumlah bakteri dalam usus bayi yang
diberi susu sapi adalah sepuluh kali lipat lebih banyak daripada yang ada dalam usus bayi
 

yang diberi susu ibu. Rekomendasi para


pa ra ilmuwan tersebut kemudian diadop
diadopsi
si oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Bagi masyarakat Islam, anjuran penggunaan air susu ibu sudah
diperintahkan Al-Qur’an empat belas abad yang lalu.  

2.4 Menyapih menurut Al-Quran

Seorang ibu mempunyai kewajiban untuk menyusui anaknya. WHO mewajibkan masa
menyusui ekslusif adalah selama 6 bulan, setelah itu bayi mulai diperkenalkan dengan
makanan pendamping dan tetap disusui sampai tiba masanya berhenti. Kapankah masa anak
 berhenti menyusu/kapankah harus menyapih?

Dalam berbagai artikel tentang menyusui, disebutkan para ahli tidak dapat menjawab
dengan tepat kapan waktu untuk menyapih. Banyak ahli merekomendasikan ASI diberikan
hingga anak berusia dua tahun. Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, mengatakan
menyapih sebaiknya dilakukan saat anak dengan kesadarannya sendiri menolak menyusu ke
 payudara ibu. “itu artinya bias saat anak berusia satu tahun, dua tahun, atau tiga tahun.
tahun.”” Kata
Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) ini.

Apakah tidak ada batasan waktu dalam menyusui? Walaupun para ahli tidak dapat

menjawab dengan
dan jelas bahwa tepat
masa kapan waktu
menyusui menyapih,
itu adalah Al-Quran dapat menjawabnya dengan tegas
dua tahun.

Ayat- ayat yang berkaitan dengan hukum penyusuan:

1. QS. Al-Baqarah
Al-Baqarah ayat 233:

 ‫وف‬   ‫و‬ ‫رزق‬  ‫د‬  ‫ا‬ ‫وع ى‬ ‫ع‬ ‫اا‬ ‫ م‬ ‫ ن‬ ‫ راد‬    
   ‫د‬‫ و‬   ‫ات‬ ‫ا‬ ‫وا‬
 ‫ رادا‬ ‫ن‬ ‫ذ ك‬  ‫ارث‬ ‫ا‬ ‫ ع ى‬ ‫ه‬    ‫د‬   ‫و‬    ‫ة‬ ‫وا‬ ‫آر‬  ‫و‬   ‫س‬َ   
‫اض‬ ‫ع‬ 
‫ا‬ ‫وا‬ ‫وف‬   ‫م‬ ‫ا‬ ‫ آ‬ ‫م‬  ‫ ذا‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ح‬َ ‫ج‬  ‫م‬‫د‬‫ و‬ ‫ا‬ ‫ ن‬ ‫م‬‫ رد‬ ‫ ن‬  ‫ع‬ ‫ح‬َ ‫ج‬  ‫ور‬َ ‫و‬ 
 
  ‫ن‬     ‫ ن‬ ‫ا‬ ‫واع‬  

Artinya:

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah member makan dan pakaian kepada para
ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan
seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya  
ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.

2. QS. Luqman ayat 14:


 



 ‫ا‬ ‫ ى‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ ي‬ ‫اش‬ ‫ ن‬ ‫ع‬   َ ‫ووص‬ 
‫ع‬ ‫ي‬  ‫و‬ ‫و‬ ‫ع ى‬   ‫و‬      ‫ا‬  ‫ن‬

Artinya:

Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu.

3. QS. Al-Ahqaf ayat 15:

‫و غ‬ ‫ه‬‫ ش‬ ‫ غ‬ ‫ ذا‬ ‫ى‬ ‫ا‬  َ‫ش‬ ‫ن‬  ‫و‬  ‫و‬    ‫وو‬             ‫ا‬  ‫ن‬
  َ ‫ووص‬
‫ي‬ ‫ ي‬  ‫و ص‬ ‫ه‬   ‫ص‬ ‫ ع‬ ‫و ن‬   ‫وا‬ ‫وع ى‬ ‫ع ى‬   ‫ا ي‬ ‫ك‬  ‫ ش‬ ‫ ن‬ ‫ب وزع ي‬   ‫ر‬ ‫ل‬‫ق‬ َ  
 ‫ر‬
 

  ‫ا‬  ‫ي‬ ‫و‬ ‫ك‬   ‫ي‬  ‫ر ي‬ ‫ذ‬ 

Artinya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dengan susah payah(pula). Masa mengandung sampai menyapihnya

selama tiga puluh


empat puluh bulan,
tahun, diasehingga
berdo’a,apabila dia (anak
“Ya Tuhan -Ku,itu) telah dewasa
berilah dan umurnya
aku petunjuk mencapai
agar aku dapat
mensyukuri n’mat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepada kedua orang tuaku, dan agar
aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan
mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh,
aku termasuk orang Muslim.” 

Kupasan Ayat-ayat

Berdasarkan ayat 233 surat al-Baqarah diatas, diwajibkan kepada kaum ibu baik yang masih
 berfungsi sebagai istri maupun yang dalam keadaan tertalak untuk menyusui anak-anak
mereka selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu. Tetapi diperbolehkan kurang dari
masa itu jika kedua orang tua memandang adanya kemaslahatan. Dan dalam hal ini,
 persoalannya diserahkan kepada kebijaksanaan mereka berdua.

Dalam Tafsir Ibnu Katsier dikatakan, ayat ini merupakan tuntunan Allah supaya para ibu
menyusui bayinya hingga usia dua tahun. Lebih dari itu tidak diperlukan oleh bayi.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Aisyah r.a. mengatakan bahwa
nabi SAW bersabda: “Perhatikanlah siapakah sebenarnya saudara sepersusuanmu itu, sebab
 penyusuan yang dianggap itu hanya pada masa bayi, yakni ketika makanan utama dari bayi
itu hanya menyusu.” [4] 

Ali ash-Shabuni menjelaskan dalam tafsirnya; Allah SWT menggalakkan para ibu agar
menyusukan anak-anaknya dengan menetapkan masa penyusuan selama dua tahun penuh
sebab selewat waktu tersebut seorang anak bayi sudah dapat meninggalkan air susu ibu dan
ia dapat mulai dibantu dengan diberikan kepadanya makanan dan minuman. Tiada yang lebih
 

 baik untuk
u ntuk seorang anak bayi
b ayi daripada susu ibu. Susu ibu adalah
ad alah sebaik-baik
sebaik -baik makanan (bagi
seorang bayi) menurut kesepakatan medis. Dalam hal ini hikmah Ilahi menetapkan
menjadikan susu ibu sebagai makanan bagi bayi, cocok dengan kondisi pertumbuhan anak
menurut tingkatan yang wajar.

Fishālan artinya menyapih (arti asalnya Fishālun: berpisah), dikatakan menyapih itu ialah
karena anak (yang semula disusui) itu berpisah dari susu ibunya ke jenis-jenis makanan yang
lain.

Jika kita membaca ayat-ayat di atas, dapat kita pahami bahwa masa menyusui itu adalah 2
tahun, sehingga apabila sudah mencapai usia tersebut hendaknya anak-anak disapih. Apakah
itu suatu kewajiban? Apabila kita menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup tentunya
kita akan mengikuti petunjuk al-Quran tersebut.

Mengapa harus dua tahun? Karena Allah telah menyiratkan dalam ayat-ayat di atas bahwa
dua tahun tersebut adalah masa penyusuan yang sempurna. Tidak ada keraguan dari ayat-ayat
di atas tentang batas menyusui dan penyapihan.

Dalam surat al-Ahqaf ayat 15 di atas Allah berfirman: “…mengandungnya sampai

menyapihnya
tersebut, masa adalah tiga puluh
mengandungnya ibubulan…”. Paramenyapihnya
sampai masa ulama menyimpulkan
anak adalah berdasarkan ayat
tiga puluh bulan,
dengan perhitungan masa hamil paling cepat adalah enam bulan sehingga masa menyusui
menjadi dua tahun penuh, atau masa hamil Sembilan bulan dan masa menyusui dua puluh
satu bulan. [7] Apabila masa kehamilan normal yaitu 9 bulan ditambah masa menyusui
 penuh selama dua puluh empat bulan menjadikannya tiga puluh tiga bulan, maka itu sudah
sangat sempurna.

Perlu diingat bahwa penyapihan adalah bentuk cinta kita kepada anak. Tidak perlu merasa
 bahwa kita telah menyakiti anak dengan menghentikan penyusuan, membuat dia menangis
karena tidak diberi ASI, semua itu adalah proses yang harus dilalui. Karena dalam kehidupan
selanjutnya pun anak akan menemui batasan-batasan, dan disapih adalah batasan pertama
yang harus dia lalui. Selain itu menyapih anak setelah dua tahun adalah bentuk cinta kita
kepada Allah SWT, yaitu menjalankan firman-Nya.
 

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpilan

Kita harus mengetahui dan memahami syariat  –  syariat


  syariat islam yang berhubungan proses
kelahiran menurut agama, hal yang pertama dilakukan saat bayi baru lahir, pentingnya asi,
aturan penyapihan menurut agama. Agar pada saat kita telah menjadi seorang ibu, kita tidak
melanggar hal –  hal
 hal tidak diperbolehkan agama

3.2 saran

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Sehingga kami mohon kepada para
 pembaca makalah ini, agar memberikan kritik dan saran kepada kami. Sehingga apabila k
kami
ami
membuat makalah –  malkalah
 malkalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pandangan-islam-terhadap-kelahiran-dan-
 persalinan

https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/16/hal-pertama-yang-dilakukan-saat-kelahiran-
 bayi/

http://www.kompasiana.com/yantigobel/asi-pandangan-kesehatan-dan
islam_550df227813311c52cbc6040

https://prahasti.wordpress.com/2011/02/23/menyapih-menurut-al-quran/

Anda mungkin juga menyukai