Referat Terapi Supportif Psikiatri
Referat Terapi Supportif Psikiatri
“Terapi Suportif”
Disusun oleh:
Agnice Simanjuntak
NIM. 2017-83-004
Pembimbing:
dr. Adelin Saulinggi, Sp. KJ (K)
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan Referat guna penyelesaian tugas
Dalam penyusunan Referat ini, banyak pihak yang telah terlibat untuk
1. dr. Adelin Saulinggi, Sp.KJ (K), selaku dokter spesialis pembimbing Referat, yang
2. Orang tua dan semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa sesungguhnya Referat ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan banyak masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perkembangan penulisan Referat di waktu yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Referat ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................iii
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
terapi yang saling mendukung satu sama lain sangat diperlukan dalam mencapai
kesembuhan yang sempurna terhadap pasien. Dalam mencapai hal tersebut atau
yang ingin dicapai atau setidaknya dapat menghindari hal-hal yang dapat
merugikan pasiennya.1,9
pada keadaan semula. Oleh karena itu, seiring perkembangan terapi dalam bidang
psikiatri hingga saat ini sudah banyak model terapi suportif yang digunakan dalam
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terapi suportif sangat bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari penyediaan terapis
menjadi pendorong yang cukup besar dari manfaat pengobatan bagi banyak
pasien skizofrenia.1,9
merupakan bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada berbagai situasi
dan kondisi diantaranya pada klien dengan masalah Kesehatan jiwa hingga
tekanan yang khusus maupun yang merugikan. Tujuan awal dari kelompok ini
2
adalah memberikan suport dan menyelesaikan pengalaman isolasi dari masing-
masing anggotanya.1,9
terapis, pendengar yang empati, optimasi aplikasi terapi dan hasil lain yang
yang bersifat suportif antara klien dan terapis, meningkatkan kekuatan dan
yang maladaptif.1,9
3
Meskipun terapi suportif jarang menjadi fokus uji coba pengobatan pada
1. Psikoedukasi Keluarga
Salah satu pendekatan terapi suportif yang paling efektif dan teruji
4
prognosis penderita. Terapi keluarga tidak mempengaruhi gejala klinis
ekonomi, terapi keluarga menurunkan biaya sekitar 19% per individu, yang
efektif harus melibatkan semua aspek dari penyakit tersebut. Model ini lebih
banyak diteliti di negara Asia dan dianggap paling sesuai karena relatif
berdasarkan teori Anderson dan sesuai dengan fase skizofrenia, mulai dari
a. Tahap 1: Joining
terapis dan keluarga yang terus berlangsung selama terapi. Pada tahap ini
5
• Membuat anggota keluarga menyadari masalah yang mungkin berhubungan
stresor
dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi, kuliah, tanya jawab, di tempat
keluarga yang nyaman agar lebih menerima dan memahami pasien skizofrenia,
Beberapa hal yang harus disampaikan pada fase ini, adalah mengenai aspek
cara menurunkan kritik dan ekspresi emosi. Pasien diberikan edukasi untuk
mengurangi rasa bersalah dan penyesalan yang dialami keluarga serta tanda awal
harapan, dan merencanakan pekerjaan, kehidupan sosial, serta tujuan yang akan
dicapai. 1,5,6
6
Tujuan dari tahap ini adalah membantu keluarga melewati perubahan yang
terjadi pada penderita setelah fase akut psikotiknya. Tahap ini dijadwalkan secara
teratur setiap dua minggu dengan fokus utama pada psikofarmaka. Keluarga
diberi penjelasan mengenai kerja obat yang mungkin tidak sesuai dengan harapan
keluarga. Efek samping obat dan alasan penggunaan obat tambahan untuk
Pada tahap ini keluarga dilatih pemecahan masalah terkait penderita dan cara
Pada tahap ini keluarga dilatih agar mampu berkomunikasi dengan baik
verbal. Suara, intonasi, kontak mata, dan ekspresi wajah adalah aspek non-
7
verbal yang harus dikuasai. Aspek verbal meliputi isi dari pembicaraan,
Tahap ini dilakukan setelah 9 hingga 18 bulan fase akut, satu atau dua kali
untuk berinteraksi dengan sekitar. Fokus pada tahap ini adalah rehabilitasi
fungsi sosial dan pekerjaan penderita. Teknik yang dilakukan juga bermain
kesamaan nasib. Rasa kepercayaan diri dan harapan akan meningkat karena
8
PMFG memiliki 3 fase, fase pertama yakni joining yang serupa dengan
rehabilitasi sosial dan vokasional. Fase ketiga fokus pada kontak penderita
lama.5,6
a. Joining
Pada fase joining PMFG, diperlukan minimal tiga keluarga yang akan
memilih ketua grup untuk bertemu dengan setiap anggota keluarga. Pertemuan ini
Fase joining dilakukan secepatnya, dalam 48 jam setelah fase akut. Jarak antara
joining dan workshop tidak boleh lebih dari 3 minggu, apabila workshop terjadwal
feedback dan informasi terkait skizofrenia bila diperlukan. Setiap sesi dimulai dan
9
frustasi, tidak berdaya, rasa bersalah, serta rasa tidak nyaman lain terkait penderita
Pada pertemuan awal, yang dibahas adalah mengenai krisis yang dialami
keluarga pada fase akut dan membuat keluarga mengetahui fase prodromal atau
dan upaya keluarga saat mengatasi krisis serta siapa saja yang berperan pada fase
memberikan dukungan dan respon positif terhadap hal yang telah dilakukan oleh
institusi lain yang membantu keluarga sehingga dapat menyusun genogram yang
dari grup lain. Terapis juga dapat menjadwalkan sesi tambahan untuk
yang masih malu dan kurang percaya diri ketika berbicara dalam kelompok.
b. Educational workshop
bersamaan. Aspek penting dari tahap ini adalah memberikan harapan pada
10
keluarga bahwa skizofrenia memang penyakit yang berat dan sulit, tetapi
akan lebih mudah diatasi bila keluarga mengerti cara mengatasinya. Tugas
terapis yang cukup sulit pada fase ini adalah membuat setiap anggota
skizofrenia. Pada akhir fase ini diharapkan keluarga merasa optimis terhadap
drop-out.
Pada tahap ini dilakukan pertemuan rutin setiap dua minggu, selama 90
menit, dipandu oleh dua terapis, dan diikuti oleh 5-8 penderita dan keluarganya
masalah terkait perilaku penderita, kesulitan dari tugas ini adalah mencari solusi
tepat yang dapat diterima dan sesuai dengan nilai yang dianut oleh keluarga.
Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan pelan karena memerlukan kepercayaan dan
empati setiap anggota kelompok. Setiap anggota juga diberi kepercayaan dan
dirangsang untuk proaktif dalam diskusi, terapis hanya berperan memandu dan
3. Psikoedukasi Pasien
11
dan bagaimana mengatur dan membuat penyesuaian hidup yang sesuai.
kunci. Selain itu, bagi pasien yang tidak tinggal bersama keluarga, sangat
penting bagi mereka untuk memahami sifat skizofrenia dan cara mendukung
Psikoedukasi pasien sangat umum dalam praktik klinis rutin dan biasanya
gangguan psikotik terkait, termasuk tanda dan gejala awal, peran stres dalam
dengan tingkat kesembuhan pasien. Pada fase dasar, pasien mungkin masih
12
psikoedukasi, seperti yang biasa dilakukan dalam intervensi psikoedukasi
pasien.1,5
satu atau lebih domain fungsi afektif, kognitif, verbal, dan perilaku serta
a. Metode
kompetensi sosial pasien praterapi dan untuk melatih kelebihan atau defisit
kognitif, dalam arti dapat dikarakterisasi dan diajarkan dalam hal langkah-
13
(1) mengenali ada masalah atau konflik;
pasien menjadi lebih efektif dalam interaksi dan hubungan sosial dan
pada titik yang tepat. Setelah permainan peran, terapis memberikan umpan
balik kepada para pemain, berupa pujian dan kritik yang membangun.
Umpan balik lebih lanjut diminta dari anggota kelompok lainnya, yang
14
Permainan peran dalam situasi sederhana diikuti oleh situasi yang
menerapkan model ini pada konflik dan masalah yang mereka hadapi.
membuatnya senang
15
Pemecahan masalah Menyempitkan masalah
implementasi yang luas oleh National Health Service (NHS) untuk siapa
saja yang mengalami diagnosis skizofrenia. Saat ini, ada lebih dari 30 uji
coba CBT terkontrol secara acak untuk psikosis, dan bukti menunjukkan
16
bahwa pendekatan ini dapat memiliki manfaat yang sederhana namun
signifikan untuk gejala positif dan negatif. Bukti yang lebih kuat muncul
gejala positif oleh karena itu bahkan lebih besar pada pasien ini. Hampir
psikiatri umum dan positif pada pasien yang menerima CBT untuk
17
pendekatan yang efektif untuk mengurangi tingkat kesusahan yang
perlu lebih lama untuk beberapa individu) selama 6-12 bulan. Terapi Sesi
yang lebih kecil dengan tujuan yang lebih spesifik sesuai permasalahan
18
menyertai halusinasi auditoriknya, membicarakan target terapi pasien
target yang sudah dicapai dan tugas rumah apa yang sudah dikerjakan
pasien saat akan menuju sesi berikutnya. Saat menerima umpan balik,
kegiatan sehari-hari.
c. Penilaian Instrumen5,6
19
dimensi yang berbeda telah digabungkan menjadi representasi global,
20
Tabel 1. Instrumen Penilaian yang digunakan pada CBT7
psikologis.
PANSS dan PSE Dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan gejala. Ini
(Present State dapat memberikan titik awal di mana analisis lebih lanjut
Rating Scales) waktu ke waktu dan untuk menilai perubahan spesifik dalam
dimensi individu
MADS (Maudsley wawancara terstruktur yang dirancang untuk memperoleh
keyakinan mereka
ACI (Antecedent wawancara terstruktur yang dirancang untuk memperoleh
and Coping anteseden perilaku dan kognitif serta konsekuensi yang terkait
perilaku, padahal pasien masih berada pada fase akut, dimana gejala
akut. Jika fase akut sudah terlewati, maka sebaiknya terapis membuka
21
technique (sebuah teknik untuk membangun rapport) untuk mengatasi hal
ini.4,5,6
balik bertahap sebagai intervensi kognitif kepada pasien. Pada kondisi ini
6. Terapi Lingkungan
22
tujuan dan kebebasan bergerak serta hubungan informal dengan petugas,
7. Terapi Musik8
aktivitas fisik melalui aktivitas musik. Terapi diberikan dalam 13 sesi dengan
meningkatkan interaksi dan relaksasi. Kegiatan inti terdiri dari bermain dan
23
8. Intervensi Perencanaan Tindakan Pemulihan Kesehatan
24
empat sesi yang berkaitan tentang kehidupan kerja dan berfokus pada
atau emosi.
101 orang Hasil dari penelitian ini adalah pasien dengan skizofrenia akan
mencapai tingkat yang lebih tinggi dari pemulihan subjektif, harga diri,
pengurangan dari stigma diri dan promosi dari lebih baik strategi untuk
25
Tabel 2. Kategori dan nama intervensi pemulihan pada pasien dengan gangguan jiwa atau
skizofrenia.
Hospitality
1. Melatih Adaptasi Terapi Olahraga
Cognitive Adaptation Training (CAT)
Kemandirian Melalui Akses Masyarakat dan
Navigasi
2. Rekreasi
Intervensi pemulihan pelatihan khusus yang
dipandu sesuai analisis sistematis dari seri
Terapi seni
4. Seni
Terapi musik kelompok
Illness Management and Recovery (IMR)
Graduated Recovery Intervention Program
(GRIP)
Model perawatan kolaboratif yang dipimpin
5. Kolaborasi Tim Kesehatan Jiwa
oleh perawat
Perawatan kolaboratif berbasis komunitas
The Health and Recovery Peer
26
BAB III
KESIMPULAN
klien atau pasien baik secara individu maupun secara berkelompok. Terapi
suportif merupakan bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada berbagai
situasi dan kondisi diantaranya pada klien dengan masalah Kesehatan jiwa hingga
sosial. Terapi suportif terdiri dari penyediaan terapis empati terampil yang terlatih
pasien. Beberapa termasuk aspek dalam terapi suportif yaitu manajemen terhadap
stres dan pelatihan relaksasi, menekankan pada manajemen terapi yang mencapai
27
DAFTAR PUSTAKA
Press.
2016;04(02).
2004;20(12):1–3.
iii