2. Lingkup jasa konsultansi yang dimaksud pada ayat (1); antara lain meliputi
Konsultan jasa-jasa: Survey, Studi, Perencanaan, Perancangan, Pengawasan,
Manajemen, Penelitian, dan Pelatihan.
2. HPS dibuat pada saat akan melaksanakan pengadaan yang terdiri dari dua
komponen pokok, yaitu : Biaya Personil (Remuneration), dan Biaya Langsung
non-personil (Direct reimbursable cost) yang meliputi antara lain biaya untuk
sewa kantor, biaya perjalanan, biaya pengiriman dokumen, biaya pengurusan
surat ijin, biaya komunikasi, tunjangan perumahan, dan lain-lain.
Pasal 3 - RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN HARGA PERHITUNGAN SENDIRI
3. Dalam penyusunan HPS, Biaya Langsung tidak melebihi 40% dari Biaya
Personil, kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus.
4. Biaya langsung personil dan biaya langsung non personil untuk menghitung
RAB dan HPS diatur dalam Pedoman Satuan Harga Umum dalam rangka
perhitungan pembiayaan pelaksanaan rencana tahunan yang dikeluarkan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional cq. Deputi Bidang Pembiayaan
dan Pengendalian Pelaksanaan, dan Departemen Keuangan cq. Direktur
Jendral Anggaran.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
1. Pengadaan konsultan dilakukan melalui Undangan Internasional atau Undangan
Nasional dengan cara :
a. Pelelangan dengan sistim dua sampul.
b. Pemilihan Langsung.
2. Dalam hal dilakukan cara pelelangan dengan sistim dua sampul, maka :
a. Dilakukan penetapan daftar rekanan terseleksi yang diundang (DRT-U),
sekurang-kurangnya 5 (lima) perusahaan konsultan dan yang diusulkan
sebagai calon pemenang 3 (tiga) perusahaan konsultan.
b. Dalam penyusunan DRT-U, untuk undangan internasional, sekiranya dalam
bidang tersebut telah ada perusahaan konsultan nasional yang bertaraf
internasional, maka harus diikut sertakan paling sedikit 1 (satu)perusahaan
konsultan nasional sebagai Konsultan Utama (lead firm). Apabila diperlukan,
perusahaan konsultan nasional yang diusulkan menjadi konsultan utama
diminta untuk bekerjasama dengan konsultan internasional untuk
memperkuat kualifikasinya.
c. Pengajuan usulan dilakukan dengan dua sampul, Sampul pertama berisi
usulan teknis disertai persyaratan administrasi, dan sampul kedua berisi
usulan biaya.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
3. Untuk pelelangan dengan sistim dua sampul, tahapan pembukaan sampul dan
evaluasi usulan dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap pertama : Pembukaan sampul pertama dalam rapat Panitia Pengadaan
Konsultan, yang selanjutnya disebut Panitia, dihadapan peserta pelelang.
setelah pembacaan dan penetapan lengkap tidaknya dokumen usulan.
c. Tahap ketiga : Pembukaan sampul kedua. Tiga konsultan terbaik yang telah
memenuhi nilai ambang batas persyaratan teknis diundang lagi untuk mengikuti
pembukaan sampul kedua yang berisi Usulan Biaya, untuk kemudian
dicantumkan dalam berita acara pembukaan usulan biaya;
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
d. Tahap keempat : penilaian usulan biaya. usulan biaya tersebut dinilai secara
rinci oleh Panitia yang dituangkan dalam berita acara penilaian usulan biaya.
Pedoman penilaian usulan teknis dan usulan biaya dijelaskan pada Lampiran I
surat keputusan ini;
g. Pembobotan antara usulan teknis dengan usulan biaya 100:0 (untuk pekerjaan
jasa konsultansi yang sangat komplek dengan tingkat kesulitan sangat tinggi),
maka tahap ketiga sampai dengan tahap kelima tidak dilakukan. Selanjutnya
dilakukan tahapan keenam sebagaimana tersebut pada butir (f) diatas.
h. Dalam hal pembobotan antara Usulan Teknis dengan Usulan Biaya 0:100,
Konsultan dipilih berdasarkan harga penawaran terendah diantara 3 (tiga)
konsultan terbaik yang telah memenuhi peryaratan ambang batas (passing
grade), cara pengadaan seperti ini tetap mengutamakan aspek kualifikasi teknis,
mengingat usulan biaya baru akan dibuka setelah usulan teknis ditemukan
peringkatnya. Undangan hanya dikirim kepada konsultan yang masuk DRT-U
(shortlist) .
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
4. Pengadaan konsultan dengan nilai sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) dilakukan dengan cara Pemilihan Langsung dengan surat perintah
kerja (SPK) dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga konsultan yang
tercatat dalam DRM.
1. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi swasta dengan status lain yang telah
mengikuti ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi;
2. Tenaga ahli yang bekerja sebagai konsultan perorangan harus sudah menjadi
anggota dan mendapatkan akreditasi dari asosiasi profesi yang diakui di negara
masing-masing;
3. Membuat Riwayat Hidup (curriculum vitae) yang harus ditulis dengan teliti dan
benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh pimpinan
perusahaan (kecuali konsultan perorangan) dan dilampiri dengan copy ijazah
yang dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan pengalaman kerja;
Pasal 5 – PERSYARATAN TENAGA AHLI
4. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan, diatas kertas
bermeterai dan dilampirkan dalam usulan teknis yang diajukan.
5. Tidak boleh meninggalkan tempat dan tugas pekerjaan selama masa penugasan
sesuai dengan apa yang tercantum dalam kontrak, kecuali dengan persetujuan
ijin/ pimpinan;
6. Tidak boleh melaksanakan jasa konsultansi lain pada waktu bersamaan yang
mengurangi waktu keterlibatan dalam tugasnya yang disebutkan dalam
kontrak.
Pasal 6 – KONTRAK
Surat perjanjian/kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan-ketentuan yang jelas mengenai :
1. Lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal dimulai dan diakhirinya
kontrak, dan syarat-syarat berlakunya kontrak.
2. Rincian tanggung jawab konsultan, instansi pelaksana, serta hak dan kewajiban kedua belah
pihak. Dalam hal konsultan melakukan kerjasama harus dinyatakan tanggung jawab masing-
masing konsultan.
3. Jumlah biaya keseluruhan, jumlah tenaga ahli, jenis tenaga ahli, unit biaya personil, jadwal
kerja tenaga ahli dan staf konsultan, dan unit biaya-biaya langsung non personel;
4. Mata Uang yang dipergunakan untuk biaya personil harus mata uang negara asal perusahaan
jasa konsultansi dan atau tenaga ahli konsultan untuk konsultan perorangan atau rupiah;
5. Syarat pembayaran atau term of payment, dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran;
Pasal 6 – KONTRAK
6. Penggunaan bahasa dalam kontrak untuk jasa konsultansi yang pendanaannya
mempergunakan bantuan/pinjaman luar negeri dengan undangan internasional, adalah
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris;
7. Pencantuman ketentuan penggunaan unit biaya langsung personil dan unit biaya langsung non
personil apabila terjadi perpanjangan kontrak kerja atau perpanjangan masa penugasan
tenaga ahli, atay penggantian personil, karena adanya hal-hal yang tidak bisa dihindarkan,
dimana unit biaya tersebut tidak boleh melebihi unit biaya yang tercantum dalam pada
Pedoman Satuan Harga Umum yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Depatemen Keuangan, sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (4) keputusan
ini;
2. Tenaga ahli yang terlibat dalam suatu tugas tertentu menerima dari perusahaan
kosultannya berupa penghasilan yang terdiri dari gaji dasar dan tunjangan-
tunjangan lainnya yang sekurang-kurangnya sama dengan 35% (tiga puluh lima
prosen) dari besarnya unit biaya personil yang tertera dalam kontrak.
3. Perusahaan Konsultan atau tenaga ahli dibayar sesuai dengan jumlah waktu tenaga
ahli yang sebenarnya terpakai dalam proyek/kegiatan yang ditanganinya.
Pasal 7– HAL-HAL LAIN
4. Data riwayat hidup tenaga ahli, surat pernyataan dan copy ijazah tenaga ahli yang
tidak benar, menyebabkan konsultan yang bersangkutan diberi saksi berupa :
o Tenaga ahli yang bersangkutan di black list dan di ganti, dan atau
o Perusahaan konsultan tersebut di black list dalam wilayah operasinya sesuai
dengan klasifikasi (bidang usaha/keahlian) dan kualifikasi (golongannya), dan
dikeluarkan dari DRM, selama 1 (satu) tahun , dan atau
o Kontrak dibatalkan (sepanjang pembatalan kontrak ini tidak merugikan negara)
2. Segala dalam ketentuan dalam keputusan ini berlaku juga untuk proyek/kegiatan
yang mendapat bantuan proyek, bantuan teknik, dan/ atau bantuan luar negeri
lainya, kecuali ditetapkan lain dalam dokumen/naskah pinjaman luar negeri.
3. Hal-hal yang tidak diatur dalam Surat Keputusan ini sepenuhnya mengikuti kepada
Keputusan Presiden Nomor 16 tahun 1994.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 4 Juli 1994