Anda di halaman 1dari 24

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KETUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Nomor : KEP.122/7/1994 TENTANG

TATA‐CARA PENGADAAN DAN BIAYA JASA


KONSULTANSI
Pasal 1 - PENDAHULUAN
Pasal 2 - KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE)
Pasal 3 - RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN HARGA PERHITUNGAN SENDIRI
Pasal 4 - TATA-CARA PENGADAAN
Pasal 5 - PERSYARATAN TENAGA AHLI
Pasal 6 - KONTRAK
Pasal 7 - HAL- HAL LAIN
Pasal 8 - PENUTUP
Pasal 1 - PENDAHULUAN
1. Jasa konsultansi yang dimaksud dalam Surat Keputusan ini adalah Jasa Konsultansi
untuk studi analisis dan pekerjaan konsultansi lainnya, sepanjang tata-cara
pengadaannya belum diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994.

2. Lingkup jasa konsultansi yang dimaksud pada ayat (1); antara lain meliputi
Konsultan jasa-jasa: Survey, Studi, Perencanaan, Perancangan, Pengawasan,
Manajemen, Penelitian, dan Pelatihan.

3. Jasa konsultansi pada proyek-proyek pemerintah adalah jasa konsultansi yang


dipergunakan oleh Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen,
Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD, agar pelaksanaan proyek/kegiatan dapat
lebih efektif dan efisien. Jasa konsultansi dipergunakan dalam hal instansi
pelaksana proyek/kegiatan tidak memiliki tenaga ahli dan atau kemampuan yang
cukup untuk mengerjakannya sendiri.
Pasal 1 - PENDAHULUAN
4. Jasa konsultansi dapat dilakukan baik oleh Perusahaan Jasa Konsultansi yang
terdaftar dalam asosiasi perusahaan konsultan maupun oleh Konsultan perorangan
(individual consultant) yang terdaftar pada asosiasi profesi terkait atau lembaga
tertentu yang ditunjuk Pemerintah.

5. Dalam rangka pengadaan jasa konsultansi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
a. Pembentukan panitia pengadaan di instansi pelaksana;
b. Penyusunan kerangka acuan kerja (terms of reference);
c. Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) dan harga perhitungan sendiri (HPS);
d. Penentuan daftar rekanan terseleksi yang di undang (DRT-U/shortlist);
e. Penetapan tata-cara dan kriteria penilaian;
f. Pengiriman undangan yang dilampiri dengan Kerangka Acuan Kerja berikut
keterangan tambahan mengenai proyek bersangkutan;
g. Penilaian terhadap usulan yang masuk, dan pembuatan nilai dan peringkat dari
calon pemenang;
h. Klarifikasi dan negosiasi dengan calon konsultan terpilih;
i. Pembuatan kontrak.
Pasal 2 - KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE)

1. Departemen, Lembaga Pemerintah non Departemen, Pemerintah Daerah, BUMN,


dan BUMD, sebagai instansi pelaksana wajib mempersiapkan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) untuk jasa konsultansi yang akan diadakan.

2. KAK dibuat dengan tujuan :


a. Menjelaskan tujuan dan lingkup jasa konsultansi dan jenis keahlian yang
diperlukan;
b. Sebagai acuan dan informasi bagi para konsultan yang diundang mengikuti
pelelangan atau pemilihan langsung dalam rangka menyiapkan kelengkapan
administratif, Usulan Teknis, dan Usulan Biaya;
c. Sebagai acuan dalam evaluasi lelang, klarifikasi dan negosiasi dengan calon
konsultan terpilih, dasar pembuatan kontrak, dan acuan evaluasi hasil kerja
konsultan.
Pasal 2 - KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE)
3. KAK sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai proyek/kegiatan yang
akan dilaksanakan, antara lain berisi: latar belakang proyek, maksud dan tujuan lokasi, sumber
pendanaan, instansi pelaksana dan organisasi pelaksana proyek/kegiatan;
b. Data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek/kegiatan, antara lain:
data dasar, standard teknis, studi-studi yang pernah dilaksanakan, dan peraturan atau
perundang-undangan yang harus digunakan;
c. Tujuan dan ruang lingkup pekerjaan, yang memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin
dicapai, keluaran yang akan dihasilkan, keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran
yang lain, peralatan dan material yang harus disediakan oleh konsultan, lingkup kewenangan
yang dilimpahkan kepada konsultan, perkiraan waktu penyelesaian jasa konsultansi, kualifikasi
dan jumlah tenaga ahli yang harus disediakan oleh konsultan, perkiraan keseluruhan tenaga
ahli/tenaga pendukung yang diperlukan (man-months), dan jadwal setiap tahapan pekerjaan;
d. Jenis dan jumlah laporan yang di isyaratkan (antara lain laopran pendahuluan, laporan
bulanan, laporan sela, dan laporan akhir);
e. Ketentuan bahwa kegiatan konsultansi harus dilaksanakan di Indonesia, kecuali untuk kegiatan
tertentu yang belum mampu dilaksanakan di Indonesia.
f. Hal-hal lain seperti : fasilitas yang disediakan oleh instansi pelaksana untuk membantu
kelancaran tugas konsultan, persyaratan kerjasama dengan konsultan lain (apabila
diperlukan), dan pedoman tentang pengambilan data lapangan.
Pasal 3 - RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN HARGA PERHITUNGAN SENDIRI

1. Departemen, Lembaga Pemerintah non Departemen, Pemerintah Daerah,


BUMN, dan BUMD wajib membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB), sebagai
pagu dana yang disediakan, dan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) yang
dikalkulasikan secara keahlian sebagai acuan dalam penilaian usulan, untuk
setiap jasa konsultansi yang akan dilaksanakan.

2. HPS dibuat pada saat akan melaksanakan pengadaan yang terdiri dari dua
komponen pokok, yaitu : Biaya Personil (Remuneration), dan Biaya Langsung
non-personil (Direct reimbursable cost) yang meliputi antara lain biaya untuk
sewa kantor, biaya perjalanan, biaya pengiriman dokumen, biaya pengurusan
surat ijin, biaya komunikasi, tunjangan perumahan, dan lain-lain.
Pasal 3 - RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN HARGA PERHITUNGAN SENDIRI

3. Dalam penyusunan HPS, Biaya Langsung tidak melebihi 40% dari Biaya
Personil, kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus.

4. Biaya langsung personil dan biaya langsung non personil untuk menghitung
RAB dan HPS diatur dalam Pedoman Satuan Harga Umum dalam rangka
perhitungan pembiayaan pelaksanaan rencana tahunan yang dikeluarkan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional cq. Deputi Bidang Pembiayaan
dan Pengendalian Pelaksanaan, dan Departemen Keuangan cq. Direktur
Jendral Anggaran.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
1. Pengadaan konsultan dilakukan melalui Undangan Internasional atau Undangan
Nasional dengan cara :
a. Pelelangan dengan sistim dua sampul.
b. Pemilihan Langsung.

2. Dalam hal dilakukan cara pelelangan dengan sistim dua sampul, maka :
a. Dilakukan penetapan daftar rekanan terseleksi yang diundang (DRT-U),
sekurang-kurangnya 5 (lima) perusahaan konsultan dan yang diusulkan
sebagai calon pemenang 3 (tiga) perusahaan konsultan.
b. Dalam penyusunan DRT-U, untuk undangan internasional, sekiranya dalam
bidang tersebut telah ada perusahaan konsultan nasional yang bertaraf
internasional, maka harus diikut sertakan paling sedikit 1 (satu)perusahaan
konsultan nasional sebagai Konsultan Utama (lead firm). Apabila diperlukan,
perusahaan konsultan nasional yang diusulkan menjadi konsultan utama
diminta untuk bekerjasama dengan konsultan internasional untuk
memperkuat kualifikasinya.
c. Pengajuan usulan dilakukan dengan dua sampul, Sampul pertama berisi
usulan teknis disertai persyaratan administrasi, dan sampul kedua berisi
usulan biaya.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
3. Untuk pelelangan dengan sistim dua sampul, tahapan pembukaan sampul dan
evaluasi usulan dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap pertama : Pembukaan sampul pertama dalam rapat Panitia Pengadaan
Konsultan, yang selanjutnya disebut Panitia, dihadapan peserta pelelang.
setelah pembacaan dan penetapan lengkap tidaknya dokumen usulan.

b. Tahap kedua : Penilaian kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi dan


usulan Teknis peserta. Hasil penilaian Usulan Teknis dibuat dalam bentuk nilai
dan peringkat usulan teknis dari seluruh peserta lelang untuk kemudian
dicantumkan dalam berita acara penilaian usulan teknis. Usulan yang tidak
memenuhi persyaratan administrasi dan atau teknis (dibawah ambang batas)
dikembalikan termasuk persetujuan dari pejabat yang berwenang;

c. Tahap ketiga : Pembukaan sampul kedua. Tiga konsultan terbaik yang telah
memenuhi nilai ambang batas persyaratan teknis diundang lagi untuk mengikuti
pembukaan sampul kedua yang berisi Usulan Biaya, untuk kemudian
dicantumkan dalam berita acara pembukaan usulan biaya;
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN

d. Tahap keempat : penilaian usulan biaya. usulan biaya tersebut dinilai secara
rinci oleh Panitia yang dituangkan dalam berita acara penilaian usulan biaya.
Pedoman penilaian usulan teknis dan usulan biaya dijelaskan pada Lampiran I
surat keputusan ini;

e. Tahap kelima : Penentuan peringkat akhir konsultan. Penetapan peringkat akhir


dari 3 (tiga) konsultan terbaik yang telah memenuhi persyaratan teknis
dilakukan dengan menggabungkan nilai usulan teknis dengan nilai usulan
biaya.Dalam menggabungkan kedua nilai tersebut, dilakukan pembobotan
terhadap nilai Usulan Teknis dan nilai Usulan Biaya dengan pembobotan
sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran II. Hasil penentuan peringkat akhir
konsultan dimuat dalam Berita Acara Penilaian Peringkat Akhir;
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
f. Tahap keenam : Penetapan konsultan terpilih. Apabila usulan biaya peserta
peringkat pertama tidak melebihi HPS, setelah dilakukan klarifikasi mengenai
lingkup kerja, metode kerja dengan tanpa mengubah biaya keseluruhan yang
ditawarkan, konsultan tersebut langsung diusulkan sebagai konsultan terpilih.
Dalam hal usulan biaya dari peserta peringkat pertama melebihi HPS, sepanjang
masih dibawah RAB dan atau tidak melebihi standar harga yang berlaku maka
dilakukan klarifikasi mengenai lingkup kerja, metode kerja dan dilakukan analisis
tertulis secara keahlian oleh panitia, Apabila tidak dicapai kesepakatan,
klarifikasi dilakukan dengan konsultan peringkat kedua. Apabila dengan peserta
peringkat kedua masih belum dicapai kesepakatan, maka dilakukan klarifikasi
dengan peserta peringkat ketiga. Apabila dengan peringkat ketiga juga tidak
tercapai kesepakatan, dilakukan lelang ulang. Hasil penetapan konsultan terpilih
dimuat dalam berita acara penetapan konsultan terpilih.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN

g. Pembobotan antara usulan teknis dengan usulan biaya 100:0 (untuk pekerjaan
jasa konsultansi yang sangat komplek dengan tingkat kesulitan sangat tinggi),
maka tahap ketiga sampai dengan tahap kelima tidak dilakukan. Selanjutnya
dilakukan tahapan keenam sebagaimana tersebut pada butir (f) diatas.

h. Dalam hal pembobotan antara Usulan Teknis dengan Usulan Biaya 0:100,
Konsultan dipilih berdasarkan harga penawaran terendah diantara 3 (tiga)
konsultan terbaik yang telah memenuhi peryaratan ambang batas (passing
grade), cara pengadaan seperti ini tetap mengutamakan aspek kualifikasi teknis,
mengingat usulan biaya baru akan dibuka setelah usulan teknis ditemukan
peringkatnya. Undangan hanya dikirim kepada konsultan yang masuk DRT-U
(shortlist) .
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN

4. Pengadaan konsultan dengan nilai sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) dilakukan dengan cara Pemilihan Langsung dengan surat perintah
kerja (SPK) dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga konsultan yang
tercatat dalam DRM.

5. Pengadaan konsultan dengan cara Pemilihan Langsung terhadap sekurang-


kurangnya tiga perusahaan konsultan atau konsultan peorangan dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penilaian calon-calon konsultan yang akan diundang sesuai dengan
kualifikasi dan klasifikasi serta lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. Pengiriman undangan kepada sekurang-kurangnya 3 (tiga) perusahaan
konsultan/konsultan perorangan yang dinilai memenuhi persyaratan dengan
melampirkan KAK;
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN

c. Pengajuan usulan dari konsultan yang diundang yang menyangkut


pengertian terhadap tujuan proyek, biaya, waktu penyelesaian,
methodologi dan pendekatan sesuai dengan KAK.
d. Penilaian terhadap Usulan Teknis konsultan yang memasukkan penawaran
dalam bentuk nilai dan peringkat.
e. Dilakukan negosiasi teknis dan biaya dengan konsultan peringkat pertama
agar diperoleh biaya yang wajar dan tidak melebihi HPS. Apabila dalam
negosiasi tidak dapat dicapai kesepakatan, dilakukan negosiasi dengan
konsultan peringkat ketiga.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN

6. Pengadaan jasa konsultani dengan cara pemilihan langsung dapat langsung


ditunjuk konsultannya :
a. Untuk pekerjaan spesifik, mendesak, akibat bencana alam atau telah
dilakukan satu kali undangan tetapi gagal, dengan cara mengupayakan
memilih dari sekurang -kurangnya tiga usulan, dengan tahapan pemilihan
sebagaimana pasal 4, ayat (5), diatas.
b. Untuk pekerjaan lanjutan yang telah ada harga standarnya atau karna
homogenitasnya perlu di jaga kontinuitas pelaksanaan (lanjutan satu
kesatuan penugasan), pekerjaan tambahan yang tidak dapat dielekan dalam
rangka penyelesaian pekerjaan semula yang tidak lebih dari sepulu persen
dari harga yang tercantum dalam kontrak, penelitian atau pemerosesan data
universitas/institut negeri atau lembaga ilmiah pemerintah.
Pasal 4 – TATA CARA PENGADAAN
7. Dalam hal Pemilihan Langsung kepada konsultan perorangan, harus dipenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
a. Jasa konsultansi tersebut bukan merupakan proyek/kegiatan secara utuh yang berdiri
sendiri;
b. Jasa konsultansi tersebut harus bersifat tugas-tugas khusus, seperti review studi
kelayakan, mengembangkan organisasi/lembaga, review studi sektoral, atau membantu
instansi pelaksana dalam memberikan masukan/nasehat dalam pelaksanaan
proyek/kegiatan;
c. Pekerjaan hanya memungkinkan dilakukan oleh seorang yang sangat ahli di bidangnya.
Keahlian tersebut dibuktikan dengan akreditasi dari asosiasi profesi yang diakui di
negara masing-masing atau akreditasi dari asosiasi profesi yang telah diakui pemerintah
atau lembaga tertentu yang ditunjuk Pemerintah;
d. Pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan tidak memerlukan kerja kelompok (team work)
untuk penyelesaiannya;
e. Pemberi tugas mempunyai kepastian bahwa konsultan perorangan yang ditunjuk akan
mampu menyelesaikan penugasannya ditinjau dari segi teknis, waktu, dan biaya;
f. Unit biaya personil yang dipergunakan tidak melebihi 60% unit biaya personil yang
tercantum dalam Pedoman Satuan Harga Umum yang dikeluarkan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen Keuangan, sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (4) keputusan ini.
Pasal 5 – PERSYARATAN TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang akan ditugaskan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi swasta dengan status lain yang telah
mengikuti ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi;

2. Tenaga ahli yang bekerja sebagai konsultan perorangan harus sudah menjadi
anggota dan mendapatkan akreditasi dari asosiasi profesi yang diakui di negara
masing-masing;

3. Membuat Riwayat Hidup (curriculum vitae) yang harus ditulis dengan teliti dan
benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh pimpinan
perusahaan (kecuali konsultan perorangan) dan dilampiri dengan copy ijazah
yang dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan pengalaman kerja;
Pasal 5 – PERSYARATAN TENAGA AHLI
4. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan, diatas kertas
bermeterai dan dilampirkan dalam usulan teknis yang diajukan.

5. Tidak boleh meninggalkan tempat dan tugas pekerjaan selama masa penugasan
sesuai dengan apa yang tercantum dalam kontrak, kecuali dengan persetujuan
ijin/ pimpinan;

6. Tidak boleh melaksanakan jasa konsultansi lain pada waktu bersamaan yang
mengurangi waktu keterlibatan dalam tugasnya yang disebutkan dalam
kontrak.
Pasal 6 – KONTRAK
Surat perjanjian/kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan-ketentuan yang jelas mengenai :

1. Lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal dimulai dan diakhirinya
kontrak, dan syarat-syarat berlakunya kontrak.

2. Rincian tanggung jawab konsultan, instansi pelaksana, serta hak dan kewajiban kedua belah
pihak. Dalam hal konsultan melakukan kerjasama harus dinyatakan tanggung jawab masing-
masing konsultan.

3. Jumlah biaya keseluruhan, jumlah tenaga ahli, jenis tenaga ahli, unit biaya personil, jadwal
kerja tenaga ahli dan staf konsultan, dan unit biaya-biaya langsung non personel;

4. Mata Uang yang dipergunakan untuk biaya personil harus mata uang negara asal perusahaan
jasa konsultansi dan atau tenaga ahli konsultan untuk konsultan perorangan atau rupiah;

5. Syarat pembayaran atau term of payment, dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran;
Pasal 6 – KONTRAK
6. Penggunaan bahasa dalam kontrak untuk jasa konsultansi yang pendanaannya
mempergunakan bantuan/pinjaman luar negeri dengan undangan internasional, adalah
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris;

7. Pencantuman ketentuan penggunaan unit biaya langsung personil dan unit biaya langsung non
personil apabila terjadi perpanjangan kontrak kerja atau perpanjangan masa penugasan
tenaga ahli, atay penggantian personil, karena adanya hal-hal yang tidak bisa dihindarkan,
dimana unit biaya tersebut tidak boleh melebihi unit biaya yang tercantum dalam pada
Pedoman Satuan Harga Umum yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Depatemen Keuangan, sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (4) keputusan
ini;

8. Tanggung jawab profesi (professional responsibilities/liabilities) terhadap jasa konsultansi yang


ditanganinya berupa perbaikan hasil kerjany sesuai KAK tanpa meminta tambahan biaya atau
apabila hasinya ternyata tidak dapat diterima sama sekali, maka konsultan tersebut harus
mengembalikan biaya sebesar biaya langsung personil tenaga ahli yang telah diterimanya.
Pasal 7– HAL-HAL LAIN
1. Perusahaan Konsultan dan tenaga ahlinya harus bebas dari pertentangan
kepentingan antara yang bersangkutan dan kepentingan proyek/kegiatan yang
ditanganinya, antara lain tidak berafiliasi dengan pemborong/pemasok dari
proyek/kegiatan bersangkutan, pemimpin proyek, dan sebagainya.

2. Tenaga ahli yang terlibat dalam suatu tugas tertentu menerima dari perusahaan
kosultannya berupa penghasilan yang terdiri dari gaji dasar dan tunjangan-
tunjangan lainnya yang sekurang-kurangnya sama dengan 35% (tiga puluh lima
prosen) dari besarnya unit biaya personil yang tertera dalam kontrak.

3. Perusahaan Konsultan atau tenaga ahli dibayar sesuai dengan jumlah waktu tenaga
ahli yang sebenarnya terpakai dalam proyek/kegiatan yang ditanganinya.
Pasal 7– HAL-HAL LAIN
4. Data riwayat hidup tenaga ahli, surat pernyataan dan copy ijazah tenaga ahli yang
tidak benar, menyebabkan konsultan yang bersangkutan diberi saksi berupa :
o Tenaga ahli yang bersangkutan di black list dan di ganti, dan atau
o Perusahaan konsultan tersebut di black list dalam wilayah operasinya sesuai
dengan klasifikasi (bidang usaha/keahlian) dan kualifikasi (golongannya), dan
dikeluarkan dari DRM, selama 1 (satu) tahun , dan atau
o Kontrak dibatalkan (sepanjang pembatalan kontrak ini tidak merugikan negara)

5. Untuk menjaga dipatuhinya ketentuan dalam keputusan ini, akan dilakukan


pemeriksaan, pengawasan, dan penelitian, sesuai dengan paraturan perundangan-
perundangan yang berlaku.
Pasal 8– PENUTUP
1. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan ini, ketentuan lain yang sama atau lebih
rendah tingkatnya yang bertentangan dengan ketentuan dalam Surat Keputusan ini
dicabut.

2. Segala dalam ketentuan dalam keputusan ini berlaku juga untuk proyek/kegiatan
yang mendapat bantuan proyek, bantuan teknik, dan/ atau bantuan luar negeri
lainya, kecuali ditetapkan lain dalam dokumen/naskah pinjaman luar negeri.

3. Hal-hal yang tidak diatur dalam Surat Keputusan ini sepenuhnya mengikuti kepada
Keputusan Presiden Nomor 16 tahun 1994.

4. Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 4 Juli 1994

Anda mungkin juga menyukai