Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB I

PE N D AH U LU AN
Pasal 1
Nama Program dan Pekerjaan
1.1. Nama Satker
: Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra
1.2. Nama Pekerjaan : Pembangunan Parkiran Kendaraan BPBD Prov. Sultra (350 M2)
Pasal 2
Pihak-pihak Yang Bersangkutan
2.1. Pemberi Tugas
2.2. Perencana
2.3. Pengawas
2.4. Pemborong

:
:
:
:

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra


CV. TEKNIK TIGA DIMENSI KONSULTAN
Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditunjuk
Perusahaan yang berbadan hukum yang akan ditentukan kemudian
menurut ketentuan yang berlaku.
Pasal 3
Dokumen Lelang

Dokumen Lelang terdiri dari ;


3.1.
Syarat-syarat umum, syarat-syarat administrasi dan syarat penawaran
3.2.
Gambar pelaksanaan dan gambar detail
3.3.
Peraturan dan dan syarat-syarat (RKS)
3.4.
Risalah rapat pelaksanaan
3.5.
Peraturan dan syarat-syarat penawaran
3.6.
Contoh-contoh formulir dan perincian pekerjaan

Pasal 4
Kontrak
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9

Surat Perjanjian Pemborong


Surat penawaran dan lampiran-lampirannya
Surat keputusan dan penetapan Lelang
Suarat Perintah Kerja (SPK)
Berita penjelasan pekerjaan
Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran
Berita acara penelitian /pemeriksaan surat penawaran
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
Gambar-gambar pelaksanaan

Jumlah dokumen kontrak sebanyak 10 (sepuluh) Eksemplar yang terdiri dari 3 (tiga) asli, dan
7 (tujuh) tindisan dan biaya pembuatan kontrak maupun pajak dibebankan pada pemborong.

Pasal 5
Tata Cara Prakualifikasi
5.1

5.2

5.3.

5.4.

Prakualifikasi
Prakualifikasi dilakukan oleh panitia pengadaan pada setiap kegiatan pengadaan dan
merupakan kegiatan yang wajib dilakukan guna menyeleksi penyediaan barang /jasa
yang memenuhi persyaratan, panitia pengadaan mengadakan prakualifikasi dengan
memperhatikan informasi yang terdapat di dalam sertifikat penyediaan barang/jasa dan
informasi lainnya yang dikeluarkan oleh LPJK/KADIN.
Tugas dan wewenang panitia pengadaan dalam pelaksanaan prakualifikasi sebagai
berikut:
a. Merencanakan jadwal dan menyiapkan dokumen prakualifikasi
b. Mengumumkan seluas-luasnya tentang akan diadakannya prakualifikasi melalui
media cetak, papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, papan
pengumuman kantor proyek, asosiasi penyedia barang/jasa terkait, LPJK/KADIN
dan bila memungkinkan melalui media elektronik.
c. Mengadministrasikan calon penyedia barang ,jasa, yang mengikuti prakualifikasi.
d. Melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh penyedia
barang/jasa.
e. Menyusun dan menetapkan daftar calon barang/jasa yang lulus prakualifikasi untuk
dimintakan pengesahan pada pengguna jasa
f. Mengumumkan hasil prakualifikasi
g. Meneliti dan melakukan tindakan atas sanggahan terhadap hasil prakualifikasi untuk
dilaporkan kepada pengguna barang/jasa.
Pengumuman Prakualifikasi :
Pengumuman Prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :
a. Jadwal pelaksanaan prakualifikasi
b Paket pekerjaan yang dilaksanakan, sumber dana, dan perkiraan nilai
pekerjaan/proyek, serta lokasi pekerjaan.
c. Golongan, Klasifikasi dan kualifikasi calon penyedia barang/jasa yang diperlukan
d. Waktu, alamat, dan tempat pengambilan serta pengembalian dokumen
prakualifikasi.
Dokumen prakualifikasi disediakan oleh panitia pengadaan dan tidak dipungut
biaya.
Penggolongan dan segmen pasar calon penyedia barang/jasa
Penggolongan dan segmen pasar penyedia barang/jasa untuk jasa pemborongan
ditetapkan sebagai berikut :
1. Golongan Kecil Tiga (K3) yakni Penyedia barang Baru atau kurang pengalaman
dapat melaksanakan pekerjaan sampai dengan Rp. 100.000.000,00 ( Seratus Juta
Rupiah )
2. Golongan Kecil dua (K2) yakni penyedia barang baru atau yang kurang pengalaman
dapat melaksanakan pekerjaan sampai dengan Rp. 400.000.000,00 ( Empat Ratus
Juta Rupiah )
3. Golongan Kecil satu (K1) yakni penyedia jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan
diatas Rp. 400.000.000,00 ( Empat Ratus Juta Rupiah ) sampai dengan
1.000.000.000,00 ( Satu Milyar Rupiah )
4. Golongan Menengah (M) yakni penyedia jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan
diatas Rp.1.000.000.000,00 ( Satu Milyar Rupiah ) sampai dengan
10.000.000.000,00
( Sepuluh Milyar Rupiah )
5. Golongan Besar (B) yakni penyedia jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan diatas
Rp.10.000.000.000,00 ( Sepuluh Milyar Rupiah ) dengan memperhatikan kemapuan
dasarnya.

5.5

Persyaratan dan kriteria Calon penyedia barang/jasa


Persyaratan dan kriteria untuk menilai calon penyedia barang/jasa yang diperlukan
disiapkan oleh panitia pengadaan barang/jasa dengan memperhatikan informasi yang
terdapat didalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Asosiasi/LPJK/KADIN dan
informasi lainnya melalui internet yang dikelola oleh LPJK/KADIN.
Persyaratan dan kriteria tersebut antara lain :
a. Memiliki sertifikat
b. Memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah domisili
penyedia barang/jasa yang masih berlaku.
c. Memiliki sub golongan bidang/jenis pekerjaan/lingkup layanan dan kemampuan
dasar (KD) yang sesuai
d. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan
bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
terakhir.
e. Memiliki Surat Keterangan dukungan keuangan dari Bank atau rekening koran dari
Bank dengan jumlah saldo yang cukup selama periode 3 (tiga) bulan terakhir.
f. Menyampaikan bukti pengalaman tertinggi sub bidang/jenis pekerjaan yang sesuai
dan untuk jasa konsultasi termasuk lingkup layanan disertai rekaman bukti
pembayaran PPN untuk kontrak yang bersangkutan dan dapat menunjukkan aslinya.
g. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, khusus untuk
jasa borongan.
h. Dalam hal penyediaan jasa melakukan kemitraan, menyampaikan rekaman
perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat pula prosentase kemitraan dan
perusahaan yang memiliki kemitraan tersebut,
i. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan
lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis, yang diperlukan atau pengalaman
tertentu.
j. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam sesuai
informasi yang dikeluarkan oleh LPJK/KADIN.

5.6.

Evaluasi Kelulusan Prakualifikasi


Penyedia barang/jasa dinyatakan lulus prakualifikasi apabila :
a. Memenuhi syarat dan kriteria tersebut pada angka 5 huruf a,b,c, d, e, h, dan j
b. Masih memiliki Sisa Kemampuan Dasar (SKK) dan sisa kemampuan menangani
paket pekerjaan /proyek (SKP) untuk jasa pemborong.
SKK = KK - Nilai paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan
SKK = KK - Nilai paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan
SKP = KP jumlah paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan
SKP = KP - jumlah paket pekerjaan/proyek yang sedang dilaksanakan

c. Memenuhi Kemapuan Dasar yang ditetapkan :


1. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) sam atau lebih tinggi dari nilai perkiraan
pekerjaan yang ditawarkan berdasarkan pengalaman tertinggi dari (NPt)
penyedia barang/jasa selama 5 tahun terakhir.
2.

Penghitungan Nilai KD diberlakukan untuk pengadaan jasa pemborong dan


pemasok barang /jasa lainnya pada golongan menengah dan golongan besar.

Jasa Pemborong
KD = 1,5 NPt
Jasa Konsultasi pemasokan barang/jasa lainnya
KD = 2 NPt
Pemasokan Barang/jasa lainnya
KD = 3 NPt
d. Memiliki modal kerja, untuk jasa pemborongan minimal 10 % (sepuluh per seratus)
dan untuk pemasokan barang/jasa lainnya minimal 5 % (lima per seratus) dari
perkiraan nilai pekerjaan berdasarkan keterangan dukungan keuangan dari Bank
atau saldo rekening koran selama 3 (tiga) bulan terakhir.
e. Memenuhi persyaratan perpajakan, kinerja, (untuk jasa pemborongan) dan tidak
masuk dalam daftar sanksi perusahaan maupun daftar hitam perusahaan.
f. Memenuhi persyaratan tambahan lainnya yang ditetapkan.
Calon penyedia barang/jasa dinyatakan gugur bilamana salah satu persyaratan/
kriteria hasil evaluasi tidak terpenuhi/cacat/tidak benar/palsu.
Peserta prakualifikasi yang lulus dimuat dalam daftar calon peserta pengadaan
barang/jasa dan dapat diundang untuk mengikuti proses pengadaan selanjutnya.
Pasal 6
Tata Cara Pelaksanaan Lelang
6.1

Prosedur Pelelangan
a. Persiapan
Tugas Panitia
1. Menyiapkan dokumen pengadaan
2. Memberikan penjelasan dokumen pengadaan kepada yang diundang untuk
mengajukan penawaran
b. Pelaksanaan
Permintaan dan evaluasi penawaran dilaksanakan sebagai berikut :
1. Panitia menggudang sebanyak-banyaknya calon peserta pemilihan langsung yang
memenuhi syarat, sekurang-kurangnya 3 (tiga) calon penyedia barang /jasa untuk
mengajukan penawaran berdasarkan dokumen pengadaan yang diberikan kepada
calon peserta pemilihan langsung.
2. Dalam hal pemilihan langsung dilakukan akibat terjadinya pelelangan ulang
gagal, pemilihan langsung dapat diikuti 2 (dua) peserta pemilihan langsung yang
memenuhi syarat untuk mengajukan penawaran ulang berdasarkan dokumen
lelang yang telah disesuaikan untuk pemilihan langsung.
3. Atas dasar pengajuan penawaran yang dilakukan secara terpisah dari masingmasing calon peserta pemilihan langsung panitia melakukan evaluasi
administrasi, teknis, dan harga terhadap semua penawaran yang masuk serta
menyusun urutan penawaran sebagai dasar untuk menentukan urutan dalam
menentukan klasifikasi dan negosiasi selanjutnya.
4. Klasifikasi dan negosiasi dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sebelum klarifikasi dan negosiasi dilakukan panitia membuat pedoman
klarifikasi dan negosiasi teknik dan harga. Dalam pedoman klarifikasi dan
negosiasi teknik dan harga dicantumkan hal-hal teknis dan item pekerjaan yang
diklarifikasikan dan dinegosiasikan tetapi tidak boleh mencantumkan harga
penawaran maupun HPS

b. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada peserta Lelang yang menawarkan


harga terendah sampai terjadi kesepakatan.
c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan untuk mendapatkan barang/jasa yang
sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen pengadaan atas
spesifikasi yang lebih tinggi.
d. Bagi pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak harga satuan, panitia
melakukan klarifikasi dan negosiasi harga satuan item-item pekerjaan yang
harga satuan penawarannya lebih tinggi dari harga satuan yang tercantum
dalam HPS
e. Bagi pengadaan barang/jasa berdasarkan kontrak lumpsum, panitia melakukan
negosiasi hanya pada harga total saja.
f. Setelah klarifikasi dan negosiasi, panitia meminta kepada peserta pemilihan
langsung untuk menandatangani berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi.
Apabila tidak terjadi kesepatan dengan urutan pertama, maka klarifikasi dan
negosiasi dilakukan kepada urutan penawar terendah berikutnya.
g. Berdasarkan berita acara tersebut, panitia membuat urutan calon penyedia
barang/jasa dan surat usulan penyedia barang/jasa kepada pejabat yang
berwenang.
5. Penetapan pemenang
Berdasarkan berita acara hasil evaluasi dan negosiasi, panitia mengusulkan calon
pemenang penyedia barang/jasa kepada pejabat yang berwenang yang
menetapkan pemenang penyedia barang/jasa.
6. Penunjukan pemenang
Pengguna barang/jasa menerbitkan surat keputusan penetapan penyedia
barang/jasa yang dipilih untuk melaksanakan pekerjaan. Selanjutnya panitai
mengumumkan dan menyampaikan secara tertulis penetapan pemenang tersebut
kepada peserta pemilihan langsung.
7. Penandatanganan kontrak
Pengguna barang/jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan
pekerjaan.
6.2

Prosedur Lelang
a. Persiapan
1. Pengguna barang/jasa
a. Meneliti usulan permintaan barang/jasa meliputi urgensi, kewajaran, kualitas
dan kuantitasnya yang perlu dilakukan dengan Lelang
b. Membentuk panitia dengan tugas dan tanggungjawab sebagaimana yang
berlaku pada pelelangan serta memberikan tugas untuk melakukan klarifikasi
dan negosiasi teknis dan harga
2. Tugas Panitia
a. Mengumpulkan dan meneliti data informasi teknik dan harga barang/jasa yang
bersangkutan untuk menyusun HPS
b. Menyiapkan dokumen pengadaan untuk proses Lelang.
b. Pelaksanaan
1. Permintaan penawaran dan negosiasi harga dilakukan sebagai berikut :
a. Panitia mengundang calon penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk
mengajukan penawaran secara tertulis
b. Panitia melakukan evaluasi, klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga terhadap
penawaran yang diajukan calon penyedia barang/jasa berdasarkan dokumen
pengadaan.
c. Panitia membuat berita acara hasil evaluasi klarifikasi dan negosiasi
d. Panitia mengusulkan kepada pejabat berwenang untuk menerbitkan persetujuan
harga hasil negosiasi.

2. Persetujuan Penetapan harga


Berdasarkan berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi yang
disampaikan oleh pengguna barang/jasa membuat surat persetujuan penetapan
harga.
3. Penunjukkan penyedia barang/jasa
Berdasarkan surat persetujuan penetapan harga yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan kemudian pengguna barang/jasa (SKPPB) kepada
penyedia barang/jasa yang ditunjuk
4. Penandatanganan kontrak
Setelah penujukkan penyedia barang/jasa, pengguna barang/jasa menyiapkan
penandatanganan kontrak pelaksanaan
Pasal 7
Syarat-Syarat Surat Penawaran
7.1

7.2
7.3
7.4

Surat penawaran di buat diatas kop perusahan dengan jumlah 3 (tiga) eksemplar terdiri
dari 1 (satu) asli + 2 (dua) tindisan, sesuai dengan contoh terlampir pada asli dibubuhi
Materai tunggal sebesar Rp. 6000,- dan ditandatangani oleh Direktur /Direktris sesuai
yang tercantum dalam akte pendirian perusahaan
Angka yang tertulis dengan huruf harus sama dengan yang tertulis dengan angka dalam
surat penawaran
Dalam surat penawaran tidak boleh ada penghapusan, coretan atau salah dalam
pengetikan.
Dalam surat penawaran tersebut terlampir antara lain :
7.4.1 Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang dibuat oleh staf teknik dan diketahui
oleh direktur sebanyak 1(satu) asli dan 4 (empat) tindisan,
7.4.2 Daftar analisa yang dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh direktur sebanyak
1 (satu) dan 4 (empat) tindisan
7.4.3 Daftar harga bahan dan upah kerja dibuat 1 (satu) asli dan 4 (empat) tindisan
7.4.4 Time schedule (jadwal pelaksanaan) dibuat oleh staf teknik dan diketahui oleh
direktur
7.4.5 Daftar Peralatan
7.4.6 Referensi Bank dari Bank Pemerintah atau Bank swasta lainnya, yang telah
direkomendasikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia
7.4.7 Jaminan Bank, yaitu 1 %
s/d 3 % dari Nilai HPS atau sebesar
Rp
(
terbilang
:
)
7.4.8 Susunan personalia perusahaan yang disertakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini di tandatangani oleh Direktur.
7.4.9 Surat pernyataan tunduk yang ditanda tangani oleh direktur bermeterai Rp.
6000,7.4.10 Neraca perusahaan terakhir dan diberi meterai sebesar Rp. 6000,7.4.11 Foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) /Izin gangguan
7.4.12 Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7.4.13 Foto copy Akte pendirian perusahaan
7.4.14 Foto copy Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK) yang telah dilegalisir oleh
instansi yang berwenang
7.4.15 Foto copy sertifikat badan usaha jasa konstruksi yang masih berlaku
7.4.16 Foto copy Kartu anggota assosiasi kontruksi yang diakui
7.4.17 Surat pernyataan ikut serta dalam program Jamsostek
7.4.18 Foto copy Fiskal daerah dari pemerintah Kabupaten/Kota Prov. Sulawesi
Tenggara

7.5

7.6

7.7

7.8
7.9

Surat penawaran dan surat-surat pernyataan diatas kertas kop perusahaan dan semua
lampiran yang bersifat foto copy, aslinya harus dibawa pada waktu pembukaan surat
Penawaran.
Lampiran-lampiran yang telah ada pada saat prakualifikasi tidak perlu dimasukkan lagi
pada saat penawaran
Hubungan kerja antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan pihak pelaksana kegiatan
dilakukan secara kontraktual dalam bentuk Lump sum kontrak pasti dan mengikat
sesuai dengan pekerjaan yang tercantum dalam bestek (gambar kerja), RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-syarat) serta berita acara Aanwijzing.
Dalam surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor : 339/KPTS/M/2003, tanggal 31 Desember 2003 yang dimaksud dengan Lump
Sum kontrak adalah suatu kontrak pengadaan barang dan jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga total penawaran
yang pasti dan mengikat dengan demikian, semua resiko yang mungkin terjadi dalam
proses penyelesaian pekerjaan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pelaksana yang
melakukan kegiatan tersebut.
Khusus untuk pemborongan daftar volume dan harga ( Bill Of Quantity) tidak dapat
dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran atau dijadikan alat untuk
merubah kontrak dengan melakukan pekerjaan tambah/kurang, kecuali jika pelaksanan
pekerjaan berubah bestek, RKS, dan berita acara Aanwijzing atas persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen, dan setelah konsultasi dengan instansi teknik/pengelola teknik
dan permintaan pembayaran hanya dapat diajukan setelah dibuatkan gambar As Built
Drawingnya oleh pemborong/kontraktor yang bersangkutan dan sekaligus dengan
perhitungan biayanya yang ditandatangani oleh kontraktor pelaksana, disetujui dan
diperiksa oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Pembayaran angsuran hanya dapat dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang
kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan
Sampul surat penawaran diajukan dalam sampul yang polos warna putih dan tidak
tembus baca, tidak dimuat nama dan alamat penawar dan ukuran amplop adalah : 30
x 40 cm pada bagian belakang dilak merah pada 5 (lima) tempat dan pada sudut kiri
atas sampul tersebut ditulis :
Sampul Depan
40 cm
Surat Penawaran
Kepada Yth, Panitia Lelang
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra 30 cm
T.A 2015
Sampul bagian belakang

Di, K e n d a r i

Sampul Belakang

7.10

Surat penawaran dimasukkan dalam kotak lelang pada :


Hari
: ..
Waktu
: ..
Tempat
: ..
Penawar yang terlambat memasukkan surat penawaran dinyatakan gugur

Pasal 8

Rapat Penjelasan
Peserta Lelang diwajibkan mengikuti rapat penjelasan administrasi/teknik (Aanwijzing) juga
peninjauan kelokasi pekerjaan dan panitia akan memuat daftar hadir rekanan yang akan
dituangkan dalam berita acara rapat penjelasan (Aanwijzing) dan ditandatagani oleh panitia
minimal 2 (dua) wakil dari rekanan dan berita acara ini merupakan dokumen yang tidak dapat
dipisahkan dalam kontrak.
Pasal 9
Pembukaan Surat Penawaran
9.1

9.2

Pembukaan surat penawaran akan dilakukan apabila peserta Lelang telah memenuhi
syarat-syarat sesuai dengan Keppres No. 18 tahun 2003 dan 61 tahun 2004 yang akan
dilaksanakan pada :
Hari
: .
Waktu
:
Tempat
:
Peserta Lelang secara aklamasi menunjuk minimal 2 (dua) rekanan/peserta lelang
sebagai wakil untuk menandatangani berita acara pembukaan surat penawaran.
Pasal 10
Penilaian Hasil Lelang

10.1
10.2
10.3

Panitia Lelang menilai penawar yang sah dan menetapkan calon pelaksana untuk
diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk ditetapkan sebagai Pelaksana
Penentuan pelaksana/rekanan ini ditentukan dengan persyaratan-persyaratan dan
peraturan yang berlaku.
Penilaian dilakukan berdasarkan :
10.3.1
Kriteria seperti yang tercantum dalam Keppres No. 80 tahun 2003
dan 61 tahun 2004
10.3.2
Dapat dipertanggung jawabkan baik secara administasi maupun secara teknis
10.3.3
Kesesuaian RKS
10.3.4
Kewajaran harga sesuai dengan Tahun Anggaran yang diberlakukan oleh
Bappenas sesuai dengan tahun anggaran yang berlaku.
10.3.5
Menguntungkan negara
10.3.6
Bila ada 2 (dua) yang sama nilainya maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat
memilih menurut penilainnya yang besar dengan nilai kesalahan yang
sekecil-kecilnya.
Pasal 11
Pengumuman Pemenang

11.1
11.2
11.3
11.4

Panitia akan mengumumkan Pelaksana Lelang berdasarkan hasil evaluasi/ penilaian.


Kontraktor yang memenangkan pelelangan dapat meminta kembali jaminan
penawarannya dari panitia pelelang
Peserta Lelang berhak mengajukan sanggahan atas penetapan pemenang lelang secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang, selambatlambatnya 5 (lima) hari setelah pengumuman pemenang lelang.
Sanggahan hanya pada prosedur pelelangan

Pasal 12

Ongkos dan Bea


12.1
12.2

Setelah penetapan Pelaksana Lelang maka antara Pejabat Pembuat Komitmen dan
kontraktor akan dibuat dokumen kontrak
Semua biaya pembuatan kontrak pekerjaan tersebut dibebankan kepada kontraktor.

Pasal 13
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
13.1
13.2
13.3
13.4

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini terlebih dahulu dimintakan izin dari instansi setempat
yang mengurusnya dilaksanakan oleh kontraktor dibantu dengan konsultan pengawas.
Semua biaya yang ada hubungannya dengan pengeluaran izin ini dibebankan kepada
kontraktor
Asli surat izin mendirikan bangunan ini paling lambat sudah harus diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen minimal 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakannya serah
terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
Kontraktor harus segera melaporkan kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk
mendapat izin pendahuluan atau rekomendasi/surat keterangan tentang Izin
Mendirikan Bangunan (IMB)
Rekomendasi atau surat keterangan tanda laporan mengenai bangunan ini, sudah harus
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK)

B A B II

PERATURAN ADMINISTRASI

Pasal 14
Konsultan Pengawas/Direksi
Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini Pejabat Pembuat Komitmen menunjuk Konsultan
Pengawas yang dibantu oleh pengelola teknik pekerjaan dari Dinas Permukiman dan
Prasarana Wilayah Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara atau perwakilan Sub Dinas
Permukiman dan Prasarana wilayah kabupaten/kota sebagai wakil dari Pejabat Pembuat
Komitmen dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan sehari-hari baik segi kualitas maupun
kuantitas, petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah pekerjaan harus dilaksanakan dan ditaati
oleh Pemborong.
Pasal 15
Pemimpin Pelaksana dan Pelaksana
15.1
15.2

15.3
15.4

Pemimpin pelaksana kontraktor harus seorang ahli teknik yang cukup cakap pada
bidangnya dan pengalaman serta pendidikan cukup
Syarat-syarat tersebut dalam ayat 1 pasal ini bila mana diperlukan harus dapat
dibuktikan oleh pemborong dengan curruculum vitae. Kepadanya harus dapat cukup
mandat untuk menerima dan melaksanakan perintah-perintah dari konsultan pengawas
dan pengelola teknik.
Pemimpin pelaksana dan pembantu-pembantunya harus berada ditempat kerja selama
pelaksanaan pekerjaan.
Bilamana Konsultan Pengawas menganggap bahwa Pemimpin pelaksana dan
pelaksana kontraktor tidak dapat berfungsi atau tidak mempunyai kecakapan yang
disyaratkan maka konsultan pengawas berhak meminta secara tertulis kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk segera memerintahkan kontraktor mengganti Pemimpin
Pelaksana/pelaksana Kontraktor.

Pasal 16
Kantor Pemborong dan Direksi Keet
16.1
16.2

16.3
16.4
16.5
16.6
16.7

Menyimpang dari A.V pasal 30 pemborong sesuai dengan petunjuk dari konsultan
pengawas/direksi harus membuat bangunan sementara untuk direksi/bangsal kerja
Bangunan direksi terdiri dari :
Satu ruangan Direksi/Pengawas
Satu ruangan Wakil pemborong
Pemborong harus memelihara kebersihan bangunan direksi serta alat-alat
inventarisasinya, menyediakan air minum yang bersih
Pemborong harus mengusahakan agar bahan-bahan yang tersimpan dalam gudang dan
dalam halaman kerja terjaga dari gangguan iklim dan pencurian.
Bila dipandang perlu oleh direksi, pemborong harus membangun los-los kerja untuk
pekerja-pekerjanya sehingga terhindar dari panas matahari,hujan dan angin.
Los-los gudang harus didirikan menurut petunjuk dari direksi.
Pemborong harus dapat menyediakan ruangan yang dapat dikunci untuk dapat
menyimpan bahan-bahan atau alat-alat dari pihak ketiga kalau ada.

Pasal 17

Laporan-laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan


17.1

17.2
17.3

17.4

Laporan harian kontraktor adalah :


a. Buku harian yang berisikan catatan harian mengenai jumlah tenaga kerja, bahanbahan bangunan yang masuk , pos-pos pekerjaan yang dikerjakan pada setiap
harinya.
b. Perintah teguran dan peringatan tertulis konsultan pengawas dan pengelola teknik
mengenai semua hal yang menyangkut semua pekerjaan
c. Buku harian tersebut dibuat setiap hari
Berdasarkan laporan harian kontraktor, konsultan pengawas harus menyusun laporan
mingguan yang merupakan rangkuman dari isi laporan harian
Konsultan pengawas harus menyusun laporan mingguan tersebut pada point 2 diatas
yang ditandatangani oleh pengelola teknik Kegiatan, untuk dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen dan tembusannya disampaikan kepada Kepala Kantor Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Sultra
Sebagai kelengkapan laporan mingguan tersebut pada point 3 diatas, maka kontraktor
harus membuat foto-foto dokumentasi untuk setiap jenis/post pekerjaan yang telah
dilaksanakan
Pasal 18
Pemeliharaan Kebersihan

18.1
18.2
18.3
18.4

18.5

Selama berlangsungnya pekerjaan, Pemborong harus memelihara kebersihan dari


bangunan, halaman dan mesin-mesin serta investarisasinya secara baik dan teratur.
Kontraktor harus menjamin tersedianya cukup air minum bagi para pekerja.
Peti Obat-Obat untuk P3K harus disediakan pemborong dan selalu diisi kembali
apabila ternyata salah satu jenis obat diperlukan.
Kontraktor harus memberi jaminan Asuransi Tenaga Kerja kepada semua tenaga kerja
yang berada dalam lingkungan pekerjaan ini dibuktikan dengan pembayaran iuran
Astek sebesar 0,35 % dari nilai kontrak, sesuai SKB Menteri PU dan Menteri Tenaga
Kerja.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus mendaftarkan tenaga kerja dan
pegawai lainnya yang dipekerjakan pada bangunan tersebut sehingga memudahkan
pihak Perum Astek memantau keadaan dan kebenaran data bilamana terjadi kecelakaan
pada tenaga kerja yang bersangkutan.

Pasal 19
Pemeliharaan Bahan-Bahan
19.1

19.2
19.3
19.4

Bila terdapat perselisihan pendapat antara pemborong dan pengawas lapangan atas
sesuatu bahan bangunan, maka pengawas Lapangan/Direksi memerintahkan
mengambil contoh-contoh tersebut ditempat pekerjaan oleh pemborong dan
mengirimkan contoh-contoh tersebut ke laboratorium pemeriksaan Bahan-bahan,
sementara itu pekerjaan lain dapat berjalan terus yang tidak ada hubungan dengan
bahan-bahan yang diperiksa dilaboratorium tersebut.
Semua biaya untuk pemeriksaan menjadi tanggung jawab pemborong.
Semua jenis Bahan-bahan yang akan dipergunakan oleh Kontraktor harus diperlihatkan
contohnya kepada Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik.
Contoh-contoh yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik
akan dipergunakan sebagai standart Bahan-bahan yang dipergunakan selanjutnya.

Pasal 20

Bestek, Gambar dan Rencana Kerja


20.1
20.2

20.3
20.4
20.5

Pemborong wajib meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.
Jika ternyata ada perbedaan antara gambar dan gambar lain dan atau antara gambar dan
bestek maka yang berlaku menurut urutan dibawah ini :
Bestek
Gambar-gambar dengan skala lebih besar
Bila perbedaan ini menimbulkan kekeliruan atau bahaya, pemborong wajib
menanyakan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan
keterangan
Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus menyusun rencana kerja/schedule yang
harus diajukan paling lambat 1(satu) minggu setelah tanggal penerimaan Surat
Perintah Kerja.
Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut dan akan menjadi dasar bagi
konsultan pengawas untuk menilai prestasi pemborong dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelambatan.

Pasal 21
Penetapan Hal-hal Tentang Kerapihan Pekerjaan dan Keamanan
Pemborong harus mengerjakan/menyelenggarakan pekerjaan serta memenuhi peraturanperaturan seperti tersebut dalam pasal-pasal, diwajibkan memperhatikan keadaan disekeliling
agar hasil pekerjaan kelihatan rapi, bersih terlindung dari gangguan serta pemeliharaan.

Pasal 22
Syarat Pelaksanaan Mengenai Ukuran dan Dimulainya Suatu Pekerjaan
22.1
22.2
22.3

22.4

Kontraktor bertanggung jawab atas tepat dan cocoknya pelaksanaan pekerjaan menurut
ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar serta ukuran peraturan kerja dan syaratsyarat ini.
Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas apabila ia akan
memulai sesuatu bagian dari pekerjaan
Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam gambar, peraturan dan syarat-syarat ini
kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas yang akan
meneruskan masalahnya kepada konsultan perencana melalui Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapat keputusan.
Kontraktor tidak boleh membetulkan sesuatu yang dianggap keliru sebelum
dirundingkan dengan Konsultan Pengawas dan mendapatkan persetujuan dari
pengelolah teknik dan Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 23
Mesin/ Alat bantu
Pemborong harus mengusahakan agar ditempat pekerjaan cukup peralatan dan perkakas teknis
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik.

Pasal 24

Pekerjaan Tambah
24.1
24.2

24.3
24.4

Pekerjaan tambahan hanya boleh dikerjakan atas perintah tertulis dari pemberi tugas
apabila persyaratan ini tidak terpenuhi, maka segala akibatnya ditanggung sendiri oleh
kontraktor
Apabila ada terdapat pekerjaan tambahan maka yang dipakai sebagai dasar perhitungan
ialah harga satuan pada penawaran. Jika pekerjaan tambahan tersebut tidak terdapat
dari harga satuan penawaran maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat mengambil
keputusan.
Hal-hal mengenai pekerjaan tambah, segera harus dilaporkan kepada pemimpin proyek
dengan gambaran keterangan terperinci.
Pekerjaan tambahan tersebut harus dicatat dalam buku harian dan dibuatkan berita
acara tambahan yang dilaporkan oleh konsultan pengawas bersama laporan harian.
Pasal 25
Penjagaan dan Penerangan Tempat Pekerjaan

25.1
25.2
25.3
25.4
25.5

Kontraktor harus mengusahakan adanya cukup penjagaan ditempat pekerjaan untuk


menghindarikan terjadinya kehilangan/pencurian terutama pada waktu tidak ada orangorang bekerja
Kontraktor harus memelihara gudang-gudang atau ruangan untuk menyimpan bahanbahan serta alat-alat.
Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan maka lokasi harus diadakan peneranganpenerangan pada tempat tertentu dengan biaya dibebankan pada kontraktor.
Kontraktor bertanggungjawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan dalam
halaman pekerjaan, baik terhadap bahaya pencurian maupun bahaya kerusakan akibat
tempat penyimpanan barang kurang sempurna.
Kontraktor bertanggung jawab atas bahan-bahan dan alat-alat bantu yang telah dan
atau akan dipasang terhadap bahaya pencurian maupun kerusakan
Pasal 26
Jangka Waktu Pelaksanaan

26.1
26.2
26.3
26.4

Jangka waktu pelaksanaan adalah .. hari kalender terhitung sejak tanggal


penandatanganan kontrak
Pekerjaan harus mulai paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat
perintah kerja.
Jumlah hari-hari hujan bukan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan
pekerjaan
Sesuai dengan AV/SU 1941 kontraktor masih bertanggung jawab atas kualitas
pekerjaan selama 5 (lima) tahun setelah penyerahan kedua pekerjaan, bilamana
kerusakan tersebut diakibatkan kelalaian Kontraktor pada waktu konstruksi dan bukan
karena akibat kesalahan pihak lain.
Pasal 27
Jangka Waktu Pemeliharaan

27.1
27.2

Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan 180 hari kelender sejak tanggal Serah terima
pertama, untuk kemudian diadakan serah terima kedua atas seluruh hasil pekerjaan.
Segala cacat kekurangan atau kesalahan yang mungkin timbul dalam masa
pemeliharaan akan diperinci oleh konsultan pengawas, pengelola teknik tidak dalam
satu daftar, daftar ini berisikan uraian-uraian kekurangan atau tidak sempurnanya
bagian pekerjaan. Daftar ini akan memberikan kontraktor paling lambat 7 hari setelah
dilaksanakan serah terima ini pertama dan tembusannya dilaporan pada kepada Pejabat
Pembuat Komitmen. Berdasarkan daftar tersebut kontraktor harus memperbaiki atau
menyempurnakan pekerjaan selama masa pemeliharaan pekerjaan untuk kemudian
diperiksa kembali.

Pasal 28

Pengunduran Waktu/Kelambatan
28.1

28.2
28.3

Bilamana kemajuan pekerjaan jelas-jelas mengalami hambatan dan mengakibat


terjadinya pengunduran waktu pelaksanaan maka kontraktor dibantu oleh konsultan
pengawas memberikan laporan perihal penyebab kelambatan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen
Laporan kelambatan tersebut harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
paling lambat 1 (satu) bulan sehingga Pejabat Pembuat Komitmen dapat memberikan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan
Apabila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan maka kontraktor harus mengganti
jaminan pelaksanaan pekerjaan yang berlaku sesuai dengan tanggal perpanjangan
kontrak.
Pasal 29
Kenaikan Harga dan Force Majeure

29.1
29.2

Kenaikan
harga tidak dapat menjadi alasan pemborong untuk mengurangi
mutu/kualitas pekerjaan selanjutnya kenaikan harga tidak dapat menjadi alasan
pemborong untuk memperpanjang masa kontrak.
Pemborong tidak dapat mengajukan klaim akibat kenaikan harga bilamana terjadi
tindakan pemerintah dibidang moneter terkecuali jika pemerintah mengeluarkan
peraturan untuk penyesuaian harga atau revisi DIP.
Pasal 30
Sanksi dan Denda

30.1

30.2
30.3

Jika kontraktor tidak menyelesaikan pekerjaan pada tanggal penyelesaian seperti telah
ditetapkan pada perpanjangan waktu maka kontraktor akan dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) per hari dari nilai kontrak atau bagian
kontrak tertentu berkenan dengan sifat pekerjaannya dan maksimum sebesar jaminan
pelaksanaan.
Apabila jumlah denda tersebut telah mencapai 5% maka Pejabat Pembuat Komitmen
berhak memutuskan kontrak kerja secara sepihak dan menunjuk kontraktor lain untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan sisa biaya yang belum dicairkan.
Setelah diadakan pemutusan kontrak kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen kontraktor
tidak berhak menuntut kelebihan pekerjaan yang dikerjakan.
Pemutusan kontrak kerja dan pengalihan pekerjaan ini kepada kontraktor lain dapat
dilaksanakan setelah kontraktor mendapat teguran/peringatan tertulis lain, 3 kali
berturut-turut dari pemberi proyek ( Cq pasal 30 KUH perdata)
Pasal 31
Penyelesaian Perselisihan

31.1

31.2

Jika ada perselisihan atau ketidak sesuaian paham yang ditimbulkan antara pemberi
tugas dan kontraktor selama pelaksanaan atau setelah penyelesaian atau setelah
pekerjaan ditinggalkan mengenai pelaksanaan pekerjaan ini, atau hal apa saja yang
timbul atau ada hubungannya dengan hal ini maka akan diselesaikan secara
musyawarah.
Jika dengan musyawarah yang dilakukan tidak dapat memutuskan penyelesaian maka
perselisihan dan ketidaksesuaian faham akan dilanjutkan sesuai dengan hukum yang
berlaku.

Pasal 32

Peraturan Pemerintah
32.1
32.2

Kontraktor wajib mentaati semua Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang yang


berlaku yang ada hubungannya dengan pelaksanaan.
Kontraktor wajib mentaati semua Peraturan Pemerintah tentang perburuhan dan
keselamatan kerja.
Pasal 33
Jaminan Pelaksanan,Jaminan Uang Muka dan Cara Pembayaran

33.1

Antar Pejabat Pembuat Komitmen bagian program dan kontraktor akan dibuatkan
kontrak pekerjaan dan dalam kontrak tersebut diatur penentuan pembayaran
33.2 Sebelum penandatangan kontrak pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan pekerjaan (garansi bank) sebesar 5 % dari nilai kontrak
33.3 Jaminan penawaran (tender bond) baru akan dikembalikan setelah kontraktor
menyerahkan jaminan pelaksanaan.
33.4 Kontrak kerja tersebut baru akan ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen
bilamana kontraktor menyerahkan jaminan pelaksanaan
33.5 Bilamana kontraktor menginginkan pembayaran uang muka kerja maka kontraktor
harus menyediakan jaminan bank (jaminan uang muka ) senilai uang yang akan
diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
33.6 Pembayaran atas pekerjaan dapat dilaksanakan secara berangsur/bertahap sesuai
dengan prosentase kemajuan fisik yang akan diatur dalam kontrak pekerjaan
pelaksanaan.
33.7 Pembayaran angsuran yang diatur dalam point 6 diatas harus disertakan berita acara
kemajuan Real pekerjaan yang ditandatangani oleh :
Konsultan Pengawas
Pengelola teknik
33.8 Berdasarkan berita acara kemajuan pekerjaan maka akan dibuatkan berita acara
pembayaran angsuran pembayaran yang ditandatangani oleh :
Pemimpin Bagian Kegiatan
Instansi teknis yang berwenang atau Kepala Satuan unit dari Instansi masing-masing
Pengelola Anggaran apabila dianggap perlu.
33.9 Untuk SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN harus dilampirkan dengan :
Laporan kemajuan pekerjaan yang ditandatangani oleh konsultan Pengawas
dan Pengelola Teknik serta disetujui oleh Kontraktor
Berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas
dan Pengelola Teknis
Foto-foto dokumen bangunan
Ada uji dari PLN,PDAM,dan IMB dari Pemda setempat (disesuaikan dengan
kebutuhan dari design yang ada)
33.10 Untuk Serah Terima Kedua pekerjaan maka harus disertakan :
Laporan kemajuan pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan
disetujui oleh Pengelola Teknis
Berita acara pemeriksaan terakhir pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis
Foto-foto Dokumentasi bangunan
Gambar instalasi listrik
Pengetesan air komplek disesuaikan dengan kebutuhan design yang ada
Asli IMB
Tanda bukti pembayaran iuran astek
Dan lain-lain yang diisyaratkan

BAB III

SYARAT SYARAT TEKNIK

Pasal 34
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah :
a. Pembangunan Parkiran Kendaraan BPBD Prov. Sultra (350 M2).
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah meliputi :
34.1 Pekerjaan Pondasi
34.2 Pekerjaan Lantai
34.3 Pekerjaan Dinding
34.4 Pekerjaan Kusen
34.5 Pekerjaan Kap Atap
34.6 Pekerjaan Pengecatan
34.7 Pembuatan sarana-sarana penunjang lainnya :
Pekerjaan instalasi listrik
Pasal 35
Situasi
35.1
35.2

35.3
35.4

Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di : Kota Kendari


Lokasi bangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu
rapat penjelasan ,untuk itu calon pemborong wajib meneliti situasi medan terutama
kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta pekerjaan lainnya yang berpengaruh
terhadap pembangunan tersebut.
Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan claim dikemudian hari.
Setelah rapat penjelasan aanwijzing akan diadakan peninjuan lokasi sebagai patokan
dasar untuk menghitung anggaran/ penawaran yangakan diajukan.
Pasal 36
Ukuran Tinggi dan ukuran pokok

36.1
36.2
36.3
36.4
36.5
36.6

Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan meter
Ukuran tinggi peil lantai bangunan ditentukan .. cm, diatas permukaan tanah jalan
dianggap sebagai titik duga 0.00 cm dan ketepatan posisi lantai tersebut harus
disetujui oleh direksi lapangan
Penentuan peil lantai bangunan berpatokan terhadap ketinggian muka jalan yang ada
atau ketinggian permukaan urugan dan disesuaikan dengan gambar rencana, dengan
persetujuan direksi lapangan.
Ukuran titik duga harus dipasang permanen terbuat dari balok kayu 6 x 12 cm x 3 mm
yang diketam rata pada semua sisinya kemudian ditanam ketanah minimal 1 meter.
Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan direksi dan patok-patok yang
dpancang dan disambung dengan papan bouwplank yang diketam pada sisinya.
Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolite.

Pasal 37
Pekerjaan Tanah dan Urugan lokasi
37.1

Lingkup pekerjaan ini meliputi :


a. Pembersihan site termasuk penebangan pohon dan pemindahan seluruh hal-hal yang
dapat merintangi pekerjaan
b. Hal-hal yang menyangkut pekerjaan penimbunan suatu lokasi selanjutnya
disesuaikan dengan gambar/kebutuhan
37.2 Penggalian pondasi
37.3 Urugan kembali bekas galian
37.4 Pembuatan saluran air hujan dan saluran induk ke drainase kota/lingkungan
37.5 Pembongkaran dan dan pembersihan
Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput/top soil atau
bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon-pohon dan mencabut akar serta
membuang ketempat lain sesuai petunjuk direksi.
37.6 Pekerjaan kupasan dan timbunan/pemadatan
Sebelum mengadakan pekerjaan kupasan pada permukaan tanah/top soil, pemborong
harus memperhatiakn peil yang dikehendaki atau sesuai dengan detail pengolahan
tanah.
37.7 Pembentukan dan penyelesaian harus mengikuti kemiringan tanah yang cukup
memenuhi syarat untuk menggalinya air sehingga tidak terdapat genangan air.
37.8 Kelebihan galian yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya tambahan dan apabila
kelebihan tersebut dianggap membahayakan konstruksi maka pemborong wajib
memperbaikinya atas biaya sendiri.
37.9 Pekerjaan penimbunan/pemadatan

Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis,bebas dari akar, bahan organis, sampah dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan direksi.

Tanah bebas galian hanya dapat dipergunakan atas persetujuan direksi

Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 20 cm,


dalam keadaan padat kemudian ditimbris/dipadatkan sampai mencapai 90 % dari
kepadatan maksimum

Direksi dapat memerintahkan pengurugan melebihi ukuran apabila sudah


diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi tanah.
37.10 Galian tanah untuk pondasi bangunan

Galian tanah untuk pondasi bangunan harus sesuai dengan ukuran dalam
gambar atau sampai mencapai kedalaman tanah keras.

Apabila diperlukan mendapat daya dukung yang baik maka dasar galian harus
dipadatkan dan ditumbuk

Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali


dan dipadatkan dengan kepadatan maksimum.

Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung
ketempat yang direncanakan yang disetujui direksi, sedangkan hasil yang tidak
dapat dipergunakan harus disingkirkan keluar site atau ketempat lain yang disetujui
direksi
Pasal 38
Papan Bouwplank
38.1

38.2
38.3

Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II diserut rata dan terpasang waterpass
dengan peil +/-0.00 cm, setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan patok
kayu 5/7 cm, pada papan bowplank harus dicat sumbu-sumbu dinding oleh cat yang
tidak luntur oleh pengaruh iklim.
Jarak papan bowplank minimal 2,5 m dari garis luar bangunan untuk mencegah
longsoran terhadap tanah galian pondasi.
Setelah pekerjaan bowplank selesai, pemborong wajib memerintahkan pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari direksi.

Pasal 39
Pekerjaan pondasi
39.1

39.2
39.3
39.4
39.5

Pondasi bangunan yang dipergunakan adalah, pondasi garis batu gunung/batu belah
yang terdiri dari :
a. Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir pasang setebal 5
cm ditimbris pasir dan atau batu belah hingga kokoh
b. Adukan yang dipergunakan untuk pasangan pondasi adalah :
1 PC : 5 pasir untuk pondasi batu gunung/belah
Air yang digunakan harus bersih, tawar, dan bebas dari asam organik, asam
alkali atau bahan kimia yang dapat merusak pondasi.
Pasir pasang yang dipergunakan disyaratkan mempergunakan pasir yang tidak
mengandung tanah dan air laut.
Sebelum dilaksanakan pemasangan pondasi jalur dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapkan Lay out, titik as pondasi yang ditentukan bersama-sama dengan direksi.
Pemeriksaan setiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penetapan
kedalaman, besaran, letak dan kondisi dasar galian dan sebelum pemasangan pondasi
dimulai harus mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi.
Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof,
dan sparing pipa plambing yang menembus pondasi.
Karena kemungkinan terjadi kupasan atau urugan, pemborong harus memperhatikan
kedalaman pondasi terhadap tanah dasar/keras.
Pasal 40
Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran

40.1

Yang dimaksud dengan lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Pasangan dinding rang besi dia. 3 cm
b. Plesteran /Afwerking permukaan beton
40.2 Bahan yang dipergunakan adalah :
a. Rang besi dengan mutu baik, bebas dari cacat yang diproduksi secara pabrikasi dan
memenuhi persyaratan PUBBI.
b. Dalam hal ini Rang besi apabila sulit untuk didapatkan pemborong harus meminta
dengan izin tertulis dari Direksi dapat menggunakan bahan alternatif yang disetujui
oleh Direksi.
40.3. Adukan/Campuran.
a. Adukan Trasram 1 PC : 2 pasir dipergunakan untuk :
Plesteran trasram setinggi 30-40 cm, Plesteran siku bangunan.
Plesteran pada kamar Kamar/WC setinggi 1,80 cm.
b. Adukan trasram 1 PC : 3 Pasir dipergunakan untuk :
Pasangan Trasram tembok setinggi 30 cm.
Pasangan plesteran saluran air hujan.
Plesteran pasangan trasram setinggi 15 cm diatas pasangan tegel plint, dengan
ketebalan minimal 15 mm.
c. Adukan 1 PC : 5 pasir, dipergunakan untuk :
Pasangan batu diluar pasangan trasram.
Plesteran diluar plesteran trasram dan beton.
Plesteran pondasi.
Ketebalan plesteran adalah 15 mm kecuali ada pondasi dengan ketebalan minimal
20 mm
40.4 Cara Pelaksanaan.
a. Pekerjaan pasangan dinding Rang besi dipasang merata setinggi 3,50 cm diatas
permukaan sloof dan di pasang merata pada keseluruhan permukaan.
b. Pekerjaan pasangan dinding Rang besi dipasang dengan menggunakan besi siku
30x30x3 mm dilengkapi dengan baut dan mur.
c. Pekerjaan pasangan dinding Rang besi harus terkontrol dan waterpass, baik ke arah
horisontal dan arah ketinggian pasangan bata untuk setiap hari kerja tidak boleh
lebih dari 1 M.

d.
e.
f.

Sebelum diplester maka perlu di adakan pengerokan siar pasangan sehingga


plesteran mendapat pasangan yang baik.
Kelembaban plesteran harus tetap di jaga dan dengan kondisi pengeringan
plesteran 80 %, bidang plesteran sudah dapat di aci.
Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak
harus di bongkar dan di perbaiki atas biaya pemborong.
Pasal 41
Pekerjaan Beton Bertulang dan Beton Tak Bertulang.

41.1 persyaratan.
a. Persyaratan utama dalam pekerjaan beton adalah bahwa setelah semua pekerjaan
pembersian dirakit dan siap untuk dicor, maka kontraktor terlebih dahulu harus
menyurat kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk diadakan pemeriksaan dalam
hal kebenarannya dan kesesuaiannya dalam gambar pelaksanaan dan untuk itu
harus disertai dengan berita acara.
b. Pekerjaan yang sudah diperiksa kebenarannya harus mendapatkan persetujuan dari
Instansi Teknik dan diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen baru kemudian
pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan.
41.2 Lingkup Pekerjaan
yang dimaksud dengan lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan beton bertulang yang terdiri dari lantai beton bertulang.
b. Pekerjaan beton tak bertulang terdiri dari lantai rabat dan tempat lain sesuai dengan
gambar kerja.
41.3 Bahan dan Material.
a. Pasir beton yang digunakan diisyaratkan pasir kasar untuk beton.
b. Kerikil beton yang digunakan disyaratkan kerikil yang butirannya mempunyai
gradasi yang merata 2-3 cm atau batu pecah hasil olahan stone cruiser.
c. Bahan pasir dan kerikil yang digunakan harus bebas dari bahan organis, lumpur
dan bahan lain yang dapat merusak beton dan memenuhi persyaratan PBI 1971.
d. Air yang digunakan harus air tawar dan bersih bebas dari garam atau zat kimia lain
yang merusak beton.
e. Tulangan yang dipergunakan harus bebas dari minyak, karat, kotoran dan bahan
perusak lainnya.
f.
Tulangan beton yang digunakan besi beton dengan ukuran diameter 12 mm untuk
tulangan utama sloof sedangkan untuk lantai beton digunakan besi beton diameter
10 mm dan untuk beugel digunakan besi beton diameter 6 mm.
g. Toleransi besi yang digunakan adalah 3 mm misalnya.
Besi beton ukuran 19 mm, digunakan ukuran 18.7 mm
Besi beton ukuran 16 mm, digunakan ukuran 15.7 mm
Besi beton ukuran 14 mm, digunakan ukuran 13.7 mm
Besi beton ukuran 12 mm, digunakan ukuran 11.7 mm
Besi beton ukuran 10 mm, digunakan ukuran 9.7 mm
Besi beton ukuran 8 mm, digunakan ukuran 7.7 mm
Besi beton ukuran 6 mm, digunakan ukuran 5.7 mm
h. Mutu beton yang digunakan sesuai spesifikasi teknis bangunan gedung pemerintah
adalah sebagi berikut :

Untuk Bangunan gedung Pemerintah/lembaga tinggi/tertinggi negara


dengan standard klasifikasi A persyaratan konstruksi pada struktur
bangunannya seperti pada : pondasi, lantai beserta baloknya ( untuk bangunan
bertingkat ) kolom dan ringbalk menggunakan kekuatan beton dengan mutu
K.225, sedang untuk bangunan dengan klasifikasi B dengan K.200.

Untuk jenis gedung/bangunan Rumah Negara, dengan klasifikasi A Type 250


M2 dan type B 120 M2 persyaratan konstruksi pada struktur bangunannya
seperti pada : Pondasi, kolom beserta ringbalknya menggunakan kekuatan
beton dengan mutu K.200, sedang bangunan dengan klasifikasi C,D,E/Type
70-50-36 M2 dengan mutu K.175.
i.
Untuk semua bahan semen dipergunakan jenis portland cement, yang memenuhi
persyaratan pekerjaan bangunan sesuai persyaratan normalisasi (SNI) & bahan
bangunan Indonesia ( PBI 1971 ) sejenis semen PC tonasa kualitas I.

j.
41.4

41.5

41.6

41.7

Semen yang membatu atau kualitasnya menurun karena penyimpanan yang kurang
bagus atau terlalu lama disimpan tidak diperkenankan dipakai.
Bekisting.
a. Bahan bekisting yang dipakai bahan-bahan kelas II jenis kayu merah dengan
ketebalan 3 cm merata serta cukup kering dan keras dan harus mendapat
persetujuan Direksi.
b.
Pasangan bekisting harus rapi kuat dan kaku untuk menahan getaran
dan kejutan tanpa merubah bentuk.
c. Ketelitian, kerapian serta keseragaman ketebalan papan harus diperhatikan agar
setelah bekisting dibongkar dapat memberikan permukaan yang rata.
d.
Celah-celah antara papan harus rapat agar setelah bekisting dibongkar
dapat memberikan permukaan yang rata.
e.
Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus lebih dari segala
macam kotoran.
Adukan
a.
Adukan untuk pasangan, sloof, lantai dan segala sesuatu yang
termasuk pekerjaan beton bertulang yang dipergunakan adukan 1 PC : 2 Pasir : 3
kerikil.
b.
Adukan untuk pekerjaan rabat beton
samping bangunan
dipergunakan adukan 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, dengan ketebalan sesuai dengan
gambar kerja.
Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan
Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah
atau bergeser pada waktu digetarkan, dan bilamana diperlukan maka perlu
pengukuran beton terhadap ukuran yang ditentukan.
b. Hubungan pada setiap konstruksi harus dipasang stek beton pada setiap jarak 75
cm digunakan sebagai pengikat antara sloof dan pondasi, kolom yang tertanam
pada pondasai dan stek antara kolom dan pasangan kusen atau batu bata atau
antara ringbalk dengan pasangan batu bata dalam hal ini dapat dilihat detailnya
sesuai gambar.
c. Pengecoran

Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai kontraktor meminta kepada direksi


untuk mengadakan pemeriksaan

Sebelum mengadakan pengecoran bekisting harus dicek terhadap kelurusan


baik secara vertikal maupun secara horisontal.

Bilamana pengecoran tidak menggunakan mesin penggetar yang dapat


dipergunakan pada waktu pengecoran secara manual adalah bambu/kayu
bulat dan pemadatan secara perlahan pada campuran

Pengadukan secara rata dan sama kentalnya untuk setiap kali pembuatan
adukan sisa adukan yang mengeraskan tidak diperkenankan dipakai.

Pembongkaran bekisting baru dapat diperoleh setelah beton mengalami


periode pengerasan sesuai dengan PBI 1971 atau izin direksi

Pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerjaan ini harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya pemborong.

Sebelum pengecoran dilaksanakan sisi dalam papan bekisting harus bebas


dari kotoran dan harus disiram dengan air sampai merata.

Sebelum melaksanakan pengecoran, maka pemborong harus meminta


persetujuan direksi dibuktikan dengan berita acara persetujuan pengecoran.
Pemeliharaan pekerjaan beton
a. Untuk menjamin umur dan kekuatan beton bertulang maka papan bekisting pada
balok dan plat lantai baru boleh dilepas setelah beton berumur minimal 21 (dua
puluh satu) hari
b. Selama 14 hari setelah pengecoran dilaksanakan maka permukaan beton tersebut
tetap harus senantiasa dibasahi.
c. Perbaikan permukaan beton yang kasar dan berlubang harus diperbaiki atau
diplester dengan adukan 1 Pc : 3 pasir dengan perhitungan tetap menggunakan
analisa pekerjaan beton dan tidak boleh menambah besaran/diameter diluar
ketentuan gambar kerja.

d.

42.1
42.2

42.3

Jika terjadi kesalahan beton misalnya kelalaian karena terjadi penggeseran pada
saat pengecoran sehingga mengakibatkan hasilnya tidak sesuai dengan gambar
kerja maka beton harus segera dibongkar pada saat masih dalam keadaan basah
atau belum kering dan kemudian harus dicor kembali sesuai dengan ketentuan
atau sesuai gambar kerja dan segala kerugian yang terjadi akibat kesalahan ini
menjadi tanggungan pemborong.
Pasal 42
Pekerjaan lantai Rabat

Lingkup pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Lantai rabat beton dengan ketebalan 10 cm dipasang pada samping bangunan.
Adukan
adukan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Adukan 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil dipergunakan untuk rabat beton lantai
b. Adukan 1 Pc : 2 pasir : 3 kerikil dipergunakan untuk adukan beton bertulang
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pasangan Rabat Beton Lantai
Dasar untuk pasangan rabat beton harus terdiri dari lapisan pasir urug setebal 5
cm padat.
Rabat beton dipasang dengan kemiringan 0 % (rata)
Pasal 43
Pekerjaan Besi dan Kayu

43.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Untuk Pekerjaan Besi meliputi kontruksi atap, yang terdiri dari kuda-kuda,
gording, tiang dan pintu atau pekerjaan lainnya yang tertera dalam gambar kerja.
b. Untuk Pekerjaan Kayu meliputi kontruksi atap, yang terdiri dari lisplank atau
pekerjaan lainnya yang tertera dalam gambar kerja.
43.2 Persyaratan Jenis dan Ukuran Bahan.
a. Semua besi yang digunakan tidak boleh cacat dan tidak bengkok serta mempunyai
derajat kelembaban yang kurang dari 15 % dan memenuhi persyaratan SNI.
b. Semua kayu yang terpakai harus kering, berumur cukup tua, lurus dan tidak retak,
dan bengkok serta mempunyai derajat kelembaban yang kurang dari 15 % dan
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PPKI 1970-NI.5.
c. Semua jenis besi dan kayu yang digunakan di setiap bagian pekerjaan terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
d. Jenis besi dan kayu yang digunakan terdiri dari :
Pekerjaan tiang
: Besi galvanis
Pekejaan Kuda-Kuda
: Besi galvanis
Pekerjaan Gording
: Besi Baja Profil C
Pekerjaan listplank
: Kayu Ponto/Urish
Pintu
: Besi Rolling Door Alluminium
d. Ukuran Besi dan Kayu yang dipergunakan :
Pekerjaan Pintu
: Rolling door Alluminium
Pekerjaan Kuda-Kuda
: Besi galvanis dia. 8 dan 4 cm
Pekerjaan Gording
: Besi baja profil C
Pekerjaan List Plank
: 2
x
20 cm
Pekerjaan Rangka Pintu (Toleransi) : Besi plat tebal 3 mm
Pekerjaan Rangka Dinding
: Besi siku 30x30x3 cm
Semua ukuran besi dan kayu yang tercantum diatas adalah ukuran
jadi/terpasang.
43.3 Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Pekerjaan Pintu.
Pekerjaan pintu menggunakan rolling door yang terdiri dari bahan pabrikasi
besi alluminium.
Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dan mengacu pada
gambar kerja. Sebelum dilaksanakan pemotongan, kontraktor terlebih dahulu

meneliti kebenaran ukuran dan bilamana terdapat keragu-raguan dalam


menentukan ukuran, maka harus dikonsultasikan dulu dengan Direksi
dilapangan.

Untuk memperkuat hubungan besi dengan bidang pasangan, maka pada tiap
besi dalam hubungan dengan besi yang lain diperkuat dengan pengelasan.
Besi pasangan pintu yang akan dipasang harus betul-betul siku dan diwaterpass
setelah dipasang dan disetel dengan benar untuk disetujui oleh direksi teknik.
Pekerjaan dan tidak rapi, kasar bengkok dan tidak menggunakan bahan yang
telah ditentukan harus di bongkar dan harus diganti atas biaya pemborong.
b. Pekerjaan Besi Tiang.
Pekerjaan tiang besi galvanis dibuat dengan model dan ukuran sesuai dengan
gambar kerja.
Pekerjaan tiang besi galvanis dipasang tepat pada titik yang telah ditentukan
yang sesuai dengan acuan gambar kerja.
Setiap tiang dipasang diatas dudukan beton dan dibaut dengan besi beton atau
angker dia. 12 mm sebanyak 4 buah atau tempat lain yang ditentukan dalam
gambar kerja.
Penguatan baut atau angker dipasang dengan mempergunakan kunci ring atau
kuncii shock.
Tiang besi galvanis dibuat sesuai ukuran ketinggian yang sesuai dengan acuan
gambar kerja.
c. Pekerjaan Kap/Kuda-Kuda/Litsplank.
Pekerjaan tiang besi galvanis dibuat dengan model dan ukuran sesuai dengan
gambar kerja.
Sebelum melaksanakan pemotongan besi dan kayu, maka kontraktor harus
terlebih dahulu mengadakan penelitian mengenai ukuran untuk tiap masingmasing fungsi.
Pekerjaan Kap/ Kuda-Kuda harus mengikuti gambar dan detail yang tercampur
dalam bestek.
Pemasangan kuda-kuda kecuali ditentukan lain oleh pengawas harus mengikuti
peraturan yang berlaku.
Kuda-kuda yang dipasang hanya dapat dipasang mati setelah sebahagian besar
struktur kuda-kuda terpasang dan ketetapan garis vertikal dan horizontal telah
disetujui oleh konsultan pengawas.
Kuda-kuda yang dipasang harus dilengkapi dengan pembautan, besi plat, besi
beugel dan lain-lain sesuai dengan jumlah dan kondisi dalam gambar kerja.
Baut-baut yang dipasang harus kualitas pabrikasi dari jenis besi kualitas tinggi
yang drat / ulirnya tidak mudah rusak, disamping itu diperlukan pemasangan
cincin baja tegangan tinggi untuk baut.
Pemasangan Gording harus rata dan benar sehingga dijamin bahwa kedudukan
penutup atap mempunyai landasan yang bagus.
Penyambungan besi gording harus berada tepat diatas tumpukan kuda-kuda
dan tidak diperkenankan menyambung gording pada bagian tengah antara
kuda-kuda.
Pekerjaan papan listplank, dipasang ganda / bersusun sesuai dengan gambar
kerja.
Penyambungan papan listplank secara horizontal harus benar-benar rapat dan
tidak dibenarkan memasang papan yang pecah atau yang mempunyai
permukaan yang melengkung.
Pasal 44
Pekerjaan Penutup Atap
44.1 Bahan penutup atap dipakai atap Seng Gelombang BJLS 20 produksi dalam negeri
kualitas baik dan memenuhi persyaratan PUBB 1971

44.2 Untuk seluruh bagian penutup atap ini harus berasal dari satu pabrik sehingga
keseragaman dan kekuatan serta mutu dari bahan tersebut dapat terjamin.
44.3 Pemasangan atap harus mengikuti kemiringan dan kerataan atap, sesuai dengan rangka
kerja.

44.4 Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan gording dan rangka atap, maka
penutup atap tersebut tidak diperkenankan untuk dipasang.
44.5 Penyelesaian bubungan/nok atap sakura roof yang sejenis dengan penyelesaian
pemasangan yang rata.
44.6 Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya pemborong.
44.7 Sebelum nok atap di pasang, maka lapisan bawah nok termasuk jurai harus terlebih
dahulu dipasang lapisan karet untuk mencegah kebocoran
.
Pasal 45
Pekerjaan Cat
45.1
45.2
45.3
45.4
45.5
45.6
45.7
45.8
45.9
45.10
45.11
45.12
45.13

Semua besi dan kayu yang menempel di besi atau pasangan harus di meny terlebih
dahulu, sebelum dipasang.
Semua besi dan kayu yang dikerjakan diluar lokasi pekerjaan tidak boleh di dempul
atau di amplas sehingga mempunyai permukaan yang halus.
Semua bidang besi dan kayu yang nampak, sebelum di cat kilap harus terlebih dahulu
didempul atau di amplas sehingga mempunyai permukaan yang halus.
Bidang permukaan bidang panil harus dipolitur berulang-ulang sampai halus minimal 3
(tiga) kali pengecetan.
Permukaan besi dan kayu yang sudah halus menurut pendapat direksi, baru dapat di cat
dasar dengan minimal pengecetan 2x.
Bidang besi dan kayu yang sudah dicat dasar di cat kilap 3x, sehingga mendapatkan
permukaan cat yang mengkilap dan rata.
Cat kilap untuk bidang yang nampak harus dari pabrik yang sama dengan warna yang
akan di tentukan kemudian.
Untuk bidang beton sebelum dicat bidang terlebih dahulu harus diaci sebelum
mendapatkan permukaan yang halus dan rata.
Pengecatan beton telah diaci, bilamana dianggap oleh direksi belum mendapatkan
permukaan yang rata, kontraktor harus mengadakan plamir ulang pada bagian yang
belum rata kemudian di amplas kembali baru pengecetan dapat di teruskan.
Semua bidang kayu pada pekerjaan lisplank harus diresidu agar kayu tersebut harus
lebih awet.
Cat residu yang digunakan adalah residu kaleng, kecuali dengan persetujuan direksi,
maka campuran aspal dan minyak tanah dapat dipergunakan.
Merk cat kayu yang harus dipergunakan adalah merk glotex dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
Merk cat besi dan kayu adalah merk wintex tidak diperkenankan menggunakan merk
cat yang berasal dari 2 pabrik warna cat akan ditentukan kemudian.
Pasal 46
Pekerjaan Instalasi Listrik

46.1

Lingkup Pekerjaan
Seperti dalam gambar rencana, pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan dan
pemasangan semua bahan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
Adapun lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Pembuatan shop drawing, sebelum melaksanakan pekerjaan.
b. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
c. Uji coba berfungsinya aliran listrik setelah pemasangan instalasi.
d. Panel penerangan dan panel distribusi induk dan instalasinya.
e. Pemasangan Miniatur Circuit Breaker, (MCB) pada bangunan.
f. Pentanahan.

g. Pengujian dan percobaan.


h. Pembuatan As Built Drawing dan segala pekerjaan yang termasuk didalamnya.

46.2

46.3

Ketentuan umum :
a. Pekerjaan ini harus ditentukan oleh instalatur yang sudah mempunyai izin yang
diisyaratkan oleh PLN setempat.
b. Semua pemasangan instalasi listrik dipasang dengan kondisi yang menyala.
Material dan Pemasangan.
a. Kualitas peralatan.
Semua peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan baru dan termasuk dalam
Standart Industri Indonesia (SII) dan disetujui oleh Pemberi Tugas dan Instalasi
Teknis.
b. Kabel Instalasi Listrik.
Kabel Instalasi penerangan dan stop kontak dipakai janis NYA, NYM, NYY
dengan diameter 2,5 mm dan 1,5 mm.
Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus
menggunakan inbow.
Untuk pemasangan Instalasi yang tertanam pada tembok, harus dilengkapi
dengan condiut, pipa PVC 3/8 atau sesuai dengan keperluan.
Pada hubungan antara aliran listrik tiap bangunan melalui MCB yang terpasang
pada setiap bangunan.
c. Saklar dan stop kontak.
Pemasangan saklar dan stop kontak harus dilengkapi dengan inbow dan
mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
Ketinggian pemasangan stop kontak adalah 150 cm diatas permukaan lantai.
Merk stop kontak atau saklar adalah broco.
d. Lighting Fixture.
Linghting Fixture yang memakai TL ditentukan sebagai berikut :
TL (Fluorescent Tubes) Ballast dan stater buatan philips.
Warna TL adalah 33 (White) atau 54 (Daylight)
Capasitor Colder (Fitting) buatan philips atau Nasional.
Lampu pijar setara philips
e. Pengawas Group.
Pengawas group/sekering otomatis, semua pengawasan aliran/saluran daya
pada lampu-lampui dan stop kontak dikontrol lewat panil MCB pada tiap-tiap
bangunan.
Isolator untuk kabel harus dipasang diatas plafond, yang terbuat dari keramik.
Pemasangan group harus dilengkapi dengan arde/pentanahan.
Pasal 47
Pekerjaan Lain-lain

47.1 Selain persyaratan teknis yang tecantum di atas, pemborong diwajibkan mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain :
a. Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari pemerintah daerah setempat.
b. Gambar-gambar/Surat Bukti Pemasangan Instalasi Listrik yang disyahkan oleh
PLN
47.2 Sebelum penyerahan pertama Pekerjaan Pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki.
47.3 Meskipun telah ada pengawas dan unsur lainnya semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pemborong harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
47.4 Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.

47.5

Semua syarat yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, akan
ditambahkan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan Aanjwizing yang dilengkapi
dengan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang telah disetujui dan telah ditandatangani
oleh panitia dan rekanan dan pada lembar yang tidak tertera tanda tangan harus diparaf
oleh panitia dan instansi teknis.

47.6

Setelah rekanan membaca dan mempelajari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta
dengan gambar rencana dan detail, maka tiap lembar dari RKS ini akan diparaf oleh
konsultan dan panitia pelelangan dari instansi teknis.
Dari hasil pelelangan yang berhasil menjadi pemenang maka semua dokumen tender
dilampirkan dalam kontrak harus diparaf oleh panitia dari instansi teknis.

47.7

Pasal 48
Pe nu t u p
Semua jenis pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, meskipun tidak
terurai dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, namun mempunyai hubungan dan
kepentingan serta berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tetap harus dikerjakan oleh
kontraktor dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rencana kerja dan
syarat-syarat ini.

Anda mungkin juga menyukai