C. SWAKELOLA
Swakelola adalah pelaksanaan pengadaan barang / pekerjaan jasa yang
direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri,
alat sendiri, atau upah borongan tenaga. Swakelola tidak melibatkan Penyedia
Barang/Jasa secara langsung. Swakelola dilakukan untuk memperlancar
operasional karena tidak memungkinkan atau dipandang lebih efisien
dibandingkan melalui Fungsi Pengadaan. Pekerjaan yang dilaksanakan secara
swakelola harus tetap memperhatikan aspek HSE selama pelaksanaan
pekerjaannya.
Swakelola dapat dilaksanakan oleh:
1. Pengguna Barang/Jasa;
2. Instansi pemerintah lain;
3. Kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat.
Contoh pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola antara lain:
1. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
masyarakat setempat, antara lain bantuan/sumbangan kepada pihak ketiga
terkait kegiatan Corporate Social Responsibility, sesuai ketentuan dalam Surat
Keputusan Direksi PT Big Java Paper.
2. Pekerjaan yang secara rinci tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu,
sehingga tidak efektif dan efisien bila ditawarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.
3. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi dan pembiayaannya,
tidak perlu dilakukan dengan cara Pelelangan, Pemilihan Langsung dan
Penunjukan Langsung dan/atau tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa,
seperti
a. Barang/jasa yang sifatnya memenuhi kebutuhan operasional, antara lain :
1) Penggantian sparepart kendaraan operasional langsung ke bengkel;
2) Pembayaran general goods/services, seperti:
- Listrik, telepon, air
- Layanan pos, jasa ekspedisi, benda-benda pos (seperti materai,
perangko, dll)
- Water dispenser
- Tenda dan perlengkapannya
- Dan Iain-Iain.
b. Penyelenggaraan acara / event yang berkaitan langsung dengan Fungsi yang
bersangkutan, seperti : Pameran, Gathering, Outbond, Jamuan tamu,
Kegiatan keagamaan, Sponsorship, dan Iain-Iain.
4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, kursus, penataran, seminar,
lokakarya, in-house training, honorarium pengajar, workshop;
5. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa;
6. Pekerjaan khusus yang bersifat penelitian, pemprosesan data, perumusan
kebijakan perusahaan, pengujian di laboratorium, pengembangan sistim
tertentu;
7. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi fungsi pengguna jasa yang bersangkutan;
8. Khusus untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hanya dapat
diikutsertakan dalam pelaksanaan jasa pengembangan lingkungan dan dalam
kegiatan pembangunan di bidang pendidikan dan penyuluhan;
Panjar Kerja /Uang Muka Kerja diberikan sesuai persetujuan Pejabat berwenang
pemegang Otorisasi. Tanggung jawab terkait administrasi pembayaran pekerjaan
swakelola dilakukan langsung oleh pekerja di Fungsi Pengguna kepada Fungsi
Keuangan disertai dengan rincian biaya, tanpa melalui Fungsi Pengadaan serta
tidak melibatkan Penyedia Barang/Jasa.
F. PENETAPAN PEMENANG
Untuk keperluan penetapan calon pemenang Penyedia Barang/Jasa kepada Pejabat
Berwenang, Fungsi Pengadaan dapat mengusulkan calon pemenang hasil
negosiasi/renegosiasi:
1. Single Winner dilakukan apabila 1 (satu) pemenang sudah cukup memenuhi
kebutuhan.
2. Multi Winner dilakukan apabila terdapat lebih dari 1 (satu) pemenang
berdasarkan pertimbangan jaminan suplai (security of supply) atau keterbatasan
kapasitas produksi/iayanan jasa Penyedia Barang/Jasa.
H. NEGOSIASI
1. Tata cara negosiasi harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan.
2. Tata cara negosiasi disesuaikan dengan metode pengadaan dan tata cara
evaluasi.
3. Negosiasi dengan tata cara Pelelangan dan Pemilihan Langsung :
a. Apabila dari hasil evaluasi penawaran telah terdapat harga penawaran yang
sama atau kurang dari OE/HPS maka negosiasi tidak wajibdilakukan.
Apabila dilakukan negosiasi maka negosiasi hanya dilakukan kepada peserta
dengan urutan penawar terbaik.
b. Apabila harga penawaran yang dinilai terlalu rendah (lebih kecil dari 80%
OE/HPS) maka diperlukan klarifikasi kewajaran terhadap harga yang
ditawarkan dengan ketentuan dalam pelaksanaannya nilai jaminan
pelaksanaan dapat dinaikkan sampai dengan 20% dari OE/HPS, berdasarkan
hasil klarifikasi kewajaran harga penawaran.
c. Apabila dari hasil evaluasi penawaran semua harga penawaran di atas
OE/HPS maka negosiasi wajib dilakukan. Negosiasi dapat dilakukan secara
manual kepada 3 (tiga) penawar terbaik atau kurang bila peserta yang
memenuhi syarat (lulus administrasi dan teknis serta penawaran harga
dinyatakan sah) kurang dari 3 (tiga) sesuai metode evaluasi yang digunakan.
Dalam hal proses evaluasi menggunakan kualitas dan harga (kombinasi),
negosiasi dilakukan sesuai urutan scoring kombinasi terbaik, dan apabila
negosiasi dilakukan beberapa tahap karena belum didapatkan penawaran
sama atau dibawah OE/HPS maka urutan negosiasi disesuaikan dengan
scoring kombinasi terbaru.
d. Khusus untuk metode evaluasi kualitas, negosiasi hanya dilakukan terhadap
penawaran yang mempunyai nilai kualitas terbaik/tertinggi. Apabila tidak
didapatkan kesepakatan maka dapat melakukan pembukaan penawaran harga
urutan berikutnya yang masih dapat diterima secara teknis dan dilakukan
negosiasi
e. Proses pengadaan dihentikan setelah melewati negosiasi secara maksimal
namun harga penawaran tetap masih diatas OE/HPS. Selanjutnya hal ini
dilaporkan kepada pejabat berwenang untuk ditetapkan, apakah proses ini
gagal atau dilanjutkan dengan adjustment OE/HPS.
I. SANGGAHAN
1. Untuk menjamin adanya transparansi dan perlakuan yang sama (equal
treatment) dalam Metode Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa, maka pada saat
pengumuman pemenang, peserta yang kalah berhak untuk mengajukan
sanggahan namun terbatas hanya untuk hal-hal yang berkaitan dengan:
a. Kesesuaian pelaksanaan Pelelangan dengan prosedur atau tata cara
Pelelangan, termasuk yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan;
b. Adanya praktek atau unsur korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di antara
peserta atau dengan anggota Panitia Pengadaan/Fungsi Pengadaan dan/atau
dengan pejabat yang lain.
2. Sanggahan dapat diterima apabila:
a. Diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 4 (empat) hah kerja sejak
diumumkannya pemenang. Batasan waktu pengajuan sanggahan tersebut
dapat dipercepat sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara
Penjelasan dan disampaikan kepada seluruh peserta Pelelangan/Pemilihan
Langsung;
b. Disertai dengan surat jaminan dari Bank Umum sebesar 0.2% (nol koma dua
persen) dari harga penawaran atau maksimal Rp 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah);
c. Disertai bukti otentik yang mendukung.
3. Keputusan atas sanggahan tersebut harus disampaikan oleh Panitia
Pengadaan/Fungsi Pengadaan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja dari
tanggal diterimanya pengajuan sanggahan dan keputusan tersebut bersifat final
serta proses pengadaan dapat dilanjutkan. Apabila sanggahan ternyata benar,
maka keputusan yang ada akan dianulir.
4. Dalam menangani dan memeriksa sanggahan, Panitia Pengadaan/Fungsi
Pengadaan dapat melibatkan pihak yang tidak terkait langsung dengan proses
Pengadaan Barang/Jasa yang bersangkutan.
5. Surat jaminan sanggahan dikembalikan kepada penyanggah apabila
sanggahannya terbukti benar secara hukum atau dicairkan oleh Perusahaan
apabila sanggahan terbukti tidak benar secara hukum.