IV Penambahan Waktu
Penambahan jangka waktu pemenuhan penambahan persyaratan pada
(Penambahan Persyaratan Laporan Keuangan ini) diberikan 1 (satu) hari
kalender ;
(estimasi waktu minimal/paling kurang ditambah estimasi waktu pemenuhan
penambahan persyaratan)
V Kriteria : 1. Laporan Keuangan Yang Telah di Audit Minimal Tahun
Evaluasi 2022
a. Peserta wajib menyampaikan laporan keuangan saat
pemasukan dokumen kualifikasi. Dalam hal ber-KSO, laporan
keuangan disampaikan oleh seluruh anggota KSO, dengan
ketentuan hanya untuk Kualifikasi Usaha Menengah, laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
yang teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Laporan keuangan yang telah diaudit sebagaimana
dimaksud huruf a diatas, harus dengan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian atau Wajar dengan Pengecualian.
c. KAP yang diregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, selanjuntnya dapat dilihat pada situs
web Kementerian Keuangan dan/atau situs web Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
2. Laporan Non - Kualifikasi Form 8A-6
Sebagaimana lampiran dari SPT Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak Badan Tahun 2022, Menyampaikan Lampiran
Khusus Transkrip Kutipan Elemen Laporan Keuangan 1771 yaitu
Laporan Non - Kualifikasi Form 8A-6 sesuai PER-34/PJ/2010
Penambahan persyaratan sebagaimana dimaksud diatas, telah mempertimbangkan;
a. Persaingan usaha yang sehat dan penambahan jangka waktu pemenuhan persyaratan; dan
b. Tidak bertentangan dengan prinsip pengadaan, etika pengadaan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
I Latar Belakang
Dalam upaya mencegah terhambatnya pelaksanaan pengadaan pekerjaan
konstruksi dan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, berlandaskan
tujuan dari Value For Money yaitu mendapatkan hasil yang tepat dari setiap uang
yang dibelanjakan, terukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan
penyedia.
II Dasar Hukum/Pertimbangan
1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
mengatur Tujuan Pengadaan Barang/Jasa,
2. Peraturan LKPP Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pembinaan Pelaku Usaha
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana diatur pada Lampiran II,
Angka Romawi III Perbuatan Atau Tindakan Peserta
Pemilihan/Penyedia Yang Dikenakan Sanksi Daftar Hitam, No. 3.4
Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor pusat perusahaan/kantor
cabang/perwakilan perusahaan dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor pusat perusahaan berlaku
juga untuk seluruh kantor cabang/perwakilan perusahaan.
b. Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor cabang/perwakilan
perusahaan berlaku juga untuk kantor cabang/perwakilan lainnya dan kantor
pusat perusahaan.
c. Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada perusahaan induk tidak berlaku
untuk anak perusahaan.
d. Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada anak perusahaan tidak berlaku
untuk perusahaan induk.
3. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia dalam Lampiran V MDP
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Metode Tender, Pascakualifikasi, Satu File,
Sistem Harga Terendah, Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan) dan
Konstruksi (Metode Tender, Pascakualifikasi, Dua File, Sistem Harga Terendah
Ambang Batas, Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan)diatur pada
BAB VII TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI diantaranya
(Huruf F. angka 2) Pokja membandingkan kesesuaian antara izin berusaha
di bidang Jasa Konstruksi, Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat Lain (Apabila
dipersyaratkan), NPWP, dan Akta Pendirian/Perubahan Terakhir, serta laporan
keuangan, dengan yang disampaikan dalam data kualifikasi, dengan
ketentuan:
a. Apabila ditemukan ketidaksesuaian data, maka dinyatakan gugur;
b. Apabila ditemukan pemalsuan berdasarkan hasil klarifikasi kepada
penerbit dokumen, maka peserta selain dinyatakan gugur juga dikenakan
sanksi daftar hitam;
III Dampak Penambahan Persyaratan
1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
mengatur Tujuan Pengadaan Barang/Jasa, sebagaimana tertuang pada Pasal 4
Pengadaan Barang/Jasa diantaranya bertujuan untuk:
a. menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan,
diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia;
b. mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan
berusaha
2. Kantor cabang yang bertindak sebagai perwakilan kantor pusat bersifat hanya
menghadiri sebagai perwakilan dari kantor pusat dan bersifat tidak dalam bentuk
pengalihan/melepas tanggung jawab dalam hal adanya penyampaian data yang
tidak benar/pemalsuan sebagaima yang telah disepekati dan disetujui pada BAB
IKP;
a. Pelanggaran terhadap aturan Pengadaan;
b. Larangan pertengangan kepentingan
b. Peserta Pemilihan/penyedia yang dikenakan sanksi daftar hitam:dan
c. Pakta Integritas;
IV Penambahan Waktu
Penambahan jangka waktu pemenuhan penambahan persyaratan pada
Penambahan Persyaratan Akta Pendirian Cabang ini tidak diberikan;
(estimasi waktu minimal/paling kurang ditambah estimasi waktu pemenuhan
penambahan persyaratan)
V Kriteria : 1. Akta Pendirian Cabang
Evaluasi Menyampaikan Akta Penunjukkan/Perubahan pengurus
perwakilan Cabang menjelaskan dan menarasikan kalimat
sebagai berikut :
Di dalam akta pendirian dan atau perubahan
cabang/perwakilan perusahaan bahwa semua
permasalahan Administrasi, Keuangan termasuk
Hutang Piutang, Hukum dan Lain-lain berlaku juga dan
menjadi tanggung jawab untuk kantor
cabang/perwakilan lainnya dan kantor pusat
perusahaan.
II Dasar Hukum/Pertimbangan
1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, yaitu
Pasal 112;
Ayat (2); Gubernur dapat mengembangkan kebijakan khusus Pembinaan Jasa
Konstruksi dalam lingkup daerah provinsi.
Ayat (3); Kebijakan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. kerjasama operasi dan/atau kemitraan badan usaha Jasa
Konstruksi luar daerah dengan badan usaha Jasa Konstruksi
provinsi; dan/atau
b. penggunaan Subpenyedia Jasa daerah.
Ayat (4); Penetapan kebijakan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan dengan ketentuan:
a. pendanaan bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah; dan
b. Pekerjaan Konstruksi mempunyai kriteria berisiko kecil sampai
dengan sedang, berteknologi sederhana sampai dengan madya,
dan berbiaya kecil sampai dengan sedang.
Ayat (5); Gubernur menetapkan kebijakan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) berupa Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Kepala
Daerah.
Ayat (6); Penetapan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Kepala Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
SUBKONTRAK
Pasal 6, Ayat 3;
Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a. Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran diatas
Rp.25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib mensubkontrakkan
sebagian pekerjaan utama kepada penyedia jasa spesialis (apabila telah
tersedia penyedia jasa spesialis), dan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil Daerah (kecuali tidak
tersedia sub penyedia jasa yang dimaksud);
b. Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran diatas Rp. 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) wajib :
1. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa spesialis), dan dalam
penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa spesialis tersebut; dan
2. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama kepada penyedia jasa Usaha Kecil dari lokasi pekerjaan
provinsi setempat (kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa daerah
setempat yang dimaksud), dan dalam penawarannya sudah
menominasikan sub penyedia jasa Usaha Kecil tersebut.
3. spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa spesialis), dan dalam
penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa spesialis tersebut;
I Latar Belakang
Dalam upaya mencegah terhambatnya pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi
dan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, berlandaskan tujuan dari
Value For Money yaitu mendapatkan hasil yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, terukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia.
II Dasar Hukum/Pertimbangan
1. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
(LLAJ).
Pasal 49;
Ayat (1), Kendaraan Bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang
diimpor, dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan
di Jalan wajib dilakukan pengujian;
Ayat (2), Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. uji tipe; dan
b. uji berkala.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan.
Pasal 121;
Ayat (1), Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan yang
akan dioperasikan di jalan wajib dilakukan pengujian;
Ayat (2), Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi yang dibuat atau dirakit
di dalam negeri dan/atau diimpor.
Ayat (3), Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Uji Tipe; dan
b. Uji Berkala.
Ayat (4), Dalam pelaksanaan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
jenis Kendaraan Bermotor dibagi ke dalam kategori:
a. L1, L2, L3, L4 dan L5 untuk Sepeda Motor;
b. M1 untuk Mobil Penumpang;
c. M2 dan M3 untuk Mobil Bus; dan
d. N1, N2, N3, O1, O2, O3, dan O4 untuk Mobil Barang
3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 133 Tahun 2015 Tentang Pengujian
Berkala Kendraan Bermotor.
Pasal 4;
Ayat (1), Mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan,
dan kereta tempelan yang dioprasikan di jalan wajib dilakukan uji berkala
Ayat (2), Uji Berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Pendaftaran kendaraan wajib uji berkala;
b. Uji berkala pertama; dan
c. Uji berkala perpanjangan masa berlaku.
4. Memperhatikan
Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2022
Tentang Larangan Penggunaan Kendaraan Berdimensi Lebih Dan/Atau Bermuatan
Lebih Pada Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
III Dampak Penambahan Persyaratan
I. Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Program Zero Over Dimension-Overload
(ODOL) Nasional Tahun 2023:
a. Penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/atau bermuatan lebih untuk
pengangkutan material dan peralatan konstruksi pada penyelenggaraan jasa
konstruksi yang berpotensi menimbulkan atau mempercepat kerusakan jalan
dan/atau jembatan, serta merugikan keselamatan dan kenyamanan publik perlu
dilakukan upaya pelarangan penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/atau
bermuatan lebih;
b. Pengaturan tentang pelarangan penggunaan kendaraan berdimensi lebih
dan/atau bermuatan lebih pada penyelenggaraan jasa konstruksi ini merupakan
bagian dari kebijakan untuk mewujudkan keselamatan konstruksi yaitu
keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan pada setiap tahapan
penyelenggaraan jasa konstruksi;
c. Memitigasi/mengupayakan agar tidak terjadi adanya pelanggaran penggunaan
kendaraan berdimensi lebih dan/atau bermuatan lebih (over dimension-overload)
untuk mobilisasi/demobilisasi pengangkutan material dan peralatan konstruksi dan
menindaklanjuti sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sebagaimana dalam
Persyaratan Teknis Dokumen Pemilihan Tender dan Dokumen kontrak Untuk
Angkutan barang (mobilisasi/demobilisasi bahan Material) perlu memperkuat
penyelenggaraan dokumen Uji Laik Kendaraan atau KIR sebagai tanda bahwa
kendaraan tersebut layak digunakan secara teknis di jalan raya;
d. Membahas dan menyetujui bersama Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi terkait
larangan penggunaan kendaraan berdimensi lebih dan/atau bermuatan lebih
(over dimension-overload) dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (pre-
construction meeting);
II. Pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan merupakan salah satu
diantanya kelengkapan adminisitrasi agar mencegah kendaraan berdimensi lebih
dan/atau bermuatan lebih (over dimension-overload) dengan tujuan untuk
memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan
bermotor, mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor, serta
memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
IV Penambahan Waktu
Penambahan jangka waktu pemenuhan penambahan persyaratan diberikan 1 hari
kalender
V a. Kriteria : 1. Peserta Tender dalam pemenuhan Persyaratan Tambahan dan
Evaluasi Evaluasi Dokumen Teknis Tambahan untuk Peralatan Utama
Tender pada Tender Pekerjaan ini, dengan kriteria wajib dilengkapi :
Jenis Peralatan
Utama
Dokumen Uji Berkala
No. (Angkutan
(Laik Operasi/Jalan)
Barang/Bahan
Material)
1. Truck Asphalt Uji KIR yang Masih Berlaku
Distributor (min. masa berlaku sama dengan
Tanggal / Bulan / Tahun Terhitung
Jadwal Tahap Pembukaan Dokumen
Penawaran pada SPSE)
2. Dump Truck Uji KIR yang Masih Berlaku
(min. masa berlaku sama dengan
Tanggal / Bulan / Tahun Terhitung
Jadwal Tahap Pembukaan Dokumen
Penawaran pada SPSE)
b. Pengawasan 2. Calon Pemenang/Penyedia pada Tender Pekerjaan ini, dalam
Pada hal :
Pelaksanaan a. Dilarang menggunakan kendaraan berdimensi lebih dan/atau
Kontrak
bermuatan lebih (over dimension - overload) untuk
mobilisasi/demobilisasi pengangkutan material dan peralatan
konstruksi, dan dibahas ;
1) Disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak/pre construction meeting (PCM);
2) Pengangkutan material dan peralatan konstruksi yang
mengacu pada spesifikasi teknis, yang dituangkan dalam
Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP);
3) Menghentikan sementara pelaksanaan pekerjaan
konstruksi apabila ditemukan penggunaan kendaraan
berdimensi lebih dan/atau bermuatan lebih (over
dimension-overload) untuk mobilisasi/demobilisasi
pengangkutan material dan peralatan konstruksi di lokasi
pekerjaan konstruksi;
4) Evaluasi terhadap adanya pelanggaran penggunaan
kendaraan berdimensi lebih dan/atau bermuatan lebih
(over dimension - overload) untuk mobilisasi/demobilisasi
pengangkutan material dan peralatan konstruksi dan
menindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan
pembahasan;
Penambahan persyaratan sebagaimana dimaksud diatas, telah mempertimbangkan
a. Persaingan usaha yang sehat dan penambahan jangka waktu pemenuhan persyaratan; dan
b. Tidak bertentangan dengan prinsip pengadaan, etika pengadaan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Memperhatikan :
1. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 16.1/SE/Db/2020 tentang
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan (Revisi 2).
2. Manual Konstruksi dan Bangunan Nomor 001-2/BM/2007 tentang Pemeriksaan
Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas (Asphalt Mixing Plant) Buku 2 Pemeriksaan
Kelaikan Operasi. h. Manual Konstruksi dan Bangunan Nomor 002/BM/2010
tentang Pemeriksaan Peralatan Produksi Campuran Beton Semen (Batching Plant).
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sertifikasi Laik Operasi Asphalt Mixing Plant
(AMP) dan Batching Plant SOP/UPM/DJBM-79 rev:01.
Pertimbangan
1) Asphalt Mixing Plant, selanjutnya disebut AMP adalah suatu unit mesin atau
peralatan yang digunakan untuk memproduksi material campuran antara aspal
dengan material agregat.
2) Pemilik AMP adalah kontraktor atau penyedia jasa konstruksi yang memiliki
dan/atau mempergunakan AMP nya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
jalan dan jembatan.
3) Pemeriksaan Kelaikan Operasi Peralatan AMP adalah pemeriksaan kondisi tiap
komponen peralatan AMP, apakah kondisinya secara teknis baik atau rusak,
sehingga dapat disimpulkan laik operasi untuk dioperasikan.
4) Sertifikat Laik Operasi AMP adalah Surat Keterangan yang memberikan pernyataan
bahwa peralatan seperti tercantum dalam sertifikat tersebut dalam keadaan laik
operasi setelah melalui pemeriksaan teknis kondisi peralatan yang bersangkutan
seperti pemeriksaan kelengkapan komponen peralatan dan kondisi peralatan, yang
pemeriksaannya dilakukan oleh satu tim pemeriksa.
III Dampak Penambahan Persyaratan
Sertifikasi Laik Operasi Asphalt Mixing Plant (AMP) agar dapat menjamin kinerja
AMP yang handal sesuai dengan Kualitias, Kuantitas, Spesifikasi, Mutu dan Suhu
berdasarkan persyaratan yang berlaku dan sebagaimana berlandaskan tujuan dari
Value For Money yaitu mendapatkan hasil yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, terukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan
penyedia.
IV Penambahan Waktu
Diberikan waktu untuk 1 (satu) Hari Kalender
V Kriteria : Peserta Tender dalam pemenuhan Persyaratan Tambahan dan
Evaluasi Evaluasi Dokumen Teknis Tambahan Wajib menyampaikan /
mengupload / melampirkan Dokumen Tambahan Untuk Peralatan
Utama Asphalt Mixing Plant yaitu (Sertifikasi Laik Operasi
Asphalt Mixing Plant).
Pemenuhan Dokumen Teknis
Peralatan Utama
Tambahan
Asphalt Mixing Plant Sertifikasi Laik Operasi Asphalt Mixing
Plant yang masih berlaku, dengan
batas waktu minimal sama dengan
Batas Akhir Tanggal, Bulan dan
Tahun dalam Tahap Upload Dokumen
Penawaran yang tercantum dalam
Aplikasi SPSE
Pertimbangan
Pasal 2
UTTP yang secara langsung atau tidak langsung digunakan atau disimpan
dalam keadaan siap pakai untuk kepertuan menentukan hasil pengukuran,
penakaran, atau penimbangan untuk :
a.kepentingan umum; b.usaha; c.menyerahkan atau menerima barang; d.
menentukan pungutan atau upah; e. menentukan produk akhir dalam
perusahaan; f. melaksanakan peraturan perundang-undangan; wajib ditera dan
ditera ulang.
Pasal 3
UTTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi syarat sebagai
berikut : a. menggunakan satuan Sistem Internasional (SI) dan
berdasarkan desimal, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2
Tahun 1981; b. dibuat dari bahan yang tahan aus, tahan perubahan bentuk,
tahan pengaruh cuaca, dan konstruksinya sesuai dengan penggunaannya yang
wajar, serta menjamin ketahanan sifat ukurnya dan tidak mudah memberikan
kesempatan untuk dapat dilakukannya perbuatan curang.
3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68 Tahun 2018 tentang Tera dan Tera
Ulang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya.
1) Pasal 2
Ayat (1) Kegiatan Tera dan Tera Ulang meliputi:
a. Pemeriksaan;
b. Pengujian; dan
c. pembubuhan tanda Tera.
Ayat (2) Pemeriksaan dan Pengujian dilakukan terhadap UTTP sebelum
dibubuhi tanda Tera.
Ayat (3) Pengujian terhadap UTTP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan menggunakan standar ukuran yang telah tertelusur.
Ayat (4) Pemeriksaan, Pengujian, dan pembubuhan tanda Tera dilakukan
berdasarkan syarat teknis Alat Ukur, Alat Takar, atau Alat Timbang.
2) Pasal 3
Ayat (1) Tera dan Tera Ulang dilakukan terhadap:
a. UTTP produksi dalam negeri; dan
b. UTTP asal impor.
Ayat (2) Tera wajib dilakukan terhadap UTTP produksi dalam negeri dan
asal impor sebelum ditawarkan, dijual, disewakan, diserahkan atau
diadakan sebagai persediaan.
Ayat (3) Tera Ulang wajib dilakukan terhadap UTTP yang:
a. habis masa berlaku tanda sahnya;
b. tanda Tera rusak dan/atau kawat segelnya putus;
c. dilakukan perbaikan atau perubahan yang dapat mempengaruhi
penunjukan; dan
d. penunjukannya menyimpang dari syarat teknis Alat Ukur, Alat Takar,
atau Alat Timbang.
III Dampak Penambahan Persyaratan
Jenis UTTP Asphalt Mixing Plant, sesuai dengan satuan Sistem Internasional (SI) dan
berdasarkan desimal serta dibuat dari bahan yang tahan aus, tahan perubahan
bentuk, tahan pengaruh cuaca, dan konstruksinya sesuai dengan penggunaannya
yang wajar, serta menjamin ketahanan sifat ukurnya dan tidak mudah memberikan
kesempatan untuk dapat dilakukannya perbuatan curang. Sebagaimana berlandaskan
tujuan dari Value For Money yaitu mendapatkan hasil yang tepat dari setiap uang
yang dibelanjakan, terukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan
penyedia.
IV Penambahan Waktu
Diberikan waktu untuk 1 (satu) Hari Kalender
V Kriteria : Peserta Tender dalam pemenuhan Persyaratan Tambahan dan
Evaluasi Evaluasi Dokumen Teknis Tambahan Wajib menyampaikan /
mengupload / melampirkan Dokumen Tambahan Untuk Peralatan
Utama Asphalt Mixing Plant yaitu (Surat Keterangan Hasil
Pengujian Alat Ukur UTTP Untuk Pengesahan Tera / Tera
Ulang).
Pemenuhan Dokumen Teknis
Peralatan Utama
Tambahan
Asphalt Mixing Plant Surat Keterangan Hasil Pengujian Alat
Ukur UTTP Untuk Pengesahan Tera /
Tera Ulang yang masih berlaku,
dengan batas waktu minimal sama
dengan Batas Akhir Tanggal, Bulan
dan Tahun dalam Tahap Upload
Dokumen Penawaran yang tercantum
dalam Aplikasi SPSE